BARUGA
ACTA DIURNA Edisi FIGUR 11 Desember 2019
Laporan Utama Bangun Kerangka Berpikir untuk Capai Kesadaran Kritis Melalui Figur 2019
Liputan Khusus Mengenal Literasi Digital dalam Masyarakat
SALAM REDAKSI
SUSUNAN REDAKSI
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
PENANGGUNG JAWAB KETUA UMUM KOSMIK REPORTER LISDAYANTI NURIN NASHFATI ZULFAH INDAH HAFSARI MARIE CLAIRE MAKATITA ZHAFIRAH AMALIA EDITOR NADYA DWI CHAIRUNISA FOTOGRAFER KIFO KOSMIK LAYOUTER ARIQ R. HARUN
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga Acta Diurna Edisi Forum Inisiasi Gerakan Unik dan Radikal (FIGUR) 2019 ini dapat terselesaikan dengan sebaik mungkin. Pada edisi kali ini, tim redaksi menyajikan informasi mengenai FIGUR 2019 yang akan berlangsung selama tiga hari. Kegiatan yang tahun ini mengangkat tema “The Closer You Look The More You See” merupakan rangkaian dari sosialisasi almamater formal di Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Kosmik) Universitas Hasanuddin (Unhas). Akhir kata, segenap tim redaksi berharap Acta Diurna ini dapat memberikan pengetahuan dan informasi kepada pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan maupun kekurangan. Semoga Acta Diurna dapat terus diterbitkan dengan lebih baik untuk edisi berikutnya. Salam Biru Merah. Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
2
VOX POP Seberapa pentingkah berkarya itu? “Menurut saya, berkarya itu menciptakan sesuatu hal. Pentingnya berkarya adalah hasil dari karya yang kita buat dapat mengedukasi dan bermanfaat banyak bagi orang lain. Membuat sebuah karya merupakan sebuah prestasi yang dapat menimbulkan rasa bangga terhadap diri sendiri dan keluarga.” Dinda Aisyah T.
“Pentingnya berkarya adalah kita bisa mengeksplor diri kita. Karya itu bukan cuma seni tapi semua yang kita lakukan dengan hati bukan dengan terpaksa. Jadi, berkarya itu penting karena jika kita tidak berkarya maka jiwa kita mati.” Rahmi Salsabila “Karya adalah sebuah wadah yang di dalamnya terdapat hasil olah rasa, olah pikiran, maupun aspirasi kita. Karya juga merupakan hal yang identik dari diri kita, karya juga bisa menjadi identitas diri kita dalam menyampaikan suatu hal.” Andi Ainun Fathira “Menurut saya, berkarya itu penting. Selain menjadi media mengekspresikan diri, dengan berkarya kita bisa memaknai proses dalam menciptakan karya. Sehingga kita bisa menghargai karya sendiri dan juga orang lain.” Yovita Herlinda K. “Hal yang penting dalam berkarya adalah bagaimana kita membangun gagasan. Karya tidak hanya merangkai teks tapi menyusun gagasan. Bukan hanya teks berima tapi menjadikan kita bertanggung jawab terhadap pengetahuan yang kita punya melalui karya.” Muhammad Rizki Sy. Ali 3
LIPUTAN KHUSUS
Mengenal Literasi Digital dalam Masyarakat Reporter: Zulfah Indah Hafsari dan Nurin Nashfati Foto: Kifo Kosmik
K
ehadiran internet sebagai anak sah dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam perkembangannya dija dikan sebagai kebutuhan. Kebetuhan ini memiliki peranan sangat penting di era digital untuk digunakan oleh berbagai pihak. Di Indonesia sendiri, berdasarkan hasil survey dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2018, jumlah pengguna internet mencapai 171,2 juta orang atau 64,8% total pupulasi penduduk indonesia (Kontan. co.id). Lebih lanjut, dijelaskan bahwa jumlah ini meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan tahun 2012, saat pengguna internet di Indonesia masih 63 juta orang. Perkembangan jaringan internet di Indonesia yang telah didukung oleh infrastruktur teknologi informasi yang memadai ini menjadi babak baru dalam perkembangan komunikasi dan penyampaian informasi. Hal ini kemu-
dian memengaruhi akses pengguna internet pada media online dan tentu saja media sosial yang melahirkan cara baru bagi manusia dalam mengerjakan aktivitas-aktivitas dalam berbagai bidang yang digeluti. Saat ini, penggunaan internet dan akses media sosial berlangsung semakin masif. Selain karena kemudahan akses yang 4
ditawarkan, pemenuhan informasi dan hiburan menjadi faktor utama bagi para pengguna internet untuk mengkonsumsi media. Kondisi ini mendorong para produsen konten berita berbasis online membuat berita untuk platform di media sosial. Adaptasi dan strategi yang tepat sangat diperlukan oleh produsen berita berbasis online untuk meningkatkan kunjungan (traffic) di situs media online mereka. 5
Sejauh ini, strategi yang digunakan oleh para produsen berita berbasis online yang sering dijumpai di platform mereka adalah membuat headline yang mencolok, sensasional, dan provokatif (clickbait headline). Mereka juga menggunakan gambar visual semenarik mungkin untuk mendukung konten berita yang mereka buat. Sementara itu, artikel berita yang dimuat di dalamnya seringkali tidak sesuai den-
LIPUTAN KHUSUS gan ekspektasi atau harapan pembaca. Konten berita yang disuguhkan bisa dikatakan tidak mengandung kedalaman informasi. Kondisi lain yang juga muncul seiring dengan meningkatnya pengguna internet adalah maraknya berita bohong (hoax) yang menyebar melalui berbagai media sosial. Telah lama internet identik menjadi tempat subur bagi tumbuh dan berkembangnya berita bohong (hoax). Biasanya konten hoax mengandung isu yang tengah ramai di masyarakat, sensasional, dan memancing pengguna internet untuk turut menyebarkannya dalam media sosial masing-masing. Pada titik inilah konsep “literasi digital” muncul sebagai tuntutan sekaligus panduan untuk menempatkan diri di dalam peradaban media baru. Literasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diterjemahkan sebagai kemampuan menulis dan membaca. Kemampuan yang pada hakikatnya merupakan sarana bagi seseorang
untuk terlibat dalam aspek kehidupan yang jauh lebih luas, seperti melakukan aktivitas yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Sesuai dengan konteksnya, maka literasi sebagai ‘keaksaraan’ berkembang menjadi beragam jenis literasi, seperti literasi media, literasi informasi, dan literasi digital. Riset pada Pra-FIGUR kali ini berangkat dari konsep literasi digital dimana peserta dituntut untuk mampu membedah informasi yang terdapat di new media. Kemampuan ini sebagai bentuk tanggung jawab identitas mahasiswa Ilmu Komunikasi yang diembannya. Hal ini juga untuk menjawab tantangan zaman pada hari ini. Pra-FIGUR sendiri merupakan rangkaian dari Forum Inisiasi Gerakan Unik Radikan (FIGUR) yang diselenggarakan Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Kosmik). Riset pada Pra-FIGUR bertujuan untuk memberikan pengalaman penelitian kepada peserta dengan harapan dapat menumbuhkan kesadaran kritis terhadap lingkungan sekitarnya, da-
“
Riset pada Pra-FIGUR kali ini berangkat dari konsep literasi digital dimana peserta dituntut untuk mampu membedah informasi yang terdapat di new media.
”
6
lam hal ini lingkup Universitas Hasanuddin (Unhas). Dalam lingkup Universitas Hasanuddin terdapat masyarakat dengan berbagai macam profesi yang menunjang hadirnya proses pendidikan, seperti dosen, mahasiswa, staf akademik, satuan pengaman (Satpam), cleaning service, juru parkir, driver ojek online, pemilik kedai sekitaran kampus dan ibu rumah tangga di sekitaran kampus Unhas. Profesi yang ada di lingkup Unhas ini kemudian akan menjadi subjek dalam penelitian peserta FIGUR 2019. Hal ini bertujuan untuk melihat bagaimana respon terhadap disinformasi kepada subjek penelitian. Ini juga menjadi data penunjang untuk menjabarkan kondisi literasi digital dalam masyarakat, khususnya di lingkup Unhas. Sebelum peserta melakukan riset, mereka terlebih dahulu menerima materi dalam Pra-FIGUR. Dalam wawancara bersama Koordinator Biro Umum Kosmik Sultan Amanda Raja, ia mengungkapkan materi-materi yang disajikan diharapkan dapat menjadi pemantik untuk mengasah lebih jauh perangkat berpikir. “Semoga materi-materi yang disajikan dapat dipahami dan dimaknai dengan baik, juga dapat menjadi pemantik untuk mengasah lebih jauh perangkat ber7
pikir dalam menghadapi realitas.” Sementara itu, salah satu peserta FIGUR 2019 Fadhila Aminatul Haq Pulubuhu yang telah melakukan berbagai tahapan riset mengaku mendapatkan berbagai pengetahuan dan pengalaman baru.”Saya sangat senang dalam mengikuti riset karena jujur ini kali pertama saya turun langsung untuk meneliti sebuah isu, saya juga bisa belajar lebih banyak tentang kebenaran isu-isu yang lagi marak di indonesia”. Ia menambahkan, “Yang saya dapatkan selama riset itu mungkin lebih bijak dan lebih berpikir kritis untuk menyebarkan berita-berita yang belum jelas kebenarannya, terus juga karena ada kelompok jadi lebih ngerasain kerja tim itu gimana.” Hasil riset dari peserta FIGUR 2019 ini meliputi kegiatan mengidentifikasi dan memverifikasi validitas suatu berita melalui proses cross check topik berita. Masing-masing peserta melakukan wawancara langsung dengan narasumber (sesuai subjek penelitian) yang dituangkan dalam karya berbentuk tulisan. Karya tersebut akan dipresentasikan secara berkelompok dan dievalusi serta diapresiasi bersama dengan warga Kosmik pada hari kedua FIGUR 2019.
LAPORAN UTAMA
Bangun Kerangka Berpikir untuk Capai Kesadaran Kritis Melalui FIGUR 2019 Reporter: Lisdayanti Foto: Kifo Kosmik
F
igur dapat dimaknai sebagai sosok yang menjadi contoh dan panutan, bukan hanya dalam aspek pengetahuan tetapi juga berlandaskan pada kesadaran kritis. Untuk mencapai kesadaran kritis tersebut, Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Kosmik) Universitas Hasanuddin (Unhas) menghadirkan Forum Inisiasi Gerakan Unik dan Radikal (FIGUR) 2019 sebagai ruang belajar dalam membangun kerangka berpikir sesuai dengan keilmuan komunikasi dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi. FIGUR yang diikuti oleh 58 peserta ini berlangsung di Asrama Haji Sudiang dari 11 hingga 13 Desember 2019.
Ketua Umum Kosmik Taufik Syahrandi dalam sambutannya menjelaskan FIGUR adalah tahapan yang mengangkat konsep besar untuk membekali adik-adik mahasiswa baru mengenai kerangka berpikir yang baik disertai ilmu pengetahuan secara umum. “Kerangka berpikir ini yang nantinya akan menjadi landasan gerak-gerak keseharian yang berguna untuk mahasiswa baru dalam stigma pada dirinya untuk menjadi identitas yang mandiri, identitas yang bisa mengharapkan dirinya sendiri, bukan identitas yang selalu diarahkan oleh orang lain,� terangnya. Taufik juga menambahkan bahwa kita hanya bisa mencapai hal ideal dari fungsi pendidikan kalau kita mencapai
8
apa yang diistilahkan Freire sebagai kesadaran berpikir kritis, bukan kesadaran magis atau memandang segala sesuatu secara determinis atau secara pasrah. Kegiatan yang mengusung tema “The Closer You Look, The More You See” ini bermakna semakin dekat engkau melihat, semakin banyak yang kau pahami. Ketua Panita FIGUR 2019 Muh. Furqan al-Ihzam menjelaskan tema ini berangkat dari salah satu permasalahan yang sering terjadi di sekitar kita. “Setiap satu hal yang kita lihat, baik dalam dunia nyata ataupun dunia maya, kita begitu cepat menyimpulkan tanpa kita gali lebih dalam, sehingga akan menjadi kekeliruan dalam menerima informasi,” pungkasnya.
9
Adapun hari pertama FIGUR diawali dengan agenda Pembukaan yang berlangsung pukul 17.30 Wita. Kemudian agenda dilanjutkan dengan materi Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi oleh Dr. Muh. Akbar, M.Si. pukul 22.00 Wita. Sebelumnya, FIGUR diawali dengan rangkaian PraFIGUR dengan delapan materi yang berlangsung dari 20 hingga 27 November 2019. Dalam PraFIGUR, peserta juga diberikan tugas untuk melakukan riset di dalam lingkungan kampus, civitas akademik serta masyarakat yang berperan di dalamnya. Riset kali ini merupakan bentuk aktualisasi dalam menambah pengetahuan terkait dunia literasi digital.
OPINI Pemimpin Yang Memimpin Reporter: Marie Claire Makatita Foto: Kifo Kosmik
P
emimpin adalah seseorang yang memiliki kekuasaan dan kewibawaan untuk menggerakkan orang atau sekelompok orang agar melakukan suatu usaha demi mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk menggerakkan orang lain, seorang pemimpin perlu secara aktif memengaruhi pikiran, perasaan, serta perilaku orang tersebut. Dalam suatu organisasi, seorang pemimpin berperan penting dalam menggerakkan motivasi dan aktivitas seluruh anggota organisasi, dengan cara mencetuskan ide, berperan sebagai seorang perencana, serta senantiasa memberi semangat kepada anggotanya dalam melakukan usaha-usaha yang dapat membantu mencapai tujuan mereka.
Seorang pimpinan adalah orang yang ditunjuk dan diangkat secara resmi untuk menjadi pimpinan. Seorang pimpinan boleh jadi memiliki jiwa kepemimpinan namun tak jarang juga kita jumpai pimpinan yang tak berjiwa kepemimpinan. Jiwa kepemimpinan yang dimaksud ialah jujur, cerdas, berwibawa, kompeten, berani mengambil resiko, dan juga selalu menginspirasi orang-orang yang ia pimpin. Sering juga kita jumpai orang-orang yang bukan pimpinan namun dianggap pemimpin di lingkungannya. Namun, pada dasarnya setiap orang adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Sebagai pemimpin bagi diri sendiri, kita punya kuasa penuh atas tindakan yang kita lakukan, termasuk setiap kata yang diucapkan. Maka dari itu hendaklah kita dapat menjadi pemimpin yang memimpin dengan baik, meski untuk diri sendiri.
“
Sebagai pemimpin bagi diri sendiri, kita punya kuasa penuh atas tindakan yang kita lakukan, termasuk setiap kata yang diucapkan.
�
11
GALERI
Sambutan Ketua Umum Kosmik pada pembukaan FIGUR 2019.
Pembahasan dan penetapan Memorandum of Understanding (MoU).
Peserta berangkat ke lokasi FIGUR 2019 dari Universitas Hasanuddin.
Dr. Muh. Akbar, M.Si. membawakan materi Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi.
Peserta mendengarkan arahan sebelum berangkat ke lokasi FIGUR 2019.
Suasana FIGUR 2019 saat materi Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi berlangsung.
12