9 minute read
DAFTAR GRAFIK
from Optimalisasi Hand Over Dgn Pembuatn Video Pelaksanaan Hand Over diRuang Instalasi Gawat Darurat
Grafik 1. Presentase hasil observasi pelaksanaan hand over Grafik 2. Presentase hasil observasi yang dilakukan cap hand over serah terima
Grafik 3. Presentase hasil wawancara keluarga pasien tentang langkah 5 cuci tangan
Advertisement
Grafik 4. Presentase hasil wawancara keluarga pasien tentang identifikasi pasien
Grafik 5. Presentase hasil evaluasi pelaksanaan hand over
Daftar Tabel
Tabel 1 Matriks Penilaian Kualitas Isu dengan Analisis APKL
Table 2Matriks Rencana Aktualisasi
Table 3Matriks Time Line Rancangan Aktualisasi
Table 4Daftar Para Pihak yang Berperan dalam Aktualisasi
Tabel 5. Tahapan Realisasi Kegiatan
Table 6. Tahapan Kegiatan 1
Tabel 7. Dokumentasi kegiatan 1
Table 8. Tahapan kegiatan ke 2
Tabel 9. Dokumentasi kegiatan ke 2
Tabel 10. Tahapan kegiatan 3
Tabel 11. Dokumentasi kegiatan ke 3
Table 12. Tahapan kegiatan 4
Tabel 13. Dokumentasi kegiatan 4
Table 14. Tahapan kegiatan 5
Tabel 15. Dokumentasi kegiatan ke 5
Tabel 16. Tahapan kegiatan 6
Tabel 17. Dokumentasi kegiatan 6
Table 18. Matriks Nilai – nilai Dasar BerAkhlak
Tabel 19. Rencana Tindak Lanjut
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Observasi pelaksanaan hand over pershift
Lampiran 2 Data kapasitas IGD
Lampiran 3 Data jumlah pasien bulan juni 2022
Lampiran: 4. Dokumentasi konsultasi Mentor
Lampiran: 5. Dokumentasi konsultasi Pimpinan
Lampiran: 6. Dokumentasi Diskusi dengan rekan sejawat
Lampiran: 7. Dokumentasi konsultasi dengan Kohurmas
Lampiran: 8. Dokumentasi Disposisi
Lampiran. 9. Hasil evaluasi pelaksanaan hand over
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara mempunyai peran yang amat penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945. Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.
Dalam UU ASN No. 5 tahun 2014 dijelaskan bahawa Aparatur Sipil Negra (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintahan. Pegawai Aparatur Sipil Negara atau yang di sebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat Pembina kepegawaiann dan di serahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas Negara lainnya dan gaji berdasarkan peraturan perundang – udangan. Pegawai ASN juga memiliki fungsi untuk melaksanakan kebijakan publik yang di buat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan, memberikan pelayan publik yang profesional dan berkualitas, dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan mengaplikasikan nilai – nilai dasar ASN yaitu meliputi Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
Aparatur Sipil Negara harus dapat bersikap profesional, berintegritas, dan bersih dari kepentingan perorangan, kelompok maupun golongan, serta menjunjung nilai –nilai dasar pancasila. Sebagai ASN sudah bertugas untuk kepentingan masyarakat luas, sehingga kita harus mampu mengimplementasikan sebagai fungsi dan tugas ASN terumata dalam memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Profesionalisme dalam keperawatan dapat di capai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi perawat. Perwujudan dari hal itu adalah dengan melakukan pendokumentasian terutama dalam komunikasi yang efektif dalam serah terima handoversaat pergantian shift sehingga keselamatan pasien tercapai.
Keselamatan pasien adalah upaya yang dilakukan dipelayanan kesehatan untuk mencegah terjadinya cidera dan tindakan yang tidak seharusnya dilakukan pada pasien. Keselamatan pasien merupakan prioritas, isu penting dan global dalam pelayanan kesehatan. Keselamatan pasien merupakan suatu kajian untuk memperbaiki mutu pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan. Sasaran keselamatan pasien terdiri dari, yang pertama identifikasi pasien, hal ini untuk mengembangkan pola pendekatan agar bisa meningkatkan atau memperbaiki ketelitian dalam identifikasi pasien dan pendukung poin ini adalah gelang identitas pasien, ke dua peningkatan komunikasi efektif, cara ini untuk mengembangkan pola pendekatan agar komunikasi bisa berjalan dengan efektif,agar komunikasi lisan terjadi dengan akurat, sehingga informasinya bisa diterapkan secara konsisten. Ke tiga peningkatan keamanan obat atau high alert yang harus di waspadai, cara ini dilakukan agar memastikan obat tetap aman untuk diberikan kepada pasien. Ke empat ketepatan dalam lokasi, prosedur dari pasien operasi. Cara ini diaplikasikan agar pasien tercatat dengan valid sebelum mendapatkan tindakan operasi. Ke lima pengurangan terhadap resiko infeksi setelah menggunakan pelayanan kesehatan.
Hal ini adalah prosedur dalam pencegahan penyakit menular dan infeksi sesuai pedomannya. Ke enam pengurangan resiko jatuh, setiap tenaga medis harus memahami dan mengaplikasikan sejumlah langka untuk memastikan pasien tidak mengalami resiko jatuh.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi sangat penting saat melakukan serah terima pergantian shift. Menurut hasil penelitian Catherin (2008) di Derver Healt Medical Centre, kegagalan komunikasi perawat dalam melakukan operan antar shift 30% disebabkan kegagalan komunikasi secara langsung, seperti komunikasi yang terlambat, kegagalan komunikasi dengan semua anggota tim keperawatan, isi komunikasi yang tidak jelas. Hal ini menyebabkan tujuan komunikasi tidak tercapai menurut the joint commission internasional hampir 60% dari kesalahan medis disebabkan karena masalah komunikasi. Menurut Cahyono(2008) komunikasi tidak efektif akan berdampak 60% menyebabkan malpraktek, meningkatkan biaya operasional, biaya perawatan penyembuhan dan menghambat proses pemberian asuhan keperawatan.
Perwujudan dari hal ini, dengan melakukan komunikasi yang efektif antar perawat maupun tim kesehatan lainnya. Salah satu bentuk komunikasi yang harus di tingkatkan keefektifannya saat pergantian shift yaitu komunikasi pada saat pelaksanaan serah terima atau hand over. Serah terima atau Hand over adalah suatu tindakan komunikasi yang dilakukan oleh perawat pada setiap pergantian dinas, dengan memberikan informasi mengenai kondisi pasien sebelum memulai perawatan. Serah terima dibangun sebagai sarana untuk menyampaikan tanggung jawab serta legalitas yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan kepada pasien (wallis, 2010). Kesalahan akibat penyampaian serah terima pada saat pergantian shift akan berakibat pada menurunnya indikator kualitas pelayanan terutama keselamatan pasien suatu rumah sakit (pranata,A & karimah, 2017).
Serah terima atau Hand over termasuk indikator mutu di ruang IGD RSUP
Fatmawati data tahun 2019 tentang kepatuhan pelaksanaan serah terima atau hand overperawat sebesar 96,1%, untuk saat ini pelaksaan serah terima atau handover pada bulan juni 2022 mulai menurun dari hasil data observasi di dapatkan data belum ada tanda serah terima pasien di form integrasi sebesar 298 (66,9%) di rekam medis pasien dan pelaksanaan handover sebesar 67,2%, belum berjalan secara optimal. Kurangnya kepatuhan perawat dalam melaksanakan serah terima atau hand over sesuai SOP dapat mengakibatkan adanya kesenjangan informasi pada saat pergantian shift dapat menimbulkan beberapa hal yang merugikan pasien, perawat maupun instansi itu sendiri, seperti kegagalan pada keselamatan pasien termasuk keterlambatan pengobatan dan jika hal ini terjadi maka diperkirakan dapat menghambat penyembuhan pasien, dan memperlama perawatan, serta memicu medikal eror yang berujung kematian.
Berdasarkan latar belakang tersebut peserta merencanakan rancangan aktualisasi “ optimalisasi pelaksanaan serah terima atau hand over di Ruang IGD RSUP Fatmawati”.
Peserta Pelatihan Dasar CPNS dapat menginternalisasikan dan mengimplementasikan Nilai – Nilai Dasar ASN BerAKHLAK, yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif dalam rangka mendukung Semboyan ASN “ Bangga Melayani Bangsa” sehingga menjadi ASN yang professional dan berkarakter.
Melaksanakan optimalisasi hand over dengan pembuatan video pelaksanaan hand over di Ruang IGD RSUP Fatmawati
C. Manfaat
1. Bagi Peserta a. Mampu menerapkan, menanamkan nilai – nilai Dasar ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan kolaboratif) dalam memberikan pelayanan dan melaksanakan tugas ASN sebagai kebiasaan sehari – hari b. Mampu memberikan pelayanan yang prima dan profesional sebagai perawat
2. Bagi Organisasi
Mampu meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit sesuai dengan visi
Menjadi Rumah Sakit dengan Pelayanan yang handal bagi masyarakat, dan sesuai misi ke- 1 dan ke -2 yaitu yang pertama memberikan pelayanan, pendidikan dan penelitian yang berfokus pada pasien, berkualitas dan berintegrasi, yang ke dua meningkatkan inovasi dan produktivitas kinerja berbasis kendali mutu dan kendali biaya
3. Bagi Masyarakat
Mampu memberikan pelayanan yang prima bagi publik sehingga mencapai kepuasaan masyarakat terhadap pelayanan yang di berikan
Bab Ii
Gambaran Umum Dan Profil Peserta
A. Profil RSUP Fatmawati
1. Sejarah Instansi
RSUP Fatmawi didirikan pada tahun 1954 oleh Ibu Fatmawati Soekarno, sebagai
RS yang mengkhususkan penderita TBC Anak dan Rehabilitasinya. Pada tanggal 15
April 1961 penyelenggaraan dan pembiayaan RSUP Fatmawati diserahkan kepada
Departemen Kesehatan sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi RSUP
Fatmawati. Dalam perjalanannya RSUP Fatmawati, pada tahun 1984 ditetapkan sebagai Pusat Rujukan Jakarta Selatan dan tahun 1994 ditetapkan sebagai RSU kelas
B Pendidikan.
Dalam perkembangan RSUP Fatmawati ditetapkan sebagai Unit Swadana pada tahun 1991, pada tahun 1994 ditetapkan menjadi Unit Swadana Tanpa Syarat, pada tahun 1997 sesuai dengan diberlakukannya UU No. 27 tahun 1997, rumah sakit mengalami perubahan kebijakan dari Swadana menjadi PNBP (Penerimaan Negara
Bukan Pajak), selanjutnya pada tahun 2000 RSUP Fatmawai ditetapkan sebagai RS
Perjan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 117 tahun 2000 tentang Pendirian
Perusahaan Jawatan RSUP Fatmawati Jakarta. Pada tanggal 14 April 2004 RSUP
Fatmawati memperoleh status Akreditasi Penuh Tingkat Lengkap untuk 16 bidang pelayanan dari hasil survey oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit dan Sarana Kesehatan lainnya (KARS). Pada tanggal 11 Agustus 2005 berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan No. 1243/MENKES/SK/VIII/2005 RSUP Fatmawati ditetapkan sebagai Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kesehatan RI dengan menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU).
RSUP Fatmawati merupakan RS Rujukan Nasional yang merupakan Spesialisasi
Orthopedi, Kardio Vaskuler Intensif dan Kanker Terpadu serta ditetapkan menjadi
Rumah Sakit Kelas A Pendidikan dan berhasil mendapatkan status Akreditasi Penuh
Tingkat Lengkap untuk ketiga kalinya pada tahun 2010. Selain itu RSUP Fatmawati berhasil mendapatkan MDGs Award dari Wakil Presiden RI dalam rangka HKN Tahun
2010, serta memperoleh jauara ke-2 Persi Award category Family Planning di bulan
November 2010. Pada tahun 2013 dan 2016 RSUP Fatmawati telah terakreditasi oleh
Joint Commision International (JIC) dan Akreditasi tingkat Paripurna yang berlaku sampai 17 November 2022.
Instalasi Gawat Darurat RSUP Fatmawati merupakan Pelayanan Kegawat
Daruratan di RSUP Fatmawati dilakukan dengan menggunakan sistem Triase, yaitu proses pemilahan pasien untuk mengidentifikasi kondisi yang mengancam nyawa sehingga dapat menentukan prioritas penanganan pasien berdasarkan kondisi pada saatpasiendatingkeIGD,dilakukan2kaliproses Triase yaitu :
1. Triase Primer
Pemilahan pasien pada pintu depan IGD terhadap pasien yang dating untuk menentukan kegawatdaruratannya secara tepat tanpa alat dan bila perlu dengan melihat pernapasan, denyut nadi dan status mentalnya. Pasien dengan kegawat daruratan Live Saving (kriteria Immediate) dan pasien sakit kritis (kriteria Emergent) akan langsung dimasukan ke Zona Merah. Pasien dengan kebutuhan khusus ke ruang Isolasi Airborne juga akan dimasukan ke ruang Isolasi Khusus.
2. Triase Sekunder
Merupakan pemilahan lanjut untuk pasien dengan melihat kondisi medis pasien agar dapatmenentukan penanganan pasien diZona Kuning(kriteria Urgent)dan Zona Hijau (kriteria Semi Urgent dan Non Urgent). Lokasi pintu masuk RSUP Fatmawati mudah diakses langsung oleh masyarakat.
Setelah dilakukan pemilahan oleh Triase, pasien masuk sesuai kriteria kegawatdaruratan :
1) Zona Merah (Emergent) untuk kriteria pasien kritis mengancam nyawa dengan respon time 0 menit.
2) Zona Kuning (Urgent) untuk kriteria pasien yang darurat.
3) Zona Hijau (Non Urgent) untukkriteria pasien yangtidak gawat dan tidak darurat.
Visi Rumah Sakit RSUP Fatmawati ialah “Menjadi Rumah Sakit dengan
Pelayanan Multidisiplin yang Handal bagi Masyarakat”
3. Misi RSUP Fatmawati
RSUP Fatmawati mempunyai misi, antara lain :
1. Memberikan pelayanan, Pendidikan dan penelitian yang berfokus pada pasien, berkualitas dan berintegritas
2. Meningkatkaninovasi danproduktivitaskinerjaberbasiskendalimutukendali biaya
3. Menyelenggarakan tata Kelola klinis dan manajemen yangbaik
4. Mengembangkan sarana prasarana sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Kesehatan terkini
4. Falsafah RSUP Fatmawati
Falsafah RSUP Fatmawati antara lain :
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kemanusiaan
3. Menghargai pentingnya persatuan dan Kerjasama
4. Menjunjung keseimbangan dan kelestarian lingkungan
5. Kebersamaan dalam kemajuan dan kesejahteraan
5. Nilai RSUP Fatmawati
PROAKTIF “Peduli, PROfesional, IntegritAs, Komitmen Teamwork, InovatiF
Makna dari Nilai tersebut adalah : a. Peduli : selalu tanggap terhadap kebutuhan pelanggan. b. Professional : melaksanakan tugas sesuai kompetensi (pengetahuan, keterampilan, sikap, dan peka budaya). c. Integritas : selalu bertindak konsisten sesuai dengan kebijakan dan kode Etik. d. Komitmen : dalam bekerja pikiran fokus diarahkan pada tugas dan usaha dengan selalu berupaya untuk memperoleh hasil yang maksimal. e. Teamwork atau kerjasma tim : dalam melakukan pekerjaan selalu saling mengerti dan mendukung satu sama lain. f. Inovatif : dalam melakukan kegiatan selalu berupaya untuk menciptakan hal yang baru.
6. Struktur Organisasi
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2020 tentang organisasidan tata kerja RSUP Fatmawati
B. Profil Peserta
Peserta merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan II dari
Kementerian Kesehatan yang bertugas di RSUP Fatmawati dengan jabatan Perawat Terampil di IGD. Posisi peserta diklat dalam struktur organisasi Rumah Sakit berada di bawah Ketua Bidang Keperawatan, serta Direktur Bidang Medik dan Keperawatan. Saat ini, peserta merupakan peserta pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan II Angkatan V tahun 2022 (Periode 6 Juni 2022 sampai dengan 27 September 2022).
Nama : Musdalipah
Tempat, tanggal lahir : Pekalongan , 13 September 1991
NIP : 199109132022032003
Golongan : II/c
Jabatan : Perawat Terampil
Unit Kerja : Instalasi IGD
Instansi : RSUP Fatmawati
Pendidikan Terakhir : DIII Keperawatan
Dalam pelaksanaan aktualisasi, Berdasarkan Kewenangan Klinis yang didapat dari RSUP Fatmawai maka uraian tugas Perawat antara lain :
1. Meningkatkan mutu dan pelayanan rumah sakit
2. Mengoptimalkan pendokumentasian rekam medis
3. Mengoptimalkan produktifitas layanan
4. Mengoptimalkan pelayanan SISRUTE
5. Mengoptimalkan pelayanan satker
6. Mengoptimalkan penggunaan rekam medis elektronik
7. Mengoptimalkan penerapan pelayanan IGD level IV
8. Meningkatkan dan pemenuhan sumber daya manusia
9. Melakukan pengkajian keperawatan
10. Melakukan tindakan keperawatan dengan tepat
11. Melaksanakan bimbingan PK di bawahnya
12. Kepatuhan melakukan 6 langkah
13. Meniadakan komplen dari pasien/ keluarga/ teman sejawat/ tenaga kesehatan yang lain
14. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien/ keluarga
15. Melakukan tindakan keperawatan
16. Mengikuti pelatihan/workshop/ seminar keperawatan/CNE/ siang klinik