![](https://assets.isu.pub/document-structure/230624084621-d0c325722fdfc4b9d41d3663a3cdb130/v1/02b0e0e57956640e6c72d657ffcb93ea.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
8 minute read
Tabel 1 Satuan Kinerja Pegawai Entomolog Kesehatan RENCANA KINERJA ATASAN LANGSUNG
from Optimalisasi Perolehan Data Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Wilayah Perimeter Dan Buffer Pelabuhan
1. Pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan sesuai standar kekarantinaan kesehatan
2. Faktor risiko penyakit di pintu masuk yang dikendalikan pada orang, alat angkut, barang dan lingkungan
Advertisement
Rencana Kinerja Indikator Kinerja Individu
Terlaksananya pemeriksaan orang, alat angkut, barang dan lingkungan sesuai standar
Tercapainya faktor risiko yang dikendalikan pada orang, alat angkut
Jumlah pengawasan vektor lalat
Jumlah pengawasan vektor DBD
Jumlah survey PES (Pemetaan)
Jumlah pengendalian lalat
Jumlah pengendalian vektor
DBD
Jumlah pengendalian tikus dan pinjal
Jumlah pengawasan sanitasi kapal
Jumlah pengawasan tindakan penyehatan kapal
3. Pengendalian faktor risiko dipintu masuk negara
Indeks pengendalian faktor risiko dipintu masuk negara
Jumlah indeks pinjal ≤ 1
Jumlah HI Perimeter = 0
Kepadatan lalat ≤ 2
Struktur Organisasi KKP Kelas II Banjarmasin dan Substansi PRL, sebagai berikut:
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230624084621-d0c325722fdfc4b9d41d3663a3cdb130/v1/c652cf0167377e4c9d11cd20f35683e3.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
3.1.
3.1.1.
Tabel
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Banjarmasin merupakan instansi pemerintah dengan tugas pokok melakukan pengendalian faktor risiko masuknya penyakit di pintu masuknya negara. Oleh karena itu semua pegawai KKP Kelas II Banjarmasin dituntut untuk bisa bekerja dengan sebaik-baiknya dengan kompetensi dan kualifikasi tertinggi untuk kepentingan bangsa dan negara guna mencegah masuknya penyakit baru atau penyakit karantina yang masuk melalui pintu masuk negara, setiap pegawai berada dalam substansi yang lebih spesifik sesuai dengan tugas dan fungsi jabatannya. Salah satu substansi yang ada, yang merupakan tempat saya bekerja saat ini adalah substansi Pengendalian Risiko Lingkungan (PRL), yang terdiri dari staf sanitarian dan staf entomolog kesehatan, dimana saya sebagai staf entomolog kesehatan yang melakukan pengawasan dan pengendalian pada vektor dan binatang pembawa penyakit. Vektor dan binatang pembawa penyakit yang kami lakukan pengawasan dan pengendalian pada alat angkut, barang, dan orang adalah vektor pembawa penyakit Diare, vektor pembawa penyakit DBD, dan vektor atau binatang pembawa penyakit PES. Vektor pembawa penyakit DBD adalah nyamuk
Aedes Aegypti, dimana penyebarannya melalui gigitan nyamuk dewasa kepada manusia.
Permasalahan yang sering terjadi hingga sampai ada kasus DBD adalah karna rendahnya capaian Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) atau ABJ ≤ 95 %. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di wilayah kerja KKP
Banjarmasin dilakukan oleh kader sehingga hasil yang diperoleh berperan penting dalam pencegahan kasus yang mungkin terjadi. Berbagai upaya pengawasan dan pengendalian dilakukan untuk mencegah munculnya kasus
DBD selain PSN juga dilakukan fogging untuk membunuh nyamuk dalam fase dewasa. Untuk memastikan semua dapat berjalan sesuai dengan prosedur guna meningkatkan optimalisasi pelaksanaan pengawasan dan pengendalian di lapangan yaitu melakukan perbaikan metode perolehan data PSN yang digunakan oleh kader pada saat bekerja di lapangan. Berikut beberapa rumusan isu yang didapatkan pada Substansi Pengendalian Risiko Lingkungan (PRL) khususnya bidang kerja entomolog kesehatan.
3.1.2. Rumusan Isu
Isu diidentifikasi berdasarkan pengamatan dan pengalaman bekerja di instansi selama masa kerja. Substansi Pengendalian Risiko Lingkungan
(PRL) melakukan pengawasan dan pengendalian vektor dan binatang penular penyakit serta pembinaan sanitasi lingkungan di pelabuhan dan bandara. Pengawasan dan pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit yang dilakukan antara lain adalah pengawasan dan pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit penyebab Diare, DBD, Malaria, dan PES.
Isu dapat muncul pada saat dilakukan pengawasan dan pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit di lapangan. Isu dapat muncul karena perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi yang semakin pesat pada beberapa tahun terakhir ini. Hal tersebut menuntut adanya perubahan sistem percepatan, sehingga dapat beradaptasi dengan perubahan yang ada, tetapi dibutuhkan waktu dan usaha lebih untuk dapat menyesuaikan dengan perubahan yang ada. Identifikasi isu yang dirumuskan antara lain adalah:
1. Belum Optimalnya Perolehan Data Hasil Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) KKP Kelas II Banjarmasin Tahun 2022
Penyakit DBD masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan KLB.
Dari 514 Kabupaten/Kota yang ada, sebanyak 481 kabupaten/Kota pada tahun 2019 yang melaporkan adanya DBD. Ditetapkan pada tahun 2019 sebanyak 68% Kabupaten/Kota mencapai IR
<49/100.000 penduduk. Pada tahun 2020, indikator presentase
Kabupaten/Kota yang mencapai IR ≤ 49/100.000 penduduk dinaikkan menjadi 70 % dan diharapkan pada tahun 2023 capaian indikator tersebut menjadi 90%. PSN 3M Plus melalui gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J) dijadikan suatu inovasi oleh pemerintah.
Adanya kegiatan 3M Plus diharapkan angka kesakitan DBD dapat dikendalikan dan angka kematian dapat ditekan sampai dibawah
1%. Dalam pelaksanaannya di lapangan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) di KKP Kelas II Banjarmasin dilakukan oleh kader jumatik, baik di wilayah perimeter maupun di wilayah buffer.
Pelaporan data hasil PSN di wilayah kerja KKP Kelas II Banjarmasin yang diberikan oleh kader jumantik yaitu lembar register dalam bentuk manual yang berpotensi hilang dan rusak. Sehingga memungkinkan dapat menghambat ketepatan dan kelengkapan pembuatan laporan rutin bulanan pihak Substansi Pengendalian Risiko Lingkungan.
2. Belum Tervisualisasikan Hasil Pengendalian Vektor di KKP Kelas II
Banjarmasin Secara Online Tahun 2022
Kegiatan pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit di KKP Kelas II Banjarmasin dilakukan untuk mengurangi angka kejadian munculnya penyakit berbasis lingkungan. Berbagai macam penyakit yang dapat terjadi antara lain adalah DBD, Malaria, Diare, dan PES. Wilayah KKP Kelas II Banjarmasin yang dilakukan pengendalian adalah wilayah perimeter dan wilayah buffer. Menurut
Permenkes No. 50 Tahun 2017 setiap penyelenggaraan pengendalian wajib memenuhi Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan untuk Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit. Lokasi pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit KKP Kelas II Banjarmasin antara lain, Terminal
Penumpang Pelabuhan Trisakti, TPM Pelabuhan Trisakti, Kantor Pelindo, dan Terminal Martapura Baru. Dari hasil pengendalian didapatkan ada dan tidaknya vektor dan binatang pembawa penyakit, namun sejak tahun 2022 hasil belum tervisualisasikan secara online. Data hasil pengendalian hanya berupa data primer dan laporan bulanan, sehingga menyulitkan stakeholder dalam akses peta wilayah terjangkit vektor dan binatang pembawa penyakit.
3. Belum Optimalnya Evaluasi Kinerja Kader Jumantik KKP Kelas II
Banjarmasin Tahun 2021 – 2022
Pengendalian nyamuk Aedes Aegypti dilakukan dengan cara pemberantasan sarang nyamuk dan membunuh nyamuk desawa. Hal tersebut dilakukan untuk menekan angka kesakitan DBD. Dalam praktiknya di lapangan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di wilayah perimeter dan buffer dilakukan oleh kader jumantik. Dalam
Permenkes No. 50 Tahun 2017 diterangkan bahwa sumber daya manusia yang dapat melakukan pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit salah satunya adalah kader kesehatan terlatih yang medapatkan pelatihan di bidang pengendalian vektor dan binatang pembawa penyakit oleh Dinas Kesehatan daerah
Kabupaten/Kota atau KKP. Akan tetapi sejak tahun 2022 kader jumantik yang ada dibawah KKP Kelas II Banjarmasin belum pernah dilakukan evaluasi kinerja kader. Sehingga sangat memungkinkan capaian kinerja kader di lapangan sangat rendah.
3.1.3. Analisis Isu Aktual
Saya menyadari jika isu-isu yang didapatkan tadi tidak diselesaikan, maka akan menyebabkan dampak yang kemudian dapat membesar dan mempengaruhi publik. Pada tabel 3, dijabarkan dampak-dampak yang dapat terjadi:
Tabel 3 Dampak Isu
No. Isu Dampak apabila Isu tidak ditangani
1 Belum Optimalnya
Perolehan data Hasil
Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) KKP
Kelas II Banjarmasin
Tahun 2022
2 Belum Tervisualisasikan
Hasil Pengendalian
Vektor di KKP Kelas II
Banjarmasin Secara
Online Tahun 2022
3 Belum Optimalnya
Evaluasi Kinerja Kader
Jumantik KKP Kelas II
Banjarmasin Tahun
2021 – 2022
Sulitnya pencarian data hasil PSN
Tenaga entomolog kesehatan mendapat teguran dari koordinator substansi
Terhambatnya pelaporan rutin bulanan
Menurunnya kinerja tenaga entomolog kesehatan
Menurunnya kepercayaan tenaga entomolog kesehatan kepada kader
Lambatnya pelaksanaan PSN untuk bulan selanjutya
Sulitnya mitra kerja akses data vektor dan binatang pembawa penyakit
Lambatnya penyampaian informasi kepada publik
Sulitnya indentifikasi wilayah apabila terjadi KLB
Rendahnya capaian hasil PSN yang dilakukan oleh kader
Penurunan produktivitas kader
Menurunnya kepercayaan tenaga entomolog kesehatan kepada kader
3.1.4. Memilah/Menapis Isu
Dari ke-3 isu yang sudah dijelaskan tadi, dilakukan analisa untuk menilai prioritas masalah yang ada dengan menggunakan Matriks
Penilaian Kualitas Isu dengan Analisis AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan), yaitu:
1. Belum Optimalnya Perolehan Data Hasil Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) KKP Kelas II Banjarmasin Tahun 2022
2. Belum Tervisualisasikan Hasil Pengendalian Vektor di KKP Kelas II
Banjarmasin Secara Online Tahun 2022
3. Belum Optimalnya Evaluasi Kinerja Kader Jumantik KKP Kelas II
Banjarmasin Tahun 2021 – 2022
Tabel 4 Penapisan Isu Menggunakan Metode AKPL
Berdasarkan Analisis Penilaian Kualitas Isu dengan Kriteria Aktual –
Kekhaayakan – Problematik – Kelayakan, maka isu yang dipilih adalah isu nomor 1, yaitu: “Belum Optimalnya Perolehan Data Hasil Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) KKP Kelas II Banjarmasin Tahun 2022”. Banyak sekali faktor penyebab belum optimalnya perolehan data hasil PSN ini seperti penggunaan register manual pada saat pelaksanaan PSN, kurangnya sosialisasi dan edukasi kepada kader dan belum adanya inovasi penggunaan metode baru untuk perolehan data.
3.2. Keterkaitan Penyebab Isu Dengan Kedudukan Dan Peran PNS Untuk Mendukung Terwujudnya SmartGovernance
Belum optimalnya perolehan data Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) ini terkait dengan kedudukan dan peran ASN untuk mendukung terwujudnya Smart Governance seperti manajemen ASN dan smart ASN
1. Data PSN yang seharusnya dikumpulkan secara cepat dan tepat waktu agar segera dilakukan pelaporan rutin bulanan tidak sesuai dengan konsep profesionalitas dan kompetensi, dimana peningkatan kompetensi adalah hak dan kewajiban seorang ASN sesuai dengan milai-nilai dasar PNS melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang tertuang dalam Manajemen ASN. Seorang ASN di substansi PRL wajib meningkatkan kompetensi untuk menghadapi tanggungjawab dan membantu orang lain belajar terutama kepada kader, agar kader memperoleh pengetahuan yang sama ketika melaksanakan tugas dilapangan, sehingga data yang diberikan tidak terjadi keterlambatan.
2. Register pemeriksaan jentik secara manual ini juga menyulitkan penyerahan data yang ada di kader kepada tenaga entomolog kesehatan, hal ini tidak sejalan dengan nilai-nilai dasar PNS berorientasi pelayanan yang tertuang dalam Manajemen ASN, dimana sebagai ASN yang baik seharusnya melakukan perbaikan tiada henti agar semua capaian dapat tercapai degan mudah dan tidak meyulitkan ASN dan kader itu sendiri. Selain itu, register manual juga tidak sesuai dengan konsep Smart ASN yang harus menerapkan literasi digital dengan baik dan benar.
3. Tidak adanya perencanaan dan sosialisasi penggunaan register jentik secara online terhadap kader juga menunjukkan kurangnya motivasi ASN untuk terus berinovasi dan menghadapi perubahan pada era digital yang tertuang dalam konsep Manajemen ASN. Pembuatan google form ini selain mempermudah dalam perekapan data dan mempermudah kader juga merupakan implementasi dari digital skill dan digital culture yang tertuang dalam konsep Smart ASN. Kebutuhan google form ini sudah sering dibahas akan tetapi belum terealisasikan. Pembuatan register online dalam bentuk google form ini diharapkan akan mempercepat masuknya data PSN dari kader pada substansi PRL, dimana data langsung masuk pada sistem perekapan excel dan pelaporan rutin bulanan jadi tidak terhambat.
4. Tidak terdapat buku perekapan penyerahan data pelaksanaan PSN oleh kader menyulitkan pencarian data pada register manual yang masih digunakan, hal tersebut tidak sejalan dengan nilai-nilai dasar PNS bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang tertuang dalam konsep Manajemen ASN. Seperti kita ketahui buku perekapan dapat membantu mempermudah melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsi ASN hingga tercapainya SmartGovernance.
Man Method
Kader melakukan penyerahan data tidak tepat waktu
Tidak adanya perencanaan dan sosialisasi penggunaan register jentik secara online terhadap kader
Register pemeriksaan jentik secara manual
Tidak adanya buku perekapan penyerahan data oleh kader di Substansi PRL
Machine Material
Gambar 4 Analisis Isu Menggunakan Metode Fish Bone
BELUM
OPTIMALNYA
PEROLEHAN DATA HASIL
PEMBERANTA
SAN SARANG
NYAMUK (PSN)
KKP KELAS II
BANJARMASIN
TAHUN 2022
3.3. Alternatif Pemecahan Masalah Sebagai Gagasan Kreatif
Dari berbagai macam peyebab masalah yang tertuang dalam metode fish bone, berikut adalah alternatif pemecahan masalah berdasarkan penyebab masalah:
Table 5 Alternatif Penyelesaian Masalah Berdasarkan Penyebab Masalah
Penyebab Masalah
Kader melakukan penyerahan data tidak tepat waktu
Register pemeriksaan jentik secara manual
Tidak adanya perencanaan dan sosialisasi penggunaan register jentik secara online terhadap kader
Tidak adanya buku perekapan penyerahan data oleh kader di Substansi PRL
Daftar alternatif penyelesaian masalah:
Alternatif Penyelesaian Masalah
Membuat register online dalam bentuk google form agar data hasil PSN langsung masuk kedalam rekapan excel
Membuat register online dalam bentuk google form untuk meminimalisir kerusakan dan kehilangan data
Membuat register online dalam bentuk google form
Menyediakan buku penerimaan register manual hasil PSN dari kader
1. Membuat register online dalam bentuk google form
2. Menyediakan buku penerimaan register manual dari kader
Setelah pemecahan masalah untuk menemukan gagasan kreatif dilakukan, maka terdapat beberapa gagasan-gagasan untuk mengatasi isu, berupa perbaikan sistem dalam bentuk register online pada pelaksanaan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN). Program andalan yang direncanakan untuk dibuat adalah pembuatan register online dalam bentuk google form yang dapat merekap data
PSN secara langsung. Media ini memungkinkan semua kader yang melakukan PSN di lapangan bisa melakukan pengisian google form yang sangat mudah dengan bantuan smart phone android. Sehingga penulis berencana untuk menuangkannya dalam beberapa kegiatan dibawah ini:
1. Koordinasi dengan staf entomolog kesehatan senior untuk pembuatan register online Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dalam bentuk google form
2. Pembuatan google form register online Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
3. Uji coba penggunaan google form register Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di Substansi PRL
4. Sosialisasi penggunaan google form pada kader
5. Evaluasi penggunaan google oleh kader di lapangan