2 minute read

Tabel 2 Identifikasi Isu

Tabel 2 Identifikasi Isu

No. Identifikasi Isu Prioritas U S G Total Prioritas

Advertisement

1 Belum optimalnya media praktik mahasiswa rekam medis berupa formulirformulir rekam medis pelayanan kesehatan di laboratorium klinik rekam medis 3 3 4 10 3 2 Belum optimalnya penggunaan software sitasi untuk penulisan daftar pustaka pada tugas akhir mahasiswa 4 5 3 12 2 3 Belum optimalnya pelaksanaan Praktik Klinik (PK) mahasiswa Program Studi D3 RMIK Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Kampus Cirebon pada masa pandemi Covid-19 5 5 5 15 1 Keterangan : Skala Likert1-5 (5= sangat besar, 4 = besar, 3= sedang, 2= kecil, 1= sangat kecil) Urgency(urgensi) : Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia

Seriousness (keseriusan) : seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah

Growth (perkembangan)

: Seberapa besar kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan dengan kemungkinan masalah akan lebih buruk jika dibiarkan Dari ketiga isu di atas maka yang di angkat menjadi isu utama “Belum optimalnya pelaksanaan Praktik Klinik (PK) mahasiswa Program Studi D3 RMIK Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Kampus Cirebon pada masa pandemi Covid-19”. Alasan penetapan isu ini sebagai berikut: 1. Berdasarkan Undang-undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dengan tujuan untuk menghasilkan sivitas akademik yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan menguasai cabang ilmu pengetahuan. 2. Berdasarkan Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan di Era Industri 4.0 untuk mendukung Merdeka Belajar dimana pembelajaran dengan pembelajaran bauran/ blended learning 3. Ketentuan pasal 21 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, pasal 4 ayat (2) Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan

Perekam Medis, dan pasal 3 ayat (1) 4. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia

Nomor 12 tahun 2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Uji Kompetensi Mahasiswa

Bidang Kesehatan dimana institusi pendidikan harus mempersiapkan mahasiswa dan lulusan untuk mengikuti uji kompetensi sebagai exit exam. 5. Berdasarkan Kurikulum Inti Pendidikan Diploma 3 Rekam Medis dan Informasi

Kesehatan yang disusun Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Manajemen

Informasi Kesehatan Indonesia (2017), kurikulum inti adalah 86 SKS terdiri dari 40

SKS teori, 34 SKS Praktik dan 12 SKS Praktik Lapangan. SKS merupakan sistem pembelajaran dengan menggunakan satuan kredit semester (SKS) sebagai takaran beban belajar mahasiswa, beban belajar suatu program studi, maupun beban tugas dosen dalam pembelajaran. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan sebanyak 1 kali setiap semester, sehingga terdapat 5 pedoman praktik lapangan. 6. Pada masa pandemi saat ini belum ada update terbaru pada pedoman praktik dalam metode luring dan daring terkait capaian kompetensi pada masa pandemi.

Di bidang Pendidikan, pemberlakuan belajar di rumah menyebabkan gangguan pada pembelajaran, penilaian, pembatalan penilaian, peluang pekerjaan setelah lulus Pendidikan serta kebijakan daring menimbulkan keterbatasan penguasaan teknologi informasi oleh guru dan siswa, sarana dan prasarana kurang memadai, akses internet yang terbatas, dan kurang siapnya penyiapan anggaran (Syah, 2020). Pemecahan isu yang terjadi berdampak pada individu, mahasiswa dan unit kerja serta lokasi, yaitu: 1. Bagi individu Kemudahan dalam pemberian nilai pelaksanaan praktik klinik Melatih diri dalam membuat dokumen ajar dalam praktik 2. Bagi mahasiswa Memudahkan mahasiswa dalam mempersiapkan praktik klinik Memudahkan mahasiswa dalam ketercapaian kompetensi 3. Bagi Unit Kerja Kemudahan dalam menetapkan anggaran pelaksanaan praktik klinik Efisiensi anggaran penyediaan buku pedoman praktikum klinik Ketercapaian kompetensi mahasiswa

This article is from: