
2 minute read
latar belakang
Housing merupakan salah satu tipologi atau jenis fungsi yang sudah pasti akan selalu ada di setiap negara di penjuru dunia. Housing yang baik juga merupakan aspek yang menunjang kualitas hidup manusia. Desain yang dihasilkan sebagai “wajah” dari perumahan, seringkali memiliki nilai tersirat yang ingin menyampaikan/menunjukkan pesan mengenai kekhasan atau ciri khas dari konteks dimana rumah itu didirikan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses mendesain rumah, perancang akan selalu merespon atau melihat kondisi di masa sekarang (present). Kondisi dimana dunia selalu bertransformasi dan mengalami perubahan setiap saat. Salah satu pendekatan desain dalam membangun bangunan adalah dengan melihat aspek regional atau kawasannya disebut arsitektur regionalisme. Arsitektur regionalisme merupakan respon dalam mengolah suatu kawasan atau bangunan yang di latar berlatar belakangi oleh konteks setempat. Konteks setempat ini bisa berarti cuaca atau iklim, sejarah, budaya, topografi, dan lain sebagainya yang merupakan identitas suatu tempat.
Advertisement
Latar belakang ini, dirancang penulis makalah setelah membaca buku Architecture of Regionalism in the Age of Globalization dari Liane Lefaivre. Kesimpulan yang ditarik setelah membaca buku tersebut membuat penulis makalah ingin menggali lebih dalam dengan menjadikan ini sebagai titik berangkat meriset dan mencari tahu mengenai peranan globalisasi dan regionalisme dalam desain bangunan di masa sekarang. Selain itu, domisili penulis makalah yang berada di kawasan Asia Tenggara menjadi latar belakang proses penelitian ini.
Jika dilihat, lahan kosong yang tersedia di luar sana semakin menipis. Entah karena pembangunan yang pesat karena teknologi yang memperbolehkan manusia membangun dalam waktu yang relatif cepat, atau penggunaan lahan yang tidak efisien atau bahkan tidak terencananya tata kota yang baik sehingga banyak lahan yang tidak terpakai sebagaimana mestinya (land degradation). Apapun alasannya, ini semua, menjadi latar belakang para perancang memutar otak dan melihat banyak kemungkinan dalam merancang housing. Salah satunya dengan membuat bangunan hunian vertikal (bangunan yang disusun menumpuk ke atas beberapa tingkat lantai sehingga menjadi sebuah gedung).
Pendekatan dalam mendesain hunian pada zaman sebelum tekonologi dan kecerdasan komputer mendominasi, nampaknya lebih mengedepankan aspek kultural dan fungsional ke arah pencegahan/preventif dari yang dapat diakibatkan oleh regional setempat. Contoh, rumah Gadang dari Minangkabau sAelain memiliki fungsi filosofis (atapnya sebagai ‘perahu’ dan ‘tanduk’) dan nilai sosial-budaya (ukiran pada fasad dan jumlah kamar), juga memiliki fungsi keamanaan yaitu dibuat agak (rumah panggung) naik sehingga mencegah datangnya binatang liar, banjir, dsb.
Selain itu, pengembangan kompleks hunian lebih menyebar secara horizontal karena persepsi ‘rumah’ yang sudah terfiksasi sebagai bangunan yang selayaknya ada di permukaan tanah. Ditambah, belum adanya teknologi semaju sekarang yang memperbolehkan para perancang untuk mengulik berbagai kemungkinan (modelling dan computational estimation) sehingga desainnya cenderung bermain ‘aman’ dan ‘low-risk’.
Berbeda pada zaman sekarang yang telah terpapar teknologi, kemajuan teknologi, dan informasi. Dimana pendekatan desain pada rumah hunian tidak lagi menyebar secara horizontal, tetapi secara vertikal dengan elemen fisika bangunan yang lebih mengedepankan fungsional ke arah ‘hidup bersama’ dan pemanfaatan dari regional setempat. Juga, ditambah dengan kemajuan teknologi, para perancang bisa memiliki banyak kemungkinan dan kebebesana dalam berkesplorasi. Contoh, bangunan-bangunan tinggi sekarang tidak hanya preventif, tetapi juga koperatif. Dimana misalnya selain selubung bangunan tidak hanya berfungsi sebagai double façade yang mencegah panas masuk terlalu banyak, tetapi juga bisa berfungsi sebagai sumber energi yang digunakan dalam bangunan green building. Nampaknya persepsi ‘rumah’ lebih ke arah ke praktisan dan keefektifan dalam menjangkau banyak pusat dan titik kota sehingga sekarang banyak muncul apartemen yang terkoneksi dengan mall.