Cahaya Ramadhan 1432 H.

Page 1

1432 H

REPUBLIKA

Konsultasi Zakat

ABRAHAM ZULVIE HOUTMAN

Gagal Bukan Saat untuk Terpuruk Oleh Fernan Rahadi

Kegagalan justru memberi Bram banyak hikmah

B

anyak doa yang dipanjatkan Abraham Zulvie Houtman (33 tahun) selama Ramadhan ini. Selain banyak melakukan introspeksi diri, pemilik Scooter 99 itu juga berharap bisnisnya terus melebarkan sayap. Kali ini tujuannya tak tanggung-tanggung: Benua Eropa. Pria yang akrab dipanggil Bram tersebut memang mengaku memperoleh banyak hal selepas kunjungannya ke tiga negara Eropa, yaitu Italia, Jerman, dan Portugal awal Ramadhan ini. “Saya yakin, kualitas dan semangat kerja orang-orang Indonesia tidak kalah dengan orang-orang Barat. Saya ingin membuktikan bahwa kami tidak layak dipandang sebelah mata,” kata Bram kepada Republika. Kunjungan yang berlangsung selama kurang lebih tiga pekan itu memang tidak jauh dari bisnis Scooter 99, perusahaan penjualan skuter yang telah dirintisnya sejak 12 tahun lalu. Di Genoa, Italia, Scooter 99 mendapatkan kehormatan setelah dua teknisinya diminta berpartisipasi dalam Reli Pharaoh, sebuah perlombaan reli yang akan berlangsung di Padang Pasir, Mesir. Saat ini, Scooter 99 memang menjalin kerja sama dengan

perusahaan Italia bernama Sten art Studio. Meskipun bergerak dalam bidang desain, perusahaan tersebut sering meminta bantuan Scooter 99 tiap kali mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan otomotif, yakni balapan dan pameran sepeda motor. “Kerja sama kami sudah berlangsung lama dan sangat baik sehingga jika mereka datang ke Jakarta pun sudah menjadi kewajiban Scooter 99 untuk menyambut,” kata Bram. Sedangkan, di Jerman dan Portugal, Abraham berusaha memperluas jaringan serta mempererat hubungan dengan sejumlah pelanggan yang sering membeli produk Scooter 99. Ayah dua orang putri itu bahkan mengaku mendapatkan pengalaman lucu saat ber-

jalan-jalan di kota Fatima, Portugal. Bram sedang melihat-lihat sebuah patung vespa di kota tersebut, ketika tiba-tiba seorang pria lokal merasa mengenalnya dan mengatakan dirinya mirip dengan teman di laman Facebook-nya. “Saat saling melihat akun masing-masing, ternyata saya dan dia memang sudah berteman di Facebook. Pria tersebut ternyata salah satu pelanggan Scooter 99,” ujar Bram. Saat ini, selain sudah merambah Eropa, Scooter 99 juga sudah mendapatkan sambutan hangat di lebih dari 10 negara, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Bram tak menyangka jika bisnis yang dirintisnya 12 tahun yang lalu itu bakal sebesar ini.

30

JUMAT 26 AGUSTUS 2011

Diasuh oleh Prof Dr M Amin Suma SH MA (Ketua Dewan Syariah Dompet Dhuafa) Jika ada pertanyaan seputar zakat, silahkan kirim pertanyaan Anda ke e-mail : zakat@republika.co.id atau ke : layandonatur@dompetdhuafa.org

Zakat Ruko Kontrakan

“Padahal, saat mendirikan Scooter 99 itu saya sedang kecewa karena bisnis saya gagal,” kata dia. Saat itu, ia kecewa terhadap dua rekan investornya asal Amerika Serikat (AS). Bram menilai, keduanya terlalu dominan dalam kerja sama bisnis tersebut. Ia pun akhirnya memilih usaha sendiri hanya dengan modal Rp 400 ribu. Kegagalan bisnisnya itu ternyata memberinya banyak hikmah karena ia menjadi mengerti proses ekspor-impor ke negaranegara Barat, khususnya Amerika, Kanada, dan negara-negara Eropa. Meskipun meraih sukses secara materi, Bram tak mau jumawa. Ramadhan ini, ia memperoleh banyak pelajaran berharga seusai menjalani ibadah puasa di Eropa. ■

Saya mempunyai utang di bank senilai Rp 60 juta untuk memulai usaha jual beli ruko. Ruko tersebut saya kontrakan sebesar Rp 4 juta per bulan. Setiap bulan, saya harus membayar cicilan sebesar Rp 3 juta ke bank. Apakah saya wajib berzakat, dan berapa nilainya? Tarjo, Semarang

Jawab: Usaha kontrakan tersebut apabila sudah berlangsung satu tahun, hendaknya diperhitungkan zakatnya, yaitu 12 bulan x Rp 1 juta (Rp 4 juta-Rp 3 juta) = Rp 12 juta. Jadi, zakatnya sebesar 2,5 persen x 12 juta per tahun, atau Rp 300 ribu. Perlu Anda ketahui, meskipun modal itu semua berasal dari utang, ada kegiatan usaha yang terus berlangsung dan menghasilkan pendapatan. Dengan demikian, harta tersebut dianggap memenuhi syarat an-namaa (berkembang). Sedangkan pembayaran utang tersebut dilakukan secara bertahap (setiap bulan). Karena itu, utang yang bersifat jangka pendeklah (yang harus dibayar setiap bulan) dan menjadi pengurang zakat.

Ngabuburit

Shalawat Tutup “NGABUBURIT IWAN FALS” Oleh Ichsan Emrald

K

ota Bekasi menjadi tujuan akhir konser “Djarum Coklat Ngabuburit” musisi legendaris Indonesia, Iwan Fals. Hasilnya, konser besar yang tak mungkin bisa dilupakan para Orang Indonesia (OI), fans fanatik Iwan. Pasalnya, Iwan Fals benar-benar mengajak pecintanya lebih dekat dengan Allah SWT. GOR Bekasi pun menjadi saksi ketika Iwan membawakan satu lagu religius yang bahkan belum pernah ia rekam sebelumnya, “Pondokku”. Lapangan berdebu GOR Bekasi telah dipenuhi kegiatan tim “Ngabuburit” sejak pukul 13.00 WIB. Meski tim “Ngabuburit” belum membawa Iwan Fals naik ke atas panggung utama, tim berusaha menjaga ritme pengunjung dengan menggelar bazar dan kuis. Selain itu, pengunjung pun dihibur lagu-lagu religi yang bisa menyejukkan hati di ten-

gah cuaca panas Bekasi. Di tempat lain, Iwan Fals dan Zastrouw masih melanjutkan perjalanan ke Pesantren Al Ridwan, Jati Asih, Bekasi. Pesantren itu menggelar khataman Alquran yang dimulai sehabis Zhuhur. Zastrouw menyatakan, semangat para santri terpacu ketika Iwan juga mulai mengajak santri terus melanjutkan membaca Alquran. Acara diteruskan dengan kegiatan menanam pohon dan dialog budaya hingga sore. “Kami ingin terus mencoba mengangkat kembali semangat pesantren sebagai pusat dari ilmu pengetahuan dan kebudayaan,” ujar Zastrouw kepada Republika. Sore harinya, dua kegiatan besar itu pun disatukan dengan menyelesaikan khatam Alquran di panggung utama GOR Bekasi. Kegiatan diistirahatkan sesaat untuk berbuka, shalat Maghrib dan Isya, hingga tarawih. Selepas tarawih, lapangan utama GOR Bekasi sudah dipenuhi puluhan ribu massa OI. Lantunan shalawat pun keluar

RUSDY/REPUBLIKA

dari mulut Zastrouw. OI yang terkenal garang dan sering dianggap biang keladi kekacauan, malam itu bersimpuh di tanah tandus tersebut, melantunkan shalawat. Iwan datang dengan lagu pertama “Ujung Aspal Pondok Gede”. Zastrouw menjelaskan, lagu itu memiliki makna bahwa perubahan akan terus terjadi. Dari sebuah tempat sepi nan rindang menjadi tempat hingar bingar penuh kebisingan. Hanya saja, dalam lagu itu, Iwan berpesan, perubahan tak boleh melupakan nilai-nilai luhur yang lama.

“Perubahan pasti terjadi karena tuntunan zaman,” kata Zastrouw. Lagu kedua berjudul “Pondokku”. Sebuah lagu dari perjalanan spiritual Iwan Fals masuk ke berbagai pondok pesantren, tempat Iwan mengaku menemukan nilai-nilai kesederhanaan tertanam di hati para santri. Lagu ketiga, “Tanam Siram Tanam”, sebuah lagu bertema lingkungan. Bagi Iwan, menanam pohon itu bersedekah kepada seluruh makhluk di muka bumi karena pohon mengeluarkan oksigen, gas yang diserap dalam napas berbagai

makhluk Allah. “Nabi ketika melepas para sahabat berangkat perang selalu berpesan untuk tidak membunuh anakanak, perempuan, dan jangan merusak pepohonan,” ujar Zastrouw. Lagu ketujuh, “Kefasihan”, menjadi lagu penutup acara tersebut. Perjalanan spiritual Iwan di bulan Ramadhan pun berakhir. Para OI masih bertahan meminta lagu. Waktu yang telah larut, pukul 23.00 WIB, membuat Iwan menolak. Ia memberi tanda bahwa para OI lebih baik pulang untuk mempersiapkan puasa. ■


1432 H JUMAT 26 AGUSTUS 2011

REPUBLIKA

Sudah bukkaa??

Sudah sahu hurr??

Sudah berraamal?

www.pkpu.or.id w w w. p k p u . o r. i d

Rasa R asa lega ga di hati akan akan selalu kita kita rasakan, rasakan, a , semua saat semu ua amanah telah telah tertunaikan. tertunaikan. Mari M ari wujudkan wuju udkan kebahagiaan kebahagiaan dengan saling saaling memaafkan memaafkan wujudkan dan tterus eruss wujudk an kepedulian

SSudahh siapp dengan g 111 bulan b l yaang ak datang yang akan kan ddatang? t g??

Sudah shodaqo h?

Sudah zakat?

saliinng Sudahaafkan? mem

SSeluruh eluruh ke keluarga eluarga besar PKPU mengucapk mengucapkan an n Selamat Selamat Hari R Raya aya Idul F Fitri itri 14 1432 432 H TTeriring e eriring do oa semoga seluruh amal di bulan Ramadhan dit erima olehNya, olehNya, doa diterima dan istiqom mah di 11 bulan yang ak an datan ng. istiqomah akan datang.

Rekening Zak Zakat at an. PKP PKPU PU : BC BCA A 600.030.9000 BSM 003.000.9002

w w w.alhamdulillahsudah.com www.alhamdulillahsudah.com

Tradisi Bi’ibih Dilupakan

AMPELSA/ANTARA

KENDURI NUZUL QUR’AN Ratusan warga antri memperoleh “Kuah Beulangong” (masakan khas daging aceh) saat berlangsung kenduri Nuzul Quran di Desa Lam Glumpang, Banda Aceh, Rabu (24/8). Kenduri bersama anak yatim, fakir miskin dan warga itu, tidak hanya sekedar tradisi masyarakat Aceh, namun juga mencerminkan nilai kebersamaan.

HOTEL ASTON MARINA JAKARTA

Paket Khusus Lebaran

Pengunjung peroleh diskon 15 persen ke sejumlah arena bermain di Ancol.

B

agi anak-anak, Lebaran tentunya identik dengan hadiah yang akan diterima dari ayah dan ibu atau papa dan mama setelah sebulan penuh berpuasa. Hal tersebut telah menjadi sebuah tradisi yang tidak dapat dihilangkan dari masyarakat Indonesia. Kini, bukan hanya para orang tua saja yang membagikan hadiah kepada anaknya ketika Lebaran, hotel pun juga ingin mempersembahkan hadiah berupa harga khusus ketika Lebaran. Salah satunya adalah Hotel Aston Marina Jakarta yang akan memberikan paket khusus untuk merayakan hari Lebaran. Public Relation Manager Aston Marina Jakarta Gita Ayu Ashari mengatakan, jika paket Ramadhan ditawarkan kepada pengunjung mulai dari harga Rp 552 ribu, untuk paket Lebaran, harga yang ditawarkan dimulai dari Rp 668 ribu. Menurutnya,

dengan harga paket tersebut, pengunjung dapat menikmati beberapa keuntungan saat Lebaran. Aston Marina Jakarta yang berjarak hanya 12 menit berkendara dari Jakarta Internasional Expo (JIExpo) dan 30 menit berkendara dari Bandara Soekarno-Hatta itu menawarkan paket khusus Ramadhan dan Lebaran yang memberikan sejumlah keuntungan bagi para pengunjung yang mungkin tidak sempat pulang kampung. Menurut Gita, pengunjung akan diberikan keuntungan, seperti sahur atau breakfast, takjil, wifi, dan akses untuk masuk ke dalam kawasan Ancol. Hotel yang letaknya memang tidak jauh dari salah satu wahana hiburan terbesar di Jakarta itu juga memberikan beberapa diskon untuk pengunjung yang akan menghabiskan waktu berliburnya untuk mencoba beberapa permainan seru yang ada di kawasan Ancol. “Untuk keluarga yang tidak sempat pulang kampung, paket Lebaran yang telah

31

disediakan dapat membantu pengunjung menghabiskan waktu berliburnya dan mencicipi beberapa diskon ke tempat-tempat bermain yang ada di Jakarta,” ujarnya beberapa waktu lalu. Gita menuturkan, bagi pengunjung yang telah memesan paket Lebaran, akan mendapatkan potongan harga sebesar 15 persen untuk masuk ke beberapa tempat bermain di kawasan Ancol. Arena permainan itu, seperti Dunia Fantasi, Atlantis Water Adventure, Ocean Dream, Outbondholic, Amazon Family Entertainment Center, dan Fantastique Show. Siapa pun orangnya pasti akan menyambut datangnya bulan Ramadhan itu dengan penuh suka cita. Menyambut datangnya Ramadhan tidak hanya dilakukan oleh orang saja, tetapi juga setiap gedung yeng berada di pusat publik mengubah penampilannya dengan tema Ramadhan yang selalu menjadi dekorasi tahunan. Pada bulan Ramadhan kali ini, Aston Marina Jakarta mengambil tema dekorasi dari negara Maroko. Tema ini diambil karena Maroko memiliki sejarah panjang dalam peradaban Islam. ■ c16 ed: nidia zuraya

BONDOWOSO — Di wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, ada sebuah tradisi yang kerap dilakukan setiap tanggal 25 dan 27 Ramadhan, yakni saling antar nasi ke para tetangga. Tradisi yang dikenal dengan sebutan ‘bi’ibih’ ini dilakukan saat sore hari menjelang malam 25 dan 27 Ramadhan. Namun, menurut Hapi Tedjo Pramono, tokoh masyarakat di Kecamatan Tenggarang, Bondowoso, tradisi ‘bi’ibih’ ini kini mulai ditinggalkan oleh masyarakat Muslim Bondowoso yang tinggal di perkotaan dan sekitarnya. “Kalau di daerah pedesaan mungkin saja masih ada warga yang melestarikan tradisi itu untuk meramaikan tanggal-tanggal ganjil di bulan Ramadhan yang diyakini sebagai turunnya malam lailatul qadar atau malam seribu bulan,” paparnya kepada kantor berita Antara, Kamis (26/8). Mantan kasi Kebudayaan pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bondowoso itu menjelaskan, nasi ‘bi’ibih’ diambil dari kata ‘bi’ibih’ yang merupakan waktu pergantian dari Ashar ke Maghrib. Karena nasi yang dibungkus daun dengan lauk seadanya itu diantar ke tetangga pada waktu ‘bi’ibih’ itu, disebutlah tradisi nasi ‘bi’ibih’. Biasanya nasi tersebut diberi lauk seadanya, termasuk serundeng yang terbuat dari kelapa diparut dan disangrai hingga kering berwarna cokelat dengan porsi sekepalan tangan orang dewasa. Biasanya setiap rumah membuat sekitar tujuh bungkus nasi dan saling diantar ke tetangga terdekat. “Intinya adalah saling bersedekah pada 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan. Tradisi itu dulunya dilestarikan secara turun temurun. Namun, seiring perjalanan waktu, masyarakat sudah meninggalkan tradisi tersebut,” ujarnya. Hapi mengemukakan, di daerah tempat tinggalnya di Kecamatan Tenggarang, tradisi ‘bi’ibih’ itu sudah tidak pernah diingat lagi oleh warga. Untuk memperbanyak amal ibadah sedekah, warga biasanya secara begiliran menyalurkan makanan ke masjid atau mushala yang menggelar acara tadarus setiap malam. “Sebetulnya tradisi itu kalau dilestarikan bagus karena anak-anak biasanya senang makan nasi ‘bi’ibih’ itu,” tambah Hapi. Mengenai bi’ibih, Hapi menjelaskan bahwa kata itu digunakan secara salah kaprah dan menjadi sesuatu yang menakutkan bagi anak kecil karena para orang tua bisanya menjadikan senjata untuk menakut-nakuti anaknya kalau bermain di saat-saat menjelang Maghrib. ■ ed: nidia zuraya

Konsultasi Puasa Diasuh oleh Prof Dr KH Achmad Satori Ismail Jika ada pertanyaan seputar puasa, silahkan kirim pertanyaan Anda ke e-mail : puasa@republika.co.id

Puasa Syawal atau Qadha Dulu Assalamualaikum Wr Wb. Pak Ustaz, mana yang lebih baik puasa Syawal enam hari atau qadha bagi perempuan? Wardah, Bandung

Jawaban: Sebagai Muslim kita wajib mengetahui prioritas perbuatan kita. Yang wajib harus didahulukan dari yang sunah. Yang sunah harus didahulukan dari yang mubah. Puasa wajib yang pernah ditinggalkan karena uzur seyogianya dibayar secepatnya. Enam hari di bulan Syawal digunakan untuk mengqadha puasanya dulu dan berikutnya baru melaksanakan yang sunah. Ada pendapat bahwa kalau kita mengqadha puasa pada hari-hari yang disunahkan dan kita sudah terbiasa melakukan puasa sunah tersebut, semoga kita mendapat pahala puasa wajib dan sunah bersamaan. Kalau niatnya puasa wajib, tapi niatnya puasa sunah, puasa wajib tidak tercakup. Wallahu a’lam bis shawab.

Meraih Derajat Takwa Usai Puasa Assalamualaikum Wr Wb Apa yang mesti dilakukan agar kita bisa meraih derajat takwa usai puasa? Syauqi, Tangerang

Jawaban: Yang perlu disiapkan agar meraih derajat takwa usai puasa adalah dengan mengoptimalkan ibadah puasa melalui pemahaman ilmu tentang puasa: syarat, rukun, sunah, dan hal-hal yang membatalkan puasa atau mengurangi pahala puasa. Selain itu, perlu melakukan hal-hal yang baik pada Ramadhan ini, seperti banyak membaca Alquran, qiyam Ramadhan (shalat Tarawih), memberi makan untuk orang yang berbuka puasa, menghidupkan malam-malam Ramadhan untuk beribadah dan menggapai Lailatul Qadar, banyak bersedekah, berzakat fitrah, beriktikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan, serta banyak bertaubat dan berdoa selama bulan Ramadhan. Wallahu a’lamu.

Pengalaman Puasa

Batal Minum Air Keran

A

ssalamu’alaikum, namaku Muhammad Althaf Irsyad Arafat, dipanggil Ichad. Saat ini, umurku enam tahun. Sejak berumur empat tahun, ibu mulai mengajari aku puasa. Tidak penuh, hanya sampai waktu Zhuhur. Ibu menyebutnya puasa bedukan, berakhir ketika beduk dipukul menandai Zhuhur, tapi aku

Favoritku Tetap Masakan Bunda sendiri belum pernah memukul beduk. Masjid di perumahanku tak punya beduk. Bulan puasa tahun ini, ibu minta aku puasa penuh. Hari pertama lancar meskipun beraaat banget. Apalagi, pas siang hari aku merasa haus dan lemeeees. Pada hari kedua, siang hari aku dan kakak diajak ibu ikut menunggui toko di Bekasi Trade Center. Aku udah nggak kuat banget, tapi takut bilang minta buka puasa. Ketika kakak mengajakku pipis di kamar mandi, aku nggak kuat melihat air dari keran. Kayaknya dingiin dan enak bila diminum. Akhirnya, diam-diam aku minum. Eh, ternyata kakak melihatku. Kakak lapor ke ibu. Untunglah ibu nggak marah. Ibu malah bilang, aku boleh puasa setengah hari saja, seperti dulu waktu aku masih berumur empat tahun. M Althaf Irsyad Arafat SDIT An Nadwah, Kelas 1 Jl Lambang Sari Raya Kompleks Kota Legenda Bekasi Timur

Ini adalah Ramadhan ke-4 yang aku jalani di Miyazaki, Jepang. Aku tinggal di Miyazaki sejak tahun 2007. Aku ke sana ikut bundaku yang sedang kuliah di Universitas Miyazaki. Tahun ini, aku mulai berpuasa penuh, tidak puasa setengah hari lagi seperti tahun lalu. Aku bersekolah di Gakuen Kibanadai Shougakkou atau SD Gakuen Kibanadai. Saat ini, sekolahku sedang libur musim panas selama sebulan lebih. Selama Ramadhan, aku mendapat tambahan Alquran class atau kelas mengaji dari Sanaa Sensei tiga kali dalam sepekan di rumahnya. Guru mengajiku itu adalah seorang perempuan Mesir yang menikah dengan lelaki Jepang. Kalau bukan Ramadhan, Alquran class hanya diadakan sepekan sekali saja. Sanaa Sensei bilang, Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, jadi aku harus lebih banyak beribadah, seperti mengaji. Kalau tiba waktu berbuka, aku senang sekali makan okonomiyaki. Itu makanan Jepang, seperti pancake yang diisi bermacam sayuran, tapi aku paling suka kalau isinya udang dan daging ayam yang dipotong kecil-kecil. Selain itu, aku juga doyan

makan kari dan nasi. Makanan ini selalu disediakan bundaku saat buka ataupun sahur. Bunda dan ayahku sering mengajakku ikut iftar atau berbuka puasa bersama. Aku senang kalau lagi ada acara iftar karena aku bisa bertemu banyak teman yang ada di sekitar Miyazaki. Aku juga bisa makan aneka macam masakan internasional. Tapi tetap saja, favoritku adalah masakan bunda! Ahmad Abdurrahman Shiddiq SD Gakuen Kibanadai, Miyazaki, Jepang, kelas 1

Adik-adik bisa mengirim cerita pengalaman berpuasa. Jangan lupa, kirim juga foto adik-adik untuk dimuat di halaman ini. Kakak tunggu ya tulisan dan foto kalian di Email: puasa@republika.co.id atau surat ke Republika, Jalan Warung Buncit Nomor 37, Jakarta Selatan.


1432 H JUMAT 26 AGUSTUS 2011

REPUBLIKA

Mutiara Hadis

Jangan Sibuk Belanja di 10 Hari Terakhir

Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: “Sesungguhnya Nabi SAW tidak pernah berpuasa sebulan penuh, melainkan hanya di bulan Ramadhan. Jika berpuasa, beliau benar-benar menjalankannya dengan sebaik-baiknya sampai-sampai orang-orang mengatakan, ‘Demi Allah, beliau tidak pernah tidak puasa.’” (HR Bukhari)

Tingkatkan ibadah dan beriktikaf di masjid untuk mendapatkan pahala.

Iktikaf

Adab Beriktikaf

S

epuluh hari terakhir adalah masa-masa krusial dalam menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Pada fase inilah, Allah SWT menjanjikan datangnya lailatul qadar atau malam penuh kemuliaan dan pembebasan dari ancaman siksa api neraka bagi umatnya yang menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh. Tapi, fenomena yang terjadi adalah umat Islam pada 10 hari terakhir ini justru sibuk berbelanja dan memadati pasar atau mal untuk persiapan menyambut Hari Raya Idul Fitri. “Kita jangan sampai lalai. Pada hakikatnya, 10 hari terakhir di bulan Ramadhan merupakan waktu yang sangat baik untuk meningkatkan amal ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT,” kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatra Barat (Sumbar) Bidang Fatwa Gusrizal Gazahar di Padang. Membuat pesiapan merayakan Idul Fitri tidaklah dilarang, namun diminta untuk tidak lalai sehingga amalan di akhir Ramadhan semakin berkurang. “Melihat kondisi hampir sebagian besar masjid dan mushala mulai ‘kehilangan’ jamaah, hal ini seyogianya menjadi perhatian khusus umat Islam,” tuturnya. Ia menyayangkan, pada awal Ramadhan, sebagian besar umat Islam begitu semangat melaku-

Syahruddin El-Fikri

I

PRAYOGI

kan ibadah. Sementara itu, pada akhir Ramadhan, khususnya 10 hari terakhir, justru semangat beribadah semakin berkurang. Disebutkannya, beberapa faktor penyebab sehingga kebanyakan amal ibadah umat Islam cenderung berkurang di akhir-akhir Ramadhan, di antaranya karena menurunnya kualitas iman. Faktor lainnya, masih minimnya pengetahuan Islam di kalangan kaum Muslimin. Sangat pentingnya beriktikaf di masjid pada 10 hari terakhir pun banyak diabaikan. “Masih banyak umat Islam belum memahami tentang keutamaan amalan tersebut,” katanya. Ia juga mengingatkan, sebaiknya Idul Fitri dirayakan dengan sederhana. “Tidak ada anjuran dalam Islam untuk bermewahmewah saat merayakannya.” Berpakaian bagus pada saat

Idul Fitri memang dianjurkan, tapi jangan sampai dipaksakan sehingga tergolong dalam perbuatan boros. “Amalan lain yang perlu menjadi perhatian kaum Muslimin, yakni pembayaran zakat fitrah sesuai dengan tuntunan. Karena itu, masyarakat diimbau jangan sampai terlalaikan dari satu ibadah penting di akhir bulan Ramadhan ini,” katanya.

Jangan jadi pengemis Sementara itu, di Kota Pangkalpinang, Bangkabelitung, MUI melarang masyarakat Muslim menjadi pengemis. Pada bulan Ramadan dan menjelang Lebaran ini, seperti biasanya mereka marak menadahkan tangan di jalanan dan pusatpusat keramaian hingga masjid. Hal itu dianggapnya tidak sesuai dengan ajaran Islam meski diakuinya perbuatan

meminta-minta itu tidak bisa dikatakan haram karena pengertian haram itu tidak boleh sama sekali dilakukan dan ada ganjaran dosa dari Allah SWT. “Islam mengajarkan umatnya agar hidup disiplin dan mandiri. Sekecil apa pun dan dalam bentuk apa pun sebuah bekerja masih tetap lebih mulia daripada menjadi mengemis yang hanya menggantungkan hidup pada belas kasihan orang lain,” tutur Ketua MUI Pangkalpinang Abdul Karim Syamsuri. Sebagian besar pengemis yang beroperasi di Pangkalpinang, menurut dia, merupakan pengemis musiman yang berasal dari Jawa dan Sumatra.“Mereka menganggap mengemis di Pangkalpinang lebih menguntungkan dibandingkan mengemis di daerah asal mereka,” ujarnya. ■ antara, ed: asep nur zaman

Buka Puasa di Mana?

Mencicipi Malaysia di Pinggir Kota Tarakan Oleh Ichsan Emrald

W

32

aktu berbuka telah tiba di Tanah Tarakan, Kalimantan Timur, ketika banyak warga berdatangan ke Restoran Balkis di Pasar Gusher, Jalan Gajah Mada. Pasar ini bersebelahan dengan kawasan hutan buatan Konservasi Mangrove dan Bekantan serta Pelabuhan Tengkayu II Kota Tarakan. Meski hanyalah satu dari sekian banyak pasar di Kota Tarakan, di kala waktu berbuka, salah satu restoran di pasar tersebut dipenuhi oleh pengunjung yang hendak berbuka. Bahkan, ada pengunjung dari ujung-ujung Kota Tarakan. Mereka satu per satu datang dan membeli sebuah menu khas Restoran Balkis, yaitu roti canai. Menu di restoran tersebut memang cukup unik, khususnya nama-nama yang digunakan. Jika roti canai dengan kari daging tidak terlalu aneh di telinga banyak orang Indonesia, roti cobra dan teh o peng mungkin terdengar asing. “Restoran ini memang bercita rasa Malaysia,” ujar Asrina, menantu pemilik Restoran Balkis, yaitu pasangan Hajariah dan Syamsuddin. Seluruh menu, menurut Asrina, memang sengaja ditulis dalam ba-

hasa Melayu. Hal ini karena sang mertua cukup lama bermukim di negeri jiran, yaitu Sabah, Malaysia. Namun, nama restoran yang berdiri pada 2004 itu bukan diambil dari bahasa Malaysia, melainkan akronim daerah sang mertua di Sulawesi Selatan, yaitu Bilajang-Kasa’. “Ibu sama bapak orang Bugis,” tutur Asrina. Ia menjelaskan, salah satu menu favorit bernama tori cobra bukan menggunakan daging ular kobra. “Isinya daging ayam dan telur di tengahnya ada tulang mata sapi,” katanya. Jangan salah sangka juga, bagi yang ingin menyantap roti canai disediakan ceret di setiap meja. Namun, tidak untuk diminum, tetapi untuk cuci tangan Tentang teh o peng, menurut Asrina, “o” berarti pakai gula. Sedangkan “peng” adalah minuman yang ada tambahan es di dalamnya. Kemudian, ada teh tarik madras, yaitu teh susu yang cara pembuatannya digoyang-goyang. “Di sini banyak yang memesan Milo O Peng,” tuturnya. Ada pula menu lain, seperti teh halia, horlicks, dan susu FNN yang semuanya merupakan minum sachet asal Malaysia. Menu lain

ktikaf merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan Rasulullah SAW, apalagi pada saat memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, Rasul SAW senantiasa mengencangkan ikat pinggangnya dan mengajak istrinya untuk bersama-sama beriktikaf di masjid. Dan kebiasaan iktikaf itu senantiasa dilaksanakan Rasulullah SAW hingga masa-masa terakhir kehidupan beliau. Bagi umat Islam, iktikaf merupakan salah satu ibadah untuk memperbanyak amal kebajikan, apalagi di bulan Ramadhan ini, ibadah sunah akan bernilai wajib di bulan lain. Namun demikian, agar ibadah Ramadhan dan iktikaf bisa berjalan dengan baik dan sempurna serta harapannya ibadah kita diterima Allah SWT, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan selama beriktikaf tersebut. Syekh Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada dalam kitabnya Mausu’ah al-‘Adab al-Islamiyyah menjelaskan, ada tata cara yang harus dipenuhi selama beriktikaf, baik saat awal, sedang, maupun ketika akan mengakhiri iktikaf. Pertama, berniat dengan benar. Artinya, iktikaf itu diniatkan untuk beribadah kepada Allah dan menghidupkan sunah Rasulullah SAW dengan maksud untuk meraih keridaan-Nya. Sebaik-baik apa pun pekerjaan dan perbuatan, namun tidak diniatkan untuk ibadah kepada Allah, niscaya pekerjaan dan perbuatan itu juga tak akan bernilai ibadah. “Sesungguhnya segala amal perbuatan manusia itu bergantung pada niatnya.” (HR Bukhari). Kedua, beriktikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan. Aisyah RA meriwayatkan: “Sesungguhnya Nabi SAW selalu iktikaf pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan sampai meninggal dunia, kemudian istri-istri beliau beriktikaf sesudah beliau.” (Muttafaqun alaih). Ketiga, beriktikaf di Masjid Jami. Menurut Syekh Sayyid Nada, tidak sah seseorang yang beriktikaf di rumah. Dalam Alquran surah Al-Baqarah [2] ayat 187, Allah berfirman: “Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedangkan kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, janganlah kamu mendekatinya.” Berdasarkan ayat ini, kata Sayyid Nada, iktikaf hanya bisa dilakukan di masjid dan masjid yang terbaik adalah Masjid Jami agar saat pelaksanaan shalat Jumat, dia tidak keluar dari masjid. Keempat, masuk ke dalam tenda (semacam kubah di dalam masjid) yang disediakan secara khusus untuk beriktikaf. Syekh Sayyid Nada menjelaskan, kubah atau tenda itu akan membantu orang beriktikaf untuk berkhalwat dengan rabb-Nya. Dari Aisyah RA, dia berkata: “Rasulullah jika ingin beriktikaf, beliau mengerjakan shalat fajar kemudian masuk ke tempat iktikafnya. Suatu kali, beliau ingin beriktikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan, lalu Rasul SAW memerintahkan agar didirikan kemah, maka dipancangkanlah…” (HR Bukhari dan Muslim). Keenam, tidak keluar masjid tanpa ada kepentingan darurat. Ketujuh, tidak menyetubuhi istrinya (QS alBaqarah [2]: 187). Kedelapan, bersungguh-sungguh dalam beribadah dan tidak menyia-nyiakan waktu sebab demikian itulah tujuan iktikaf, artinya sungguh-sungguh beribadah kepada Allah. ■

ICHSAN EMRALD/REPUBLIKA

sebenarnya bisa kita temukan di Indonesia, yaitu nasi goreng, mi goreng mamak, atau mi goreng thailand yang bedanya hanya menggunakan kerupuk. Salah satu pengunjung, Halimah beserta putranya datang hanya untuk memesan roti canai. Ia berasal dari Kelurahan Selumit darat. “Suasananya enak, makanannya juga enak,” ucapnya. Hal itu pun diakui oleh Karim (45 tahun) yang setiap Ahad datang untuk membeli roti canai dan memesan susu FNN. Menurut pria keturunan Pare-Pare ini, baru Kedai Balkis yang menyajikan makanan khas Malaysia. ”Sebenarnya di Tawau (Sabah, Malaysia) sendiri, restoran seperti ini banyak di dekat pantai, yang

jual juga orang Indonesia,” ucap Rusli H Jabba, seorang pengusaha minyak, ketika ditemui Republika di restoran tersebut. Kebetulan Rusli yang juga ketua Dewan RT Kota Tarakan datang sedikit malam bersama ketua RT yang lain. Pria keturunan Bugis itu mengaku senang ke Restoran Balkis karena suasananya menyenangkan. Apalagi, roti canai plus kari dagingnya memang terbilang enak. Disebutkannya, Tarakan dan Tawau memiliki kedekatan geografis sehingga banyak orang Indonesia asal Tarakan berada di Malaysia. “Mungkin warga Tarakan yang pernah tinggal di Malaysia, kangen roti canai khas sana,” kata Rusli sambil tertawa. ■ ed: asep nur zaman

ramadhanrepublika2011

@puasarepublika

Email: puasa@republika.co.id SMS: 08121033399


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.