TIPS & TRICKS
INFO PRODUCT
Memilih DAC Gampang gampang susah
3 Produk Sound card
www.audiovideo-indonesia.com
HOME ELECTRONIC ENTERTAINMENT
EDISI 15 / THN. III / 2013
REVIEW Denon AVR-2313CI Proyektor Epson 6020 Bang & Olufsen Beolab 12 Zinken
HI END Jangan Pandang Enteng Catu Daya Hi End Musik Theater
HOME THEATER Penetrasi Pro Audio ke dalam Home Theater Akung Cinema Experience II
SOUND CARD, SOLUSI BAGI PENGGUNA AUDIO KELAS HIGH END Sound Blaster Digital Mission SX3 Music Premium HD
HiMedia HD900A
Pioneer X-HM81-K
Paradigm Studio 100 Polytron PHT-925L EDISI 15 / THN. III / 2013
NEW PRODUCT : Sharp LC-90LE740X, Enermax Dreambass AP001E, Focusrite Scarlett Studio 2i2
Pulau Jawa Luar Pulau Jawa
: Rp 30.000 : Rp 32.000
HOME ELECTRONIC ENTERTAINMENT
Pemimpin Umum Pemimpin Redaksi Redaksi Sekretaris Redaksi Kontributor
Tjandra Ghozalli Budi Santoso David Susilo, Doharto Simatupang Dita Nursari Sie Kek Chung, Malion, Didik.Wa, Boyke, Herwin, Tony Susanto, Wiyono.
Grafis Manajer Iklan Ir. Tjandra Ghozalli Ir Pemimpin Umum
Cecep A. Aziz Telp: 08161131936 / 021-33066836 Email: aziz_avi@yahoo.com
Pimpinan HRD dan Keuangan
BACA GRATIS Majalah Audio Video on line & on time dapat dibaca gratis (free) melalui :
www.audiovideo-indonesia.com Atau melalui SCOOP. Compatible dengan iPad, Galaxy, laptop, tablet dan PC.
Fotografer Alamat Redaksi
Ridwan Candra A. Riff Syarifudin, Fajar Sutrisno Jl. Pulo Buaran III F5 BPSP-Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur 13930 Telp: (021) 4619502 Fax: (021) 46826450
Penerbit
PT Audiomedia Nusantara Raya
Pres Dir
Mario Alisjahbana
Pres Kom
Milyanti Yani
Komisaris
Lukmanul Hakim Adham
Group Media
SOUNDCARD
U
ntuk memainkan musik on-line kita memerlukan penambahan soundcard PC yang bagus (hi-fi) dengan sampling frequency 96 kHz atau 192 kHz dan quantitation 20 bit atau 24 bit. Enaknya pakai PC, kita mampu memperbaiki spesifikasi kualitas reproduksi suara dengan biaya jauh lebih rendah dibanding biaya untuk membeli perangkat keras audio high end. Sumber musik (source) on line juga variatif, mulai yang standard audio sampai yang high definition audio. Tetapi semua ini kembali kepada master asli dari sumber musik. Walaupun pakai teknologi audio high definition namun materi aslinya
cuma direkam pakai teknologi MP3 ya ambrol. Artinya teknologi canggih ini baru mumpuni apabila dari hulu ke hilir dipakai jenis teknologi canggih yang sama. Ada pepatah mengatakan” kekuatan rantai terletak pada kekuatan mata rantai yang terlemah”. Jadi kualitas audio suatu sistem terletak pada kualitas untaian komponen audio yang terburuk. Majalah Audio Video kali ini bertema seputar SOUNDCARD untuk PC. Bagi penggemar musik audio high end kiranya tidak perlu malu lagi kalau menggunakan media audio on-line dan soundcard PC. Ya , karena kualitas reproduksi suara musik on-line dan soundcard PC sudah bagus – jadi hasil reproduksinya pasti bagus pula. Selamat membaca!
audio video 4 Edisi 15/2013
contents
6 NEW PRODUCT Sharp Aquos LC-90LE740 X, Enermax Dreambass AP001E, Focusrite Scarlett Studio 2i2,
7 PRODUCT INFO
22 TEST Mission SX3, Sound Blaster Digital Music Premium HD, HIMEDIA HD900A, Anysing AS-888SE, Polytron PHT 925L,, y
34
Creative Sound Blaster X-Fi Titanium, Asus Xonar DG Headphone Amp PC 5.1, Creative Sound Blaster Recon 30 THX PCIE
34 HIEND 1 Jangan Pandang Enteng Catu Daya
38 HIEND 2 Hi End Music Theater
42 HOME THEATER 1 8 THEME
Sund Card, Solusi Bagi Pengguna Audio Kelas Hi End
38
Penetrasi Pro Audio ke dalam Home Theater
48 HOME THEATER 2 Akung Sinema Experience II
50 TIPS &TRICKS Memilih DAC, Susah susah Gampang
12 REVIEW Denon AVR 2313CI, Proyektor Epson 6020, Bang & Olufsen Beolab 12 , Zinken, Paradigm Studio 100
51 REVIEW CD
42
Metallica, Bloc Party, Aerosmith, Deftones, H.E.A.T., Nelly Fortado
48 video 55 Edisi Edisi15/2013 14/2013 audio audiovideo
PENULIS
Sharp Aquos LC-90LE740X Inilah produk besutan Sharp yang spektakuler berupa TV LED dengan ukuran layar 90 inci yang diklaim sebagai TV LED berukuran terbesar di dunia saat ini. Memang tidak diragukan TV ini didukung oleh ďŹ tur berlimpah yang dapat mewakili semua ďŹ tur yang ada di jenis TV LED, selain resolusi full HD, 3D TV, juga merupakan jenis smartTV yang dapat browsing di dunia maya layaknya komputer. Sharp Big Aquos 90-inch dengan tampilan layar yang 225 % lebih luas dari LED 60 inch, dimana mengajak konsumen untuk memiliki pengalaman layaknya menonton di bioskop dan melihat dunia dengan layar yang lebih besar. Ditambah kualitas teknologi High Speed LCD juga den-
NEW PRODUCT
Budi Santoso
gan disain elegan dengan lapisan aluminium halus dan ramping menambah tampilan BIG AQUOS semakin mewah.a
Focusrite Scarlett Studio 2i2
Enermax Dreambass AP001E Tidak puas dengan kualitas suara dari soundcard bawaan PC/Notebook Anda? Enermax AP001E dapat menjadi pilihan bagi Anda, karena menggunakan slot USB, soundcard yang biasanya didominasi hanya untuk PC, kini notebook pun dapat memilii kualitas suara yang maksimal, dengan desain tube yang unik dan memiliki ampliďŹ er headphone yang terintegrasi.a
Perangkat audio interface adalah kunci untuk membuat rekaman profesional. Inilah yang terdapat di jantung Scarlett Studio 2i2, yaitu jenis Interface yang dapat terhubung ke Mac atau PC melalui port USB dan menyediakan 2-input dan output-2 ke perangkat lunak musik Anda. Scarlett 2i2 memberikan kualitas luar biasa dan suara ala Focusrite yang profesional dan legendaris di industri audio selama beberapa dekade. Dengan konsep Plug instrumen Anda - bass, gitar, keyboard, synth, dan mikrofon studio yang dicolokkan langsung ke panel depan, maka akan menghasilkan kualitas rekaman ala studio yang dapat diedit melalui fasilitas software bawaan.a
audio video 6 Edisi 15/2013
PENULIS Tjandra Ghozalli
Creative Sound Blaster X-Fi Titanium • Microsoft® Windows Vista® (Service Pack 1) or Windows • ® XP (x64, Service Pack 2 or Media Center Edition 2004) • Intel® Pentium® 4, AMD® Athlon™ or equivalent 1.6 GHz processor • 256MB RAM (512MB for Windows Vista) • 600MB of free hard disk space • Available PCI Express® slot (x1, x4 or x16) • CD-ROM or DVD-ROM drive
Creative Sound Blaster Recon 30 THX PCIE • Quad-core Sound Core3D Audio Processor • THX TruStudio Pro sound technologies • Dolby Digital Live for compelling 5.1 surround sound from any source • Dedicated high quality headphone amp; supports headphones and headsets with up to 600 ohms impedance • Calibrate and customize every aspect of the Sound Blaster Recon3D PCIE audio and voice settings to really get into your game
INFO PRODUCT
Asus Xonar DG Headphone Amp PC 5.1 • Audio Performance: Output Signal-to-Noise Ratio (A-Weighted): 105 dB; Input Signal-toNoise Ratio (A-Weighted): • Frequency Response (-3dB, 24-bit/96kHz input): <10Hz to 48KHz; Output/Input Full-Scale Voltage: 1 Vrms (3 Vp-p); • Audio Processor: C-Media CMI8786 High-Definition Sound Processor (Max. 96KHz/24bit); 24-bit D-A Converter of Digital Sources: 1x Cirrus-Logic • 24-bit A-D Converter for Analog Inputs: 1x Cirrus Logic CS4245 (104dB DNR, Max. 192KHz/24bit); • Analog Recording Sample Rate and Resolution: 44.1K/48K/96KHz @ 16/24bit; S/PDIF • Analog Input Jack: 1x 3.50mm mini jack(LineIn/Mic-In); Other line-level analog input (for CDIN/TV Tuner): Aux-In (4-pin header on the card) • Bus Compatibility: PCI v2.2 or above bus compatible
Creative Labs SB 0570L4 Audigy SE • • • • •
7.1 surround output 24-bit/96kHz audio resolution 100dB signal to noise ratio EAX ADVANCED HD 3.0 support for gaming CMSS up-mixes stereo content to 7.1
audio video 7 Edisi 15/2013
PENULIS
THEMA
Budi Santoso
SOUND CARD,
SOLUSI BAGI PENGGUNA AUDIO KELAS HIGH END. Sound card, atau juga bisa disebut sebagai audio board atau audio card, adalah kartu ekspansi atau sirkuit terintegrasi yang pada awalnya diaplikasikan pada komputer dengan kemampuan untuk menghasilkan suara yang dapat didengar oleh pengguna.
alam perjalanan sejarah sound card memang dimulai dari Adlib Yamaha YM3812 yang dibuat khusus untuk IBM PC yang sebelumnya hanya berupa suara dengan bunyi â&#x20AC;&#x153;Bip! Bip!, dimana pada waktu itu sempat merajai pasar soundcard sendirian. Dikemudian hari lalu diikuti pula oleh Sound Blaster dari Creative Labs sebagai kompetitornya, yang tentunya menguntungkan para konsumen musik. Pada perkembangan selanjutnya, kartu
D
audio video 8 Edisi 15/2013
suara alias soundcard ini pun dapat menghasilkan produk 3-D yang bermanfaat bagi keperluan audio untuk game atau surround sound playback untuk DVD, termasuk dapat merekam suara melalui fasilitas jalur masukan audio. Pada dasarnya kerja soundcard ditunjang oleh sebuah papan sirkuit dengan chip khusus yang memproses suara untuk menerjemahkan informasi digital dan analog, dimana komponen tersebut terdiri atas konverter analog ke digital (ADC), konverter digital ke analog (DAC), ISA atau PCI untuk menghubungkan kartu ke motherboard, serta Input dan output untuk koneksi speak er dan mikrofon. Komponen Sound card saat ini, selain komponen dasar yang dibutuhkan untuk pemprosesan suara, juga meliputi hardware tambahan atau koneksi input/ output, termasuk : Digital Signal Processor (DSP). Seperti halnya Graphics Processing Unit (GPU), DSP adalah mikroprosesor khusus, dimana DSP dapat memproses suara atau saluran ganda secara tanpa membebani CPU. Kebanyakan sound card memiliki koneksi
yang di tujukan untuk beberapa perangkat tambahan (eksternal), contohnya : Sony/ Philips Digital Interface (S/PDIF) yang menggunakan koneksi model koaksial, jenis koneksi optikal, Musik Digital Interface (MIDI) yang mampu menghubungkan ke synthesizer atau instrumen elektronik lainnya, dan jenis koneksi FireWire serta koneksi USB (Universal Serial Bus). APLIKASI SOUND CARD Sound Card adalah bagian yang mendekode data data digital menjadi sinyal
audio video 9 Edisi 15/2013
PENULIS
suara. Dengan penemuan soundcard maka perkembangan dunia multimedia pada komputer menjadi makin meluas, bahkan saat ini tidak jarang para pemain hiend mulai melirik komponen yang satu ini sebagai media prosesing yang mampu menghasilkan kualitas audio kelas hi end.
THEMA
Budi Santoso
DALAM PENERAPANNYA, SOUNDCARD DIRANCANG DALAM BERBAGAI JENIS :
MIC IN
HEADPHONE OUT
PHONE LEADS OUT
• Sound Card Onboard, yaitu sound card yang menempel langsung pada mother board komputer. • Sound Card Offboard, yaitu sound card yang pemasangannya di slot ISA/ PCI pada motherboard. Rata-rata, sekarang sudah menggunakan PCI. • Soundcard External, adalah sound card yang penggunaannya disambungkan ke komputer melalui port eksternal, seperti USB atau FireWire. Bagi Audiophile yang menginginkan kualitas audio dengan kualitas terbaik tentunya diperlukan pengetahuan mengenai spesifikasi dari setiap soundcard, dimana Sound Card yang baik mampu menghasilkan suara dengan sampling yang rapat dan halus sehingga suara yang dihasilkan mendekati suara asli. Saat ini sudah banyak jenis soundcard yang mampu memiliki sampling mencapai 192 kHz/24-bit. Di kalangan profesional audio, soundcard ekternal menempati posisi teratas dalam penggunaannya, karena selain mobile, juga telah didukung komponen berkualitas yang mampu untuk menghasilkan suara kelas recording, sehingga jenis soundcard ini banyak diminati walau harganya lumayan mahal.a audio video 10 Edisi 15/2013
PENULIS
REVIEW
David Susilo
DENON AVR-2313CI Pusing saya, tahun lalu saya menguji coba Denon 1613 hasilnya kacau balau tidak karuan, tetapi Pihak Denon “hobi” sekali mengirimkan produknya untuk diuji coba. Kali ini untuk ketiga kalinya dalam 8 bulan terakhir, Denon mengirim receiver AVR-2313CI untuk diuji coba. Karena saya tidak enak hati setelah menolak receiver ini dua kali sebelumnya, akhirnya saya mengalah dan menguji coba AVR-2313CI seharga US$900.
engan adanya 6 HDMI input dan 2 HDMI output, dari segi koneksi receiver dengan harga serendah ini cukup mengesankan. Malah output untuk subwoofernya ada dua. Output powernya dari perhitungan nyata dengan tujuh kanal dinyalakan secara terus menerus selama 20 menit masih menghasilkan 75 Watt dengan distorsi sekecil 0.1%. Respons frekunsi juga sangat “flat” dengan
D
bias sekecil +/- 0.03 dB dari 20 Hz ke 20 kHz. Dari segi Audyssey, kali ini algoritma Audyssey MultEQ XT cukup akurat. Hanya saja, lagi-lagi, perhitungan jarak subwoofer selalu salah hitung. Problema yang juga dialami oleh YPAO dari Yamaha dan MCACC dari Pioneer. Yang paling mengesankan adalah prosesor video Analog Devices yang digunakan oleh Denon karena tidak saja prosesor ini bisa lulus berbagai test pulldown (2:2, 3:2) video clip-
audio video 12 Edisi 15/2013
SPESIFIKASI • 105 Watts x 7 canales (8 ohm) / sistema 7.2 • 6 entradas HDMI (1 panel frontal) + 2 salidas HDMI • Soporte de redes/ Airplay • Admite paso a traves de video 4K de todas las fuentes • Soporte 3D • Dolby True HD • Dolby Pro Logic IIz • DTS-HD Master Audio • Procesador Audyssey MultiEQ XT • Dos fuentes de audio, dos zonas separadas • Party Mode Plus • Funcion de control de HDMI y canal de audio retorno
ping serta chroma resolution; prosesor ini juga bisa mengupscale sinya HD menjadi sinyal UltraHD (4K). Dengan proyektor 4K Sony VPL-HW1000ES, hasil upscale-nya lumayan baik terutama bila diingat bahwa harga receiver ini hanya US$900. Malah chassis dan faceplate serta kualitas berbagai colokan input, output, speaker
• Antena FM • Convertidores D/A para todos los canales • Restaurador de audio comprimido • Apagado automatico para ahorro de energia • Compatible con aplicaciones Apple y Android • Frecuencia: 10 Hz – 100 kHz / -1, -3dB • Voltaje: 120V, 60 Hz AC • Consumo: 460 W (0,1 W en espera) • Dimensiones (WxHxD): 43.43 x 16.51 x 38.1 cm • Peso: 24 lbs
PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK UJI COBA: • Proyektor Sony VPL-HW1000ES • Speaker PSB Century 300i (semua kanal) • Subwoofer PSB Subseries 300 • Kabel HDMI Kimber 19e • Kabel speaker Vermouth Black Curse terminals semua berkualitas tinggi. Kudos untuk Denon akan kesusksesannya menghasilkan receiver dengan value setinggi ini dengan harga dibawah $1000.a
Fasilitas jalur koneksi yang super lengkap
audio video 13 Edisi 15/2013
PENULIS
REVIEW
David Susilo
PROYEKTOR EPSON 6020 Seperti yang saya tulis di blog saya (davidsusilouncensored. wordpress.com), tahun ini merupakan tahun evolusi di berbagai perangkat audio video. Evolusi yang saya maksud adalah penyempurnaan dari model sebelumnya. Nah, tahun lalu, model 6010 sudah cukup baik tetapi masih ada beberapa aspek yang kurang baik, misalnya wireless HDMI yang kurang stabil, kacamata 3D yang menggunakan batere dan relatuf berat, screen-door-effect yang cukup menggangu kasikan menonton serta brightness yang kurang terang untuk tampilan 3D.
agaimana dengan tahun ini? Dengan menggunakan Pioneer Elite BDP62 blu-ray player, receiver Anthem MRX-700 dengan kabel QED Qunex HDMI-P untuk semua koneksi, saya memulai uji coba proyektor Epson ini. Tentu seperti biasanya, lampu harus dinyalakan selama 100 jam sebelum menjadi stabil dalam proses kalibrasi dan uji coba. Saya juga, seperti biasanya, menggunakan fasilitas HT Akung Cinema Experience yang mengikuti kaidah THX dan SMPTE (Society of Motion Picture and Television Engineers) dengan layar cinemascope 21:9 sebesar 96â&#x20AC;?, gain 1.0 dengan jarak tonton 3
B
meter (untuk spek ruang silahkan kunjungi acebydavidsusilo.webs.com). Menggunakan setting THX, ternyata rendisi warna dan akurasi gambar agak lumayan dengan Delta-E < 10. Relatif baik untuk proyektor yang belum dikalibrasi. Tentu hal ini hanya bisa terjadi bila layar yang digunakan adalah layar berwarna putih dengan gain 1.0 seperti misalnya Stewart Studiotek 100. Level kontras menjadi sekitar 3x lebih baik dari model 6010. Black-level lebih kelam dan white level yang sangat terang benderang baik dalam proyeksi 2D maupun 3D. Kacamata 3D Epson juga sudah berevolusi dari batere kancing menjadi recharge-
audio video 14 Edisi 15/2013
able melalui kabel USB. Dan 3 menit charging bisa dipakai untuk menonton selama 2.5 jam. Berat kacamata juga turun sekitar 30%. Hal ini merupakan evolusi yang sangat baik untuk Epson meskipun fitur ini sudah digunakan oleh Panasonic sejak September 2011 dan kacamata Panasonic tetap lebih enak dipakai dibanding kacamata Epson. Yang revolusioner adalah kacamata Epson sekarang menggunakan teknologi RF (Radio Frequency) dan tidak lagi IR (Infra Red) yang teoritis lebih stabil (dalam penggunaan sehari-hari terus terang saya tidak merasakan perbedaan performa IR vs RF. Wireless HDMI untuk proyektor ini kali ini sudah diperbaiki sehingga untuk jarak 10 meter dari sumber bisa bekerja tanpa flicker maupun terputus. Entah apakah sinyal wireless HDMI ini bisa menembus tembok bata di Indonesia. Hal ini tidak bisa saya uji di Kanada karena tembok disini terbuat dari Gypsum Board (Drywall) dengan total ketebalan hanya sekitar 3cm. Secara general proyektor ini sangatlah baik, apalagi dengan harga $3,000 dengan satu lampu gratis dan dua kacamata 3D yang juga gratis (hal ini mungkin berbeda di Indonesia). Secara subjektif, saya masih lebih menyukai PT-AE8000 (PT-AT6000) dari Pa-
SPESIFIKASI • Projection System: Epson 3LCD, 3-chip optical engine • Projection Method: Front / rear / ceiling mount • Product Color: White and Black • Driving Method: Epson Polysilicon TFT Active Matrix, 0.74-inch wide panel with MLA • Projected Output: HD, 2D, 3D, 1080p • Pixel Number: 2,073,600 dots (1920 x 1080) x 3 • Color Brightness (Color Light Ouput): 2400 lumens • White Brightness (White Light Output): 2400 lumens • Aspect Ratio: Native 16:9 widescreen (4:3 resize), Compatible with 4:3 and 2.35:1 video formats with Normal, Full or Zoom Modes
• Native Resolution: 1080p (1920 x 1080) • Resize: 16:10, 4:3 • Lamp Type: E-TORL™ 230 W UHE • Lamp Life: ECO mode: Up to 5000 hours, Normal mode: Up to 4000 hours • Throw Ratio Range: 1.34 – 2.87 • Size (projected distance): 30” – 300” • Keystone Correction: Vertical: ±30 degrees (Manual) • Contrast Ratio: Up to 320,000:1 • Color Reproduction: Full-color (1.07 billion colors) • Color Processing: Full 10 bit (Partial 12 bit)
nasonic, tetapi harga jualnya (bila ditambah satu lampu dan dua kacamata) sekarang ini adalah $4200. Jadi kelas harganya memang berbeda. Dan untuk proyektor dikisaran harga $3,000; sementara ini tidak ada yang lebih baik dari Epson 6020 ini.a
Jalur masukan video dari beragam model
audio video 15 Edisi 15/2013
PENULIS
REVIEW
David Susilo
BANG & OLUFSEN BEOLAB 12 Bang & Olufsen selalu tampil modis dan cantik, kadang malah aneh. Tetapi akhirnya saya jatuh hati dengan seri Beolab 12. Seri ini ada versi tower-nya (tipe 12-3) dengan tinggi sekitar satu meter dan versi â&#x20AC;&#x153;bookshelfâ&#x20AC;? (tipe 12-1 dan 12-2) dengan tinggi sekitar 65cm yang bisa menggunakan speaker stand atau digantung didinding. audio video 16 Edisi 15/2013
engan eksterior speaker yang memiliki lengkung 180derajat dengan bahan aluminium ditambah dengan “acoustic lens technology” yang berbentuk mirip jamur, tidak saja speaker ini tampil anggun tetapi juga berperforma sangat baik. Speaker ini merupakan speaker aktif yang menggunakan amplifier digital favorit saya, yaitu ICEpower dengan daya 480W untuk tipe 12-3, 320W untuk tipe 12-2 dan 160W untuk tipe 12-1. Dengan frekuensi respon dari 45 Hz hingga 23 kHz (berdasarkan sweep-tone hasil testing di Akung Cinema Experience) baik rekaman Def Leppard hingga Mi-
D
SPESIFIKASI • Lautsprechersystem: 2-Wege • Farben: Weiß / Silber, Weiß / Weiß • Leistungsaufnahme: 19 Watt, Standby 0,4 Watt • Verstärker Bass: 1 x 80 Watt, Class-D, ICEpower • Verstärker Midrange/Tweeter: 1 x 80 Watt, Class-D, ICEpower • Sensibilität: 88 dB SPL re 125 mVrms re 1 m • Bass-Leistung: 78,7 dB SPL @ 50 Hz • Bass-Driver: 6,5-Zoll-Treiber • Midrange/Tweeter: 2-Zoll-Treiber
chael Buble semua terdengar enak ditelinga. Dilihat dari kurva respon frekuensi, speaker ini bukan speaker monitor yang sangat akurat, tetapi bagaimanapun juga enak didengar. Toh namanya beli speaker untuk mendengarkan musik. Mau akurat seperti apapun juga tidak ada fungsinya kalau kita tidak menikmatinya, ya khan?a
Dengan frekuensi respon dari 45 Hz hingga 23 kHz (berdasarkan sweep-tone hasil testing di Akung Cinema Experience) baik rekaman Def Leppard hingga Michael Buble semua terdengar enak ditelinga.
audio video 17 Edisi 15/2013
PENULIS
REVIEW
David Susilo
ZINKEN, HEADPHONE MURAH MERIAH DARI URBANEARS Ketika saya ada di 2013CES, secara tidak sengaja saya masuk ke booth UrbanEars. Awalnya saya tertarik hanya karena booth-nya berwarna-warni. Saat saya disana, saya disuguhi headphone Zinken dan saya disuruh membawa headphone itu untuk diuji coba.
ebetulan UrbanEars memberi saya headphone berwarna merah menyala seperti tomat yang mereka namakan “Tomato”. Headphone ini berlapis silikon dan relatif tahan banting. Headphone ini saya lempar dari ketinggian 5 meter dari lantai dua ke lantai dasar tanpa ada lecet sedikitpun. Kualitas suarapun cukup tinggi mengingat harga yang relatif rendah. Secara perhitungan objektif headphone ini memiliki respon frekuensi yang jauh lebih akurat dari Bose
K
dan teramat amat sangat jauuuh lebih akurat dari headphone Monster manapun juga. Padahal harganya “hanya” $100. Lebih hebatnya lagi, headphone ini didesign untuk digunakan ditempat-tempat yang relatif berisik seperti didalam bis, kereta, ataupun pesawat dimana pendengar biasanya harus memberi volume level yang tinggi. Nah, biasanya headphone kelas $100-an bila dinyalakan dengan keras akan memberi frekuensi tinggi yang terlalu bising. Untuk mengatasi hal ini, UrbanEars Zinken mengaplikasikan
audio video 18 Edisi 15/2013
X-curve dengan roll-off di frekensi tinggi yang biasanya diaplikasikan oleh bioskop bersertifikasi THX sehingga frekuensi tinggi tidak terdengar melengking dan melelahkan telinga (ear-fatigue). Betul-betul tak dinyana headphone seharga $100 bisa mengalahkan banyak headphone seharga dua hingga tiga kali lipatnya... Plus tahan banting!a
SPESIFIKASI • 40mm Dual Diaphragm Drivers • Frequency Response 20Hz-20kHz • Impedance 85Ω • Sensitivity 98dB • Max Input Power 50mW
audio video 19 Edisi 15/2013
PENULIS
REVIEW
Budi Santoso
PARADIGM STUDIO 100
LOUDSPEAKER HIGH END REPRESENTASI VISUAL Selama lebih dari dua puluh lima tahun, Paradigma telah menetapkan standar untuk keunggulan sonik dalam setiap kategori produk yang ditawarkan, dimana tetap fokus pada apa yang kita anggap “sangat penting” ‘ terutama performa yang menembus batas desain dan konsep loudspeaker, sehingga sangat cocok bagi para Audiphile yang terkenal kritis. audio video 20 Edisi 15/2013
tudio 100 merupakan salah satu seri besutan Paradigm dari sekian banyak varian yang ditawarkan dengan tampilan dan desain yang eksklusif, bahkan cenderung mewah. Untuk Seri Studio 100 merupakan jenis loudspeaker model tower yang masuk dalam jajaran Studio Series yang juga meluncurkan jenis speaker center dan surround. Loudspeaker ini menjadi salah satu seri tertinggi di kelasnya yang didesain sangat aerodinamis. Studio 100 tersusun atas lima unit driver yang terdiri dari 3 unit driver bas 7 inci, satu unit driver midrange 7 inci, dan sebuah unit tweeter 1 inci model dome yang kesemuanya dikemas dalam kotak speaker dengan finishing elegan, karena di balut dengan lapisan laquer mengkilap yang dipadu dengan grill kain sebagai pelindungnya.
S
Koneksi model binding-port untuk bi-amp maupun bi-wire
karakter suara dari loudspeaker dapat disajikan mampu berkolaborasi dengan baik saat dipasangkan dengan dari Seri Studio lainnya, baik untuk center maupun surround, dimana peran front speaker sangat menentukan kualiatas tata suara multikanal terutama PENGUJIAN saat menyaksikan setiap adegan film. Untuk pengujian loudspeaker Paradigm Dari hasil uji dengar, Studio 100 tidak saja diStudio 100, kami menggunakan beberapa tunjang oleh penampilannya saja yang eleganm tapi perangkat penunjang, diantaranya AV rejuga mampu menampilkan karakter suara dengan ceiver Pioneer dan Blu ray player Pioneer, dimana sistem penunjangnya memang meng- kualitas audio yang dapat merepresentasikan setiap gunakan piranti yang biasa digunakan untuk sajian musik maupun film secara akurat, layaknya reproduksi suara dalam ruang studio.a sistem tata suara home theater (HT) dengan tujuan sambil menguji kompatibilitasnya secara maksimal, baik untuk sistem HT mauSPESIFIKASI pun stereo • Design: 5-driver, 3-way floorstanding Saat kami mencoba untuk memainkan • High-Frequency Driver : 25-mm (1 in) G-PAL™ musik CD, dari beberapa CD Reference, dome, ferro-fluid ternyata loudspeaker ini mampu menghasil• Midrange Driver : 178-mm (7 in) S-PAL™ cone,38kan kualitas bas yang yang solid dan cukup mm (1-1/2 in) voice-coil, rendah, sehingga kualitas musik dapat tersaji • Bass Drivers : Three 178-mm (7 in) mineral-filled dengan sempurna, Tidak saja detil suaranya • Frequency Response: ±2 dB from 44 Hz - 22 kHz, ±2 dB from 44 Hz - 20 kHz yang tersalur tanpa kabut, karakter vokal • Sensitivity - Room / Anechoic: 93 dB / 90 dB yang direpro memiliki bobot yang baik, • Suitable Amplifier Power Range: 15 - 350 watts sehingga eksen dari penyanyi dapat kami • Maximum Input Power† : 230 watts nikmati secara natural. • Impedance : Compatible with 8 ohms Tidak berbeda jauh saat kami menjajal • Height, Width, Depth : 112.0 cm x 24.1 cm x 43.1 cm untuk sistem home theater, dimana Studio • Weight (Unpacked) : 35.4 kg / 78 lb each 100 yang difungsikan sebagai front speaker, audio video 21 Edisi 15/2013
PENULIS
MISSION SX3 LOUDSPEAKER SISTEM DUA-JALUR YANG KOMPAK
TEST
Budi Santoso
Produk Mission memang cukup banyak variannya, bahkan dalam satu seri saja terdapat beberapa turunannya, termasuk pada seri SX yang terdapat 7 seri, dan salah satunya adalah seri SX3 yang kompatibel untuk berbagai keperluan, baik untuk sistem stereo maupun home theaterLoudspeaker asal Inggris yang satu ini memang merupakan “adik kelas” dari Mission SX4 yang sebelumnya telah masuk dapur lab Avi,yaitu SX3 dengan fitur yang didukung oleh teknologi terkini, dimana kali ini akan kami lakukan uji coba. ika melihat tampilannya, Mission SX3 memang tak berbeda jauh dengan SX4, hanya yang membedakan adalah jumlah driver basnya serta ukuran tingginya yang sedikit lebih pendek, dimana keduanya dirancang sebagai loudspeaker model floorstanding. Dari disainnya, secara keseluruhan memang mirip, dengan memadu unsur kotak yang aerodinamis. Untuk finishingnya menggunakan lapisan kayu, terkesan alami, sehingga menghasilkan kabinet dengan sifat akustik yang perfect untuk kerja driver.
J
audio video 22 Edisi 15/2013
SPESIFIKASI
Dukungan driver ekslusif
Untuk seri SX3 yang menggunakan konsep speaker sistem 2-jalur ini, beda dengan seri SX4 yang didukung oleh dua buah driver bas 160 mm, maka seri SX3 hanya terpasang sebuah driver bas 160 mm dan sebuah midbas 160 mm berkonus aluminium serta sebuah driver tweeter 25 mm Titanium Dome. Loudspeaker ini juga didukung oleh crossover berteknologi terbaru “Perfect Phase”, dimana setiap model dirancang khusus untuk dapat bekerja dengan baik dalam berbagai posisi penempatannya.
PENGUJIAN Dalam pengujian loudspeaker Mission SX3, kami lakukan di lab AVI dalam ruang kedap suara. Dan sebagai sarana pendukung, kami tetap menggunakan perangkat yang sudah teruji, yaitu mesin CD player AudioLab seri 8200CD dan integrated amplifier AudioLab seri 8200A. Terlihat dari spesifikasi Mission SX3 dengan rekomendasi amplifier berkisar
• Tipe Kotak Speaker • Sistem speaker • Crossover • Tanggapan frekuensi • Sensitivitas • Impedansi • Rekomendasi Amplifier • Dimensi • Bobot
: Bass-Reflex : 2-jalur : 500Hz/2.5kHz : 55Hz - 40kHz : 86 dB : 6-8 Ohm : 60 - 150 watt : 922 x 222 x 333 (mm) : 20 kg
60 – 150 watt, maka kami anggap sistem penunjangnya memang klop. Pada pengujian awal, kami mencoba menggunakan CD musik dengan iringan instrumen akustik, dimana terdapat bunyian yang sangat kental dengan suara gitar dan perkusi, termasuk repro vokal. Hasilnya memang tidak mengecewakan, terutama untuk sistem loudspeaker yang belum memasuki masa break-in, kami anggap SX3 mampu menampilkan karakter suara akustik yang alami, terutamam pada suara petikan dawai gitar yang mampu direpro dengan sangat natural, sehingga loudspeake ini memiliki ciri musikalitasnya yang baik. Dalam hal repro vokal, SX3 juga tidak kalah dengan SX4, karena tetap memiliki bobot dengan karakter suara penyanyi yang terdengar lantang dan jelas. Mission SX3 ternyata juga mampu menghasilkan efek yang lebih luas untuk ruang lab Avi, dimana panorama panggung yang dihasilkan memiliki kedalaman yang mumpuni.a
audio video 23 Edisi 15/2013
PENULIS
TEST
Budi Santoso
SOUND BLASTER DIGITAL MUSIC PREMIUM HD
HARGA TERJANGKAU DENGAN KUALITAS PROFESIONAL Selama lebih dari dua puluh tahun, Creative telah memproduksi dan menjual beberapa produk soundcard kelas konsumen yang paling populer di dunia, terutama untui kelas PC. Jika Anda menganggap diri Anda seorang gamer berpengalaman atau penggemar audio PC, maka Anda mungkin memiliki kartu suara merek Creative di PC Anda. esan pertama ketika melihat penampilan dari Sound Blaster Digital Music Premium HD, mencerminkan sebuah soundcard yang ditujukan bagi para pengguna kartu suara kelas â&#x20AC;&#x2DC;audiophilesâ&#x20AC;&#x2122;.Ini dapat terlihat dari casingnya yang dikemas dalam kotak hitam dengan performa dengan koneksi USB. Pada bagian panel depan terlihat hanya terdapat sebuah tombol volume dan dua colokan 1/4 inci yang berfungsi sebagai keluaran headphone dan masukan mikropon,
K
dimana kartu suara dengan grade audiophile dapat diaplikasikan untuk notebook atau PC. Jika melihat bagian belakang panel, maka akan ditemukan belakang, terdapat port stereo RCA untuk line-in dan koneksi keluaran, ditambah dengan dua port optikal untuk pemutaran dan sumber digital untuk merekam. Di dalam, port headphone memiliki ampliďŹ er sendiri yang memungkinkan dihasilkan kualitas suara yang baik yang tentunya tidak kalah dengan performa soundcard kelas studio seperti kelas M-Audio Fast
audio video 24 Edisi 15/2013
Difasilitasi oleh koneksi audio analog dan digital
Track Pro eksternal, bahkan kartu suara besutan Creative di kelas X-Fi ini didukung oleh teknologi EAX yang boleh dibilang lebih berguna untuk tata suara games dan telah mendapat sertifikasi THXCreative suite dengan pilihan equalizer tersendiri. Kelebihan kartu suara ini, jauh lebih murah daripada jenis kartu lain kelas tinggi USB. Pada paket pembeliannya, Sound Blaster Digital Music Premium HD dilengkapi dengan perangkat lunak Media dibundel
Toolbox memungkinkan Anda merekam, me-ngubah, meningkatkan dan mengatur file musik digital dengan mudah, sementara dukungan teknologi THX TruStudio Pro membawa Anda pada pengalaman audio yang sama besar ketika dalam konser, film, dan studio rekaman. Dari performa yang ditawarkan, soundcard buatan Creative kali ini memang menyuguhkan tingkat kemudahan dalam aplikasi, bahkan tergolong mobile, sehingga dapat digunakan dimana saja tanpat harus repot-repot memasang pada jalur khusus seperti kartu internal yang harus kompatibel dengan motherboard, karena Sound Blaster Digital Music Premium HD menggunakan jalur koneksi USB yang tentunya saat ini telah menjadi sistem yang universal.a SPESIFIKASI • Playback : 24-bit Digital-to-Analog conversion of digital sources in 24-bit with sampling rate of up to 96 kHz without audio monitoring • Recording : 24-bit Analog-to-Digital conversion of analog sources in 24-bit with sampling rates up to 96 kHz without audio monitoring. • Signal-to-Noise Ratio : Front Channel Out/Headphone: 114 dB (20kHz Low-pass filter, A-Weighted) • Audio Technology : THX TruStudio PC • Connectivity : * Microphone input (1/4” jack) * Headphone output (1/4” jack) * Line in / Phono in* (2 x RCA jacks) * Line out (2x RCA jacks) * Optical SPDIF input and output (2 x optical connectors) * Equipped with RIAA EQ (Equalization), which allows recording from a turntable directly without a pre-amp. • Interface : USB 2.0
audio video 25 Edisi 15/2013
PENULIS
TEST
Budi Santoso
HIMEDIA HD900A
MULTIMEDIA PLAYER KUALITAS BLU RAY + WIFI Walau produk yang satu ini bukan merupakan jenis produk baru, namun cukup menarik untuk diuji coba, karena performa yang yang ditawarkan produk ini sangat diminati para pengguna sistem home theater yang bermain di kelas HD. aat ini memang telah banyak beredar di pasaran jenis multimedia player yang dapat diaplikasikan bagi pecinta musik maupun ďŹ lm, bahkan tidak menutup kemungkinan jika harganya semakin terjangkau, perangkat ini akan dapat menggantikan sistem pemutar (player) yang telah ada sebelumnya. Dari paket yang kami terima kali ini merupakan salah satu seri buatan HiMedia, yaitu dari seri HD900A yang kardusnya han-
S
ya seukuran kotak ponsel pada umumnya, dimana pada paket ini di dalamnya terdapat sebuah unit player multimedia yang telah dilengkapi dengan catu daya terpisah, remote control, kabel HDMI dan sebuah antena Wi Fi. Ukuran dari HiMedia HD900A hanya sedikit lebih besar dari Harddisk eksternal. Melihat tampilannya, HiMedia HD900A didukung panel depan yang cukup sederhana, karena hanya terdapat sebuah tombol power. Sedangkan jika melihat bagian sisi
audio video 26 Edisi 15/2013
kanan dan kiri, maka akan terlihat jalur koneksi USB, port kartu memori SD, serta koneksi khusus untuk harddisk jenis SATA (sudah termasuk terminal catu daya). Pada bagian panel belakang, akan ditemukan koneksi AV model RCA dan miniplug untuk video component, serta koneksi HDMI. Sedangkan jalur audio digital, disediakan Toslink (optical), bahkan dengan dukungan sirkuit Ethernet, maka HiMedia HD900A dapat dihubungkan melalui jalur LAN agar dapat mengakses internet, termasuk dukungan nirkabel WiFi. Layaknya mesin komputer mini, HD900A dipersenjatai dengan chipset Realtek 1186DD 750 MHz dengan Ram DDR3 512 Megabyte, termasuk decoder audio dan video super lengkap, sehingga hampir semua format audio maupun video dapat dibaca secara normal tanpa kendala. Terutama format kelas HD seperti Mkv dan BDMV (format yang setara Blu-ray) yang mampu menampilkan kualitas video full HD 1080 progresif yang sampai detik ini masih merupakan format video resolusi paling tinggi. Dengan adanya logo 3D pada bagian panel depan, HD900A ternyata ditunjang oleh fasilitas konversi video 2D to 3D, sehingga mesin ini terbilang lengkap untuk keperluan video dengan kualitas tinggi dengan fitur terkini, yang tentunya akan cocok dengan fitur TV 3D. Kelengkapan di atas masih ditambah dengan fitur Wi Fi yang tentunya akan memudahkan dalam akses internet tanpa kabel, sehingga banyak fungsi menu yang dapat diaplikasikan secara optimal, termasuk dukungan update firmware terbaru yang dapat langsung menggunakan fasilitas tersebut. Ini belum termasuk fasilitas jalur LAN yang juga dapat digunakan saat akses internet menggunakan kabel.
SPESIFIKASI • Realtek 1186DD Chipset • 512 MB DDR3 Memory, 4GB NAND Flash • Support 3D Movie playback • Support HDMI 1.4a, high definition 1080P video output • Support Dual OS (Linux and Android OS)* • Continuous Technical Support • - For Latest Firmware Update, please check here • Build-in IEEE 802.11n Wi-Fi • Support 10/100M networking • Support 1 x USB 2.0, 1x USB 3.0 • Supports nearly all USB mice and keyboardsas well as most Bluetooth mice and keyboards (USB Bluetooth dongle required). • 7.1 Channel HD Audio and Lossless FLAC • Built-in card reader (SD/MMC/MS PRO memorycard) • Video Format :RM/RMVB;MPEG1/2/4 Elementary(M1V, M2V, M4V) MPEG1/2 PS(M2P, MPG), MPEG2 Transport Stream(TS,TP,TRP,M2T,M2TS,MTS)VOB,AVI, ASF, WMV, Matroska (MKV), MOV(H.264), MP4, RMP4 IFO, DVD-ISO,BD-ISO,MINI BD,BD-9,BD25,RBD,D5,D9,DVD,CD&nbsp; FLV • Video Codec : MPEG1,VCD1.0/2.0,SVCD(Max is 1920*1080@30P/60I or 1280*720@60P), HD MPEG2 MP/HL,ISO,IFO,VOB,TS(Max is 1920*1080@30P/60I or 1280*720@60P), HD MPEG4 SP/ASP,Xvid(Max is 1920*1080@30P/60I or 1280*720@60P), H.264 BP@L3,MP@L4.1,HP@L4.1 (Max is 1920*1080@30P/60I or 1280*720@60P), WMV9,VC-1 AP@L3(Max is 1920*1080@30P/60I or 1280*720@60P), DivX3/4/5(Max is 1920*1080@30P/60I or 1280*720@60P), XVID SD/HD(Max is 1920*1080@30P/60I or 1280*720@60P), RM/ RMVB 8/9/10 (Max is 1280*720@30P)
PENGUJIAN Ketika pengujian HiMedia HD900A, kami didukung oleh LED TV Samsung yang
Selain dukungan koneksi yang lengkap terdapat koneksi nirkabel Wi Fi
audio video 27 Edisi 15/2013
PENULIS
memiliki resolusi layar full HD (1080p). Untuk performa yang optimal, kami juga menggunakan koneksi HDMI sebagai media data AV digital antar perangkat. Pada saat permulaan di onkan, maka terlihat logo HiMedia di layar selama kurang lebih 15 detik, yang kemudian mulai tertampil menu utama. Sebagai media penyimpanan data, kami menggunakan harddisk eksternal kapasitas satu terrabit yang berisikan beberapa film dengan format HD, seperti MKV maupun BDMV. Dalam hitungan detik, ketika harddisk eksternal dikoneksi melalui USB, maka setiap file maupun folder dapat dideteksi melalui pemilihan video. Dari sini file film dapat dibuka menggunakan fasilitas menu “video” atau “File Manager”. Dengan menggunakan fasilitas toggle yang ada di remote control, maka pemilihan film dapat dilakukan dengan mudah. Dari hasil uji coba, kami rasakan akses yang responsif, dimana pada format Mkv yang rata-rata berukuran 10 gigabyte dapat langsung proses kurang dari 5 detik, sehingga terasa lebih
TEST
Budi Santoso
Dukungan remote control dan kabel HDMI
cepat ketimbang Anda memutar DVD, apalagi BluRay pada mesin player. Bahkan ketika kami coba untuk memutar format BDMV yang merupakan format asli blu-ray dengan ukuran setiap filmnya di atas 30 gigabyte, bahkan mencapai di atas 40 GB, aksesnya pun juga tergolong cepat. Jadi secara keseluruhan mesin player seperti blu-ray tidak akan mampu meloading film di awal secepat ini. Dari hasil uji coba dari kedua format di atas, terbukti kualitas video full HD dapat ditampilkan secara utuh seperti kita menonton dari mesin blu-ray, dimana semua fasilitas menu ala blu-ray dapat ditampilkan dengan baik, dari pemilihan subtitle sampai pada mode tata suara yang mendukung sampai kualitas Dolby Digital HD maupun DTS HD 7.1. Saat kami mencoba kemampuan HD900A dalam akses internet menggunakan fasilitas Wi Fi, terlihat deteksi modem terlihat cukup cepat, sehingga pilihan hotspot Wi Fi dapat langsung tertampil, dan secara otomatis jalur internet terbuka. Dalam kondisi Wi Fi On, maka kami coba untuk membuka beberapa menu yang ada, termasuk menu HiTV yang berisikan berbagai video film dan musik, bahkan untuk beberapa film terbaru kita dapat tonton secara online, baik trailernya maupun full movie. Dari hasil pengujian yang kami lakukan pada HiMedia HD900A, kami dapat simpulkan jika perangkat yang berukuran mini ini tidak dapat dianggap remeh, karena kemampuannya sebagai media hiburan keluarga pengganti berbagai jenis mesin player sepertinya dapat tergantikan oleh piranti yang satu ini. Apalagi dengan dukungan fitur suara dan gambar kualitas full HD, Anda akan disuguhkan bioskop rumah yang profesional.a
audio video 28 Edisi 15/2013
PENULIS
TEST
Budi Santoso
ANYSING AS-888SE SPEAKER KARAOKE Dalam industri karaoke, peran loudspeaker sangat penting, karena hasil akhir kualitas audio tertumpu pada piranti tersebut, wajar saja jika loudspeaker karaoke dirancang khusus supaya dapat menampilkan kualitas music dan vocal yang balance, termasuk produk buatan Anysing yang diulas kali ini. nysing AS-888SE menjadi salah satu pilihan menarik sebagai mesin reproduktor karaoke agar diperoleh nuansa musik live. Loudspeaker ini didesain khusus agar dapat merepro vocal dan musik sebagai media yang memang dibuat untuk sistem tata suara karaoke. Jika melihat tampilannya, Anysing AS-
A
888SE merupakan loudspeaker sistem duajalur menggunakan tiga buah driver, yaitu dua tweeter mengapit satu woofer di tengah yang disusun secara simetris, dimana untuk seri ini semua driver terlindung grill model strip horisontal yang terlihat elegan. Untuk ukuran driver bass adalah 10 inci, yang tentunya cukup ideal untuk ruang
audio video 30 Edisi 15/2013
karaoke berukuran sedang, dimana ukuran kotaknya terlihat tidak kompak dengan desain yang luwes, sehingga tidak akan merusak pandangan dalam penempatannya. Dari hasil pengujian, Anysing AS888SE loudspeaker ini ternyata memang cukup mengagumkan , Ini kami buktikan saat semua komponen terpasang, reproduksi music karaoke ala Midi terdengar solid dan gesit, sehingga loudspeaker ini mampu merespon irama beat yang tersalur sangat dinamis, Karakter vocal dari Anysing AS-888SE juga menjadi salah satu yang dapat nilai plus, karena tidak sajaresponsif, tapi juga mampu merepro vocal secara profesionlal yang hasilnya mampu menghadirkan music karaoke dengan tingkat kenyamanan tersendiri. Walau kami menggunakan mikropon wireless, kontur suara yang ditampilkan tidak kusam dan tetap tersaji detil. Dari Uji secara keseluruhan, Anysing AS-888SE memang patut diacungi jempol dalam reproduksi suara, baik menggukan music Midi maupun digital audio, karena performa yang ditampilkan dapat disandingkan setara dengan beberapa loudspeaker karaoke lain yang sudah ternama lainnya.a
SPESIFIKASI • Type - Bass Refiex Type • System - 2 Ways 3 Speakers • Woofer Unit - 25cm Paper Cone Type*1unit • Tweeter Unit - 8cm Paper Cone Type*2units,Double Tweeter • Max Input Power - 450W • Rating Input Power - 200W • Dimensions(mm) - 290(H) x 506(W) x 283(D) • Weight - 11 kg per piece • Impedance - 8 ohms
audio video 31 Edisi 15/2013
PENULIS
TEST
Budi Santoso
POLYTRON PHT-925L Paket Home Theater in a Box (HTiB) ternyata semakin banyak diminati, karena selain praktis, harganyapun terjangkau. Bahkan kemampuan dalam menghadirkan kualitas suara untuk sistem bioskop rumah dianggap cukup memadai. ebagai brand asal lokal, Polytron memang cukup banyak meluncurkan produk-produknya, baik dari TV LED/LCD, loudspeaker, kompo, sampai pada jenis sistem home theater paket, dimana salah satunya adalah seri PHT-925L yang merupakan sistem HtiB siap pakai. Ketika lab Avi kedatangan produk Polytron PHT-925L, terlihat hanya satu kardus berukuran cukup besar, dimana di dalamnya terdapat satu paket lengkap berupa 4 unit speaker satelit model
S
tower, sebuah speake center, dan sebuah subwoofer pasif. Sebagai unit utamanya, mesin source berbasis DVD player dan ampliďŹ er multikanalnya terintegrasi dalam satu kotak yang juga masih dalam satu kardus. Sebagai kelengkapan lain, juga disediakan perkabelan untuk speaker serta sebuah remote control.
PENGUJIAN Untuk membentuk sistem tata suara home theater dengan konďŹ gurasi 5.1
audio video 32 Edisi 15/2013
Terminal koneksi speaker yang kompak serta koneksi audio video yang mumpuni
kanal, maka Polytron PHT 922L dengan jajaran Speaker SPK 922LA digabungkan, sehingga terjalinlah sistem HTiB yang telah siap tempur. Seperti pada seri PHT 922L yang sebelumnya telah kami uji, pengkoneksian kabel sangat dimudahkan dengan adanya slot khusus yang disediakan oleh unit amplifier/ player, terutama untuk jalur koneksi loudspeaker, baik center, front, maupun surround. Untuk mensuplay daya super woofer (pengganti modul subwoofer), juga disediakan jenis koneksi yang sama, dimana untuk penguat dayanya mengandalkan amplifier yang masuk satu modul dengan penguat daya loudspeaker lainnya. Setelah semua jalur terkoneksi dengan baik pada semua speaker terpasang, kami mencoba memutarkan beberapa piringan format DVD, baik dari jenis musik maupun film. Untuk pengujian pertama, kami mencoba memutarkan rekaman live music dari
konser band legendaris asal Jerman, Scorpion yang disetting pada mode tata suara Dolby Digital 5.1. Dari hasil uji dengar, terbukti bahwa hasil kolaborasi dengan superwoofer dalam menampilkan musik di atas ternyata dihasilkan performa suara yang cukup menakjubkan, dimana dimana sebelumnya pada menu setting, kami lakukan pengurangan gain 4 titik untuk surround, dan 3 titik pada speaker center, dan untuk super woofer kami tambahkan sampai 3 titik, sehingga efek vokal terdengar berat dan berbobot dan balance dengan iringan musik. Kemampuan amplifier terintegrasi yang menangani super woofer juga tidak mengecewakan, karena ternyata sanggup, menampilkan suara bas yang mulus tanpa terjadi kliping, walau untuk nada super rendah memang kurang memadai, terutama untuk memutar film.Namun untuk mendengarkan musik tergolong baik.a
SPESIFIKASI • DVD PLAYER : Yes • USB PLAYER (Input) : Yes • HDMI Out : Yes • MIC Input : 2 • MIC ECHO : Yes • LINE Input : Yes • Built In FM Tuner : Yes • EQUALIZER SYSTEM 10 Preset : (FLAT, ROCK, POP, CLASSIC , JAZZ, DANCE, TECHNO, SOFT, DANGDUT & THEATER) • Audio Power Subwoofer : 50Wrms • Speaker System 5.1 : Yes
audio video 33 Edisi 15/2013
PENULIS
HI END
Tjandra Ghozalli
JANGAN PANDANG ENTENG CATU DAYA Pada mula hifi diketemukan, audiophile masih belum memikirkan tentang catu daya (jala jala PLN). Makanya majalah Hi-Fi tempo doeloe tidak pernah membahas tentang catu daya dan memang belum ada perangkat yang dijual untuk memperbaiki karakter catu daya. Namun semakin lama para audiophile mulai melirik ke catu daya – memikirkan bagaimana cara mendapatkan tegangan jala jala yang bersih dari interferensi, desah dan kilat. ulai dekade 90 an bermunculan perangkat “power conditioner” yang paling terkenal adalah
M
produk Moster Cable dari Amerika. Power Conditioner memiliki sejumlah fungsi seperti membebaskan tegangan (arus) jala jala
audio video 34 Edisi 15/2013
dengan Keith Martin yakni pendiri dan managing director dari British Power Conditioners dengan brand IsoTek. Keith Martin masih muda baru berkepala empat, rambutnya gondrong, lebih mirip artis katimbang pengusaha. Namun demikian Keith sudah membuat sejumlah makalah yang berkenaan tentang Catu Daya, namanya masuk jajaran IEEE. Baiklah pada saat itu di kamar IsoTek telah dipersiapkan sejumlah perangkat sebagai berikut: • CD Transport • DAC • Pre Amp • Power Amp • Loudspeaker • Power Conditioner • Kabel
: Musical Fidelity MF M1CD5 : Musical Fidelity M1DAC : Marantz PM-K1 : Musical Fidelity Titan (mono x 2) : KEF Ref.205 : IsoTek Sigmas : IsoTek Supreme Cable
MUSICAL FIDELITY M1DAC
dari gangguan interferensi gelombang radio, kilat, dynamo, dan perangkat gadget lainnya. Tugas power conditioner lainnya adalah untuk mengatur “timing” dari perangkat mana yang terlebih dahulu “on” dan sebaliknya mana yang lebih dulu “off”. Misalnya ketika menghidupkan tata suara maka pre amp harus terlebih dahulu “on” sebelum power amp “on” supaya bunyi spark dari switch, catu daya tidak diperkuat masuk ke loudspeaker sebagai bunyi “duukk”. Sebaliknya ketika sistem akan di “off”kan maka yang terlebih dahulu power amp mati dari pada preamp – dengan alasan yang sama supaya jangan masuk gangguan dari spark preamp ke power amplifier. Pada acara IHEAC Show tahun silam saya sempat berkenalan
PERFORMANCE • Jitter: <12 picoseconds peak to peak • THD(+ noise): <0.0025% 10Hz to 20 kHz • Frequency Response: +0, –1dB, 5Hz to 100 kHz INPUTS • 1x XLR AES balanced digital input • 1x RCA coaxial connector SPDIF 32-192 kbps (16-24 bit stereo PCM) • 1x TOSLINK optical connector 32-96 kbps (16-24 bit stereo PCM) • 1x USB type ‘B’ connector for computer/PDA - 16-24 bits, 32-96 kbps (Determined by source file/computer settings) OUTPUTS • 1x line level RCA (phono) • 1x line level XLR (balanced) GENERAL • Dimensions - WxHxD (mm): 220 x 100 x 300 • Weight (unpacked / packed): 3.4 kg / 4.1 kg
audio video 35 Edisi 15/2013
PENULIS
HI END
Tjandra Ghozalli
Sebelum demo, Keith berceramah tentang apa yang namanya “power conditioner”. Bahwa rangkaian jala jala listrik (PLN) itu ibarat kabel antena yang terbentang puluhan bahkan ratusan kilometer. Disepanjang perjalanannya kabel listrik “menyerap” sinyal gangguan yang berasal dari microwave, PC, HP, tablet, TV, handphone, dan sebagainya. Terbukti bahwa saluran catu daya kita telah dikotori oleh beragam perangkat elektronik apabila dilihat pakai oscilloscope. Ketika tegangan jala jala ini masuk ke perangkat audio maka penapis catu daya yang ada di perangkat tidak mampu menapisnya secara detail, masih banyak gangguan yang lolos masuk ke sirkit audio sehingga mengganggu kemurnian reproduksi suaranya. Power conditioner IsoTek menapis beragam sinyal gangguan seperti Differential Main Noise, Common Main Noise, RF Interference, Ground Noise, Spark Noise, dan masih banyak lagi gangguan spesifik lainnya. Seluruh perangkat tata suara yang ada di dalam ruang ini bercatu daya dari colokan catu daya yang ada di panel belakang Power Conditioner Sigmas. Di mana ada 3 untuk arus besar (amplifier) dan 4 untuk arus menengah (CD Transport dsb). Semua menggunakan colokan standar Amerika yang memiliki “ground” selain “positip” dan “nol”.
MARANTZ PM-K1
• Description: Solid-state, remote-controlled, stereo integrated amplifier with 5 line inputs (2 associated with tape loops), 1 MM/MC phono input. Power output: 90Wpc into 8 ohms (19.5dBW), 140Wpc into 4 ohms (18.5dBW). Frequency response (CD, 1W, 8 ohm load): 5Hz–100kHz, ±3dB. Output bandwidth (8 ohm load, 0.05% THD+N): 5Hz–40kHz. Input sensitivity: CD/line, 240mV/20k ohms; phono (MC), 270μV/100 ohms; phono (MM), 2.7mV/47k ohms; P. Direct in: 1.7V/20k ohms. Pre-out output voltage/ output impedance: 1.7V/220 ohms. Phono overload: MC, 15mV; MM, 150mV. THD: 0.05%, 20Hz–20kHz, both channels driven into 8 ohms. Signal/noise (IHF-A, ref. 1W, 8 ohm load): CD/line (500mV input), 89dB; phono MC (0.5mV), 75dB; phono MM (5mV), 86dB. Power consumption: 220W. • Dimensions: 17.375” (445mm) W by 5” (130mm) H by 17.5” (450mm) D. Weight: 44.1 lbs (20kg).
UJI DENGAR Pertama perangkat Power Conditioner di bypass. Lalu kami diputarkan permainan Norah Jones. Setelah satu lagu selesai, maka lagu yang sama diputar ulang dengan Power Conditioner “aktip”. Supaya memory kita masih mengingat data musikal dari keduanya, maka perpindahan ini harus cepat – menggunakan tombol utama. Dari pengujian gonta ganti bypass – aktip selama beberapa kali, maka kita dapat merasakan ketika Power Conditioner aktip maka suara terkesan lebih detail dan lebih berdinamika. Ketika Power Conditioner “bypass” maka detail dan bidang dinamika terasa berkurang.
Kika : Penulis, Charlie dan Keith
audio video 36 Edisi 15/2013
Semakin musik mengandung lonjakan lonjakan suara (misal musik pop disko) maka akan semakin nyata bedanya ketika “bypass” dan “aktip”. Secara teorinya, semakin bersih tegangan catu daya dari sinyal gangguan maka detail musik yang beramplituda kecil akan naik ke permukaan dan terlihat
(terdengar) keberadaannya. Lonjakan sinyal audio semakin luas bidangnya selama tidak ada superposisi dari sinyal gangguan yang akan klipping ketika terjadi lonjakan musik. Nyatalah sudah bahwa Power Condioner memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audio dari perangkat tata suara kita.a
KEF REF.205
ISOTEK SIGMAS
• Mains inlet : 16Amp IEC (C20) • Mains voltage : 100-240VAC/50-60Hz • High current : 16Amps • Medium current 6Amps • Maximum current : 16Amps continuous • Total available power (230V) : 3680W • High (Circuit/Transient) : 4600W/Unlimited • Medium (Circuit) : 1380W • Dimensions :444x85x305mm (WxHxD)
MUSICAL FIDELITY TITAN
PERFORMANCE • Power output: 1000 Watts per channel into 8 Ohms (30 dBW) • THD(+ noise): • Signal to Noise Ratio: >126dB • Frequency Response: +0, –0.5dB, 20Hz to 20kHz INPUTS • 1x RCA Phono Line Level • 1x Line level XLR Balanced GENERAL • Dimensions - WxHxD (mm): 483 x 185 x 635 (Amplifier) - 483 x 185 x 615 (Power Supply) • Weight (unpacked / packed): 45 kg / 50 kg (Amplifier) - 68 kg / 75 kg (Power Supply)
• Enclosure Type : Three way Bass reflex • Dimensions (HxWxD) in mm : 1105x285x433 • Weight : 33kg • Mid range driver : 1x165mm • Impedance : 8 Ohms • Sensitivity SPL/m/2.83V : 90dB • Amplifier Power Range : 50 to 300 Watts • Cross Over Frequency : 2.3KHz • Frequency Response at 3dB : 45Hz - 60KHz • LF Driver : 2x200mm • HF Driver : 1x25mm • Finish : Blk,Ch,AmW,SSyc
audio video 37 Edisi 15/2013
PENULIS
HI END
Tjandra Ghozalli
HIGH END MUSIC THEATER Sejalan dengan lahirnya Blu-ray, maka lahir pula High End Music Theater yang disukai oleh sebagian audiophile. Berbeda dari audio stereo dua kanal, audio high end Music Theater memakai teknologi multi kanal (umumnya 5.1). audio video 38 Edisi 15/2013
blegur., sehingga woofer jadi kendor. Sudah dipersiapkan sejumlah perangkat: • Blu-ray Player • Receiver • Front Speaker • Center Speaker • Surround Speaker • Subwoofer
: Denon DBP-4010 : Denon AVR-4308 : Quadral Orkan VIII : Quadral Prestige Base : Quadral Altan VIII : JL Audio Phantom113
Umumnya loudspeaker tower Quadral menggunakan teknik Tuneful bass yakni driver bass berada di dalam kabinet utama yang dihadapannya diberikan tirai string. Konon teknik ini mampu mengontrol gerakan konus woofer sedemikian rupa sehingga reproduksi bass sangat clean. UJI DENGAR Sebagai materi uji dengan diputar album Blu-ray David Foster “Hit Man” sebuah album blu-ray yang bagus untuk dipakai berdemo. Dari pengamatan kami, sistem ini menyajikan suara yang “sopan” dengan gebukan bass yang teratur. Bunyi ketukan piano sungguh menawan, jauh dari kesan artificial.
DENON DBP-4010
alam suatu kesempatan kami (saya dengan sejumlah kawan) mengunjungi kamar Denon & Quadral. Ruang ini menyajikan perangkat tata suara High End Music Theater yakni perangkat yang umumnya digunakan hanya untuk musik surround dan jarang (bahkan tidak diperkenankan) memainkan film apalagi film aksi yang penuh dengan bunyi blegar
D
• BD-Live: Yes (SD card purchase required) • BonusView: Yes • Firmware Version: 0005cd1d34fd • 3D: No • Audio Decoding: Dolby TrueHD, DTS-HD Master Audio, Dolby Digital Plus • Video Resolutions: 1080p24/60, 1080i, 720p, 480i/p • Compatible Playback Formats: BD-Video, BD-R/-RE, DVD, DVD-Audio, DVD-R/+R/-RW/+RW, CD, CD-R/-RW, HDCD, AVCHD, MP3, WMA, JPEG • Dimensions (W x H x D, inches): 17.1 x 5.4 x 15.1
audio video 39 Edisi 15/2013
PENULIS
HI END
Tjandra Ghozalli
Secara over-all, tata suara racikan Denon dan Quadral bagus untuk dijadikan komponen dasar dari High End Music Theater. Sebaiknya memang jangan disatukan dengan tata suara home theater. Kalau driver Quadral semahal ini dipakai untuk keperluan home theater dikhawatirkan tingkat elastisa woofer mengendur sehingga ketika dipakai bermain musik, bunyi petikan dawai bass terasa kurang gesit dan kurang tight
Bunyi gitar bass tersimak teratur. Sayang sekali pada waktu demo, subwoofer dihidupkan sehingga kami tidak bisa melacak bagaimana kehebatan tuneful bass dari speaker Quadral Orkan VIII. Menurut kami lebih baik amplifier Denon disetel stereo biasa, lalu pakai sistem stereo 2 kanal untuk menelaah betapa bagusnya “tuneful bass” yang dimiliki Quadral Orkan VIII. Namun karena keterbatasan waktu kunjungan, maka kami cukup menyimak musik multi kanal.
QUADRAL ORKAN VIII
• Typ : 3-Wege • Prinzip : Druckkammer/Bassreflex • Nenn-/Musikbelastbarkeit (W) : 160/250 W • Übertragungsbereich (Hz) : 28...65.000 Hz • Übergangsfrequenz (Hz) :330/2700 Hz • Wirkungsgrad (dB/1W/1m) : 89 dB • Für Verstärker (Ohm) : 4...8 • Hochtöner : Bändchen • Mitteltöner : 170 mm Ø ALTIMA® • Tieftöner : 2x 170 mm Ø ALTIMA® • Maße (H x B x T) in cm : 102,2 x 22,2 x 44,8 cm • Gewicht in kg : 31 kg
Setelah itu album diganti permainan klarinet oleh Kenny G. Kami simak bunyi alunan klarinet sangat lantang penuh timbre – enak di telinga. Namun karena menggunakan subwoofer maka terkadang suka oversize bassnya yang kurang natural. Secara overall, tata suara racikan Denon dan Quadral bagus untuk dijadikan komponen dasar dari High End Music Theater. Sebaiknya memang jangan disatukan dengan tata suara home theater. Kalau driver Quadral semahal audio video 40 Edisi 15/2013
ini dipakai untuk keperluan home theater dikhawatirkan tingkat elastisa woofer mengendur sehingga ketika dipakai bermain musik, bunyi petikan dawai bass terasa kurang gesit dan kurang tight. Demikian hampir 30 menit kami berada di kamar Denon & Quadral, kami lumayan puas atas karakter suara gabungan Denon & Quadral – pas untuk High End Music Theater.a
QUADRAL ALTAN VIII
DENON AVR-4308
• Type: 2-way • - Design principle: bass reflex • - Nominal/music power (W): 70/120 W • - Frequency response (Hz): 38..65.000 Hz • - Crossover frequency (Hz): 2400 Hz • - Efficiency (dB/1W/1m): 87 dB • - Impedance (Ohm): 4..8 • - Tweeter: ribbon • - Woofer: 170 mm ALTIMA • - Maße (H x B x T) in cm: 40,5 x 22,2 x 34,55 cm • - Weight in kg: 12,6 kg
QUADRAL PRESTIGE BASE
• Prinzip : 3-Wege • Belastbarkeit RMS / max. : 120 - 200 W • Impedanz (nominal) : 4...8 Ω • Empfindlichkeit @1V/1m : 870 dB • Bi-Wiring-Terminal : yes • Übergangsfrequenz : 500/2600 Hz • Chassis ___Hochtöner: Bändchen, Mitteltöner: 135 mm Ø ALTIMA®, Tieftöner: 135 mm Ø ALTIMA® • Abmessungen (BxHxT) : 179x480x247 mm • Gewicht (Stück) : 10,4 kg
• Video scaling : 1080p • Weight (kg) : 19 • Multichannel analogue in : 8ch • Channels/power(w) : 7x130 • Tuner Presets : 56 • Dimensions (hwd, cm) : 20x43x46 • Phono in : mc • THX : 0 • Multiroom : 3 Zone • LW : Yes • Network capable : Yes • Optical digital in ; 4 • Learning remote : Yes • MW : Yes • HDMI Video out : 2 • Optical digital out : 2 • HDMI Audio out : 2 • HDMI Video in : 4 • Internet : Yes • SW : No • HDMI Audio in : 4 • USB Audio in : 2 • USB Video : 0 • Video upconversion : Yes • S-Video out : 2 • S-Video in : 7
audio video 41 Edisi 15/2013
• Pro-Logic II : Yes • Pro-Logic IIx : Yes • Room EQ : Yes • Preouts : 12 • Ethernet audio : 1 • Component out : 2 • Composite in : 7 • Composite out : 2 • DAB : Yes • Component in : 3 • Coaxial digital out : 0 • Analogue audio in : 10 • Analogue audio out : 2 • Auto set-up : Yes • Coaxial digital in ; 3 • HDMI 1.3a : Yes • Dolby Digital EX : Yes • Ethernet video : 0 • FireWire in : 0 • FM : Yes • HD audio via HDMI : Yes • Dolby Digital Plus : Yes • DTS-ES : Yes • Dolby TrueHD: Yes • DTS Neo:6 : Yes • DTS HD : Yes • DTS Master Audio : Yes • DTS 96/24 : Yes
PENULIS
HOME THEATER
Tjandra Ghozalli
PENETRASI PRO AUDIO KE DALAM HOME THEATER Ada rasa ketidak puasan kaum cinemaphile akan kualitas suara dari perangkat home theater pasaran yang menurut mereka jauh dari realistis.
erangkat home theater (consumen good) terutama loudspeaker adalah produk kompromi antara tata suara ďŹ lm dan tata suara musik. Tata suara ďŹ lm memerlukan loudspeaker yang bersuara
P
garang sedang tata suara musik memerlukan loudspeaker yang bersuara musikal. Keduanya bertolak belakang, terutama dalam hal bidang dinamika. Tata suara musik stereo rumah dibatasi tekanan suaranya (SPL)
audio video 42 Edisi 15/2013
mengingat pemakaiannya di rumah yang tentunya memiliki tetangga. Pada tata suara consumen good tembakan suaranya dibatasi agar tidak mengganggu para tetangga. Sebaliknya pada keadaan kehidupan nyata bidang dinamika tak terbatasi. Juga di dalam tata suara bioskop, bidang dinamikanya jauh lebih lebar dari pada tata suara home theater. Agaknya hal ini yang menyebabkan para cinemaphile berusaha mencari alternatif lain, termasuk bung Bubun Purwadi, seorang maniac home theater. Akhirnya setelah mengontak sana sini, bung Bubun memutuskan untuk menggunakan loudspeaker pro audio â&#x20AC;&#x153;Meyer Soundâ&#x20AC;?. Ada beberapa pertimbangan dipilihnya Meyer Sound antara lain; nada tinggi halus, sudah built-in ampliďŹ er sehingga tidak perlu membeli ampliďŹ er terpisah. Juga Meyer Sound punya program pengaturan suara sehingga tanggapan frekuensi lebih datar dan tanggapan fasa memiliki pergeseran sambungan yang relatip kecil. Dengan keunggulan inilah, bung Bubun memutuskan loudspeaker produk Meyer Sound menjadi pilihan utama.
Bubun Purwadi
audio video 43 Edisi 15/2013
PENULIS
HOME THEATER
Tjandra Ghozalli
Yamaha Stagea electrone dipakai untuk latihan koor
BASEMENT
Ruang home theater bung Bubun Purwadi yang berdomisili di Kluster Katamaran, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara terletak di lantai basement. Ruang home theater ini ditreatment akustik dan didekor bergaya minimalis klasik. Sengaja home theater ini dibuat di basement agar gemuruh suara perangkat pro audio ini tidak merambah ke rumah tetangga. Selain itu ruang ini menjadi senyap karena terisolir secara akustik dari keramaian jalan raya. KARAOKE DAN HOME THEATER Di dalam ruang home theater seluas 5 x 11 meter ini terpasang berbagai perangkat hiburan untuk home theater dan karaoke
bahkan untuk latihan koor! Adapun perangkat audio yang terpasang adalah: • Blu-ray Player • Processor Pre-amp • Audio Management • Power Management • Loudspeaker
• Mixer • Mic Wireless
: Oppo BDP-83 : Denon DN-A7100 : XTA DP-444 (x 2) : Sound Lab SP-1018Pro : Meyer Sound UPA1P (speaker utama x 3), Meyer Sound UPM-1P (speaker surround x 2), Meyer Sound HP (subwoofer) : Allen & Heath WZ 12:2 : Shure SLX-4
Di samping itu di dalam ruang ada Yamaha Stagea electone, PC server, dan pro-
audio video 44 Edisi 15/2013
Lampu inbow diberi silikon supaya tidak lepas Ujung tiang bernuansa klasik
Ratusan album blu-ray koleksi bung Bubun Rak botol wine
jektor video Sharp Vision. Dilengkapi juga sofa Lazyboy dua jajar untuk penonton. Sebagai materi uji coba, bung Bubun memutar album Blu-ray “Chai Ching Legend”. Dalam kariernya Chai Ching sebagai biduanita Taiwan selama 25 tahun maka dibuat album anniversary nya yang direkam langsung (live show). Dalam lagunya “Love With End”, vokal Chai Ching yang
Deretan kursi lazyboy untuk menonton Counter Bar untuk istirahat
audio video 45 Edisi 15/2013
PENULIS
HOME THEATER
Tjandra Ghozalli
Projektor video Sharp Vision penuh vibrasi mampu
direpro oleh perangkat Meyer Sound dengan syahdu. Vokal sibilans Chai Ching tersimak halus. Jarang ada loudspeaker pro yang berkarakter trebel demikian. Hampir setengah jam kami menikmati alunan vokal Chai Ching. Keunggulan lain – perangkat ini mampu mengikuti gejolak vokal Chai Ching terasa lepas tanpa hambatan. Bunyi piano pengiring terasa pukulan hammer nya tidak polos begitu saja, menandakan loudspeaker ini memiliki micro detil yang baik. Bagaimana dengan movie? Diputarkan album movie Blu-ray “Battleship” karya produser Peter PC dan mixer karaoke Berg – sebuah film
DVD player dan receiver karaoke
audio video 46 Edisi 15/2013
peperangan antara manusia dengan alien luar angkasa. Film ini layak ditonton oleh videophile karena selain gambarnya bagus juga audionya mantap. Bunyi senapan laser, rudal, dan jejak kaki alien raksasa mampu menggetarkan lantai dan dada penonton. Inilah kebagusan perangkat pro audio. Dikarenakan SPL nya tinggi maka tekanan udara yang menghempas penonton sangat terasa terutama di dada. Dengan subwoofer pro yang dimotori oleh dua driver 18â&#x20AC;? memang bukan tandingan subwoofer consumen. Apabila ruang home theater ini berada di lantai dasar maka dapat dipastikan rambatan low freq akan menjalar jauh. Namun karena berada di basement maka rambatan ini teredam tanah, sehingga tak mengganggu tetangga. Tersimpulkan bahwa pemakaian loudspeaker pro audio berkeunggulan dalam menyajikan lonjakan dinamika yang hidup dan getaran sub bass yang menghempas pendengarnya â&#x20AC;&#x201C; hal semacam ini tak didapati pada loudspeaker consumen. a
Speaker center dan subwofer untuk film
Speaker Surround
Speaker depan
audio video 47 Edisi 15/2013
PENULIS
HOME THEATER
David Susilo
AKUNG CINEMA EXPERIENCE II DAPUR UJI COBA AVI DENGAN SERTIFIKASI THX PM3 Hampir empat tahun yang lalu saya membangun ruang review dengan peralatan relatif sederhana macam proyektor Panasonic PT-AE3000, receiver Pioneer Elite SC-25, Subwoofer Kenwood 103 dan blu-ray player Pioneer Elite BDP-51. Ruang ini oleh Ryan Hennigan dari kantor pusat THX lulus sertiďŹ kasi THX dengan standar rumahan (Home THX). audio video 48 Edisi 15/2013
etelah menabung selama hampir empat tahun, saya berusaha untuk mendapatkan sertifikasi THX PM3 dimana kualitas suara dan proyeksi harus memenuhi kaidah mastering studio bersertifikasi THX. Untungnya, semua speaker saya, PSB Century 300i, tidak perlu diganti. Layar Grandview 96” 21:9 juga tidak perlu diganti. Yang pertama saya ganti adalah subwoofer Kenwood 103 menjadi PSB SubSeries 300 yang membuat frekuensi rendah yang aslinya di 28 Hz menjadi 24 Hz. Receiver berubah dari Pioneer Elite SC25 menjadi Anthem MRX-700. Amplifikasi ditambah dengan setumpuk Parasound A23 dan blu-ray player diubah menjadi Pioneer Elite BDP-62. Proyektor juga harus diganti. Dari yang aslinya Panasonic PT-AE3000 sekarang menjadi PT-AE7000 dengan brightness dari 14ftL menjadi 16ftL. Untungnya bagi saya adalah dari awal pembangunan ruang ini, saya sudah memisahkan tiga sekering khusus untuk ruang ini yang secara total juga terpisah dari bagian rumah lainnya. Jadi satu sekring hanya untuk lampu, satu sekring untuk audio dan satu sekring lagi untuk video karena saya takut terjadi interferensi. Ternyata THX PM3 juga mengharuskan hal yang sama. Satu-satunya problema sekarang adalah karena saya tidak punya cukup tempat untuk menumpuk semua amplifier Parasound A23 tersebut, saya harus menggunakan Antec SoundScience AV cooler untuk sirkulasi udara.a
S
DAFTAR PERALATAN: • Antec SoundScience AV Cooler x5 • Anthem MRX-700 Receiver • Darbee Darblet DVP-5000 Video Processor • Grandview 96” 21:9 1.0gain screen • Gut Wire AC Cables • Kimber Kable 19e HDMI Cables • Musical Fidelity X10v3 Tube Pre-amp • Panasonic PT-AE8000U Projector • Parasound Halo A23 Power Amplifier x3
audio video 49 Edisi 15/2013
• Parasound Zdac External DAC • Pioneer CLD-604D LaserDisc Player • Pioneer Elite BDP-62FD Bluray Player • Pioneer Elite PD-D9 CD Player • Scientific Atlanta SA-8300HD PVR x3 • Vermouth Black Curse Speaker Wires • Western Digital WDTV Live Plus • Western Digital 3TB Hard Drive x2
PENULIS
TIPS & TRICKS
David Susilo
MEMILIH DAC, GAMPANG-GAMPANG-SUSAH DAC (Digital to Analog Converter) eksternal biasanya digunakan sebagai upgrade kualitas suara dari CD transport maupun (kadang) komputer.
ecara general, DAC ada 4 bagian utama; power supply, clock, DAC chip, analog stage. Tapi dibagian DAC chip itu mengandung SRC (sample rate converter), PLL jitter reduction, bit-rate converter dan error correction. “Problem”nya adalah kita tidak bisa betul2 membandingkan apple-to-apple karena kita tidak bisa membuat PS, Clock, Analog Stage yang 100% sama dan hanya mengganti2 DAC chip-nya. Paling banter bisa dibuat mirip. Nah, dari bagian penunjang yang dibuat semirip mungkin, Pioneer Japan pernah melakukan uji coba yang menyertakan Yamaha dan Parasound. Ketika itu, yang diuji coba hanya Burr Brown, Wolfson Microelectronics, Analog Devices, dan Crystal Semiconductor. Hasilnya dari 50(?) studio engineers dan professional audio lainnya, hasilnya adalah sbb: Crystal Semiconductor: terlalu “sopan”, untuk musik penuh dinamika, attack-nya kurang nyata terdengar. Burr Brown: biasabiasa saja tetapi tidak boleh menggunakan fungsi SRC-nya (upsampling dari 16bit 44.1kHz menjadi 24bit 192 kHz, misalnya) karena fungsi SRC-nya buruk.
S
Analog Devices dianggap terlalu akurat dan klinis serta kurang musikal (ini saya juga setuju) sehingga akhirnya digunakan Parasound dan Apogee sebagai ADC dan DAC di studio rekaman. Wolfson kurang akurat tapi hasilnya sangat musikal, khususnya bila SRC di setting ke 32-bit dan sample rate diatas 192 kHz. Suaranya sangat “analog”. Karena hal-hal diatas, saya menggunakan Cambridge Audio Dac Magic Plus untuk mendengarkan musik dan Parasound Zdac untuk me-review kualitas suara audio CD, speaker, maupun amplifier karena kualitasnya yang teramat jujur. Ditelinga saya, AKM malah lebih jujur lagi, tapi tidak ada DAC terpisah yang relatif murah yang menggunakan AKM, jadi saya tidak mampu membelinya. Jadi dimana unsur gampang-gampangsusah-nya? Kalau mau membeli DAC untuk studio, tinggal beli Zdac karena secara matematis dan objektif paling akurat (dan digunakan oleh THX, Skywalker Sound, Abbey Road, AIR Studios dll). Tetapi mana yang bagus? Yah buntutnya tergantung telinga dan kombinasi peralatan masingmasing individu.a
audio video 50 Edisi 15/2013
Metallica Title : Quebec Magnetic (DVD Live) Genre : Thrash Metal, Heavy Metal
R
upanya pengusung Trash Metal asal Los Angeles California ini tidak cepat lekang popularitasnya. Walaupun berkarier lebih dari 2 dekade lamanya, Metallica masih mampu menjadi band rock yang paling disegani. Setelah album Death Magnetic (2008), band berawak James Hetfield (vokal, gitar), Lars Ulrich (drum), Kirk Hammett (lead gitar), dan Robert Trujillo (bass) ini masih disibukkan dengan berbagai konser di hampir seluruh penjuru dunia, dalam rangka promo album terakhirnya tersebut. Sayang memang, mereka tidak sempat mampir ke tanah air. Akan tetapi sepertinya Anda masih bisa menikmati salah satu dari konser panjang band ini dengan DVD live. Seperti titlenya, “Quebec Magnetic”, DVD ini memang merupakan rekaman live album mereka di Colisée Pepsi, di Quebec, Canada, yang diselenggarakan pada tanggal 31 Oktober dan 1 November tahun 2009 lalu. Dua hari konser yang merekam tidak kurang dari 19 lagu, seperti “My Apocalypse”, “The Day Never Comes”. Atau dari album dan lagu hits lama mereka seperti “One”, “Master Of Puppets”, “Sad But True”, sampai “Enter Sandman”. Album ini juga berisi CD bonus track sebanyak 8 buah. Memuat lagu seperti “From Whome The Bell Tolls”, “Breadfan”, dan lainnya. Menjadi DVD album plus yang komplit buat penggemar Metallica untuk dijadikan koleksi yang eksklusif. Sugesti : Menikmati gaharnya sound dari panggung spektakuler sekaligus merasakan kejayaan Thrash Metal di panggung musik rock dunia.
Bloc Party Title : Four Genre : Indie Rock, Postbritpop
B
and asal London ini sempat mengejutkan di awal karier mereka. Akan tetapi setelah album terakhirnya, Intimacy (2008), nama mereka sepertinya tenggelam dengan derasnya pendatang baru di panggung musik dunia. Rupanya Kele Okereke (vokal, gitar), Russell Lissack (lead gitar), Gordon Moakes (bass), dan Matthew Tong (drum) tidak hanya berpangku tangan. Justru mereka hadir lagi dengan albumnya yang keempat ini. Mereka sepertinya hadir dengan konsep yang lebih fresh, tanpa menghilangkan ciri bermusik mereka. “Octopus” menjadi hits andalan di album ini. Lagu ini cukup eksploratif dari pilihan sound, walau banyak menampilkan karakter distorsi. Dengan nuansa indie rock yang kuat, lagu ini sebenarnya memiliki energi yang terpendam dan akan terasa semakin klimaks di ending lagu. Justru lagu “So He Begins to Lie” mereka banyak bermain dengan nada distortif, walaupun masih menampilkan aransemen yang agak rumit. Jika banyak menampilkan sound distortif, kali ini justru tampil dengan sound yang lebih rapi, dengan aransemen yang menarik lagu berkarakter ballad “Truth” ini malah bisa tampil enerjik dan bertenaga. Keberanian mereka untuk bermain-main dengan sound dan tidak melakukan aransemen standar, menjadi hal menarik di album ini. Apalagi mereka mampu memberikan sebuah nuansa. Layak diapresiasi. Sugesti : Album yang bisa didengarkan di segala kondisi, bagi Anda yang banyak menggunakan tenaga dan pikiran.
Kebangkitan Aerosmith
S
ebagai band legendaris sekaligus ikon Rock N Roll, Aerosmith bisa dikatakan mati suri beberapa waktu terakhir. Bayangkan saja, band yang melegenda dengan hits-hits yang menggemparkan panggung rock dunia ini hampir satu dekade tidak berbuat apapun, selain meluncurkan album The Best, sisa-sisa dari kejayaan dan musik mereka yang termasuk kategori evergreen, yaitu digemari sepanjang masa. Dan pada kenyataan, album The Best dari berbagai label yang menawarkan banyak lagulagu yang sama tetap diburu penggemar musik rock pada umumnya, alias masih laris manis. Perseteruan personil, terutama sang gitaris Joe Perry dan si vokalis Steven Tyler, menjadi salah satu penyebabnya. Apalagi kedua nama ini merupakan motor dari band yang sudah eksis sejak tahun 1970-an. Bahkan sang vokalis sempat diisukan hengkang dari band ini. Hingga pada tahun 2009 sang gitaris sempat melakukan audisi untuk menggantikan posisi Steven Taylor. Apalagi album Aerosmith yang terakhir tidak sempat terselesaikan. Akan tetapi titik terang sudah mulai terlihat pada tahun 2010 lalu. Di mana Stven Tyler (vokal), Joe Perry (gitar), Tom Hamilton (bass), Joey Kramer (drum), dan Brad Whitford (rhythm gitar) akhirnya menyelesaikan utang pembuatan album yang belum terselesaikan. Akhirnya, berhasil dirilislah album terbaru mereka Music from Another Dimension! pada akhir tahun 2012 lalu. Sebuah rilisan album setelah Honkin On Bobo diluncurkan pada tahun 2004 lalu. Tentunya tetap menjadi album istimewa yang cukup dinantikan. Memulai album ini dengan hits “Legendary Child”, menampilkan karakter hard rock sebagai ciri bermusik mereka selama ini. Walaupun menampilkan distorsi maksimal dari raungan kedua gitaris, akan tetapi masih menampilkan rock yang simpel dan tipikal lagu sing-a-long. Ciri bermusik mereka tidak benar-benar hilang di lagu ini. “Lover A Lot” masih menampilkan karakter senanda, tapi lagu ini terkesan lebih memburu dan enerjik. Menampilkan energi mereka yang masih bisa tampil maksimal. Lagu ballad, tentunya juga masih menjadi sajian menarik di album ini. Simak saja “What Could Have Been Love”, menampilkan nuansa akustik yang dibalut sedikit karakter country. Lagu ballad ini tampil lebar dan manis. Rupanya nuansa country menjadi alternatif di banyak lagu. Buktinya di lagu “Can’t Stop Loving You” yang masih mengadaptasi aransemen di atas. Apalagi berkolaborasi dengan penyanyi country Carrie Underwood. Masih dengan karakter ballad, tapi lebih terdengar pop-country. Root Country lebih tegas di lagu manis ini, ditambahkan sayatan lead gitar yang mampu memberikan sisi emosional yang kuat di lagu ini. Well, kembalinya Aerosmith masih mampu memberikan “sinyal bahaya” di panggung musik dunia.***@ztroo
audio video 51 Edisi 15/2013
REVIEW CD by: Andre
H.E.A.T.
REVIEW CD by: Andre
Title : Address The Nation Genre : Melodic Rock, Glam Metal
Modern Sound Ala Deftones
D
i panggung musik rock dunia, band asal Sacramento, Callifornia, ini seperti membawa sajian konsep musik metal yang fresh. Menggabungkan sound modern, dengan distorsi sound maksimal dengan balutan nuansa yang lebar dan tentu saja tampil eskploratif. Band berawak Chino Moreno (vokal, gitar), Stephen Carpenter (lead gitar), Sergio Vega (bass), Frank Delgado (keyboard, turntables), dan Abe Cunningham (drum) mengusung musik yang disebut alternatif metal atau eksperiment rock. Sejak awal kemunculannya di pertengahan tahun ‘90-an, Deftone termasuk band yang tidak hanya produktif, akan tetapi juga solid. Kecuali sebuah kecelakaan yang menimpa pemain bass terdahulunya, Chi Cheng, yang akhirnya tidak bisa terus berkarier dengan band yang juga ikut dibentuknya tersebut. Band ini tetap melanjutkan karier bermusiknya. Dan menjadi salah satu band metal yang cukup diperhitungkan. Albumnya yang ke-7 ini menunjukan bukti eksistensi mereka di panggung musik metal dunia. Mereka masih mempertahankan ciri bermusiknya yang khas. Tapi di album bertajuk Koi NO Yokan ini mereka memperluas konsep bermusik, hingga terkesan lebih fresh dan lebar. Simak hits-nya seperti “Leathers”. Anda akan langsung menikmati eksplorasi sound gitar yang sangat tebal, lebar, dan modern; seperti menyalak di malam hari. Apalagi dengan aransemen yang cukup dinamis. Lengkingan sang vokalis memang sepertinya di posisikan untuk melawan distorsi dan ketebalan gitar yang dimainkan. Lagu ini eksploratif, tapi masih mampu membuat dinamisasi aransemen yang menawan. Atau lagu “Tempest”, yang kali ini berkarakter lebih dark. Tapi dengan berani memasukan beberapa karakter sound yang terdengar sedikit mencekam. Ini merupakan tipikal lagu ballad ala Deftones, dark tapi langsung menghentak tajam. Raungan distorsi sound ynag lebar berbarengan dengan hentakan drum yang kuat, seperti memberi dimensi sound yang lebar dan gahar. Anda harus perhatikan lagu “What Happened To You?” yang memiliki materi gampang tapi diaransemen sedikit rumit, akan tetapi tidak mengandalkan sound yang terlalu tebal dan gahar, terutama pada sisi gitar. Lagu ini mudah dicerna, tapi masih menampilkan aransemen yang macho dan kuat. Atau lagu “Entombed” yang juga tampil dark, bahkan memasukan suara drum loop. Lagu ini juga berkarakter ballad, tapi dengan kemasan sound yang sangat modern, tebal dan kuat. Karakter sound gitar justru dipilih menjadi blocking, dan menjadi semakin lebar saat menuju klimaks lagu. Kekuatan band ini adalah pilihan sound-sound modern yang menampilkan secara maksimal dan berani. Dan tentu saja mengolah aransemen yang cukup lebar dan tidak terjebak dalam keseragaman. Album yang menarik untuk diapresiasi, bagaimana sebuah sound bisa memperkuat karakter sebuah band.***@ ztroo
W
alaupun band ini lahir di era tahun 2000-an (berdiri tahun 2007), akan tetapi band asal Swedia ini justru terinspirasi dengan musik rock klasik era tahun ‘80-an. Justru inilah yang menjadi selling point dari band berawak Erik Gronwall (vokal), Dave Dalone (gitar), Eric Rivers (gitar), Jona Tee (keyboard), Jimmy Jay (bass), dan Crash (drum). Mereka bahkan termasuk band yang cukup produktif. Album ini merupakan album ke-3 mereka, yang menawarkan aransemen musik yang mengandalkan dari skill dan harmonisasi permainan musik mereka. Single-nya “Living On The Run” mampu membuktikannya. Nuansa Glam Metal era ‘80-an terasa kuat, apalagi lengkingan sang vokalis yang sepertinya menjadi karakter vokal rock di era tersebut. Aransemen yang lebar dan keyboard menjadi salah satu pendukung utama dalam membuat nuansa. Tapi tetap menampilkan distorsi gitar dan lead yang kuat, walaupun lagu ini tipikal rock yang easy listening. Lagu pembuka “Breaking The Silence” tampil lebih eksploratif, terutama dari sisi aransemen yang sepertinya mengeksplorasi skill bermusik mereka. Lagu menarik, “In And Out Of Trouble” yang menampilkan nuansa pop-rock era tahun ‘80-an, lengkap dengan vokal latar bahkan masuknya saxophone pada aransemen. Lagu yang tampil dengan aransemen yang gampang dan mudah dicerna, akan tetapi tetap tampil megah dan lebar. Atau lagu ballad “Falling Down” yang mempermanis di album ini. Sugesti : Kejayaan Glam Metal era ‘80-an, mampu dipilih untuk meningkatkan semangat saat aktivitas yang padat.
Nelly Fortado Title : The Spirit Indestructible Genre : Pop, R&B, Pop Dance
P
enyanyi bernama asli Nelly Kim Furtado ini sebenarnya bukan tipikal penyanyi yang tergesa-gesa dalam merilis album. Akan tetapi perjalanan kariernya sejak awal tahun 2000-an terhitung mulus. Bahkan sempat meledak luar biasa di album Loose (2006), apalagi kolaborasinya dengan beberapa nama seperti Timbaland atau Justin Timberlake. Hadir kembali di panggung musik dunia di albumnya yang ke-5 ini. Memang ada sedikit pergeseran dalam musik yang ditawarkan. Akan tetapi vokalnya yang khas, masih menyisakan benang merah dengan album-album suksesnya terdahulu. Bahkan ciri bermusik Nelly Furtado tidak benar-benar hilang. Lagu “Big Hoops (Bigger The Better)” membuktikannya. Tampil dengan nuansa hip hop yang menampilkan beat tebal dengan karakter digital yang sexy. Atau lagu “Parkin Lot” yang memiliki aransemen yang tidak jauh beda, mengandalkan beat digital. Akan tetapi karakternya lebih lebar dan enerjik dari sisi aransemennya. Tidak semuanya menampilkan beat-beat digital. Setidaknya di lagu “Spirit Indestructible” yang berkarakter pop mencampurkan karakter analog. Lagu ini memiliki nuansa yang kuat, dengan layer sound yang cukup megah dan lebar, yang Nelly Fortado bisa bereksplorasi vokal dengan luas. Atau lagu “Waiting For The Night” yang menampilkan pop-dance yang lebih dinamis. Album ini sepertinya memiliki banyak materi lagu yang kuat. Tidak mengherankan jika album ini bisa diterima dengan baik di pasar musik global. Sugesti : Bisa dipilih sebagai teman untuk berbagai aktivitas yang sedang dilakukan, dengan memutar di volume sedang.
14/2013 audio video 52 Edisi 15/2013