Cahaya Ramadhan 1432 H.

Page 1

REPUBLIKA

1432 H

JUMAT 19 AGUSTUS 2011

25

Mutiara Hadis Dari Sumay, maula Abu Bakar bin Abdurrahman bin alHarits bin Hisyam bin al-Mughirah, sesungguhnya dia mendengar Abu Bakar bin Abdurrahman (berkata), “Aku dan bapakku pergi menemui Aisyah RA. Lalu Aisyah berkata, “Aku bersaksi atas nama Rasulullah SAW bahwa beliau pernah dalam keadaan junub karena bersetubuh, bukan karena mimpi, kemudian beliau tetap berpuasa.” (HR Bukhari no 1931)

Khas

Jalan Layang, Takjil, dan Matahari Terbenam ila dalam ‘Begadang II’ Rhoma Irama menyarankan anak-anak muda tak mampu bermalam Minggu di warung kopi, Roni Waluyo punya cara tersendiri untuk membuat berbuka puasa menjadi lain dari biasa. Bukan di sebuah resto mahal dengan menu menerbitkan liur. Roni memilih melepas puasa di atas jalan layang. Seperti Muslim lain, Roni menjadikan waktu berbuka sebuah momen sakral yang lain dari biasa. Itu bukan sekadar makan, karena bila hanya memasukkan makanan ke mulut, kapan pun bisa. Karena itu, ia ingin menjadikan saat berbuka itu lain, nyaman, di tengah teman-temannya. “Di sini menyenangkan, bisa menyaksikan matahari terbenam, tenggelam sedikit demi sedikit, sementara kita siap dengan minuman pembatal puasa dan makanan takjil,” kata Roni (21 tahun), yang Rabu (17/8) lalu nongkrong di jalan layang (fly-over) Pasar Rebo, Jakarta Timur. Tak perlu ke pantai-pantai indah yang meniscayakan keluarnya banyak dana. Sore itu, fly-over yang menghubungkan Jalan Raya Bogor-Jalan Kramat Jati itu pun ramai dikunjungi para anak muda bersepeda motor. Jarang yang datang sendiri. Biasanya mereka datang berdua-dua, berboncengan. Kebanyakan pasangan berlainan jenis. Mungkin saja pacaran. Roni tergolong anomali karena sendiri. “Masih menunggu teman,” ujar Roni, terdengar seolah membela diri. Lain dibanding hari-hari biasa, saat Ramadhan jalan layang itu dipenuhi pedagang. Kian mendekati Maghrib, pedagang bertambah banyak. Selain pedagang buah dan siomay, penjual es dan aneka kolak pun berjejer. Mereka menawarkan makanan takjil itu dengan suara nyaring. Masing-masing mengejar agar dagangan bisa ludes sebelum Maghrib. Setelah itu, biasanya pembeli jauh berkurang. Roni bersama temannya yang kini telah datang itu telah memegang masing-masing gelas plastik bertutup. “Es campur,” kata dia. Pandangannya sering kali ia arahkan ke barat, ke tempat matahari yang akan terbenam. Bahagialah Roni dan kawan-kawan. Pemandangan matahari terbenam sore itu benar-benar indah. Warnanya yang jingga seolah menyejukkan mata. Besar dan begitu bulat. Penuh. Roni menyaksikan matahari perlahan-lahan turun. Saat didengarnya azan Magrib, diseruputnya es campur dalam gelas plastik itu. Matanya tetap terarah pada matahari yang kini tinggal larikan cahaya semburat. Disedotnya es hingga habis. Suasana berubah ketika dua orang teman Roni yang lain datang. Ketika hanya berdua, Roni dan temannya begitu serius menikmati terbenam matahari. Cenderung syahdu, malah. Namun, ketika temannya bertambah, apalagi matahari pun sudah hilang, suasana syahdu itu tak terlihat lagi. Mereka asyik bercanda, saling mengejek dan tertawa bersama. Mengapa tempat yang berbahaya seperti fly-over justru yang mereka pilih? “Biar ada tantangannya,” jawab Roni. Roni mengaku pernah beberapa kali nongkrong di flyover yang dikenal sebagai ‘jembatan cinta’ itu. Ia seolah ketagihan. “Saya suka pemandangannya,” kata dia. Bukan hanya Roni yang menyuki pemandangan dari sana. Seorang gadis yang terlihat masih berumur belasan, Alin Triana, juga menyatakan hal serupa. Ia mengaku senang menyaksikan matahari terbenam dari atas jalan layang itu. Tak jarang ia berhenti sebentar untuk menikmati pemandangan matahari itu. “Seringnya saya sendiri, namun karena ini mau buka bersama di sini, datangnya beramai-ramai deh,” ujar dia. n c05 ed: darmawan sepriyossa

B IMAM BUDI UTOMO/REPUBLIKA

LONJAKAN PENUMPANG

Ribuan penumpang arus mudik terlihat berjubel antre untuk masuk ke kapal Sinabung jurusan Surabaya, Mataram, Ambon dan Papua di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (18/8). Lonjakan arus mudik penumpang yang menggunakan jasa transportasi laut sudah mulai memadati pelabuhan.

MENUNGGU BEDUK DI RUANG TERBUKA

Menikmati alam sambil mengagumi kebesaran Tuhan.

S

elain mal dan sejumlah pusat keramaian lain seperti restoran, tempat seperti ruang terbuka hijau menjadi alternatif tempat ngabuburit yang tidak kalah mengasyikkan. Bahkan, lokasi yang mampu menyatukan manusia dengan alam tersebut membuat detik-detik menjelang beduk Maghrib seolah berlalu terlalu cepat. Seperti Rabu (17/8) sore itu. Siti Nabila Ais (7) dan adiknya, Rafiq al-Khadijen (4), berkejaran di atas tanah berselimut rumput yang rindang oleh pepohonan berdaun rimbun. Kedua orang tua mereka, Syahrudin dan Jamilah, mengawasi dari jauh sambil duduk beralas rumput, tepat di tepi Danau Balairung Universitas Indonesia (UI). Syahrudin tampak menikmati semilir angin sore seraya mengamati tingkah polah beberapa ikan yang juga menikmati sore itu dengan menyembul-nyembul ke permukaan air danau. Sementara Jamilah, tak sekejap pun melepaskan pandangan dari dua

buah hatinya. Sesekali, ia mengingatkan keduanya agar berhati-hati dan tidak berlarian terlalu jauh. “Anak-anak suka ngajak jalan-jalan saat sore, sambil menunggu azan Maghrib,” ujar Jamilah menjelaskan alasan keberadaan mereka di sana sore itu. Syahrudin menimpali, ia bersama istri dan anak-anaknya mengunjungi tempat-tempat berbeda hampir setiap sorenya saat Ramadhan. “Salah satu tempat yang paling nyaman ya di sini, tempatnya tenang. Pulangnya nanti menjelang azan,” kata pria yang mengaku cukup sering mengunjungi tempat tersebut. Lelah berlarian, Rafiq menghambur ke pangkuan ayahnya dan turut asyik mengamati ikan, sementara Ais duduk menghampiri ibunya sambil menceritakan pengalaman puasanya kepada Republika. “Mulai tahun ini aku puasa penuh, kak. Tapi, shalatnya masih bolong-bolong,” ujar Ais tersipu. Untuk menunggu waktu berbuka, siswa kelas I SDN Pondok Cina 2 itu mengaku senang menghabiskan waktu dengan bermain. “Kalau di rumah, mainnya sama teman-teman,” kata dia. Ais juga mengaku senang bermain-main di area kampus tersebut karena ia bisa bebas berlarian dan melihat ikan berenang. Dengan begitu, katanya, puasa jadi tidak terasa.

Di sudut lain, sekumpulan mahasiswa asyik berkumpul di tepi danau. Juga beralaskan rumput. Sambil bercengkrama, mereka tampak sibuk menyelesaikan satu pekerjaan bersamasama semacam tugas kelompok. Beberapa orang mengajak anjingnya berjalan-jalan menyusuri jalan setapak yang dipagari pepohonan. Beberapa lainnya duduk di bangku-bangku taman, membicarakan entah apa. Aktivitas lain yang cukup menyita perhatian adalah yang dilakukan sejumlah pemancing. Meski terpancang papan yang jelas bertuliskan ‘Dilarang Memancing,’ mereka tak acuh. Mungkin karena ketidakacuhan itu, peraturan akhirnya diperlonggar. “Boleh mulai jam setengah enam sore,” kata Sudadi (55), salah satu warga yang memancing di danau tersebut saban hari. Sudadi menjelaskan, saat sore kawasan tersebut biasa dijaga oleh petugas keamanan kampus. Penjagaan berakhir pada pukul 17.30 WIB. Sudadi dan rekanrekannya memaknai bahwa selepas itu mereka boleh memancing. Kalaupun tetap tidak diperbolehkan, toh ia dan teman-temannya telah berbulanbulan bahkan bertahun-tahun memancing di sana. Pria yang hobi memancing itu tak ambil pusing, “Saat kail ditarik ikan, di situ sensasinya.” Ia cukup sial, umpannya tak

dilirik seekor ikan pun sore itu. “Di sini kebanyakan ikan sapusapu, saya nyoba saja hari ini. Biasanya saya mancing di sana, banyak mujahirnya,” ujar dia, menunjuk satu titik yang cukup ramai oleh pemancing. Dari aktivitasnya itu, Sudadi mengaku pernah membawa pulang hingga lima kilogram ikan. Selain untuk menyalurkan hobi, Sudadi merasa aktivitasnya cukup berguna untuk membunuh waktu saat menunggu waktu berbuka. “Daripada di rumah, paling hiburannya tv, bosen,” ujarnya ringan. Untuk itu, ia selalu mendatangi danau tersebut setiap sore, meski untuk itu ia harus merogoh kantong untuk membeli cacing susu untuk umpannya. “Sepuluh ekor cacing harganya Rp 2.500. Cacing susu lebih mahal dari cacing lainnya,” kata dia, menjelaskan. Saat langit mulai gelap, Sudadi memenuhi ajakan rekannya, Warto, untuk pulang. Ia segera membersihkan pancing dari umpan yang gagal menarik minat ikan itu. Melipat joran dan menggulung kenurnya. Lalu memasukkan semua ke dalam tas pancing. Mantan petugas kereta api di Stasiun UI itu mencangklong tasnya dan bergegas menghampiri sepeda yang diparkirnya tak jauh dari danau. Azan sayup berkumandang dari kejauhan. n c15 ed: darmawan sepriyossa


1432 H JUMAT 19 AGUSTUS 2011

REPUBLIKA

Puasa Pengungsi Kebakaran A Syalaby Ichsan

Makan sahur dan buka seadanya.

T

iga belas Ramadhan 1432 Hijriah menjadi hari tidak terlupakan bagi warga RT 013/RW 05, Tanah Sereal, Tambora, Jakarta Barat. Sekitar pukul 10.00 WIB, percikan api muncul dari rumah kayu milik Ruminah. Api kemudian menjalar cepat. Tidak sampai dua jam, lima rumah tempat tinggal 12 kepala keluarga hangus terbakar. Termasuk rumah pasangan suami istri, Saadi dan Sadiyah. “Yang tersisa cuma baju,” ujar Sadiyah saat berbincang dengan Republika di pengungsian di se-

buah ruko, Tambora, Rabu (18/8). Sadiyah boleh bersyukur. Nyawanya beserta suami, anak, dan cucu tidak melayang di hari nahas itu. Ia kini harus hidup bersama keluarga dan kerabatnya di pengungsian. Menjalankan ibadah puasa sekadarnya. Ketika Azan Maghrib berkumandang, Sadiyah akan berlalu ke rumah kerabatnya yang tidak terlampau jauh untuk menuntaskan sedikit dahaga dan rasa lapar. Untuk makan sahur, Sadiyah harus menunggu jatah makan hasil sumbangan warga setempat dengan lauk seadanya. Mi instan terkadang dengan telur. Sebelumnya, Saadi dan Sadiyah merupakan pedagang nasi uduk dan nasi rames. Sedari pagi mereka berjualan hingga petang tiba. Untuk mencari sedikit rezeki demi keberlangsungan hidupnya. Mereka tinggal di rumah sederhana berbahan kayu

dan papan. Ukurannya pun tidak seberapa, hanya sembilan kali sembilan meter persegi. Ukuran yang membuat sesak mengingat pasangan ini harus berbagi dengan empat kepala keluarga lain yang masih menjadi saudara. Jumlah warga rumah ini cukup banyak, sekitar 20 orang. Memasuki Ramadhan, meja makan yang disulap menjadi warung nasi itu pun harus mengubah jam operasional. Sadiyah menjajakan nasi uduk untuk pilihan menu berbuka warga sekitar. “Sampai kebakaran itu datang,” kenang Saadi. Ganasnya api, ungkapnya, membuat rumah yang berbahan kayu itu musnah dilalap api. Ahad nanti, mereka harus kembali ke rumahnya yang baru saja terbakar. Tidak ada dinding dan atap permanen. Hanya tembok kayu dan atap terpal. Mereka harus menjalani puasa tahun ini dengan cobaan lebih berat. Saadi pun

memutar otak. Rencananya, ia akan pulang ke Tegal menemui anaknya pada tanggal 29 Agustus nanti. “Sambil ngumpulin uang buat bangun rumah,” ujarnya. Sadiyah mengamini. Ia berharap puasa yang dilakoninya akan menjadi hikmah bermakna untuknya dan keluarganya kelak. Baginya, diperlukan keajaiban untuk tinggal dan bertahan di bedeng kayu itu meski hanya sementara. Camat Tambora, Isnawa Ajie, mengungkapkan dalam tahun ini sudah terjadi 16 kebakaran di Kecamatan Tambora. Umumnya, tutur Isnawa, kebakaran tersebut disebabkan oleh arus pendek. “Dalam setahun rate-nya bisa 30 kebakaran,” ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu (18/8). Isnawa mengimbau kepada warganya agar memperhatikan penggunaan listrik selama musim mudik kali ini. n ed: subroto

Festival Tanglong Semarakkan Ramadhan

MEMBUAT PARCEL

ERIC IRENG/ANTARA

Seorang siswa TK menata parcel hasil karya sendiri di Sekolah Al Azhar Surabaya, Kamis (18/8). Parcel hasil karya siswa yang akan diberikan kepada ratusan dhuafa tersebut, bertujuan untuk menumbuhkan kepekaan peduli sesama pada para siswa.

BANJARBARU — Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, punya kegiatan selama bulan Ramadhan. Kegiatan tersebut adalah festival tanglong dan bagarakan sahur. Wali Kota Ruzaidin Noor mengatakan, festival ‘tanglong’ dan ‘bagarakan’ sahur merupakan salah satu cara menyemarakkan bulan Ramadhan di daerah itu yang perlu dilestarikan. “Festival diisi dengan kegiatan bernuansa Islami sehingga cukup tepat dilakukan sebagai salah satu cara menyemarakkan bulan Ramadhan,” ujar wali kota di Banjarbaru, seperti dikutip Antara, Kamis (18/8). Ia mengatakan, kegiatan tahunan yang dilaksanakan Ahad (21/8) malam bertepatan 21 Ramadhan 1432 Hijriah itu juga diharapkan menjadi sarana hiburan bagi masyarakat Banjarbaru maupun Kalimantan Selatan (Kalsel) umumnya. Menurut dia, setiap peserta tanglong (lampion) diminta menampilkan kreativitas terbaik seperti miniatur masjid, Ka’bah, bulan sabit, unta, dan kaligrafi tetapi tidak diperbolehkan menampilkan figur rasul atau nabi.

“Nuansa Islami muncul karena kreativitas yang ditampilkan menggambarkan miniatur bangunan tempat ibadah maupun benda lain ciptaan Allah yang mencirikan budaya Islam,” ungkapnya. Sementara, “bagarakan” (membangunkan) sahur juga kental dengan suasana bulan Ramadhan dan sering dijadikan anggota masyarakat sebagai sarana membangunkan orang untuk sahur. “Ritual membangunkan sahur identik dengan masyarakat Kalsel dan dilombakan dalam festival yang diharapkan dapat lebih menggugah masyarakat untuk melestarikan salah satu budaya daerah,” ujarnya. Festival kali ini berbeda dibanding tahun lalu di mana acara diawali buka puasa bersama dengan peserta festival yang dipusatkan di gedung Bina Satria Banjarbaru. Seusai buka puasa bersama dilanjutkan shalat Maghrib, Isya, serta tarawih berjamaah diteruskan pembukaan festival yang dipusatkan di lapangan Murdjani depan Balai Kota Banjarbaru. n ed: subroto

26

Konsultasi Puasa Diasuh oleh Prof Dr KH Achmad Satori Ismail Jika ada pertanyaan seputar puasa, silahkan kirim pertanyaan Anda ke e-mail : puasa@republika.co.id

Kapan Malam Lailatul Qadar Assalamualaikum wr. wb. Pak Ustaz, Menurut saya, tidak ada satu pun ayat yang menjelaskan secara tersirat mengenai kapan malam Lailatul Qadar akan datang. Apakah pada saat bulan Ramadhan atau bulan lainnya? Mengapa Lailatul Qadar hanya datang pada bulan Ramadhan? Mengapa pada bulan-bulan lain tidak ada malam itu? Siswanto, Margorukun, Surabaya

Waalaikumsalam wr. wb. Sesuai dengan ayat 185 surat Al-Baqarah dan hadis Rasulullah SAW, para ulama sepakat bahwa Lailatul Qadar terjadi pada malam bulan Ramadlan. Namun, malam ke berapa terjadinya, Alquran merahasiakannya. Ini semata agar umat Islam senantiasa menantinya sejak awal Ramadhan dengan meningkatkan ibadah sampai pada akhir Ramadhan. Oleh sebab itu, para ulama banyak yang berbeda pendapat tentang sekitar terjadinya Lailatul Qadar. Ada yang memberi penjelasan sebagai berikut. 1. Tanggal 17 Ramadhan, yaitu malam diturunkannya Alquran. Ini pendapat Zaid bin arqam dan Abdullah bin Zubair RA. (HR Ibnu Abi syaibah, Baihaqi, dan Bukhari). 2. Lailatul Qadar terjadi pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Diriwayatkan oleh Aisyah, Rasulullah SAW bersabda, “Carilah Lailatul Qadar pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. (HR Bukhari, Muslim, dan Baihaqi). 3. Lailatul Qadar terjadi pada malam tanggal 21 Ramadhan berdasarkan hadis riwayat Abu Said al Khudry yang dilaporkan oleh Bukhari dan Muslim. 4. Lailatul Qadar terjadi pada malam tanggal 23 Ramadhan berdasarkan hadis riwayat Abdullah bin Unais al Juhany, sebagaimana diriwayatkan Bukhari dan Muslim. 5. Lailatul Qadar terjadi pada malam tanggal 27 Ramadhan berdasarkan hadis riwayat Ibnu Umar dan seperti yang dikutp Imam Ahmad. Rasulullah SAW pernah menyampaikan kepada para sahabat yang sudah tua dan lemah sehingga tak mampu qiyam lama-lama, di mana mereka berkata: “Kapan mereka bisa mendapatkan Lailatul Qadar?” Rasulullah SAW menasihati mereka agar mencarinya pada malam ke27 bulan Ramadhan. (HR Thabrani dan Baihaqi). Wallahu a’lam. n

Imam Masjid Madinah di Mataram MATARAM — Imam Besar Masjid Qiblatain Madinah, Arab Saudi, Syekh Ahmad Khaleel, menghadiri kegiatan Nuzulul Quran yang digelar Pemerintah Kota Mataram, Rabu (17/8) malam. Selain mengundang imam besar Masjid Qiblatain Madinah, Pemerintah Kota Mataram juga menghadirkan Syekh Ali Jaber Al Madani, yang juga dari Madinah, Arab Saudi, untuk memberikan tausyiah Ramadhan. Kegiatan Nuzulul Quran yang digelar di halaman kantor Wali Kota Mataram, dihadiri oleh Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh, dan Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana. Hadir pula kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lingkup Pemerintah Kota Mataram, anggota DPRD Kota Mataram, serta ratusan warga Kota Mataram. Dalam ceramahnya, Syekh Ali Jaber Al Madani menekankan agar umat Muslim, khususnya di Kota Mataram, dapat meningkatkan

ibadahnya selama bulan Ramadhan, terutama dengan membaca Alquran. “Hanya dengan melihat Alquran sudah menjadi ibadah, apalagi kalau membaca, memahami artinya, bahkan menghafalnya dan mengamalkan,” ujarnya seperti dikutip Antara. Ia juga menganjurkan agar umat Muslim dapat menghatamkan Alquran pada bulan Ramadhan, serta memberikan cara cepat dan praktis menghatamkan Alquran. Caranya, antara lain, setiap selesai shalat membaca empat lembar. “Jika cara itu diterapkan, setiap shalat lima waktu sehari-semalam, setiap hari satu juz akan dibaca, dan dalam waktu 30 hari pasti akan khatam satu kali. Cara paling gampang dan ringan baca Alquran dua halaman sebelum dan sesudah shalat,” ujarnya. Menurut dia, Alquran merupakan pegangan hidup umat Muslim, sehingga siapa saja yang membaca

dan mengamalkannya, insya Allah segala urusan akan lancar serta akan bahagia dunia dan akhirat. “Oleh karena itu, saya berharap agar di Kota Mataram ini senantiasa dibuka berbagai program yang berkaitan dengan Alquran, mulai dari lomba membaca Alquran hingga lomba menghafal Alquran,” saran Syekh Ali Jaber Al Madani. Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh mengimbau kepada seluruh warga Kota Mataram, termasuk para pegawai di lingkup Pemerintah Kota Mataram, agar membaca Alquran dalam berbagai kesempatan, termasuk pada sela-sela bekerja. “Namun, tidak hanya di bulan Ramadhan, tetapi juga harus menjadi kebiasaan baik yang tidak dapat ditinggalkan,” ujarnya. Ia juga mengajak warganya untuk mengambil hikmah dari setiap perayaan Islam, salah satunya peringatan Nuzulul Quran, sehingga tidak hanya seremonial belaka. n ed: subroto

MOTOR KELUAR JAKARTA

ADITYA PRADANA PUTRA

Jejeran sepeda motor siap dipaketkan melalui jasa pengiriman di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Kamis (18/8). Selama musim libur Lebaran, Jakarta akan ditinggalkan sekitar enam juta sepeda motor untuk mudik ke berbagai daerah, baik di Jawa maupun pulau-pulau lainnya.


1432

27

JUMAT 19 AGUSTUS 2011

REPUBLIKA

Konsultasi Zakat Diasuh oleh Prof Dr M Amin Suma SH MA

PENUKARAN UANG

Jika ada pertanyaan seputar zakat, silahkan kirim pertanyaan Anda ke e-mail : puasa@republika.co.id

Seorang pria menawarkan jasa penukaran uang di kawasan Stasiun Kota, Jakarta Pusat, Kamis (18/8). Menjelang hari Raya Idul Fitri jasa penukaran uang pecahan Rp 1.000 hingga Rp 20.000 banyak diminati.

Zakat Anak dan Orang Tua Bisakah seorang ayah membayar zakat mal kepada anak perempuannya yang sudah menikah, tapi fakir? Bolehkah seorang anak laki-laki membayar zakat kepada bapak atau ibunya yang fakir? (Muhammad Amien, Cengkareng, Jakarta Barat)

PRAYOGI

Pentingnya Sahabat Spiritual Agung Sasongko

Sahabat spiritual tidak melulu sosok manusia, tapi juga bisa Alquran. JAKARTA — Bulan Ramadhan merupakan momentum yang baik bagi setiap Muslim untuk menemukan sahabat spiritual. Sebab, di tengah godaan setiap Muslim dalam berpuasa, akan tersaring sahabat yang mengajak untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. “Sebenarnya, tidak mesti bulan Ramadhan sebab 11 bulan sebelumnya hal itu dapat dilakukan, namun melihat dari betapa istimewanya Ramadhan, maka menemukan sahabat saat Ramadhan merupakan

anugerah,” tutur Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Nasarudin Umar, saat berceramah tentang Nuzulul Quran di Masjid Agung Sunda Kelapa, Rabu (17/8). Sahabat spiritual ini, menurut dia, bukan teman biasa, melainkan sosok sejati yang tidak hanya menjadi teman diskusi atau berbagi pengalaman, tetapi juga sosok yang mengasah ketajaman batin sahabatnya. “Alquran mengisyaratkan keutamaan sahabat spiritual dalam sejumlah ayat yang intinya mengajak setiap Muslim untuk bersama orang-orang menuju jalan kembali pada Allah SWT,” paparnya. Nasarudin menjelaskan kehadiran sahabat spiritual sangat penting bagi Muslim yang tengah menempuh perjalanan spiritual. Sebab, fungsi sahabat spiritual dapat menunjukkan penyakit-penyakit yang menghalangi setiap Muslim untuk dekat kepada Allah. Ia mampu

menanam dan menumbuhsuburkan rasa cinta kepada Allah. “Sahabat spiritual sejati tidak cukup hanya mengajak kita memasuki sebuah pintu, tetapi juga menghilangkan tabir antara dia dan diri kita. Sehingga, kita tidak pernah menyembunyikan masalah apa pun yang terlintas di dalam pikiran terhadapnya,” ungkapnya. Ia tidak hanya menuntun dengan ucapan, tetapi juga mengalirkan energi spiritual dan pikiran positif. Ia selalu mendampingi sahabatnya dalam keadaan sedang terjatuh di dalam kubangan dosa maupun di puncak spiritual. Ia pun selalu memicu sahabatnya untuk membersihkan diri dan meningkatkan keimanan dan ketakwaannya. Yang perlu diperhatikan, kata Nasaruddin, sahabat spiritual itu tidak melulu sosok manusia, bisa jadi Alquran, tasbih, sajadah, dan lainnya. Selain itu, apabila setiap Muslim

menemukan sahabat spiritual, hormati dan patuhi. “Insya Allah, mereka yang memiliki sahabat spiritual kian dekat atau bahkan begitu dekat dengan Allah SWT.”

Jawaban Zakat tidak boleh diberikan kepada orang yang menjadi tanggung jawab muzaki. Misalnya, seorang ayah tidak boleh memberi zakat kepada anaknya walaupun fakir/miskin karena anaknya masih tanggung jawab bapaknya meskipun sudah menikah. Seorang ayah tidak boleh membiarkan anaknya dalam keadaan miskin, sementara hidupnya berkecukupan. Apalagi jika sebaliknya, anaknya kaya dan orang tuanya miskin, sangat menjadi kewajiban anak memberikan nafkah kepada orang tuanya dan bukannya diberikan dari harta zakat. ■

Ukhuwah Sementara itu, Bupati Bogor Rachmat Yasin mengatakan, 17 Ramadhan perlu dimaknai sebagai wahana untuk meningkatkan ukhuwah atau ikatan persaudaraan. Disebutkan, ada tiga jenis ukhuwah yang harus diperkuat khususnya dalam bulan suci ini, yaitu ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan sesama umat Islam, ukhuwah wathaniyyah atau persaudaran sebangsa, dan ukhuwah basyariyyah atau persaudaraan kemanusiaan. “Ramadhan harus dijadikan sebagai momentum untuk menguatkan kembali ikatan ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah wathaniyah, maupun ukhuwah basyariyah.” ■ ed: khoirul azwar

Pasukan Cirebon Tunggu Armada Oleh Ichsan Emrald

ur Djarum Coklat Ngabuburit memang takkan menyentuh Kota Cirebon akibat larangan Mapolresta setempat menggelar pertunjukan artis nasional. Meski begitu, larangan ini bukan halangan bagi Tim Djarum Coklat Ngabuburit untuk menghibur masyarakat Cirebon, khususnya fans band Armada yang disebut Pasukan Armada Cirebon. Tak ingin membuat Pasukan Armada bersedih hati apalagi kecewa, tim pun tetap menggelar Tur Djarum Coklat Ngabuburit. Tempatnya rada bergeser sedikit ke tetangga Cirebon, yaitu KabuA TAR AN paten Kuningan, tepatnya di Ciawi Gebang. Tur Djarum Coklat Ngabuburit ini akan digelar pada Sabtu (20/8) besok, di Pasar Ciawi Gebang, Kuningan. Sontak kabar ini membuat gembira Pasukan Armada Cirebon. Hal ini terlukiskan di halaman account resmi Pasukan Armada Cirebon. Sejak jauh-jauh hari mereka sudah mengoordinasi setiap anggotanya untuk berangkat ke Ciawi Gebang. “Bagi anggota Pasukan Armada Cirebon resmi yang ingin ikut acara meet and great bersama Armada pada 20 Agustus di Ciawi Gebang harap konfirmasi,” begitulah yang tertulis di account mereka. Bahkan, kabar terakhir mereka siap mem-

T

banjiri Ciawi Gebang sejak siang hari, atau beberapa jam sebelum tur ngabuburit digelar. Seperti yang tertulis dalam accountnya, yaitu “info Rencana tgl 20, PAC berangkat sekitar jam 9 pagi. menggunakan kendaraan motor. Siapa saja yang bisa ikut dan bisa membawa motor harap konfirmasi.!!,’’ Tulisan di laman account resmi PAC itu dibalas dengan berbagai jawaban yang berencana ikut dalam arus Pasukan Armada Cirebon. Salah satu contohnya ialah oleh account milik Iqbal Maulan yang menuliskan. ‘’mau ikut, ada motor nyaaa, tapi saya belum masuk PAC ,’’ Padahal sebelumnya, pada 11 Agustus tersebut, mereka sempat menumpahkan kekecewaannya karena Armada tak jadi menggelar konser di Alun-Alun Kasepuhan Cirebon. Meski begitu, banyak anggota Pasukan Armada menerima dan bersiap jika dipindah ke tempat lain. Bagi sang empunya acara, yaitu PT Djarum yang diwakili oleh Budhi Agoes Salim, marketing sales officer PT Djarum, menyatakan, pihaknya tak ingin membuat kecewa setiap pihak yang ingin memeriahkan program ini. Hal ini termasuk menghibur masyarakat Cirebon, khususnya PAC. Oleh karena itu, meski dipindah ke Ciawi Gebang, ia berharap masyarakat Cirebon masih tetap mampu menikmati konser ini. Hal ini karena PT Djarum ingin selalu

● Para personel Armada Band siap menggebrak Kota Cirebon. berbagi dan memberikan peran di dalam hubungan dengan masyarakat. Menurutnya, tentu peran yang positif yaitu berupa hiburan yang sarat dengan nilai Islami menjelang berbuka. “Oleh karena itu, kami ingin peran serta semua pihak agar tetap menjaga program ini tetap kondusif,” ujar pria yang bertanggung jawab atas event Djarum Coklat di wilayah regional Jawa Barat ini kepada Republika. Ia pun menyatakan pi-

haknya takkan membuat pengamanan yang amat ekstra meski di beberapa tempat terjadi senggol-senggolan antarpenonton. “Jumlah personel sesuai dengan rekomendasi dari kepolisian, yang akan kami tingkatkan ialah fungsinya,’’ paparnya. Baginya, program ngabuburit ini bukanlah sebuah konser, akan tetapi event yang menggabungkan beberapa program, seperti bazar dan sirahaman rohani

KAPANLAGI.COM

yang puncaknya berupa penyelenggaraan band. Meski terkadang program tersebut tanpa dihadiri dai atau ustaz, dengan berbagi pengalaman religius dan lagu religi itu sudah termasuk siraman rohani. Program akan dibuat sama dengan kotakota lain, yaitu dimulai pukul 14.00 WIB hingga sebelum berbuka. “Kami akan terus memberikan yang terbaik untuk masyarakat.” ■ ed: khoirul azwar


1432 JUMAT 19 AGUSTUS 2011

REPUBLIKA

28

Limbah Makanan Berbuka Ancam Dubai Oleh Agung Sasongko

Selama Ramadhan, volume sampah makanan naik sekitar 20 persen.

BACA ALQURAN

FAHAD SHADEED/REUTERS

Sejumlah orang tua menghabiskan waktu dengan membaca Alquran di Masjidil Haram Makkah, Selasa (16/8).

Whole Foods Tetap Promosikan Ramadhan Fernan Rahadi TEXAS — Perusahaan ritel Whole Foods menyatakan, akan tetap bertahan pada keputusannya mempromosikan Ramadhan. Supermarket yang berpusat di Austin, Texas, tersebut seolah tak peduli meskipun baru-baru ini mendapat kritik tajam setelah mempromosikan produk halal kepada para umat Islam di Amerika Serikat (AS). Houston Press melaporkan, kritik berasal dari sejumlah blogger yang dengan membabi buta mengasosiasikan Ramadhan dan umat Islam dengan terorisme dan burka. “Memang ada beberapa orang yang marah karena kami mempromosikan makanan halal, seperti

yang terjadi saat kami mempromosikan daging,” ujar Juru Bicara Whole Foods Libba Letton, seperti dilansir MSNBC. Sebelumnya, Whole Foods menginstruksikan para manajer regionalnya untuk mempromosikan produk halal bernama Saffron Road bagi umat Islam yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Kritik tersebut dikabarkan telah membuat takut para manajer Whole Foods di sejumlah wilayah, seperti Lousiana, Texas, Arkansas, dan Oklahoma. Mereka pun akhirnya mengirim email kepada bawahannya meminta agar promosi Ramadhan dihentikan. “Kita seharusnya tidak perlu membuat pesan yang bisa dianggap

sebagai merayakan atau mempromosikan Ramadhan,” demikian bunyi salah satu email yang diperoleh Houston Press. Akan tetapi, hal tersebut disangkal Letton. Menurut dia, Whole Foods akan tetap mempromosikan produk-produk halal untuk umat Islam yang merayakan Ramadhan bulan ini. Letton menjelaskan, perusahaannya telah mempromosikan makanan halal beserta Ramadhan pada masa lalu, sama juga ketika hari libur lain, seperti Paskah atau hari kemerdekaan Amerika yang jatuh pada 4 Juli. “Yang kami rayakan di sini adalah makanan. Kami ingin memberikan makanan yang diperlukan orang untuk liburan atau acara-acara

khusus,” katanya. Ibrahim Hooper, direktur komunikasi nasional untuk Dewan Hubungan Amerika-Islam, mengatakan kepada MSNBC, ia tidak terlalu prihatin akan email yang dikeluarkan para petinggi Whole Foods itu. Secara keseluruhan, ia merasa senang melihat Whole Foods menawarkan makanan halal. “Saya pikir, itu (pengiriman email) hanya dilakukan satu-dua orang saja. Yang terpenting, perusahaan itu tetap bisa bertahan di tengah kritik dari para blogger tersebut. Bagi saya, Whole Foods telah melakukan hal yang benar, yakni mempromosikan acara dan produk supaya mendapatkan lebih banyak pelanggan,” papanya. ■ ed: khoirul azwar

DUBAI—Ratusan tenaga kerja asing tengah menanti jamaah Masjid Hassan Fatima yang datang untuk berbuka. Mereka mengawasi meja berisikan buahbuahan, pakoran, dan biryani yang akan menjadi menu berbuka puasa. Didekatnya, salah seorang rekan mereka tengah basah kuyup kerepotan mengaduk-aduk nasi, sayur, dan daging yang tengah direbus dalam kuali besar. Mereka, dalam hati, tengah menghitung mundur detik-detik waktu berbuka. Ya, itulah keseharian aktivitas masjid yang terletak di pusat kota, hanya beberapa meter dari sungai yang membelah Dubai. Setiap harinya, Masjid Hassan Fatima menyedikan menu berbuka puasa bagi 1.500-1.800 fakir miskin. Dengan jumlah fakir miskin yang semakin besar, konsekuensi dari aktivitas itu adalah limbah sisa-sisa makanan. Nyatanya, konsekuensi benar terjadi. Makanan dan minuman yang disediakan mungkin saja ludes, namun menyisakan sampah sisa-sisa masakan yang harus dibuang. Kondisi itu tidak terlepas dari jamaah yang datang tidak hanya fakir miskin, tetapi juga pekerja migran dengan bayaran kecil, yakni 1.000 dirham (272 dolar AS) per bulan. Gambaran nyata itu jelas kontras dengan predikat Dubai, sebagai pusat bisnis komersial kawasan Timur Tengah. “Kami hampir tidak memiliki limbah apa pun. Kami memberikan semua makanan dan minuman kepada mereka,” sanggah Nour Muhammad, koordinator relawan. Sejumlah pengelola hotel di Dubai mengatakan, banyak makanan sisa yang dibuang langsung ke tempat sampah. Jumlah sampah yang terbuang menyum-

bang 20 persen dari total sampah di Dubai. Diperkirakan sekitar 1.850 ton makanan selama tahun 2010 mengisi tempat penampungan sampah di Dubai. Data harian nasional berbasis di Abu Dhabi mengungkapkan, setidaknya 500 ton makanan dibuang selama Ramadhan tahun lalu. “Semua sisa makanan langsung dibuang,” kata Nazir, salah seorang pelayan hotel berbintang lima di Dubai.

Terkontrol Ahli makanan Hotel JW Marriott dan Hilton di Dubai mengatakan, mereka tidak sembarang membuang makanan kendati menyiapkannya lebih banyak 15 persen saat Ramadhan. “Kami memiliki sistem kontrol yang membantu kita menghindari kelebihan,” kata Simon Lazarus, direktur senior yang menangani makanan dan minuman, jaringan Hotel Hilton untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika. Lazarus mengatakan, sekalipun ada sisa makanan, pihaknya tidak pernah membuangnya, sebab mereka akan mendaur ulang makanan itu untuk diberikan kepada karyawan mereka. Banyaknya limbah makanan selama Ramadhan mengetuk keprihatinan di kalangan ulama. Menurut ulama, membuang-buang makanan bertentangan dengan semangat puasa. “Membuang-buang berkah yang diberikan Allah sungguh ironis, apalagi bila melihat saudara-saudara kita di Ethiopia yang tengah kelaparan,” kata cendekiawan Muslim, Syekh Muddasir Siddiqui. Menurut Muddasir, manusia yang membuang sia-sia berkah dari Allah merupakan saudara setan. “Hotel harus mengkaji kembali jumlah makanan yang mereka sediakan. Persoalan ini tidak menyangkut masalah citra sebuah hotel berbintang, tapi perlu ada kepekaan sosial apalagi masih banyak saudara kita yang kurang beruntung,” kata Muddasir. Organisasi pengumpul sisa-sisa makanan, Hefth al-Ne’ma, merupakan pihak yang paling sibuk selama Ramadhan. Organisasi ini telah mengumpulkan sisa-sisa makanan. ■ ed: khoirul azwar

Pertemuan Ramadhan di Denmark

Fernan Rahadi

FESTIVAL ID

VINCENT THIAN/AP

Seorang perempuan tengah memilih pakaian Muslimah di arena Festival Ied di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (15/8). Menjelang Idul Fitri, permintaan pakaian Muslim di negara jiran itu meningkat tajam.

Class_Ad INFO PEMASANGAN Hubungi: Lutfi (021) 70686126, 0813 16920381 Hardi (021) 92593383, 0818 08859123

KOPENHAGEN — Sebuah pertemuan Ramadhan akhirnya digelar di ruang umum parlemen Denmark, 22 Agustus mendatang. Sebelumnya, penyelenggaraan pertemuan menjadi tanda tanya setelah awalnya parlemen Negara Skandinavia itu dikabarkan menolak diadakan. “Kami telah menerima izin untuk mengadakan resepsi Ramadhan di ruang umum parlemen,” ujar salah seorang anggota parlemen dari Partai Sosial Demokrat yang merupakan keturunan Turki Hueseyein Arac, seperti dilansir Saudi Gazette.

Pertemuan antaranggota parlemen tersebut direncanakan akan dimulai pada waktu berbuka puasa. Sejauh ini, dikabarkan 100 anggota parlemen akan menghadiri acara tersebut. Pada awalnya, parlemen menolak ide pertemuan Ramadhan setelah terjadi kritik besar-besaran dari Partai Rakyat Denmark (DPP), partai radikalkanan yang merupakan sekutu vital koalisi yang tengah berkuasa, LiberalKonservatif. “Sebuah resepsi Ramadhan tidak akan memperoleh tempat di parlemen. Saya tidak bisa membayangkan Recep Tayyip Erdogan (Perdana Menteri Turki) akan meng-

adakan sebuah makan malam Paskah Kristen di parlemen Turki,” kata juru bicara kebijakan luar negeri DPP Soeren Espersen. Arac mengatakan bahwa semua anggota parlemen Denmark diundang mengikuti acara Ramadhan tersebut. Hajatan tersebut pada dasarnya hanyalah sebuah pertemuan di mana akan ditawarkan makanan dan minuman. “Kami semua akan mendengarkan sebuah ceramah tentang integrasi, pentingnya Ramadhan bagi para Muslim, serta ceramah tentang situasi di negara-negara Arab saat ini. Setelah itu, akan ada penyegaran,” papar Arac.

Denmark dikenal sebagai negara yang cukup kontroversial bagi umat Islam di dunia. Beberapa etnik di negara yang mayoritas penduduknya beragama Kristen Lutheran tersebut merasa terganggu dengan sejumlah aspek Islam, salah satunya adalah jilbab. Beberapa tahun lalu, Jyllands-Posten, salah satu surat-kabar terbesar di Denmark, membuat kontroversi setelah menerbitkan sebanyak 12 karikatur Nabi Muhammad SAW. Tindakan tersebut memancing protes jutaan umat Islam di seluruh dunia terhadap Pemerintah Denmark. ■ ed: khoirul azwar


1432H JUMAT 19 AGUSTUS 2011

REPUBLIKA

29

Rhythm of Ramadhan di Ekalokasari

Kadang pengunjung harus antre tempat duduk.

S

aat Ramadhan, mal tidak hanya dijadikan tempat untuk berbelanja. Mal juga bisa menjadi tempat nongkrong para anak remaja untuk ngabuburit. Itulah yang terlihat di Ekalokasari Plaza, salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Jalan Siliwangi, Bogor, Jawa Barat. Sejak awal Ramadhan, tempat makan (food court) yang berada di lantai tiga selalu ramai dipenuhi para pengunjung yang ingin berbuka puasa. Misalnya Rina Septiani, salah seorang gadis yang kerap menjadi pengunjung mal itu. Rina mengatakan, pada pekan pertama puasa food court belum terlalu ramai dipadati pengunjung. Tetapi, memasuki pekan kedua, tempat makan yang ada di mal itu sangat penuh. “Sampai pernah saya tidak kebagian tempat duduk,” kata dia. Walau pun begitu, menunggu Maghrib di mal sambil mengobrol bersama teman-teman, menurut Rina merupakan hal yang menyenangkan. Dia mengaku, setiap tahun hal yang paling ia rindukan adalah ngabuburit bersama teman-temannya itu. “Itu membuat suasana makan lebih berwarna,” kata Rina. Ia mengaku, setelah buka puasa biasanya acara bersama itu dilanjutkan dengan berbelanja atau nonton film. Menurut dia, Maghrib di mal pada saat Ramadhan dengan Maghrib pada hari-hari biasa sangat berbeda. Maghrib pada harihari biasa tempat makan tidak penuh, sementara pada bulan Ramadhan, tempat yang paling ramai dikunjungi adalah tempat makan. Untuk mengatasi ramainya pengunjung food court, maka Rina dan teman-teman biasanya datang satu jam lebih awal. “Kami harus nongkrongi tempat duduk dulu, sambil ngobrol dan mendengar musik satu atau dua jam sebelum magrib,” kata dia. Elok, sapaan akrab pengunjung untuk Ekalokasari Plaza, memang menjadi salah

satu tempat yang paling ramai dikunjungi remaja untuk ngabuburit di Bogor. Karena itu, untuk memanjakan pengunjung, setiap Jumat Elok juga mengadakan ‘Rhythm of Ramadhan’ di arena food court itu. Asistant Marketing Manager Ekalokasari Plaza, Yunati Alinda, mengatakan, ‘Rhythm of Ramadhan’ merupakan salah satu pertunjukan musik yang rutin digelar selama bulan Ramadhan. “Kami mulai pukul 17.00 WIB hingga 19.00 malam,” kata Yunati. Salah satu band pengisi acara ‘Rhythm of Ramadhan’ adalah SNAP Band yang beranggotakan lima orang. Hari itu mereka membawakan 12 lagu. Manager SNAP Band, Sofiyudin, mengatakan, bandnya akan tampil dua sesi. Sesi pertama menjelang berbuka puasa dan sesi kedua setelah berbuka puasa. Permainan SNAP yang merupakan band asuhan Ferdy ‘Element’ Tahier itu tampak sangat dinikmati para pengunjung. Pada acara tersebut, SNAP tidak hanya membawakan lagu-lagu religi, melainkan juga lagu-lagu dari genre lainnya, termasuk lagu-lagu dari album pertama mereka. Keramaian pengunjung di Elok khususnya di food court lantai tiga memang sudah terlihat semenjak pukul 16:00 WIB, bahkan ada sebagian pengunjung yang harus berdiri karena tidak kebagian tempat duduk. Elok sendiri telah menyiapkan tempat makan cadangan yang letaknya tidak jauh dari food court. Hanya, karena tidak ada papan pengumuman yang mengarahkan pengunjung ke tempat itu, satu persatu petugas pun harus mengantarkan pengunjung ke tempat makan tambahan itu. Pegawai food court Ekalokasari Plaza, Herman, mengatakan, tempat makan cadangan tersebut baru dibuat setelah melihat banyaknya pengunjung. Herman menjelaskan, sebenarnya Elok telah menambah jumlah bangku. “Tetapi, ternyata tetap saja kurang,” kata dia. Usai berbuka puasa pengunjung dapat melaksanakan salat Maghrib di Mushala at-Taqwa yang berada di lantai dasar. Mushala tersebut tampaknya penuh sehingga 15 mukena tak cukup untuk menutupi kebutuhan alat shalat bagi pe-

C16

ngunjung perempuan. Menurut seorang pengunjung, Isni Kumala, fasilitas mushala tersebut sudah lumayan lengkap. Yang ia sarankan, pengelola bisa menambah kipas angin. “Mushala ini rasanya terlalu pengap, kurang ventilasi udara. Atau jangan kipas angin, AC sekalian,” kata Isni. Di dalam mushala sebenarnya terdapat tiga buah kipas angin yang berukuran kecil. Sayang, hanya dua yang berfungsi. Keluhan Isni lainnya, seputar tempat penitipan barang dan sepatu yang kurang terjaga karena tak berpenjaga. ■ c16 ed: darmawan sepriyossa

Resensi

Ayo Sempurnakan Wudhu amadhan tidak hanya merupakan bulan puasa. Ramadhan adalah bulan memperbanyak amal ibadah. Di antara ibadah-ibadah yang sangat dianjurkan diperbanyak di bulan Ramadhan adalah ibadah shalat sunah, ter utama shalat tarawih (yang hanya ada di bulan Ramadhan), shalat tahajud, shalat hajat, shalat taubah, dan memperbanyak membaca Alquran (tadarus maupun tadabur Alquran). Tak hanya itu, Ramadhan pun selayaknya menjadi momentum bagi kaum Muslimin untuk meningkatkan kualitas ibadahnya, terutama ibadah shalat maupun membaca Alquran (memperbaiki bacaan Alquran atau tahsin). Terkait dengan ibadah shalat maupun membaca Alquran, ada satu hal yang sangat penting dilakukan oleh kaum Muslimin, yakni wudhu. Namun, sayangnya, kalau kita perhatikan, masih banyak orang Islam yang asal-asalan dalam berwudhu. Boleh jadi, bahkan banyak yang tidak sempurna wudhunya, misalnya, membasuh tangan tidak sampai ke siku atau membasuh kaki, tapi air tidak masuk ke dalam jari-jari kaki. Padahal, kesempurnaan wudhu merupakan syarat sahnya shalat. Nah, Ramadhan boleh dijadikan momen-

R

tum perbaikan wudhu agar wudhu tersebut sempurna sesuai dengan ajaran Alquran dan sunah Rasulullah SAW. Bila wudhu tersebut dikerjakan dengan sempurna, tidak hanya pahala dan sahnya shalat yang didapat, tetapi juga banyak hikmah kesehatan yang bisa diperoleh. Buku ini mengupas rahasia di balik ibadah wudhu. Penulis mengutip berbagai hasil penelitian di Barat dan Timur, penulis memaparkan bahwa wudhu mempunyai banyak sekali khasiat terhadap kesehatan seseorang, baik mencegah datangnya penyakit maupun mengobati penyakit. Misalnya, wudhu bisa mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan syaraf-syaraf, dan otot akan menjadi lebih rileks. Selain itu, mengurangi detak jantung dan nyeri-nyeri otot serta menghilangkan kecemasan dan insomnia. Berkumur-kumur saat wudhu membersihkan kuman-kuman yang ada dalam rongga mulut sekaligus menyegarkan berbagai organ yang ada di wajah. Wudhu juga bisa mencegah kanker kulit. Wudhu juga berkhasiat menghilangkan berbagai penyakit, seperti kanker, flu, pilek, asam urat, rematik, sakit kepala, telinga, pegal, linu, mata, sakit gigi, dan sebagainya. Pendek kata, tegas penulis, wudhu

Arti Strategis Peran Ibu da nasihat yang kerap kita dengar, yakni “Wanita adalah tiang negara. Apabila baik wanitanya, akan baiklah negara. Dan apabila rusak negara, akan hancurlah negara.” Paling tidak, ada dua kandungan makna nasihat di atas. Pertama, bahwa dalam pandangan agama Islam, wanita itu adalah makhluk Allah SWT yang memiliki kemuliaan, sama dengan yang dimiliki pria. Kedua, nasihat bahwa “wanita adalah tiang negara” mengandung makna bahwa wanita juga mempunyai peran sangat penting dalam memajukan kehidupan negara atau bangsa, bukan hanya kaum pria yang berperan dalam hal tersebut. Lelaki diberi kelebihan, perempuan juga diberikan kelebihan. Sebagaimana perempuan punya

A

kelemahan, lelaki juga memiliki kelemahan. Hendaklah kedua belah pihak saling melengkapi sebab pada kenyataannya, ada bidang-bidang tertentu yang lebih pas dengan kodrat laki-laki, tetapi ada juga bidang-bidang tertentu yang lebih pas dengan kodrat perempuan. Dalam kaitan dengan rumah tangga, kedua belah pihak (suami dan istri) disuruh oleh Allah dan Rasul-Nya untuk saling menghormati, saling menghargai, saling memuliakan, saling bekerja sama, dan saling ber tenggang rasa agar bisa menciptakan keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah (harmonis dan penuh cinta dan kasih sayang). Buku yang ditulis oleh Hajjah Suryati Armaiyn, istri Gubernur Maluku Utara Thaib Armaiyn ini, berisi nasihat-nasihat, petuah-petuah, dan keteladanan-keteladanan yang diberikan oleh yang bersangkutan dan secara tekun dan teliti dikumpulkan oleh KH Rusli Amin,

Judul buku Penulis Penerbit Cetakan Tebal

: : : : :

Sehat dengan Wudhu Syahruddin El-Fikri Al-Mawardi Prima I, Mei 2011 124 hlm

adalah ibadah yang ringan, tetapi khasiatnya luar biasa. Karena itu, ayo sempurnakan wudhu kita. Buku tipis halamannya, tetapi tebal manfaatnya itu perlu dibaca oleh semua kalangan umat Islam. ■ irwan kelana

Judul buku Penulis Penerbit Cetakan Tebal

: : : : :

Catatan Hati Sang Bunda Hajjah Suryati Armaiyn Al-Mawardi Prima I, Januari 2011 162 hlm

seorang dai dan penulis terkemuka asal Ternate, Maluku Utara. Inti buku ini, penulis menegaskan arti strategis seorang ibu, baik sebagai guru bagi anak-anaknya, pengasuh bagi keluarga, pendamping bagi suami, maupun mengatur kesejahteraan rumah tangga. Ibu juga merupakan seorang mentor dan motivator. Turun naik karier seorang suami bahkan tak lepas dari peran istri. Tangis seorang ibu mampu menggetarkan Arasy dan doanya tembus sampai langit ketujuh. Di tangannya, rezeki yang banyak bisa menjadi terasa sedikit, rezeki yang sedikit bisa menjadi banyak. Dan ibu mempunyai peran sangat penting dalam menciptakan generasi masa depan. Buku yang tampil feminin dan cantik ini amat perlu dibaca oleh generasi muda dan terutama para ibu. Dengan membaca buku ini, para ibu diingatkan kembali akan pentingnya peran yang bisa dan harus mereka lakukan dalam membangun karakter bangsa. ■ irwan kelana

PASAR KAGET yang Bikin Asyik anyak hal menarik, bahkan cenderung unik yang terjadi di Indonesia saat Ramadhan. Yang paling gampang, ketika datang Ramadhan, akan banyak sekali penjual timun suri dan petasan yang kita temui di pasar-pasar atau di pinggiran jalan. Ramadhan di Indonesia juga identik dengan pasar kaget. Mengapa dinamai pasar kaget? Itu karena ketika pagi dan siang hari, para pedagang belum menjajaki dagangannya. Nah, ketika sore atau waktunya ngabuburit datang, baru pedagang-pedagang tersebut bermunculan. Ngabuburit merupakan kegiatan yang dilakukan setiap orang sambil menunggu berbuka puasa. Salah satu pasar kaget yang selalu ramai berada di Jalan KH M Yusuf, Depok. Salah seorang pedagang kue, Tommy Mahulette (35), mengatakan, ia mulai menjajakan dagangan pada pukul 15.00. Tommy, pedagang kue di salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Kota Depok itu, mengatakan, pada bulan Ramadhan, usahanya di mal ditutup sementara. “Berjualan di pasar kaget justru lebih menguntungkan,” kata dia. Tommy dan pedagang lainnya mulai berjualan di pasar kaget itu semenjak awal berpuasa hingga malam sebelum takbiran. “Ini merupakan tahun yang keempat saya berjualan di pasar kaget,” ujar dia. Pedagang yang berjualan di pasar kaget tersebut juga memiliki strategi masing-masing dalam menjual dagangannya. Ada yang berteriak, ada yang langsung mendekati pembeli sambil menawarkan barang dagangan, bahkan ada yang cukup atraktif, yaitu dengan berteriak menggunakan pengeras suara. Berbagai macam makanan berbuka puasa dapat kita temui di sana, mulai aneka makanan kue siap saji, seperti kue cucur, kue lapis, bubur sumsum, tempe mendoan, dim sum, sampai kolak pisang, dan lainnya. Harga kue yang dijual berkisar antara Rp 1.000 hingga Rp 3.000 per potong. Pedagang pasar kaget juga menjual berbagai macam lauk-pauk, seperti ayam goreng, tumis telur, sambal goreng hati, sayur kacang panjang. Ada pula sumsum kaki sapi yang dijual dengan harga Rp 3.000 hingga Rp 15.000 per bungkus. Di sana juga dijual berbagai aneka minuman dingin yang dapat melegakan tenggorokan saat berbuka puasa. Pilih saja, mau es kelapa, es campur, sop buah, es dawet. Semua dijual dengan harga antara Rp 3.000 hingga Rp 7.000 per porsi. Seorang pengunjung setengah baya, Irfan, sore itu tampak sibuk memesan es dawet sambil menjinjing kantong hitam yang penuh dengan barang belanjaan. Ia mengatakan, hampir setiap hari berkunjung ke pasar kaget tersebut. “Selain ngabuburit, juga bisa sambil berbelanja makanan untuk berbuka puasa,” kata dia. Ia mengatakan, sangat terbantu dengan keberadaan pasar kaget. Jika istrinya tidak sempat untuk memasak, ia tinggal langsung pergi ke pasar kaget yang kebetulan tidak jauh dari tempat tinggalnya. Namun, datangnya pasar kaget juga sering mengakibatkan timbulnya kemacetan, seperti yang terlihat di sepanjang Jalan KH M Yusuf—persimpangan Jalan Ir Djuanda, Depok, itu. Setiap sore, selama bulan Ramadhan, pasti mengalami kemacetan. Padagang pasar kaget yang berjejer di pinggir jalan, lalu hilir mudiknya para pembeli yang mengantre dan memesan makanan, membuat kendaraan memperlambat laju. Mau tidak mau, antrean panjang kendaraan yang ingin lewat pun terjadi. Kemacetan juga diperparah karena polisi jarang kelihatan mengatur lalu lintas. Untunglah, kebanyakan masyarakat yang berada di lingkungan sekitar pasar kaget memaklumi kemacetan itu. Seperti yang dikatakan oleh salah satu warga, Joko Pramono. Joko mengatakan, masyarakat sekitar pasar kaget memang sudah terbiasa dengan kehadiran pasar kaget karena sudah seperti agenda tahunan. Menurut Joko, jika masyarakat merasa terganggu dengan kemacetan yang ditimbulkan, tidak mungkin pasar kaget dapat berjalan hingga sudah memasuki tahun keempat saat ini.

B

■ c16 ed: darmawan sepriyossa

C16


1432 H JUMAT 19 AGUSTUS 2011

REPUBLIKA

30

Tangani Pengemis Secara Manusiawi Yang terlibat mafia pengemis harus ditindak tegas.

Tarawih di Mana? Penceramah di Masjid-Masjid Jakarta (Jumat, 19 Agustus 2011)

JAKARTA — Bulan suci Ramadhan dan Lebaran adalah musim membanjirnya gelandangan dan pengemis (gepeng) di kawasan perkotaan seperti Ibu Kota, Jakarta. Tidak mudah untuk menghalau mereka yang terdorong oleh desakan kebutuhan ekonomi. Menteri Sosial (Mensos), Salim Segaf Al Jufr, meminta penanganan gepeng musiman itu dilakukan secara manusiawi. “Kita memberi arahan agar pendekatannya secara kemanusiaan. Artinya, ketika ditertibkan, mereka dibawa ke tempat-tempat pembinaan,” kata Mensos, di selasela bazar Ramadhan dan pembagian 2.000 paket sembako kepada fakir miskin yang tinggal di sekitar lingkungan Kemensos, Jakarta, Kamis (18/8). Ia menyebutkan, di Jakarta telah ditertibkan sekitar 1.750 gepeng, yang terdiri atas 1.000 gelandangan dan sekitar 700 pengemis. Setelah ditertibkan, tidak semua dikenakan tindakan hukum, tetapi dibawa ke panti untuk dibina dan ada juga yang dipulangkan ke daerah asalnya. “Yang kita inginkan adalah dilakukan pembinaan. Kalaupun dibawa ke panti, muaranya adalah bagaimana mereka dibina dan mendapatkan lapangan kerja,” ujar Mensos. Namun, Mensos menegaskan, jika ada mafia di belakang itu yang mengorganisasi para gepeng, harus ditertibkan secara hukum. Apalagi, terhadap orang tua yang sengaja membawa anaknya untuk mengemis dan menjadi bagian dari jaringan yang terorganisasi, harus ditindak tegas oleh aparat hukum. “Kalau mafia harus ditindak tegas. Kalau ada orang tua dan kelompok di atasnya menggunakan anak yang bukan anaknya untuk mengemis, perlu aparat hukum yang bertindak tegas,” kata Mensos. Keberadaan gepeng musiman yang menjamur selama Ramadhan di Ibu Kota, menurut dia, tidak bisa ditiadakan karena kemung-

Masjid Istiqlal Penceramah : Zakky Mubarok Tema : Shadaqah Menolak Bala Masjid Agung Sunda Kelapa Penceramah : Masyhoeri Naim Tema : Memetik Pelajaran dari Keikhlasan Ulama Masjid Cut Meutia Penceramah : Abdullah Mukti Tema : Iktikaf di Masjid dan Tata Cara Iktikaf Masjid Agung Al-Azhar Penceramah : Syuhada Bahri Tema : Ramadhan: Dakwah dengan Harta dan Jiwa AGUNG SUPRIYANTO

kinan benar-benar masyarakat yang sangat miskin di desa dan mencoba peruntungan selama bulan puasa. “Kementerian Sosial tidak bisa langsung menindak para pengemis tersebut. Tapi, bisa melalui pendekatan lain, misalnya pemberdayaan. Untuk itu, yang menindak adalah aparat hukum atau kepolisian,” katanya.

Mengerucut Mensos juga mengemukakan, Kementerian Sosial (Kemensos) menjadi institusi terdepan dalam penanganan fakir miskin, sebagaimana amanat Undang-Undang (UU) Penanganan Fakir Miskin yang disahkan pada 21 Juli lalu. Sebelumnya, penanganan fakir miskin dilakukan oleh 19 kementerian dan lembaga sehingga tidak fokus. “Dengan adanya UndangUndang Penanganan Fakir Miskin, penanganannya mengerucut menjadi lima kementerian dengan Kementerian Sosial sebagai leading sector, sehingga penanganannya akan lebih fokus dan terjadi akselerasi percepatan pengentasan kemiskinan,” tutur Mensos. Institusi lainnya adalah Kementerian Kesehatan,

Kementerian Pendidikan Nasional, dan Kementerian Agama. Dengan mengerucutnya jumlah kementerian, dalam pembahasan UU tersebut di DPR sempat muncul wacana dan pembahasan alot untuk membentuk badan baru yang menangani fakir miskin. “Tidak perlu badan baru. Kalau dibuat badan, akan ada anggaran tambahan kemudian sumber daya manusia sehingga menambah beban negara. Jadi, sudah sepakat anggota dewan dan kementerian itu tidak dibuat badan,” kata Mensos. Saat ini, angka kemiskinan mencapai 12 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Pemerintah menargetkan angka kemiskinan bisa turun menjadi delapan persen pada 2014. Mensos berharap, dengan terus menurunnya angka kemiskinan setiap tahun, target 2014 akan tercapai. “Insya Allah tidak sampai 2020 sudah terjadi penurunan pengentasan kemiskinan yang luar biasa,” katanya. Untuk itu, ia berharap peningkatan anggaran untuk kesejahteraan sosial juga meningkat, termasuk di kabupaten/kota dan provinsi sehingga penanganan

masalah fakir miskin bisa semakin cepat. Sebab, saat ini Kemensos hanya memiliki anggaran empat persen untuk menangani anak telantar dan fakir miskin. Anggaran tersebut disalurkan melalui Program Keluarga Harapan (PKH) yang baru bisa membantu 1.116 rumah tangga sangat miskin. Ini masih jauh dari total jumlah warga miskin yang mencapai sekitar 31 juta jiwa. “Saat ini program PKH meliputi 1,16 juta RTSM di 25 Provinsi, namun tiga tahun ke depan diharapkan telah mencakup mayoritas keluarga miskin di Indonesia,” ungkap Mensos. Program PKH diberikan kepada RTSM untuk membangun sumber daya manusia dalam bidang kesehatan dan pendidikan, melalui persyaratan ketat. Penerima RTSM memiliki ibu hamil, nifas, menyusui, anak prasekolah hingga anak SD dan SMP. “Memang jumlah RTSM yang kita bantu masih jauh dari yang diharapkan, karena anggaran yang terbatas. Tapi, kita targetkan tiga juta rumah tangga sangat miskin akan terbantu pada 2014,” ujar Mensos. ■ ed: asep nur zaman

Masjid Raya Pondok Indah Penceramah : Umay M Ja’far Siddieq Tema : Pentingnya Zikir dalam Setiap Denyut Kehidupan

Untuk pemasangan dan informasi

Hardi 0818 0885 9123, 021 9259 3383

Andriyanto 0815 9600 200


1432 H JUMAT 19 AGUSTUS 2011

REPUBLIKA Ichsan Emrald Alamsyah

Keajaiban

S

eluruh Nabi dan Rasul memiliki mukjizat yang diberikan Allah SWT. Namun, hanya ada salah seorang nabi yang sejak kelahirannya telah dipenuhi mukjizat. Nabi itu ialah Nabi Isa Alaihi Salam. Dikisahkan Ibunda Nabi Isa,

Maryam, tengah beribadah di rumahnya. Kemudian Maryam dikejutkan dengan kemunculan Malaikat Jibril dalam rupa seorang laki-laki tampan. “Siapa kau? Bagaimana engkau bisa berada di dalam sini,” tanya Maryam. Laki-laki berwajah tampan itu segera menjawab pertanyaan Maryam, “Aku adalah Jibril. Aku diutus Allah untuk mengabarkan bahwa engkau akan dikaruniai seorang anak laki-laki.” Dengan tubuh gemetar dan keringat yang mulai membasahi tubuhnya Maryam berkata,

“Bagaimana aku akan mempunyai anak? Padahal, aku tidak pernah disentuh oleh lelaki dan bukanlah orang yang suka berbuat maksiat?” “Hal itu sangat mudah bagi Allah. Dia bermaksud menjadikan hal ini sebagai tanda kebesaran-Nya,” jawab Jibril. Setelah menyampaikan kabar tersebut, Malaikat Jibril pun menghilang dari pandangan Maryam. Beberapa hari kemudian benar saja yang dikatakan oleh Malaikat Jibril. Maryam mengandung seorang bayi. Beberapa bulan kemudian, Maryam yang merasa perutnya semakin membesar, segera pergi ke suatu tempat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Saat melahirkan telah tiba, Maryam menyandarkan tubuhnya pada sebatang pohon kurma. Meski seorang diri, ia dapat melahirkan putranya dengan selamat. Ia pun memberi nama putranya itu Isa. Setelah melahirkan, ia merasakan lapar dan haus sehingga ia pun mengadu kepada Allah SWT. Atas perintah Allah SWT, datanglah malaikat Jibril dan berkata “Janganlah engkau bersedih hati. Sesungguhnya, Tuhanmu telah menjadikan sebuah anak sungai di bawahmu. Goyangkanlah pangkal pohon kurma ini ke arahmu. Niscaya, pohon itu akan menggugurkan kurma yang masak kepadamu.” Setelah itu, tanah di depan Maryam bergetar dan membelah. Jadilah sungai kecil yang airnya jernih. Maryam pun menggoyangkan pangkal pohon kurma hingga berguguran kurma-

SUHERMAN

31

kurma yang telah masak itu. Beberapa waktu kemudian, Maryam pun membawa Isa ke kampungnya setelah kondisi keduanya pulih. Namun, orangorang kampung pun dibuat gempar dengan kedatangan Maryam yang menggendong bayi. Mereka pun menuduh Maryam telah berbuat zina. Salah seorang warga kampung pun datang ke hadapan Maryam dan bertanya kepadanya. “Wahai Maryam, engkau telah melakukan suatu perbuatan mungkar. Padahal, bapakmu bukanlah orang jahat dan ibumu bukan pezina,” tuturnya. Maryam pun menunjuk kepada bayi Isa sesuai dengan perintah Allah SWT. Orang-orang pun terheran karena bagaimana mungkin mereka bertanya kepada bayi yang baru lahir. Tiba-tiba, bayi dalam gendongan Maryam pun berbicara dengan fasih layaknya orang dewasa. “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan, kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” Orang-orang yang mendengar pun dibuat tercengang dengan peristiwa itu. Akhirnya, sebagian dari mereka menyadari bahwa Maryam ialah wanita suci dan anaknya kelak akan menjadi nabi. Namun, sebagian lagi tak percaya dan terus menghina Maryam serta Isa. n ed: nidia zuraya

Pengalaman Puasa Puasa…? Ma’ nyooos… ada puasa hari pertama tahun ini, enaaak sekali karena aku buka puasa bersama adikku, Qisthy. Pertama-tama sih saat siang harinya, aku haus sekali, rasanya seperti ada kayu di tenggorokanku. Tapi, saat buka puasa, enaak sekali, aku bisa minum sepuasnya sampai-sampai aku tidak bisa jalan. He… he…he… Pada hari kedua puasa, kata umi dan abi, saat sahur, harus banyak minum air putih dan minum madu. Jadi, saat siang hari, kita tidak terlalu merasa haus dan tubuh tetap semangat. Saat hari ketiga puasa, karena ikut saran umi dan abi, aku minum air putih dan madu saat sahur, akhirnya aku jadi lebih bersemangat saat puasa.

N

Buka Puasa Bersama di Hari Ultahku aah, gak terasa bulan puasa sudah mau habis nih, sudah lewat pertengahan ya. Aku senang, puasaku sudah cukup banyak meskipun ada bolongnya dua. Tapi, lebih senang lagi karena hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke-9. Awalnya, aku sempat sedih begitu lihat kalender Agustus. Soalnya, ulang tahunku pas bulan puasa. Aku sempat bilang sama ibuku, kalau nanti tepat di hari ulang tahunku, aku gak mau puasa soalnya aku mau makan sepuas-puasnya. Waktu itu, ibuku mengizinkan. Tapi, tiba-

W

Alhamdulillah, sampai dengan hari ke-13 puasa, aku masih puasa loh sampai Maghrib dan aku buka puasa bersama di sekolah bersama teman-teman dan guru. Aku senaaang sekali karena di sekolah ada acara buka puasa bersama. Ternyata, puasa itu, ma’ nyoooos loh… n Nabiel Muhammad SDIT Insan Mandiri, Jakarta, Kelas IC tiba, ada surat dari sekolahku kalau hari Jumat (19/8) bertepatan dengan ultahku, di sekolah sedang ada kegiatan pesantren kilat dan akan ada buka puasa bersama. Ibuku lantas punya ide, bagaimana kalau aku tetap puasa dan nanti bisa buka puasa bersama sambil syukuran ultahku dengan guru dan teman-teman di sekolah. Aku pikir-pikir, boleh juga ide ibuku. Makanya, hari ini, aku tetap puasa dan rasanya tidak sabar menunggu waktu berbuka puasa. Soalnya, bisa makan kue ultah saat buka puasa bersama dengan teman di sekolah. Aku juga tambah senang karena rencana untuk batalin puasa di hari ultahku tidak jadi. Ternyata, lebih asyik bisa puasa dan menunggu saat berbuka bersama temanteman loh… n Andi Aulia Nabilah SDN Cilandak 19 Pagi, Jakarta, kelas IV

Adik-adik bisa mengirim cerita pengalaman berpuasa. Jangan lupa, kirim juga foto adik-adik untuk dimuat di halaman ini. Kakak tunggu ya tulisan dan foto kalian di Email: puasa@republika.co.id atau surat ke Republika, Jalan Warung Buncit Nomor 37, Jakarta Selatan.

PRAYOGI

PESANTREN KILAT RAMADHAN

Sejumlah siswa Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) 15 Tebet Timur, Jakarta Selatan, mengikuti kegiatan pesantren kilat Ramadhan, Rabu (17/8). Dalam kegiatan pesantren kilat ini diadakan pula berbagai macam lomba memeperingati HUT Kemerdekaan RI seperti lomba azan, kaligrafi, menghafal Asmaul Husna dan lomba keagamaan lainnya.

Ensiklopedia Berdoa untuk Teman yang Telanjur Berbuat Salah alam surat Maryam ayat 73, dijelaskan tentang orang yang menolak petunjuk Allah SWT karena merasa paling keren (punya harta dan berkuasa). Mereka berbangga diri, padahal harta dan kekuasaan mereka didapatkan atau dipergunakan tidak sesuai dengan petunjuk Allah SWT. Eh, orang-orang terdahulu ada yang lebih kaya dan lebih berkuasa daripada mereka, loh! Karena orang-orang terdahulu itu tidak mengikuti petunjuk Allah SWT, kehidupan mereka pun tidak bahagia. Bagaimana sikap kita terhadap orang-orang yang seperti itu? Di ayat 75 surat Maryam, disebutkan bahwa Allah SWT menganjurkan

D

agar kita berdoa, “… semoga Yang Maha Pengasih memperpanjang jangka waktu kehidupannya!” Dengan begitu, mereka mempunyai kesempatan untuk memperbaiki diri. n

Sadar dan Memperbaiki Diri emua nabi diutus kepada manusia. Hal itu bertujuan agar manusia meneladani dan melanjutkan cita-cita mereka. Tapi sayang, mereka malah digantikan oleh generasi yang menyia-nyiakan shalat dan hanya mengikuti hawa nafsunya. Kelak, generasi itu tidak mengetahui cara untuk hidup bahagia. Tapi, tidak semua manusia seperti itu, loh! Karena kata Allah SWT, “Kecuali orang-orang yang bertobat, meraih iman, dan beramal saleh. Merekalah yang akan masuk surga.” n

S

Sumber: Ensiklopedi I Love My Al-Quran, Penerbit Pelangi Mizan


1432 JUMAT 19 AGUSTUS 2011

REPUBLIKA

32

Mimpikan Warga Umar Bin Abdul Aziz

Sandy Ferdiana

Ramadhan identik dengan perjuangan.

K

enyataan membuktikan, spirit Ramadhan banyak membuahkan hasil yang menggembirakan. Sejumlah perjuangan Islam berhasil dilalui bulan Ramadhan. Begitupun dengan kemerdekaan bangsa ini, diproklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta saat bulan Ramadhan, 17 Agustus 1945. Karena itu, tidak berlebihan bila bulan suci ini sangat identik dengan nilai-nilai perjuangan. Fakta itu yang diyakini oleh Gubernur Jabar Ahmad Heryawan sebagai pengalaman berharga. Untuk itu, Heryawan tak bosan mengajak warganya yang berjumlah 43 juta jiwa untuk mengenang daya juang para pendiri bangsa ini. Melalui cara demikian, maka umat tidak akan menyia-nyiakan bulan puasa ini sebagai ajang peningkatan kualitas diri. Pada Ramadhan kali inipun, tokoh PKS ini meyakini betul akan terjadinya perubahan kondisi Jawa Barat menjadi lebih baik. Setidaknya, tokoh PUI ini optimistis, melalui Ramadhan, tingkat kesejahteraan dan ketenteraman warganya lebih baik. Faktanya, pada Ramadhan kali ini situasi daerahnya relatif kondusif, bahkan lebih baik dari tahun sebelumnya. Kabar segar itu terlihat langsung oleh Heryawan di saat bersilaturahim dengan warganya pada ajang tarawih dan buka puasa bersama. Memang, diakui Heryawan, secara fisik, tingkat produktivitas warga dan pemerintah daerah tidak setinggi pada hari-hari biasa. Sekalipun yang dialami Heryawan pada Ramadhan ini justru sebaliknya. Sepanjang Ramadhan, dia hanya diberi kesempatan tidur tidak lebih dari empat jam per hari. “Jangan salah, pada bulan puasa ini tingkat produktivitas rohani warga dan pegawai sangat tinggi,” ujarnya. Peningkatan kualitas spiritual ini tentu akan menjadi bekal dalam menghadapi pekerjaan di bulan Syawal. Karena itu, memasuki Syawal nanti, diyakini Heryawan, produktivitas warga dan aparatur pemerintahan di Jabar akan tambah baik. Bahkan, kecenderungan melakukan perbuatan melanggar hukum pun akan kecil

SANDY FERDIANA/REPUBLIKA

karena terkikis bekal rohani yang dipupuk saat puasa. Ujung-ujungnya, kondisi kesejahteraan warganya akan semakin membaik. Heryawan teringat pada kisah kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz pada tahun 63 Hijriah, atau tepatnya 100 tahun setelah Rasullullah wafat. Di era kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, tanah timur tengah nyaris tidak memiliki kaum dhuafa. Seluruh warganya tergolong dalam kelompok muzaki. Sejumlah indikator dari kemakmuran warga Umar bin Abdul Aziz, terlihat dari jamaah shalat Subuh yang selalu memadati masjid. Menurut Heryawan, bila minimal 70 persen laki-laki yang telah berusia baligh rutin shalat Subuh berjamaah, maka dipastikan bangsa tersebut berkategori sejahtera. Memang, perlu penelitian lebih mendalam terkait korelasi antara shalat Subuh berjamaah dengan kesejahteraan warga. Yang pasti, mereka yang membiasakan shalat Subuh berjamaah, khususnya di masjid, merupakan kelompok umat yang tidak suka bermalasmalasan. Kondisi itulah yang pada Ramadhan ini menjadi mimpi Ahmad Heryawan. Heryawan merasa lega begitu mendengar kabar tentang meningkatnya kebutuhan warga terhadap fasilitas masjid. Kondisi itu menandakan hasrat beribadah di masjid dari warganya meningkat. Agar nilai spiritual Ramadhan ini tak luntur, sudah saatnya warga Jabar merutinkan beribadah puasa sunah mulai Syawal nanti, khususnya setiap pertengahan bulan. Sebab, pertengahan bulan merupakan sesi pengumpulan energi rohani terbesar. Tak ada salahnya bila harapan gubernur Jabar itu dilaksanakan oleh warganya. n ed: zaky al hamzah

Obrolin Puasa, Yuks! “Ketika Anda bertumbuh dewasa, Anda akan menyadari pentingnya puasa. Ada yang lebih dari sekadar menahan lapar ataupun menghindari makanan. Namun, lebih ke puasa moral. Anda memperbaiki diri Anda di segala aspek.” Rini ‘orin’ Nuraini Bulan ramadhan=bulan detoks. Puasa=pengeluaran racun dri tubuh. Puasa=mengistirahatkan sistem pencernaan....karena penyakit sumber ny dari perut.subhanallah apa2 yg Allah perintahkan kepada hambanya pasti ada manfaat ny....ramadhan bulan kesehatan.... :) Alee Doang Ramadhan tahun ini, aku dipercaya mengasuh rublik konsultasi ramadan oleh sebuah harian lokal. Awalnya aku ragu, karena ilmu ku memang masih pas-pasan. Tapi berkat support dari Pimred harian itu akhirnya aku terima. Lucunya, kalau ada pertanyaan yang sulit dan tidak aku dapatkan jawabannya di buku, aku mencarinya di Google ya jadi ustad google deh. Tapi tak masalah kan Ramadhan bulan tarbiyah. Ayooo belajar terus Rahmat Fauzi Bila di setiap bulan Rajab dan Sya’ban kita selalu berdoa untuk diberikan keberkahan dan dipertemukan dgn Ramadhan...Subhanallah...air mata ini tidak dapat ditahan ketika Allah benar2 mempertemukan dgn Ramadhan...Alhamdulillah Allah mengabulkan doaku... Benar2 tahun ini adalah Ramadhan yg amat berkesan...terlebih ketika 3 bulan yg lalu mengalami kecelakaan yg nyaris merenggut nyawa... Rika Ryantika Ramadhan datang ... Hatiku Riang ... Meski godaan datang menghadang ... Terus berjuang tuk menang .... Ramadhan jadikan kami manusia yang taqwa … Iin Indrawati

ramadhanrepublika2011

@puasarepublika

Email: puasa@republika.co.id SMS: 08121033399

Menghidupkan 10 Malam Terakhir Syahruddin El-Fikri

ak terasa, malam nanti kita akan memasuki hari ke-20 bulan Ramadhan. Artinya, kita akan mulai memasuki sepertiga malam terkhir bulan Ramadhan. Rasul SAW bersabda, “Bulan Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat (awwaluhu rahmah), pertengahannya ampunan (wa awsathuhu maghfirah), dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka (wa akhiruhu itqun min an-nar).” (HR Ibnu Khuzaimah). Berdasarkan hadis di atas, sekarang ini adalah momentum yang tepat untuk membanyak ampunan dari Allah SWT agar terbebas dari siksa dan azab api neraka. Dalam Alquran, Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikatmalaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan Allah kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa yang diperintah-

T

kan-Nya.” (QS At-Tahrim [66]: 6). “Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (QS Al-Baqarah [2]: 24). “Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.” (QS Ali Imran [3]: 131). Berkenaan dengan hal itu, Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya, agar memanfaatkan momentum 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. Dan, salah satu ibadah yang paling ditekankan adalah iktikaf. Iktikaf dalam bahasa adalah berdiam diri atau menahan diri di suatu tempat, tanpa memisahkan diri. Sedangkan dalam istilah syar’i, iktikaf berarti berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah SWT dengan cara tertentu, sebagaimana telah diatur oleh syariat. Iktikaf merupakan salah satu perbuatan yang dikerjakan Rasulullah SAW, seperti yang diceritakan oleh Aisyah RA, “Sesungguhnya Nabi SAW selalu iktikaf pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan sampai meninggal dunia, kemudian istri-istri beliau beriktikaf sesudah be-

liau.” (Muttafaqun alaih). Hadis di atas, secara tegas menjelaskan bahwa memasuki 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan, Rasulullah SAW senantiasa memperbanyak ibadah dan melakukan iktikaf di masjid. Hal itu terus-menerus dilakukan hingga wafatnya. Dan, kebiasaan iktikaf itu juga dilakukan oleh istri-istri Rasul. Iktikaf tentunya bukan sekadar berdiam di dalam masjid. Iktikaf adalah satu upaya yang dilakukan untuk memperbanyak ibadah. Misalnya, berzikir, membaca Alquran, tasbih, istighfar, shalawat, takbir, tahmid, tahlil, dan berbagai kegiatan positif lainnya. Itulah perbuatan yang terbaik dalam mengisi malammalam kemuliaan pada bulan Ramadhan. Jadi, bukan hanya semata-mata berdiam diri, tanpa ada aktivitas apa pun. “Rasulullah SAW sangat bersungguhsungguh pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan, melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR Muslim). Aisyah RA juga mengatakan, “Apabila Nabi SAW memasuki 10 hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari ber-jima’),

menghidupkan malam-malam tersebut, dan membangunkan keluarganya.” (HR Bukhari dan Muslim). Rasulullah SAW telah memberikan suri teladan bagi umat Islam di seluruh dunia. (QS Al-Ahzab [33]: 21). Ketika memasuki 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan, beliau makin memperbanyak ibadah, dan menjauhi urusan keduniawian. Bagi kita saat ini, ketika memasuki 10 hari terakhir, kita bukan mengisi kegiatan di masjid, sebaliknya malah disibukkan dengan pergi ke pusat perbelanjaan atau mal-mal untuk persiapan mudik. Ketika Rasul banyak membaca Alquran saat menjelang akhir Ramadhan, kita justru banyak menghitung rencana anggaran untuk Lebaran. Tentu, kita semua tidak ingin, Ramadhan ini akan berlalu begitu saja, tanpa ada kegiatan bermanfaat apa pun. Tentu, kita tidak ingin tahun ini menjadi Ramadhan terakhir. Namun, andai ini memang Ramadhan terakhir bagi kita, kinilah saatnya untuk memaksimalkan diri untuk memperbanyak ibadah kepada Allah. Wallahu a’lam. I


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.