ICT-Master Plan Concept Design Draft 02

Page 1

ICT MASTER-PLAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

DRAFT-02


PLATFORMS

1

2

DISSEMINATION

5

3

MIGRATION AND CONTINGENCY

EMERGENCY OPERATIONS CENTER

4 BNPB ICT MASTER-PLAN

COMMAND AND CONTROL

BUSINESS OPERATIONS

1


PLATFORM 1

DISSEMINATION

Kebutuhan akan informasi adalah salah satu kebutuhan primer dalam konteks kebencanaan. Dalam menyikapi penanggulangan kebencanaan, pelaksanaan aksi tanggap darurat dan penanganan pasca bencana, dibutuhkan penyebaran informasi yang cepat, lengkap, akurat, dan relevan. Ketersediaan informasi kebencanaan yang berkualitas dan konsisten adalah solusi dari kesenjangan dalam diseminasi informasi untuk publik, serta untuk menghindari adanya vacuum-of-information yang kerap membuat masyarakat panik saat terjadinya bencana. Strategi sistem komunikasi yang menyeluruh dan terintegrasi tersebut bertujuan untuk memaksimalkan daya guna penyampaian informasi kebencanaan terhadap masyarakat, meningkatkan pemahaman serta tingkat kewaspadaan seluruh pihak terhadap potensi ancaman bencana, dan menunjang efektifitas tindakan penanganan bencana oleh para pemangku kepentingan di seluruh penjuru negeri. Adapun kunci kesuksesan dari pengembangan dan pengimplementasian strategi diseminasi informasi terpusat pada mekanisme pertukaran informasi yang berkesinambungan antara badan dan kementerian terkait kebencanaan dengan organisasi tanggap darurat, media, rekan kerja pihak internasional, serta khususnya masyarakat.

2

BNPB ICT MASTER-PLAN


OUTPUTS OF DISSEMINATION

INTEGRATED COMMUNICATION

CALL CENTER

MULTI-DISASTER WARNING PORTAL

BNPB ICT MASTER-PLAN

3


DISSEMINATION SYSTEM

INTEGRATED COMMUNICATION Kondisi geografis, topografis, dan iklim yang unik merupakan anugerah sekaligus tantangan yang dialami oleh seluruh rakyat Indonesia. Interaksi antara faktor-faktor tersebut dengan integritas infrastruktur dan mobilisasi manusia yang semakin tinggi menimbulkan sebuah tantangan tersendiri dalam mensosialisasikan informasi mitigasi dan kesiap-siagaan, koordinasi dan penyelamatan saat tanggap darurat, serta aksi penanganan pasca bencana kepada seluruh pemangku kepentingan yang berada di lokasi yang berlainan secara serentak.

Seluruh organisasi masyarakat, organisasi media cetak dan elektronik, organisasi media siaran radio dan televisi, kementerian dan lembaga terkait, badan-badan penelitian, organisasi kemanusiaan, lembaga pemerintah dan non-pemerintah memiliki peran dalam diseminasi dan pelaporan kebencanaan. Strategi komunikasi terpadu yang menghubungkan badan penanggulangan kebencanaan dengan pemangku-pemangku kepentingan tersebut hadir sebagai sebuah upaya dan solusi pemecahan isu diseminasi informasi kebencanaan.

Kejadian Bencana

Call Center 4

Implementasi strategi komunikasi terpadu akan diterapkan dalam sebuah konsep yang terintegrasi dan interoperable, serta didukung dengan pemanfaatan sarana teknologi yang telah ada saat ini. Penerapan berbagai jenis infrastruktur teknologi yang telah ada akan dipadukan dengan sebuah alur sistem komunikasi yang terpadu, sehingga mampu menghasilkan koordinasi informasi yang berkesinambungan dan menunjang performa manajemen kebencanaan secara menyeluruh.

Badan Kemanusiaan

Organisasi Pemerintah/Non-Pemerintah

Gerak Cepat

Militer/Polisi BNPB ICT MASTER-PLAN


APPLICATION ON THE FIELD

BNPB/ BPBD

1

Organisasi Pemerintah/ Non-Pemerintah EWS 4

Call Center Masyarakat

Militer/Polisi 3

2

BNPB EOC AHA Centre

UNITED NATIONS

BPBD EOC

DISSEMINATION SYSTEM

Badan Kemanusiaan

Kejadian Bencana

Negara-negara ASEAN Keterangan: 1. Terjadi insiden bencana. Early Warning System (EWS) mendeteksi kejadian bencana 2. Masyarakat menghubungi Call Center BNPB dan memberikan informasi tentang bencana tersebut BNPB ICT MASTER-PLAN

3. Call Center menerima panggilan dan informasi, memasukkannya ke dalam sistem dan selanjutnya meneruskan informasi ke operator EOC. Operator EOC memeriksa dan menganalisa sistem pemantauan bencana kemudian melaporkannya ke supervisor dan manajer EOC

4. Manajer EOC kemudian melakukan komunikasi dan koordinasi dengan kementerian lembaga yang terkait dengan kebencanaan untuk menindaklanjuti laporan sesuai dengan kebutuhan tanggap darurat

5


DISSEMINATION SYSTEM

MULTI-DISASTER WARNING PORTAL

6

Karakteristik geografis setiap kepulauan di Indonesia memiliki sifat alam yang berbeda. Adapun pengetahuan dan kearifan lokal yang turun termurun, pengalaman penanggulangan kebencanaan dari satu dekade terakhir telah menunjukkan adanya sebuah kesenjangan informasi yang terpercaya. Keanekaragaman sudut pandang informasi justru mempersulit proses mitigasi dan evakuasi, sehingga kerap kali menimbulkan dilema yang dialami oleh para pemangku kepentingan di daerah. Informasi aktual yang disebarkan dari satu sumber terpercaya adalah solusi untuk mengisi kesenjangan tersebut.

Multi-Disaster Warning Portal adalah sebuah inisiatif untuk mengumpulkan, mengkompilasi dan menyebarluaskan informasi kebencanaan sesuai lokasi dan target penerima, baik publik maupun mitra kerja penanggulangan bencana. Dalam implementasinya, konten informasi akan mencakup seluruh wilayah di Indonesia melalui kolaborasi antar badan terkait kebencanaan

yang saat ini berfungsi untuk memberikan sistem peringatan dini dan pemantauan kebencanaan. Kehadiran inisiatif tersebut diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi pemerintah untuk mensosialisasikan informasi kebencanaan kepada para pemangku kepentingan dan khususnya bagi masyarakat untuk menemukan sebuah informasi yang terpusat, terlengkap dan terpercaya.

BNPB ICT MASTER-PLAN


APPLICATION ON THE FIELD Data Center BNPB

Mencari informasi untuk analisa dampak bencana

1. Dalam Multi-Disaster Warning Portal terdapat informasi 13 jenis kebencanaan

Organisasi Pemerintah/ Non-Pemerintah GEMPA BUMI

TSUNAMI

1

Internet

BANJIR

LETUSAN GUNUNG BERAPI

EPIDEMI DAN WABAH PENYAKIT

2 TANAH LONGSOR

Internasional

CUACA EKSTRIM

GELOMBANG PASANG DAN ABRASI

Mencari informasi bencana yang sering terjadi dan dampaknya

KONFLIK SOSIAL

KEBAKARAN GEDUNG DAN PEMUKIMAN

3. Tampilan website pada saat dibuka

KECELAKAAN TRANSPORTASI

3 KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

Masyarakat

BNPB ICT MASTER-PLAN

KEKERINGAN

2. Masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya mengakses web Multi-Disaster Warning Portal untuk mencari informasi tentang kebencanaan

Website

DISSEMINATION SYSTEM

Keterangan:

Memastikan kondisi bahaya dan perkembangan situasi terkini

7


DISSEMINATION SYSTEM

CALL CENTER

8

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang dikaruniai berbagai fenomena alam dan tersebar dari Sabang sampai Merauke. Luasnya wilayah kepulauan Indonesia merupakan tantangan yang nyata bagi pemerintah khususnya kementerian dan lembaga terkait kebencanaan untuk memenuhi permintaan masyarakat akan informasi dan bantuan kebencanaan. Menyadari peranan informasi dari masyarakat dan media sebagai pertahanan utama terhadap bencana, maka sangatlah penting bagi para pemberi informasi untuk dapat terhubung dengan unit yang tepat di badan penanggulangan bencana daerah maupun nasional, serta bagi para korban dampak bencana yang membutuhkan bantuan untuk segera mendapatkan bantuan. Fasilitas Call Center akan menjawab seluruh panggilan khususnya yang bersifat darurat, serta memastikan bahwa informasi penting tercatat dengan baik untuk kemudian dialihkan kepada unit yang berwenang dalam jangka waktu secepatnya dalam hitungan detik. Konsep, rancangan, dan blueprint dari fasilitas Call Center akan terintegrasi dengan infrastruktur ICT di seluruh bangunan. Call Center juga akan terhubung langsung dengan unit keselamatan dan keamanan, dan PUSDALOPS untuk komunikasi yang lebih cepat.

Operator Call Center

Deputi

SMS

Telepon Genggam Fax

BNPB ICT MASTER-PLAN


APPLICATION ON THE FIELD

Deputi 1

Media

Badan Kemanusiaan

Deputi 2 Organisasi Pemerintah/ Non-Pemerintah Deputi 3 Operator Call Center

Masyarakat

Deputi 4

Militer/Polisi

DISSEMINATION SYSTEM

Sestama

EOC

PUSDATINMAS PUSDIKLAT BNPB ICT MASTER-PLAN

9


PLATFORM 2

COMMAND AND CONTROL Pemerintahan yang tanggap pada krisis mampu mengelola alur informasi, mengkoordinasi lembaga, instansi dan organisasi terkait, serta mengalokasi kebutuhan sumber daya yang terbatas. Pembelajaran dari bencana yang terjadi di banyak negara menghasilkan studi bahwa pemerintahan yang tanggap pada kejadian bencana dan mampu mengambil tindakan segera adalah pemerintahan yang memiliki pusat komando di tingkat nasional dan pusat-pusat komando di tingkat daerah. Dengan kompleksitas negara kepulauan Republik Indonesia, strategi komando dan pengendalian operasi harus disesuaikan dengan geografi, topografi, cakupan kebencanaan, infrastruktur, dan sumber daya yang tersedia. Kompleksitas tersebut merubah strategi komando, manajemen aset dan logistik, serta koordinasi antar kementerian dan lembaga yang bersifat konvensional menuju sebuah metode yang lebih terpadu dan dinamis. Banyaknya pemangku kepentingan, prosedur kelembagaan, dan keterbatasan informasi sumber daya dapat mempengaruhi waktu dan kualitas pengambilan keputusan. Landasan baru ini didukung dengan fokus pengembangan di sektor pemantauan dan pelacakan aset, manajemen logistik dan armada, koordinasi antar kelembagaan, integrasi dan pengembangan sistem informasi komando, serta pengendalian untuk operasi taktis dan manajemen transisi fase kebencanaan.

10

BNPB ICT MASTER-PLAN


OUTPUTS OF COMMAND AND CONTROL

REAL-TIME DISASTER IMPACT MONITORING

INTER-AGENCY DISASTER MANAGEMENT

FLEET AND LOGISTICS MANAGEMENT

BNPB ICT MASTER-PLAN

11


COMMAND AND CONTROL

REAL-TIME DISASTER IMPACT MONITORING

12

Indonesia yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik memiliki kondisi alam yang unik. Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, terdapat 13 jenis bencana dimana setiap jenisnya dikelola oleh kementerian atau lembaga yang berbeda. Adapun, tingkat siaga setiap jenis bencana berbeda satu dengan yang lainnya, terdapat di situs yang berbeda, dan tidak selalu tersedia sehingga kerap kali menimbulkan kerancuan informasi pada masyarakat.

Hotspot

Real-Time Disaster Impact Monitoring adalah sebuah strategi yang bertujuan untuk menggabungkan seluruh sinyal atau peringatan bencana tersebut. Informasi yang dihasilkan akan terintegrasi dengan peralatan ilmiah lainnya untuk memperhitungkan cakupan dampak bencana di seluruh Indonesia secara real-time. Perpaduan informasi yang dihasilkan oleh Geographical Information System (GIS), Early Warning System (EWS) dan informasi ilmiah lainnya tidak hanya akan mendukung proses pemantauan koordinat dan dampak lokasi bencana, tetapi juga secara otomatis mampu memperhitungkan jalur evakuasi, mengajukan jalur evakuasi alternatif, serta memberikan rekomendasi arah menuju lokasi-lokasi pos komando dan pengungsi secara otomatis. Perpaduan aplikasi dan sistem dalam pengembangan Real-Time Disaster Impact Monitoring akan menghasilkan koordinasi dan penanggulangan bencana yang lebih efektif dan responsif.

Vulkanologi

Earthquake

InaSAFE

Tsunami BNPB ICT MASTER-PLAN


APPLICATION ON THE FIELD

Database Dinas PU

1

3

Internet

Real-Time Disaster Impact Monitoring

Database Dinas Kehutanan

2 Database PVMBG EWS TSUNAMI Database Kementerian lain

EWS FLOOD

Keterangan:

EWS HOTSPOT EWS OTHERS EWS EARTHQUAKE Data Center BNPB

4 Operator EOC BNPB ICT MASTER-PLAN

1. Dalam database BNPB tersedia data berbagai jenis kebencanaan yang dikumpulkan dari berbagai kementerian

COMMAND AND CONTROL

Database BMKG

2. Database ditransfer dari kementerian terkait melalui jaringan internet dan lainnya menggunakan application service tertentu 3. Tampilan di layar PUSDALOPS berupa Real-Time Disaster Impact Monitoring yang berbasis geo-spasial, analisa dan laporan 4. Operator EOC mengakses sistem Real-Time Disaster Impact Monitoring 13


COMMAND AND CONTROL

FLEET AND LOGISTICS MANAGEMENT

14

Penyaluran armada dan logistik yang cepat, relevan, tepat dan memadai merupakan kebutuhan kritikal selain informasi yang disebarkan pada saat tanggap darurat. Adapun untuk memastikan badan pemberi bantuan dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan analisa pembiayaan yang tepat dan dalam waktu yang lebih singkat, maka diperlukan sebuah manajemen armada dan logistik yang sistematis. Sistem manajemen armada dan logistik akan menjadi landasan utama dari reaksi terhadap kebencanaan karena pengembangan sistem tersebut akan memiliki dampak langsung pada pendistribusian yang tepat sasaran. Pengembangan sistem manajemen armada dan logistik akan memudahkan pengelolaan armada dan logistik secara menyeluruh di tingkat nasional, regional, provinsi serta kabupaten untuk operasi mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi. Alur perencanaan, pengadaan, distribusi, pemantauan dan penerimaan armada serta logistik akan diintegrasikan ke dalam seluruh rancangan. Pemanfaatan teknologi yang ada, seperti barcode scanners, laptop, Wireless Local Area Network (WLAN) atau Radio-Frequency Identification (RFID) akan membantu proses siklus manajemen logistik, dimana aktivitas identifikasi aset dan pemantauan kondisi gudang penyimpanan dapat dilakukan secara otomatis dan real-time.

BNPB ICT MASTER-PLAN


APPLICATION ON THE FIELD

Departemen Logistik Kejadian Bencana

Satelit GPS

INTERNET

Infrastruktur Jaringan

Sistem Manajemen Armada dan Logistik • Menerima paket informasi • Menerima informasi pelacakan • Memberikan informasi lokasi • Memberikan informasi keadaan darurat • Melakukan sinkronisasi terhadap semua armada di lapangan dan gudang penyimpanan

Lokasi Tujuan • Menerima informasi dari titik pengiriman • Menerima informasi jumlah barang dan rinciannya dari sistem manajemen armada dan logistik

Gudang Penyimpanan dan Pengemasan • Pengemasan paket logistik • Pemasangan sensor pelacak (tracking) pada paket logistik

COMMAND AND CONTROL

EOC BNPB/BPBD

Distribusi • Sensor pelacak (tracking) akan mengidentifikasi lokasi armada pada saat pengiriman • Mengirimkan informasi pelacakan ke sistem manajemen armada dan logistik • Armada dilacak dan dipantau oleh sistem BNPB ICT MASTER-PLAN

15


COMMAND AND CONTROL

INTER-AGENCY DISASTER MANAGEMENT

16

Sistem Inter-Agency bertujuan untuk memberikan kemampuan koordinasi yang terpadu dan transparan dalam proses penggabungan dan penyebaran, pengadaan dan pengesahan, serta pengelolaan transaksi aset / logistik antar kementerian dan lembaga secara efisien. Koordinasi yang terpadu dan dinamis antara badan penanggulangan bencana dengan kementerian dan lembaga terkait kebencanaan merupakan kunci operasi taktis tanggap darurat. Konsep Inter-Agency menghubungkan para pemangku kepentingan dari berbagai kementerian dan lembaga terkait kebencanaan untuk berkomunikasi dan berkoordinasi satu sama lain dalam manajemen kebencanaan. Melalui koordinasi tersebut, niscaya akan menghindari tumpang tindih dalam penyaluran bantuan, menghemat biaya, serta mempercepat waktu aksi tanggap darurat bagi tim penyelamat dan agar bantuan logistik segera tiba ke lokasi bencana.

BNPB ICT MASTER-PLAN


EOC BNPB Kejadian Bencana

Inter Agency Disaster Management BASARNAS :

Kemenkes :

Pasukan Tanggap Darurat • Personil • Peralatan

Liaison Officer

EOC BPBD

GIS - BASED

KEMENKES • Obat-obatan • Klinik Bergerak • Dokter • Peralatan

Kemensos :

KEMENSOS • Sandang • Pangan • Papan • Tenda

AHA Centre :

UNOCHA :

COMMAND AND CONTROL

APPLICATION ON THE FIELD

MILITER/POLISI • Helikopter • Pesawat • Kapal • Personil • Peralatan Berat

BNPB ICT MASTER-PLAN

17


PLATFORM 3

EMERGENCY OPERATIONS CENTER Kedaruratan selalu terkait pada banyak aset yang bergerak seperti tim kedaruratan dan logistik, serta aset yang tidak bergerak seperti infrastruktur komunikasi dan kantor-kantor pemerintahan. Pergerakan informasi dan unit-unit di lapangan terjadi secara real-time dan sangat dinamis. Dengan adanya tantangan kompleksitas tersebut, pemerintah membutuhkan strategi komando pengendalian operasi yang terintegrasi dengan seluruh aset kedaruratan, dapat ikut bergerak sesuai cakupan kebencanaan, mampu menanggulangi bencana di suatu daerah walau komunikasi dengan pusat terputus, dan mampu mendukung penanggulangan bencana di daerah tetangga maupun daerah terpencil. Tantangan yang dihadapi pusat komando dan pengendalian operasi di Indonesia memiliki tingkat kompleksitas yang lebih dari negara-negara lain. Data yang harus dipantau, dianalisa dan diolah mencakup kejadian bencana di seluruh 5 kepulauan besar dan lebih dari 13,000 kepulauan kecil. Hal ini memberikan sebuah tantangan tersendiri mengingat kondisi geografis dan infrastruktur yang terbatas. Terlebih, anggaran belanja serta prioritas setiap provinsi dan daerah yang berbeda juga dapat menjadi hambatan. Atas dasar kompleksitas situasi yang harus ditangani dan perannya yang sangat signifikan, maka perlu dikembangkan fasilitas, metode serta standar operasional yang mampu menyokong kegiatan penanggulangan bencana dalam situasi apapun. 18

BNPB ICT MASTER-PLAN


OUTPUTS OF EMERGENCY OPERATIONS CENTER

RAPID DEPLOY, DISTRICT, PROVINCIAL, AND REGIONAL EOC

INTEGRATED EOC CHQ FACILITY

EOC BACKUP AND CONTINGENCY

BNPB ICT MASTER-PLAN

19


PUSDALOPS CHQ

INTEGRATED EOC CHQ FACILITY

20

Pusat komando dan pengendalian operasi di tingkat nasional berfungsi untuk memantau dan mendukung penanggulangan bencana di seluruh daerah. Dengan cakupan wilayah yang sangat luas, intensitas komunikasi dan kebutuhan koordinasi yang sangat tinggi, maka pusat pengendalian operasi tersebut akan menjadi sebuah fasilitas yang memegang peranan vital. Elemen utama dari pusat komando dan pengendalian operasi adalah para personil, yakni para operator spesialis komunikasi dan kedaruratan. Operator PUSDALOPS dituntut untuk mempertahankan konsistensi dan efektifitas performanya dalam segala waktu dengan tingkat intensitas dan fokus yang tinggi. Untuk mendukung integritas, konsistensi ketahanan personil, dan

peran tim sebagai pusat Command and Control tingkat nasional memiliki desain, infrastruktur, dan sistem informasi yang terintegrasi. Pusat komando dan pengendalian operasi tersebut akan dirancang dengan memadukan beberapa elemen desain seperti ergonomik, keamanan, keramahan lingkungan, efektivitas dan efisiensi kelangsungan proses operasional.

BNPB ICT MASTER-PLAN


APPLICATION ON THE FIELD

PUSDALOPS CHQ

A B C

Keterangan: A. Divisi Taktis B. Divisi Komunikasi C. Divisi Pemetaan

D

D. Divisi Kementerian dan Lembaga

Operator EOC

LIT

UNIKASI SATE

MOBIL KOM

1

Muncul peringatan di EOC saat terjadi bencana, operator melihat highlight di monitor

BNPB ICT MASTER-PLAN

2

Operator mengkonfirmasi informasi kejadian bencana

3

Manajer EOC berkoordinasi dengan supervisor dan liaison officer Kementerian dan Lembaga

4

Operator di lapangan Operator EOC melakukan koordinasi dengan tim di lapangan

21


PUSDALOPS CHQ

EOC BACKUP AND CONTINGENCY Bencana alam dapat terjadi kapan pun dan dimana pun, sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya bencana terhadap PUSDALOPS Nasional Utama. Untuk menjaga stabilitas dan keberlangsungan operasi penanganan bencana tanpa gangguan, maka disarankan agar dilaksanakan pembangunan PUSDALOPS sekunder yang mampu beroperasi saat terjadi halhal tak terduga. PUSDALOPS sekunder idealnya terletak pada jarak yang aman dari PUSDALOPS Nasional Utama, namun berada di lingkungan yang lebih terjamin ketahanan dan keamanannya. Fasilitas dan peralatan PUSDALOPS sekunder memiliki standarisasi alat komunikasi, sistem penunjang, serta instruktur PUSDALOPS berkualitas yang memahami sistem PUSDALOPS secara komprehensif sehingga peran PUSDALOPS sebagai pendukung kegiatan kebencanaan di seluruh Indonesia tidak berhenti dan tetap terlaksana.

Sinkronisasi Data

BNPB Sentul

Personil PUSDALOPS

BNPB Pramuka

PUSDALOPS Data Center Personil Data Center

22

BNPB ICT MASTER-PLAN


APPLICATION ON THE FIELD

B

PUSDALOPS BNPB Sentul

1

PUSDALOPS sekunder diaktifasi apabila PUSDALOPS utama mengalami kelebihan beban atau kegagalan

2

Operator radio memantau kejadian bencana

3

Manajer berkoordinasi dengan supervisor

4

Masing-masing operator melakukan koordinasi dengan PUSDALOPS utama dan tim di lapangan

PUSDALOPS CHQ

A

Keterangan ruangan: A. Ruang Divisi Taktis A B. Ruang Divisi Taktis B

C

D

Personil PUSDALOPS

C. Ruang Pantau D. Ruang Koordinasi

BNPB ICT MASTER-PLAN

ELIT

UNIKASI SAT

MOBIL KOM

23


PUSDALOPS CHQ

RAPID DEPLOY, DISTRICT, PROVINCIAL, AND REGIONAL EOC Operasi penanggulangan bencana yang terjadi di sebuah desa atau kecamatan akan berjalan dengan baik bila terdapat PUSDALOPS yang berfungsi dan terintegrasi dengan badan dan lembaga lainnya di wilayah tersebut. Namun infrastruktur sarana, prasarana, dan anggaran yang bervariatif telah memberikan sebuah tantangan yang nyata dalam aktivitas pemantauan kebencanaan hingga saat ini. Republik Indonesia terdiri dari tiga puluh empat provinsi dan lebih dari lima ratus kabupaten yang tersebar di berbagai kepulauan dengan anera ragam bentuk dan resiko bencananya. Fakta tersebut merupakan suatu tantangan yang membatasi kemampuan sebuah PUSDALOPS dalam memperoleh dan menyebarluaskan informasi. Kedua permasalahan besar di atas menjadi pemikiran utama pada output ini. Bagaimana sebuah PUSDALOPS dapat dibangun di wilayah terdampak dalam waktu yang singkat, bagaimana PUSDALOPS tersebut dapat membantu proses komunikasi dan koordinasi dengan infrastruktur yang terbatas, dan apakah strategi yang harus ditempuh untuk menjaga ketahanan nasional.

24

BNPB ICT MASTER-PLAN


1. Kejadian bencana di daerah terpencil/jauh dari PUSDALOPS

Rapid Deploy • Survey ke lokasi kejadian bencana • Membangun komunikasi • Kaji cepat dalam kurun waktu 4-8 jam

2. Kejadian bencana di daerah yang lokasinya dekat dari PUSDALOPS Provinsi atau Kabupaten/Kota

Kejadian Bencana

Kejadian Bencana

Regional PUSDALOPS

Gudang Penyimpanan

PUSDALOPS CHQ

APPLICATION ON THE FIELD

Rapid Deploy

EOC Provinsi Kabupaten/Kota

PUSDALOPS Level 2 Kontainer (Air-Lift)

BNPB ICT MASTER-PLAN

25


PLATFORM 4

BUSINESS OPERATIONS (PUSDATINMAS CHQ)

Keberhasilan aksi tanggap darurat sangat bergantung pada administrasi dan pengelolaan yang baik di setiap aspek. Platform Empat bertujuan untuk menerapkan efektivitas dan efisiensi fasilitas utama dan penunjang di dalam organisasi demi ketangguhan sistem administrasi dan pengelolaan yang sesuai dengan kebutuhan. Desain yang baru diharapkan dapat meningkatkan efektivitas alur operasi, sementara fasilitas keamanan dan keselamatan akan menjamin berjalannya proses operasional yang berkesinambungan. Sistem e-governance dan pengelolaan pengetahuan yang terus diperbaharui menyediakan sistem administrasi dan pengelolaan yang komprehensif tanpa menggunakan kertas, serta dibuat secara khusus sesuai kebutuhan spesifik dari setiap unit di dalam organisasi. Output pelatihan dan e-learning juga turut diintegrasikan dalam platform Business Operations, dimana sistem yang telah terintegrasi dapat diakses oleh seluruh personil organisasi dari jaringan area lokal dan internet menggunakan komputer dan perangkat komputer mobile lainnya. 26

BNPB ICT MASTER-PLAN


OUTPUTS OF BUSINESS OPERATIONS

CRITICAL AND SUPPORT OPERATION ROOMS

BNPB ICT MASTER-PLAN

27


pusdatinmas CHQ

CRITICAL AND SUPPORT OPERATION ROOMS Efektivitas alur operasi terkait erat dengan ketangguhan sistem administrasi dan pengelolaan di setiap fungsi manajemen kebencanaan. Objektif tersebut dapat tercapai melalui adanya alur kerja dan pola pikir yang sistematis, sumber daya khusus dan personil yang terlatih, serta kenyamanan lingkungan kerja dengan fasilitas dan peralatan yang memadai. Area ruang kerja operasional akan dirancang menjadi sebuah lingkungan kerja yang modern, aman dan nyaman. Konsep dan desain interiornya menunjang penyebaran informasi dan koordinasi, menjaga privasi kerja antar divisi, serta menghasilkan alur kerja positif dan efektif di antara empat ruangan operasional kritikal dan delapan ruangan pendukung kegiatan operasional.

Ruangan Kritikal

Ruangan Pendukung

Ruang PUSDATINMAS

Perpustakaan

Ruang Server Utama

Ruang Informasi Publik

Ruang IT/Cyber Security

Ruang Konferensi Media

Ruang Koordinasi Krisis

Ruang Serba Guna Observasi PUSDALOPS Ruang dan Posko Keamanan Ruang-Ruang Rapat Kafetaria Ruang Medis / Kesehatan Ruang Kebugaran/ Gym Ruang Kapsul Istirahat PUSDALOPS Ruang Arsip

28

BNPB ICT MASTER-PLAN


APPLICATION ON THE FIELD 3 Ruang Konferensi Media: berfungsi sebagai ruangan konferensi pers pada saat kejadian bencana

5 Ruang Rapat: berfungsi sebagai ruangan untuk koordinasi dengan pihak internal dan eksternal BNPB

3Ruang Medis: berfungsi sebagai ruang perawatan pertolongan pertama kepada staf BNPB

5Kafetaria: berfungsi sebagai ruang makan 5 PUSDATINMAS: berfungsi sebagai tempat pengelolaan data dan pemeliharaan infrastruktur ICT

5 DATA CENTER: berfungsi sebagai ruang server dan penyimpanan data

5 Ruang Kebugaran: berfungsi sebagai ruangan untuk berolahraga bagi staf BNPB

5 Perpustakaan: berfungsi sebagai area membaca dan penyimpanan buku

5Ruang Koordinasi Krisis: berfungsi sebagai ruang koordinasi dan rapat pada saat kejadian bencana dan tanggap darurat

5Ruang Keamanan: berfungsi sebagai ruang pemantauan keamanan untuk seluruh gedung BNPB

BNPB ICT MASTER-PLAN

pusdatinmas CHQ

3 Ruang Informasi Publik: berfungsi sebagai area pusat informasi bagi masyarakat

3 Ruang Arsip: berfungsi sebagai ruangan penyimpanan dokumen BNPB

5IT Administrator/Cyber Security: berfungsi sebagai ruang administrasi pemantauan sistem ICT dan Cybercrime 3 Ruang Serba Guna dan Observasi: berfungsi sebagai ruangan observasi kegiatan operasional PUSDALOPS

5 Ruang Istirahat: berfungsi sebagai tempat istirahat operator PUSDALOPS yang sedang bertugas

29


PLATFORM 5

MIGRATION AND CONTINGENCY Keberhasilan upaya penanggulangan bencana bergantung pada kontinuitas komunikasi dan koordinasi internal dan eksternal. Dalam masa transisi dan proses perpindahan dari gedung operasional lama menuju gedung operasional yang baru sekalipun, badan penanggulangan bencana harus tetap dapat mempertahankan kesiapsiagaan dalam menghadapi dan menanggapi situasi bencana. Untuk mencapai ketangguhan manajemen kebencanaan tersebut, maka diperlukan pengembangan sebuah rencana migrasi dan kontijensi pada setiap fase bencana.

30

BNPB ICT MASTER-PLAN


OUTPUTS OF MIGRATION AND CONTINGENCY

MIGRATION OF CRITICAL FACILITIES

BNPB ICT MASTER-PLAN

31


Migration and Contingency

MIGRATION OF CRITICAL FACILITIES

32

Pembangunan gedung pusat yang baru diharapkan akan meningkatkan ketangguhan bangsa dalam menghadapi bencana. Seluruh proses transisi dan perpindahan akan memakan waktu cukup lama, dimana dalam proses peralihannya semua server, fasilitas dan personil PUSDALOPS serta PUSDATINMAS harus tetap berfungsi dan beroperasi secara optimal. Seluruh infrastruktur, server dan aplikasi tetap mampu beroperasi dan dapat diakses untuk kegiatan analisa. Output ini berfokus pada strategi dan langkahlangkah yang diperlukan untuk memindahkan fasilitas penting ke gedung baru dengan tetap menjamin keberlangsungan kegiatan penanggulangan bencana.

BNPB ICT MASTER-PLAN


APPLICATION ON THE FIELD

BNPB Juanda

Personil

Database Database

Personil

Workstation

Workstation BNPB Graha 55

BNPB ITC

Personil Database

Personil Database

Migration and Contingency

BNPB Pramuka

Workstation

Workstation

BNPB ICT MASTER-PLAN

33


AIFDR/CDSP ICT MASTER-PLAN TEAM © 2014


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.