Figur Day 2

Page 1

GALERI

ACTA DIURNA Edisi FIGUR

BARUGA

28 Oktober 2017

LAPORAN UTAMA LIPUTAN KHUSUS OPINI Paradigma Di Era Digital Pengetahuan Untuk Generasi Z dan TantaMengatasi Masalah ngan Teknologi Komunikasi Suasana Senam Pagi Hari Ke Dua Figur

Suasana Makan Bersama Peserta Figur

Materi “Mengapa Kita Salah” dibawakan oleh Judy Rahardjo

Suasana forum Figur Hari Ke Dua di BRI Corporate University, Makassar

Irwan idris membawakan materi “Aku dan Media Hari Ini”

Peserta melakukan simulasi di forum Figur 2017


Vox Pop Susunan Redaksi Penanggung Jawab Kosmik Reporter Muh.Renaldi Pratama Laksmi Nurul Suci Amalia Fildzahadhani Ummi Kartika Rastina Oktaviana Editor Taufik Syahrandi Fotografer Kifo Kosmik Layouter Yustika Waqiyah

Salam Redaksi

Bagaimana cara menahan kantuk?

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Segala puji dan syukur kami haturkan atas nikmat serta karunia yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa. Pada edisi kali ini, kami selaku Tim Redaksi penyusun Acta Diurna menyajikan informasi mengenai kegiatan Forum Inisisasi Gerakan Unik dan Radikal (FIGUR) 2017 yang mengangkat tema “Knowledge For Praxis�. FIGUR merupakan bagian dari rangkaian Sosialisasi Almamater, Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Hasanuddin yang memberikan pelajaran mengenai nilai-nilai kritis dan inisiatif dalam hidup keseharian. Tahun ini FIGUR berlangsung pada tanggal 27-29 Oktober 2017. Terima kasih kami haturkan untuk Kosmik yang telah menyediakan kami wadah untuk belajar, khususnya belajar dalam kepenulisan agar kami lebih peka terhadap informasi dan melatih kreatifitas serta keuletan dalam pembuatan Acta Diurna. Akhir kata, semoga Acta Diurna ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Cara menahan kantuk dengan membawa Nescafe, duduk dengan teman yang akrab tapi so far, tidak pernah merasa kantuk karena sejauh ini materinya masih fun. Annisa Nur Agafanthy (2017)

Cara menahan kantuk selain fokus dengan materi yang dibawakan dan saya pun memakan permen. Margaretha M.Massolo (2014)

Cara menahan kantuk dengan mengajak ngobrol teman-teman sambil menikmati secangkir kopi hagat. Dirga Lutfhi Sipa (2016)

Salam Biru Merah

Cara menahan kantuk tadi malam pake Treshcare dan minyak kayu putih tapi masih kurang efektif karna ini juga ada AC nya jadi enak untuk tidur. Muh.Diaz Antama (2017)

Cara menahan kantuk dengan menulis, kalau memang lagi menerangkan dicari kurangnya atau yang tidak jelas untuk dijadikan bahan pertanyaan. Muh. Daffa Ath Naufal (2017)

1 | Acta Diurna Edisi Figur 2017

Acta Diurna Edisi Figur 2017 | 6


Opini

Laporan Utama Liputan Khusus

Generasi Z dan TantanganTeknologi Komunikasi

Source : Google

M

ungkin beberapa dari kita sering mendengar istilah Generasi X, Y, Z dan sebagainya. Penamaan pada beberapa generasi yang telah ada dan sebelumnya bermula dari Generation Theory yang telah membagi beberapa generasi berdasarkan tahun serta karakteristiknya. Contohnya saja Generasi X (kelahiran 1966-1976) yang dipandang sebagai generasi mandiri, cerdas dan kreatif. Berbeda dari generasi-generasi sebelumnya, Generasi Z menjadi topik yang paling sering dibicarakan beberapa tahun terakhir ini. Dikutip dari laman Tirto.id, Generasi Z adalah mereka yang lahir rentang tahun 1995-2010. Berbagai artikel dan penelitian membahas mengenai Generasi Z yang dianggap sebagai generasi masa depan.

Dikatakan sebagai generasi masa depan karena kedekatan mereka dengan era globalisasi yang di mana pada saat waktu rentang kelahiran mereka, telah terjadi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan sangat pesat. Dapat dilihat dengan penggunaan teknologi digital dan media sosial yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari generasi ini.

yak

kelompok

anak-anak.

Hal serupa juga dikemukakan oleh salah satu pemateri FIGUR 2017, yakni Irwan Idris yang beranggapan bahwa kita sebagai mahasiswa ilmu komunikasi, tidak akan bisa lepas dengan media sosial. Oleh sebab itu, sudah sepatutnya kita meningkatkan ketelitian kita terhadap setiap informasi untuk mencegah dampak hoax” Sudah menjadi tugas kita bersama untuk saling mengingatkan agar lebih hati-hati dan bijak memanfaatkan perkembangan teknologi dan edukasi dini tak kalah penting yang harus dilakukan agar kita semua dapat membentengi diri dari segala dampak buruk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Mengakses berita secara online dalam hitungan detik mungkin menjadi salah satu buktinya. Jika generasi-generasi sebelumnya mengakses berita hanya melalui koran dan televisi dibandingkan dengan era Generasi Z sirkulasi informasi dapat diperoleh dengan cepat. Tetapi muncul masalah baru, apakah informasi yang didapatkan akurat? Bisa disimpulkan bahwa, perkembangan teknologi inMengenai keakuratan infor- formasi dan komunikasi yang masi di generasi sekarang, semakin pesat dan luas menjahoax menjadi tantangannya. di kemudahan di dalam berakHoax dapat berakibat pada tivitas, tapi dilain sisi dampak pelemahan karakter. Jika di- perkembangan teknologi inhubungkan dengan Generasi formasi dan komunikasi menZ yang sangat dekat dengan jadi boomerang tersendiri bagi perkembangan teknologi, masyarakat dunia khususnya maka bisa dikatakan Gener- Generasi Z jika tidak memanasi Z sangat rentan terpen- faatkan kecanggihan teknologaruh dengan berita hoax gi informasi dan komunikajika tidak difilter secara baik, si secara baik. (Baruga-RP) apalagi pada golongan Generasi Z masih terdapat ban-

5 | Acta Diurna Edisi Figur 2017

Paradigma Di Era Digital

K

orps Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Hasanuddin mengadakan Forum Inisiasi Gerakan Unik dan Radikal, FIGUR dengan mengangkat tema “Knowledge for Praxis”. Menurut Irfan Ashar Pratama, selaku Ketua Panitia Figur 2017, “Knowledge for Praxis adalah hasil pembacaan terhadap situasi yang terjadi. Adapun yang menjadi tantangannya adalah bagaimana efektifnya para peserta bisa terpantik dengan materi-materi yang dibagikan.” Menurutnya, FIGUR adalah wadah belajar untuk warga Kosmik secara umum dan mahasiswa baru secara khusus. Rangkaian kegiatan FIGUR kembali dilanjutkan hari ini dengan materi “Mengapa Kita Salah” oleh Judy Ra-

hardjo. Mereka juga dibekali pemahaman mengenai agen perubahan untuk mengidentifikasi pengenalan terhadap situasi, kebutuhan masyarakat, kapasitas diri dan kerjasama tim. Setelah itu, dilanjutkan materi kedua “Aku dan Media Hari Ini” oleh Irwan Idris. Peserta diberikan pemahaman mengenai perkembangan media serta perbedaan traditional media dan new media. Kemudian peserta dibagi ke dalam beberapa tim untuk menyusun berita sesuai dengan tema yang ditentukan. Adapun tema yang diberikan antara lain, Figur Hari Ini, Pembangunan Sarana dan Fasilitas Kantin BRI Corporate University, dan lain sebagainya. Hasil dari materi Aku dan Media Hari Ini akan dimuat ke dalam situs resmi kosmik.org.

“Saya merasa senang mengikuti Figur kali ini karena kami peserta diberikan kesempatan untuk belajar menulis berita yang diapresiasi dengan mengunggah berita tersebut di kosmik.org. Menurut saya kegiatan ini sangat bermanfaat dan tidak sia-sia.” Terang, Ipa Chadijah salah satu peserta Figur 2017. Menurut Irwan, simulasi ini bertujuan untuk melatih peserta bagaimana belajar berparadigma digital. Setelah Ishoma, peserta kembali berkumpul pada pukul 13.00 Wita untuk menerima materi berikutnya yang berjudul “Mengenal dan Membaca Zaman” yang dibawakan oleh Syamsuddin Azis. (Baruga-LN/AF)

Acta Diurna Edisi Figur 2017 | 2


Liputan Khusus Liputan Khusus

Pengetahuan Untuk Mengatasi Masalah

J

angan takut salah, karena kesalahan pertama menambah pengetahuan untuk mencari jalan benar pada langkah yang kedua (Buya Hamka). Kadang kala, kita merasa gagal karena berada pada situasi penyesalan atas suatu tindakan atau ucapan. Setelah itu kita akan berharap hal itu tidak terjadi lagi. Namun, waktu tidak dapat diulang kembali, sehingga hal paling baik untuk dilakukan hanyalah memperbaiki kesalahan yang telah terlanjur terjadi dan berusaha tidak mengulanginya lagi. Kesalahan bukan berarti kalah, namun jika kesalahan itu terus terulang, kita harus sadar bahwa ada se-

suatu yang harus diperbaiki. Baik dari diri sendiri, maupun lingkungan sekitar kita. Kegagalan berawal dari kesalahan, maka kesalahan itulah yang harus kita perbaiki hingga menjadi suatu solusi. Karena, tidak ada orang yang suka berbuat kesalahan, apalagi jika kesalahan itu kembali terjadi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menghindari kesalahan. Salah satunya adalah intropeksi diri, bersikap hati-hati, dan berpikir kedepan. Dalam menghadapi atau memutuskan sesuatu, harus disertai sikap-sikap tersebut agar semua berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Kosmik) sa-

3 | Acta Diurna Edisi Figur 2017

dar akan pentingnya hal tersebut. Oleh karena itu, pelaksanaan Forum Inisiasi Gerakan Unik dan Radikal (FIGUR) di hari kedua pada tanggal 28 Oktober 2017 bertempat di BRI Corporate University dirangkaikan dengan materi “Mengapa Kita Salah?� oleh Judy Rahardjo. Beliau memberikan penjelasan dengan cara yang sangat asik. Salah satunya yaitu dengan membagi kelompok dan memberikan sebuah komik kepada masing-masing kelompok untuk dipahami, kemudian diidentifikasi “Banyak main, santai, tapi serius�, ujarnya. Komik yang menceritakan tentang ikan yang hidup di air dan monyet yang hidup di darat yang bersahabat.

Terjadi perbedaan yang membatasi mereka, mereka ingin selalu bersama, namun mereka tidak dapat memaksakan keadaan. Kemudian, perwakilan masing-masing kelompok menjelaskan pesan dan inti dari komik tersebut. Berdasarkan penjelasan dari masing-masing kelompok, nilai dan pesan yang dapat diambil dari komik tersebut adalah memahami bahwa kita tidak dapat memaksakan sesuatu di luar kendali kita, tetapi harus mampu memahami situasi, kapasitas, dan selalu bekerjasama. Permainan selanjutnya, sepuluh relewan naik ke depan untuk ditutup matanya dan sepuluh relawan lagi untuk membantu menutup mata yang lain. Dalam permainan

ini, Judy mengarahkan peserta dengan instruksinya. Kemudian, peserta kembali dan memberikan pernyataan tentang apa pesan yang ada di permainan tersebut. Pesan yang ada di permainan tersebut adalah dalam suatu interaksi sosial, kita harus mampu mengetahui kebutuhan kita, karena terkadang sesuatu yang kita inginkan tidak sesuai dengan kenyataan. Selain itu pada materi ini, dibagikan pula kuesioner yang digunakan untuk membuat peserta lebih paham tentang tanggapan dan pandangan dasar terhadap orang lain.

dengan bantuan alat peraga pohon untuk memberikan contoh tentang materi yang disampaikannya. Permainan terakhir peserta diminta untuk menuliskan masalah dalam lima kata di kertas berwarna, kemudian masalah yang ditulis dideskripsikan di kertas plano yang dibagi menjadi dua untuk menjelaskan sebab dan akibat di setiap kertas. Materi ini pun berakhir materi dengan pemberian plakat oleh Irfan Ashar Pratama selaku ketua FIGUR 2017. (Baruga-RO/UK)

Kemudian, para peserta diajak untuk berdiskusi dan para peserta mengutarakan hasil diskusinya. Lalu, Judi melakukan simulasi

Acta Diurna Edisi Figur 2017 | 4


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.