Majalahta'

Page 1

MAJALAH TA’ Majalah ku, Majalah mu, Majalah kita

EKSISTENSI

PASAR DAYA

Laporan Utama Keberadaan Pasar Daya di Tengah Perkembangan Pasar Modern Liputan Khusus Kondisi Harga Bahan Pokok Menjelang Ramadhan Opini Bersih Tapi Mahal

VoxPop

Pasar Modern Atau Pasar Tradisional

Resensi Buku Natisha

Resensi Film In Time


SUSUNAN REDAKSI

REDAKSI Penanggung Jawab Zulfah Raihani Achmad (Koordinator Biro Penerbitan Baruga) Pimpinan Redaksi Wilda Yanti Salam Editor Irfan Ashar Pratama Salam Redaksi Teruntuk sang maha Pencipta segala ciptaan, hanya puji-pujian dan syukur yang mampu kami haturkan atas segala kesempatan,kekuatan, dan semangat yang masih tetap terjaga dalam diri-diri kami sampai detik ini. Berbicara tentang majalah sebagai salah satu medium penyampaian pesan, ter-gagas-lah sebuah nama majalah yang kami namakan dengan MAJALAH TA’. Secara filosofis kata Ta’ diartikan sebagai sesuatu yang dimiliki oleh setiap orang. Dengan nama yang lebih populis dan sederhana harapan kami, para pembaca yang bijak dapat lebih mudah mengingatnya. Hal ini sejalan dengan segmentasi dan ekspektasi pembaca kami yang berasal dari berbagai kalangan masyarakat. Terlebih para pedagang dan pembeli yang telah bersedia menyempatkan waktunya untuk dimintai keterangan saat tim melakukan liputan di pasar Modern Daya. “ majalahku, majalamu, majalah Kita” adalah tagline yang tim gagas untuk mengingatkan setiap pembaca agar menyadari peran dan tanggung jawabnya sebagai pembaca yang bijak. Sesuai dengan konten yang terdapat didalamnya, Majalah Ta’ berusaha untuk menyajikan berita yang berisi informasi yang tidak terlepas dari ilmu dan pengetahuan yang berguna dalam lakon keseharian kita. Harapannya, setiap pembaca Majalah ta’ memiliki hak agar mampu meng-internalisasi ilmu dan pengetahuan yang didapatkan dalam dirinya untuk menjadi penambah khazanah ke-ilmu-an kita, namun tidak melupakan kewajibannya sebagai fasilitator ilmu dan pengetahuan untuk membagikan dan meng-amalkan ilmu dan pengetahuan yang didapatkan agar mampu dipahami oleh orang lain. Hal ini mempermudah para pembaca yang belum membaca majalahta’ untuk bisa memahami konten majalah ta’ walaupun belum membacanya secara langsung dan tergerak untuk membacanya juga. Terkait dengan hal ini setiap pembaca diingatkan untuk senantiasa berefleksi bahwa majalahta’ adalah majalah kita semua dengan berlandaskan hak dan kewajiban tadi. Hemat kami,semoga Majalahta’ walapun dalam pembuatannya didapati banyak kendala, semoga dengan hadirnya majalahta’ dapat menjadi penawar untuk setiap orang yang telah bersesama menjadikan majalahta’ menjadi karya yang ada. Dan semoga majalahta’ bisa menjadikan penghibur dan pengingat untuk setiap pembaca yang budiman. Salam meng-kita.

Layouter Ian Fauzan Photographer Muhammad Rifki Reporter Feby Ardiatri Pasangka Siti Astri Ayu Pratiwi Siti Lestari Rahmadani


KONTEN LAPORAN UTAMA

KEBERADAAN PASAR DAYA DI TENGAH PERKEMBANGAN PASAR MODERN

LIPUTAN KHUSUS

KONDISI HARGA BAHAN POKOK

05

OPINI

07

BERSIH TAPI MAHAL

11.

RESENSI FILM (IN TIME)

13.

RESENSI BUKU (NATISHA)

21.

KULINER Takjil favorit orang Makassar, Pisang Ijo?

15.

HISTORY SEJARAH PASAR DAYA

22.

PUISI JANGAN CEMBURU

VOXPOP PASAR MODERN ATAU PASAR TRADISIONAL

16.

25.

POTRET PASAR DAYA HARI INI

17.

28.

PUISI JANGAN ANGGAP SAINGAN

ARTIKEL SENGKANG PENGHASIL SUTRA POTENSI DAERAH

19.

09

EVENT Nuansa Mei yang Berbeda di Makassar Tahun Ini

5

EDITORIAL Saat ini kita telah berada di masa yang amat krusial. Semua perilaku dan lakon keseharian kita, haruslah sesuatu yang dapat memuaskan kebutuhan masing-masing individu yang juga sangat beragam. Berangkat dari kebutuhan tadi masing-masing individu mulai melakukan segala daya upaya untuk memenuhinya. Hadirlah sebuah ruang yang menjadi tempat terjadinya interaksi antara individu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya . Ruang ini kini kita sebut dengan nama pasar.pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli atau melakukan transaksi ekonomi yaitu membeli atau menjual barang dan jasa atau sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi lainnya. Pasar yang awalnya hanya merupakan ruang sedehana, dalam perkembangannya telah dimodifikasi sedemikian rupa dari segi kenampakan fisik maupun fasilitas yang yang terdapat di dalamnya sesuai dengan kebutuhan warganya. Tetapi di satu sisi masih terdapat pasar yang tetap mempertahankan cirinya yaitu sebagai salah satu ruang transaksi tanpa mengubahnya. Pasar yang kemudian tetap mempertahankan identitasnya tanpa mengubah tampilan fisik dengan pembaruan gedung-gedung serta menambah fasilitas didalamnya dinamakan pasar tradisional. Sebaliknya pasar yang mengikuti perkembangan konsumennya di sebut dengan Pasar Modern. Dari segi barang-barang kebutuhan yang diperjualbelikan di pasar tradisional dan pasar modern biasanya sejenis. Begitu juga dari segi segmentasi pasar yang juga sama, yaitu masyarakat secara umum.

Namun, saat ini selera pembeli yang datang di antara kedua pasar ini yang juga berbeda. Katanya pasar tradisional hanya menyediakan barang-barang dapur padahal di pasar tradisional juga tersedia pakaian dan kebutuhan lainya. Sedangkan pasar modern lebih menjadi tempat hiburan dan barang-barang yang tersedia hampir sama dengan di pasar tradisional tapi katanya berbeda dalam hal kualitas produk. Lantas bukankah hal ini menyebabkan kesenjangan dalam hal ruang transaksi untuk memenuhi kebutuhan masing-masing individu? Individu yang mampu membeli barang dengan kualitas baik dan individu yang hanya mampu membeli kualiatas barang yang biasa saja. Hal ini menyebabkan masing-masing individu berusaha untuk mencari materi agar bisa mendapatkan kualitas barang yang baik dan dan kondisi pasarnya yang nyaman. Pasar modern sudah mulai gencar untuk memperbaiki kualitas barang dengan harga murah dengan kondisi tempat yang nyaman. Di tambah kondisi individu yang lebih di pahami oleh pasar modern terlebih kalangan muda yang lebih senang ke pasar modern ketimbang pasar tradisional. Apa kabar dengan pasar tradisional yang tetap mempertahankan nilai tradisionalitasnya? Apakah keberadaan pasar modern ini mengancam keberadaan pasar tradisional? Bapak kapitalisme yaitu Karl Marx, mengatakan bahwa sejarah perkembangan manusia adalah sejarah perjuangan kelas. Lantas apakah perkembangan kedua pasar ini menyebbakan kesenjangan sosial dan kelas dalam masyarakat? Apakah kehadiran pasar tradisional masih berpengaruh terhadap kondisi sosial masyarakat disekitarnya? kembali lagi pada individu-individu masing-masing dan seleranya. Kami berharap pasar tradisional dapat mempertahankan eksistensinya di zaman modern sekarang ini, sedangkan pasar modern dapat menunjang kekurangan pasar tradisional yang secara awam lebih maju dalam hal fasilitas dan pelayanannya. - Tim Redaksi


LAPORAN UTAMA

Ian Fauzan Keberadaan Pasar Daya di Tengah Perkembangan Pasar Modern

P

asar Niaga Daya merupakan pusat perbelanjaan tradisional yang sudah ada sejak tahun 1998 dan berlokasi di Daya, kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar. pasar yang sudah ada kurang lebih 19 tahun ini, masih beroperasi dan tetap menjadi pilihan masyarakat terkhusus orang-orang yang tinggal di sekitaran kawasan Daya. Beberapa tahun belakangan ini, kota Makassar mengalami perkembangan sangat pesat dalam bidang perekonomian, hal ini terbukti dengan berkembangnya industri-industri pemasaran. Pasar grosir Daya misalnya, yang berada Di sekitar pasar Daya, telah dibangun dekat dengan pasar Niaga Daya. Hal ini sebenarnya pasar-pasar modern dengan fasilitas yang lebih telah melanggar aturan yang ada, namun pembangubaik dan efisien dari pasar tradisional. Hal tersenan pasar tersebut tetap terealisasi karena argumen but membuat eksistensi pasar tradisional menjadi dari pihak pengelola pasar Grosir Daya yang menterancam. Kecenderungan yang terjadi adalah kegatakan bahwa konsep pasar Grosir dan pasar Niaga banyakan orang lebih memilih mengunjungi dan Daya itu berbeda, dimana pasar Grosir memiliki konberbelanja di pasar yang lebih higienis, walaupun sep pemasaran produk dengan kuantitas yang besar. berbeda dalam segi harga dan konsep penataan, Sedangkan konsep pemasaran yang dimiliki oleh pasorang-orang lebih mengutamakan sisi kenyamanan ar tradisional berbanding terbalik dengan pasar Grosir. pada saat berbelanja.

05

Rahman (49) yang bekerja sebagai tukang ojek mengungkapkan “Sebelum adanya pasar grosir ini, kondisi pasar Daya selalu ramai, namun yang terjadi sekarang sudah sedikit orang yang datang untuk berbelanja di pasar ini”. Rahman juga menyayangkan kondisi keuangannya yang berubah drastis pasca perkembagan konsep pasar yang sudah terealisasi pada saat ini. Oleh karena itu Rahman menjadi bingung dengan apa yang perlu dia lakukan, tak jarang keluarganya juga ikut menyayangkan hal tersebut. Bahkan seringkali menyalahkan kondisi yang dia alami.

Pusat perbelanjaan modern sebenarnya membawa dampak baik bagi perkembangan aktivitas pasar di Kota Makassar, namun beberapa orang menyatakan dan mengharapkan pasar-pasar yang terbangun seharusnya dapat memerhatikan kondisi orang-orang yang mencari nafkah di sekitaran pasar tersebut. Arnia (35) juga mengungkapkan “selama 10 tahun saya berjualan, akhir-akhir ini kondisi jualan saya sudah tidak seperti dahulu, jualan saya sudah sering sepi pengunjung”. Arnia juga merasa kecewa dengan kebijakan pemerintah yang cenderung tidak memikirkan kondisi masyarakat yang sudah lama berjualan sebelumnya, dengan hal tersebut pula terjadi diskriminasi antara pasar modern dan pasar tradisional. Terutama dalam sisi tempat yang sangat jelas perbedaannya.

Harapan orang-orang yang terlibat akan kehidupan di pasar ini ialah semoga saja mereka yang di pasar tradisional dapat berjalan beriirngan dengan para pedagang yang bedagang di pusat grosir secara pendapatan. Dan itu akan membuat kesejahteraan hidup bagi semua orang.

“selama 10 tahun saya berjualan, akhir-akhir ini kondisi jualan saya sudah tidak seperti dahulu, jualan saya sudah sering sepi pengunjung”

- Siti Astri Ayu Pratiwi

06


LIPUTAN KHUSUS

Kondisi Harga Bahan Pokok Menjelang Ramadhan dan Idul fitri

F

enomena kenaikan harga kebutuhan pokok saat Ramadan dan menjelang Idul Fitri selalu berulang setiap tahun. Namun anehnya, masyarakat seolah tak peduli dan tetap belanja sebanyak-banyaknya. Hampir semua komoditi laris sehingga tingkat konsumsi masyarakat berlipat.

Munculnya mal-mal besar yang ada di kota-kota di Indonesia membuat masyarakat melupakan “sementara” apa yang tengah terjadi. Mereka telah menjadi bagian dari budaya yang dikondisikan dengan para Kapitalis. Keadaan semacam ini dikenal dengan istilah “ekstasi ekonomi”. Masyarakat dirangsang untuk berbelanja demi memenuhi kebutuhan hidupnya, meskipun secara tidak sadar juga terus larut dalam masalah kenaikan harga kebutuhan pokok yang terus melonjak naik. Konsumsi tak lagi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, melainkan lebih terkait dengan usaha manusia menemukan identitas dirinya. Bila dicermati, konsumerisme ini telah menjadi sebuah way of life masyarakat Indonesia saat ini. Apalagi ditambah dengan tetap menjamurnya shopping center, seperti mall, di kota-kota besar di Indonesia, dengan pengunjung yang tetap dalam jumlah besar. Kenaikan harga menjelang Ramadhan dan Lebaran (Idul Fitri) adalah fenomena berulang yang seolah tak terhindarkan bagi rakyat Indonesia. Sesuai hukum ekonomi, fenomena ini sebenarnya wajar, di mana ada peningkatan permintaan, maka harga pun melonjak. Pedagang pun tak mau kehilangan kesempatan untuk mengambil untung lebih besar. Tapi tak urung hal ini meresahkan masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan minim.

07

Muhammad Rifki Hal tersebut diakibatkan oleh belum sigapnya pemerintah atas permasalahan masyarakat dan lemahnya pengawasan dari pemerintah yang juga menyebabkan naiknya harga bahan pokok. Kenaikan harga juga akibat oleh kecenderungan pemerintah yang kurang maksimal dalam mengantisipasi kesalahan dari pengalaman sebelum-sebelumnya. Harga daging kerap merangkak naik jelang Ramadan dan Idul Fitri, tak pernah bisa diatasi. Kondisi ini seolah dibiarkan pemerintah. Padahal, saat kebutuhan masyarakat meningkat, pemerintah bisa melakukan langkah-langkah strategis dan pencegahan. Diantaraya menetapkan harga eceran tertinggi bagi komoditas tersebut. Kita berharap pemerintahmelakukan beberapa langkah guna mengantisipasi kenaikan harga sembako jelang Ramadhan dan Idul Fitri. Diantaranya memastikan stok komoditas tersedia seperti beras, telur dan bawang dan komoditas lainnya. Selain itu, pihak terkait harus terus memantau kenaikan dan meminimalisir penyebabnya. Pemerintah juga bisa menjaga ketersediaan stok sembako tanpa merugikan petani dan menjamin distribusi sembako lebih aman. Pun demikian yang terjadi di pasar baru daya Makassar, harga daging ayam di bulan Ramadhan akan berbeda jika dibandingkan dengan harga ayam di bulan lain. Menjelang bulan Ramadhan, kebutuhan masyarakat akan konsumsi hewani cukup tinggi, salah satunya ialah ayam. Hal ini di sebabkan kerena ciri khas masakan pada bulan Ramadhan di Indonesia didominasi oleh masakan berbahan dasar ayam.

Berdasarkan harga daging ayam di toko tempat Kahar (30) bekerja, harga daging ayam di bulan biasa berkisar Rp.15.000/kg dan menjelang bulan Ramadhan harga daging ayam bisa mencapai Rp.20.000/kg. Saat memasuki awal bulan Ramadhan, harganya pun berangsur naik menjadi sekitar Rp.25.000/kg dan memasuki pertengahan bulan rahmadhan, kembali turun pada kisaran Rp.22.000/kg, pada saat menjelang Hari Raya, harga kembali naik menjadi Rp.30.000/ kg. Harga daging ayam memang cenderung tidak stabil, sedangkan harga ayam perekor mencapai harga Rp.45.000-Rp.48.000 dan biasanya Kahar dapat menjual sekitar 20-30 ekor ayam setiap harinya. Lain halnya dengan harga di toko Jufri, hara yang ada cenderung bersifat tidak jelas, bahkan Jufri menyatakan bahwa harga memang cenderung tidak tetap. Saat ditanyakan mengenai penyebab kenaikan harga yang ada, Jufri menjawabnya dengan perkataan yang menunjukkan bahwa harga yang ada tergantung dari hasil panen para petani. Jadi tidak semata-mata disebabkan oleh perubahan bulan atau perayaan Hari Raya. “Tahun lalu saat Ramadhan bahkan harga kebutuhan pokok cenderung stabil,” ujar jufri. Biasanya harga akan naik pada saat musim hujan dikarenakan terjadinya gagal panen, maka dari itu kenaikan harga biasanya tergantung dengan keadaan petani. Seperti pasar tradisional pada umumnya harga juga tidak mutlak, tergantung bagaimana cara para pembeli menawar dan tergantung kondisi sayur yang dijual. Saat pagi hari, kondisi sayur masih segar dan harga cenderung normal. Berbeda ketika sore hari, saat sayur mulai layu harga diturunkan, ini dilakukan untuk menghindari kerugian karena sayur akan dibuang di hari itu juga karena jika dijual keesokan harinya tidak akan ada pembeli yang ingin membeli sayur yang sudah layu, hal ini juga dilakukan karena besarnya persaingan di pasar Daya Baru.

- Muhammad Rifki

08


OPINI

BERSIH TAPI MAHAL

K

ebersihan merupakan hal yang paling penting dari sebuah hal. Kebanyakan pendapat mengenai citra sebuah tempat biasanya dinilai dari kebersihan tempat tersebut. Begitu pula dengan sebuah pasar, kebanyakan pasar identik dengan keadaan lingkungan yang biasanya dipenuhi oleh sampah. Baik itu sampah yang berasal dari jualan para pedagang itu sendiri dan juga sampah yang dihasilkan dari barang-barang yang dibawa oleh para pembeli

Kegiatan pasar yang terjadi setiap hari membuat volume sampah yang terkumpul bersifat stabil, dalam artian selalu menumpuk. Sehingga yang terjadi adalah semakin banyak keluhan yang terlontar dari para pelaku-pelaku pasar. Pihak pengelola tentu saja tidak pernah diam dengan masalah seperti ini. Bahkan jalur kordinasi yang dibuat oleh salah satu pengelola pasar yang mengelola pasar Daya Baru menempatkan seorang kordinator kebersihan yang bertanggung jawab penuh untuk kebersihan pasar Daya Baru secara kesuluruhan.

Kurangnya menjaga kebersihan contohnya sampah berserakan dimana - mana baik di jalan maupun di selokan mulai dari sampah plastik, sampah daun, dan sampah kertas. sampah dibiarkan menumpuk, padahal sampah tesebut dapat membawa penyakit dan mengidentifikasikan bahwa kurangnya perhatian pengelola pasar terhadap masalah kebersihan serta kesehatan. masyarakat menjadi kurang nyaman berbelanja di pasar dengan keadaan seperti ini

Saat ditemui di kantornya, Munandar (28) yang menduduki posisi sebagai kordinator kebersihan mengungkapkan bahwa kondisi kebersihan yang ada di Pasar Daya Baru sudah cukup baik, hal tersebut dapat dilihat dari pengelolaan sampah yang selalu diorganisir setiap harinya. Bahkan pihak pengelola mempekerjakan 11 orang pegawai kebersihan untuk menanggulangi masalah tersebut. Orang-orang yang bekerja sebagai pegawai kebersihan bahkan mempunyai jam kerja yang sangat penjang setiap harinya. Mereka bekerja selama 12 jam, yang dimulai dari pukul 10.00 pagi sampai pukul 10 malam. Bahkan ada satu orang yang biasanya rela pulang keesokan harinya untuk tetap menjaga kebersihan sampah pada malam hari di pasar tersebut. Proses pengambilan dan pengumpulan sampah di pasar Daya Baru menggunakan sistim kontribusi, para penjual yang memakai menjual diharuskan membayar upah kebersihan sebesar Rp.3.000 untuk penjual yang memakai kios atau lapakan dan Rp.5.000 untuk penjual yang memakai ruko. Pembayaran dilakukan setiap hari dan dikumpulkan pada saat sore hari. Sementara untuk proses pengelolaan sampah yang sudah dikumpulkan, pihak pengelola pasar bekerja sama dengan pihak pemerintah dalam hal truk sampah untuk mobilisasinya ke tempat pembuangan akhir. Di sisi lain, upaya yang telah dilakukan oleh pihak pengelola pasar cukup efektif untuk menanggulangi masalah penumpukan sampah yang ada. Namun terdapat beberapa kesalahan yang mungkin tidak diketahui oleh pihak pengelola, salah seorang penjual peralatan rumah tangga bernama Sinar (35) pernah dimintai uang kontribusi lebih saat meminta sampahnya diangkut kembali, Sinar dikenai biaya tambahan karena pihak pegawai kebersihan merasa tanggung jawab yang harus dia jalankan hanya 1 kali dalam satu hari, namun ketika Sinar meminta sampahnya diangkut kembali dengan alasan kurang bersih, pihak kebersihan meminta upah tambahan sebesar Rp.50.000. Pertimbangan pihak kebersihan meminta upah lebih dilandasi oleh kewajiban yang telah mereka jalankan dan mereka merasa perlu untuk ditambahkan upahnya karena melaksanakan tugas diluar kewajiban sebenarnya.

Dalam hal ini, terdapat kesalahan yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Pihak pengelola perlu menegaskan biaya yang seharusnya dikeluarkan oleh tiap penjual dalam segala kondisi. Jika mungkin beberapa hal terjadi diluar kesepakatan awal, perlu dilakukan klarifikasi dan sosialisasi menyeluruh kepada setiap penjual yang terdaftar oleh pihak pengelola. Dan bagi para penjual yang mendapatkan perliku seperti yang telah terjadi, alangkah lebih baiknya melakukan pelaporan terhadap pihak pengelola. Laporan tersebut bisa dijadikan landasan untuk memperbaiki segala kesalahan-kesalahan di luar dari koridor yang telah disepakati. Harapannya semoga kesalahan tersebut bisa ditanggulangi secepat dan seefektif mungkin.

Irfan Ashar Pratama

09

- Irfan Ashar Pratama

10


Resensi Film

www.google.co.id Sutradara : Andrew Nicol Produser : Marc Abraham, Amy Israel, Kristel Laiblin, Eric Newman Penulis : Andrew Niccol Pemeran : Amanda Seyfried, Justin Timberlake, Cillian Murphy, Olivia Wilde, Johny Galecki, Matthew Bomer, Alex pettyfer, Vincent Kartheiser, Elena Satine Musik : Craig Armstrong Sinematografi : Roger Deakins Penyunting : Zach Staenberg Perusahaan produksi : Regency Enterprises, New Regency, Strike Entertainment Distributor : 20th Century Fox Tanggal rilis : 28 Oktober 2011 Durasi : 115 menit Negara : Amerika Serikat Bahasa : Inggris Anggaran : $200 juta RESENSI FILM IN TIME In time merupakan sebuah film fiksi ilmiah yang sebelumnya berjudul Now dan I’m Mortal. Film yang dibintangi oleh Justin Timberlake ini ditulis dan disutradarai oleh Andrew Niccol dirilis pada tanggal 28 Oktober 2011. Film ini menceritakan kehidupan manusia yang tidak akan lepas dari waktu. Waktu digunakan layaknya pengganti uang untuk bertransaksi. Para actor dalam film ini bekerja demi mendapatkan waktu. Waktu menjadi nilai ukur mata uang yang bebas diperjual belikan bahkan dicuri. Di Film ini, secara genetik kehidupan manusia dirancang berusia tak lebih dari 25 tahun. Mereka akan berhenti menua. Sejak saat itu, muncul sebuah jam digital permanen yang terdapat di balik kulit mereka. Banyaknya waktu yang dimiliki menjadi pembeda antara yang kaya dan miskin. Si miskin dapat mati sedangkan si kaya memiliki kesempatan hidup abadi. Waktu yang tertera pada jam digital tersebut merupakan waktu dari hidup mereka. Uang sudah bukan lagi sesuatu yang berharga. Waktu menggantikan posisi uang. Orang rela mati demi waktu karena tanpa waktu mereka sudah tak ada artinya lagi. Will Salas (Justin Timberlake) bukanlah orang kaya yang dapat membeli banyak waktu. Dia dan ibunya harus bertahan demi tambahan waktu yang kian menipis. Mereka yang kaya mampu membeli perpanjangan umur, sementara mereka yang miskin harus berjuang keras untuk mendapatkan hal yang sama.

11

Suatu ketika, Will Salas mendapat warisan umur dari salah satu orang terkaya di sana. Akibatnya, ia diburu genk perampok karena memiliki “waktu” berlebih. Tak ada pilihan lain buat Will Salas selain berusaha meloloskan diri dari Timekeeper. Dalam pelariannya, petualangan Will pun dimulai dan kemudian beberapa saat setelah lari, dia akhirnya bertemu pertama kali dengan Sylvia Weis (Amanda Seyfried). Sylvia terlahir dari keluarga kaya raya. Kehidupan mewah dan hidup abadi dapat ia raih lantaran deposit waktu keluarganya yang tidak terkira. Seiring berjalannya waktu, keduanya terlibat ke arah kriminal dalam memperjuangkan “waktu” untuk dibagikan secara gratis kepada masyarakat miskin. Will Salas dan Sylvia Weis saling jatuh cinta dan menikmati hidup mereka dengan menikmati waktu yang mereka miliki, berfoya-foya serta membagikan waktu mereka kepada orang-orang yang membutuhkan waktu. Selagi menjalankan aktivitasnya, mereka masih menjadi buronan Timekeeper. Ide cerita dari film yang bergenre fiksi ini mudah diterima dan dimengerti oleh para penonton. Nilai-nilai yang dapat dipetik dari film ini sangat penting. salah satunya adalah waktu merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Waktu tidak bisa diulang bahkan ada kutipan yang mengatakan “Waktu adalah Uang”. Kita tidak seharusnya membuang-buang waktu. Kita bahkan harus belajar bagaimana memanajemen waktu dengan baik, menghargai waktu dan memanfaatkannya semaksimal mungkin.

Film ini mencoba mengingatkan para penonton, bahwa semakin kita membuang-buang waktu, semakin rugi pula kita dalam menjalani kehidupan. Selain itu, Film “In Time” juga memiliki jajaran pemain yang menjadi nilai tambah bagi film ini sendiri, seperti penyanyi Justin Timberlake yang menjadi tokoh utama yang memegang peran penuh pesan dalam kisah aktornya. Beberapa scene dalam film ini menyelipkan komentar-komentar yang sesuai dengan kehidupan sosial yang terjadi saat ini. Dari sekian banyak film bertema masa depan, secara garis besar film “In Time” sudah cukup memenuhi syarat untuk dikategorikan ‘logis’ walaupun jika diperhatikan dengan seksama, masih ada beberapa kejanggalan yang seharusnya sudah dipikirkan sejak awal. Salah satunya adalah adegan ketika kita sadar bahwa waktu yang dimiliki oleh beberapa aktor telah menyisahkan beberapa detik lagi, tapi masih bisa dilewati dengan begitu mudah, padahal jika dihitung secara matematis tidak akan bisa terkejar. Film “In Time” menggunakan cara penyampaian ide cerita yang lebih mudah dipahami oleh penonton. Masalah terbesar yang dihadapi film bertema fiksi ilmiah adalah rasa percaya. Film ini secara jelas tidak menyajikan suatu realitas yang nyata, oleh sebab itu perlu disajikan beberapa dasar logika yang dapat membuat penonton tak merasa dibohongi. Di samping itu, film ini memberikan penonton nilai yang sangat bemakna, karena nilai yang diberikan yaitu persoalan waktu. Walaupun film “In Time” bertema masa depan dan kebanyakan film bertema seperti ini sulit membuat penonton paham akan idenya, tetapi “In Time” sudah cukup membuat para penonton mudah dalam memahami jalan cerita filmnya.

- Siti Lestari Ramadhani

12


Resensi Buku

Natisha

“ NATISHA : Persembahan Terakhir “ By Khrisna Pabichara Penerbit : Javanica Hal : 424 Terbitan : Mei 2016 Pada Maret 1998, ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, kekacauan terjadi di Sulawesi. Seorang putri bangsawan Makassar bernama Natisha kabur bersama Rangka sehari menjelang pernikahannya dengan Tutu, kekasihnya. Rangka adalah seorang penganut parakang, ilmu kuno yang membuat penganutnya kaya raya, awet muda, serta kebal segala jenis senjata. Akibat guna-guna, Natisha terpikat untuk pergi dari calon suaminya. Demi kesempurnaan ilmunya, Rangka harus mempersembahkan 4 perempuan: 2 pernah melahirkan, 2 masih perawan. Tabiat masing-masing persembahan harus selaras dengan 4 sifat unsur alam sesuai ritual yang dijalaninya: Air, Tanah, Api, Angin. Dan Natisha yang lincah bakal dijadikan persembahan terakhir. Manusia yang beralih rupa menjadi serigala, yang menyanyikan kidung-kidung purba, telah menyambut tetes-tetes darah perawan Natisha! Akan tetapi, sebelum itu terjadi, melalui secarik pesan rahasia yang ditemukan di loteng rumah Rangka, Tutu lalu berusaha memecahkan kode-kode rahasia di dalam kitab kuno tentang ilmu parakang, demi melawan Rangka dan merebut kembali Natisha. “ Natisha : Persembahan Terakhir “ Bercerita tentang seorang pemuda bernama Muhammad Jamil Daeng Tutu yang terlahir sungsang dan memiliki loh putih di tubuhnya. Ia telah mengusai mancak pore, silat aliran Turatea Sulawesi Selatan. Setelah lama berpacarn dengan Natisha, merakapun memutuskan untuk melanjutkan kejenjang pernikahan. Malangnya, pada hari pernikahan mereka, Tutu memperoleh secarik kertas berisi ucapan selamat tinggal dari Natisha.

13

Setelah berhari-hari mencari petunjuk akan keberadaan Natisha, Tutu pun harus diperhadapkan dengan kenyataan bahwa sang mempelai wanita dibawa lari oleh saudara sepersusuannya sendiri bernama Rangka. Rangka adalah teman masa kecil Tutu yang juga menguasai mancak pore. Berbeda dengan tutu yang masih perjaka, Rangka telah memiliki dua orang istri, Daeng Caya dan Daeng Tayu. Lalu mengapa Rangka membawa lari Natisha? Di penyelidikan Tutu selanjutnya, ia menemukan petunujuk tentang Rangka sebenarnya. Dari petunjuk tersebut, Tutu diperhadapkan pada kenyataan bahwa Rangka menganut ilmu hitam kuno yang disebut parakkang. Rangka berencana menjadi Parakang kukkuk dengan mengorbankan 4 wanita yang selaras dengan empat unsur alam. Tutu pun menyadari bahwa Natisha akan dijadikan Rangka sebagai persembahan terakhir untuk menyempurnakan ilmu parakkang-nya. Novel ini memang berbeda dengan novel-novel lainnya karena bersentuhan dengan ilmu parakkang. Novel bergenre thriller ini sangat kental dengan nuansa kelam dari ilmu hitam. Berlatarkan pulau Sulawesi, novel ini mengantarkan sepenggal adat istiadat. Novel ini memiliki dua alur maju yang memperlihatkan usaha Tutu mencari Natisha. Satunya lagi adalah alur mundur yang mengisahkan masa lalu antara Tutu dengan Rangka, serta perjalanan cinta Tutu dan Natisha. Sudut pandang yang digunakan yaitu sudut pandang Tutu. Bantaran akhir adalah bagian yang sangat ditunggu-tunggu oleh pembaca, karena akan banyak ditemukan ketegangan dan kejutan di dalam novel ini. Natisha, novel yang cukup tebal dan cukup membuat merinding. Ilmu kuno seperti parakkang memang tidak dapat masuk di akal namun ilmu kekebalan dan ilmu hitam sejenisnya memang benar adanya. Hal menarik yang dapat kita lihat dari buku Natisha ialah banyaknya pengetahuan baru terkait adat istiadat dan budaya suku Makassar. Buku ini memang mengambil latar daerah Jeneponto, salah satu kabupaten di selatan kota Makassar yang sebagian besar warganya merupakan sub suku Makassar. Di daerah ini dulu berdiri kerajaan Binamu, salah satu sekutu kerajaan Goa-Tallo. Di tanah ini juga dulunya subur praktik pesugihan dengan menggunakan ilmu parakang. Hingga Raja Binamu II di abad ke-18 memberangus semua praktik yang lebih banyak membawa kemudharatan itu. Ilmu parakang lalu menghilang nyaris tak bersisa. Tinggal menjadi cerita legenda yang kadang diumbar untuk mengenyahkan seseorang yang tak disukai. Di buku ini juga beragam sejarah dan adat suku Makassar dihadirkan, termasuk puisi dan kata-kata petuah dalam bahasa Makassar halus.Hal-hal yang sudah jarang ditemukan , yang sama seperti parakang, mulai kabur dan mungkin sebentar lagi akan hilang ditelan jaman. Khrisna Pabichara sang penulis memang tidak main-main dalam menyiapkan Natisha. Konon dia sampai merelakan waktunya membaca tidak kurang dari 60 judul buku sebagai referensi, itu belum termasuk beragam catatan tua dalam teks lontara, ada yang tersimpan di Leiden, Belanda, ada juga yang harus ditebusnya dengan harga seekor sapi. Natisha tidak melulu bertutur tentang sejarah dan ilmu parakang, tapi juga bercerita tentang kekuatan cinta dan romantika yang mampu meruntuhkan tembok kokoh perbedaan kasta dan pandangan politik. Tutu dan keluarganya yang berasal dari kasta tumajai (orang kebanyakan) harus menghadapi cemooh dari orang tua Nathisa Karaeng Lebang yang berasal dari kasta karaeng, apalagi pilihan politik kedua keluarga itu yang berbeda. Serta latar waktu cerita Natisha ialahh dalam kurun 1980an hingga akhir 1990an, masa ketika orde baru dengan partai Golkar-nya masih begitu kuat. Membaca Natisha seperti membaca cerita sejarah yang di dalamnya berkelindan kisah romansa, cinta, dendam, persahabatan dan ketabahan. Sebuah novel yang menarik. Bacalah, utamanya bagi Anda yang menyukai cerita sejarah, budaya dan cinta di saat yang bersamaan.

Profil Penulis “Natisha”

Khrisna Pabichara Khrisna Pabichara lahir di Borongtammatea—sebuah kampung di Jeneponto, Sulawesi Selatan—pada 10 November 1975. Kumpulan cerpen debutnya, Mengawini Ibu, terbit pada 2010. Novel debutnya, Sepatu Dahlan, terbit pada 2012. Sedangkan kumpulan puisi pertamanya, Pohon Duka Tumbuh di Matamu, terbit pada 2014. Penyair yang kerap diundang sebagai pembicara dan pembaca puisi ini memulai karier kepengarangannya di dunia buku-buku seputar neurologi. Penyuka FC Barcelona ini sekarang bekerja sebagai penyunting lepas dan aktif dalam kegiatan literasi. Bisa diajak berbincang berbagai hal, terutama #bahasaIndonesia, lewat akun twitter @1bichara dan instagramnya @khrisna_marewa. Khrisna Pabichara sang penulis memang tidak main-main dalam menyiapkan Natisha. Konon dia sampai merelakan waktunya membaca tidak kurang dari 60 judul buku sebagai referensi, itu belum termasuk beragam catatan tua dalam teks lontara, ada yang tersimpan di Leiden, Belanda, ada juga yang harus ditebusnya dengan harga seekor sapi. Natisha tidak melulu bertutur tentang sejarah dan ilmu parakang, tapi juga bercerita tentang kekuatan cinta dan romantika yang mampu meruntuhkan tembok kokoh perbedaan kasta dan pandangan politik. Tutu dan keluarganya yang berasal dari kasta tumajai (orang kebanyakan) harus menghadapi cemooh dari orang tua Nathisa Karaeng Lebang yang berasal dari kasta karaeng, apalagi pilihan politik kedua keluarga itu yang berbeda. Serta latar waktu cerita Natisha ialahh dalam kurun 1980an hingga akhir 1990an, masa ketika orde baru dengan partai Golkar-nya masih begitu kuat. Membaca Natisha seperti membaca cerita sejarah yang di dalamnya berkelindan kisah romansa, cinta, dendam, persahabatan dan ketabahan. Sebuah novel yang menarik. Bacalah, utamanya bagi Anda yang menyukai cerita sejarah, budaya dan cinta di saat yang bersamaan.

- Feby Ardiatri Pasangka

14


History

Sejarah Pasar Daya

Pasar modern atau pasar tradisional ?

VOXPOP Akhmad Muhammad, Ilmu ekonomi 2013 Kalau dikaitakan dengan sosial, saya lebih memilih pasar tradisional. Bukan karena di pasar tradisional terjadi proses tawar menawar dan di pasar modern sudah ada penetapan harga. Melainkan di pasar tradisional kita dapat melihat latar belakang seeorang serta terjadi hubungan sosial melaui proses interaksi. Sedangkan di pasar modern, orang-orang didalamnya ibarat “robot” . Mereka telah terkonstruk untuk melakukan sesuatu.

Ramlah ( 44 Tahun ), pedagang cendol “ Saya Lebih memilih pasar tradisional karena jarak yang dekat dari rumah dan juga saya kebetulan menjual di pasar tradisional. “

Hasrawari , Akuntansi Internasional 2016 “ pasar tradisonal karena dipasar tradisional karena kita dapat mengembangkan interaksi sosial kita yang hanya dimulai dengan tawar menawar yang mungkin akan berujung menjadi perbincangan yang informatif sehingga secara tidak langsung ada pengetahuan yang baru bisa dipetik dari mereka dan produk yang ditawarkan juga beragam dan lebih mudah untuk memilih produ mana yang lebih segar untuk dibeli.

Siti Lestari Ramadhani Pasar tradisional merupakan tempat yang menyediakan hampir semua kebutuhan rumah tangga. Mulai dari kebutuhan makanan hingga pakaian dan sebagainya, hampir semua dapat kita temukan di pasar. Di pasar tradisional sering kita jumpai kegiatan tawar-menawar antara penjual dan pembeli yang menjadi ciri khas dari pasar tradisional. Namun, keberadaan pasar tradisonal tersebut pastilah tidak muncul dengan sendirinya, melainkan ada sejarah panjang sehingga pasar tersebut masih ada hingga sekarang. Pasar Daya Makassar, misalnya. Pasar ini mempunyai sejarah yang cukup berdinamika dikarenakan terjadi beberapa peristiwa yang penting dalam sejarah perjalanan pasar ini. Menurut penuturan Mansyur selaku Pengelolah Pasar Daya, pada tahun 1992 telah terjadi penyerahan aset ke PD Pasar Raya Makassar dalam hal pengelolaan seluruh pasar di kota Makassar (khususnya pasar daya).

15

Selain itu, pada tahun 1992 terjadi kebakaran di pasar lama Daya yang terletak di jalan poros Perintis Kemerdekaan dengan posisi persimpangan jalan Paccerakkang yang mengakibatkan puluhan lapak pedagang pasar lama hangus terbakar, kemudian para pedagang kembali membuat lapak-lapak kecil untuk dipakai berjualan tetapi dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Kemudian pada masa kepemimpinan Walikota Malik B. Masri mencari solusi untuk pasar ini yang kemudian mengeluarkan kebijakan untuk membangun ulang pasar Daya Makassar dengan membebaskan tanah warga Biringkanaya seluas 7,4 hektar dalam jangka waktu 2 tahun masa pembangunan. Dengan asumsi bahwa pasca terjadinya kebakaran di pasar lama, pemerintah kota harus membangun pasar baru. “ Melihat lapak yang digunakan pedagang saat itu sangat tidak layak, dan untuk mengurangi kemacetan yang terjadi di Jl. Perintis Kemerdekaan kareana posisi pasar yang berada tepat di pinggir jalan tersebut , makanya pemerintah mengambil keputusan untuk membebaskan lahan disekitar Jl. Kapasa Raya lalu membangun ulang pasar daya di lokasi ini “, ungkap Rahman selaku pengelolah pasar bidang distribusi.

- Feby Ardiatri Pasangka

Pada tahun 1996 pemerintah mulai membangun Pasar Daya Baru yang diberi nama Niaga Baru yang pihak ketigakan oleh PT Kalla Inti Karsa (KIK) dengan kontrak kerjasama selama 25 tahun. Dimana PT KIK hanya memberikan lahan dan diberikan kesempatan untuk membangun, sehingga toko, kios-kios dan front toko selama kontrak tersebut. Sedangkan Bank BNI, Niaga, BRI dan lainnya sebagai penyalur modal usaha pedangang. Pembangunan Pasar Niaga Daya dengan luas 7,2 Ha kemudian diresmikan pada tahun 1998 oleh Malik B Masri selaku walikota Makassar pada waktu itu. “ PT.KIK melakukan perjanjian dengn Pemerintah Kota, segala perjanjian sudah selesai disepakati termasuk izin-izin yang diberikan, penjualan toko los dan front toko. Sampai saat ini perjanjian tersebut sudah berjalan kurang lebih 19 tahun, Kalla Inti Karsa dalam hal ini izin-izin yang diberikan langsung dia bangun, tidak ada lagi masalah yang dibicarakan (dibahas). Kalau ada rapat pertemuan kepala pasar dengan KIK biasa dibahas adalah adipura, kebersihan dan kesehatan “, ungkap Mansyur.

Mansyur ( 48 Tahun ), Pengelolah Pasar Daya “ Kalau saya lebih memilih pasar tradisional karena, di pasar tradisional hampir semua kebutuhan kita ada di tempat tersebut. Misalnya kita mau membeli ikan, sekaligus mau membeli sayur dan baju semua ada di sini dan harganya tentu saja lebih terjangkau ketimbang pasar modern yang sudah ada ketetapan harganya. “

Zasmi Permatasari, Kesehatan Masyarakat Internasional 2016 Pasar modern, karena harga sesuai dengan barang yang dijual, sehingga sudah tidak ada tawar menawar lagi, walaupun mahal tapi sesuai dengan kualitasnya, pasar modern juga lebih tertata dari segi tempat. Hal tersebut membuat kita lebih mudah dalam mencari bahan yang ingin kita beli, selain itu pasar modern juga terjadin kebersihannya.

16


Artikel Sengkang penghasil sutera potensi daerah Sebuah kota yang mengesankan bukanlah dilihat dari seberapa banyak bangunan yang menjulang tinggi atau seberapa ramai kendaraan yang berseliweran. Sebuah kota dikatakan mengesankan jika dapat mereservasi semua bangunan tua yang menjadi penanda akan suatu masa yang lampau, sekaligus menjaga nilai luhur bangunan tersebut dalam masa kini. Jika diterjemahkan secara sederhana, suatu kota akan mengesankan ketika mempertahankan bangunan tuanya. Kita pasti telah merasakan sebuah masa yang telah berlalu, namun di samping itu tetap hadir membayang-bayangi masa kini. Ada sebuah hal spiritual di kota-kota seperti itu. Selain dari bangunan, suatu kota juga bisa dilihat dari corak dan motif kain yang kota tersebut miliki. Seperti halnya sutra yang beragam motif dan corak yang syarat akan makna dan budaya. Sutera adalah salah satu jenis bahan kain yang hanya ada di Indonesia. Sutra biasanya digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan dasar kain. Kain sutra bisa dibuat baju, kain sarung dan masih banyak kegunaannya yang lain. Sulawesi Selatan adalah provinsi yang menyimpan banyak potensi akan Sutera, lebih tepatnya di kota Sengkang. Kota Sengkang, kota kecil yang berjarak kira-kira 250 kilometer dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan ini memang belum banyak terdengar. Namun, siapa yang menyangka, kota ini merupakan surga kerajinan sutra di Indonesia Timur. Hampir seluruh warga di kota ini menggeluti kerajinan sutra. Bahkan, tak banyak dari mereka yang melakukan proses pemeliharaan ulat sutra di rumah pribadinya. Seperti pemandangan yang terlihat di sebuah desa di Kecamatan Sabbangparu. Hampir seluruh kolong rumah warga di kampung ini merupakan kandang ulat sutra. Kondisi tanah yang subur memudahkan para warga untuk menanam pohon murbei yang merupakan pakan ulat sutra. Potensi yang dihasilkan oleh Kota Sengkang sebenarnya bukan hanya sutra, tetapi terdapat banyak potensi lain di kota ini yang juga dapat dikembangkan. Contoh potensi-potensi tersebut ialah kesenian daerah, tradisi penikahan, serta rumah-rumah masyarakat yang masih mengusung model rumah panggung yang terbuat dari kayu. Terdapat beraneka ragam tradisi yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakat kota Sengkang. Dari sekian banyak potensi yang ada di kota Sengkang, sutra adalah yang paling terkenal. Oleh karena itu, Sengkang dijuluki sebagai “Kota Sutra�. Kain sutra yang diproduksi kota Sengkang sangat beragam dan menarik, sehingga dapat menarik minat dan perhatian para penggemar kain yang ada di Indonesia.

17

Kain sutra kota Sengkang memiliki motif dan corak yang sangat unik dan berbeda dengan kain-kain yang berasal dari kota lain. Selain corak dan motif yang unik, proses pembuatan hingga pewarnaan masih menggunakan bahan alami. Para perajin kain sutra Sengkang memakai pucuk daung mangga, getah pohon, daun pandan hingga kunyit untuk memberi aksen pada hasil tenun. Menurut para penenun sutra, hal tersebut dilakukan untuk memberikan kualitas warna abadi yang tak termakan usia. Kain sutra memungkinkan pembelinya untuk mengkreasikan hasil tenunan sesuai dengan selera. Mereka bisa menjadikannya baju, aksesori, bahkan sebuah tas. Sayangnya, hingga kini produk natural yang membanggakan tersebut masih terganjal dalam hal pemasarannya. Umumnya, barang-barang istimewa ini dijajakan oleh para perajinnya di pasar-pasar tradisional. Selebihnya, tak ada pilihan lain, kain-kain istimewa itu dijual dengan harga murah kepada pengusaha lokal. Para pengusaha itu yang kemudian mengeruk keuntungan besar dengan mamasarkannya ke mancanegara. Harga kain sutra tersebut pun melambung namanya, namun di samping rasa bangga yang dirasakan, keuntungan besar malah didapatkan oleh para pemodal. Sedangkan, jerih paya para penenun kain sutra seolah tak terbalas. Oleh karena itu, banyak upaya yang dilakukan oleh para pengrajin sutra agar bisa menjual hasil karyanya sendiri secara pribadi. Hal tersebut bisa mendatangkan keuntungan yang besar bagi para pengrajinnya. Sebagai generasi muda harusnya kita membantu para pengrajin dalam upaya menjajakan karya mereka sendiri agar mereka dapat menikmati hasilnya. Terutama saya sendiri yang merasa berhutang karena berasal dari kota ini. Meskipun saya tidak tumbuh besar di kota Sengkang, saya sangat berharap akan kesejahteraan para pengrajin kain tenun sutra tersebut. Hal tersebut juga akan menunjang intensitas para turis yang akan mengunjungi kota Sengkang, baik turis yang berasal dari dalam negeri maupun mancanegara. Mungkin para generasi muda bingung bagaimana cara melestarikan budaya kain tenun ini, tetapi kita sebagai generasi muda dapat memaksimalkan upaya tersebut, apalagi kita hidup pada zaman serba berkembang dengan pesat dan sangat mudah melakukan sesuatu dalam segi aktivitas. Cara yang bisa kita lakukan yaitu dengan cara memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada di depan mata kita. Kita bisa memperluas pengetahuan masyarakat tentang kota Sengkang dan sutranya melalui media sosial ataupun alat komunikasi yang lain. Karena hampir setiap orang memiliki dan mengakses internet. Oleh karena itu, mungkin cara ini bisa memperkenalkan kota Sengkang, bukan hanya sutra yang ada di sana tetapi juga budaya dan tradisi-tradisi yang masih kental dan terus dipertahankan oleh masyarakat kota Sengkang. Jayalah� Kota Sutra� Sengkang...!

- Siti Astri Ayu Pratiwi

18


Event

Ian Fauzan

Ian Fauzan

Nuansa Mei yang Berbeda di Makassar Tahun Ini Festival biasanya berarti “pesta besar” atau sebuah acara meriah yang diadakan dalam rangka memperingati suatu hal. Bisa juga diartikan dengan hari, peristiwa penting, bersejarah atau pesta rakyat. (sumber : google). Di kota-kota besar, berbagai kegiatan festival sudah sering diadakan, seperti di Semarang ada Semarang Night Festival, hingga di Papua pun ada festival yang disebut dengan Festival Budaya Lembah Baliem. Kota Makassar juga tidak mau kalah, terdapat sebuah festival besar yang telah rutin diadakan selama tujuh tahun terakhir ini. Festival ini bahkan berskala internasional. Makassar International Writes Festival, itulah nama festivalnya.

Segmentasi festival ini tidak hanya mencakup masyarakat Kota Makassar saja, beberapa orang yang berasal dari luar Kota Makassar bahkan Manca negara turut hadir memeriahkan festival ini. Festival penulis ini juga merupakan festival penulis pertama di Makasar, bahkan pertama di Indonesia Timur. Acara ini diselenggarakan oleh Rumata ArtSpace. Rumata Artspace adalah salah satu rumah budaya yang dijalankan secara independen yang sebagian besar berasal dari sumbangan publik. Tahun ini, khususnya bulan Mei merupakan waktu penyelenggaraan MIWF. Di akun media social Makasar International Writers Festival selalu disematkan tagar #MeiKeMakassar pada setiap keterangan gambar atau video yang di unggah. Hal ini merupakan bentuk ajakan serta upaya pemberitahuan kepada masyakarat luas bahwa event yang banyak ditunggu-tunggu kali ini diadakan pada bulan Mei.

Tema yang diangkat pada festival kali ini adalah “Diversity” yang memiliki arti perbedaan. Terinspirasi dari keberagaman yang begitu kaya di negeri ini serta makin kompleksnya persoalan kebangsaan yang muncul untuk merawat kebhinekaan. Rencananya event ini akan diadakan kembali di tahun depan dengan waktu pelaksanaan yang sama yaitu pada bulan Mei sesuai dengan penuturan Lily Yulianty selaku direktur Founder MIWF saat acara penutupan MIWF 2017. Acara MIWF 2017 berlangsung pada tanggal 17-20 Mei 2017. Pada kesempatan kali ini, festival diadakan di Fort Rotterdam, sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Event ini ditujukan bukan hanya untuk para pecinta sastra saja. Program-program yang diselenggarakan oleh MIWF pun cukup beragam, tidak hanya mengenai sastra, tapi ada juga yang mengenai budaya dan program untuk anak-anak. Sebelumnya ada rangkaian acara menuju acara MIWF ini, yaitu Ke Taman, salah satu special program MIWF.

Taman-taman di Fort Rotterdam dihias, beberapa buku juga disediakan oleh beberapa komunitas literasi yang ada di Kota Makassar. agar dapat dibaca oleh pengunjung. Tidak hanya itu, 3 malam menuju acara MIWF berlangsung, diadakan pula pemuataran film lokal secara gratis. Film-film yang ditayangkan untuk menyambut MIWF ini antara lain film Athirah, Istirahatlah Kata Kata dan Turah. MIWF 2017 dihadiri oleh puluhan penulis, pembicara bahkan musisi skala nasional hingga internasional. Ika Natassa, M. Aan Mansyur, Ananda Sukarlan, Irfan Ramli, Clara Ng, Khrisna Pabichara, Ria Papermoon, Heru Dongeng hanyalah beberapa nama penulis nasional yang turut mengisi MIWF 2017. Beberapa tamu internasional yang ikut hadir memeriahkan event MIWF ini antara lain; Xu Xi (Hongkong), Dickie Madelaine (Australia), Shida Bazyar (Jerman), Missbatch Antje (Australia), Ypil Lawrence (Filipina), dan masih banyak lagi penulis internasional.

Makassar International Writers Festival 2017 terasa sangat spesial. Karena salah satu pujangga terkemuka dari Indonesia turut ikut serta dalam event ini. Sosok itu ialah Sapardi Djoko Darmono. Para pencinta sastra di Indonesia pasti kenal dengan sosoknya. Puisi-puisinya banyak dikenal Karena menggunakan kata-kata sederhana tapi kaya akan makna, sehingga karya nya sangat popular, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum. Pada kesempatan kali ini Sapardi Djoko Darmono turut meramaikan event ini, Rumata’ ArtSpace juga memamerkan manuskrip tulisan tangan karya Sapardi Djoko Darmono di Rumata’ ArtSpace yang berlokasi di Jalan Bontonopo NO. 12A, Gn. Sari, Tamalate, Kota Makassar.

Pada event ini, beberapa penulis lokal merilis bukunya. M. Aan Mansyur merilis bukunya yang ia beri judul dengan “Cinta Yang Marah”, dan ada pula Shinta Febriany dengan buku “Gambar Kesunyian di Jendela”. Tidak hanya itu, ada pula program dari kalangan anak-anak hingga orang tua, “How To Rise Readers in Your Family”, salah satu program yang diorientasikan kepada orang tua. Program ini berupa diskusi bersama pembicara yang telah berpengalaman dengan para orang tua mengenai bagaimana menciptkan minat baca pada anak. Selain itu ada program untuk anak-anak, misalnya pembacaan dongeng. Dan banyak lagi panel diskusi yang ada. Itulah beberapa program-program yang diselenggarakan di MIWF 2017. Di Fort Rotterdam juga terdapat beberapa tenda yang menjual makanan, minuman, buku serta merchandise khas Makassar dan MIWF.

Dalam penyelenggaraan event ini dibantu oleh para relawan dari berbagai kalangan, terutama kaum muda yang penuh akan semangat. Relawan yang terpilih sejumlah 120 orang dibagi menjadi beberapa divisi sesuai dengan keinginan mereka. “Kalian yang hadir di tempat ini merupakan orang orang beruntung. Kalian merupakan orang-orang yang ikhlas karena kalian ingin menjadi relawan di acara ini, tanpa dibayar. Tapi kalian ingin menyumbangkan tenaga kalian untuk berlangsung nya acara ini.”, ujar Lily Yulianty selaku Founder and Directur MIWF saat rapat pertama dengan para relawan di Rumata’ ArtSpace.

Para relawan ini bekerja sesuai dengan divisinya mulai pada program ke Taman tanggal 13 Mei hingga hari akhir MIWF 2017. Selesai nya kegiatan MIWF, rangkaian acaranya tidak hanya sampai situ saja. Rangkaian acara ini ditutup dan dilengkapi dengan sebuah konser dalam memperingati hari Refomrasi. Di tempat yang sama diselenggarakannya konser tersebut dengan nama acara “Konser Reformasi”. Konser ini dimeriahkan oleh berbagai musisi lokal, serta duo legendaris Ari Reda. “Konser Reformasi ini dibuat untuk teman-teman volunteer yang telah bekerja keras sebelum, selama dan sesudah miwf berlangsung. MIWF tidak bisa memberi apa-apa selain ini.”, ujar Lily Yulianty di depan para hadirin Konser Reformasi.

Ian Fauzan

19

- Siti Lestari Ramadhani

20


Kuliner Takjil favorit orang Makassar, Pisang Ijo?

Jangan Cemburu Oleh Wildayanti Salam Matahari

www.resepmasakanlengkap.com Siapa sih masyarakat Makassar yang tidak tahu dengan makanan satu ini? Pisang yang dibungkus dengan adonan yang berwarna hijau, disajikan dengan kuah khas nya yang berasal dari santan. Terkadang pisang ijo dituangkan sirup dan ditambah dengan es batu agar lebih terasa nikmat di tenggorokan. Rasa manis yang diberikan pisang yang ditambah kuah khasnya, membuat rasa pisang ijo yang manis ini selalu teringat di lidah. Tetapi perasaan dalam hati kadang merasa ingin lupa dengan rasa nya agar dapat terus menikmati dan mengingat kembali cita rasanya. Hidangan ini biasanya menjadi hidangan penutup. Jajanan ini sering ditemui di berbagai pasar tradisional atau toko-toko kue di Kota Makassar. Pada sore hari biasanya, di pasar tradisional dapat dijumpai salah satu jajanan dari pisang ini. Tidak hanya di Kota Makassar, tetapi pisang ijo juga telah dikenal oleh berbagai masyarakat luar Makassar. Di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta misalnya, terdapat penjual PIsang Ijo karena penikmatnya sudah sampai ke wilayah sana. Kenikmatan Pisang Ijo telah merambah ke berbagai daerah di Indonesia. Merupakan salah satu kebangaan tersendiri saat jajanan favorit orang Makassar dapat dicintai oleh masyarakat luas lainnya di Indonesia.

21

- Siti Lestari Ramadhani

Selain pisang ijo, masih banyak jajanan khas Makassar yang tak kalah enaknya. Jalangkote, pallu butung, pallu golla dan barongko merupakan beberapa jajanan khas Makassar yang sering dijumpai pada penjual-penjual kue di Kota Makassar. Jajanan khas Makassar tersebut mempunyai cita khas yang berbeda. Contohnya, jalangkote yang memiliki bentuk yang unik. Begitu juga dengan pallu butung dan barongko yang berbahan dasar pisang, sama halnya dengan pisang ijo. Dikutip dari seruni.id, barongko, pallu butung, pisang ijo dan jalangkote merupakan jajanan khas makassar yang wajib disantap jika mengunjungi kota Makassar. Bulan ramadhan telah tiba. Istilah takjil tidak bisa lepas dari bulan penuh berkah ini. Saat bulan Ramadhan, ramai dijumpai penjual takjil di pinggir jalan di kota Makassar atau di beberapa titik yang memang selalu menjadi tempat penjual takjil. Sebagian besar penjual takjil menyajikan pisang ijo dan selalu habis dibeli sebagai takjil. Berdasarkan artikel yang berjudul “6 Menu Takjil Khas Makassar yang Selalu ada Saat Berbuka Puasa� pada website hellomakassar.com, menuliskan bahwa pisang ijo termasuk menu takjil yang selalu dijumpai di Bulan Ramadhan. Banyaknya penjual yang menyajikan Pisang Ijo membuktikan bahwa eksistensi Pisang Ijo sebagai makanan favorit orang makassar. Dengan rasa manis yang menggugah mulut sangat tepat sebagai menu takjil. Yaaa, pisang ijo lah takjil favorit masyarakat Makassar.

www.google.co.id

terbangun dari tempat peraduannya Menunjukkan dirinya lewat cahaya yang terik Lalu Lalang pembeli, Hiruk pikuk suara kendaraan, Transaksi tawar menawar, Lingkunan yang selalu berteman dengan sampah Mengapa tak ku temui kau siang ini? Di mana keramaian yang selalu menemanimu? Kemana diri-diri yang menjadikanmu ada? Mengapa hanya sampah yang setia menemanimu? Ku dengar di sana telah berdiri teman mu sendiri, Bukannya kau sudah tahu Jikalau manusia-manusia itu mudah terlena Jikalau manusia-manusia sekarang sudah pelupa Jangan cemburu, Jangan cemburu, Tetap jadi diri sendiri, Tetaplah menjadi sederhana

- Wilda Yanti Salam

22


QUOTES

“

“

Yang penting bukan kita menang atau kalah, tuhan tidak mewajibkan manusia untuk menang sehingga kalah pun bukan dosa yang penting adalah apakah seseorang berjuang atau tak berjuang EMHA AINUN NAJIB


Potret pasar daya hari ini

25

Ibu-ibu penjual ketupat dan buras

Potret lingkungan pasar daya

Pedagang kacang tanah

Jalan setapak antara lapak para pedagang

Penjual minuman seperti cendol

Pedagang pakaian pasar daya

Lapak penjual buah-buahan

Lapak penjual perkakas dan perabotan rumah tangga

Sayur-sayuran seperti tomat, cabai, dan lainlain

Lapak pedagang pasar daya

Buah-buahan dan sayur-sayuran dijual berdampingan

Lapak pedagang ayam potong

26


ARTIKEL

Siti Lestari Ramadhani

Jangan anggap saingan Pasar Niaga Daya telah lama beroperasi, pasar tersebut beroperasi sejak tahun 1998. Kurang lebih 19 tahun pasar ini telah beroperasi. Pengertian pasar yang banyak diketahui oleh orang yaitu, tempat bertemunya penjual dan pembeli. Tempat sebagian orang memberi uang, dan menerima uang. Tempat sebagian orang untuk memenuhi kebutuhannya, baik dari pihak pembeli atau pihak penjual. Di pasar, mereka memiliki kewajiban yang sama, yaitu menguntungkan antara satu sama lain. Hal tersebut tercermin dari rutinitas salah seorang pedangang bernama Ramlah, wanita berusia 44 tahun ini mencoba untuk memenuhi kebutuhannya dengan berjualan cendol dan sagu mutiara. Telah tujuh tahun Ramlah bersama cendol hijau segar yang ia peroleh dari pemasok. Duduk seharian di lapak dan jualannya menunggu sosok­ sosok yang singgah untuk membeli cendol. Ramlah datang jauh­ jauh dari Batangase, Maros, ke pasar untuk memenuhi keinginan para penikmat cendol langganannya. Selain menawarkan cendol dan sagu Mutiara, ia juga menawarkan gogos serta ketupat. Tapi, saat bulan Ramadhan tiba ia hanya menawarkan cendol dan sagu Mutiara kepada pengunjung pasar. Banyak pengunjung yang singgah untuk membeli cendol atau sagu mutiara Ramlah yang berharga Rp5.000/ mangkok. Bahkan, beberapa pembeli telah akrab dengannya karena mereka menyempatkan berbincang­ bincang saat melakukan transaksi.

Cendol telah diminati oleh banyak orang. Khususnya pada saat bulan Ramadhan, hal tersebut membuat semakin banyak orang yang datang meramaikan pasar Niaga Daya, baik itu untuk membeli cendol dan ada juga yang malah menjual cendol. Semakin banyaknya lapakan penjual cendol tidak membuat Ramlah berpikir bahwa mereka adalah saingan. Ramlah tetap santai menghadapi hal tersebut, karena sejujurnya ia telah memiliki pelanggan. Duduk di lapakan sejak pagi hingga siang hari merupakan kebiasaannya. Tapi saat bulan Ramadhan, ia harus menikmati buka puasa dengan masih duduk di samping cendol­cendol nya. Tekstur cendol memang selalu menggoda untuk disajikan sebagai takjil di bulan Ramadhan. Apalagi jika disajikan dengan air gula merah. Namun, manusia memiliki sifat cepat bosan. Terutama jika mengkonsumsi takjil yang kurang varitif. Perlu kita ketahui bahwa hanya beberapa hari saja cendol dapat laris pembeli apalagi saat bulan Ramadhan. Tapi bagi Ramlah, tetap tidak ada kekhawatiran mengenai kemungkinan tidak lakunya cendol yang dia jual. Takjil­takjil lain juga tidak kalah menggoda, namun Ramlah tetap optimis dengan cendol nya. Walaupun sebenarnya mereka tetap akan bersaing, Ramlah sepertinya merasa santai akan hal itu.

Sikap Ramlah cukup dewasa dalam menanggapi banyaknya penjual cendol baru yang bermunculan. Toh para penjual lain merupakan saingan dan di pasar memang tempat yang penuh dengan persaingan antar penjual. Bukan hanya dari penjual, tapi bahan jualan lainnya juga patutnya dianggap suatu saingan, seperti halnya cincau, agar agar, serta menu takjil lainnya. Cendol ­ tetaplah cendol, yang memiliki daya tarik dan karakteristiknya sendiri. Ramlah tidak mengurangi porsi penjualannya saat momen seperti ini, ia tetap menjual cendolnya seperti hari biasanya. Jelas saja karena Ramlah telah memiliki pelanggan yang tetap, ia juga telah berdagang cendol sejak 7 tahun lalu, ketika Pasa Niaga Daya masih belum ramai akan penjual dan pembeli seperti saat ini. Dengan menganggap mereka sebagai saingan, malah semakin menambah beban bagi Ramlah dan para penjual lainnya. Persaingan itu pasti ada, bukan pasar namanya jika tidak persaingan di dalamnya. Tapi semua itu tidak perlu dianggap sebagai beban yang dapat menghambat kita, bukan?

- Siti Lestari Ramadhani

28


Photograph

Memahami sesuatu tidak hanya menggunakan bahasa verbal - Ian Fauzan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.