32 HALAMAN/Rp3.000,-
SELASA, 2 NOVEMBER 2010
Intel Kodim Dibunuh SEKAMPUNG - Anggota Intel Kodim 0411 Lampung Tengah Sersan Kepala (Serka) Nepio Mardiyanto (47) ditemukan tewas pukul 06.30 WIB kemarin (1/11). Korban diduga menjadi korban pembunuhan. Mayat korban
ditemukan di Desa Giriklopomulyo, Kecamatan Sekampung, Lampung Timur, tepatnya di tepi jalan raya yang berjarak 100 meter dari SMPN 4 Sekampung. Saat ditemukan, pada tubuh korban terlihat luka
di bagian dahi, telinga, pelipis, dan jeratan di leher. Kapolres Lamtim AKBP Bambang Haryanto melalui Kapolsek Sekampung AKP Sardan Kemala menjelaskan, mayat korban kali pertama ditemukan Purwanto, warga setempat,
saat sedang mencari makanan burung. Ketika melihat ada sesosok tubuh manusia tergeletak di tepi jalan, Purwanto langsung melaporkannya k e pamong desa setempat.
Mendapat laporan tersebut, pamong desa meneruskannya ke Mapolsek Sekampung. Berdasarkan laporan pamong, petugas mapolsek langsung meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP). Saat melakukan olah TKP, petugas Polsek
Sekampung tidak menemukan identitas korban. Petugas hanya mendapatkan sepasang sandal kulit, kacamata, jam tangan, uang tunai Rp1,2 juta, batu, dan kayu.
Baca INTEL Hal. 11
DIOLAH DARI BERBAGAI SUMBER
PEDULI MENTAWAI DAN MERAPI Pembaca Radar Lampung, mulai Rabu (27/10) kami membuka dompet peduli untuk membantu saudara-saudara kita yang mengalami musibah tsunami di Mentawai, Sumatera Barat, dan letusan Gunung Merapi, Jogjakarta. Salurkan bantuan Anda langsung ke Graha Pena Lampung, Jl. Sultan Agung No. 18, Kedaton, Bandarlampung, atau ke nomor rekening BCA 0200.721.799.
SUMBANGAN SENIN, 1 NOVEMBER 2010 Saldo 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13
Hi. Endar Muda Pohan Tagor Pohan Erliana Sari Pohan HMI Cab. Bandarlampung Kom. Ekonomi Unila Nasir Karina Eka Dewi S. Hamba Allah Drs. Hi. Ali Japri Abu Bakar Adzra Naila Adristi Farid A.S., Cendana 29 Imron Bakri, kupang Teba SMK BLK Bandarlampung Jamaah Masjid Al-Awwal
Total
Rp
19.895.000
Rp Rp Rp
3.000.000 500.000 200.000
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
3.950.000 200.000 20.000 150.000 100.000 50.000 100.000 100.000 1.100.700 3.760.000
Rp33.125.700
Menelusuri Agama Baha’i di Lampung (Habis)
Lubang Merapi Makin Banyak
Ratusan Ton Bantuan Terjebak di Selat Sikakap
Aktivitas GAK Masih Aman BOYOLALI - Ancaman erupsi Merapi berlanjut. Gunung berapi paling aktif di dunia itu kembali menyemburkan awan panas secara vertikal hingga setinggi 1,5 kilometer mulai pukul 10.00 hingga 11.47 WIB kemarin (1/11). Karena itu, puncak Merapi bisa terlihat hingga radius puluhan kilometer. Selain itu, semburan awan panas atau wedus gembel tersebut dilaporkan sampai enam kali dengan letusan dahsyat. Muntahan material panas dari gunung tersebut juga masih mengalir hingga 3 kilometer, termasuk ke Kali Gendol di Sleman. Sedangkan awan panas terus mengarah ke timur (Boyolali dan Solo) sejak Minggu (31/10). Di Kemalang, hanya terjadi hujan abu dan pasir. Hujan abu juga dilaporkan mengarah ke Salatiga, Semarang, dan Purwodadi. ’’Sejak pukul 09.47, ada tanda-tanda dengan gempa low frequency,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Jogjakarta Subandriyo kemarin. ’’Hujan abu terjadi di Cepogo dan Mojosongo (Boyolali). Selain itu, hujan pasir dan kerikil terjadi di Wonodoyo, Klaten,’’ imbuhnya. Baca LUBANG Hal. 11
Dikira Les, Ternyata Anak-Anak Diajar Doa UNTUK mengetahui aktivitas Syahroni sesungguhnya, Radar Lampung kemudian meluncur ke Desa Sidorejo. Ustad Mutakin, salah satu tokoh masyarakat setempat, menjelaskan, warga awalnya tidak mengganggu aktivitas Syahroni. ’’Di sini rata-rata sudah mengetahui kalau Cak Roni (panggilan akrab Syahroni) menganut agama Baha’i. Tetapi berhubung dia baik dan tidak mengganggu, warga di sini bisa akrab,” ungkap pimpinan Pondok Pesantren Sabussalam yang Baca DIKIRA Hal. 11
Indeks
Hari Ini
Pelantikan Tidak Bergeser PELANTIKAN pasangan bupati-wakil bupati Lampung Tengah terpilih A. Pairin, S.Sos.-Hi. Mustafa, S.T., M.H. dipastikan tidak bergeser dari 9 November 2010.
Baca Hal. 10
Kunci Tiket FASE grup Liga Champions memasuki momen krusial di matchday keempat. Itu karena sedikitnya enam klub berpeluang mengunci tiket lolos ke fase knockout alias babak 16 besar lebih awal. Salah satunya juara bertahan Inter Milan.
Baca Hal. 13
Pajak Kota Masih Bocor PEMKOT Bandarlampung harus lebih serius memungut pajak restoran dan reklame. Berdasarkan hitungan kasar Wali Kota Herman H.N., pemkot merugi miliaran rupiah akibat penarikan pajak yang tidak maksimal.
Baca Hal. 21 http://www.radarlampung.co.id
Puncak Merapi membentuk cekungan berdiameter 250 meter. Ditemukan banyak lubang di tebing Merapi. Pintu keluar lava semakin banyak. Volume muntahan material vulkanik bertambah. GRAFIS BAYU
FOTO BOY SLAMET/JPNN
LETUSAN EKSPLOSIF: Merapi kehilangan tipikal khasnya, yaitu meletus secara erupsi atau lelehan. Kemarin, Merapi menunjukkan letusan yang sifatnya eksplosif (meletus ke atas) disertai keluarnya awan panas kehitaman dan kemerahan. Ini seperti terlihat di perbatasan Desa Glagah Hardjo, Sleman, dengan Bale Rante, Klaten.
SIKAKAP – Hingga hari ketujuh pascagempa 7,2 skala richter (SR) yang memicu tsunami di Kepulauan Mentawai, distribusi bantuan ke titik-titik bencana belum juga lancar. Koordinasi pemerintah untuk menyalurkan bantuan kepada korban tsunami semakin berantakan. Hasilnya, ratusan ton bahan makanan dan obat-obatan yang dibawa KM Labobar tertahan di Selat Sikakap sejak Sabtu (30/10) dan belum bisa diturunkan. Berdasar informasi, gudang tempat penyimpanan bantuan di Pelabuhan Lestari Sikakap sudah overkuota. Karena itu, bantuan yang baru tiba dari Jakarta itu tidak bisa diturunkan. ’’Padahal, kami harus segera kembali ke Jakarta untuk melanjutkan trayek Jakarta-Ambon-Papua,’’ ujar salah seorang ABK di Sikakap kemarin (1/11). Hingga tadi malam, bantuan di KM Labobar belum juga diturunkan. Tim penanggung jawab bantuan dari PT Pelni dan RI 1 itu dikabarkan bersikukuh untuk langsung mendistribusikan bahan makanan dan logistik kepada pengungsi di pesisir Pulau Pagai. ’’Memang kami masih berkoordinasi, rencananya bantuan di KM Labobar akan langsung dibagikan,’’ ujar Bupati Mentawai Edison Salaleubaja. Dilanjutkannya, kapal akan berkeliling selama dua hari ke titik-titik bencana dan bakal dikawal dengan boat kecil untuk mengoper bantuan ke pesisir. Karena badan KM Labobar terlalu panjang untuk bisa merapat di pesisir, yakni sepanjang 146 meter. ’’Pertimbangan lain karena panjang Dermaga Sikakap hanya 70 meter, terlalu sempit untuk panjang KM Labobar yang 146 meter,’’ terangnya. Menurut Edison, KM Labobar akan berkeliling Mentawai dan lego jangkar di tiap lokasi gempa selama dua hari secara maraton. Diharapkan distribusi langsung dalam jumlah besar ini akan dapat mengurangi biaya dan kendala, terutama akibat cuaca. Namun, rencana tersebut masih belum disetujui oleh Baca RATUSAN Hal. 11
Menyusuri Titik Terparah karena Hantaman Tsunami di Pesisir Pulau Pagai, Mentawai
Yakin Masih Ada Tsunami saat Malam, Pilih Tidur di Hutan Gempa 7,2 skala richter (SR) yang memicu tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Senin lalu (25/10) merupakan bencana dengan penanganan tersulit di Indonesia. Distribusi logistik ke titik-titik terparah terkendala akses transportasi dan cuaca. Seperti apa kondisi mereka?
Laporan Zulham Mubarak, MENTAWAI SENIN malam pekan lalu (25/10), langit di sebagian wilayah Mentawai terlihat cerah. Tanpa memiliki firasat, warga kepulauan yang mayoritas bekerja sebagai nelayan dan petani itu beraktivitas seperti biasa. Kebanyakan penduduk di kepulauan yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia tersebut tinggal di daerah pesisir dan memilih laut sebagai halaman depan rumah mereka. Tepat pukul 21.42 malam itu, bumi berguncang. Semenit setelah itu, semua tayangan
FOTO RAKA DENNY/JPNN
MENGUNGSI: Warga Eru Paraboat, Kepulauan Mentawai, terpaksa mengungsi ke hutan karena masih trauma dengan peristiwa tsunami yang melanda daerah mereka Senin lalu (25/10).
televisi menghentikan siaran, dan peringatan dini gempa 7,2 SR yang berpotensi tsunami ditampilkan. Bagi warga Eru Paraboat, Pulau Pagai Selatan, peringatan tersebut merupakan hal yang serius. Warga langsung berlarian ke luar rumah dan bersiap melakukan evakuasi. Beberapa di antaranya bahkan berlari ke laut untuk memastikan ancaman tsunami. Namun, setelah beberapa menit berlalu, tidak terjadi apa-apa. Ketika itulah gempa susulan 4,6 SR terjadi. Tak berselang lama, tiba-tiba angin besar menerpa diiringi suara gemuruh. Saat sebagian besar penduduk belum sempat berlari menuju dataran yang lebih tinggi, tiba-tiba gelombang setinggi rata-rata 15 meter menghantam permukiman. Puluhan karang berukuran raksasa terlempar diterjang gelombang ke arah rumah-rumah warga. Teriakan dan tangis pun membahana Baca YAKIN Hal. 11
Berlangganan, Hubungi: 0721 - 782306-7410327