Personal Data
Cu iculum Vitae and
Portfolio Architecture
HA lo!
MUHAMMAD BAQIYATUSHOLIHIN ARCHITECTURE STUDENT PATI, 02 MEI 1998
PENDIDIKAN
Ds. RACI RT.3/RW.3 Kec. BATANGAN Kab. PATI, JAWA TENGAH 59186
PENGALAMAN ORGANISASI dan AKADEMIK
2001-2003
TK Tarbiyatul Islamiyah
2003-2009
MI Tarbiyatul Islamiyah
2009-2012
SMP N 1 Kaliori
2012-2015
SMA N 2 Rembang
2015-Sekarang
Teknik Arsitektur Universitas Negeri Semarang
2015
Ÿ Pengabdian pada Masyarakat Intra-Perguruan Tinggi Ÿ Peserta pelatihan Intra-kampus
2016
Ÿ KMA Sthapatya Veda
2017
Ÿ KMA Sthapatya Veda
-Divisi Penelitian dan Pengembangan
-Divisi Redaksi
2018
Ÿ ETALASE UNNES #2 -Divisi Sayembara -Divisi Tiketing
BAHASA Indonesia
+6282260800137 baqyatusz@gmail.com
HOBI dan KESUKAAN
nggris Jawa
Game
Bola Voli
Sepak Bola
Musik
Kopi
Wisata
SOFT SKILL
SOFTWARE SKILL AutoCAD 2D
Corel DRAW
Sosial
Sketchup
Adobe Photoshop
Organisasi
V-Ray
Microsoft Office
Kreativitas
Lumion
Sketsa
KOMPETISI 2015
Ÿ Sayembara Miniatur Universitas Diponegoro
2017
Ÿ Sayembara Supersemarch Universitas Islam Indonesia
”Desain Inklusif Halte BRT Trans Semarang”
”Rekacipta Bambu”
Ÿ Sayembara Metamorfosa Universitas Trisakti ”Transformasi Rumah Apung”
Ÿ Sayembara Miniatur Universitas Diponegoro ”Tomorrow’s Mosque”
Ÿ Sayembara Archevent Universitas Sebelas Maret ”Urban Resistance and Reconciliation”
“Tidak perlu meniru-niru bentuk khas Toraja, Minangkabau, Bali, Batak, dan sebagainya untuk mengusahakan terciptanya arsitektur Indonesia. Kita jangan mengambil bentuknya, tetapi jiwanya yang banyak menunjukkan ciri-ciri ketropisan” - Friedrich Silaban
CONTENT
WILUJENG HOTEL DAN BATIK GALERI MOPO
(Museum Of Pit Onthel)
HOMESTAY OMAHAN
TUHO BABOROH
AUTHENTIC MOSQUE ( Masjid Al-Muzammil)
B-KAS HOUSE
PADURAKSA
WILUJENG HOTEL DAN BATIK GALERI Jenis Proyek Lokasi Dosen Pembimbing
: Studio Perancangan Arsitektur 5 : Mixed Use Hotel dan Galeri Batik : Jalan Pamularsih, Kota Semarang, Jawa Tengah : - Ir. RM Bambang Setyohadi KP, M.T. - Ir. Eko Budi Santoso, M.T. - Dimas Wicaksono, S.T., M.Eng.
Lokasi Site Site terletak di Jalan Pamularsih, Kota Semarang. Jalan Pamularsih ini merupakan jalan akses menuju Bandara Ahmad Yani.
SIT
Jal
Âą1 2.0
an
00
Pa m
ula
U
rsi
h
E
m²
Issue
Krisis Air
Dekat Bandara
Visual Hijau Kota
Boros Energi
Strategi Desain Water Recycle
Goals
Water Efficiency
KKOP
Taat Aturan
Greenery
Green Design
Masyarakat Bahagia
Green Hotel Hemat Energi
Pemerintah Bangga
Minimal Cost
Konsep
Luxurious Ecological Hospitality, membawa alam menjadi sesuatu yang mewah menjadi daya tarik tersendiri dari hotel ini. Fokus terhadap penghematan energi
dan tanaman menjadi sinergi yang sangat menarik. Penghematan energi berarti penghematan biaya perawatan bangunan serta membungkus alam dalam setiap unit kamar dan sudut hotel untuk menjadikan sewa unit kamar menjadi mahal dan meraup keuntungan yang tinggi.
Transformasi Desain
Membuat 2 lantai dasar yang berbentuk balok
Penyesuaian massa dengan bentuk site
Penambahan massa 3 lantai sesuai dengan kebutuhan ruang
Membagi massa menjadi 2 bagian guna memanfaatkan cahaya matahari dan angin
Memotong ujung massa guna mengarahkan angin sehingga angin lewat diantara 2 massa
SITUASI
BASEMENT FLOOR
GROUND FLOOR
1st FLOOR
2nd & 4th FLOOR
3rd & 5th FLOOR
TOP FLOOR
TAMPAK DEPAN
TAMPAK SAMPING KANAN
TAMPAK BELAKANG
TAMPAK SAMPING KIRI
MOPO
(Museum Of Pit Onthel) Jenis Proyek Lokasi Dosen Pembimbing
: Studio Perancangan Arsitektur 6 : Museum Sepeda Onthel : Jalan Margo Utomo, Kota Yogyakarta, Yogyakarta : - Ir. RM Bambang Setyohadi KP, M.T. - Ir. Eko Budi Santoso, M.T. - Dimas Wicaksono, S.T., M.Eng.
Lokasi Site
SITE ¹ 19.575 m²
Jalan Mar
go Utomo
U
Jalan Kleringan
Site terletak di Jalan Margo Utomo, Kota Yogyakarta. Jalan Margo Utomo merupakan bagian dari sumbu imajiner dan sumbu filosofis Kota Yogyakarta.
Issue
Kurang Pengetahuan
Strategi Design
Edukasi
Goals
Analisa Site
Tambah Wawasan
LEGAL
Stress
Tempat Rekreasi
Bahagia
Lupa Sejarah
Memorial
Ingat Sejarah
Sumbu Imajiner
Monumental
Visitor Apparience
Visual Hijau Kota
Greenery
Land Value
Site memiliki garis sepadan 23 m
VIEW TO SITE
View ke site bisa dilihat dari 3 arah
U
ANGIN
Angin berhembus dari arah selatan ke utara
S
SUMBU IMAJINER
Arah utara memiliki kedudukan lebih tinggi dibanding arah selatan
OUT
IN
Diffable
Ramp
Universal
AKSEBILITAS
Krisis Air
Water Recycle
Water Eficiency
Masuk site melalui Jalan Margo Utomo dan keluar lewat Jalan Kleringan
KEBISINGAN
Sumber kebisingan utama berasal dari jalan raya serta dari Kereta api
Analisa Site
Bentuk bangunan menganalogikan sadel sepeda onthel
U
Dasar bangunan berbentuk balok
Penyesuaian massa bangunan dengan site dan bentuk sadel
Penambahan atap bangunan yang lebih memperkuat bentuk sadel
SITEPLAN
Isometri
ROOF
2nd FLOOR
GROUND FLOOR
HOMESTAY OMAHAN Jenis Proyek Tahun Tim Status
: Sayembara Supersemarch Universitas Islam Indonesia : Homestay : 2017 : - Muhammad Faiz Mubarok - Dwi Wahyu Wijayanto : Competition Entry
Latar Belakang Homestay Omahan sebagai rumah tinggal atau tempat tinggal sementara yang bercorak trasidional, sebagai fasilitas wisata yang sedang berlibur untuk waktu tertentu, kini sudah mengalami pergeseran orientasi. Perubahan pergeseran tersebut semakin kental jika dikaitkan dengan beberapa hal yang melekat menjadi bagian dalam satu kesatuan. Homestay yang ada di desa wisata Bambooland ini sebagai fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pengunjung yang mengunjungi desa wisata Bambooland ini.
Lokasi Site
Lokasi berada di dusun Ngepring desa Purwobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan pengembangan dari desa wisata yang di kembangkan oleh Bambooland melalui masyarakat setempat sebagai pelaku utama dan berkerjasama dengan mahasiswa arsitektur UII sebagai pendukung perancangan desa wisata Bambooland tersebut. Dengan homestay yang dikelola oleh masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga dapat menciptakan suasana yang nyaman dari segi desain.
Ide Desain
Konsep Desain
Gunungan adalah wayang berbentuk gambar gunung beserta isinya. Itu melambangkan pintu gerbang istana, dan pada waktu dimainkan gunungan dipergunakan sebagai istana. Disini dijadikan sebagai lambang pendirian homestay pertama di Bambooland. Rencananya pada tempat ini akan dibangun beberapa homestay lagi kedepannya.
Konsep desain yang di usung untuk pembuatan Homestay Omahan ini sebagai fasilitas yang ada di Bambooland adalah menanggapi bambu yang tumbuh secara kuantitas di dusun Ngepring, Sleman, DIY sehingga material utama yang digunakan adalah bambu. Guna menanggapi eksploitasi tambang pasir yang ada di desa Ngepring maka dibuatlah desa wisata yang difasilitasi homestay untuk mencegah eksploitasi alam yang berkelanjutan. Pemahaman masyarakat dusun Ngepring tentang bambu juga masih kurang paham tentang eksplorasi material bambu sebagai material utama sebuah karya. Menanggapi permasalahan tentang kurangnya pemahaman tentang bambu, desain yang di usung adalah desain yang bisa diterima masyarakat dan mudah di pahami dan di realisasikan.
??? bentuk gunungan sebagai ide dasar bentuk massa bangunan
sebuah proses transformasi dari bentuk dasar
hasil transformasi desain yang disesuaikan dengan kebutuhan yang ada
Situasi
+ Bambu melimpah
= Masyarakat kurang pengetahuan
Penyelesaian
Masyarakat sejahtera
Dalam pembangunan homestay ini melibatkan peran masyarakat setempat dalam proses pembuatan karena masyarakat adalah pelaku utama di dusun Ngepring. Anak-anak
Dari konsep situasi penempatan bangunan homestay ditempatkan pada bagian timur site dimaksudkan untuk menjaga eksisting pohon agar tetap tumbuh bersama homestay dan untuk keperluan sustainable site masih bisa didirikan 2 homestay lagi.
membantu pembuatan anyaman
Remaja & Dewasa
membantu pengangkutan bambu ke lokasi
Bapak-bapak
Ibu-ibu
membantu pemotongan dan kontruksi
membantu memasak
Denah
Tampak B
2.80 A
A B 2.80 Denah Lantai 1
Tampak Depan
Tampak Belakang
Tampak Samping Kanan
Tampak Samping Kiri
B
2.60 A
A B 2.60 Denah Lantai 2
Penggunaan Material & Struktur (ATAP ALANG-ALANG)
Sambungan bambu dengan paku
([PLASTIK LAPISAN ATAP) Sambungan bambu gabung dengan dipaku
Sambungan bambu dengan paku
(ANYAMAN SEBAGAI DIDING) Sambungan bambu dilubangi (KACA SEBAGAI JENDELA)
Sambungan bambu pada as jendela Sambungan bambu penggapit dinding anyaman
(BAMBU BELAH SEBAGAI LANTAI)
Sambungan bambu potong dan dibaut Sambungan bambu dilubangi dan dipaku Sambungan bambu digapit dan dibaut
(TANGGA DARI BAMBU BELAH)
TUHO BABOROH Jenis Proyek Tahun Tim Status
: Sayembara Metamorfosa Universitas Trisakti : Rumah Apung : 2017 : - Muhammad Faiz Mubarok - Dwi Wahyu Wijayanto : Competition Entry
Latar Belakang Suku Bajo merupakan suku laut, yang menggantungkan hidupnya dari laut dan memiliki kehidupan yang tak pernah jauh dari laut, Banyak orang yang mengatakan bahwa suku bajo selalu identik dengan perahu, dan permukiman di atas laut sebab dahulu mereka hanya tinggal diatas perahu dan berkelana/hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainya (seanomedic). Lalu kebiasaan hidup berpindah kemudian terantikan dengan budaya bermukim dan menetap dengan membangun rumah diatas laut dangkal. Rumah adat suku Bajo adalah baboroh yang memiliki arti bangunan sederhana yang tiangnya terbuat dari belahan batang pohon. Untuk penutup dindingnya, dapat terbuat dari anyaman daun kelapa, atau dinding papan, dan lantainya dari papan dan balok kayu yang. Atap rumah orang suku Bajo menggunakan daun nipa atau biasanya disebut dengan Tuho. Sementara tiang-tiang yang menjulang tinggi membuat orang suku Bajo membangun lorong menuju kehalaman rumah sebagai tempat untuk menyandarkan kapal/Perahu. Sistem struktur yang digunakan pada rumah suku Bajo mengalami perkembangan dalam beberapa tahap, dimulai tahap membangun rumah yang dibangun dengan hanya satu ruang kemudian berkembang menjadi rumah yang lebih baik (memiliki beberapa rung dan fungsi) dengan mengembangkan bentuk konstruksi dan struktur tradisional menjadi rumah modern seperti umumnya dengan srtuktur struktur hunian di atas air. Lokasi Site Lokasi site ini berada di Desa Wangi-Wangi Selatan, Kec. Mandati III, Kab. Wakatobi, Sulawesi Tenggara, mayoritas penduduknya adalah masyarakat suku Bajo. Suku yang menetap pada perairan. Alasan memilih lokasi ini adalah kebanyakan permukiman masyarakat daerah ini dapat dikatakan area kumuh yang banyak sampah dimana-mana dan dengan adanya global warming sehingga air di muka bumi yang bertambah akibat kutub mencair. Akan tetapi potensi site yang kaya akan pemandangan ke laut yang bagus dan masih banyaknya terumbu karang yang mulai berkurang akibat sampah oleh masyarakat. maka dari itu dengan penyelesaian rumah apung sebagai sarana rumah yang bisa membuat masyarakat sadar akan potensi kawan tersebut yang kaya akan wilayah alamnya.
Transformasi Desain
Ekspresi wujud arsitektur nusantara merupakan proses panjang yang secara turun temurun dari nenek moyang yang harus diapresiasi. Dalam pencarian transformasi bentuk, disini mencoba untuk mempertahankan model awalnya yang masih terlihat klasik dengan penambahan ide transformasi bentuk secara mengurangi dan menambah proporsi bentuk sehingga menjadi “Ekspresi yang berbeda dengan sentuhan gaya modern� sesuai dengan analisa dari orientasi bangunan. Konsep Terapung
Hunian Jalan Lingkungan
Tandon Air
Septictank
Drum
Kondisi Air Surut
Kondisi Air Pasang
Denah
Tampak 2.80
0.90
3.00
1.60
A 1.90
B
B
2.85
1.50 1.45 A
Tampak Depan
Tampak Belakang
Penggunaan Material
1 2
4 5 6 3
6 7
Keterangan : 1. Daun Nipah 2. Kaca 3. Vertical Garden 4. Kayu Kelapa
6
5. Ferrocement 6. Kayu Laban 7. Drum
Tampak Samping Kanan
Tampak Samping Kiri
AUTHENTIC MOSQUE
( Masjid Al-Muzammil) Jenis Proyek Tahun Tim Status
: Sayembara Miniatur Universitas Diponegoro : Tomorrow’s Mosque : 2017 : - Muhammad Faiz Mubarok - Dwi Wahyu Wijayanto : Competition Entry
Latar Belakang Masjid merupakan suatu tempat kegiatan sehari-hari yang paling utama bagi umat islam, karena kegunaannya sebagai pusat ibadah umat muslim. Oleh karena itu, pada jaman sekarang mulai banyak pembangunan masjid tanpa mempertimbangkan permasalahan saat ini dan mendatang. Pada Zaman ini dan yang akan datang masjid juga berfungsi dalam konteks sosial, seperti : pusat pendidikan, pusat kegiatan masyarakat, tempat singgah. Masjid akan menjadi sebuah patokan bagi setiap daerah yang seringkali kontras dengan lingkungan sekitar. Perkembangan perilaku manusia dan isu global warming yang sudah mulai terjadi saat ini dan pada perkembangan pada zaman yang semakin futuristik salah satunya akan memberikan dampak pada tempat ibadah dan pola pikir setiap manusia. Banyak yang berpendapat bahwa tidak lama lagi kehidupan di muka bumi akan berakhir, sekarang ini manusia di bumi melupakan masih adanya kehidupan setelah kehidupan di bumi berakhir yang ditandai dengan banyaknya manusia yang melupakan tempat ibadah. Banyaknya masjid yang didesain tidak memikirkan aspek kebutuhan akan perkembangan zaman dimasa mendatang. Dengan adanya sayembara tommorow mosque yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang akan datang. Dengan konsep masjid Al-Muzammil yang sudah didesain dengan mempertimbangkan kebutuhan manusia untuk 50 tahun yang akan datang. Permasalahan
Potensi
Individualitas manusia tinggi, jarangnya berkomunikasi dengan sesama umat SOSIAL
Masjid sebagai landmark yang ikonik pada kawasan site LANDMARK
Berkembangnya budaya barat yang menggerus budaya umat Islam BUDAYA
AKSES Orang-orang yang melupan akan pentingya menutup auratnya
Pemanfaatan air bekas yang diolah kembali dengan water treatment
AURAT Global warming yang mengubah iklim bumi
RTH
TEKNOLOGI
PREDIKSI
Banyaknya prediksi para ilmuan tentang tidak lama lagi kehidupan di bumi
PROFESI
PUSAT
Tempat ibadah bagi umat Islam
URBAN
Lebarnya ruang terbuka hijau dapat dimanfaatkan sebagai ruang untuk berkomunikasi Masyarakat urban yang mendominasi daerah masjid menjadi kegiatan utama ibadah terpusat di masjid
Lokasi dekat dengan pemerintahan desa yang berada di depan Balaidesa dan Perpustakaan desa
Fungsi Utama
WATER
IKLIM Majunya teknologi sebagai penunjang kebutuhan kehidupan
Mudah akses menuju masjid dengan lokasi yang strategis dan dekat dengan kota
Mayoritas profesi sebagai pedagang dan pekerja kantor
Tempat menimba ilmu agama MASJID
Tempat belajar baca tulis Al-Quran Tempat bersilaturahmi
Lokasi Site Site berada di Jalan Menoreh Utara IV, Kelurahan Sampangan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Site ini mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar karena site ini berada di perkampungan warga
U
Konsep Desain
Bentuk Massa Bentuk massa yang mengelilingi bangunan utama masjid menggunakan analogi bentuk tangan yang sedang berdoa, dengan massa oval dengan dinding solid dan terdapat ornamen tulisan arabesque dari surat AliImran ayat 96
Area Terbuka Ruang terbuka yang cukup lebar dapat digunakan saat jamaah masjid yang cukup banyak dapat tertampung yang pada biasanya pada hari raya maupun pengajian dalam hari besar agama Islam
Orientasi Kiblat Orientasi masjid ke kiblat yang dapat digeser shaf-nya apabila adanya pergeseran tanah saat 50 tahun yang akan datang
Massa Utama Massa utama dari masjid menggunakan bentuk kotak dengan shading menangkap cahaya masuk dengan ornamen arab yang menggunakan material grc
Menara Menara yang pada umumnya sebagai penanda sebuah masjid, menara yang memiliki panjang 17m memiliki makna jumlah rakaat sholat wajib dalam sehari semalam
Bangunan Pendukung Sebuah bangunan pendukung yang berfungsi tempat anak-anak mengaji maupun belajar agama, serta menambahkan ruang untuk takmir masjid disebelahnya
A NIT WA
PRIA
Pemisahan Area Sholat Pemisahan area sholat dibuat untuk menjaga pandangan maka dari itu area sholat uuntuk wanita berada di atas
Akses Akses wudhu juga dibuat terpisah agar wudhu para jamaah tetap terjaga
Denah
Tampak
12m
Tampak Timur
03 6
12m
Tampak Utara
03 6
12m
Tampak Selatan
Denah 1st Floor
Denah Basement
Keterangan No
Denah Ground Floor
03 6
: Nama Ruang
1
Gudang
2
Tempat wudhu pria
3
Tempat wudhu wanita
4
Serambi
5
Tempat sholat pria
6
Ruang transit
7
Tempat sholat wanita
8
Void
B-KAS HOUSE Jenis Proyek Tahun Tim Status
: Sayembara Archevent Universitas Sebelas Maret : Microhouse : 2017 : - Muhammad Faiz Mubarok - Dwi Wahyu Wijayanto : Competition Entry
Latar Belakang Masalah ekonomi yang membuat penduduk ber-urbanisasi dari desa ke kota. Perkembangan industri perdagangan dan jasa yang pesat dan tersedianya berbagai fasilitas yang ada di kota. Banyaknya penduduk yang pindah ke kota tidak seimbang dengan ketersediaan lahan hunian yang layak, sehingga banyak dari mereka yang tidak memiliki rumah dan akhirnya memilih tinggal dibawah jembatan, di pinggiran sungai dan tempat-tempat yang tidak layak untuk ditempati. Rumah susun yang diberikan oleh pemerintah terkadang bukan solusi bagi mereka yang tidak kebagian untuk menghuni karena banyaknya masyarakat urban yang dialihkan di rumah susun. Bagi mereka yang beruntung mendapatkan lahan tersebut dengan membuat rumah yang layak untuk ditempati sehingga dapat menampung segala aktivitasnya. Didalam kehidupan masyarakat urban, rumah hanyalah sebagai tempat istirahat sementara Âą 60% kegiatan penghuni dilakukan diluar rumah sesuai mata pencaharian para masyarakat urban, sehingga rumah harus dibuat senyaman mungkin.
Lokasi Tapak
Indonesia
RTH JawaTengah
Compact house
Semarang Populasi Ketersediaan Rumah Usaha Lahan
Site ini berada di kampung Sumeneban, Semarang Tengah. Sebuah kampung yang berada di pinggiran pasar Johar Semarang. Site ini dipilih berdasarkan dari permasalahan yang muncul pada analisa lingkungan dan permasalahan masyarakat yang ada. Permasalahan lingkungan yang muncul adalah Urban[isasi] lingkungan kumuh, kepadatan penduduk, minimnya ketersediaan air bersih serta adanya kesenjangan Sampah sosial. Selain banyaknya permasalahan yang ada, kawasan ini juga memiliki potensi yang mendorong pemilihan lokasi site di kampung sumeneban. Warga kampung Sumeneban yang mayoritas bekerja sebagai pengrajin kayu. Limbah dari pengrajin tersebut yang banyak dapat dimanfaatkan, salah satunya Pengangguran sebagai material rumah. Bahan material dari rumah ini kebanyakan menggunakan material bekas.
Berlindung
Daur Ulang
Transformasi Desain
Penggunaan material
1
3
Transformasi bentuk yang diambil dari bentuk site yang di pull ke atas dengan adanya penambahan dan pengurangan bentuk sesuai analisa tapak yang dipilih sebagai bentuk utama dari massa bangunan. dengan tambahan material-material bekas menambah estetika bangunan dengan penerapan dinding massive dan passive yang digunakan.
Zona Publik Area publik di paling bawah digunakan sebagai ruang untuk menyimpan barang-barang dan peralatan kerja jer igen dan sebagai area yang bisa mudah dijangkau
Zona Semi Publik Zona semi publik yang berada di tengah sebagai tempat tidur anakanak sehingga tidak terganggu oleh aktivitas di lantai bawah.
Zona Private Paling atas dibuat zona private sebagaimana fungsi sebagai kamar orang tua yang memiliki aktivitas lebih pivate.
Penggunaan Material Pengguna dari rumah ini adalah sepasang suami istri yang bekerja sebagai penjual air bersih dan buruh cuci dengan memiliki 2 orang anak laki-laki yang masih duduk dibangku SD dan TK. Pekerjaan sebagai penjual air bersih keliling dipilih karena dilingkungan ini sulit untuk mendapatkan air bersih karena Ibu (30 tahun) Ayah (35 tahun) kebanyakan penduduk yang menggunakan air bersih serta minimnya air bersih dari pengelola penyedia air bersih kota. Sedangkan untuk pekerjaan buruh cuci dipilih karena di kawasan ini banyak penduduk yang berprofesi sebagai pedagang di sekitar pasar Anak Laki-laki (5 tahun & 13 tahun) Johar sehingga banyak yang tidak sempat untuk mencuci pakaian.
5
6
4 4
2
5
Kaca bekas sebagai penerangan dari cahaya alami yang masuk kedalam ruangan saat siang hari Material botol-botol bekas yang didapat dari pengepul botol dan berfungsi sebagai pencahayaan dan penghawaan alami Material asbes bekas bongkaran rumah. Asbes merupakan material yang panas namun rumah ini sebagian besar aktivitas dilakukan pada pada malam hari. Struktur menggunakan kayu bekas didaerah site yang sebagian potensi masyarakat lingkungan sebagai pengrajin kayu. Dinding luar bangunan menggunakan pallet kayu yang merupakan material paling mudah dan dekat dari site Pintu dan jendela bongkaran rumah yang sudah tak terpakai digunakan kembali sebagai pintu dan jendela rumah
Denah 3.00
1.40
4.40
4.40
UP
2.50
RUANG SERBAGUNA +-0.00
TERAS +- 0.00
2.70 DOWN
Denah Lantai 1
DOWN
2.40
UP
Denah Lantai 2
Tampak
Tampak Depan
KAMAR TIDUR UTAMA + 4.60
KAMAR TIDUR ANAK + 2.40
Tampak Samping Kanan
Denah Lantai 3
PADURAKSA Jenis Proyek Tahun Tim Status
: Sayembara Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Kota Kab. Jepara : Gapura Batas Jepara-Kudus di Ds. Daren Kec. Nalumsari : 2018 : - Muhammad Faiz Mubarok - Dwi Wahyu Wijayanto : Competition Entry
Latar Belakang Identitas Kabupaten Jepara selama ini sebagai kota ukir karena terdapat sentral kerajinan ukiran kayu yang tersebar merata hampir di seluruh wilayah kabupaten. Ukiran sudah menjadi warisan budaya, napas hidup dan urat nadi perekonomian masyarakat Jepara. Selain ukiran, masih ada potensi lainnya di Kabupaten Jepara. Oleh karena itu dalam perencanaan gapura batas wilayah antara Kabupaten Jepara dan Kabupaten Kudus di Desa Daren, Kecamatan Nalumsari yang terdiri dari kesatuan desain gapura dan lingkungannya dengan corak yang menunjukkan ikon budaya Jepara sebagai kota ukir yang pada akhirnya dapat menjadi salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Jepara.
Konsep Memayu Hayuning Bhuwana
The World Carving Center
Tradisi nusantara masa lalu yang mengajarkan untuk menjunjung nilai luhur tentang kehidupan dari kebudayaan Jawa. Orang jawa memandang konsep ini tidak hanya sebagai falsafah hidup namun juga sebagai pekerti yang harus dimiliki setiap orang. Hal ini sesuai dengan konsep dalam gapura ini yakni penerapan gagasan me-modern-kan bentuk gapura dengan tidak melupakan nilai luhur dari kebudayaan di Jepara.
Jepara memiliki potensi besar dibidang seni ukir. Motif ukir Jepara dapat dilihat sebagai kontruksi sosial dalam hubungannya dengan identitas kultural dan tradisi. Motif ukir Jepara telah menjadi identitas kota melalui wujud kreasikreasi motif ukir dan ditempatkan di berbagai sudut kota. Menerapkan ukiran jepara pada gapura akan memperkuat identitas budaya dan tradisi di Jepara yang Lebih dikenal sebagai “The World Carving Center�.
Joglo as Identity
Keunikan dan keistimewaan Rumah Adat Jepara (Joglo Jepara) tidak hanya terletak pada keindahan arsitekturnya yang didominasi dengan seni ukir kualitas tinggi, tetapi juga keunikan pada bagian atapnya. Karena keunikan joglo Jepara ini, pada atas gapura terdapat 3 buah atap joglo yang berarti bersinergi dengan Sang Pencipta yang dilambangkan dengan ukuran joglo paling besar, bersinergi dengan alam dan bersinergi dengan sesama.
Ide Desain
+
+
Paduraksa
Bentuk umum gapura dalam arsitektur Jawa dan Bali yang digunakan sebagai penanda dalam batas suatu wilayah.
Spaceframe
Menggunakan sistem rangka spaceframe supaya lebih inovatif dalam pemilihan kontruksi.
+
Joglo Jepara
Rumah Joglo khas Jepara kental akan perpaduan akulturasi kebudayaan Jepara dengan atap wuwungan sebagai ciri khasnya.
Ukir Jepara
Jepara dikenal oleh masyarakat luas bahkan sampai ke mancanegara akan ukirannya.
Paduraksa Trus Karyo Tataning Bumi
Memadukan arsitektur Jawa dengan arsitektur modern serta tidak melupakan kearifan lokal.
Konsep Material Bentuk Joglo + Material Tembaga Joglo Jepara memiliki keunikan pada bagian atap yaitu berupa atap wuwungan, oleh karena itu dalam gapura ini mengguanakan 3 buah atap joglo yang berarti bersinergi dengan Sang Pencipta yang dilambangkan dengan ukuran joglo paling besar, bersinergi dengan alam dan bersinergi dengan sesama. Penggunaan material tembaga sebagai identitas kawasan yang diterjemahkan dengan bentuk dan juga potensi lokal.
Rangka Spaceframe Inovasi pengguaan struktur rangka spaceframe serta mebarukan penggunaan material baja.
Tanaman Tanaman rambat berfungsi sebagai barier antara taman dengan area persawahan. Spot Selfie Logo Jepara mempesona bisa dimanfaatkan untuk spot selfie sekaligus mengenalkan Jepara ke khalayak luas.
Logo Kab. Jepara Sebagai identitas penanda perbatasaan antara kabupaten jepara dan kabupaten kudus.
Acian Ekspose Mengekspose acian unfinishing pada tiang utama sebagai karakter desain kontemporer
Ukiran Jepara Ukiran Jepara sudah terkenal di seluruh Indonesia bahkan sampai ke mancanegara. Jepara juga sedang memperkuat identitas daerah sebagai “ The World Carving Center� atau pusat ukiran dunia, oleh karena itu dalam desain gapura ini menampilkan ukiran khas Jepara. Ukiran ini menggunakan material GRC karena tahan di iklim tropis.
Lampu Taman Lampu kontemporer sebagai penerangan di malam hari. Tempat Duduk Umum Pembatas tanaman dapat sekaligus digunakan sebagai tempat duduk dan berkumpul.
Site Plan
U
Tampak
Tampak Barat
Tampak Timur
Tampak Selatan
Tampak Utara
Š Personal data by M Baqyatus S baqyatusz@gmail.com