8 minute read

PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

Next Article
LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PENGESAHAN

2.1 Profil RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Hasan Sadikin adalah rumah sakityang terletak di Kota Bandung, tepatnya di Jalan Pasteur Nomor 38 Bandung 40161. Sebelumnya rumah sakit ini bernama RS Rancabadak. Pada tahun 2006 status rumah sakit berubah menjadi Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU).

Advertisement

2.1.1 Sejarah Singkat RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dibangun pada tahun 1920 dan diresmikan pada tanggal 15 Oktober 1923 dengan nama “Het Algemeene BandoengscheZiekenhuijs“.Pada tanggal 30 April 1927 namanya diubah menjadi “Het

GemeenteZiekenhuijsJuliana”dengan kapasitas 300 tempat tidur. Selama penjajahan

Jepang, rumah sakit ini dijadikan Rumah Sakit Militer. Setelah Indonesia merdeka, pengelolaannya berpindah ke pemerintah daerah yang dikenal oleh masyarakat Jawa

Barat dengan nama “Rumah Sakit Ranca Badak“.

Pada tahun 1954 Rumah Sakit Ranca Badak ditetapkan sebagai rumahsakit provinsi dan berada di bawah pengawasan Departemen Kesehatan. Selanjutnya pada tahun 1956 dijadikan rumah sakit umum dengan kapasitas 600 tempat tidur, bersamaan dengan didirikannya Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Sejak saat itu pula Rumah Sakit Ranca Badak digunakan sebagai tempat pendidikan oleh

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak diubah menjadi

Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS) yang berfungsi sebagai Unit

Pelaksana Teknis (UPT) dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal

Pelayanan Medik. Pada tahun 1992-1997 RSHS ditetapkan menjadi unit swadana.

Keluarnya Undang-undang nomor 20 tahun 1997 tentang PNBP yang ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 124 tahun 1997 menyebabkan status RSHS berubah menjadi Rumah Sakit Pengguna Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang harus menyetorkan seluruh pendapatan ke kas Negara.

Bersamaan dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 119 tanggal 12 Desember 2000, status RSHS secara yuridis berubah menjadi perusahaan jawatan (Perjan). Pada tahun 2006 RSHS bersama 12 rumah sakit lainnya, berubah status menjadi unit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum (PPK-BLU). RSHS pada tahun 2021 inimemliki21pelayanan medis spesialitik dan 133 pelayanan medis subspesialitik, dan memiliki 1038 tempat tidur.

Status RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung adalah sebagai berikut :

1. Rumah Sakit Pemerintah.

2. Di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, Kementerian Kesehatan RI.

3. Termasuk rumah sakit tipe A.

4. Rumah Sakit Pendidikan.

5. Rujukan utama untuk Provinsi Jawa Barat.

6. Pusat Unggulan Nasional dalam Bidang Jantung, Onkologi, dan Kedokteran Nuklir.

7. Terakreditasi Paripurna Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dan Joint CommiteeInternational(JCI).

2.1.2 Visi dan Misi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Visi : Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.

Misi:

Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

2.1.3 Janji Pelayanan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Nilai-nilai filosofis RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dituangkan dalam janji layanan yaitu:

PAMINGPIN PITUIN

Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik di bidangnya

Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui perjalan kemitraan

Inovatif : Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan

Tulus : Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif

Unggul : Keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima

Integritas : Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah, dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas

2.1.4 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Struktur organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2.2 Profil Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur RSUP Dr. Hasan Sadikin tentang

Struktur Organisasi Tata Kelola Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin, Instalasi Farmasi RSHS bertugas membantu Direktorat Pelayanan Medik

Keperawatan dan Penunjang. IFRS RSHS dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi Farmasi dibantu oleh empat orang Kepala Sub-Instalasi yaitu Sub-Instalasi Perbekalan Farmasi, SubInstalasi Pelayanan Farmasi, Sub- Instalasi Mutu dan Pengembangan dan Sub-Instalasi

Umum dan SDM.

KepalaInstalasi Farmasi Apt.CherryRahayu, S.Si.,M.KM

KepalaSub Instalasi Perbekalan

Perencanaan Budiasih,S.Si.,M.KM., Apt.

GudangFarmasi Bintang Juli Wicaksono, S.Farm., Apt.

Distribusi PratiwiSoenoro,Dra., M.Si.,Apt.

FarmasiKlinik PratiwiSoenoro,Dra., M.Si.,Apt.

KepalaSub Instalasi Pelayanan

KepalaSub InstalasiMutudan Pengembangan

Kualitas PutriRizkitaS.Farm., M.Si.,Apt.

Pendidikandan Pelatihan PutriRizkitaS.Farm., M.Si.,Apt

Administrasidan ATKn SitiSusiani,Dra., M.Si.,Apt.

KepalaSub InstalasiUmum danOperasional

SumberDaya Manusia Siti Susiani, Dra., M.Si., Apt.

LaporandanIT IlmanSilanas,S.Farm., M.Kes.,Apt.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

2.2.1 Tugas Instalasi Farmasi (IFRS) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Instalasi farmasi RSHS berada dibawah direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang. Struktur organisasinya terdiri dari Kepala

Insatalasi Farmasi Rumah Sakit dan 4 Sub-Instalasi dengan tugas pokok antara lain :

• Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian yang optimal dan profesional serta sesuai prosedur dan etik profesi.

 Melaksanakan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai yang efektif, aman bermutu dan efisien.

 Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan sediaan farmasi alat kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai guna memaksimalkan efek terapi dan keamanan sertameminimalkanresiko.

 Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) serta memberikan rekomendasi kepada dokter, perawat dan pasien.

 Melaksanakan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan pelayanan kefarmasian.

 Berperan aktif dalam komite / Tim Farmasi dan Terapi.

 Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standar pengobatan dan formularium rumah sakit.

2.2.2

Fungsi Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Fungsi Instalasi Farmasi dalam perannya di Rumah Sakit di bagi menjadi 2 kegiatan yaitu:

1. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai

 Memilih Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai kebutuhan pelayanan RumahSakit.

 Merencanakan kebutuhan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai secara efektif, efisien dan optimal.

 Mengadakan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku.

 Menerima Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku.

 Menyimpan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian.

 Mendistribusikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis

Pakai ke unit-unit pelayanan di Rumah Sakit.

 Melaksanakan pelayanan farmasi satu pintu

 Melaksanakan pelayanan Obat “unitdose”/dosissehari

 Melaksanakan komputerisasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (apabila sudah memungkinkan).

 Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.

 Melakukan pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang sudah tidak dapat digunakan.

 Mengendalikan persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai.

 Melakukan administrasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis HabisPakai.

2. Pelayanan FarmasiKlinik

 Mengkaji dan melaksanakan pelayanan resep atau permintaan obat

 Melaksanakan penelusuran riwayat penggunaan obat

 Melaksanakan rekonsiliasi obat

 Memberikan informasi dan edukasi penggunaan obat baik berdasarkan resep maupun obat non resep kepada pasien / keluarga pasien

 Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai

 Melaksanakan visite mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lain

 Memberikan konseling pada pasien dan / ataukeluarganya

Melaksanakan Pemantauan Terapi Obat(PTO)

 Pemantauan efek terapiobat

 Pemantauan efek sampingobat

 Pemantauan Kadar Obat dalam Darah(PKOD)

 Melaksanakan Evaluasi Penggunaan Obat(EPO)

Melaksanakan dispensing sediaan steril

Melakukan pencampuran obat suntik

Menyiapkan nutrisi parenteral

Melaksanakan penanganan sediaansitotoksik

 Melaksanakan Pelayanan Informasi Obat (PIO) kepada tenaga kesehatan lain, pasien / keluarga, masyarakat dan institusi di luar Rumah Sakit

 Melaksanakan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit(PKRS).

2.3 Depo Farmasi Rawat Inap Khusus (RIK)

Instalasi Farmasi RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung mempunyai beberapa Depo FarmasidiantaranyaDepoFarmasiIGD(InstalasiGawatDarurat),DepoFarmasiRawatJalan, Depo Farmasi Produksi Steril, Depo Klinik kemoterapi, Depo Farmasi Rawat Inap Khusus, Depo Farmasi PTRM (Program Terapi Rumatan Metadon) dan Depo Farmasi ICU.

Depo Farmasi Rawat Inap Khusus melayani perminataan obat dan alkes untuk beberapa ruang rawat inap seperti: a. Ruang Rawat Inap Khusus lantai 2 b. Ruang Rawat Inap Khusus lantai 3 c. Ruang Rawat Inap Khusus lantai 4 d. Ruang Rawat Inap HCU Parahyangan lantai 2 e. Ruang PICU f. Ruang operasi jantung CABG

Pelayanan Farmasi dilakukan dengan Sistem Unit Dose Dispensing (UDD) yang merupakan sistem penyiapan dan pengendalian obat di rumah sakit dimana obat disiapkan dalam kemasan satuan unit dosis untuk sekali pakai dan siap dikonsumsi pasien.

Sedangkan pelayanan farmasi yang dilakukan untuk melayani pasien operasi di ruang operasi jantung CABG dengan menyiapkan paket anestesi, paket bedah dan paket perfusi.

2.4 Profil Peserta

Nama : Kahardiyanto

NIP : 198805052022031001

Jabatan /Golongan : Asisten Apoteker Terampil/ II C

Unit Kerja : Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Instansi : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Dalam pelaksanaan aktualisasi, peserta diklat mengacu kegiatan dalam Sasaran

Kinerja Pegawai (SKP), yaitu :

1. Dispensing resep individual, menerima dan menyeleksi persyaratan administrasi resep serta menghitung harga obatnya.

2. Penyimpanan, menyimpan perbekalan farmasi.

3. Penyusunan laporan kegiatan farmasi klinik, menyusun laporan kegiatan farmasi klinik.

4. Dispensing resep individual, menyiapkan obat dan membuat etiket.

5. Dispensing dosis unit, menyiapkan kebutuhan obat untuk tiap kali pemakaian.

6. Pendistribusian, mendistribuskan perbekalan farmasi

7. Perencanaan mengumpulkan data-data.

8. Penerimaan, menerima dan memeriksa perbekalan farmasi.

2.5 Role Model

Sosok B.J. Habibie memang penuh dengan nilai-nilai keteladanan. Maka tak salah bila kita menjadikannya sebagai salah satu role model dalam penerapan nilai – nilai Ber-AKHLAK.

Kejeniusan B.J. Habibie membawa namanya menjadi sosok yang sangat menginspirasi kaum muda Indonesia. Dirinya dikenal melalui sejumlah karya di bidang Iptek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi), seperti pesawat N250 serta teori crack propagationyang diadopsi menjadi salah satu standar keselamatan dunia penerbangan. Sementara itu, kiprah tertingginya di percaturan politik diisi pengalaman menjabat Presiden Republik Indonesia ke-

3.

Berikut nilai - nilai keteladanan yang dimiliki oleh sosok B.J. Habibie:

1. Disiplin bagi waktu

Beragam gelar pendidikan dan kesuksesan di bidang Iptek mustahil ia dapat tanpa kedisiplinan yang tinggi. Contoh kecil dari kedisiplinan seorang B.J. Habibie ialah caranya dalam membagi waktu.

Dalam dua puluh empat jam, pria yang akrab dipanggil Eyang ini konsisten membagi waktunya untuk ibadah, olahraga, aktivitas pribadi, atau berbincang dengan para tamunya. Namun dari semuanya, ia paling banyak menghabiskan waktuuntukmembacadanmenulis.Totaliamengalokasikanwaktutujuhjamuntuk kedua aktivitas tersebut.

2. Rasa ingin tahu

Dalam banyak kesempatan, B.J. Habibie mengaku sebagai orang dengan rasa ingin tahu sangat tinggi. Panca inderanya aktif menangkap segala hal yang ada di sekelilingnya dan berusaha menganalisa. Dirinya tak pernah berhenti berpikir. Untuk memuaskan rasa ingin tahunya maka ia banyak membaca buku saat malam hari. Hal ini berhubungan dengan kebiasaannya yang hanya tidur dalam waktu cukup singkat, hanya lima jam.

3. Penuh pengabdian

Nama B.J. Habibie sangat dipandang di dunia Iptek internasional. Dirinya bahkan sempat menjabat sebagai direktur perusahaan pesawat di Jerman. Namun, ketika panggilan untuk menjadi Presiden RI datang, ia tanpa ragu memutuskan pulang ke Tanah Air.

Alasan yang mendorongnya ialah, tawaran tersebut merupakan kesempatan memberikan segala ilmunya untuk kemajuan bangsa.

4. Peduli keluarga

Sudah bukan rahasia lagi bahwa B.J. Habibie adalah sosok yang sangat mencintai mendiang istrinya, Hasri Ainun Besari. Bahkan, kisahnya pernah diangkat menjadi film layar lebar.Hal inibisa dijadikan contohbahwa sudah sepatutnyakitamembagi waktu seimbang untuk pekerjaan dan keluarga.

2.6 Nilai – nilai dasar ASN Ber- AKHLAK

BerAKHLAK merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Adanya Core Values ASN ini sebagai sari dari nilainilai dasar ASN sesuai dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dalam satu kesamaan persepsi yang lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh seluruh ASN. Sedangkan “bangga melayani bangsa” merupakan Employer Branding ASN jaman now yang melayani sepenuh hati.

Panduan Perilaku Core Values ASN BerAKHLAK sebagai berikut:

1. Berorientasi Pelayanan

 Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

 Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan.

 Melakukan perbaikan tiada henti.

2. Akuntabel

 Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, serta disiplin dan berintegritas tinggi.

 Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.

 Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.

3. Kompeten

 Meningkatkankompetensidiriuntukmenjawabtantanganyangselaluberubah.

 Membantu orang lain belajar.

 Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

4. Harmonis

 Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.

 Suka menolong orang lain.

 Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

5. Loyal

 Memegang teguh ideologi Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

 Setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.

 MenjaganamabaiksesamaASN,pimpinan,instansidannegara,sertamenjaga rahasia jabatan dan negara.

6. Adaptif

 Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.

 Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas.

 Bertindak proaktif.

7. Kolaboratif

 Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.

 Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.

 Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

This article is from: