4 minute read

3.3. Latar Belakang Pemilihan Isu

Next Article
4.1.8. Kegiatan 8

4.1.8. Kegiatan 8

3.3. Latar Belakang Pemilihan Isu

Dilihat dari Urgency dan Seriousness masalah ini cukup mendesak untuk dibahas, dianalisis, dan ditindak lanjuti. Tindakan memasang infus termasuk tindakan kolaborasi namun perawat harus memonitoringnya. Pemasangan infus intravena merupakan sebuah metode untuk pemberian obat secara langsung melalui pembuluh darah. Terapi infus merupakan tindakan yang paling sering dilakukan pada pasien yang menjalani rawat inap sebagai jalur terapi intravena (IV), pemberian obat, kemoterapi, cairan, dan pemberian produk darah, atau sampling darah (Wayunah, Nurachmah, & Mulyono, 2013).

Advertisement

Hampir semua pasien yang dirawat di ruang Alamanda memerlukan akses intravena (infus) dalam pemberian terapi. Namun, ditemukan pada pasien dengan LOS (Length of Stay) yang memanjang, pasien yang rutin kemoterapi atau pasien yang memerlukan terapi dengan osmolaritas yang tinggi atau cairan yang pekat, terjadi phlebitis. Phlebitis adalah inflamasi pembuluh darah vena yang bisa disebabkan oleh faktor kimia, mekanis, atau bakteri, yang menimbulkan efek nyeri, eritema, bengkak dan hangat pada bagian penusukan (Alexander, et al., 2010; Foster, Wallis, Paterson, & James, 2002; Saini, Agnihotri, Gupta, & Walia, 2011 dalam Hasanah, et al, 2017) ). Jenis terapi intravena, kualitas kateter intravena dan teknik pemasangan, serta status penyakit merupakan penyebab flebitis (Premji, 2007 dalam Hasanah, et al, 2017). Phlebitis menjadi salah satu komplikasi yang sering terjadi pada pasien dengan pemakaian infus perifer terutama pada pasien kanker.

Pencapaian keselamatan pasien merupakan tujuan utama dari pemberian pelayanan perawatan di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung. Ada enam sasaran keselamatan pasien di rumah sakit, salah satunya adalah pengurangan resiko infeksi nosocomial. Yang termasuk ke dalam resiko infeksi nosocomial adalah decubitus dengan target capaian <1.5%, phlebitis dengan target capaian <5%, infeksi saluran kemih (ISK) dengan target capaian <4,7%, VAP dengan target capaian <5,8% dan infeksi daerah luka operasi (IDO) dengan target capaian <2%.Berdasarkan hasil pengumpulan data oleh komite PPI RS Hasan Sadikin Bandung pada 6 bulan terakhir, angka kejadian phlebitis yang terlaporkan sebagai berikut.

3.1 Grafik Kejadian Phlebitis Bulan Januari-Juli 2021

Persentase (%)

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

Standar Capaian Numerator Jan Feb Mar Apr May Jun Jul 5 5 5 5 5 5 5 0.13 0.11 0.06 0.07 0.05 0 0.1 4 3 2 2 1 0 2

Kejadian plebitis di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yang di laporkan oleh petugas IPCLN setiap ruangan adalah kejadian plebitis derajat lanjut (derajat 4 atau lebih), plebitis derajat 1 sampai dengan 3 tidak terlaporkan.Namun, menurut hasil kajian situasi di ruangan Alamanda terhitung dari tanggal 16 Agustus 2021, terdapat 5 kejadian phlebitis dari 27 pasien yang sedang dirawat, 3 orang dengan derajaat phlebitis 2 dan 2 orang dengan derajat phlebitis 1.

Plebitis dapat menjadi bahaya, karena bekuan darah (tromboplebitis) bisa menyebabkan emboli. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan permanen pada vena. Kejadian plebitis dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah jenis, ukuran dan bahan kateter, lama waktu pemasangan, pemilihan tempat insersi, jenis penutup tempat penusukan (dressing), teknis insersi atau penusukan, sterilitas perawatan terapi intravena, cairan intravena, obat parenteral dan frekuensi perawatan terapi intravena (Putri, 2016). Plebitis diukur menggunakan Visual Infusion Plebitis Score (VIP). VIP Score saat ini telah diterima sebagai instrument internasional untuk pencegahan dini terdahap kejadian plebitis dan pelepasan akses intravena yang tepat.

3.5 Tabel VIP Score

Score Keadaan Area Penusukan

0 Tempat suntikan tampak sehat 1 Salah satu dari tanda berikut jelas: 1. Nyeri area penusukan 2. Adanya eritema di area penusukan 2 Dua dari tanda berikut jelas: 1. Nyeri area penusukan 2. Eritema 3. Pembengkakan 3 Semua dari tanda berikut jelas: 1. Nyeri sepanjang kanul

Penilaian

Tidak ada tanda phlebitis Tanda dini phlebitis

Stadium dini phlebitis

Stadium moderat phlebitis

2. Eritema 3. Indurasi 4 Semua dari tanda berikut jelas: 1. Nyeri sepanjang kanul 2. Eritema 3. Indurasi 4. Venous chord teraba 5 Semua dari tanda berikut jelas: 1. Nyeri sepanjang kanul 2. Eritema 3. Indurasi 4. Venous chord teraba 5. Demam Stadium lanjut Awal thrombophlebitis

Stadium lanjut trombophlebitis

Berdasarkan survei cepat yang dilakukan oleh penulis kepada 20 perawat dan bidan, didapatkan bahwa 7 dari 20 orang mengatakan tidak tahu dan/atau belum pernah membaca SPO Pemantauan Akses Intravena Perifer dan 11 dari 20 orang mengatakan tidak mengetahui tools Visual Infusion Phlebitis Score yang menjadi dasar dari pengisian pemantauan akses intravena perifer. Sehingga, belum optimalnya sosialisasi SPO kepada perawat atau bidan pelaksana, juga menjadi kendala bagi rumah sakit untuk melakukan pencegahan risiko phlebitis

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suharti dan Margiyanti tahun 2014 ditemukan bahwa terdapat hubungan positif antara lama pemasangan infus dengan kejadian plebitis. Hal tersebut berarti bahwa semakin lama waktu pemasangan infus semakin tinggi angka kejadian plebitis (Suharti & Margiyanti, 2014). Didukung oleh penelitian selanjutnya bahwa lama pemasangan infus merupakan faktor yang paling sering menyebabkan terjadinya plebitis (Putri, 2016). The Center of Disease Control (CDC) merekomendasikan bahwa infus harus dipindahkan setiap 72-96 jam, namun dalam beberapa kasus terjadi juga plebitis sebelum 72-96 jam (Helton, Hines, & Best, 2016). Plebitis dapat dicegah dengan menyesuaikan ukuran intravena kateter dengan pembuluh darah, memilih tempat insersi yang tepat, melakukan teknik aseptik yang tepat, menjaga sterilitas area insersi dengan memberikan penutup/dressing, dan melakukan pemantauan akses intravena perifer. Menurut penelitian yang dilakukan Ermira Tartari Bonnici pada tahun 2012, angka kejadian plebitis dapat diturunkan dengan melakukan pemantauan akses intravena perifer paling tidak satu kali sehari menggunakan VIP score dan dilepas atau dipindahkan sesegera mungkin apabila terapi intravena sudah tidak diperlukan lagi, setelah 72 jam pemasangan, dan bila VIP score >1 (Bonnici, 2012).

This article is from: