NO. 05
I
OKTOBER - DESEMBER 2021
MARI KITA SYUKURI TAHUN 2021 DAN TERUS RAYAKANLAH REFLEKSI KEKUDUSAN DALAM KRISTUS DI MASA RAYA NATAL. SURAT PENGGEMBALAAN DARI MEJA KOMANDAN TERITORIAL
Yang saya kasihi dan banggakan: - Rekan-rekan Opsir Aktif - Para Opsir Pensiunan TERITORI INDONESIA, SALAM SEJAHTERA DALAM KASIH KRISTUS, SALUT… HALELUYA!
Terlebih
dahulu
Kolonel
Widi
dan
saya
menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi atas
dukungan
dipanjatkan sungguh
doa
bagi
yang
kami
mengalami
selama
sehingga
pertolongan
ini kami
TUHAN
dalam melaksanakan tugas kepemimpinan di teritori kita tercinta. Sejumlah catatan berkat Allah
dalam
perjalanan
mengkonfirmasi Allah
yang
kita
kami
betapa
tidak
layani
dan
kembali
terbatasnya yang
telah
Kami
juga
berharap
para
Opsir
dan
memimpin Bala-Nya hingga 127 tahun di
keluarga ada dalam keadaan yang baik
bumi pertiwi. Salah satu yang sangat kita
dan sehat, meski pandemi belum berakhir.
syukuri adalah telah diresmikannya Rumah
Beberapa rekan kita telah meletakkan
Ibadah dan Rumah Dinas Opsir Korps Batam;
‘pedang peperangan’ tahun ini, dan walau
dan ini merupakan jawaban doa yang sudah
kita
dinantikan sekitar dua puluh tahun. Demikian
“S’gala
halnya dengan Korps Balikpapan, yang sejak
dapat
dirintis belum memiliki tempat permanen
mendeklarasikan bahwa dinaikkannya ke
sehingga berpindah-pindah kontrakan; dan
kemuliaan rekan-rekan kita ini, adalah
tahun ini telah diadakan sebidang tanah
peristiwa
untuk membangun rumah ibadah dan rumah
peristiwa iman dimana ‘pedang diganti
dinas Opsir, yang kita harapkan dan doakan
mahkota’. Puji TUHAN! Doa kita terus
dapat diselesaikan tahun yang akan datang.
dinaikkan bagi rekan-rekan Opsir yang
diliputi
duka,
kemuliaan tetap
yang
tentunya bagi
kita
kita
Allah pujikan,
percayai
mengalami duka dalam tahun ini.
nyanyian rahman” seraya
sebagai
Tema 2021 dan 2022 Tema
tahun
“Rayakanlah!
ini,
Refleksi
Kekudusan Dalam Kristus” telah menginspirasi
banyak orang, dan saya berterima kasih untuk
RAYAKANLAH! Refleksi Kekudusan Dalam Kristus
semua
rekan
Opsir
yang
mengelaborasi
tema
ini
telah
berupaya
dalam
khotbah,
pengajaran dan kegiatan Korps (meskipun masih terbatas). Tema ini lahir dari sebuah kerinduan untuk memperkuat pengajaran kita akan kesucian, dan mendorong umat TUHAN untuk merefleksikan kekudusan Kristus dalam kesehariannya. Tentunya dengan pertolongan Roh Kudus, serta melalui pengajaran
dan
pemberitaan,
hal
ini
dapat
tercapai. Saya sangat berharap, dalam perayaan Natal
tahun
pemberitaan
ini,
setiap
Firman,
Opsir
yang
Khotbah
melayani
Natal,
akan
menggunakan tema ini. Dalam
konteks
“Dikuduskan
Visi
Bagi
2125 Misi
dan Lintas
tema
utama
Batas”,
saya
merasa perlu memastikan agar landasan kita kuat, yakni perlunya ‘kehidupan yang kudus’, sehingga kita
dilayakkan
Kerajaan
Allah
untuk dan
menerima
misi
melaksanakannya
kudus secara
efektif, bahkan melampaui batasan-batasan yang selama ini kita pikir tidak mungkin dilintasi. Untuk
MENJADI BEJANA KEKUDUSAN DALAM KRISTUS
itu, Tema Tahun 2022 masih akan berfokus pada kekudusan dan lebih spesifik kepada panggilan untuk
“Menjadi
Bejana
Kekudusan
Dalam
Kristus”. Bejana adalah gambaran setiap kita yang
terbuat dari tanah liat yang tidak berharga, namun menjadi
sangat
berharga
karena
diciptakan
menurut peta dan teladan Allah. Baik kita sendiri, maupun jemaat kita, tidak ada satupun yang dapat mengakui sebagai bejana yang sempurna. Pasti ada saja yang tidak sempurna, dan untuk itu biarlah Tema Tahun 2022 menginspirasikan kita untuk hidup berserah penuh kepada Allah yang sanggup menyempurnakan bejana kita hingga layak menjadi wadah kekudusan dalam Kristus. Dokumen penjelasan tema akan disiapkan oleh Bidang Program, dan saya berharap rekan-rekan kiranya menyimaknya dengan baik. Terima kasih!
Mari tetap bersemangat, namun jangan lupa ‘tidur dan makan cukup’. Beberapa waktu lalu saya membuat survey sederhana terkait kesehatan Opsir aktif di teritori kita; dan dari 374 Opsir yang berpartisipasi, saya melihat hasilnya sangat menginspirasi; dan saya ingin paparkan beberapa kesimpulannya sebagai berikut; Lebih dari 72% Opsir yang berpartisipasi adalah mereka yang berusia antara 25 – 50 tahun, dengan masa dinas 0 – 10 tahun (36,4%), 11 – 20 tahun (33,4%), 21 – 30 tahun (22,5%) dan sisanya 7,8% telah melayani lebih dari 30 tahun. Ini menunjukkan kekuatan Opsir kita didominasi oleh Opsir muda. Secara umum (lebih dari 70%) Opsir mengatakan mereka cukup sehat, namun terdapat 20,6% yang mengakui sering mengalami keletihan, dan sisanya 9,4% sedang melakukan pengobatan karena komorbid yang berbeda-beda. Saat ditanyakan apakah seorang Opsir perlu menjadualkan waktu untuk istirahat sehari penuh sekali seminggu; kebanyakan (52,1%) setuju untuk menjadualkan waktu istirahat sehari penuh per seminggu, namun hampir 60% justru hanya melakukannya jika ada kesempatan, 16,6% tidak pernah mengambil waktu untuk istirahat; bahkan ada sekelompok kecil yang menganggap istirahat dapat mengganggu kinerja pelayanan. Kabar gembiranya adalah bahwa 80,6% menyatakan tidak mudah mengalami stress, dan hanya 17,9% mengalami depresi ringan dan sisanya (2%) mengakui sedang mengalami depresi berat. Ini berarti jajaran Opsir adalah orang-orang yang ‘tahan banting’, dalam artian dapat menghadapi tantangan pelayanan dengan baik; meskipun masih perlu dipelajari seberapa kompleks pelayanan kita masing-masing. Juga menggembirakan karena survey ini menunjukkan adanya kesadaran untuk beristirahat, berolah raga (meski kebanyakan tidak rutin). Survey sederhana ini mengarahkan saya pada sebuah ingatan akan pesan Allah melalui malaikatNya kepada nabi Elia, yang memintanya untuk makan dan saya yakin termasuk istirahat karena perjalanannya masih jauh/panjang; “Tetapi malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: "Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu." Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.” (1 Raja-raja 19:7-8)
Tentunya panggilan kita untuk melayani Allah sebagai Opsir Bala Keselamatan sejauh ini telah menjadi faktor utama yang mendorong kita untuk bekerja giat dalam tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan. Terkadang tanpa kita sadari, termasuk saya, semangat kita sedemikian tingginya hingga melupakan untuk ‘jaga diri’, menjaga kesehatan fisik, mental dan spiritual kita. Harapan saya, kiranya nyanyian kita no. 59 – “Roh, jiwa dan badanku; s’kalian yang padaku…”, yang
sering
ibadah
kita
GPS
nyanyikan
kembali
saat
penutupan
mengingatkan
bahwa
‘suluh’ kita hanya akan bersinar dengan baik ketika
seluruh
dengan
baik
aspek
hidup
kita
dipelihara
dan
dipersembahkan
bagi
kemuliaan Allah. Akhirnya, Kolonel Widi dan saya menyampaikan Selamat Natal 2021 dan kiranya masa raya Natal ini,
yang
Covid-19,
masih kembali
dibayang-bayangi memberikan
pandemi
pengalaman
sukacita dan pengayaan bagi rekan-rekan Opsir dan keluarga. Tetap jaga protokol kesehatan dalam pelayanan kita, dan TUHAN memberkati!
Salam Sehat dan Doa
Yusak dan Widiwati Tampai Kolonel
Pimpinan Teritorial