![](https://static.isu.pub/fe/default-story-images/news.jpg?width=720&quality=85%2C50)
4 minute read
3.2. Penapisan Isu
from Penguatan Implementasi SOP Pemantauan Akses Intravena Perifer Dengan Media Edukasi Video, Visual
pencegahan risiko phlebitis. Seorang ASN harus mampu meningkatkan kepedulian terhadap pasien, melakukan tindakan pencegahan ekstravasasi sesuai evidence based (Manajemen ASN dan Pelayanan Publik). Serta berkolaborasi dengan tim kemoterapi agar tidak menimbulkan kontraindikasi pemberian kemoterapi (Whole of Government). 2. Pemantauan pemberian elektrolit kosentrasi tinggi belum optimal dilakukan Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Alamanda pemantauan pemberian elektrolit kosentrasi tinggi belum optimal dilakukan seperti: belum adanya SPO dan form pemantauan elektrolit kosentrasi tinggi. 3. Belum optimalnya pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga terkait babyblues dan cara penanganan gejala babyblues dengan teknik effleurage massage di Ruang Alamanda RSUP Dr Hasan Sadikin
Bandung Alamanda merupakan ruang awat inap di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Advertisement
Bandung yang berfokus pada perawatan/pelayanan khusus obstetric dan penyakit kelainan reproduksi. Karakteristik terapi di ruangan Alamanda adalah pasien ibu hamil, ibu post partum, pasien dengan terapi pembedahan dan kemoterapi. Masih ditemukannya ibu post partum yang mengalami sulit tidur, gelisah, penurunan nafsu makan dan tidak percaya diri dalam merawat bayi yang merupakan salah satu ciri-ciri dari baby blues. Apabila jika tidak ditangani dengan baik akan berlanjut ke kondisi depresi postpartum. 4. Belum optimalnya case finding/deteksi dini yang dilakukan oleh perawat terkait adanya gejala babyblues pada ibu postpartum di Ruang Alamanda RSUP Dr
Hasan Sadikin Bandung. Berdasarkan hasil observasi diruangan ditemukan belum adanya alat ukur atau formulir pengkajian khusus mengenai psikologis pada ibu postpartum, dalam kesehariannya perawat diruangan menemukan permasalahan psikologis ibu postpartum dengan cara menanyakan atau menerima keluhan dari pasien maupun keluarga tanpa ada panduan yang khusus, sehingga case finding/deteksi dini belum dilakukan secara optimal.
3.2. Penapisan Isu
Isu-isu yang muncul perlu dilakukan penapisan dengan penetapan kriteria isu.
Teknik yang dilakukan yaitu menentukan apakah isu tersebut memenuhi kriteria
AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik dan Kelayakan) atau tidak. Aktual artinya
isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif. Kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
3.3 Tabel AKPL
No.
Isu
1 Belum optimalnya Implementasi SOP Pemantauan Akses Intravena Perifer sebagai Pencegahan Phlebitis di Ruangan Alamanda RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung 2 Pemantauan pemberian elektrolit kosentrasi tinggi belum optimal dilakukan 3 Belum optimalnya pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga terkait babyblues dan cara penanganan gejala babyblues dengan teknik effleurage massage di Ruang Alamanda RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung. 4. Belum optimalnya case finding/deteksi dini yang dilakukan oleh perawat terkait adanya gejala babyblues pada ibu postpartum di Ruang Alamanda RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung
A K P L Hasil
+ + + + Terpilih
+ + - - Tidak terpilih + + + + Terpilih
+ + + + Terpilih
Metode USG adalah suatu metode yang memperhatikan kriteria aktual, kekhalayakan, problematik, dan kelayakan. Metode USG juga menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu. Isu yang memiliki skor tertinggi menjadi hal yang layak harus diselesaikan.
1. Urgency, seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti. 2. Seriousness, seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. 3. Growth, seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
3.4 Tabel USG
No.
Isu 1. Belum optimalnya Implementasi SOP Pemantauan Akses Intravena Perifer sebagai Pencegahan Phlebitis di Ruangan Alamanda RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung U S G Jumlah Prioritas 4 5 5 14 I
2. Belum optimalnya case finding/deteksi dini yang dilakukan oleh perawat terkait adanya gejala babyblues pada ibu postpartum di Ruang Alamanda RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung 3. Belum optimalnya pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga terkait babyblues dan cara penanganan gejala babyblues dengan teknik effleurage massage di Ruang Alamanda RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung 4 4 4 12 III
4 5 4 13 II
Rentang Penilaian 1-5 dengan ketentuan nilai 1 sangat tidak mendesak; nilai 2 tidak mendesak; nilai 3 cukup mendesak; nilai 4 mendesak; dan nilai 5 sangat mendesak. Definisi operasional tiap nilai terkait teknik USG :
Nilai 1 : Isu yang sangat tidak mendesak untuk diselesaikan, tidak akan menimbulkan dampak yang besar dalam waktu dekat dan tidak akan berkembang menjadi masalah yang lebih luas walaupun tidak segera diselesaikan
Nilai 2 : Isu tidak mendesak untuk diselesaikan, kemungkinan menimbulkan dampak tapi tidak dalam waktu dekat dan kemungkinan bisa berkembang menjadi masalah yang lebih luas jika tidak segera di selesaikan.
Nilai 3: Isu cukup mendesak untuk diselesaikan, cukup menimbulkan dampak dalam waktu dekat yang bisa berkembang menjadi masalah yang luas jika tidak ditangani.
Nilai 4 : Isu mendesak untuk diselesaikan. Sudah menimbulkan dampak walaupun belum kompleks dan dapat berkembang cepat menjadi masalah yang luas jika tidak segera di tangani.
Nilai 5 : Isu amat sangat mendesak. Sudah menimbulkan dampak yang cukup besar dan perkembangan masalah meluas secara masif sehingga butuh penanganan segera.
Dari hasil penapisan tersebut maka penulis mengangkat isu “Belum optimalnya Implementasi SOP Pemantauan Akses Intravena Perifer sebagai Pencegahan Phlebitis di Ruangan Alamanda RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung” .