ISSN : 2723-8679
MAJALAH
Tokoh
Edisi Khusus
Majalah Bali Vol 50 XI-1/21 Rp. 65.000,-
BALI REALISTIS,
EKSOTIS & DINAMIS
Khasiat
Kayu Manis
14
untuk Diabetes
Motivasi
Tokoh
Tokoh
Pesan-Pesan Pengusaha Bali Kepada Generasi Muda dan Bali di Masa yang akan Datang
Kisah Pengusaha Milenial di Masa Pandemi Memilih Tetap Membangun Konsep Kafe Kebun Jadi Andalan
Mengukir Untung dari Kerajinan Perunggu hingga Tembus Pasar Internasional
27
I Ketut Gede Yoga Pustaka, S.H., M.H.
4
H. Alnedi MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
8
1
Daftar Tokoh Isi
4
25
18 12
8
22
20
26
16
24
TOKOH :
4
I Ketut Gede Yoga Pustaka, S.H., M.H. Kisah Pengusaha Milenial di Masa Pandemi Memilih Tetap Membangun Konsep Kafe Kebun Jadi Andalan
8
H. Alnedi Mengukir Untung dari Kerajinan Perunggu hingga Tembus Pasar Internasional
12
dr. I Gusti Ngurah Gede Putra, S.Ked., M.Si Pelayanan Modern yang Tak Melupakan Asal Usul Hindu Bali
14
Khasiat Kayu Manis untuk Diabetes
16
Cynthia Febriani, SIP, S.H. Gali Potensi Diri dari Advokat hingga Pengabdian di Masyarakat
18
I Made Wira Hanggajana Kejujuran sebagai Wujud Nyata Keberanian untuk Hadapi Tantangan Hidup Selanjutnya
20
I Ketut Sudiarta Kolaborasi Seni Sang Undagi Spiritual dan Teknologi untuk menghasilkan Karya Seni yang Ikonik dan Metaksu
2
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
22
Cici Panggabean Ibu Rumah Tangga di Bali Menjahit Untung dari Bisnis Bantal Dekorasi Interior
24
Yogo Tamtomo Menambah Pengalaman Seluas-luasnya di Usia Muda, kemudian Fokus di Masa Tua
25
Ni Wayan Suyasni Kembangkan Agrowisata dan Rekreasi Keluarga di Badung Utara
26
Ni Luh Ngurah Sugiyanty Bangkit dan Optimis Turut Mengentaskan Pengangguran di Masa Pandemi
Pesan-Pesan Pengusaha Bali Kepada Generasi Muda dan Bali di Masa yang akan Datang
27
28
Advertisement
MAJALAH
Tokoh
BALI REALISTIS, EKSOTIS & DINAMIS
DIREKTUR Rr. Vasthi Laksmita Putri H
BENDAHARA Putu Kornia
PENASIHAT HUKUM Ny. Dwijawati, SH
PEMIMPIN REDAKSI Koming Diva Wikan Dharma
REDAKTUR Wahyu Kuncoro
PELIPUT I Gede Buonsu Adhi Langlang Buwana Komang Revina Kesya M Putu Intan Pratiwi R. Airlangga Nayottama H
DESAIN GRAFIS/LAYOUTER Wahyu Kuncoro Made Panji Wirawan R. Airlangga Nayottama H Felicia Aris
KAMERAMEN/FOTOGRAFER Made Panji Wirawan I Made Dediariawan I Wayan Ari Darmawan
VIDEO EDITOR Gede Agus Wirawan Komang Revina Kesya M
PENULIS Putu Suci Prastiti Komang Lisna Purnama
TIM IT Made Agus Sanjaya Made Panji Wirawan
SIRKULASI Wibisono Darmaputra Rahmat Hidayat
PENERBIT
CV. Forneo Tomita - Pustaka Nayottama Publishing KANTOR REDAKSI & IKLAN
PT. Media Republik Indonesia
Kemenkumham nomor AHU - 0013549.AH.01.01. Tahun 2017
Redaksi Majalah Bali
Alamat : Jl. Drupadi XIII no. 5 Renon-Denpasar Telp : 0361-4456234 | 087770009969 WA : 087863318381 E-Mail : redaksi@majalahbali.com majalahbali@gmail.com FOLLOW US Instagram majalahbalicom
ISSUU Majalah Bali
Youtube Majalah Bali
Website majalahbali.com
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
3
Tokoh
Kisah Pengusaha Milenial di Masa Pandemi
Memilih Tetap Membangun Konsep Kafe Kebun Jadi Andalan
I Ketut Gede Yoga Pustaka, S.H., M.H. Owner Bron The Urban Cafe Menikmati hidangan lezat di tengah rimbunan pepohonan menjadi suatu pengalaman makan yang berbeda bagi sebagian orang. Khususnya bagi masyarakat urban lantaran tidak banyak ruang terbuka hijau yang dapat ditemukan di tengah kota. Sensasi bersantap makan sembari menikmati pemandangan kebun yang asri kini dapat ditemui di Kota Denpasar. Tepatnya di Bron The Urban Café. Tempat makan unik ini ternyata diprakarsai oleh pengusaha muda bernama I Ketut Yoga Pustaka.
4
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
Tokoh
Usianya baru genap 24 tahun di saat mengawali langkah di dunia bisnis, namun I Ketut Gede Yoga Pustaka, S.H., M.H. yang akrab dipanggil Yopus sudah berhasil merangsek maju dalam industri kuliner di Kota Denpasar. Banyaknya kompetitor di bidang usaha sejenis yang datang dari kalangan usia lebih dewasa darinya tak membuat pria kelahiran Denpasar, 27 Desember 1994 ini merasa pesimis. Justru ia sangat percaya diri menghadapi persaingan yang ada karena membawa konsep bisnis yang matang.
Perjalanan usaha pria yang menjalani studi di Universitas Gajah Mada ini sebetulnya sudah dimulai sejak masa kuliahnya dulu. Masa-masa selama di Kota Yogyakarta tidak hanya dihabiskan untuk berkuliah, namun juga dimanfaatkan untuk menggarap peluang usaha. Berbagai macam bisnis berskala kecil sempat dikerjakan untuk mengisi waktu di sela-sela jam istirahat kuliah. Dari sana pula jiwa entrepreneur-nya semakin terasah. Walaupun orang tua berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil, ia tak tertarik mengikuti jejak orang tua. Melainkan tetap pada pendiriannya bahwa selepas meraih gelar sarjana ia akan merintis usaha sendiri. MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
5
Tokoh Barulah pada Bulan Desember 2018, ia merealisasikan cita-citanya untuk membangun suatu usaha yang dapat membuka lapangan kerja di masyarakat. Bersama rekan-rekan yang memiliki satu visi dengannya, Yopus merintis usaha kafe berlokasi di Jl. Hayam Wuruk No.136, Kota Denpasar. Sengaja memilih lokasi tersebut lantaran tempatnya yang rindang dan ditumbuhi aneka jenis tanaman. Ya, Yopus memang sejak awal sudah merancang konsep kafe di tengah kebun agar berbeda dengan kafe lainnya yang sudah terlebih dahulu eksis. “Selain itu saya juga menggemari hobi merawat tanaman. Sembari mengelola usaha kafe saya juga menjalankan bisnis tanaman hias bernama Tanaman Terracotta,” tuturnya.
dengan hijaunya daun-daun tanaman di Bron Café, tentunya lidah juga akan dimanjakan dengan menu makanan yang enak. Pilihan menunya pun beragam, mulai dari masakan nusantara hingga ala western. Sebut saja menu yang tak dapat dilewatkan untuk dicoba yaitu rice bowl, yakni hidangan berupa nasi dengan aneka lauk di atasnya. Uniknya penyajian makanan di tempat ini menggunakan bahan organik seperti mangkok atau piring dari kayu. Hal ini dilakukan agar selaras dengan konsep green environment yang diusung oleh Yopus.
Pilihan minuman pun tak kalah beragam. Namun menu kopi di tempat ini wajib untuk dicoba. Pastinya asyik apabila mencicipi secangkir kopi Aneka Menu dari barista berpengalaman di tengah suasana alami. Buka dari jam 9 pagi, Bron The Urban Café Lokasinya yang strategis, yakni dekat dengan merupakan venue yang digunakan untuk kegiatan pusat instansi pemerintahan, menjadikan Bron pertemuan korporasi atau kegiatan kumpul The Urban Café sangat mudah untuk diakses. bersama teman-teman. Terdapat ruang meeting Begitu masuk ke dalamnya, pengunjung akan yang cukup besar kurang lebih bisa menampung sejenak lupa bahwa sedang berada di tengah sekitar belasan orang di lantai dua. kota yang hiruk pikuk. Selain akan dimanjakan
6
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
Tokoh
Inovasi untuk Bertahan Setelah satu tahun berlalu sejak awal dibuka, Bron The Urban Café mengalami perkembangan yang memuaskan. Berpromosi di media sosial menjadi strategi andalan bagi Yopus untuk memperkenalkan kafenya ke masyarakat. Nyatanya langkah tersebut sukses dengan semakin melambungnya nama Bron Cafe di antara kalangan anak muda di Denpasar. Sayangnya sejak pandemi melanda di awal tahun 2020, Bron The Urban Cafe mengalami penurunan penjualan, bahkan sempat mengalami penurunan sampai 50 persen. Meski demikian, semangat pebisnis milenial seperti Yopus untuk berkreativitas tetap tumbuh. Strategi yang diterapkan di awal pandemi, ia membuat paket menu dengan harga yang lebih ekonomis. Selain itu memprakarsai ide program gizi untuk medis bekerja sama dengan Kagama Bali dan penggalangan dana. Program gizi untuk medis berupa donasi makanan siap saji ke puskesmas-puskesmas.
Ia juga lebih menggencarkan penjualan online lewat kerja sama dengan layanan antar makanan digital. Strategi ini cukup berhasil, apalagi dengan adanya promo gratis biaya antar. Inovasi lainnya yang ia lakukan adalah dengan membuat menu sehat seperti infused water, yaitu saripati buah yang dapat langsung diminum. Produk minuman ini ternyata mendapat respons yang baik di pasaran. Terakhir yang juga dilakukan adalah dengan menerapkan layanan berbasis protokol kesehatan apabila ada pengunjung yang ingin makan di tempat. Yopus mengakui jika pandemi ini membawa pelajaran baginya untuk terus berinovasi membangun ide-ide kreatif. Melalui semangat berinovasi itu ia bertahan dan mampu menghadapi persaingan yang semakin ketat. Ke depannya ia berharap pandemi ini dapat dikendalikan agar mobilitas masyarakat tak lagi dibatasi dan perekonomian dapat pulih seperti semula.
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
7
Tokoh
Mengukir Untung dari Kerajinan Perunggu hingga Tembus Pasar Internasional Memulai terjun ke dunia usaha sejak tahun 90-an, H. Alnedi merupakan pengusaha pelopor bisnis kerajinan perunggu di Indonesia. Lantaran sebelum ia, belum ada yang menggarap usaha kerajinan yang memanfaatkan bahan logam berupa perunggu. Lewat kedua tangannya ia berhasil menyulap material yang juga dikenal dengan nama bronze itu menjadi produk seni bernilai ekonomi tinggi. Bahkan hasil karyanya tersebut diapresiasi di mancanegara terbukti sebagian besar konsumennya datang dari luar negeri.
Selain memproduksi barang seni berbahan perunggu, H. Alnedi juga menawarkan aneka produk kerajinan dari logam lain seperti kuningan atau brass. Terhitung sudah 30 tahun lamanya pria asal Sumatera ini menggeluti bisnis kerajinan logam. Selama itu pula ribuan barang karya seni dari berbagai bahan logam telah tercipta olehnya.
8
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
H. Alnedi Owner Golden Buffalo Bronze Bali
Mengusung nama Golden Buffalo Bronze Bali, saat ini masih menjadi pengekspor kerajinan logam dengan jaringan pemasaran ke berbagai penjuru dunia. Negara tujuan ekspornya antara lain negara-negara di benua Eropa, Australia, Jepang, Singapura, dan Malaysia.
Tokoh
Perjuangan Selayaknya pengusaha pada umumnya, Alnedi juga memulai usaha ini dari bawah. Lantaran sebelum dikenal sebagai pengusaha sukses seperti sekarang, ia datang dari kalangan keluarga sederhana. Sejenak menapak tilas kehidupan masa lalu Alnedi yang sarat akan perjuangan hidup, kerja keras dan ketekunan demi mengubah taraf ekonomi agar lebuh baik lagi. Masa kecilnya di era 70-an dihabiskan di tanah kelahirannya di Muaro Paneh Solok, Sumatera Barat. Sejak kanakkanak ia sudah terbiasa bekerja, membantu orang tuanya yang berprofesi sebagai pengrajin kayu sekaligus menjajakan pisang goreng. Himpitan ekonomi membuat orang tua Alnedi angkat tangan dalam membiayai pendidikannya. Sehingga ketika ada tawaran dari sang Paman yang sudah lama menetap di Bali untuk ikut
merantau ke Pulau Dewata ia terima saja. Kala itu di tahun 1975, kali pertama ia menjejakkan kaki di Bali. Sambil bersekolah ia disuruh oleh pamannya untuk bekerja mencuci piring di sebuah rumah makan, tetapi Alnedi lebih memilih untuk menjual aksesoris, mainan anak-anak, topi dan ikat pinggang di Pasar Kumbasari bahkan sampai ke pasarpasar kecil di seluruh Bali. Baru ketika ia duduk di bangku SMP, Alnedi berani mengeksplorasi daerah lainnya di Bali Selatan seperti di Kuta. Di sana ia menemukan peluang bisnis menguntungkan dan mudah untuk dijalankan yaitu menjual kartu pos kepada para wisatawan mancanegara. Saat itu kartu pos bergambar lukisan atau foto tentang Bali digandrungi turis asing sebagai cinderamata untuk dibawa pulang ke negara masing-masing. Lewat usaha itu pula ia berhasil mengisi pundi-pundinya dengan rupiah hingga mampu membiayai sekolahnya sampai tamat.
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
9
Tokoh
Seperti anak muda lainnya, Alnedi juga menggantungkan cita-cita setinggi-tingginya. Mulai dari keinginan untuk bisa menjadi polisi hingga cita-cita mengejar profesi sebagai dokter kandungan. Namun semua asa itu pupus lantaran alasan klasik di zaman itu, apalagi kalau bukan keterbatasan biaya. Bak air hujan yang mengikis debu di atas bumi pertiwi, seperti itu pula kendala biaya membuat anak bangsa seperti Alnedi mesti mengubur angan-angannya.
mencari pengalaman juga menjadi jalan untuk mengumpulkan modal. Ia pun menuruti nasIhat tersebut dengan bekerja di rumah makan. Menggarap Peluang
Setelah beberapa lama meniti karier di rumah makan, tabungan yang ia kumpulkan terus bertambah. Hingga ia merasa bahwa dari tabungan itu ia dapat memulai usaha baru. Namun lagi-lagi ia menemui kebingungan, kali ini perihal bidang Hanya saja Alnedi tidak lantas berputus asa. Ia usaha apa yang sebaiknya dijalankan. Dari sekian meyakini bahwa ada kesempatan di luar sana opsi yang ada, usaha yang berkaitan dengan yang menunggu untuk digarapnya. Salah satu pariwisata paling menguntungkan. Di sana ia jalan menuju sukses diyakininya adalah lewat melirik peluang penjualan produk dekorasi untuk membangun usaha. Tapi modal dari mana? Itulah hotel, vila maupun restoran. Belum ada saat itu yang terus menjadi beban pikirannya siang dan barang dekorasi atau pajangan yang berbahan dari malam. Hingga akhirnya sang paman mengarahkan perunggu sehingga ia tertarik untuk menggarap ia untuk bekerja dulu di tempat lain. Sembari peluang itu.
10
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
Tokoh
Semula penjualan dilakukan untuk pasar domestik. Alnedi mesti mengerjakan urusan pemasaran di samping mengerjakan produksi sendiri. Di awal masa usahanya, ia membuat sendiri desain produk dan mengenalkannya ke pasaran. Bila desain tersebut diminati, barulah ia memproduksi dalam jumlah besar. Seiring berjalannya waktu, mulai banyak yang datang memesan desain sesuai keinginan klien masing-masing. Di situlah tantangan yang Alnedi hadapi, yaitu membuat produk semirip mungkin dengan desain yang diminta. Ketepatan, ketelitian dan keindahan hasil akhir menjadi kunci kesuksesan Alnedi dalam berkarya. Hal itu pula yang membuat banyak
pengusaha dari berbagai negara melirik barang kerajinan miliknya. Sampai sekarang, Alnedi tidak menyangka jika usahanya dapat maju hingga sekarang. Suatu kebanggaan tersendiri bagi pengusaha lokal sepertinya berhasil membuat hasil karyanya dipajang di berbagai hotel dan vila di banyak negara. Pencapaian lain yang tak kalah membahagiakan yaitu ia berhasil membuka lapangan kerja untuk masyarakat. Harapan ke depan semoga banyak bermunculan Alnedi Alnedi lainnya sehingga perekonomian daerah dapat bangkit melalui peluang di pasar ekspor.
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
11
Tokoh
Pelayanan Modern yang Tak Melupakan Asal Usul Hindu Bali
dr. I Gusti Ngurah Gede Putra, S.Ked., M.Si Direktur RSU Payangan
Lahir dan tumbuh di Payangan, Gianyar, kemudian sukses menaklukkan batasan diri dengan lulus berprofesi sebagai dokter, tak lantas mendorong dr. I Gusti Ngurah Gede Putra memilih sukses berkarier di kota yang lebih memberikan peluang menjanjikan kepada mantan pelajar dari SMPN 1 Payangan ini. Ia mengambil keputusan penting dalam hidupnya, dengan kembali dan mengabdi ke tanah kelahiran.
RSU Payangan Jl. Raya Payangan, Melinggih, Payangan, Gianyar, Bali 80572
Sebagai anak tunggal dari orang tua yang bekerja sebagai wiraswasta penjahit sederhana, sejak duduk di bangku sekolah, alumni dari SMAN 1 Denpasar ini, berusaha mandiri dalam memenuhi kebutuhan biaya sekolah dengan mencari beasiswa. Saat kuliah dI Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, ia pun lakukan sambil bekerja di sore hari di sebuah apotek di Denpasar. Bahkan ia bekerja sekaligus tergabung dalam organisasi pers di salah satu TV swasta di Bali selama 12 tahun. Tamat kuliah, Ngurah Gede Putra sempat bekerja dua tahun di Jakarta, setelah mengikuti kompetisi dan memenangkan diri sebagai runner up dari Direktorat Jendral Keuangan dan menjadi maskot nasional tentang pajak. Kemudian ia kembali ke Bali terpilih sebagai bagian dari project officer “Global Fund untuk penanggulangan AIDS, Tuberkulosis
12
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
dan Malaria”, bertempat di Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Berselang dua tahun, ia kemudian merasa terpanggil untuk kembali ke tanah kelahiran, dengan mengikuti adanya pembukaan formasi CPNS di Kabupaten Gianyar. Pada 2009, Ngurah Gede Putra menjadi staf dari Puskesmas Payangan, kemudian sebagai dokter umum, staf manajemen perencanaan, terakhir sebagai kepala puskesmas pada tahun 2014. Oleh Bupati Gianyar beserta Pemda dan tokohtokoh masyarakat Gianyar, berinisiatif untuk mengadakan pengembangan rumah sakit daerah, khususnya di daerah utara Gianyar yang mendapatkan tingginya permintaan. Maka pada tanggal 12 November 2019, dilakukan soft opening RSU Payangan yang berlokasi di Jl. Raya Payangan, Melinggih, Payangan, Kabupaten Gianyar.
Tokoh
Dari level staf hingga menjadi direktur rumah sakit, menjadi prestasi yang membanggakan sebagai seorang pekerja. Tak semua orang mampu bertahan saat duduk di kursi bawahan, bahkan tak muda mempertahankan profesionalisme kerja saat di posisi atas. Diungkapkan Ngurah Gede Putra, tanpa pernah merasakan proses berbagai posisi, khususnya mangemen di bidang medis, kita bisa saja takabur saat posisi tiba-tiba berada di puncak. Yang lebih buruk lagi, kita kurang memahami secara umum bagaimana prosedur rumah sakit berjalan. Bersemboyan "Pavitram Idam Uttamam" yang dikutip dari Bhagavad Gita Bab IX.2, memiliki arti tuntunan pengetahuan yang murni dalam memberikan pelayanan setulus hati. Juga secara harfiah Pavitram berarti Tirta Amerta Dewa Wisnu penguasa bumi utara, Idam berarti ini, Uttamam artinya harapan tertinggi kesehatan, kesejaheraan yang utama. Dalam makna Pavitram Idam Uttamam adalah pembawa kesehatan dan kesejahteraan dari bumi utara Gianyar yaitu Payangan Hospital. Payangan Hospital siap memberikan pelayanan maksimal, simple dan terjangkau bahkan gratis kepada seluruh lapisan masyarakat, dengan didukung peralatan terbaru dan staf yang profesional dan terlatih. Misalnya pada proses pendaftaran di pasien di RSU Payangan dibuat lebih sederhana dari birokrasi rumah sakit pada umumnya. Oleh petugas, yang akan datang menemui pasien, menyiapkan kebutuhan selama di rumah sakit.
“Welcome Home” menjadi tambahan kelebihan yang ditampilkan RSU Payangan, agar siapa pun yang berkunjung ke rumah sakit merasa nyaman, selama melakukan tindakan medis, begitu pula dengan seluruh staf, agar sama-sama menjaga pelayanan tetap berkualitas. Seiring dengan pertumbuhannya menuju grand opening, RSU Payangan juga akan merencanakan pembangunan untuk penyakit infectious, dilengkapi dengan ruang perawatan dan UGD. Perpaduan antara pelayanan modern dan konservatif pun menjadi unggulan, yang diwakilkan dalam logo RSU Payangan, yakni bibit bunga cempaka khas Payangan. Dalam perwujudannya, setelah bangunan rumah sakit benar-benar rampung, konsep bangunan dan penempatan ruangan penangan medis tak akan jauh sentuhan keyakinan umat Hindu Bali terhadap ajaran agama. Seperti di konsep kelahiran pada ruangan bidan berapa di arah selatan, disimbolis sebagai Dewa Brahma, konsep perawatan atau pemeliharaan disimbolis sebagai Dewa Wisnu di arah utara dan di tengah konsep UGD yang disimbolkan Dewa Siwa. Konsep-konsep tersebutlah menjadi fokus pengoptimalan oleh Ngurah Gede Putra saat ini, agar bila saatnya di mana ia akan menyerahkan RSU Payangan kepada generasi muda selanjutnya, tak hanya akan meninggalkan kejayaannya, tapi juga memori terbaik bagaimana proses-proses tersebut diselami dan ditahtakan dengan mendekati angka sempurna.
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
13
Tokoh Manfaat
Khasiat
Kayu Manis
untuk Diabetes
Diabetes merupakan penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Oleh karena itu, pengobatan diabetes bertujuan menjaga agar kadar gula darah tetap normal. Salah satu caranya adalah dengan mengatur konsumsi makanan. Dalam 20 tahun terakhir, beberapa penelitian menemukan bahwa konsumsi kayu manis bermanfaat untuk pasien diabetes. Berikut beberapa manfaat kayu manis untuk diabetes.
1. Mengandung antioksidan tinggi Peneliti telah menemukan kayu manis memiliki jumlah antioksidan yang tinggi. Antioksidan membantu tubuh mengurangi stres oksidatif, sejenis kerusakan sel, yang disebabkan oleh radikal bebas. Penelitian menunjukan mengonsumsi 500 miligram ekstrak kayu manis setiap hari selama 12 minggu mampu menurunkan penanda stres oksidatif sebesar 14 persen pada orang dewasa dengan pradiabetes. Hal ini sangat penting karena stres oksidatif telah terlibat dalam perkembangan hampir setiap penyakit kronis, termasuk diabetes tipe 2.
2. Meningkatkan sensitivitas insulin Pada penderita diabetes, pankreas tidak dapat memproduksi cukup insulin atau sel tidak merespons insulin dengan baik, yang menyebabkan kadar gula darah tinggi. Kayu manis dapat membantu menurunkan gula darah dan melawan diabetes dengan meniru efek insulin dan meningkatkan transportasi glukosa ke dalam sel. Hal ini juga dapat meningkatkan sensitivitas insulin, yang membantu menurunkan kadar gula dalam darah.
14
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
Tokoh
3. Menurunkan gula darah setelah makan Bergantung pada ukuran makanan dan berapa banyak karbohidrat yang dikandungnya, kadar gula darah dapat meningkat secara dramatis setelah kita makan. Fluktuasi gula darah ini dapat meningkatkan tingkat stres oksidatif dan peradangan yang cenderung menyebabkan banyak kerusakan pada sel-sel tubuh. Kayu manis dapat membantu menjaga lonjakan gula darah setelah makan. Manfaat tersebut terjadi karena kayu manis dapat memperlambat pencernaan. Selain itu, kayu manis juga dapat menurunkan gula darah setelah makan dengan memblokir enzim pencernaan yang memecah karbohidrat di usus kecil.
4. Menurunkan risiko komplikasi diabetes Kayu manis dapat menurunkan faktor risiko penyakit jantung, yang juga rentan terjadi pada penderit diabetes. Diabetes juga bisa memicu penyakit alzheimer dan dimensia. Sudi menunjukan ekstrak kayu manis dapat menurunkan kemampuan dua protein : Beta-amiloid dan Tau, untuk membentuk plak, yang merupakan faktor terkait perkembangan penyakit Alzheimer. Sumber : health.kompas.com
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
15
Tokoh
Gali Potensi Diri dari Advokat hingga Pengabdian di Masyarakat Mengidolakan sosok diplomat sekaligus entertainer Sherly Melinton sejak remaja, Cynthia Febriani, SIP., SH., bercita-cita ingin menjadi tokoh perempuan multitalenta. Melalui proses perjuangan yang tak mudah ia pun berhasil menggapai satu persatu pencapaian mulai dari sukses di bidang karier serta cakap dalam berorganisasi. Pencapaian teranyar yakni dipercaya sebagai Ketua Kaukus Perempuan Parlemen Kota Denpasar periode 2020-2024, mengokohkan langkahnya dalam pengabdian masyarakat. Khususnya untuk memperjuangkan pemberdayaan dan perlindungan perempuan.
Nama Cynthia Febriani sudah tidak asing dalam kancah perpolitikan di Bali, khususnya di wilayah Kota Denpasar. Sebelum dikenal sebagai salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di Kota Denpasar seperti sekarang ini, namanya sudah wara-wiri dalam tatanan politik dengan mengusung bendera Partai PDI Perjuangan. Memulai langkah politiknya dengan dipercaya menjadi Sekretaris DPC PDIP Denpasar kemudian setelah dua periode kepengurusan berikutnya terpilih sebagai Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak dan Penanggulangan Bencana Alam DPC PDI Perjuangan Kota Denpasar. Bagi Cynthia pribadi, politik bukanlah sesuatu hal yang asing. Ia terlahir di lingkungan keluarga yang juga memiliki sepak terjang perpolitikan dan sedari kecil sudah sering menyaksikan aktivitas politik secara langsung. Seiring beranjak dewasa, perempuan kelahiran Denpasar, 21 Februari 1974 ini juga kian memahami bahwa politik adalah sesuatu yang tak dapat dipisahkan dalam realita kehidupan sehari-hari. Banyak aktivitas masyarakat yang berkaitan dengan praktik politik namun tak disadari secara langsung. Sehingga ia pun terhindar dari apriori umum bahwa politik selalu terkait dengan praktik kotor padahal tidak demikian adanya. “Politik apabila didasari dengan pengabdian yang tulus serta dilakoni dengan berpegang teguh pada normanorma yang berlaku, tentunya akan membawa dampak positif bagi masyarakat luas,” ujarnya.
16
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
Cynthia Febriani, SIP, S.H. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Tokoh
Masa kecil Cynthia tak melulu diwarnai dengan isu serius seperti halnya politik. Seperti anak remaja lainnya, Cynthia di masa SMP juga memiliki ketertarikan lebih untuk merawat penampilan diri. Perawakannya yang ramping menjadi modal untuk memasuki dunia modeling. Ia selalu tampil percaya diri saat melenggak-lenggok di atas catwalk. Bahkan ia pernah menjuarai lomba modeling dalam rangka mewakili sekolahnya SMPK Swastyastu Denpasar. Hanya saja saat sudah menjalani rutinitas sebagai pelajar di SMA Perintis Denpasar, ia mulai mengurangi aktivitas sebagai model dan berfokus belajar demi menembus impian masuk ke PTN Favorit. Menyadari bahwa ekspetasi tak selalu menjadi nyata pada saat ia tak lolos ujian masuk ke universitas yang dituju, tak membuat Cynthia menyerah begitu saja. Pada seleksi berikutnya di perguruan tinggi berbeda, ia akhirnya diterima di Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Pasundan di Kota Bandung. Momen itulah yang agaknya menjadi titik balik bagi seorang Cynthia menjelma menjadi seorang pribadi berkarakter. Juga sebuah masa di mana ia mengenal orang-orang bertalenta dari berbagai daerah. Ia pun mengakui hingga saat ini masih menjaga relasi dengan para sahabat yang kini banyak menjadi tokoh sukses di bidang masing-masing. Setelah menyelesaikan kuliah, Cynthia sempat bekerja sebagai general manager. Kemudian di tahun 1999 menikah dengan pria tambatan hati bernama I Ketut Bagus Kerta Negara, SE yang berasal dari Pemecutan, Denpasar. Setelah menikah dan memiliki seorang putri, Cynthia masih bisa mengaktualisasikan dirinya di bidang karier. Beruntung ia memiliki sosok suami yang sangat mendukungnya dalam setiap hal, salah satunya saat ia memutuskan kuliah kembali. Kali ini ia menyelesaikan studi di bidang hukum hingga berhasil meraih gelar sarjana di tahun 2018 lalu.
Kemudian ibu dari Ni Made Ayu Mahayoni Putri K.N. ini berhasil merampungkan Pendidikan Khusus Profesi Advokat dan resmi dilantik menjadi seorang advokat. Dalam perjalanan kariernya sebagai mediator di pengadilan negeri maupun swasta yang ada di Bali, ia harus pandai mengatur waktu agar masih bisa melakoni peran sebagai ibu sekaligus istri. Di luar itu ia juga aktif sebagai bendahara di Kongres Advokat Indonesia dan sebagai anggota Bidang Pendidikan Kadin Bali. Sempat maju dalam pemilu legislatif pada 2019 lalu, srikandi politik PDI-P ini hanya menduduki peringkat lima di internal caleg PDIP Dapil Denpasar Barat II, dengn perolehan 1.125 suara. Kala itu, PDIP hanya kebagian jatah 4 kursi legislatif dari Dapil Denpasar Barat II. Pada tahun 2020 lalu, Cynthia diberi mandat untuk menggantikan posisi sang paman, Putu Tjawi di kursi DPRD. Putu Tjawi tutup usia sehingga ia digantikan caleg separtai dalam satu dapil yang meraih suara terbanyak di antara yang gagal lolos saat pileg. Itu artinya, Cynthia Febriani berhak maju di DPRD Denpasar Dapil Denpasar Barat II dengan status PAW. Sebagai salah satu perempuan di Parlemen Kota Denpasar, Cynthia berharap sesama legislator perempuan semakin solid bergerak untuk maju kedepannya. Terlebih setelah dirinya terpilih sebagai Ketua KPP (Kaukus Perempuan Parlemen) Kota Denpasar, ia ingin menjalankan program kerja lebih maksimal lagi. Khususnya dalam dalam upaya mengikis eksploitasi perempuan dan anak serta meminimalisir gepeng (gelandangan dan pengemis) di Kota Denpasar. Di luar kaitannya dengan tugas sebagai anggota dewan, Cynthia juga mengajak para perempuan untuk lebih giat menggali potensi diri dan harus punya karakter yang kuat di dalam menjalani peran masing-masing.
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
17
Tokoh
Kejujuran sebagai Wujud Nyata Keberanian untuk Hadapi Tantangan Hidup Selanjutnya I Made Wira Hanggajana, pemilik dari usaha Ophelos 77 Carwash, bisa saja dengan mudah direkomendasikan oleh ayahnya yang berprofesi sebagai dosen untuk menekuni profesi yang sama. Namun tawaran tersebut ditolak mentah-mentah olehnya dan lebih tertarik melanjutkan ke dunia pariwisata, yang ia saksikan saat itu lebih cepat memperoleh penghasilan. Seiring pemikiran dan pengalaman yang semakin terbuka, terlebih memiliki hobi otomotif, ia kemudian memilih menjadi pengusaha yang bertentangan keras dengan situasi lingkungan keluarga.
Dari keluarga besar I Made Wira Hanggajana, hanya ia satusatunya yang berprofesi sebagai pengusaha. Ayahnya sendiri merupakan seorang dosen di kampus Mahasaraswati, ibu sebagai bidan dan kakak adalah dokter. Hidup di lingkungan sebagai pekerja sempat membuatnya sulit mendapat dukungan untuk merinis sebuah usaha. Bahkan keluarga sudah pesimis lebih dulu saat mendengar keputusannya akan membuka usaha carwash. “Apakah akan ada yang datang untuk mencuci mobil, bagaimana nanti kalau usaha tersebut bangkrut dan lain sebagainya”. Biarpun ada rasa pesimis dari keluarga, tetapi doa dari keluarga khususnya ibu selalu menyertai Wira Hanggajana dalam merintis usaha. Namun tidak dengan modal yang harus ia kumpulkan untuk membangun pondasi usahanya. Lulusan dari sekolah pariwisata, namun memiliki hobi otomotif ini, ini harus berjuang dari nol, dengan bekerja sebagai chef ke Amerika untuk mengumpulkan modal.
18
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
I Made Wira Hanggajana Owner Ophelos77 Car Wash
Dua bulan membuka Ophelos 77 Carwash yang beralamat di Jl. Tukad Barito Timur No. 88, Denpasar ini masih sepi pengunjung. Tantangan tersebut ternyata belum seberapa, setelah usaha mulai dikenal masyarakat dan mulai memiliki karyawan, tetapi doa dan dukungan istri selalu menyemangati, walau sempat keberatan karena harus bertugas di luar Bali. Jadi hampir semua posisi ia ikut ambil bagian, dari mencuci mobil, hingga sebagai kasir. Dilanjutkan dengan cara pengelolaan, pengembangan sebagai pelayan jasa, menimbulkan tantangan yang lebih banyak datang dari diri sendiri. Dalam tahap proses tersebut, pikiran-pikiran negatif pun tak jarang mulai merasukinya, “Apakah sudah tepat jalannya untuk memilih karier sebagai pengusaha”. Bersyukur pertemuan dengan salah satu rekannya, menyadarkannya bahwa ia harus memberikan kesempatan yakni sebuah kepercayaan kepada para karyawan untuk menjalankan masing-masing jobdesk sesuai dengan bidang
Tokoh mereka. Selama delapan tahun berjalan, Wira Hanggajana telah mengganti asisten dalam usahanya sebanyak lima kali, alasannya karena tidak profesional dalam bekerja, yang terburuk hingga membawa lari uang perusahaan. Pada akhirnya sesuai nasehat orang tua, ia memilih untuk mempekerjakan salah satu anggota keluarga saja, sementara waktu. Demi mimpinya memiliki usaha carwash dengan banyak cabang, pria pemilik hobi ber-vespa dan pendiri Sunset Scooter ini memastikan para karyawannya nyaman bekerja dan menjalankan kewajiban masingmasing. Setiap tiga hari sekali ia pun mengadakan briefing kepada seluruh karyawan, karena sebagai perusahaan jasa terutama memberikan servis pasar armada tour & travel, harus dipastikan tetap menjaga kualitas pelayanan yang ramah dan memuaskan pelanggan. Pembatasan aktivitas demi mengurangi memutus rantai penularan virus Covid-19, memang membuat sebagian orang mengalami penurunan penghasilan maupun omzet dari usaha yang dijalankan, yang di hari kerja ia biasanya mendapatkan pelanggan 50-60 mobil dan akhir pekan 7080, Ophelos 77 Carwash pun sempat dua bulan merugi
karena menutup sementara usahanya. Wira Hanggajana kemudian selaku owner melakukan perundingan dengan seluruh karyawan, bahwa penghasilan mereka terpaksa dipotong dan tunjangan untuk sementara tidak dibayarkan, demi dapat terus mempertahankan usaha. Belajar dari pengalaman pandemi, ke depannya Wira Hanggajana memiliki rencana akan mengembang bisnis coffee shop. Namun karena usia yang sudah mendekati angka 40, ia tak bisa mengandalkan diri sendiri saja untuk mengetahui tren saat ini, ia pun merangkul adiknya untuk membangun bisnis ini dan rekan-rekan lainnya yang kebanyakan sudah ia kenal bagaimana karakternya dengan baik. Terutama soal kejujuran, seperti benar adanya kata atasannya saat ia masih bekerja di Amerika dahulu, ia diminta untuk menjadi executive chef karena kejujurannya, bukan suatu kepintaran. Karena kepintaran itu bisa dibentuk, sedangkan mencari kejujuran dan akhlak yang baik itu, diibaratkan “mencari jarum di tumpukan jerami”, sangat sulit ditemukan, padahal menjadi faktor penting dalam membuktikan seberani kita menghadapi tantangan hidup yang terus berlaku selagi kita masih hidup di dunia.
Aktivitas dan pelayanan di Ophelos77 Car Wash MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
19
Tokoh
Kolaborasi Seni Sang Undagi Spiritual dan Teknologi untuk menghasilkan Karya Seni yang Ikonik dan Metaksu I Ketut Sudiarta merupakan pematung yang berasal dari Br. Katimemes, Desa Sudimara, Tabanan. Beliau lahir pada tahun 1959 dari orang tua yang berprofesi sebagai seorang petani dan pedagang. Darah seni yang diturunkan kepadanya, merupakan berasal dari ibu yang juga aktif di dunia seni.
Kehidupan masa kecil I Ketut Sudiarta tergolong anak yang patuh dan hormat kepada orang tua. Saat beliau menginjak bangku sekolah dasar, beliau sudah membantu perekonomian keluarga dengan berjualan es lilin keliling. Tak hanya itu, di masa ekonomi yang sulit, ia juga mencari daun pisang untuk ditukar dengan makanan seperti kacang goreng dari pedagang. Meski harus bekerja sambil bersekolah, prestasi I Ketut Sudiarta dapat dikategorikan cukup baik, terutama di bidang seni rupa. Adanya dorongan dari diri sendiri dan lingkungan membuat I Ketut Sudiarta memilih melanjutkan sekolah ke SMSR (Sekolah Menengah Seni Rupa). Banyaknya prestasi yang beliau raih, membuatnya disenangi oleh banyak temantemannya, terlebih guru-guru pembimbingnya saat itu. Namun setelah tamat, I Ketut Sudiarta, yang awalnya ingin melanjutkan sekolah perguruan tinggi ke Yogyakarta
20
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
I Ketut Sudiarta Direktur CV Linggayu
mengurungkan niatnya dengan alasan ingin memperdalam ilmu meditasi. Semenjak itu pikirannya terus mengacu pada aktivitas yang mendukung kesehatan mental dan fisik tersebut. Meski ia mendapat tawaran oleh kepala sekolah di SMSR untuk mengajar kemudian akan mendapat beasiswa untuk melanjutkan ke Yogyakarta, namun tetap saja tawaran tersebut tak menarik hatinya. Padahal bila dibandingkan dengan tawaran yang datang padanya, I Ketut Sudiarta sebenarnya tidak memperoleh finansial yang menjanjikan dari memperdalam ilmu meditasi. Namun sisi positifnya, beliau akhirnya menemukan jawaban yang selama ini dicari dan dipertanyakan oleh orang tuanya yakni soal kawitan atau asal usul leluhur keluarga. Berawal dari memperdalam ilmu meditasi akhirnya mengantarkan I Ketut Sudiarta bertemu dengan seorang yogi yang berasal dari Buleleng, yang akhirnya mampu memperkenalkan
Tokoh
beliau dengan kawitan-nya yakni “Pasek Bendesa Manik Mas”. Sejak saat itulah, Ketut Sudiarta mulai banyak belajar soal agama dan dunia spiritual. Setelah lama menekuni ilmu meditasi dan spiritual, akhirnya I Ketut Sudiarta kembali melanjutkan cita-citanya dalam karya seni rupa yang dikombinasikan dengan pemahaman spiritual di dalamnya. Hal itu mulai beliau wujudkan dengan membuat desain pembangunan tempat persembahyangan kepada leluhur atau kawitan di lingkungan keluarganya. Melihat hasil karya seni yang dihasilkan, I Ketut Sudiarta mendapat peluang untuk semakin mengembangkan karyanya tersebut lebih bergengsi di mata masyarakat. Adanya peluang untuk mengambil proyek pemerintah membuat beliau mendirikan “CV Linggayu” sebagai syarat badan hukum untuk beliau berkarya yang beralamat di Br. Katimemes, Desa Sudimara, Tabanan. Ia pribadi sejatinya sama sekali tak memiliki keahlian di bidang manajemen dan konstruksi, beliau pun dibantu oleh beberapa staf yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing. Dengan adanya tim tersebut membuat CV Linggayu memiliki pembeda dengan bisnis industri patung lainnya. Kolaborasi yang baik menghasilkan kualitas patung yang proporsional dan memiliki keunggulan pada detailing dan segi anatomi yang lebih spesifik. Kelebihan lainnya, untuk patung-patung ukuran besar, selain didesain secara manual CV Linggayu juga memanfaatkan teknologi digital.
CV Linggayu di bawah kepemimpinan I Ketut Sudiarta telah menghasilkan banyak sekali karya-karya ikonik. Namun dari sekian karya yang pernah beliau kerjakan, terdapat beberapa proses pembuatan patung yang memiliki kesan yang berbeda di hati I Ketut Sudiarta di antaranya adalah Panggung Terbuka “Garuda Wisnu Serasi” (GWS), yang diselesaikan hanya dalam waktu enam bulan, dari target yang diberikan pemerintah selama setahun. Kemudian pembuatan patung “Ida Betara Ratu Bagus Kebo Iwa” setinggi 9,45 meter dengan berat 18 ton serta dilapisi dengan lapisan solid surface yang berlokasi di sebelah barat Pura Puseh Luhur Bedha di Desa Adat Bedha kawasan Desa Bongan, Kecamatan Tabanan, Di mana saat proses akhir pengangkatannya ke atas pedestal yang sempat terkendala alat berat, akhirnya bisa terangkat setelah dilakukan pergantian alat berat. Pengerjaan patung Kebo Iwa ini sukses terealisasi dalam waktu empat bulan yang dimulai sejak Agustus 2020 dengan melibatkan tim dan manajemen yang kuat. Patung Kebo Iwa dengan tangan kanan mengacung, sementara tangan kiri memegang senjata keris, sudah bisa dinikmati oleh masyarakat Tabanan khususnya pengguna jalan sebagai karya yang ikonik di Desa Adat Bedha. Selanjutnya pengerjaan patung Jaladhimantri Nala yang dibangun di Kolinlamil TNI AL Jakarta Utara. Patung ini memiliki tinggi 4 meter yang dikerjakan di studio CV Linggayu selanjutnya dikirim ke Jakarta menggunakan jasa kargo. Patung ini diresmikan langsung oleh Menteri Parekraf Sandiaga Uno.
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
21
Tokoh
Ibu Rumah Tangga di Bali Menjahit Untung dari Bisnis Bantal Dekorasi Interior
Cerita inspiratif kali ini datang dari seorang ibu rumah tangga di Bali yang menjadikan bisnis sebagai passion-nya. Perempuan bernama lengkap Cici Panggabean ini sempat mencicipi berbagai jenis usaha sebelum akhirnya konsisten menggarap peluang bisnis desain interior dan cushion. Ia membuktikan bahwa perempuan tidak hanya mampu berperan sebagai seorang ibu sekaligus istri tapi juga dapat menjadi produktif dari segi finansial. Melampaui segala keterbatasan ia pun berhasil memperkenal produk bantal dekorasinya hingga menembus pasar ekspor.
Jika dahulu bantal dianggap hanya memiliki fungsi sebagai penyangga kepala di saat tidur, maka berbeda dengan saat ini di mana fungsinya sudah lebih berkembang. Di tangan entrepreneur bernama Cici Panggabean, bantal bisa dijadikan pelengkap dekorasi untuk di rumah. Ia menciptakan desaindesain bantal yang bernilai estetik tinggi sehingga selain dapat digunakan sehari-hari juga dapat mempercantik suatu ruangan. Tidak hanya itu, bantal buatan para pengrajin lokal ini ternyata dapat menjadi suatu komoditas ekspor yang menguntungkan. Cici memperkenalkan produk bantal dekorasi dengan mengusung nama brand Machastore Bali. Nama itu merupakan akronim dari frase Mama Chacha, yaitu panggilan sehari-harinya. Agar lebih mudah dalam
22
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
Cici Panggabean Owner Machastore Bali
penyebutan maka dipersingkat menjadi Macha. Sedangkan penambahan kata Bali dimaksudkan untuk branding sebagai produk lokal dari Pulau Dewata. Terbukti dari upaya branding tersebut, Machastore kian dilirik oleh para konsumen dari berbagai negara. Segmentasi market di luar negeri lebih mudah menaruh kepercayaan pada para pengusaha lokal Bali. Sebab di pulau ini telah terlahir brand-brand lokal menembus persaingan global, salah satunya home industry yang beralamat di Jl. Gatot Subroto IV Denpasar ini. Namun untuk mencapai titik seperti sekarang, ibu dari dua anak ini harus mengarungi pasang surut perjuangan yang tidak mudah. Terlahir dari orang tua pegawai swasta dan pedagang, Cici bertumbuh menjadi pribadi pekerja keras dan selalu jeli melihat peluang. Ia dididik dari orang tua
Tokoh
Bersama keluarga tercinta yang senantiasa mengajarkan makna dari berusaha, tanpa melakukan usaha dan hanya berpangku tangan tidak akan membawa seseorang ke manapun. Ia juga diajarkan untuk tidak minder terhadap latar belakang sosial atau ekonomi yang dimiliki, faktor tersebut bukan alasan untuk menjegal seseorang meraih kesuksesan. Siapapun berhak meraih kesuksesan asalkan mau bekerja keras untuk menggapainya. “Dari didikan orang tua saya belajar bahwa masa lalu adalah hal yang tidak dapat kita ubah, namun kita punya kemampuan untuk mengubah masa depan. Kuncinya adalah fokus kepada target lalu buat strategi yang dapat membantu kita mencapai target tersebut. Kemudian mulailah karena tanpa memulai kita tidak akan sampai di garis akhir. Ingat, setiap perjalanan ribuan langkah pasti diawali dari satu langkah,” tutur perempuan lulusan Akademi Sekretaris Taruna Bhakti di Bandung ini. Setelah lulus kuliah dan sempat bekerja, Cici Panggabean menikah dan memutuskan ikut suami tinggal di Bali. Begitu memiliki buah hati, ia semakin yakin untuk fokus terhadap perannya sebagai ibu rumah tangga dan mundur dari pekerjaan sebagai karyawan. Namun ia yakin semangatnya untuk mengaktualisasikan hobi menghasilkan uang tidak berhenti sampai di situ. Semangat berwirausaha ia praktikkan dengan menggarap beberapa peluang usaha. Sampai di tahun 2014 ia melirik peluang bisnis home decor dengan berfokus pada produk bantal untuk di kasur maupun di sofa. Pada masa awal merintis usaha merupakan momen cukup berat bagi Cici Panggabean sebab kala itu ia terkendala urusan modal. Justru keterbatasan itu ia jadikan sebagai cambuk lecutan motivasi untuk semakin giat berusaha. Sempat menggadaikan motor kesayangan, Cici mengembangkan usahanya dengan modal lima juta rupiah.
Terdesak keadaan agar tidak sampai kehilangan motornya, ia terus menggenjot pemasaran produk bantal Machastore Bali. Usahanya membuahkan hasil tatkala semakin banyak desainer interior lokal yang melirik karyanya. Salah satu nilai plus Machastore adalah mampu menghadirkan produk berkualitas yang dapat dikustomisasi alias bisa disesuaikan dengan permintaan pembeli. Selain itu sebagian besar produk dikerjakan secara manual oleh tangan meskipun ada proses penjahitan menggunakan mesin. Hal ini menjadi suatu tantangan tersendiri bagi mereka yang ingin menekuni seni kerajinan ini. Bermaksud mengajak para perempuan lain untuk mengisi waktu dengan aktivitas produktif, Cici pun kerap membuka kelas pembuatan bantal dekorasi. Ia yakin bahwa selain berbagai dalam bentuk materi, berbagi ilmu juga dapat menebar manfaat bagi orang lain. Konsistensi dalam menggarap peluang bisnis bantal dekorasi ini tetap ditunjukkan Cici di masa pandemi. Di saat kebanyakan usaha mengalami penurunan omzet saat pandemi, Cici berhasil melesatkan produknya. Hal ini karena banyak yang memindahkan aktivitas mereka di rumah sehingga banyak orang yang mendekorasi interior rumah untuk menciptakan kenyamanan. Pada momentum inilah Cici berhasil meningkatkan kapasitas ekspornya seiring bertumbuhnya market luar negeri. “Saya dulunya tak pernah membayangkan bahwa produk-produk saya akan meramaikan pasar di luar negeri. Dari pengalaman hidup ini saya semakin yakin, Tuhan akan menyiapkan sesuatu yang tidak akan pernah kita bayangkan di saat kita mau bekerja dan berusaha,” ujarnya.
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
23
Tokoh
Menambah Pengalaman Seluas-luasnya di Usia Muda, kemudian Fokus di Masa Tua
Yogo Tamtomo Owner Start Games Store Bali
Seperti pernyataan yang pernah terlontar dari Jack Ma, tokoh pendiri Alibaba Group, yang melontarkan nasihat dalam tahapan usia berkarier, khususnya bagi yang ingin menjadi entrepreneur. Secara singkat, di mulai usia 20 tahun jadilah murid yang baik dan mencari pengalaman, usia 30 tahun fokus pada pilihan karier. Konsep inilah yang bisa dikatakan menjadi patokan Yogo dalam mendirikan usahanya. Dari harus bergonta ganti partner, hingga menemukan yang memiliki visi misi yang sama dengannya, memang bukanlah perkara mudah.
Salah satu peribahasa mengatakan “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”, memang benar adanya. Dari ayah yang bekerja sebagai wiraswasta, membuat Yogo pun memilih jalan kariernya di bidang yang sama. Awalnya bekerja sama dengan salah satu kawannya sesama penggemar game, pada tahun 1999. Namun setelah enam tahun bekerja sama, rekan dari usahanya menikah dan pindah ke Lombok, usaha ini pun akhirnya dikelola olehnya saja. Seiring berjalannya waktu, modal yang dimilik Yogo mulai berkurang, ia kemudian kembali mencari partner usaha. Karena usia yang masih sama-sama muda dan tidak memilik visi misi yang sama dalam mengembangkan usaha, Yogo pun kembali kehilangan partner. Tak mau berputus asa, ia kembali membentuk tim hingga akhirnya menemukan yang cocok dan mampu dipertahankan kekompakannya sampai saat ini. Semakin bertumbuh, Start Games Store mendapat kepercayaan dari distribusi games store di Jakarta. Apalagi belum zamannya gadget, membuat usahanya semakin booming di masa itu. Kejujuran pun menjadi poin penting dalam usahanya, ia pun berupaya menjaga kepercayaan yang telah diberikan agar hubungan bisnis semakin lancar dan berkembang. Nama usaha yang kian dikenal, mengundang Start Games Store mendapat tawaran untuk membuka counter di salah satu pusat perbelanjaan di Bali. Tak mudah langsung begitu saja, Yogo langsung menyanggupi tawaran
24
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
tersebut, karena modal yang dibutuhkan hingga 100 juta. Ia pun mencoba melakukan pinjaman di bank, namun lagi-lagi saking bersemangatnya, ia lupa akan pentingnya manajemen keuangan. Alhasil usaha pun mengalami penurunan, apalagi ia tak fokus hanya pada usaha yang masih butuh kestabilan, tapi juga terjun ke properti. Yogo sebagai penanggung jawab, akhirnya mampu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan tuntas dan terpenting mampu memetik pelajaran dari pengalaman tersebut. Ia kemudian memutuskan untuk mengakhiri kontrak dengan salah satu pusat perbelanjaan dan fokus membuka Start Games Store Bali di Jl. Sunset Road No.1i Kuta dan Jl. Imam Bonjol. Berbekal optimisme, Yogo memilih untuk terus bertahan di usaha yang ia kuasai dan ia yakini, karena sejauh ini sejak kondisi pandemi tahun 2020, hingga saat ini tak memberi dampak yang berlebih pada usahanya, justru memberikan keuntungan dari hasil penjualan, karena tidak sedikit masyarakat yang berupaya mencari penghiburan dengan bermain game. Hal ini tak hanya terjadi games store di Indonesia, di seluruh dunia pun berdampak yang luar biasa. Yogo pun sebagai yang paling senior dalam menawarkan berbagai komponen game di Bali, semakin tertantang untuk menawarkan game sebagai suatu hiburan untuk berbagai kalangan, dari kelas menengah hingga menengah atas.
Tokoh
Kembangkan Agrowisata dan Rekreasi Keluarga di Badung Utara
Ni Wayan Suyasni Owner Rekreasi Keluarga Tirta Mas
Berkeinginan untuk mengembangkan potensi alam di daerah kelahirannya, membuat Ni Wayan Suyasni tergerak merealisasikannya dengan membangun destinasi wisata di kawasan Badung Utara. Simak bagaimana langkah Ni Wayan Suyasni dalam mewujudkan visi misi mereka hingga berhasil memberi nilai tambah pada bidang ekonomi, sosial, dan pendidikan di daerahnya.
Jika dikembangkan lebih serius, pariwisata di Badung Utara tak kalah dengan daerah lainnya. Inilah yang berusaha digaungkan oleh praktisi pariwisata bernama Ni Wayan Suyasni. Ia dan sang suami bernama I Wayan Weda Dharmaja yang didukung oleh keluarga selama dua tahun belakangan ini sudah melakukan langkah nyata membangkitkan potensi pariwisata di daerah mereka, tepatnya di Desa Sembung, Kecamatan Mengwi, Badung. Menurut Ni Wayan Suyasni, daerah-daerah di Badung Utara memiliki potensi alam yang bisa menjadi daya tarik wisata. Itulah sebabnya saat berniat mengembangkan suatu wahana rekreasi bernama Tirta Mas, ia tetap berusaha mempertahankan lingkungan yang asri di sekitarnya. Tempat wisata itu terintegrasi dengan kebun beraneka jenis tanaman buah. Sehingga bisa dikatakan Suyasni menawarkan paket lengkap wisata keluarga dan alam atau biasa disebut dengan istilah agrowisata. Agrowisata Tirta Mas di Desa Sembung ini menyediakan wahana bermain air yang cocok dikunjungi oleh semua kalangan usia. Khususnya bagi para anak-anak, tempat ini menjadi surga bermain yang menyenangkan. Terdiri dari dua kolam dengan kedalaman berbeda, tempat rekreasi ini semakin menarik untuk dikunjungi karena tersedia fasilitas bermain berupa wahana berseluncur. Suyasni menjelaskan alasan dirinya membangun fasilitas berupa kolam renang di tempat rekreasi agrowisata Tirta Mas ini. Ia melihat selama ini SDM muda yang ada di wilayah Kecamatan Mengwi maupun kecamatan di Badung Utara umumnya sangat bisa bersaing. Namun dari segi prestasi olahraga, khususnya cabang olahraga renang masih cukup rendah. Menurut wanita lulusan Jurusan
Ekonomi ini, hal tersebut disebabkan oleh kurangnya dukungan berupa fasilitas latihan. Tujuan edukatif ini memotivasinya untuk membangun fasilitas kolam renang sebagai tempat melahirkan calon atlet renang berprestasi di masa depan. Kilas balik awal mula lahirnya rekreasi keluarga dan agrowisata Tirta Mas yaitu pada tahun 2019. Suyasni mencetuskan gagasan untuk mengoptimalkan aset keluarga yang selama ini kurang digarap. Beruntung ideidenya didukung oleh sang suami beserta saudara-saudara lainnya. Kemudian Suyasni dan keluarga merancang dan membangun konstruksi wahana bermain itu sendiri. Tantangan yang dihadapi Suyasni adalah saat pertama kali memperkenalkan eksistensi tempat wisata ini. Namun berkat dukungan perangkat desa maupun masyarakat Desa Sembung, Rekreasi Keluarga Tirta Mas semakin dikenal. Wisatawan yang datang tidak hanya warga lokal tapi juga dari luar daerah. Suyasni dan kelaurga berharap agar keberadaan Agrowisata Tirta Mas dapat memotivasi warga lokal lainnya untuk ikut membangun ekonomi di daerahnya dengan mengembangkan potensi yang ada. Ke depannya ia ingin agar generasinya yang akan datang dapat melanjutkan kembali visi misi yang telah diperjuangkan selama ini. MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
25
Tokoh
Bangkit dan Optimis Turut Mengentaskan Pengangguran di Masa Pandemi
Ni Luh Ngurah Sugiyanty Kepala Cabang PT Indotak Jaya Abadi
Setelah hampir setengah tahun tutup karena situasi pandemi, Ni Luh Ngurah Sugiyanty penggawang dari PT. Indotak Jaya Abadi Bali akhirnya buka kembali. Karena memikirkan kepentingan para tenaga kerja yang memiliki impian untuk maju. Terlebih adanya kesulitan keuangan, membuat mereka terdorong untuk meningkatkan skill, sembari menanti kondisi pariwisata akan segera pulih.
Ngurah Sugiyanty merupakan karyawan hotel di daerah Nusa Dua yang sudah dilakoni selama 18 tahun. Akhirnya kemudian memilih berhenti karena terbentur waktu untuk bersama anak-anak dan terjun membangun bisnis yang masih berkaitan dengan pariwisata, yakni PT. Indotak Jaya Abadi Bali. Sebuah perusahaan pendidik dan pencetak tenaga kerja yang siap menghantarkan tenaga kerja yang sukses di luar negeri. Sebagai penyelenggara dan pencetak tenaga kerja, PT. Indotak Jaya Abadi Bali yang beralamat di Jalan Beranda Raya No.27, Benoa, Kuta Selatan (0812 3677 9899 / angel_keppy@yahoo.com) ini sempat tutup sementara karna kondisi pandemi. Namun memikirkan perkembangan calon-calon tenaga kerjanya, Ngurah Sugiyanty kemudian memberanikan diri untuk buka kembali, dengan syarat menjaga protokol kesehatan dan seluruh peserta sudah mengikuti program vaksinasi, demi samasama saling menjaga kesehatan saat berinteraksi. Saat melakukan pelatihan untuk anak didiknya, PT. Indotak Jaya Abadi Bali berupaya memberikan pendidikan dan fasilitas terbaik, seperti kerjasama magang atau kontrak
26
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
dengan hotel-hotel di Bali, untuk meningkatkan pengalaman mereka terutama bercakap-cakap dengan turis, sebelum siap untuk diberangkatkan. Selain itu, PT Indotak Jaya Abadi juga menyediakan mess bagi anak didiknya selama pelatihan. Hal ini diharapkan, agar tercapainya salah satu tujuan daripada perusahaan, yakni turut ambil bagian mengentaskan pengangguran di Bali. Tidak sedikit anak didik yang mengikuti pelatihan di PT. Indotak Jaya Abadi Bali tak hanya berkeinginan untuk bekerja di luar negeri, ada juga yang ingin menjadi trainer khususnya di bidang spa atau mendirikan usaha spa nantinya. Meski faktanya, terapis dari Bali adalah yang paling banyak dicari oleh pencari tenaga kerja dari luar negeri. Tanpa membatasi usia, melalui Bali Nirwana Spa School International, Ngurah Sugiyanty pun menyambut dengan tangan terbuka bagi siapa pun mau yang memiliki semangat tinggi untuk belajar, apapun keputusan daripada anak didiknya kelak, diharapkan dapat memberikan impact positif yakni keberanian mengambil langkah untuk mewujudkan kemandirian finansial terutama di tengah situasi pandemi.
Motivasi Tokoh
Pesan-Pesan Pengusaha Bali Kepada Generasi Muda dan Bali di Masa yang akan Datang Anak muda harus tahu Bali sebenarnya, pertahankan budaya Bali dan peduli lingkungan.
Harus berani, banyak belajar, tuntut ilmu dan jangan mau kalah dengan orang luar.
Ryan Prastya Mariata Putra Owner Plawa Florist
I Nyoman Megawan Owner Bali Gong Antik
Generasi muda harus berprinsip, jangan utamakan gengsi dan semoga pemerintah dapat mengembangkan sektor-sektor lain.
Gunakan waktu sebaik mungkin.
A.A Ketut Agus Suardika, S.E., S.H. Owner Sancita Consulting
I Nyoman Putra Suryawan Owner Soil Food Temple
Konsisten, tetap berusaha, tetap semangat harus kreatif dan cintai produk lokal.
Tuntutlah ilmu setinggi-tingginya, rajin belajar, manfaatkan teknologi sebaik mungkin.
I Gusti Ngurah Putra Darmagita Owner Electric Wheel Bali
I Made Sunarya Owner Warung Makan Sunarya II
Jangan berhenti belajar, isi waktu dengan belajar, manfaatkan teknologi secara maksimal dan tepat guna.
Harus berani keluar dari zona nyaman, jangan cepat menyerah, tingkatkan skill dan fokus dengan tujuan.
Ida Ayu Eka Dwi Wijaya, S.E., Ak. Owner PT Surya Dewata Mandiri
I Wayan Dendi Owner Den-O Coffee
Semangat dan tulus dalam bekerja.
Semangat dan jangan pernah mengeluh.
I Gede Rediawan Owner Sari Timbul
Ni Made Indari Dwi Ekasari Owner Sari Kayana Wedding
Perbanyak pengalaman dan terima tantangan.
Wanita Bali harus kuat, lebih kreatif, jangan lemah, lebih semangat, mantapkan niat dan berusaha sebaik mungkin.
Bagus Satria Hadi Owner BSH Coffee House & BSH Architect
Ida Ayu Putu Karang Ariani Owner Body & Mind Boutique
MAJALAH BALI Vol 50 XI-1/21
27
Tokoh
InstagramMAJALAH BALI 28majalahbalicom
Vol 50 XI-1/21
Youtube
Majalah Bali
ISSUU
Majalah Bali
MAJALAHBALI.COM