Daya Sehat Sejahtera
PENGASUHAN ANAK Penyusun Modul : Mellia Christia, M.Si., M.Phil., Psikolog Mita Aswanti Tjakrawilaksana, M.Si., Psikolog
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
Graphic Design: M. Azinar Ismail
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
BTPN SyariahTerdaftar BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi dan Diawasi oleh Otoritas oleh Jasa Otoritas Keuangan Jasa Keuangan
Prinsip Dasar Pengasuhan Anak Penjelasan Isi • Ada prinsip – prinsip dasar dalam melakukan pengasuhan pada anak • Tujuan pengasuhan adalah agar anak menjadi lebih sehat, pintar dan dapat berprestasi.
Petunjuk Pelaksanaan: 1. Minta peserta menceritakan pengalamannya dalam menghadapi anak – anak (pilih 3 orang) 2. Jelaskan isi poster ING
PENT INSIP
PR
UHAN ENGAS
P
ANAK
• Orang tua adalah contoh bagi anak. • Tidak semua keinginan anak harus dituruti. • Orang tua harus terlibat dalam setiap kegiatan anak. • Kenali keunikan masing – masing anak.
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
• Orang tua contoh bagi anak: orang tua harus menampilkan perilaku terlebih dahulu sebelum menyuruh anak • Tidak semua keinginan anak harus dituruti: menyayangi anak bukan berarti menuruti semua keinginannya
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
• Orang tua harus terlibat dalam setiap kegiatan anak: kehadirang orang tua sangat penting bagi anak • Kenali keunikan masing – masing anak: dengan memahami perkembangan dan tidak semua anak dapat diperlakukan sama
MODUL-1
MODUL-2
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
1
G N I T N E
P P I S PRIN
K A N A UHAN
S A G N E P
• Orang tua adalah contoh bagi anak. • Tidak semua keinginan anak harus dituruti.
2
• Orang tua harus terlibat dalam setiap kegiatan anak. • Kenali keunikan masing – masing anak.
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-1
MODUL-2
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
BTPN SyariahTerdaftar BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi dan Diawasi oleh Otoritas oleh Jasa Otoritas Keuangan Jasa Keuangan
Prinsip Dasar Pengasuhan Anak Petunjuk Pelaksanaan: Jelaskan isi poster • Menetapkan aturan yang jelas dan tidak berubah – ubah: aturan dapat dikenalkan pada anak sejak dini
Prinsip Pengasuhan Anak • Menetapkan aturan yang jelas dan tidak berubah – ubah. • Berikan kesempatan anak untuk menjadi mandiri. • Orang tua harus dapat berkomunikasi dengan anak, baik sebagai pembicara maupun pendengar. • Hargailah anak. • Kurangi penggunaan hukuman fisik. • Orang tua harus dapat berkomunikasi dengan anak.
• Berikan kesempatan anak untuk menjadi mandiri: biasakan anak mengerjakan apa yang dapat dilakukannya sendiri, misalnya membereskan kamar, mainan, menyapu rumah, dll
4
• Hindari hukuman fisik • Orang tua harus dapat berkomunikasi dengan anak • Hargailah anak: bicara dengan sopan, tidak memaki, memperlakukan anak dengan baik
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-1
MODUL-2
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
3. Cek pemahaman peserta, dengan menanyakan pertanyaan: - Sebutkan prinsip dasar Pengasuhan anak 4. Berikan pujian pada peserta yang bisa menjawab pertanyaan
MODUL-1
MODUL-2
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
3
Prinsip Pengasuhan Anak • Menetapkan aturan yang jelas dan tidak berubah – ubah. • Berikan kesempatan anak untuk menjadi mandiri. • Orang tua harus dapat berkomunikasi dengan anak, baik sebagai pembicara maupun pendengar. • Hargailah anak. • Kurangi penggunaan hukuman fisik. • Orang tua harus dapat berkomunikasi dengan anak. 4
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-1
MODUL-2
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
BTPN SyariahTerdaftar BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi dan Diawasi oleh Otoritas oleh Jasa Otoritas Keuangan Jasa Keuangan
Kebiasaan yang Baik dalam Pengasuhan Penjelasan Isi • Poster ini menjelaskan kebiasaan baik yang dapat dilakukan dalam pengasuhan anak.
Petunjuk Pelaksanaan: 1. Minta peserta menceritakan pengalamannya dalam mengasuh anak (pilih 3 orang)
5
2. Jelaskan isi poster • Mengobrol dengan anak: dapat meningkatkan kedekatan dengan anak dan meningkatkan kecerdasan anak • Biasakan membaca dengan anak: membuat anak sukses dalam pendidikan • Berikan kesempatan anak bermain: meningkatkan kemampuan anak berpikir, mengingat, memecahkan masalah dan disiplin.
MODUL-1
MODUL-2
MODUL-3
• Ngobrol dengan anak. • Biasakan membaca bersama anak. • Berikan kesempatan anak untuk bermain.
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-4
MODUL-5
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-6
MODUL-7
• Ngobrol dengan anak. • Biasakan membaca bersama anak.
6
• Berikan kesempatan anak untuk bermain.
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-1
MODUL-2
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
BTPN SyariahTerdaftar BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi dan Diawasi oleh Otoritas oleh Jasa Otoritas Keuangan Jasa Keuangan
Kebiasaan Pengasuhan yang Baik Petunjuk Pelaksanaan: Jelaskan isi poster: • Batasi waktu menonton TV: menonton TV yang terlalu banyak dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan kreativitas anak
• Batasi waktu menonton TV.
• Berikan kesempatan anak berkreasi: membuat anak lebih percaya diri dan terbiasa menghasilkan karyanya sendiri
• Membina keakraban dengan anak.
• Berikan kesempatan untuk berkreasi. 7
• Membina keakraban dengan anak: misalnya dengan menyentuh, berpelukan, berbicara, tersenyum, dll 3. Cek pemahaman peserta, dengan menanyakan pertanyaan: - Mengapa anak tidak boleh banyak menonton TV? Jawab: merusak mata dan kreativitas anak - Bagaimana cara membina kekraban dengan anak? Jawab: tersenyum, ngobrol, memeluk, dll 4. Berikan pujian pada peserta yang bisa menjawab pertanyaan.
MODUL-1
MODUL-2
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
Kebiasaan Pengasuhan yang Baik
• Batasi waktu menonton TV. • Berikan kesempatan untuk berkreasi. • Membina keakraban dengan anak. 8
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-1
MODUL-2
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
BTPN SyariahTerdaftar BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi dan Diawasi oleh Otoritas oleh Jasa Otoritas Keuangan Jasa Keuangan
Memahami Perkembangan Anak dan Remaja Penjelasan Isi • Tumbuh kembang anak akan berlangsung melalui tahapan usia tertentu. • Orangtua perlu memahami bahwa pada tiap usia, anak memiliki kebutuhan yang berbeda-beda maka cara pengasuhan pada tiap usia perlu disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak.
Petunjuk Pelaksanaan: 1. Minta peserta menceritakan pengalaman mengasuh anak saat masih bayi dan bagaimana bedanya saat mengasuh anak saat usianya sudah lebih besar (pilih 3 orang) 2. Jelaskan isi poster
Usia 0 – 1 tahun 6 bulan • Penuhi kebutuhan utama bayi seperti asupan ASI, makanan pendamping ASI yang bergizi, menjaga kebersihan tubuh bayi, dan merawat kesehatannya. • Asuh dan rawat anak dengan penuh kehangatan dan kasih sayang. Misalnya dengan menggendong saat bayi menangis, mengganti popoknya yang basah, menyanyikan lagu nina bobok.
3. Cek pemahaman peserta, dengan menanyakan pertanyaan: • Hal penting dalam perkembangan usia bayi – 1 tahun 6 bulan • Hal penting dalam perkembangan anak usia 1 tahun 6 bulan – 3 tahun • Hal penting dalam perkembangan anak usia 4- 5 tahun 4. Berikan pujian pada peserta yang bisa menjawab pertanyaan
MODUL-1
MODUL-2
Usia 1 tahun 6 bulan – 3 tahun • Anak mulai belajar berbicara sehingga orangtua perlu mengajak anak berbincang, dan kenalkan anak dengan nama benda yang ada di sekitar. • Latih anak untuk buang air besar dan buang air kecil di tempatnya (di WC atau jamban). Sebaiknya anak jangan buang air kecil / buang air besar sembarangan, dan dibiarkan mengompol. • Mulai terapkan disiplin (batasan atau aturan) yang sesuai dengan usia dan kemampuan anak. Misalnya anak dibiasakan untuk tidur malam di jam tertentu, ada waktu yang jelas untuk mandi, makan. Anak juga mulai bisa diarahkan untuk menunda keinginan (misalnya dilarang jajan). • Berikan kesempatan anak untuk bermain, terutama dengan anak lain.
Usia 4 – 5 tahun • Latih ketangkasan gerakan tubuh dan keluwesan tangan misalnya melalui bermain sepeda, berlari, melompat, melempar bola, melipat kertas, mewarnai, bermain lilin malam. Hal ini penting untuk mempersiapkan anak saat sekolah nanti. • Perkenalkan anak pada huruf, angka, buku cerita, warna, nama hari, ukuran (besar-kecil, banyak-sedikit), mengenali dan membedakan bentuk sederhana (lingkaran, kotak, segitiga). Hal-hal ini dapat melatih anak untuk siap belajar di sekolah dasar. • Tetap berikan kesempatan anak untuk bermain dan menjalin pertemanan. • Latih anak untuk makan, mandi, berpakaian, membersihkan diri setelah buang air besar/ air kecil untuk melatih kemandirian anak.
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
9
Usia 0 – 1 tahun 6 bln • Penuhi kebutuhan utama bayi (gizi dan kesehatan). • Asuh dan rawat anak dengan penuh kehangatan dan kasih sayang.
Usia 1 tahun 6 bln – 3 tahun • Ajaklah anak ngobrol dan kenalkan anak dengan barang-barang di sekitar. • Latih anak untuk buang air besar dan buang air kecil di toilet. • Mulai terapkan disiplin yang sesuai dengan usia anak. • Berikan kesempatan anak untuk bermain.
10
Usia 4 – 5 tahun • Latih ketangkasan gerakan tubuh dan keluwesan tangan. • Perkenalkan pada huruf, angka, buku cerita, warna, nama hari, ukuran, mengenali dan membedakan bentuk sederhana. • Tetap berikan kesempatan anak untuk bermain dan menjalin pertemanan. • Latih anak dapat untuk makan, mandi, berpakaian, membersihkan diri setelah buang air besar/air kecil tanpa dibantu.
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-1
MODUL-2
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
BTPN SyariahTerdaftar BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi dan Diawasi oleh Otoritas oleh Jasa Otoritas Keuangan Jasa Keuangan
Memahami Perkembangan Anak dan Remaja Usia 6 –11 tahun
Usia 6 – 11 tahun • Di awal usia 6-7 tahun, ajarkan anak untuk membaca, menulis dan berhitung. • Perkenalkan anak dengan kegiatan olahraga, kegiatan seni (memainkan alat musik, menyanyi, menari), keterampilan lainnya (misalnya memasak). • Beri dukungan anak untuk berteman dengan teman sebayanya. • Mengembangkan rasa tanggung jawab dan kemandirian dengan memberikan tugas rutin atau tanggung jawab menjaga barang-barang pribadi serta membantu melakukan pekerjaan rumah sesuai kemampuan (misalnya merapihkan kamar, menyapu, mencuci piring, dan lain sebagainya). • Biasakan untuk berdiskusi secara terbuka dengan anak dan hargai pendapat mereka.
Usia 12 – 18 tahun (Remaja) • Sudah lebih mandiri dan tidak lagi sepenuhnya tergantung pada orangtua.
• Ajarkan anak untuk membaca, menulis dan berhitung. • Perkenalkan anak dengan kegiatan berolahraga, kegiatan seni, dan keterampilan lainnya • Beri dukungan anak untuk berteman dengan teman sebayanya. • Mengembangkan rasa tanggung jawab dan kemandirian.
Usia 12 – 18 tahun (Remaja) • Orangtua perlu memahami bahwa di usia ini remaja sudah lebih mandiri dan tidak lagi sepenuhnya tergantung pada orangtua.
• Aturan dan batasan masih tetap ada namun dilakukan dengan berdiskusi.
• Aturan dan batasan masih tetap ada, namun tetap diberikan dengan cara berdiskusi, tidak dengan cara yang keras atau berkesan “meng-guru-i”
• Berikan kesempatan pada anak untuk membuat keputusan sendiri.
MODUL-2
11
• Orangtua perlu berperan sebagai teman bagi anak sekaligus pembimbingnya.
• Orangtua menjadi teman sekaligus pembimbing.
MODUL-1
• Biasakan untuk berdiskusi secara terbuka dengan anak dan hargai pendapat mereka.
• Berikan kesempatan pada anak untuk membuat keputusan sendiri.
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
Memahami Perkembangan Anak dan Remaja Usia 6 –11 tahun • Ajarkan anak untuk membaca, menulis dan berhitung. • Perkenalkan anak dengan kegiatan berolahraga, kegiatan seni, dan keterampilan lainnya • Beri dukungan anak untuk berteman dengan teman sebayanya. • Mengembangkan rasa tanggung jawab dan kemandirian. Biasakan untuk berdiskusi secara terbuka • dengan anak dan hargai pendapat mereka.
12
Usia 12 – 18 tahun (Remaja) • Sudah lebih mandiri dan tidak lagi sepenuhnya tergantung pada orangtua. • Orangtua menjadi teman sekaligus pembimbing. • Aturan dan batasan masih tetap ada namun dilakukan dengan berdiskusi. • Berikan kesempatan pada anak untuk membuat keputusan sendiri.
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-1
MODUL-2
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
BTPN SyariahTerdaftar BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi dan Diawasi oleh Otoritas oleh Jasa Otoritas Keuangan Jasa Keuangan
Tipe Orang Tua Manakah Anda? Penjelasan Isi • Permasalahan yang biasanya dialami anak biasanya juga disebabkan oleh orang tuanya • Dalam,poster ini akan dijelaskan berbagai tipe orang tua dan akibatnya pada anak
Petunjuk Pelaksanaan:
DEMOKRATIS • Anak diajarkan tanggung jawab • Buat aturan dan permintaan yang jelas untuk anak • Menunjukkan kasih sayang • Memberikan pujian untuk perilaku yang baik.
MODUL-1
MODUL-2
MODUL-3
• Jelaskan ada 3 tipe orang tua, dan masing – masing tipe orang tua memiliki akibat yang berbeda – beda pada anak • Jelaskan Demokratis adalah: tipe yang menghargai pendapat anak, dapat berkomunikasi dua arah, terbuka tapi memiliki aturan dan disiplin yang jelas bagi anak.
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
13
DEMOKRATIS • Anak diajarkan tanggung jawab • Buat aturan dan permintaan yang jelas untuk anak • Menunjukkan kasih sayang • Memberikan pujian untuk perilaku yang baik.
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-1
MODUL-2
14
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
BTPN SyariahTerdaftar BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi dan Diawasi oleh Otoritas oleh Jasa Otoritas Keuangan Jasa Keuangan
Tipe Orang Tua Manakah Anda? Petunjuk Pelaksanaan: OTORITER
• Orang tua menentukan apa yang harus dilakukan anak • Menetapkan aturan yang ketat • Kurang menunjukkan kehangatan dan kasih sayang • Orang tua banyak permintaan • Menggunakan hukuman fisik.
• Anak mengontrol orang tua misalnya, orang tua menuruti semua keinginan anak • Orang tua membuat sedikit aturan • Anak dapat melakukan apapun yang diinginkan • Tidak ada permintaan atau harapan yang jelas untuk anak.
MODUL-2
MODUL-3
2. Tipe Permisif adalah orang tua yang gampang diatur oleh anak. 3. Tanyakan pada peserta termasuk tipe orang tua yang manakah mereka? 4. Berikan kesempatan pada nasabah untuk menjawab tipe orang tua seperti apa mereka sesuai dengan isi poster.
PERMISIF
MODUL-1
1. Tipe otoriter adalah tipe yang banyak mengatur anak, mengontrol dan tidak memberikan kebebasan pada anak untuk menjadi dirinya sendiri.
5. Berikan kesimpulan bahwa pola asuh demokratis memberikan dampak yang positif bagi anak. 6. Pola asuh permisif dapat membuat anak menjadi agresif dan banyak ulah. 7. Pola asuh otoriter membuat anak tidak percaya diri dan tidak berdaya.
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
15
Tipe Orang Tua PERMISIF • Anak mengontrol orang tua misalnya, orang tua menuruti semua keinginan anak • Orang tua membuat sedikit aturan • Anak dapat melakukan apapun yang diinginkan • Tidak ada permintaan atau harapan yang jelas untuk anak.
16
OTORITER • Orang tua menentukan apa yang harus dilakukan anak • Menetapkan aturan yang ketat • Kurang menunjukkan kehangatan dan kasih sayang • Orang tua banyak permintaan • Menggunakan hukuman fisik.
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-1
MODUL-2
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
BTPN SyariahTerdaftar BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi dan Diawasi oleh Otoritas oleh Jasa Otoritas Keuangan Jasa Keuangan
Bagaimana Berbicara dengan Anak Penjelasan Isi • Komunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam pengasuhan • Komunikasi sebaiknya dilakukan sesering mungkin, dalam berbagai kondisi • Orang tua harus dapat mengenali kapan saja anak siap untuk diajak berbicara mengenai hal – hal yang serius. • Kadang kala orang tua terlalu sibuk, sehingga saat anak butuh bicara dengan orang tua, orang tua tidak dapat menanggapi dengan tepat.
Petunjuk Pelaksanaan: • Jelaskan secara detail bagaimana berbicara dengan anak harus dengan: Bicara dengan anak harus: jelas, akurat, lengkap, lihat dengan siapa kita bicara, tidak bertele – tele dan hargai pendapat anak Kata – kata yang
Contoh:
jian
pu • Memberikan
ha sangat baik” ena kamu berusa “Kamu berhasil kar Ibu terbantu dalam penurut, membuat “Kamu anak yang as ibu” tug – as tug ikan menyelesa n
iha
pil • Memberikan
Contoh: Contoh:
MODUL-1
ak
APKAN pada an
SEBAIKNYA DIUC
“Kamu bisa
r atau membaca bermain bola di lua
• Menanyakan
buku dikamar”
an anak: apa yang dirasak
sekarang?” a sangat sedih ya
• Jelaskan kata – kata yang sebaiknya diucapkan - Memuji: memberikan alasan kenapa dipuji - Memberikan pilihan, jangan langsung menentukan - Menanyakan perasaan.
“Jadi kamu meras
MODUL-2
- JELAS: sederhana dan mudah dipahami - TEPAT: menggunakan bahasa yang benar, bukan kata makian, - LENGKAP: pesannya dapat diterima sesuai dengan tujuan - MEMPERTIMBANGKAN LAWAN BICARA: Sopan santun - KONKRIT : tidak bertele - tele - Menghargai orang lain:
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
17
Bicara dengan anak harus: jelas, akurat, lengkap, lihat dengan siapa kita bicara, tidak bertele – tele dan hargai pendapat anak
18
AN pada anak
DIUCAPK Kata – kata yang SEBAIKNYA • Memberikan pujian
Contoh:
rusaha sangat baik” “Kamu berhasil karena kamu be mbuat Ibu terbantu dalam “Kamu anak yang penurut, me ” menyelesaikan tugas – tugas ibu
• Memberikan pilihan
Contoh:
r “Kamu bisa bermain bola di lua
Contoh:
“Jadi kamu merasa sangat se
atau membaca buku dikamar”
sakan anak:
ra • Menanyakan apa yang di
dih ya sekarang?”
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-1
MODUL-2
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
BTPN SyariahTerdaftar BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi dan Diawasi oleh Otoritas oleh Jasa Otoritas Keuangan Jasa Keuangan
Bagaimana Berbicara dengan Anak Petunjuk Pelaksanaan: Kata – kata yang SEBAIKNYA TIDAK DIUCAPKAN pada anak • Memberikan pujian “Kamu anak yang pintar!!!”
Contoh:
“Ibu sayang sekali sama kamu!”
• Memberikan pilihan Contoh:
“Apa yang akan kamu kerjakan hari ini?”
: • Menanyakan apa yang dirasakan anak Contoh:
19
“Kenapa kamu menangis?”
• Jelaskan kata – kata yang sebaiknya tidak diucapkan: - Memuji: tidak memberikan alasan - Tidak memberikan pilihan pada anak - Menanyakan perasaan tetapi lebih fokus kenapa merasakan perasaan tersebut • Minta peserta memberikan contoh kata – kata yang sebaiknya diucapkan dan tidak diucapkan • Berikan pujian pada peserta yang dapat memberikan contoh yang tepat.
MODUL-1
MODUL-2
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
Bagaimana Berbicara dengan Anak Kata – kata yang SEBAIKNYA TIDAK DIUCAPKAN pada anak • Memberikan pujian Contoh:
“Kamu anak yang pintar!!!”
“Ibu sayang sekali sama kamu!” • Memberikan pilihan i ini?” Contoh: “Apa yang akan kamu kerjakan har : • Menanyakan apa yang dirasakan anak Contoh: “Kenapa kamu menangis?” 20
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-1
MODUL-2
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
BTPN SyariahTerdaftar BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi dan Diawasi oleh Otoritas oleh Jasa Otoritas Keuangan Jasa Keuangan
Cara Membuat Anak Disiplin Penjelasan Isi • Pembentukan disiplin atau kepatuhan adalah hal yang penting agar anak dapat mengendalikan diri dan bertindak sesuai dengan aturan yang ada. • Ada enam prinsip utama yang dapat diterapkan oleh orangtua agar anak menjadi disiplin atau patuh.
Petunjuk Pelaksanaan: 21
1. Minta peserta menceritakan cara mereka menghadapi anak yang melanggar aturan di rumah atau saat tidak mau menurut apa perkataan orangtua 2. Jelaskan isi poster
Prinsip Utama Agar Anak Disiplin
3. Cek pemahaman peserta, dengan menanyakan pertanyaan:
1. Buat aturan yang jelas dan sampaikan aturan tersebut dengan cara yang jelas 2. Orangtua perlu tetap tenang saat menghadapi anak. Jangan mudah terbawa emosi dan harus tetap berpikiran jernih. 3. Menjadi contoh yang baik bagi anak. 4. Aturan tidak berubah-ubah. Selain membuat aturan yang jelas, aturan tersebut juga jangan diubah-ubah agar anak tidak bingung. 5. Ibu dan ayah perlu kompak dalam menerapkan aturan, dan tidak berbeda-beda satu sama lainnya. 6. Memberikan ganjaran yang tepat (tidak terlalu berat atau terlalu ringan), baik saat anak melanggar aturan maupun saat anak menaati aturan.
- Sebutkan enam prinsip utama dalam membentuk disiplin pada anak - Apa yang dimaksud dengan pemberian ganjaran positif - Apa yang dimaksud dengan pemberian ganjaran negatif atau pemberian hukuman 4. Berikan pujian pada peserta yang bisa menjawab pertanyaan.
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-1
MODUL-2
MODUL-3
MODUL-1
MODUL-4
MODUL-2
23
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-3
MODUL-5
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-6
MODUL-7
MODUL-7
Prinsip Utama Agar Anak Disiplin
1. Buat aturan yang jelas dan sampaikan aturan tersebut dengan cara yang jelas 2. Orangtua perlu tetap tenang saat menghadapi anak. Jangan mudah terbawa emosi dan harus tetap berpikiran jernih. 3. Menjadi contoh yang baik bagi anak. 4. Aturan tidak berubah-ubah. Selain membuat aturan yang jelas, aturan tersebut juga jangan diubah-ubah agar anak tidak bingung. 5. Ibu dan ayah perlu kompak dalam menerapkan aturan, dan tidak berbeda-beda satu sama lainnya. 6. Memberikan ganjaran yang tepat (tidak terlalu berat atau terlalu ringan), baik saat anak melanggar aturan maupun saat anak menaati aturan.
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-1
MODUL-2
22
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
BTPN SyariahTerdaftar BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi dan Diawasi oleh Otoritas oleh Jasa Otoritas Keuangan Jasa Keuangan
Cara Membuat Anak Disiplin Petunjuk Pelaksanaan: Ganjaran Negatif
Ganjaran Positif Tujuan pemberian ganjaran negatif
mencegah atau mengurangi perilaku yang tidak diharapkan atau perilaku melanggar aturan
Kapan diberikan dan bagaimana caranya
untuk membentuk perilaku yang diharapkan dan agar anak makin sering menunjukkan perilaku patuh Saat anak melakukan hal yang sesuai dengan aturan atau harapan orangtua (saat anak menunjukkan perilaku patuh)
Kapan diberikan dan bagaimana caranya
Harus diberikan segera dan jelas terkait dengan perilaku anak, dengan cara yang tenang, tidak di depan umum, dan jangan memberikan dengan tujuan untuk mempermalukan anak.
Contoh ganjaran positif
Pujian, memberikan makanan kesukaan, memberi waktu tambahan bermain
Contoh ganjaran negatif
Tugas tambahan selain dari yang menjadi tanggungjawab anak, larangan melakukan hal yang disukai anak, mengurangi uang jajan anak.
Tujuan pemberian ganjaran positif
23 Bagaimana Berbicara dengan Anak
Hal penting dalam membentuk disiplin: HINDARI HUKUMAN FISIK!
Ganjaran Negatif
Ganjaran Positif
• Jangan menghukum dengan memukul, menampar, mencubit, memukul anak dengan sapu atau ikat pinggang. (Di bagian tubuh manapun, dan tidak boleh dilakukan oleh siapapun) • Hukuman fisik dapat membentuk perilaku agresif (malah membuat anak menjadi kasar atau sering berperilaku menyakiti orang lain) • Dapat membuat anak merasa tidak berharga, rendah diri serta kurang percaya diri.
• Tujuan: jika ingin meningkatkan atau membentuk perilaku yang diharapkan orang tua • Kapan diberikan dan bagaimana caranya? Saat anak melakukan hal yang sudah tepat sesuai aturan atau harapan orangtua (misalnya saat anak merapikan mainannya, membawa piring kotor ke tempat cuci, dapat menyelesaikan PR walau sudah mengantuk) • Contoh tindakan positif: pujian, memberikan makanan kesukaan, waktu tambahan bermain.
• Tujuan: untuk mencegah atau mengurangi perilaku yang tidak diharapkan dari anak (perilaku melanggar aturan), agar anak tidak lagi melakukan hal yang melanggar aturan • Kapan diberikan dan bagaimana caranya? Berikan segera dan jelas terkait perilaku, dengan cara yang tenang, jangan menghukum di depan umum, jangan berikan dengan tujuan untuk mempermalukan anak • Contoh tindakan negatif: tugas tambahan selain dari hal yang jadi tanggung jawabnya (misalnya menyapu halaman rumah), dilarang melakukan hal yang disukai (misalnya menonton televisi), dikurangi uang jajannya.
HINDARI HUKUMAN FISIK!
perilaku agresif Hukuman fisik dapat membentuk berharga sehingga atau membuat anak merasa tidak kurang percaya diri.
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-1
MODUL-1
MODUL-2
MODUL-3
25
MODUL-4
MODUL-2
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-3
MODUL-5
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-6
MODUL-7
MODUL-7
Cara Membuat Anak Disiplin
Ganjaran Negatif
Ganjaran Positif • Tujuan: jika ingin meningkatkan atau membentuk perilaku yang diharapkan orang tua • Kapan diberikan dan bagaimana caranya? Saat anak melakukan hal yang sudah tepat sesuai aturan atau harapan orangtua (misalnya saat anak merapikan mainannya, membawa piring kotor ke tempat cuci, dapat menyelesaikan PR walau sudah mengantuk) • Contoh tindakan positif: pujian, memberikan makanan kesukaan, waktu tambahan bermain.
• Tujuan: untuk mencegah atau mengurangi perilaku yang tidak diharapkan dari anak (perilaku melanggar aturan), agar anak tidak lagi melakukan hal yang melanggar aturan • Kapan diberikan dan bagaimana caranya? Berikan segera dan jelas terkait perilaku, dengan cara yang tenang, jangan menghukum di depan umum, jangan berikan dengan tujuan untuk mempermalukan anak • Contoh tindakan negatif: tugas tambahan selain dari hal yang jadi tanggung jawabnya (misalnya menyapu halaman rumah), dilarang melakukan hal yang disukai (misalnya menonton televisi), dikurangi uang jajannya.
HINDARI HUKUMAN FISIK!
perilaku agresif Hukuman fisik dapat membentuk berharga sehingga atau membuat anak merasa tidak kurang percaya diri.
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-1
MODUL-2
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
24
BTPN SyariahTerdaftar BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi dan Diawasi oleh Otoritas oleh Jasa Otoritas Keuangan Jasa Keuangan
Pentingnya Bermain untuk Anak Penjelasan Isi • Dunia anak adalah dunia bermain, jadi wajar jika anak-anak suka bermain. • Bermain itu bukan hanya menyenangkan untuk anak-anak, tapi juga memiliki banyak manfaat positif bagi perkembangan anak.
Petunjuk Pelaksanaan: 1. Minta peserta menceritakan apa saja permainan yang sering dilakukan anak 2. Jelaskan isi poster 3. Cek pemahaman peserta, dengan menanyakan pertanyaan: • Manfaat bermain bagi perkembangan anak • Apa yang dapat dilakukan orangtua agar manfaat bermain menjadi lebih maksimal 4. Berikan pujian pada peserta yang bisa menjawab pertanyaan Melalui bermain, hal yang akan berkembang dalam diri anak adalah: • Pertumbuhan fisik • Ketangkasan gerak • Kemampuan berpikir • Kemampuan berkomunikasi • Kreativitas • Mampu membina pertemanan • Rasa percaya diri • Mampu mengatur emosi Contohnya: permainan tradisional (congklak, engklek, galasin), susun balok, lempar bola, bermain pura-pura (main masak-masakan), kejar-kejaran, main boneka, dan banyak lagi.
MODUL-1
MODUL-2
MODUL-3
Aku melatih otot tubuhku dan gerakanku
Aku belajar mengatur perasaanku jika aku menang/ kalah
Aku dapat menjalin pertemanan
Aku berpikir mengenai strategi agar dapat menang
25 27
Melalui bermain, banyak hal yang akan berkembang dalam diri anak yaitu: - Pertumbuhan fisik - Mampu mengatur emosi dengan baik - Ketangkasan gerak - Membina pertemanan - Kemampuan berpikir - Rasa percaya diri - Kemampuan berkomunikasi - Kreativitas Contohnya: Permainan tradisional (congklak, engklek, galasin,dll), susun balok, lempar bola, puzzle, bermain pura-pura (masak-masakan, jadi dokter dan suster), kejar-kejaran, bermain boneka, dan banyak lagi.
• Contoh bahwa bermain dapat mengembangkan banyak hal MODUL-1 MODUL-6 MODUL-7 dalam diri anak dapatMODUL-2 dilihatMODUL-3 pada MODUL-4 gambarMODUL-5 ini. (Tunjuk gambar anak sedang bermain tali) • Pada saat bersamaan, anak yang sedang main lompat tali ini sedang: 1. Melatih otot tubuh dan ketangkasan geraknya saat ia melompat, 2. Berpikir bagaimana caranya agar dapat melompat dengan baik, menghitung lompatannya, atau berpikir caranya agar menang. 3. Mengatur perasaan jika ia menang dan mengatur perasaan jika ia kalah. BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-4
MODUL-5
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-6
MODUL-7
Aku melatih otot tubuhku dan gerakanku
Aku belajar mengatur perasaanku jika aku menang/ kalah
Aku berpikir mengenai strategi agar dapat menang
Aku dapat menjalin pertemanan
26
Melalui bermain, banyak hal yang akan berkembang dalam diri anak yaitu: - Pertumbuhan fisik - Mampu mengatur emosi dengan baik - Ketangkasan gerak - Membina pertemanan - Kemampuan berpikir - Rasa percaya diri - Kemampuan berkomunikasi - Kreativitas Contohnya: Permainan tradisional (congklak, engklek, galasin,dll), susun balok, lempar bola, puzzle, bermain pura-pura (masak-masakan, jadi dokter dan suster), kejar-kejaran, bermain boneka, dan banyak lagi.
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-1
MODUL-2
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
BTPN SyariahTerdaftar BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi dan Diawasi oleh Otoritas oleh Jasa Otoritas Keuangan Jasa Keuangan
Pentingnya Bermain untuk Anak Petunjuk Pelaksanaan: 1. Agar manfaat bermain dapat lebih maksimal maka orangtua juga perlu sesekali terlibat atau ikut bermain dengan anak.
Keterlibatan Orang Tua Dalam Bermain Bagaimana Mengapa g menyiapkan Menolon • menjadi • Kegiatan bermain permainan lebih menarik. • Hubungan orangtua dan anak lebih dekat.
• Memberi bantuan saat permainan berlangsung. • Bergabung dan menjadi teman bermain anak.
2. Manfaat keterlibatan orangtua: • Membuat kegiatn bermain jadi lebih menarik
Hal penting yang perlu diperhatikan: • Awasi kegiatan bermain dan alat permainan yang digunakan, pastikan bahwa keamanan dan keselamatan anak tetap terjaga. • Batasi permainan video games atau game online.
• Hubungan orangtua anak menjadi lebih dekat, serta anak tahu bahwa orangtua memperhatikannya 3. Cara menunjukkan keterlibatan dalam kegiatan bermain anak: • Menolong menyiapkan alat bermain • Memberi bantuan saat permainan • Bergabung dalam permainan dan menjadi teman bermain anak.
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
• Awasi kegiatan bermain dan alat permainan yang digunakan, pastikan bahwa keamanan dan keselamatan anak tetap terjaga • Batasi permainan video games atau games online
MODUL-1
MODUL-2
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
27
Pentingnya Bermain untuk Anak Keterlibatan Orang Tua Dalam Bermain Bagaimana Mengapa • Kegiatan bermain menjadi • Menolong menyiapkan permainan lebih menarik. • Hubungan orangtua dan anak lebih dekat.
• Memberi bantuan saat permainan berlangsung. • Bergabung dan menjadi teman bermain anak.
Hal penting yang perlu diperhatikan: • Awasi kegiatan bermain dan alat permainan yang digunakan, pastikan bahwa keamanan dan keselamatan anak tetap terjaga. • Batasi permainan video games atau game online.
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-1
MODUL-2
BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan
MODUL-3
MODUL-4
MODUL-5
MODUL-6
MODUL-7
28
BTPN SyariahTerdaftar BTPN SyariahTerdaftar dan Diawasi dan Diawasi oleh Otoritas oleh Jasa Otoritas Keuangan Jasa Keuangan
PENGANTAR • Poster ini dibuat berdasarkan masukan dari tim ahli yang bekerjasama dengan BTPN untuk membantu para nasabah melakukan pengasuhan pada anak dan mengatasi permasalahan – permasalahan pada pengasuhan. • Hal ini penting untuk dilakukan sejak awal, karena masalah pada anak dapat mempengaruhi kehidupannya pada saat dewasa. • Penanganan sejak awal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah dan kalaupun sudah ada masalah pada anak, perlu dicegah agar tidak menjadi semakin parah. • Masukan yang kami berikan disini tidak bermaksud menggurui atau menyalahkan praktek pengasuhan yang sudah dilakukan. • Kondisi dan situasi jaman sekarang sudah sangat berbeda dengan keadaan masa lalu (misalnya jaman serba bebas dan terbuka, ada internet dan kemajuan teknologi, banyak kasus kriminal yang melibatkan anak – anak sebagai pelaku dan korban dan lain – lain), sehingga apa yang akan dihadapi orang tua dan anak pun akan berbeda. • Untuk itulah masukan dari para ahli yang akan kami sampaikan ini diharapkan dapat membantu ibu – ibu menghadapi anak – anak. • Semoga apa yang disampaikan ini bisa bermanfaat menjadikan anak – anak ibu anak yang pintar, membanggakan orang tua dan bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat.