Islam Digest

Page 1

Abul Kalam Azad Pejuang Muslim dari Negeri Hindustan

HUJJATUL ISLAM HLM B5

DZATUR RIQA Ujian Kesabaran Kaum Muslimin Rasulullah SAW dan pasukannya memerangi Bani Maharib dan Bani Tsalabah dari Ghatafhan yang selalu menghalangi dakwah Islam.

SITUS HLM B3

YUSUF ABDULLAH BONNER Allah Selalu Membimbingku Kini, Yusuf mengabdikan hidupnya untuk Islam, terutama membina para mualaf.

REPUBLIKA

MUALAF HLM B12

REPUBLIKA ● AHAD, 16 OKTOBER 2011 ● B1

DI NEGARA RUSIA DINASTI ISLAM TERTUA DI WILAYAH RUSIA ADALAH VOLGA BULGARIA ATAU VOLGA-KAMA BOLGHAR.

Oleh Heri Ruslan slam telah menjadi agama terbesar kedua di negeri beruang merah, Rusia, setelah Ortodoksi. Populasi kaum Muslim yang menetap di negara bekas Uni Soviet itu diperkirakan mencapai 25 juta, dari 145 juta total penduduk. Dari 182 etnis yang tersebar di Rusia, sebanyak 57 etnis adalah pemeluk Islam. “Hal ini membuat Islam menjadi unsur yang tidak dapat dipisahkan dari budaya dan sejarah Rusia,” ujar M Aji Surya, diplomat Indonesia yang bertugas di negara yang terletak di belahan timur Eropa itu. Tak heran, jika kaum Muslim di Rusia mulai memainkan peranan penting dalam berbagai bidang. Geliat keislaman di Rusia menunjukkan tanda-tanda yang amat menggembirakan. Saat ini, terdapat 3.345 organisasi keagamaan Muslim di tingkat lokal. Sebanyak 1.945 tersebar di daerah Volga, 980 di Kaukasus Utara, dan 316 lembaga di Ural. Bahkan, sudah ada 18 sekolah tinggi Islam di seantero Rusia. Di Rusia, jumlah masjid diperkirakan lebih dari 4.750 buah. Di Dagestan terdapat

I

sedikitnya 3.000 masjid. Sedangkan di Tatarstan dalam 10 tahun terakhir telah mencapai lebih dari 1.000 masjid. Ada pula yang menyebut jumlah masjid di negara itu sudah mencapai 7.000 buah. Berkembangnya jumlah umat Islam dan meningkatnya peran mereka di Rusia saat ini tak bisa dilepaskan dari sejarah masa lalu. Islam sudah mulai bersemi dan berkembang di wilayah itu sejak abad ke-7 M. Menurut M Aji Surya, Muslim pertama di wilayah Rusia adalah masyarakat Dagestani yang menetap di kawasan Derbent, selepas penaklukan Arab pada abad ke-8 M. Di Rusia, pernah berdiri sejumlah dinasti atau kerajaan Islam. Dinasti Islam tertua di wilayah Rusia adalah Volga Bulgaria atau Volga-Kama Bolghar. Ini adalah sebuah negara para Bulgar (bangsa Bulgaria) Muslim yang bersejarah. Negara Islam ini berdiri antara abad ke-7 hingga abad ke-13 M, di sekitar pertemuan wilayah Volga dan Sungai Kama di wilayah yang sekarang bernama Rusia. Salah satu kerajaan (khanate) Islam yang paling lama berkuasa di Rusia adalah Khanate

Crimea. Kerajaan tersebut mulai berdiri sejak 1441 M dan jatuh pada 1783 M. Khanate ini pernah berada di bawah dua kekuasaan, yakni kekuasaan Tatar Crimea dan kekuasaan Kekhalifahan Turki Usmani, ketika itu Crimea menjadi wilayah protektorat. Di Tatarstan, sebuah negara federasi Rusia pada abad ke-15 hingga 16 M juga pernah berdiri sebuah kerajaan Islam bernama Khanate Kazan. Dinasti Islam itu menduduki bekas wilayah Volga Bulgaria, Pemimpin dinasti Islam itu keturunan dari Timur Lenk, penguasa Islam terkemuka di Asia Tengah yang juga masih cucu Jenghis Khan. Khanate Kazan meliputi wilayah Tatarstan, Mari El, Chuvashia, Mordovia, bagian dari Udmurtia, dan Bashkortostan. Sedangkan di Dagestan, sempat berdiri Avar Khanate sebuah negara Muslim berumur panjang mulai awal abad ke-13 hingga ke-19 M. Kerajaan itu berdiri setelah jatuhnya kerajaan Kristen Sarir pada awal abad ke-12 M. Sejak saat itu, Avar Kaukasia mengalami proses Islamisasi. Lalu, bagaimanakah jejak dinastidinasti yang pernah berdiri di wilayah Rusia itu? ■ c15


kabar

REPUBLIKA ● AHAD, 16 OKTOBER 2011

B2

FOTO-FOTO: DOK DAMANHURI/REPUBLIKA

Geliat Belajar Hadis di Negeri Jiran Oleh Damanhuri Zuhri

alaysia boleh saja lebih hebat dalam bidang pendidikan dan ekonomi dibanding Indonesia. Namun, tidak dalam bidang ilmu hadis. Untuk bidang yang satu ini, umat Islam di negeri jiran tampaknya masih harus banyak belajar kepada umat Islam Indonesia. April 2010, sebuah tim dari Malaysia yang berjumlah 11 orang dipimpin Tuan Haji Arifin bin Mohammad dan istrinya Dato’ Rusma binti Ibrahim menyambangi Pesantren Luhur Hadis Darussunnah Ciputat, Tangerang Selatan. Ponpes ini letaknya tak jauh dari kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. “Mereka datang ke tempat kami guna mempelajari sistem dan kurikulum yang digunakan di Pesantren Luhur Hadis Darussunnah serta kitab-kitab yang dipakai,’’ ungkap Prof Dr KH Ali Mustafa Yaqub MA, pimpinan Pesantren Luhur Hadis Darussunnah. Dalam pertemuan itu, Tuan Haji Arifin yang memiliki lahan seluas 1,4 hektare serta sejumlah bangunan di kawasan Janda Baik, Pahang — sekitar satu jam dari Kuala Lumpur – mengaku ingin mendirikan pesantren tahfiz Alquran. Namun, Prof Madya Dr Fauzi Deraman — kawan Kiai Ali Mustafa ketika belajar di Universitas Muhammad Ibn Saud di Riyadh, Arab Saudi – menyarankan Tuan Haji Arifin agar mem-

M HADIS ADALAH ILMU YANG SANGAT PENTING UNTUK KEHIDUPAN UMAT ISLAM SEBAGAI KELENGKAPAN DARI ALQURAN.

bangun sekolah pengajian hadis. Sebab, di Malaysia sudah banyak pesantren tahfiz, namun kekurangan pesantren hadis. Tuan Haji Arifin pun menimba pengalaman dari Pesantren Luhur Hadis Darussunnah. Pada akhir 2010, Darussunnah mengirim Ustaz Syamsul Bahri, yang juga alumni pesantren itu, untuk mengajar pengajian hadis di wilayah Janda Baik, Pahang, Malaysia. Sejak itulah, Syamsul Bahri menetap dan menjadi pengajar hadis di wilayah Janda Baik, Pahang, Malaysia. Ustaz Syamsul mengatakan, awalnya sulit beradaptasi dengan masyarakat Janda Baik. Maklum, dia belum mengetahui kebiasaan dan tata cara ibadah masyarakat setempat. ‘’Waktu saya datang ke Janda Baik, saya pikir sudah ada pondok seperti Darussunnah dan santrinya. Ternyata belum ada,” ungkapnya. Selama pembangunan pesantren hadis belum dimulai, ia tinggal di rumah Dato’ Rusma di kawasan Syah Alam. Selama proses pembangunan asrama, ia mengisi pengajian ibu-ibu di rumah Dato’ Rusma. Dalam pengajian yang diadakan saban Senin malam itu, Syamsul mengajarkan kitab hadis Riyadlush Shalihin. Sedangkan pada pengajian Selasa malam, ia mengajarkan kitab hadis Arba’in Nawawi. Seperti halnya ketika Kiai Ali Yaqub merintis Darussunnah Ciputat dengan tiga santri, Pengajian Hadis Darussunnah Janda Baik, Pahang, Malaysia, pun dimulai dari dua dua mahasiswa. Saat ini, kata dia, sudah ada 11 mahasiswa yang mengaji hadis di pesantren itu. ‘’Di sini, saya kesulitan buku rujukan, karena harus didatangkan dari Jakarta. Di Malaysia harga buku mahal.’’ Prof Dr Fauzi Deraman, pakar hadis dan guru besar pada University Malaya, mengatakan, umat Muslim di Malaysia sangat membutuhkan pengajian ilmu hadis. Menurut dia, sekolah-sekolah tahfiz Alquran telah tersebar di berbagai pelosok Malaysia. Namun, sangat sedikit lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu hadis atau sunah Nabi SAW. “Kami sangat senang, Pesantren Darussunnah bisa hadir di Malaysia,” ujar Prof Fauzi. Kini, Malaysia pun resmi memiliki pesantren hadis. Tepat pada 24 September lalu, Pesantren Darussunnah International Institute for Hadits Sciences, yang terletak di Eco Resort Al Sakinah, Janda Baik,

Pahang, Malaysia, diresmikan. Dalam acara itu hadir sejumlah tokoh, ulama, serta cendekiawan Malaysia; Prof Madya Dr Fauzi Deraman, Dr Effendi bin Mohd Tenang, Dr Abdullah Yasin, Dr Faisal Ahmad Shah dari University Malaysia. Prof Dr KH Ali Mustafa Yaqub MA turut hadir meresmikan berdirinya pesantren hadis itu. Dalam acara itu, Kiai Ali Mustafa bersama Prof Fauzi Deraman dan Tuan Haji Arifin bin Mohammad menanam pohon kelapa, sebagai tanda berdirinya pesantren hadis itu. Berbagai kalangan bergembira dengan hadirnya Pesantren Darussunnah di Janda Baik, Pahang, itu. ‘’Terus terang peninggalan ini memang untuk anak-anak, kami tidak tinggalkan untuk anak-anak berupa harta benda, tapi sekolah. Jadi, kegiatan ini sebagai kegiatan dakwah dan ibadah. Kita mau anak-anak dekat dengan agama,’’ ungkap Dato’ Rusma. Menurut dia, kegiatan pengajian hadis sudah berlangsung hampir satu tahun, sejak kedatangan Ustaz Syamsul Bahri di Janda Baik. Kini, sudah ada 11 mahasiswa

yang menimba ilmu hadis di pesantren itu. Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi, seperti University Malaya dan Universitas Islam Antarbangsa. Para mahasiswa itu menginap di pesantren itu setiap akhir pekan dengan sarana seadanya. Selama satu setengah bulan pada masa liburan yang lalu, sejumlah mahasiswa mengikuti pendidikan hadis dan tinggal di asrama Janda Baik. Mohammad Matassiah Ogus, salah satu peserta yang kuliah di University Malaya mengaku sangat senang dengan hadirnya Pesantren Khusus Hadis Darussunnah di Malaysia. “Alhamdulillah, saya bersyukur terpilih menjadi salah seorang mahasiswa yang mengikuti program di Darussunnah ini,” paparnya. Ia berharap dengan dibukanya Pesantren Hadis Darussunnah di Malaysia, masyarakat, terutama mahasiswa dan para pelajar bisa lebih mendalami ilmu hadis. Menurut dia, hadis adalah ilmu yang sangat penting untuk kehidupan umat Islam sebagai kelengkapan dari Alquran. ■ ed: heri ruslan


a q i R r u t Dza

REPUBLIKA ● AHAD, 16 OKTOBER 2011

B3 PANORAMIO

situs

Ujian Kesabaran Kaum Muslimin

PANORAMIO

RASULULLAH SAW

Oleh Heri Ruslan

DAN PASUKANNYA

ita semua bersama-sama Rasulullah SAW dalam peperangan Dzatur Riqa,” ungkap Jabir RA, sahabat Rasulullah SAW. Kemudian, sampailah Rasulullah bersama pasukannya di sebuah pohon yang rindang dan teduh. Lalu, Nabi SAW berteduh di bawah pohon itu dan menggantungkan pedangnya. Tiba-tiba datang seorang pria dari golongan kaum musyrikin sambil menghunus pedangnya. “Takutkah engkau padaku?’’ gertak lelaki itu. “Tidak,’’ jawab Rasulullah SAW dengan tenang. “Siapakah yang dapat menolong engkau dari perbuatanku ini?” bentak lelaki itu. “Allah,’’ tutur Rasulullah SAW. Mendengar jawaban itu, jatuhlah pedang tersebut dari genggaman lelaki musyrikin itu. Lalu, Rasulullah segera mengambil pedang itu dan langsung bertanya. “Siapakah yang dapat menolong engkau dari padaku ini?” “Jadilah engkau hai Muhammad sebaikbaiknya orang yang dimintai perlindungan.” “Sukakah engkau menyaksikan bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya saya ini utusan Allah?” “Tidak suka, tetapi saya berjanji kepadamu tidak akan memerangi dirimu lagi,’’ tutur lelaki musyrikin itu. Rasulullah SAW pun melepaskan lelaki itu. Kisah yang tercantum dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim itu terjadi setelah Perang Dzatur Riqa.

MEMERANGI BANI MAHARIB DAN BANI TSALABAH DARI GHATAFHAN YANG SELALU MENGHALANGI DAKWAH ISLAM.

WIKIMEDIA

PANORAMIO

“K

●●●

Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Al-Hadits Al-Nabawi, pertempuran Dzatur Riqa adalah peperangan melawan Bani Maharib yang terjadi pada Muharam 5 H. Rasulullah memimpin 400 pasukan untuk menghadapi Bani Maharib dan Bani Tsalabah dari Ghatafhan. “Kedua kelompok itu bergabung untuk menyerang Rasulullah SAW dan umat Islam,’’ papar Syauqi. Pakar hadis itu mengungkapkan, pertempuran itu dinamakan Dzatur Riqa karena pasukan Muslimin mengikatkan potongan kain pada kaki-kaki mereka. “Lalu, setiap enam orang menahan seekor unta sehingga kaki mereka berdarah.’’ Perang tersebut terjadi di dekat kebun kurma, utara Khaibar. Berjarak 100 km dari utara Madinah, antara kebun kurma, lembah al-Hanakiyah, dan asySyuqrah. Terdapat perbedaan soal tahun terjadinya Perang Dzatur Riqa. Jika Dr Syauqi menyebut terjadi pada 5 H, Syekh

Shafiyyurrahman al-Mubarakfuriy dalam Ar-Rahiqul Makhtum menyebut peristiwa itu berlangsung pada 7 H. Sejarawan Muslim Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam Zaadul Ma’aad pun menyatakan terjadi pada 7 H. Ada pula sejarawan yang menyebutkan peristiwa itu terjadi pada 4 H. ●●●

Peristiwa Dzatur Riqa terjadi tak lama setelah terjadinya kasus pembantaian yang dilakukan terhadap 70 delegasi Rasulullah SAW yang diutus untuk berdakwah kepada kabilah-kabilah di kawasan Najd. Peristiwa pembantaian itu terjadi di Bi’r Ma’unah. Pelakunya adalah Bani Ushayyah, Ri’l, Lihyan, dan Dzakwan. Umat Islam berduka dan berkabung atas peristiwa itu. Rasulullah dan kaum Muslimin menggelar qunut nazilah pada setiap shalat Maghrib dan Subuh. Mereka berdoa kepada Allah agar menimpakan malapetaka kepada mereka. Rasulullah SAW lalu mengirimkan pasukan untuk menyerang kabilah yang membantai umat Islam itu. Nabi SAW memimpin sekitar 400 pasukan. Kota Madinah untuk sementara didelegasikan kepada Abu Dzar al-Ghifari. Setibanya di wilayah Najd, Rasulullah menempatkan pasukannya di daerah bernama Nakhl, dekat wilayah Ghathafan. Dalam peristiwa Dzatur Riqa, umat Islam mengalami berbagai kesulitan. Jumlah unta yang tersedia untuk mengangkut pasukan ke medan jihad amat terbatas. Enam orang personel hanya mendapat satu ekor unta sebagai alat transportasi sehingga para sahabat IO RAM PANO bergantian menungganginya. Pasukan tentara Muslim harus berjalan di atas bebatuan tajam dan terjal. Kaum Muslimin dengan penuh keyakinan dan kesabaran melalui padang pasir yang panas. Alas kaki yang mereka gunakan hancur. Banyak di antara para sahabat yang kakinya terluka. Untuk mengurangi rasa sakit, mereka merobek kain dan membalutkannya pada alas kaki. “Kami berjalan di belakang unta hingga kaki kami pecah-pecah. Begitu pula kakiku hingga kukunya terkelupas. Kami membalut kaki kami dengan sobekan kain. Sehingga, aku menyebut misi itu Dzatur Riqa (sobekan kain),’’ tutur Abu Musa alAsy’ariy, salah seorang sahabat yang ikut dalam peristiwa itu berkisah. Pengerahan pasukan yang dipimpin oleh Rasulullah SAW itu dilakukan untuk memerangi Bani Maharib dan Bani Tsalabah dari Ghatafhan yang selalu menghalangi dakwah Islam. Setelah menempuh perjalanan yang panjang, pasukan Islam akhirnya bertemu dengan tentara musuh di sebuah wadi (lembah) bernama Nakhl. Kedatangan tentara Islam membuat musuh kaget. Niat

GOOGLEAPIS

mereka untuk menyerang Madinah telah didahului pasukan tentara Islam. Pasukan dari Bani Maharib dan Tsalabah tak melakukan serangan. Mereka justru menjaga jarak dari pasukan tentara Muslim. Mereka bertahan dalam benteng pertahanan. Mereka justru diliputi oleh rasa takut. Situasi di wilayah Ghatafhan pun menjadi mencekam. Tentara Muslim pun merasakan betapa mencekamnya situasi saat itu. Rasulullah lalu melaksanakan shalat khauf bersama para sahabat. Pengepungan yang dilakukan pasukan tentara Islam benarbenar membuat semangat perlawanan pasukan musuh goyah. Keberanian dan tekad membaja untuk membela agama Allah yang ada dalam setiap tentara Islam membuat pasukan musuh mundur. Mereka meninggalkan Ghatafhan. Kaum Muslimin telah memenangi perang urat syaraf. Dengan demikian, sebelum terjadinya bentrokan, tentara kafir telah tunggang langgang dari medan perang. Melihat pasukan musuh ketakutan, Rasulullah SAW tak memerintahkan pasukannya untuk melakukan pengejaran. Nabi SAW berharap dan berdoa agar mereka mau memeluk Islam. Tentara Islam kembali ke Madinah dengan membawa berita kemenangan. Keberhasilan tentara Islam dalam perang urat syaraf melawan Bani Maharib dan Bani Tsalabah dari Ghatafhan pun tersiar. Kelompok-kelompok yang memusuhi umat Islam mulai berpikir ulang untuk mengganggu kaum Muslimin yang berpusat di Madinah. Atas izin Allah SWT, satu per satu dari kabilah yang dulunya memusuhi Islam mulai memeluk agama Allah. Bahkan, tak sedikit dari mereka yang menjadi pahlawan dalam membela Islam. Mereka menjadi bagian umat Islam dalam peristiwa Fathu Makkah dan Perang Hunain. ●●●

Dalam perang Dzatur Riqa itu disebutkan, Malaikat Jibril mengajarkan shalat khauf kepada Muhammad dan umat Islam GOOGLEAPIS

memperoleh kelonggaran untuk bertayamum. Shalat khauf adalah shalat yang dikerjakan dalam keadaan takut kepada musuh di dalam perang. Ada beberapa cara mengerjakan shalat khauf. Rasulullah SAW mengajarkan tiga cara shalat khauf. Pertama, apabila keadaan musuh bukan di arah kiblat juga keberadaannya lebih sedikit dibandingkan dengan kaum Muslimin, cara mengerjakan shalatnya imam membagi menjadi dua kelompok: satu kelompok berdiri menghadap musuh dan kelompok satu lagi berdiri di belakang imam. Kemudian, imam mengerjakan shalat satu rakaat dengan kelompok yang pertama dan ketika imam berdiri untuk rakaat yang kedua, kelompok yang pertama menyempurnakan shalat sisanya dengan niat mufaraqah (berpisah) dengan imam. Setelah selesai shalat, kelompok yang pertama berdiri menghadap musuh untuk menjaganya. Lalu, kelompok yang kedua memulai shalat, dan disunahkan untuk imam memperpanjang bacaan agar kelompok yang kedua bisa menyusul shalat imam. Ketika imam duduk untuk bertasyahud akhir, disunahkan kelompok yang kedua niat mufaraqah dengan imam dan menyempurnakan shalat sisanya. Disunahkan juga bagi imam untuk menunggu kelompok yang kedua kemudian salam bersama-sama. Kedua, apabila keadaan musuh di arah kiblat, cara shalatnya adalah imam membuat dua shaf (barisan), kemudian bertakbiratulihram dengan kedua shaf tersebut dan jika imam sujud pada rakaat yang pertama, sujudlah shaf yang pertama dari kedua shaf tersebut dan shaf yang terakhir berdiri menjaga shaf yang pertama. Dan jika imam mengangkat kepalanya, bersujudlah shaf yang kedua dan mengikutinya, kemudian imam duduk untuk tasyahud dan salam dengan kedua shaf tersebut. Ketiga, apabila dalam keadaan yang sangat kritis dan perang sedang berkecamuk, cara mengerjakannya: masingmasing kaum melaksanakan shalat dengan keadaannya, baik sambil berjalan, mengendarai, menghadap kiblat, atau tidak menghadap kiblat. Dan, diperbolehkan dalam keadaan tersebut melakukan pekerjaan yang banyak seperti melakukan beberapa pukulan terhadap musuh. ■ berbagai sumber


arsitektur

REPUBLIKA ● AHAD, 16 OKTOBER 2011

B4

SAMI-CORP

UNESCO MENYEBUT MASJID HUKURU MISKIIY SEBAGAI SITUS PALING TERAWAT DI MALADEWA.

PICASAWEB

HUKURU MISKIIY

Masjid BATU KARANG H

ukuru Miskiiy adalah masjid tertua di Maladewa yang terletak Ibu Kota Male, Kepulauan Kaafu (Kaafu Atoll). Masjid tersebut dibangun pertama kali pada abad ke-12 M. Sedangkan, konstruksi masjid yang masih bertahan hingga saat ini dibangun pada 1656, sekitar lima abad setelah Maladewa beralih dari kerajaan Buddha menjadi kesultanan Islam. Pembangunan masjid pada masa itu dimulai ketika Islam diperkenalkan oleh seorang Muslim Sunni dari wilayah Maghrib, Abul Barakat Yoosuf al-Barbary. Raja yang menjadi pemeluk Islam pertama di Maladewa, Sri Tribuvana Aditiya (Sultan Muhammed Ibn Abdulla), adalah orang yang memimpin pembangunan Hukuru Miskiiy untuk pertama kalinya. Pembangunan Hukuru Miskiiy memakan waktu dua tahun. Semenjak itu, masjid batu karang itu telah mengalami perbaikan dan pengubahan sebanyak sembilan kali hingga menjadi salah satu situs budaya eksotis

Maladewa yang kini dikenal juga dengan nama Male Friday Mosque. Seperti ditulis dalam situs United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mengenai World Heritage Convention (WHC), Hukuru Miskiiy mengalami renovasi pertama pada 1338. Sultan yang berkuasa kala itu, Ahmed Shihaabuddheen I, memimpin renovasi dan mendokumentasikan renovasi tersebut di WIKIMEDIA

GERBANG HUKURU MISKIIY

Institusi Pendidikan Pertama di Maladewa enurut beberapa catatan sejarah, saat membangun Hukuru Miskiiy pada 1656, Sultan Ibrahim lskandhar juga membangun kompleks pemakaman sebelum kematiannya. Dalam sebuah dokumen disebutkan bahwa ketika Sultan meninggal, ia dimakamkan di sebuah kompleks pemakaman khusus pada pagi hari berikutnya. Informasi ini menggambarkan pentingnya situs suci lain sebagaimana bangunan masjid itu sendiri dan menunjukkan integritas atas keberadaan sebuah situs. Selain menara penggaung panggilan shalat yang sekaligus mempertegas keberadaan Hukuru Miskiiy, sejumlah objek bersejarah lain di sekitar masjid ikut melengkapi cerita di balik saksi masuknya Islam ke Maladewa itu. Salah satunya adalah gerbang utama masjid yang terletak di sebelah selatan. Ini bukan sembarang gerbang karena gerbang Hukuru Miskiiy dibangun dengan empat atap yang memayungi area seluas 360 kaki persegi (93,27 m2). Di setiap sisinya terdapat dua buah serambi. Menurut sejarah, seperti dikutip situs World Heritage Convention (WHC) UNESCO,

M

gerbang tersebut selesai dibangun pada 1676. Begitu pembangunan selesai, Sultan Ibrahim Iskandhar yang memerintah pada masa itu memerintahkan agar Alquran diajarkan kepada anak-anak di Maladewa. Jadilah bangunan tersebut sebuah tempat pembelajaran Alquran dan menjadikannya institusi pendidikan dan kelas pertama di Maladewa. Sayangnya, bangunan ini dirobohkan pada 1964. Bangunan lain yang juga telah hilang sebagian adalah dinding terluar yang melingkupi area Hukuru Miskiiy. Pada saat dibangun, panjang dinding di masing-masing sisinya adalah 666 kaki atau sekitar 203 meter. Di sisi selatan masjid, di sebelah kiri dekat

pintu masuk utama masjid, terdapat Ziyaarai (bahasa Dhivehi) yang berarti makam. Mereka yang dimakamkan di sana adalah para raja yang membangun Hukuru Miskiiy. Selain raja, sejumlah makam lain juga terletak dalam kompleks masjid, yang oleh penduduk lokal diyakini sebagai makam para pahlawan Maladewa. Makam-makam tersebut diperkirakan telah ada sejak akhir abad ke-17. Batu nisan pada makam-makam itu dirancang dengan cermat dan menggambarkan gaya Maladewa yang berpadu secara unik dengan arsitektur Islam masa lampau. Terbuat dari batu karang, batu-batu nisan itu diukir sedemikian rupa. UNESCO menyebut ukiran makam-makam di Hukuru Miskiiy itu sebagai desain yang unik dan tidak ditemukan di belahan dunia mana pun. Yang terpenting dari Hukuru Miskiiy, meski dikelilingi sejumlah makam, ia tetap dapat mempertahankan kegunaan aslinya dan terus menjadi pusat kegiatan keagamaan masyarakat Maladewa yang hampir seluruhnya memeluk Islam. Dengan demikian, Hukuru Miskiiy terus digunakan untuk tujuan yang sama sejak abad ke-12 M hingga hari ini. ■ c15 ed: heri ruslan

atas papan kayu. Lalu pada 1656, Sultan Ibrahim Iskandhar menggagas konstruksi baru masjid yang selesai pada 1658 M. Konstruksi inilah yang dipertahankan dan dapat disaksikan hingga saat ini. Renovasi yang dilakukan beberapa sultan Maladewa setelah itu hanya sebatas penambahan dan penggantian beberapa bagian bangunan. Pada 1675 dan 1676 dilakukan pembangunan menara masjid dan gerbang utama masjid di sebelah selatan. Pembangunan masih dilakukan Sultan Ibrahim Iskandhar yang memimpin Maladewa sejak 1648 hingga 1687. Dua abad setelah itu, tepatnya 1912 M, Sultan Mohamed Shamsuddheen III melakukan perbaikan dan mengganti atap masjid yang terbuat dari jerami dengan seng. Perbaikan itu juga dilakukan dengan merenovasi menara masjid pada 1914. Pada 1964, gerbang selatan Hukuru Miskiiy dirobohkan. Kasau (pokok yang dipasang saling melintang sebagai rusuk) penyangga atap bangunan masjid diganti kayu jati dan atapnya yang terbuat dari seng diganti lembaran serupa yang terbuat dari aluminium. Terakhir, pada 1988, Pemerintah Maladewa memulai pekerjaan konservasi Hukuru Miskiiy. Pekerjaan yang melibatkan bantuan profesional dari Pemerintah India itu dilakukan dengan meminimalisasi dampak perubahan dan memaksimalkan retensi nilai warisan pada masjid tersebut. Hasilnya, kekayaan budaya masa lalu Maladewa di balik dinding-dinding karang Hukuru Miskiiy tetap terjaga hingga sekarang. Arsitektur masjid berusia 353 tahun itu seolah mampu menceritakan masa peralihan Maladewa menuju Islam sekaligus menyajikan karya seni Maladewa yang tak usang seiring umur bangunan yang terus menua. Terlepas dari sejumlah penggantian beberapa bagian bangunan, Hukuru Miskiiy tidak berubah sehingga WHC UNESCO menyebutnya sebagai situs paling terawat di Maladewa. Batu karang menjadi badan utama masjid, tetap seperti saat pertama dibangun pada abad ke-17 M. Bahkan, bagian-bagian yang dilapisi pernis masih bertahan dalam kondisi yang sangat baik. Secara keseluruhan, masjid dengan perimeter 199 kaki persegi (± 60,65 meter persegi) itu dibangun dengan dua bahan utama. Batu karang digunakan untuk membangun dinding, pilar, lantai, serta beberapa dekorasi interior dan eksterior masjid. Sedangkan, gabungan bahan kayu, seperti kayu cordia, jati, kayu kelapa, cendana, dan kayu merah, digunakan untuk membangun struktur atap dan bingkai jendela. Bagian utama Hukuru Miskiiy hingga saat ini masih digunakan sebagai tempat shalat. Sebelum masuk ke ruangan utama masjid, di kedua sisi setiap pintu masuk terdapat dhaalas atau serambi yang ditinggikan. Serambi ini dapat ditemukan di sisi utara, selatan, dan sisi timur bangunan utama.

Ruangan utama Huruku Miskiiy dibagi menjadi tiga bagian. Mihuraabuge adalah sisi depan bagian dalam masjid yang menjadi tempat imam saat memimpin shalat. Bagian tengah masjid disebut Medhu Miskiiy serta bagian belakang atau Fahu Miskiiy. Selain tiga bagian utama tersebut, di kedua sisi Mihuraabuge terdapat dua ruangan berukuran lebih kecil. Dahulu, ruangan di sisi utara disediakan untuk sultan, sedangkan ruang di sisi lainnya diperuntukkan bagi kelompok tertentu dari kalangan pejabat penting pemerintah yang dikenal sebagai Jahaa Hangubeykalun. Struktur bangunan bagian dalam masjid ini dihiasi sejumlah prasasti dan ukiran. Prasastiprasasti itu memuat tulisan dengan bahasa Arab serta Dhivehi yang ditulis dengan tulisan Dhives Akuru (aksara kuno Maladewa). Prasasti Arab diukir oleh Hakim Kepala AlFaqih al-Qazi Jamaaluddheen bin al-Sheikh Mohamed al-Mahli. Prasasti ini berisi kutipan Alquran dan Hadis serta beberapa fakta sejarah tentang pembangunan Hukuru Miskiiy. Sedangkan, prasasti dengan aksara Dhives Akuru menguraikan tugas utama yang diembankan pada para imam dan anggota lain yang memegang berbagai fungsi di masjid, seperti sebagai Malims dan Dhoshun. Catatan menunjukkan bahwa prasasti ini selesai dibuat pada 1658 M. Di luar bangunan masjid terdapat empat sumur yang juga dibangun dengan balok batu karang dan digunakan sebagai tempat wudhu. Sedangkan, di bagian depan masjid berdiri sebuah jam matahari yang dibangun pada 1917 oleh Sultan Mohamed Shamsuddheen sebagai penunjuk waktu shalat pada siang hari. Jam tersebut dibangun menggantikan jam matahari sebelumnya (jam matahari pertama di Maladewa) yang telah rusak. Keseluruhan batu karang yang digunakan di dalam dan di luar masjid telah diukir secara rapi dengan desain geometris abstrak serta gambar daun, bunga, dan pohon. Sebagian besar ukiran itu semakin indah dengan lapisan pernis di permukaannya. Para ahli melihat gaya arsitektur dan ukiran di Hukuru Miskiiy menunjukkan adanya pengaruh dari seni Islam abad ke-11 dipadu seni lokal Maladewa yang unik dan khas. Melengkapi kekokohan dan keindahan coraknya, sebuah menara berdiri tegap tak jauh dari Hukuru Miskiiy. Menara yang berusia 17 tahun lebih muda dari bangunan masjid itu juga menyimpan sejumlah prasasti. Bagian luar menara ini semakin gagah dengan jalinan rantai besi dan sabuk tembaga yang dipasang saat renovasi pada 1914. Hukuru Miskiiy dikagumi atas keunikan arsitektur, nilai estetika, serta makna rohaninya bagi penduduk setempat. Pada 2008 lalu, masjid yang dikagumi oleh masyarakat lokal dan internasional itu masuk dalam daftar tentatif UNESCO World Heritage (Warisan Dunia) untuk kategori budaya dalam sesi ke-32 pertemuan WHC di Quebec, Kanada. ■ c15 ed: heri ruslan

PICASAWEB

GOOGLEAPIS


hujjatul islam

REPUBLIKA ● AHAD, 16 OKTOBER 2011

EDUCATION.NIC.IN

B5

ABUL K ALAM A Z AD

Pejuang Muslim dari Negeri Hindustan

SEORANG PEJUANG YANG TAK PERNAH BERHENTI MELAWAN BERBAGAI PENINDASAN DAN KETIDAKADILAN YANG PERNAH SAYA TEMUI.” (MAHATMA GANDHI)

bul Kalam Azad telah wafat 53 tahun lalu, namun perubahan yang diperjuangkan sang revolusioner Muslim itu membuat namanya tetap hidup. Tokoh legendaris India, Mahatma Gandhi, menjulukinya Satyagrahi paling kuat, jujur, dan tak kenal takut. Satyagrahi berarti orang yang mendedikasikan dirinya pada kebenaran. Pria bernama asli Abul Kalam Ghulam Muhiyuddin ini merupakan salah seorang pemimpin perjuangan India melawan penjajahan Inggris. Ia dikenal dengan nama Maulana Azad. “Azad” adalah nama pena yang dipilihnya sebagai tanda emansipasi mental dari pandangan sempit tentang agama dan kehidupan. Dalam bahasa Kurdi, kata itu berarti bebas. Azad benar-benar bebas memperjuangkan kebebasan India serta persatuan Islam hingga ajal menjemputnya pada 22 Februari 1958. Azad terlahir di kota suci pertama bagi umat Islam, Makkah, Arab Saudi pada 11 November 1888. Ayah Azad, Khairuddin, meninggalkan India selama Pemberontakan Mutiny dan menetap di Makkah. Di kota itu, Khairuddin menikahi seorang perempuan Arab bernama ‘Aliyah, putri seorang mufti (ulama) Madinah sekaligus guru bahasa Arabnya. Pada 1890, Azad kembali ke India dan mereka tinggal di Kalkuta. Ayahnya, Masyhurl, sebagai seorang pembimbing spiritual. Ibunya tidak banyak mengerti tentang bahasa Urdu sehingga Azad dan saudara-saudaranya lebih banyak berbicara menggunakan bahasa Arab saat di rumah. Saat berusia belasan, Azad menikahi Zulaikha Begum, putri salah satu murid

A

OLDINDIANPHOTO

para revolusioner Hindu Bengal, terlepas dari sikap eksklusif dan acuh tak acuh mereka terhadap Muslim waktu itu. Pada 1908, Azad melakukan perjalanan luar negeri mengunjungi Irak, Mesir, Suriah, dan Turki. Ia berkeinginan untuk mengunjungi Inggris juga, namun ia harus pulang karena ayahnya sakit. Azad mulai mempolitisasi komunitasnya melalui jurnal mingguan, Al-Hilal, 13 Juli 1912. Media tersebut segera memberikan pengaruh yang luar biasa serta respons yang mengejutkan, terutama dari para pembesar. Azad menunjukkan pemikirannya yang radikal secara politik dan agama. Melalui Al-Hilal, Azad mengkritisi sikap Muslim yang dinilainya ‘loyal’ kepada Britania, juga sikap Britania yang menunjukkan permusuhan pada dunia Muslim secara umum. Sementara itu, Perang Dunia I mulai pecah dan Al-Hilal ditutup pada 1914 oleh Pemerintah Bengal. Pada 12 November

1915, Azad melanjutkan aktivitas kritisnya dengan membuat media baru, Al-Balagh, di Kalkuta. Media mingguan ini bertahan hingga 31 Maret 1916, saat Pemerintah Bengal kembali menutupnya dan mengasingkan Azad dari Kalkuta. Ia diasingkan ke Ranchi, Bihar, hingga 1 Januari 1920. Usai dari pengasingan tahun itu, Azad kembali keluar-masuk penjara hingga 1945. Namun, sepanjang itu pula Azad mendapatkan sejumlah kepercayaan dan posisi politis. Ia terpilih menjadi Presiden Panitia Khalifat India (1920), kemudian sebagai Presiden Konferensi Persatuan (1924). Pada 1928, ia memimpin Konferensi Muslim Nasionalis dan pada 1937 ditunjuk sebagai anggota Panitia Kecil Parlementer Kongres. Azad dua kali terpilih sebagai Presiden Kongres Nasional India. Pertama, saat ia baru berumur 35 tahun (1923) dan kedua pada 1940. Ia memegang jabatan itu hingga 1946 mengingat dalam masa itu tidak ada pemilihan Presiden Kongres disebabkan hampir seluruh pemimpin kongres berada di penjara atas kasus Gerakan “Quit India” pada 1942. Setelah semua pemimpin bebas dari penjara, Azad memimpin negosiasi dengan utusan Kabinet Britania pada 1946. Lalu, setelah India merdeka pada 26 Januari 1950, Abul Kalam Azad ditunjuk sebagai menteri pendidikan dalam Kabinet Jawaharlal Nehru, posisi yang dijalaninya hingga akhir hayatnya. ■ c15 ed: heri ruslan

RUPAPUBLICATIONS

“IA ADALAH

spiritual ayahnya. Dari pernikahan itu ia dikaruniai seorang anak yang kemudian meninggal saat berumur empat tahun. Pada usia remaja, Azad mulai menggunakan nama samaran Abul Kalam Azad untuk memperoleh reputasi tinggi dalam jurnal resmi Urdu kala itu. Hingga usia itu, pendidikan yang diterima Azad hampir seluruhnya berasal dari ayahnya dan sangat tradisional. Ia tidak bersekolah di madrasah (sekolah Islam) mana pun atau institusi pendidikan Barat (modern) apa pun. Ia hanya menerima berbagai pelajaran agama dan keislaman ortodoks dari ayahnya. Dari sekolah pribadinya itu, Azad mampu merampungkan level tertinggi mata pelajaran Islam pada usia 16 tahun yang normalnya diselesaikan pada usia 20 atau 25 tahun. Azad belum berusia 13 tahun saat mulai membaca tulisan karya Sir Sayyid Ahmad Khan (politikus India, reformis, dan modernis Islam). Buku-buku itu membawa Azad pada kesimpulan bahwa pendidikannya tidak lengkap tanpa pendidikan Barat. Secara sembunyi-sembunyi, Azad mulai belajar bahasa Inggris untuk dapat mempelajari buku-buku tentang sejarah dan filosofi. Pengetahuan dari buku-buku itu juga pemikiran Ahmad Khan memunculkan krisis batin dalam diri Azad, mengingat ia dibesarkan dan dididik di sebuah keluarga religius yang ketat dan tidak menoleransi penyimpangan apa pun. Ajaran ortodoks mengharuskan Azad menerima semua konvensi tanpa mempertanyakannya. Sedangkan dari semua bacaan yang dilahapnya, ia justru mempertanyakan banyak hal, seperti, “Jika agama mengekspresikan kebenaran universal, mengapa ada perbedaan dan konflik dalam menyelesaikan perbedaan agama?” Akhirnya, ia sampai pada satu titik di mana ia ingin mengombinasikan ‘aql (akal) dan ‘ilm (ilmu), yang membawa Azad pada atheisme dan kedosaan. Azad melalui hidupnya dalam kondisi tersebut selama sembilan tahun (1901-1910), sampai ia berusia 22 tahun. Ketika itu, ide-ide politik Azad juga mulai diwarnai kekacauan dan ia menginginkan negaranya bebas dari kekuasaan Britania. Namun, saat itu ia tidak setuju dengan keberadaan Kongres yang dinilainya bergerak lambat. Ia pun enggan bergabung dengan Liga Muslim karena menurutnya organisasi tersebut tidak memiliki tujuan politik yang jelas. Azad memutuskan bergabung dengan

JURNALIS DAN PEMBELAJAR TANGGUH endidikan yang diperoleh Abul Kalam Azad menjadikannya ulama Islam ortodoks. Namun, kepandaian dan jiwanya mengarahkan pria India-Arab itu pada sebuah upaya keras mengubah keadaan. Salah satu upaya itu ia lakukan dengan menjadi seorang jurnalis. Ia tercatat telah membuat jurnal mingguan di masa pemberontakannya, Al-Hilal, pada 1912 dan Al-Balagh pada 1915. Azad menggunakan tulisan dalam jurnalnya untuk merekrut dukungan Muslim dalam gerakan pemberontakannya kala itu. Ia jua mengkritik pemerintahan India dan kekuasaan Britania. Akibatnya, keduanya tidak berumur panjang karena pencekalan pemerintah. Dalam buku Indian Muslim and Partition of India (Ikram, 1995) disebutkan, Azad mulai menunjukkan ketertarikannya pada dunia tulismenulis pada saat berumur 14 tahun ketika ia menyumbangkan sejumlah artikel ke Makhzan (majalah paling dikenal kala itu). Saat memasuki usia 16 tahun, seperti disebutkan dalam artikel Maulana Abul Kalam Azad– The Builder of Modern India (Sadaket Malik, 2008), ia bahkan telah mampu menghasilkan sebuah majalah. Concise Encyclopedia of India (2006) menyebutkan, Abul Kalam pernah mempublikasikan jurnal puitis Nairang-e-Aalam pada 1900, saat berumur 12 tahun. Tiga tahun sete-

P

lahnya, menurut Encyclopedia of Indian Literature, Azad menghasilkan jurnal bulanan bernama Lisan-us-Sidq yang meraih popularitas tak lama setelah media itu diterbitkan pertama kali. Selain terjun dalam dunia tulis-menulis, Azad adalah seorang pembelajar sekaligus pengajar. Ia mengompilasi risalah-risalah untuk menginterpretasikan Alquran, hadis, dan prinsip-prinsip fikih dan ilmu kalam. Keingintahuannya yang tinggi membuatnya menjadi pembelajar otodidak yang menguasai sejumlah bahasa, seperti Urdu Pashtu, Arab, Hindko, Persia, Bangla, dan India. Saat berumur 15 tahun, Azad pernah mengajar di satu kelas berisi sejumlah siswa yang rata-rata berumur dua kali lipat dari umurnya. Tak cukup di situ, ia juga menjalankan perpustakaan dan membentuk komunitas debat sebelum usianya genap 12 tahun. Azad diingat sebagai nasionalis India terkemuka di masanya. Keteguhan upayanya terhadap penyatuan Hindu-Islam membuatnya memperoleh penghormatan dari komunitas Hindu. Sosok Abul Kalam Azad menjadi simbol penting harmoni kehidupan komunal di India modern. Sirajul Islam (2006) dalam Azad Biography menyebutkan, Azad mengembangkan pandangan-pandangan politik yang dinilai radikal oleh sebagian besar Muslim dan hal itu menjadikannya seorang nasionalis India yang sesungguhnya.

Ia juga mengkritisi politisi Muslim yang memfokuskan diri pada persoalan-persoalan komunal dibandingkan menyelesaikan kepentingan nasional. Tak hanya itu, Azad juga menolak separatisme komunal seluruh Liga Muslim saat itu. Meski beberapa pihaknya mengkritiknya sebagai revolusioner yang tidak banyak berbuat untuk mencegah pembagian wilayah India, sumbangsihnya terhadap kehidupan di India dihargai dengan sejumlah penghargaan. Kontribusinya dalam peningkatan pendidikan dan sosial di India menjadikannya orang yang berpengaruh dalam memandu pengembangan sosial ekonomi India. Dan untuk itu, tanggal kelahirannya, 11 November diperingati sebagai hari pendidikan di India. Selain itu, namanya diabadikan di sejumlah tempat dan bangunan di India, seperti Maulana Azad Medical College di New Delhi, Maulana Azad National Institute of Technology di Bhopal, Maulana Azad National Urdu University di Hyderabad, Maulana Azad Centre for Elementary and Social Education (MACESE Universitas Delhi), dan Maulana Azad College di Kolkata. Mantan presiden India Jawaharlal Nehru menyebutnya sebagai Mir-i-Karawan (pemimpin kafilah). “Ia adalah seorang pria yang sangat berani dan gagah. Aku tidak menemukan seorang pun yang dapat menyamainya.” ■ c15 ed: heri ruslan


tema utama

REPUBLIKA ● AHAD, 16 OKTOBER 2011

B6

tema utama

REPUBLIKA ● AHAD, 16 OKTOBER 2011

B7

FOTO-FOTO: WIKIMEDIA

K H A N AT E C R I M E A

KHANATE CRIMEA MEMAINKAN PERAN YANG TAK TERNILAI HARGANYA

Dinasti Islam Terkuat di Eropa Timur jaran Islam berkembang luas hingga ke daratan benua Eropa. Penyebaran Islam secara besar-besaran di Eropa bagian timur, khususnya Rusia, terjadi ketika Kekhalifahan Turki Utsmani (Ottoman) menguasai dunia selama enam abad lamanya (27 Juli 1299 hingga 29 Oktober 1923). Ketika ajaran Islam berkembang di wilayah-wilayah yang kini menjadi bagian dari Rusia, pernah berdiri kerajaan-kerajaan Islam. Wilayah kekuasaannya meliputi Eropa Timur dan Tenggara. Salah satu kerajaan (khanate) Islam yang paling lama berkuasa di wilayah itu adalah Khanate Crimea. Kerajaan tersebut mulai berdiri sejak 1441 M dan jatuh pada 1783 M. Khanate ini pernah berada di bawah dua kekuasaan, yakni kekuasaan Tatar Crimea dan kekuasaan Kekhalifahan Turki Utsmani. Ketika itu, Crimea menjadi wilayah protektorat. Khanate Crimea berdiri ketika beberapa klan dari Kekaisaran Golden Horde menghentikan kehidupan nomaden mereka di Desht-Kypchak (sekarang stepa Kypchak di wilayah Ukraina dan Rusia Selatan) dan memtuskan untuk menjadikan Crimea sebagai kampung tempat tinggal mereka. Saat itu, wilayah Crimea adalah bagian dari ulus (distrik) Golden Horde sejak 1239, dengan ibu kotanya Qirim (Staryi Krym). Kaum separatis lokal mengundang seorang penakluk dari keturunan Jengis Khan bernama Haci Giray untuk menjadi pemimpin mereka. Haci Giray menerimanya dan meninggalkan pengasingan di Lithuania untuk berperang memperjuangkan kebebasan melawan Horde mulai 1420 sampai 1441. Ia lalu meraih kesuksesan atas upayanya itu. Namun, setelah itu Haci Giray harus menyingkirkan saingan internalnya sebelum memegang takhta pada 1449 M. Ia lalu memindahkan ibu kota Crimea ke Qirq Yer (sekarang menjadi bagian dari Bahçeseray—sebuah kota di Ukraina). Wilayah Khanate ini meliputi semenanjung Crimea (kecuali selatan dan barat daya pantai dan pelabuhan, yang dikuasai oleh Republik Genoa) serta stepa Ukraina yang kini terbentang di wilayah Ukraina dan Rusia Selatan. Haci Giray disebut-sebut sebagai

A

var Khanate adalah negara Muslim berumur panjang yang dikontrol wilayah Barat Dagestan, Rusia, mulai awal abad ke-13 sampai dengan 19 M. Setelah jatuhnya kerajaan Kristen Sarir pada awal abad ke-12, Avar Kaukasia mengalami proses Islamisasi. Ketegangan militer meningkat pada 1222 ketika wilayah itu diserang oleh bangsa Mongol penyembah berhala di bawah pimpinan Subutai, seorang ahli strategi militer. Meskipun Avar menjanjikan dukungan mereka kepada Muhammad II Khwarezm dalam perjuangannya melawan bangsa Mongol, tidak ada dokumentasi yang menjelaskan invasi Mongol terhadap tanah Avar tersebut. Munculnya Shamkhalate dari Kazi-

A

pendiri dan penguasa Khanate Crimea. Ia adalah generasi ke-11 dari Jengis Khan, penguasa Mongol Raya. Sejatinya, Khanate Crimea merupakan satu dari beberapa peninggalan Golden Horde, bagian utara-barat Kerajaan Mongol yang terpisah. Kerajaan yang berada di utara Laut Hitam ini adalah sisa kerajaan yang masih dapat dijumpai. Crimea adalah bagian dari kerajaan Golden Horde. Ia menjadi unit administrasi yang terpisah dan penguasanya (amir) memiliki signifikansi yang besar dalam struktur politik Golden Horde pada awal abad ke15 M. Giray berhasil memperluas kekuasaannya ke wilayah antara Dniepr dan Don berkat aliansi dengan Moskow dan negara Polandia-Lithuania. Ia kemudian mengalahkan Genoa dan memberlakukan kekuasaannya di Kaffa, sebuah koloni yang dibangun Genoa di Crimea. Giray meninggal pada 1466. Para putra Haci I Giray bersaing satu sama lain untuk menggantikannya. Dinasti Turki Utsmani melakukan intervensi dan memosisikan salah satu dari mereka, Menli I Giray, sebagai penerus takhta. Sebelumnya, tampuk kekuasaan sempat dipegang oleh Nur Dewlet, saudara Meñli I Giray, yang menang dengan arahan raja Grand Horde, Ahmed. Pada 1475, pasukan Utsman menaklukkan Kerajaan Yunani Theodoro dan juga para koloni Genoa di Cembalo, Soldaia, dan Caffa. Dan setelah itu, Khanate Crimea berada di bawah protektorat/perwalian Kekaisaran Utsman. Pada 1475, Kekaisaran Turki Utsman memenjarakan Menli I Giray karena menolak invasi. Setelah kembali dari pengasingan di Konstantinopel, ia menerima kedaulatan dari Turki Utsmani. Para

sultan Ottoman memperlakukan para khan—sebutan untuk pemimpin tertinggi dalam khanate— lebih pada sebagai sekutu daripada sebagai warga. Dan selama itu, Khanate Crimea memiliki kebijakan tersendiri (terlepas dari Turki Utsmani) di stepa-stepa wilayah Tartary Kecil. Para khan tidak membayar upeti kepada Kekaisaran Turki Utsmani, tetapi justru mendapatkan bayaran dari Utsman sebagai imbalan karena menyediakan pasukan berkuda (kavaleri) dalam berbagai operasi-operasi militernya. Crimea mulai kehilangan kekuatan dalam hubungan dengan Kekaisaran Turki Utsmani. Hal itu terjadi akibat dari sebuah krisis yang terjadi pada 1523 saat Crimea berada di bawah kekuasaan Mehmed I Giray, penerus Menli I Giray, yang meninggal pada tahun itu. Maka, sejak 1524 dan seterusnya, para khan Crimea ditunjuk oleh Sultan dari Kekaisaran Ottoman. Ditinjau dari tingkat kepentingan dan daya tahannya, aliansi yang terbangun antara Tatar Crimea dan Kekaisaran Ottoman disebut-sebut sebanding dengan hubungan Polandia-Lithuania. Betapa tidak, kavaleri Crimea sangat dibutuhkan oleh Kekaisaran Turki Utsmani dalam operasi militer yang dilakukan di Eropa (Polandia, Hungaria) dan Asia (Persia). Pada 1502, Menli I Giray mengalahkan khan terakhir dari Great Horde, yang sekaligus mengakhiri klaim khanate tersebut atas wilayah Crimea. Khanate Crimea lalu menjadi satu di antara beberapa kekuasaan terkuat di Eropa Timur hingga

KHANATE AVAR

Dinasti Islam di Dagestan Kumukh berikut disintegrasi Horde Emas sekaligus menajdi gejala dan penyebab berkurangnya pengaruh para khan selama abad 15 dan 16 M. Pada saat itu, kerajaan tersebut adalah negara yang kurang terstruktur, hingga kadang terpaksa mencari perlindungan Tsar melawan musuh-musuhnya yang kuat. Pada abad ke-18, melemahnya Shamkhals memupuk ambisi para khan Avar, yang pukulan terbesarnya

adalah kekalahan tentara Nadir Shah, pendiri Dinasti Asharid yang dikenal jenius di bidang militer. Para sejarawan menjuluki Nadir Shah sebagai “Napoleon dari Persia”. Berkat keberhasilan itu, penguasa Avar berhasil memperluas wilayah mereka dengan mengorbankan masyarakat bebas di Dagestan dan Chechnya. Pemerintahan Umma-Khan pada 1775-1801 menandai puncak kekuasaan Avar di Kaukasus. Di antara penguasa yang membayar upeti kepada Umat-Khan adalah penguasa Shaki,

DALAM MENYEBARLUASKAN ISLAM.

abad ke-18 M. Penguasa Khanate Crimea adalah pemeluk Islam sehingga dinasti memainkan peran yang tak ternilai harganya dalam menyebarluaskan Islam. Selain itu, orang-orang Crimea terlibat dalam penyerangan Kerajaan Danubia, Polandia-Lithuania, dan Muscovy. Untuk setiap tawanan, khanate menerima bagian tetap sebesar 10 atau 20 persen. Pada masa yang lama, hingga awal abad 18, kerajaan ini mengatur perdagangan massal budak dengan Kerajaan Utsman dan Timur Tengah. Caffa adalah salah satu tempat yang paling dikenal sebagai bandar serta tempat perdagangan budak. Paruh pertama abad ke-17 M, Kalmyks membentuk Khanate Kalmyk di Volga Bawah dan di bawah Khan Ayuka melancarkan banyak ekspedisi militer terhadap Khanate Crimea dan Nogays. Dengan menjadi bagian dari Rusia dan mengambil sumpah untuk melindungi perbatasan tenggara, Khanate Kalmyk berperan aktif dalam seluruh bagian perang Rusia pada abad ke-17 dan ke-18 M. Khanate ini menyediakan hingga 40 ribu penunggang kuda dengan persenjataan lengkap. Pasukan Rusia dan Ukrania bersatu menyerang Khanate Crimea yang berlangsung selama peperangan RussoTurki pada 1735-1739. Rusia, di bawah komando Marsekal Lapangan Münnich, berhasil menembus Semenanjung Crimea dan membakar serta menghancurkan semua yang mereka temukan dalam perjalanan ekspedisi mereka. Sejumlah perang lainnya terjadi selama pemerintahan Catherine II. Perang Rusia-Turki pada 1768-1774 mengakibatkan Perjanjian KuchukKainarji, yang membuat Khanate Crimea independen dari Kekaisaran Ottoman dan selaras dengan Kekaisaran Rusia. Khanate ini pada akhirnya dianeksasi oleh Rusia pada 1783. Khanate ini berhasil menjalankan kekuasaannya selama 342 tahun, sembilan tahun setelah keluar dari protektorat Kekaisaran Turki Utsmani. ■ c15 ed: heri ruslan

VOLGA BULGARIA

Dinasti Islam Tertua di Rusia

Quba, Shirvan. Dua tahun setelah kematian Umma-Khan, kerajaan ini secara sukarela menyerahkan diri pada otoritas Rusia. Meski dengan begitu Pemerintah Rusia mengecewakan dan menyakiti para penduduk daratan tinggi yang memimpikan kebebasan. Pungutan pajak yang berat, ditambah dengan pengambilalihan perkebunan dan pembangunan benteng, menggemparkan penduduk Avar untuk bangkit di bawah naungan Imamah Islam, yang dipimpin oleh Ghazi Muhammad (1828-1832), Gamzat-bek (1832-1834), dan Shamil (1834-1859). Perang Kaukasia berkobar sampai 1864 ketika Avar Khanate dihapuskan dan Distrik Avar.

olga Bulgaria atau Volga-Kama Bolghar adalah sebuah negara para Bulgar (bangsa Bulgaria) Muslim yang bersejarah. Negara Islam ini berdiri antara abad ketujuh dan abad ke-13 M di sekitar pertemuan wilayah Volga dan Sungai Kama di wilayah yang sekarang bernama Rusia. Wilayah Volga Bulgaria diperkirakan dibangun oleh kaum Finno-Ugric (kaum yang berbicara menggunakan bahasa Finno-Ugric), termasuk orang-orang Mari (mereka yang telah turun temurun tinggal di sepanjang Volga dan Sungai Kama). Para sejarawan yakin Volga Bulgaria tunduk pada Kerajaan Khazar (kerajaan yang berdiri di Rusia kuno pada abad ke-7 sampai 10 M), sampai kehancuran kerajaan tersebut dan penaklukan oleh Svyatoslav (pangeran kerajaan Rusia—sebuah pemerintahan abad pertengahan di kawasan Eropa Timur) pada akhir abad ke-10 yang membuat Volga Bulgaria tumbuh menjadi negara yang besar dan kuat. Kebanyakan sejarawan menyangsikan negara Islam itu mampu memperjuangkan kemerdekaannya dari Kerajaan Khazar, sampai akhirnya mereka dimusnahkan oleh Svyatoslav pada 965 M. Sebagian besar populasi di kawasan itu adalah kelompok-kelompok Turkis, seperti Suars, Barsil, Bilars, dan Baranjars. Islam diadopsi sebagai agama negara pada awal abad ke-10 setelah Ibnu Fadlan diutus oleh Khalifah Abbasiyah, Sultan al-Muqtadir, pada 922 M untuk membangun hubungan. Dalam kunjungannya itu, Ibnu Fadlan membawa serta beberapa hakim dan guru hukum Islam ke Volga Bulgaria, selain juga membantu pembangunan sebuah benteng dan masjid. Orang-orang Volga Bulgaria bermaksud mengislamkan Vladimir I Kiev. Namun, Vladimir menolak gagasan untuk meninggalkan minuman anggur yang disebutnya sebagai sebuah “sukacita kehidupan.” Pada September 1223 dekat daerah Samara (sekarang kota terbesar keenam di Rusia), anak dari Subutai Bahadur (ahli strategi Mongol), Uran, memasuki Volga Bulgaria, tetapi berhasil dikalahkan dalam Pertempuran Samara Bend. Pada 1236, Mongol kembali dan dalam lima tahun mampu menundukkan seluruh negeri yang pada saat itu berada dalam kondisi sulit akibat perang internal. Sejak saat itu, Volga Bulgaria menjadi bagian dari Ulus Jochi yang kemudian dikenal sebagai Golden Horde. Kawasan ini terbagi menjadi beberapa kerajaan, masing-masing menjadi pengikut Golden Horde dan memperoleh otonomi yang sama. Dan pada 1430-an, Kerajaan Kazan (Khanate of Kazan) berdiri sebagai kerajaan paling penting di sana.

■ c15 ed: heri ruslan

■ c15 ed: heri ruslan

V

KHANATE QASIM WIKIMEDIA

hanate Qasim merupakan kerajaan yang berdiri di wilayah Tatar yang menjadi daerah taklukan Rusia. Kerajaan itu berdiri sejak 1452 sampai 1681. Khanate itu terletak di wilayah yang sekarang disebut Ryazan Oblast di Rusia dengan Ibu Kota Kasimov, di tengah aliran Sungai Oka. Khan atau rajanya adalah keturunan Timur Lenk, putra ke-13 dari Jochi dan cucu dari Jenghis Khan. Khanate ini dibangun di atas tanah yang dihadiahkan Vasili II kepada pangeran Kazan bernama Qasim Khan, putra pertama dari khan pertama Kazan, Olug Moxammat. Populasi asli yang mendiami kawasan ini adalah suku Finik Mordvins. Tanah tersebut berada di bawah pengaruh Kievan Rus’ dan Volga Bulgaria. Menurut beberapa sejarawan seperti Khudyakov, daerah taklukan tersebut mengklaim wilayahnya dan menobatkan Qasim sebagai penguasa tanah Meshchyora. Wilayah tersebut beserta ibu kotanya dinamai dengan namanya. Versi lainnya menyebutkan bahwa Qasim datang ke kedinasan Rusia dan diberikan tanah-tanah tersebut untuk membangun negara penyangga antara Moskow dan Khanate Kazan. Namun, lantaran Khanate Qasim adalah wilayah taklukan, sehingga sejak awal para khan mengatur wilayah khanate, sedangkan urusan politik di dalamnya dikendalikan oleh Rusia. Para khan Qasim bersama pengawal mereka berpartisipasi dalam semua serangan Rusia ke Kazan (1467–1469, 1487, 1552). Qasim Khan Sahgali (1515–1567) tiga kali dinobatkan sebagai penguasa Kazan dengan bantuan Rusia. Usai penaklukan Kazan, pemerintahan para khan dihapuskan dan khanate diatur oleh Voyevoda Rusia. Namun, meski demikian, khan tetap berkuasa. Salah satu khan, Simeon Bekbulatovich, dibaptis dan dinyatakan sebagai Grand Duke (Bangsawan Besar) Moskow pada 1574, sedangkan pada masa pemerintahan khan Sayed Borhan, Rusia memulai kebijakan kristenisasi. Kebijakan tersebut memicu pemberontakan Tatar pada 1656. Dan setelah kematian khanbika (ratu) Fatima Soltan pada 1681, Khanate Qasim dihapuskan. ■ c15 ed: heri ruslan

K

BUSINESS-KUBAN.RU

NOGAI HORDE ogai Horde adalah konfederasi sekitar 18 suku Turkis dan Mongol yang menduduki padang rumput Pontic-Kaspia. Sejak tahun 150, mereka terdesak ke Barta oleh Kalmyks dan ke selatan oleh Rusia pada abad ke-17 M. Suku Mongol yang disebut Manghits merupakan inti dari Horde. Komandan Golden Horde, Nogai (Nogai Khan), pada abad ke13 M, membentuk tentara yang digabungkan dengan berbagai suku Turki. Seabad kemudian, Nogai dipimpin oleh Edigu, seorang komandan asal Manghit, yang kemudian mendirikan dinasti Nogai yang berkuasa. Ada dua kelompok dalam Nogai. Wilayah di selatan Laut Kaspia yang berada langsung di bawah pimpinan pemimpin mereka dan wilayah di utara Laut Hitam yang tunduk pada raja Crimea. Kelompok pertama musnah sekitar tahun 1632 oleh Kalmyks, sedangkan kelompok kedua berbagi nasib dengan Kerajaan Crimea. Sumber lainnya menyebutkan bahwa Nogai Horde terbagi menjadi tiga wilayah, yaitu Nogai Horde Besar yang menduduki dataran utama dinasti, Nogai Horde yang lebih kecil terletak di sepanjang tepian kanan kawasan Volga-Kuban-Azov diserahkan pada Kerajaan/Khanate Crimean. Dan, terakhir adalah wilayah Altiul Horde, yang menduduki dan menempati daerah cekungan Emba. Bahasa yang digunakan di Nogai adalah bahasa dari Kypchak Turki, sama dengan bahasa yang digunakan negeri tetangganya, Kazakhs, Bashkirs, dan Crimea. Agama mereka adalah Islam, namun institusi keagamaan kurang dikembangkan. Mereka adalah pengembara yang beternak domba, kuda, dan unta. Barang-barang luar diperoleh dari perdagangan (sebagian besar adalah kuda dan budak) atau dari merampok dan bentuk penghargaan. Salah satu sumber pendapatan utama orang Nogai adalah mencari budak dan menjualnya ke Crimea dan Bukhara. Selain itu, aktivitas berburu, memancing, perpajakan kafilah, serta pertanian musiman berperan dalam kehidupan mereka. Unit sosial dasar di Nogai Horde adalah daerah semiotonom dan para aristokratnya disebut “mirza”. Pemimpin tertingginya disebut “Bey”. Dan sejak 1537, posisi kedua adalah Nureddin, yang biasanya merupakan anak atau adik Bey, atau calon penerusnya. Nureddin ini mengontrol sepanjang tepi kanan Sungai Volga. Mulai 1560, ada Nureddin kedua, yakni seorang yang memimpin perang. Posisi tertinggi ketiga di bawah Nureddin adalah Keikuvat, yang mengontrol wilayah Emba. Secara keseluruhan, organisasi politik di Nogai Horde relatif ‘cair’ dan sangat tergantung pada prestise. Hal itu karena rakyat Nogai yang pada dasarnya adalah pengembara hanya perlu meninggalkan wilayah dengan pimpinan yang tidak mereka sukai. Sekitar 1557 M, Nureddin Nogai, Kazy Mirza, berseteru dengan Ismail Beg dan mendirikan Lesser Nogai Horde di stepa Kaukasus Utara. Para penduduk Nohai di utara Kaspia akhirnya menyebutnya Great Nogai Horde. Dan, pada awal abad ke-17 M, Great Nogai Horde jatuh usai serangan Kalmyks. ■ c15 ed: heri ruslan

N

KHANATE KAZAN

FOTO-FOTO: WIKIMEDIA

PUSAT PERADABAN Islam di Rusia DI BEKAS WILAYAH KERAJAAN ITU, KINI HIDUP SEKITAR DUA JUTA ETNIS TATAR YANG BERAGAMA ISLAM.

atarstan adalah sebuah negara federasi Rusia. Republik Tatarstan terletak 799 kilometer di sebelah tenggara Moskow, Ibu Kota Rusia. Tatarstan beribu kota Kazan. Sejak dulu, kota itu dikenal sebagai pusat kebudayaan Islam di Negeri Beruang Merah, Rusia, selain Dagestan. Tatarstan dihuni oleh sekitar dua juta etnis Tatar (etnis asli Tatarstan) dan sekitar satu juta etnis Rusia. Di kota ini, nuansa keislamannya sangat kental. Betapa tidak. Di wilayah itu, pada abad ke-15 hingga 16 M pernah berdiri sebuah kerajaan Islam bernama Khanate Kazan. Dinasti Islam itu menduduki bekas wilayah Volga Bulgaria, pemimpin dinasti Islam itu berasal dari keturunan Timur Lenk, penguasa Islam terkemuka di Asia Tengah, yang juga masih cucu Jenghis Khan. Khanate Kazan meliputi wilayah Tatarstan, Mari El, Chuvashia, Mordovia, bagian dari Udmurtia, dan Bashkortostan. Kazan menjadi ibu kota kerajaan itu. Khanate tersebut adalah salah satu negara penerus Golden Horde dan berakhir ketika ditaklukkan oleh Tsardom Rusia. Sepanjang sejarahnya, kerajaan ini rentan terhadap gejolak sipil dan perjuangan untuk takhta. Para khan (raja) diganti 19 kali dalam 115 tahun. Total ada 15 belas raja yang pernah memerintah di kerajaan ini, beberapa di antaranya naik takhta hingga beberapa kali. Khan sering kali dipilih dari Gengizides (kaum keturunan Jenghis Khan— pendiri Kerajaan Mongol ) oleh kaum bangsawan vernakular dan juga oleh para warga. Selama pemerintahan Olug Moxammat dan putranya, Maxmud, pasukan Kazan menyerbu Muscovy dan beberapa tanah jajahannya. Vasily II dari Moskow, yang terlibat dalam Perang Besar Feodal ter-

T

hadap sepupunya, dikalahkan dalam pertempuran dekat Suzdal dan dipaksa untuk membayar uang tebusan ke Kazan. Pada Juli 1487, Grand Duke Ivan III dari Moskow menduduki Kazan dan menempatkan pemimpin boneka, Moxammadamin, pada takhta Kerajaan Kazan. Setelah itu, Kerajaan Kazan menjadi protektorat Moskow. Pada masa itu, pedagang dari Rusia diizinkan berdagang secara bebas di seluruh wilayahnya. Kekaisaran Turki Usman dan Khanate Crimea mencoba mengeksploitasi keluhan penduduk untuk memprovokasi pemberontakan (dalam 1496, 1500, dan 1505), namun gagal. Hingga akhirnya, pada 1521, Kazan terlepas dari dominasi Moskow. Kerajaan itu membuat perjanjian untuk saling membantu dengan Kerajaan Astrakhan, Kerajaan Krimea, dan Horde Nogay. Pasukan gabungan Raja Muhamed Giray dan para sekutu dari Crimea kemudian menyerang Muscovy dan menangkap lebih dari 150 ribu budak. Catatan kronik Rusia mengungkapkan, sedikitnya terjadi sekitar 40 serangan Kazan ke wilayah Rusia (terutama daerah Nizhniy Novgorod, Murom, Vyatka, Vladimir, Kostroma, Galich) pada paruh pertama abad ke-16 M. Penguatan Crimea menimbulkan perasaan tidak suka pada elemenelemen pro-Moskow dari pihak Kerajaan Kazan. Beberapa bangsawan memicu pemberontakan pada 1545. Hasilnya, Safa Giray dilengserkan dari takhta. Seorang pro-Moskow mengambil alih takhta Kerajaan Kazan. Setelah itu, Moskow mengatur beberapa ekspedisi militer untuk memaksakan kontrol atas Kazan, namun upaya itu gagal. Dengan bantuan dari Nogays, Safa Giray kembali merebut takhtanya. Ia mengeksekusi 75 bang-

sawan dan sisa anggota oposisinya melarikan diri ke Rusia. Pada 1549, dia meninggal dan anaknya yang berusia tiga tahun, Utamesgaray, diakui sebagai khan. Pada saat itu, kerabat Safa Giray (termasuk Devlet I Giray) berada di Crimea. Di bawah pemerintahan Qosçaq, hubungan dengan Rusia terus memburuk. Sekelompok bangsawan yang tidak puas pada awal 1551 mengundang seorang pendukung Tsar Ivan Terrible, Sahgali, untuk kedua kalinya. Pada saat yang sama, tanah di sebelah timur Sungai Volga (Taw Yagi) diserahkan ke Rusia. Utamesgaray, bersama dengan ibunya, dikirim ke sebuah penjara Moskow. Sahgali menduduki takhta Kazan hingga Februari 1552. Unsur anti-Moskow dalam pemerintahan Kazan mengasingkan Sahgali dan mengundang pangeran Astrakhan Yadegar Moxammad, bersama dengan Nogays, untuk membantu mereka. Kazan kemudian berada di bawah pengepungan. Pada Agustus 1552, Rusia mengalahkan pasukan Tartar pedalaman, membakar sejumlah arca dan beberapa istana. Setelah dua bulan pengepungan dan penghancuran benteng, pada 3 Oktober, Rusia memasuki kota. Yadegar Moxammad dipenjara dan penduduknya dibantai. Konon, menurut dokumen kronik Kazan, sekitar 110 ribu tewas, baik warga sipil maupun pasukan, dan 60 ribu–100 ribu Rusia yang ditawan di kerajaan dibebaskan. Setelah jatuhnya Kazan, wilayah seperti Udmurtia dan Bashkortostan bergabung dengan Rusia tanpa konflik. Administrasi kerajaan dihapuskan. ProMoskow dan bangsawan netral tetap memiliki tanah mereka, tetapi tanah milik lainnya dieksekusi. Tanah bebas dihuni oleh Rusia dan kadang-kadang oleh Tatar pro-Rusia. Uskup ortodoks seperti Germogen dipaksa membaptis banyak orang Tatar. Tatar kemudian dipindahkan jauh dari sungai, jalan, dan Kazan. Hingga akhirnya, pada 1556, sebagian penduduk terus menentang kekuasaan Rusia. Penduduk dalam daerah bekas kerajaan tersebut kala itu diperkirakan menurun beberapa ribu selama perang. Menurut sejumlah sejarawan, Kerajaan Kazan sempat dikembalikan dengan bantuan penduduk etnis Rusia, tetapi pasukan Rusia di bawah kepemimpinan Kuzma Minin terus menekan pemberontakan tersebut. ■ c15 ed: heri ruslan

WIKIMEDIA

KHANATE SIBIR hanate Sibir secara patrilineal merupakan keturunan dari Shayban (Shiban), anak kelima dari Jochi dan cucu dari Genghis Khan. Khanate ini memiliki populasi dengan beragam etnik, yakni orang-orang Tatar Siberia, Khanty, Mansi, Nenets, dan Selkup. Bersama Khanate Kazan, Khanate Sibir adalah negara Muslim di wilayah paling utara sekaligus negara Turk paling utara kedua setelah Yakuts. Penaklukan khanate Sibir oleh Ermak (Yermak Timofeyevich), seorang penjelajah Siberia yang juga pahlawan Rusia, pada 1582

K

adalah awal mula dari Penaklukan Siberia oleh Rusia. Penaklukan Siberia dimulai pada Juli 1580 ketika sekitar 540 orang dari komunitas semimiliter di Rusia bagian selatan menginvasi wilayah Voguls. Mereka bersama 300 buruh Lithuania dan Jerman. Sepanjang 1581, pasukan tersebut melintasi wilayah yang dikenal sebagai Yugra serta Kota Vogul dan Ostyak. Pada saat itu, mereka juga menagkap seorang kolektor pajak. Setelah serangkaian serangan balasan Tatar terhadap Rusia, pasukan Rusia dipersiapkan untuk sebuah operasi militer untuk mengambil alih Qashliq, Ibu Kota Siberia.

Setelah tiga hari pertempuran di tepian Sungai Irtysh pada Mei 1582, Yermak menang atas pasukan kombinasi dari Kucum Khan dan enam pangeran sekutu dari Tatar. Pada 29 Juni, pasukan Cossack diserang oleh Tatar, namun kembali berhasil dipukul mundur. Penaklukan Rusia terhadap Siberia berlangsung hingga pada mereka mencapai Samudra Pasifik pada 1639, yang menjadikan wilayah Rusia meluas hingga beberapa juta kilometer persegi. Dengan demikian, khanate tersebut berdiri di tengah Tsar Siberia yang menjadi bagian dari kekaisaran penuh autokrat Rusia. ■ c15 ed: heri ruslan


wawancara

REPUBLIKA ● AHAD, 16 OKTOBER 2011

B8

JODY BROTO SUSENO

Berdagang Sambil Berdakwah FOTO-FOTO: DAMANHURI/REPUBLIKA

piritual company. Konsep itulah yang diusung pengusaha muda Jody Broto Suseno dalam menjalankan roda bisnisnya. Ia mencoba meneladani nilai-nilai spiritual dan akhlak Nabi Muhammad SAW dalam berniaga. Hasilnya, sungguh luar biasa. Usahanya berkembang pesat. Pada tahun 2000, karyawannya

S

hanya dua orang. Kini, jaringan usahanya yang terdiri atas Waroeng Steak dan Shake, Waroeng Penyet, Waroeng Bebaqaran, Bebek Goreng H Slamet, Futsal Feskul, dan Futsal Soccer menampung sekitar 1.000 pegawai. “Kami berdagang dan juga berdakwah,” ujar Jody kepada wartawan Republika, Damanhuri Zuhri. Jody mengajak para karyawannya

Bagaimana ceritanya Anda mulai terjun ke dunia bisnis? Saya memulai bisnis ketika masih kuliah pada Jurusan Arsitektur sebuah universitas swasta di Yogyakarta. Saya memutuskan untuk meninggalkan kuliah setelah mencoba kerja praktik di sebuah hotel. Padahal, saat itu saya sudah semester tujuh. Saya memilih untuk usaha saja. Ketika kuliah semester lima, saya sudah dipercaya ayah saya untuk mengelola steik. Ayah saya buka rumah makan steik, tapi yang mewah buat kalangan menengah ke atas. Tempatnya permanen, sederhana tapi mahal. Saya jadi manager dan mempromosikan kepada teman-teman. Waktu itu tahun 1998, harga antara Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu untuk kalangan mahasiswa masih belum terjangkau. Lalu, terobosan apa yang Anda lakukan? Saya mencoba menjual steik harganya Rp 3.500, tapi dengan daging sapi asli. Triknya, daging dibalut tepung yang tebal. Lalu kita bumbuin dan disajikan di hot plate. Banyak juga orang dari Jakarta yang bertanya-tanya ini daging beneran atau bukan? Akhirnya, kita buatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kita ingin menunjukkan kalau dagingnya benar-benar halal, bukan daging sapi gelonggongan. Apa dampaknya setelah mengantongi sertifikasi halal? Dengan mengantongi sertifikasi halal, tentu kita sangat menjaga kehalalannya. Warung kita pun bertambah ramai. Bahkan, setelah Ustad Yusuf Mansur membantu mempromosikan lewat jamaahnya, usaha steik semakin ramai. Saya ingin belajar dari McD. Mengapa? Kalau McD thayyib-nya secara universal. Saya ingin thayyib-nya yang benar-benar secara Islami. Jadi, misalnya ada salah satu ustaz yang punya usaha air oksigen, seluruh karyawannya pada saat mengisi air harus dalam keadaan berwudhu. Kemudian, di pabriknya disetelkan tilawah Alquran. Dia berharap dengan cara itu airnya menyehatkan. Saya ingin seperti itu. Lalu, konsep itu Anda terapkan? Kita punya dapur produksi Waroeng Grup. Sebenarnya, karyawan kita sudah kita wajibkan menghafal empat surah Alquran, yakni Yasin, al-Mulk, alWaqiah, dan ar-Rahman. Di salah satu dapur, memang saat memasak para karyawan menghafal Alquran. Saya ingin ke depannya membuat dapur tapi sambil masak para pegawai dalam keadaan mempunyai wudhu. Kita setelkan tilawah Alquran dan kita mencoba agar makanannya benar-benar thayyib. Selain makanan yang dikonsumsi menyehatkan, dari segi akidahnya nggak melenceng.

anak-anak sekarang. Dengan konsep spiritual company, kebiasaan itu kita ubah. Programnya sudah dimulai dengan model pesantren. Nah, program Pak Samsuri dari Ustaz Yusuf Mansur sebagai president spiritual company Waroeng Grup. Misalnya, tema bulan ini tentang istigfar. Maka, Pak Samsuri mengagendakan ke ustaz-ustaz yang tak lain adalah para supervisor di tiap-tiap Waroeng Grup melakukan istigfar. Mengamalkan istigfar sehabis shalat dan seterusnya. Nah, bulan depan kajiannya soal shalawat. Keutamaan shalawat dan cara mengamalkannya. Seluruh karyawan dengan bimbingan ustaz-ustaz di tiap-tiap warung diajak mengamalkan shalawat.

untuk mengamalkan sunah Nabi Muhammad dalam berdagang. “Kini ingin berkah. Kalau hanya mencari dunia yang didapat hanya dunia. Namun, jika mencari akhirat hasilnya terasa sekali. Subhanallah,” ungkap pengusaha yang juga membina Rumah TahfizQu (pesantren penghafal Alquran) dengan jumlah santri sebanyak 120 itu. Berikut petikan wawancaranya.

Kabarnya, setelah berzakat usaha Anda semakin ramai? Tahun pertama belum begitu ramai. Namun, tahun kedua sudah mulai kelihatan ramai. Awalnya, karyawan hanya dua orang. Saya yang masak, istri saya yang menjaga di depan. Jumlah mejanya juga baru empat dan hot plate-nya cuma sepuluh. Tahun kedua sudah lumayan. Saya juga diingatkan buat mengeluarkan zakatnya di tahun kedua. Baru setelah saya bayar zakat, warungnya semakin ramai. Saya tambahkan lagi zakatnya, usaha saya semakin ramai lagi. Siapa yang memberikan kesadaran dengan berzakat akan tumbuh usaha? Om saya di Solo, namanya Pak Didi. Beliau mengurus jamaah pengajian Muhtadi Solo yang sampai sekarang masih aktif berdakwah mengurus jamaah di Solo. Beliau merangkul bukan hanya satu masjid, tapi beberapa masjid. Beliau yang mengingatkan sampai saya sadar ini pasti ada keterlibatan yang lain di luar ikhtiar kita. Sebenarnya, apa kunci dalam usaha kuliner ini? Pertama, tentu soal rasa. Rasanya harus rasa kebanyakan orang, bukan rasa yang enak. Koki yang pintar masak belum tentu jualannya ramai. Tapi, orang-orang biasa seperti kita yang sering jajan di luar, sering mencoba makanan ini dan makanan itu, oh ini enak, restoran ini ramai, yang ramai restoran yang ini, yang enak ininya. Kita harus tahu karena kita sering jajan. Jadi tahu selera kebanyakan orang begini, harganya juga segini. Kalau rasa sudah pas, akhirnya kita bisa dicari para pelanggan. Lokasi, menurut saya, tidak terlalu penting. Lokasi di dalam gang pun masih dicari orang. Ketiga, pelayanan. Karyawan, menurut saya utama sekali. Kunci kita bisa sukses ada di karyawan. Jika karyawannya benar, kita bisa sukses.

Kita mencoba mengenalkan Islam yang rahmatan lil’alamin.

Kalau begitu, akhlak menjadi modal utama? Benar. Kalau Allah SWT tak meridai, semuanya akan hancur. Pernah ada satu outlet kita yang karyawannya suka berjudi, akhirnya mereka kita keluarkan. Kita datangkan karyawan yang baru, dibina sedikit demi sedikit. Memang, untuk mengangkatnya kembali berat sekali sampai beberapa bulan. Saya pikir ini pasti ada yang salah. Saya bukan menyalahkan karyawan, tapi salah ada pada diri sendiri. Akhirnya, kita niatkan warung ini hasilnya kita kunci benar-benar buat sedekah di rumah tahfiz. Jadi, satu outlet saya yang seluruh hasilnya disedekahkan adalah Feskul di Kaliurang. Untuk menggaji karyawan tetap kita gunakan dari operasional. Ketika ada penghasilannya, total 100 persen buat sedekah. Dan, ternyata beberapa karyawan bonusnya nggak diambil namun mereka sedekahkan juga. Bahkan manager, dia nggak mau digaji dari yang di Feskul karena hasilnya buat sedekah, akhirnya dia sedekahkan juga. Banyak yang seperti itu. Akhirnya di Feskul Cakal, sekarang, masya Allah, sudah ramai bahkan lebih ramai dari dulu. Artinya, nilai-nilai berdagang ala Rasulullah sangat berpengaruh dalam berdagang? Betul sekali. Kita kadang-kadang tak menyadari tapi coba. Kalau kita mau mencoba pasti kelihatan betul hasilnya. Usaha kita akan sukses dengan kita menerapkan akhlak Rasulullah SAW. Adakah guru-guru khusus yang mengajarkan? Di Waroeng Grup ada direktur spiritual company. Ini baru dua tahun kita angkat. Mungkin ini satusatunya di Indonesia, perusahaan yang ada direktur spiritual company. Di Waroeng Grup ini ada tiga direktur, yaitu direktur operasional, direktur keuangan, dan direktur spiritual company. Ini saya angkat dari ustaz di salah satu masjid di Solo. Namanya Ustaz Syamsuri dari Solo. Ia seharihari hanya berceramah keliling dari masjid ke masjid di Solo. Ia sukses dalam dakwahnya. Awalnya di masjid dekat rumahnya banyak orang yang mabuk-mabukan, banyak anak muda yang tak mau ke masjid. Lalu, ia rangkul pelan-pelan dengan kegiatankegiatan di masjid. Akhirnya, anak-anak muda ini masuk ke masjid semua. Saya lihat masjidnya sudah ramai dengan anak-anak muda yang tadinya mabuk-mabukan. Akhirnya, saya angkat Ustaz Syamsuri menjadi direktur spiritual company. Tugasnya membenahi karyawan saya. Dua tahun lalu, jumlah karyawan saya masih 800 orang, tak ada yang dari pesantren, jauh dari nilai-nilai agama, seperti kebanyakan

Sebenarnya, Waroeng Grup ini berdagang apa berdakwah? Dua-duanya. Ya, berdagang dan juga berdakwah. Kita ingin mencari keberkahan. Kalau kita cuma mencari dunia, amal yang didapat hanya dunia saja. Masya Allah, ketika kita mencari akhirat, kita ajak seluruh karyawan mengamalkan cara Nabi Muhammad SAW, terasa sekali hasilnya. Subhanallah. Omzet Waroeng Steak setiap bulan terus meningkat. Padahal, bisa dibilang kita jarang promosi, malah nggak pernah. Tapi, setiap bulan kita melakukan tabligh akbar. Marketing-nya dalam bentuk tabligh akbar dan kegiatan sosial ke manamana serta mengurus rumah tahfiz yang sekarang sudah ada lima tempat yang kita kelola secara mandiri dengan dana sedekah karyawan Waroeng Grup. Apa tantangan yang dihadapi dengan konsep dakwah dengan berdagang? Pasti ada. Apalagi, karyawan kita tidak memiliki dasar pesantren dan pendidikan agama yang kuat. Satu setengah tahun yang lalu saya bilang sama Pak Samsuri sebagai direktur spiritual company, kalau ada supervisor yang tidak shalat, kita ganti. Kuncinya di outlet warung itu ada di supervisor. Kalau supervisornya bagus, ibadahnya bagus, insya Allah, warungnya jadi bagus. Kita coba cari supervisor dari takmir-takmir masjid. Kita cari dari pengajian di masjid-masjid. Ada yang bagus, langsung kita jadikan supervisor. Bisa jadi, supervisor itu tidak mengerti dengan kuliner? Ya, memang nggak perlu mengerti kuliner. Tapi, bisa kita jadikan supervisor kalau memang bagus secara agama. Dan, kita sudah membuktikan. Beberapa kali kita mendapatkan supervisor yang dari kajian agama. Dan saya bilang ke mereka, kalau mereka itu adalah kiai di warung. Jadi, bukan saya yang kiai, tapi supervisor. Mereka harus menjadi imam shalat berjamaah, serta membaca shalawat dan dua hadis dari kitab Riyadlush Shalihin setiap hari. Termasuk juga memberi tausiah kepada karyawan. Mengajinya harus lebih bagus dari karyawan. Datangnya harus lebih awal dari karyawan. Pokoknya dari sisi agama, dia harus lebih bagus dari karyawan. Dakwah seperti apa yang dilakukan lewat warungwarung Anda? Sekarang, saya mulai mencoba bagaimana di warung bisa berdakwah juga. Selama ini kan Islam dikenal dengan keras. Kita mencoba mengenalkan Islam yang rahmatan lil’alamin. Kita mulai dari karyawan, seperti berhenti merokok, memberikan pelayanan yang ramah, dan harus ada mushala di setiap warung. Termasuk ajakan-ajakan kebaikan, seperti makan dengan tangan kanan. Biasanya, makan steik pakai tangan kiri dan tangan kanan pegang pisau. Tapi, kita ajak konsumen untuk memakan dengan tangan kanan. Konsumen juga kita ajakan untuk sedekah. Selain mengurus Rumah Tahfiz Quran, kabarnya juga membina pebulu tangkis yang hafal Alquran? Saya sudah membuat rumah tahfiz, tapi saya senang badminton juga. Kita punya lapangan dua line. Lapangan ini dipakai seminggu dua kali. Sengaja saya nggak sewakan. Buat kalangan sendiri saja. Kita buat pengajian dua bulan sekali buat mengumpulkan karyawan. Pengajian tabligh akbar sebulan sekali. Seluruh karyawan saya kumpulkan. Saya lihat manfaatnya kurang, akhirnya kita mendirikan Rumah Tahfidz Badminton. Rumah Tahfidz Badminton ini untuk anak-anak Usia SD dan SLTP. Sekarang santrinya ada delapan dan ditambah satu lagi. Jadi, yang benar-benar mukim (tinggal di asrama). Mereka tidak sekolah di luar, hanya ikut kejar paket untuk bisa ikut ujian. Jadi, seharihari belajar agama, menghafal Alquran. Setiap pagi dan sore digenjot latihan badminton. Waktu santri-santri badminton kita masih di klub masing-masing, setiap ikut pertandingan hanya masuk delapan besar. Kemarin kita bina sebulan, kemudian kita kembalikan ke klubnya, mencoba pertandingan, bisa juara satu. Dan hebatnya lagi sudah hafal surah Yasin, ar-Rahman, dan al-Mulk. ■ ed: heri ruslan


kitab

REPUBLIKA ● AHAD, 16 OKTOBER 2011

B9

Fashl Al-Maqal Fima Bain Al-Hikmah wa As-Syari’at Min Al-Ittishal

Harmonisasi Agama dan Filsafat Muslim seperti Al Ghazali, yang dinilai salah menerapkan argumentasinya dalam konteks perdebatan itu. Ada tiga persoalan yang menjadi fokus diskusinya. Pertama, persoalan apakah alam itu azali atau zadim (eternal in the past). Kedua, tentang pengetahuan Tuhan terhadap perkara partikular (juz’iyyat), serta pengingkaran atas kebangkitan tubuh di akhirat kelak. Dalam karya itu, ia tidak memaparkan secara utuh dan lengkap mengenai argumentasi dan kritik secara keseluruhan terhadap lawannya. Pemandangan berbeda akan didapat ketika menelaah sanggahannya yang tertuang di dua karyanya secara terpisah, yaitu Tahafut At Tahafut dan Manahij Al Adillah. Di Fahs Al Maqal, komentator terbesar Aristoteles itu—tulis Dante dalam Divine Comedia-nya—sebatas menguraikan contoh aplikatif yang menguatkan pendapatnya. Yang paling mencolok ialah menyangkut upaya mempertemukan antara agama dan filsafat.

MENURUT IBNU RUSYD, AGAMA MENDORONG SUPAYA MANUSIA MENGGUNAKAN AKAL DAN PIKIRANNYA GUNA MEMPELAJARI SEGALA FENOMENA YANG TERJADI DI ALAM SEMESTA.

Oleh Nashih Nashrullah

olemik tentang korelasi filsafat dan agama sempat menjadi perdebatan menarik dicermati pada abad pertengahan—era kejayaan Islam. Berbagai diskusi muncul sebagai respons elaborasi pemikiran akibat transformasi dan akumulasi gagasan yang ditawarkan oleh sejumlah cendekiawan dari Barat. Abu Ya‘la al-Walid Muhammad ibnu Ahmad ibnu Muhammad ibnu Rusyd (1126–1198), seorang pemikir legendaris Islam kelahiran Cordoba mencoba mengurai benang kusut tentang perdebatan korelasi filsafat dan agama. Dalam salah satu magnum opusnya, Fashl Al-Maqal Fima Bain Al-Hikmah wa As-Syari’at Min Al-Ittishal, Averroes—begitu Ibnu Rusyid dikenal di Barat—mencoba meyakinkan cendekiawan Muslim tetang sinkronisasi agama dan filsafat tersebut. Ia pun lantas berusaha menguak argumentasi aplikatif tentang harmonisasi sekaligus menyanggah pendapat filsuf

P

Berfilsafat tidak dilarang Mengawali pembahasannya, Ibnu Rusyd berusaha menggali epistemologi dan landasan berpikir mengenai boleh tidaknya berfilsafat dalam agama. Ia juga mengupas perspektif syariat terhadap penggunaan filsafat dan ilmu mantik. Ia berpandangan, pada dasarnya, berfilsafat dan berlogika tidak perlu dipermasalahkan. Aktivitas filsafat, menurutnya, tak lain mendalami dan merenungkan berbagai fenomana alam atau wujud beserta isinya. Kegiatan itu dimaksudkan agar lebih mendekatkan persepsi utuh tentang Sang Khalik. Dalam pengertian dan tujuan seperti ini, syariat secara tegas tidak mempertentangan filsafat. Justru agama mendorong supaya manusia menggunakan akal dan pikirannya guna mempelajari segala fenomena yang terjadi di alam semesta. Jika berbicara filsafat dengan konteks demikian, menurutnya, berfilsafat hukumnya wajib dan dianjurkan. Ibnu Rusyd melandasi argumentasinya itu dengan sejumlah ayat Alquran, di antaranya ialah al-Hasyr: 2, al-A’raf: 185, al-An’am: 75, al-Ghasiyah: 17, dan AliImran: 191. Menurut dia, ayat-ayat tersebut menganjurkan dan memerintahkan

mencari metode yang paling sempurna. Analogi yang digunakan juga setara dengan metode yang dipakai, yaitu burhani. Metode burhani sendiri merupakan salah satu terminologi dan metode penting dalam filsafat. “Mempelajari filsafat adalah perintah yang bersifat wajib,” papar Ibnu Rusyd. Ibnu Rusyd menambahkan, penerimaan manusia tentang proses berfilsafat itu beragam. Keragaman itu merujuk pada perbedaan karakter dan perangai manusia. Menurutnya, ada kategori orang yang menerima hanya dengan metode burhani, sebagian lainnya menyambut fakta dan kebenaran dengan argumen-argumen yang tersaring melalui perdebatan, serta mereka yang bisa percaya dengan sekadar retorika. Secara prinsip, ia memandang penerimaan tentang fakta yang hak itu dapat diterima oleh setiap individu, kecuali mereka yang mengingkarinya. Karena itu, Rasulullah diperintahkan menggunakan berbagai metode yang sesuai dengan tingkat intelektualitas dan potensi penerimaan mereka. Allah SWT berfirman, “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS an-Nahl [16]: 125). Lalu, di manakah letak korelasi filsafat dan agama? Ibnu Rusyd berpandangan, kebenaran syariat adalah hak dan mendorong logika untuk selalu mengetahui kebenaran tersebut. Bagi Muslim, metode burhani tidak bertentangan dengan semangat syariat. Logika sederhananya, jika agama bersifat absolut dan benar, demikian halnya dengan fakta yang dihasilkan dari metode burhani. Menurut dia, kesimpulan itu tidak berseberangan dengan kebenaran yang ada pada agama, justru akan memperkuat fakta tersebut. Jika ditarik lebih jauh lagi, apabila burhani menemukan fakta tentang wujud tertentu, ada kemungkinan wujud itu belum secara tegas disebutkan oleh dalil-dalil syariat. Fakta itu, tidak serta-merta terbantahkan dan tertolak lantaran syariat belum menegaskannya. Akan tetapi, status perkara itu dikategorikan sebagai persoalan yang maskut ‘anhu, pemecahannya diselesaikan oleh seorang fakih melalui qiyas syar’i. Apabila dari hasil qiyas itu diperoleh kesesuaian dengan syariat, tak ada lagi persoalan. Tetapi, jika kenyataannya masih berbeda, di sinilah pentingnya upaya takwil. Ibnu Rusyd mendefinisikan takwil sebagai pengalihan makna tekstual sebuah teks ke makna kiasan (majazi) dengan tetap mempertahankan aturan yang berlaku dalam bahasa Arab, baik antara kata yang asli dan komparasi kata lainnya maupun hal-hal lain yang menjadi kaidah dalam susunan kalimat kiasan. Takwil yang dimaksud tidak bertujuan

untuk merusak keaslian makna asli al muawwal, tetapi para ulama sepakat, jika takwil menyasar makna dari hasil kiasan (al muawwal minha). Dengan demikian, teks akan tetap berada pada posisi awal. Tidak berubah. Sebagai contoh, pendukung Al-Asy’ari mentakwilkan ayat-ayat istiwa dan kisah turunnya Allah ke bumi, sedangkan kelompok Hanbali berpegang teguh pada tekstual ayat tersebut. Ibnu Rusyd menambahkan, kesimpulan yang dihasilkan dari takwil bisa saja berbeda satu dengan lainnya. Hal ini lebih diakibatkan pada perbedaan karakter dan potensi penerimaan masing-masing individu terhadap kebenaran. Sanggahan atas Ghazali Secara singkat, Ibnu Rusyd menyampaikan sejumlah sanggahan tentang tiga tema yang merupakan perdebatan antara filsafat barat dan cendekiawan Muslim. Ketiga persoalan itu ialah persoalan apakah alam itu azali atau kadim (eternal in the past), pengetahuan Tuhan terhadap perkara partikular (juz’iyyat), serta pengingkaran atas kebangkitan tubuh di akhirat kelak. Pernyataan keras keluar dari Al-Ghazali merespons pandangan filsuf atas ketiga persoalan itu. Bahkan, ia sempat menyatakan, siapa pun yang berpandangan laiknya para filsuf itu bisa dianggap kafir. Menurut Ibnu Rusyd, pendapat sang maestro tersebut tidak dibenarkan. Soal kadimnya alam, jelas Ibnu Rusyd, perdebatan yang muncul lebih karena faktor pendefinisian dan istilah. Rusyd tidak bertentangan dengan Alquran sebab tidak ada perselisihan dalam menempatkan bahwa Allah adalah pencipta alam keseluruhan ini. Jadi, menurut filsuf, kadimnya alam tidak sama dengan kadimnya Allah, tetapi yang mereka maksudkan adalah yang ada berubah menjadi ada dalam bentuk lain karena penciptaan dari tiada (al-‘adam) adalah mustahil dan tidak mungkin terjadi. Dari tidak ada, tidak bisa terjadi sesuatu, oleh karena itu, materi asal alam ini mesti kadim. Ibnu Rusyd menyanggah pula tudingan bahwa filsuf tidak memercayai hari akhir. Sebaliknya, mereka mengakui tentang adanya hari kebangkitan kendati mereka tidak sepakat tentang interpretasi pola dan bentuknya. Sebagian mereka menganggap yang dihidupkan kelak hanya ruh, sedangkan kelompok filsuf lainnya berpendapat bahwa yang dibangkitkan ialah ruh dan jasad sekaligus. Demikian halnya dengan pengetahuan Tuhan terhadap juz’iyyat. Yang dipermasalahkan para filsuf bukan soal tahu tidaknya Tuhan atas pekara itu, melainkan ialah bagaimana cara Tuhan mengetahuinya. Ini yang diperdebatkan. Pengetahuan Tuhan bersifat kadim, yakni semenjak azali Tuhan mengetahui yang juz’i tersebut, bahkan sebelum yang juz’i berwujud seperti wujud saat ini. ■ ed: heri ruslan


dunia islam

REPUBLIKA ● AHAD, 16 OKTOBER 2011

CONFERENCEOFPRESIDENTS.ORG

B10

ONISLAM.NET

ISLAM DI AZERBAIJAN

NEGERIdMUSLIM a i s a r u E i Sudut LIB.UTEXAS.EDU

GRANITAS.AZ

zerbaijan. Negara yang terletak di kawasan Eurasia (Eropa Asia) itu mayoritas penduduknya beragama Islam. Meski begitu, Azerbaijan adalah negara republik demokratis dan sekuler. Awalnya, negara itu berdiri pada 1918 dan kemudian menjadi bagian dari Uni Soviet pada 1920, sebelum akhirnya merdeka pada 1991. Negara bermata uang manat ini adalah negara kaya sumber daya alam. Kekayaan utama Azerbaijan adalah minyak dan wilayah agrikultur yang mendominasi wilayah daratannya. Dalam Azerbaijan: General Information (2007) disebutkan, dua pertiga wilayah negara itu kaya akan minyak dan gas alam. Menurut Geographical Data yang diterbitkan Biro Statistik Negara Republik Azerbaijan (2007), negara seluas 86.600 kilometer persegi ini merupakan daerah cekungan agrikultur terbesar di kawasan Kaukasus (sebutan untuk daerah atau negara yang terletak di perbatasan Eurasia). Wilayah agrikultur Azerbaijan mendominasi daratannya hingga 54,9 persen. Hasil utamanya adalah komoditi perdagangan, seperti buah anggur, kapas, tembakau, jeruk, dan sayur-sayuran, serta ternak, produk susu, dan minuman anggur. Selain agrikultur, panorama alam dan budaya Azerbaijan menjadi daya tarik turis dan menjadi sumber pemasukan bagi negara. Negara yang terletak di persimpangan antara Asia Barat dan Eropa Timur ini dikenal sekuler karena memberikan kebebasan beragama seluas-luasnya pada penduduknya, serta tidak mengaitkan agama pada urusan apa pun dalam berbagai hal. Agama baru akan disangkutpautkan ketika ia memunculkan bahaya dan

A

DI AZERBAIJAN, ISLAM DIMAKNAI LEBIH JAUH SEBAGAI BUDAYA DAN ETNISITAS.

WIKIMEDIA

PANORAMIO

menimbulkan keresahan, misalnya saja terorisme. Mayoritas penduduk Azerbaijan memeluk Islam dengan jumlah tidak kurang dari 99,2 persen. Sebanyak 85 persen di antaranya adalah Muslim Syiah dan sisanya adalah Muslim Sunni. Persentase Syiah yang besar itu menjadikan Republik Azerbaijan negara dengan populasi Muslim Syiah terbesar kedua setelah Iran. Agama lain yang dianut di sana adalah Kristen dan sejumlah keyakinan lain seperti Zoroastrianisme. Uniknya, berdasarkan laporan Pew Research tahun 2009, identitas Muslim di Azerbaijan lebih banyak didasarkan pada budaya dan etnisitas dibandingkan pada agama itu sendiri. Kondisi tersebut agaknya dipengaruhi oleh riwayat keislaman penduduk Azerbaijan pada periode-periode lampau, yang secara historis membentuk Islam lebih sebagai budaya dan memengaruhi interaksi serta kehidupan mereka. ●●●

Nama Azerbaijan diambil dari kata “Atropates”, seorang bangsawan Persia yang mengabdi pada Raja Darius III dan Alexander III Macedonia, yang pada akhirnya mendirikan sebuah kerajaan independen. Nama Atropatene merupakan transliterasi Yunani oleh penduduk Iran kuno yang menyusun nama yang memiliki arti “dilindungi oleh api suci” atau “tanah api suci”. Nama Yunani itu disebutkan oleh dua sejarawan Yunani Diodorus Siculus dan Strabo. Setelah berabadabad, nama itu berkembang menjadi Adharbadhagan, Adharbayagan, Azarbaydjan, dan Azerbaican (Azerbaijan). Bukti awal adanya permukiman penduduk di wilayah Azerbaijan merujuk pada zaman batu akhir dan terhubung dengan budaya Guruchay pada Gua Azykh (gua yang diperkirakan berusia lebih dari 300 ribu tahun) yang diyakini sebagai tempat tinggal manusia zaman batu. Salah satu wilayah permukiman awal yang ditemukan melalui penggalian arkeologis di sana adalah wilayah Scythia yang ditinggali para penunggang kuda nomadik pada abad ke-9 SM. Sejarah Islam di Azerbaijan dimulai pada masa yang disebut era feodal dalam sejarah Azerbaijan. Negara itu dikuasai oleh Dinasti Sassanid sejak tahun 252 M saat dinasti tersebut menjadikan Albania negara taklukan. Raja Albania Urnayr menjadikan Kristen sebagai agama resmi negara saat itu pada abad ke-4. Pada 667 M, Kekhalifahan Umayyah memukul mundur Sassanid dan Bizantium. Dinasti Umayyah menjadikan Albania negara taklukan pada 667 M setelah mendapat perlawanan dari kaum Kristen di bawah pimpinan Pangeran Javanshir (pangeran Albania dari Dinasti Mihranid yang memimpin sejak 643–681 M). Kerajaan Sassanid, yang dikuasai oleh Dinasti Sassania, menjadi kerajaan Persia pra-Islam terakhir. Kekosongan kekuasaan akibat kemunduran Khilafah Abbasiyah memunculkan sejumlah dinasti lokal, seperti Sallarids, Sajids, Shaddadids, Rawadids, dan Buwaih. Pada awal abad ke-11 M, wilayah ini secara bertahap direbut oleh kelompok konfederasi suku Turki dari Asia Tengah dalam Ekspansi Turki. Dinasti Turki yang berdiri pertama kali saat itu adalah Ghaznavids, yang pada 1030 M memasuki wilayah yang sekarang dikenal sebagai Azerbaijan. Sepanjang abad pertengahan, Azerbaijan dipimpin

oleh beberapa dinasti Islam, seperti Dinasti Seljuk (1071–1325), Atabegs of Azerbaijan (1136–1225), Qara Qoyunlu (1375–1468), Aq-Qoyunlu (1378– 1508), dan Shirvanshah (861–1539). Kerajaan Seljuk adalah kerajaan Muslim Sunni Persia-Turki yang pada satu waktu dikuasai oleh dinasti dari konfederasi suku Turkis, Atabegs of Azerbaijan. Menurtu Yarshater (1987) dalam The Iranian Language of Azerbaijan, penduduk Azerbaijan yang pada waktu itu berbicara bahasa Iran (bahasa Azari), secara bertahap menggunakan bahasa Turki yang sejak abad 11 M dikenal sebagai bahasa Azerbaijan Lama. Sementara itu, dalam Proceedings of the Third European Conference of Iranian Studies (Ludwig, 1998), disebutkan bahwa para ahli bahasa menyebut dialek Tati pada penduduk Azerbaijan Iran dan Republik Azerbaijan sebagai sisa-sisa bahasa Azari. [38–39]. ●●●

Republik Demokratis Azerbaijan merupakan republik parlementer modern pertama dalam dunia Islam yang berdiri pada 28 Mei 1918. Pada 28 April 1920, Azerbaijan menjadi bagian dari Uni Soviet dan mulai mendeklarasikan kemerdekaan sejak 30 Agustus 1991 dan mencapai kemerdekaan sepenuhnya pada 18 Oktober 1991. Dewasa ini, negara dengan populasi sebanyak 9.165.000 jiwa (perkiraan tahun 2011) itu menghadapi sebuah permasalahan sosial berbasis isu agama. Seperti yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir, Pemerintah Azerbaijan menyerukan pelarangan hijab (termasuk jilbab) bagi perempuan dan jenggot pada kaum laki-laki. Langkah itu, seperti disebut sejumlah pemberitaan internasional, diambil pemerintah untuk meminimalisasi aktivitas organisasi Islam garis keras yang berkembang di sana. Beberapa organisasi garis keras memang disebutsebut berkembang di Azerbaijan. Salah satunya adalah Alqaeda. Terlepas dari alasan penerapan aturan tersebut oleh Pemerintah Azerbaijan, Muslim di sana beramai-ramai melakukan aksi protes di jalan menuntut pencabutan aturan tersebut dan mengatakan bahwa hijab adalah hak mereka. ■ c15 ed: heri ruslan


sastra ejuta tahun yang lalu, sebuah gunung meletus di Pulau Sumatra. Kawah gunung menjelma menjadi sebuah danau. Proses alamiah selama ribuan tahun mengubah dinding kawah menjadi deretan bukit subur memagari danau. Di utara, tanah landai menghampar dari kaki bukit sampai ke tepian. Di tempat lain, dinding bukit semakin merapat ke tepi danau. Di dalam rimba raya, pohon Meranti, Pulai, dan Surian tumbuh besar-besar dan tinggi. Beberapa abad yang lalu, dari tempat asal berbeda, rombongan demi rombongan pendatang berbondong-bondong membangun jorong dan nagari di selingkar danau. Kaum laki-laki dari setiap suku bergotongroyong membalak hutan belantara menjadi sawah, ladang, dan permukiman saudarasaudara perempuan mereka. Di tanah landai, mereka mengeruk sawah dan ladang tempat menanam padi dan palawija. Di lereng-lereng bukit, mereka menanam tanaman keras, kayu manis, cengkih, dan durian. Tanah hasil membabat hutan itu mereka jadikan pusako tinggi yang diwariskan dari ibu kepada anak perempuannya. Dari anak perempuannya itu kepada anak perempuannya pula. Begitulah seterusnya menurut garis ibu. Orang laki-laki, selama dia masih hidup, boleh mengambil sebagian kecil hasil sawah, ladang, dan tanaman keras itu, tetapi dia tidak boleh menjual atau mewariskan kepada istri dan anak-anaknya. Hanya harta hasil pencariannya yang disebut pusako randah boleh dijual atau dihibahkan kepada istri dan anak-anaknya.

S

PUSAKO TINGGI

menjadi seorang stateless dan terdampar menjadi pekerja bangunan di Kota Paris. “Sebuah perusahaan minyak multinasional membutuhkan tenaga para insinyur untuk dipekerjakan pada proyek eksplorasi minyak lepas pantai di Qatar, sebuah negara kaya minyak dan gas alam di Teluk Persia. Kau harus coba melamar ke perusahaan itu.” “Mereka pasti menolak lamaranku karena aku lulusan sekolah perminyakan dari Uni Soviet.” “Ayahku seorang lawyer. Aku akan minta tolong kepadanya supaya dia mau menjamin bahwa kau bukan seorang komunis.”

Oleh M Daniel Ilyas

●●●

Memasuki masa pensiun, Hamdani dan Laura serta dua orang anak perempuan mereka kembali ke Paris.Walaupun hidupnya senang di negeri orang, Hamdani tetap rindu akan kampung halamannya. Desir angin di daun nyiur, empasan ombak di tepian, dan gemuruh air danau masuk Batang Antokan selalu terngiang-ngiang di telinganya. Kaul Hamdani, sebelum aku menutup mata di tanah rantau, aku bisa pulang menziarahi makam kedua orang tuaku dan menjenguk rumah warisan ibuku. ●●●

RENDRA PURNAMA/REPUBLIKA

●●●

Jika tidak terjadi kudeta berdarah tahun 1965, pada tahun itu, Hamdani telah pulang ke Indonesia. Dia telah selesai mengikuti pendidikan di bidang perminyakan di Ukraina. Dengan demikian, beasiswa yang diberikan pemerintah kepadanya sudah berakhir, tetapi Hamdani tidak berani pulang. Dia khawatir sampai di Tanah Air ditangkap tentara, menyusul kudeta yang gagal itu. Waktu itu, Hamdani sempat mengirim surat kepada ayahnya. Surat itu dititipkan Hamdani kepada sahabatnya, Budiman, saat mereka berpisah di stasiun kereta api Ostbhnhof Berlin. Budiman pulang ke Indonesia menggunakan pesawat udara dari Frankfurt. Hamdani meneruskan perjalanan dengan kereta api ke Paris. Ayah, selama belajar di negara komunis, aku tetap seorang Muslim yang taat. Aku tidak berani pulang sekarang karena situasinya tidak memungkinkan. Aku takut dituduh anggota atau simpatisan ormas yang berafilisasi dengan Partai Komunis Indonesia. Pada musim panas yang lalu, aku mengikuti pertemuan para pemuda dan pelajar dari negara-negara New Emerging Forces yang sedang belajar di negaranegara Eropa Timur di Bukarest. Pertemuan itu memprotes campur tangan Amerika Serikat di Vietnam Selatan. Surat kabar yang terbit di Bukarest memuat fotoku sedang membacakan petisi. Foto yang sama tentu juga dimuat surat kabar yang terbit di Jakarta. Semangat anti-Nekolim yang dikobarkan Bung Karno beberapa tahun terakhir ini mendorongku pergi ke Bukarest. Ayah, maafkanlah aku karena tidak dapat memenuhi harapan ayah menjadi orang pertama dalam keluarga kita yang menjadi pegawai negeri. Setelah itu, Hamdani tidak pernah lagi berkirim surat kepada ayahnya. Dia tidak sampai hati gara-gara menerima suratnya, ayahnya dipanggil tentara. Di Paris, Hamdani bergabung dengan pekerja imigran asal Aljazair, tinggal berdesakan di rumah petak kumuh dan sumpek, tetapi sewanya mahal. Rumah petak itu milik tuan Louis Duvalier. Setiap awal bulan, anak perempuannya, Laura, yang masih kuliah pada jurusan antoropologi di sebuah universitas, membantu dia memungut sewa

B11

REPUBLIKA ● AHAD, 16 OKTOBER 2011

dari para pekerja. Alamat tempat itu diperoleh Hamdani dari seorang pemuda Aljazair yang dikenalnya dalam pertemuan di Rumania. Para pekerja pendatang itu bersimpati kepada Indonesia karena Indonesia selalu mendukung perjuangan rakyat Aljazair waktu merebut kemerdekaan dari Prancis. Mereka sebagian besar bekerja sebagai pekerja kasar di proyek-proyek pembangunan infrastruktur. Hamdani sendiri selama tiga tahun bekerja mengemudikan buldoser dan mengoperasikan ekskavator di proyek pembangunan perumahan dan jalan raya. ●●●

Pagi itu, Hamdani dan para pekerja sedang menunggu truk yang akan mengantar mereka ke tempat pembangunan perumahan. Laura datang tergopoh-gopoh

menghampiri para pekerja. Wajahnya pucat pasi, air matanya bercucuran. “Tolong tuan-tuan, ayah saya jatuh pingsan di kamar makan selesai sarapan.” Para pekerja saling berpandangan. “Ayahmu pernah menderita sakit apa?” tanya Hamdani memecah kebingungan itu. “Empat tahun yang lalu, dokter mendiagnosis ayahku menderita sakit jantung koroner.” (Waktu masih remaja, Hamdani pernah bergabung dengan kepanduan Hizbul Wathan. Mereka diajari hidup saleh dan mandiri, serta mampu memberikan pertolongan pertama dalam keadaan darurat, termasuk menolong orang yang terkena serangan jantung). Hamdani dan para pekerja buru-buru menuju rumah Laura. Hamdani segera

menaruh bantal di bawah kepala tuan Duvalier yang terbaring di lantai. Dia mulai menekan-nekan dada kiri Tuan Duvalier dengan kedua telapak tangannya seperti seseorang yang sedang memompa sesuatu. Tidak ada reaksi. Hamdani kembali memompa dengan harapan, jantung si sakit bekerja kembali. Tuan Duvalier tersentak dari pingsan. Perlahan-lahan dia mulai bernapas. “Laura, cepat bawa ayahmu ke rumah sakit terdekat. Dia perlu perawatan dokter ahli. Aku bukan dokter. Aku hanya tahu memberikan pertolongan pertama.” Dibantu beberapa orang pekerja, Hamdani membopong tubuh Tuan Duvalier ke dalam mobil. Laura langsung melarikan mobil itu. Sejak itu, Hamdani dan Laura menjadi akrab. Bahkan, Hamdani mau menceritakan latar belakang kehidupannya sehingga dia

Dari Bandara Internasional Minangkabau, Hamdani naik taksi menuju kampung halamannya di sisi timur danau purba itu. Selesai berziarah ke makam kedua orang tuanya, Hamdani pergi mengunjungi rumah warisan ibunya tidak jauh dari pendam pekuburan itu. Tanah perumahan dan rumah tua itu, termasuk Pusako Tinggi suku. Hamdani tidak memiliki saudara perempuan, karena itu, selama dia masih hidup, dialah satu-satunya ahli waris tanah perumahan dan rumah tua itu. Setelah dia meninggal, hak waris tanah perumahan dan rumah itu sesuai ranji, jatuh kepada salah seorang perempuan dalam satu suku walaupun hubungan kekeluargaan mereka sudah jauh. Rumah itu sebuah rumah tradisional berlantai tinggi, berdinding papan, dan beratap seng. Dari pintu depan, tangga kayu menjulur ke halaman. Di kiri dan kanan pintu, menganga dua buah jendela yang selalu siap melahap udara segar dan cahaya matahari masuk. Di halaman, terdapat tebat, tempat memelihara ikan air deras. Tanah di samping rumah ditanami pohon pisang, pepaya, dan singkong. Hasilnya berlebih untuk dimakan sekeluarga. Di samping dapur, berdiri kokoh sebatang pohon alpukat berusia tua. Buahnya besarbesar dan lebat kalau lagi musim. Di kolong rumah, Hamdani biasa bermain bersama teman-temannya. Jejak masa kecil Hamdani di rumah tua itu sudah tertimbun di bawah bangunan rumah baru berlantai rendah, berdinding tembok, dan beratap genting. Kusen jendela dan pintunya dicat berwarna kulit manggis. Kedua daun jendelanya dihiasi kaca patri warna-warni dengan lukisan sulur-sulur bunga. Di ruang tamu, tergantung serangkai lampu kristal yang menimbulkan bunyi gemerincing apabila tertiup angin. Garasi mobil yang menyatu dengan rumah pintunya tertutup rolling door. Sebuah taman di halaman dilengkapi dengan lampu antik yang indah sekali. Di kedua sudut halaman, tumbuh rimbun dua rumpun palem merah. Hamdani terpaku memandang semua itu. Dadanya terasa sesak. Buru-buru ia pergi meninggalkan tempat itu. ■ Depok, 10 September 2008

M Daniel Ilyas adalah mantan editor in chief TVRI Pusat dan Kepala Seksi Pemberitaan TVRI Stasiun Manado, Makassar, dan Bandung. Setelah pensiun dari PNS, sempat bekerja di Stasiun TV Indosiar Jakarta. Cerpen-cerpennya, antara lain, dimuat di Majalah Sastra, Kartini, Majemuk, dan Republika. Saat ini tinggal di Depok, Jawa Barat.


mualaf mpat tahun lalu, setelah mengucapkan dua kalimah syahadat, Yusuf Abdullah Bonner membaca Alquran dan menunaikan shalat secara sembunyi-sembunyi di sebuah biara yang telah menjadi rumahnya selama sepuluh tahun. Ketika itu, ia mengaku cemas keislamannya akan diketahui para biarawan. Rasa takut lenyap dalam dirinya setelah ia membaca terjemahan surah al-Hadid ayat 27, “Dan, mereka mengada-adakan rahbaniyyah, padahal kami tidak mewajibkannya atas mereka. Akan tetapi, (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya.” “Setelah membaca ayat itu, aku tahu bahwa aku tidak bisa terus bekerja di sana (biara). Subhanallah,” ujar pria yang kini menjadi aktivis dakwah di Inggris itu. Bonner pun memutuskan untuk meninggalkan biara. Ia berkhidmat menjadi aktivis dakwah dan membantu para “pendatang baru” (mualaf) ke jalan Islam yang benar.

E

●●●

Bonner dilahirkan di Fulham, London, tanpa keyakinan dan pendidikan berbau agama. Meski tak mengenal agama, sejak kecil ia mengaku memiliki satu perasaan yang samar, namun menggema di dadanya. “Bahwa ada Tuhan yang selalu melindungiku.” Perasaan itu membuatnya serius berpikir tentang agama dan spiritualitas saat mulai berusia 20 tahun. Berbagai filosofi yang dinilainya aneh sekaligus mengagumkan diamatinya hingga sepuluh tahun berikutnya. “Namun, kuakui pada awalnya pemikiran itu sering teralihkan oleh hal-hal duniawi,” katanya. Hingga kemudian ketika Bonner semakin serius mengamati segala bentuk spiritualitas itu, ia mendalami banyak konsep seperti “Neo-Paganisme” (paham yang merepresentasikan keberadaan dan kekuatan Tuhan dengan materi fisik, misalnya berhala) dan gerakan yang menyertainya, hingga meditasi Buddha. Pada masa tersebut, Bonner mencoba melihat ke masa lalu dan menyadari bahwa sejauh itu ia tertarik filosofi-filosofi pagan karena ia membenarkan segala hasrat duniawi dan juga egoisme. “Aku tak membutuhkan terlalu banyak waktu untuk berada dalam paham dan filosofi itu dan aku segera melanjutkan pencarianku menemukan kebenaran,” kata Bonner, yang setelah itu memutuskan mempelajari agama lain. Ia berusia 30 tahun saat mulai mempelajari ajaran Buddha. Selama beberapa tahun setelahnya, ia mencoba mempraktikkan meditasi Buddha

REPUBLIKA ● AHAD, 16 OKTOBER 2011

di berbagai sekolah Buddha dan merasa terpanggil untuk kembali melanjutkan pencariannya. “Aku sadar, aku belum menemukan kebenaran waktu itu.” Satu waktu, Bonner mendatangi sebuah gereja, “Aku meminta Tuhan membimbingku.” Tak lama setelah kunjungan ke gereja itu, ia mendatangi gereja Katolik, ia akhirnya terlibat dalam aktivitas kebiaraan. Selama sepuluh tahun lamanya Bonner bekerja di sana dan juga menetap sesekali. Selama itu, ia berbagi dengan para pendeta dan biarawan tentang doa. “Selama itu pula, aku mengalami keadaan iman yang naik-turun, padahal aku tengah berada dalam proses menjadi seorang biarawan saat itu.” Ternyata Allah punya rencana lain. Pada musim dingin tahun 2006, ia mengalami apa yang disebutnya keruntuhan iman. Ia tetap bekerja di biara meski tak lagi berdoa dan menghadiri kegiatan biara. Namun, di balik itu Bonner terus menerus meminta bimbingan dan pertolongan Tuhan. “Aku kehilangan kepercayaanku pada ajaran gereja, tapi tetap menyimpan perasaan yang kumiliki sejak kecil, bahwa Allah selalu melindungiku,” katanya. Bonner kemudian melirik Islam dan mulai berbicara dengan beberapa Muslim secara online. “Termasuk dengan mereka yang baru memeluk Islam.” Dari mereka, Bonner yang kala itu berusia 41 tahun mulai mempelajari Islam lewat buku-buku yang mereka kirimkan. “Semoga Allah membalas perbuatan baik mereka itu,” katanya. Begitulah, Bonner mengenal dan mempelajari Islam tanpa bertemu seorang Muslim pun. Hanya dua bulan setelah itu, September 2007, ia pergi ke masjid terdekat dan mengucapkan syahadat. “Alhamdulillah,” ujarnya. Setelah mengikrarkan kesaksiannya sebagai seorang Muslim, pria yang pernah menempuh studi di University of Kent, Canterbury, ini tetap bekerja di biara dan tetap tinggal di sana sesekali. Hingga keadaan itu mulai dirasanya sulit. “Aku membaca Alquran dengan satu mata yang terus mengamati pintu, kalau-kalau salah seorang biarawan melihatku,” katanya. “Aku juga shalat secara sembunyi-sembunyi karena tentu mereka tidak bisa menerima keislamanku.” Potongan ayat surah al-Hadid ayat 27 kemudian membuatnya sadar bahwa ia harus keluar dari biara. Keputusan itu menjadi satu hal yang sulit diambil Bonner mengingat ia telah tinggal di sana selama sepuluh tahun. “Para pendeta dan biarawan di sana sudah seperti saudaraku,” katanya. Namun, ia yakin keputusan itu harus diambilnya. Ia juga berhenti bermain musik di pub yang cukup lama menjadi salah satu kegiatannya. ■ c15 ed: heri ruslan

S E M PAT L A B I L emuanya tidak serta merta menjadi mudah sejak itu dan Bonner justru mengalami sebaliknya. Perubahan drastis dalam hidupnya membuatnya labil. “Dalam bulan-bulan pertama, ada banyak sekali godaan untuk kembali ke kehidupan lamaku. Tapi, setelah merasakan kebenaran, rasanya tidak ada alasan untuk kembali hidup dalam kebohongan, senyaman apa pun kehidupan itu,” katanya. Bonner bersyukur, semua tak sesulit yang ditakutkannya dan ia merasa Allah memberinya kekuatan untuk berjuang meninggalkan masa lalunya dan memulai kehidupan baru. “Ada banyak tantangan sulit di sepanjang jalan yang kulalui, tapi ada banyak juga hal-hal menakjubkan,” ujarnya seraya kembali ber-tahmid. Dengan rahmat Allah, kata Bonner, ia akhirnya dapat bekerja di ladang dakwah dengan bantuan sejumlah Muslim dari Islamic Education and Research Academy (iERA) yang didirikan oleh seorang mualaf Inggris, Yusuf Chambers. Melalui institusi tersebut, Bonner bisa membantu dan mendukung para mualaf

S

dan ia mengaku senang dengan itu. “Allah subhanahu wa ta’ala telah memberkatiku dengan berbagai cara,” katanya. Permasalahan dan tantangan terus mengiringi kehidupan Bonner yang mengubah namanya menjadi Yusuf Abdullah Bonner. Terkadang, katanya, tantangan itu begitu membingungkannya. “Tapi, aku bisa mempertahankan sebuah pengetahuan dasar bahwa, Alhamdulillah, Allah telah membimbingku pada Islam. Selebihnya, adalah persoalan nomor dua,” katanya. “Perhatian dan kesibukanku sekarang adalah untuk mereka yang belum berislam dan mereka yang baru mendapat hidayah untuk memeluk Islam,” kata aktivis dakwah yang menikahi wanita Kroasia bernama Sakinah. “Ada banyak kekuatan dan dorongan yang terus menggoda kita untuk menjauh dari kebenaran. Untuk itu, ‘kita harus berpegang erat kepada tali (agama) Allah dan tidak saling bercerai-berai’,” ujarnya sambil mengintisarikan sebagian ayat ke-103 surah Ali Imran. ■ c15 ed: heri ruslan

B12

YUSUF ABDULLAH BONNER

Allah Selalu

MEMBIMBINGKU KINI, YUSUF MENGABDIKAN HIDUPNYA UNTUK ISLAM, TERUTAMA MEMBINA PARA MUALAF.

FOTO-FOTO: WIKIMEDIA


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.