NEW PRODUCT
TECHNO
Oppo BDP-103, Magnet NFC-1, Jiilosophy R-One Audio Solution : Alcons www.audiovideo-indonesia.com
EDISI 14 / THN. III / 2013
HOME ELECTRONIC ENTERTAINMENT
REVIEW Boulder 1060 MC Intosh MC601
HI END Adventure With Venture Kombinasi Classe dan B&W LINN Series Vivaldi Bermain Musik dengan James B.Lansing
GADGET Dolby Digital Plus Menghapus Kesan Buruk Sound di Tablet
LOUDSPEAKER PRO AUDIO MENERABAS HI END KARAOKE Sonus Faber Amati Mission SX5 Dynaudio C1 Signature
Pioneer X-HM81-K
produk CES International 2013
Krell Kid 2013 INTERNATIONAL
Coda K4 EDISI 14 / THN. III / 2013 Pulau Jawa Luar Pulau Jawa
: Rp 30.000 : Rp 32.000
Pemimpin Umum Pemimpin Redaksi Redaksi Sekretaris Redaksi Kontributor
Tjandra Ghozalli Budi Santoso David Susilo, Doharto Simatupang Dita Nursari Sie Kek Chung, Malion, Didik.Wa, Boyke, Herwin, Tony Susanto, Wiyono.
Grafis Manajer Iklan Ir. Tjandra Ghozalli Ir Pemimpin Umum
Cecep A. Aziz Telp: 08161131936 / 021-33066836 Email: aziz_avi@yahoo.com
Pimpinan HRD dan Keuangan
BACA GRATIS Majalah Audio Video on line & on time dapat dibaca gratis (free) melalui :
www.audiovideo-indonesia.com Atau melalui SCOOP. Compatible dengan iPad, Galaxy, laptop, tablet dan PC.
Fotografer Alamat Redaksi
Ridwan Candra A. Riff Syarifudin, Fajar Sutrisno Jl. Pulo Buaran III F5 BPSP-Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 Telp: (021) 4619502 Fax: (021) 46826450
Penerbit
PT Audiomedia Nusantara Raya
Pres Dir
Mario Alisjahbana
Pres Kom
Milyanti Yani
Komisaris
Lukmanul Hakim Adham
Group Media
MENGAPA TIDAK PERANGKAT PRO AUDIO?
A
da trend di kalangan pecinta home theater dan karaoke bahwa perangkat pro audio yang biasa di pasang di bioskop dan panggung ternyata jauh lebih “live” bila dilibatkan dalam sistem hiburan rumah. Contoh soal pak Bubun pengusaha sukses di PIK, Jakarta memakai perangkat Meyer Sound untuk home theaternya. Pak Agoan pengusaha edukasi (sekolah) sukses di Medan memakai perangkat Coda untuk karaoke. Kalau mau digali ternyata cukup banyak penggemar home theater dan karaoke yang tidak memakai perangkat audio rumah tetapi profesional audio.. Dengan perangkat pro audio, kita tidak khawatir loudspeaker putus atau amplifier jebol, kata pak Agoan ketika ditanya mengapa beliau menggunakan perangkat pro audio untuk karaoke. Pak Bubun beralasan kalau home theater pakai perangkat pro audio maka bunyi letupan senjata api dan ledakan bom lebih realistis. Masuk diakal kalau loudspeaker pro audio yang mampu menyemburkan suara dengan SPL 114 dB sudah pasti bukan saingan
loudspeaker home yang imut. Bagaimana dengan stereo high end? Pak Didi CEO Venture Audio yang kini berdomisili di Belgia, belum lama ini merilis loudspeaker Xtreme dengan 6 woofer ukuran besar, ketika ditanya mengapa dipasang begitu banyak driver? Pak Didi menjawabnya; kalau kita ke cafe menyimak musik hidup dinamika musiknya bergejolak sangat hidup. Loudspeaker stereo high end juga harus dibuat seperti itu kalau ingin “real music”. Jadi loudspeaker stereo high end harus mampu menyemburkan suara ber SPL tinggi dan Xtreme jawaban tepat, ujar pak Didi lagi. Jelas sudah bahwa home theater, karaoke bahkan stereo high end sangat welcome dengan amplifier dan loudspeaker pro audio. Sehubungan dengan hal tersebut majalah Audio Video membuka kesempatan bagi anda pengusaha perangkat pro audio untuk memasang iklan dengan harga khusus atau mengirim materi (brosure, white book, katalog) untuk kami muat di majalah Audio Video secara free. Okay kami tunggu respons anda.
audio video 4 Edisi 14/2013
contents
26 HIEND 1
Oppo BDP-103, Magnet NFC-1, Remote Jiilosophy R-One,
30 HIEND 2
5 NEW PRODUCT
Adventure With Venture
Kombinasi Classe dan B&W
34 HIEND 3 LIIN Series
38 HIEND 4 7 PRODUCT INFO
Bila Vivaldi Bermain Musik Bersama James B.Lansing
26
42 CES
Dynaudio Excite X32, Analysis Orion, Focal XS Book,
Produk produk CES 2013
8 THEME LOUDSPEAKER HIGH END MEMADU DESAIN & TEKNOLOGI
30
56 TECHNO Audio Solution : Alcons
11 REVIEW Bolder 1060, MC Intosh MC601,
14 TEST Coda K4, Pioneer X-HM81-K, Mission SX5, Dynaudio C1 Signature, Krell KID, Sonus Faber Amati
34
58 GADGET Menghapus kesan Buruk Sound di Tablet
65 REVIEW CD R Kelly, Of Monster And Men Milos Karadaglic, Cody Simson, Yannick Bovy, The Script, Usher, The Killers, Mika, No Doubt Swedish House Mafia, Green Day
38 audio video 5 Edisi 14/2013
PENULIS
NEW PRODUCT
Budi Santoso
Oppo BDP-103 BDP-103 merupakan produk evolusi desain dan rekayasa dari OPPO yang melahirkan model terbaru dengna ďŹ tur menarik, seperti video 4K up-scaling, konversi 2D ke 3D, koneksi dual HDMI dan kompatibilitas MHL. Sebuah System-on-Chip dengan prosesor dual-core terbaru, memberikan kemam-
puan kecepatan startup disc yang cepat atau cepat loading. Dengan aplikasi streaming jaringan yang ditingkatkan serta media yang diperkaya denga tampilan interface terbaru, BDP-103 adalah mesin player blu-ray serbaguna yang memberikan kualitas gambar dan suara kelas premium.
Magnet NFC-1 Bagi para Audiphile yang mendambakan kualitas listrik yang stabil dan bebas noise, produk yang satu ini memang cocok digunakan sebagai power cord standar. Dengan memadu unsur kabel, colokan serta modul tersendiri, power cord Magnet dapat digunakan dukungan indikator yang dapat menunjukkan phase, ground serta clean power. Dari penampilannya, Magnet NFC-1 dibuat dengan konsep power cord noise free yang diharapkan mampu mengeliminir gangguan listrik yang kurang baik.
audio video 6 Edisi 14/2013
Remote Jiilosophy R-One Piranti yang satu ini merupakan jenis Remote Control Universal yang dirancang dengan desain cukup unik, dimana kesan lifestyle lebih dominan. Fitur yang ditawarkan dari remote buatan Taiwan ini memang di konsep All in One yang mampu menjalankan berbagai perangkat audio video dengan daya jangkau cukup jauh. Kemasan dari remote ini terlihat eksklusif, dengan casing yang terbuat dari bahan aluminium alloy dan dapat diletakkan menggunakan stand penyangga khusus.
Dynadio Excite X32
PENULIS Budi Santoso
Dirancang sebagai loudspeaker sistem dua-jalur yang tradisional, tetapi dengan ďŹ tur driver ganda yang memiliki manfaat dari dua sistem magnet dan dua diafragma konus akan menghasilkan kualitas reproduksi suara lebih dalam dan natural. Loudspeaker ini didukung oleh driver yang menggunakan membran khusus Magnesium Silikat Polimer yang diharapkan mampu menampilkan kualitas vokal dan instrumen dari midrange secara sempurna. Dengan bafe depan yang ramping, serta grill depan lebih panjang, Dynaudio Excite X32 juga dimanjakan oleh furnishing yang manis untuk di tempatkan pada ruang keluarga, dimana semua model Excite didesain dari bahan kayu asli veneers.
Analysis Orion Analysis Orion merupakan sistem loudspeaker yang memiliki kelas tersendiri, dimana pengeras suara yang satu ini diunggulkan dalam tonal balance alami, detail, serta citra reproduksi suara yang dalam. Bahkan diklaim, tinggi dan lebar yang tak tertandingi oleh sistem speaker lainnya. Driver Orion, dengan luas permukaan yang besar, tidak pernah terdengar kaku atau seberapa keras sistem loudspeaker dimainkan. Dengan keunggulan dari driver Planar Magnetic yang luas, memungkinkan Anda untuk menikmati presentasi lengkap pada kondisi posisi rendah sekalipun.
Focal XS Book XS Book merupakan salah satu seri besutan Focal yang dirancang sebagai loudspeaker untuk sistem komputer 2.0 dengan desain ala Minimonitor yang dilengkapi dengan teknologi driver buatan Focal yang mampu menampilkan sajian musik yang dinamis kelas multimedia. Dengan desainnya yang kompak, XS Book memiliki kinerja tinggi untuk berbagai sumber musik.
audio video 7 Edisi 14/2013
PENULIS
THEMA
Budi Santoso
LOUDSPEAKER HIGH END MEMADU DESAIN & TEKNOLOGI Dalam dunia audio, peran loudspeaker memang memegang peran yang sangat penting sebagai ujung tombak dalam mereproduksi suara, apalagi yang termasuk dalam klasifikasi kelas audio high end, diperlukan komponen yang mampu menghasilkan sinyal audio sesuai aslinya. ampai detik ini, loudspeaker tetap menjadi salah satu komponen yang diandalkan untuk menghadirkan suara dari berbagai sumber audio, wajar saja jika di dunia ini tidak akan pernah lewat satu detikpun tanpa suara yang dihasilkan dari loudspeaker, baik untuk mendengarkan musik di rumah maupun live music, kumandang adzan mesjid, nyanyian rohani di gereja, serta aplikasinya dalam bermacam keperluan. Namun kali ini,
S
kita hanya membatasi dalam membahas mengenai jenis loudspeaker home saja, baik dari kelas hi fi, high end, maupun home theater. Kalau dulu kita pernah disuguhi oleh jenis loudspeaker yang menggunakan kotak dengan istilah “kaidah emas” dimana peran kotak sangat menentukan dalam reproduksi suara, khususnya untuk nada bas, tapi saat ini semua itu sudah tidak lagi diterapkan, karena selain bentuk desain kotaknya
audio video 8 Edisi 14/2013
yang konvensional, wujudnyapun juga tidak simpel. Kini, dengan perkembangan teknologi pembuatan driver speaker, termasuk penggunaan bahan baku tertentu, maka desain kotak dapat disesuiakan dan enak di pandang mata, walau masih ada beberapa pabrikan yang masih menerapkan konsep yang konvensional, dimana kesan klasik masih tetap dipertahankan.
HIGH END LOUDSPEAKER Dalam dunia audio, istilah high end memang sudah diperkenalkan cukup lama, dimana parameter kelas tersebut memang tidak pernah dipertegas secara umum, sehingga kadang patokannya hanya pada harga yang ditawarkan, walau tidak semua jenis loudspeaker mahal dapat menyandang predikat high end loudspeaker. Kalau dulu kita hanya mengenal sistem stereo yang menggunakan sepasang loudspeaker sebagai media reproduksi suara, kini dengan perkembangan teknologi digital yang mampu menyimpan data multitrek dalam satu media, memungkinkan untuk dapat menghasilkan suara multikanal seperti pada sistem audio pada home theater.
Loudspeaker Pro yang masuk dalam jajaran High End
audio video 9 Edisi 14/2013
PENULIS
THEMA
Budi Santoso
Driver yang dilengkapi crossover
Dukungan teknologi dalam memproduksi material dengan kualitas baik, tentunya memacu para perancang dan pembuat untuk dapat menghasilkan loudspeaker dengan spesifikasi yang mengacu pada parameter high end, baik untuk sistem stereo maupun home theater, bahkan untuk kelas profesionalpun kini telah mengadopsi sistem loudspeaker yang dapat dikategorikan dalam high end pro.
kan kelas high end dirancang secara pasif, kini telah banyak yang mengadopsi sistem aktif, sehingga konsumen lebih dimanjakan dan lebih praktis, karena hanya diperlukan mesin source saja yang dibutuhkan, tidak seperti pada sistem pasif yang harus masih memikirkan problem dalam pemilihan komponen amplifier. Untuk sistem loudspeaker pasif, tidak saja ditentukan oleh kualitas driver yang digunakan, karena peran crossover menjadi salah satu penentu yang tidak kalah penting dalam reproduksi suara secara keseluruhan. Wajar saja jika pada sistem pasif, penggunaan pada crossover sangat memperhatikan kualitas komponen yang dipakai, sehingga akan dihasilkan titik potong frekuensi dengan hasil yang presisi. Tingkat kesulitan pembuatan loudspeaker akan semakin tinggi apabila rancangannya menerapkan sistem 3-jalur atau lebih, karena rangkaian crossovernya pun juga semakin rumit, dan biasanya harga jualnya juga semakin melangit. Memang tidak ada jaminan kalau model loudspeaker sistem 2-jalur lebih jelek dibanding dengan sistem 3-jalur, namun untuk kelas high end, sistem multi-ways biasanya lebih unggul.
PASIF ATAU AKTIF
Dalam perkembangannya, teknologi loudspeaker tidak saja dikemas secara pasif – walau kebanya-
Bukan sekedar nyentriknyentrikan, tapi bagian dari treatment
Dalam sistem loudspeaker aktif, ternyata tidak saja dibuat untuk sistem hi fi, juga telah banyak diaplikasikan pada loudspeaker sistem high end, dimana konsepnya bisa untuk hibrid maupun full aktif. Pada sistem hibrid, biasanya hanya driver bas saja yang dipersenjatai oleh amplifier internal, sedangkan untuk mid-hi di boost oleh amplifier eksternal. Lain halnya untuk sistem full aktif, kini mulai banyak dikembangkan untuk komponen high end sebagai media reproduksi suara yang dikemas agar terkesan praktis. Untuk sistem aktif, kini telah dikembangkan dengan dukungan fitur teknlogi wireless yang tentunya akan lebih memanjakan para Audiphile dalam memainkan musik tanpa harus copot-copot kabel interkonek dari berbagai sumber (source), bahkan dari ruang yang berbeda. Kalau dulu teknologi blutooth menjadi andalan untuk koneksi nirkabel, kini dengan hadirnya teknologi wi fi sangat diandalkan sebagai sarana nirkabel yang memiliki kemampuan transfer data lebih jernih,besar dan cepat, sehingga banyak produsen loudspeaker kelas high end yang kini mengadopsi teknologi tersebut.a
audio video 10 Edisi 14/2013
PENULIS Budi Santoso
STEREO POWER AMPLIFIER
REVIEW
BOULDER 1060
Ketika sistem stereo Anda diharapkan untuk dapat menampilkan performa yang optimal dalam ruang dengar yang berukuran luas, power amplifier yang satu ini memang sangat cocok, karena tidak saja didukung oleh daya keluaran yang besar, tapi juga ditunjang kualitas sirkuit dengan klasifikasi kelas high end. ama Boulder memang bukan pemain baru dalam dunia elektronik, bahkan Boulder telah tumbuh dan berkembang selama lebih dari 25 tahun. Perusahaan juga telah mempertahankan pengalaman dari sejumlah karyawan yang didukung oleh para teknisi dan desainer yang memiliki visi, sehingga produk Boulder menjadi kenyataan. Antusiasme mereka memastikan bahwa filosofi Boulder akan terus berlanjut selama pecinta musik ingin mendengarkan musik dengan komponen audio yang sangat terbaik di dunia. Boulder seri 1060 merupakan salah satu produk unggulan yang memiliki kombinasi langka dalam rancangan teknis dan kreatif untuk menghasilkan karya power amplifier yang dapat diwujudkan secara visual dengan hasil menakjubkan untuk memberi kualitas suara dengan musikalitas tinggi. Dari penampilannya, Boulder 1060 dibungkus sasis kokoh berukuran besar yang terintegrasi dengan komponen heatsink (pembuang panas), dimana tidak terdapat pernak pernik, hanya ada sebuah tombol power pada bagian panel depan. Lain halnya jika anda perhatikan pada panel belakang, Anda akan disuguhkan dua pasang jalur keluaran terminal loudspeaker model putar, sepasang sepasang jalur masukan model XLR (balanced), serta jalur khusus Boulder Link untuk koneksi antar perangkat Boulder lainnya. Untuk menghasilkan performa suara yang superior dengan distorsi rendah serta mampu menawarkan lebar frekuensi yang sangat luas melalui dua-tahap pada jalur sinyal untuk memberi daya keluaran yang kuat dan bertenaga, Boulder 1060 menggunakan lima puluh enam output transistor dan
N
empat puluh delapan kapasitor power supply per sasis untuk menjamin tingkat kestabilan. Pada bagian sasisnya sendiri, Boulder 1060 menerapkan fitur material interlocking yang presisi dan elegan, dimana mampu meredam bidang audible melalui mekanik yang rigid, termasuk heatsink terbuat dari aluminium solid yang secara optimal mampu mendisipasi panas saat power bekerja maksimal, sehingga pada saat peak power besar dihasilkan tanpa distorsi. Bahkan bagian kaki-kakinya, 1060 menggunakan lapisan getaran khusus yang dibatasi peredam, yang tidak saja menunjang penampilan, tapi lebih kepada kinerja power amplifier untuk menghasilkan performa yang optimal.a
SPESIFIKASI • • • • • • • • •
OUTPUT POWER : 300W / 8,4,2 Ohms PEAK POWER : 700W / 4 Ohms, 1200W / 2 Ohms THD & NOISE : 20 to 2kHz: .001% , 20kHz: .005% FREQ RESPONSE : -3 dB @ 0.015Hz, 150kHz VOLTAGE GAIN : 26 dB S/N RE: 500W/8 127 dB, Unweighted 20 to 20kHz BW INPUT IMPEDANCE Bal: 50k, Unbal: 25k Ohms INPUT CONNECTORS 3 Pin Balanced SIZE : 18.0 wide, 9.5 high, 22.5 deep (in.) (Add 12 in. for power connector) • WEIGHT 140, Shipping: 220 Pounds • POWER 120 VAC, 50 - 60 Hz, 3000 W Max
audio video 11 Edisi 14/2013
PENULIS
REVIEW
Budi Santoso
MC INTOSH MC601 QUAD BALANCED POWER AMPLIFIER Nama besar Mc Intosh sebagai salah satu pembuat amplifier yang melegenda sampai saat ini memang masih tetap meluncurkan produk-produknya, walau tetap mempertahankan desain klasik sebagai tampilannya, sementara kualitas terus ditingkatkan.
C601 merupakan satu varian besutan Mc Intosh yang dirancang sebagai penguat daya tunggal dengan konsep monoblok yang mampu menghasilkan daya besar untuk berbagai impedansi. Melalui konfigurasi sirkuit Quad Balanced yang mampu bekerja dalam berbagai impedansi, sehingga diperoleh kebebasan dalam memilih beragam jenis loudspeaker. MC601 sepenuhnya dirancang seimbang dari input ke output. Ini terdiri dari dua power amplifier yang beroperasi secara matching dalam mode push-pull dengan output yang dikombinasikan dalam Autoformer McIntosh, dimana konfigurasi Quad Balanced dapat membatalkan hampir semua distorsi. Filosofi desain yang tergabung dalam MC601 ternyata menggunakan teknik yang berbeda, dimana semua didasarkan pada logika ilmiah. Setiap tahap amplifikasi tegangan
M
atau arus harus dirancang selinear mungkin sebelum penggunaan umpan balik negatif. Para ahli di McIntosh tahu benar bagaimana merancang sirkuit umpan balik negatif sehingga mereka berkontribusi pada kinerja distorsi sangat rendah yang diharapkan dari amplifier McIntosh. MC601 memiliki daya keluaran secara terus menerus dengan rata-rata 600 watt dan 90 ampere output pada arus puncak, sehingga menjadi salah satu amplifier yang paling canggih yang tersedia saat ini. Batas distorsi untuk MC601 adalah tidak lebih dari 0,005% pada daya keluarannya, tentunya dengan jangkauan frekuensi dari 20Hz sampai 20.000 Hz. Sebagai sistem proteksi, McIntosh menggunakan Power Guard Circuit yang telah dipatenkan untuk mencegah kliping yang terjadi dari penguat daya, dimana daya terdistorsi ini akan dapat merusak loudspeaker berharga Anda. Dari penampilannya, MC601 didesain dengan panel
audio video 12 Edisi 14/2013
depan ditingkatkan dengan wattmeter daya yang ukurannya lebih besar dan dibingkai menarik dengan sisi panel alumunium. MC601juga mempertahankan desain klasik ala McIntosh yang tetap abadi sampai saat ini. Untuk terminal keluaran, Mc Intosh MC601 dirancang model binding-post yang memungkinkan koneksi terbaik untuk semua jenis terminasi kabel loudspeaker. Sedangkan untuk desain sirkuit Quad Balanced dirancang untuk menghasilkan tingkat performa dengan distorsi minimal.a
SPESIFIKASI • POWER OUTPUT PER CHANNEL : 600W @ 2, 4 or 8 Ohms • NUMBER OF CHANNELS : 1 • TOTAL HARMONIC DISTORTION : 0.005% • S/N BELOW RATED OUTPUT : 124dB • DYNAMIC HEADROOM : 2.1dB • DAMPING FACTOR : >40 Wideband • RATED POWER BAND : 20Hz to 20kHz • FREQUENCY RESPONSE +0,-0 .25DB : 0Hz to 20kHz • FREQUENCY RESPONSE -3DB : 0Hz to 100kHz
• • • • • •
CONTROL • REMOTE POWER CONTROL : Yes • MULTI CHANNEL DB25 CABLE : N/A
WEIGHTS & DIMENSIONS W • DIMENSIONS (W X H X D) : 17-1/2” (44.45cm) x 9-7/16” (23.97cm) (including feet) x 22” (55.88cm) (including front panel, handles and cables) • WEIGHT : 93 lbs (42.18 kg)
GENERAL SPECIFICATIONS • CIRCUIT CONFIGURATION : Quad Balanced • CIRCUIT DESIGN : Transistor
Tampilan belakang McIntosh MC601
audio video 13 Edisi 14/2013
• • • •
MONO BRIDGE : N/A MONO PARALLEL : N/A AUTOFORMER : Yes METERS : Yes METER LIGHT SWITCH : Yes BALANCED INPUT : Yes, and output FRONT PANEL : Glass with handles ILLUMINATION : LED Fiber Optic CHASSIS STYLE : Open Stainless Steel GOLD PLATED BINDING POSTS : Yes, New Style McIntosh
PENULIS Budi Santoso
CODA K4
TEST
PROFFESIONAL HIGH END LOUDSPEAKER Bagi sebagian orang, loudspeaker kelas profesional dianggap kurang cocok untuk reproduksi suara dalam rumah, namun untuk produk yang baru saja masuk lab AVI kali ini diklaim dapat diaplikasikan untuk sistem audio home tentunya dengan kualitas kelas pro. ama Coda dalam jajaran perangkat home audio memang tidak setenar di kalangan profesional, bahkan dikalangan pro, produk loudspeaker Coda termasuk dalam jajaran perangkat kelas high end. Tidak fair jika kami tidak mengujinya, apalagi performa dari Coda K4 yang masuk lab AVI termasuk loudspeaker dengan ukuran yang tergolong mini, ini sangat memungkinkan bagi pengguna home audio dengan tidak memakan tempat yang besar. K4 adalah salah satu seri produk Coda Audio asal Jerman yang didesain secara ultra kompak, dimana kotaknya dikemas sangat kokoh, termasuk dukungan grill yang juga solid. Loudspeaker ini merupakan sistem speaker dua-jalur yang setiap kotaknya didukung oleh driver fullrange 5 inci dan sebuah tweeter satu inci, dimana memiliki area coverage mencapai 90 derajat. Coda K4 menggabungkan konstruksi kotak dengan desain multi yang memungkinkan digunakan
N
secara horisontal maupun vertikal, atau sebagai monitor lantai. Dengan penambahan stand penyangga khusus, maka loudspeaker ini dapat diaplikasikan dengan kemampuan untuk memutar secara elips, sehingga multiguna sebagai media reproduksi suara untuk music maupun live event. PENGUJIAN Saat pengujian Coda K4, kami menggunakan berbagai sumber suara, dari mesin CD player sampai pada komponen gadget seperti iPad maupun tablet Android, bahkan kami juga lakukan melalui PC. Dalam instalasinya, Coda K4 memang tidak berdiri sendiri, karena untuk reproduksi bas rendah, loudspeaker ini didampingi oleh Coda PW12A yang merupakan komponen aktif subwoofer yang built-in amplifier 200 watt di dalamnya. Bahkan untuk mendrive Coda K4 juga memanfaatkan daya amplifier PW12A, sehingga tidak lagi memerlukan tambahan amplifier. Untuk memperoleh ketinggian yang pas, maka Coda K4 ditunjang oleh stand pe-
SPESIFIKASI • Type: 2-way full range mutli design • Application: Superior quality short throw • Frequency response: 80 Hz – 30 kHz (-3 dB) • Power handling AES: 125 W • Program power: 250 W • Peak power: 500 W • Sensitivity: 92 dB • Max. SPL peak: 118 dB • Dispersion: 90° x 60° • Components: • Low frequency: 5” / 1.5” voice coil ultra low distortion woofer
audio video 14 Edisi 14/2013
• High frequency: 1” / 1.5” voice coil compression driver • Crossover point: 1600 Hz passive • Nominal impedance: 16 Ohm • Input connectors: 2 x Neutrik™ NL4MP • Enclosure material: 12 mm Baltic birch • Finish: Textured black paint • Flying Hardware: 8 x M6 threaded points • Dimensions: 160 x 330 x 184 mm • Net weight: 5.45 kg
nyangga khusus yang dapat ditancapkan pada modul sub PW12A,sehingga setiap unit terkesan menyatu, di sini loudspeaker juga dapat eksibel dalam menentukan arah suara, karena standnya sendiri dapat diputar 360 derajat. Dari hasil uji dengar Coda K4 menggunakan CD player, kami cukup dikejutkan dengan karakter suara yang ditampilkan, dimana kontur suara yang biasanya cukup kasar untuk sebuah sistem pro, namun tidak terjadi kali ini, Sajian musik yang didominasi vokal dapat tersaji dengan halus dan terkesan tebal, sehingga efek stereo dari sistem loudspeaker ini memberi citra musik live tanpa membuat ear fatigue. Begitu juga saat kami menggunakan bebera lagu dari mesin iPad, kualitas musik Coda K4 juga mampu menampilkan dinamika yang gesit, sehingga tidak ada henta-
LUKMAN Pakar High End - Surabaya Dari kacamata Lukman mengenai produk Coda K4 yang merupakan produk loudspeaker kelas profesional, “Coda K4 produk yang mampu menghasilkan karakter suara mirip aslinya� kilasnya. Ini Ia buktikan ketika menghadiri pameran di Beijing - Cina, loudspeaker Coda mampu menampilkan karakter suara yang tak terganggu dengan suara noise yang ditimbulkan dari para peserta lainnya, artinya untuk mendengar musik tidak harus dalam suasana hening dalam ruang kedap suara. Menurut Lukman, kalau ingin mendapatkan kualitas suara seperti aslinya, maka loudspeaker
kan bas yang tekor atau kedodoran, ini tentunya menjadi salah satu karakter pro yang tidak dapat ditandingi oleh sistem home. Setelah lebih dari setengah jam kami lakukan uji dengar, ternyata kolaborasi Coda K4 dengan PW12A menjadi semakin hangat, dan kualitas musik yang disajikan juga menjadi semakin open, terutama untuk vokal dan bunyi instrumen, tingkat detilnya menjadi semakin transparan. Kami dapati bunyi instrumen musik akustik dapat dihadirkan secara natural dan warm.a
profesional sangat tepat, karena asal usul suara kelas high end yang kita dengar, prosesnya menggunakan perangkat pro, seperti speaker monitor contohnya, sehingga untuk menghasilkan suara sempurna dibutuhkan pendukung yang sempurna pula, termasuk dalam penerapan pada komponen crossover, driver, serta boks. Kalau sebagian orang mengatakan jika loudspeaker pro dianggap kasar, Lukman berpendapat justru itu bukan kasar, melainkan itulah suara karakter high end sesungguhnya.
Model sub Coda PW12A aktif yang berpasangan dengan Coda K4
Pasangan sub PW12A yang dirancang pasif
audio video 15 Edisi 14/2013
PENULIS
TEST
Budi Santoso
SONUS FABER AMATI NATURAL SOUND LOUDSPEAKER Nama Sonus Faber memang sudah tidak asing lagi di telinga para Audiophile sebagai salah satu penghasil loudspeaker kelas high end buatan Italia yang hampir semua serinya dikemas menggukan model kabinet dengan desain yang unik dan kokoh.
audio video 16 Edisi 14/2013
emang tidak banyak varian dan seri yang diluncurkan oleh Sonus Faber sebagai brand yang lebih fokus pada pembuatan loudspeaker kelas atas. Terbukti saat ini yang terkekspose dalam home collection hanya sedikit, termasuk seri Amati yang kali ini akan kita uji dengar Nama Amati merupakan penghormatan dari Sonus Faber pada tokoh Andreas Amati yang pertama kali menciptakan biola empat senar, serta mendefinisikan bentuk dan proporsi teknik konstruksi yang digunakan selama lebih dari tiga abad untuk menghasilkan instrumen musik seperti biola. Seri Amati dikemas sebagai loudspeaker model tower yang masuk dalam jajaran Amati Series yang juga meluncurkan produk sejenis yang didesain dengan model kotak aerodinamis dengan bentuk tetap tidak berubah sejak tahun 1999, dimana setiap sisi-sisinya terdiri dari bidang lengkung, termasuk standing-nya yang cenderung miring. Seperti seri Guarneri, desain kabinet Amati yang dikandung menunjukkan struktur yang kokoh, dimana
M
menghasilkan kontrol resonansi dan dispersi suara dalam ruang kotak, termasuk tampilan desain bentuk kecapi pertama kali dikembangkan oleh Sonus Faber pada tahun 1990 yang akhirnya ditiru oleh beberapa pabrikan lain, Jika dilihat penampilannya, kotak speaker Sonus Faber Amati tergolong mewah, karena di balut dengan lapisan laquer mengkilap alias glossy. Untuk bagian kak-kainya juga terkesan kokoh, dimana terdapat pedestal yang dapat di setel menggunakan foot step. Untuk bagian grillnya sendiri juga terkesan unik, karena menggunakan model vertical-string.
PENGUJIAN Untuk uji dengar Sonus Faber Amati kami menggunakan beberapa perangkat penunjang, diantaranya
Adalah amplifier keluaran VTL yang legenda.Dilihat dari sistem penunjangnya memang menggunakan piranti pendukung yang mumpuni untuk sistem stereo kelas high end, dimana daya keluarannya sebanding dengan daya masukan loudspeaker. Pada pengujian awal, kami mencoba menggunakan format CD dari seri Audiophile yang berisikan lagu-lagu terbaik untuk sistem audio kelas HD. Hasilnya memang tidak meleset dari perkiraan kami, dimana repro vokal dapat dihadirkan dengan karakter yang memiliki bobot serta ketebalan suara yang mampu menampilkan suara setara aslinya. Ketika diuji menggunakan jenis musik dengan iringan instrumen akustik, Sonus Faber Amati ternyata tidak hanya dapat menampilkan detil yang jelas, tapi juga memiliki karakteristik suara yang natural, sehingga setiap elemen musik dapat tersaji mendekati suara instrumen serta memiliki timbre yang lebih realistis dan transparans.a
SPESIFIKASI • • • • • •
audio video 17 Edisi 14/2013
Tanggapan frekuensi : 25 - 30.000 kHz Sensitivitas : 90 dB Impedansi : 4 Ohm Amplifier : 30 - 300 watt Dimensi : 1160 x 405 x 635 mm Bobot : 111 kg
PENULIS
MISSION SX5 LOUDSPEAKER Jika Anda menginginkan loudspeaker buatan Mission dari SX Series, inilah seri tertingginya, yaitu SX5 yang memiliki performa puncak di jajarannya, walau dukungan fiturnya hampir memiliki kesamaan dengan seri SX4 yang pernah di uji dengar oleh tim Avi.
TEST
Budi Santoso
X5 merupakan salah satu model dari 7 seri dalam jajaran SX Series yang ditawarkan Mission berupa loudspeaker model tower alias floorstanding yang masing-masing dikemas dalam dus terpisah untuk sistem stereo. Bahkan ketika produk tersebut dikirim ke lab Avi, terlihat kemasannya berukuran lumayang besar. Saat kami keluarkan dari dus karton tebal berwarna coklat, terlihat tampiannya Mission SX5, ternyata memang tak berbeda jauh dengan seri SX4, hanya perbedaannya selain ukuran dimensi kotak loudspeaker yang lebih besar, jumlah driver basnya juga lebih banyak, dimana pada SX4 didukung oleh driver bas sebanyak 2 buah pada setiap unitnya, maka pada SX5 terdapat 3 buah driver bas dengan disain secara keseluruhan tidak berbeda jauh. Mission SX5 menggunakan konsep speaker sistem 3-jalur dengan dukungan crossover teknologi terbaru “Perfect Phase”yang ditala pada 450 Hz dan 2,5 kHz, dimana terdapat tiga buah driver bas 160 mm, sebuah driver mid/bas 160 mm yang berkonus aluminium serta sebuah driver tweeter 25 mm Titanium Dome. Dengan desain kotak yang dirancang khusus, maka Mission seri SX5 diklaim dirancang oleh jenis driver terbaru yang mampu meningkatkan tingkat musikalitas, serta akan diperoleh reproduksi suara yang seimbang dan terintegrasi dalam mengoptimalkan dispersi suara.
S
PENGUJIAN Dalam melakukan pengujian Mission SX5, kami persiapkan secara khusus di
audio video 18 Edisi 14/2013
Jajaran loudspeaker Mission SX series ruang dengar yang ada di lab Avi dengan perangkat pendukung yang terdiri dari mesin CD player AudioLab seri 8200CD dan integrated amplifier AudioLab seri 8200A sebagai pendampingnya. Seperti tertera pada dokumentasi spesifikasi pada Mission SX5 yang direkomendasi untuk amplifier berdaya 60 – 200 watt, ini cukup relevan dengan memadu amplifier AudioLab seri 8200A. Pada pengujian ini, kami coba putar CD musik dengan aroma akustik yang menampilkan bunyian yang mudah untuk dikenali, termasuk karakter vokal. Hasilnya memang tidak meleset dari perkiraan kami, walau SX5 belum tuntas masa break-in nya, ternyata mampu menampilkan karakter suara yang natural, dimana penyajian instrumen musik dapat dihadirkan tanpa kolorasi yang berari, sehingga memberi citra musikalitas yang tinggi, begitu juga dengan nada bas dapat direpro dengan baik dan rendah. Untuk tampilan vocal, SX5 berhasil mereproduksi karakter yang berbobot, tidak saja terkesan
Tampilan belakang Mission SX5
SPESIFIKASI • • • • • • • • •
Tipe Kotak Speaker : Bass-Reflex Sistem speaker : 3-jalur Crossover : 450Hz/2.5kHz Tanggapan frekuensi : 54Hz - 40kHz Sensitivitas : 90 dB Impedansi : 6-8 Ohm Rekomendasi Amplifier : 60 - 200 watt Dimensi : 1121 x 261 x 365 (mm) Bobot : 31 kg
“open”, tapu juga menampilkan sosok penyanyi yang terdengar jelas dan bersih. Dengan jarak antar loudpspeker sekitar tiga meteran, maka dihasilkan efek panorama panggung (staging) dengan kedalaman yang mumpuni, apalagi ruang dengar Avi yang telah ditreatment akustik, Mission SX5 mampu menghasilkan efek yang lebih luas.a
Mission SX5 menggunakan konsep speaker sistem 3-jalur dengan dukungan crossover teknologi terbaru “Perfect Phase”yang ditala pada 450 Hz dan 2,5 kHz, dimana terdapat tiga buah driver bas 160 mm, sebuah driver mid/bas 160 mm yang berkonus aluminium serta sebuah driver tweeter 25 mm Titanium Dome.
audio video 19 Edisi 14/2013
PENULIS
TEST
Budi Santoso
DYNAUDIO C1 SIGNATURE LOUDSPEAKER HIGH END PERFORMA TINGGI Walau parameter model loudspeaker yang bermain di kelas high end belum ada standarisasinya, namun penilaian subyektif melalui uji dengar, biasanya tidak meleset jauh dari performa yang dihasilkan, termasuk saat kami ingin mencoba salah satu produk besutan Dynaudio yang kali ini merupakan produk loudspeaker dari seri Signature dengan limited edition.
ynaudio C1 Signature merupakan salah satu seri terbaru yang menyajikan performa ditunjang oleh penggunaan komponen berkualitas, sehingga diperoleh hasil yang tidak saja eksklusif, tapi juga sangat conďŹ dence. Jika Anda melihat model kotak Dynaudio C1 memang terkesan unik namun inovatif, walau dikemas ala bookshelf,
D
dimana pada bagian bafel depan terdapat panel terpisah tempat dudukan driver, sehingga terjadi perpaduan kotak inti dengan kontur serat kayu yang dipadu panel warna hitam/silver. Pada setiap unit speaker terdapat sebuah driver bas yang posisinya berada di atas dari tweeter yang membentuk konďŹ gurasi sistem dua-jalur. Setiap model menggabungkan
audio video 20 Edisi 14/2013
komponen Esotar terbaik besutan Dynaudio yang dipaduk dengan magnet neodymium. Dalam versi terbarunya,C1 lebih dioptimalkan melalui pelapisan secara presisi, yang diharapkan mampu meningkatkan respon yang sangat halus serta dapat dihasilkan reproduksi suara musik yang baik. Penerapan crossover pada Dynaudio C1 telah lebih dioptimalkan, termasuk penggunaan kabel internal yang telah ditingkatkan. Dengan upgrade ini, tentunya telah terjadi penyempurnaan yang tidak saja memiliki ekstetika, tapi juga kualitas suara. Ini juga tidak lepas dari dukungan penyekat multiple-layer high-density unntuk menghasilkan resonansi kabinet sangat rendah, termasuk pemasangan driver loudspeaker di kabinet itu sendiri.
beberapa waktu lalu, dimana sebagai perangkat pendukungnya terdiri dari CD player Krell S-350, Stereo Preamplifier Krell Phantom III, dan power amplifier Krell Evolution 2250e. Dengan penguatan dari Krell Evolution 2250e yang mampu digenjot sampai 500 watt perkanal pada impedansi 4 ohm, tentunya ini sudah lebih dari cukup untuk mendrive C1 Signature. Ini tersaji saat kami coba beberapa musik yang dinamis, dimana responnya benar-benar gesit tidak ada kesan musik yang kedodoran, termasuk repro bas yang pulen dan solid, sehingga sajian musik dapat dihadirkan dengan lebih real.
UJI DENGAR Dalam pengujian Dynaudio C1 Signature kali ini, kami mencoba di dalam salah satu ruang saat pameran Audio High End yang diselenggarakan di hotel Sultan - Jakarta
SPESIFIKASI • • • • • •
Sensitivitas : 85 dB Impedansi : 4 Ohm Power handling : 170 watt Frekuensi crossover : 1800 Hz Dimensi : 200 x 445 x 430 mm Bobot : 10,9 kg
Komponen pengujian Dynaudio C1 signature Kemampuan reproduksi vokal juga tidak dapat diremehkan, karena C1 memiliki bobot yang tidak kalah dengan loudspeaker model floorstanding, terbukti saat kami mencoba beberapa CD Reference Audiophile yang berisikan lagu-lagu didominasi vokal, hasilnya tidak terbayangkan sebelumnnya, dimana kontur vokal dapat dihadirkan sangat detil, tidak ada kesan kabut yang biasanya sering mengganjal, bahkan dari hasil panorama panggung letak vokal tetap anteng berada di tengah apitan loudspeaker, walau kami coba sedikit bergeser ke depan dan ke belakang. Dari hasil uji dengar loudspeaker Dynaudio C1 Signature, kami simpulkan bahwa kualitas suara yang dihasilkan memang sebanding dengan eksklusifitas kabinet maupun harga yang ditawarkan, walau Anda harus tetap mengeluarkan budget tambahan untuk stand penyangga kokoh, agar kinerjanya optimal.a
Saat disandingkan dengan Dynaudio model flour standing
Jika Anda melihat model kotak Dynaudio C1 memang terkesan unik namun inovatif, walau dikemas ala bookshelf, dimana pada bagian bafel depan terdapat panel terpisah tempat dudukan driver, sehingga terjadi perpaduan kotak inti dengan kontur serat kayu yang dipadu panel warna hitam/silver. audio video 21 Edisi 14/2013
PENULIS
TEST
Budi Santoso
PIONEER X-HM81-K MICRO SYSTEM DENGAN DOCKING IPOD/IPHONE Tren Micro System dalam dunia audio video ternyata belum tamat, terbukti dengan masih banyak brand besar menawarkan produk sejenis yang tentunya telah didukung oleh teknologi terkini, seperti produk yang masuk dapur lab Avi kali ini. ari sebuah kardus berukuran cukup besar yang dikemas rapi, kami dapati sebuah sistem mikro buatan Pioneer dari seri X-HM81-K yang berisi satu unit komponen utama dengan sepasang loudspeaker mini. X-HM81-K dibuat untuk para pecinta musik untuk dapat memutar audio dari perangkat produk besutan Apple seperti iPod atau iPhone, juga dari perangkat penyimpanan eksternal smartphone atau melalui koneksi USB atau streaming langsung melalui AirPlay dan DLNA dengan memanfaatkan jaringan WiFi rumah Anda, bahkan dapat mengakses radio internet dari seluruh dunia melalui vTuner. Untuk kenyamanan ,X-HM81-K dengan mudah dapat dikontrol dari smartphone menggunakan software ControlApp Pioneer yang dapat didownload secara gratis, seperti
D
Layar indikator LED berukuran besar
audio video 22 Edisi 14/2013
terdapat sebuah iPod/iPhone dock siap pakai yang didukung oleh sebuah jalur keluaran Composite Video, yang memungkinkan Anda untuk menonton video dari iPod atau iPhone di televisi Anda. Fitu lain yang tidak kalah menarik dari X-HM81-K, yaitu dengan beberapa fasilitas source berupa mesin pemutar CD, USB, RDS AM / FM radio, iPod dock, serta Bluetooth yang memiliki jangkauan luas dan memiliki kompatibilitas dengan format MP3 / WMA / WAV / FLAC / AAC. Dari tampilannya sendiri X-HM81-K, didesain menggunakan konstruksi casing berbahan Aluminium yang kokoh berwarna hitam satin yang dipadu dengan layar LCD berukuran cukup besar, bahkan micro hi-fi system X-HM81-K juga tersedia dalam warna Silver.
pada sistem Android tersedia secara bebas. Fitur utama dari sistem mikro kelas hi fi ini ditopang oleh amplifier kelas D dengan daya keluaran sebesar 2 x 50 watt untuk mendrive sepasang loudspeaer sistem 2-jalur. Pada bagian atas unit,
SPESIFIKASI
PENGUJIAN : Saat pengujian kami hanya menggunakan sumber dari iPhone yang telah berisikan beberapa lagu format MP3, sesuai dengan fitur utamanya, walau dapat menjalankan dari berbagai sumber. Ketika kami tancapkan iPhone di docking yang tersedia, secara otomatis, X-HM81-K merespon dengan baik, dimana fungsi iPhone menjadi mesin pemutar musik yang terkesan profesional. Dalam pemilihan lagu melalui playlist yang terbaca, maka dengan toggle remote dapat melakukan akses “play” secara langsung. Dari hasil yang kami dengar melalui sistem mikro XHM81-K, ternyata memang tidak dapat disangkal lagi kalau kualitas hi fi nya dapat diandalkan, terbukti dari reproduksi musik MP3 dapat dihadirkan dengan kualitas suara yang memiliki karekter bertekstur lembut, sehingga telinga kami mampu dimanjakan oleh sistem ini, dimana untuk akses lagu per lagu dapat dijalankan mulus tanpa kendala. Begitu pula ketika kami coba memutar lagu dengan musik MP3 serupa melalui fasilitas port USB, hasilnya juga tidak berbeda, selain detil suara yang ditampilkan jelas, untuk jenis musik yang dinamis, responnya juga bagus dan cepat, sehingga produk Pioneer yang satu ini patut menjadi referensi untuk sistem audio dengan kemampuan multimedia.a
• Plays * iPad via USB or iPod, iPhone via iPod dock * CD, including MP3 / WMA files * MP3, MPEG4, WMA, WAV, ACC, FLAC from USB and DLNA * Radio (AM/FM & Internet Radio) • Speakers 2 x 2-way bass-reflex speakers • Terminals * 1 x iPod/iPhone Docking Terminal * 1 x CD * 1 x USB (front panel) * 1 x RCA Line In * 1 x Headphones 3.5mm jack out (front panel) * 1 x Subwoofer pre-out * 1 x Composite video out (cable incl.) * 1 x Ethernet * 1 x Tuner antenna * 1 x Bluetooth adapter port for AS-BT200 • AirPlay : Yes • DLNA : Yes • Display : LCD Display + Clock with Timer and Sleep function • Finish : Glossy Black Aluminium • Remote Control Unit Remote control included • Dimensions (W x H x D) * Main Unit: 215 x 132.2 x 353 mm * Speakers: 156 x 266 x 258 mm mm • Weight * Main Unit: 5.5 kg * Speakers: 4.3 kg
Back panel Pioneer
audio video 23 Edisi 14/2013
PENULIS
TEST
Budi Santoso
KRELL KID BUKAN SEKEDAR PEMUTAR IPOD Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat, memacu para produsen elektronik untuk meluncurkan beragam produk yang dapat diaplikasikan sebagai sarana hiburan, termasuk jenis mesin pemutar musik seperti iPod player buatan Krell pada review kali ini.
ebagai produsen utama yang memproduksi perangkat high end, Krell Industries, LLC, yang didirikan sejak tahun 1980, tentunya sangat berkompeten dalam meluncurkan produkproduknya yang memiliki kelas tersendiri, salah satunya adalah Krell KID. KID pada embel-embel produk Krell ini merupakan singkatan dari Krell Interface Dock, dimana fungsi utamanya adalah sebagai media player untuk memutar format dari iPod. Dari tampilannya, Krell KID memang tidak seperti kebanyakan mesin docking iPod pada umumnya, karena terkemas rapi layaknya mesin CD/DVD player. Bukan itu saja, Krell KID memang dirancang untuk kompatibel dengan produk Krell lainnya. Jika melihat tampilan depan dari mesin docking iPod Krell KID, hanya terlihat tiga buah layar LED mini yang terpisah, dimana masing-masing merupakan indikator untuk pengaturan Bass, Treble, dan Volume. Ini membuktikan kalau produk ini bukan sekedar mesin player untuk iPod saja, namun telah dilengkapi dengan sirkuit preampliďŹ er. Di bagian ini juga disediakan jalur masukan Aux, yang memungkinkan untuk dapat menerima sinyal audio dari perangkat player eksternal.
S
audio video 24 Edisi 14/2013
SPESIFIKASI INPUTS • 1 30-pin iPod-device type • 1 3-conductor 3.5 mm connector AUDIO OUTPUTS • 1 pair balanced via XLR connectors • 1 pair single-ended via RCA connectors VIDEO OUTPUTS • 1 S-Video via a DIN connector • 1 Composite via a RCA connector CONTROL INPUTS • 1 RS-232 input via a 9-pin Dsubminiature connector CONTROL OUTPUTS • 1 12 VDC trigger output via 2-conductor • 3.5 mm connectors (500 milliamps maximum • per output) Pada panel bagian belakang Krell KID terdapat beberapa model jalur keluaran seperti untuk konektor RCA serta sepasang Balanced Output untuk konektor XLR. Bahkan disediakan pula jalur keluaran video komposit dan S-Video, selain itu terdapat Comm Port RS-232 sebagai media koneksi untuk sistem kontrol melalui komputer yang berfungsi saat update software. Dalam aplikasinya, Krell KID dapat dioperasikan melalui remote control yang tersedia, dimana semua fungsi dapat dijalankan dari sini. Seperti telah disinggung di atas, bahwa Krell KID memiliki kompatibilitas dengan perangkat Krell lainnya, yaitu melalui penggabungan perangkat dengan Krell Papa Dock,
INPUT IMPEDANCE • Single-ended: 47.5 k Ohms
OUTPUT IMPEDANCE O • Balanced: 50 Ohms • Single-ended: 25 Ohms • Frequency Response • 20 Hz to 20 kHz +0.7 dB, -0.0 dB • 0.1 Hz to 90 kHz +0.7, -3 dB • Tone Control Range • Bass: +8 dB, -7 dB • Treble: +6 dB, -6 dB • Total Harmonic Distortion Plus Noise • Balanced Output: <0.002%, 20 Hz to 20 kHz, • 4 V RMS or 4 mA rms • Signal-to-noise Ratio • Wideband, Unweighted: >94 dB • Power Consumption • Standby: 10 W • Power on: 25 W DIMENSIONS D • Centimeters: 33.0 W x 7.0 H x 27.7 D WEIGHT W • Unit Only: 10 lb., 4.5 kg
dimana dapat langsung ditancapkan pada perangkat Papa Dock yang modulnya sudah dirancang untuk docking Krell KID, sehingga akan terlihat sebuah komponen yang terintegrasi. Papa Dock sendiri merupakan perangkat yang telah dilengkapi dengan power amplifier yang mampu menghasilkan daya keluaran sebesar 150 watt perkanal pada impedasnsi 8 Ohm, atau 300 watt per kanal pada impedansi 4 Ohm.a
Jika melihat tampilan depan dari mesin docking iPod Krell KID, hanya terlihat tiga buah layar LED mini yang terpisah, dimana masing-masing merupakan indikator untuk pengaturan Bass, Treble, dan Volume. Ini membuktikan kalau produk ini bukan sekedar mesin player untuk iPod saja, namun telah dilengkapi dengan sirkuit preamplifier. Di bagian ini juga disediakan jalur masukan Aux, yang memungkinkan untuk dapat menerima sinyal audio dari perangkat player eksternal. audio video 25 Edisi 14/2013
PENULIS
HI END
Tjandra Ghozalli
ADVENTURE WITH VENTURE Kembali kami berjumpa dengan bung Didi, disainer loudspeaker Venture yang kini lagi “melancong” ke Jakarta. Pria kelahiran Surabaya yang kini berdomisili di Belgia sudah membuka kantor cabang internasional di Singapura. ali ini Venture mengambil kamar di Asean Room untuk mendemokan kehebatan tata suara racikannya yang tersusun atas:
K • • • • •
Program Lap-top Digital to Analaog Conv. Pre Amplifier Power Amplifier Loudspeaker
: XX Hi End : Weiss DAC : Venture VP-100 : Venture V200A+ : Venture Ultimate Reference
Loudspeaker Venture Ultimate Reference memiliki kabinet yang besar dan difinish mengkilap (glossy) dengan tekstur urat kayu berwarna merah mahoni terkesan anggun dan mewah. Badannya bongsor dengan kedalaman luar biasa; sekitar 59 cm! Tinggi mencapai 145 cm dan lebar 39 cm. Beratnya? Cukup berbobot 140 kiloan! Menggunakan x-over 3 jalur dengan titik potong 400 Hz dan 3 kHz, berkepekaan lumayan tinggi 92 dB. Menggunakan 4 woofer 9”, 1 midrange 7”, dan tweeter 2”. Posisi loud-
audio video 26 Edisi 14/2013
VENTURE VP-100
• • • • • • • • • • • • • • • •
Type: Preamplifier Volume: -66dB to 0dB Unbalanced Gain: 0dB Balanced Gain: 6dB Harmonic Distortion: <0.01% / 600 Ohms / 2Volts Noise: <2.8μV (Typ.1,9μV) Signal-to-Noise ratio: > 120dB Offset: <0.1mV Max input level: 4.5Veff / 600 Ohms Inputs: 4 XLR inputs 4 RCA inputs Output 1: XLR Max level: 9Veff / 600 Ohms Output 2: RCA Max level: 4.5Veff / 600 Ohms Inter-channel balance: +/- 9dB ; 2 channels Dimensions: 483 x 110 x 330 mm Weight: 9 Kgs / 19.8 lbs
VENTURE V200A+
speaker ini sudah di toe-in menghadap manis ke arah kursi (sofa) pendengar.
UJI DENGAR Bung Didi menggunakan lap top sebagai sumber musik (dengan program software XX HiEnd), kami memulai pengujian suara. Kami diputarkan beberapa lagu yang direkam secara HD (High Density) dengan kuantisasi 24 bits dan frekuensi sampling 192 kHz. Album pertama kami ambil Linda Ronstadt “What’s New” dan dimainkan. Dari hasil pengamatan kami vokal Linda tersalur lepas (open) dan petikan dawai bass betot sangat terasa direpro oleh keempat woofer secara koheren, sementara sapuan simbal terasa hidup. Tetapi kami heran mengapa dinamika musiknya
• • • • • • • • • •
Nominal Power : 200 Watts Class A / 8 Ohms Input Impedance : 22 kOhm Power Bandwidth : 1 - 100 kHz Damping Factor : 400 Harmonic Distortion : < 0.05% Signal-to-Noise ratio : > 110 dB Rise time : < 2.5 us Inputs : One XLR & one RCA input Dimensions : 520 x 490 x 200 mm Weight : 40 kg / 88 lbs each
tidak lebih hebat dari album CD Linda Ronstadt rekaman decade 80 an milik kami? Kami duga master asli album Linda yang terbit di era 80 an di up sampling. Padahal tidaklah mungkin memperbaiki bidang dinamika musik asli dengan cara mengup-sampling kuantisasi asli yang semula
audio video 27 Edisi 14/2013
PENULIS
HI END
Tjandra Ghozalli
16 bits menjadi 24 bits. Demikianlah walaupun hasil repronya baik namun tidak ada greget apa apa yang spektakular. Kami juga mencoba memainkan album HD lainnya seperti albumnya George Bensons yang membawakan lagu jazz dalam rekaman 24 bit, 192 kHz. Lagi lagi kami tidak mendapati sesuatu yang mampu membuat kami berdecak. Kami
VENTURE ULTIMATE REFERENCE
MONSTER HTS-5100
FEATURES OF THE DAC202: • Available in silver or black finish • Digital Inputs: AES/EBU or S/PDIF on 1 XLR, 1 RCA, 1 Toslink, Firewire • Digital Outputs: AES/EBU on 1 XLR, 1 RCA, Firewire • Main Analog Output: 2 stereo analog outputs, one on XLR one on RCA • Headphone output on 1/4” Jack • Level control main output: 4 coarse settings via relays (analog domain), fine setting via rotary encoder (digital domain). Level control can be defeated for the main output. • Level control headphone output: 4 coarse settings via relays (analog domain, independent from the settings in the main output), fine setting via rotary encoder (digital domain). • Wordsync input on BNC connector • Wordsync output on BNC connector FRONTPANEL CONTROLS: • LCD display for display of sampling rate, input source, audio level, absolute phase, upsampling filter type, various menu items
• Rotary encoder with push switch • IR receiver • Standby LED • Headphone Jack socket SPECIAL FEATURES: • Transparency check (allows to check the bit transparency of a playback chain) • Setting of the coarse output levels (analog domain), separate for the main output and the headphone output • Dual / single wire selection for 176.4 / 192 kHz sampling rate • “Insert Mode” allows to loop in a external digital audio device (e.g. a equalizer) via the AES/ EBU I/O on the XLR connectors • Sampling rate setting on the WSYNC I/O connectors in dual wire mode • Display brightness IR REMOTE CONTROL SWITCHES: • power on/off • volume up • volume down • input sources (4 switches for Firewire, XLR, RCA. Toslink) • DAC upsampling filter type • mute • absolute phase
• • • • • •
• • • • •
Frequency Response : 20 - 60,000 Hz Sensitivity : 92 dB Impedance : 6 Ohm Recommended Power : Up to 400 Watts (No clipping) Break-in Time : Min 200 hrs min playing time Drivers : One 2” VENTURE AGC Fullrange Dynamic Tweeter One 7” VENTURE CFC Drivers Four 9” VENTURE CFC Woofers Design : 3-Way First order Crossover Design Weight : 73 kg Dimensions : H148 x W40 x D60 (cm) Weight : 120 kg Cabinet : Ebony or Elm Burl in High Gloss lacquer
sesalkan kemajuan teknologi yang terlalu cepat sehingga sang artisnya saja ketinggalan kereta. Terus terang sulit bagi kami menjumpai rekaman album yang REAL HD mulai dari hulu ke hilir. Kami kepikiran untuk membuat album DVD Audio yang direkam mulai dari take sound hingga ke multi track dan stereo track semua pakai kuantisasi 24 bit dan frekuensi sampling 192 kHz, pasti hasil akhirnya luarrr biasaaa....yang bagus nian untuk menguji kemampuan bidang dinamika suatu tata suara. Dengan memakai album ini kita bisa mengetahui bagaimana kemampuan amplifier, pre amp, dan loudspeaker dari suatu sistem menghadapi gejolak bidang dinamika musik yang sedemikian “liar”. Apakah megap megap kehabisan napas atau mampu mempertahankan aliran daya mengikuti gejolak musik?a
audio video 28 Edisi 14/2013
PENULIS
HI END
Tjandra Ghozalli
KOMBINASI CLASSE DAN B&W Asam di gunung, garam di laut ketemu di penggorengan – mungkin pepatah ini cocok untuk Classe dari Kanada dan B&W dari Inggris bertemu di hotel Sultan. ewaktu IHEAC mengadakan show di hotel Sultan, kami sempat mampir ke kamar B&W. Produk B&W termasuk yang bertahan lama, tak lekang dimakan masa. Gramuda mengimport B&W sejak tahun 1983, artinya sudah 30 tahun silam produk B&W beranjangsana ke Indonesia. Juga Classe termasuk yang bertahan, karena sejak 1980 telah lahir produk pertamanya. Dan Classe sudah diakusisi oleh B&W (Bowers & Wilkins). Sementara banyak produk yang lain sudah raib dari belantika bursa
S
audio high end. Ketika kami berkunjung sudah dipersiapkan perangkat demo: • • • • •
CD Player Clock Master Power Supply Power Amp Loudspeaker
audio video 30 Edisi 14/2013
: dCS Puccini : dCS Puccini : Monster HTS-5100 : Classe CA-M600 (mono block) : B&W 800 Diamond.
CD PLAYER : DCS PUCCINI
B&W 800 Diamond adalah top line dari serie Diamond. Dinamakan Diamond karena dome tweeter terbuat dari diamond (berlian). Lho kok berlian yang begitu kecil dan keras dapat dijadikan lembaran dome? Tentu saja bukan dengan cara menggerus diamond lalu diberi lem dan dicetak. Melainkan menggunakan teknologi CVD alias Chemical Vapour Deposition. Cara kerjanya mirip kalau kita kasih air pada permukaan telur lalu kita taruh di freezer, maka akan terbentuk selaput es keras di permukaan kulit telur yang dapat dilepas. Cara yang sama, bila karbon diuapkan (perlu temperatur sepanas permukaan matahari) lalu uapnya dikenakan pada cetakan berbentuk dome (kubah) yang terbuat dari grafit maka dalam waktu seminggu akan terbentuk lapisan berlian setipis 0,1 mm di permukaan cetakan kubah yang kemudian dapat dilepas. Oleh karena cara pembuatannya memakan waktu dan tidak semua berhasil dengan ketebalan yang merata, maka harga tweeter diamond sangat mahal. Tapi eloknya, tweeter diamond ini break up nya di atas 70 kHz artinya di luar batas audible sehingga bunyi treble sangat murni. Berbeda dari kubah plastik yang break-up di 8 kHz atau metal di 19 kHz termasuk daerah audible – mampu merusak kemurnian bunyi treble.
• type : Upsampling CD/ SACD Player • finish options : Silver or Black • dimensions : (W) 460mm x (D) 400mm x (H) 110mm/(W) 18.0” x (D) 15.8” x (H) 4.4”, Allow extra depth for cable connectors. • weight : 12.1kg/26.6lbs • CD mechanism : Dual laser CD/SACD mechanism. (Esoteric UMK-5™). • converter type : dCS Ring DAC topology, oversampling to 5 bits at 2.822 or 3.07 MS/s. CD data may be upsampled to DSD before oversampling. • analogue outputs : Output Levels: 2V rms or 6V rms, Balanced Outputs - 1 stereo pair on 2x 3-pin male XLR connectors, Unbalanced Outputs - 1 stereo pair on 2x RCA Phono connectors. • digital I/O : INPUTS, 2x SPDIF on 2x RCA Phono connectors accepts 24 bit PCM at 32, 44.1, 48, 88.2, 96, 176.4 & 192kS/s.; OUTPUTS, 2x SPDIF PCM interfaces on RCA Phono connectors, output CD format when a CD is playing only. When playing a CD, the data may be upsampled to DSD before oversampling (set in the menu). Upsampling of data from the Digital Inputs to DSD may be activated by loading a license, avaiable from dCS.
audio video 31 Edisi 14/2013
• word clock I/O : INPUT, Word Clock Input on 1x75Ω BNC connector. When playing a disc, accepts standard word clock at 44.1kHz. When using the Digital Inputs, accepts standard word clock at the data rate. ; OUTPUT, Word Clock Output on 1x 75Ω BNC connector. Outputs 44.1kHz when playing a disc and not locked to an external clock. • clock frequencies : 44.1kHz in Master Mode. Calibrated within +/-10ppm, not temperature compensated. • residual noise: DAC mode: Better than -110dB0 @ 20Hz 20kHz unweighted. (6V Setting) • spurious responses : Better than –100dB0 @ 20Hz - 20kHz. • filters : DSD mode (playing an SACD or upsampling a CD) - 4 filter options. PCM Mode - 3 filters available; Classic, Long and Asymetrical • software updates : Updates loaded by CD-R • software version : 1.30 • local control : Metalcased IR remote control provided or RS232. • power supply : Factory set for 100, 115, 220 or 230 V AC, 49 – 62Hz • power consumption : 30 Watts typical/ 40 Watts maximum
PENULIS
Sebenarnya bosan juga menyimak vokal Ingram Washington, namun karena vokalnya sudah familiar di telinga, maka kami pakai juga untuk menguji coba perangkat perkawinan B&W dan Classe ini.
HI END
Tjandra Ghozalli
UJI DENGAR
POWER AMP : CLASSE CA-M600
MONSTER HTS-5100
POWER DESCRIPTION Input Voltage : 120 V AC Output Voltage : 120 V AC Current : 15 A Line Current Frequency : 60 Hz Power Handling : 1.80 kVA Surge Energy Rating : 7 kJ Physical Characteristics
DIMENSIONS: 3.88” Height x 17.13” Width x 14.63” Depth - With Feet 3.50” Height x 17.13” Width x 14.63” Depth - Without Feet
CLOCK MASTER : DCS PUCCINI
• type : System Clock • finish options : Silver or Black • dimensions : (W) 460mm x (D) 410mm x (H) 58mm, (W) 18.1” x (D) 16.2” x (H) 2.3”, Allow extra depth for cable connectors • weight : 7.6 kg / 16.7 lbs. • CD mechanism : N/A • converter type :N/A • analogue outputs : N/A • digital I/O : USB interface on a B-type connector, will accept up to 24 bit PCM at 44.1, 48, 88.2,96, 176.4 or 192kS/s. Operates in asynchronous USB mode. Puccini U-Clock will present data received via the USB interface, unprocessed, in SPDIF format on 2 x RCA Phono connectors.
• word clock I/O : 4 independently buffered outputs on 75 BNC connectors, all carry the same clock frequency. With the USB interface active at 32, 48, 96 or 192kS/s, the word clock outputs are set to 48kHz. With the USB interface active at 44.1, 88.2 or 176.4kS/s, the word clock outputs are set to 44.1kHz. • clock frequencies : 44.1kHz or 48kHz, calibrated within +/-1ppm, (typically +/-0.1ppm), temperature compensated. • residual noise : N/A • spurious responses : N/A • filters : N/A • software updates ; Loaded from ROM by distributor. • software version : 2.0 • local control : N/A • power supply : Factory set for 100 - 120 or 200 - 240 V AC, 49 - 62Hz. • power consumption : 3 Watts typical/6 Watts maximum
• Frequency response : 1 Hz - 100 kHz, -3dB • Output power : 600W rms into 8Ω (27.8 dBW), 1200W rms into 4Ω (27.8 dBW) • Harmonic Distortion : <0.002% at 1 kHz balanced, <0.004% at 1 kHz single ended • Peak Output Voltage : 226V peak to peak, 80V rms no load, 206V peak to peak, 73V rms into 8Ω • Input Impedance : 50kΩ balanced / single ended • Voltage gain : 29dB balanced / single ended • Input level at clipping : 2.86V rms balanced / single ended
• Intermodulation Distortion : >100dB below fundamental into 8Ω balanced / single ended, >90dB below fundamental into 4Ω balanced / single ended • Signal to Noise Ratio : -120dB at peak output into 8Ω, Measurement Bandwidth: 22 kHz • Output impedance : 0.03Ω @ 1 kHz • Standby power consumption : < 1W • Rated power consumption : 440W @ 1/8th power into 8Ω • Width : 17.5” (444mm) • Depth : 17.52” (445mm) • Height : 8.78” (223mm) • Gross weight : 100 lb (45.4 kg) • Net weight : 88 lb (39.9 kg) • Mains voltage : Specified on rear panel
Tentu saja kami putar nomor beken “Whats a Difference Day?” Kami simak vokal bariton Ingram direproduksi de-ngan mulus. Vokal Ingram tidak direpro secara over weight, nampak wajar saja. Artinya woofer B&W 800 Diamond 2 x 10” tidak meresponsenya secara berlebihan dan ini kebagusan dari rangkaian cross over B&W yang mampu mencegah vokal dominan di woofer. Bunyi sibilansnya lembut tidak garang. Timbre vokal Ingram direpro oleh midrange Kevlar sangat murni. Kebagusan midrange Kevlar adalah di bidang vokal manusia tidak terjadi break-up sehingga vokal direproduksi secara murni, apa adanya. Kemudian kami mengganti album dengan memakai album CD “Stereo Test Record” dalam nomor “Toreru”. Kami simak permainan perkusi yang hangat namun entah mengapa gebukan bass tersimak kurang solid dan kurang tenaga. Dari uji dengar ini kami berkesimpulan kalau sistem perangkat ini lumayan bagus dalam hal merepro nada tinggi dan mid. Bayangan stereonya juga lumayan mantap di tengah aantara apitan loudspeaker yang tidak goyah meski kepala digeser ke kiri atau ke kanan. a
audio video 32 Edisi 14/2013
PENULIS
HI END
Tjandra Ghozalli
LINN SERIES arang ada pabrikan yang memproduksi segala lini mulai dari player, amplifier hingga loudspeaker seperti Linn Ltd asal Inggris. Ketika kami menyambangi kamarnya di hotel Sultan telah terpasang produk demo:
J • • • • •
Turntable Turntable Control Pre Amplifier Power Amplifier Loudspeaker
: Linn Sondek LP-12 : Linn Radikal : Linn Akurate Kontrol : Linn Akurate 200 : Linn Akurate 242
Sistem utama terdiri dari Linn Akurate di mana source berasal dari turntable (analog) dan dari iPad (digital) yang terhubung ke Linn Akurate Kontrol. Jadi ada dua jenis sumber yang digunakan digital dan analog. Kebetulan yang
menjaga kamar adalah Alan William, direktur pemasaran Linn Ltd yang khusus datang dari Inggris untuk mendemokan perangkatnya di pameran IHEAC Show 2012. Walaupun Alan nampak selalu serius, namun dia sosok yang ramah yang mau melayani keinginan tamunya. Loudspeaker Linn 242 ada yang aktif dan ada yang pasif. Loudspeaker ini mengadopsi multi way cross-over. Ada lima bidang spektrum suara terbagi mulai dari 49 Hz hingga 33 kHz. Untuk keperluan home theater loudspeaker ini dilengkapi dengan loudspeaker centre, surround dan subwoofer, semua terdiri dari Akurate Series. Namun dalam pengujian kali ini, kami hanya menggunakan loudspeaker Linn Akurate 242 sebagai loudspeaker utama (stereo) pasif dan memakai musik jaringan sebagai sumber musik.
audio video 34 Edisi 14/2013
pernah diundang Alan William ke apartemennya. Disana Alan William memutarkan CD album karya Allan Taylor diperangkat Linn. Setelah menyimak beberapa saat, tanpa terasa Allan Taylor berlinang air mata. Ternyata Allan Taylor baru tahu kalau vokalnya demikian bagus kalau direpro oleh perangkat hifi yang baik seperti buatan Linn ini.
Dengan memakai iPad, Alan memilih beberapa lagu pesanan kami. Seperti “Cold, Cold Heart” Norah Jones dan “Kerovacs Dream” Allan Taylor. Dari pengamatan kami, reproduksi vokal hangat, terasa ada timbrenya. Treblenya tajam namun halus nikmat di telinga dan bassnya terasa tanggung di mana bunyi bass tidak dapat rendah benar.
UJI DENGAR. Dengan memakai iPad, Alan memilih beberapa lagu pesanan kami. Seperti “Cold, Cold Heart” Norah Jones dan “Kerovacs Dream” Allan Taylor. Dari pengamatan kami, reproduksi vokal hangat, terasa ada timbrenya. Treblenya tajam namun halus nikmat di telinga dan bassnya terasa tanggung di mana bunyi bass tidak dapat rendah benar. Repro bass macam ini cocok untuk bass betot dengan cavity besar namun kurang cocok untuk kick bass. Mungkin diperlukan subwoofer supaya nada bass lebih rendah lagi. Iseng iseng saya tanya, bagaimana nasib para artis Inggris kalau karyanya mudah dimainkan melalui musik jaringan (on-line) seperti ini? Alan William bercerita bahwa Allan Taylor, artis yang lagunya sedang kami nikmati,
audio video 35 Edisi 14/2013
PENULIS
LINN SONDEK LP-12
HI END
Tjandra Ghozalli
• • • • •
Selama ini karena keterbatasan dana, Allan Taylor hanya bisa menyimak album CD nya memakai perangkat audio PC – inilah dampak buruk dari musik on line yang meskipun legal namun fee per lagu sangat murah. Well, dari pengamatan kami perangkat Linn Akurate ini sesungguhnya mampu mereproduksi suara secara akurat, sedikit kelemahan terletak pada nada bass yang kurang rendah. Ya hanya itu. a
Type: Belt-drive transcription turntable platter Power: 100/120/220/240V 50–60 Hz Dimensions: W445 x D356 x H140 mm Power consumption: <13W Weight: 13 kg (turntable mechanics only - packed weight)
LINN AKURATE 242
LINN AKURATE KONTROL
• 4 pairs RCA inputs, 2 pairs XLR inputs, 3.5mm (iPod) front panel input • 1 pair rca pre-out, 1 pair XLR pre-out, 1 pair rca fixed out, 3.5mm headphone. • Phono stage: MM/MC 54-64db gain MC, 40db MM. • Size 3.58” x 15” x 15”, 12.8lb
LINN AKURATE 200
• • • • • • •
Bridgeable : No Power out (watts) : 111 Type : Stereo Dimensions (hwd, cm) : 9x38x38 Phono in : 1 XLR in : 1 Weight (kg) : 6.5
• • • • • • • •
Sensitivity (db/w/m) : 87 Finishes : 200 Dimensions (hwd, cm) : 100x21x38 Impedance (ohms) : 8 Max power handling (watts) : 200 Standmount : No Biwirable : Yes Floorstander : Yes
audio video 36 Edisi 14/2013
PENULIS
HI END
Tjandra Ghozalli
BILA VIVALDI BERMAIN MUSIK BERSAMA JAMES B.LANSING asih di hotel Sultan, di hari terakhir kami mengunjungi kamar James bersama Vivaldi. Sesungguhnya yang kami maksud adalah dCS dan JBL yang ketika itu menggelar perangkat bersama untuk unjuk kebolehan. Perangkat yang digelar antara lain:
M • • • • • • •
CD Transport DAC Up Sampler Master Clock Power Amp Loudspeaker Power Conditioner
: dCS Vivaldi Transport : dCS Vivaldi DAC : dCS Vivaldi Up-sampler : dCS Vivaldi Master Clocok : Dan D ‘Agostino : JBL Project K2 S 9900 : Monster HTS 5100
FILOSOFI DCS dCS adalah salah satu dari puluhan pabrikan hi-fi Inggris yang mempunyai filosofi mengabdikan diri untuk mempersembahkan musik playback yang megah. DCS melayani dengan sepenuh hati segala keperluan para pendengarnya dengan memproduksi belasan produk yang sesuai keinginan pembeli. Penampilan adalah segalanya – ini adalah motto dCS. Seperti diketahui dCS hanya memproduk perangkat audio hi-end – tidak mambuat produk elektronik lain oleh karena itu jiwa dan pengalaman hanya tertuju pada kualitas produk audio saja.
audio video 38 Edisi 14/2013
DCS VIVALDI DAC
Kali ini dCS menurunkan beragam perangkatnya seperti: • • • • • • •
Digital ti Analog Converter : dCS Vivaldi DAC Digital Up-sampler : dCS Vivaldi Up-sampler Transport : dCS Transport Digital Master Clock : dCS Master Clock Power Amplifier : Dan D’Agostino Power Conditioner : Monster HTS-5100 Loudspeaker : JBL Project K-2, S-9900
Dengan menggunakan CD “Stereo Test Record” kami menguji coba bagaimana kualitas tata suara racikan perpaduan JBL dan dCS ini. Dari penguji-dengaran beberapa
• type : Digital-to-Analogue Converter • finish options : Silver or Black • dimensions : 444mm/17.5” x 435mm/17.2” x 151mm/6.0” high. • Allow extra depth for cable connectors. Allow space for air flow around the unit. • weight : 16.2kg/35.65lbs • CD mechanism : N/A • converter type : dCS proprietary Ring DACTM topology. • analogue outputs : Output Levels: 2V rms or 6V rms on all outputs for a full-scale input, set in the menu. Balanced Outputs: 1 stereo pair on 2x 3-pin male XLR connectors (pin 2 = hot, pin 3 = cold). These outputs are electronically balanced and floating, the signal balance ratio at 1kHz is better than 40dB, output impedance is 3Ω, maximum load is 600Ω (a 10kΩ-100kΩ load is recommended). Unbalanced Outputs: 1 stereo pair on 2x RCA Phono connectors. Output impedance is 52Ω, maximum load is 600Ω (a 10kΩ-100kΩ load is recommended). • digital I/O : INPUTS. USB 2.0 interface on a type B connector. Operates in asynchronous mode, will accept streamed PCM data up to 24 bits at 44.1, 48, 88.2, 96, 176.4 & 192kS/s and DOP (DSD over PCM). Can operate in USB Audio Class 1 or Class 2 mode. 4x AES/EBU on 3-pin female XLR connectors. Each will accept up to 24 bit PCM at 32, 44.1, 48, 88.2, 96, 176.4 & 192kS/s & DOP OR 2x Dual AES pairs at 88.2, 96, 176.4, 192, 352.8 & 384kS/s or dCS-encrypted DSD & DOP. 3x SPDIF on 2x RCA Phono and 1x BNC connectors. Each will accept up to 24 bit PCM at 32, 44.1, 48, 88.2, 96, 176.4 & 192kS/s or DOP. 1x SPDIF optical on a Toslink connector, will accept
audio video 39 Edisi 14/2013
•
•
•
• • • • •
• •
up to 24 bit PCM at 32, 44.1, 48, 88.2 & 96kS/s. 1x SDIF-2 interface on 2x BNC connectors, will accept up to 24 bit PCM at 32, 44.1, 48, 88.2 & 96kS/s or SDIF-2 DSD (autoselected). If the unit is not in Master mode, this interface requires a compatible Word Clock input, locked to the data rate. word clock I/O : INPUT. 3x Word Clock inputs on 3x BNC connector, accept standard Word Clock at 32, 44.1, 48, 88.2, 96, 176.4 or 192kHz. The data rate can be the same as the clock rate or an exact multiple (0.125x, 0.25x, 0.5x, 1x, 2x, 4x, 8x) of the clock rate. Sensitive to TTL levels. OUTPUT. Word Clock output on 1x BNC connector. In Master mode, a TTL-compatible 44.1kHz Word Clock is available. clock frequencies : 44.1kHz in Master Mode.Calibrated within +/-10ppm, not temperature compensated. residual noise : Better than -113dB0 @ 20Hz-20kHz unweighted (6V Setting). spurious responses : Better than -115dB0, 20-20kHz. filters : Better than -105dB0 @ 2020kHz. software updates : Loaded from CD-R or via USB interface. software version : 1.0 local control : dCS Premium Remote is supplied as standard. S232 (controlled by a third party device). A dCS-programmed Nevo Q50 is available for the Vivaldi range as an optional extra. power supply : Factory set for 100, 115, 220 or 230V AC, 49-62Hz. power consumption : 23 Watts typical/30 Watts maximum.
PENULIS
HI END
Tjandra Ghozalli
nomor instrument dan vokal kami berkesimpulan kalau tata suara ini menanggapi alunan musik dengan apik. Seumpama busana, maka reproduksi suaranya setara kain sutera (tapi bukan Sutra ya!) yang halus dan penuh akurat. Kebetulan loudspeaker JBL S-9900 dilengkapi dengan super tweeter yang mampu menerawang hingga 50 kHz sehingga reproduksi up sampling Vivaldi yang mampu menembus 20 kHz ada efeknya, terkesan bunyi ultra highnya. Ujung treble terdengar airy sangat halus menyebar dan memodulasi treble audible. Apabila treble audible yang sudah termodulasi oleh sinyal ultra high ini mengenai dinding, lantai atau eternit, maka pantulannya diterima oleh telinga pendengar sebagai kesan kedalaman ruang yang 3D. Apa pasal? Karena sinyal ultra high itu berkas penyebarannya tajam (ingat semakin tinggi frekuensi akan semakin tajam mengerucut dispersinya) sehingga pantulannya juga tajam. Makanya orang menggunakan super tweeter selain bertujuan memperhalus treble juga untuk mendapatkan nuansa ruang dengar yang tiga dimensi. Hal mana sulit dijumpai pada sistem tata suara yang nada tingginya terbatasi hingga 20 kHz saja.
MONSTER HTS 5100
• Dimensions: 3.88” H x 17.13” W x 14.63” D; weight: 20.35 lbs. • Monster Clean Power? Stage 4 v.2.1 circuitry filter dramatically reduces electronic noise. • T2? automatic disconnect/reconnect protection circuitry. • Tri-Mode? power protection circuitry with audible alarm and auto disconnect. • 6814 Joule rating provides a high level of surge absorption.
DAN D ‘AGOSTINO
• Power : 300 watts @ 8Ω / 600 watts @ 4Ω / 1,200 watts @ 2Ω • Frequency Response : 1 Hz to 200 kHz, -1 dB / 20Hz to 20 kHz, ±0.1 dB • Distortion : (300 watts @ 8Ω) 0.1% @ 1 kHz • Signal-to-Noise Ratio : 105 dB, unweighted • Inputs : 1 balanced XLR • Dimensions : 5 x 12.5 x 21 in. (hwd) / 95 lbs.
DCS VIVALDI TRANSPORT
• type : Upsampling CD/ SACD Transport • finish options : Silver or Black • dimensions : 444mm/17.5” x 435mm/17.2” x 196mm/7.8”. Allow extra depth for cable connectors. • weight : 23.2kg/51.1lbs. • CD mechanism : Dual laser CD/SACD mechanism (TEAC VRDS NEO™ VMK3). • converter type : N/A • analogue outputs : N/A • digital I/O : 1x Dual AES interface on 2x 3-pin male XLR connectors, outputs dCS-encrypted DSD data, whether a CD or SACD is playing. A menu setting changes the format to DXD (24/352.8) when a CD is playing. 1x AES/EBU on 3-pin male XLR connector, outputs CD format data (16 bits at 44.1kS/s), whether a CD or SACD is playing. 2x SPDIF on 1x RCA Phono and 1x BNC connectors. Each outputs CD format data, whether a CD or SACD is playing. 1x SDIF-2 interface on 2x BNC connectors, outputs CD format data, whether a CD or SACD is playing.
audio video 40 Edisi 14/2013
• word clock I/O : Word Clock output on 1x BNC connector. With the Transport in Master mode, a TTL-compatible 44.1kHz Word Clock derived from the internal crystal oscillator is available on this output. The calibration accuracy when shipped is +/-10ppm, not temperature compensated. Word Clock input on 1x BNC connector, accepts standard Word Clock at 44.1, 88.2 or 176.4kHz. Sensitive to TTL levels. • clock frequencies : N/A • residual noise : N/A • spurious responses : N/A • filters : N/A • software updates : Updates are loaded directly from CD-R. • software version : 1.0 • local control : dCS Premium Remote handset is supplied with Vivaldi DAC. RS232 (controlled by a third party device). dCSprogrammed Nevo Q50 Remote handset is available for the Vivaldi range as an optional extra. • power supply : Factory set for 100, 115, 220 or 230V AC, 49-62Hz. • power consumption : 28 Watts typical/40 Watts maximum.
JBL PROJECT K-2, S-9900
• Low-Frequency Driver: 15” (380mm) Pulp-cone woofer (1500AL-1) • High-Frequency Driver: 4” (100mm) Magnesium compression driver (476Mg) • Ultrahigh-Frequency Driver: 1” (25mm) Magnesium compression driver (045Be-1) • Sensitivity (2.83V at 1m): 93dB • Nominal Impedance: 8 ohms, 7 ohms minimum at 100Hz, 4 ohms minimum at 40 kHz • Maximum Recommended • Amplifier Power: 500 Watts • Frequency Response (-6dB): 48Hz – 50 kHz • Low-Frequency Extension (-10dB): 33Hz
• High-Frequency Coverage: 100º Horizontal by 60º vertical • Ultrahigh-Frequency Coverage: 60º Horizontal by 30º vertical • Crossover Frequencies: 900Hz (24dB/octave) 15 kHz (24dB/octave, highpass only) • HF-Level Control: -0.5dB, 0dB, +0.5dB • Presence-Level Control: -0.5dB, 0dB, +0.5dB • LF/HF Drive Mode Switch: Normal, bi-amp • Dimensions (W x H x D): 22” x 47-5/16” x 13-13/16” (560mm x 1200mm x 350mm) Plus 0.8” (20mm) for feet • Weight: 182 lb (82.7kg) • Package Weight: 192 lb (87kg)
Bunyi reproduksi bass juga mantap dan cukup rendah berkat pemakaian woofer 15”. Secara over all kami sangat menyukai kombinasi perangkat ini, terutama pada spektrum suara yang lebar; mulai 33 Hz hingga 50 kHz. Reproduksi vokal terbebas dari efek corong (honky tonky) meskipun S 9900 menggunakan mid corong. Suatu kinerja yang baik antara JBL dan dCS sehingga mampu menghadirkan bass dengan gebukan yang macho, mid yang sopan berkarakter, treble renyah yang airy dan musik yang berdimensi ruang 3D. a
DCS VIVALDI UP-SAMPLER
• type : Digital-to-Digital Converter. • finish options : Silver or Black • dimensions : 444mm/17.5” x 435mm/17.2” x 125mm/5.0”. Allow extra depth for cable connectors. Allow space for air flow around the unit. • weight : 14.2 kg/31.3lbs. • CD mechanism : N/A • converter type : N/A • analogue outputs : N/A • digital I/O : INPUTS. Network interface on an RJ45 connector - Acts as UPnPTM renderer and streams digital music from a NAS or local computer over a standard Ethernet network, decoding all major lossless formats including FLAC, WAV, AIFF, WMA up to 24 bit 192kS/s native sample rate. Other supported file formats include ALAC, MP3, M4a, AAC and OGG. Note: Some formats are limited to lower sample rates. USB 2.0 interface on a type B connector. Operates in Asynchronous USB mode, Audio Class 1 or Class 2. Class 2 mode will accept up to 24 bit PCM at 44.1, 48, 88.2, 96, 176.4 or 192kS/s and DSD in DOP format. USB-on-the-go interface on A-type connector, streams audio files from a USB flash drive or iPod/iPhone. Will accept up to 24 bit PCM at 44.1, 48, 88.2, 96, 176.4 or 192kS/s. Operates in asynchronous USB mode. AES3 on a 3-pin female XLR connector. 4x SPDIF on 2x RCA Phono, 1x BNC connectors and 1x TosLink optical connector. 1x SDIF-2 PCM interface on 2x BNC connectors + Word Clock. All electrical digital inputs will accept PCM data at up to 24 bit PCM at 32, 44.1, 48, 88.2, 96, 176.4 or 192kS/s. The Toslink input and SDIF-2 interface are limited to a maximum of 96kS/s. OUTPUTS. 2x
audio video 41 Edisi 14/2013
•
• • •
•
•
• •
• •
AES3 on 3-pin female XLR connectors. Each outputs 24 bit PCM at 32, 44.1, 48, 88.2, 96kS/s, 176.4, or 192kS/s or DOP. OR as a Dual AES pair at 88.2, 96, 176.4, 192, 352.8 or 384kS/s or dCS-encrypted DSD or DOP. 2x SPDIF on RCA Phono and BNC connectors. Each outputs 24 bit PCM at 32, 44.1, 48, 88.2, 96, 176.4 or 192kS/s or DOP. word clock I/O : Word Clock input on 2x BNC connector. Accepts standard Word Clock at 32, 44.1, 48, 88.2, 96, 176.4 or 192kHz. Sensitive to TTL levels. Word Clock output on 1x BNC connector. Outputs standard Word Clock at a frequency equal to the single wire) output data rate, or 44.1kHz when set to output DSD. clock frequencies : N/A residual noise : N/A spurious responses : Better than -100dB0 @ 20Hz-20kHz for Fs> 32kS/s, 20Hz-14kHz for 32kS/s. filters : A choice of filter responses give different trade offs between Nyquist image rejection and the phase response. software updates : Loaded from CD-R via PCM audio input or via USB. software version : 1.0 local control : dCS Premium Remote handset is supplied with Vivaldi DAC. RS232 (controlled by a third party device). dCS-programmed Nevo Q50 or the Premium Remote are available as an optional extra. Vivaldi Controller App available for iOS, Android, Mac OSX & Windows. power supply : Factory set for 100, 115, 220 or 230V AC, 49-62Hz. power consumption : 15 Watts typical/18 Watts maximum.
2013 INTERNATIONAL
PENULIS
CES 2013
David Susilo
acau deh, kali ini CEA kerjanya kurang rapih. Biasanya mereka membuka CES di The Venetian seperti beberapa tahun lalu. Tetapi kali ini CES dibuka di Mandalay Bay Convention Centre yang adanya di ujung jalan Boulevard Strip. Barangkali perpindahan itu oke oke saja supaya ada suasana baru yang tidak membosankan tapi apa lacur bus jemputan (shuttle bus) dan monorail hanya berhenti di MGM. Kita masih harus berjalan kaki cukup jauh ke Mandalay Bay Convention Centre atau naik taxi yang lumayan mahal $ 20 sekali jalan. Saya dan teman teman bukan turis ransel yang suka berpergian jauh jalan kaki. Akibatnya ketika tiba di ruang Pers, kawan kawan wartawan pada sumpah serapah! a
K
embukaan CES 2013 disemarakan dengan banyaknya produk bagus. Di antaranya produk yang telah mengalami evolusi atau modiďŹ kasi. Saya tidak melihat adanya revolusi produk yang mencolok. Banyak di antaranya menerima penghargaan â&#x20AC;&#x153;Innovation Awardâ&#x20AC;? dari Consumer Electronics Association. a
P
audio video 42 Edisi 14/2013
AT Music Server berkualitas audiophile, music server dengan 2TB internal HDD mampu memainkan ďŹ le WAV hingga resolusi 24 bit, 192 kHz. Dikemas built-in CD player / ripper, jadi perangkat ini mampu memainkan CD dalam format WAV murni kedalam HDD. Termasuk informasi foto cover album dari CDDB melalui app gratis untuk Android dan iOS. Pengaturan Music Server QAT MS5 sangat mudah dan malah lebih asyik ketimbang iTunes. Sulitnya cuma satu; harus merogoh kocek $ 5,990.a
Q
ahun lalu saya ketawain Velodyne yang biasa main subwoofer segede gajah lha main headphone yang imut? Di pameran CES, Velodyne memberikan saya sepasang earphones (warnanya jambon, ala mak). Dan ketika saya mencobanya di kamar hotel memainkan ďŹ le WAV dari rekaman acuan saya yang ada di iPod Touch. WOW! Sebetulnya saya tak suka earphones tetapi earphones ini sudah WOW. Perangkat ini tetap tidak berkualitas acuan tetapi berkualitas lumayan bagus.a
T audio video 43 Edisi 14/2013
2013 INTERNATIONAL
PENULIS
CES 2013
David Susilo
atrix Audio. Perusahaan audio portable asal Toronto merilis speaker kotak almunium dengan beragam warna: hitam, perak, dan merah. Perangkat ini tidak bersuara revolusionari tetapi berpenampilan disain yang revolusionari. Sederhana namun indah. Tinggal colok ke perangkat portable anda dan... goyangkan!a
M
ouse of Marley. Tidak ada yang baru. Yang ada cuma sedikit sentuhan modiďŹ kasi dari produk tahun lalu. Seperti tambahan koneksi Airplay dan Bluetooth. Bahan House of Marley adalah kayu furniture halus. Jadi walaupun anda tak menyukai suaranya, tapi penampilannya sudah menghibur.a
H
audio video 44 Edisi 14/2013
entu saja ulasan peresmian CES kurang lengkap bila tanpa info peragaan layar LG 4K dengan harga $ 20.000. Foto berikut menunjukkan komparasi ukurannya. Saya bingung dengan kalimat “it,s 4K goodness from LG”, lha apa maksudnya, ya?”a
T
TV SAMSUNG KALIBRASI amsung mengenalkan TV referensi level terbaru, serie 9000. Setiap TV individu dikalibrasi dari pabriknya supaya memenuhi spesifikasi ISF REC-709 dengan parameter Delta-E tidak lebih dari 3. Ini kualitas terbaik yang pernah ada pada TV komersial. Hal yang sama untuk TV serie-8000 yang juga sudah dikalibrasi penuh dengan harga lebih murah $600.a
S
audio video 45 Edisi 14/2013
2013 INTERNATIONAL
PENULIS
CES 2013
David Susilo
MONSTER: REVOLUSI DIMULAI 2013 i pameran CES 2013, Monster yang selama ini inovatif dengan beragam headphone unik dan berharga mahal dengan kualitas suaranya yang masih dipertanyakan, tahun ini menggelar konperensi pers dengan thema “The Revolution Begins” hasil kerja sama dengan Beats. Lihatlah penampilannya yang modis berwarna warni ditujukan bagi kawula muda. Tapi apa maksudnya “REVOLUSI”? Adakah sesuatu yang dinamakan revolusi, serius neh?a
D
audio video 46 Edisi 14/2013
INVOXIA: PERANGKAT DOCK YANG SERBA KOMPATIBEL pakah Anda ingat sistem telefon Invoxia AudiOffice di CES 2012? Sungguh sebuah ide yang mengagumkan namun terbatas kemampuannya karena hanya dapat bekerja dengan iPhone. Versi terbaru AudiOffice sekarang sudah beradaptasi penuh dengan perangkat iOS dan Android yang sudah dipakai oleh banyak perangkat. Dock AudiOffice dilengkapi dengan prosesor Cortex A8 yang optimal untuk iOS dan Android yang banyak dipakai sebagai perangkat media untuk percakapan harian maupun pengiriman data bahkan musik! Pada CES 2013 produk ini ditampilkan dan tahun ini akan segera dipasarkan ke Eropa dan Amrik. Sekarang sudah kompatibel dengan Android sama baiknya seperti perangkat iOS (tetapi masih belum kompatibel dengan OS Blackberry). Perangkat ini kompatibel dengan iPhone 5 dan Android 4. Gartner mengestimasi kalau 50% dari smartphone yang beredar di Amerika Utara berbasis Android di tahun 2016. Koneksi AudiOffice ke smarthphone dan tablet sangat mudah. Melalui pasangan AudiOffice ke Android atau iOS via Bluetooth dan pengguna dapat memanggil perangkat mobile3 mereka atau VIOP lain seperti Skype, Viber, Bria, atau Facetiime
A
nikmat menyimak musik. AudiOffice diperkuat dengan teknologi Vivo Acoustic – seluruh produk AudiOffice siap ber “HD” music karena sudah didukung oleh HD sound untuk komunikasi VOIP.
PAKAI USB Perangkat terbaru AudiOffice dijual bersama 30 titik kabel USB (kabel USB, kabel lighting, dan kabel Micro USB) dan sebuah master colokan USB.a
SUARA BERKUALITAS TINGGI. AudiOffice terbaru, memakai 6 speaker sebagai pengganti 4 speaker terdahulu ditambah 4 mikrofon sehingga suaranya hi-fi. Bahkan sudah ditambah pasif radiator untuk
audio video 47 Edisi 14/2013
2013 INTERNATIONAL
PENULIS
CES 2013
David Susilo
Logic 3 dari Ferrari iada kata yang paling tepat kecuali memuji kecantikan karya Ferrari (berlisensi) Logic3 - perangkat musik portable (baca: earphones, headphones, bluetooth loudspeaker). Coba lihat fotonya dan beri nilai. Kualitas suara? Saya tidak bisa mengatakannya, kebisingan ruang pamer sangat mengganggu penyimakan saya. Di samping itu mereka belum mengeluarkan press release. dan tidak ada tanya jawab. Aneh!a
T
audio video 48 Edisi 14/2013
DTS Headphone : X Technology TS ikut serta meramaikan CES International Show 2013 dengan mendemokan headphone X multi-channel berbasis teknologi tata suara surround yang mampu menghadirkan format suara hingga 11.1 surround maya hanya melalui sepasang headphones. Headphone X berkemampuan mereproduksi trek suara dari 5.1, 7.1, 9.1 dan 11.1 kanal yang membuatnya menjadi headphone paling terkemuka di bidang tata suara surround. Teknologi ini dengan akurat meletakkan bayangan suara pada ketinggian dan kelebaran tertentu di DTS Neo X 11.1 pada perangkat tata suara yang dilengkapi processor DTS NeoX. Anda sulit percaya? Saya juga geleng kepala! Berikut ini gambar ruang di mana dipasang konďŹ gurasi 11.1. Ketika demo melalui headphone dimulai, saya tidak sanggup menyatakan dari mana suara berasal - apakah dari deretan loudspeaker Focal yang dipasang sekeliling ruang atau suara berasal dari headphone? Sejek bujeg baru kali ini saya mengalami sensasi suara berasal dari loudspeaker yang mengelilingi saya walau saya hanya menggunakan satu (sepasang) headphone!! Fantastik! Ini sulit untuk diterangkan bagaimana hal ini bisa terjadi. Sebaiknya anda mengunjungi CES dan merasakan sendiri sensasinya. Teknologi ini dikembangkan bersama oleh DTS Labs dan SRS Labs Technology yang baru saja diakuisisi DTS. Saya cuma bisa bilang kalau headphone Silent Cinema dari Dolby Headphone tidak ada apa apanya dibanding DTS Headphone X Technology. Saya tunggu headphone ini dipasarkan.a
D
audio video 49 Edisi 14/2013
2013 INTERNATIONAL
PENULIS
CES 2013
David Susilo
LOUDSPEAKER X-mini
engikuti sukses rilis X-mini KAI Capsule Speaker yang terpilih mendapatkan penghargaan disain oleh IF dan Red Dot. Xmi Pte Ltd kembali ke basisnya untuk memperbaiki model Capsule Speaker. Produk terakhir Xmi Pte Ltd adalah speaker mono UNO dan speaker Stereo MAX berkarakter suara lebih baik dari standar suara perangkat portable. Fiturnya memiliki kualitas suara yang lebih baik di serie X-mini Capsule Speaker.
M
kekuatan dan kedalaman bass. Sebuah tweeter yang tidakmemiliki eďŹ siensi yang cukup tidak akan mendukung bass yang kuat â&#x20AC;&#x201C; menghasilkan suara berkabut. Tweeter keramik mampu memproduksi suara yang jernih dengan kepresesian tinggi walaupun pada frekuensi rendah. Pada setiap titik frekuensi , tweeter keramik mampu memproduk suara yang jernih meskipun beragam frekuensi dicampur dalam satu lagu. Tweeter keramik di UNO dan MAX, detail musik juga suara penyanyi dan bunyi instrumen musik penuh kejernihan.
KUALITAS SUARA UNO dan MAX menampilkan karakter suara yang lebih baik dari standar speaker portable. Memakai tweeter keramik. Kualitas produksi suara suatu speaker ditentukan oleh bahan material yang dipakai tweeter. Setelah riset, percobaan, dan purwarupa selama beberapa bulan, para insinyur Xmi Pte Ltd mendapatkan kenyataan bahwa bahan keramik adalah yang terbaik yang membawa suara Xmini naik jenjang. Tweeter keramik memiliki sejumlah keuntungan. Dibanding tweeter aluminum, tweeter keramik mampu mereproduksi bidang frekuensi yang lebih lebar meliputi bidang yang lebih tinggi atau lebih rendah. Sebagai dampaknya suara distorsi melemah di bagian ujung bawah dan atas dari frekuensi audible tanpa mengakibatkan suara cacat. Ketika speaker memainkan suara nada rendah adalah sukar untuk menjaga produksi
UMUR BATEREI Speaker X-mini Capsule mampu bekerja dengan baterei hingga 4 jam. Tetapi UNO mampu bekerja hingga 20 jam dengan baterei sedang MAX cukup 18 jam. Baterei built-in Lithium-ion dapat diisi melalui USB selama 2 atau 3 jam.a
audio video 50 Edisi 14/2013
SEJARAH SGR GR memulai debutnya di Melbourne, ketika ada seorang ayah dan anak lelakinya berinisiatif menduniakan perangkat audio berkualitas. Nama ayahnya Harry Ralston yang sudah berkiprah di industri audio selama 40 tahun. Putranya, Stuart Ralston tumbuh bersama perangkat audio mengikuti jejak langkah sang ayah. Sekarang Harry dan Stuart menjadi tim yang solid dan mumpuni lintas generasi. Ayahnya jago di bidang bisnis dan berpengalaman di ilmu elektronik, sedang anaknya piawai di teknologi modern yang serba segar. SGR selama 10 tahun bekerja diam diam di balik layar dan hanya melayani segelintir penggemar setianya. Yang paling kuat penjualan di Brisbane, Canberra, dan Selandia
S
Baru. Awal 2010 bagian riset dan pengembangan dan pabrik sudah dipasang di Templestowe, Melbourne dan sekarang sejumlah rancangan dan infrastruktur sudah siap. SGR berkiprah di bidang speaker aktif, elektronik, dan rak audio. Bersama produknya ini, SGR siap melangkah lebih jauh membesarkan reputasinya di bidang hi-fi Australia dan internasional.
PIAWAI SGR menggunakan material mutakhir hasil penemuan dan teknologi untuk menciptakan produk yang mengenyahkan batasan reproduksi audio. Semua produk dirancang dan diuji seluruh performannya untuk meyakinkan produk ini memenuhi standar. SGR sudah berinvestasi besar di mesin CNC, alat ukur elektronik dan akustik – semua paling akurat.
SISTEM AKTIF SGR mengkhusukan diri di sistem speaker aktif. Speaker aktif menggunakan amplifier terpisah untuk setiap driver speaker. Amplifier ini dipasang pada keluaran crossover aktif dan dihubungkan langsung ke driver speaker. Cara ini dipakai untuk mengurangi distorsi yang terjadi antara driver. Pada posisi volume rendah sama enaknya seperti pada volume tinggi. Suara speaker kami tergolong linear yang cocok untuk volume rendah sampai volume tinggi. Sungguh loudspeaker aktif semacam penampilan quantum leap.a Perangkat Demo di CES Show 2013: • Transport: SGR Audio MusicKube digital server • DAC: MSB Signature DAC4 plus • Interconnects: Van den hul MOUNTAIN hybrid (3T) • Power cables: Van den hul MAINSSTREAM hybrid • Hi-Fi Rack: SGR Audio Signature Hi-Fi Rack
audio video 51 Edisi 14/2013
2013 INTERNATIONAL
PENULIS
CES 2013
David Susilo
Stand Sony ahun ini adalah tahun keberuntungan Sony. Tidak seperti gossip negatip bahwa Sony berkesusahan, malah merilis sejumlah produk yang hebat. Seperti terlihat di gambar, Sony memeragakan seluruh produk headphone yang berkualitas professional ( kebanyakan tipe untuk menyimak home theater) yang disertai modul Blutooth yang dapat dihubungkan ke headphone (diperlihatkan pada gambar bersama earbud tetapi anda bias memakainya untuk headphone professional). Dalam bidang TV, Sony memperkenalkan teknologi Triluminos de-ngan bidan warna yang lebih luas dan akurat dan dapat dilihat dari sudut pandang yang lebar. Teknologi ini dipakai pada TV Sony lini mid-end dan high end yang dinamakan panel IPS LCD yang bersudut pandang lebar. Pada gambar terlihat TV berpenampilan elegan dengan cabinet loudspeaker berukuran besar. Kualitas suara TV lebih normal disbanding TV jenis lama.
T
audio video 52 Edisi 14/2013
Dalam bidang camcorder< Sony mengkombinasikan Optical Image Stabilizer dengan Gryoscope dan dinamakan Balance OIC. Hasilnya memuaskan sangat efektif meredam getaran camcorder. Selanjutnya Sony memperkenalkan Deep Color dengan nama baru “Triluminos Color” yang sekarang 100% kompatibel dengan space warna biasa (Dahulu Deep Color tidak pernah disertakan karena tidak konpatibel dengan player blu-ray biasa). Untuk melengkapi system, Sony memperkenalkan versi “Superbit” untuk film blu-ray tetapi kali ini mereka namakan “Mastered for 4K Resolution” artinya seluruh film lini ini sudah 50 GB dual layer disc dan dengan teknik warna Triluminos. Secara teori system ini mempersembahkan kualitas gambar yang jauh lebih baik, apalagi bagi anda yang punya TV 4K. Film memberikan nilai resolusi upscale 4K yang tentunya lebih baik karena memberikan banyak data ketika proses upscale berlangsung.a
Anime in CES
Naga hijau nan lucu di LVCC Hal Selatan.
Asesori Hello Kitty di booth LVCC Hal Tengah.
audio video 53 Edisi 14/2013
2013 INTERNATIONAL
PENULIS
CES 2013
David Susilo
ahun ini stand Sharp menggunakan dekor, konďŹ gurasi, dan demo yang sama seperti tahun lalu. Stand Sharp nampak kelelahan, perlu istirahat. Hanya ada tiga hal yang menarik perhatian saya; pertama, tumpukan boom boxes yang beraneka warna dengan kualitas suara lumayan dan penampilannya mirip boom boxes JVC. Kedua, kaca mata Moth yang tidak memantulkan cahaya sehingga pemakainya seakan memakai kaca mata bolong. Ketiga Sharp merilis seri TV ICC Purios 4K yang bukan saja Quattron tetapi juga bersertiďŹ kat THX - ini TV terbaik dari Sharp.a
T
audio video 54 Edisi 14/2013
Stand Headphone Ear Urban idak ada kata lain kecuali memberitahu anda bahwa headphone ini sangat mengagumkan. Bukan hanya karena bodinya aneka warna, tetapi karena headphone ini dapat digabung dengan sejumlah headphone lain dari satu sumber yang sama secara serie dengan penghubung kabel 3.5 cm pada satu sisi dan 1/4â&#x20AC;? pada sisi lain, dan lembar silikon yang empuk menutupi headset , sehingga betah dipakai berulang-ulang. Kualitas suara oke punya dengan tonal balance seimbang antara bass dan treble. Promosi yang hebat dengan beberapa gambar inovatif.a
T
audio video 55 Edisi 14/2013
PENULIS
TECHNO
Tjandra Ghozalli
AUDIO SOLUTION : ALCONS Oktober silam kami kedatangan tamu dari Zwaag, Belanda. Tom Back namanya, orang yang penuh senyum dan ramah tamah. Dia adalah direktur pemasaran dari loudspeaker Alcons buatan Belanda. Tujuannya ke Jakarta untuk bertemu dengan bung Kek Chung dalam rangka memasarkan loudspeaker Alcons di Indonesia.
antung kehebatan loudspeaker Alcons terletak pada tweeter pro ribbon driver yang berbeda dari tweeter ribbon jenis lain. Kalau tweeter ribbon umumnya memiliki SPL rendah karena membran diikat kendur, maka pada tweeter pro ribbon buatan Alcons, membran terikat tight (kencang) sehingga meningkatkan SPL. Setiap ada simpangan maka permukaan membran kembali ke posisi netral. Kalau pada tweeter ribbon lain, permukaan membran kendur sehingga tidak kembali ke posisi netral akibatnya SPL rendah. Demikian Tom Back menerangkan perbedaan antara planar (pro ribbon tweeter) dengan tweeter pure ribbon,
J
audio video 56 Edisi 14/2013
tweeter Air Motion Tranducer (AMT), dan Electrostatic. Di samping itu tweeter pro ribbon menggunakan membrane yang terbuat dari bahan sinthetis, bukan terbuat dari lembaran logam yang bisa berkarat seperti halnya tweeter elektrostatis. Dibanding dengan tweeter konvensional (kubah) yang mengalami break-up pada frekuensi tertentu, maka tweeter pro ribbon tidak mengalami hal tersebut. Membran tweeter pro ribbon tetap bergerak piston murni tanpa break up.
TANGGAPAN KEJUT Dikarenakan permukaan bidang getar tweeter pro ribbon tegang maka â&#x20AC;&#x153;remâ&#x20AC;? untuk
hole (blank) spot di antara keduanya. Pada loudspeaker Alcons, tweeter pro ribbon mempunyai permukaan getar yang luasnya 80% dari luas permukaan casing tweeter (dalam arah vertikal). Dengan demikian permukaan getar tweeter pro ribbon dapat dipasang sedekat mungkin (berhimpitan) dengan permukaan getar tweeter tetangganya. Pada kabinet line array, driver tweeter konvensional memiliki gap atau jarak pisah yang besar antara satu dengan lainnya. Pada tweeter pro-ribbon dipasang dalam posisi vertikal dengan jarak yang kecil sekali sehingga radiasi nada tinggi lebih homogen merata membentuk juring silinder.
sinyal audio yang mati mendadak sangat cepat, tidak memiliki decay berlebihan seperti terlihat pada graďŹ k waterfall. Sumbu x adalah besaran frekuensi, sumbu y besaran dB dan zumbu z besarawan waktu. Begitu sinyal audio mati, begitu pula simpangan getar tweeter segera ikut mati.
HEMPHORN DAN MORPHER Philips de Haan pada tahun 1983 memperkenalkan tweeter pro ribbon driver yang terkemas dalam casing Hemphorn yang membentuk penyebaran suara hirizontal seluas 90 derajat. Ditambah kisi kisi akustik Morpher yang membuat radiasi suara menyebar ke arah vertikal 45 derajat. Dengan casing Hemphorn dan Morpher, maka lingkup tembak tweeter pro-ribbon melebar ke segala arah sangat luas.
SUARA TERBAIK
BERHIMPITAN Pada pemakaian loudspeaker line array, posisi tweeter pada kotak atas dan posisi tweeter pada kotak bawah harus terpisah maksimal 8,6 mm (setengah lambda 20 kHz). Apabila jarak pisah lebih besar dari itu maka akan terjadi
Disain driver frekuensi rendah (bass) tidak sesulit driver nada tinggi karena nada rendah bermain dalam orde cm hingga m dan cara meluaskan dispersi nada rendah juga mudah.. Makanya ketika kita sudah mempunyai driver nada tinggi yang bagus maka untuk membuat keseluruhan sistem loudspeaker yang bagus sudah tidak sulit. Alcons sesungguhnya loudspeaker audio high end yang dipakai untuk keperluan pro audio. Demikian Tom Back mengakhiri wawancara. a
audio video 57 Edisi 14/2013
PENULIS Dini
GADGET
FOCUS
DOLBY DIGITAL PLUS MENGHAPUS KESAN BURUK SOUND DI TABLET Setiap membaca review tablet, untuk segmen kualitas audio, umumnya ditulis dalam porsi sangat sedikit dan sering kali dengan kesimpulan sebagai berikut: “Kualitas suara sangat tipis , volume sangat low terutama bagi tablet yang memiliki speaker di bagian belakang.” Benarkah kualitas sound tablet kebanyakan demikian? eski tidak semua berpenampilan seperti itu, namun para pengembang tablet sudah tak perlu khawatir karena saat ini Dolby telah membuat teknologi sound versi terbaru yang juga bisa diaplikasikan untuk gadget, yang diberi nama Digital Plus Technology. Disinyalir teknologi ini mampu meningkatkan kualitas sound termasuk fitur yang membuat dialog dalam film lebih ‘clear; dan ‘out”. Teknologi ini kompatibel dengan Window 7, win 8 dan Android. Pihak Dolby mengklaim bahwa software dijejalkan berbeda di setiap perangkat, sesuai dengan selera si pemegang OEM.
M
audio video 58 Edisi 14/2013
DOLBY DIGITAL PLUS Dolby Digital Plus merupakan konsep teknologi audio solution yang diluncurkan oleh Dolby, perusahan yang mengklain diri sebagai ‘leader’ dalam inovasi audio. Dolby Digital Plus merupakan solusi audio komprehensif, Dolby empower power creation, developers, sound engineer , distributors dan device manufacture untuk menyediakan pengalaman mendengarkan yang superior bagi para pendengarnya. Namun yang paling menakjubkan Dolby Digital Plus juga dapat di aplikasikan untuk mobil device termasuk tablet dan smartphone. Format tata suara ini diadopsi untuk generasi HDTV bereikutnya dan tergabung dalan spesifiaksi terestrial di beberapa negara seperti: Prancis , Italy, Spanyol, South Africa dan United Kingdom.
AWALNYA TAK TERTARIK ‘REKRUT’ APPLE Meski langsung popular di kalangan format sound dan menjadi alternatif teknologi suara yang menjanjikan untuk kalangan tablet, Dolby Digital Plus nyatanya pada awalnya tak tertarik menjodohkan teknologi nya dengan tablet terlaris, iPad. Sejak pertengahan tahun lalu, Dolby Digital Plus menjelaskan bahwa pihaknya sama sekali belum memikirkan langkah kedepannya untuk dapat mengirimkan premium audio experiencenya ke Apple. Dolby Digital Plus yang telah melakukan kerja sama dengan Microsoft di Windows 8 ini. Namun belakangan Dolby Digital Plus ternyata bisa diaplikasikan ke sistem IOS (sistem yang digunakan Apple) melalui CineXPlayer. Konon, melalui aplikasi ini pengguna dapat mennton film melalui piranti iPad, iPhone dan iPod Touch dengan kualitas suara sound yang mencengangkan.
Fitur CineXPlayer • Supports 3D playback • Supports high-definition (HD) playback (in 720p) • Integrated dengan Facebook danTwitter (maka pengguna dapat menshare info selama menonton) • Cocok untuk memainkan sebagian besar format film • Menyediakan tools untuk kemudahan menyimpan dan memainkan film
KINDLE FIRE HD, TABLET PERTAMA PEMAKAI DOLBY DIGITAL PLUS Kindle Fire HD milik Amazon adalah tablet pertama pengguna Dolby Digital Plus. Sebagai standar high definition audio, perangkat ini konon melahirkan sound yang lebih ‘kaya’ dan bersih yang pernah disajikan oleh sebuah tablet. Tepatnya Sepetember tahun lalu, pengumuman itu dilansir. Tujuan sebenarnya adalah Dolby Laboratories tak ingin para pengguna tablet merasa tersiksa ketika harus mendengarkan sound melalui perangkatnya. Perangkat yang (baru) dijual untuk kostumer Amazon ini juga telah dilengkapi dengan kemampuan standar untuk multichannel audio yang bisa digunakan untuk ruangan –ruangan di dalam rumah. Sebab ini adalah salah satu upaya kerja keras Dolby dan pihak Amazon untuk memenuhi permintaan kostumer untuk sound musik, film, dan games yang lebih bagus.
Kelebihan Kindle Fire HD dengan Dolby Digital Plus: 1. Lebih realistik sehingga menghasilkan pengelaman mendengarkan suara surround yang baru. 2. Sangat cocok untuk mendengarkan suara film, televisi atau musik. Baik itu melalui speaker stereo atau headphone untuk mendapatkan sound yang lebih deep dan powerfull 3. Volumenya lebih konsisten. Termasuk di dalamnya ada teknologi leveling volume yang unik, yakni bisa me-maintance’ level volume ketika pengguna melakukan switches back (dan seterusnya) termasuk dalam format konten yang berbeda seperti: film , web content, musik dan lain-lain (tergantung media playernya) 4. Telah dilengkapi dengan Dolby engineer. Termasuk di dalamnya fitur yang secara special didisain untuk mengoptimalisasikan audio yang dimainkan melalui Kindle Fire HD. Fitur ini sangat menolong untuk produksi sound yang natural, sound yang balance dengan bass dan treblel yang lebih kuat. 5. Fitur di dalam Dolby engineer juga bisa mengeliminasi noise dan meminimalisir distorsi
audio video 59 Edisi 14/2013
PENULIS Dini
SAMSUNG ATIV TAB
GADGET
HILIGHT
Kemunculannya pertama kali terjadi di IFA 2012, di Indonesia sendiri akhir tahun lalu Ativ Tab diperkenalkan bersama 2 kakaknya yakni ATIV Smart PC dan ATIV PC Pro. Berbeda dengan 2 yangdisebutkan terakhir, ATIV Tab adalah piranti murni tablet (sedangkan ATIV Smart PC dan ATIV PC Pro merupakan perpaduan antara tablet dan notebook).
TIV Tab running di Window RT dengan design yang menegaskan bahwa ini adalah tablet sesungguhnya yang bisa menampung keinginan para pengunanya. Dengan ukuran layer HD 10.1 inchi, tablet ini sangat impresisive meski tidak metalik, tablet dengan berat tak lebih dari setengah kilo dan ketipisan 9mm ini nyaman digunakan. termasuk dengan adanya pilihan level tingkat kecerahan yang mudah di manage, hasil sumbangsih IE browser yang di install di dalamnya.
A
WINDOWS 8
Bagi pemakai pertama Windows 8, ada beberapa hal yang dapat membingungkan misalnya pada pengoperasian navigasi. Beberapa review memuat, bahwa agak sulit mengukur ketepatan ‘key/tombolnya’ . Hal lain yang ditawarkan selain menggunakan sistem operasi Windows terbaru adalah, piranti memiliki kemampuan jaringan yang sangat baik dengan printer, koneksi USB, HDMI dan kartu Micro SD. Bertahannya tablet ini menyimpan fitur slit MicroSD tak lain adalah untuk memperluas penyimpanan onboard (termasuk onboard NFC untuk boot) Keberadaan dual core chip di dalamnya sangat sempurna untuk menambah kekuatan tablet ini dalam beropersi. Walaupun saat dikoneksi dengan network internet Wifi yang, tablet ini tidak memiliki ‘perintah’ dan bahasa yang sama dengan Galaxy Note 2.
CAMERA Kepemilikan camera utama dengan resolusi 5 MP menjadi tantangan tersendiri bagi tablet yang dibandrol dengan harga lebih dari Rp 8 juta ini. Namun itu tetap menjadi pilihan yang menarik, melatarbelakangi keberadaan posisi kamera tersebut di bagian belakang. Sehingga untuk memotret bisa dilakukan via tapping di screen, tak menekan tombol shutter.
AUDIO & VIDEO Faktanya, tablet ini paling nyaman untuk menonton film, berkat dukungan layarnya yang crisp. Dengan dukungan port HDMI memungkinkan tablet ini lebih jeniius mengumbar gambarnya dengan kemungkinan input format gambar yang lebih tinggi. Tablet ini juga dilengkapi dengan fitur MP4/ DivX/Xvid/H.264/ H.263 palyer, Mp3/WAV/ eAAC + player Bagaimana dengan kualitas suaranya? Samsung Ativ tampaknya sudah memikirkannya dibanding tab-tab dengan keluaran yang sama, Samsung Ativ memiliki karakter suara yang sedikit lebih tebal dan berat.
SPESIFIKASI • Network: GSM Dualband 900 / 1800 MHz • Tipe: Tablet • Dimensi: 265.8 x 168.1 x 8.9 mm • Layar: 1366 x 768 pixels, 10.1 inches (~155 ppi pixel density) • Warna layar: PLS TFT capacitive touchscreen, 16M colors • Warna Tab: Black • Lain-lain: Multitouch, Touchsensitive controls • Ringtone: MP3 ringtones, Getar, Loudspeaker, 3.5mm jack • Memory: Internal 32/64 GB storage, Slot microSD, up to 64 GB, 2 GB RAM
audio video 60 Edisi 14/2013
• Koneksi: Wi-Fi 802.11 a/b/ g/n, Wi-Fi Direct, dual-band, Bluetooth v4.0 with A2DP, USB v2.0, USB Host support, microHDMI, NFC, GPS • OS: Microsoft Windows 8 RT • CPU: Qualcomm APQ8090a Snapdragon, Dual-core 1.5 GHz Krait, Adreno 305 • Message: Email, Push Email, IM • Browser: HTML5 • Kamera Utama: 5 MP, 2592?1944 pixels, autofocus, LED flash, Geo-tagging, Video 720p@30fps • Kamera Ke-2: 1.9 MP
Sony Siapkan Android Premium
Samsung GALAXY SIII Mini, Makin Eksis di Platform Media Social Samsung Galaxy SIII Mini resmi diluncurkan, Ponsel dengan ukuran mini ini (sepertiga dari ukuran Samsung Galaxy seri lainnya ) diharapkan mampu menarik minat kaum muda, khususnya yang senang bersosialita di dunia maya. Kelebihan-
nya Samsung Galaxy SIII ini didisain dengan gaya smartphone sehingga tetapbereksan berkelas. Seperti yangditegaskan oleh Egi Praditya, Product Marketing Manager Mobile Division SEIN dalam acara peluncuran di Plaza Indonesia, Jakarta beberapa waktu yang lalu. “Samsung Galaxy S III Mini merupakan upaya kami untuk memenuhi aspirasi segmen pasar di Indonesia khususnya anak muda dan menjadikan mereka bagian dari tren smartphone yang ada, sekaligus semakin eksis dalam beragam platform media social,” Katanya. Samsung Galaxy SIII dibandrol dengan harga kurang dari 4 juta. Tersedia bonus flip cover dengan 8 pilihan warna yang bisa disesuaikan dengan selera pada kaum muda. Untuk semakin mendekatkan diri terhadap anak muda, Samsungpun menggandeng grup musik RAN yang mempersembahkan video klip terbaru mereka Hari Baru sebagai iklan TV SGS III mini ini.
Nexus 4, smartphone produksi Google yang bekerja sama dengan LG dikabarkan langka. Akibat dari penjualannya yang laris yang menyebabkan bebrapa wilayah kehabisan stock termasuk Indonesia yang terpaksa mesti menunda para peng ‘indent’ untuk segera menikmati produk yang konon keren ini. Smartphone dengan spesifikasi tinggi dipadu dengan harga terjangkau menjadi daya tarik tersendiri bagi par akonsumen. Konon karena kelangkaan pasokan ini LG pun menyalahkan Google. Chaty Robin selaku Director of Mobile Communications LG France menyatakan Google salah perhitungan soal pasokan Nexus 4. Dikutip dari Digital Trends, Google tidak memperkirakan permintaan di pasar cukup tinggi. Menurut Chaty, estimasi Google cukup jauh dari kenyataan. Di Inggris dan Jerman misalnya, pasokan handset sepuluh kali lebih rendah dari permintaan di pasar. Chaty pun berjanji akan meningkatkan kecepatan produksi Nexus 4 sehingga tidak terjadi kelangkaan. Nexus 4 sendiri adalah smartphone keempat dari Google yang sebelumnya sudah merilis Nexus One, Nexus S dan Galaxy Nexus.
audio video 61 Edisi 14/2013
Dini
NEWS
GADGET
Untuk meningkatkan keuntungan dan melawan ponsel premium dari para saingannya seperti iPhone dan Samsung Galaxy, Sony fokus membuat ponsel Android untuk pasar kelas atas. “Itulah mengapa kami ada di dalam bisnis ini dan mengapa kami berinvestasi besar-besaran,” kata CEO Sony, Kazuo Hirai yang dikutip dari Telegraph pada pertengahan bulan Januari lalu. Sejak berpisah dari Ericsson, Sony sudah beberapa kali meluncurkan Android premium. Model yang terbaru adalah Xperia Z dan ZL, ponsel high end yang tahan air. Kedatangan Xperia Z disambut cukup baik karena desain dan fiturnya yang solid. Namun Sony masih harus berjuang keras melawan Apple dan Samsung. Penjualan ponsel Samsung dibanding Sony saat ini adalah enam banding satu. Dan iPhone masih termasuk smartphone paling populer di dunia. “Akan sulit bagi Sony untuk menandinginya (Galaxy dan iPhonered.). Namun pasar masih akan terus tumbuh dan memungkinkan Sony untuk menambah penjualannya,” kata Hideki Yasuda, analis industri dari Ace Securities. Dengan fokus pada smartphone premium, Sony berharap bisa meraup profit karena margin keuntungan di pasar ini lumayan besar. “Namun kompetisi smartphone high end terus bertambah ketat,” ucap Amir Anvarzadeh dari BGC Partners.
PENULIS
PENULIS Dini
AJAIBNYA SI ‘BLUETOOTH
B
GADGET
COOLS
luetooth sudah tak asing lagi bagi para pengguna gadget. Hasil teknologi komunikasi yang memiliki fungsi sebagai penghubung antar device ini kini telah menjadi fitur utama pada setiap gadget . Beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz, Bluetooth yang merupakan temuan dari kolaborasi 5 perusahaan besar (Intel, Toshiba, IBM, Nokia dan Ericsson ) ini memang ajaib,
tanpanya gadged jauh dari kesan praktis karena konsepnya yang nirkable. Gadget-gadget berikut adalah yang menggunakan Bluetooth sebagai salah satu fitur andalan. Tidak hanya memanfaatkan daya transfer Bluetooth yang kuat, gadget-gadget ini mengaplikasikannya langsung Bluetooh sebagai ‘penghubung ‘ yang bisa dinikmati secara terus menerus contohnya untuk mendengarkan lagu.
Scosche boomBOTTLE
cosche boomBOTTLE adalah Bluetooth speaker berbentuk botol minum yang lazim dapat dipasang di sepeda. Tentu saja, botol ini didesain untuk penggunaan di segala cuaca. Penempatannya juga di tempat botol minum pada sepeda.Speaker ini memiliki baterai internal yang sanggup menyala selama 10 jam nonstop. Tinggal koneksikan dengan ponsel ber-Bluetooth A2DP, mainkan lagu favorit, lalu kayuh sepeda Anda sambil berdendang sepanjang perjalanan. Bahan karet dan TPU (thermoplastic polyurethane) yang digunakan boomBOTTLE dirancang untuk meminimalisir efek getaran yang dapat mempengaruhi komponen elektrik pada speaker. Terdapat tombol berlapis karet dengan ukuran yang besar untuk kontrol volume maupun melompati lagu. Bahkan bisa juga dapat digunakan sebagai speakerphone saat menelepon.
S
Portable Audio Solution ala Rapoo
ertama kali dikenalkan di khalayak public di CES 2013 lalu, portable audio solution keluarn Rapoo ini sukses menyedot perhatian. Terkategorikan sebuah bluetooth portable mini speaker, perangkat ini didisain compact. Rapoo mini speaker A3060 ini terkonektivitas dengan Bluetooth 4.0. Dilengkapi dengan boasting intelligent voice prompt yang bertugas mengupdate status audio. Hal tersebut termasuk saat pemasangan speaker ke device, status batere hingga saat perubahan volume. Melalui alat ini dapat pula dilakukan aktivitas mengontrol volume, pause/play musik , skip over ke next/previous track dari smartphone yang telah terkoneksi. Bicara soal smartphone, melalui A3060 dapat pula dilakukan pilihan ‘hands free calling ketika menelepon. Hadir sedikit catchy dengan 5 pilihan warna metalik pada batere rechargeable nya yakni: Silver, hijau, oranye, kuning dan biru.
P
audio video 62 Edisi 14/2013
Bluewave Bluetooth Audio Receiver
Philips AS111
husus pengguna Android, bisa melirik docking speaker yang satu ini. Resmi lansir di Indonesia ahir tahun lalu. Philips AS111 menawarkan beragam kelebihan. Tidak hanya fitur Bluetoothnya yang memang digarap khusus untuk streaming audio/musik sehingga repro musikyang terdengar lebih mewah dan ‘serius’. Docking ini juga dilengkapi dengan fitur unik Myriad yang memungkinkan penggunanya mendengarkan riibuan lagu dari internet radio station di seluruh dunia. Produk dengan dimensi yang cukup ringkes yakni 6.7 x 17.1 x 17.1 cm dan berat 5 gr ini juga dapat dimainkan langsung atau di sinkronisasi dengan media semacam PC dan tentu saja device dengan sistem operasi Android. Sebagai salah satu docking yang terobsesi dengan sound, Philips AS111 ini tampaknya tak main-main untuk kemampuannya itu buktinya didalamnya telah include sebuah program/applikasi yang dinamakan songbird. Fungsinya? Untuk mencari dan memainkan lagu dengan mudah berkat dukungan music management system yang powerful.
K
luetooth menjadi salah satu pentransfer data yang diandalkan di Docking audio receiver keluaran Bluwave ini. Bisa ‘on’ secara otomatis, Bluetooh pada Bluewave ini bisa menghubungkan smartphone dan tablet dengan audio receiver ini. Hebatnya docking yang satu ini dilengkapi dengan 30 macam pin, sehingga bisa digunakan untuk beragam merek dan sistem operasi di mobile device karena perangkat ini kompatibel dengan Apple, Android, Balckberry dan Window phone. Kemunculannya yang seolah menghilangkan diskriminasi merek ini telah menjadi solusi simple bagi para pengguna, tak heran produk yang memiliki jangkauan wireless hingga 30 feet ini cukup laris di pasaran.
B
Philips AS111
au menikmati musik favorit dari pinggir kolam renang? Idealnya carilah speaker yang waterproff. Seperti yang di ditawarkan Nuu splash , speaker bluetooth warna-warninya dibuat khusus tahan air dan cuaca. Sehingga tak perlu khawatir speaker-speaker berbentuk imut ini akan rusak terkena cipratan sewaktu Anda berenang. Nuu Spash dapat dihubungkan ke smartphone atau portable media player lain, dan tentunya yang juga memiliki fasilitas bluetooth.
M
Alat ini dibuat dengan menggunaan aircraft-grade aluminum untuk mendapatkan bobot yang ringan serta tahan debu dan air. Dengan kemampuan lebih dari 10 jam melakukan continues playback atau 240 jam standby, alat ini juga telah terintegrasi dengan microfon di dalamnya. Di lansir dengan harga $99, Nuu Splash tersedia dalam 5 pilihan warna yakni hijau , biru, abu-abu, merah dan hitam.
audio video 63 Edisi 14/2013
PENULIS Dini
DUA HEADSET PLANTRONICS HADIR DI INDONESIA lantronics, penyedia komunikasi audio global, meluncurkan produk Bluetooth headset andalannya sebagai pelengkap perangkat ponsel pintar pengguna.
P
Dalam peluncuran yang digelar di Plaza Indonesia, Jakarta, Akhir bulan lalu, vendor audio komunikasi ini menghadirkan dua headset sekaligus, Voyager Legend dan Marque 2.
GADGET
RELEASE Voyager Legend
M
erupakan generasi terbaru Bluetooth headset dengan teknologi Smart Sensor. Dengan teknologi tersebut, sensor secara otomatis berfungsi saat perangkat ini dipakai pengguna. Tak hanya itu, pengguna juga dapat melakukan panggilan dengan cepat tanpa menekan sebuah tombol. Fitur lain, Voyager Legend mampu mengidentifikasi siapa yang melakukan panggilan dan menunggu perintah pengguna, apakah panggilan ini dijawab atau diabaikan. “Jika ada panggilan masuk, Anda cukup mengatakan Answer atau Ignore,” kata Alvin Kiew, Director of Sales and Marketing SEA Plantronics, di sela acara. Jika jawaban ingin dilakukan dengan Bahasa Indonesia,
Plantronics juga menyediakannya. Namun, ada piranti yang perlu diinstal
terlebih dahulu. Meski terlihat simpel, perangkat ini tak mengabaikan sisi performa. Multi mikrofon yang ada pada Voyager Legend memungkinkan optimalisasi suara, juga meminimalisir gangguan angin maupun suara latar yang berisik. Bluetooth headset ini memiliki tiga tombol yaitu tombol pengaturan volume, power, dan perintah suara. Sentuhan ringan pada tombol perintah suara juga dapat digunakan untuk mengecek kondisi baterai headset sampai melakukan perintah pairing. Potensi risiko kerusakan akibat kondisi lingkungan maupun bahaya kimia juga dipertimbangkan oleh Plantronics. Headset ini telah dilengkapi teknologi P2i di semua permukaan perangkat. Teknologi ini menjaga kelembaban yang berlebih seperti hujan, keringat maupun saat terjatuh. Dalam paket pembelian, Voyager Legend sudah disertai fasilitas pengisian daya dengan opsi melalui kabel USB. Namun, pengisian juga bisa dilakukan dengan opsi docking magnetik. Semua tergantung selera. Konektivitas headset ini mengandalkan Bluetooth versi 3.0. Kapasitas baterainya mencapai tujuh jam pada moda bicara, dan 11 hari pada moda siaga. Sedangkan, waktu pengisian maksimal 90 menit. Voyager Legend dibanderol Rp1,3 juta.
eadset yang satu ini lebih mengedepankan kemudahan dalam mengakses multimedia, baik musik, video dari smartphone atau tablet pengguna. Marque 2 desain lebih sederhana ketimbang Voyager Legend, hanya ada satu bagian yang memuat fitur dual mikrofon. Ini memberikan kualitas percakapan yang lebih baik dan lebih lama. Mikrofon yang ada juga dapat mereduksi gangguan suara atau angin. Sama seperti Voyager Legend, pengguna headset ini pun bisa menjawab panggilan masuk dengan perintah suara. Pengguna cukup menjawab ‘Answer’ atau ‘Ignore.’ Untuk konektivitas, Marque 2 dilengkapi Bluetooth versi 3.0. Sementara untuk pengisian daya, headset
H
audio video 64 Edisi 14/2013
ini mengandalkan microUSB. Ketahanan headset ini mencapai 11 hari dalam moda siaga, dan tujuh jam dalam moda bicara, dengan waktu maksimal pengisian mencapai 90 menit. Headset Marque 2 t\dijual lebih murah , yakni , Rp899.000.
Muse Title : The 2nd Law Genre : Alternative Rock, Shympony Rock
T
rio asal Devon, Inggris, ini--diakui atau tidak--mampu memberikan corak baru di panggung musik dunia. Trio Mattew Bellamy (vokal, gitar, keyboard), Christopher Wolstenholme (bass), dan Dominic Howard (drum) mampu menyajikan rock yang lebar dan orkestratif dari konsep tiga personil tersebut, walaupun langka popularitas band ini terhitung merayap pelan. Albumnya yang keenam ini sekaligus pembuktian kreativitas mereka dalam menciptakan sebuah karya. Bahkan mereka bereksplorasi secara berani dan cenderung out off the box dari konsep musik rock mainstream. “Survival” (hits-nya) menampilkan konsep musik minimalis yang kuat dengan nuansa, apalagi menyertakan choir yang lebar. Untuk kategori lagu rock, lagu ini sebenarnya memiliki materi yang simpel. Tapi choir dan maksimal distorsi membuat lagu ini bernuansa orkestrasi dan exploratif. Bagaikan rock opera yang menampilkan aransemen yang rumit dan megah. “Madness” justru menyeberang dari konsep di atas, yang lebih menawarkan effect sound modern dan serba digital, dari materi lagu yang juga sebenarnya easy listening. Kali ini tampil lebih simpel dan bernuansa dark. Atau “Follow Me” yang tampil lebih dark dan eksploratif, bagai sebuah drama horor yang mementingkan pembangunan nuansa yang terkesan mencekam sekaligus bergairah. Sugesti: Diputar selepas bekerja atau beraktivitas, atau saat banjir mengepung rumah. Volume sedang dengan stereo yang mapan akan menambah mood. a
Ellie Goulding Title : Halcyon Genre : Shyntpop, Indie Pop, Electronica
D
i tengah keberagaman musik yang memadati panggung musik dunia, penyanyi sekaligus musisi asal Inggris ini malah hadir dengan konsep musik yang berani, unik dan menantang pada mainstream. Suaranya yang serak basah, dan memiliki vibra yang unik sepertinya mendukung karakter jenis musik seperti ini. “Anything Could Happen” sebenarnya memiliki materi pop yang gampang. Tapi pilihan aransemen yang menampilkan banyak layer effect sound, membuat lagu ini tampil unik. Mencampurkan sound digital old school dengan beta analog yang lebih modern. Atau “Figure 8” yang tampil dengan aransemen yang lebih eksploratif. Masih menawarkan pop-ballad yang juga termasuk simpel. Pilihan nuansa sound yang dark dengan permainan vibra vokalnya, tidak hanya membuat lagu ini unik, tapi terkesan lebar dan anthem. Di sinilah kelebihan Elli Goulding, yang tidak mau dibatasi dengan norma umum dalam mengaransemen lagu. Atau lagu yang kuat nuansa indie-nya “Hangin-on” yang bertumpu pada sound shyntesizer untuk aransemen. Kali ini banyak menampilkan vokal falseto untuk aransemen yang juga bernuansa lebar. Nuansa elektronik semakin terasa di lagu “I Need You”. Menambah sentuhan dance musik modern. Maklum, Calvin Haris berkolaborasi di lagu ini. Tampil unik sekaligus enerjik. Sugesti : Mengusir sepi atau kesendirian, di mana harus menyelesaikan berbagai pekerjaaan. Dengan memutar volume sedang, dan dominasi volume bass pada player.a
Tangga Title : Utuh Genre : Pop/Pop Dance
S
aat boy/girls band marak beberapa tahun belakangan, kelompok vokal dengan formasi Kamga, Chevrina, Tata, dan Nerra justru sudah eksis sejak pertengahan 2000-an lalu. Mereka mengaku tidak terpengaruh oleh trend tersebut, karena mereka lebih menampilkan kualitas vokal. Album ke-4 masih menampilkan pop yang enerjik. Simak saja hits-nya, “Utuh”, yang menampilkan pop ballad yang catchy, rasakan perpaduan vokal yang saling mengisi nuansa si lagu yang tampil dengan iringan nuansa jazzy dengan dominasi permainan akustik gitar. Nuansa pop modern yang penuh dengan sound digital, walaupun dengan konsep band utuh membalut lagu yang dipopulerkan oleh Koes Plus, “Kembali Ke Jakarta”. Diaransemen dengan nuansa ballad yang terkesan modern serta minimalis. Mereka juga mendaur ulang lagu “Shepia” (Sheila on 7), kali ini tampil beda dengan menampilkan nuansa pop dance yang enerjik. Tentu saja mengandalkan beat digital, yang memang trend beberapa waktu terakhir, tapi mereka masih menyajikan eksplorasi vokal yang apik. First single mereka adalah “Cinta Tak Mungkin Berhenti” yang akan dirasakan bagaimana mereka memadukan vokal dengan apik, di lagu pop manis yang tampil dengan aransemen yang lebar dan kuat dengan nuansa. Tidak hanya itu, emosional lirik dan aransemen bisa bersinergi secara apik di lagu ini. Sugesti : Anda bisa menikmati di segala kondisi. Senja adalah waktu yang direkomendasikan, dengan volume sedang atau mendengarkan dengan headphone.a
Jamrud: Rock Masih Bisa Menang
T
itle di atas, sepertinya sangat mewakili semangat band rock papan atas asal Cimahi, Bandung, ini. Walaupun beberapa tahun panggung musik Indonesia kurang berpihak pada genre rock. Tapi di bawah asuhan Log Zhellebour, band yang sempat menjual albumnya sampai jutaan copy di era 2000-an ini malah melangkah matang. “Kami tetap berkarya, bagaimanapun kondisi panggung musik saat ini,” ungkap sang gitaris menjawab mantap mengenai album ke-11 yang baru saja selesai mereka luncurkan. Dengan formasi Azis Mangasi Siagian (gitar), Ricky Teddy (bass), Danny Rahman (drum), Mochamad Irwan (gitar), dan kembalinya sang vokalis Krisyanto, mereka semakin mantap dan percaya diri melangkah di jalur rock. Masa transisi dengan formasi baru ini akhirnya purna sudah. Bahkan dengan menggunakan logo Jamrud yang lama (yang dianggap lebih memberi Hoki), energi mereka ditumpahkan secara total. Bahkan menurut Log Zhellebour, dari 11 lagu yang ditampilkan semuanya akan dibuat video klip. Walaupun tidak semuanya lagu baru, ada beberapa lagu yang didaur ulang, dengan alasan lagu tersebut masih memiliki kekuatan. Simak saja lagu “Ancur” karya Azis yang dulu dipopulerkan oleh Iwan Fals, kali ini dibawakan kembali. Masih menampilkan nuansa blues, tapi terasa lebih gahar dengan aura rock n roll yang kental, saat ditampilkan di album ini. Simak “Saatnya Menang”, mereka tampil dengan nuansa rock yang anthem, lengkap dengan perkusi, orkestrasi, dan brush section. Semangat rock mereka dicurahkan dengan total di lagu ini, walaupun sebenarnya lagu ini bertema ballad. Kegagahan rock ytang dibalut orkestra tampil dengan gagah di lagu yang cukup cathcy ini. Tapi Jamrud masih menampilkan lirik yang lugas dan berani. Lagu “Kau Jahanam & Aku Bajingan” membuktikannya. Dengan sound yang lebih power, lengkap distorsi gitar, dan pukulan double pedal, lagu ini masih mampu menjadi benang merah dengan image musik Jamrud. Bedanya, lebih modern dan powerful. Di tengah gemuruhnya musik rock yang gahar, “Ajari Aku” juga dipilih menjadi hits di album ini. Menampilkan guest vocal Uchi (dulunya juga berduet di lagu “Pelangi Di matamu”), lagu ballad manis, dengan iringan akustik piano yang mendominasi. Uniknya, lagu ini adalah lagu religi. Sebuah materi yang belum pernah mereka sajikan sebelumnya. Lagu ini tampil lebar dengan imbuhan orkestrasi, tapi masih terasa gahar dengan permainan distorsi gitar sebagai blocking. Well, Jamrud masih bisa disebut band rock yang berbahaya. Materi bagus, dengan aransemen easy listening, tapi masih tampil lugas dan gahar. a
audio video 65 Edisi 14/2013
REVIEW CD by: Andre
REVIEW CD
Rita Ora Title : Ora Genre : Pop, Dance Pop
by: Andre
Bruno Mars
S
ebagai pendatang baru, penyanyi, musisi sekaligus songwriter ini memang cukup mampu menarik hati penikmat musik dunia. Pemilik nama asli Peter Gene Hernandez ini langsung memboyong banyak award untuk debutnya Doo-Wops & Hooligans (2010). Tidak hanya itu, debutnya tersebut menghasilkan banyak hits, terutama “Just The Way You Are” (hits-nya yang paling fenomenal). Popularitasnya sebenarnya mulai meroket saat berkolaborasi dengan B.o.B dengan single “Nothing on You” dan kolaborasinya dengan Travie McCoy dengan hits “Billionare”. Kedua lagu tersebut dinilai sukses luar biasa. Sebagai guest vocalist, nama Bruno Mars mulai dilirik bahkan sudah mulai digemari. Kedua lagu tersebut seperti membuka kariernya. Dan seperti yang diperkirakan, debutnya tersebut langsung meledak. Bahkan penyanyi yang sempat tampil di Indonesia ini merebut berbagai penghargaan bergengsi, mulai dari Grammy Award untuk kategori “Best Male Pop Vocal Perform” hingga American Music Award yang mengganjarnya sebagai Favorite Pop/Rock Male Artist. Belum lagi puluhan penghargaan lainnya. Termasuk Billboard Music Award hingga Brit Award. Bahkan saat merilis “Lighters” sebagai guest vocalist “Bad Meets Evil”, kesuksesan juga diraih. Tidak menunggu lama, akhir tahun 2012 lalu Bruno Mars kembali meluncurkan album bertitel Unorthhodox Jukebox. Setali tiga uang, dengan debutnya, album ini pun sudah menyiapkan lebih dari satu single. Dan tentunya menjadi salah satu album yang dinantikan. Bahkan first single-nya, “Locked Out of Heaven”, langsung menduduki puncak tangga Billboard Chart. Single ini menampilkan pop R&B yang dibalut nuansa soul. Lagu yang cukup easy listening, tapi dengan balutan nuansa sound old school yang lebar, walaupun disisipi karakter effect sound modern. Tidak hanya menjadikan lagu ini bisa membuat bergoyang, tapi juga tampil dengan aransemen yang inovatif dan lebar. “When I Wass Your Man” masih menampilkan nuansa musik analog, yang hanya diiringi permainan akustik piano. Lagu ballad ini mampu menyajikan emosional dari lirik dan tentu cara eksplorasi vokalnya. Menjadi lagu yang manis tapi memiliki pesan emosional yang kuat. Di lagu pembuka, “Young Girls”, mencampurkan nuansa musik analog dengan musik digital. Justru mampu menciptakan suansa anthem yang lebar. Sepertinya album kedua ini bisa menyusul sukses debutnya. Kita tunggu saja. a
Rita Ora termasuk artis multitalent. Tidak hanya sebagai penyanyi tapi juga sebagai penulis lagu dan aktris. Debutnya ini memang langsung menarik publik musik dunia. Penyanyi kelahiran Yugoslavia ini memang bermain di musik mainstream, tapi suaranya yang khas dan materi lagunya menjadi selling point tersendiri. Bukan tipikal lagu yang susah, tapi lagu ringan yang dikemas cukup inovatif. Hits-nya “How We Do It (Party)” mewakilinya--simpel, enerjik, tapi mudah dicerna. Apalagi vokal khasnya, sangat pas beradaptasi dengan karakter pop-dance lagu ini. Atau lagu “R.I.P.” Kolaborasinya dengan Tinie Tempah, mewakili lagu bernuansa pop elektronik yang sedang trend saat ini. Konsep musik yang banyak bertumpu pada sound digital. Atau “Shine Ya Light” yang tidak beda jauh dengan karakter lagu di atas, mewakili trend pop kekinian yang mudah dicerna. Sedangkan “Radioactive” masih menampilkan nuansa digital yang menonjol, akan tetapi menampilkan pop-dance yang enerjik. Karakter pop-dance yang memang sedang trend saat ini. Sebenarnya lagu-lagu yang dibawakan adalah tipikal lagu pop umum yang renyah untuk dicerna. Tapi aransemen yang paham terhadap trend serta performa unik Rita Ora, membuat langkahnya semakin ringan di persaingan industri musik pop dunia. Sugesti : Pilihan mendengarkan album yang cukup fleksibel di segala kondisi. Meningkatkan mood, atau mengusir kebosanan yang menganggu aktivitas.a
Unisonic Title : Self Title Genre : Hard Rock, Heavy Metal, Power Metal
M
antan vokalis band Helloween, Michael Kiske, bersama Dennis Ward (bass), Kosta Zafiriou (drum), Mandy Meyer (gitar), dan mantan gitaris Hellowen, Kai Hansen, bersepakat membentuk band baru bernama Unisonic pada 2009 lalu. Setelah meluncurkan EP, akhirnya band ini merilis debut album Self Title tahun kemarin. Mereka menawarkan musik hard rock /heavy metal yang masih mempertahankan nuansa sound old school era tahun ‘80-an. Tapi berbeda dengan konsep Helloween, walaupun karakter sang vokalis masih menggingatkan band lamanya. Lagu pembukanya, “Unisonic”, malah menawarkan konsep hard rock, dengan sound era tahun ‘80-an. Lead gitar yang panjang dan beradu antara kedua gitaris, mampu memanaskan lagu pembukaan di album ini. Walaupun berpacu pada sound old school, mereka juga menampilkan sound effect dan aransemen yang lebih modern. Simak saja “I’ve Tiored” yang sepertinya menurunkan tempo bermusik mereka, lebih easy listening, walupun distorsi gitar masih mendominasi. Atau lagu “Star Rider” yang senada, yang lebih terkesan ballad. Bahkan di lagu penutup, “No One Ever Sees Me”, Anda akan merasakan manisnya lagu rock orkestra yang didominasi permainan akustik gitar dan piano. Lagu ballad ini menjadi lagu manis dan sekaligus lebar. Unisonic jauh berbeda dengan Helloween yang menawarkan kosep musik yang lebih cepat. Sugesti: Bernostalgia mendengarkan nuansa hard rock, sambil ngobrol bersama teman-teman lama dalam suasana santai.a
Led Zappelin Title : Celebration Day Genre : Classic Rock/Live Album
S
iapa yang tidak kenal dengan band legendaris asal Inggris ini. Sebuah band rock yang akhirnya menjadi inspirasi ribuan band di dunia. Led Zepplin akhirnya memutuskan untuk tidak meneruskan karier mereka saat kematian sang drummer, John Bonham. Akan tetapi warisan musik dan karya mereka tetap abadi hingga saat ini. Seperti title-nya, album ini merupakan celebration day. Peringatan 35 tahun berdirinya band ini dengan menggelar konser pada 10 Desember 2007 lalu di 2 Arena, London. Konser ini digelar setelah lama mereka tidak bersatu lagi dalam satu panggung. Robert Plant (vokal), Jimmy Page (gitar), John Paul Jones (bass, keyboard), dan putra almarhum drummer Led Zeppelin, Jason Bonham, mempersembahkan konser istimewa di depan ribuan penggemarnya, membuktikan bahwa mereka masih mampu berkiprah dan beraksi dengan baik. Melantunkan puluhan lagu hits mereka, seperti “Good Times Bad Times”, “Black Dog”, “Since I’ve Been Looving You”, “Starway To Heaven”, “Kashmir”, dan beberapa lagu lainnya yang dikemas rapi. Album ini tidak hanya tampil dalam bentuk DVD konser, tapi juga direkam dalam bentuk double CD album. Anda masih bisa merasakan bagaimana Led Zeppelin masih bisa tampil dengan maksimal. Sugesti : Rasakanlah keperkasaan panggung rock yang mempengaruhi sejarah musik dunia. Putar dengan volume maksimal.a
audio video 66 Edisi 14/2013