![](https://assets.isu.pub/document-structure/220610040559-ee30d658cf849df4ff62f33015d7ba9e/v1/ccd79061c9c7bcf8692b51da8c225312.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
3 minute read
2.1 Profil Organisasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil Organisasi 2.1.1 Profil RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
Advertisement
Gambar 2.1 RS Jiwa Dr Soeharto Heerdjan
Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan terletak di Jl. Prof. Dr. Latumenten Nomor 1 Grogol Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta dan didirikan berdasarkan keputusan kerajaan Belanda (Koninklijkbesluit) tertanggal 30 Desember 1865 No 100 dan berdasarkan keputusan Gubernur Jenderal pada waktu itu tertanggal 14 April 1867 yang pembangunannya dimulai pada tahun 1876. Diberi nama RSJ Grogol pada tahun 1923 yang hanya menerima pasien dari Kejaksaan, Kepolisian, Pamong Praja, dan Instansi Pemerintah lain atas dasar indikasi gangguan jiwa berat. Pada tahun 1973 dirubah menjadi RSJ Pusat Jakarta dan terbuka untuk masyarakat luas. Untuk menghilangkan stigma negatif dari masyarakat maka nama Rumah Sakit Jiwa Pusat Jakarta pada Januari 2003 diganti namanya menjadi “Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan”. Rumah Sakit ini adalah unit organik di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan (Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan). Rumah Sakit ini khusus tipe A yang mempunyai tugas dan fungsi serta tujuan untuk melaksanakan upaya kesehatan jiwa secara berdaya guna dan berhasil gna dengan mengupayakan pelayanan kesehatan jiwa pencegahan (preventif), pelayanan kesehatan jiawa (kuratif) dan pelayanan kesehatan jiwa rehabilitasi (rehabilitatif). RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta sejak ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU) oleh Keputusan Kementerian
Keuangan RI Nomor 277/KMK.05/2007 maka diikuti adanya perubahan struktur organisasi berdasarkan Peraturan Kementerian Kesehatan No.252/Menkes/Per/III/ 2008. Oleh karena itu, Dalam mengemban fungsi tersebut diatas, RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta mempunyai tugas pokok berupa: Menyediakan kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang professional dan bermutu berbasis layanan neuropsikiatri. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang kompeten dan professional. Meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung terwujudnya layananlayanan unggulan dan pusat rujukan layanan neuropsikiatri. Menyediakan pendidikan kesehatan jiwa sesuai standar RS Pendidikan Menyediakan penelitian dan pelatihan yang berbasis layanan neuropsikiatri.
2.1.2 Visi dan Misi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan adalah Rumah Sakit BLU yang terletak di pusat pemerintahan dan ibukota negara RI yaitu Jakarta. Sebagai rumah sakit yang terletak di pusat pemerintahan dan kota metropolitan, maka layanan yang dikembangkan tentunya layanan yang sangat dibutuhkan masyarakat dengan karakter metropolitan. Biasanya masyarakat dengan karakter metropolitan menuntut pelayanan serba cepat. Selain harus serba cepat, masalah yang dihadapi masyarakat metropolitan sangatlah kompleks. Dalam kurun waktu 5 tahun kedepan
RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan menyusun Visi, Misi dan Tata Nilai Sebagai Berikut.
VISI;
“Menjadi Pusat Neuropsikiatri Nasional Tahun 2019”
MISI; 1) Menyediakan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang professional dan bermutu berbasis layanan neuropsikiatri 2) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang kompeten dan professional 3) Meningkatkan sarana dan prasarana untuk mendukung terwujudnya layanan-layanan unggulan dan pusat rujukan layanan neuropsikiatri 4) Menyediakan pendidikan kesehatan jiwa sesuai standar RS pendidikan 5) Menyediakan penelitian dan pelatihan yang berbasis layanan neuropsikiatri
TATA NILAI; R : Responsibility (Bertanggung Jawab) S : Sincerely (Ketulusan) J : Justice (Berkeadilan) S : Social (Sosial) H : Humanity (Manusia)
2.1.3 Struktur Organisasi RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
Dalam rangka pendayagunaan dan optimalisasi kerja serta peningkatan efektivitas dan efisiensi kerja pejabat structural, fungsional, serta seluruh karyawan maka dilakukan penataan kerja sesuai struktur organisasi sebagai berikut:
Instalasi Rehabilitasi dipimpin oleh seorang Dokter Spesialis Jiwa yaitu dr. Ananditya Sukma Dewi, SpKJ, kemudian Kepala Instalasi dibantu oleh Kepala Ruangan, Ketua Tim dan Tim Profesi lainnya yaitu Perawat, Psikolog, Pekerja Sosial, Okupasi Terapi dan Fisioterapi. Pelayanan rehabilitasi ini sifatnya komprehensif mulai dari promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Pelayanan rehabilitasi ini harus menerapkan strategi dari yang paling depan yaitu strategi pencegahan terhadap ketidakmampuan fungsional psikososial yang diberikan sejak dini atau sejak awal pasien menemui tenaga kesehatan. Apalagi tidak mungkin dicegah, tatalaksana yang dilakukan adalah bertujuan mencapai tingkat kemandirian seoptimal mungkin, sesuai dengan potensi yang dikembangkan. Sejumlah intervensi dapat bermanfaat untuk gangguan mental berat di antaranya: terapi keluarga, dukungan pekerjaan, pelatihan keterampilan, terapi perilaku kognitif (CBT), dan modifikasi perilaku.
a. Tujuan
menjadi acuan bagi pelaksanaan pelayanan rehabilitasi di Rumah Sakit Jiwa meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Jiwa menjadi acuan pengembangan pelayanan Rehabilitasi di Rumah Sakit Jiwa
b. Ruang Lingkup
Pelayanan rehabilitasi di Rumah Sakit Jiwa meliputi seluruh upaya kesehatan pada umumnya, yaitu upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Upaya Promotif Penyuluhan, informasi dan edukasi tentang jiwa yang sehat, cara-cara menghindari stress yang timbul dalam kehidupan sehari-hari Upaya Preventif Edukasi yang tepat bagaimana mengelola stress yang timbul sehingga tidak sampai mengalami gangguan jiwa, serta upaya penanganan yang tepat untuk meminimalkan disfungsi dan pencegahan kekambuhan bila sudah pernah mengalami gangguan jiwa. Upaya Kuratif Penanganan melalui panduan intervensi medis, psikiatris, psikologis, psikoterapi, dan upaya rehabilitatif untuk mengatasi gejala patologis atau gangguan jiwa untuk mengembalikan disfungsi yang terjadi