PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES PEMBELAJARAN Diajukan untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Oleh ASRI Nim / Bp : 16583 / 2010 Jurusan Teknik Otomotif Program Studi S1 Pendidikan Teknik Otomotif
UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2016
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES PEMBELAJARAN A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Istilah “pertumbuhan” dan “perkembangan” sering digunakan seseorang, kedua istilah itu digunakan secara silih berganti dengan maksud yang sama. Tetapi istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda dan perbedaan itu masih jarang diperhatikan. 1. Pengertian Pertumbuhan Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangung secara normal pada anak yang sehat dalam peredaran waktu tertentu. Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai proses transisi dari konstitusi fisik (keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Hasil pertumbuhan antara lain adalah perubahan-perubahan pada struktur jasmaniah dan dan perubahan-perubahan sistem persyarafan. Dengan demikian, pertumbuhan dapat disebutkan pula sebagai proses perubahan dan pematangan fisik.. Pertumbuhan jasmaniah berakar pada organisme yang selalu berproses untuk menjadi (the process of coming into begin ). Lebih jelasnya, organisme merupakan sistem yang mekar secara kontinu, yang selalu beroperasi atau berfungsi juga bersifat dinamis dan tidak pernah statis secara komplit kecuali kalau sudah mati. pertumbuhan jasmaniah dapat diteliti dengan mengukur a)berat b) panjang dan c) ukuran lingkaran. Dalam pertumbuhannya, macam-macam bagian tubuh itu mempunyai perbedaan tempo kecepatan. 2. Pengertian Perkembangan Perkembangan secara khusus diartikan sebagai “perubahan – perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspekaspek mental – psikologis manusia, ”seperti halnya perubahan – perubahan yang berkaitan dengan aspek pengatahuan, kemampuan, sifat sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan dan sebagainya, sehingga dangan perkembangan tersebut si anak akan semakin bertambah banyak pengatahuan dan kemampuannya juga semakin baik sifat sosialnya, moral, keyakinan agama dan sebagainya. Perkembangan merupakan perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak,
ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam waktu tertentu menuju kedewasaan.Perkembangan bisa juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi psiko-fisik yang herediter, dirangsang oleh faktorfaktor lingkungan yang menguntungkan dalam perwujudan proses aktif menjadi secara kontinu. Dapat difahami dari definisi perkembangan diatas bahwa perkembangan itu adalah proses pematangan baik jiwa atau jasmani (psikofisik) karena hasil dari pematangan yang disebabkan, baik karena lingkungan atau karena belajar. Perkembangan itu bisa dirincikan sebagai berikut : a) Seorang anak berkembang karena fungsi-fungsi fisik yang sudah matang b) Seorang anak berkembang karena matangnya fungsi-fungsi psikisnya c) Anak belajar mencoba kemampuan jasmani dan rohaninya B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan 1) Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Untuk lebih jelasnya, berikut ini penyusun paparkan aliran-aliran yang berhubungan dengan factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa. a) Aliran Nativisme Para ahli menganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Sebagai contoh, jika sepasang orang tua ahli musik, maka anak-anak yang mereka lahirkan akan menjadi pemusik pula.. b) Aliran Empirisisme Doktrin aliran empirisime yang amat mahsyur adalah “tabula rasa�, sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank slate/blank tablet). Doktrin tabula rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata–mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya c) Aliran Konvergensi Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisime dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkuanga sebagai faktor–faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa jika tanpa faktor pengalaman. Demikian pula
sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor pembawaan tak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan. Sebagai contoh. Seorang anak yang normal pasti memiliki bakat untuk berdiri tegak diatas kedua kakinya. Tetapi apabila anak tersebut tidak hidup dilingkungan masyarakat manusia, misalnya kalau dia dibuang ke tengah hutan belantara tinggal bersama hewan, maka bakat yang ia miliki secara turun-temurun dari orangtuanya itu, akan sulit diwujudkan.
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan adalah : a) Faktor herediter (warisan sejak lahir/bawaan) b) Faktor lingkungan, menguntungkan atau tidak c) Kematangan, fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis d) Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemampuan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri. 2) Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan a. Faktor-faktor sebelum lahir, contohnya: peristiwa kekurangan nitrisi pada ibu dan janin, janin terkena virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi oleh bakteri syphilis, terkena penyakit bagang, TBC, Kholera, Typhus, gondok, sakit gula dan lain-lain. b. Faktor ketika lahir, contohnya: pendarahan pada bagian kepala bayi, disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan. Dan oleh defak pada susunan syaraf pusat, karena kelahiran bayi dengan bantuan tangan. c. Faktor sesudah lahir, contohnya pengalaman traumatik (luka-luka) pada kepala, kepala bagian dalam terluka karena bayi terjatuh, kepala terpukul atau mengalami serangan sinar matahari, infeksi pada otak atau selaput otak, misalnya oleh penyakit cerebral meningitis, gabag, malaria tropika, dyptheria, radang kuping bernanah, dan lain-lain. Kekurangan nutrisia atau zat makanan dan gizi. d. Faktor psiokologis, contohnya bayi ditinggalkan kedua orangtuanya, anak dititipkan dalam satu institusionalia (rumah sakit, rumah yatim piatu, yayasan perawatan bayi, dan lain lain). Sehingga mereka kurang sekali mendapatkan perawatan jasmaniah dan kasih sayang. C. Prinsip/Hukum Perkembangan Pengertian hukum dalam perkembangan sudah tentu berbeda dengan hukum dalam dunia peradilan atau peraturan konstitusional. Hukum dalam
pembahasan ini berarti kaidah atau patokan mengenai terjadinya peristiwa tertentu. 1. Hukum konvergensi Hukum ini di pelopori oleh William Stern seorang Psikolog berkebangsaan Jerman, ia berpendapat bahwa perkembangan individu adalah pengaruh unsur lingkungan dan bawaan, kedua-duanya menentukan perkembangan manusia, dari duah buah faktor perkembangan dan lingkungan. Manusia adalah makhluk yang memiliki pemikiran sendiri untuk menentukan pilihan dan sesuatu yang mengenai dirinya dengan bebas. Aktivitas manusia itu sendiri dalam pekembangannya turut menentukan atau memainkan peranan juga. Jadi kedua pengeruh diatas sangat ditekankan untuk membentuk karakter individu. Contoh: a) Seorang siswa yang pengaruh antara lingkungan dan pembawaan sama besarnya atau seimbang, maka hasil dari pembelajaran juga akan seimbang, karena semua bawaan sang siswa bermanfaat dalam proses pembelajaran. Misal, seorang siswa yang hasi dari bawaan dan lingkungan seimbang adalah seorang anak yang berbakat dalam berhitung tetap dapat mengusai pelajaran lainnya tanpa mengalami kesulitan. b) Seorang siswa yang factor lingkungan lebih dominan maka hasil dari suatu pembelajaran lebih condong sesuai dengan lingkungan yang ada di sekelilingnya sehingga bakat menjadi sia-sia. Misalnya, anak yang berbakat menggambar tetapi guru memaksa untuk pandai berhitung dengan alasan tertentu maka kemudian anak tersebut akan pandai berhitung tetapi bakat aslinya terabaikan sia-sia, meskipun Nampak berhasil tetapi hanya dirasakan sepihak saja. c) Seorang siswa yang factor bawaan lebih dominan dalam proses pembelajran maka seorang siswa hanya biasa dalam bakatnya saja. Misalnya, seorang anak laki-laki yang lebih menyukai sepak bola tanpa memperhatikan tugasnya sebagai pelajar maka hasilnya siswa tersebut akan ketinggalan pelajaran yang seharusnya dia peroleh. 2. Hukum perkembangan dan pengembangan diri Pada anak balita, wujud pertahanan diri itu berupa tangisan ketika lapar, atau teriakan yang disertai pelemparan batu ketika mendapat gangguan hewan atau orang yang ada disekelilingnya.Dari usaha mempertahankan diri ini, berlanjut menjadi usaha untuk mengembangkan
3.
4.
5.
6.
7.
diri. Naluri pengembangan diri pada anak, antara lain memanifestasikan dalam bentuk bermain untuk mengetahui yang ada di sekelilingnya. Hukum Keperluan belajar Keperluan belajar bagi proses perkembangan, terutama perkembangan fungsi-fungsi psikis tak dapat kita ingkari, meskipun kebanyakan ahli tidak menyebutnya secara eksplisit. Bahkan, kemampuan berjalan yang secara lahiriah dapat diperkirakan akan muncul dengan sendirinya ternyata masih juga memerlukan belajar, meskipun sekedar mengfungsikan organ kaki anak yang sebenarnya berpotensi untuk bias berjalan sendiri itu. Hukum kesatuan anggota badan Proses perkembangan fungsi-fungsi organ jasmaniah tidak terjadi tanpa diiringi proses perkrmbangan fungsi-fungsi rohaniah. Dengan demikian suatu tahapan perkembangan tidak terlepas dari tahapan perkembangan lainnya.Jadi, perkembangan panca indera misalnya, tidak terlepas dari perkembangan kemampuan mendengar, melihat, berbicara, dan merasa.Selanjutnya kemampuan-kemampuan ini juga tidak terlepas dari perkembangan berpikir, bersikap, dan berperasaan. Hukum Tempo Perkembangan Lambat atau cepatnya proses perkembangan seseorang tidak sama dengan orang lain. Dengan kata lain, setiap orang memiliki tempo perkembangan masing-masing. Hukum Irama Perkembangan Disamping ada tempo, didalam perkembangan juga dikenal adanya irama atau naik-turunnya proses perkembangan. Artinya, perkembangan manusia itu tidak tetap, terkadang naik terkadang turun. Pada suatu saat seorang anak mengalami perkembangan yang tenang, sedangkan pada saat lain ia mengalami perkembangan yang menggoncangkan. Hukum Rekapitulasi Hukum ini berasal dari teori rekapitulasi ( recapitulation theory) yang berisi doktrin yang mengatakan bahwa perkembangan proses perkembangan individu manusia adalah sebuah mikrokosmik (dunia kehidupan kecil) yang mencerminkan evolusi kehidupan jenis makhluk hidup dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat yang paling kompleks. Ada dua aspek yang digambarkan oleh teori ini, yakni aspek psikis dan aspek fisik (Reber, 1988).