Acta Diurna FIGUR 2021 Hari Pertama

Page 1

Baruga Edisi FIGUR 12 Maret 2021

ACTA DIURNA

Laporan Utama

Mengenali Diri di Tengah Maraknya Informasi Liputan Khusus

Kenali Infodemik Covid-19 yang Dinilai Sama Bahayanya dengan Virus Covid-19 Opini

Media Sosial sebagai Medium Konstruksi Identitas Sosial


Salam Redaksi Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga Acta Diurna Edisi Forum Inisiasi Gerakan Unik dan Radikal (FIGUR) 2021 ini dapat terselesaikan dengan baik.

Pada edisi kali ini, tim redaksi menyajikan informasi mengenai Forum Inisiasi Gerakan Unik dan Radikal (FIGUR) 2021 yang mengangkat tema “Pahami Dirimu, Kenali Mediummu”. FIGUR yang berlangsung dari tanggal 12 hingga 14 Maret 2021 ini merupakan rangkaian dari sosialisasi almamater formal Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Kosmik) Universitas Hasanuddin (Unhas).

Susunan Redaksi Penanggung Jawab Ketua Umum Kosmik Reporter Zhafirah Permata Sari Latifahtul Khaerani Nurul Adha Muh. Irshanul Ichsan Editor Siti Sakinah Syamsir Fotografer KIFO Kosmik Layouter Rezky Dina

Akhir kata, segenap tim redaksi berharap Acta Diurna ini dapat memberikan pengetahuan dan informasi kepada pembaca. Kami memohon maaf apabila ada keasalahan maupun kekurangan. Semoga Acta Diurna ini terus diterbitkan dengan lebih baik untuk edisi berikutnya. Salam Biru Merah!, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 2


Opini

Media Sosial sebagai Medium Konstruksi Identitas Sosial Oleh: Zhafirah Permata Sari Foto: KIFO Kosmik Setiap individu tentu memiliki identitas diri masing-masing, namun tidak menutup kemungkinan beberapa diantaranya melakukan konstruksi identitas dengan beberapa pertimbangan dan tujuan tertentu. Identitas tersebut kemudian di representasikan ke dalam suatu kelompok, antar-individu, atau khalayak, sehingga orang-orang yang melihat bisa saja memiliki penilaian atau pandangan yang berbeda terhadap pelaku konstruksi identitas tersebut. Di dunia nyata, seseorang cenderung sulit untuk dapat konsisten dalam merepresentasikan identitasnya. Dengan kata lain, kecil kemungkinan untuk bisa secara konstan hanya menunjukkan sisi baiknya mengingat seseorang tidak selamanya bisa mengendalikan diri di dunia nyata. Sedangkan di media sosial justru sebaliknya, persoalan identitas menjadi suatu hal yang dapat dirancang dan bersifat dinamis, seseorang dapat dengan mudah mengkonstruk identitasnya serta menyaring hal-hal yang ingin ditampilkan di akunnya. Ketika seseorang menyaring unggahan konten yang ingin dimasukkan ke akun media sosialnya, secara tidak langsung orang tersebut telah melakukan manajemen kesan, yakni bagaimana seseorang mempresentasikan diri dari penampilan dan pemeliharaan identitas sosial untuk membangun suatu kesan tertentu yang cenderung dapat diarahkan atau dikendalikan. Media sosial merupakan media yang sangat luas, dapat dijangkau siapapun namun terbatas oleh koneksi, ruang dan waktu. Dalam pengertian ini, media sosial dapat digunakan sebagai medium untuk membentuk identitas diri di ranah sosial. Sebijaknya, kita perlu memahami identitas diri agar lebih mudah mengenali medium yang sesuai dengan

3

diri kita. Ajakan ini kemudian dituangkan ke dalam tema kegiatan Figur 2021 yaitu “Pahami Dirimu, Kenali Mediummu”. Tema ini telah direalisasikan sebelumnya pada kegiatan Pra-FIGUR 2021 yang berusaha mengangkat isu-isu berkaitan dengan diri dan medium dalam bentuk karya tulisan. Berbicara mengenai medium, setiap individu dapat memilih karakter atau citra yang ingin dibentuk di mediumnya. Biasanya, orang-orang hanya ingin menunjukkan satu sisi tertentu dalam dirinya yang dipilih untuk ditampilkan ke publik. Namun di media sosial yang relatif terbatas, kebanyakan orang ingin membentuk identitas diri melalui citra yang baik. Sebagai upaya untuk merepresentasikan diri dalam bentuk citra yang baik, pelaku konstruk identitas perlu memodifikasi media sosialnya sebaik mungkin. Seperti contohnya, menggunakan platform Instagram, citra yang baik dapat dibentuk melalui unggahan postingan yang positif dan edukatif dengan menargetkan khalayak tertentu serta dilakukan secara berkala namun konsisten. Hal tersebut kemudian menjadi penunjang dari pembentukan identitas diri yang baik di media sosial. Namun tidak dapat dipungkiri, situasi tersebut bisa saja berdampak ketika pelaku konstruk identitas bertemu teman media sosialnya di kehidupan nyata, kemungkinan terjadinya perubahan penilaian karena terdapat perbedaan penampilan, cara berkomunikasi serta cara berpikir antara representasi di media sosial dan di dunia nyata. Oleh karenanya, alangkah baiknya jika kita mengkonstruksi identitas diri di media sosial sesuai dengan realitas yang sebenarnya.


Instagram merupakan salah satu wadah pengungkapan identitas diri dalam realitas sosial.

4


Voxpop

Bagaimana anda menyikapi ledakan informasi yang terjadi di era new media saat ini? Maike Lusiana Tarukallo Peserta FIGUR 2021 Di era new media saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa informasi yang ada sangat banyak. Saking banyaknya, informasi yang benar maupun tidak benar saling bercampur aduk. Untuk itu, menyikapi ledakan informasi di era new media ini, saya berusaha untuk menyaring informasi apa saja yang menurut saya penting dan saya butuhkan, namun dengan tetap memastikan keakuratan informasi yang saya terima melalui sumber-sumber yang kredibel dan terpecaya.

Taufik Syahrandi Steering Committe FIGUR 2021 Bagaimana saya menyikapi ledakan informasi, jadi memang kita sekarang berada dalam situasi obesitas informasi dimana perputaran informasi saat ini sangat tidak terkendali yang mengharuskan kita untuk lebih bijak dalam mengelola dan menyerap informasi yang kita terima. Jadi, masalah kita bukan lagi pada bagaimana memperoleh informasi tapi bagaimana kita memfilterisasi informasi yang layak kita konsumsi. Nah, upaya-upaya yang dapat kita lakukan seperti lebih skeptis, tumbuhkan budaya berpikir kritis, dan lebih radikal dalam mencari informasi.

Ahlaqul Karim Panitia FIGUR 2021 Menurut saya sebelum ada kata menyikapi perlu ada edukasi tentang hal tersebut, contohnya kita harus memahami apa itu nilai-nilai berita. Sekarang kita mendapatkan informasi bukan hanya dari lembaga pers tetapi sekarang kita bisa mendapatkan informasi dari berbagai individu. Kalau untuk saya cara menyikapinya kita harus bijak mengambil nilai-nilai positifnya serta memahami dan memilah lebih dalam kalau berita itu menarik untuk kita. Karena disetiap informasi pasti ada positif dan negatifnya.

5


Laporan Utama

Pembacaan MoU oleh Steering Committe FIGUR 2021.

Mengenali Diri di Tengah Maraknya Informasi Oleh: Latifahtul Khaerani Foto: KIFO Kosmik

menjadi anggota suatu perkumpulan, suku, kelompok umur, dan sebagainya. Pada hari Jumat (11/3/2021), Korps Sedangkan kata “menginisiasi” dapat Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Kosmik) berarti meresmikan. Sesuai pengertian dari kembali menghadirkan FIGUR sebagai salah satu kata yang menjadi akronimnya, salah satu dari tiga tahap rangkaian FIGUR memang dihadirkan sebagai forum sosialisasi almamater di Departemen Ilmu untuk menginisiasi para mahasiswa baru Komunikasi. FIGUR merupakan akronim agar menjadi bagian dari organisasi Kosmik. dari Forum Inisiasi Gerakan Unik dan Radikal. Kata “inisisasi” sendiri menurut “FIGUR menjadi bagian dari proses KBBI dapat diartikan sebagai upacara atau pendidikan yang ada di Kosmik, proses ujian yang harus dijalani orang yang akan kaderisasi atau yang biasanya kita kenal

6


dengan sosialisasi almamater.” Tutur Muhaimin Syadzali Thahiri DJ selaku Ketua Panitia FIGUR 2021, Rifqi Ketua Umum Kosmik Periode 2020/2021 Laimoardy Ruswie menuturkan, “FIGUR diharapkan dapat menjadi ruang Ibarat masuk di sebuah rumah, belajar bagi mahasiswa baru sekaligus FIGUR sebagai salah satu gerbang bagi pemantik agar tumbuh kesadaran mahasiswa baru agar bisa masuk ke dalam kritis dan lahir figur baru dalam rumah tersebut. Melalui gerbang tersebut, organisasi Kosmik. Selain itu, FIGUR juga terlebih dahulu diberikan sebuah arahan, diharapkan menjadi wadah transformasi ilmu, pemahaman tentang nilai dan nilai bagi warga Kosmik itu sendiri.” pengetahuan untuk membentuk kerangka berpikir yang kemudian digunakan Pelaksanaan FIGUR tahun ini cukup sebagai ‘petunjuk hidup’ dan bekal berbeda dengan pelaksanaan FIGUR kala beradaptasi di dalam rumah baru. tahun-tahun sebelumnya. Hadirnya Diharapkan pula FIGUR mampu menjadi Pandemi Covid-19 yang sudah setahun landasan bagi mahasiswa baru sebagai mewabah di Indonesia membuat kita harus bakal penerus tongkat kepemimpinan menyesuaikan situasi dengan melakukan dan roda organisasi dalam menjaga aktivitas apapun secara daring sebagai eksistensi Kosmik di masa mendatang. upaya dalam mematuhi himbauan terkait

7


protokol kesehatan. “Meski dilaksanakan secara daring, diharapkan tidak mengurangi makna dan esensi dari FIGUR itu sendiri” tutur Dr. Sudirman Karnay, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi. Sebab pandemi, kini aktivitas di dunia maya menjadi lebih dominan daripada di dunia nyata sehingga membuat aktivitas sosialisasi jadi terbatas. Kita akhirnya lebih intens menggunakan gawai dan tanpa sadar mengonsumsi banyak sekali informasi setiap harinya. Selain sebagai platform untuk mengonsumsi informasi, media sosial juga dapat dijadikan sebagai wadah untuk mengekspresikan diri. Maka dari itu, guna mengetahui media apa yang sebaiknya dipilih, penting bagi kita untuk memahami diri kita terlebih dahulu; mengetahui karakter kita yang sebenarnya, opini apa yang akan kita sampaikan dan bagaimana kita mengemas opini tersebut sebagai bentuk pengekspresian diri kita. Ketika kita sudah paham akan diri sendiri, selanjutnya kita juga perlu memahami medium yang akan digunakan. Apakah medium tersebut sudah sesuai dengan diri, bentuk kreatifitas, ataupun karya yang ingin kita tuangkan. Hal inilah yang menjadi latar belakang diusungnya tema FIGUR tahun ini, yakni “Pahami Dirimu, Kenali Mediummu”. Dengan tema tersebut pula, sebelumnya telah dilaksanakan tahap Pra-FIGUR yang memuat materi dan riset.

baik yang ada di dunia nyata maupun di dunia virtual menjadi cerminan bagi kita. Semoga harapan tersebut bisa kita implementasikan dengan maksimal” tutur Irfan Ashar Pratama selaku Koordinator Steering Committe FIGUR dilaksanakan selama 3 hari, mulai dari tanggal 12 hingga 14 Maret 2021. Hari pertama merupakan acara pembukaan yang diisi oleh sambutan dari Rifqi Laimoardy Ruswie selaku ketua panitia FIGUR 2021, dilanjutkan sambutan oleh Irfan Ashar Pratama selaku Koordinator Steering Committe, lalu Ketua Umum Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi Muhaimin Syadzali Thahiri DJ, dan terakhir oleh Dr. Sudirman Karnay, M.Si selaku Kepala Departemen Ilmu Komunikasi yang sekaligus membuka acara seremonial FIGUR. Setelah acara pembukaan, selanjutnya pembacaan Memorandum of Understanding (MoU) yang dibacakan oleh Taufik Syahrandi selaku Steering Committe. MoU secara garis besar memuat mengenai aturan yang berlaku selama pelaksanaan FIGUR 2021 yang disepakati secara bersama dengan para peserta.

Acara terakhir yakni berupa materi yang disampaikan oleh Dr. Muh. Iqbal Sultan, M.Si tentang Kepemimpinan “Tema yang diangkat selalu sebagai Pilar Dasar dalam Berorganisasi. berlandaskan pada pembacaan kondisi ”Figur itu sendiri adalah proses bahwa hari ini masing-masing dari kita dimana ada yang memberi dan menerima. adalah orang yang memiliki kebebasan serta hak penuh atas medium yang Selama proses itu berlangsung, selama itu kita miliki. Konsep Procumer (Producer pula proses pendidikan akan terus berjalan. dan Consumer) diharapkan dapat Selamat berproses untuk mahasiswa diimplementasikan dalam kehidupan baru 2020 maupun untuk warga secara sehari-hari. Seluruh aktivitas kita keseluruhan”, tutup Muhaimin Syahdzali.

8


Pembukaan FIGUR 2021 oleh MC.

9


Liputan Khusus

Kenali Infodemik Covid-19 yang Dinilai Sama Bahayanya dengan Virus Covid-19 Oleh: Nurul Adha Foto: KIFO Kosmik

Sekumpulan orang dengan media sosialnya. Pandemi Covid-19 secara nyata telah mengubah pola interaksi dan perilaku manusia di sebagian besar wilayah di dunia. Berbicara mengenai Covid-19 tidak hanya menyangkut persoalan medis, namun sudah menjadi persoalan yang multidimensi termasuk menyentuh bahasan komunikasi. Selain tantangan dalam upaya memutus penyebaran virus Covid-19, hambatan lain yang juga dihadapi masyarakat adalah dengan munculnya infodemik Covid-19. Infodemik ini mengarah pada informasi berlebih akan sebuah masalah sehingga kemunculannya dapat mengganggu usaha pencarian solusi terhadap masalah tersebut.

sekarang diperlukan langkah-langkah mendesak yang harus diambil untuk mengatasi infodemik Covid-19. Sebuah kekhawatiran terkait banyaknya informasi yang membingungkan mengenai pandemi ini di tengah-tengah publik tentang siapa dan sumber informasi apa yang harus dipercaya. Pada hari Selasa (14/4/2020) di New York, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Gutteres juga menegaskan hal serupa, yakni menghimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap kabar bohong dan informasi keliru yang diedarkan melalui media sosial dengan tujuan menebarkan rasa takut dan kepanikan.

Sayangnya, diketahui bahwa sebagian Direktur Jenderal Organisasi pihak berusaha menimbulkan ketakutan Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, dan kepanikan dengan rumor yang belum

10


diverifikasi, klaim yang berlebihan dan kabar bohong (hoaks) mengenai virus Covid-19. Kabar bohong tersebut menjalar efektif melalui media sosial dan kerap mengarahkan publik pada tindakan yang justru bisa membahayakan kesehatan, apalagi mengingat media sosial yang kini memegang peranan penting dalam menyebarkan informasi yang disampaikan kepada publik. Menyaksikan respons yang diberikan oleh masyarakat, para pelaku penyebar hoaks menganggap situasi tersebut sebagai kesempatan untuk mengambil keuntungan dari rasa ingin tahu masyarakat bertujuan untuk menurunkan kepercayaan publik terhadap institusi pemerintah. Adanya keterbelahan dalam politik memperparah situasi yang ada. Disadari bahwa arus informasi dan pesan saat ini sudah tidak bersifat tunggal atau linier, publik tidak hanya mendapatkan informasi dari media mainstream dan otoritas resmi, melainkan pula dari media sosial. Perubahan yang sangat mendasar dari cara publik mengkonsumsi informasi melalui media (media habit). Meski sebenarnya kemudahan akses terhadap media sosial membawa dampak positif, namun di saat yang bersamaan terbuka peluang disusupi hoaks. Minimnya informasi dari otoritas resmi ditengarai menjadi sebab menjamurnya kabar bohong di masyarakat. Pernyataan tersebut dibuktikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), pertanggal 18 April 2020, telah dikonfirmasi sebanyak 554 jumlah hoaks terkait wabah Covid-19 yang tersebar di 1.209 platform. Di antaranya terdiri dari 681 di Facebook, 4 di Instagram, 204 di Twitter, dan 4 di Youtube.

sumber informasi, serta kesimpangsiuran informasi terpercaya yang dikeluarkan oleh lembaga resmi pemerintah pada awalawal pandemi. “Di Indonesia, kondisi ini berkelindan dengan masifnya penggunaan media sosial (171 juta), lemahnya literasi digital (peringkat 56 dari 63 negara), dan kesimpangsiuran pernyataan mengenai Covid-19 dari lembaga resmi negara. Selain itu, adanya pembelahan politik turut memperparah situasi ini untuk terus mendiskreditkan atau mendelegitimasi pemerintah yang sah dalam penanganan konflik. Karena, sasaran dari fenomena ini adalah turunnya kepercayaan publik pada institusi resmi pemerintah serta media massa arus utama,” ujar Rektor Unhan Laksamana Madya Amarulla Octavian “Langkah yang perlu dilakukan adalah melakukan pola komunikasi yang terpusat, transparan, akuntabel, serta berbasis data untuk meredam kesimpangsiuran dan kecemasan publik. Pihak-pihak terkait juga perlu melakuan identifikasi dan klasifikasi bentukbentuk disinformasi berkaitan dengan Covid-19 untuk kemudian melakukan kontranarasi secara terstruktur, cepat, dan efisien melalui medium yang tepat.” tutup Rektor yang akrab disapa Nuning.

Selain itu, perlunya untuk membantah atau mendeteksi hoaks secara mandiri adalah dengan melakukan beberapa upaya diantaranya; (1) memeriksa sumber informasi yang diperoleh, (2) jangan hanya membaca judul, (3) cari tahu siapa penulisnya, (4) periksa tanggalnya untuk mendeteksi apakah peristiwa yang dituliskan merupakan kejadian Infodemik kian tumbuh subur terkini atau kejadian lalu yang diungkit, karena lemahnya literasi digital, (5) periksa bukti-bukti pendukung, serta terutama di media sosial, kepanikan dan (6) berkonsultasi dengan organisasi ketidaktahuan publik dalam memilih pemeriksa fakta yang dapat dipercaya.

11


Galeri Foto

Melantunkan mars Kosmik menjadi salah satu rangkaian pembukaan FIGUR 2021.

Pembacaan MoU oleh Steering Committe FIGUR 2021.

Sambutan oleh Koordinator Steering Committe FIGUR 2021 yang dilakukan secara daring.

Sambutan oleh Ketua Panitia FIGUR 2021.

Pemberian plakat oleh Ketua Umum Kosmik kepada Pemateri.

Panitia FIGUR 2021 sedang fokus mengarahkan jalannya acara.

12


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.