![](https://assets.isu.pub/document-structure/220610062125-9168ee4e37519e3ef8ffd8f46fc3b9a6/v1/d2ea3af8191271d4bffe5f6e6d2aa552.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
3 minute read
3.3 Analisa Penyebab Isu
from Optimalisasi Percepatan Audit Inventaris Alat Medik Antara Samrs Dengan Simak-BMN Menggunakan Google
No Isu Tabel APKL
A P K L Jumlah Skor Prioritas
Advertisement
1. Belum optimalnya pengelolaan suku cadang alat medik dari unit pelayanan ke Instalasi Pengelolaan
Alat Kesehatan dan Kalibrasi. (Pelayanan Publik) 5 3 4 3 15 3
2. Belum adanya manajemen sistem alarm pada ruang Intensive Care
Unit (ICU). (Manajemen ASN) 5 3 4 4 16 2
3. Belum adanya data kompilasi alat medik antara Sistem Aset
Manajemen Rumah Sakit (SAMRS) dengan Sistem Informasi
Manajemen dan Akuntansi Barang
Milik Negara (SIMAK-BMN) di
Instalasi Pengelolaan Alat
Kesehatan dan Kalibrasi. (Whole of Government) 5 5 4 5 19 1
Keterangan: A = Aktual P = Problematik K = Khalayak L = Layak Kriteria penetapan: 5 : sangat penting 4 : penting 3 : cukup penting 2 : kurang penting 1 : tidak penting
Dari tabel diatas dapat disimpulkan isu utama (Core Issue) adalah belum adanya data kompilasi alat medik antara Sistem Aset Manajemen Rumah Sakit (SAMRS) dengan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN) di Instalasi Pengelolaan Alat Kesehatan dan Kalibrasi.
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) merupakan rumah sakit vertikal dibawah Kementerian Kesehatan sekaligus sebagai rumah sakit pendidikan salah satunya Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Di RSCM tersebar alat medik yang berada di ruang rawat jalan, ruang rawat inap, kamar operasi, maupun departemen staff medik. Alat medik tersebut harus terinventaris sehingga memudahkan dalam mengelola pemeliharaan maupun perbaikannya. Instalasi Pengelolaan Alat Kesehatan dan Kalibrasi (IPAKK) merupakan suatu organisasi unit kerja non struktural di dalam organisasi yang berperan dalam melakukan kegiatan pemeliharaan, perbaikan serta kalibrasi alat kesehatan dan alat non kesehatan. IPAKK menggunakan suatu sistem untuk memonitoring aset alat medik internal yang bernama SAMRS. Sistem Aset Manajemen Rumah Sakit (SAMRS) adalah Software aplikasi yang diciptakan khusus untuk manajemen pemeliharaan aset rumah sakit baik untuk aset peralatan medik maupun peralatan non medik berbasis Software as a service (SaaS) Cloudbase System. Rumah sakit tidak hanya memiliki inventaris alat medik yang baik untuk internal menggunakan SAMRS tetapi juga untuk eksternal (Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan) menggunakan SIMAKBMN yang dikelola oleh Bagian Akuntansi RSCM. Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) merupakan aplikasi yang digunakan untuk mencatat dan mengorganisir barang milik negara, mulai dari pembelian, transfer masuk-keluar antar instansi, sampai penghapusan dan pemusnahan barang milik negara. Di dalam label inventaris SAMRS terdapat kode yaitu AMD (alat medik) yang kemudian diikuti dengan nomor urut terdaftar serta identitas alat medik. Namun sebelum mendapatkan kode SAMRS dibutuhkan beberapa data, yaitu: ➢ Nama ➢ Alat ➢ Merk ➢ Tipe ➢ No. seri ➢ Ruangan ➢ Lokasi ➢ Tahun Pengadaan ➢ Sumber Dana ➢ Lantai ➢ Gedung ➢ Supplier ➢ Tanggal Kalibrasi ➢ Tahun Perolehan ➢ Harga ➢ Kondisi ➢ Wajib Kalibrasi
Label SAMRS
Sedangkan di dalam label inventaris SIMAK-BMN terdapat skema kode yang mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara, yaitu: ➢ Penggolongan atau klasifikasi BMN berfungsi memberi kemudahan dalam pengelolaannya. Skema klasifikasi berupa golongan, bidang, kelompok, sub kelompok, dan sub-sub kelompok. ➢ Kodefikasi BMN merupakan pemberian kode BMN sesusai dengan penggolongan masing-masing BMN yang berfungsi memudahkan pencatatan dan pengendalian. Sehingga didalam label inventaris BMN terdiri dari: ✓ Kode Lokasi (ditambah tahun perolehannya) ✓ Kode Barang (ditambah nomor urut pendaftaran (NUP))
Label BMN
![](https://assets.isu.pub/document-structure/220610062125-9168ee4e37519e3ef8ffd8f46fc3b9a6/v1/986e6f9473231bf8ead7eaf21c613d3e.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Terdapat 10.498 alat medik yang terdata di SAMRS dan 1.111 alat medik yang terdata di SIMAK-BMN. Sehingga ada 9.387 alat medik yang belum terdata di SIMAK-BMN. Perbedaan sistem pengelolaan inventaris alat medik antara SAMRS dengan SIMAK-BMN merupakan hal penyebab isu perbedaan data tersebut.
Ada beberapa diagram analisis yang dapat digunakan dalam menganalisa faktor penyebab. Salah satu diagram tersebut adalah dengan menggunakan diagram sebab akibat atau diagram fishbone. Pada diagram fishbone di bawah ini untuk mengidentifikasikan penyebab isu terjadinya dari faktor man power, material, dan machine.