![](https://static.isu.pub/fe/default-story-images/news.jpg?width=720&quality=85%2C50)
2 minute read
3.2 Latar Belakang Pemilihan Isu
from Pembuatan SPO Perawatan Endotracheal Tube (ETT) Di Ruang Gicu 1 A Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung
3.2 Latar Belakang Pemilihan Isu
Unit Pelayanan Intensif merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan terorganisir yang ditujukan untuk mengatasi kondisi kritis pasien yang menyediakan perawatan medis khusus dan perawatan intensif (Marshall et al., 2017). Pada umumnya pasien yang dirawat di Intensif Care Unit (ICU) terpasang Endotracheal Tube (intubasi) dan menggunakan Ventilasi Mekanik (Kuniavsky, Vilenchik, & Lubanetz, 2020). Walaupun sering menjadi intervensi yang penting dalam bantuan hidup, namun dalam penerapannya dapat timbul komplikasi seperti infeksi. Ventilator Associated Pneumonia (VAP) merupakan infeksi yang sering terjadi pada pasien yang menggunakan ventilator mekanik serta merupakan suatu penyakit pneumonia nosokomial yang berkembang setelah pasien menerima 48 jam pemasangan intubasi. VAP menimbulkan berbagai permasalahan bagi pasien kritis di ICU seperti perpanjangan waktu rawat dan lamanya waktu penggunaan ventilator, peningkatan biaya perawatan, serta perburukan prognosisnya (Taufiq, 2021). Risiko komplikasi akibat tindakan intubasi ETT pada pasien kritis sebesar 54% dan 28% terjadi di ruang rawat intensif. Hal ini terjadi karena pada pasien kritis mengalami kondisi yang tidak stabil (Setiyawan, 2018). Adapun yang menjadi risiko dari pemasangan intubasi endotracheal itu sendiri adalah terjadinya luka tekan pada kulit dan mukosa oral yang disebabkan dari tekanan langsung ke mukosa mulut dan bibir dalam karena pengikatan ETT yang ketat selama periode waktu tertentu. Selain itu, cedera laring termasuk peradangan dan edema, ulserasi mukosa, granuloma, kelumpuhan pita suara, dan stenosis trakea laring adalah semua komplikasi yang terkait dengan penempatan ETT (Hyzy, 2020). Dengan demikian untuk mencegah komplikasi tersebut diperlukan adanya perawatan ETT seperti : menggunakan teknik fiksasi yang tepat untuk menghindari cedera pada mukosa, reposisi secara teratur untuk mengurangi tekanan dan gaya gesekan yang dapat menyebabkan luka tekan, pengukuran tekanan cuff ETT dimana perubahan tekanan cuff ETT membawa dampak negatif pada pasien terpasang ventilasi mekanik, apabila tekanan cuff ETT < 25 cmH2O berisiko terjadinya air leak, aspirasi sekret, VAP, dan bila tekanan cuff ETT > 30 cmH2O berisiko terjadinya iskemia, inflamasi trakea, nekrosis, dan ulserasi (Green et al., 2016). Berdasarkan data PPI Ruang GICU 1 A pada bulan Juli tahun 2021 jumlah hari pasien terpasang ventilator yaitu sebanyak 59 hari dan jumlah kasus infeksi rumah sakit 0%. Berdasarkan observasi lapangan saat orientasi selama 6 bulan , pelaksanaan perawatan ETT oleh perawat sudah dilakukan namun hal ini belum dilaksanakan secara
Advertisement
optimal hal ini terlihat dari belum adanya keseragaman mengenai teknik perawatan ETT dan hal ini didukung dengan belum adanya SPO perawatan ETT dengan ventilator ataupun dengan tidak dengan ventilator di Ruang GICU 1 A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung