![](https://assets.isu.pub/document-structure/230810023437-61aa6d8ea98069654ef284ec1e8a5947/v1/c6fc7763953650b1e8cf733708bacb6a.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
5 minute read
"Menjadi Caring&SmartNationalCancerCenter"
Misi
1. Memberikan pelayanan kanker komprehensif berbasis bukti terkini, Good ClinicalGovernance,PatientSafetydanPatientCareCenter
Advertisement
2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang kanker
3. Menyelenggarakan penelitian di bidang kanker yang dapat diterapkan dalam pelayanan.
4. Menyelenggarakan registrasi kanker berbasis rumah sakit dan berbasis populasi sebagai Pusat Data Beban Kanker Nasional
1.3. Tata Nilai
Rumusan Tata Nilai RS Kanker Dharmais adalah ProcareCS
- Profesional, mengandung makna melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu secara tuntas, memuaskan, dan tepat waktu.
- Care, atau peduli mengandung makna berkomunikasi dengan santun kepada semua pihak.
- ContinuousImprovement, atau perbaikan berkelanjutan mengandung makna menghargai umpan balik, coachingdan mentoring.
- Synergy, mengandung makna saling berkomunikasi dengan jelas dan terbuka. Keempat nilai ini dikemas dalam sebuah logo yang akan dilampirkan dalam gambar berikut ini.
Gambar 1. Logo ProCareCSsebagai nilai budaya organisasi Rumah Sakit Kanker “Dharmais”.
1.4. Struktur Organisasi
Sebagaimana tertera pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 69 Tahun 2019, RS Kanker Dharmais dipimpin oleh seorang Direktur
Utama. Direktur Utama membawahi Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang, Direktur Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Pelatihan, Direktur
Keuangan dan Barang Milik Negara, Direktur Perencanaan, Organisasi dan Umum, serta unit-unit Non Struktural yang terdiri dari Dewan Pengawas, Komite Medik, Komite Etik dan Hukum, Satuan Pemeriksa Intern, Staf Medik Fungsional, dan Instalasi.
Staf Medik Fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan fungsional dan bertugas untuk melaksanakan diagnosis, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan, pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan. Posisi peserta latsar dalam struktur organisasi rumah sakit berada di bawah SMF
Anestesiologi dan Terapi Intensif dalam pengawasan Komite Medik serta koordinasi dengan Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang.
Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi yang dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada Direktur Utama dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit.
Komite di RSKD terdiri dari :
1. Komite Medik
Komite medik merupakan wadah non struktural kelompok profesional medis yang keanggotaannya terdiri dari Kepala Staf Medik Fungsional Kesehatan (KSMF) atau yang mewakili.
2. Komite Etik dan Hukum
Komite Etik dan Hukum merupakan wadah non struktural yang keanggotaannya dipilih dari dan diangkat oleh Direktur Utama.
Peserta adalah CPNS Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Golongan IIIb dengan jabatan dokter ahli pertama di instansi RS Kanker “Dharmais” sebagai dokter spesialis anestesiologi dalam Staf Medik Fungsional (SMF) Anestesiologi dan Terapi Intensif Instalasi anestesiologi dan terapi intensif di dalam struktur organisasi merupakan unit pelayanan fungsional kesehatan berada dibawah Direktur Medik dan Keperawatan.
Instalasi Anestesiologi dan Terapi Intensif bertugas membantu Direktur Medik dan Keperawatan yang menyediakan fasilitas terhadap penyelenggaraan pelayanan perawatan medis anestesiologi, anelgesia, sedasi dan Terapi Intensif (Ruang ICU, HCU dan PICU) pada kondisi kritis.
Adapun tugas pokok peserta sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) sebagai berikut :
1. Melaksanakan kegiatan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama.
2. Melaksanakan kegiatan pelayanan spesialistik tingkat sedang.
3. Melaksanakan kegiatan kunjungan pada pasien rawat inap.
4. Melaksanakan kegiatan pembuatan catatan medik pasien rawat inap.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230810023437-61aa6d8ea98069654ef284ec1e8a5947/v1/fd70c92e9117cea906064698e9072591.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
5. Melaksanakan kegiatan pembuatan catatan medik pasien rawat jalan.
6. Menyusun kegiatan pembuatan karya tulis / karya ilmiyyah hasil penelitian, pengkajian, survey, dan evaluasi di bidang kesehatan yang dipublikasikan dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional.
7. Melaksanakan kegiatan seminar / lokakarya di bidang kesehatan sebagai pembahas / moderator / narasumber.
8. Melaksanakan kegiatan seminar / lokakarya di bidang kesehatan sebagai peserta.
Bab Ii
Rancangan Aktualisasi
1. Identifikasi Isu/ Masalah
Rumah Sakit Kanker Dharmais dalam memberikan pelayanan kepada penderita menggunakan sistem pendekatan kelompok terpadu, yakni suatu sistem pelayanan yangdikerjakanolehsuatutimkerja(TIMJA)kankeryangberpedomanpadapelayanan kanker terpadu, paripurna dan terjangkau oleh masyarakat. Rumah Sakit Kanker
“Dharmais” mempunyai 13 Timja Kanker, yaitu : Timja Kanker Anak, Timja Kanker
Ginekologi, Timja Kanker Darah dan Sistem Limfoid, Timja Kanker Kulit, Timja Kanker
Mata, Timja Kanker Paru dan Thoraks, Timja Kanker Payudara, Timja Kanker Hati dan Saluran Cerna, Timja Kanker Muskuloskeletal, Timja Kanker Susunan Syaraf Pusat dan Susunan Syaraf Tepi, Timja Kanker Urologi, Timja Kanker THT, Timja Kanker Kepala Leher.
Pelayanan yang diberikan di RS. Kanker Dharmais adalah : Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Intensif, IGD, IBS, Radio terapi, Radio Diagnostik, Prosedur Diagnostik, Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Bank Darah, Hemodialisa, Eksekutif, IRM, IFS, Deteksi dini & PKRS,IGZ,CSSD7Binatu,KeslingdanK3.
InstalasiAnestesiologidanTerapiIntensifsendirisudahberdirisejakRSinidiresmikan Terapi Intensif adalah suatu bagian dari pelayanan Instalasi Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit Kanker Dharmais dengan kategori pelayanan kritis khususnya kegawatan onkologi, ditunjang dengan staf dan perlengkapan khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit kanker, dengan penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa denganprognosisdubiayangdiharapkanmasihreversibel.Terapi Intensifmenyediakan kemampuan dan sarana prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsifungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat yang berpengalaman dalam pengelolaan, kondisi tersebut. ruang lingkup pelayanannya meliputidukunganfungsiorgan-organvitalsepertipernafasan,kardiosirkulasi,susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainnya, baik pada pasien dewasa atau pasien anak. Terapi
IntensifmemberikanperawatanuntukpasienkankerdenganmelibatkanberbagaiSDM darimultidisiplinilmu.Pengembangantimmultidisiplinyangkuatsangatpentingdalam meningkatkankeselamatanpasien,untukitudiperlukandukungansaranadanprasarana untukmeningkatkanmutupelayanandanefisiensibiaya.
Berdasarkanhasilenvironmentalscanning,beberapaisuaktualtelahteridentifikasi,yaitu :
No IsuAktual Keterkaitan
1. Kurangnya kapasitas ruang perawatan intensif yangcukupuntukpasien-pasienkritisyangadadi RumahSakitKankerDharmais,kurunwaktu2020 – 2022.
Dasar Isu : Isu berawal dari sulit nya untuk mendapatkan tempat perawatan intensif dikarenakan tempat yang selalu terisi. Terutama dalammasapandemicovid 19yangmanajumlah pasienkritissignifikanmeningkat.
Dampak : Perburukan atau morbiditas sampai dengan mortalitas yang meningkat pada pasienpasienRSKankerDharmais.
2. Belum terstandarnya prosedur tindakan
Trakeostomi Dilatasi Perkutan (TDP) di layanan AnestesiologidanTerapiIntensif.
Dasar Isu : Isu berawal dari observasi penulis, dimana terjadi pasien yang tertahan dalam perawatan intensif karena terlalu lama memakai mesin alat bantu nafas, dikarenakan belum lazimnyatindakanTrakeostomiDilatasiPerkutan.
Dampak : Turnoverpasien perawatan intensif menjadi lambat, sehingga pelayanan criticalcare kepada pasien kritis tertunda, bisa meningkatkan morbiditasdanmortalitas.
3. Kurang tersedianya jendela untuk pencahayaan mataharipadaruanganICU.
ManajemenASN:
Dikaitkan dengan sikap profesional maka setiap pasien yang membutuhkan tempat perawatan intensif, memiliki peluang yang sama, dan harus terpenuhi sesuaiindikasi.
ManajemenASN:
Dikaitkan dengan nilai profesional, maka ASN harus bisa memberikan pelayanan secara komprehensif terhadap tujuan kesembuhan atau kebaikanpasien.
ManajemenASN:
Dikaitkan dengan nilai profesional, maka
Dasar isu : Isu berawal dari observasi penulis, yang ketika bekerja dan keliling ruangan perawatan intensif, didapatkan lingkungan ruangancenderungtertutup,tidakadanyacahaya sinarmatahariyangmasuk.
Dampak : Tidak adanya sinar matahari yang masuk ke dalam ruang perawatan intensif, bisa menyebabkan terganggunya siklus sirkardian ritem,sehinggabisamenyebabkanturunnyadaya tahantubuhpasien.
Tabel1.IsuAktual pelayanan di ruang intensif harussesuaikaidahterbaik untukpasien.
SMARTASN:
Dikaitkan dengan poin hospitality, maka kenyamanan pasien juga harus menjadi perhatian penting.
2. PenentuanIsu Prioritas
Alat bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas banyak jenisnya, misalnya menggunakantekniktapisandenganmenetapkanrentangpenilaian(1-5)padakriteria; Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan. Aktual (A) artinya isu tersebut benar-benarterjadidansedanghangatdibicarakandalammasyarakat. Kekhalayakan (K) artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik (P) artinya isutersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segerasolusinyasecarakomperehensif,dan Kelayakan(L) artinyaisutersebutmasuk akal,realistis,relevan,dandapatdimunculkaninisiatifpemecahanmasalahnya.
Berikutdibawahinihasilmemilah/menapihisudenganmetodeAKPL.
MatrikPenilaianKualitasIsuDenganAnalisisAPKL
1. Kurang tersedianya kapasitas ruang Intensif yang cukup untuk pasien-pasien kritis yang ada di Rumah Sakit Kanker Dharmais, kurun waktu2021 – 2022.
2. Belum terstandarnya prosedur tindakan Trakeostomi Dilatasi Perkutan (TDP) di layananAnestesiologidanTerapiIntensif.
4 2 3 4 13 II
5 4 4 4 17 I(prioritas)
3. Kurang tersedianya jendela untuk pencahayaanmataharipadaruanganICU. 5 2 1 3 11 III
Tabel2.PenapisanIsuMetodeAPKL
Sesuai hasil analisa dengan metode APKL, maka dipilihlah isu “Belum terstandarnya prosedur tindakan Trakeostomi Dilatasi Perkutan (TDP) di layanan Anestesiologi dan TerapiIntensif”.
3. Identifikasi PenyebabIsu
Dalamanalisisisuini,kamimenggunakanteknikdiagramFishbone.
DiagramFishbone.
Akibat Penyebab
Surroundings Suppliers
Systems
Terdapat penolakan dari teman sejawat yang sudah biasa melakukan di kamar operasi.
Alat TDP yang masih langka dan mahal.
Belum adanya kriteria yang baku (PPK, Panduan Praktik Klinis) untuk tindakan TDP.
Belum terstandarnya prosedur tindakan
Trakeostomi Dilatasi
Kasus yang banyak dan pengalaman bertambah, akan menjadikan tindakan ini semakin aman.
Belum adanya kriteria yang baku (PPK, Panduan Praktik Klinis) untuk tindakan TDP.
Belum semua dokter Spesialis Anestesiologi mengikuti pelatihan.
Perkutan (TDP) di layanan Anestesiologi dan Terapi Intensif.
Belum adanya kriteria yang baku (PPK, Panduan Praktik Klinis) untuk tindakan TDP.
Belum semua perawat yang bertugas dilatih untuk merawat trakeostomi.
Safety Skills