![](https://static.isu.pub/fe/default-story-images/news.jpg?width=720&quality=85%2C50)
2 minute read
B. Penetapan Core Isu
Pengisian rekam medis secara elektronik diharapkan dapat meningkatkan efisiensi untuk mendukung tujuan meningkatkan pengurangan penggunaan kertas dan mempercepat proses komunikasi antar perawat dan dokter, sehingga dokter dapat mengetahui keadaan pasien hanya dengan mengakses ERM.
Namun perawat hanya melakukan pendokumentasian EWS di form EWS secara manual yang terdapat distatus pasien. Sehingga membuat pelaporan pasien dengan nilai EWS lebih dari 5 harus dilakukan secara manual. Pendokumentasian asuhan
Advertisement
keperawatan di ERM pun menjadi tidak lengkap.
B. Penetapan Core Isu
Dalam penentuan penetapan isu yang berkualitas dan aktual dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat bantu penetapan kriteria isu yakni dengan metode AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problematik dan Layak). Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.
Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif. Layak artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Berikut dibawah ini merupakan hasil penetapan isu dengan Metode AKPL, yaitu :
Tabel 2.2 AKPL Isu yang Diangkat
Isu Aktual Kekhalayakan Problematik Layak Kriteria
Kurangnya pemberian edukasi perawatan luka dirumah pada pasien pulang di Ruang Melati + + + + Terpenuhi
Kurangnya Kepatuhan perawat dalam mengkaji dan mendokumentasikan
alat heimlich sesuai + + + + Terpenuhi
SOP di Ruang Melati.
Belum
terlaksananya pendokumentasian EWS (Early Warning System) di ERM (Elektronic Rekam Medik) oleh perawat di Ruang Melati. + + + + Terpenuhi
Keterangan: A : Aktual (isu yang sedang hangat dibicarakan atau terkini) K : Kekhalayakan (berdampak pada banyak orang) P : Problematik (bisa menjadi atau berpotensi menjadi masalah) L : Kelayakan (isu yang masuk akal,logis dapat dibahas sesuai tugas,hak,wewenang dan tanggung jawab)
Setelah dilakukannya identifikasi isu yang berdasarkan pada data dan fakta maka isu tersebut harus di prioritaskan kembali. Dalam memprioritaskan isu ini akan digunakan metode USG (Urgency, Seriousness, & Growth) yakni sebuah teknik pemilihan isu berdasarkan pada urgency yaitu seberapa mendesak suatu itu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness yaitu seberapa serius suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti. Growth yaitu seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. Berikut dibawah ini merupakan hasil identifikasi isu menggunakan metode USG.
Tabel 2.3 Prioritas Isu dengan Metode USG
Isu U S G Total
Kurangnya pemberian edukasi perawatan luka dirumah pada pasien pulang di Ruang Melati.
4 4 3 11
Kurangnya kepatuhan perawat dalam mengkaji dan mendokumentasikan alat heimlich 4 4 4 12
sesuai SOP di Ruang Melati. Belum terlaksananya pendokumentasian EWS (Early Warning System) di ERM (Elektronic Rekam Medik) oleh perawat di Ruang Melati. 3 4 3 10
Keterangan : U (Urgency) : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti. S (Seriousness) : Seberapa serius suatu isu harus dibahas, dianalisis, dan ditindaklanjuti. G (Growth) : Seberapa besar kemunkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. Rentang Nilai menggunakan skala likert: 5 = sangat besar 4 = besar 3 = sedang 2 = kecil 1 = sangat kecil Berdasarkan hasil USG didapatkan isu prioritas : Kurangnya kepatuhan