4 minute read

ANALISISISU DALAM PELAKSANAAN TUGASDANFUNGSI

3.1IdentifikasidanAnalisis IsuAktual

3.1.1 IdentifikasiIsu

Advertisement

Menurut Harrison (Krisyantono. 2012) bahwa isu adalah berbagai perkembangan, biasanya didalam arena publik, jika berlanjut dapat secara signifikan mempengaruhi operasional atau kepentingan jangka panjang dari organisasi.Sehinggadapatdikatakanbahwaisumerupakantitikawalmunculnya konflik jika tidak dikelola dengan baik. Sedangkan menurut Prayudi (2008) mendefinisikanbahwaisumunculketikaadaketidaksesuaianantarapengharapan publikdenganpraktekorganisasi yangjikadiabaikanbisaberdampakmerugikan bagi organisasi. Isu dapat muncul karena adanya tren (trend), perubahan atau peristiwa. Karena itu, identifikasi isu menjadi langkah yang utama dalam proses manajemen isu sehingga pihak manajemen bisa memikirkan strategi antisipasi agar isu tidak berkembang. Proses indentifikasi isu memiliki tujuan untuk membantu,menjaring,danmemilihbeberapaisupotensialuntukditangani.

Proses perancangan aktualisasi ini dimulai dengan mengidentifikasi isu yangmuncul di LaboratoriumPatologi KlinikRSUP Prof.Dr.I.G.N.GNgoerah yang kemungkinanberpotensiuntukberkembangmenjadisuatupermasalahan.Berikut adalah tabel identifikasi isu yang menggambarkan kondisi yang terjadi di LaboratoriumPatologiKlinikRSUPProf.Dr.I.G.N.GNgoerah,yaitusebagaiberikut:

Tabel1.TabelIdentifikasiIsu

1. Melakukan pencatatan dan pelaporan persediaan dan kondisi peralatan dan atau bahan penunjang.

Pencatatan persediaan reagen masih dilakukan secara manual menggunakan kartu stok

Adanya optimalisasi pengelolaan reagen secara terintegrasi dengan menggunakan

ASN: terbatasnya penguasaan teknologi

Belum optimalnya pengelolaan reagen secara terintegrasi dengan menggunakan reagen yang riskan menimbulkan berbagai kesalahan terutama akibat kesalahan manusia

(human error) seperti kartu stok yang rawan rusak atau hilang, tulisan yang tidakjelasatau sulit terbaca, dan kesalahan perhitungan. sistem informasi laboratorium

(Laboratory Information System/LIS) sehingga data pengelolaan reagen menjadi lebih terstruktur, mudah dievaluasi dan dimonitoring, serta mudah diakses melalui sistem. dan informasi petugas laboratorium mengenai sistem pengelolaan reagen secara terintegrasi dengan menggunakan

LIS; b. Masih kurangnya koordinasi atau networking antara petugas laboratorium danpihakLIS

2. Nilai

Manajemen

ASN: Masihkurangnya etika profesi petugas laboratorium terkait ketaatan dan kedisiplinan sistem informasi laboratorium

(Laboratory Information System/LIS) di Laboratorium

Patologi Klinik RSUP Prof.Dr.I.G.N.G

Ngoerah.

2. Mempersiapkan spesimen atau sampel secara khusus.

Akibat banyaknya jumlah sampel dan beragamnya jenis pemeriksaan yangadamaka terkadang masih ada beberapa sampel yang tidak sesuai syarat pemeriksaan masih ada yang lolos masuk ke tahap analitik (pemeriksaan) sehingga hasil menjadi kurangakurat. dalam melakukan proses pencatatan dan pelaporan persediaan reagen.

Adanya pemantauan secara optimal terhadap identifikasi kualitassampel sehingga kualitassampel sesuai dengan syarat pemeriksaan agar hasil pemeriksaan akurat sesuai dengan klinis pasien.

Nilai Smart

ASN:

Masih perlu ditingkatkannya kinerja petugas laboratorium secara profesional dalam melakukan identifikasi kualitas sampel pada proses specimen handling.

Belum optimalnya identifikasi kualitas sampel yang diterima saat proses specimen handling di Laboratorium

Patologi Klinik RSUP

Prof.Dr.I.G.N.G Ngoerah.

3. Melakukan pencatatan dan pelaporan persediaan dan kondisi peralatan dan atau bahan penunjang.

Reagen dengan jumlah pemeriksaan yang sedikit sering terbuang karena stabilitasnya sudah masuk masa kadarluarsa padahaljumlah testnya masih banyak.

Terjaganya stabilitas reagen dengan jumlah pemeriksaan yang sedikit sehingga hasil pemeriksaan lebih akurat dan untuk mencegah terjadinya pemborosan reagen.

3.1.2 Analisis danPenetapanCoreIsuAktual

Nilai Smart

ASN:

Masih perlu ditingkatkannya kinerja petugas laboratorium secara profesional dalam menjaga stabilitas reagen yang jumlah pemeriksaanya sedikit.

Belum optimalnya penanganan stabilitas reagen dengan jumlah pemeriksaan yang sedikit di Laboratorium

Patologi Klinik

RSUP

Prof.Dr.I.G.N.G Ngoerah.

Ketiga isu yang teridentifikasi di Laboratorium Patologi Klinik RSUP Prof.Dr.I.G.N.G Ngoerah tersebut kemudian dilanjutkan ke tahap penapisan isu dengan metode APKL dan USG untuk mendapatkan permasalahan yang paling sesuai.BerikutadalahprosespemilihanisudenganmetodeAPKLdanUSG,yaitu:

Tabel2.TabelAnalisisPemilihanIsudenganMetodeAPKL

1. Belum optimalnya sistem pengelolaan reagen secara terintegrasi dengan menggunakan sistem informasi laboratorium (Laboratory Information System/LIS) di Laboratorium Patologi Klinik RSUP Prof.Dr.I.G.N.G. Ngoerah syarat syarat

2. Belum optimalnya identifikasi kualitas sampel yang diterima saat proses specimenhandlingdi Laboratorium PatologiKlinikRSUPProf.Dr.I.G.N.GNgoerah.

3. Belum optimalnya penanganan stabilitas reagen dengan jumlah pemeriksaan yang sedikit di Laboratorium PatologiKlinikRSUPProf.Dr.I.G.N.GNgoerah

Keterangan:

+ + + Memenuhi syarat

A(Aktual) : benar-benarterjadidansedanghangatdibicarakan.

P(Problematik) : isuyangmemilikidimensimasalahyangkompleks.

K(Kekhalayakan) : isuyangmenyangkuthiduporangbanyak.

L(Layak) : isuyangmasukakaluntukdimunculkaninisiatifpemecahan masalahnya.

1. Belum optimalnya sistem pengelolaan reagen secara terintegrasi dengan menggunakan sistem informasi

2. Belumoptimalnyaidentifikasikualitassampelyang diterimasaatprosesspecimenhandlingdi LaboratoriumPatologiKlinikRSUPProf.Dr.I.G.N.G

3. Belumoptimalnyapenangananstabilitasreagen denganjumlahpemeriksaan yangsedikit di LaboratoriumPatologiKlinikRSUPProf.Dr.I.G.N.G

Keterangan:

U(Urgency) : seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.

S(Seriousness) : seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibatyangakanditimbulkan.

G(Growth) : seberapabesarkemungkinanmemburuknyaisutersebutjika tidakditanganisegera.

BerdasarkanhasilpenapisanisudenganmetodeAPKLdanUSGtersebutdiatas maka didapatkan permasalahan yang paling mendesak, serius dan berpotensi berkembang adalah “Belum optimalnya sistem pengelolaan reagen secara terintegrasi dengan menggunakan sistem informasi laboratorium (Laboratory InformationSystem/LIS)di Laboratorium Patologi Klinik RSUP Prof.Dr.I.G.N.G Ngoerah”.

Metode

Masih terbatasnya jumlah komputeryang dapat mengaksesLIS

Masihkurang stabilnya koneksi Internet

Bebanpekerjaanyang banyakmeliputijumlah pasiendanjenis pemeriksaanyang beragam

Banyaknyajenis reagenyang digunakan

Masihmelakukan pencatatanstokreagen secaramanualpada kartustokreagen

Belumdiaktifkannya menuInventorydi LIS

Belum optimalnya sistem pengelolaan reagen secara terintegrasi dengan menggunakan sistem informasi laboratorium

Masihkurang sinkronnya informasi persediaanreagen antarpetugas yangtidaksinkron

(Laboratory Information System/LIS) di Laboratorium

Patologi Klinik RSUP antar petugas laboratorium

Belumdilaksanakannya sistempencatatan persediaanraeagen secararutinolehpetugas

Kurangnyaketaatanpetugas labuntukmelakukan pelaporandanpencatatan jumlahreagenpadakartu stokreagen

Masihkurangnya kemampuan petugas laboratorium menggunakan menuInventory

Belumadanyasosialisasi tentangpenggunaan

Prof.Dr.I.G.N.G Ngoerah menuInventorydaripihak

LISkepadapetugas laboratorium

Berdasarkananalisadiagram tulangikan(fishbonediagram)tersebutdiatas maka didapatkan gagasan alternatif pemecahan masalah mengenai “Belum optimalnya sistem pengelolaan reagen secara terintegrasi dengan menggunakan sistem informasi laboratorium (Laboratory Information System/LIS) di Laboratorium Patologi Klinik RSUP Prof.Dr.I.G.N.G Ngoerah” adalah dengan mengaktifkan menu Invetory pada sistem informasi laboratorium (Laboratory InformationSystem/LIS).DiharapkandenganpenggunaanmenuInventorypada sistem informasi laboratorium (LaboratoryInformation System/LIS)ini dapat mengurangi tingkat kesalahan pada proses pengelolaan reagen terutama yang diakibatkan oleh faktor kesalahan manusia (human error) dan mampu mengoptimalkanpemantauanstabilitasreagensehingga terpenuhinyasyarat “First InFirstOut(FIFO)” ataupun “FisrtExpiredFirstOut(FEFO)” dalam proses pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan reagen di laboratorium. Dengan adanya sistem pengelolaan reagen secara terintegrasi maka data akan menjadi lebihterstruktur,mudahdievaluasidandimonitoring,sertamudahdiaksesmelalui sistem untuk mencegah terjadinya informasi kekosongan reagen yang tidak sinkron antar petugas laboratorium. Sehingga untuk meningkatkan kinerja dan mutu pelayanan di laboratorium perlu diilakukan adanya “Optimalisasi sistem pengelolaan reagen secara terintegrasi dengan menggunakan sistem informasi laboratorium(LaboratoryInformationSystem/LIS)diLaboratoriumPatologiKlinik RSUPProf.Dr.I.G.N.GNgoerah”.

3.2 Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk MendukungTerwujudnya SmartGovernance

Tabel4.TabelKeterkaitanPenyebabIsudenganKedudukandanPeran

PNSuntukMendukungTerwujudnyaSmartGovernance

KeterkaitanPenyebabIsu

No. Isu

SmartASN

ManajemenASN

1. Belum optimalnya sistem pengelolaan reagen secara terintegrasi dengan menggunakan sistem informasi a. Masih terbatasnya penguasaan teknologi dan informasi petugas

Masihkurangnya etika profesi petugas laboratorium laboratorium (Laboratory Information System/LIS) di Laboratorium Patologi Klinik RSUPProf.Dr.I.G.N.GNgoerah. laboratorium mengenai sistem pengelolaan reagen secara terintegrasi dengan menggunakanLIS, b. Masih kurangnya koordinasi

(networking) antara petugas laboratorium dan pihak LIS mengenai sistem pengelolaan reagen secara terintegrasi dengan menggunakan LIS.

3.3Alternatif PemecahanMasalah sebagaiGagasanKreatif terkaitketaatan dankedisiplinan untukmelakukan pencatatanatau pelaporan persediaan reagen padakartustok reagen

Gagasan kreatif yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan mengenai “Belum optimalnya sistem pengelolaan reagen secara terintegrasi dengan menggunakan sistem informasi laboratorium (LaboratoryInformationSystem/LIS)di LaboratoriumPatologiKlinikRSUPProf.Dr.I.G.N.GNgoerah” adalah dengan mengaktifkan menuInvetorypadasisteminformasilaboratorium(LaboratoryInformationSystem/LIS) untukoptimalisasisistempengelolaanreagensecaraterintegrasidiLaboratoriumPatologi Klinik RSUP Prof.Dr.I.G.N.G Ngoerah sehingga mampu meningkatkan mutu pelayanan laboratorium.Adapunbeberaparencanakegiatansebagaialternatifpemecahanmasalah yangakandilakukanyaitu: a. MelakukankonsultasidenganMentordan PenanggungJawabLaboratoriumPatologi Klinikmengenairancanganaktualisasiyangakandilaksanakan; b. MelakukankoordinasidenganPenanggungJawabPerbekalanLaboratoriumTerpadu untukmenyusundatamastervendordandatamasterreagenyangakandiinputpada sisteminformasilaboratorium(LaboratoryInformationSystem/LIS); c. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pihak Penanggung Jawab LIS untuk mengaktifkan menu Inventory pada sistem informasi laboratorium (Laboratory InformationSystem/LIS); d. Melakukan uji coba sistem pengelolaan reagen secara terintegrasi menggunakan sisteminformasilaboratorium(LaboratoryInformationSystem/LIS); e. Melakukan sosialisasi kepada petugas laboratorium mengenai mekanisme kerja sistem pengelolaan reagen secara terintegrasi dengan menggunakan sistem informasilaboratorium(LaboratoryInformationSystem/LIS);dan f. Melakukan penyusunan laporan aktualisasi mengenai “Optimalisasi sistem pengelolaan reagen secara terintegrasi dengan menggunakan sistem informasi laboratorium (LaboratoryInformation System/LIS)di Laboratorium Patologi Klinik RSUPProf.Dr.I.G.N.GNgoerah” .

This article is from: