ACTA
diurna Edisi Obscura 2019
LAPORAN UTAMA
Kosmik Kenalkan Dunia Kampus dan Organisasi Melalui Obscura
LIPUTAN KHUSUS
Era Digitalisasi: Tantangan Baru Bagi Mahasiswa
OPINI
Membaca Realitas Kampus sebagai Bentuk Refleksi Mahasiswa
Susunan Redaksi
Salam Redaksi Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Penanggung Jawab Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Kosmik) Reporter Marva Syarif Maulana Gobel Lisdayanti Salsabila Qurrata A’yun Nadya Dwi Chairunisa Zulfah Indah Hafsari M. Alfan Asmari Editor Shalfira Madani Fotografer Kifo Kosmik Layouter Ilvi Nurul Izzah
1
Salam biru merah. Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Acta Diurna edisi Obscura 2019 ini dapat terselesaikan. Dalam edisi kali ini, tim redaksi menyajikan informasi mengenai kegiatan Orientasi Bersama Calon Unik dan Radikal (Obscura) 2019. Obscura merupakan tahapan awal sosialisasi almamater formal di Kosmik. Orientasi ini merupakan pengenalan mengenai nilai-nilai dasar kemahasiswaan dan ruang geraknya, yakni organisasi. Akhir kata, segenap tim redaksi berharap Acta Diurna ini dapat memberikan pengetahuan dan informasi kepada pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan maupun kekurangan. Semoga Acta Diurna dapat terus diterbitkan dengan lebih baik untuk edisi berikutnya. Terima kasih. Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Era Digitalisasi: Tantangan Baru Bagi Mahasiswa
Liputan Khusus
Oleh : Salsabila Qurrata A’yu dan Nadya Dwi Chairunisa foto : Kifo Kosmik
Mahasiswa ilmu komunikasi sedang bermain gawai
Di era modern sekarang ini, teknologi menjadi hal yang sudah tidak bisa lagi dipisahkan dari manusia. Kebutuhan manusia untuk dapat berinteraksi secara virtual, mengunggah dan mencari informasi merupakan beberapa alasan utamanya. Era revolusi industri 4.0 telah memanjakan kita dengan berbagai hal yang serba instan dan tentunya turut menimbulkan fenomena terhadap kehidupan personal maupun sosial seseorang. Seiring berjalannya waktu, fenomena-fenomena tersebut meluas, menyebar, bahkan sampai mempengaruhi perilaku seseoarang. Prof. Schwab selaku pencetus konsep revolusi industri 4.0 menjelaskan, revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental. Tak ayal, lahirlah masyarakat digital, sebab teknologi digital memiliki andil yang penting dalam memeriahkan era serba cepat ini. Di sinilah mahasiswa dengan predikat sebagai agent of change, diharapkan dapat turut berpartisipasi dalam perkembangan dunia yang serba ada, cepat, dan praktis ini. Seperti yang dikatakan oleh
Muh. Salim Anhar, salah satu mahasiswa Ilmu Komunikasi Unhas 2019, mengenai tantangan yang dihadapi mahasiswa baru dalam industri 4.0. “Tantangannya itu harus lebih update terhadap informasi-informasi baru, harus lebih skeptis, berintegrasi, dan berprinsip,� ujarnya. Ia menambahkan bahwa sebagai mahasiswa, tanggung jawab yang diemban tentunya juga lebih besar dibandingkan saat ia masih menjadi siswa biasa. Selain dalam hal tanggung jawab, mahasiswa turut memiliki peran untuk lebih kritis dan peka terhadap jalur lalu lintas informasi. Di zaman yang serba cepat ini, informasi dapat beredar dengan begitu ganas dan bahkan keganasannya sering kali tidak berbobot. Maka dari itu, peran mahasiswa sangat dibutuhkan dan penting keberadaannya. Bukan hanya sebagai status belaka, namun lebih dalamnya lagi untuk menjadi pawang dan gawang informasi, serta menjadi sosok perubahan untuk dunia yang lebih baik.
2
Laporan Utama
Kosmik Kenalkan Dunia Kampus dan Organisasi Melalui Obscura
Suasana di dalam kelas saat menyimak materi
Oleh : Marva Syarif Maulana Gobel dan Lisdayanti
Makassar,
Baruga - Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Kosmik) kembali mengadakan Orientasi Bersama Calon Unik dan Radikal (Obscura) yang bertempat di kelas 107 FIS IV Universitas Hasanuddin (Unhas) pada Minggu, (22/09/2019). Obscura merupakan tahap pertama dari rangkaian tahapan sosialisasi almamater formal yang diselenggarakan oleh Kosmik. “Obscura dimaksudkan untuk membekali teman-teman (Mahasiswa
3
baru 2019) menyoal identitas kemahasiswaan dan ruang geraknya, yaitu organisasi,” tutur Sultan Amanda Raja selaku koordinator Biro Umum Kosmik. Sultan menambahkan Obscura hadir sebagai ruang silaturahmi antara mahasiswa baru 2019 dan warga Kosmik secara keseluruhan, serta untuk membangun kedekatan emosional. Kegiatan ini berlangsung dengan diskusi mengenai pengenalan dan pemahaman seputar dunia kampus dan keilmuan komunikasi. Beberapa materi yang menjadi pembahasan yaitu “Mengapa Komunikasi Disebut sebagai Ilmu” oleh
Pemaparan materi pertama oleh Muhammad Ihlasul Amal mengenai keilmuan
Muhammad Ihlasul Amal, “Mengenal Lebih Dekat Dengan Mahasiswa” oleh Huda Furqana, dan “Organisasi, Wadah Belajar Mahasiswa” oleh Prabowo Arya Pradana. Fasilitator dan peserta berdiskusi secara interaktif agar mampu terbuka dan memberikan pandangannya terkait pergerakan mahasiswa ilmu komunikasi dalam proses pengawalan isu di masyarakat, karakteristik mahasiswa yang ideal, serta pemahaman mereka mengenai Kosmik baik secara kultural maupun secara struktural. “Organisasi itu penting, karena di dalamnya kita diberikan ruang serta diajarkan untuk berpikir kritis dan idealis, sehingga banyak ilmu yang bisa didapatkan, ketimbang ketika kita hanya duduk di bangku kelas,” ungkap Muhammad Faishal Irvansyah, mahasiswa Ilmu Komunikasi 2019 mengenai pentingnya berorganisasi. Ia melanjutkan dalam organisasi, khususnya Kosmik mereka mendapat pengalaman baru mengenai apa saja tentang perkuliahan dan merasa nyaman ketika bertukar pikiran dengan warga Kosmik yang lain.
Taufik Syahrandi, Ketua Umum Kosmik mengatakan bahwa Obscura diharapkan bisa menjadi gerbang bagi mahasiswa baru dalam mengenal identitasnya sebagai mahasiswa. “Kedepannya, yang ingin kita bentuk kepada adik-adik adalah gerakan yang berlandaskan pada identitas dan tanggung jawab sebagai mahasiswa”, ujarnya. Taufik berpesan agar mahasiswa baru dapat berproses dengan baik, karena proses belajar manusia berlangsung secara bertahap, tidak langsung memberikan hal yang terlalu jauh. Sebagaimana dalam Kosmik, proses adalah titik yang sangat ditekankan, nikmati prosesnya dan selamat belajar.
4
Opini
Membaca Realitas Kampus sebagai Bentuk Refleksi Mahasiswa Oleh : Zulfah Indah Hafsari
Status sebagai mahasiswa menempati posisi yang istimewa, sebab mereka berada pada lapisan masyarakat terdidik karena sedang menikmati dan mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Berada di posisi ini, kemampuan berpikir tingkat tinggi yang merupakan salah satu ciri utama dari seorang mahasiswa, harus diasah supaya ia dapat lebih jeli dalam melihat berbagai permasalahan besar yang terjadi di Indonesia dan juga bisa menawarkan solusi kritis terhadap permasalahan tersebut. Masalahnya, tradisi baru dari sistem pendidikan yang diterapkan di kampus-kampus kita hari ini, memisahkan begitu jauh antara mahasiswa dan realitas kehidupan. Mahasiswa harus terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar di ruang kelas demi mencapai kompetensi sesuai bidang keilmuannya. Kita menyadari dan bersepakat bahwa belajar merupakan sesuatu hal yang sangat penting, bisa menguasai suatu kompetensi dalam proses belajar menandakan suatu keberhasilan. Namun yang jarang kita sadari adalah semakin kompleks kompetensi yang dipelajari semakin jauh jarak antara kita dengan kehidupan. Kita tidak akan fasih membaca realitas kampus hari ini apabila kita hanya terpaku pada buku-buku teks perkuliahan. Berapa banyak pun jurnal nasional maupun internasional yang kita pahami, tidak secara otomatis membuat kita peduli pada berbagai
5
problematika baik dalam skala nasional maupun internasional yang nyata terjadi di era globalisasi ini. Waktu kita habis hanya untuk duduk manis di dalam kelas, mendengarkan dosen menjelaskan berbagai teori tanpa memberi waktu yang cukup untuk mengimplementasikannya pada kehidupan. Sementara pikiran dan tenaga kita dibuat terkuras untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah agar nilai Indeks PrestasiMahasiswa (IPK) tetap aman. Yang perlu kita sadari, kehidupan kampus tidak sesempit ruang kelas atau laboratorium praktik. Jika kita sebagai mahasiswa hanya berkutat dalam ruang-ruang ini, kita tidak akan mampu mendiagnosa kondisi kampus hari ini. Lebih luas lagi, kita tidak akan bisa menjalankan peran kita sebagai bagian dari masyarakat. Untuk tetap bisa menumbuhkan dan mememelihara logika dan nalar kritis, serta mengembangkan empati dan kepekaan sosial yang kita miliki sebagai mahasiswa, bergabung dalam lembaga kemahasiswaan perlu menjadi pertimbangan. Lembaga mahasiswa merupakan wadah bagi mahasiswa dalam mengaktualisasikan intelektual, bakat, dan kegemaran ke dalam suatu kegiatan yang membawa dampak positif, baik bagi lingkungan kampus maupun masyarakat secara luas (feb.ui.ac.id). Tradisi intelektual yang hidup dalam lembaga kemahasiswaan membantu mahasiswa melihat hal lain yang berbeda dengan yang sehari-hari mereka lihat dan alami. Suatu kesempatan yang jarang didapatkan di ruang kelas.
Voxpop
Mengapa memilih jurusan ilmu komunikasi? Oleh : Alfan Asmari
“Karena banyak hal yang bisa dipelajari di Ilmu Komunikasi, dan Ilmu Komunikasi mungkin ilmu yang tidak bakalan mati karena sampai nanti kita kembali padaNya kita tetap berkomunikasi dengan Dia”.
-Muhammad Ihlasul Amal (2015)
“Karena di Ilmu Komunikasi kita bisa belajar banyak hal terutama mengasah kecerdasan berbicara di depan umum. Serta dapat belajar banyak hal tentang Ilmu Jurnalistik, dimana menjadi seorang jurnalis adalah cita-cita saya” -Nurul Hidayah (2016)
“Karena cita-cita saya bekerja di TV, jadi saya memilih Ilmu Komunikasi”. -Fara Madani Almizan (2018)
“Karena Ilmu Komunikasi dibutuhkan di segala bidang, dan banyak saran bahwa saya cocok jadi Public Relation (PR)”.
-Risa Safri Cahaya Putri (2019)
“Karena pemikiran saya, Ilmu Komunikasi luas prospek kerjanya, istilah lainnya bisa masuk dimana-mana karena luas jangkauannya”. -Devri Alexandro Fily Rumate (2019)
6
galeri
Sambutan oleh Koordinator Biro Umum, Sultan Amanda Raja.
Peserta mencatat materi yang diberikan.
Peserta melakukan diskusi kelompok.
Materi pertama mengenai keilmuan dibawakan oleh Muhammad Ihlasul Amal.
Peserta menikmati makan siang bersama.
Peserta mengajukan pertanyaan kepada pemateri.
Keseruan peserta saat menyimak materi.
Peserta memerhatikan materi dengan seksama.
Penyerahan plakat Ketua Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi Periode 2019/2020.