![](https://assets.isu.pub/document-structure/220609090652-637f8b60b7306de03d5c5d07bf559ac6/v1/f143d01c5352b90ffcadfe4c74fb8cbf.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
9 minute read
TABEL 3 MATRIKS RANCANGAN AKTUALISASI
from Modifikasi Kemasan Dan Etiket Obat Pasien Rawat Inap Oleh Instalasi Farmasi RSPI Prof. Dr. Sulianti
Kode Etik yang harus diterapkan oleh PNS adalah perilaku pejabat sebagai penguasa menjadi pelayan, wewenang berubah menjadi peranan, dan jabatan publik menjadi amanah yang dipertanggungjawabkan.
d) Komitmen Mutu
Advertisement
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil. Pelayanan publik yang bermutu merupakan wujud akuntabilitas dari pemerintah selaku penyedia layanan publik dan dengan pelayanan yang bermutu akan menciptakan kepercayaan publik kepada pemerintah. Terdapat empat aspek utama yang terkait dengan komitmen mutu, yaitu efektivitas, efisiensi, inovasi, dan berorientasi pada mutu. Selain itu, nilainilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima meliputi : 1) Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customer/client; 2) Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara agar customer/client tetap setia; 3) Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi tanpa cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan; 4) Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan pergeseran tuntutan kebutuhan customer/client maupun perkembangan teknologi; 5) Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan; 6) Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark.
e) Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Berdasarkan Undang-Undang nomor 20 tahun 2001, yang termasuk kategori korupsi yaitu merugikan keuangan negara, suapmenyuap, pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan barang dan atau jasa, serta gratifikasi.
Anti korupsi adalah tindakan yang dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.
18
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
1. Deskripsi Isu
Isu adalah sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil keputusannya. Berdasarkan definisi tersebut, isu merupakan suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif terhadap organisasi. Berkaitan dengan rancangan aktualisasi ini, sumber isu yang diangkat berasal dari tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), kegiatan yang diinisiatif oleh peserta melalui persetujuan dan berkaitan dengan Manajemen ASN, Whole Of Goverment (WoG), dan Pelayanan Publik, penyusun menemukan beberapa isu sebagai berikut: 1. Belum optimalnya pencatatan obat dikartu stok oleh petugas farmasi di Instalasi Farmasi RSPI Prof dr Sulianti Saroso. Kartu stok obat merupakan dokumen yang wajib ada sebagai pengendali persediaan obat yang dimiliki. Data yang terdapat pada kartu stok juga akan digunakan untuk menyusun laporan serta pembanding keadaan fisik obat dalam tempat penyimpanan. Pembuatan kartu stok apotek ini harus dilakukan setiap hari karena mutasi obat juga terjadi setiap hari baik ketika ada pemasukan maupun penjualan. Selama masa orientasi saya diapotek masih ditemukan pergerakan obat yang tidak dilakukan pencatatan atau mutasi obat oleh petugas farmasi dalam kartu stok obat secara baik dan benar. 2. Tingginya sisa obat pasien rawat inap di RSPI Sulianti Saroso. Tingginya sisa obat pasien rawat inap merupakan salah satu akibat dari belum optimalnya pelaksanaan sistem distribusi obat yang tepat dalam pelayanan kefarmasian. Sistem distribusi yang saat ini digunakan di Instalasi Farmasi RSPI Sulianti Saroso adalah Unit Dispensing Dose. Tetapi dalam pelaksanaanya yaitu seringkali jumlah yang ditulis diresep tidak sesuai kenyataan yang dibutuhkan atau dikonsumsi oleh pasien di ruang rawat inap. Pada akhirnya banyak sediaan obat maupun alat kesehatan yang dikembalikan ke bagian farmasi. Hal ini menyebabkan terjadinya retur obat yang cukup besar setiap bulannya. 3. Belum optimalnya follow up kepatuhan minum obat pasien pulang rawat inap di RSPI Prof dr Sulianti Saroso via telepon atau wa. Pelayanan farmasi klinik di Instalasi Farmasi RSPI Prof dr Sulianti Saroso salah satunya yaitu follow up pada pasien pulang rawat inap. Follow up masih sangat
19
kurang, pelayanan yang diberikan baru sebatas penyerahan obat kepada pasien dengan edukasi, namun untuk pemantauan lebih lanjut belum dilakukan. Diharapkan pasien di rawat inap yang pulang dari RSPI Prof dr Sulianti Saroso mendapatkan pelayanan follow up obat kepada pasien supaya tidak terjadi kebingungan pasien akan regimen terapi yang mengakibatkan hilangnya kepatuhan minum obat atau terjadinya kegagalan terapi pada pasien pulang rawat inap.
2. Alat Bantu Analisis
Berdasarkan paparan isu yang telah ditemukan, perlu dilakukan proses identifikas isu untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penyusun. Proses identifikasi isu tersebut menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Kriteria yang digunakan adalah dengan metode
USG (Urgency, Seriousness, Growth) USG. Metode Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1 – 5. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas. Urgency atau urgensi adalah seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia dan seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebababkan isu tadi. Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut diselesaikan. Seriousness adalah seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-masalah lain jikalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Seriousness dilihat dari dampak masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan dan membahayakan sistem atau tidak. Growth adalah Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk bila dibiarkan.
Secara lengkap analisis penilaian kualitas isu dengan metode USG tersebut dapat dilihat pada table berikut :
20
Tabel 1. Metode USG
No. Isu
1. Belum optimalnya pencatatan obat dikartu stok oleh petugas farmasi di
Instalasi Farmasi RSPI Prof dr
Sulianti Saroso 2. Tingginya sisa obat pasien rawat inap di RSPI Prof dr Sulianti Saroso 3. Belum optimalnya follow up kepatuhan minum obat pasien pulang rawat inap di RSPI Prof dr Sulianti
Saroso via telepon atau wa. Indikator
U (1-5)
S (1-5)
G (1-5) Total Peringkat
4 4 4 12 II
4 5 5 14 I
3 4 4 11 III
3. Rumusan Isu
Berdasarkan hasil analisis prioritas masalah yang telah dilakukan sebelumnya, isuyang terpilih yaitu “Tingginya sisa obat pasien rawat inap di RSPI
Prof dr Sulianti Saroso.” maka didapatkan core issue yang akan dianalis lebih lanjut dan dirancang kegiatan-kegiatan yang dapat menyelesaikannya yaitu “Modifikasi
Kemasan dan Etiket Obat Pada Pasien Rawat Inap di RSPI Prof dr Sulianti
Saroso” .
4. Identifikasi Sumber Isu
Core Issue yang sudah didapatkan dianalisis penyebabnya menggunakan diagram fishbone sebagai berikut:
21
Metode
![](https://assets.isu.pub/document-structure/220609090652-637f8b60b7306de03d5c5d07bf559ac6/v1/6477c9043e857cc1c7736350bfc53adc.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Belum optimal pelaksanaan sistem distribusi obat dengan metode Unit Dose Dispensing
![](https://assets.isu.pub/document-structure/220609090652-637f8b60b7306de03d5c5d07bf559ac6/v1/e068a903e4e1fe06260dfe1adeeef821.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Perlu disosialisasikan Kembali sistem distribusi Unit Dose Dispensing
![](https://assets.isu.pub/document-structure/220609090652-637f8b60b7306de03d5c5d07bf559ac6/v1/7dd0352f893515938e8ef8c33fa74457.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/220609090652-637f8b60b7306de03d5c5d07bf559ac6/v1/183c1753d0047695121de5bbf5ad2f5a.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Etiket obat sebagian masih ditulis manual dan belum adanya jam minum obat
![](https://assets.isu.pub/document-structure/220609090652-637f8b60b7306de03d5c5d07bf559ac6/v1/b2214e247d360521da9ecc218c42c282.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Etiket obat tidak terbaca dan pada saat pengambilan obat diacak karena obat sulit ditemukan Tabel 2. Diagram Fishbone
![](https://assets.isu.pub/document-structure/220609090652-637f8b60b7306de03d5c5d07bf559ac6/v1/224a3d6a02f736b2af456230eff07c3b.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/220609090652-637f8b60b7306de03d5c5d07bf559ac6/v1/a655a7e557dfc2de9a84e065697f9bc5.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/220609090652-637f8b60b7306de03d5c5d07bf559ac6/v1/6567413ce5b0e6dac11bc9b27712e1cf.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Manusia
Belum optimalnya penempelan stiker nama obat oleh petugas farmasi
Obat-obat yang telah dipotong/digunting dari blister asli tidak ada identitias obat
Sisa obat yang dikembalikan tidak bisa digunakan lagi karena identitas obat dan expired date tidak ada
Belum adanya catatan pemberian obat di instalasi farmasi
Tidak terpantau mana obat yang masih digunakan dan yang sudah dihentikan penggunaanya
22 Tingginya sisa obat pasien rawat inap di RSPI Prof dr Sulianti Saroso
5. Gagasan Pemecahan Isu
Berdasarkan isu yang terpilih yaitu “Belum optimalnya penerapan sistem Unit
Dose Dispensing /UDD dalam distribusi obat untuk pasien rawat inap oleh Instalasi
Farmasi RSPI Prof dr Sulianti Saroso” Jakarta, maka dirancang kegiatan-kegiatan sebagai berikut: ✓ Unit Kerja : Instalasi Farmasi RSPI Prof. dr. Sulianti Saroso Jakarta ✓ Isu yang diangkat : Tingginya sisa obat pasien rawat inap di RSPI Prof dr Sulianti Saroso ✓ Judul : “Modifikasi Kemasan dan Etiket Obat Pada Pasien Rawat Inap di RSPI Prof dr Sulianti Saroso ✓ Gagasan Pemecahan isu : 1. Pelaporan kepada Kepala Instalasi Farmasi (Mentor) dan Koordinator Pelayanan. 2. Pembuatan dokumen catatan pemberian obat (CPO) pada pasien rawat inap di RSPI Prof dr Sulianti Saroso. 3. Pembuatan modifikasi kemasan dan etiket obat untuk unit dose dispensing (UDD). 4. Pemberian edukasi kepada tenaga farmasi tentang modifikasi sistem unit dose dispensing (UDD). 5. Pelaporan evaluasi penerapan modifikasi sistem unit dose dispensing (UDD).
6. Analisis Dampak Isu
Dampak yang ditimbulkan dari isu “Tingginya sisa obat pasien rawat inap
RSPI Prof dr Sulianti Saroso” yaitu sebagai berikut: 1. Penumpukan obat diruang rawat inap. Penumpukan obat diruang rawat inap akibat dari permintaan ulang obat, obat yang dihentikan, serta kenaikan dosis obat yang tidak segera dikembalikan ke Instalasi Farmasi. 2. Penggunaan obat yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian ekonomi pada pasien. Penggunaan obat-obatan harus dikontrol mana obat yang digunakan pasien dan tidak digunakan dapat terlihat, sehingga menurunkan total biaya pengobatan karena hanya membayar pengobatan yang digunakan saja.
23
3. Menurunnya nilai standar pelayanan mutu RS Salah satu Standar Pelayanan Minimal Instalasi Farmasi di Rumah Sakit yaitu ketepatan pemberian obat yang baik dan benar. Apabila terjadi kesalahan maka akan berdampak pada menurunnya standar mutu Pelayanan di Instalasi
Farmasi. Dengan adanya kegiatan aktualisasi ini diharapkan akan meminimalisir terjadinya isu “Tingginya sisa obat pasien rawat inap RSPI Prof dr Sulianti Saroso” yang realisasinya dilakukan dengan prinsip-prinsip nilai ANEKA dan sesuai dengan visi misi serta nilai budaya di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Sulianti Saroso.
7. Matriks Kegiatan Aktualisasi
Unit kerja : Instalasi Farmasi RSPI Prof dr Sulianto Saroso
Identifikasi Isu :
1. Belum optimalnya pencatatan obat dikartu stok oleh petugas farmasi di Instalasi
Farmasi RSPI Prof dr Sulianti Saroso 2. Tingginya sisa obat pasien rawat inap di RSPI Prof dr Sulianti Saroso 3. Belum optimalnya follow up kepatuhan minum obat pasien pulang rawat inap di
RSPI Prof dr Sulianti Saroso via telepon, atau wa. Isu yang diangkat : Tingginya sisa obat pasien rawat inap di RSPI Prof dr Sulianti Saroso Gagasan Pemecahan Isu : Modifikasi kemasan dan etiket obat pasien rawat inap di RSPI Prof dr Sulianti Saroso.
24
Tabel 3. Matriks Rancangan Aktualisasi Latsar Golongan III Angkatan III Bapelkes Cikarang
No Kegiatan
1 2 1. Pelaporan kegiatan aktualisasi Kepada Kepala Instalasi Farmasi (mentor) dan Koordinator Pelayanan. Tahapan
Kegiatan 3 1.Melaporkan rencana kegiatan aktualisasi ini
Kepala Instalasi (Mentor) dan
Koordinator
Pelayanan. Output/Hasil
4 Dukungan dari Kepala Instalasi (mentor) dan Koordinator Pelayanan.
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan 5 Saya mengawali kegiatan ini dengan melaporkan rencana kegiatan kepada Kepala Instalasi (Mentor) dan juga atasan saya Koordinator Pelayanan secara jelas, dan bertanggungjawab sebagai wujud aktualiasasi MP.
Akuntabilitas.
Selalu bersikap sopan dan berpenampilan rapi sebagai wujud aktualisasi MP. Etika Publik. Dalam melaporkan rencana kegiatan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar MP. Nasionalisme. Kontribusi Terhdap Visi/Misi Organisasi 6 Kegiatan aktualisasi ini sesuai dengan misi RSPI yaitu “Menyelenggarakan kajian penelitian sesuai dengan standar ilmiah, etik berbasis bukti dan nilai untuk pengembangan, pencegahan dan penanggulangan penyakit infeksi termasuk new emerging, reemerging dan tropical medicine.” Penguatan Nilai
Organisasi 7 Mencerminkan nilai budaya RSPI yaitu Satisfaction (memberikan pelayanan ramah dan bermutu sesuai standar profesi)
25
2.Menyusun perencanaan alat/bahan yang diperlukan
3.Berkonsultasi tentang rencana kegiatan List bahan/alat yang diperlukan
Dokumentasi serta catatan hasil konsultasi dan rencana kegiatan Melakukan konsultasi dengan atasan secara cermat dan teliti sesuai kebutuhan. MP. Akuntabilitas. Saat berkonsultasi dengan atasan selalu bersikap sopan dan santun. MP. Etika Publik.
Berorientasi mutu dalam hal menyusun instrumen yang akan digunakan untuk kegiatan aktualisasi. MP. Komitmen Mutu.
Memanfaatkan waktu konsultasi dengan sebaik-baiknya
MP. Anti Korupsi.
Hasil dari konsultasi rencana kegiatan dilakukan dengan penuh tanggungjawab MP. Aktualisasi. Hasil konsultasi dengan atasan akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya MP. Etika Publik. Membuat laporan hasil konsultasi didasari pada pengamalan nilai sila ke-1 yakni norma kejujuran. Dalam hal ini dituntut untuk membuat hasil laporan sebenarbenarnya. MP. Nasionalisme.
Memanfaatkan waktu sebaik mungkin saat berkonsultasi dengan atasan supaya tidak
26