GOTHER Dari Kita untuk Semua
Liputan Khusus Sepi Pengunjung Asa Berlanjut
Opini Pengelolaan Pasar yang Kian Memprihatinkan
Laporan Utama Perubahan Pasar Niaga Daya Jelang Ramadan
Salam Redaksi
Ketika kita tidak lagi mampu mengubah situasi, kita ditantang untuk mengubah diri kita sendiri. – Victor Frankl
Assalamualaikum Wr.Wb Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita beribu nikmat, nikmat kesehatan dan nikmat kesempatan untuk dapat menyelesaikan proses pembuatan Majalah Gother ini. Nama Gother ini sendiri merupakan kependekan dari kata “We Grow Together” yang artinya kita tumbuh bersama. Melalui Timelines kali ini kami berharap momen ini dapat menjadi awalan kami untuk tumbuh lebih baik mengenal dunia jurnalistik. Terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pengerjaan dan pembuatan majalah ini. Khususnya kepada teman-teman reporter. Dengan tagline “Dari Kita, untuk Semua” kami ingin menyatakan bahwa segala proses dalam pembuatan majalah ini adalah hasil yang telah diperoleh bersama dan kita persembahkan untuk semua orang yang membacanya. Harapan atas adanya majalah ini semoga dapat bermanfaat bagi sesama.
2
Penanggung Jawab: Amalia Fildzah Adhani Pimpinan Redaksi: Agus Rafiul Reporter: Agus Rafiul Khaeril Amri M. Alfan Asmari Nurin Nasfati Indra Irawan Shalfira Ramadani Fotografer: M. Alfan Asmari Editor: Nurin Nashfati Layouter: Khaeril Amri
3
Melalui grand issue yang dibahas dalam majalah ini mengenai perubahan yang terjadi di pasar khususnya perekonomian saat di bulan Ramadan, diharapkan teman-teman pembaca menjadi lebih tahu apa saja yang terjadi di pasar saat bulan Ramadan. Adapun proses berjalannya peliputan diawali dengan rapat redaksi untuk menentukan laporan utama serta rubrik-rubrik lain yang akan diangkat di dalam Majalah Gother. Kemudian kita turun ke lokasi yang telah diberikan untuk kelompok kami, yakni Pasar Induk Daya. Di sana kami membagi tim ke beberapa kelompok untuk mencari data-data yang dibutuhkan.
12 14 16 18 20 22 24 26
4
Editorial Table of Content Liputan Utama “Perubahan Pasar Niaga Daya Jelang Ramadan” Ramadan Mubarak Opini “Pengelolaan Pasar yang Kian Memprihatinkan” Liputan Khusus “Sepi Pengunjung, Asa Berlanjut” Foto Artikel “Amalan-Amalan Bulan Ramadan”
Contents
Beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan Ramadan. Bulan Ramadan adalah salah satu momen yang paling ditunggu oleh seluruh umat muslim di dunia. Ketika memasuki bulan Ramadan, banyak hal yang akan mengalami perubahan. Contoh yang paling dekat adalah adanya perubahan yang terjadi di pasar. Perubahan ini bisa saja berupa kenaikan harga, jumlah barang yang ada di pasar dan masih banyak lagi.
Salam Redaksi
Table of
Editorial
03 04 05 06 09 10
Tips & Trik “Menjaga Kesehatan di Bulan Ramadan” Lifestyle “Tampil Memukau di Bulan Suci Ramadan” Resensi Buku “Puya ke Puya” “Lontara Rindu” Resensi Film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” Galeri Foto
5
Laporan Utama
Laporan Utama
Perubahan Pasar Niaga Daya Jelang Ramadan oleh: Nurin Nasfhati Foto Oleh: M. Alfan Asmari
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perubahan adalah hal atau keadaan yang berubah, mengalami peralihan atau pertukaran. Jadi bisa kita definisikan bahwa perubahan adalah peralihan keadaan yang sebelumnya. Tak seorang pun di dunia ini yang dapat terhindar dari perubahan. Baik perubahan secara langsung, fisik, usia, zaman, hingga perkara terkecil pun ikut berevolusi mengikuti perubahan waktu. Di sisi lain, kebutuhan manusia juga semakin berkembang. Pasar pun hadir sebagai solusi tempat mencari kebutuhan. Manusia kemudian berusaha mencari kebutuhannya di dalam pasar demi melangsungkan hidupnya. Banyaknya kebutuhan meningkatkan jumlah konsumsi manusia, sehingga barang dan jasa yang tersedia tak dapat memenuhi keseluruhan aspek. Hal ini akhirnya menimbulkan kelangkaan dan merubah perekonomian di dalam pasar. Pasar Niaga Daya adalah salah satu pasar yang berada di jalan Parumpa, Daya, Biring Kanaya, Kota Makassar. Pasar yang telah berdiri sejak 1999 dan dibawahi oleh PT. Kalla Inti Karsa (KIK) ini menyediakan berbagai jenis kebutuhan yang dapat memenuhi seluruh elemen segmentasi pasar. Mulai dari sembako, kebutuhan pokok, buah-buahan, baju grosir, hingga foodcourt pun disediakan di tempat ini. Hal ini yang menyebabkan Pasar Niaga Daya masih eksis di kalangan masyarakat. Setiap tahunnya, perubahan dari aktivitas-
6
aktivitas menjelang Ramadan terjadi di dalam proses perekonomian Pasar Niaga Daya, sehingga hal ini mempengaruhi elemenelemen yang ada di dalamnya dan menjadi hal yang disadari secara bersama bahwa beberapa aspek memang mengalami perubahan ketika bulan Ramadan itu akan datang. Seorang penjual sayur mayur bernama Syariah (55 tahun) menyampaikan tanggapannya mengenai aktivitas pasar yang berubah menjelang Ramadan. Wanita yang sejak kecil telah menjual sayur mayur ini mengatakan bahwa dia merasakan perubahan atmosfer pasar ketika Ramadan semakin dekat. “Pasti beda lah. Kalau Ramadan, banyak orang yang memborong barang. Jadi kita (penjual) yang awalnya beli bawang cuma satu kilogram, sekarang beli lima kilogram untuk persiapan belanja orang-orang,” ungkapnya ketika ditemui di kios jualannya pada Sabtu (4/5/19). Selain itu, kenaikan harga juga merupakan hal yang berubah menjelang Ramadan. Syariah menuturkan bahwa sayur seperti kentang dan wortel mengalami kenaikan yang cukup tinggi. “Biasanya sampai tiga ribu rupiah naiknya,” jawabnya. Hal itu menurutnya terjadi sebab begitu banyak orang yang membutuhkan sayur jualannya, sedangkan stok persediaan sayur dari distributor langganannya kurang atau terbatas. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk menaikkan harga.
Segarnya buah-buahan yang dijual di Pasar Niaga Daya (4/5).
Syariah menambahkan, “Ini setiap tahun sudah terjadi. Biasanya ada pembeli yang bertanya kenapa harganya jadi mahal, tapi karena sudah dijelaskan, pasti mereka akan mengerti. Kita juga penjual bingung mau bilang apa. Cuma bisa pandai-pandai kelola modal, karena penjual juga takut rugi.” Sama halnya yang dirasakan oleh Nadya (18 tahun), seorang penjual buah-buahan di Pasar Niaga Daya. Dia juga merasakan kenaikan harga pada dagangannya menjelang Ramadan. Ditemui di hari yang sama saat sedang menjaga kios sang kakak, ia menuturkan, “Semua buah naik drastis. Mulai buah naga, apel, sampai melon juga naik. Di hari biasa, buah naga itu 12 ribu rupiah per kilogram, tapi ketika menjelang Ramadan jadi 25 ribu rupiah per kilogram.” Hal itu kembali dipengaruhi oleh faktor konsumsi masyarakat yang semakin meningkat menjelang Ramadan, sedangkan persediaan barang dari penyedia tidaklah mencukupi. “Kami ambil buah itu kalau bukan dari gudang buah, juga dari orang-orang langganan kami
di daerah. Nah, disitu mereka kekurangan barang. Jadi, harganya pun mereka naikkan. Kami jadi terpaksa naikkan juga,” ujarnya. Lain halnya dengan Hajriah (35 tahun), seorang pedagang baju grosir yang merasakan perubahan yang berbeda. Menurutnya, dalam penjualan pakaian grosir, perubahan dalam peningkatan omzet sangatlah signifikan. “Kios-kios grosir di sini itu ramai nya pas menjelang Ramadan. Biasanya omzet per hari itu kalau di hari biasa cuma sampai satu juta, tapi kalau menjelang Ramadan hingga lebaran itu bisa tembus delapan sampai sepuluh juta per hari,” ungkapnya. Kenaikan harga juga tetap dialami oleh Hajriah. Faktor yang mempengaruhi ialah harga ongkos kirim yang naik ketika menjelang Ramadan. Namun ia tak tahu penyebab mengapa ongkos kirim itu naik di waktu seperti itu. “Saya pesan baju ini semua dari luar, seperti Kalimantan, dan hal ini sudah terjadi setiap tahunnya. Tapi ya itu, ada untung dan ruginya. Kalau untung, satu baju itu bisa dinaikkan sampai 20 ribu rupiah sehingga omzet pun naik. tapi
7
Laporan Utama ruginya, kalau kita pilih pengiriman jangka waktu lama, itu akan lama tiba dan biasanya pembeli sering mengeluh,” jawabnya. Di sisi lain, para pembeli juga mengakui bahwa perubahan-perubahan di pasar juga terjadi menjelang Ramadan, seperti yang diungkapkan oleh Salma dan Hamrayati, mahasiswi Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I) yang sedang berbelanja bahan makanan untuk persiapan Ramadan di Pasar Niaga Daya ini. Ditanya soal harga yang naik menjelang Ramadan, Salma menanggapi. “Pasti lah naik. Menurut saya, itu hal yang wajar. Mau tak mau kita sebagai pembeli harus beli karena ini kebutuhan kita. Tapi untung orangtua di kampung mengertimengerti saja, mereka biasa beri jajan yang lebih kalau bulan Ramadan.” Hamrayati menambahkan, bisa saja faktor kenaikan harga itu juga sebenarnya hanya akal-akalan dari penjual untuk meraup untung lebih banyak. “Kita tidak tahu kan, harga sebenarnya itu bagaimana. Tapi mau diapa, kebutuhan itu harus dipenuhi. Kita terpaksa harus tetap membeli,” ujar Hamrayati. Selain itu, keduanya juga berpendapat bahwa penjual di pasar ini bertambah dan menjadi semakin bervariasi ketika menjelang Ramadan. Banyak penjual baru yang masuk dan menjual takjil ataupun persiapan lain yang dibutuhkan menjelang Ramadan sehingga pengunjung yang datang pun semakin bertambah.
Buah-buahan yang dijual di kanal Pasar Niaga Daya (4/5).
8
9
Opini
Opini
Pengelolaan Pasar yang Kian Memprihatinkan oleh: Shalfira Ramadani Foto Oleh: M. Alfan Asmari
Pasar adalah salah satu tempat transaksi antara penjual dan pembeli. Dalam Ilmu Ekonomi, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pasar juga memiliki sekurang-kurangnya tiga fungsi utama, yaitu fungsi distribusi, fungsi pembentukan harga, dan fungsi promosi. Jenisjenis pasar dapat kita bedakan menurut beberapa kategori, yakni menurut fisiknya, menurut barang yang diperjual belikan dan menurut bentuknya.
Sebagai tempat untuk bertransaksi, pasar seharusnya menjadi tempat yang nyaman baik bagi penjual maupun pembeli. Namun ternyata kondisi pasar yang kurang bersih membuat proses jual beli menjadi terganggu. Pasar Grosir Daya Makassar (Pagodam) yang berada dalam lingkungan Pasar Niaga Daya merupakan salah satu contoh pasar yang kebersihannya masih memprihatinkan. Dari pintu masuk pasar, aroma yang kurang sedap sudah tercium akibat sampah yang berserakan di mana-mana.
Lingkungan pasar yang tercemar di kanal Pasar Niaga Daya (4/5).
Hal ini dirasakan oleh salah satu pengunjung yang bernama Irdam. “Hal itu sangat menganggu dan membuat pengunjung pasar merasa tidak nyaman,� ujarnya.
Sampah yang tidak diperhatikan, di kanal Pasar Niaga Daya (4/5).
10
Seharusnya hal seperti kebersihan pasar ini dapat ditindak lanjuti oleh pihak yang berwenang, serta adanya kesadaran dari masing-masing individu yang berada di lingkungan tersebut. Drs. H. A. Hasir, salah satu anggota DPRD Kota yang ada
di daerah Pagodam mengatakan bahwa pihak pemerintahan sangat berperan penting dalam menindak lanjuti perihal kebersihan tersebut. Dari peristiwa di atas, seharusnya kita lebih peduli terhadap lingkungan sekitar terutama perihal kebersihan. Karena pasar adalah tempat publik sehingga kebersihan adalah tanggung jawab bersama, baik bagi masyarakat sekitar maupun pemerintah.
11
Liputan Khusus
Liputan Khusus
Sepi Pengunjung, Asa Berlanjut oleh: Agus Rafiul Foto Oleh: M. alfan Asmari
Pasar Induk Daya atau Pasar Niaga Daya merupakan pasar yang beralamat di Jalan Parumpa, Daya bagian timur Kota Makassar. Pasar ini terbagi atas dua jenis pasar, yakni pasar tradisional dan Pasar Grosir Daya Modern Makassar (Pagodam). Khusus untuk Pagodam, pasar ini baru didirikan pada tahun 2012 oleh sebuah perusahaan swasta, yaitu Pagodam Management. Awalnya, pasar grosir ini sangat ramai dikunjungi pembeli. Beberapa tahun berselang, pasar ini kemudian tampak sepi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pedagang yang mulai menutup kiosnya. Mulanya, pasar ini menjual berbagai macam barang, namun sekarang yang bertahan hanyalah pedagang kain dan baju. Tetap ada hal yang menarik meskipun Pagodam telah sepi pengunjung. Adalah Nursyamsi Raihani. Wanita yang kerap disapa Nur ini adalah seorang penjual yang telah berdagang di pasar grosir selama satu tahun lebih. Meski jualannya sepi peminat, ia tetap tidak ingin meninggalkan kiosnya. “Jangankan hari ini saja, setiap hari di sini memang sepi. Tapi saya tidak ada keinginan untuk pindah karena sudah nyaman. Harga sewa kios juga murah. Saya juga masih memiliki penghasilan dari kain saya ini melalui online shop,” ujar Nur. Menurut Nur, kalaupun ada pembeli yang datang di kios, mereka biasanya adalah langganan.
12
Hal serupa dikatakan oleh Ade Nani yang merupakan pemilik kios Malika Scarf. Menurutnya, dia tidak terpengaruh dengan jumlah pembeli yang semakin sedikit datang ke kios. “Kalau rezeki sudah ada yang atur dan tidak akan tertukar,” ungkap Ade Nani. Ia menambahkan bahwa untuk bertahan, para pedagang yang ada di Pagodam memang harus memanfaatkan segala kemajuan teknologi seperti online shop yang menjadi andalan para pedagang yang masih bertahan di sana. Sepinya Pagodam menurut warga setempat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya ialah para warga setempat yang cenderung memilih berbelanja di pasar tradisional, sebab harga barang yang dapat ditawar dan orang lebih bebas memilih barang. Kondisi Pagodam yang kurang terekspos juga membuat orang jarang berkunjung ke tempat ini. Seperti yang diungkapkan oleh Wahyuningsih, seorang penjual baju di Pagodam. “Pasar tradisional di sini sudah jelas lebih ramai dibanding Pagodam. Sebab, selain di pasar tradisional harga barang murah, daerah di sekitar pasar induk ini juga sangatlah sepi penduduk sehingga orang yang beli juga semakin sedikit,” keluhnya.
Sepinya Pagodam di siang hari (4/5).
Oleh karena itu, Wahyuningsih berharap pemerintah dan pihak pengelola dapat segera mengatasi masalah kurangnya pengunjung yang datang di Pagodam. “Bagaimana mau banyak pembeli, orang yang tinggal disini saja sedikit. Yang ada hanya gedung-gedung yang terus dibangun. Harapan kedepannya pihak pengelola ataupun pemerintah dapat membangun lingkungan yang layak untuk dihuni di dekat sini. Supaya banyak orang tinggal dan banyak juga pembeli yang berdatangan,” ungkap Wahyuni.
Di sisi lain, seorang pembeli bernama Hajra yang merupakan warga sekitar juga memberikan tanggapannya. Menurutnya, pasar tradisional daya dari sananya memang sudah ramai dan hal ini menjadi daya tarik sendiri bagi pembeli yang hendak ingin membeli barang ketimbang di Pagodam yang sepi. “Karena ramai jadi orang lain juga enak singgah dan tahu kalau disini itu ada pasar. Beda halnya dengan Pagodam yang sepi. Orang-orang yang baru datang ke sini cenderung tidak tahu soal keberadaan Pagodam itu sendiri,” ungkap Hajra.
13
Penjual Beras yang sedang menunggu pelanggan di Pasar Induk Daya (4/5). Foto Oleh: M. Alfan Asmari
14
15
Artikel
Artikel
Amalan-amalan di Bulan Ramadan oleh: Indra Irawan Bulan Ramadan merupakan bulan penuh berkah bagi seluruh umat muslim yang ada di dunia. Pada bulan ini kita dianjurkan untuk berbuat baik kepada sesama dan menyebarkan kebajikan. Bulan Ramadan yang hanya berlangsung satu tahun sekali merupakan waktu yang kadang kala membawa kita pada suatu keadaan, dimana kita lalai dengan amalanamalan di bulan tersebut. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama mengingatnya kembali. 1. Puasa Amalan yang pertama dan paling utama di bulan Ramadan adalah melaksanakan puasa yang merupakan rukun Islam yang keempat. Perlu kita ingat bahwa, puasa setiap orang berbeda nilai dan pahalanya di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, mari kita berpuasa bukan sekedar untuk melepaskan kewajiban, tapi kita melaksanakannya dengan penuh keimanan dan mengharap balasan Allah SWT. Kita merasa senang dengan puasa dan bukan merasa terbebani. Kita melaksanakan kewajiban dan sunnahsunnahnya serta meninggalkan larangan dan hal-hal yang mengurangi nilainya, sehingga kita menjadi bagian dari sabda Rasulullah SAW, “Amalan setiap anak Adam dilipat gandakan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman : ‘Kecuali puasa, ia adalah untuk-Ku. Aku yang membalasnya (tanpa batasan tadi). Ia (orang yang berpuasa) meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku“. (HR. Muslim) 2. Salat Malam (Tarawih) Salat malam adalah salat sunnah yang sangat besar pahalanya baik dikerjakan di bulan Ramadan
16
ataupun di luar bulan Ramadan. Namun salat malam di bulan Ramadan yang kita kenal dengan salat Tarawih memiliki keutamaan lebih dari selain bulan Ramadan. Maka hendaklah kita berlomba-lomba untuk melakukannya. Suasana Ramadan dan balasan pahala yang besar memberikan kita semangat yang lebih untuk melaksanakannya. Dan semoga apa yang kita lakukan di bulan Ramadan menjadi latihan bagi kita untuk membiasakan diri setelah Ramadan berlalu. Salah satu pahala yang besar dari salat tarawih adalah diampuni dosa yang telah lalu sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW, “Barangsiapa yang salat malam di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, diampuni dosanya yang telah lalu“. (Muttafaqun ‘alaih). 3. Membaca dan Tadabur Al-Quran Al-Quran adalah kitab petunjuk. Dan agar kita bisa mengambil petunjuk darinya, maka kita harus memahami arti dan maknanya. Membaca Al Quran adalah amalan yang luar besar nilainya. Tapi mentadaburi dan memahami maknanya, kemudian mengambil petunjuk hidup darinya, itulah tujuan Al-Quran diturunkan. Oleh karena itu, mari kita jadikan bulan Ramadan bulan membaca dan mentadaburi Al-Quran. 4. Sedekah Amalan ibadah bulan Ramadan tidak hanya berhubungan langsung dengan Allah SWT, tapi juga terdapat amalan yang memberikan efek kebaikan langsung kepada orang lain. Salah satunya adalah sedekah. Memperbanyak sedekah di bulan Ramadan telah dicontohkan oleh
Rasulullah SAW. sebagaimana dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra., “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dermawan dari hembusan angin (yakni sangat mudah mengeluarkan sedekah).” (HR. Bukhari). Sedekah di bulan Ramadan dapat kita lakukan dengan mengeluarkan sedekah memberi makanan berbuka untuk orang-orang yang berpuasa. Kita mendapatkan pahala sedekah sekaligus pahala memberi makan orang berbuka puasa. 5. Itikaf Itikaf dilakukan dengan menetap di masjid selama waktu yang telah ditentukan dan tidak keluar dari masjid kecuali untuk memenuhi kebutuhan yang darurat. Itikaf merupakan kebiasaan dan keteladanan Rasulullah SAW. di bulan Ramadan. Sebagaimana yang disebutkan oleh Abu Hurairah ra., “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf selama sepuluh hari setiap bulan Ramadan, dan beri’tikaf selama dua puluh hari pada tahun beliau wafat”. (HR. Bukhari)
yang kasih
istimewa yang diberikan karena sayang-Nya kepada hamba-Nya.
Allah SWT. berfirman tentangnya (yang artinya), “Malam Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadar : 3). Rasulullah SAW. Menghidupkan malam Lailatulkadar dan menganjurkan umatnya untuk menghidupkannya. Oleh karena itu, mari kita berlomba-lomba untuk menghidupkan malam Lailatulkadar dengan memperbanyak amalan-amalan ibadah padanya. 7. Umrah di Bulan Ramadan Setiap muslim selalu menginginkan untuk pergi ke Masjidil Haram, tawaf mengelilingi kakbah dan salat bersama jutaan muslim dari penjuru dunia. Namun umrah di bulan Ramadan memiliki pahala yang lebih tinggi. Rasulullah SAW. bersabda, “Umrah di bulan Ramadan (pahalanya) menyerupai haji.” (HR. Tirmidzi)
6. Menghidupkan Malam Lailatulkadar Malam
Lailatulkadar
adalah
malam
“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.”[HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/385).
17
Artikel
Artikel
Menjaga Kesehatan di Bulan Ramadan
Makan Makanan Berserat Perbanyaklah makan sayur dan buah saat berbuka atau sahur. Selain mengurangi kekeringan tubuh (karena kandungan air dalam makanan berserat cukup tinggi), tubuh juga dapat menahan rasa lapar lebih lama dengan makanan berserat.
oleh: Indra Irawan Saat Berbuka Memulai Makan dengan Rasa Manis
Saat berbuka, awali dengan makanan atau minuman manis, seperti kurma atau teh manis, atau minuman manis lainnya. Demikian juga Rasulullah telah memerintahkan untuk berbuka puasa dengan kurma. Jika tak memiliki kurma, maka hendaklah dengan air. Dari Anas bin Malik, dia bercerita: “Nabi, biasa berbuka dengan beberapa buah ruthab (kurma segar) sebelum mengerjakan shalat. Jika beliau tidak mendapatkan ruthab, maka beliau berbuka dengan beberapa buah tamr (kurma masak yang sudah lama dipetik). Dan jika tidak mendapatkan tamr, maka beliau meminum air�.
Hindari Minum Air Dingin Sudah disebut di atas, apabila tak ada kurma, minumlah air putih. Pada saat puasa, tubuh mengalami kekeringan atau dehidrasi. Sehingga apabila dibasahi dengan air, maka akan sangat bermanfaat memberi kesegaran bagi tubuh. Sebaiknya hindari untuk langsung minum air dingin atau air es karena akan menyebabkan perut kembung.
Hindari Tidur Setelah Makan Sahur Kebanyakan orang sering tidur setelah makan sahur. Salah satu faktor yang menjadi penyebabnya karena makan sahur saat tengah malam atau jauh dari terbit fajar.
Menyegerakan Berbuka Menyegerakan berbuka merupakan Sunnah Rasulullah, dan akan mendatangkan kebaikan. Dari Sahl bin Sa’ad bahwa Rasulullah telah bersabda: “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan
Hindari Sikap Bermalas-malasan Bermalas-malasan tidak dianjurkan dalam Islam, apalagi di bulan Ramadhan. Tetaplah aktif melakukan kegiatan seharihari, termasuk amalan-amalan yang mendatangkan pahala serta olah raga ringan.
M AN RAMAD
Gaya Hidup
Gaya Hidup
Tampil Memukau di Bulan Suci Ramadan oleh: Shalfira Madani Foto Oleh: M. Alfan Asmari
Tak terasa Bulan Suci Ramadan sudah di depan mata. Bagaimanakah persiapan kalian sejauh ini? tentunya harus sudah dipersiapkan dengan matang, karena bulan Ramadan selalu menjadi momen spesial untuk kalian dan keluarga. Kehadiran bulan Ramadan menjadi berkah untuk semua orang, tak terkecuali bagi Nur yang merupakan salah satu pegiat bisnis pakaian di Pasar Grosir Daya Modern Makassar (Pagodam). Beliau mengungkapkan, kenaikan jumlah peminat baju muslim mendekati hari H puasa semakin terasa. “Dari semua jenis, model yang satu ini yang paling laku,” ucap Nur. Model baju yang dimaksud ialah baju gamis beserta khimar dengan warna yang lembut dengan kisaran harga Rp.600.000 hingga Rp.700.000 per satuannya. Banyak pilihan gaya yang bisa kalian temukan dan kami telah mengutip beberapa di antaranya. Adapun tren fashion muslim yang bisa kalian jadikan inspirasi di hari lebaran nanti agar penampilan kalian semakin mempesona, yaitu :
1.Model Gamis Syar’I Kasual Gamis kasual masih menjadi tren baju muslim yang paling banyak peminatnya. Gamis kasual dapat kamu padu padankan dengan berbagai koleksi sneakers dan juga slingbag untuk mempercantik penampilanmu. 2.Model Gamis Syar’I Formal Model yang satu ini tidak kalah peminatnya. Kalian bisa memilih warna-warna lembut atau pastel untuk tampilan yang lebih menarik. Itulah tren baju muslim yang bisa kalian jadikan pilihan untuk berpenampilan menarik dan anggun di hari yang suci. Jangan khawatir, tampil cantik juga tidak selalu harus menggunakan baju yang baru. Baju yang lama pun juga tetap bisa kalian gunakan lalu kemudian dipadukan dengan hijab yang senada, riasan wajah tipis serta aksesoris tambahan sesuai karaktermu untuk tampilan yang tidak kalah cantik.
“Hari raya itu bukan bagi orang yang memakai pakaian baru, Akan tetapi hari raya bagi mereka yang takut terhadap hari pembalasan.” -Umar bin Abdul Aziz
20
Salah satu barang jualan di Pagodam (4/5).
21
Resensi Buku
Resensi Buku
Jalan Seorang Pemuda Menuju Pendewasaan Diri
Bertualang Mengejar Rindu oleh: M. Alfan Asmari
oleh: M. Alfan Asmari
Judul: Puya ke Puya Penulis: Faisal Oddang Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia Tahun terbit: 2015 Ketebalan: 218 halaman
Judul : Lontara Rindu Penulis : S. Gegge Mappangewa Penerbit : Harian Republika Tahun terbit : 2012 Ketebalan : 343 halaman
Sumber: Google
Sumber: Google
Novel Puya ke Puya karya dari Faisal Oddang ini merupakan pemenang keempat Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tahun 2015. Novel ini berlatarkan sebuah daerah dengan budaya yang menarik perhatian yaitu Toraja. Istilah Rambu Solok yang dekat dengan Toraja ini, dikenal sebagai ritual mengantarkan arwah ke puya atau tempat kehidupan abadi menurut kepercayaan masyarakat setempat. Allu Ralla adalah seorang mahasiswa jurusan Sastra di sebuah kampus di Makassar. Ayahnya bernama Rante Ralla yang merupakan Ketua Adat Kampung Kete’ di Toraja. Ketika ayahnya meninggal, Allu selaku ahli waris terus didesak pulang dari Makassar untuk melaksanakan Rambu Solok. Dalam kebudayaan Toraja, seorang ketua adat harus diupacarakan besar-besaran, dipotongkan puluhan kerbau dan ratusan ekor babi demi derajat. Konflik bermula ketika Allu menolak mengadakan Rambu Solok dan menyarankan agar ayahnya dimakamkan di Makassar. Bagi Allu, kebudayaan adalah produk manusia, dan relevansi dengan zaman sangatlah penting. Jika sudah tidak relevan, tidak perlu dipertahankan. Rencana itu ditentang keluarga besar karena akan mencoreng nama baik keluarga. Muncul konflik lain yaitu desakan perusahaan
22
tambang yang hendak membeli tanah warisan milik Rante Ralla, karena dianggap menghalangi akses menuju lokasi tambang. Selain berusaha mengumpulkan uang untuk membiayai pemakaman ayahnya, Allu juga ditabrakkan dengan permintaan Malena sang cinta pertama untuk dinikahi. Dalam kebudayaan Toraja upacara pernikahan tidak baik dilaksanakan jika ada upacara pemakaman yang belum dilaksanakan. Kemudian Allu diam-diam menjual tanah warisan kepada pihak tambang. Dan untuk tambahan, Allu juga mencuri dan kemudian menjual mayat bayi di Pohon Tarra. Kekayaan yang dimiliki novel ini adalah teknik berpindahnya sudut pandang. Setiap tokoh dalam novel ini, baik Allu Ralla, Rante Ralla sebagai mayat, Tina Ralla sebagai istri Rante Ralla, atau Maria Ralla mayat bayi adik Allu Ralla. Penulis tidak hanya menggunakan sudut orang pertama lewat karakter yang masih hidup tapi juga yang telah meninggal.
Novel Lontara Rindu merupakan salah satu novel yang mendapatkan penghargaan terbaik pertama Lomba Novel Republika tahun 2012. Dari judul novel ini sudah dapat dilihat unsur lokalitas yang kental dalam penulisannya. Di Bagian Prolog Penulis S. Gegge Mappangewa menjelaskan bahwa lontara adalah huruf tradisional masyarakat Bugis, atau Makassar, atau bisa juga berarti kitab. Diawal cerita Penulis lebih mengarah ke pengenalan budaya lokal, yang berlatar di Desa Cenrana, Panca Lautang, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Sebuah desa terpencil yang belum tersentuh listrik PLN dan jauh dari kecamatan, dengan guru yang digambarkan sebagai guru-guru yang seadanya. Bahkan diawal juga diceritakan tentang leluhur Sidrap. Kemudian Penulis menceritakan sebagaimana judul novel ini yaitu tentang rindu. Menceritakan rindu seorang anak yang bernama Vito pada ayahnya dan saudara kembarannya bernama Vino. Ayah Vito pergi dengan membawa Vino meninggalkan keluarganya karena perbedaan keyakinan yang ditentang oleh Kakek Vito.
cerita Vito bersama teman-temannya dengan bimbingan Pak Amin, guru SMP mereka. Pemilihan kata pengganti yang digunakan membuatnya terkesan lebih natural, seperti penggunaan kata “pukul” dalam dialog Mama Vito diganti menjadi kata “smash.” Sehingga membuat cerita yang seharusnya bernada sedih ini diiringi dengan suasana yang lucu karena kata pengganti yang khas. Novel ini menggunakan alur maju tapi beberapa kali menggunakan alur mundur untuk memperkuat sebab akibat yang diangkat. Dan juga kekentalan adat istiadat yang disisipkan dengan alur mundur dapat diceritakan dengan lebih nyata. Novel ini merupakan bacaan yang ringan dengan penggambaran situasi dari penulis yang jelas dan baik. Dan dari novel ini sendiri banyak hal yang dapat diteladani dari para tokoh. Suasana lucu yang digambarkan sangat natural dengan istilah khas anak-anak, membuat pembaca dapat tersenyum bahkan tertawa karna ulah para tokoh. Banyak bagian cerita novel yang tidak terdugaduga, sehingga membuat pembaca penasaran dengan kelanjutan ceritanya.
Vito tinggal bersama ibu dan kakeknya. Rindu yang membuncah membuat Vito harus mencari ayahnya di Perrinyameng, Amparita belasan kilometer dari kampungnya. Dan banyak juga
23
Resensi Film
Resensi Film
Pendidikan untuk Anak Jalanan oleh: Khaeril Amri
Sumber: Google
Detail Film Judul Film : Alangkah Lucunya Negeri Ini Produksi : Citra Sinema Rilis : 2010 Durasi : 105 Menit Produser : Zairin Zain Penulis scenario : Musfar Yasin Sutradara : Deddy Mizwar Pemain : Reza Rahadian, Deddy Mizwar, Slamet Rahardjo,Jaja Mihardja, Tio Pakusadewo, Asrul Dahlan, Ratu Tika Bravani, Rina Hasyim, Sakurta Ginting, Sonia, Teuku Edwin.
Sebuah film komedi karya sutradara ternama Deddy Mizwar yang berjudul “Alangkah Lucunya Negeri Ini� mencoba mengangkat cerita tentang kehidupan anak jalanan yang ada di Indonesia, khususnya di Jakarta. Dengan membawa tema pendidikan, film ini mempunyai alur cerita tentang bagaimana seorang Muluk (Reza Rahardian) dan kawan-kawannya berusaha mengubah para pencopet cilik untuk tidak lagi mencopet dan beralih untuk usaha yang halal dengan cara berdagang. Selain itu, komedi yang muncul dari celetukan para bocah pencopet dari film ini memang menggambarkan kenyataan kehidupan anak jalanan yang ada di negeri ini. Cerita bermula saat Muluk (Reza Rahadian) yang
24
sejak lulus S1, selama hampir 2 tahun belum mendapatkan pekerjaan. Walaupun demikian, Muluk tak menyerah begitu saja. Pertemuan yang tak disengaja dengan pencopet bernama Komet tak disangka membuka peluang pekerjaan bagi Muluk. Melalui perkenalan itu, Komet mengajak Muluk untuk melihat markas besar yang menjadi tempat tinggal Komet bersama teman-temannya selama ini. Saat datang ke markas tersebut, Muluk dikejutkan oleh keadaan yang sangat memprihatinkan dari markas yang ditunjukkan Komet yakni berupa rumah tua yang sebenarnya tak layak huni. Muluk berpikir dan melihat peluang yang ia tawarkan kepada Jarot (Tio Pakusadewo). Muluk berusaha
Sumber: Google
Sumber: Google meyakinkan Jarot bahwa ia dapat mengelola keuangan mereka, dan meminta imbalan 10% dari hasil mencopet, termasuk biaya mendidik mereka. Usaha yang dikelola Muluk berbuah hasil, namun di hati kecilnya tergerak niat untuk mengarahkan para pencopet agar mau mengubah profesi mereka. Dibantu dua rekannya yang juga sarjana, yakni Samsul (Asrul Dahlan), dan Pipit (Ratu Tika Bravani) yang juga pengangguran, Muluk membagi tugas mereka untuk mengajar agama, budi pekerti dan kewarganegaraan. Ada yang menarik dari cuplikan akhir dari film ini. Ada tulisan yang diambil dari bunyi UUD Pasal 34 1945 yang berbunyi, “Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara.� Ini sebagai
kalimat penutup yang sangat menyentil bagi para masyarakat dan juga pemerintah. Hal ini membuat kita sadar tentang keadaan negeri ini. Jangan terlalu egois terhadap diri sendiri, tapi kita juga perlu untuk melihat sekitar kita. Film ini menyadarkan kita bahwa masih banyak sekali anak-anak muda yang tak bisa mengakses pendidikan karena terhambat oleh biaya. Belum lagi dalam film ini digambarkan pula tekanan sebagai seorang sarjana yang menyadarkan kita bahwa, walaupun kita memiliki gelar di belakang nama kita dari berbagai disiplin ilmu, tidak menjamin kita akan mudah diterima kerja.
25
Galeri Foto
Galeri Foto oleh: M. Alfan Asmari
Seorang anak yang sedang menunggu ibunya berbelanja di Pasar Induk Daya (4/5).
daun salam yang mulai mengering (4/5).
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.� (QS.ar-Ra’d:11)
Kelapa-kelapa yang siap untuk diparut oleh sang penjual (4/5).
26
27
GOTHER Dari Kita Untuk Semua