Panduan Praktik Klinis (PPK) Tindakan Trakeostomi Dengan Teknik Dilatasional Perkutan

Page 9

LAPORAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN 2

PANDUANPRAKTIKKLINIS(PPK)

TINDAKAN TRAKEOSTOMI DENGAN TEKNIKDILATASIONAL PERKUTAN

RUMAH SAKIT KANKER “DHARMAIS” JAKARTA

DISUSUN OLEH :

BERIAL DEWIN MARZAINI

NIP. 198410302022031001

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2022

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TINDAKAN TRAKEOSTOMI DENGAN TEKNIK DILATASIONAL PERKUTAN

RUMAH SAKIT KANKER “DHARMAIS” JAKARTA

Telah di seminarkan

Tanggal 22 Juni 2022, di Bapelkes Cikarang

Coach Mentor

Erlinawati Pane, SKM, MKM NIP. 197202201994022001

dr. Gardian Lukman Hakim, Sp.An-KIC NIP. 197204022008011024

Penguji

dr. Dina Indriyanti, M.K.M NIP. 197203162002122003

ii
iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………………………………….ii DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………iii BAB I GAMBARAN ORGANISASI DAN PROFIL PESERTA .1 1.Gambaran Organisasi 1 1.1.Rumah Sakit Kanker Dharmais Sebagai Pusat Kanker Nasional 2 1.2.Visi dan Misi Rumah Sakit Kanker Dharmais…………………………………………….5 1.3.Tata Nilai…………………………………………………………………………………………….6 1.4.Struktur Organisasi………………………………………………………………………………7 2.Profil Peserta .8 BAB II RANCANGAN AKTUALISASI .10 1.Identifikasi Isu / Masalah 10 2.Penentuan Isu Prioritas 12 3.Identifikasi Penyebab Isu………………………………………………………………………………….13 4.Menetapkan Gagasan Pemecahan Isu………………………………………………………………..15 5.Matriks Rancangan Aktualisasi ..16 6.Rekapitulasi Rencana Habituasi 24 7.Rencana Jadwal Kegiatan 25 DAFTAR PUSTAKA 26

BAB I

GAMBARAN ORGANISASI DANPROFIL PESERTA

1. GambaranOrganisasi

Pendirian Rumah Sakit Kanker “Dharmais” dilatarbelakangi oleh cukup banyaknya penderita penyakit kanker di Indonesia pada saat itu. Penyakit kanker merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang kian hari kian berkembang. Pengelolaan penyakit kanker memerlukan sarana, alat dan obat yang relatif mahal, sementara di Indonesia belum memiliki sarana dan prasarana yang khusus serta lengkap untuk menangani penyakit ini, sehingga banyak penderita kanker di Indonesia berobat ke luar negeri.

Rumah Sakit Kanker yang diberi nama “Dharmais” yang merupakan kependekan dari

“Dharma Bakti Sosial”, terletak diatas tanah milik pemerintah seluas 36.390 m² yang terletak di jalan LetJen. S. Parman Kav 84-86, Slipi, Jakarta Barat

Sebagai Pusat Kanker Nasional, Rumah Sakit Kanker "Dharmais" terus mengembangkan diri untuk memberikan pelayanan berkualitas kepada masyarakat Kehadiran Rumah

Sakit Kanker "Dharmais" diawali dengan adanya cita-cita mendirikan layanan kanker terpadu di Indonesia oleh para pakar penyakit kanker. Kesempatan tersebut terbuka

pada tahun 1988 ketika ketua yayasan Dharmais Bapak H. M. Soeharto meminta Prof. Dr .dr. Arry. Harryanto Reksodiputro, Sp.PD.KHOM, untuk memikirkan model rumah sakit kanker yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Prof.Arry bersama para pakar dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Departemen Kesehatan membentuk tim pembuatan usulan pendirian rumah sakit pada Oktober 1988. Usulan tersebut diselesaikan pada Desember 1988 kemudian diserahkan kepada ketua Yayasan Dharmais pada 9 Januari 1989.

Pembangunan rumah sakit dimulai pada bulan Mei 1991 dan selesai pada tanggal 5 Juli 1993. kemudian diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia H. M. Soeharto pada tanggal 30 Oktober 1993.

Dalam perjalanannya semenjak diresmikan tahun 1993 Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

telah mengalami perubahan kelembagaan selama 5 kali, yaitu berada dibawah

Departemen Kesehatan (Depkes) pada tahun 1993, kemudian pada tahun 1993 – 1998

1

berada dibawah Yayasan Kanker “Dharmais”, kemudian berubah lagi menjadi unit

Pelaksana Teknis (UPT) Depkes pada tahun 1998 – 2001. Pada tahun 2002 – 2005 berbentuk Perusahaan Jawatan (Perjan) dan semenjak tahun 2006 sampai saat ini berbentuk Badan Layanan Umum (BLU). Pada tanggal 9 Februari 2012, RS. Kanker

“Dharmais” ditetapkan sebagai rumah sakit khusus klasifikasi A (Kepmenkes No. 037/Menkes/SK/II/2012.

1.1. Rumah Sakit Kanker Dharmais Sebagai Pusat Kanker Nasional Institusi pelayanan kanker terdiri dari 3 format, yaitu unit kanker (cancerunit), pusat kanker (cancercenter), dan pusat kanker komprehensif (comprehensive cancer center). Cancer unit sebagai salah satu unit pelayanan khusus yang dibentuk di suatu rumah sakit umum yang melayani pelayanan pasien kanker dan pelayanan paliatif dan hospis pasien kanker. Cancercenterdapat berupa klinik kanker, rumah sakit kanker, maupun gedung layanan terpadu kanker di komplek rumah sakit umum dimana layanan yang diberikan dapat bersifat organ tertentu. Sedangkan comprehensivecancercenteradalah cancercenteryang melakukan pelayanan kanker yang lengkap dimulai dari pencegahan sampai paliatif, dan juga menyelenggarakan penelitian serta pendidikan dan pelatihan di bidang kanker secara lokoregional atau nasional, dalam hal ini sebagai pelaksana teknis suatu Program Penanggulangan Kanker Nasional (kerangka

kerja WHO). Juga bertindak sebagai rujukan nasional dalam 7 program penanggulangan kanker tersebut. Hal ini menyebabkan suatu Cancer Center harus terakreditasi baik nasional maupun akreditasi internasional.

Kerangka kerja ComprehensiveCancerCentermemiliki tiga lapisan: manajemen klinis (clinicalmanagement), pelayanan klinis (clinicalservices), dan pelayanan inti (core services). Kerangka kerja ini menyediakan titik referensi untuk perencanaan untuk pusat yang komprehensif, bahkan jika ini tercapai secara bertahap seiring pendanaan dan kapasitas dibangun. Clinical management

terdiri dari rencana perawatan pasien (patientcareplans) dan panduan praktek

klinis (clinicalpracticeguideline) dimana sebagai Pusat Kanker Komprehensif itu memiliki peran sangat penting dalam mengembangkan dan menyebarluaskan panduan perawatan kanker secara lokal dan nasional karena panduan itu tidak terbatas hanya pada terapi tapi termasuk diagnostik dan manajemen gejala. Clinical services terdiri dari pelayanan awal pasien datang, radiodiagnostik,

2

patologi anatomi dan patologi klinik, operasi, radioterapi, terapi kanker sistemik atau kemoterapi, perawatan paliatif, dan perawatan pendukung penyintas. Core services terdiri dari administrasi dan manajemen, sumber daya manusia, manajemen dan teknologi informasi, farmasi, pengendalian infeksi, pengendali mutu, keuangan, dan pendukung utama lainnya.

Setiap negara di dunia wajib memiliki institusi pelayanan kanker baik berupa cancer unit, cancer center, maupun comprehensivecancercenter. Indonesia

telah memiliki Rumah Sakit Kanker Dharmais sebagai bagian dari Pusat Kanker

Nasional yang bersifat komprehensif dengan sejarah yang cukup panjang dan terus memperbaiki kualitasnya dalam menjalani tugas dan fungsinya.

Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta cara hidup masyarakat

Indonesia ditambah lagi dengan semakin meningkatnya kematian yang disebabkan oleh penyakit kanker menjadikan masalah kanker semakin penting.

Diperlukannya pengelolaan penyakit kanker secara khusus dan sarana yang mampu menanggulangi penyakit kanker secara terpadu dengan teknologi mutakhir membuat para ahli untuk berpikir perlu didirikannya rumah sakit khusus kanker. Pada tahun 1988 terbentuklah tim pembuat usulan pendirian rumah sakit kanker, yang merupakan tindak lanjut dari perencanaan rumah sakit tumor di tahun 1960-an. Rancangan pelaksanaan diberikan kepada Presiden HM

Soeharto sebagai pemilik Yayasan Dharmais yang meminta untuk membuat rumah sakit kanker tersebut. Pada tahun 1991 dimulai perencanaan pendirian rumah sakit khusus kanker di Indonesia. Hal ini merupakan hasil dari pertemuan antara Presiden RI kedua, Soeharto dengan Prof. Dr. dr. Arry Harryanto, SpPD, KHOM dan tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

RSKD didirikan pada bulan Mei 1991 dan pembangunannya diselesaikan pada 5 Juli 1993. Rumah sakit ini diresmikan oleh Presiden HM Soeharto pada 30 Oktober 1993. Dalam kata sambutannya, beliau mengharapkan rumah sakit ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi upaya pencegahan dan penyembuhan penyakit kanker disertai pusat penelitian yang berbobot dan pusat pelayanan medik yang handal yang akan mendukung Program Penanggulangan Penyakit Kanker. Hal ini juga sesuai dengan tugas dan fungsi yang tercantum dalam Kepmenkes No.72/Menkes/SK/I/1993 mengenai organisasi dan tata kerja RSKD dimana sudah membentuk instalasi yang bergerak di bidang pelayanan, pendidikan, dan penelitian.

3

Kemudian pada tahun 2002 dengan menimbang visi yang telah ditetapkan

bahwa di masa datang RSKD akan menjadi Rumah Sakit Kanker dan Pusat

Kanker Nasional yang menjadi panutan dalam program penggulangan kanker di Indonesia, maka dikeluarkan SK Direktur Utama RSKD No HK.00.06.1.1812

tentang pembentukan Komite Persiapan Pusat Kanker Nasional RSKD yang bertugas untuk melakukan pengkajian tentang kedudukan, wewenang, fungsi, dan tugas Pusat Kanker Nasional, lalu menyusun konsep Pusat Kanker Nasional, menyusun konsep dan melaksanakan penelitian kanker, pelatihan, dan registrasi kanker.

Pada tahun 2008 dilakukan pengkajian dan pendefinisian kembali peran Rumah

Sakit Kanker Dharmais (RSKD) sebagai bagian Pusat Kanker Nasional yang mana institusi ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih dalam pelaksanaan Program Pengendalian Kanker Nasional yang nyata dengan mendukung program yang telah dicanangkan oleh Departemen Kesehatan lalu pada akhirnya tanggal

1 November 2017 ditetapkanlah RS Kanker Dharmais Jakarta sebagai Pusat

Kanker Nasional berdasarkan Kepmenkes RI No.HK.01.07/Menkes/531/2017.

Dengan menimbang upaya penanggulangan dan pengobatan penyakit kanker perlu dilakukan secara terpadu dan paripurna, untuk itu maka perlu ditangani secara multidisiplin yang melibatkan berbagai disiplin keilmuan di bidang

kedokteran yang terkait, SK Direksi Perjan RSKD No KP.04.04.1.5018_A tahun

2005 tentang Pembentukan Tim Kerja (Timja) Pelaksanaan Kanker Terpadu di

Rumah Sakit Kanker Dharmais ditetapkan berdasarkan sistem organ yaitu

Kanker Ginekologi, Kanker Darah dan Sistem Limfoid, Kanker Kulit, Kanker Mata, Kanker Paru dan Thoraks, Kanker Payudara, Kanker Hati dan Saluran Cerna, Kanker Muskuloskeletal, Kanker Susunan Syaraf Pusat dan Susunan Syaraf Tepi, Kanker THT, Kanker Urologi, dan Kanker Kelapa Leher. Diluar dari sistem organ ditetapkan juga Timja Kanker Anak baik untuk solid tumor maupun non solid tumor.

Pembentukan timja yang telah dilakukan oleh RSKD telah sama dengan apa yang dilakukan oleh pusat kanker lainnya di dunia. Pertemuan timja membuka kesempatan para dokter dari berbagai disiplin ilmu berdiskusi tentang diagnosis

dan menentukan rencana manajemen dan terapi bagi pasien kanker. Pertemuan timja umumnya terdiri dari dokter spesialis penanggung jawab pasien (sesuai dengan diagnosis), dokter spesialis bedah, dokter spesialis radio-onkologi,

4

dokter spesialis radiologi, dokter spesialis patologi, perawat dan dokter umum timja, dan dapat juga tenaga ahli lainnya. Untuk institusi yang besar, seringnya memiliki timja yang banyak tergantung pada organ masing-masing.

Program Pengendalian Kanker Nasional di Indonesia telah disusun oleh

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan tentu membutuhkan kontribusi besar dari Pusat Kanker Nasional untuk mewujudkan tujuan program tersebut. Adapun program pengendalian kanker nasional terdiri dari pencegahan, deteksi dini – skrining, diagnostik dan terapi, surveilans dan registrasi kanker, penelitian, perawatan paliatif, dan rehabilitasi.

RSKD telah memiliki instalasi-instalasi yang bergerak di bidang sesuai dengan program pengendalian kanker nasional tersebut, yaitu Instalasi deteksi dini dan Onkologi sosial, Instalasi diagnostik (Laboratorium terpadu dan Radiodiagnosis), instalasi bidang terapi (Bedah-Kemoterapi-Radiasi), instalasi Paliatif dan Hospis, instalasi rehabilitasi medik, instalasi pendidikan dan penelitian, Instalasi data beban kanker dan Jejaring, dan seluruh instalasi lainnya yang mendukung lancarnya kegiatan di bidang Pelayanan, Pendidikan, dan Penelitian dibidang kanker (Epidemiologi – Klinis – Molekular – Clinicaltrial).

Sesuai dengan sistem rujukan yang saat ini berlaku di Indonesia, RSKD merupakan rujukan Nasional, semakin perlu mengevaluasi dan menemukan rencana kerja terbaik untuk menangani pasien dalam stadium apapun atau telah mengalami keterlambatan baik keterlambatan diagnostik, keterlambatan terapi, maupun keterlambatan karena sistem manajemen kesehatan. Kerjasama pendidikan dan sistem rujukan balik serta penyamaan panduan praktek klinis dengan puskesmas maupun rumah sakit tipe C, D sampai B perlu ditingkatkan.

1.2. Visi dan Misi Rumah Sakit Kanker Dharmais

Sebagai RS UPT Vertikal di bawah Ditjen Pelayanan kesehatan, Kementerian

Kesehatan yang khusus menangani kanker, RS Kanker Dharmais berperan dalam mewujudkan Sasaran Strategis terkait peningkatan ketersediaan dan mutu fasyakes rujukan. Selain itu, RS Kanker Dharmais juga merupakan Pusat

Kanker Nasional yang harus mampu berperan optimal sebagai ;

1. Fungsi pelayanan kesehatan kanker komprehensif

2. Pusat Pendidikan dan Informasi Kanker Nasional

3. Pusat Data dan Riset Kanker Nasional VISI

5

"Menjadi Caring&SmartNationalCancerCenter"

MISI

1. Memberikan pelayanan kanker komprehensif berbasis bukti terkini, Good ClinicalGovernance,PatientSafetydanPatientCareCenter

2. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang kanker

3. Menyelenggarakan penelitian di bidang kanker yang dapat diterapkan dalam pelayanan.

4. Menyelenggarakan registrasi kanker berbasis rumah sakit dan berbasis populasi sebagai Pusat Data Beban Kanker Nasional

1.3. Tata Nilai

Rumusan Tata Nilai RS Kanker Dharmais adalah ProcareCS

- Profesional, mengandung makna melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu secara tuntas, memuaskan, dan tepat waktu.

- Care, atau peduli mengandung makna berkomunikasi dengan santun kepada semua pihak.

- ContinuousImprovement, atau perbaikan berkelanjutan mengandung makna menghargai umpan balik, coachingdan mentoring.

- Synergy, mengandung makna saling berkomunikasi dengan jelas dan terbuka. Keempat nilai ini dikemas dalam sebuah logo yang akan dilampirkan dalam gambar berikut ini.

6

Gambar 1. Logo ProCareCSsebagai nilai budaya organisasi Rumah Sakit Kanker “Dharmais”.

1.4. Struktur Organisasi

Sebagaimana tertera pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 69 Tahun 2019, RS Kanker Dharmais dipimpin oleh seorang Direktur

Utama. Direktur Utama membawahi Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang, Direktur Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Pelatihan, Direktur

Keuangan dan Barang Milik Negara, Direktur Perencanaan, Organisasi dan Umum, serta unit-unit Non Struktural yang terdiri dari Dewan Pengawas, Komite Medik, Komite Etik dan Hukum, Satuan Pemeriksa Intern, Staf Medik Fungsional, dan Instalasi.

Staf Medik Fungsional adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam jabatan fungsional dan bertugas untuk melaksanakan diagnosis, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan, penyuluhan, pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan. Posisi peserta latsar dalam struktur organisasi rumah sakit berada di bawah SMF

Anestesiologi dan Terapi Intensif dalam pengawasan Komite Medik serta koordinasi dengan Direktur Pelayanan Medik Keperawatan dan Penunjang.

Komite adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi yang dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada Direktur Utama dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit.

Komite di RSKD terdiri dari :

1. Komite Medik

Komite medik merupakan wadah non struktural kelompok profesional medis yang keanggotaannya terdiri dari Kepala Staf Medik Fungsional Kesehatan (KSMF) atau yang mewakili.

2. Komite Etik dan Hukum

Komite Etik dan Hukum merupakan wadah non struktural yang keanggotaannya dipilih dari dan diangkat oleh Direktur Utama.

7

Peserta adalah CPNS Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Golongan IIIb dengan jabatan dokter ahli pertama di instansi RS Kanker “Dharmais” sebagai dokter spesialis anestesiologi dalam Staf Medik Fungsional (SMF) Anestesiologi dan Terapi Intensif Instalasi anestesiologi dan terapi intensif di dalam struktur organisasi merupakan unit pelayanan fungsional kesehatan berada dibawah Direktur Medik dan Keperawatan.

Instalasi Anestesiologi dan Terapi Intensif bertugas membantu Direktur Medik dan Keperawatan yang menyediakan fasilitas terhadap penyelenggaraan pelayanan perawatan medis anestesiologi, anelgesia, sedasi dan Terapi Intensif (Ruang ICU, HCU dan PICU) pada kondisi kritis.

Adapun tugas pokok peserta sesuai dengan Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) sebagai berikut :

1. Melaksanakan kegiatan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama.

2. Melaksanakan kegiatan pelayanan spesialistik tingkat sedang.

3. Melaksanakan kegiatan kunjungan pada pasien rawat inap.

4. Melaksanakan kegiatan pembuatan catatan medik pasien rawat inap.

8
Gambar 2. Struktur Organisasi Rumah Sakit Kanker “Dharmais”. 2. Profil Peserta

5. Melaksanakan kegiatan pembuatan catatan medik pasien rawat jalan.

6. Menyusun kegiatan pembuatan karya tulis / karya ilmiyyah hasil penelitian, pengkajian, survey, dan evaluasi di bidang kesehatan yang dipublikasikan dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional.

7. Melaksanakan kegiatan seminar / lokakarya di bidang kesehatan sebagai pembahas / moderator / narasumber.

8. Melaksanakan kegiatan seminar / lokakarya di bidang kesehatan sebagai peserta.

9

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

1. Identifikasi Isu/ Masalah

Rumah Sakit Kanker Dharmais dalam memberikan pelayanan kepada penderita menggunakan sistem pendekatan kelompok terpadu, yakni suatu sistem pelayanan yangdikerjakanolehsuatutimkerja(TIMJA)kankeryangberpedomanpadapelayanan kanker terpadu, paripurna dan terjangkau oleh masyarakat. Rumah Sakit Kanker

“Dharmais” mempunyai 13 Timja Kanker, yaitu : Timja Kanker Anak, Timja Kanker

Ginekologi, Timja Kanker Darah dan Sistem Limfoid, Timja Kanker Kulit, Timja Kanker

Mata, Timja Kanker Paru dan Thoraks, Timja Kanker Payudara, Timja Kanker Hati dan Saluran Cerna, Timja Kanker Muskuloskeletal, Timja Kanker Susunan Syaraf Pusat dan Susunan Syaraf Tepi, Timja Kanker Urologi, Timja Kanker THT, Timja Kanker Kepala Leher.

Pelayanan yang diberikan di RS. Kanker Dharmais adalah : Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Intensif, IGD, IBS, Radio terapi, Radio Diagnostik, Prosedur Diagnostik, Patologi Klinik, Patologi Anatomi, Bank Darah, Hemodialisa, Eksekutif, IRM, IFS, Deteksi dini & PKRS,IGZ,CSSD7Binatu,KeslingdanK3.

InstalasiAnestesiologidanTerapiIntensifsendirisudahberdirisejakRSinidiresmikan Terapi Intensif adalah suatu bagian dari pelayanan Instalasi Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit Kanker Dharmais dengan kategori pelayanan kritis khususnya kegawatan onkologi, ditunjang dengan staf dan perlengkapan khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit kanker, dengan penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa denganprognosisdubiayangdiharapkanmasihreversibel.Terapi Intensifmenyediakan kemampuan dan sarana prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsifungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat yang

berpengalaman dalam pengelolaan, kondisi tersebut. ruang lingkup pelayanannya

meliputidukunganfungsiorgan-organvitalsepertipernafasan,kardiosirkulasi,susunan saraf pusat, ginjal dan lain-lainnya, baik pada pasien dewasa atau pasien anak. Terapi

IntensifmemberikanperawatanuntukpasienkankerdenganmelibatkanberbagaiSDM darimultidisiplinilmu.Pengembangantimmultidisiplinyangkuatsangatpentingdalam

10

meningkatkankeselamatanpasien,untukitudiperlukandukungansaranadanprasarana untukmeningkatkanmutupelayanandanefisiensibiaya.

Berdasarkanhasilenvironmentalscanning,beberapaisuaktualtelahteridentifikasi,yaitu :

No IsuAktual Keterkaitan

1. Kurangnya kapasitas ruang perawatan intensif yangcukupuntukpasien-pasienkritisyangadadi RumahSakitKankerDharmais,kurunwaktu2020 – 2022.

Dasar Isu : Isu berawal dari sulit nya untuk mendapatkan tempat perawatan intensif dikarenakan tempat yang selalu terisi. Terutama dalammasapandemicovid 19yangmanajumlah pasienkritissignifikanmeningkat.

Dampak : Perburukan atau morbiditas sampai dengan mortalitas yang meningkat pada pasienpasienRSKankerDharmais.

2. Belum terstandarnya prosedur tindakan

Trakeostomi Dilatasi Perkutan (TDP) di layanan AnestesiologidanTerapiIntensif.

Dasar Isu : Isu berawal dari observasi penulis, dimana terjadi pasien yang tertahan dalam perawatan intensif karena terlalu lama memakai mesin alat bantu nafas, dikarenakan belum lazimnyatindakanTrakeostomiDilatasiPerkutan.

Dampak : Turnoverpasien perawatan intensif menjadi lambat, sehingga pelayanan criticalcare kepada pasien kritis tertunda, bisa meningkatkan morbiditasdanmortalitas.

3. Kurang tersedianya jendela untuk pencahayaan mataharipadaruanganICU.

ManajemenASN:

Dikaitkan dengan sikap profesional maka setiap pasien yang membutuhkan tempat perawatan intensif, memiliki peluang yang sama, dan harus terpenuhi sesuaiindikasi.

ManajemenASN:

Dikaitkan dengan nilai profesional, maka ASN harus bisa memberikan pelayanan secara komprehensif terhadap tujuan kesembuhan atau kebaikanpasien.

ManajemenASN:

Dikaitkan dengan nilai profesional, maka

11

Dasar isu : Isu berawal dari observasi penulis, yang ketika bekerja dan keliling ruangan perawatan intensif, didapatkan lingkungan ruangancenderungtertutup,tidakadanyacahaya sinarmatahariyangmasuk.

Dampak : Tidak adanya sinar matahari yang masuk ke dalam ruang perawatan intensif, bisa menyebabkan terganggunya siklus sirkardian ritem,sehinggabisamenyebabkanturunnyadaya tahantubuhpasien.

Tabel1.IsuAktual

pelayanan di ruang intensif harussesuaikaidahterbaik untukpasien.

SMARTASN:

Dikaitkan dengan poin hospitality, maka kenyamanan pasien juga harus menjadi perhatian penting.

2. PenentuanIsu Prioritas

Alat bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas banyak jenisnya, misalnya menggunakantekniktapisandenganmenetapkanrentangpenilaian(1-5)padakriteria; Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan. Aktual (A) artinya isu tersebut benar-benarterjadidansedanghangatdibicarakandalammasyarakat. Kekhalayakan (K) artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik (P) artinya isutersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segerasolusinyasecarakomperehensif,dan Kelayakan(L) artinyaisutersebutmasuk akal,realistis,relevan,dandapatdimunculkaninisiatifpemecahanmasalahnya.

Berikutdibawahinihasilmemilah/menapihisudenganmetodeAKPL.

MatrikPenilaianKualitasIsuDenganAnalisisAPKL

1. Kurang tersedianya kapasitas ruang Intensif yang cukup untuk pasien-pasien kritis yang ada di Rumah Sakit Kanker Dharmais, kurun waktu2021 – 2022.

2. Belum terstandarnya prosedur tindakan Trakeostomi Dilatasi Perkutan (TDP) di layananAnestesiologidanTerapiIntensif.

4 2 3 4 13 II

5 4 4 4 17 I(prioritas)

12
No. Isu A P K L Jumlah Prioritas

3. Kurang tersedianya jendela untuk pencahayaanmataharipadaruanganICU. 5 2 1 3 11 III

Tabel2.PenapisanIsuMetodeAPKL

Sesuai hasil analisa dengan metode APKL, maka dipilihlah isu “Belum terstandarnya prosedur tindakan Trakeostomi Dilatasi Perkutan (TDP) di layanan Anestesiologi dan TerapiIntensif”.

3. Identifikasi PenyebabIsu

Dalamanalisisisuini,kamimenggunakanteknikdiagramFishbone.

13

DiagramFishbone.

Akibat Penyebab

Surroundings Suppliers

Systems

Terdapat penolakan dari teman sejawat yang sudah biasa melakukan di kamar operasi.

Alat TDP yang masih langka dan mahal.

Belum adanya kriteria yang baku (PPK, Panduan Praktik Klinis) untuk tindakan TDP.

Belum terstandarnya prosedur tindakan

Trakeostomi Dilatasi

Kasus yang banyak dan pengalaman bertambah, akan menjadikan tindakan ini semakin aman.

Belum adanya kriteria yang baku (PPK, Panduan Praktik Klinis) untuk tindakan TDP.

Belum semua dokter Spesialis Anestesiologi mengikuti pelatihan.

Perkutan (TDP) di layanan Anestesiologi dan Terapi Intensif.

Belum adanya kriteria yang baku (PPK, Panduan Praktik Klinis) untuk tindakan TDP.

Belum semua perawat yang bertugas dilatih untuk merawat trakeostomi.

Safety Skills

Gambar3.DiagramFishbone

14

4. MenetapkanGagasan Pemecahan Isu

Kamimenggunakanteknikproblemsolvinguntukmenentukangagasanpemecahanisu.

Dari diagram fishboneyang dibuat maka penulis menetapkan gagasan pemecahan isu

yaitu “Pembuatan Panduan Praktik Klinis (PPK) Tindakan Trakeostomi dengan Teknik

Dilatasional Perkutan”.

15

Nama : BerialDewinMarzaini

Jabatan : DokterAhliPertama

Unitkerja : RSKankerDharmais,Jakarta.

Identifikasiisu : 1.Kurangnya kapasitas ruang perawatan Intensif yang cukup untuk pasien-pasien kritis yang ada di RumahSakitKankerDharmais,kurunwaktu2020 – 2022.

2.BelumterstandarnyaprosedurtindakanTrakeostomiDilatasiPerkutan(TDP)dilayananAnestesiologi danTerapiIntensif.

3.KurangtersedianyajendelauntukpencahayaanmataharipadaruanganICU.

Isuyangdiangkat : Belum terstandarnya prosedur tindakan Trakeostomi Dilatasi Perkutan (TDP) di layanan Anestesiologi danTerapiIntensif.

Gagasanpemecahanisu : PembuatanPanduanPraktikKlinis(PPK)TindakanTrakeostomidenganTeknikDilatasionalPerkutan.

No Kegiatan Tahapan Hasil Keterkaitan Substansi Mata

PelatihanBerAKHLAK

Kontribusi Terhadap

VisiMisiOrganisasi

Penguatan Nilai Organisasi

1. Persiapan

pembuatan PPK.

Mengajukan rancangan

usulan aktualisasi

pembuatan PPK dengan

ketuaSMF.

Dokumentasi

penyerahan dokumen rancangan aktualisasi.

Saya secara sopan dan santun

mengajukan usulan rancangan

aktualisasi kepada pimpinan

(Harmonis).

Kegiatan ini akan

memperkuat visi RS

Kanker Dharmais

untukmenjadipusat

kanker nasional

Penyusunan

panduan praktik

klinis untuk

menyelaraskan

tata laksana

16
5. Matriks Rancangan Aktualisasi

pembuatan PPK.

Melakukan konsultasi

dengan Ketua SMF

Anestesiologi dan Terapi IntensifRSKD.

Melakukan rapat

koordinasi internal SMF

Anestesiologi dan Terapi IntensifRSKD.

Dokumentasi kegiatan.

Berdiskusi dengan pimpinan untuk

mendapatkan masukan terhadap

rancanganaktualisasi(Loyal).

Daftarhadir. Koordinasi internal SMF

Anestesiologi dan Terapi Intensif

RSKDsebagaiupayapengembangan

tim dilakukan dengan santun dan

ramah(Akuntabel).

Pelaksanaannya merupakan

cerminan perilaku mengutamakan musyawarah(Harmonis).

yang setara di tingkatAsia. pengobatan pasien

mencermikan

nilai dan budaya

RS Kanker

Dharmais yaitu

Profesional dan Care.

Membuat surat

permohonanizinkegiatan

kepimpinan.

Surat izin penyusunan panduan praktikklinis.

Membuat surat izin sesuai format

yang tepat dan diajukan melalui

tahapan administrasi sesuai

peraturan(Akuntabel).

Mengumpulkan data

terkait trakeostomi

dengan teknik

dilatasional perkutan

yang pernah dilakukan

Dataidentitas pasien, kasus, kendala, efek samping, dan

Secara detail dan jujur

mengumpulkan data, tidak

melakukantindakanmanipulasidata

(Akuntabel).

Adanya panduan praktis klinis akan

memperkuatmisiRS

kanker Dharmais

dalam hal

Adanya panduan

praktis klinis akan menjadi

pegangan untuk para tenaga

17
2. Pelaksanaan

(identitas pasien, kasus, kendala, efek samping, biayadanevaluasi).

evaluasi

selama pelaksanaan trakeostomi dengan teknik dilatasional perkutan.

Mencari referensi

kepustakaan terkait

trakeostomi dengan

teknik dilatasional

perkutan yang dapat

diaplikasikan di RS

KankerDharmais.

Diskusi mengenai hasil data dan referensi yang

diperoleh dengan rekan

kerjadanketuaSMF.

Daftar Pustaka referensi yang diperoleh dan dokumentasi kegiatan.

Dokumentasi kegiatan dan notulensi pertemuan.

Melakukan penelusuran

kepustakaan di internet ataupun

perpustakaan secara jujur, adil dan

tidak memihak (Akuntabel, Kompeten).

“Menciptakan iklim

kerjayang kondusif, menyediakan SDM

yang kompeten dan

berbudaya kinerja

tinggi sesuai best

practice untuk

tingkat rumah sakit

kanker

komprehensif dan

Pusat Kanker

Nasional”.

medis menjalankan

tugas secara profesional sehingga akan menguatkannilai

Professional.

Melaporkan hasil analisis data dan referensi yang sudah terkumpul

untuk berdiskusi dan meminta

masukan dari rekan sejawat

neurologi (Akuntabel, Harmonis, Loyal, Kolaboratif).

18

Menyusun draft PPK

tindakan trakeostomi

dengan teknik

dilatasionalperkutan.

Draft PPK tindakan trakeostomi dengan teknik dilatasional perkutan.

Menyusun draft PPK secara teliti, lengkap dan jelas (Akuntabel) dan mencakup berbagai aspirasi yang

telah disampaikan sebelumnya (Kolaboratif).

PPK. Menyerahkan draft

panduan praktik klinik

tindakan trakeostomi

dengan teknik

dilatasional perkutan

kepadakomitemedik.

Menyampaikan usulan

kegiatan sosialisasi draft

PPKkekomitemedik.

Sosialisasi draft PPK

tindakan trakeostomi

dengan teknik

dilatasional perkutan

dengan seluruh

Surat pengantar ke komite medik.

Membuat surat pengantar kepada

komite medik sesuai kaidah administrasi yang berlaku

(Kolaboratif).

Adanya panduan

praktis akan

memperkuatmisiRS

kanker Dharmais

dalam hal

“Menciptakan iklim

Adanya panduan

praktis klinis akan menjadi

pegangan untuk para tenaga medis

Surat usulan kegiatan.

Membuat surat usulan kegiatan

sosialisasisesuaikaidahadministrasi (Adaptif).

Daftarhadir. Mengundang para dokter terkait (Kolaboratif) untuk

memperkenalkan inovasi PPK, menghindarkan konflik kepentingan (Harmonis, Adaptif).

kerjayang kondusif,

menyediakan SDM yang kompeten dan

berbudaya kinerja

tinggi serta

menyediakan

sarpras dan IT

sesuai bestpractice

menjalankan tugas secara profesional sehingga akan

menguatkannilai

Professional.

19
3. Pengesahan

Pelaksanaan PPK (Uji Coba) yang sudah disahkan.

Kelompok Staf Medik

Fungsional RS Kanker

Dharmais.

Melakukan revisi apabila

diperlukan bersama

komitemedik.

PPKfinal. Melakukan revisi PPK secara cermat

guna meningkatkan patientsafety, mengendalikan lengthofstaypada

rawat inap dan kendali mutu serta

biaya (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Kolaboratif).

untuktingkatrumah

sakit kanker

komprehensif dan

Pusat Kanker

Nasional”.

Menyerahkan PPK final yang sudah di revisi ke

Direktur Utama untuk disahkan.

Surat pengantar ke

Direksi.

Laporan kepada atasan tertinggi di Rumah Sakit, sebagai bentuk usaha

memajukan institusi dan dapat dipertanggungjawabkansecarajujur

(Akuntabel, Kompeten, Loyal).

Memilah pasien yang

layak dilakukan tindakan

TDP.

Datapasien. Melakukan pemilahan dengan

cermatdantelitipasienyangdirawat

di ruang intensif, lama perawatan, sebab pemakaian alat bantu nafas

(Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten).

Sesuai dengan misi

Rumah Sakit Kanker

Dharmais yaitu

memberikan

pelayanan kanker

komprehensif

Pelayanan kepada pasien

sesuai dengan

tata nilai

Profesional dan Care.

20
4.

Melakukan pengecekan

kondisi pasien, menyesuaikan dengan indikasi.

Hasil diagnosa.

Melakukan persiapan, termasukalatdanbahan. Dokumentasi kegiatan.

Melakukan pemeriksaan kepada

pasien, anamnesis, pemeriksaan

fisik, pemeriksaan penunjang (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten).

Persiapan segala sesuatu dengan

teliti, dari mulai alat pelindung diri, alat kesehatan yang diperlukan,

resep yang disiapkan, koordinasi

dengan farmasi, bahan steril, obatobatan(Akuntabel, Kolaboratif).

berbasis bukti

terkini,GoodClinical Governance,Patient Safety dan Patient CareCenter.

Melakukan briefing dengan tim yang akan melakukanTDP.

Dokumentasi kegiatan.

Sebelum melakukan tindakan maka

saya sebagai pemimpin tim

melakukan pengarahan kepada

setiap orang yang terlibat, mengevaluasipengetahuanmereka, melakukanpenjelasansecaradetail,

dengan aspek keselamatan dan

kesembuhan pasien menjadi yang

utama (Berorientasi Pelayanan,

21

Melakukan informed consentkepada keluarga

pasien.

Lembar informed consent

Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif).

Berkomunikasi dengan keluarga

atau wali pasien, menjelaskan

denganbahasapasien,menjelaskan

segala aspek mengenai tindakan, indikasi, kegunaan, risiko, komplikasi, tujuan kedepan

(Berorientasi Pelayanan, Kompeten, Harmonis).

Melakukan tindakan TDP

sesuai PPK yang

disahkan.

Dokumentasi kegiatan.

Bertindak sesuai dengan PPK yang

sudah disahkan, textbook resmi

yang menjadi acuan (Akuntabel), menjaga kebersihan, steril, tangan, alat, bahan dan obat-obatan yang

digunakan, melakukan identifikasi

tempatdibagianmanatubuhpasien

akan dilakukan tindakan TDP, hatihati, memperhatikan kenyamanan

pasien (Berorientasi Pelayanan),

22

Melakukan evaluasi dan followupkepadapasien. Follow up pasien dalam

rekammedis.

aspekkeselamatandankesembuhan

menjadiyangutama(Kompeten).

Setelah melakukan tindakan, maka

tetap mengikuti perkembangan

pasien, selalu melakukan evaluasi

dari tindakan yang dikerjakan

(Berorientasi Pelayanan),belajar

terusmeningkatkankemampuandiri

(Adaptif), saling mengingatkan

diantara teman sejawat dan tim

(Harmonis, Loyal, Kolaboratif).

Tabel3.MatriksRancanganAktualisasi

23

6. Rekapitulasi RencanaHabituasi

24
No MataPelatihan Kegiatan JumlahAktualisasiPer-MP 1 2 3 4 1. BerorientasiPelayanan 0 0 1 5 6 2. Akuntabel 2 4 2 4 12 3. Kompeten 0 1 2 5 8 4. Harmonis 2 1 2 3 8 5. Loyal 1 1 1 2 5 6. Adaptif 0 0 2 2 4 7. Kolaboratif 0 2 3 3 8 JumlahAktualisasiPer-kegiatan 5 9 13 24 Tabel4.RekapitulasiRencanaHabituasi

Pelaksanaanaktualisasi24Juni – 30Juli2022.

No Kegiatan Juni Juli

25
7. Rencana Jadwal Kegiatan
24 27 28 29 30 1 4 5 6 7 8 11 12 13 14 15 18 19 20 21 22 25 26 27 28 29 30
1. Persiapan pembuatan PPK. 2. Pelaksanaan pembuatan PPK. 3. PengesahanPPK. 4. PelaksanaanPPK(Uji Coba)yang sudah disahkan. Tabel5.RencanaJadwalKegiatan

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara, 2019, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Wawasan KebangsaandanNilai-NilaiBelaNegara,LembagaAdministrasiNegara,Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2019, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Analisis Isu Kontemporer,LembagaAdministrasiNegara,Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2019, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Kesiapsiagaan BelaNegara,LembagaAdministrasiNegara,Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2021, Modul Berorientasi Pelayanan Pelatihan Dasar CalonPNS,LembagaAdministrasiNegara,Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2021, Modul Akuntabel Pelatihan Dasar Calon PNS, LembagaAdministrasiNegara,Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2021, Modul Kompeten Pelatihan Dasar Calon PNS, LembagaAdministrasiNegara,Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2021, Modul Harmonis Pelatihan Dasar Calon PNS, LembagaAdministrasiNegara,Jakarta.

LembagaAdministrasiNegara,2021,ModulLoyalPelatihanDasarCalonPNS,Lembaga AdministrasiNegara,Jakarta.

LembagaAdministrasiNegara,2021,ModulAdaptifPelatihanDasarCalonPNS,Lembaga AdministrasiNegara,Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2021, Modul Kolaboratif Pelatihan Dasar Calon PNS, LembagaAdministrasiNegara,Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2021, Modul SMART ASN Pelatihan Dasar Calon PNS, LembagaAdministrasiNegara,Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2017, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Manajemen AparaturSipilNegara,LembagaAdministrasiNegara,Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2017, Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Habituasi, LembagaAdministrasiNegara,Jakarta.

RS Kanker “Dharmais”. Diunduh dari: http://dharmais.co.id

26

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.