Dialog Jumat

Page 1

REPUBLIKA

JUMAT, 12 AGUSTUS 2011 / 12 RAMADHAN 1432 H n 1

Berinteraksi dengan Alquran laporan utama

A

lquran membuat hati tenteram. Banyak orang yang membiasakan diri untuk membacanya secara rutin untuk mencapai ketenangan dan kedamaian hati. Ada target halaman yang mereka tentukan setiap harinya, apalagi pada Ramadhan, bulan saat Alquran diturunkan. Ketua Yayasan Daarul Quran, Ahmad Jameel, mengatakan kian banyaknya Muslim membaca dan mempelajari Alquran merupakan indikasi dekatnya mereka dengan Alquran. Namun, ia mengingatkan dekat saja tidak cukup. Selanjutnya adalah mengamalkan ajaran Alquran dalam kehidupan.

2 REUTERS

7

Mendidik Anak dengan Benar

Kitab Rujukan

YOGI ARDHI/REPUBLIKA

13

Setiap keluarga pasti menginginkan hadirnya anak di tengah mereka. Namun, apakah anak akan menjamin kebahagiaan orang tuanya? Semua bergantung pada orang tua yang mendidiknya. Jika dididik sesuai agama, ia menjadi anak saleh dan membahagiakan orang tuanya.

Keinginan untuk memahami dan mendalami Alquran dan hadis, memantik umat Islam, khususnya para cendekiawan menuliskan sejumlah kitab yang menjelaskan kedua sumber hukum Islam itu. Dan, kitab tersebut menjadi rujukan umat Islam.

16

10

Meniti Jalan Bersama Sang Kaisar

Mengembangkan Silaturahim Ida memanfaatkan silaturahim tatap muka dan jejaring sosial di dunia maya untuk menyosialisasikan ide-idenya kepada anggotanya bagi pengembangan Fatayat NU, yang selama ini melakukan pemberdayaan perempuan.

Hamida Banu Begum selalu mendampingi suaminya, Humayun, seorang kaisar Mughal dalam berbagai keadaan. Termasuk dalam sejumlah perjalanan untuk menghadapi pertempuran guna mengatasi kelompok yang menggoyang takhta Humayun.

IDA FAUZIYAH WIKIPEDIA.COM

AGUNG SUPRIYANTO


REPUBLIKA

laporan utama

JUMAT, 12 AGUSTUS 2011

2

Terbiasa Membaca Alquran

AGUNG SUPRIYANTO

Kebiasaan membaca Alquran membantu menumbuhkan keseimbangan dan keyakinan dalam diri.

Oleh Indah Wulandari

“D

i mana pun saya bertugas, seusai shalat fardhu, saya biasakan membaca Alquran,” kata Yunus Saputra (27), seorang perwira polisi yang bertugas di Mapolrestabes Surabaya, Senin (8/8). Ia sudah mafhum, Alquran telah menjadi pedoman hidupnya, juga nyata menumbuhkan ketenangan dalam batinnya. Setidaknya, maksimal sebanyak empat lembar dari mushaf Alquran ia baca dalam sehari. Bukan secara tiba-tiba Yunus mampu menjalani hal tersebut. Itu tak tumbuh secara instan. Ia mengatakan, kebiasaannya membaca Alquran telah dilatihnya sejak kecil. Sehingga, tak ada kata berat saat ia melakoninya. Apalagi, tambahnya, jika membaca tafsir Alquran, dia seakan kembali ke dalam sejarah ketika Rasulullah memperjuangkan agama Islam. Ia mengungkapkan, dari segi batiniah, dirinya menemukan ketenangan setelah membaca ayat-ayat dalam kitab sucinya itu, terutama di saat dia

IQTISHAD (EKONOMI ISLAM)

Ketua STMIK AMIKOM Yogyakarta www.amikom.ac.id

untuk meraih keberkahan bulan Ramadhan, dia lebih intens melakukannya. Perasaan lebih khusyuk selalu menyelebungi dirinya kala membaca Alquran di bulan suci. Tak hanya membaca, Fathiya mengaku, sekaligus mengartikan juga ayat per ayat langsung melalui tafsir yang dibawanya. Ia mengatakan, tafsir tersebut mempunyai banyak manfaat dan membantunya menjalankan ajaran Alquran ke dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat lain dari kebiasaan membaca sekaligus memahami Alquran, menjadikan pribadi Fathiya lebih tegar dalam menghadapi berbagai masalah. Ketenangan batin serta kemudahan dalam menjalankan segala sesuatunya, termasuk pekerjaan, menjadi nilai plus bagi Fathiya. Petunjuk dirasakan oleh Intan Mustika (27), seorang pegawai negeri sipil, waktu berinteraksi dengan Alquran. Meski, ia mengungkapkan, tak setiap hari membacanya, tetapi ia selalu mempunyai waktu khusus memahami ayat-ayat dalam Alquran, terutama saat mengikuti pengajian di lingkungannya. “Setidaknya, saya mengerti dahulu hikmah yang terkandung pada surah dalam Alquran yang dikaji bersama itu,”

papar Intan. Dengan mengkaji bersama, Intan merasa lebih terpacu untuk memperbaiki bacaan sekaligus menanyakan hal-hal seputar keagamaan. Bimbingan dari ustaz, terangnya, bisa membantu pemahaman pada saat membaca Alquran di rumah. Perasaan tenang dan yakin atas apa yang diputuskan atau dikerjakan menjadi efek utama seusai dia mengaji. Intan meyakini, Alquran adalah petunjuk bagi umat Islam dalam segala jenis urusan. Intan mengembangkan kiat sendiri dalam berinteraksi dengan Alquran. Menurut dia, selain membaca, memahami terlebih dahulu kandungan Alquran merupakan hal yang sangat berguna. Sebab, melalui pemahaman itu, membuat keimanannya semakin bertambah. Ketua Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus se-Jakarta, Depok dan Bekasi, Marjuki Zulziar mengatakan, interaksinya setiap hari dengan Alquran membuatnya termotivasi untuk menggali berbagai faedah kitab suci itu dalam kehidupan. Menurut dia, Alquran itu istimewa karena dengan hanya membaca, seorang Muslim memperoleh pahala dari Tuhannya. n ed: ferry kisihandi

Kebijakan Moneter Mencegah Penyimpangan (4)

P

Oleh: Prof. Dr. M. Suyanto

membutuhkan konsentrasi tinggi sebagai seorang aparat hukum. Justru, titik fokus konsentrasi dirasakannya meninggi seusai membaca ayat-ayat suci. “Saya seperti menemukan keseimbangan jasmani dan rohani seusai melakukannya,” ujar Yunus. Namun, kealpaan dalam masa tertentu melanda diri Yunus. Saat kesibukan menangani kasus dan melayani masyarakat, ia terkadang lupa menjalani kebiasaannya membaca Alquran. Ditambah lagi, ia biasanya membaca mushaf ukuran standar yang tak bisa ditenteng ke mana-mana. Di kemudian hari, hati Yunus tergerak menjajal penggunaan fitur Alquran lewat telepon genggam untuk memudahkan rutinitas membaca Alquran. Mungkin itu bisa membuatnya tetap berdekatan dengan Alquran, memahami, dan akhirnya mengamalkan dalam keseharian. Kebiasaan membaca Alquran saat jeda kerja, dilakukan public relation Hotel Ambhara, Blok M, Jakarta Selatan, Fathiya Farouq. “Per hari, untuk saya pribadi minimal membaca satu juz,” terangnya. Biasanya, dia membaca kitab suci Alquran yang selalu ditaruh di ruangannya. Fathiya juga mengaku, kesibukan sehari-hari bukanlah penghalang bagi dirinya untuk membaca Alquran. Bahkan,

erubahan yang terjadi dan ekspansi perdagangan dan ekonomi mengharuskan dilakukan modifikasi dalam struktur pasar sehingga kegiatan produksi barang dan jasa dapat dilakukan lebih efektif dan efisien. Perubahan yang terjadi sangat banyak dan komprehensif sehingga tidak dapat dibahas dalam studi ini. Untuk itu kita hanya berkonsentrasi pada salah satu perubahan untuk mengilustrasikan pada salah satu perubahan untuk mengilustrasikan bagaimana perubahan ini mempengaruhi tabungan dan proses investasi. Allah melarang harta itu beredar pada orang kaya saja atau harta itu dimonopoli oleh orang kaya saja. Dalam surat Al Hasyr ayat 7 : “Apa saja harta rampasan yang

diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya”. Menurut Ath-Thabari, ayat ini punya hukum lain dengan ayat sebelumnya. Itu karena pada ayat sebelumnya disebutkan harta yang Allah tetapkan khusus untuk Rasul-Nya dan tidak yang lain. Tidak seorang pun yang mendapat bagian dari itu, maka datanglah atsar dari Umar bin Al Khaththab. Ibnu Abdil A’la menceritakan kepada kami, dia berkata : Ibnu Ats Tsaur menceritakan kepada kami dari Ma’mar, dari Az-Zuhri, dari Malik bin Aus bin Al Hadatsan, dia berkata, “Umar menyuruhku menghadap, maka aku datang kepadanya, dan dia berkata kepadaku, ‘Telah datang kepadaku dari kalangan dari kaummu, dan diperintahkan memberikan sesuatu kepadanya. Ini coba bagikan kepada mereka! Lalu aku katakan, ‘Wahai Amirul Mukminin, suruh saja orang lain ‘. Dia berkata, ‘Pegang dia hai orang!’ Ketika aku dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba datang Yarfa (mantan budaknya), dia berkata, ‘Ada Abdurrahman bin Auf, AzZubair, Utsman, dan Sa’d minta izin masuk’. Umar berkata, ‘Izinkan mereka masuk’. Setelah itu dia diam beberapa saat. Kemudian mantan budaknya ini datang lagi dan berkata, ‘Sekarang ada Abbas dan Ali datang minta izin bertemu’, ‘Wahai Amirul Mukminin, putuskan antara diriku dengan si penipu, pengkianat dan

pendurhaka ini’. Mereka berdua datang menyengketakan masalah yang sudah diberikan Allah kepada Rasul-Nya dalam hal harta rampasan dari bani Nadhir. Lalu ada orang yang berkata,’Putuskan antara mereka, wahai Amirul Mukmin, dan biarkan masing-masing mereka tenang. Sengketa antara mereka memamng sudah berlangsung lama’. Umar berkata, ‘Aku akan menuntun kalian sesuai jalan Allah yang dengan izin-Nyalah langit dan bumi berdiri. Tidakkah kamu tahu bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kami (para Nabi) tidak mewariskan, apa yang kami tinggalkan adalah sedekah)”.’Orang-orang lalu berkata, ‘Ya memang beliau pernah berkata demikian’. Umar berkata lagi kepada mereka berdua, ‘Apakah kalian berdua juga tahu bahwa Raulullah SAW pernah mengucapkan itu ?’ Mereka menjawab, ‘Ya. Umar melanjutkan, ‘Kalau begitu aku akan memberitahumu tentang fa’i yang satu ini. Sesungguhnya Allah memberikannya secara khusus kepada Nabi-Nya sesuatu yang belum pernah diberikannya kepada siapa pun selain beliau. Dia berfirman, “Dan apa saja harta rampasan (fai’i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan itu kamu tidak mengerahkan seekor kuda pun dan (tidak pula) seekor unta pun.” Ini untuk Rasulullah SAW secara ekslusif. Demi Allah, setelah itu harta ini tidak bisa menjadi milik kalian semata, atau kalian diprioritaskan untuk mendapatkannya melebihi orang lain. Beliau telah membagikannya kepada kalian sampai tinggal tersisa harta ini. Rasulullah SAW sudah membelanjakan untuk keluarganya selama setahun, kemudian sisanya dijadikan sebagai harta Allah’.” G Adv.


REPUBLIKA

laporan utama

3

JUMAT, 12 AGUSTUS 2011

PAHAMI KITAB SUCI Butuh bimbingan ustaz dalam mencapai pemahaman terhadap ajaran Alquran.

Oleh Indah Wulandari

B

agi Dwi Maryanto, ketua Young Islamic Leader Alquran Learning Center, Alquran merupakan penyembuh dari segala penyakit hati. Ia membuktikannya sendiri. Segala masalah yang menderanya ternyata bisa diatasi dengan membuka Alquran. Tiap ayatnya, imbuh Dwi, mengandung esensi solusi hidup yang logis. Bahkan, banyak ilmu maupun gejala-gejala alam yang dipaparkan. “Akal manusia menyaringnya sebagai sebuah ilmu baru atau dipraktikkan,” katanya di Jakarta, Selasa (9/8). Keunggulan Alquran dapat dirasakan setelah melalui beberapa proses. Diawali dengan kemampuan membaca, pemahaman isi atau tafsir, lalu ha-

falan atau tahfiz. Menurut Dwi, pengamalan Alquran sesuai dengan tingkatan interaksi seseorang dengan kitab ini. Fungsi guru atau ustaz dalam membimbing melalui proses pemahaman Alquran dinilainya penting. Selain belajar dari para ustaz tepercaya, Dwi menetapkan target pribadi dalam berinteraksi dengan Alquran. Ia rutin membukanya usai shalat Maghrib hingga Isya menjelang. Khusus bulan Ramadhan, Dwi menargetkan khatam minimal sebanyak tiga kali. Maka, dia meningkatkan intensitas membaca Alquran setelah shalat Tarawih dan sebelum sahur. “Sepanjang perjalanan ke tempat kerja juga saya sempatkan membaca Alquran,” ungkapnya. Ketua Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus seJakarta, Depok, dan Bekasi, Marjuki Zulziar, menekankan pada pentingnya pemahaman.

Ia mulai belajar dengan bimbingan ustaz saat di bangku SMU. Perbaikan cara membaca juga dilakukannya sebab ia belum merasa cukup dengan membaca sekadarnya. Ia menegaskan, Alquran perlu dipelajari, diamalkan, dan dihafal. “Saya makin bersemangat mempelajari Alquran karena bukan hanya tuntutan sebagai seorang Muslim, tapi juga menemukan penyadaran dari makna ayat-ayatnya,” jelas Marjuki. Ketua Umum Remaja Islam Masjid Cut Mutia (RICMA) Muhammad Pradana, meyakini Alquran adalah mukjizat dari Allah untuk Rasulullah, berisi pedoman hidup bagi umatnya. Sayang, pemahaman umat terhadap kandungannya masih jauh dari memuaskan. Meskipun mayoritas sudah mampu membacanya, masih sedikit yang memahaminya ataupun mengamalkan. Dia mengamatinya dari interaksi dengan remaja pegiat masjid dan kajian-kajian Alquran. Menurut dia, usaha meningkatkan pemahaman terus dia lakukan. Metode diskusi dia terapkan untuk mencari jawaban atas kebutuhan pemahaman tersebut. Sedangkan bentuk pengamalannya, dia menerapkan satu ayat setiap hari. n ed: ferry kisihandi

EDWIN DWI PUTRANTO/REPUBIKA

Sudah Dekat, Tinggal Pengamalan Oleh Damanhuri Zuhri emakin dekatkah umat dengan Alquran? Menurut Ketua Yayasan Daarul Quran, Ustaz Ahmad Jameel, melihat indikasi yang ada, umat telah semakin akrab dengan kitab sucinya. Di bulan Ramadhan, kedekatan itu kian terasa. Ia menunjukkan sejumlah bukti. Banyak kegiatan keagamaan bertajuk seputar Alquran, majelis Alquran, dan pelatihan mudah membaca dan memahami Alquran, pesertanya ramai. Ia menyuguhkan contoh lain, wisuda akbar empat surat oleh Program Pembibitan Penghafal Alquran (PPPA) Daarul Quran, banyak didatangi orang. Rumah tahfiz Alquran, jelas dia, silih berganti berdiri hingga pelosok Tanah Air. “Ini sangat membanggakan,” katanya, Rabu (10/8). Penerbit juga mencetak Alquran yang semakin variatif dan inovatif. Teorinya, penerbit pasti sudah melakukan survei pasar terlebih dahulu. Banyak konsumen yang berminat.

S

Menurut Ahmad, banyak faktor pendorong semakin dekatnya umat terhadap kitab suci mereka. Ia mengatakan, umat semakin cerdas memilih dan melakukan apa yang memang semestinya. Banyak pula gerakan kembali ke Alquran yang digaungkan para dai. Tak sebatas itu, semakin mudah umat belajar Alquran melalui beragam penerbitan Alquran dan ilmu pendukungnya. Dan, perkembangan teknologi informasi semakin memudahkan umat melakukan proses transformasi ilmu. “Kejenuhan pada hedonisme juga berpengaruh,” katanya. Mereka kembali menggali Alquran untuk menemukan solusi dari permasalahan hidup. Di sisi lain, Ahmad mengingatkan ada jalan yang masih harus ditempuh umat. Dekat saja belum cukup, tetapi mereka dituntut mengaplikasikan nilai dan ajaran Alquran. “Alquran bukan hanya sampai di tenggorokan.” Tirulah Rasulullah. Beliau adalah Alquran berjalan. Tingkah laku dan tutur katanya sesuai dengan Alquran. Para sahabat juga demikian, mereka menjadi sak-

si turunnya wahyu dan mendapatkan penjelasan langsung dari Rasulullah. Mudah sekali mereka menetaskan air mata bila membaca dan mendengar ayat-ayat azab. Alquran, jelas dia, berfungsi bukan hanya sebagai bacaan melainkan juga sumber ilmu, penenang, penyejuk jiwa, serta media untuk berdialog dengan Allah. Hal terpenting, Alquran merupakan sahabat sejati yang menemani seorang Muslim di tengah keriuhan dunia. Dewan Pakar Pusat Studi Alquran (PSQ), Muchlis Hanafi, juga mengatakan gairah umat Islam di Indonesia berinteraksi dengan Alquran belakangan ini semakin meningkat. Menurut dia, ini ditandai dengan penjualan mushaf Alquran dan produk terkait, yaitu tafsir dan terjemahan melonjak. Bermunculan pula lembaga-lembaga kajian dan metode belajar Alquran. “Penyebabnya, ada kesadaran bahwa Alquran sebagai petunjuk dalam hidup,” katanya. Ia mengatakan kondisi ini masih belum ideal sepenuhnya sebab tidak sedikit yang masih bersifat seremonial.

Dalam banyak hal, belum disertai pemahaman yang terarah, baik, dan benar sehingga menimbulkan kecenderungan ekstrem, radikal atau literal, dan liberal yang berpotensi menimbulkan konflik. Muchlis menambahkan, umat belum menyertai semangat dekat Alquran dengan pengamalan yang optimal. “Dulu, para sahabat tidak melangkah kepada ayat berikutnya sebelum memahami, menghayati, dan mengamalkannya. Mereka mempelajarinya setiap 10 ayat,” kata ulama yang pernah nyantri di Pondok Modern Gontor, Jawa Timur ini.

Ragam produk Ahmad Jameel mengatakan, sekarang ini banyak sekali jenis mushaf Alquran. Bagi dia, ini patut disyukuri. Mudah-mudahan akan membantu umat Islam dalam belajar dan memahami Alquran. Penerbit yang berusaha melakukan diversifikasi produk juga semoga tetap terjaga niatnya, yaitu karena Allah dan untuk berdakwah. Bukan semata mengejar omzet penjualan dan keuntungan dari banyaknya

penjualan mushaf Alquran kepada masyarakat. Banyaknya lembaga yang mengajarkan Alquran, urai dia, perlu diapresiasi sebab menjadi angin segar bagi mereka yang masih buta huruf Alquran. Jika dibandingkan dengan zaman dulu, pembelajaran Alquran mengandalkan metode yang tak lebih mudah seperti sekarang ini. Lalu pada 1990-an, tercipta metode Iqra. Dan, secara bergantian metode-metode lainnya dapat digunakan masyarakat untuk mempelajari Alquran. Termasuk metode hafalan Alquran. Terlepas dari itu, Ahmad mengatakan, masih ada pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan, yaitu menarik lebih banyak anak muda semakin dekat dengan Alquran. Sudah saatnya orang tua di rumah dan para guru di sekolah memberikan reward buat anak muda yang berprestasi dalam bidang Alquran. Betapa bagus, bila orang tua dan anakanaknya berlomba dalam mengkhatamkan Alquran, memahami kitab suci tersebut dan berdiskusi di rumah yang bertemakan seputar Alquran. n ed: ferry kisihandi

Kini, semua bisa dibaca dengan e-Pen !!

MyFA

e-Pen e-Pen e-Pen Harga Paket Syaamil Myfa e-pen Rp 1.398.000,Miracle The Reference edisi e-Pen dengan 22 Konten yang dapat dibunyikan:

Untuk pembelian terpisah: Harga e-Pen Harga Qur’an MYFA

Rp 1.069.000,- Rp 329.000,e-Pen, charger, tas, headset

Bacaan Al Qur’an perkata, per ayat & satu halaman penuh Terjemah Tafsiriyah Per Kata Keyword Sistem Pewarnaan Tajwid Tafsir Ath Thabari Panduan Hukum Tajwid Doa dan Zikir Terjemah Kementrian Agama RI Munasabah Ayat dan Surah Tafsir Ibnu Katsir Asbabunnuzul Hadits Sahih Kosakata Khazanah Pengetahuan Doa dalam Al Qur'an Zikir Al Ma'surat Asmaul Husna Indeks Tematik Analisis Peta Tanda-tanda dalam Al Qur'an Sirah Nabawiyah Atlas Sirah Nabawiyah DVD Metode Syabana

ukuran 21,3 x 30.3 cm, 1264 Hal, Full Color

12 Keunggulan yang bikin fun: Khat tajwid besar Terjemah Kementerian Agama RI Adab Membaca Al Qur'an plus ilustrasi Sirah Nabawiyah “Jejak Rasul” Peta penjelasan “Jejak Rasul” Materi Tematik Ayat “Sekarang Aku Tahu” Tempat-tempat bersejarah umat Islam di dunia Doa-doa Harian Tokoh-tokoh Islam di dunia Kamus 3 bahasa (Arab-Indonesia-Inggris) User Guide Desain & Ilustrasi menarik, modern, penuh warna Info & Pemesanan Call Center/ SMS no hp 08579 3344 911 Ketik: djr_nama_alamat kirim_kota

PROMO INDENT MYFA E-PEN Dapatkan DISKON 10% Untuk pemesanan Indent e-Pen MyFA

Plus DVD belajar membaca Qur’an Metode Syabana

Harga Paket Syaamil Miracle e-pen Rp 1.398.000,Untuk pembelian terpisah: Harga e-Pen Harga Qur’an Miracle

Rp 1.069.000,- Rp 329.000,PROMO INDENT MIRACLE E-PEN

e-Pen, charger, tas, headset

ukuran 21,3 x 30.3 cm, 1264 Hal, Full Color, kertas Khusus Al Qur’an

Satu Set Lengkap Syaamil Miracle e-pen terdiri dari: 1 Qur’an Miracle The Reference dengan 22 keunggulan 1 e-Pen (plus Mp3 & bisa menyimpan data) 1 Charger (bisa berfungsi sebagai kabel data) 1 Tas, 1 Headset

Dapatkan BONUS 1 buah buku

THE COMPLETE BOOK OF ZIKIR periode pemesanan 1 s.d 15 Agustus 2011

by

w w w. sy g m a p u b l i s h i n g . c o m

Simpleclick SygmaPublishing

SygmaPublishing

“Cara Penggunaan Miracle e-pen”


REPUBLIKA

wawancara etenangan dan kedamaian hidup dirasakan seseorang yang telah mampu mengamalkan Alquran. Tidak hanya pada kehidupan pribadinya, tetapi juga dalam ranah yang lebih luas. Ustaz Dandi Farid Mustofa, yang lebih akrab dipanggil dengan nama Abi Makki, mengatakan, semua harus bermula dari kecintaan. Kecintaan ini kelak menuntun seseorang untuk menyusuri beberapa tahapan dalam memahami Alquran. Kepada wartawan Republika, Damanhuri Zuhri, alumnus Universitas Ummul Qura, Arab Saudi, ini menjelaskan bagaimana menumbuhkan cinta dan tahapan memahami kitab suci ini. Berikut petikannya.

K

JUMAT, 12 AGUSTUS 2011

4

Ustaz Abi Makki

Awali dengan Cinta Menurut Anda, apa maksud Allah SWT menurunkan Alquran dan bagaimana memahami maksud Allah itu? Bismillahirrahmanirrahim. Pastinya, kalau seandainya ditanya apa maksud Allah SWT menurunkan kitab suci Alquran, kita tahu adalah hudallinnas (petunjuk bagi manusia). Tapi, di situ juga dikatakan hudallilmuttaqin (petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa). Hudallinnas mungkin bisa dilihat secara keilmuan, tidak menjadikan orang itu beriman meski mendapat petunjuk. Misalnya, surah arRahman ayat 19-20, yaitu marajal bahraini yaltaqiyan, bainahuma barzakhul laa yabghiyaan. (Dia membiarkan dua laut mengalir, (kemudian) keduanya bertemu. Di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing). Ayat ini jelas petunjuk buat manusia, tapi bukan buat orang yang bertakwa. Maknanya, orang itu memperoleh ilmu tapi tidak jadi beriman. Contoh lainnya adalah surah alQiyamah ayat 4, yang artinya, “Bahkan kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna.” Allah dengan kekuasaan-Nya membangkitkan manusia lengkap dengan jarijemarinya yang dianggap manusia tidak akan mampu menyatu

lagi. Buat mereka, Alquran itu benar tapi tidak menjadi petunjuk. Jadi, hanya berfungsi sebagai hudallinnas. Pernyataan lain, wassamaai zaatirraj’ dalam surah ath-Thariq ayat 11, yang berarti, “Demi langit yang dapat memantulkan.” Maksudnya apa? Ternyata, sinyal itu dipantulkan. Langit keempat memantulkan benda-benda yang tidak disukai ataupun yang akan menghancurkan dunia. Begitu masuk ke bumi, dipantulkan keluar. Ada lapisan-lapisan langit itu. Jadi, banyak yang dinyatakan Alquran yang harus diungkapkan. Bagi orang bertakwa, keterangan itu akan menambah keimanan mereka. Lantas, apa yang harus dilakukan seorang Muslim untuk memahami kandungan Alquran? Pastinya dalam memahami Alquran, tidak mungkin orang bisa faham secara sempurna. Kecuali, pertama, mereka harus tahu kisahkisah para nabi dari sirah nabawiyah. Mengapa? Karena, seperempat dari kandungan Alquran berbicara tentang kisah para nabi. Makanya, ada asbabunnuzul. Bahkan beberapa surah di dalam Alquran menggunakan nama nabi, seperti Surah Nuh, Yusuf, dan Yunus. Dengan demikian, secara tidak langsung menekankan kepada kita untuk memahami siapa nabi-nabi ini. Untuk memahami Alquran, tak lepas dari kisah para nabi. Maka, seseorang harus mendalami betul kisah seorang nabi untuk memahami Alquran? Ya, harus memahami betul. Sebut saja, Bidayah wa niayah, itu tafsir Ibnu Katsir yang berbicara mengenai kisah para nabi. Itu sangat jelas. Tapi secara dasar, tahapan pemahaman terhadap Alquran adalah membaca, menghafalnya, dan memahaminya. Setelah itu mengamalkannya. Hal yang paling sulit untuk memahami Alquran bukan pada tahapan pertama hingga keempat itu, melainkan justru bagaimana menanamkan rasa cinta pada Alquran. Caranya, harus dipelajari. Belajar bagaimana menumbuhkan kecintaan. Apa yang menarik bagi kita dalam soal pribadi atau lainnya, di

Alquran sudah ada. Misalnya begini, saya ingin belajar siapa sebenarnya Nabi Musa. Kita buka Alquran, lalu ketemu. Mula-mula begitu. Setelah itu akan nyambung ke sana, nyambung ke sini. Kuncinya sebenarnya adalah bagaimana mengatasi rasa malas untuk mengawali membuka Alquran. Apakah kedekatan seorang Muslim dengan Alquran diindikasikan hanya dengan kebiasaan mereka membaca Alquran? Tidak. Itu baru kewajiban pertama. Pastinya belajar membaca. Ternyata, membaca pun ada tajwidnya yang menjadi aksesoris. Ibarat rumah, kalau tidak ada aksesorisnya tentu akan begitu saja. Dengan tajwid, membuat seseorang lebih baik bacaan Alqurannya. Seseorang tidak cukup hanya dengan membaca. Kalau sekadar membaca, banyak sekali. Alangkah baiknya bertindak lebih jauh, bagaimana hafalannya, pemahamannya, dan pengamalannya. Semua itu tak akan terjadi sebelum ada rasa cinta terhadap Alquran. Memahami Alquran dengan hanya membaca artinya sudah cukupkah? Tentu tidak cukup. Membaca artinya, teruskan saja. Kalau saya berpandangan positif, mereka bukan berarti tidak mencintai Alquran tetapi mungkin menjadi kewajiban seorang ustaz lebih mempromosikan apa Alquran. Segala sesuatu, walaupun, maaf, barangnya biasa saja, tapi karena promosinya hebat bisa laku. Untuk mempromosikan Alquran kepada umat, dibutuhkan peran besar para ustaz dengan cara-cara yang membuat masyarakat tertarik. Apa yang menjadi penanda bahwa ajaran Alquran sudah terlaksana dengan baik? Tanda seseorang yang sudah melaksanakan Alquran dengan baik, ketenangan akan tertanam dalam dirinya, baik dalam kehidupan keluarga maupun masyarakatnya, bahkan negara. Dia merasakan ketenteraman dan kedamaian dalam hidupnya. n ed: ferry kisihandi

DOK PRI

gemilangzakat REPUBLIKA JUMAT, 12 AGUSTUS 2011

Mudahnya Berzakat:

CALL CENTER Telp. 021-722 15 04 Fax. 0251-861 4382

Bank BCA : 070.303.1011 Bank Mandiri : 126.000.711.1130 Bank BSM : 002.011.7001 a/n: YPI Al-Azhar

IMZ A AWARD WARD A

THE BEST DISA DISASTER ASTER MANAGEMENTT PROGRAM

A

wal RRamadhan wal amadhan ini, Al-Azhar Al-Azhaar Peduli Peduli Ummat Ummat menyamenyabet penghargaan penghargaan The The h BBest est Disaster Disaster Management PProrogram gr ram a dari dari Indonesia Indonesia Magnificent Magniificent of Zakat Zakat (IMZ). IIni ni kali penghargaan darii IMZ. IMZ kali kedua lembaga ini dapat dapat pen nghargaan dar Award Award kali kali ini, didedikasikan didedikasikan atas atas program p ogram recovery pr reecoverry korban korban Merapi program pipanisasi Merbabu Merapi melalui pr ogram pipanisa asi air bersih M erbabu – Merapi Merapi 12 KM. Menurut M enurut Direktur Direktur Ekskutif, Ekskutiff, M Anwar Anwar SSani, ani, pencapaian award aw waarrd ini, sebagai tonggak tonggak peran peran Al-Azhar Al-Azhar Peduli Peduli Ummat Ummat dalam mengemban amanah masyarakat masyarakat dengan maksimal dan transparan kebencanaan. transparan di dunia kebencan naan. “Kami “K ami selalu berpikir berpikir tentang tentang kreatifitas kreatifitas dan program program sekala meskii dana sekala besar dengan penerima penerima manfaat m manfaat luas mesk terbatas”, terbatas”, tandasnya. tandasnya. Diungkapkan pipa-Diungk apkan SSani, ani, dalam hitungan hitungan anggaran anggaran pipa nisasi 12 KM dar darii Gunung Merbabu Merbaabu ke Gunung Merapi Merapi

TRI MUMPUNI: MUMPU UNI:

MEMBANTU MEMB BANTU MA MASYARAKAT ASY YA ARAK KAT TTAK AK A PE PERLU ERLU ME MENUNGGU ENUNGGU UK KAYA AYA

B

aru-baru ini, salah satu pengperempuan peraih p sasay, hargaan Ramon Ramo on Magsasay y, Tri Mumpuni, T ri r Mumpu ni, berkunGemilang jung ke Rumah Gemi ilang IndonePeduli sia (RGI) Al Al-Azhar Azhar P e eduli Ummat. London, Ia dan rombongan dari d sederhana mengadakan dialog se ederhana tenmembantu tang program memban ntu masyaramasyarakat miskin di Indonesiaa yang yang sudah Peduli Ummat. dilakukan Al-Azhar P e eduli program Salah satu progra am Al-Azhar Peduli P eduli Ummat dengan n perempuan yang y ang dipuji Presiden Barack Barack Obama dedikasinyaa mem membangun atas dedikasiny mbangun lismasyarakat trik untuk masy arakaat miskin ini, adalah Cahaya 1000 Desa. Desa. Yakni, Yaakni,

AL--AZHAR PEDULI UMMAT AL-AZHAR UMMAT KKomplek omplek M asjid Agung Agung Al-Azhar Al-Azhaar Masjid JlJl.. Sisingamangaraja Sisingamangaraja Kebayoran Kebayoran Baru, Bar a u, Jak Jakarta arta Selatan Selatan 12110 TTelp. elp. 021-722 1504 TTelp. elp. 021-726 5241

program membangun memb bangun kawasan kawasan desa religi melalui Pembangkit Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Tenaga e H (PLTMH) dan Pembangkit Pembangkit Listrik Listrik Tenaga Teenaga Piko Hidro (PLTPH). (PLTPH). Selain mengupas men ngupas target untuk 1000 Desa itu, Tri Trri Mumpuni yang yang juga tokoh perubahan peru ubahan versi versi Republika ini, mempelajari mempeelajari aktivitas sosial apa saja yang dilakukan Alyang sudah s Azhar Peduli Peduli Ummat Ummat dalam kurun 7 tahun ini. Ia juga jug ga melihat langsung, aktivitas diklatt di RGI dan mengmengamati aktivitas penanganan bencana p dan kemiskinan kemiskinaan Al-Azhar Peduli Peduli Ummat. “Anda masih “Anda A masiih muda-muda, tapi

REPRESENTTATIVE OFFICE REPRESENTATIVE OFFICE Rumah Gemilang Indonesia Inddonesia JlJl.. Pengasinan Pengasinan RRTT 01 RW W 06, SSawangan awangan Depok Depok 16518 TTelp. elp. 0251-861 6466 FFax. a 0251-8614 382 ax.

sudah banyak b bany ak karya karya Anda untuk masyarakat”, masy araakat”, tandas Tri Tri Mumpuni dengan Wakil di sela dialog d Wakil a DirekDirek-

MMOZA OZA Motivasi Motiv vasi ZZakat akat

ttur Al-Azhar Peduli Peduli Ummat, SunaSun nao Adhiatmoko. rryo ry “Benar kata Anda, untuk menomen nollong ong orang dan membantu masyaramasyaraa k tidak harus menunggu kaya. kat kaya. Itu yang saya Saya y ang juga j saya lakukan. l k k SSaya tidak tid d k dak kayaa dulu lalu membantu orang, k kay oran ng, dengan keikhlasan dan kerja t tapi keerja Allah akan selalu menolong k keras menolo ong motivasi k kita”, motivasi Tri Tri Mumpuni pada paada Peduli A Al-Azhar Peduli Ummat. Tri Pulang dari RGI, T rri Mumpuni Mumpu uni pendek di jejaring sosial m menulis sossial milik Sunaryo F Facebook Sunaryo AdhiatmoAdhiatm mok “Mengunjungi Rumah Gemilako: Gemiilan Al Azhar Peduli ng Peduli Umat siang tadi taadi saya m mengingatkan saya pada surat atTallag T aallag 2 dan 3, semua dengan modal mod dal kecuali percaya d dengkul percaya pada AlA llah ah dapat mewujudkan impian impiian m membantu orang, selamat untuk unttuk RGI”, Tri t teman-teman Tri Mumpuni. Mumpu uni. Wallahu’alam. W allahu’alam a .

Orang O rang yang yan ng tidak menaik menaikan an zak zakat, at, lebih jahat pencuri. ja ahat daripada p encuri. Kenapa a? Pencuri Pencuri mengambil Kenapa? hartanya orang orang k aya, sedangkan sedangkan hartanya kaya, ang tidak b orang y erzakat mereka mereka orang yang berzakat mengambil mengamb bil haknya haknya orang orang miskin. miskin.

membutuhkan Rp untuk mencukupi memb butuhkan biaya biaya R p 1,5 milyar milyar un t mencuk tuk upi air 700 K Desa KK di D esa Telogolele. Telogolele e . “Bagi “B Bagi lembaga kami kami dana itu amat amat besar dan tak mudah didapat. masyarakat kerjakan d didapa t. SSaya aya bilang ke masy arakat kkita ita tterus erus kerjak an nanti Allah menyempurnakan”, nanti A llah yyang ang men yempurnakan”, kkata ata t SSani ani memotivasi memotivasi masyarakat. masyar a akat. “Alhamdulillah, “A Alhamdulillah, ternyata ternyata dengan peran peran a masyarakat masyarakat dan kerelawanan menakjubkan, tak darii Rp kerelaawanan yyang ang menakjubk an dana ta an, ak lebih dar Rp 500 juta program selesai”,”, kenang kenangnya sumringah. p ogram selesai pr nya sumr in ngah. IMZ ma-IM MZ Award Award ini, didedikasikan didedikasikan untuk untukk rrelawan elawan dan ma syarakat Merapi. syarakkat TTelogolele, elogolele e ,M erapi.


REPUBLIKA

tuntunan Kebaikan kepada tetangga terkait dengan tingkat keimanan seseorang.

JUMAT, 12 AGUSTUS 2011

5

Menjalin Hubungan Baik dengan Tetangga

Oleh Ferry Kisihandi

P

ara sahabat diserang rasa penasaran. Mereka memperhatikan Muhammad SAW menyatakan sebuah pernyataan hingga tiga kali, “Demi Allah, seseorang tidak beriman.” Agar segera mendapatkan jawaban, mereka bertanya, “Siapa itu ya Rasul?” Jawabannya, orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya. Dalam kesempatan lain, Muhammad melalui hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, menuturkan, siapa saja yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir hendaknya tidak menyakiti tetangganya. Islam memberikan panduan agar seorang Muslim berbuat dan menjalin hubungan baik dengan tetangganya. Sopian Muhammad, dalam bukunya, Manajemen Cinta Sang Nabi, menjelaskan, begitu tinggi kedudukan tetangga di hadapan Rasulullah sehingga beliau menjaga dan memberikan hak-hak mereka. Lebih jauh, mereka dianggap sebagai saudara terdekatnya. Tak heran, para tetangganya diperlakukan dengan kasih sayang. Aisyah pernah mendengar suaminya itu menceritakan mengenai Jibril yang tak henti-hentinya berwasiat kepadanya tentang tetangga. Beliau berlaku baik terhadap tetangganya dengan menyampaikan salam, bertegur sapa, serta menanyakan kabar mereka. Salam akan menumbuhkan benih cinta di antara sesama Muslim, termasuk kepada tetangganya yang seagama itu. Saling mengucapkan salam dapat mencairkan kekakuan dan menghapus prasangka yang mungkin semula berkembang di dalam hati. Abdullah bin Amr bin Ash pernah memperoleh pelajaran bahwa amalan yang paling baik dalam Islam adalah memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang dikenal maupun yang belum dikenal. Berkah dan kebaikan dari Allah akan dicurahkan kepada pemberi salam. Bukan salam saja yang menjadi dasar bagi hubungan baik dengan tetangga. Memuliakan dan berbuat baik kepada mereka dicontohkan oleh Muhammad. Caranya, dengan menjaga nama baik tetangga, tidak membuka aibnya, dan memelihara hubungan dekat dengan tetangga. Allah telah memandu umat-Nya. Seorang Muslim mesti berbuat baik kepada kedua orang tuanya, kerabatnya, anak-anak yatim, orang miskin, tetangga yang dekat dan jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya. Muslim diingatkan, Allah tak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.

MUSIRON/REPUBLIKA

Memberi sesuatu kepada tetangga merupakan bagian dari amal baik kepada mereka. Rasul, misalnya, kerap memberi makanan kepada tetangganya yang dhuafa. Meski ia sendiri hidup tak berkecukupan, keadaan itu tak menghalanginya untuk tetap berbagi kepada tetangganya. Termasuk dalam memasak, dia meminta agar apa yang dimasak keluarganya bisa dinikmati oleh tetangga meskipun sekadar kuah sayur. Abu Dzar pernah memperoleh pelajaran mengenai hal itu dari sahabatnya, Muhammad. Jika memasak sayur, jelas Abu Dzar, perbanyaklah kuah dan perhatikan tetangga. Tak selayaknya seorang Mukmin kenyang, sedangkan tetangganya dalam kondisi kelaparan. Nabi Muhammad sering pula memberikan hadiah kepada tetangganya. Ia menganjurkan untuk saling menyampaikan hadiah yang niscaya bakal menumbuhkan rasa saling mencintai. Ustaz Aam Amiruddin dalam Bedah Masalah Kontemporer mengatakan, dalam surah an-Nisa ayat 36 diperintahkan untuk berbuat baik kepada tetangga dekat dan jauh. Maksud tetangga dekat adalah tetangga yang masih ada hubungan nasab atau seagama. Sedangkan, tetangga jauh, urai dia, adalah tetangga yang tak ada hubungan nasab atau berbeda agama. Dengan demikian, Muslim diperintahkan untuk menghomarti tetangganya, baik yang Muslim maupun non-Muslim. n

Mengucap Salam Oleh Ferry Kisihandi da tiga hal yang bila terkumpul pada diri seseorang maka dia telah memperoleh kesempurnaan iman. Tiga hal itu, yakni bersikap jujur dan adil terhadap diri sendiri, menyebarkan salam, dan gemar berinfak walaupun dalam keadaan yang sangat sulit. Rasulullah menekankan hal itu dalam hadis riwayat Bukhari. Menebarkan salam tidak hanya sebatas pada tetangga, tetapi juga dianjurkan kepada sesama Muslim. Menyebarkan salam, menurut Shaleh Ahmad asy-Syaami dalam bukunya Berakhlak dan Beradab Mulia, berarti menghendaki seseorang untuk bersikap rendah hati terhadap siapa pun. Ia mengatakan, teks salam yang diajarkan Rasulullah adalah seperti yang dikisahkan Imam Nasa’i. Ada seseorang laki-lai datang kepada Rasul sambil mengucapkan, “Assalamualaikum.” Beliau menjawab salam itu dan mengatakan, “Sepuluh.” Laki-laki itu pun lantas duduk. Beberapa saat berlalu, datang laki-laki lain dan menyampaikan salam dengan kalimat “Assalamualaikum Warahmatullah”.

A

Rasul menjawabnya dan menyatakan, “Dua puluh.” Laki-laki ketiga mengucap salam, “Assalamualaikum warahmatullah wabarokatuh”. Salam itu dijawab dan Muhammad mengatakan, “Tiga puluh.” Ini menandai bahwa lebih sempurna jika mengucapkan salam secara lengkap. Asy-Syaami melanjutkan, Rasulullah kerap berusaha untuk menyatakan salam terlebih dahulu kepada setiap orang yang ditemuinya. Tatkala ada orang yang memberi salam, beliau menjawab sesuai salam yang diterimanya atau lebih lengkap. Asy-Syaami mengatakan, Rasul tak pernah menunda membalas salam kecuali dalam keadaan tertentu, misalnya saat shalat atau sedang buang hajat. Terkait menjawab salam, Rasul menjelaskan jika ada sekelompok orang yang sedang lewat, kalau salah satu di antara mereka menyampaikan salam, itu cukup. Seandainya salah satu dari golongan yang sedang duduk membalas salam, itu sudah mencukupi. Asy-Syaami menjelaskan, merujuk pada hadis ini, sebagian orang meyakini menjawab salam adalah fardhu kifayah. Sedangkan kelompok lainnya menyatakan pandangan yang berbeda. n


REPUBLIKA

muhibah

JUMAT, 12 AGUSTUS 2011

6

IAIN Surakarta

Berupaya Menjawab Tantangan

FOTO-FOTO: DOK IAIN SURAKARTA

Peningkatan kualitas pengajar dan mahasiwa menjadi fokus.

Oleh Damanhuri Zuhri

K

amis (28/7) menjadi sebuah sejarah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Surakarta hari itu berubah statusnya menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta. Kebahagian dirasakan oleh sang rektor, Imam Sukardi, staf pengajar, serta mahasiswa. Kampus yang kini menjadi tempat belajar bagi 4.250 mahasiswa tersebut kelak dituntut pula lebih mampu berkiprah dan mem-

berikan manfaat besar bagi masyarakat. Apalagi, kata Imam, perubahan status ini melalui jalan yang sangat panjang. Butuh upaya yang tak kenal lelah. Dalam perjalanan sejarahnya, jelas Imam, dapat diketahui bahwa perubahan nama dan status ini adalah yang ketiga kalinya. Pada 1992, perguruan tinggi agama Islam ini bernama IAIN Walisongo. IAIN ini terdiri atas Fakultas Ushuluddin dan Syariah. Pendirian IAIN itu merupakan gagasan besar dari almarhum Munawir Sadzali, menteri agama pada saat itu, untuk menampung para calon mahasiswa yang berasal dari madrasah aliyah pro-

gram khusus. Saat periode Malik Fadjar, keluar Kepres Nomor 11 Tahun 1997. Ini berisi instruksi agar fakultas-fakultas di daerah berdiri sendiri dengan nama STAIN. Kemudian, IAIN Walisongo di Surakarta berubah menjadi STAIN Surakarta. Selanjutnya, ketika ketua STAIN dijabat Usman Abu Bakar pada 2006-2010, diupayakan pengubahan status. Akhirnya, perubahan status STAIN Surakarta menjadi IAIN Surakarta terwujud dengan keluarnya Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2011 tertanggal 3 Juli 2011. Imam Sukardi mengatakan, ada tuntutan yang mesti dipenuhi dengan perubahan ini, yaitu peningkatan kualitas dosen dan mahasiswa. Mutu ini akan membantu IAIN Surakarta merealisasikan gagasan Munawir Sadzali, yaitu mencetak ulama yang memiliki intelektualitas baik dan intelektual yang juga ulama. “Bahasa Arab dan Inggris sebagai basis ilmu pengetahuan dan mereka harus memiliki kepedulian terhadap budaya dan kearifan lokal,” katanya, Selasa (9/8). Ia menjelaskan, di Jawa ada simbiosis antara lslam dan budaya. Islam sebagai rahmatan lilalamin sudah sejak lama berinteraksi dengan budaya secara harmonis di tanah Jawa, khususnya Surakarta. Menurut dia, tradisi itu bisa tumbuh di mana saja untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Diakui, pendidikan umat Islam masih tertinggal jauh. Kontribusi perguruan tinggi agama Islam terhadap masyarakatnya juga masih terbatas. Merespons hal ini, IAIN Surakarta terpacu berbuat lebih

banyak bagi kepentingan agama dan negara. Intinya, bisa diandalkan. Ada keinginan dalam diri Imam bahwa mahasiswa dan alumni IAIN Surakarta mampu memahami Islam secara inklusif, toleran terhadap pemeluk agama yang berbeda sekte dan keyakinan, serta dapat menciptakan harmoni dan simbolisasi antara agama dan budaya. Menurut dia, semua itu tak mungkin teraih bila tak ada dukungan dan peran aktif seluruh pihak di IAIN Surakarta sendiri. Terutama dalam pengembangan akademik dan pembangunan bidang agama serta budaya seiring dengan tantangan di masyarakat yang kian besar. Ia mengaku tantangan menghadang. “Tantangan terberat yang kami hadapi adalah persoalan sarana dan prasarana. Kami pun belum memiliki program studi umum yang diminati masyarakat,” ujarnya. Menteri Agama Suryadharma Ali, ketika meresmikan alih status STAIN Surakarta menjadi IAIN Surakarta, dengan tegas mengingatkan, alih status atau perubahan ini bukan sekadar perubahan kelembagaan yang sifatnya formalitas dan administratif. Alih status perlu dimaknai sebagai transformasi berpikir dan memperkuat landasan pijak untuk memulai langkah besar dalam mewujudkan gagasan di balik pendirian IAIN. Ia mengatakan,

IAIN yang pertama kali berdiri di Yogyakarta pada 1960, bertujuan untuk mengajarkan bidang-bidang ilmu keislaman. Menurut Suryadharma, itulah misi utama IAIN yang hingga saat ini masih terjaga. Di samping itu, kehadiran IAIN merupakan jembatan mobilitas paling potensial bagi santri setelah mereka menamatkan pendidikan menengah di madrasah aliyah, SMA Islam, atau pondok pesantren untuk masuk ke kehidupan modern. Sebelum IAIN berdiri, ungkap dia, tak ada jenjang pendidikan tinggi Islam yang dapat menampung anak-anak Muslim. Pilihan bagi mereka yang berasal dari keluarga mampu kala itu adalah perguruan tinggi Islam di Haramain, yaitu di Makkah dan Madinah atau Mesir. Dengan berdirinya IAIN di berbagai kota, anak-anak Muslim dari berbagai kalangan dan strata sosial-ekonomi dapat melanjutkan pendidikan tinggi. Setelah lima dasawarsa keberadaan lembaga ini, banyak kemajuan dicapai. Secara kelembagaan, jumlah perguruan tinggi agama Islam (PTAI) meningkat. Data Kementerian Agama tahun 2011 menyebutkan jumlahnya mencapai 612 lembaga, terdiri atas 52 PTAIN dan 560 PTAIS. Dari jumlah tersebut, 15 lembaga berbentuk IAIN, 6 UIN, dan 31 STAIN. “Kepercayaan masyarakat terhadap PTAI semakin besar,” ucap Suryadharma. n ed: ferry kisihandi


REPUBLIKA

tasawuf

JUMAT, 12 AGUSTUS 2011

Apa Itu Rahim Mikrokosmos dan Makrokosmos?

YOGI ARDHI/REPUBLIKA

R Prof Dr Nasaruddin Umar Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

ahim secara literal berasal dari akar kata ‘rahima’, yang berarti mengasihi. Dari akar kata ini membentuk salah satu sifat Tuhan, rahmah, bersifat penuh kasih. Dari akar kata yang sama juga lahir salah satu nama Tuhan dalam alAsma al-Husna, yaitu ar-Rahim, cinta kasih. Nama inilah yang digunakan sebagai unsur terpenting dalam lafal ‘Bismillah ar-Rahman ar-Rahim’ (Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang), yang digunakan sebagai pembuka surah di dalam Alquran. Selain sebagai nama Tuhan, arRahim (Maha Penyayang), rahim juga digunakan sebagai nama dari sebuah tempat membesarkan janin dalam kandungan ibu (uterus). Dalam perspektif tasawuf, rahim mendapatkan porsi pembahasan yang panjang. Pertama, mengapa Allah SWT lebih menekankan diri sebagai ar-Rahim (Maha Penyayang), yang penyebutannya teru-

lang sampai 114 kali dalam Alquran? Sementara nama-nama lainnya paling tinggi 57 kali (ar-rahman), bahkan ada yang masingmasing hanya sekali, yaitu al-Muntaqim (Maha Pendendam) dan alMutakabbir (Mahaangkuh). Kedua, arham (bentuk jamak dari rahim), digunakan sebagai salah satu nama dari lima alam tempat manusia berproses, yaitu alam arwah, alam arham, alam fana/dunia, alam barzah, dan alam akhirat. Ketiga, rahim/uterus sebagai tempat menyimpan dan membesarkan janin. Keempat, rahim dihubungkan dengan konsep genealogis yang digunakan untuk mengukur tingkat kedekatan hubungan biologis antara seseorang dan orang lain. Ini nanti menjadi penting dalam ilmu fikih karena melahirkan konsep muhrim, boleh atau tidaknya seseorang menjalin hubungan perkawinan dan boleh atau tidaknya mendapatkan warisan, serta batal atau tidaknya wudhu seseorang jika bersentuhan dengan lawan jenisnya. Kelima, rahim dihubungkan

dengan konsep silaturahim, yaitu hubungan cinta atau tali kasih antara satu dan yang lain. Anakanak lahir dari rahim mikrokosmos dan tumbuh-tumbuhan lahir dari rahim makrokosmos. Mereka semua memiliki hubungan silaturahim satu sama lain untuk saling mencintai sebagai sesama makhluk Allah. Keenam, rahim yang dihubungkan dengan mikrokosmos dan makrokosmos. Dalam tulisan ini hanya akan diuraikan yang terakhir ini.

Rahim sebagai mikrokosmos Dalam artikel terdahulu, kita sudah membahas alam sebagai segala sesuatu selain Allah (kullu ma siwa Allah) dengan segala jenisnya. Baik alam syahadah muthlaq dan syahadah gair muthlaq maupun alam ghaib muthlaq dan ghaib ghair muthlaq. Demikian juga ‘alam al-kabir (makrokosmos) dan ‘alam al-shaghir (mikrokosmos), gaib dan makrokosmos maupun mikrokosmos. Dalam perspektif tasawuf, ibu disebut pencipta kecil (al-khaliq

rehal

Mendidik Anak dengan Benar etiap keluarga pasti Selain itu, disajikan hukum-hukum menginginkan hadirnya seyang terkait dengan pendidikan anak orang anak. Dialah penerus dan penjelasan tentang tahapan-tahapcerita dan penyambung an penciptaan manusia sejak masih sejarah. Tanpa anak, kehidupan berupa nuthfah (air mani) hingga pemaparan tempat tinggalnya kelak di rumah tangga akan terasa hampa. surga atau neraka. Tapi, apakah dengan hadirnya anak Yang menarik, penulis yang juga kehidupan orang tua menjadi bahaseorang ulama besar ini memberigia? Jawabnya bisa ya dan tidak. kan tips-tips praktis agar anak tumSemua bergantung pada cara kita buh dan berkembang dengan baik. dalam mendidik anak. Apabila anak Hal ini disajikan dalam bab tersendididik dengan baik, diberi contoh, diri, antara lain, tips mengurus dan teladan sesuai ajaran agama, anak pada masa pertumbuhan. insya Allah dia akan tumbuh menjadi Yang dianjurkan dilakukan manusia yang berjiwa baik dan orang tua pada masa ini, misalberakhlak mulia. Tapi, bila sebanya, jangan mengajak anak jalan liknya, mewujudkan anak yang atau bepergian sebelum usia berbakti sulit tercapai. tiga bulan. Ini karena pada Apalagi jika dikaitkan dengan masa itu kondisi fisik bayi perkembangan zaman saat ini, di masih lemah. Juga dianjurkan mana pergaulan bebas menjadi memberi ASI sampai giginya tren di kalangan anak muda. Setumbuh. tiap orang tua tentu khawatir deIni karena lambung bayi ngan kondisi tersebut. Karena itu, Judul : Hanya Untukmu Anakku: masih lemah dan kemampuan mendidik anak dengan baik dan Panduan Lengkap Pendidikan Anak mereka untuk mencerna mabenar sejak dini mutlak diperlukan. Sejak Dalam kandungan kanan belum kuat. Setelah gigi Buku karya Ibnu Qayyim alHingga Dewasa tumbuh, lambung bayi menjadi Jauziyyah ini mengupas tentang Penulis : Ibnu Qayyim al-Jauziyyah kuat sehingga mampu mencerpola pendidikan anak yang harus Penerbit : Pustaka Imam Asy-Syafi’i na makanan. dilakukan orang tua. Di dalamnya Cetakan : 2010 Anjuran lainnya, memberi dibahas secara terperinci hukumHalaman : xx + 561 makanan secara bertahap dan hukum yang berkaitan dengan anak menetesi lidah mereka dengan sejak dalam kandungan hingga madu dan air hangat yang dewasa. dicampur garam beryodium saat Di antaranya pembahasan tentang sudah mulai bicara. Madu dan garam dapat mengurai azan dan ikamah pada telinga bayi yang baru dilahirkan, kelembapan yang pekat pada enzim mulut yang dapat tahnik (mendidik bayi makan), akikah, mencukur rambut, menghalangi anak bicara. Pada periode ini tuntunlah anak dan memberikan nama. Juga dibahas tentang khitan, untuk mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah, hukum air kencing dan air liur bayi, dan menindik telinga Muhammad rasulullah. n anjar fahmiarto anak perempuan.

S

al-shaghir) dan Allah disebut Maha Pencipta (al-Khaliq al-Akbar). Ibu memiliki rahim (uterus) dan Allah disebut ar-Rahim. Antara rahim dan ar-Rahim mempunyai kaitan yang penting. Jika Allah disebut sebagai Maha Pencinta dan Penyayang karena nama-Nya arRahim, ibu juga memiliki cinta sejati (the saint lover) karena rahim yang dimilikinya. Ibu disebut umm (Hebrew: Cinta suci) karena memiliki kasih sayang yang sejati. Jika Allah mencipta makhluknya dengan penuh kasih kemudian selalu mencintai makhluknya sungguhpun memiliki kelemahan, ibu sang pemilik rahim juga mengandung bayinya dengan cinta kemudian menyayanginya sepenuh hati sungguhpun seandainya bayinya itu cacat. Mengandung, melahirkan, menyusui, dan merawat bayi merupakan spiritual training bagi seorang ibu untuk mencontoh shifat dan asma’ Allah SWT. Dari sudut inilah Rasulullah menyebut ibu berada tiga derajat di atas bapak. Ibu adalah miniatur makrokosmos. Dalam kosmologi tasawuf, makrokosmos (alam raya) adalah ibu atau istri. Seperti halnya alam (kosmos), ibu atau istri merepresentasikan sifat-sifat jamaliyyah/ yin/ma’tsur, pasrah, dan menerima pengaruh. Alam memiliki tabiat (bahasa Arab: thaba’a, berarti menutup, menyegel, atau menekan dengan tanda), yakni karakter bawaan yang konstan. Di dalam perut ibu terdapat alam makrokosmos, yaitu alam arham. Suatu alam di mana proses kehidupan manusia itu dijalankan, seperti halnya di dalam alam arwah, alam fana, alam barzah, dan alam akhirat. Perut perempuan menyimpan berbagai rahasia yang amat besar. Di dalam rahim (uterus) perempuan terjadi dua perjanjian primordial, yaitu ketika Tuhan “meng-install” roh sebagai unsur ketiga (khalqan akhar/QS alMu’minun [33]: 14) pada janin yang berumum 120 hari dan yang kedua ketika anak manusia teken kontrak di hadapan Tuhannya sebelum keluar ke alam lain (alam fana/dunia). Allah bertanya, “Apakah engkau mengakui Aku sebagai Tuhanmu?” Dijawab, ia (of course, bukan yes), sebagaimana disebutkan dalam QS al-A’raf: 176. Dari sinilah kalangan sufi sering membayangkan Tuhan lebih menonjol sebagai the Mother of God ketimbang sebagai the Father of God. Selain nama-nama Tuhan yang terhimpun di dalam al-Asma al-Husna, juga nama-nama feminin Tuhan paling dominan mewarnai wajah halaman demi halaman Alquran dan kitab-kitab suci lainnya. Dari segi ini pula lahir konsep the mother of universe, yang akan kita bahas secara tersendiri. Namun, perlu dicatat di sini

7

bahwa perempuan atau laki-laki, ibu atau ayah, dan istri atau suami, tidak secara mutlak terkait dengan jenis kelamin biologis. Boleh jadi jenis kelamin biologisnya laki-laki tetapi ia lebih dominan sifat-sifat femininnya. Sebaliknya, mungkin ada orang yang jenis kelaminnya sebagai perempuan tetapi lebih dominan sifat-sifat maskulinnya. Jika para sufi menyebut laki-laki atau perempuan, penekanannya ialah jenis kelamin spiritual, yakni jalaliyyah/mu’atstsar/yang untuk laki-laki dan jamaliyyah/ma’tsur/ yin untuk perempuan.

Rahim makrokosmos Dalam perspektif tasawuf, alam raya dikategorikan sebagai ibu atau istri. Oleh karena itu, dalam gramatika bahasa Arab, semua nama-nama benda alam (ism alam) ditetapkan sebagai mu’annats (feminine shape) sehingga bentuk kata gantinya harus menggunakan bentuk mu’annats. Ibu disebut umm (Hebrew: Kasih suci) karena memiliki kasih sayang yang sejati, memiliki watak dasar yang pasrah (yin/ma’tsur). Alam raya (al-‘alam al-kabir/ mikrokosmos), menurut pemikir Ikhwan al-Shafa’, merupakan wilayah atau tempat munculnya empat sifat dasar, yaitu panas, dingin, basah, dan kering. Keempat sifat dasar ini dimaknai oleh Ibnu ‘Arabi sebagai Empat Pilar (sifatsifat) Ilahi, yaitu kehidupan, pengetahuan, hasrat, dan kekuatan. Masing-masing sifat ini mempunyai tabiat (karakter bawaan) yang termanifestasi dalam alam raya. Dari segi ini, Ibnu ‘Arabi menjelaskan bahwa kosmos sebagaimana juga ibu merupakan yin/ ma’tsur dalam kaitannya dengan Tuhan sebagai Yang/Muatstsir. Di dalam kosmos sendiri beberapa bagian dirinya sebagai yin dan lainnya sebagai yang. Hal ini berkaitan dengan nama-nama Tuhan, ada yang mencerminkan yin dan yang. Sifat-sifat dasar ini juga memengaruhi tabiat makhluk makrokosmos. Hubungan antarkarakter ini dielaborasi secara rinci oleh Ibnu ‘Arabi di dalam Fushush dan Futuhat. Dalam rahim mikrokosmos selalu dikaitkan antara rahim dan janin, maka di dalam rahim makrokosmos badan selalu dikaitkan dengan jiwa. Setelah pertumbuhan janin sudah sempurna, yakni secara fisik sudah lengkap dengan organ fungsionalnya sebagai manusia, maka janin itu berproses menuju alam berikutnya, yaitu alam fana/dunia, sungguhpun harus dengan mendobrak rahim yang sebelumnya tertutup rapat. Menjelang pindah ke alam dunia ini, selain harus melalui proses penyempurnaan fisik, sang janin juga harus melewati mekanisme, termasuk mekanisme spiritual sebagaimana dijelaskan di atas. n

Fenomena Air Mata Judul Penulis Penerbit Cetakan Halaman

: : : : :

Padamkan Api Neraka dengan Air Matamu Ibnul Jauzi Khatulistiwa Press I, 2011 xvi+320 hlm

asulullah SAW bersabda, “Tidaklah mata seseorang meneteskan air mata kecuali Allah akan mengharamkan tubuhnya dari api neraka.” Di hadis lain, beliau juga menegaskan tentang sepasang mata yang takkan tersentuh api neraka, yakni mata yang senantiasa menangis pada waktu malam karena takut kepada Allah dan sepasang mata yang menjaga pasukan fisabilillah pada waktu malam. Namun, meski ada jaminan indah seperti itu, tak banyak orang yang menempuh jalan keselamatan tersebut. Kebanyakan manusia lebih memilih tenggelam dalam ingar-bingar kehidupan dunia yang fana dan melelahkan. Buku yang ditulis oleh ahli pemberi nasihat yang juga seorang ahli hadis, Ibnul Jauzi, ini merupakan kitab nasihat yang sangat berharga. Buku ini dapat melembutkan hati yang berpaling dari mengingat Allah SWT. Bertobat dan penyesalan merupakan sebab dihilangkannya kesusahan dan tertolaknya bala. Ibnul Jauzi, yang terkenal ahli dalam merangkai kata dan syair, menyajikan buku ini dengan sangat indah dan menggugah hati siapa saja yang membacanya. Ia merangkum fenomena air mata—seperti diuraikan dalam hadis Rasulullah di atas— dalam 32 bab.

R

Dimulai dari bab air mata rindu, akhir hidup para pecinta, lalu jalan orang-orang yang tobat. Ia juga mengupas akibat cinta dunia, perindu dan pecinta Allah, zuhud dunia, serta malaikat dan kematian. Ia mengemukakan pula bahwa ahli ibadah tak pernah merasa sendiri. Bab selanjutnya adalah mengabdi dengan penuh kerinduan dan manisnya hidup zuhud dan tahajud. Masih banyak pembahasan lainnya yang tak kalah menyentuh kalbu. Misalnya, uraian pentingnya membekali diri dengan ketataan, menghadapi nikmat dunia, dan menyingkirkan kelalaian. Ia juga mengajarkan kepada kita agar sering-seringlah meminta maaf dan bertobat selagi muda. n irwan kelana


REPUBLIKA

komunitas

JUMAT, 12 AGUSTUS 2011

8

JPRMI Kembangkan Kewirausahaan embangun ekonomi umat berbasis masjid. Ini merupakan salah satu tujuan Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (JPRMI) merangkul para pemuda dan remaja masjid dalam seminar dan workshop “Entrepreneur Berbasis Masjid” di Masjid Baitul Ihsan, Bank Indonesia, pada 5-7 Agustus 2011 lalu. Sekjen JPRMI Juni Supriyanto mengatakan, seminar diikuti 75 orang yang merupakan perwakilan 13 wilayah JPRMI serta remaja dan pemuda masjid di wilayah Jakar ta. Perwakilan itu, di antaranya dari Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kepulauan Riau, Lampung, DKI Jakarta, Jateng, Jatim, dan Jabar. Seminar mengenai enterpreneurship atau kewirausahaan ini adalah bagian dari Gerakan Nasional Ayo ke Masjid. “Kita ingin mereka mampu mengembangkan bisnis berbasis masjid,” katanya dalam keterangannya, Senin (8/8). Dalam gerakan nasional

M

itu, JPRMI fokus pada pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Valentino Dinsi dari Labschool, Ketua Umum Jaringan Pengusaha Muslim Indonesia (JPMI) Eman Sukirman, General Manager Yayasan Baitul Maal BRI Nasir Tajang, dan motivator Zainal Abidin menjadi pembicara. Mereka menyampaikan pengalaman dan masukan mengenai kewirausahaan. Ketua Umum JPRMI Otong Somantri mengatakan, seharusnya pengurus masjid mencari sumber dana selain bantuan. Sekarang saatnya membangkitkan kewirausahaan khususnya untuk jamaah muda. Jadi, sumber pendanaan bisa diperoleh dari usaha mandiri. “Kita harus tanamkan jiwa kewirausahaan meskipun hasilnya mungkin baru dirasakan tujuh tahun mendatang. Ketika anak-anak muda menjadi pengurus masjid, kita harapkan ekonomi berbasis masjid tumbuh dengan baik,” kata Otong, yang hadir dalam

seminar. Menurut Nasir Tadjang, untuk menumbuhkan perekonomian di masjid harus dimulai dari pembekalan keterampilan sumber daya yang mengelola dan aktif di masjid. Jenis usaha yang dapat diterapkan, misalnya, pendirian taman pendidikan Alquran. Sumber pendanaannya diperoleh dari iuran para siswa. Artinya, jelas Nasir, dari penghasilan yang didapat, 80 persennya untuk para pengelola dan sisanya diberikan ke masjid. “Tapi, jangan menutup untuk golongan yang tidak mampu belajar di tempat tersebut,” imbuhnya. Dengan program yang sudah dikembangkannya, YBM BRI membantu sumber pendanaan mandiri bagi masjid-masjid di Indonesia. YBM memberi satu ekor sapi untuk diternak kepada masjid yang terpilih. Setelah besar dan ada hasilnya, sebanyak 80 persen untuk pemeliharaan ternak dan 20 persen untuk masjid. n kiriman jprmi ed: ferry kisihandi DOK JPRMI

17 Hari Menghafal Alquran Bersama Wahdah Islamiyah omen Ramadhan dimanfaatkan ormas Islam, Wahdah Islamiyah, untuk mengajak masyarakat lebih dekat dengan Alquran. Mereka mengusung program “17 Hari Menghafal Alquran” yang dimulai sejak 2 Ramadhan hingga 18 Ramadhan mendatang. Badan Pengembangan dan Pembinaan Tahfidzul Qur’an (BP2TQ) Wahdah Islamiyah bekerja sama dengan Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (P2M)

M

hingga enam orang, yang didampingi seorang pembina,” katanya seperti keterangan yang diterima Republika, Selasa (9/8). Wahyu mengatakan, ada penghafal yang masih usia dini hingga berusia lanjut. Tempat menghafal bagi anak-anak dipisahkan dari mereka yang sudah dewasa dan lanjut usia, yaitu di dalam ruang kelas. Sedangkan orang dewasa menghafal di sekeliling ruang masjid kampus. Dari kalangan anak-anak, hingga sepekan aktivitas berjalan, ada yang sudah menghafal Surah An Naba, An Naziat, Abasa, dan Surah At-Takwir. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dalam menghafal, imbuh dia, diberi perhatian khusus dari panitia. Kelompok dewasa, hafalannya relatif cepat. Sebagian dari mereka sudah ada yang menyetor hafalan juz dua, juz delapan, dan juz 28. Menurut Ketua BP2TQ Wahdah Islamiyah, Ustaz Harman DOK WAHDAH ISLAMIYAH Tajang, program menghafal ini diperuntukkan bagi mereka yang baru Ma’had ‘Aly (Pesantren Tinggi) al-Wahdah mau menghafal Alquran. merupakan pelaksana kegiatan yang Termasuk mereka yang berkeinginan diadakan di Ma’had ‘Aly al-Wahdah Stiba mengulang surah yang telah dihafal. Inspeksi PAM Manggala Makassar itu. Surah yang dihafal adalah surah-surah piSebanyak 180 orang, yang terdiri atas lihan, surah dalam juz 30 dan juz lainnya. 130 perempuan dan 50 laki-laki, meng“Semoga ini bakal menjadi motivasi di ikuti program ini. Setiap harinya mereka luar Ramadhan untuk melanjutkan hafalan menghafal Alquran dimulai pukul 08.00Alquran,” katanya. 12.00 WITA, yang diawali dengan tahsin Harman menjelaskan, banyak sekali setelah itu hingga menjelang Zhuhur keutamaan orang yang menghafal peserta menyetor hafalan Alquran meAlquran. Balasan Allah SWT di akhirat reka. tidak hanya bagi penghafal, tetapi juga Wakil Ketua Panitia, Muhammad Ode menyentuh kedua orang tuanya. Dia juga Wahyu, mengatakan para peserta dapat memberikan sebagian cahaya itu dikelompokkan berdasarkan hafalan dan kepada mereka dengan berkah Alquran. umur. “Setiap kelompok terdiri atas lima

n kiriman wahdah islamiyah ed: ferry kisihandi

Memotivasi Anak Beribadah Oleh Damanhuri Zuhri enjanjikan imbalan untuk mengajak dan mengajari anak-anak berpuasa merupakan hal wajar. Pernyataan ini disampaikan motivator dari Premier Consulting Reza M Syarief saat berbicara dalam seminar “Terobosan Baru dalam Mendidik Anak Agar Tangguh, Kritis, dan Mandiri”. Seminar yang diadakan belum lama ini membahas pemberian motivasi bagi anak untuk menjalankan puasa. Secara psikologis, kata dia, anak-anak termasuk kategori konkret acak. Artinya, anak belum dapat berpikir abstrak seperti orang

M

dewasa. Dari sudut ini, memotivasi anak membutuhkan bantuan berupa imbalan. Reza mengaku, tidak merasa khawatir pendekatan seperti itu akan berlanjut hingga anak beranjak dewasa karena alam berpikir anakanak dan dewasa sangat berbeda. Orang dewasa tidak perlu lagi diberi hadiah jika ingin menunaikan berpuasa. “Konsekuensinya sudah jelas, tidak berpuasa bagi kalangan dewasa yang sudah kategori wajib menjalankannya akan berdosa. Jadi, untuk melatih anak-anak beribadah, memang harus mempunyai kiat tertentu,” ujar Reza mengingatkan. Ia mengungkapkan, peran orang tua

sangat penting. Mereka bisa menyusun program ibadah bersama anak-anak, khususnya selama Ramadhan ini. Umumnya, orang tua menjadi pengambil keputusan mutlak tanpa melibatkan anak. Pandangan yang sama diungkapkan praktisi pendidikan Derby Dian Utama. Menurut Derby, peran orang tua sejatinya amat penting dan utama dalam mendidik anak. Pasalnya, dewasa ini, banyak orang tua yang bekerja meninggalkan begitu saja anak-anaknya pada pihak sekolah dan pembantu rumah tangga. “Rumah adalah sekolah utama bagi anak-anak,” katanya menegaskan. n ed: ferry kisihandi


REPUBLIKA

JUMAT, 12 AGUSTUS 2011

9


REPUBLIKA

mujahidah Sepeninggal suaminya, Hamida menuntun putranya, Akbar, memerintah.

JUMAT, 12 AGUSTUS 2011

10

Hamida Banu Begum

Meniti Jalan Bersama Kaisar

Oleh Ferry Kisihandi

A

walnya, Hamida Banu Begum merasa enggan. Ia berupaya menolak uluran cinta penguasa Dinasti Mughal, Humayun. Kecantikan Hamida rupanya telah memikat hati sang kaisar. Hamida punya alasan sendiri mengapa ia tak begitu tertarik, umur kaisar lebih tua dibandingkan dia. Tapi akhirnya, hatinya luluh. Setelah seorang perempuan bernama Dildar Begum, selama 40 hari membujuk Hamida agar bersedia diperistri Humayun. Anggukan kepala Hamida, menuntunnya ke pernikahan pada pertengahan hari Senin, September 1541. Ia menjadi istri kedua Humayun setelah Bega Begum. Dari rahim Hamida lahir pemimpin Mughal yang masyhur, yaitu Jalaluddin Muhammad Akbar atau Akbar. Pernikahan Hamida dan Humayun berlangsung di tengah mendung yang menaungi kekuasaan Humayun. Rongrongan besar berusaha menggoyang takhtanya yang diwarisinya dari ayahnya, Babur. Pasukan yang dipimpin Sher Shah Suri secara intens menggempur kekuasaan Mughal untuk mengembalikan kekuasaan Afghanistan di Delhi, India, yang menjadi pusat pemerintahan Mughal. Hamida mengikuti suaminya melakukan sejumlah perjalanan untuk mengatasi masalah keamanan ini. Bahkan, mereka berdua pun sempat merasakan ada di wilayah pengasingan, jauh dari pusat kota. Bose Mandrakanta lewat karyanya, Faces of the Feminine in Ancient, Medieval, and Modern India menceritakan, pada 22 Agustus 1542, Hamida dan Humayun setelah melewati gurun luas mencapai Umerkot. Wilayah itu diperintah oleh Rana Prasad. Mereka meraih dukungan dari Prasad. Dua bulan kemudian yaitu pada 15 Oktober 1542, Hamida melahirkan anak laki-laki yang diberi nama Jalaluddin Muhammad Akbar, nama yang ia dengar dari Humayun melalui mimpinya saat di Lahore. Setelah kondisinya pulih seusai ber-

STANDSEAD.COM

salin, ia kembali mengikuti perjalananperjalanan suaminya, mengarungi gurun untuk memenangkan sejumlah peperangan. Pada 1543, ia meniti perjalanan menuju Qandahar. Namun, mereka harus melewati gurun dan tak banyak oase yang dapat mereka temukan. Ia memutuskan meninggalkan Akbar dan menitipkannya kepada kerabatnya. Ia kembali mendampingi Humayun menuju Persia. Di sana mereka mengunjungi sejumlah tempat ibadah di Ardabil, Persia. Kegigihan Hamida, membuatnya mampu bertahan mengiringi Humayun dalam perjuangan. Setahun kemudian, Hamida melahirkan anak keduanya, kini berjenis kelamin perempuan. Tak lama berselang ia kembali bertemu dengan Akbar. Annemarie Schimmel dan Waghmar Bur-

zine dalam The Empire of the Great Mughals menuliskan, Akbar dengan baik mengenali ibunya. Akbar akhirnya bersatu kembali dengan ayah dan ibunya. Sementara itu, Sher Shah Suri meninggal dunia pada Mei 1545. Setelah itu, anak lakilakinya yang juga penerusnya, Islam Shah meninggal dunia pada 1554. Keadaan ini membuat perlawanan terhadap kekuasaan Humayun mengendur. Setahun kemudian, 1555, Humayun mampu kembali memerintah tanpa sandungan yang berarti. Meski umurnya tak lama. Setahun berselang, ia mangkat karena terjatuh dari tangga perpustakaan miliknya di Purana Qila, Delhi, dalam usia 47 tahun. Humayun meninggalkan ahli waris takhta, Akbar yang baru berusia 13 ta-

hun. Hamida mengambil posisi sebagai pelindung kaisar yang baru. Ia memberikan nasihat kepada anaknya itu. Dengan demikian, Hamida kemudian aktif dalam politik dan penetapan kebijakan pemerintahan. Hamida pun berperan menghapus halangan bagi lancarnya pemerintahan Akbar. Ini misalnya, saat perdana menteri Bairam Khan mulai mencoba meningkatkan pengaruh dan kendali terhadap pemerintahan. Hamida berusah mempertahankan takhta putranya dengan melakukan aliansi politik. Tujuannya mencegah membesarnya kekuatan Bairam Khan. Di sisi lain, Akbar pun menjelma menjadi putra yang sangat menyayangi ibunya. Seorang pelancong Inggris Thomas Coryat menceritakan, Akbar memanggul sen-

Oleh Ferry Kisihandi

fikih muslimah

Hak Istri Memperoleh Perlakuan Baik

YUSRAN UCCANG/ANTARA

ari ayahnya, Hakim bin Muawiyah al Qusyairi memperoleh penjelasan mengenai perlakuan terhadap perempuan sebagai istri. Si ayah menanyakan kepada Muhammad SAW mengenai hak seorang istri terhadap suaminya. Dan, jawaban segera ia peroleh. Utusan Allah SWT itu menyampaikan, hak istri atas suaminya adalah memberinya makan jika lapar, membelikannya pakaian jika menginginkan atau membutuhkannya, jangan memukul wajah atau menjelekkannya. Ini sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Nasai. Abd al-Qadir Manshur dalam bukunya, Buku Pintar Fikih Wanita, menyatakan dengan merujuk keterangan itu, perempuan mempunyai hak untuk diperlakukan secara baik oleh suaminya. Semua itu terwujud baik dalam tingkah laku maupun tutur kata suami terhadap pasangannya. Perlakuan baik terhadap perempuan adalah tatanan moral sekaligus material. Ia mengutip pernyataan cendekiawan Muslim, al-Qami, yang menegaskan wajah yang diucapkan Rasul adalah representasi seluruh anggota tubuh dan tabiat perempuan. “Semua itu tak boleh dijelek-jelekkan oleh pasangan mereka,” kata al-Qami. Jadi, larangan itu mencakup pula sikap mencela, mengumpat, dan menggauli perempuan dengan cara yang tidak baik. Jangan memukul mereka, bermakna tak memukul mereka tanpa alasan kuat yang dibenarkan agama. Alasan kuat itu, contohnya seorang istri bertindak membangkang atau melawan suaminya, disebut pula nusyuz. Kalangan ulama yang menganut Mahzab Syafii, menyatakan meski telah berbuat nusyuz perempuan itu tak boleh dipukul. Ulama lain menjelaskan, kalaupun

D

diri tandu ibunya ketika menyeberangi sebuah sungai dalam perjalanan dari Lahore ke Agra. Yasmen Murshed dalam The Humayun Nama: Gulbadan Begum’s Forgotten Chronicle mengatakan, salah satu langkah terpenting Hamida sepeninggal Humayun adalah pembangunan Makam Humayun di Delhi, yang dimulai pada 1562, enam tahun setelah kematian suaminya. Ia meminta bantuan Mirak Mirza Ghiyath, arsitek dari Iran, untuk membangun makam itu. Selama beberapa tahun, perempuan kelahiran 1527 itu mengawasi proses pembangunannya. Anak perempuan Shaikh Ali Akbar Jami dan Mah Afraz Begum itu, setelah kematiannya pada 29 Agustus 1604 dimakamkan di sana. n

memukul tidak dengan keras dan melukai tubuh. Ketika istrinya menghentikan pembangkangannya, haram bagi suami memukul istrinya. Abd al-Qadir Manshur melanjutkan, dalam Surah An Nisa ayat 19-21, Allah menganjurkan agar suami menggauli istrinya secara patut. Bila tak menyukai mereka, diminta bersabar. Dalam Tafsir al Baidhawi, ujar Manshur, menggauli dengan patut yang dipahami memperlakukan perempuan dengan baik adalah adil dalam bertindak serta sopan dalam bertutur kata terhadap mereka. Mereka perlu memperoleh pelajaran pula tatkala melakukan pembangkangan dan melawan. Sayyid Sabiq menjelaskan, pembangkangan yang dilakukan perempuan dalam ranah rumah tangga bentuknya bisa menentang suami, tidak menaatinya, atau keluar rumah tanpa izin dari suaminya. Dalam kasus ini, suami berhak menasihati istrinya itu mengakhiri pembangkangan. Pembangkangan yang melahirkan perseteruan yang menyebabkan kedua belah pihak tak saling berbicara, imbuh Sabiq, tak boleh berlangsung melebihi tiga hari. Ia bersandar pada ketentuan bahwa seorang Muslim dengan Muslim lainnya mestinya tak saling diam melebihi tiga hari. Ia menyarankan perseteruan sebaiknya di dalam rumah saja, bukan di luar rumah. Ada tahapan untuk menghentikan nusyuz istri, yaitu didahului dengan nasihat agar istri menyadari kekeliruannya. Pisah ranjang adalah jalan kedua setelah nasihat diabaikan sama sekali. Terakhir adalah memukulnya, tetapi tidak keras dan melukai. Suami harus menghindari wajah dan organ-organ vital perempuan. “Karena maksud pemukulan ini hanya memberikan pelajaran bukan menimbulkan cedera,” kata Sabiq melalui karyanya Fiqih Sunnah. n


REPUBLIKA

komunitas

JUMAT, 12 AGUSTUS 2011

LDK Insani Univesitas Diponegoro

IPERKAHRI Berbagi dengan Anak Yatim

Gelar Talkshow Muslimah Oleh Indah Wulandari embaga Dakwah Kampus (LDK) Insani Universitas Diponegoro mengisi awal Ramadhan dengan mengadakan Talkshow Muslimah, Ahad (7/8). Aktris Ibu Kota, Astri Ivo, menjadi pembicara dalam talkshow itu. Ia mengingatkan agar Muslimah di kalangan kampus istikamah berjilbab. Selain Astri Ivo, Humas Pimpinan Pusat Persaudaraan Muslimah (Salimah) Hardiani Julansari ikut mengisi acara bertemakan “Dengan Jilbab Semakin Cantik Hariku” itu. Sebanyak 500 Muslimah baik dari kalangan mahasiswa, dosen, warga umum, dan remaja Muslim di sekitar kampus memadati lokasi acara digelar. Talkshow Ramadhan di masjid kampus ini diselenggarakan atas kerja sama LDK Insani Universitas Diponegoro, Muslimah Center Undip, dan Takmir Masjid Kampus. Pembicara berbagi pengalaman mengenai jilbab, alasan berjilbab, dan menegaskan kewajiban Muslimah berjilbab. Ustazah Wulan, panggilan akrab Hardiani Julansari, menguraikan persoalan jilbab secara menyeluruh dalam pandangan syari. “Keberadaan jilbab tidak hanya sebuah budaya atau tren masa kini, tapi juga bukti dari ketaatan atas perintah Allah,” ujarnya. Sementara itu, Astri Ivo memaparkan tentang manfaat berjilbab

11

Oleh Indah Wulandari

L

nak-anak yatim hadir di Hotel La Grandeur Mangga Dua, Jakarta, Selasa (9/8). Mereka menikmati hidangan berbuka puasa dan memperoleh santunan. Mereka diundang oleh Ikatan Pembina Rohani Karyawan Hotel dan Restoran Indonesia (IPERKAHRI) dalam acara pengajian Safari Tarawih dari Hotel ke Hotel. Ketua Safari Tarawih IPERKAHRI, Diding Syamsuddin, mengatakan, kepedulian terhadap anak yatim merupakan tanggung jawab bersama. Ia mengatakan, mengundang mereka ke hotel memberi kenangan tersendiri. Sebab, mereka belum tentu mengalami suasana mewah dan keramahan ala hotel. “ Selain merasakan menu berbuka, mereka diberi bingkisan,” kata Diding. Ia menuturkan, bingkisan untuk anak-anak yatim itu berasal dari beberapa sponsor hotel dan lembaga pengelola zakat Al Azhar Peduli Ummat. Ia mengatakan, saatnya kini berbagi dengan mereka. Menurut dia, shalat Tarawih bersama serta memberikan santunan merupakan alat untuk berinteraksi dengan masyarakat dan menghapus kesan bahwa orang perhotelan lebih mengutamakan dunia. Dalam kesempatan itu, Ustaz Mamang menyampaikan tausiah kepada jamaah. Rencananya, setelah berlangsung di Hotel Le Grandeur, ada lima hotel berbintang yang bakal menjadi tuan rumah selanjutnya, yaitu Hotel Kartika Chandra pada 11 Agustus, Hotel Le Meridien (15 Agustus), Hotel Grand Cempaka (18 Agustus), Hotel Bidakara (23 Agustus), dan Hotel Crowne Plaza (25 Agustus). Pihak Hotel Le Grandeur yang diwakili Food and Beverage Manager, Robby Sadewa, mengaku tak bakal menyia-nyiakan momen bulan suci ini untuk berbagi kebaikan. Dia berharap acara ini bisa memberikan pencerahan bagi para staf hotel untuk selalu istiqamah beribadah tanpa membuat pekerjaan terbengkalai. n ed: ferry kisihandi

A

DOK LDK INSANI

bagi Muslimah. Ia menceritakan perasaan kedekatan dirinya pada Allah SWT setelah mengenakan jilbab. Kondisi tersebut, ujarnya, menghantarkan pada akhlakul karimah serta memotivasi dirinya untuk beramal saleh. Selain dua pembicara itu, hadir Ketua Darma Wanita Undip, Sri Budiarni SSos, yang juga istri Rektor Undip Prof Sudharto P

Hadi. Partisipasi dari majelis taklim warga sekitar juga tampak besar. Antusiasme peser ta acara begitu terlihat saat sesi tanya jawab. Mereka berdiskusi dengan pembicara mengenai masalahmasalah yang saat ini sering menghambat Muslimah untuk segera menutup aurat. Bazar Muslimah mulai dari buku, kerudung, makanan ringan,

dan barang lainnya turut meramaikan pelaksanaan talkshow itu. “Kita berharap agar ini bisa menjadi syiar Islam yang baik bagi Muslim dan Muslimah untuk terdorong lebih banyak belajar, mengkaji, dan memahami Islam secara kafah,” kata Ketua LDK Insani Universitas Diponegoro, Dwi Putro Usman. n ed: ferry kisihandi


REPUBLIKA

silaturahim

JUMAT, 12 AGUSTUS 2011

12

MAJELIS TAKLIM NURUL KHAIR

Bergerak Melakukan Kebaikan

Oleh Indah Wulandari ajelis taklim ini terbentuk pada pertengahan 2008 lalu, bermula dari persahabatan sejati serta niat untuk meraih kebajikan. “Kami ingin berbuat amal kebaikan dan melakukan pertobatan. Inilah yang menjadi awal majelis taklim,’’ kata Ketua Umum Majelis Taklim Nurul Khair, Nur Zuhdi, di Jakarta, belum lama ini. Para pendiri adalah alumni sebuah sekolah perhotelan di Bandung yang telah membina persahabatan pada era 1980-an. Mereka semula membentuk kelompok arisan Teluk Betung Grup, yang berasal dari nama jalan di Jakarta Pusat. Lantaran, mereka ratarata bertempat di daerah tersebut saat masih lajang. Seiring waktu, arisan tersebut berkembang lebih luas karena adanya interaksi antarkeluarga anggotanya. Tebersitlah ide tiga sahabat: Nur Zuhdi, Ahmad Sarjono, dan Subagyo untuk mengkaji ilmu agama bersama.

M

“Mengingat kami sudah berumur,’’ kata Nur. Ia memiliki tujuan lainnya, yaitu menghapus citra negatif yang terkadang dilekatkan pada pekerja hotel seperti dirinya dan teman-temannya. Lalu, terbentuklah Majelis Taklim Nurul Khair. Nama ini mewakili tekad mereka menjadi sinar kebaikan bagi kalangan terdekatnya.

Mereka merintis majelis taklim ini dari bawah. Awalnya, hanya ada sepuluh orang yang bergabung dan sekarang sudah ada sekitar 55 orang menjadi anggota. Selain anggota utama, ungkap Nur, biasanya mereka membawa anggota keluarga lainnya mengaji di majelis taklim ini. Anggota dari kalangan umum diterima dengan tangan terbuka. Ketua

Harian Majelis Taklim Nurul Khair, Atje Rodiah, berharap upaya tersebut sebagai cara regenerasi pengurus dan memperluas jejaring sosial. Ia menuturkan, penyempurnaan kurikulum pengajian terus ditempuh. Meski bertemu sebulan sekali pada Sabtu minggu kedua, materi kajian terbilang padat. Bertempat di Restoran Mie Ceker Bandung, Jalan Adhyaksa 15 B, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, mereka belajar tafsir Alquran, akidah, dan fikih dari beberapa ustaz, seperti Bachtiar Nasir, Achmad Basalamah, dan Muslich. “Rata-rata anggota meminati akidah dan fikih. Apalagi, penanaman akidah kita nomor satukan,’’ imbuh Atje. Selain itu, mereka meningkatkan pemahamannya dengan tadabur Alquran serta mengadakan bakti sosial. Tempat yang pernah mereka kunjungi adalah Tempat Pembuangan Akhir Bantar Gebang, Bekasi. Tempat lainnya adalah perawatan anak autis dan pendidikan menghafal Alquran anak yatim, Depok. Saat bencana alam melanda, mereka selalu mengirimkan utusan langsung untuk menyalurkan bantuan, seperti ketika bencana tsunami di Aceh, gempa Mentawai, dan letusan Gunung Merapi. Penyuluhan tentang kanker ser viks juga merupakan daftar kegiatan sosial majelis taklim ini. Atje mengatakan, majelis taklimnya mendahulukan kualitas kajian keagamaan dilanjutkan dengan syiar melalui aktivitas nyata untuk masyarakat. n ed: ferry kisihandi

AMI, NINA, DEWI

IDA, AIDA, NININ, SALLY

SARI, ATJE, YATI

IRA, RATIH, DEWI

FOTO-FOTO: INDAH WULANDARI/REPUBLIKA

MAJELIS TAKLIM AL-AMALIA

Berilmu dan Beramal ETI, YULITA, CEUCEU, ASIH

Oleh Indah Wulandari

MARSHA, FATMANISSA, LINA, IDA

erilmu dan mempunyai kegemaran beramal selalu dicamkan anggota Majelis Taklim Al-Amalia, Pondok Indah, Jakarta Selatan. Meski tak pernah membentuk kepengurusan taklim yang berkesinambungan, seleksi alam atas visi tadi membuat mereka konsisten sejak 1998 silam. “Kita ingin mengamalkan ilmu agama dan beramal ibadah dalam majelis ini,” papar pendiri Majelis Taklim AlAmalia, Rina Ariani Wirahadikusumah, belum lama ini. Kedua keinginan tadi awalnya diwujudkan Rina dan sembilan orang sejawat lainnya dengan membentuk majelis ini. Bertempat di kediaman Rina di Jalan Metro Kencana V Nomor 25, Pondok Indah, kian lama jumlah anggota pengajian ini membengkak hingga 300 orang. Walaupun telah berhasil memikat ratusan jamaah, Rina menyadari ada sebuah ujian bagi para

B

jamaahnya untuk istiqamah. Sebab, dari jumlah tadi biasanya yang rutin datang hanya sekitar 100 orang. Jumlah itu menyusut karena kesibukan para anggota yang terdiri atas berbagai macam profesi, mulai

TARI, ENDAH

WIDYA, TUTY, CHEPPY FOTO-FOTO: INDAH WULANDARI/REPUBLIKA

dari pengusaha hingga pengacara. Dengan alasan ini, ia tak pernah membentuk kepengurusan secara berkesinambungan. “Kita hanya memilih jamaah yang bersedia mengaji kontinyu dan mau menyambung silaturahim,” ujar Rina. Kecintaan pada ilmu agama diwujudkan dengan berbagai kajian tiap sepekan sekali pada Selasa siang. Kajian itu termasuk tentang tauhid, fikih, tafsir, dan hafalan Alquran. Biasanya, Ustaz Najamuddin dan Ustaz Taufik Yahya yang memandu mereka. Ia mengatakan, ketika menjelang Ramadhan selama dua pekan mereka mengadakan tadarus Alquran. Tak hanya sekadar membaca, satu per satu mereka mengkaji isi ayat yang dibaca. Sedangkan, kegemaran beramal dilakukan melalui bakti sosial usai mengkhatamkan Alquran pada 16

Agustus mendatang. Tahun ini, sebanyak 50 anak yatim piatu dari Bandung diundang ke tempat kegiatan Majelis Taklim Al-Amalia untuk menerima santunan. Terkadang, mereka melakukan bakti sosial di Masjid Bani Umar, Bintaro. Di masjid milik keluarga Rina itu, para jamaah juga diajak berinteraksi dengan majelis taklim lainnya. “Tak ada beban saat mengadakan ini dan berhijrah ke tempat lain karena banyak teman dan menjalin silaturahim,” ungkap Rina. Ustaz Taufik Yahya dalam kesempatan tausiahnya di majelis ini mengingatkan agar jamaah majelis taklim ini senantiasa memperbanyak zikir, terutama di bulan Ramadhan. “Istiqamahlah dengan zikir karena zikir itu bagian dari iman,” katanya. Zikir, tutur dia, mesti dipahami dengan hati dan akal. n ed: ferry kisihandi


REPUBLIKA

ensiklopedi

K

arya tulis dalam bentuk buku mengiringi perkembangan peradaban Islam, bahkan memperoleh tempat utama. Sebab, digunakan sebagai sumber pengetahuan dan rujukan. Banyak buku rujukan bertaburan pada masa pertengahan hingga masa modern sekarang ini. Rujukan utama bagi Muslim tentu saja Alquran. Agar dapat dipahami oleh kalangan lebih luas, pakar Alquran membuat konkordansi dan glosarium kata dan frase Alquran. Salah satu karya tentang hal itu adalah Nujum al-Furqan yang disusun oleh Musthafa bin Muhammad Said di India. Pertama kali diterbitkan di Calcuta pada 1811 dan beberapa kali dicetak ulang pada abad ke-19. Menurut Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern pada 1842, seorang orientalis Jerman bernama Gustav Fluegel, menerbitkan buku dengan bahas-

JUMAT, 12 AGUSTUS 2011

Kitab Rujukan

an senada, judulnya sama dengan milik Musthafa bin Muhammad Said. Dalam buku itu, kata-kata Arab disusun menurut huruf akarnya dengan rujukan pada nomor surat dan ayat. Di kemudian hari, hadir Al-Mujam alMufahras li Alfaz al-Quran al-Karim yang ditulis Fuad Abd al-Baqi. Jutaan orang yang berbahasa non-Arab tentu membutuhkan produk yang sama. Terbitlah sejumlah buku dalam bahasa selain Arab. Dalam bahasa Urdu terbit Miftah Alquran yang ditulis Mazhhar alDin Multani dan berbahasa Indonesia berjudul Kamus Alquran disusun oleh Nazwar Syamsu. Mengenai pedoman po-

kok lain umat Islam, yaitu hadis juga terdapat banyak indeks dan pembahasannya. Misalnya, Al-Mujam al-Mufahras li Alfazh al-Hadits al-Nabawi. Ada yang dalam bentuk database komputer untuk hadis dalam bentuk disket ataupun online. Biografi Nabi Muhammad berbahasa Inggris diringkas dalam beberapa jilid dengan judul Muhammad: Encyclopedia of Seerah, yang disunting oleh Afzalur Rahman. Di kalangan umat Islam, kompilasi sistematis atas kamus-kamus biografis sebagai rujukan merupakan praktik yang telah lama berkembang. Tradisi ini hingga kehidupan modern. Contohnya adalah Al-

Alam yang ditulis Khair al-Din al-Zirikli dan buah pemikiran Zaki Muhammad Mujahid, Al-Alam al-Syarqiyah fi al-Miah al Rabiah Asyarah al-Hijriyah. Di Iran terdapat kamus biografis yang mencakup tokoh dalam beberapa abad. Banyak pula kamus biografis baik klasik maupun modern. Di antaranya mengenai para penulis di zaman Turki Usmani yang dibuat oleh Mehmed Tahir Bursali yang wafat pada 1926. Informasi biografis pun ditemukan dalam ensiklopedi umum mengenai sejarah dan peradaban Islam. Jenis ini berasal dari masa Islam klasik, namun pada masa modern diprakarsai kaum orientalis

13

Eropa yang pada 1908 meluncurkan Encyclopedia of Islam. Selain bahasa Inggris, ada edisi bahasa Prancis dan Jerman. Ensiklopedi ini adalah rujukan kesarjanaan yang terperinci tentang semua agama Islam, sejarah, pemikiran, dan peradabannya. Pada 1950-an edisi baru diterbitkan, di dalamnya termasuk sumbangan sarjana-sarjana Muslim, dengan demikian ditulis dengan sudut pandang Islam. Namun, kebijakan keredaksian sepenuhnya masih berakar pada tradisi orientalis Barat. Pada akhir abad ke-20, lahir inisiatif dari beberapa negara Muslim untuk membuat ensiklopedi yang disusun oleh dan bagi Muslim. Tahun 1983, sebuah institut didirikan di Iran. Mereka bertugas menyusun dan menyunting karya semacam itu dalam bahasa Persia. Sepuluh tahun berselang, institut ini mempunyai 200 staf dan menghasilkan lima jilid pertama dari rencana 40 jilid. n ed: ferry kisihandi

Ramadhan, Remaja, dan Kekerasan Oleh Rakhmad Zailani Kiki Koordinator Pengkajian Jakarta Islamic Centre (JIC)

alam itu setelah shalat Tarawih, di lantai dua Mushala Darussalam, yang terletak di Jl Cemara Gang 12, Koja, Jakarta Utara, tampak para remaja—semuanya pria—yang terbagi dalam dua kelompok tengah asyik berdiskusi. Tiga ustaz yang bertindak sebagai koordinator, fasilitator, dan notulen turut mengamati jalannya diskusi tersebut. Para remaja ini, sambil sesekali membuka buku panduan yang didominasi warna merah dan hitam, begitu asyik berdiskusi. Asyik karena tema yang didiskusikan terkait diri mereka sendiri, yaitu remaja dan kekerasan. Pada pertemuan terakhir ini, dari delapan kali pertemuan, mereka diminta mendiskusikan solusi untuk meredam aksi kekerasan di wilayah mereka. Diskusi yang berlangsung di mushala itu adalah salah satu dari puluhan kelompok diskusi yang tersebar di tiga kecamatan Jakarta Utara, yaitu Tanjung Priok, Koja, dan Cilincing, yang sudah berjalan sejak akhir Juni sampai bulan Ramadhan ini. Penyelenggaranya adalah Indonesian Institute for Society Empowerment (INSEP), sebuah LSM yang menaruh perhatian pada isu perdamaian dan kekerasan, yang mendapat dukungan dari alim ulama di

M

Jakarta Utara. Dipilihnya tiga kecamatan tersebut karena beberapa sebab. Pertama, dari hasil survei yang dilakukan INSEP, Kecamatan Tanjung Priok, Koja, dan Cilincing termasuk wilayah yang memiliki angka kekerasan remaja yang tinggi di Jakarta Utara bahkan di Ibu Kota, seperti tawuran, mengganggu ketertiban, dan perusakan fasilitas umum. Kedua, pada peristiwa Makam Mbah Priok satu tahun lalu, para remaja yang terlibat perusakan fasilitas negara dan aksi kekerasan yang menimbulkan korban luka-luka bahkan korban jiwa, mayoritas berasal dari tiga kecamatan ini. Dan ketiga, seperti di beberapa wilayah lainnya, entah mengapa justru di bulan Ramadhan tindak kekerasan, yaitu tawuran antarkelompok remaja— mengutip pernyataan Ustaz Hasbi Ash-Shiddiqieyang menjadi fasilitator kelompok diskusi tersebut untuk wilayah Kali Baru Barat 2, Cilincing dan sering melakukan upaya advokasi melerai terjadinya tawuran antararemaja—seakan telah menjadi bagian dari amaliah Ramadhan saban tahunnya, baik setelah shalat Subuh atau shalat Tarawih. Jika dicarikan penyebabnya, terutama terkait dengan kekerasan yang dilakukan para remaja di bulan Ramadhan, jawabannya seperti disampaikan oleh salah seorang peserta diskusi tersebut, yaitu para remaja kurang bahkan tidak dilibatkan dan diperhatikan dalam amaliah Ramadhan di masjidnya.

Tentu, jawaban tersebut tidak perlu buru-buru kita bantah. Karena, memang kenyataannya secara umum demikian. Banyak masjid di Ibu Kota dalam kepanitiaan shalat Tarawih dan amaliah Ramadhan lainnya diisi dan dijalankan oleh orang tua, sedangkan para remaja hanya menjadi objek atau penonton. Bahkan, kegiatan-kegiatan yang diadakan nyaris tidak ada yang dikhususkan untuk para remaja. Sehingga di waktu-waktu luang, seperti saat mereka bubar dari shalat Tarawih dan shalat Subuh, karena remaja ini tidak mempunyai aktivitas, vitalitas dan gejolak mereka yang tinggi tersalurkan dengan tindakan-tindakan destruktif. Jakarta Islamic Centre (JIC) sendiri menyadari pentingnya membina para remaja penerus kepemimpinan umat Islam ini dan menyalurkan segenap potensi mereka dengan hal-hal positif, terutama di bulan Ramadhan yang seharusnya menjadi bulan bagi para remaja untuk menahan dan membina diri. Maka pada Ahad, 24 Juli 2011, JIC mengadakan Musyawarah Restrukturisasi Remaja Masjid. Tujuan dari musyawarah ini, pertama, untuk mengaktifkan kembali organisasi remaja masjid di JIC yang sempat vakum selama dua tahun. Kedua, untuk merestrukturisasi kepengurusan dan memilih ketua remaja masjid yang baru, yaitu Ricard Mainaiki. Dan ketiga, mengubah nama dan bentuk remaja masjid yang lama, yaitu Majelis Pemuda dan Remaja Masjid (Madaris) menjadi Forum

Remaja Masjid (Formas) JIC. Dengan perubahan ini, cakupan wilayah kegiatan remaja masjid JIC tidak hanya di JIC, tetapi di seluruh wilayah Ibu Kota, termasuk Kepulauan Seribu. Para remaja ini kemudian dilibatkan untuk memimpin beberapa kegiatan amaliah Ramadhan di JIC, seperti Diklat Falakiah dan Pelaksanaan Iktikaf, selain kegiatan Jambore Ramadhan Anak 1432H. Kegiatan jambore ini ditujukan untuk anak-anak berusia 10-12 tahun yang diadakan dari Sabtu hingga Ahad (13-14 Agustus 2011) di JIC, (menginap) dengan berbagai macam kegiatan yang menyenangkan, menghibur, dan dapat meningkatkan pemahaman keislaman peserta. Bagi yang berminat untuk menjadikan anak, keponakan, dan saudaranya sebagai peserta, dapat menghubungi panitia di nomor telepon 085693821958, 081399197702, atau 085811715643. Akhirulkalam, Ramadhan masih bersama kita, masih ada waktu untuk melibatkan para remaja dalam amaliah Ramadhan. Percayakan kepada mereka, karena kepercayaan inilah yang mereka butuhkan untuk dibuktikan. Dan dari kepercayaan ini, proses regenerasi di masjid terjadi, jika kita tidak ingin melihat di saat tua renta nanti masjid kekurangan jamaah, sementara di luar para pemudanya asyik berjudi, mabuk-mabukan, dan tawuran. Na’udzubillaahi mindzalik. n


REPUBLIKA

fatwa

JUMAT, 12 AGUSTUS 2011

14

MEMINJAM BARANG Oleh Ferry Kisihandi

A

nas menceritakan sebuah peristiwa. Suatu saat di Madinah warga merasakan suasana ketakutan akan kedatangan musuh. Rasul bergegas untuk melihat keadaan atas kemungkinan datangnya musuh. Kepada Abu Thalhah ia meminjam kuda bernama alMandub dan memacunya untuk mengawasi keadaan. Setelah kembali, beliau mengabarkan tak ada sesuatu yang mencurigakan. “Yang kami temukan hanyalah kuda yang berlari kencang,” jelasnya. Ulama terkenal Sayyid Sabiq mengatakan, meminjamkan kuda seperti yang dilakukan oleh Thalhah yang disebut dengan istilah ariyah merupakan sebuah bentuk kebajikan. Kebajikan seperti itu, yaitu tolongmenolong dalam kebaikan dianjurkan dalam Islam. Muslim memperoleh perintah dari Allah SWT melalui kitab suci untuk tolong-menolong dalam mengerjakan kebaikan dan tidak saling menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Menurut pakar fikih, ariyah ialah bentuk peminjaman barang dengan izin pemilik kepada orang lain untuk mengambil manfaat barang itu tanpa imbalan. Akad peminjaman, ujar Sabiq, berlaku dengan perkataan dan perbuatan yang menunjukkan makna meminjam. Sabiq dalam bukunya Fiqih Sunnah mengatakan, ada beberapa syarat berlangsungnya ariyah. Orang yang meminjamkan benar-benar pemilik yang

berhak memberikan pinjaman kepada orang lain. Barang yang dipinjamkan, dapat diambil manfaatnya tanpa mengalami perubahan. Manfaat dari barang yang dipinjamkan, kata dia, tak bertentangan dengan ajaran agama. Menurut Abu Hanifah dan Malik, peminjam boleh meminjamkan barang yang dipinjamnya kepada orang lain walaupun pemiliknya tidak mengizinkannya. Asal barang tersebut tak mengalami perubahan. Ulama yang menganut Mazhab Hanbali berpandangan, waktu kesepakatan peminjaman suatu barang telah terjadi, si peminjam boleh memanfaatkannya sendiri barang yang dipinjamnya atau bisa juga oleh orang lain yang menduduki posisinya sebagai peminjam. Mereka berbeda pendapat dengan Abu Hanifah dan Malik, sebab mereka tak mengizinkan peminjam meminjamkan atau menyewakan barang yang dipinjamnya kepada orang lain tanpa izin dari pemilik barang. Bila terjadi dan barang itu rusak di tangan peminjam kedua, pemilik boleh meminta ganti rugi. Tuntutan ganti rugi bisa dilayangkan kepada peminjam siapa pun di antara keduanya. Ulama Mazhab Hanbali mengatakan, tanggung jawab untuk mengganti barang yang rusak ada pada diri peminjam kedua. Alasannya, di tangannyalah barang yang dipin-

jam itu rusak. Sementara itu, orang yang memberi pinjaman alias pemilik barang, ujar Sabiq, dapat mengambil barangnya kapan saja selama tak menyulitkan peminjam. Seandainya langkahnya itu menyulitkan, mestinya pengambilan barang ditunda hingga kesulitan sirna. Sayyid Sabiq menambahkan, suatu barang yang bermanfaat bagi orang yang meminjam dan tak merugikan pemilik maka pemilik mestinya mengizinkan barangnya dipinjam. Saat peminjam menolak, hakim diminta bantuannya untuk memaksanya. Kasus ini pernah terjadi. Dhahhak bin Qais membuat saluran

air dan ingin agar melewati tanah Muhammad bin Masalamah. Sayangnya, Muhammad melarangnya. Dhahhak menanyakan hal ini kepada Muhammad padahal saluran air itu juga mengaliri tanah Muhammad. Bukan kerugian yang dia terima. Muhammad tetap tak bersedia dan membuat Dhahhak mengadukan peristiwa ini kepada Umar bin Khattab. Tetap saja Muhammad menolak tetapi Umar bersikeras dengan pendapatnya. Akhirnya, saluran air Dhahhak melewati tanah Muhammad bin Maslamah. Selanjutnya, peminjam wajib mengembalikan barang yang dipinjamnya setelah selesai mengambil manfaatnya. Abu Umamah mengisahkan bahwa Rasulullah pernah menyatakan, “Pinjaman harus dikembalikan.” Demikian hadis yang diriwayatkan Abu Dawud dan Turmudzi. Di samping itu, peminjam yang telah menerima barang yang dipinjam dari pemiliknya dituntut bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi terlepas apakah disebabkan kelalaian atau bukan. Ulama Mazhab Hanafi dan Maliki menyatakan peminjam tak bertanggung jawab kecuali dia berlaku lalai. n

YOGI ARDHI/REPUBLIKA

halalan thayyiban

Mengenal Cuka Oleh Ferry Kisihandi uatu hari, saat Jabir bin Abdullah sedang duduk di rumahnya, ia melihat Rasululah melintas. Beliau memberi isyarat kepada Jabir yang kemudian menemuinya. Muhammad SAW memegang tangan Jabir dan sahabat itu pun mengiringi langkahnya menuju salah satu rumah istri beliau. Sesampainya di rumah, Rasul bertanya kepada istrinya apakah ada makanan yang bisa disuguhkan. Istrinya menjawab ada dan membawanya. Rasul memegang satu buah roti untuk dirinya dan menyerahkan satu roti lainnya kepada Jabir. Satu roti tersisa dibagi dua antara kedua orang tersebut. Setelah itu, Rasul bertanya kembali kepada istrinya apakah ada sambal sebagai teman makan untuk roti. Namun, dijawab tidak ada tetapi ada juga cuka. Muhammad meminta istrinya membawa cuka itu dan mengatakan cuka juga enak dikonsumsi dengan roti. Menurut pakar pangan halal, Anton Apriyantono, rangkaian kisah di atas terangkum dalam hadis diriwayatkan oleh Muslim. Ia menuturkan, cuka ternyata telah dikenal pada masa itu. Seperti saat sekarang, cuka digunakan sebagai bahan

S

THREEHEAD.COM

pelengkap makanan atau bumbu masakan dan makanan. Misalnya, bakso. Ia memperkirakan pada zaman Rasulullah, pembuatan cuka melibatkan proses fermentasi, yaitu proses pengubahan suatu zat menjadi zat lain dengan melibatkan zat renik atau mikroorganisme, dengan starter (satu jenis atau sekumpulan mikroorganisme). Secara umum, ujar Anton, bahan utama pembuatan cuka adalah bahan kaya gula, sedangkan fermentasi yang berlangsung adalah fermentasi alkohol. Itu berarti fermentasi yang hasil utamanya adalah alkohol dan fermentasi asetat dengan hasil utama asam asetat. Ini jenis senyawa asam yang paling banyak ada di cuka. Fermentasi berlangsung secara berurutan, yaitu fermentasi alkohol hingga fermentasi asetat. Kini, cuka yang juga disebut vinegar dibuat dari bahan kaya gula, seperti buah anggur, apel, nira kelapa, dan malt. “Secara kimia, mula-mula gula diubah menjadi alkohol (etanol) dan diubah menjadi asetat,” kata Anton. Bila cuka terbuat dari bahan-bahan yang disebut di atas, disebut cuka atau vinegar. Sebagai tambahan, malt vinegar adalah vinegar yang berasal dari jus barley, sejenis biji-bijian. Menurut dia, vinegar pun dapat tercipta dari minuman beralkohol

atau minuman keras seperti cider dan wine. Cuka jenis ini dikenal dengan nama wine vinegar dan cider vinegar. Anton menjelaskan, di pasaran cider vinegar sebutannya adalah apple vinegar, mestinya namanya apple cider vinegar. Wine vinegar memiliki varian, yaitu rice vinegar yang bahannya adalah wine dari beras. Biasanya, wine vinegar digunakan dalam pembuatan produk saus seperti saus tomat. “Waktu kita membeli saus, perhatikan bahan bakunya. Mestinya tidak dibeli jika ada wine vinegar di dalamnya,” ujar Anton. Ada sebagian kalangan yang menyatakan bahan pangan yang mengandung etanol atau alkohol adalah haram. Anton mengatakan pendapat ini lemah. Kalau pun itu benar, semua jenis cuka adalah haram karena mengandung alkohol yang tersisa meski hanya sedikit, kurang dari satu persen. Lalu, jenis cuka mana yang halal dan haram hukumnya bagi konsumen Muslim. Cuka berbahan halal, seperti nira kelapa, gula, dan malt, kata dia, insya Allah tidak bermasalah. Sebaliknya, cuka yang memakai minuman keras atau khamar, seperti wine dan cider, yang menghasilkan wine vinegar, rice vinegar, cider vinegar, dan sherry vinegar, tidak boleh digunakan oleh umat Islam. n


REPUBLIKA

zakat&wakaf

JUMAT, 12 AGUSTUS 2011

15

BAITUL MAAL HIDAYATULLAH

Alquran untuk Daerah Terpencil

Oleh Ferry Kisihandi

P

ada Ramadhan ini, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) menargetkan 10 ribu mushaf Alquran wakaf untuk daerah terpencil. Kepala Departemen Organisasi dan Informasi Baitul Maal Hidayatullah, Marwan Mujahidin, mengatakan, program wakaf Alquran sebenarnya telah berjalan setahun lalu. Ramadhan dijadikan momen untuk menggencarkan kembali program tersebut dengan target tinggi. “Donatur cukup mendonasikan Rp 50 ribu untuk berwakaf Alquran,” kata Marwan di Jakarta, Senin (8/8). Sampai sekarang telah terkumpul dana dari sekitar 1.000 donatur. Dana yang terkumpul kemudian digunakan untuk mencetak Alquran. Setelah dicetak, Alquran didistribusikan ke sejumlah daerah

FOTO-FOTO: DOK BMH

terpencil yang tersebar di 15 titik, misalnya di Papua dan daerah terpencil lainnya. Ia mengatakan, daerah-daerah distribusi Alquran itu juga ada di Jabodetabek. Rencananya, distribusi Alquran dilakukan bersamaan dengan program santunan lainnya. Dengan demikian, selain menyampaikan bantuan, juga ada upaya untuk syiar melalui Alquran yang merupakan wakaf dari para donatur. Menurut dia, Baitul Maal Hida -

Kreativitas Mengantar pada Program Besar wal Ramadhan ini, Al-Azhar Peduli Ummat menyabet penghargaan The Best Disaster Management Program dari Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ). Ini kali kedua Al-Azhar Peduli Ummat mendapatkan penghargaan dari IMZ. Penghargaan tersebut didedikasikan untuk program recovery korban Merapi. Lembaga pengelola zakat ini melakukan pipanisasi air bersih Merbabu-Merapi sepenjang 12 km. Menurut Direktur Ekskutif Al-Azhar Peduli Ummat, Anwar Sani, pencapaian ini adalah tonggak peran lembaga yang dipimpinnya dalam mengemban amanat masyarakat dengan maksimal dan transparan di dunia kebencanaan.

A

“Kami selalu berpikir tentang kreativitas dan program skala besar dengan penerima manfaat luas meski dana terbatas,” katanya, Rabu (10/8). Menurut Sani, dalam hitungan anggaran, pipanisasi dari Merbabu ke Merapi perlu biaya Rp 1,5 miliar untuk mencukupi kebutuhan air 700 KK di Desa Telogolele. Bagi lembaganya, tambahnya, dana itu amat besar dan tak mudah didapat. Ia menyampaikan kepada masyarakat, program itu mesti terus dikerjakan, nanti Allah SWT yang menyempurnakan. Alhamdulillah, dengan peran masyarakat dengan dana yang tak lebih dari Rp 500 juta, program selesai. Dia mencontohkan program lainnya, seperti Gria Merapi yang dalam tafsiran donatur Rp 20 juta, ternyata cukup Rp 11 juta. Catatan menarik pun mencuat saat membangun 600 unit Rumah Bangkik Basamo yang masih digunakan warga korban gempa Sumatra Barat dua tahun lalu, hanya Rp 3,5 juta per rumah.

Dua tahun terakhir ini, kata Sani, AlAzhar Peduli Ummat terus melakukan terobosan program pendayagunaan zakat, infak, dan sedekah secara inovatif. Tahun ini, Al-Azhar Peduli Ummat meluncurkan program Cahaya 1.000 Desa. Yakni, program pembangunan masyarakat untuk kawasan Desa Religi melalui pengadaan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) dan pembangkit listrik tenaga pikohidro (PLTPH). Program yang didedikasikan untuk masyarakat di desa-desa terpencil ini bekerja sama dengan Tri Mumpuni dari IBEKA dan didukung Metro TV. Salah satu desa yang sudah jadi penerima program ini adalah Desa Sibenteng, Cianjur Selatan. Kreativitas terus berlanjut, Al-Azhar Peduli Ummat sukses mengelola Rumah Gemilang Indonesia (RGI), yang jadi pusdiklat untuk generasi produktif dengan lulusan yang diserap dunia kerja dan jadi wirausaha. Dua tahun terakhir ini, mereka memberikan beasiswa 3G untuk murid tidak mampu tapi tak berprestasi. “Generasi miskin tapi punya kecerdasan alami masih punya harapan DOK AL-AZHAR untuk dapat beasiswa. Tapi, bagaimana dengan generasi dhuafa tapi tak punya prestasi, apakah mereka akan dibiarkan begitu saja? Jumlah mereka banyak dan dalam generasi mereka yang diabaikan akan tumbuh potensi dendam,” ungkap Sani. Maka, jelas dia, pihaknya memilih program beasiswa yang bermain di kerak kemiskinan. Tahun lalu, penerima beasiswa 3G sebanyak 150 anak dan lulus UAN 100 persen. Tahun ini penerimanya naik menjadi 250 anak dari berbagai daerah di Indonesia dengan kebutuhan biaya program Rp 1,7 miliar. Kegiatan kreatif ini diakui Tri Mumpuni, tokoh yang baru saja meraih penghargaan bergengsi Ramon Magsasay. “Mengunjungi Rumah Gemilang Al-Azhar Peduli Ummat mengingatkan saya bahwa semua dengan modal dengkul, kecuali percaya pada Allah, maka dapat mewujudkan impian membantu orang,” katanya melalui jejaring sosial Facebook. n kiriman al azhar peduli ummat ed: ferry kisihandi

yatullah bekerja sama dengan Majalah Suara Hidayatullah. “Kerja sama ini agar program Baitul Maal Hidayatullah diketahui oleh masyarakat,’’ ungkap Marwan. Dengan demikian, mereka yang telah memercayakan dananya kepada Baitul Maal Hidayatullah mengetahui dana mereka digunakan dengan baik. Dalam penyelenggaraan IMZ Award pada 3 Agustus 2011 lalu, Baitul Maal Hidayatullah ditetap-

kan sebagai pemenang kategori The Best Growth Fundraising Zakat. Penghargaan diserahkan oleh Ahmad Juwaini selaku direktur Forum Zakat kepada Wahyu Rahman selaku direktur eksekutif Baitul Maal Hidayatullah. Lembaga pengelola zakat ini juga ada di urutan kedua kategori Top of Mind Zakat Organization yang ditetapkan melalui pesan pendek (SMS). Marwan menyatakan, penghargaan dari IMZ merupakan

apresiasi terhadap apa yang dilakukan Baitul Maal Hidayatullah. “Ini juga menjadi motivasi kami untuk berbuat lebih baik.’’ Pada malam penghargaan itu, Wahyu Rahman seperti dikutip laman Baitul Maal Hidayatullah mengatakan, ini menjadi motivasi guna meningkatkan kinerja pada masa mendatang. Semoga, kata dia, Allah SWT memberikan bimbingan agar pihaknya mampu memberikan yang terbaik bagi umat. n


REPUBLIKA

JUMAT, 12 AGUSTUS 2011 / 12 RAMADHAN 1432 H n 16

Tidak hanya tatap muka, tetapi juga memanfaatkan jejaring sosial di dunia maya.

Oleh Indah Wulandari

H

ati Ida Fauziyah tertambat pada Fatayat. Ia memiliki banyak cita-cita yang ingin dicapai melalui organisasi ini. Apalagi, potensinya sangat besar. Ida yang kini menjabat sebagai ketua umum Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama (NU), mengatakan ada modal sosial besar untuk menopang perjuangan memajukan perempuan. Modal sosial yang dimaksud adalah menyebarnya kader Fatayat di pelosok Tanah Air. Apalagi, sekarang ada 301.939 anggota Fatayat yang merupakan perempuan usia produktif. Berbagai ide untuk membuat keberadaan organisasi yang dipimpinnya tak sekadar pelengkap bermunculan. Keselarasan antara nilai-nilai tradisi Nahdliyin dan modernitas dileburnya. Untuk mengomunikasikan ide-idenya, ia mengandalkan silaturahim. Selain mentradisikan silaturahim saling bertatap muka, ia memfasilitasi anggotanya dengan kekuatan jejaring sosial di dunia maya. Ida merasa optimistis, perpaduan kedua konsep tadi bisa membuka jalan kader-kader potensialnya untuk mewujudkan kemandirian ekonomi bersama.

Ida Fauziyah

Mengembangkan Silaturahim “Kita tak melupakan tradisi silaturahim,” kata Ida di kediamannya di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (8/8). Melalui silaturahim itu, lanjut dia, ia terus mendorong peningkatan kekuatan ekonomi dan taraf hidup perempuan dengan berbagai program pengembangan ekonomi dan fasilitas kewirausahaan. Paling tidak, sudah ada kelompok usaha bersama di beberapa daerah, seperti di Tegal, Jateng dan Malang, Jatim. Mereka bergerak di bidang penyediaan jasa dan kebutuhan perhelatan internal Nahdliyin. Ada pula yang fokus pada pengembangan usaha berbasis produk lokal. “Kita membantu perempuan Fatayat melakukan usaha pribadi dan berwiraswasta. Targetnya, menghasilkan sekitar 6.000 pengusaha perempuan,” kata Ida. Kehadiran ribuan perempuan mandiri itu diyakininya bisa membuka lapangan pekerjaan yang sangar luas. Sehingga secara tak langsung mengurangi minat tenaga kerja perempuan ke luar negeri. Menurut dia, Fatayat mengikuti pola gerakan Nahdlatut Tujjar. Artinya, ada kebangkitan para pedagang berupa gerakan ekonomi, seperti koperasi dan pengembangan usaha kecil. Ida pun percaya, konsep silaturahim akan terus bertahan sebab menjadi motor perempuan Fatayat untuk mencapai perubahan, khususnya pencerahan dan transfer ilmu. Ia tak melupakan bidang pendidikan. Fatayat NU memperluas akses pendidikan bagi perempuan. Di ranah budaya, ujar Ida, organi-

sasi ini tak kenal lelah mengampanyekan gagasan untuk mengubah konstruksi sosial yang menganggap perempuan sebagai warga negara kelas dua. Para perempuan disadarkan guna mencapai kesetaraan di wilayah domestik juga publik, termasuk dalam politik. Kepercayaan terhadap dirinya untuk memimpin Fatayat, tak lepas dari kemampuannya dalam berorganisasi. Wakil ketua Komisi II DPR ini telah memiliki banyak pengalaman. Ia dididik dengan disiplin oleh sang ayah dalam lingkungan keagamaan dan politik yang kental. Sedari bangku sekolah menengah pertama, Ida mengecap pendidikan pesantren. Saat SMU, Ida bahkan sering diajak ayahnya yang pernah menjabat sebagai anggota DPR itu untuk membantu kampanye partainya. “Trademark pesantren dan latar belakang politik orang tua membuat saya gemar berorganisasi.” Pengalaman demi pengalaman diraihnya. Ia menjadi ketua OSIS MTsN Tambak Beras, Jombang; ketua Organisasi Santri Ponpes Putri Al Lathifiyyah

Tambak Beras, Jombang, hingga menjadi wakil ketua Ikatan Pemuda dan Pelajar NU (IPPNU) cabang Kabupaten Mojokerto. Ia pun masuk partai politik. Berbagai peran sosial yang diemban ibu dua putra ini tak lantas membuatnya merasa jauh dari keluarga. Ida selalu berusaha menjaga keharmonisan keluarga dengan kebiasaan dialogis antara sang suami serta anaknya. Ida mengaku, pembagian waktu antara pekerjaan dan keluarga dijalani secara mengalir. Meski telah melakukan manajemen waktu yang baik, tak jarang putranya kerap menyarankan agar sang bunda berhenti dari kegiatan politik. Namun, dukungan suami selalu menguatkannya. Dia bersyukur mendapatkan pendamping hidup yang mempunyai visi sama. n ed: ferry kisihandi

B I O DATA Nama Lahir Suami Anak

: : : :

Dra Hj Ida Fauziyah Mojokerto, 17 Juli 1969 Taufiq R Abdullah Syibliy Adam Firmanda Adil Haq Firmanda

Pendidikan MI Wali Songo, Mojokerto (1982) MTsN Tambak Beras, Jombang (1985) MAN Tambak Beras, Jombang (1989) IAIN Sunan Ampel, Surabaya (1993) AGUNG SUPRIYANTO

Aneka Buah Kurma B

ulan Ramadhan sudah tiba. Banyak orang yang sering menghubungkan Ramadhan dan Kurma. Ya, buah impor yang umumnya berasal dari Timur Tengah ini layaknya sudah menjadi keharusan sebagai makanan afdol di bulan Suci. Orang awam umumnya hanya kenal satu atau dua jenis kurma saja. Paling tidak, mengenal ada jenis kurma yang mahal dan ada yang murah. Tapi sebetulnya jenis buah kurma ini sangat banyak. Mari kita coba mengenali beberapa diantaranya. Kurma Sayer. Bentuknya oval dan agak kering. Berwarna kecoklat-coklatan dan terlihat keras padahal di dalamnya lembut. Kurma yang berasal dari Madinah ini mungkin merupakan jenis kurma yang banyak dikenal orang karena harganya yang murah. Kurma Naghal. Bentuknya oval berwarna agak kekuningan. Dagingnya agak kering namun terasa manis. Biasanya kurma jenis ini banyak diminati customer untuk dibagi-bagikan. Kurma Ajwa. Nah kalau buah kurma yang satu ini sangat istimewa. Orang menyebutnya Kurma Nabi. Konon Rasulullah saw sangat menyukai kurma jenis ini. Ajwa memiliki tekstur kulit yang halus, berwarna coklat gelap hingga hitam dengan rasa daging yang manis. Bentuknya agak kecil. Diyakini kurma ini bisa menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Kurma Lulu. Bentuk kurmanya agak kecil. Daging buahnya terasa manis dan lembut. Kurma ini sepintas mirip kurma Ajwa, bedanya adalah warnanya kecoklat-coklatan, lebih terang dibanding Ajwa. Kurma Tangkai adalah kurma jenis Tunisia yang biasa disantap saat berbuka puasa, bentuknya lonjong besar, dagingnya lembut, berisi, segar masih dengan tangkainya, dan manis. Kurma Ambar. Keistimewaan kurma Ambar adalah bentuknya yang besar, panjang dan oval. Kulitnya berwarna coklat, dagingnya tebal dengan biji kecil. Kurma Medjool. Ciri khas kurma ini adalah bentuknya yang besar dan daging buahnya tebal. Kurma ini cocok buat penggemar kurma, mantap dan enak. Kurma Khudori. Tekstur kulitnya agak kering dan berkulit merah gelap. Tapi daging buahnya terasa manis dan tebal. Kurma RB. Berbentuk panjang dan kecil, berwarna kuning kecoklatan. Dagingnya agak keras dan basah, berasal dari Iran. Kurma Ruthob. Umumnya buah kurma berbentuk kering seperti manisan di Indonesia. Tapi ada juga kurma “segar” yang memang masih kondisi segar, keras, dan harus disimpan di dalam lemari pendingin supaya awet, tidak

busuk. Banyak penggemar yang mengejar kurma jenis istimewa ini. Sayangnya, jenis kurma ini umumnya hanya ditemukan terutama pada bulan Ramadhan /lebaran. Pada bulan-bulan lainnya rada sulit menemukannya. DI MANA MEMBELI KURMA? Kurma umumnya dijual pada saat menjelang bulan ramadahan dan Idul Fitri. Pada saat itu Anda bisa membeli kurma hampir di banyak tempat, dari hypermarket, minimarket, sampai pasar inpres. Dan setelah Idul Fitri lewat, kurma biasanya dijual dengan harga diskon karena musimnya sudah lewat. Tapi bisakah Anda membeli kurma di saat Ramadhan dan di luar bulan Ramadhan? Ternyata masih bisa, tapi sangat jarang yang menjual. Toko yang menjual kurma setiap saat, sepanjang tahun adalah Toko Bursa Sajadah Aarti Jaya. Di Bursa Sajadah Aarti Jaya selalu ditemukan berjenis-jenis kurma meskipun di luar bulan Ramadhan. Bursa Sajadah Aarti Jaya sudah menyebar di 6 lokasi di Indonesia yaitu di Bandung (2 Cabang), Bogor, Jakarta, Surabaya, dan Bekasi. KHASIAT KURMA Ternyata banyak sekali khasiat kurma itu, baik dilihat secara kedokteran modern maupun yang bersumber dari AlQur’an dan Hadis Nabi saw. Buah kurma matang sangat kaya dengan unsur Kalsium dan besi. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi perempuan yang sedang hamil dan yang akan melahirkan. Zat besi dan Kalsium merupakan dua unsur efektif dan penting bagi pertumbuhan bayi. Tamr (kurma kering-atau kurma yang biasa kita kenal) berfungsi untuk menguatkan sel-sel usus dan dapat membantu melancarkan saluran kencing karena mengandung serabut-serabut yang bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim terutama ketika melahirkan. Kurma sangat dianjurkan sebagai hidangan untuk berbuka puasa. Karena gula dan air merupakan zat yang pertama kali dibutuhkan orang berpuasa setelah melalui masa menahan makan dan minum. Buah kurma mengandung vitamin A yang baik untuk menguatkan penglihatan, pertumbuhan tulang, metabolisme lemak, kekebalan terhadap infeksi, kesehatan kulit serta menenangkan selsel saraf. G /ADV.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.