REPUBLIKA
JUMAT, 26 AGUSTUS 2011 / 26 RAMADHAN 1432 H n 1
laporan utama
S
Ramadhan bergulir ke pengujungnya dan Idul Fitri hadir. Hati diliputi kegembiraan menyambut datangnya hari raya itu. Namun, apakah yang mesti dibanggakan ketika Idul Fitri datang? Ustaz Othman Omar Shihab mengatakan, tetap melekatnya tekad berbuat baik dan ketaatan kepada Allah SWT yang selama Ramadhan dilatih adalah bekal penting menyongsong Idul Fitri. Tak ada lagi sifat tercela yang tersisa pada diri dan ini dapat dikatakan sebagai kemenangan yang diraih setelah Ramadhan berlalu.
Meraih
KEMENANGAN
2
AP
Membangun Khairul Manazil
10
3
Sebuah bangunan berdiri semasa Maham Anga memiliki wewenang dalam pemerintahan, yaitu Masjid Khairul Manazil. Masjid yang dibangun ibu asuh Kaisar Akbar dari Dinasti Mughal itu kemudian juga berfungsi sebagai madrasah. Selama bertahun-tahun mengasuh Akbar, membuat ia dekat dengan putra Humayun tersebut. Maham dipercaya pula sebagai penasihat politiknya.
Kebaikan Berlanjut Salah satu hal yang teraih di akhir Ramadhan dan sebagai bekal Idul Fitri adalah kesadaran meneruskan perbuatan baik yang dibiasakan saat bulan suci itu. Ada kontinuitas. Zakat, misalnya, adalah pijakan bagi seseorang untuk membiasakan memberi kepada orang lain.
Dr Hidayat Nurwahid MA AGUNG SUPRIYANTO
WIKIPEDIA.COM
8
Tak Pernah Menyerah Berdoa Allah SWT menegaskan akan mengabulkan doa yang dipanjatkan hamba-Nya. Namun, tak jarang seorang Muslim kurang yakin atau malas berdoa. Apalagi, bila ternyata pernah berdoa dan belum dikabulkan. Padahal, bisa saja pengabulan doa itu ditangguhkan sementara. Mestinya, Muslim tak pernah lelah menggumamkan doa sebab pada akhirnya Allah menjawab setiap doa.
RETNO WULAN AGUNG SUPRIYANTO
Mencintai Pekerjaan
12
Kecintaan Retno Wulan terhadap pekerjaannya membawa dia ke beragam prestasi. Ia diganjar penghargaan berupa apresiasi ataupun posisi di tempatnya bekerja. Ia juga selalu fokus dalam bekerja.
REPUBLIKA
laporan utama
JUMAT, 26 AGUSTUS 2011
2
Meneladani Rasulullah Oleh Indah Wulandari bdul Mannan menggambarkan sikap Rasulullah dan para sahabatnya di titik akhir Ramadhan. Ia mengatakan, mereka tak menekankan pada sisi duniawi menyambut Idul Fitri. “Beliau tak pernah pamer harta,” kata ketua umum Pimpinan Pusat Hidayatullah itu, Rabu (24/8). Sebaliknya, amal sosial digencarkan termasuk pada masa sesudahnya. Sayangnya, teladan ini tak sepenuhnya diikuti. Masyarakat berlaku konsumtif dan bahkan pemerintah ia anggap memberikan andil pada sikap ini. Sebab, pemerintah, ujar Mannan, tak mampu menjaga stabilitas harga. Rasulullah dan sahabat-sahabatnya, imbuh dia, juga mempertunjukkan penghambaan kepada Allah semata setelah melewati Ramadhan. Praktik sehari-harinya dalam bentuk keinginan selalu berbuat lebih baik. Salah satunya, berbuat baik kepada sesama, seperti menyantuni yatim piatu dan orang-orang miskin. “Bila ini diterapkan, dampaknya sangat besar bagi masyarakat. Kemiskinan dan konflik di negara ini akan terhapus sepenuhnya,” kata Mannan. Di samping itu, silaturahim antarMuslim harus makin dikokohan. Selain membuka pintu rezeki, silaturahim diyakininya langkah ampuh mencegah
A
gesekan dan konflik. Semoga, kata dia, umat Islam mampu meraih kebaikan selama Ramadhan sebagai bekal untuk bulan-bulan berikutnya. Tokoh agama berperan penting memberi penyadaran kepada masyarakat. Bagi Amidhan, ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), kemenangan di bulan Ramadhan ditandai dengan intensitas ibadah pada sepuluh hari terakhir. Seluruh rangkaian ibadah yang ditutup dengan keragaman amaliah tadi bakal menghasilkan husnul khatimah. Ini layaknya apa yang dijalani Rasulullah serta para sahabatnya. Dari hadis sahih Aisyah dijelaskan, pada sepuluh hari terakhir Ramadhan Rasulullah membangunkan semua anggota keluarganya untuk kian menggiatkan ibadah. Beliau mengintensifkan ibadah serta amalan fardhu, sunah, dan memperbanyak waktu iktikaf. Muhammad berdoa agar Allah menjadikan sebaik-baiknya usia di penghujung dan sebaik-baiknya hari saat bertemu langsung dengan-Nya. Amidhan mengatakan, makna yang terkandung dari doa tadi mengisyaratkan agar umat Islam lebih khusyuk lagi di akhir Ramadhan, lantaran bakal banyak hikmah kebaikan diraih di akhir bulan suci tersebut. Ia memaparkan, jenis amaliah yang dapat dilakukan untuk meraih kemenangan, di antaranya bersifat personal seperti iktikaf. n ed: ferry kisihandi
RUSDY NURDIANSYAH/REPUBLIKA
Mendambakan Istiqamah N
Keberhasilan seseorang di Ramadhan terlihat dari tingkahnya setelah Ramadhan.
Oleh Indah Wulandari
i’matus Solichah meneguhkan diri. Ia ingin istiqamah dalam menjalankan kebaikan dan menjauhi larangan Allah SWT bersemi di dalam hatinya setelah Ramadhan usai. Maka, ia memutuskan tak merayakan Idul Fitri yang menandai berakhirnya Ramadhan dengan foya-foya, tetapi dengan kesederhanaan dan berupaya menjaga apa yang telah dirajutnya selama Ramadhan tak terurai. Icha, sapaan Ni’matus Solichah, memang pantas berlaku hati-hati. Ia berharap hatinya tetap tertata baik karena selama Ramadhan beragam kebaikan ia jalani. “Bulan Ramadhan, saat yang tepat meningkatkan kualitas ibadah saya sekaligus berbagi kebahagiaan dengan orang terdekat,” kata pengusaha peralatan teknologi informasi asal Malang, Jawa Timur, ini pada Ahad (21/8). Banyak kesempatan beribadah tak ia
IQTISHAD (EKONOMI ISLAM)
Ketua STMIK AMIKOM Yogyakarta www.amikom.ac.id
mengatakan, kondisi batinnya lebih baik pada Ramadhan. Ia merasakan kesabaran dan keikhlasan lebih tinggi dibandingkan bulan lainnya. Ia bersyukur atas itu semua, meski ia mengakui pula banyak ujian yang mesti ia lalui pada Ramadhan. Ia berjuang keras menata langkah agar dengan mulus menyusuri Ramadhan. Meski begitu, Prio menilai keberhasilan seseorang dalam Ramadhan tak bisa dilihat secara kasat mata, tetapi semua penilaian sepenuhnya wewenang dan kuasa Allah. Ia meyakini, merupakan sebuah kesempurnaan bila saat menutup Ramadhan dengan saling memaafkan. Memupus kesalahan dia dan orang-orang yang dikenalnya. Perasaan bahagia mengiringi M Rachadian, pengurus Lembaga Dakwah Kampus al Kahfi Universitas Yarsi, Jakarta, selama Ramadhan. Komitmen telah merasuk hatinya untuk mencapai yang terbaik dalam Ramadhan. Pencapaian yang benar-benar ingin diraihnya adalah akhlakul karimah. Baginya, akhlak adalah fondasi keimanan seorang Muslim. Banyak godaan yang menerpa dirinya.
Namun, ia mengatakan, itu mampu dilaluinya dan dianggap sebagai alat meningkatkan kualitas iman. Selama bulan Ramadhan, Rachdian tak mau membuang waktunya untuk bermalasan. Jelang akhir Ramadhan, dia iktikaf di masjid. Dia juga melakukan ibadah lain, seperti shalat malam, tadarus Alquran, dan menunaikan zakat. Ia mengatakan, sebagian orang telah berhasil meraih keberhasilan di bulan Ramadhan dengan berpuasa penuh dan khatam membaca Alquran. Tapi, ia mempunyai pandangannya sendiri. Di matanya, keberhasilan justru terlihat usai Ramadhan. Jika ada perubahan sikap ataupun pergaulan menuju arah yang lebih baik, itu menunjukkan kesuksesan seorang Muslim. “Introspeksi diri menjadi kunci keberhasilannya,” jelas Rachdian. Ia optimistis menjalani Ramadhan dengan baik. Maka, ia tak mau hari raya Idul Fitri dirayakan hanya sebagai sebuah rutinitas setelah Ramadhan. Menurut dia, Idul Fitri adalah perayaan kemenangan setelah ia dan Muslim lainnya berhasil melalui berbagai cobaan saat Ramadhan. n ed: ferry kisihandi
Kebijakan Moneter Mencegah Penyimpangan (6)
M Oleh: Prof. Dr. M. Suyanto
biarkan begitu saja. Ia ingin mendekat dengan Tuhannya, termasuk intensitasnya menjalin silaturahim dengan keluarganya dan kaum dhuafa yang ada di sekitarnya. Ia memasuki pintu-pintu amal kebaikan yang terbuka lebar. Lantaran, ujar dia, pintu bagi ladang amal dibuka lebar dan terhampar. Pahalanya pun berlipat ganda. “Saya memang selalu menanti-nanti saat seperti itu karena semua doa diijabah oleh Allah,” tuturnya. Hingga akhir Ramadhan, semangatnya bukannya mengendur malah kian kencang. Ia mengoptimalkan ibadahnya. Ia menambahkan, selama Ramadhan ini berlatih memperbaiki kesucian hatinya dengan tak bergunjing, selain membenahi ibadah wajib dan sunah. Ia mengaku tak hanya menjaga perut tetapi berhenti mengisi hati dengan kesombongan. Dari upayanya ini, Icha berharap ia meraih kemenangan. Ia ingin sekali kebaikan yang telah dihimpunnya selama Ramadhan tetap bersarang pada dirinya. Kebaikan itu kelak tetap ia lakukan selama 11 bulan setelah Ramadhan berlalu. Prio Setio Utomo, pegawai negeri sipil,
enurut Ibnu Katsir, harta yang ditinggalkan oleh Rasulullah saw. setelah wafat merupakan sedekah, tidak boleh diwariskan kepada seorang pun berdasarkan sabda Rasulullah, “Kami para nabi tidak mewarisi. Yang kami tinggalkan adalah sedekah” Itulah sebabnya, Abu Bakar ashShiddiq tidak memberikan harta peninggalan Rasulullah saw. kepada Fatimah, berdasarkan hadist ini. Tindakan Abu Bakar mengenai hal ini dapat dibenarkan. Ketika Abu Bakar r.a. wafat dan tampuk kekhalifahan digantikan oleh Umar ibnul Khaththab r.a., maka tidak lama berselang setelah masa kekhalifahan-
nya, datanglah Abbas dan Ali menemui Umar dan berkatalah Abbas, “Ya, Amirul Mukminin, berikanlah keputusan untukku dan orang ini.” Umar kemudian menghampiri keduanya dan berkata, “Aku tegaskan kepada kamu bedua atas nama Allah yang dengan izin-Nya langit dan bumi ini menjadi tegak. Apakah kamu bedua tidak tahu bahwa Rasulullah saw. telah bersabda, ‘Kami para nabi tidak mewarisi. Yang kami tinggalkan adalah sedekah.” Keduanya menjawab, “Betul, kami tahu.” Kemudian Umar melanjutkan, “Ketika Rasulullah saw. wafat, Abu Bakar mengatakan, ‘Akulah yang menjadi wali Rasulullah saw.’ Lalu kamu datang dengan orang ini kepada Abu Bakar. Kamu meminta warisanmu dari putra pamanmu dan orang ini meminta warisan istrinya dari ayahnya. Lalu Abu Bakar berkata, ‘Rasulullah saw. telah bersabda, Kami para nabi tidak mewarisi. Yang kami tinggalkan adalah sedekah.” Dan Allah tahu bahwa dia adalah seseorang yang jujur, baik, terpimpin, dan tunduk kepada kebenaran. Maka kewalian pun diserahkan kepada Abu Bakar. Ketika ia wafat, aku katakana, “Akulah wali Rasulullah dan wali Abu Bakar. Aku akan memegang urusan ini sepanjang yang Allah kehendaki. Lalu kamu datang meminta warisan itu kepadaku, maka aku katakana bahwa bila kamu memang menghendakinya, maka aku akan memberikannya kepada kamu berdua, akan tetapi kamu berdua harus berjanji kepada Allah akan mengurusnya sebgaimana Rasulullah saw. mengurusnya. Hendaklah kamu berdua mengambil warisan ini dariku dengan ketentuan ini. Kemudian kalian berdua datang lagi kepadaku, agar aku memberikan keputusan selain dari keputusan
ini. Demi Allah, aku tidak akan memberikan keputusan selain dari keputusan ini. Demi Allah, aku tidak akan memberikan keputusan di antara kamu berdua selain dari keputusan ini, sampai hari kiamat datang. Bila kamu berdua merasa tidak kuat untuk melaksanakannya, maka kembalikanlah warisan itu kepadaku.” Para ulama meriwayatkannya dari hadits Zuhri. Adapun yang diminta oleh keduanya, yaitu Abbas dan Ali, adalah harta rampasan Bani Nadhir yang diberikan kepada Rasulullah saw. saja. Selanjutnya, firman Allah “supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu,” menurut Ibnu Hajar maksudnya adalah, Kami tetapkan harta fa’i yang diambil dari penduduk perkotaan tersebut untuk golongan-golongan tersebut supaya harta tersebut tidak hanya berputar di kalangan orang kaya dari kalian, serta bisa dipergunakan untuk keperluan pribadi, atau sekali waktu dia gunakan untuk kebijakan. Artinya, mereka bisa menggunakannya sesuatu mereka. Kami akan menetapkan peraturan yang tidak akan berubah dan tidak tergantikan. Sebagain ahli Kufah mengatakan bahwa jika di- fathah-kan, maka artinya adalah negara, sehingga makna kalimat ini seakan-akan ada pasukan yang menyerang pasukan lain, lalu setelah itu dia diserang lagi. Biasanya dikatakan, “Negaranya sudah kembali kepada mereka”. Sedangkan bila dengan men dhammah-kan huruf dal, maka artinya adalah, perubahan kepemilikan dan perputaran tahun. Ada pula yang mengatakan bahwa bila di- dhammah-kan artinya adalah nama sesuatu, sedangkan bila di-fathah-kan berarti kata kerjanya. G Adv.
REPUBLIKA
laporan utama
JUMAT, 26 AGUSTUS 2011
3
Terbebas dari Sifat Tercela
YOGI ARDHI/REPUBLIKA
Meningkatnya kebaikan adalah kemenangan yang dirayakan dalam Idul Fitri.
Oleh Damanhuri Zuhri
U
staz Othman Omar Shihab, pembina Kajian Tasawuf Fitrah, Jakarta, mengutip pernyataan sahabat Rasulullah, Ali bin Abu Thalib. “Sungguh manusia akan berhari raya setiap hari pada saat dia tidak bermaksiat kepada Allah SWT,” demikian pernyataan Ali. Menurut Othman, seseorang yang berhari raya Idul Fitri, ia membebaskan diri dari sifat tercela. Ada penghambaan total kepada Allah SWT. Hal tersebut, jelas dia, yang disebut dengan kemenangan yang dibawa dari Ramadhan. Selama satu bulan, Muslim masuk dalam pelatihan setelah 11 bulan
wawancara amadhan mencapai titik akhir dan Idul Fitri telah di depan mata. Lalu, kemenangan apakah yang mampu diraih setelah Ramadhan usai? Cendekiawan Muslim Dr Hidayat Nurwahid MA mengatakan, salah satu kemenangan yang seharusnya teraih adalah lahirnya kesadaran seorang Muslim meneruskan kebaikan yang telah ditumbuhkembangkan selama Ramadhan. Zakat, misalnya, merupakan batu pijakan seusai Ramadhan bagi Muslim untuk membiasakan memberi. Tergeraknya hati meramaikan masjid pun berlanjut. “Jangan sampai masjid hanya ramai selama Ramadhan, setelah itu ramai oleh lalat dan nyamuk,” katanya kepada wartawan Republika Damanhuri Zuhri, Senin (22/8). Berikut petikan wawancara dengan Hidayat.
R
Kemenangan seperti apa yang diharapkan dari seorang Muslim yang merampungkan puasanya pada Ramadhan? Tentu saja, yang diharapkan dari kemenangan ini, pertama, adalah kemampuan mengubah cara pandang bahwa puasa, zakat, dan Idul Fitri bukan hanya rutinitas tahunan yang tidak ada maknanya. Seharusnya menumbuhkan juga perubahan cara pandang, jalan kehidupan dalam beribadah kepada Allah SWT, dan bermuamalah. Kalau ketiga hal itu dipandang sebatas rutinitas, tahun ini begitu dan tahun depan begitu lagi. Kita kalah lagi. Sebab, maunya setan adalah manusia tidak naik tingkat. Kita dikondisikan untuk stagnan dan akhirnya menghilangkan sakralitas nuansa Idul Fitri sebagai hari besar. Padahal, Rasulullah mengatakan, kita mempunyai dua hari besar, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Sehingga, kalau itu sudah hilang, tidak ada lagi sesuatu yang dipentingkan. Ya akhirnya sekadar bisnis, pulang kampung, tidak ada nilai spiritual yang ingin dihadirkan. Kedua, sesuai makna Idul Fitri, yaitu merayakan kembali kita kepada fitr. Arti kata itu adalah makan lagi pada siang hari. Tetapi, menurut saya, yang lebih utama adalah kita berkesempatan kembali kepada fitrah, yaitu Islam. Fitrah kita kan Islam. Nah, kemenangan hadir bila kita benar-benar merasakan kembali kepada Islam. Menurut saya,
memanjakan jasad. Latihan ini menuntun seorang Muslim kembali ke fitrahnya. “Hatinya suci dan peka terhadap lingkungannya” kata Othman, Selasa (23/8). Kembalinya seseorang menuju habitatnya yang korup, sarat keserakahan, dan menghalalkan apa yang diharamkan Allah mengindikasikan kegagalan dari latihan yang ditempuh selama Ramadhan. Kerugian harus ditanggung. Seperti apa yang dikatakan Rasulullah, “Celaka bagi siapa saja yang keluar dari bulan Ramadhan tanpa memperoleh ampunan dari Allah.” Othman menambahkan, sebagaimana banyak diketahui bahwa setelah Ramadhan, yaitu Syawal, artinya meningkat. Jadi, ada peningkatan sedekah kepada dhuafa, ibadah, dan kepekaan terhadap orang-orang yang kesusahan. Ia meng-
ingatkan pernyataan Rasulullah terhadap para sahabatnya agar memberi seseorang yang tak punya untuk berbuka walaupun dengan setengah kurma. Ada sahabat yang menyatakan dirinya tak punya kurma. “Kalau tidak punya, takutlah neraka Allah, berilah dia meski hanya dengan seteguk air.” Othman menyatakan begitu dahsyatnya pendidikan Rasulullah yang diketahui melalui pernyataan dalam hadis itu. Lebih jauh ia mencermati perilaku saling memaafkan kala Idul Fitri datang. Ia berharap perilaku tersebut bukan dilakukan sekadarnya. Menurut Othman, untuk apa saling memaafkan kalau setelah itu masih ada rasa dengki, curiga, dan buruk sangka tersisa. Kemampuan dua belah pihak memupus itu semua membawa mereka
ke dalam sifat memaafkan yang sebenarnya. “Jadi, tak cukup mengucap maaf dan memaafkan dengan lisan apalagi dengan pesan pendek (SMS),” ujarnya. Ustaz Abdullah Qomaruddin dari Pusat Studi Alquran (PSQ) mengatakan Muslim berhak merayakan Idul Fitri dengan kebahagiaan. Sesuai janji Rasulullah bahwa orang yang berpuasa berhak memperoleh dua kebahagiaan, yaitu saat berbuka (berhari raya) dan ketika bertemu dengan Tuhannya. Namun, jangan sampai lupa berbagi kebahagiaan dengan kaum dhuafa. Itulah mengapa disyariatkan zakat fitrah pada malam hari raya agar kaum dhuafa merayakan Idul Fitri dalam bahagia. “Berarti merayakan kemenangan juga dengan berbagi kebahagiaan,” katanya. Ia menyatakan makna pentingnya bagaimana menjaga kesucian jiwa setelah sebulan penuh tersucikan lewat berbagai ibadah. Ia mengungkapkan, ada sebagian orang yang merayakan Idul Fitri secara berlebihan seperti dalam makan dan minum, bermegah-megahan dalam beberapa hal, menimbulkan kesan sombong, serta hiburan yang berlebihan. Sebenarnya, bagaimana Rasul dan para sahabatnya merayakan Idul Fitri? Ia mengatakan dalam sirah nabawiyah, tak ada penjelasan khusus soal ini kecuali sedikit. Karena pada Idul Fitri yang pertama, Rasulullah baru saja menyelesaikan Perang Badar sehingga kebahagiaan beliau bukan semata-mata disebabkan oleh Idul Fitri, melainkan juga akibat kemenangan perang yang diraih pasukan Muslim. Tahun ketiga ada Perang Uhud, tahun keempat ada Perang Bani Mustholiq dan tahun kelima ada Perang Ahzab dan seterusnya. Sepertinya Muhammad SAW dan sahabatnya merayakan Idul Fitri tetap dalam konteks ibadah kepada Allah, bahkan ibadah yang paling tinggi, yaitu jihad fisabilillah. Ia mengomentari tentang kebiasaan saling memaafkan pada Idul Fitri. Menurut dia, itu adalah tradisi. Ia menganggap itu tradisi baik yang tak bertentangan dengan Islam. Memaafkan itu sendiri adalah bagian dari syariat Islam. Islam menganjurkan seseorang untuk meminta maaf atas kesalahan yang diperbuatnya, tidak harus menunggu Lebaran. “Sebab kita tidak tahu usia kita sampai di mana. Semakin cepat meminta maaf, semakin baik,” ujar Qomaruddin. n ed: ferry kisihandi
Dr Hidayat Nurwahid MA
Kebaikan Berlanjut konsep kembali kepada Islam terlihat jika kita meneguhkan diri sebagai hamba Allah, yang tentunya tidak berlaku sombong, semena-mena, korupsi, merusak lingkungan, melecehkan sesama manusia, dan melakukan kezaliman. Kita menaati aturan yang Allah hadirkan dalam Alquran dan Sunah. Berdasarkan Alquran dan Hadis, apa saja yang menjadi tanda orang sukses menjalani Ramadhan? Tentu, secara khusus saya tidak melihatnya, apalagi tanda-tanda orang yang berhasil dalam puasa. Hal itu seperti tidak ada tanda yang pasti apakah zakat seseorang diterima atau ibadah hajinya diterima. Tidak secara spesifik dijelaskan. Tapi, itu sangat mudah dipahami dari kaidah umum, misalnya, harusnya seorang yang sudah menjalankan kebaikan dalam waktu tertentu, selanjutnya menjadi kebiasaan. Artinya, bisa terlihat dari perilaku sehari-hari? Ya, bisa terlihat dari perilaku dia yang sesuai dengan apa yang sebelumnya dia kerjakan. Misalnya, kalau kita sudah terbiasa zakat, selanjutnya gemar memberi. Tidak menjadi arogan dan membuat jarak dengan orang-orang miskin. Sewajarnya, jika dia sudah berpuasa selama satu bulan, dia menjadi pribadi mandiri, tidak berbuat jahat. Ia sukses tatkala hal tersebut melekat pada dirinya. Bulan Ramadhan mengajarkan kita untuk memakmurkan masjid. Salah satu bukti keberhasilan yang diraih usai bulan suci, kita tidak berhenti memakmurkan masjid. Jangan sampai masjid hanya ramai selama Ramadhan, setelah itu masjid ramai oleh lalat dan nyamuk. Alquran mengingatkan, “Wa kuunuu rabbaniyyiin bima kuntum fu’allimunal kitaba wa bima kuntum tadrusuun.” Jadilah
kita sebagai hamba yang Rabbiniyyiin, bukan yang Ramadhani. Ramadhani itu artinya menjadi hamba Allah yang bertakwa di bulan Ramadhan saja. Setelah Ramadhan seolah-olah tidak berdampak apa-apa. Apa yang menyebabkan ada orang lebih banyak beribadah dan dekat ke masjid waktu Ramadhan saja? Mungkin, ini juga dampak dari sekularisme, yang menekankan pemahaman bahwa agama adalah urusan pribadi. Urusan publik adalah urusan duniawi. Tidak ada hubungan antara agama dan dunia serta agama dan negara. Karena demikian pendapatnya, korupsi terus merajalela. Mereka yang terima suap tetap berangkat umrah. Yang korupsi, seperti Nazaruddin, katanya puasa. Mungkin dia mengira puasa itu urusan dengan Tuhan,
sedangkan korupsi nggak ada urusan dengan Tuhan. Publik yang sudah familiar dengan pandangan sekuler seperti ini berpendapat bahwa beribadah itu selama Ramadhan, usai Ramadhan ya kembali ke habitat dan kebiasaan buruk mereka. Di luar Ramadhan dianggap bukan bulan beribadah. Apa yang harus dilakukan agar umat menjadi saleh bukan hanya pada Ramadhan? Caranya dengan dakwah. Ini harus digencarkan dengan pemahaman yang benar, bukan sekularistik. Tapi, juga bukan pemahaman yang anti kepada umat dan bangsa. Menurut saya, keadaan ini merupakan lahan dakwah yang sangat baik buat ormas Islam, lembaga swadaya masyarakat Islam, serta rekan aktivis. n ed: ferry kisihandi
AGUNG SUPRIYANTO
REPUBLIKA
tuntunan
JUMAT, 26 AGUSTUS 2011
4
Mengelola Ucapan Seorang Muslim dianjurkan untuk berhati-hati dengan setiap ucapannya.
Oleh Ferry Kisihandi
H
usain menyampaikan pertanyaan kepada ayahnya, Ali bin Abu Thalib, tentang kakeknya, Muhammad SAW. Ia ingin tahu bagaimana perilaku kakeknya saat berada di luar rumah. Ali, sahabat yang juga menantu Nabi Muhammad, menggambarkan sejumlah hal kepada putranya tersebut. Menurut dia, Rasulullah selalu menjaga lidah atau ucapannya dan tak berbicara kecuali yang penting. Dia juga berlaku santun dan lemah lembut terhadap orang lain. Di kesempatan lain, Ali berujar pula pada anak laki-lakinya itu bahwa sang kakek tidak pernah mencela. Rasul selalu dapat mengelola ucapannya dengan baik. Pernyataan yang keluar dari dirinya merupakan hal-hal baik dan tak menyakitkan. Mengenai ucapan yang elok ini, Amr Khaled, dai dan motivator asal Mesir, menggolongkannya sebagai akhlak baik. Dalam karyanya, Buku Pintar Akhlak, dia menggambarkan kebangkrutan yang akan menimpa seorang Muslim akibat perangai buruk. Ia menuturkan, Rasul menanyakan kepada para sahabatnya, apakah mereka tahu siapa yang dianggap sebagai orang-orang yang bangkrut? Mereka serempak menjawab bahwa mereka yang bangkrut adalah orang-orang yang tanpa uang dan harta. Namun, jawabannya bukan itu. Menurut Muhammad, yang bangkrut di antara umatnya adalah
mereka yang pada hari kiamat membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun, mereka pernah mencela dan mencaci orang, memakan harta orang, memukul, dan menumpahkan darah orang. Orang yang berpahala itu kemudian harus memberikan pahala amal baiknya kepada orang yang pernah menjadi objek perilaku buruknya. Yusuf al-Qaradhawi, cendekiawan Muslim, mengatakan banyak hadis yang menekankan agar seorang Muslim hatihati dengan ucapannya. “Barang siapa yang beriman kepada Allah, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” Ia mengutip hadis mutafaq alaih dari Abu Hurairah dan Abu Syuraih. Hadis lain menyebutkan, Allah memberikan rahmat kepada orang yang berkata baik lalu mendapatkan keuntungan atau diam lalu selamat. Al-Qaradhawi mengatakan, ucapan dari seseorang berpotensi mengandung bahaya sehingga mendatangkan kesalahan. Imam al-Ghazali telah menghitung ada 20 bencana akibat ucapan yang berpangkal pada lidah, antara lain, berdusta, gibah atau membicarakan orang lain, adu domba, bersaksi palsu, sumpah palsu, berbicara tak berguna, dan menghina orang lain. Di sisi lain, al-Qaradhawi mengingatkan, orang yang banyak cakap akan banyak juga berbuat kesalahan. Pembicaraannya ke mana-mana dan akhirnya menjadi gibah dan mengumbar cela orang lain. Oleh karena itu, hadis Rasulullah menyebutkan keselamatan terletak pada sikap diam.
MUSIRON/REPUBLIKA
Tetapi, ini tak berarti manusia harus mengunci mulutnya agar tidak berbicara sama sekali. Tidak demikian, melainkan seseorang hendaknya mengucapkan katakata yang baik saja serta diridhai Allah. “Jadi, sebaiknya kita memelihara pembicaraan dan jangan mengumbar ucapan membahayakan,” katanya. Mukmin yang merasa diawasi Allah, ujar al-Qaradhawi, mesti memahami setiap ucapan merupakan amalan yang kelak dihisab. Maka, ia tergerak hanya mengeluarkan ucapan sarat makna. Tak mengutuk, termasuk dalam kepiawaian
seseorang dalam mengendalikan ucapannya. Dalam buku Rasulullah, Manusia tanpa Cela disebutkan, Rasulullah adalah satu-satunya manusia yang tidak pernah mengucapkan kutukan kepada manusia, binatang, dan makhluk lainnya, kecuali kepada setan dan iblis, musuh manusia. Seorang laki-laki mendatangi beliau dan meminta wasiat. Lalu dijawab, “Saya berwasiat kepadamu agar tidak menjadi pengutuk.” Aisyah menyampaikan cerita lain. Saat suaminya, Muhammad, mendengar Abu Bakar mengutuk sebagian
budaknya, ia segera menoleh kepada sahabatnya itu. Muhammad menegurnya dan meminta agar Abu Bakar tak berbuat demikian lagi. Setelah itu, Abu Bakar memerdekakan budaknya dan ia mendatangi Rasulullah serta berjanji tak akan mengulangi perbuatan tersebut. Muadz bin Jabbal pun menyampaikan informasi bahwa Rasulullah melarang seorang Muslim mencaci maki saudara Muslimnya, durhaka kepada imam yang adil, serta mencela orang yang telah meninggal dunia. n
REPUBLIKA
fatwa
JUMAT, 26 AGUSTUS 2011
Mengenakan yang indah dianjurkan, tetapi jangan sampai disertai kesombongan.
DOKREP
Berpakaian Indah P Oleh Ferry Kisihandi
ada sebuah kesempatan, Rasulullah menegaskan tidak masuk surga orang yang ada di dalam hatinya terdapat kesombongan meski seberat biji sawi pun. Tak berselang lama, seorang laki-laki berucap, “Sesungguhnya orang ingin agar pakaiannya baik dan sandalnya juga baik.” Rasul pun memberikan penjelasan bahwa Allah itu indah dan mencintai keindahan. Lebih lanjut, Rasul menguraikan, kesombongan itu bermakna mengingkari kebenaran dan meremehkan manusia. Sayyid Sabiq mengatakan, apa yang dijelaskan Rasulullah itu menyangkut pakaian. Menurut dia, pakaian yang melekat pada diri se-
orang Muslim termasuk nikmat Allah SWT yang diberikan kepada hamba-Nya. Dia menurunkan pakaian untuk menutup auratnya dan pakaian indah sebagai perhiasaan. Meski Allah pun mengingatkan, pakaian takwa merupakan hal yang terbaik. Di sisi lain, seorang Muslim diminta mengenakan pakaian yang indah setiap kali memasuki masjid. Ihwal pakaian ini, Sabiq menjelaskan bahwa pakaian yang diwajibkan ialah pakaian yang menutupi aurat, melindungi dari hawa panas dan dingin, serta menjauhkan seseorang dari bahaya. Sabiq menguraikan fungsi pakaian sebagai penutup aurat ini merujuk pada kisah ayah Hakim bin Hizam yang mengutarakan pertanyaan mengenai apa yang mesti tertutup dan boleh terlihat kepada Rasulullah. Beliau menjawab, “Peliharalah auratmu kecuali dari istrimu dan hamba sahayamu.”
Jika sedang berkumpul, aurat itu harus dijaga agar tak terlihat. Selain pakaian wajib, ada pula yang statusnya sunah. Ini adalah pakaian yang mengandung keindahan dan hiasan. Ini dianjurkan oleh Rasulullah. Dalam sebuah hadis dari Abu Darda yang diriwayatkan Abu Dawud, Muhammad mengingatkan seorang Muslim untuk membersihkan dan memperindah kendaraan dan pakaian saat hendak bertemu saudara seagamanya. “Sehingga, kamu tampak bagai tahi lalat di tengah banyak orang. Artinya, indah dan menonjol. Itu karena Allah tidak menyukai pakaian kumal dan sengaja berpakaian kumal,” ujar Muhammad. Bukan hanya dalam pertemuan umum, pakaian sunah tersebut dianjurkan dimiliki untuk dipakai saat shalat Jumat dan hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha.
5
Jenis pakaian lainnya masuk dalam kategori haram, yaitu pakaian dari sutra dan emas bagi laki-laki dan laki-laki yang memakai pakaian khusus buat perempuan juga perempuan yang berpakaian khusus untuk laki-laki. Di samping itu, memakai pakaian kemegahan dan kesombongan serta pakaian yang mengandung unsur berlebihan. Laki-laki tak boleh berpakaian sutra. Siapa yang memakai sutra di dunia tak akan mengenakannya di akhirat. Sabiq dalam bukunya Fiqih Sunnah menyatakan, mayoritas ulama berpandangan bahwa memakai sutra dan duduk beralaskan sutra haram hukumnya. Tak ada pertentangan di antara mereka dalam masalah ini. Bagi perempuan, pakaian sutra tak menjadi masalah. Diizinkan laki-laki berpakaian sutra kalau ada uzur. Anas menceritakan, Muhammad memberikan keringanan kepada Abdurahman bin Auf dan Zubair menggunakan pakaian sutra karena penyakit gatal yang diderita kedua sahabat itu. Mazhab Syafii memandang ada beberapa ketentuan pada sutra yang bercampur bahan lain. Apabila sebagian besarnya adalah bahan sutra, pakaian itu diharamkan. Namun saat unsur sutranya hanya setengah atau kurang dari itu, pakaian tersebut tak diharamkan. Mazhab ini pun mengizinkan anak laki-laki menggunakan pakaian sutra. Namun, sebagian besar ahli fikih berpandangan sebaliknya. Mereka berpedoman pada hukum larangan terhadap laki-laki. Sementara itu, terdapat kelompok yang mempermasalahkan penggunaan pakaian yang menutup mata kaki dan menyatakan tak boleh. Ada sebuah hadis riwayat Abu Daud dari Abu Said al-Khudriy menjelaskan siapa yang menurunkan sarung di bawah mata kaki karena sombong, Allah tidak akan melihat kepadanya. Menurut Ustaz Aam Amiruddin, hadis ini tidak melarang seseorang memakai kain yang menutupi mata kaki, tetapi melarang orang berpakaian dengan sombong. Pakaian, ujar dia, sering membawa pemiliknya pada kesombongan. Banyak dari mereka yang menandaskan uang untuk membeli pakaian bermerek demi status sosial. Namun, bukan berarti Muslim tak boleh menggunakan pakaian bermerek dan mahal jika niatnya bukan untuk kesombongan. “Kalau kita berpakaian tidak menutupi mata kaki namun melakukannya disertai kesombongan, itulah yang dilarang,” kata Aam dalam bukunya, Bedah Masalah Kontemporer. Jadi, seseorang boleh memakai pakaian yang menutup mata kaki asalkan tidak sombong. n
REPUBLIKA
muhibah
JUMAT, 26 AGUSTUS 2011
6
S T M I K A N TA R B A N G S A
MengajarkanTeknologi dan Alquran Para mahasiswa diikutsertakan dalam program pengabdian kepada masyarakat.
Oleh Damanhuri Zuhri
A
minatus Zuhriyah, mahasiswi semester enam, telah hafal 30 juz. Sementara Wahyudin yang duduk di semester yang sama hafal 2 juz. Mereka adalah bagian dari mahasiswa yang tak hanya digembleng guna menguasai teknologi informasi (TI) tetapi juga penghafal Alquran. Mereka menghimpun kedua ilmu di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Antar Bangsa, Ciledug, Tangerang. Itu merupakan mimpi pendiri STMIK Antar Bangsa, Ustaz Yusuf Mansur, tiga tahun lalu. Dalam benaknya, ia berkehendak melihat generasi muda Muslim yang selain melek dan mumpuni di bidang teknologi informasi juga
hafal Alquran. Menurut Ketua STMIK Antar Bangsa, Ustaz Abdoel Rochimi, itu bukan anganangan belaka. Para mahasiswa sekolah ini sudah meraihnya. Juli lalu, mahasiswa dari sekolah ini ikut serta dalam Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Mahasiswa Nasional XII di Makassar. Selama lima hari, yaitu 10 hingga 15 Juli 2011, untuk pertama kalinya mereka ikut serta dalam MTQ yang digelar di kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) itu. Musabaqah diikuti 1.353 mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia, baik negeri maupun swasta. Menurut Rochimi, kegiatan tersebut sangat menarik karena yang ikut adalah mahasiswa perguruan tinggi umum. Kalau yang mengadakan Kementerian Agama dan pesertanya dari Universitas Islam Negeri (UIN), Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ), dan Institut Ilmu Alquran (IIQ) dan perguruan tinggi Islam lainnya,
tentu wajar dan biasa saja. Ia menceritakan, lahirnya STMIK Antar Bangsa tak lepas dari kegalauan Yusuf Mansur, ustaz muda yang getol menyuarakan pentingnya sedekah, atas kenyataan di masyarakat. “Selama ini beliau memandang para penghafal Alquran atau hafiz dipandang sebelah mata dalam urusan teknologi dan informasi,” kata Rochimi, Selasa (23/8). Dengan demikian, urai dia, sekolah tinggi yang khusus mendalami teknologi informasi ini bukan sembarang sekolah seperti kebanyakan. Para mahasiswanya memang memperoleh didikan dalam kedua hal tersebut. Hasilnya, kata dia, sangat luar biasa. Tadinya, pandangan masyarakat terhadap para penghafal Alquran identik dengan mushala, masjid, dan majelis taklim, kini berangsur berubah. Lantaran melalui sekolah tinggi ini para penghafal Alquran yang telah hafal hingga 30 juz terampil dalam teknologi informasi dan komputer. Ini tak lepas dari kerja keras pendiri dan peran serta Program Pembibitan Penghafal Alquran (PPPA) Daarul Quran serta program beasiswa bagi mahasiswa penghafal Alquran. Dari sini ditekankan agar mahasiswa tak sekadar menguasai ilmu, tetapi juga memahami Alquran. Karena sesungguhnya, jelas Rochimi, semua disiplin ilmu bersumber dari Alquran. Menurut
FOTO-FOTO: STMIK ANTAR BANGSA
dia, upaya merealisasikan citacita dengan mewajibkan mahasiswa mengikuti Metode Daarul Quran yang berisi enam pilar. Pilar pertama, shalat berjamaah di awal waktu serta shalat qabliah dan ba’diah. Pilar kedua adalah shalat duha, ketiga shalat tahajud, keempat puasa Senin-Kamis, kelima sedekah, dan pilar keenam adalah menghafal Alquran. Direktur Eksekutif PPPA Daarul Quran Tarmizi lebih lanjut menjelaskan, STMIK Antar Bangsa yang ada di Kawasan Bisnis CBD Ciledug merupakan kampus utama, dan saat ini ada kampus dua di Kampung Quran, Ketapang, Cipondoh, Tangerang.
Ia menjelaskan, selain dua kampus yang telah disebut, STMIK Antar Bangsa membuka cabang di Bengkulu, persisnya di Kabupaten Manna, Bengkulu Selatan. Kegiatan STMIK Antar Bangsa di Bengkulu terlaksana atas kerja sama dengan STIT AlQur’aniah. Saat ini, jumlah mahasiswa telah mencapai 170 orang. “Alhamdulillah, dari jumlah itu sebanyak 50 persennya sudah hafal Alquran.” Mahasiswa yang hafal Alquran memperoleh beasiswa dari PPPA Daarul Quran. Proses audisinya pun dilakukan dalam beberapa tahapan. Selain itu, mahasiswa STMIK AB menjadi anggota Daqu Generation, lembaga relawan PPPA Daarul Quran. Para mahasiswa yang belajar di sekolah ting-
gi ini juga menjadi operator Quran Call, sebuah layanan belajar Alquran via telepon dan online selama 24 jam. Ada pula mahasiswa yang siap untuk terjun di daerah bencana. Mengandalkan Program Sahabat Pengungsi, PPPA Daarul Quran mengirimkan 20 mahasiswa menjadi sahabat pengungsi. Tugas mereka adalah menjadi konselor, mengajar mengaji, ceramah, hingga menjadi imam shalat. “Selama sebulan mereka kita kirim ke gempa Padang, Merapi, dan Situ Gintung beberapa waktu lalu,” ujar Tarmizi. Pelibatan mahasiswa termasuk dalam kegiatan ekonomi. Mereka menjadi bagian penggerak ekonomi. Sekitar 40 mahasiswa dikirim ke Rumah Makan Cibiuk dan Warung Steak. Mereka berdagang produk-produk Daarul Quran. Sambil membina para karyawan dan berjualan, mereka menjadi juru dakwah bagi para pengunjung. “Sambil kuliah mereka mengabdi untuk masyarakat.” n ed: ferry kisihandi
REPUBLIKA
komunitas
JUMAT, 26 AGUSTUS 2011
WAMY Ajak Pemuda Islam Berperan Lebih Besar Oleh Ferry Kisihandi ula Markaz World Assembly of Muslim Youth (WAMY) Jakarta pada Kamis (18/8) pekan lalu dipenuhi ratusan pemuda dari ormas Islam dan lembaga dakwah kampus. “Sebanyak 200 pemuda hadir,” kata Direktur WAMY Indonesia, Aang Suandi, dalam keterangannya, Selasa (23/8). Organisasi kepemudaan ini menggelar diskusi menyangkut peran pemuda Islam dan masa depan politik dunia Islam. Menurut Aang, tema yang diangkat adalah “Arah dan Wajah Dunia Islam Kontemporer serta Peranan Indonesia”. Ia mengatakan, semula panitia memperkirakan sekitar 150 orang saja, namun ternyata jumlah peserta yang hadir lebih dari itu. Mereka ada dari Pemuda Persatuan Islam (Persis), Pemuda PUI, Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (JPRMI), dan Salam UI. Hidayat Nurwahid, mantan ketua MPR, diundang untuk menyampaikan pandangan dan pemikirannya mengenai hal tersebut. Aang menyebutkan, pilihan jatuh pada Hidayat karena dia merupakan tokoh yang sudah dikenal baik masyarakat dan diterima di banyak
Foke: Tingkatkan Ibadah di Akhir Ramadhan Oleh Maman Sudiaman emangat meraih lailatul qadar merupakan momentum memperbaiki diri. Dengan pertimbangan ini, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo meminta umat Islam meningkatkan intensitas ibadahanya. “Perbanyak amal dan berdoa agar Alah memberikan bimbingannya,” katanya di Jakarta, Senin (22/8). Menurut dia, sangat rugi orang yang tak mampu memanfaatkan dengan baik paruh terakhir Ramadhan. Sebab, tak ada kepastian apakah seseorang berumur panjang sehingga mampu bertemu Ramadhan tahun depan atau sebaliknya, ini adalah Ramadhan terakhirnya. Fauzi Bowo yang karib disapa Foke mengatakan, melihat kenyataan di masyarakat dalam serangkaian Safari Ramadhan yang dilakukannya, ia yakin malam-malam terakhir Ramadhan masih membuat umat Islam, khususnya Jakarta, semangat untuk menjalankan ibadah. Dari masjid ke masjid, dari Subuh sampai malam saat Tarawih, ia melihat jamaah berlimpah. Tak sedikit jamaah yang tak kebagian tempat di bagian dalam masjid hingga harus di beribadah di pelataran masjid. “Itu mencerminkan kuatnya semangat umat menyucikan diri dan meraih keberkahan Ramadhan.” Bulan suci ini, jelas dia, sarana pendidikan jiwa. Ia mengaku, pada setiap diri, siapa pun orangnya, antara akal sehat dan nafsunya selalu berkejaran untuk saling menjatuhkan. Puasa yang intinya menahan, efektif meredam gejolak nafsu yang berusaha menyingkirkan akal sehat. Meski, ia mengungkapkan, sering kali akal sehat kalah oleh nafsu. Kalau sekiranya Allah hamparkan semua rezeki itu di dunia, tetap saja manusia itu tidak pernah merasa
S
A
DOK WAMY
kalangan. Hidayat mengungkapkan, pemuda dan tokoh Islam telah berkontribusi besar bagi tercapainya kemerdekaan Indonesia. Ia menekankan peranan pemuda dalam proses lepasnya Indonesia dari cengkeraman penjajah. Mereka menculik Soekarno sebagai alat untuk mendesak segera dinyatakannya kemerdekaan. Dengan melihat sejarah, kata Hidayat, sudah semestinya pemuda Islam sekarang juga mampu menyumbangkan yang terbaik bagi bangsanya. Aang mengatakan, kenyataan
sejarah membuatnya dan tentu pemuda Islam bangga akan keislamannya. Semoga mereka tergerak mengikuti jejak langkah tokoh dan pemuda Islam terdahulu yang berbuat bagi bangsanya. “Kami ingin pemuda Islam sekarang menyadari akan kewajiban mereka untuk melaksanakan tugasnya sebaik mungkin, yaitu memajukan bangsanya,” kata Aang. Acara dilanjutkan dengan buka puasa bersama di halaman kantor WAMY dalam suasana yang akrab dan terbuka. n
7
cukup. Tetap saja mereka berbuat maksiat, seperti Qarun yang tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki. Manusia sudah dapat satu ingin dua, dapat dua ingin empat. Hasrat dan nafsu terus berkembang, tidak lagi seperti deret hitung, tapi seperti deret ukur. Itulah yang terjadi. “Oleh karena itu, menahan dan mengendalikan hawa nafsu untuk menyucikan jiwa adalah kata kunci agar kita bisa selamat,” kata Foke.
DOKREP
Ia menyarankan pula agar hari-hari terakhir Ramadhan digunakan untuk merenung sudah berapa banyak ibadah yang telah dijalankan dan sejauh mana telah menadaburi Alquran. “Dengan penuh kesadaran, mari kita perbaiki diri dalam semangat menyambut lailatul qadar di sepuluh hari terakhir Ramadhan.” Di sisi lain, Foke mendambakan semua pihak bersinergi dalam kebaikan. Seperti disampaikan oleh Rasulullah dalam hadisnya bahwa dunia ini tegak dengan empat hal, yaitu keadilan para pemimpin, ilmunya para ulama, kedermawanan para orang kaya, dan doanya para fakir. n ed: ferry kisihandi
Bedah Buku di Masjid Riyadlush Shalihin Parung Oleh Damanhuri Zuhri uasana Masjid Riyadlush Shalihin, Parung, Bogor, Sabtu (20/8) pagi, langsung meriah begitu bintang film “Ketika Cinta Bertasbih” (KCB) Oki Setiana Dewi memasuki ruangan bawah masjid. Suasana semakin meriah saat tim rampak beduk SD Terpadu Bina Ilmu membuka acara dengan entakan pukulan beduk yang sangat dinamis. Oki sengaja diundang Panitia Qiyamu Ramadhan Masjid Riyadlush Shalihin untuk membedah buku berjudul Melukis Pelangi, yang merupakan catatan hati Oki dalam mengarungi kehidupannya. Tak kurang dari 500 jamaah dari beragam usia, mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah, hingga orang tua berbaur memadati bedah buku itu.
S
Oki mengisahkan perjalanan panjang hidupnya mulai dari kecil hingga usianya kini menginjak 22 tahun yang masih kuliah di Universitas Indonesia. Dengan latar belakang keluarga yang orang tuanya hanya sebagai pegawai negeri sipil, ia bercerita bagaimana harus bekerja keras menabung dan belajar sungguh-sungguh. “Untuk bisa membeli baju baru, harus menunggu Lebaran,’’ katanya. Dengan kondisi yang demikian, Oki mengatakan, dia sudah terbiasa menabung dan mencari uang, misalnya, ia membuka perpustakaan untuk temantemannya di Batam. Sejak kecil ia mencatat cita-cita dan mimpinya dalam buku harian. Akhirnya, catatan itu menjadi
cita-citanya tercapai, termasuk menjadi artis ternama di Ibu Kota. Perihal mengapa ia berhijrah dengan memakai busana Muslimah, Oki menyatakan itu tak lepas dari ujian yang menimpa ibunya berupa penyakit kulit yang sangat menyakitkan. Ia berdoa kepada Allah SWT agar penyakit ibunya segera diangkat dan ia siap menjadi hamba yang taat. Doa itu didengar. Dalam bedah buku tersebut, tak hanya Oki yang tampil. Ada juga Irwan Kelana, wartawan Republika yang banyak menulis kolom resensi buku. Irwan menjeDAMANHURI ZUHRI/REPUBLIKA laskan, membaca buku Melukis sebuah buku yang diberi judul Melukis Pelangi yang ditulis Oki, seperti memakan Pelangi. Ia bermimpi menjadi artis dan sesuatu yang paling kita cintai. “Nggak bercita-cita main bareng Deddy Mizwar. mau berhenti,” ungkap laki-laki kelahiran Oki bersyukur, akhirnya satu per satu Sawangan, Depok, Jawa Barat, ini.
Menurut Irwan, ada beberapa poin penting yang bisa disimak dari buku ini. Oki adalah orang yang berani bermimpi. Segala apa yang digapainya sekarang tak lepas dari mimpi dan cita-cita yang diangankannya dulu. Oki juga dikenal sebagai pekerja keras. Berkali-kali ia gagal dalam lomba atau kegiatan, tapi terus ia lakoni yang akhirnya ia menjadi juara dan juara. “Mudah-mudahan kita bisa banyak belajar dari dia.’’ Rahmat Hermawan, salah seorang Panitia Qiyamu Ramadhan Masjid Riyadlush Shalihin, menjelaskan alasan mengundang Oki. “Kita ingin banyak belajar dari Oki tentang kerja keras, hormat kepada orang tua, dan mencintai ilmu. Apalagi, Oki sekarang aktif di dunia dakwah. Semoga semakin banyak Muslimah yang ikut menggerakkan dakwah,” paparnya. n ed: ferry kisihandi
Menangislah untuk Ramadhan! Oleh Rakhmad Zailani Kiki Koordinator Pengkajian JIC
S
ahabat Jabir bin Abdullah menceritakan sebuah hadis bahwa Rasulullah bersabda, “Jika Ramadhan berakhir, menangislah langit dan bumi serta malaikat karena meratapi musibah yang diderita umat Muhammad.” Para sahabat serentak bertanya, “Musibah apakah itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Kepergian bulan Ramadhan, karena selama bulan Ramadhan seluruh amal ibadah dilipatgandakan pahalanya, semua doa dan permohonan dikabulkan, dan Allah menjauhkan siksaan.” Jika kita dalami hadis di atas dengan memperhatikan realitas yang ada, tangisan langit, bumi, dan malaikat adalah juga tangisan penyaksian atas paradoks amalamal ibadah sebagian besar umat Rasulullah selama dan setelah Ramadhan, di antaranya yaitu: 1. Di awal Ramadhan, umat begitu semangat memakmurkan masjid, bukan hanya pada shalat Tarawih, tetapi juga Subuh. Saf-saf shalat penuh dengan jamaah. Namun, langit, bumi, dan malaikat menyaksikan, setelah Ramadhan shalat Subuh di masjid hanya diisi segelintir orang yang memang hatinya sudah terpaut dengan masjid sampai Ramadhan datang kembali. 2. Di Ramadhan, mushaf-mushaf Alquran dibeli atau diambil dari tempat penyimpanan, dibersihkan dari
debu, dibuka, dan dibaca dengan semangat. Lembar demi lembar habis dibaca atau disimak, namun setelah Ramadhan mushaf tertutup kembali sampai Ramadhan kembali lagi. 3. Umat begitu dermawannya, tidak segan-segan memberi makan para fakir miskin dan orang-orang yang berpuasa di bulan Ramadhan. Anak-anak yatim pun kebanjiran rezeki dan perhatian, sangat jauh berbeda jika Ramadhan telah berlalu. Mengapa paradoks-parodoks ini bisa terjadi? Salah satu jawabannya adalah karena sebagian besar umat Islam, yang menjadi aktor paradoks tersebut, disadari atau tidak tidak, telah menjadikan Ramadhan layaknya tempat pesugihan. Mereka ingin sugih, ingin kaya pahalanya, dan mereka tahu bahwa hanya di bulan Ramadhan kekayaan itu dapat dikeruk sebanyak-banyaknya. Maka, apa pun amal ibadah yang dapat menambah kekayaan tersebut, selama masih di Ramadhan, mereka kerjakan. Mereka tidak terlalu bersedih, bahkan tidak bersedih sama sekali, dengan berlalunya Ramadhan. Sebab, mereka yakin amal di satu bulan Ramadhan telah cukup untuk satu tahun. Mereka simpan kembali rapat-rapat semangat ibadah, Alquran, dan kedermawanan untuk pesugihan di Ramadhan yang akan datang. Naudzubillaah min dzaalik! Itulah paradoks mereka. Semoga kita bukanlah mereka. Karena kita—seperti yang akan diuraikan oleh Dr KH Hamdan Rasyid, MA dalam khutbah Idul Fitri
1432H di JIC—adalah: 1. Orang-orang yang merasa sedih berpisah dengan Ramadhan, karena selama sebulan penuh telah menjadikan Ramadhan kesempatan untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT. Sebagai bulan yang penuh rahmat dan berkah, Ramadhan telah memberikan pengalaman spiritual yang dalam kepada kita dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas keimanan serta peningkatan penghayatan keislaman. 2. Kita adalah orang-orang yang mampu menjadikan setiap bulan seakan-akan adalah Ramadhan, menghayati nilai-nilai dalam ibadah puasa, qiamullail, tadarus Alquran, zakat, infak, dan sedekah, serta Idul Fitri untuk terwujudnya peradaban Islam di Indonesia, yaitu sebuah peradaban yang didasarkan pada prinsip-prinsip tauhidullah (pengesaan Allah SWT), keimanan, ketakwaan, dan kepasrahan kepada-Nya, karena meyakini bahwa Allah SWT adalah pusat segala-galanya (Theo-centris). Kita bukanlah orang-orang yang meyakini bahwa manusia adalah pusat segala-galanya (antropho-centris), yang memunculkan sekularisme, pluralisme, dan liberalisme (sipilis) yang sangat menyimpang jauh dari prinsip-prinsip ajaran Islam. Kita adalah orang-orang yang meyakini bahwa peradaban Islam adalah sebuah peradaban yang didasarkan pada kesadaran bahwa hidup dan mati semata-mata untuk mencari riha Allah. Sebagaimana telah kita ikrarkan secara berulang-ulang setiap kita membaca doa iftitah dalam shalat, yang bersumber dari surah al-An’am ayat 162: ”Sesungguhnya shalatku,
Dukung gera akan INDONESIA PANTANG G MENYERAH, tunaikan zakat da an inffa aq anda melalui LA AZ ZISMU dengan no rekke ening g: BCA Zakat : 87 800 8 400 77, Inffa aq : 97 80 00 400 51 Bank Mandiri Zakat : 123.000.5117.405, Inffa aq : 123.000.5117.37 71 Bank Mega Sya ariah Zakat : 100000 6764 4, Zakat : 10000 14800 Konfirmasi donasi via sms s 0856 162 62 22 ketik: nama#alamat#zakat/infaq#nominal#rekenin ng
ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” 3. Kita adalah bagian dari umat Islam yang beradab dan tengah berjuang mewujudkan peradaban Islam di Indonesia, khususnya di Jakarta, yang menyadari bahwa masyarakat Jakarta adalah masyarakat yang paling heterogen bila dibandingkan dengan kota-kota lain di Indonesia. Bahkan dapat dikatakan, masyarakat Jakarta adalah miniatur bagi bangsa Indonesia yang plural, di mana berbagai etnis, ras, bahasa, adat, budaya, dan agama ada di Jakarta, termasuk orang asing yang datang dari mancanegara. Dengan kondisi Jakarta yang sangat plural semacam itu, kita menjadi sadar dan memberikan kearifan kepada semua pihak. Karena tanpa kesadaran dan kearifan hanya akan memancing munculnya berbagai konflik dan benturan kepentingan yang akan menjadi lahan subur bagi orang-orang tertentu yang ingin memperoleh kepentingan sesaat. Sungguhpun demikian, kita tetap sadar dalam kehidupan bermasyarakat yang plural dengan kompleksitas permasalahannya, acapkali terjadi aneka pertentangan, perselisihan, perebutan kepentingan, dan konflik. Agama kita mengajarkan, sehebat apa pun konflik yang terjadi di antara kita, hendaknya segera dicarikan jalan keluar dan penyelesaian dengan mengedepankan semangat ukhuwah (persaudaraan) guna membangun islah (perdamaian) di antara sesama kita. Maka, inilah kita, yang kembali dalam kesucian sebagaimana yang Engkau kehendaki. Ya Allah, kabulkan dan saksikanlah. n
call centre:
sms centre:
021--31 50 400
0856 162 62 22 Pin BB
www w.lazismu.org
2 2777B132
Kantor Pusat: Ge edung Pusat Dakwah Muhammad diyah, Jl. Menteng Raya No. 62 Ja akarta 10340 Telp. e 021-31 50 400 | Faks. 021 31 432 31 | email: info o@lazismu.org | www.lazismu.org g | facebook: lazismu | twitter: @lazismu @
REPUBLIKA
tasawuf
JUMAT, 26 AGUSTUS 2011
8
D Prof Dr Nasaruddin Umar Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
alam artikel terdahulu dibahas misteri titik di bawah huruf ba. Dalam artikel ini akan dijelaskan misteri tanpa penulisan hurus inti alif sesudah huruf ba. Sehingga tertulis bersambung menjadi bismillah¸ bukan bi ismillah¸ sebagaimana lazimnya dalam ilmu penulisan bahasa Arab (’ilm rasm), misalnya ayat iqra’ bi ismi Rabbik. Terdapat berbagai macam pendapat ulama tentang hal ini. Dalam kitab Majma’ al-Bayan dijelaskan sebagian dari mukjizat Alquran. Kitab ini menghubungkan jumlah kata ism terulang sebanyak 19 kali dalam Alquran. Kalau ada alif mendahului kata ism, kata ism tidak lagi sesuai dengan angka 19 dan jumlah huruf basmalah tidak lagi 19 melainkan bertambah satu, 20. Jumlah huruf basmalah (Bismillahirrahmanirrahim) jika ditulis dalam bahasa Arab berjumlah 19 huruf. Setiap kosakata yang digunakan di dalamnya berhubungan dengan angka 19. Kata ism terulang 19 kali, ar-Rahman 57:19=3, ar-Rahim 114:19=6, Allah 2697:19=142. Ingat teori Rashad Khaifah yang mengatakan Alquran menggunakan rumus 19, sebagaimana disebutkan dalam QS al-Muddatsir 74:30 (Wa ’alaiha tis’ata ’ayar/Di atasnya ada sembilan belas). (Samikh ‘Athif al-Zain, Majma’ al-Bayan al-Hadits, tafsir Mufradat Alfadh al-Qurán alkarim, h 34). Penjatuhan (hadzf) huruf alif di dalam ayat itu sudah sesuai dengan tradisi bahasa Alquran, seperti tiga kali terulang bentuk kata seperti ini, yakni QS al-Fatihah:1, an-Naml: 30, dan Hud: 41. Penjelasan senada juga disampaikan ’Abd Allah ibnu Husain al-’Akbary dalam At-Tibyan fi I’rab al-Qur’an. Al-Razi dalam tafsirnya At-Tafsir al-Kabir juga berpendapat bahwa pembuangan huruf alif sebelum kata ism hanya urusan teknis bahasa Arab. Berbeda dengan ulama tasawuf dan mufasir Syiah yang memberikan makna khusus ketiadaan huruf alif sebelum kata ism. Penafsiran basmalah diurai perinci seperti yang dilakukan Al-Qummi dalam tafsirnya. Ia mengatakan alba’u Bahaullah (kemahaagungan Allah), al-sin sanaullah (kemahatinggian Allah), al-mim mulkullah (kemahakuasaan Allah), al-Allah Ilahu kulli syai’ (Tuhan seru sekalian alam), al-rahman bi jami’ khalqihi (Maha Pengasih terhadap seluruh makhluk-Nya), al-rahim bi al-mu’minin khashah (Maha Penyayang secara khusus diberikan kepada hamba-Nya yang beriman). (Al-Qummi, Tafsir alQummi, juz 56, h 56). Tafsir Al-Kafi mengutip riwayat
Apa Rahasia Basmalah? (Bagian Kedua: Rahasia Tanpa Alif Sesudah Ba)
ADITYA PRADANA PUTRA
dari Al-Baqir, “Kitab yang pertama kali Tuhan turunkan dari langit ialah basmalah. Apabila membacanya jangan lupa memohon perlindungan terhadap Allah SWT. Jika dibaca, Allah akan melindunginya dari bahaya yang ada di antara langit dan bumi”. (Al-Kasyani dalam Tafsir al-Shafi, juz 1, h 82). Senada dengan riwayat yang disampaikan Ibnu Abbas, Anna likulli syai’in usas. Wa usas alQur’an al-Fatihah wa usas alFatihah Bismillahirrahmanirrahim. (Segala sesuatu mempunyai inti dan intinya Alquran ialah basmalah). Majma’al-bayan oleh AlThabrisi, juz 1 h. 20. Dalam kitab Al-Muwaqif fi Ba’dh Isyarat al-Qur’an ila Asrar wa al-Ma’arif, oleh Abdul Qadir alHasani al-Jazairy dijelaskan, “Membaca basmalah di awal pekerjaan bukannya tanpa maksud, melainkan untuk pujian. Huruf ba adalah untuk perlindungan dan pertolongan (isti’anah), sebagaimana firman Allah, “Mohonlah pertolongan kepada Allah.” (QS al-A’raf [7]: 127) dan “Hanya Engkaulah kami memohon pertolongan” dan hadis sahih, “Tiada daya upaya dan kekuatan selain Allah.” (Juz 1 h 551-552). Menurut pendapat para arifin, huruf ba sebenarnya mengisyaratkan perbuatan Allah yang melekat atau tak terpisahkan dari perbuatan manusia. Karena itu, ba (bism Allah) berarti min (bagian) dari perbuatan Allah. Meskipun perbuatan Allah tidak terlihat secara
visual, kita bisa menyaksikan substansi perbuatan (shudur al-af’al) Allah yang terdapat di dalam semua bentuk perbuatan kita. Eksistensi-Nya dapat dilihat pada setiap makhluk, termasuk perbuatan-Nya. Dalam bahasa Ibnu ‘Arabi, pena-Nya terus menulis sesuai dengan kemauan-Nya yang kesemuanya mengalir dari titik di bawah ba pada kata Bismillah. Uraian di atas dinafikan oleh al-Zamakhsyari, tokoh Mu’tazilah, dalam Tafsir al-Kasysyaf bahwa huruf ba hanya kelaziman bahasa (malabisah) tidak ada pengaruhnya di dalam memulai suatu pekerjaan. Hasil akhir sebuah perbuatan ditentukan oleh kualitas dan kuantitas orang yang berbuat. Ia seolah-olah tidak ingin memistikkan basmalah, seperti terkesan di dalam penjelasan tafsir Syiah dan tafsir ‘Isyari. Golongan Sunni lebih selektif, meskipun punya kecondongan pada pendapat ulama tafsir Isyari. Mereka menganggap membaca basmalah sangat besar pengaruhnya karena menganggap perbuatan itu sebagai ikhtiyar. Karena itu, selain mendatangkan pahala bagi yang membacanya, juga menjadi wujud ketaatan dan kepasrahan hamba kepada Tuhannya. Bagi mereka, fungsi huruf ba ialah sebagai wujud keakraban dan kelaziman (almushahabah wa al-mulabasah). Bagi para filsuf, fungsi huruf ba dalam bism Allah (Baca: Bismillah) adalah lambang kekhalifahan manusia. Apa pun yang kita kerjakan
rehal
S
sentatif-Nya. Sebagai representasi Tuhan, maka wajar kalau tanggung jawab yang diemban manusia sungguh amat luar biasa beratnya. Inilah makna basmalah, “Atas nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. Secara gramatikal bahasa Arab, terjemahan “Atas nama Allah” atau “Dengan nama Allah” keduanya dimungkinkan. Jika dalam suatu acara presiden berhalangan datang untuk membuka sebuah acara lalu didisposisikan kepada wakil presiden atau salah seorang menterinya, kalimat yang digunakan wapres atau menteri ialah “Bi ism al-rais al-jumhuriyyah … “ (Atas nama Presiden …). Dengan demikian, makna basmalah menjadi amat penting dalam eksistensi kehidupan manusia. Tidak adanya huruf alif sebelum kata ism¸ yakni huruf ba langsung menempel kata ism (bism Allah), sebagai wujud kedekatan antara pemberi amanah dan yang diamanati, antara perbuatan dan pembuatnya, dan antara sifat dan yang disifati. Dari segi ini cukup berdasar jika kalangan ulama tasawuf, ulama Syiah, dan kecenderungan ulama Sunni memberi bobot lebih penting terhadap lafal basmalah. Mereka yakin bahwa semua perbuatan yang diawali dengan basmalah pasti mendatangkan berkah. Mari kita memulai seluruh perbuatan kita dengan basmalah (Atas nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). Wallahu A’lam. n
Tak Pernah Menyerah Berdoa
Panduan Shalat Berjamaah halat adalah bentuk konsekuensi pertama kita setelah mengucapkan dua kalimat syahadat. Allah SWT memanggil langsung hamba-Nya tercinta, Rasulullah Muhammad SAW, ke Sidratul Muntaha guna menerima perintah shalat. Hal ini berbeda dengan kewajiban ibadah lainnya yang cukup Allah wahyukan melalui Malaikat Jibril. Cinta shalat, bergegas melaksanakannya, dan menunaikannya sesempurna mungkin secara lahir dan batin merupakan suatu keharusan. Shalat adalah cermin dari apa yang ada di hati, baik berupa cinta kepada Allah maupun rindu untuk berjumpa dengan-Nya. Sedangkan, berpaling darinya, bermalasmalasan, menunda-nunda panggilan dan berat dalam melaksanakannya, atau menunaikannya sendirian bukan dengan berjamaah di masjid, tidak berjamaah tanpa uzur ini adalah kekosongan hati dari cinta kepada Allah dan sikap acuh seolah tak butuh terhadap apa yang ada di sisi-Nya. Buku yang merupakan buah kegigihan penulisnya mengumpulkan bahan-bahan berserakan dari berbagai kitab ini mengupas fikih shalat berjamaah. Penulis memulai bukunya dengan membahas shalat secara etimologi dan terminologi syar’i, dalil disyariatkannya shalat, kedudukan shalat dalam Islam, dan kedudukan shalat dibandingkan ibadah lainnya. Bab-bab berikutnya membahas hal yang berkaitan dengan shalat berjamaah, misalnya, hikmah disyariatkannya shalat berjamaah, sejarah disyariatkannya shalat berjamaah, imbalan atau ganjaran shalat berjamaah, dan ancaman bagi mereka yang meninggalkan shalat berjamaah tanpa halangan. Berlanjut pada kriteria Muslim yang diwajibkan shalat berjamaah, batas minimal peserta shalat berjamaah,
diperintahkan Rasulullah untuk membaca basmalah. Artinya ialah “Atas nama Allah”, bukan “Dengan nama Allah”. Jika membaca terjemahan yang terakhir ini seolaholah dimensi mistiknya menonjol. Pokoknya, dengan membaca basmalah (Dengan nama Allah), otomatis ada pertolongan Tuhan. Akan tetapi jika membaca terjemahan pertama (Atas nama Allah), tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi, sebagai representasi Allah, akan selalu terbayang. Kita tidak boleh mainmain di dalam hidup ini, karena semua yang kita lakukan di muka bumi ini adalah ‘mewakili’ Allah, karena manusia adalah representasi-Nya, sebagaimana firmanNya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata, ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?’ Tuhan berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui,” (QS alBaqarah [2]: 30). Ayat ini memberi arti penting posisi manusia sebagai khalifah di muka bumi, akan tetapi juga mengisyaratkan Allah tidak akan terlibat langsung, paling tidak dalam pandangan visual manusia, karena Ia telah menunjuk repre-
: Fiqih Shalat Berjamaah Berdasarkan Alquran dan As-Sunnah Penulis : Dr Shalih bin Ghanim As-Sadlan Penerbit : Pustaka As-Sunnah Cetakan : II, Mei 2011 Tebal : 272 hlm Judul
hukum melaksanakan shalat berjamaah, dan hukum berjamaah dalam shalat Subuh. Bicara hikmah shalat berjamaah, penulis menegaskan, bukan hanya pahalanya menjadi 27 kali, melainkan juga banyak kandungan hikmah lainnya. “Pelaksanaan shalat berjamaah menumbuhkan persatuan, cinta, persaudaraan di antara kaum Muslimin dan menjalin ikatan erat, menumbuhkan di antara mereka tenggang rasa, saling menyayangi dan pertautan hati. Di samping itu, shalat juga mendidik mereka untuk terbiasa hidup teratur, terarah, dan menjaga waktu.” (hlm 41). Penulis mengingatkan ancaman bagi mereka yang sengaja meninggalkan shalat berjamaah tanpa halangan. Mengutip sejumlah hadis Rasulullah, penulis menegaskan bahwa ancaman bagi mereka yang sengaja meninggalkan shalat berjamaah tanpa halangan adalah shalatnya tidak diterima. Bahkan, Rasulullah mengancam akan membakar rumah orang-orang yang tidak mau shalat berjamaah (sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim). Penulis pun menyatakan, menunggu shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian, mengerjakan shalat berjamaah setelah lewat waktu, hukum mengikuti shalat jamaah melalui siaran radio atau televisi, hukum shalat jamaah di atas kapal, hukum shalat jamaah di atas bus, kereta api, dan pesawat terbang, serta hukum shalat jamaah bagi perempuan. n irwan kelana
berpikir. Dan, ketika kita minta kepada llah SWT menegaskan Tuhan keberanian, Dia memberi kita dalam Alquran, kondisi bahaya untuk kita atasi. “Berdoalah Selain itu, ketika kita minta pada kepada-Ku, Tuhan sebuah cinta, Dia memberi niscaya Aku kabulkan kita orang-orang bermasalah doamu.” Dalam ayat untuk kita tolong dan ketika kita yang lain Allah SWT minta pada Tuhan bantuan, Dia mengemukakan, “Apabila memberi kita kesempatan. hamba-hamba-Ku bertanya Ditulis dengan bahasa kepadamu tentang Aku, sehari-hari, bahkan katakanlah Aku ini dekat, bahasa gaul, sekaligus Aku mengabulkan doa disisipi kutipan-kutipan apabila mereka berdoa cerdas dari penulis kepada-Ku ….” terkenal serta petikan Namun, banyak orang ayat-ayat Alquran dan yang malas berdoa. Atau, penerapannya dalam kalaupun berdoa, dia sekehidupan sehari-hari, ring tidak yakin. Apalagi Judul : Kisah Pencita Doa hal tersebut membuat bila ternyata setelah dia buku ini sangat mengberdoa, apa yang dia Penulis : Chichi Sukardjo inspirasi. minta tidak langsung Penerbit : Mybook Al-Mawardi Lihat saja judul babAllah kabulkan atau Allah Cetakan : I, Juli 2011 babnya yang menggelimemberikan yang lain, Tebal : 182 hlm tik: Prolog: “Tuhan bukan seperti yang dia Capek Dehhhh!; Bab 1 minta. “Doyan Susah”; Bab 2 Buku yang ditulis “Apa Ini Apa Itu”; Bab 3 “Belajar dari Siti berdasarkan kisah nyata ini mengajarkan Hajar”; Bab 4 “Telunjuk Wasiat”; Bab 5 “Arti kepada kita agar tidak pernah lelah berdoa. Persahabatan”; Bab 6 “Peluang Itu Datang Setelah melalui perjuangan berliku dan tidak Lagi”; dan ditutup dengan Epilog: “Menelapernah menyerah berdoa, mereka akhirnya dani Para Kekasih Tuhan Si Pecinta Doa”. sampai pada kesadaran bahwa Tuhan memSalah satu inti buku ini adalah sebuah berikan apa yang kita butuhkan, bukan apa pelajaran berharga bahwa “Tuhan memang yang kita inginkan. tidak pernah kehabisan akal untuk memperBuku yang refleksi personal penulisnya lihatkan kebesaran-Nya.” (hlm 26). atas berbagai persoalan hidup dengan Buku ini perlu dibaca bagi siapa saja yang mengutamakan kekuatan doa ini memaingin meraih hidup dan menikmati hidup parkan, ketika kita mohon kepada Tuhan lebih baik. Seperti testimoni Ratna kekuatan, Dia memberi kita kesulitan deMegawangi PhD, founder Indonesia Heritage ngan tujuan agar kita menjadi kuat. Ketika kita minta pada Tuhan kebijaksaFoundation, “Buku yang pantas dibaca siapa naan, Dia memberi kita masalah untuk dipesaja yang ingin menjadikan dirinya lebih baik cahkan. Ketika kita memohon pada Tuhan dari waktu ke waktu dengan kekuatan doa”. kesejahteraan, Dia memberi kita akal untuk n irwan kelana
A
REPUBLIKA
zakat & wakaf
R
atusan orang hadir di Teras Quliner, Kalibata City, Jakarta, Sabtu (20/8) lalu. Pemberian santunan dan beasiswa untuk anak yatim dan buka puasa bersama berlangsung di sana. Pengunjung disuguhi hiburan dari grup musik asal Bandung, Pas Band. Acara ini merupakan kerja sama antara LAZISMU, CIMB Principal Asset Manajemen, Bank Permata Syariah, Demochist, dan didukung Pas Society. Personel Pas Band yang digawangi Yuki (vokal), Trisno (bas), Bengbeng (gitar), dan Sandy (drum) mengaku senang bisa berbagi rezeki kepada yang membutuhkan dan bertemu para fans yang tergabung dalam Pas Society. “Kami bersyukur mampu berbagi dengan anak yatim, apalagi pada bulan Ramadhan ini,’’ kata Sandy. Pada waktu yang sama, dibagikan pa-
JUMAT, 26 AGUSTUS 2011
LAZISMU
Gandeng Pas Band Santuni Anak Yatim ket donasi My Ortu kepada Panti Asuhan Muhammadiyah Srengseng, Panti Asuhan Aisiyah, dan Rumah Singgah Sakinah Mawadah Warohmah yang kebanyakan dari penghuni panti itu adalah siswa yang masih bersekolah. Paket donasi itu berupa uang tunai, tas, dan peralatan sekolah yang langsung diterima oleh mereka. Pas Band juga melelang kaus kepada pengunjung yang datang. Hasil lelang langsung mereka berikan buat anak yatim kala acara berlangsung. Direktur Fund-
rising LAZISMU, Nanang Q el Ghazal, menyatakan senang bisa bersinergi dengan beberapa pihak seperti yang dilakukan pada acara pemberian donasi ini. “Mudah-mudahan ini bukan pertama dan terakhir.’’ Pada Kamis (18/8), lembaga zakat nasional milik Muhammadiyah itu melakukan kampanye zakat dan sosialisasi zakat produktif di Bundaran Hotel Indonesia pada pukul 16.30 hingga 17.30 WIB. Dalam kampanye itu, lembaga pengelola
zakat ini menghadirkan pertunjukan egrang dan pantomim. Kampanye kian meriah dengan bentangan spanduk bertuliskan “Indonesia Pantang Menyerah’’. Kampanye serupa telah dilakukan di beberapa tempat, mulai BSD City, Mal Metropolitan Bekasi, Prapatan Margo City Depok, Prapatan CSW Asean Secretary Blok M, dan Tugu Tani. Direktur Utama LAZISMU, Izzul Muslimin, mengatakan, “Indonesia Pantang Menyerah’’ ialah tema guna membangkitkan kembali
9
bangsa Indonesia yang mulai terpuruk. Upaya itu dapat ditempuh dengan peran lebih besar pada gerakan zakat yang Izzul yakini mampu membantu bangsa ini bangkit. Ia menilai, umat Islam yang mayoritas menjadi modal besar yang dapat diberdayakan dalam gerakan zakat. Ia prihatin juga bahwa potensi zakat umat Islam yang begitu besar belum terkelola secara maksimal. Kampanye zakat tersebut melibatkan pula 40 relawan berseragam oranye dan memakai body board bertuliskan “Indonesia Pantang Menyerah”. Mereka ditugaskan menyebar brosur pentingnya berzakat. Koordinator kampanye, Usamah, berharap melalui kegiatan ini masyarakat memperoleh informasi manfaat zakat produktif dalam menopang perekonomian umat. n kiriman lazismu ed: ferry kisihandi
REPUBLIKA
mujahidah
JUMAT, 26 AGUSTUS 2011
10
Oleh Ferry Kisihandi
Maham Anga K
MEMBANGUN KHAIRUL MANAZIL
Masjid ini berfungsi pula sebagai madrasah. WIKIPEDIA.COM
hairul Manazil. Demikian nama masjid yang dibangun Maham Anga. Perempuan ini sering pula disebut dengan nama Maham Begum. Ia berkesempatan mendirikan masjid di Delhi itu pada 1561 saat diberi wewenang sebagai wali kota di sana. Bangunan ini bukan hanya berfungsi sebagai masjid, melainkan juga sebagai madrasah. Penulis Ahmad Rahmani dalam artikelnya di The Milli Gazette mengungkapkan, masjid ini tegak dengan batu bata yang direkatkan dengan kapur dan tidak menggunakan fondasi. Ada kubah di bagian belakang masjid. Pada tiga sisinya, terdapat ruangan dan berfungsi sebagai kamar untuk menginap para siswa yang belajar di madrasah. Di sisi utara dan selatan masjid, terdapat bangunan dua lantai dengan sepuluh kamar. Sekarang ini, jelas Rahmani, beberapa kamar masih tegak berdiri, tetapi sebagian lainnya hancur. Batu bata lepas di sana-sini. Dinding juga banyak yang kini rusak. Ribuan merpati juga telah memanfaatkan bangunan tua itu sebagai rumah mereka. Sebuah insiden mengiringi sejarah masjid ini. Suatu hari, Akbar, penguasa Dinasti Mughal, usai berburu menemui kenalannya, Nizamuddin Dargah. Setelah kunjungan itu selesai, waktu ia melewati masjid, sebuah anak panah meluncur mengenai seorang tentara yang mengawal rombongan sang kaisar meski luka tersebut tidak parah. Sejumlah pengawal segera bergerak dan akhirnya menangkap seorang budak berkulit hitam yang diyakini sebagai pelaku. Budak itu dinyatakan bertanggung jawab atas upaya pembunuhan kaisar. Maham Anga, bukan saja dikenang sebagai sosok yang berkontribusi besar bagi pembangunan Masjid Khairul Manazil. Ia bagian dari kehidupan Akbar. Maham adalah ibu asuh Akbar. Ia sangat dekat dengan Akbar karena ketika kecil lebih banyak ditinggalkan ibuya, Hamida Banu Begum, yang selalu mendampingi suaminya, Humayun, melakukan serangkaian ekspedisi dengan tujuan mengamankan kekuasaannya yang dirongrong oleh kelompok perlawanan. Bertahun-tahun, Akbar berada dalam asuhan Maham Anga. Dalam waktu bersamaan, Maham pun membesarkan anaknya sendiri, Adham Khan. Tak heran jika Akbar sangat menghormati dan mencintai Maham dan menariknya ke dalam lingkaran kekuasaan usai Akbar memegang kekuasaan yang diwarisi dari ayahnya, Humayun, pada usianya yang ke-13 tahun. Akbar memang masih sangat belia sebagai seorang pengendali pemerintahan. Maka, Maham mendampinginya
WIKIPEDIA.COM
dan menjadi penasihat politiknya. Seorang jenderal bernama Bairam Khan menjadi kekuatan pemerintahan tersebut. Maham berseberangan dengan Bairam dan memengaruhi anak asuhnya mengurangi besarnya wewenang dalam genggaman Bairam. Maham meminta Akbar untuk melakukan perjalanan ke Tanah Suci, menunaikan ibadah haji. Bairam mendengar kabar tersebut dan ingin mendengar langsung dari atasannya, Akbar. Sang jenderal menurut dan meninggalkan Delhi menuju Makkah. Di tengah perjalanan, pasukan Afghanistan yang pernah ditaklukkan tentara Mughal menyerang Bairam dan rombongan hingga nyawanya melayang. Pada 1560, Maham dipercaya sebagai wali kota. Meski tak lama kemudian, ia mengembuskan napas terakhirnya. Sejumlah sejarawan menyatakan Maham mampu mengelola dengan baik wilayah yang dikuasainya. Masa ini disebut oleh mereka sebagai “the Petticoat Government� yang bermakna kelompok ibu asuhan. Perspektif lain menggambarkan bahwa Maham mampu berkuasa tak opresif dibandingkan wali kota sebelumnya. Dan daerah yang menjadi cakupan tanggung jawabnya, Delhi, mengalami kemajuan meski pada masa berikutnya kondisinya lebih buruk setelah masa kekuasaan Maham. Di sisi lain, Adham Khan, saudara sepersusuan Akbar, pernah melakukan kesalahan fatal. Namun, Akbar memaafkan Adham Khan. Ia tetap menghormati keberadaan Adham karena mengingat kebaikan Maham yang mengasuhnya semasa kecil. Akbar membangun kompleks makam untuk Adham Khan dan di sana terbaring juga jasad Maham yang meninggal pada 1562. Makam yang dibangun Akbar itu disebut Makam Adham Khan dan sebutan lainnya adalah Bhul-bulaiyan, strukturnya berlabirin. n
PANORIMO.COM
fikih muslimah
Shalat Hari Raya Oleh Ferry Kisihandi bnu Abbas mengisahkan, Rasulullah keluar bersama istri-istri dan anak-anaknya pada saat Idul Fitri dan Idul Adha. Kedua shalat itu merupakan sunah muakad. Muhammad SAW senantiasa mengerjakan shalat Hari Raya Idul Fitri, termasuk Idul Adha. Ia juga memerintahkan kepada umatnya, baik laki-laki maupun perempuan, untuk keluar rumah menuju tempat shalat. Ini adalah bagian dari syiar Islam. Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah dalam bukunya Fiqih Wanita mengatakan, disunahkan pula untuk mandi, mengenakan pakaian dan wewangian terbaik yang dipunyai. Menurut Anas bin Malik, Rasulullah menekankan kedua hal itu, bahkan beliau mempunyai pakaian khusus yang dipakainya pada hari Jumat dan hari raya. Bagi perempuan, pemakaian wewangian tersebut sebaiknya tak berlebihan sehingga tak terjerembap ke dalam perbuatan dosa. Sebelum berangkat ke tempat shalat, ada hal yang dicontohkan, yaitu makan sebelum menunaikan shalat Idul Fitri. Rasul mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil. Ibnu Qudamah menyatakan, tak ada perbedaan pendapat mengenai hal ini. Menurut Sayyid Sabiq melalui karyanya, Fiqih Sunnah, shalat Idul Fitri boleh digelar di dalam masjid, tetapi lebih utama di lapangan. Dengan catatan, tak ada halangan, seperti hujan atau bentuk halangan lainnya sebab, ujar dia, Nabi Muhammad biasa menunaikan shalat hari raya di lapangan dan tak pernah menjalankannya di masjid.
I
EDWIN DWI PUTRANTO/REPUBLIKA
Hanya sekali itu terjadi saat turun hujan. Para perempuan, termasuk janda, gadis, juga perempuan lanjut usia bahkan yang sedang haid dianjurkan untuk melangkah kakinya menuju lapangan agar dapat menyaksikan kebaikan dan doa kaum Muslim. Saat khutbah, misalnya, mereka bisa mengambil pelajaran dari khutbah tersebut meski mereka tentu tak menunaikan shalat. Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah mengatakan, hendaknya para suami berangkat bersama istri dan anak-anaknya ke tanah lapang sambil bertakbir.
Ummu Athiyyah menuturkan, kaum perempuan pada masanya diperintahkan keluar rumah pada hari raya juga mengajak perempuan yang haid di mana mereka berada di belakang orang-orang yang shalat. Mereka bertakbir dan berdoa. Merupakan perbuatan sunah bila berangkat ke tempat pelaksanaan Idul Fitri melalui sebuah jalan dan saat kembali ke rumah menempuh jalan berbeda. Pada praktiknya, shalat hari raya ini dikerjakan tanpa mengumandangkan azan dan iqamat. “Selain itu, tak satu pun dalil yang menetapkan adanya
shalat sunah sebelum atau sesudahnya,� kata Uwaidah. Keterangan Ibnu Abbas menjadi sandaran tentang hal ini. Menurut dia, Rasulullah pernah berangkat untuk shalat pada hari raya. Lalu, beliau mengerjakan shalat dua rakaat dan tidak menjalankan shalat lain sesudah atau sebelumnya. Shalat hari raya jumlahnya dua rakaat. Pada rakaat pertama, setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca al Fatihah, disunahkan membaca takbir sebanyak tujuh kali. Pada rakaat kedua, membaca takbir lima kali sambil mengangkat tangan setiap kali bertakbir. Shalat ini sah, baik oleh laki-laki, perempuan, dan anak-anak, dalam keadaan musafir atau mukim secara berjamaah atau sendirian di lapangan, masjid, atau rumah. Mereka yang tertinggal shalat berjamaah hendaknya tetap shalat dua rakaat. Uwaidah menambahkan, alangkah baiknya bila perempuan pun bersedekah. Mengenai hal ini, Jabir bin Abdullah menyatakan, Nabi Muhammad mengerjakan shalat pada Idul Fitri. Pertama, dia mengerjakan shalat, selanjutnya berkhutbah. Usai khutbah, ia turun dari mimbar dan mendatangi kaum perempuan serta mengingatkan mereka. Kala itu, Muhammad bersandar pada tangan Bilal. Dan Bilal mengembangkan jubahnya. Tak lama berselang, para perempuan itu memasukkan sedekah ke dalam bentangan kain jubah itu. Jabir bertanya pada Atha, apakah itu merupakan zakat fitri dan dijawab bukan, melainkan sedekah pada hari tersebut. Ada di antara perempuan-perempuan itu yang melepas cincinnya dan apa pun yang mereka miliki. n
REPUBLIKA
silaturahim
11
JUMAT, 26 AGUSTUS 2011
ROHIS BANK DANAMON
Berkomunikasi Lewat Jejaring Oleh Indah Wulandari
eringatan Nuzulul Quran pada Selasa (16/8) lalu dijadikan pemacu bagi karyawan PT Bank Danamon untuk lebih giat belajar membaca serta memahami Alquran. Melalui Rohis Bank Danamon, langkah tadi diyakini berdampak pada peningkatan kapasitas kerja ribuan karyawannya. Upaya memperluas kegiatan bimbingan rohani dilakukan melalui jejaring. Salah satunya dengan mailing list (milis). Ketua Rohis Bank Danamon Kantor Pusat, Alrizon Putra, mengatakan, jejaring Rohis Bank Danamon di seluruh Indonesia sangat aktif. Begitu pula undangan tausiah antarrohis bank tersebut yang ada di Jakarta. “Cara ini ditempuh agar terjalin komunikasi dan sinergi sehingga masalah yang muncul diatasi bersama,” katanya. Masalah yang selalu ditemui Rohis Bank Danamon, imbuh Alrizon, sifatnya klasik. Seperti mengumpulkan jamaah atau kapasitas tempat berkumpul yang terbatas. Di kantor pusat, ada sekitar 400 karyawan Muslim. Sayangnya, daya tampung mushala hanya 100 jamaah. Padahal, setiap hari selalu ada kajian keislaman hingga tahsin dan tafsir Alquran yang berlangsung usai Zhuhur. Keterbatasan ini terkadang membuat jamaah tak nyaman waktu mendengarkan materi yang disam-
P NIKEN, DINI, REZA
paikan pembicara. Ini membuat pengurus rohis selalu rajin menyalin isi materi dan mengirimnya via surat elektronik atau milis. Bagi karyawati juga ada pengajian tematik setiap Jumat. Mengenai tema, ujar Alrizon, jamaah paling berminat pada sirah nabawiyah, kisah teladan nabi, dan akidah. “Kami melakukan uji coba materi kajian seperti tahsin, sekaligus mendidik karyawan agar belajar tampil untuk tilawah Alquran,” kata Alrizon. Menurut dia, aktivitas ini kelak membawa para karyawan mempunyai keseimbangan rohaniah dan duniawi. Salah satu anggota rohis, Mardiyah, bersyukur kebijakan kantornya mendukung kegiatan ibadahnya sehari-hari. “Majelis ini sebagai wahana silaturahim dan penyeimbang rohani. Sehingga, kita tak melulu bekerja,” ungkapnya. Dia pun berharap, kajian yang diadakan setiap hari di kantornya tersebut kelak bisa mengantarnya meraih bonus pahala di akhirat. Ustaz Restu Sugiharto, yang memberikan tausiah dalam peringatan Nuzulul Quran oleh Rohis Bank Danamon, mengatakan Alquran tak sekadar untuk dibaca, tetapi mesti dipahami maknanya.
NOVA, DEWI
n ed: ferry kisihandi
RENI, NIA, MAYA
PENI, WIDYA, ICHA, VEGA
ASTI, NISA FOTO-FOTO: INDAH WULANDARI/REPUBLIKA
Laporan Lapor a Penerimaan an Penerimaan Wakaf Wakaf Pembangunan Pembangunan Periode Maret 2010Juli 2011
Lokasi Lokasi Wakaf: Wakaf: Jl. Lodaya Lo odaya No. 91 Bandung • 022-730 022-73 30 1182, 720 4316 • 021-71 82 502 5 Bandung Nama M. Uum Sumini Andre Rayna A Z Lutfi H Widayati Hj. Siti Aisah ( Alm ) Herta Sugihartini Hj. Tine Tine Agustine Eli Sriyani Elin Arlina Rudi & Ana Cecep Dulham Nuddin Nurhidayatun Farouqy Abussalam Ardian Ramdhani Angga Nurendah Entin R Srikandi Ajeng Wardhani Wardhani a Riska Nurdianti H Karnawan Aang Robby Suryadireja Ati Ramayanti, Hj Mukhamad Hatta Sanjaya Kurniaji Luqman Nurhakim Rd Tantan Taantan Yusup Yusup Novianti Dedeng S Maria W Annisa R,Sarah F,Almira F,Almira N Noviar Rivai. Alm Emma R. Deden Adhianto Supatmi Aliyah Teguh Teeguh Budi P Widodo Prasianto Rohmat Alm. H Zulkarnaen & Almh. Hj. Abu Enah Sarip Hidayatulloh Arip Perbawa Haryanti Ghefira Inggit Keyysah Indra Bayu R Hamba Allah Risya Putri Saffanah Saffanah Indah Rizal Nasution H. Korneo Chan & Hj. St. Aminah Beri Sandi, Benu Karisma, Norman Hadi, Annisa Rachmawati, A. Fadil Hasan Dodi Anata Ningtias Darmawan Rizal Alamsyah Sri Pangestuti (Alm) Engkos Zaraksi Kel. Doni Riandi Sumiarty (Alm) M. Amrullah, Gita Cyril Natasya & Rafi Abbisalli Kel. R David Burdah Muhammad Iqbal Firmansyah Martini R Adi Yuharman, Yuharman, Adi Tunggul Tunggul & Priyo Taufik Ginanjar Kel. T aufik a Luthfi Wisnuwardhana Ibu. Dedeh Ibu. Dedah Dwi Anto Ap Hamba Allah It Ita Betty muliani Hamba Allah G.P. Ismoyo Jati G.P P. Erna Suparni Yon Y oon Sigit Renny Mutiasari Elly S Marzuki Djafri Rachmad H T Dede Ana Nendah Hasril Alv Gavin Shidqi Fardani Deasy Anggraeni Dani Fardani Aan Sutarman Agung Herdianto Agus Kel. Suprijono Sri Fitriany Kel. Ibu Heti Syarief Alvent Irhan Edy Cahyono Heni Yuliani Yuliani Kel. H. M Sairi Rachmawati Weningasih Weeningasih Ibu. Ibu Dumyanah Nuning Priyo Sulistiyono Anom Purwoko Hamba Allah Riany Ramadhiyani Gumilar Tryas Tryas Emeraldy Mohamad T Zulkarnaen, M Bukhari Hazinul Fikri Muttaqien Gin Gin Nuryadin Egi Hilmi R. Dessy Muliasari Ike Kartika Sari, SE Nadriyanti Alm. Iltas Daulay Mahlinda Harahap Harawaty Daulay Alm. Dwidjo Suprakto Ibu Sartini Ibu Ita Agung Herdiyanto Nurbaiti H. Hambali Bin H. Samsudin (Alm) H. Nawawi Bin Wira (Alm) Hamba Allah Deni Ismailful Malik Kel. H. Moch Sopian Sulaeman Novrizal Nurinayah Luthfi Wisnuwardhana Umy & Iwan Ecin Asmamah Yudistira Yudistira Rachman Lidya Mustika Dewi Pak. Cipto Utomo Hartono S Ida F Hj. Aan Djumarni Bobby Suherman Ny. Ny. Rasimah & Hizbul Aiman M. Ramdhan Rifa Fahriani
Alamat Alam mat
Nominal
Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Jawa Timur Timur Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung
60.000 60.000 100.000 100.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 200.000 75.000 60.000 60.000 60.000 70.000 60.000 60.000 53.000 100.000 200.000 60.000 60.000 120.000 300.000 60.000 120.000 60.000 60.000 180.000 150.000 60.000 100.000 60.000 300.000 2.000.000 100.000 100.000 120.000 60.000 100.000 100.000 100 000 60.000 60.000 1.000.000 60.000 60.000 120.000
Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung B ddung Band Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung Bandung Banddung
300.000 60.000 60.000 60.000 1.000.000 60.000 240.000 100.000 100.000 60.000 240.000 100.000 360.000 300.000 200.000 100.000 100.000 400.000 60.000 60.000 60 000 120.000 120.000 200.000 100.000 500.000 60.000 60.000 200.000 600.000 60.000 100.000 100.000 60.000 60.000 70.000 60.000 60.000 60.000 100.000 60.000 60.000 100.000 100.000 100.000 400.000 500.000 120.000 120 000 150.000 180.000 60.000 60.000 200.000 100.000 60.000 60.000 120.000 500.000 60.000 100.000 100.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 300.000 60.000 60.000 60.000 60.000 100.000 60.000 200.000 60.000 60 000 60.000 100.000 300.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 100.000 120.000 200.000 300.000 60.000
Nama
Alamat
Nominal
Kel. Setyawan Wahyu Wahyu a Pratomo Wahyu a Ekawaati Wahyu Fajar Pratama & Nina Ekawati Asep Buhadi Keisa Fahira Syathari Rini Mulyati Jr. Jr. H. Khairuddin Rangga R. Muhammad Mauludi B Hamba Allah Dr. Dr. Juniharty Koni Nani Winarni Kel. Irfan Ardiansah Elsa Kristina Venti Veenti Yustianti Yustianti Alm. Firman Arifien Bin Satari Hadikusumah Hadikuusumah Dadang Darmaji SE Raihan Dary Henriana Tb. Teddy Teeddy H. N Neni Sutarmini Mutia Nurinayah Mardiansyah Zulhidayati Hadi S (Dyalogue) Luthfi Wisnuwardhana Siti Aisyah Wiwahono (Alm) A. Rachman Lingguan Alam Antje Yanawati Yanawati a Wiwit Darwin Renny Siti Mardiah Ida & Rini Sartono Heri Yanto Yanto a Eka Cecep H R / Ibu. Ani Dania Ibu Endang Ny. Ny. R. Gantimah Hj. Yana Yana a Yuyun Yuyun Majelis Ta'lim Ta'lim a An-nisaa Ush-Shoolihaat Ush-Shoolihaaat Ny. Ny. Wida Riyanti Mastura Laty Jimmy Rahmat Hidayat Hamba Allah Waginem Waaginem Binti Adam Almhm. Ina Roslina Sugiharti Binti Soepono Sooepono Alm. Soepono Binti Prawiro Soebrotoo Ika Luthfi Adi Yuharman, Yuharman, Adi Tunggul Tunggul & Priyo Resti Ardhanareswari Alm. Dikdik Mukharam Mila Siti Rachmila Nurhaeti M.Riyan Nugraha Keisa Fahira Syathari Fitra Choerudin Eka Fitri Rachmawati Hasan Arbie Rosita Ir. Roedy Sentausa Kel. Gusti M Ali Usman Mita L Alm. Wildan Masturi Almhm. Ida Zuraidah Binti A.M Mame Pudjiastutiningsih Binti Soepono Ibu. Mimin Ratna S Muhammad Ramdhan Hilfan S,Widya P,Davian S Hamba Allah H. Skonny Ichsan Siti Muslimah (Hj) Elsa Kristina Nawang Setyawan & Ita Setiawati Rahmi Nur Afifah Hasan abdul Hakim Kel. Bp. Mohammad Nsyir Yanto Bimo Endah Oma Ibu.Dewi Chaerunnisa Irfan Saepullah Ibu Zulaiha Adrian Wiryana Rika Yulyeni Bpk. Dasli (Alm) Wahyu Eko Hapsoro M. Nara Kusumajaya Listarsiyah, Naufal, Salma, Afiah, Bernita Dziki Dzikrulloh Etna Oetari M.Nara Kusumajaya Alistiorini Octaviana Yoseffin Kel. Selo Ruwandanu Siti Tarminah Arisma Indrajati (Alm) Arief Tuti Handayani Tarmizi Nana TG Nn/Kamal Alam Cahya Diningrat Muhammad Fadly Depi Nurlingga Renno Hamba Allah Beroto Wijiono NN Nunung Rodiah Hamba Allah Rachmat Dharma Mugi M Rana Riana Heni Farida Asri Yuliati Singgiharti Alm. Soewito Premiati Sumpena Nugraha Dadang Sunjaya M. Jusar Rudi Atmaja Nia Suniati Soejana Mugiono
Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung B d Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Jakarta Bandung Bandung Bandung Bandung Jakarta Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung
400.000 200.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 1.200.000 240.000 60.000 180.000 60.000 60.000 400.000 300.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 300.000 60.000 150.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 100.000 60.000 100.000 120.000 120.000 200.000 1.200.000 100.000 420.000 55.000 250.000 500.000 100.000 100 000 1.000.000 140.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 600.000 360.000 60.000 60.000 60.000 160.000 60.000 60.000 50.000 50 000 100.000 60.000 60.000 60.000 240.000 200.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 350.000 180.000 60.000 60.000 120.000 60.000 500.000 240.000 240.000 600.000 600.000 200.000 200.000 60.000 100.000 60.000 100.000 100.000 200.000 600.000 150.000 300.000 60.000 60.000 200.000 60.000 200.000 600.000 100.000 60.000 70.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 600.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 50.000 50.000 50.000 50.000 60.000 50.000 100.000 100.000 50.000 50.000 60.000 60.000 60.000 60.000 1.000.000 60.000
Nama
Alamat
Nominal
Diandra Seisya Hamba Allah Hamba Allah Rachmat Dharma Dharm ma Fitri Hapsari Bpk. Syahdan Nasution N Yadi Bpk. Y adi H Taufiq T aaufiq Remington Remingtoon Effendi Haris Ef fendi Rahma Drama Rian M. Iqbal Risad Hamba Allah Agung Zaisar Rahman Raahman Feby Adi Setya Nugroho Nugrooho Fitri Rachmawati Rachmawatti Wawan Setiawan Wawan a Setiawaan Ihrul Prianza Prajitno Praajitno Hamba Allah Usep Hamba Allah Rachmat Dharma Dharm ma Agus Djumara Dodi Hardoyo Dita Pramudia Sri Rohayati Rizky Registra Pasha P Witri Rahma Astuti Asttuti Bambang Tejomurti Tejom e murti Asri Maria Widi Ning Abi Prajayanti Prajayaanti (Kel. Bpk Rian Hendriawan) H Kel. Bpk Soehariyono Soeharriyono Endang Bisokowati Bisokow wati Nina Elinawati Sari S Mamat Rahmat (Alm) Budy Setiady Wawan Setiawan Wawan a Setiawaan M. Amrullah Eddy Ardiono Hamba Allah Aden Setiawan Ibu Rizkin Zulfarr Eddy Alam Saju R. Deden Adhianto Adhianto Abdul Mukhlis Zaidan Faaris Abidi Abidi Suyono Pujiaripianti Khidmayati Khiddmayati Asep Yudhiana Yudhiana M.Arditya Ramdhan Ramddhan Ahmad Mubarokk Dadang Mulyadi Mulyadi Nurhayat Indra Kel. Bpk. Alfatoni Alfatonni Denok D k Rina Ibu Ani Setiyowati, Lupita Sari, Vara Leony Dra.Hj.Amie Ch. Umaran Kel. Besar Dra. Hj. Amie Ch. Umaran Haris Abidi Edwin Ilham Baihagie Kel. Hani Gunita Wina Doni Wisnu N Iman Nur Hakim Erlan Febriyandani Suherman Harid Hasnadi Dullah Sayid Rony Abdurahman HA Ameliasari Popon Mintarsih Sedjaro Salma Tiara Putri Kel. Dendi Suryo Sugito Bin RM. Santoso Achmad S. Fenny Firsianty Doni Wisnu N Iman Nur Hakim Putri Aprilia Ariesta Hamba Allah Rachmawati Akviany Lely Savitri Dewi Suhli Taufik Wiguna Irvan Hasbi H.Sakirah SE. Mari Mariana Bt Hardjan J.Arifin Fitri Siswiyani Heru setiawan Kel. Bpk. Lamsir & Hermin Kel.Bpk.Alfatoni Eko Nur Prihadi H.Nana Rukana/Hj.Juju Julianingsih Winda Billy Hendrawan H. Ismail Eka Wijaya Satio Permono Sugiono Eeen Jaeni Erleosa Kel. Taufik Nugraha, Nuryanti, Rafi Akira, N & Aulia AT Dwinda Alm.Ibu Gita Rulizah Silvia Marita Alm. H. Ahmad Sutoyo Alm. Ibu Popon Bpk Bandu & Keluarga Hamba Allah Rheina khaerunisa Hamba Allah Redi Iskandar Peny Husna Handayani Agus Harry Lia Amelia Juwita Santi Irawati Erna Herlina Bapak Maolana (Alm) Sunu Santoso Muhammad Amrullah, SitaCyril, Muhamammad Rafi Abislli
Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung
60.000 60.000 40.000 50.000 600.000 60.000 60.000 60.000 60.000 50.000 50.000 50.000 80.000 50.000 200.000 200.000 60.000 100.000 1.000.000 150.000 60.000 100.000 50.000 60.000 10.000 120.000 300.000 300.000 100.000 100.000 100.000
Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Lampung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Kebumen Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung
60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 50.000 100.000 50.000 60.000 25.000 60.000 150.000 60.000 60.000 60.000 100.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 120.000 200.000 120.000 60.000 100.000 100 000 60.000 300.000 60.000 720.000 60.000 60.000 60.000 300.000 100.000 60.000 60.000 60.000 60.000 300.000 60.000 200.000 100.000 1.000.000 120.000 60.000 60.000 540.000 100.000 139.000 100.000 100.000 100.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 120.000 120.000 300.000 120.000 60.000 2.500.000 750.000 300.000 150.000 60.000
Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung Bandung
60.000 60.000 3.625.000 300.000 100.000 100.000 60.000 50.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 60.000 600.000 180.000
Bandung
60.000
“Bersama...Kita “Bersama...Kit ta wujudkan cita-cita mereka...” me ereka...”
LAPORAN PENERIMAAN WAKAF PEMBANGUNAN YATIM APARTMENT YAYASAN RUMAH YATIM ARROHMAN INDONESIA No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 No. 1 2 3 4
Mar'10-Mei'11
Juni 2011
Juli 2011
Jumlah
106.888.000 18.038.000 140.224.750 57.155.750 91.859.350 16.780.000 8.653.000 4.604.500 30.062.000 69.693.500 28.665.000 13.628.000 16.526.000 9.738.000 11.760.000 10.584.000 2.582.000 17.369.000 4.886.000 1.710.000 370.000 8.440.000 670.216.850 Mar'10-Mei'11 472.966.238,30 167.502.417,00 558.009.870,41 103.509.125,00 1.301.987.650,71
23.469.000 1.500.000 33.575.000 11.400.000 5.510.000 9.270.000 5.270.000 1.450.000 1.950.000 3.755.000 2.210.000 500.000 163.000 50.000 800.000 3.780.000 150.000 1.370.000 853.000 1.180.000 260.000 920.000 109.385.000 Juni 2011 52.020.951,57 8.484.465,00 55.020.728,50 4.543.500,00 120.069.645,07
9.188.000 1.660.000 24.515.000 3.980.000 7.285.000 7.079.000 8.485.000 1.430.000 1.120.000 3.030.000 6.320.000 1.630.000 2.203.000 1.530.000 1.275.000 1.200.000 300.000 1.230.000 1.273.000 60.000 180.000 1.500.000 86.473.000 Juli 2011 38.152.845,55 7.404.217,00 82.690.122,00 2.136.500,00 130.383.684,55
139.545.000 21.198.000 198.314.750 72.535.750 104.654.350 33.129.000 22.408.000 7.484.500 33.132.000 76.478.500 37.195.000 15.758.000 18.892.000 11.318.000 13.835.000 15.564.000 3.032.000 19.969.000 7.012.000 2.950.000 550.000 260.000 10.860.000 866.074.850 Jumlah 563.140.035,42 183.391.099,00 695.720.720,91 110.189.125,00 1.552.440.980,33
Wakaf Front Office Donasi Wakaf Antapani Donasi Wakaf Arcamanik Donasi Wakaf Buah batu Donasi Wakaf Cemara Donasi Wakaf Lodaya Donasi Wakaf Kircon Donasi Wakaf Sukanegara Donasi Wakaf Sindanglaya Donasi Wakaf Kemang Donasi Wakaf Rawasari Donasi Wakaf Cinere Donasi Wakaf Pondok Kelapa Donasi Wakaf Tangerang Donasi Wakaf Ciputat Donasi Wakaf Lampung Donasi Wakaf Medan Donasi Wakaf Tegal Donasi Wakaf Yogya Donasi Wakaf Surabaya Donasi Wakaf Makasar Donasi Wakaf Banjarmasin Donasi Wakaf Aceh Donasi Wakaf Mataram Sub Total Penerimaan Wakaf Via Asrama BANK MANDIRI BNI BCA MUAMALAT Sub Total Penerimaan Wakaf Via Bank
PERIODE MARET 2010 - JULI 2011
Total Penerimaan Wakaf
Jakarta Nama N ama Eka Aprus Makhdyanty Bramasta Gondokusumo & Leydia Asterina Vera Yanti Sugiharto Achmad Santoso Ferdika Hindradi Agus Suryawan Warsim, Bpk. Alm Farras Fadhil Muhammad M. Imam S Alm.Siti Nurlaila Binti Muhammad Humam Hamba Allah Ningrum Hamba Allah Priowasono Susan Ibu Hj.Ida Heldrawati Indra Sarip Nurdin Sulaiman Rori Ratno Susanti Sofas Taufik Rizal Syah Ningrum Hamba Allah Siska Dila, Ibu Almh. Pujiastuti Binti Soemardji Almh. Hj. Soeradijah Binti Tomosoegondo Alm. H. Soemardi Bin Purwosoemardjo Bpk. Chaidir Kel. Bpk. Siswanto Mardiyana, Ibu Endah T. Dewayanti, Ibu. Riza Zaki, Bpk Siti Mulyani, Ibu. & alm. H. Husen Hasan K' Ayu & K' Lussy Choidir, Bpk Dessy Indrashanti, Ibu. Rachim Kartabrata, Bpk. & Indra Nuryadin, Ibu. Rajab Bachtiar, Bpk. Ibu Michelia Kurniasih Ibu Michelia Kurniasih Bpk. Ilhamuddin Almh. Mistuty Ananda Fariz Hadyan Fadhli Ibu Shinta Ibu Michelia Bpk. Idham Musthafa Kel. Bpk. Herry S. Bpk.Fariz Hadyan Fadhli Ibu Winda Artanti Bpk. Pujiwibodo Kak Amy Astika
Progres pembangunan
2.418.515.830,33
Tegal T egal
Tangerang T angerang & Banten Alamat
Nominal
Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Depok Jakarta Jakarta Jakarta Tangerang Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Bogor Depok Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Depok Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
200.000 60.000 500.000 100.000 100.000 60.000 100.000 50.000 200.000 100.000 100.000 50.000 1.000.000 500.000 200.000 100.000 120.000 60.000 60.000 60.000 250.000 60.000 60.000 60.000 200.000 1.000.000 1.250.000 1.250.000 100.000 60.000 60.000 200.000 1.200.000 120.000 400.000 150.000 150.000 60.000 120.000 60.000 50.000 120.000 120.000 50.000 100.000 60.000 100.000 500.000 50.000 300.000 60.000 60.000
telah mencapai
60%
Alamat
Nominal
Tangerang Tangeran a ng Tangerang Tangeran a ng Tangerang Tangeran a ng Tangerang Tangeran a ng Tangerang Tangeran a ng Tangerang Tangeran a ng Tangerang Tangeran a ng Tengah Jawa T eenggah Pamulang Pamulan ng Pamulang Pamulan ng Pamulang Pamulan ng Pamulang Pamulan ng Pamulang Pamulan ng
1.000.000 1110.000 10.000 300 000 300.000 300.000 200.000 60.000 180.000 53.000 300.000 120.000 50.000 1.000.000 60.000
Alamat
Nominal
Nama Ari Safar Wawan W awan a Joko S, SH M Andi Hidayat M. Indah Safitri Rini Melani Sugeng Dwiyono Rivianti Eka S Mubaidi Hendra Kurniawan, Bpk. Ronni Budiman, Bpk. & Mayrin Fayola Budiman Maksus, Bpk. Mutiara Apridita Sjah, Ibu. Hesti Prayogi, Ibu.
Nama Antoni D / Rini Eko Kusmiyanti Iman Syaefudin
Alamaat Alamat
Nominal
Tegal T eegal T eegal Tegal T eegal Tegal
100.000 100.000 100 000 100.000
Alamaat Alamat
Nominal
Yogyaka o arta Yogyakarta Yogyaka o arta Yogyakarta Yogyaka o arta Yogyakarta Yogyaka o arta Yogyakarta Yogyaka o arta Yogyakarta Yogyaka o arta Yogyakarta
60.000 150.000 300.000 60.000 600.000 60.000
Yogyakarta Y ogyakarta Nama Kelg Bpk Wirawan Permadi Ibu Lila Ny .Retno T aatut Ny.Retno Tatut Danu Ibu Ista Andy Narton Sudibyo
Surabaya Lampung
Alamaat Alamat
Nominal
Surabayya Surabaya Surabayya Surabaya Surabayya Surabaya Surabayya Surabaya Surabayya Surabaya
1.000.000 100.000 53.000 60.000 60.000
Nama
Alamaat Alamat
Nominal
Ir Ir.. Sudarmini Syamsu Aras
Makasaar Makasar
60.000
Alamaat Alamat
Nominal
Nama
Nama
M.Rustam (Alm) Asa Ibu Lamini Anton Guritno Beny Prio C
Lampungg Lampungg Lampungg Lampungg Lampungg Lampungg Lampungg Lampungg Lampungg Lampungg Lampungg Lampungg
60.000 60.000 60.000 25.000 50.000 60.000 60.000 60.000 60.000 600.000 60.000 120.000
Nama
Alamat
Nominal
Mataram
HAMBA ALLOH Amelia Kartika Sari Ratih Nindya Sidabutar Ramhadani Pratama Azmi Septriadi Herlina br Ginting
Medan Medan Medan Medan Medan Medan
300.000 50.000 100.000 150.000 400.000 200.000
Dwi Budi Setiawan Komar,, SH Samsul Komar Sari Maulida Wati Wati a Hj. Zenah Binti Hi. Ma'mun (Alm) Noval Rosam Andri Noviar Marsilawati Burhanuddin NS. Pira Prahmawati, Skep Hatna Juni Maswati Nursiah Ika dan Agus
Medan
Makassar
Banjarmasin Nama
Banjarmaasin Banjarmasin
180.000
Nama
Alamaat Alamat
Nominal
Jumadi Kel.Bpk.W Waayan Tjenik S Kel.Bpk.Wayan Ibu.Suryadani Adiningrat Arif drg.Farah Aisa W ahyudi Slamet Wahyudi Jumadi
m Mataram m Mataram m Mataram m Mataram m Mataram m Mataram
60.000 120.000 600.000 600.000 60.000 60.000
Arviansyah
Jazaakumullahu Khair Khairon ron K Katsiro. a atsiro. Semoga amal ibadah Bpk/Ibu/Sdr Bpk k/Ibu/Sdr Allah S WT T,,dilimpahk kan a pahala dan keberkahan ke eberk kahan diterima oleh Allah SWT,dilimpahkan bagi Bapak/Ibu/Sd eluarga, dunia dan alhirat. Amiin. Am miin. Bapak/Ibu/Sdrr dan k keluarga,
Direktur Yayasan Rumah Indonesia Yayasan a Rumah h Yatim Yatim a i Arrohman A h IInd d donesia i
Ketua Pembina K etua Dewan P embina Yayasan Rumah Yatim Indonesia Y ayasan a R umah hY atim a i Arrohman A h I d i
ttd
ttd
Ahmad Jaelani, SE
Ir.. Apep R Rochdiat Ir o ochdiat
BCA : 77 50 333 090 0 • MANDIRI : 13000 13000 5000 5050 • BNI : 8000 6 8000, 8000 0, 01 5754 559 • MUAMALAT MUAMALA AT : 101 00383 15
REPUBLIKA
Retno Wulan
MENCINTAI PEKERJAAN
Kecintaan terhadap apa yang ditekuni membuatnya mampu meraih banyak prestasi.
Oleh Indah Wulandari
P
restasi dan inovasi lekat pada diri Retno Wulan. Dua hal ini membuatnya diganjar penghargaan baik dalam bentuk apresiasi maupun posisi. Jabatannya kini sebagai Manager International Bussiness Wholesale PT XL Axiata adalah buah dari prestasi yang diukirnya. Terlepas dari itu semua, ia meneguhkan diri agar mampu meraih husnul khatimah. Menurut Wulan, biasa ia dipanggil, ia mulai menapaki jenjang ka rier di dunia seluler sebagai sekretaris komisaris di Satelindo pada 1994. Beberapa tahun kemudian, ia mendapat kepercayaan sebagai manajer pengembangan bisnis SingTel Global Office. Di perusahaan seluler yang berkantor pusat di Singapura ini, sejumlah prestasi berhasil ia ukir. Di antaranya, ia beberapa kali berhasil meraih penghargaan terbaik dalam penjualan. Prestasi serupa juga
mampu dicapainya tatkala ia bekerja di PT Excelcomindo Pratama, Tbk pertengahan 2003 silam.Terakhir, ia diberi penghargaan Cheetah Raise 2009 untuk program komunikasi bagi para tenaga kerja Indonesia (TKI). “Bisnis seluler itu borderless (tak terbatas) sifatnya sehingga saya harus bisa mengeluarkan inovasi terbaru,” urai Wulan saat ditemui di kantornya di Menara Prima, Mega Kuningan, Jakarta, Senin (15/8) lalu. Ia mengungkapkan, prestasi-prestasinya di bidang pekerjaan tak lepas dari komitmennya untuk kerja fokus. Sebuah prinsip selalu ia pegang teguh dalam menjalankan aktivitasnya, yaitu mengerjakan segala sesuatu yang dicintainya dan mencintai apa yang dikerjakannya. Tak heran bila ia kerap memikirkan hal terbaik bagi apa yang dilakukannya dalam pekerjaan. Dalam konteks pelayanan, kepentingan pelanggan selalu ditempatkan sebagai prioritas. Seperti yang ia terapkan saat Ramadhan tiba. Dia memberikan program bonus bicara bagi pelanggan seluler di
Indonesia untuk berkomunikasi bagi pengguna seluler di 10 negara Asia Tenggara. Tentunya, tambah Wulan, harganya terjangkau dan ekonomis. “Kita harus memberi nilai lebih dan bermanfaat pada pelanggan. Bukan sesuatu yang murah, melainkan kompetitif,” ujarnya. Lulusan Ilmu Manajemen Universitas Pancasila dan Stanford University, Amerika Serikat, ini pun berniat menerapkannya kala musim haji tiba. Dia ingin membuktikan, bisnis seluler tidaklah mahal. Di matanya, setiap hari istimewa dan pelanggan berhak mendapatkan yang terbaik. Ia mengaku sangat betah bergelut dengan bisnis seluler. Alasannya, ia mendapati suasana kerja yang sangat hangat layaknya keluarga. Dengan berpijak pada keadaan semacam ini, tim kerjanya sangat kompak, bahkan setiap tahun mereka memiliki program tahunan, yaitu umrah bersama seluruh karyawan. Ia menilai, ini merupakan lingkungan kerja yang agamis dan ia merasakan ketenangan batin bekerja di tengah lingkungan yang agamis itu.
Belajar Wulan mengunduh hikmah dari perjalanan bersama keluarga ke Tanah Suci untuk berhaji. Tahun 2004 merupakan kali pertama ia menunaikan ibadah haji. Ia pergi bersama suaminya, Dian Siswanto. Perasaan takjub menyelubunginya melihat jutaan Muslim berada di Padang Arafah mengumandangkan talbiyah dalam balutan kain
Biodata
JUMAT, 26 AGUSTUS 2011 / 26 RAMADHAN 1432 H n 12
Nama
: Retno Wulan
Lahir
: Jakarta, 24 Maret 1971
Ayah
: Budiman Samyono
Ibu
: K Astuti
Suami : Dian Siswanto Anak
: Alya Ramadhani (12)
ihram. “Saya banyak melihat dan belajar tentang bagaimana menjadi seorang Muslim yang hanya bergantung pada rida Allah SWT,” ujar Wulan. Pada kesempatan keduanya tahun 2005, ia menuai pelajaran hidup lain di Tanah Suci. Ibadah haji yang kedua kalinya itu ia jalankan bersama suami, ibu, dan seorang sepupunya. Selama perjalanan, sang ibu dan sepupu selalu meminjam jilbab-jilbab milik Wulan. Dengan sedikit menggerutu, Wulan mengucapkan keberatannya karena mereka selalu meminjam miliknya. Tak beberapa lama, koper miliknya hilang di Jeddah. Hanya tas-tas yang berisi kerudung tadi tak ikut raib dan dari kejadian itu, ia tersadar mestinya tak bersikap seperti sebelumnya. Dia mengungkapkan, sempat tebersit dalam sanubarinya bahwa ia merasa lebih mengetahui tata cara beribadah haji dibandingkan ibu dan sepupunya tadi. Namun, ada pelajaran dan hikmah yang bisa dipetik. Menurut dia, menjadi manusia tak boleh sombong hanya karena telah melaksanakan ibadah haji terlebih dahulu daripada orang lain. n ed: ferry kisihandi AGUNG SUPRIYANTO
ARIFIN ILHAM: RAIHLAH CAHAYA AlQURAN
U
stadz kondang Arifin Ilham, berkesempatan mengunjungi Sygma Publishing, Selasa (23/8). Dalam kunjungan tersebut, Arifin menyatakan kekagumannya pada Syaamil Quran-Sygma Publishing yang merupakan produsen mushaf Alquran terdepan di Indonesia. “Saya sangat bersyukur bisa berkujung ke sini. Terima kasih, ya Allah,” ujar beliau saat tampil dalam ceramah di depan ratusan karyawan dan manajemen Sygma. Pada kesempatan Arifin menyatakan siap mendukung Sygma menyebarkan Alquran di manapun. Arifin menyatakan dukungan tersebut setelah diajak meninjau langsung proses pembuatan kitab suci di Sygma. Dia pun mengungkapkan rasa syukur dan kagum terhadap kemampuan semua Muslim dan Muslimah yang tergabung di Sygma Publishing. “Tadinya saya pikir, quran ini produksi non muslim,” katanya jujur.
MyFA
Dalam ceramahnya Arifin Ilham mengingatkan, Alquran tidak hanya untuk dibaca. Meski membacanya saja telah mendatangkan pahala, namun yang terpenting adalah memahaminya. “Tetaplah berinteraksi dengan Alquran. Alquran adalah mukjizat yang agung, penuh cahaya. Orang suka membaca dan mendalami Alquran, dari huruf-huruf yang dia baca, akan “keluar” cahaya-cahaya yang menyinari wajahnya. Karena itu, orang yang suka baca Al-Quran dengan khusyuk pasti punya wajah yang bersinar. Syetan pun akan segan, dia bisa membedakan wajah yang suka baca Quran. Jadi, raihlah cahaya Alquran itu.” Interaksi yang intensif dan penuh penghayatan akan tercipta dengan sendirinya bila Allah dan akhirat adalah satu-satunya tujuan. “Bila Allah satu-satunya tujuan, dia akan sadar bahwa Allah yang mengatur segala sesuatu di dunia ini. Ketika kita menoleh ke mana pun, maka keagungan Allah-lah yang kita lihat. Allah pula yang telah memberi kemampuan, kecerdasan, dan ilham pada para ahli tafsir, para penghafal, termasuk pencetak mushaf Alquran. Jadi, sudah selayaknya setiap yang bekerja di tempat ini, tetap berdzikir mengingat keagungan Allah ketika tangannya sibuk menyediakan produk mushaf Alquran. Itulah bila Allah satu-satunya tujuan,” ungkap Arifin lagi. Di sela-sela ceramah, Ustadz Arifin Ilham juga sempat merasakan sendiri manfaat penggunaan produk terbaru Syaamil Miracle e-pen. Saat beliau perlu menyebutkan salah satu ayat, beliau dibantu dengan Syaamil Miracle e-Pen. Cukup dengan menyentuhkan ujung e-Pen ke nomor ayat, e-Pen tersebut bisa membunyikan satu ayat penuh dengan irama yang menyentuh, dan tajwid yang terjaga. Kemudian e-Pen disentuhkan pada terjemah ayat, maka keluarlah suara dari e-Pen yang membacakan terjemah ayat, dengan pembacaan yang jelas, artikulasi baik, sehingga memudahkan semua jamaah untuk menyimaknya dengan baik pula. Syaamil Miracle e-Pen adalah produk inovatif terbaru dari Syaamil Al-Quran, Sygma Publishing. e-Pen merupakan semacam alat yang ujungnya dilengkapi sensor untuk membunyikan teks yang telah dicetak dengan menggunakan kode-kode khusus. e-Pen sudah dilengkapi dengan pembaca kode, dan hasilnya adalah audio yang keluar dari e-Pen. Syaamil Al-Quran Miracle e-Pen merupakan pengembangan dari mushaf Miracle the Reference 22 in One, produk unggulan Sygma yang selama sekitar 2 tahun terakhir ini menjadi mushaf best seller nasional, tersebar sebanyak puluhan ribu eksemplar, dan telah mencapai beberapa negara pula. Mushaf ini sangat diminati karena kelengkapan dan kesahihannya, yakni mengandung 22 keunggulan dalam 1 mushaf: terjemah tafsir perkata, keyword, tajwid berwarna, terjemah kementrian Agama RI, munasabah ayat dan surah, tafsir Attabri dan Ibnu Katsir, hadis shahih, doa dan zikir, asbabunuzul, sirah nabawiyah, asmaul husna effect, atlas dakwah Rasulullah saw, dzikir al-ma’tsurat, DVD belajar membaca Alquran, dsb. “Bagi yang belum terlalu paham hukum-hukum tajwid, jangan khawatir. Selain sudah dilengkapi DVD cara membaca Alquran metode Syabana, dalam Miracle juga sudah disediakan petunjuk tajwid
dengan warna-warna khusus yang berbeda antara satu hukum dengan hukum yang lainnya. Cukup tekan e-pen dua kali pada tulisan arab perkata, maka e-pen akan menjelaskan hukum tajwid yang telah diberi warna khusus tadi, sekaligus memberitahu bagaimana cara pembacaannya,” jelas E. Kusman lagi. Pengguna Syaamil Alquran Miracle e-Pen juga dapat mendengarkan terjemah Alquran perkata, per ayat, atau perhalaman. Pembacaan terjemah ini dilakukan dengan intonasi yang tepat, disesuaikan dengan makna kandungan ayat. Efeknya, terjemah itu terasa mengena di hati, membuat setiap orang yang mendengarkannya mampu menangkap isi pesan ayat serta meresapinya dengan sepenuh hati. “Kami semua yang ada di Sygma Publishing sepakat dengan Ustadz Arifin, bahwa seluruh umat muslim akan mampu menyerap cahaya kemukjizatan Al-Quran bila Al-Quran telah menjadi bacaan sehari-hari, benar-benar pedoman hidup. Kami ada justru untuk memfasilitasi hal tersebut. Syaamil Miracle e-Pen benar-benar memudahkan pembaca untuk belajar baca Quran sekaligus memahaminya karena disertai referensi yang lengkap dan sahih,” ujar Riza Zacharias, Presdir PT Sygma Examedia Arkanleema. G Taqabbalallahu minna waminkum…
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1432 H Tautkan Hati dengan Kalam Ilahi Raih Kemenangan
e-Pen e-Pen e-Pen Harga Paket Syaamil Myfa e-pen Rp 1.398.000,Miracle The Reference edisi e-Pen dengan 22 Konten yang dapat dibunyikan:
Untuk pembelian terpisah: Harga e-Pen Harga Qur’an MYFA
Rp 1.069.000,-
Rp 329.000,-
e-Pen, charger, tas, headset
ukuran 21,3 x 30.3 cm, 1264 Hal, Full Color
Bacaan Al Qur’an perkata, per ayat & satu halaman penuh Terjemah Tafsiriyah Per Kata Keyword Sistem Pewarnaan Tajwid Tafsir Ath Thabari Panduan Hukum Tajwid Doa dan Zikir Terjemah Kementrian Agama RI Munasabah Ayat dan Surah Tafsir Ibnu Katsir Asbabunnuzul Hadits Sahih Kosakata Khazanah Pengetahuan Doa dalam Al Qur'an Zikir Al Ma'surat Asmaul Husna Indeks Tematik Analisis Peta Tanda-tanda dalam Al Qur'an Sirah Nabawiyah Atlas Sirah Nabawiyah DVD Metode Syabana
12 Keunggulan yang bikin fun: Khat tajwid besar Terjemah Kementerian Agama RI Adab Membaca Al Qur'an plus ilustrasi Sirah Nabawiyah “Jejak Rasul” Peta penjelasan “Jejak Rasul” Materi Tematik Ayat “Sekarang Aku Tahu” Tempat-tempat bersejarah umat Islam di dunia Doa-doa Harian Tokoh-tokoh Islam di dunia Kamus 3 bahasa (Arab-Indonesia-Inggris) User Guide Desain & Ilustrasi menarik, modern, penuh warna
Plus DVD belajar membaca Qur’an Metode Syabana
Harga Paket Syaamil Miracle e-pen Rp 1.398.000,Untuk pembelian terpisah: Harga e-Pen Harga Qur’an Miracle
Info & Pemesanan Call Center/ SMS no hp 08579 3344 911 Ketik: djr_nama_alamat kirim_kota
Rp 1.069.000,-
Rp 329.000,-
e-Pen, charger, tas, headset
ukuran 21,3 x 30.3 cm, 1264 Hal, Full Color, kertas Khusus Al Qur’an
Satu Set Lengkap Syaamil Miracle e-pen terdiri dari: 1 Qur’an Miracle The Reference dengan 22 keunggulan 1 e-Pen (plus Mp3 & bisa menyimpan data) 1 Charger (bisa berfungsi sebagai kabel data) 1 Tas, 1 Headset
by
w w w. syg m a p u b l i s h i n g . c o m
Simpleclick SygmaPublishing
SygmaPublishing
“Cara Penggunaan Miracle e-pen”