![](https://static.isu.pub/fe/default-story-images/news.jpg?width=720&quality=85%2C50)
13 minute read
Belum optimalnya penerapan SlowBack
from Optimalisasi Penggunaan Label Pada Cairan Infus Oleh Perawat DiRawat Inap AzaleA RSUP Dr.Hasan Sadik
Massageuntuk mengurangi nyeri kepala pada pasien di ruang rawat inap RSUP
Dr. Hasan Sadikin Bandung.
Advertisement
4 4 4 12 3
Setelah berdiskusi dengan teman sejawat perawat di ruangan yang terkait juga setelah melakukan tehnik analisis penapisan isu APKL dan USG terpilihlah isu prioritas mengenai “Belum optimalnya penggunaan label pada cairan infus oleh perawat di ruang rawat inap RS Hasan Sadikin Bandung” .
3.1.3 Latar Belakang Pemilihan Isu
Cairan tubuh merupakan larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Terdapat dua jenis bahan yang terkandung dalam cairan tubu, yakni elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion. Seorang dewasa dalam tubuhnya sekitar 60% terdiri atas air. Didalam tubuh sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling tinggi antara lain adalah selsel otot, paru-paru dan jantung, sedangkan sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling rendah adalah jaringan tulang dan gigi. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan untuk menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Komposisi cairan dan elektrolit di dalam tubuh sudah diatur agar keseimbangan fungsi organ vital dapat terjaga. Dalam mempertahankan keseimbangannya diperlukan masukan, distribusi dan keluaran yang sesuai.
Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan, minuman dan cairan intravena (IV) yang didistibusikan keseluruh bagian tubuh.
Infus Cairan Intravena (intravenousfluidsinfusion) adalah pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh melalui pembuluh vena untuk menggantikan kehilangan cairan, elektolit atau makanan dari tubuh. Terapi intravena (IV) dilakukan dengan memberikan terapi melalui cairan infus yang diberikan secara langsung kedalam darah. Pemberian cairan infus memiliki dosis yang telah ditentukan sesuai kondisi pasien. Apabila tetesan tidak diberikan sesuai ketentuan waktu habis, maka dapat terjadi kekosongan atau keterlambatan dalam pergantian cairan infus. Hal tersebut dapat menunda dan menyebabkan keluhan lain yang dirasakan oleh pasien. Selain itu, Perubahan posisi lengan atau area infus dapat merubah kecepatan aliran, tinggi botol infus juga memiliki hubungan dengan kecepatan aliran infus.
Keterlambatan dalam pergantian infus dilihat dari tenaga medis dan instansi rumah sakit. Kategori nursing erorrs menurut TERCAP (Taxonomy of Errors, Root Cause Analysis and Practice Responsibility) paling banyak adalah kurangnya perhatian / pemantauan sebanyak 73,33%. Menurut Hanley, et al, (2007) persepsi dari 78 perawat, sebanyak 60 perawat mengatakan bahwa stress/volume kerja yang tinggi, kelelahan atau kurang menjadi faktor tersering yang berkontribusi. Faktor manajemen dalam pengaturan jumlah tenaga yang kurang dapat menyebabkan tidak terpantaunya cairan infus.
Pemberian label cairan infus dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap kekosongan atau keterlambatan dalam pergantian cairan infus. Selain itu, penggunaan Label pada cairan infus memudahkan perawat atau tenaga medis lain dalam mengetahui waktu habis juga jumlah cairan dan penambahan elektorlit atau terapi obat tertentu pada cairan tersebut. Sehingga kebutuhan cairan terpenuhi dengan optimal.
Hasil observasi selama orientasi dan wawancara yang dilakukan terhadap dua perawat diruang rawat inap terkait penggunaan label pada cairan infus sudah dilakukan, namun hanya dilakukan pada cairan yang terisi elektrolit pekat. SPO penggunaan atau pemasangan label cairan infus sudah ada namun sudah kadaluarsa. Sosialisasi mengenai penggunaan Label pada cairan infus belum merata, hal ini menyebabkan perbedaan persepsi antar perawat maupun tenaga medis lain dalam melakukan pemasangan label pada cairan infus yang sesuai standar rumah sakit, sehingga mengakibatkan kurang terpantaunya pemberian cairan infus pada pasien di ruang rawat inap
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.
3.1.4 Analisis Penyebab Isu
Analisis akar masalah isu menggunakan metode Fishbone, seperti di bawah ini :
Machine
Material
Belum memadainya ATK untuk menempelkan label infus
Belum adanya media edukasi penggunaan label cairan infus
Man
Belum adanya pengelolaan anggaran untuk pencetakan label infus
SPO penggunaan label pada cairan infus sudah ada namun kadaluarsa dan belum diperbaharui
Beban kerja perawat yang tinggi sering kali terlewat dalam pemasangan label cairan infus
Belum patuh perawat dalam penggunaan label pada cairan infus
Belum optimalnya penggunaan label pada cairan infus oleh perawat di ruang rawat inap RSUP
Belum optimalnya evaluasi penerapan dalam penggunaan label cairan infus diruang rawat inap
Money
Measuremen tt
Belum adanya sosialisasi yang merata terkait SPO penggunaan label cairan infus diruang rawat inap
Hasan Sadikin Bandung
Bagan 3.1 Analisis FishBone
Method
3.2Keterkaitan Penyebab Isu dengan Kedudukan dan Peran PNS untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance
Isu yang diangkat yakni Belum optimalnya penggunaan label pada cairan infus oleh perawat di ruang rawat inap RSUP Hasan Sadikin Bandung. Penyebab isu dilihat kembali dari sisi keterkaitannya dengan kedudukan dan Peran ASN. Pada isu ini penggunaan label pada cairan infus masih kurang diterapkan. Hal ini didasari oleh beban kerja perawat yang tinggi dan belum adanya sosialisasi yang merata, disamping itu SPO telah dibuat namun kadaluarsa.
Dalam Mendukung terwujudnya SmartGovernancemaka keterkaitan penyebab isu dengan prinsip manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Wholeof Governmentadalah sebagai berikut :
3.2.1 Manajemen ASN
3.2.1.1
Kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin untuk menjalankan SPO penggunaan label cairan infus.
3.2.1.2
Bertanggung jawab dan berintegritas tinggi dalam memperbaharui standar prosedur operasional penggunaan label pada cairan infus yang telah kadaluarsa dengan literatur / sumber terbaru
3.2.1.3
Melaksanakan kebijakan yang telah dibuat dengan mengevaluasi penerapan dalam mengobservasi penggunaan label cairan infus sesuai dengan SPO yang berlaku di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung.
3.2.2
Pelayanan Publik
3.2.2.1
Melaksanakan tindakan keperawatan dengan mengobservasi cairan infus pasien dengan SPO penggunaan label cairan infus yang berlaku di RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung merupakan bagian dari prosedur pelayanan.
3.2.2.2
Keseragaman kemampuan perawat terkait penggunaan label pada cairan infus yang sesuai standar prosedur operasional untuk menjaga mutu pelayanan asuhan keperawatan.
3.2.2.3 WholeofGovernment
Kerjasama oleh perawat pelaksana dengan perawat pimpinan dan pengawas ruangan terkait pembaharuan SPO penggunaan label pada cairan infus secara terintegrasi satu sama lain agar membentuk keseragaman dalam meningkatkan mutu pelayanan. Selain itu, mempersiapkan anggaran agar pencetakan label dan ATK yang dibutuhkan dapat tersedia untuk kemudahan dalam pemakaian label cairan infus.
3.3Alternatif Pemecahan Masalah Sesuai Gagasan Kreatif
Gagasan pemecahan isu dibuat untuk menangani permasalahan dari isu aktual yang telah terpilih. Gagasan pemecahan isu yang dilakukan bersumber dari SKP (Sasaran Kinerja Pegawai), perintah atasan dan inovasi dengan mengaplikasikan nilai-nilai dasar aparatur sipil negara (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) serta diintegrasikan dengan nilai-nilai dan visi misi RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung. Gagasan Isu yang terpilih yakni . “Optimalisasi penggunaan label pada cairan infus oleh perawat di ruang rawat inap RSUP Hasan Sadikin Bandung” . Berikut tahapan kegiatan yang diusulkan :
Tabel 3. 4 Alternatif Pemecahan Isu Gagasan Kreatif
No. Gagasan Pemecahan Isu Keterangan
1 Melakukan konsultasi dengan mentor terkait isu dan rancangan kegiatan SKP
2 Menyusun draft SPO penggunaan label pada cairan infus SKP
3 Melakukan uji coba draft SPO penggunaan label pada cairan infus SKP
4 Melakukan finalisasi draft SPO mengenai penggunaan label pada cairan infus SKP
5 Melakukan sosialisasi kepada perawat rawat inap mengenai penggunaan label pada cairan infus sesuai SPO SKP
6 Membuat laporan evaluasi hasil kegiatan SKP
Bab Iv
Rencana Aktualisasi
4.1Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS
Nama : Dini Isyaturodhiyah, S.Kep., Ners
Jabatan : Ahli Pertama - Perawat
Unit Kerja : Instalasi Rawat Inap RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Isu yang diangkat : Belum optimalnya penggunaan label cairan infus oleh perawat RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi Pennggunaan Label Cairan Infus oleh perawat di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Tabel 4. 1 Matriks Rancangan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Output
Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi terhadap Visi
Misi Rumah
Sakit
Penguatan Nilai
Organisasi
1 Melakukan konsultasi dengan kepala ruangan dan mentor terkait rancangan kegiatan aktualisasi
1.1 Membuat janji temu dengan kepala ruangan dan mentor
Terjadwalnya
Tanggal, waktu, dan tempat pertemuan
Membuat janji temu untuk mengatur jadwal dan tempat yang disetujui dengan bertindak proaktif untuk menghubungi kepala ruangan dan mentor (Berorientasi Pelayanan), serta tidak memaksakan kehendak kepala ruangan dan mentor
(Harmonis). Dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia
Sesuai dengan visi
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung, yakni Terwujudnya
Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian
Kegiatan ini mengandung nilainilai yang diterapkan oleh
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung, yakni terkandung dalam
PAMINGPINPITUIN akan dilakukan kepada kepala ruangan dan mentor
Terlaksananya diskusi dan disetujuinya rencana kegiatan dilembar konsultasi dengan baik dan benar juga sopan (Loyal).
Menyampaikan rancangan kegiatan dengan bertindak proaktif dalam diskusi (Adaptif), menyampaikan gagasan kreatif untuk pemecahan isu sebagai bentuk meningkatkan kompetensi diri (Kompeten).
Kepala ruangan dan mentor memberikan arahan dan masukan terhadap rencana kegiatan untuk hasil yang lebih baik dalam melaksanakan tugas dengan bertanggung jawab dan berintegritas tinggi (Akuntabel). berlandaskan gotong royong.
Sejalan dengan misi rumah sakit untuk mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
, yang diantaranya adalah : Kepemimpinan : Nilai yang menggambarkan penguatan dan menyiapkan talenta terbaik dibidangnya.
Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja dalam kemitraan. dan mentor kepala ruangan dan mentor
Izin
Melakukan kegiatan atas sepengetahuan dan perintah atasan dengan terbuka dalam menjalin kerjasama (Kolaboratif).
Inovatif : Nilai yang menggambarkan keingingan untuk mengahsilkan sesuatu hal yang baru dan melakukan perbaikan secara berkesinambungan. draft SPO penggunaan label pada cairan infus referensi dan literatur dari berbagai sumber yang dapat dijadikan acuan dalam pembaharuan draft SPO penggunaan label pada cairan infus
Melakukan penyusunan draft SPO penggunaan label pada cairan infus
Terkumpulnya referensi dan literatur yang dapat dijadikan acuan dalam pembuatan draft
SPO penggunaan label pada botol cairan infus
Mengumpulkan referensi dan literatur yang akan digunakan dalam pembaharuan draft SPO dengan bertindak proaktif (Adaptif), sehingga dapat menghasilkan keberhasilan dalam melaksanakan penyusunan(Kompeten).
Dalam Mencari referensi dan membuat draft SPO dengan referensi juga literatur yang dapat dipertanggung jawabkan, sesuai dengan misi RSUP
Dr. Hasan Sadikin
Dalam kegiatan ini terkandung nilainilai PAMINGPIN
PITUIN diantaranya :
Inovatif : Nilai yang menggambarkan keingingan untuk mengahsilkan sesuatu hal yang
Adanya draft SPO penggunaan label pada botocairan infus
Melakukan penyusunan draft SPO menggunakan literatur dan referensi yang dapat dipercaya (Akuntabel).
Penulisan SPO dilakukan dengan cermat, teliti, dan tepat sehingga tidak mengurangi kualitasnya (Berorientasi Pelayanan).
Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar juga mudah dipahami sebagai landasan dalam penyusunan draft SPO (Loyal).
Bandung, yakni mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
Juga sejalan dengan misi rumah sakit untuk mewujudkan baru dan melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
Integritas : Nilai yang Menjunjung kejujuran, amanah dan etika yang tinggi dalam melaksanankan tugas. konsultasi draft SPO penggunaan
Adanya masukan dan saran dilembar konsultasi
Menyampaikan draft SPO kepada pihak terkait dan menjelaskan literatur juga referensi yang didapat dalam memperbaharui SPO tersebut kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
Unggul : Nilai yang memiliki keinginan untuk coba terkait isi
SPO penggunaan label pada cairan infus label pada cairan infus kepada mentor, kepala ruangan, bidang perawatan, instalasi rawat inap, komite keperawatan, Pokja Pemberi
Asuhan
Keperawatan,
(Adaptif). Pihak terkait memberikan arahan juga masukan terhadap draft SPO yang dirancang agar mendapatkan hasil yang lebih baik (Kolaboratif). menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima. uji coba kepada kepala ruangan terkait uji coba draft SPO penggunaan label pada cairan infus
Mendapatkan izin, waktu, tempat dan peserta uji coba dari kepala ruangan
Dalam mengawali kegiatan ini, saya meminta izin dan membuat kontrak waktu yang disetujui dengan bertindak proaktif untuk menghubungi pihak terkait
(Adaptif), serta tidak memaksakan kehendak (Harmonis). Dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar juga sopan (Loyal).
Sesuai dengan visi
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung, yakni Terwujudnya
Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Nilai PAMINGPIN
PITUIN, yang terkandung adalah : Inovatif : Nilai yang menggambarkan keingingan untuk mengahsilkan sesuatu hal yang penggunaan
Terlaksananya uji coba draft SPO penggunaan
Melakukan uji coba aplikasi SPO dengan bantuan kerjasama teman sejawat perawat (Kolaboratif).
Selanjutnya, menyiapkan alat dan
Sejalan dengan misi rumah sakit untuk mewujudkan kualitas hidup baru dan melakukan perbaikan secara berkesinambungan. finalisasi draft SPO penggunaan label pada cairan infus label pada cairan infus label pada cairan infus melakukan tahapan kegiatan sesuai SPO. Dalam melakukan kegiatan ini saya menjalankannya dengan jujur, cermat dan bertanggungjawab (Akuntabel). manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera
4.
Unggul : Nilai yang memiliki keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan coba SPO penggunaan label pada cairan infus
Adanya masukan dan saran untuk perbaikan draft SPO penggunaan label pada cairan infus
Melakukan evaluasi uji coba SPO dengan jujur dan cermat untuk mentukan tahapan yang sesuai dan kurang sesuai dengan menerapkan komitmen memberikan pelayanan prima bagi pasien (Berorientasi
Pelayanan) sehingga mendapatkan hasil kinerja yang terbaik (Kompeten). kualitas prima
Integritas : Nilai yang Menjunjung kejujuran, amanah dan etika yang tinggi dalam melaksanankan tugas.
4.1 Membuat janji temu dengan bidang keperawatan
Terjadwalnya Tanggal, waktu, dan tempat pertemuan
Membuat janji temu untuk mengatur jadwal dan tempat yang disetujui dengan bertindak proaktif untuk menghubungi bagian bidang keperawatan (Adaptif), serta tidak memaksakan kehendak bagian bidang keperawatan (Harmonis).
Adanya SPO, pelayanan yang akan terlaksanan menjadi efektif, konsisten dan seragam sehingga
Nilai PAMINGPIN PITUIN, yang terkandung adalah :
4.2 Pengajuan draft SPO penggunaan
Draft SPO penggunaan label pada cairan infus meningkatkan mutu pelayanan
Draft SPO diajukan ke bagian bidang keperawatan sesuai dengan alur yang berlaku diinstansi (Loyal).
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung sesuai dengan Visi
Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja dalam kemitraan
Melakukan sosialisasi kepada perawat rawat inap mengenai SPO penggunaan label pada cairan infus yang sudah diberi penomoran dan ditanda tangani oleh bidang keperawatan
Menemui bagian terkait untuk meminta nomor kebijakan hukum dan meminta persetujuan pengesahan SPO yang telah (Akuntabel). yang berisi : Terwujudnya
Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Serta sejalan dengan misi yakni mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
Inovatif : Nilai yang menggambarkan keingingan untuk mengahsilkan sesuatu hal yang baru dan melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
Integritas : Nilai yang menjunjung kejujuran, amanah dan etika yang tinggi dalam melaksanankan tugas sosialisasi SPO penggunaan label pada cairan infus
Undangan sosialisasi siap disebar
Membuat kesepakatan dengan kepala ruangan terkait jadwal, tempat dan waktu sosialisasi SPO penggunaan label pada cairan infus, selanjutnya membuat undangan bagi perawat ruangan (Akuntabel).
Menggunakan Bahasa Indonesia
Sesuai dengan visi RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung, yakni Terwujudnya
Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri dan
Nilai PAMINGPIN PITUIN, yang terkandung adalah : Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian label pada cairan infus
5.2 Membuat sosialisasi dan persiapan sarana serta prasana.
Tersedianya PPT materi, link
Zoom dan video SPO penggunaan label pada cairan infus yang baik dan sopan agar mudah dimengerti. (Harmonis)
Membuat materi sosialisasi menggunakan powerpointdan vidio. Pembuatan materi merujuk pada SPO penggunaan label pada cairan infus dengan tujuan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik (Kompeten) juga bertindak proaktif dalam mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung (Adaptif). berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Sejalan dengan misi rumah sakit untuk mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera kinerja dalam kemitraan
Integritas : Nilai yang menjunjung kejujuran, amanah dan etika yang tinggi dalam melaksanankan tugas
Unggul : Nilai yang memiliki
SPO penggunaan label pada cairan infus pada perawat diruang perawatan
5.4 penerapan SPO penggunaan
Perawat diruang perawatan mengetahui SPO penggunaan label pada cairan infus dan adanya foto dokumentasi
Adanya catatan pelaksanaan kegiatan sesuai
SPO penggunaan
Sosialisasi dilakukan sesuai jadwal yang telah dibuat, dengan komitmen mulai tepat waktu (Loyal).
Pelaksanaan sosialisasi sebagai wadah untuk memfasilitasi serta meningkatkan koordinasi dan kerjasama perawat diruangan sehingga membangun kerjasama yang sinergis (Kolaboratif).
Menerima saran dan masukan untuk perbaikan mutu layanan yang diberikan (Berorientasi
Pelayanan), keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menghasilkan kualitas prima
6. Membuat laporan evaluasi hasil kegiatan label pada cairan infus label pada cairan infus
6.1 Membuat draft laporan evaluasi kegiatan
Laporan evaluasi kegiatan
Membuat draft laporan evaluasi kegiatan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap tugas yang dikerjakan (Loyal). Selain itu draft laporan evaluasi juga sebagai hasil dari kinerja terbaik yang telah saya lakukan (Kompeten), untuk perbaikan pelayanan sehingga dapat memberikan pelayanan yang prima (Berorientasi pelayanan)
Sesuai dengan visi
RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung, yakni Terwujudnya
Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Nilai
PAMINGPINPITUIN
, yang terkandung adalah :
Profesional : Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja dalam kemitraan
Integritas : Nilai
6.2 Konsultasi konsep laporan evaluasi pada mentor
Mendapatkan masukan dan saran dari mentor terkait laporan evaluasi
Mentor memberikan masukan dan saran serta arahan yang membangun sehingga konsisten terhadap hasil akhir yang baik (Akuntabel). Selanjutnya mengisi lembar konsultasi sesuai dengan format yang didalamnya berisi tanggal dan paraf mentor, serta tidak memaksakan kehendak mentor dalam membuat janji temu (Harmonis)
Sejalan dengan misi rumah sakit untuk mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. yang menjunjung kejujuran, amanah dan etika yang tinggi dalam melaksanankan tugas
Unggul : Nilai yang memiliki keinginan untuk menjadi yang
6.3 Memperbaiki
laporan evaluasi sesuai masukan dan saran mentor
Laporan akhir aktualisasi
Setelah melakukan konsultasi, dilakukan perbaikan sehingga didapatkan laporan akhir aktualisasi yang baik sebagai bentuk komitmen untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan menjadi ASN yang profesional (Loyal). terbaik dan menghasilkan kualitas prima
4.2Penjadwalan
Judul Aktualisasi : Optimalisasi penggunaan Label pada cairan infus oleh perawat di Ruang Rawat Inap Azalea RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Waktu Pelaksanaan : 6 Juni – 27 Juli 2022
Tempat Pelaksanaan : Ruang Azalea RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
Tabel 4. 2Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
No. Kegiatan Juni Juli I II III IV I II III IV
1 Melakukan konsultasi dengan kepala ruangan dan mentor terkait isu dan rancangan kegiatan aktualisasi
2 Menyusun draft SPO penggunaan label pada cairan infus
3 Melakukan uji coba draft SPO penggunaan label pada cairan infus
4 Melakukan finalisasi draft SPO mengenai penggunaan label pada cairan infus
5
Melakukan sosialisasi kepada perawat rawat inap mengenai penggunaan label pada cairan infus sesuai SPO
6 Membuat laporan evaluasi hasil kegiatan
4.3Aktor yang Terlibat dan Perannya dalam Aktualisasi
Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi adanya bantuan para pihak untuk kelancaran kegiatan, para pihak yang terkait beserta perannya dalam aktualisasi adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 3Para Pihak dan Perannya dalam Aktualisasi
No Para Pihak Peran dalam Aktualisasi Keterangan
1 Coach
2 Mentor
3 Kepala Ruangan
4 Bidang Keperawatan
5 Komite Keperawatan
6 Instalasi Rawat Inap
Mengarahkan dan membimbing penulis -
Mengarahkan dan membimbing penulis -
Mengarahkan dan membimbing penulis -
Menandatangani pembaharuan SPO -
Menandatangani pembaharuan SPO -
Menandatangani pembaharuan SPO -
7 Perawat Melaksanakan kegiatan Perawat R. Azalea
Daftar Pustaka
Amelia, R. (2021). Smart ASN. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 1262.
Australia, C. o. (2015). National Standard for User-applied Labelling of Injectable Medicines, Fluids and Lines. AustralianCommissiononSafetyandQualityin HealthCare, 1-57.
Butterworth, J., Mackey, D., & Wasnick, J. (2013). ManagementofPatientswithFluid andElectrolyteDisturbances.DalamMorgan&Mikhail’sClinicalAnesthesiology 5th.New york: Mc-Graw Hill.
Committee, N. M. (2018). The National Standards For Labelling of Injectables in Healthcare Facilities. MinistryofHealthSingapore, 2018.
Dewi, N. S., Hidajat, N. N., Supriatna, Y. A., Kamaruzzaman, M., & Sudarto. (2019). LaporanAkuntabilitasKinerjaRSUPDr.HasanSadikinBandung, 1-90.
Fatimah, E., & Irawati, E. (2017). Manajemen ASN. ModulPelatihanDasarCalonPNS, 1-70.
Fatimah, E., & Irnawati, E. (2021). Manajemen ASN. ModulPelatihanDasarCalonPNS, 1-70.
Handoko, R. (2021). Akuntabel. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 168.
Hanley, D., R, H., CA, S., M, F., DL, L., P, R., . . . PE, W. (2007). A study to identify evidence-based strategies for the prevention of nursing errors. Board of Registration in Nursing Division of Health Professions Licensure Mas sachusetts Department of Public Health (December). 1-52.
Jalis, A. (2021). Kompeten. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 01-62.
Local Operating Procedure Clinical , Policies & Guidlines. (2018). TheRoyalHospital Woman, 1-5.
Maslow, A. (2021). PsikologitentangPengalamanReligious.Gramedia.
Mirdin, A. A. (2021). Berorientasi Pelayanan. ModulPelatihanDasarCalonPegawai NegeriSipil, 01-54.
Rahmanendra, D. (2021). Loyal. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 180.
Sejati, T. A. (2021). Kolaboratif. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 130.
Sembodo, J. (2021). Harmonis. ModulPelatihanDasarCalonPegawaiNegeriSipil, 154.
Subaidi, S. M. (2019). Kebutuhan Manusia dalam Pemikiran Abraham Maslow . AlMazahib,Volume7,Nomer1,Juni2019, 17-33.