PENENTUAN KADAR KOTORAN DARI CRUDE PALM OIL PADA STORAGE TANK DI PABRIK KELAPA SAWIT SIRIHAM TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan di Politeknik Ketapang Jurusan Teknologi Pertanian Program Studi D-III Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Oleh : BERRY PURBA NIM. 3032008008
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK KETAPANG 2011 1
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR
PENENTUAN KADAR KOTORAN DARI CRUDE PALM OIL PADA STORAGE TANK DI PENGOLAHAN KELAPA SAWIT SIRIHAM
LAPORAN INI TELAH DISETUJUI DOSEN PEMBIMBING UNTUK DISEMINARKAN DIHADAPAN TIM PENGUJI PADA TANGGAL 11 JULI 2011
DISUSUN OLEH : NAMA
: BERRY PURBA
NIM
: 3032008008
JURUSAN
: TEKNOLOGI PERTANIAN
MENYETUJUI
DOSEN PEMBIMBING 1
DOSEN PEMBIMBING 2
Anto Susanto, SST NIK. 16118-0108-079
Dian Fitriarni, SST NIK. 16118-0108-078
2
LEMBAR PENGESAHAN Diterima oleh Sebagai
: Berry Purba : Tugas Akhir
Judul
: Penentuan Kadar Kotoran dari Crude Palm Oil Pada Storage Tank di Pengolahan Kelapa Sawit Siriham.
Nama : Berry Purba NIM : 3032008008 Diuji Pada Hari/tanggal Pukul Tempat
: Senin, 11 juli 2011 : 08.00 wib. : Gedung Politeknik Ketapang
Tim Penguji, Ketua,
Sekretaris,
Anto Susanto, SST NIK. 16118-0108-079
Dian Fitriarni, SST NIK. 16118-0108-078 Anggota,
Irianto Sastro Prawitro, SST NIK. 16118-0108-081
Mengesahkan, Direktur Politeknik Ketapang
Mengetahui, Ketua Jurusan Teknologi Pertanian
Dr. Hj. Nurmala, Ir., MM NIP. 19560815 1988112 00 1
Irianto Sastro Prawiro, SST NIK. 16118-0108-081
3
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir ini berjudul “ Penentuan Kadar Kotoran dari Crude Palm Oli Pada Tangki Timbun di Pengolahan Kelapa sawit Siriham�. Tugas Akhir ini merupakan Syarat Untuk melengkapi gelar Ahli Madya pada jurusan Teknologi Pertanian dengan program studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan (TPHP) di Politeknik Ketapang. Dalam menyelesaikan penulisan ini penulis banyak menemukan masalah dan kendala, namun berkan batuan dari segala pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas segala bimbingan dan fasilitas yang telah deberikan, kepada : 1. Ibu Dr. Hj. Nurmala, Ir., MM selaku Direktur Politeknik Ketapang. 2. Bapak Irianto Sastro Prawiro, SST selaku ketua jurusan Teknologi Pertanian. 3. Bapak Anto Susanto, SST selaku dosen pembimbing 1 yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membantu penulisan Tugas akhir ini. 4. Ibu Dian Fitriarni, SST selaku dosen pembimbing 2 yang sudah bersedia untuk memberikan bimbingan kepada penulis.
4
5. Kedua orang tua penulis, ayahanda Purwanto Sugianto, dan ibunda Bastiah yang sangat penulis sayangi yang telah memberikan dukungan moril dan materil, serta dukungan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. 6. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. 7. Teman-teman penulis yang sama-sama melakukan kegiatan Praktikum Kerja Lapangan, Maris Triyanti Styawati, Samsul bahri, Oktalia, Ilman Fadly, Eko Sutarko, Siti Mauliana, Lamsah, Rika Widya, Yulianti. 8. Rekan-rekan dari TPHP angkatan pertama dari kelas TPHP A dan Kelas TPHP B, dan sekaligus staf-staf Politeknik Ketapang. Penulis menyadari dalam bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih memiliki kekurangan dalam materi dan penyajian penulisannya, untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian tugas Akhir ini. Penulis berharap Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri. Ketapang,
Juli 2011
Penulis 5
MOTO Jangan pernah menyia-nyiakan waktu.. karena waktu itu tak akan bisa diulang kembali, apa yang seharusnya kita dapatkan lakukan akan hilang begitu saja, tapi jangan sampai berlebihan, ingat waktu, ingat istirahat, ingat rumah dan yang paling penting ingat kepada Tuhanmu (Berry Purba) Orang yang bekerja Hanya jika disuruh, sering disuruh Orang yang memulai hanya jika terpaksa, sering dipaksa Orang yang bekerja baik hanya jika dimarahi, sering dimarahi Dan orang yang mencari uang hanya jika kehabisan uang, sering kehabisan uang dan berhutang ketegasan kehidupan ini adalah untuk kebaikan kita jika anda ingin orang lain memenuhi harapan anda, penuhilah harapan mereka. (Mario teguh) Tuhan pastikan menunjukan kebesaran dan kuasanya bagi hambanya yang sabar dan tak pernah putus asa (D’masiv) Setiap manusia berpotensi untuk menjadi lebih baik (iklan surya 16) Buanglah kesombonganmu ditempat sampah (facebook)
6
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala anugerah kehidupan yang engkau berikan kepadaku ‌.. salam dan salawat tercurah kepada junjungan Rasullullah SAW atas petunjuk jalan kebaikan dalam menjalani kehidupan ini Tugas Akhir ini kupersembahkan kepada kedua orang tua ku yang telah memberikan kasih saying, cinta dan perhatian yang begitu besar dan tidak akan mungkin untuk bias kubalasdengan apapun didunia ini, engkaulah yang telah memberikan segala nasehat hidup sehingga dapat
membuatku
menjadi
seseorang
yang
dapat
dibanggakan. Ucapan terima kasihku yang sangat besar kepada kedua orang tuaku yang telah begitu banyak berkorban dalam segala hal.
7
Special to : Keluargaku : terima kasih kepada kedua orang tuaku, saudaraku Andy Sutejo, Hery Sutanto, dan Evi Purwanti, yang telah memberiakan dukungan kepadaku untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Apa jadinya diriku tanpa keluarga yang selalu menyayangi dan mengasihiku, dan kepada keluarga-keluargaku yang lain seperti Hasnol Basri, Asran, M. Hayep, Jahratun, danAswarnida yang telah memberiakan dukungan kepadaku dalam mengerjakan Tugas Akhir ini. Sobat ku : buat Maris Triyanti Styawati yang pernah mengisi hari-hariku terima kasih ya atas segala bantuannya, baik dukungan tenaga maupun moril, engkau merupakan teman yang paling the best lah.......... ....... n teman-teman yang lain seperti Deni Liardi & Ahmad Fatoni tks boy udh maok numpang kan aku ngenet dirumah u, loe, gue gak bakalan end lah,,,,,,, buat samsul bahri, yusuf margowadi, dedi karnaen, firmansyah, harris ramadhan, oktalia, erwin, siti mauliana, tita roselawati, eko sutarko, n teman-teman yang lain yang tidak saya dapat sebutkan satu persatu.................. terima kasih teman semoga kalian semua menjadi orang yang sukses.
8
ABSTRAK
PKS Siriham Merupakan pabrik yang mengolah minyak kelapa sawit mulai dari TBS hingga menjadi minyak sawit kasar. Pada proses pengolahan tersebut, dimaksudkan agar mendapatkan kualitas minyak sawit yang baik dan bernilai jual tinggi. Standar mutu merupakan hal penting untuk menentukan minyak yang bermutu. Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu minyak sawit tersebut adalah kadar kotoran. Kadar kotoran dianalisa dengan metode gravimetri. Hasil analisa yang diperoleh pada bulan maret dan april tiap tangki dengan rata-rata adalah: pada bulan maret tangki 1, 0,020857 %, tangki 2, 0,0205 %, tangki 3, 0,021214 %. Pada bulan April tangki 1, 0,031286 %, tangki 2, 0,021393 %, dan tangki 3, 0,021571 %. Dari hasil analisa kadar kotoran pada tangki timbun masih dalam standar mutu yang ditetapkan oleh pabrik dan dapat dipasarkan.
9
DAFTAR ISI
JUDUL .......................................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................ iii MOTO ......................................................................................................... v PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................ viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii I.
II.
PENDAHULUAN ................................................................................. 1 1.1
Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3
Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4 2.1
Tanaman Kelapa Sawit.................................................................. 4
2.2
Pengolahan Minyak Sawit ............................................................. 6
2.3
Sifat dan Karakteristik Minyak ..................................................... 16
2.4
Kadar Kotoran ............................................................................... 19
2.5
Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit ............................................. 21
III. METODOLOGI.................................................................................... 23 3.1
Waktu dan Tempat ........................................................................ 23
3.2
Alat dan Bahan .............................................................................. 23
3.3
Metode Pelaksanaan ...................................................................... 24
3.4
Parameter Pengamatan .................................................................. 24
10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 25
V.
4.1
Hasil .............................................................................................. 25
4.2
Pembahasan ................................................................................... 27
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 34 5.1
Kesimpulan.................................................................................... 34
5.2
Saran .............................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 36
11
DAFTAR TABEL
1.
Tabel Ciri-Ciri Buah Dura, Pesifera, dan Tenera .................................... 5
2.
Tabel Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Inti Kelapa Sawit ................................................................................ 19
3.
Standar Mutu SPB dan Ordinary Minyak Kelapa Sawit ......................... 21
4.
Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit ........................................................ 21
5.
Standar Kualitas Minyak......................................................................... 22
6.
Pengamatan kadar kotoran dalam crude palm oil (CPO)
7.
di PKS. Siriham Bulan Maret. ................................................................. 25
8.
Pengamatan kadar kotoran dalam crude palm oil (CPO)
9.
di PKS. Siriham Bulan April ................................................................... 26
10. Syarat mutu minyak kelapa sawit mentah SNI 01-2901-2006 ................. 29 11. Syarat mutu minyak kelapa sawit mentah SNI 01-2901-1992 ................. 29
12
DAFTAR GAMBAR
1.
Grafik kadar kotoran pada tangki 1 bulan maret....................................... 30
2.
Grafik kadar kotoran pada tangki 2 bulan maret....................................... 30
3.
Grafik kadar kotoran pada tangki 3 bulan maret....................................... 31
4.
Grafik kadar kotoran pada tangki 1 bulan april ........................................ 30
5.
Grafik kadar kotoran pada tangki 2 bulan april ........................................ 30
6.
Grafik kadar kotoran pada tangki 3 bulan april ........................................ 31
13
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Penuangan CPO pada beaker glass ........................................................... 37
2.
Penimbangan sampel CPO ........................................................................ 38
3.
Penuangan hexane pada kertas saring ....................................................... 39
4.
Pengeringan kertas saring menggunakan oven ......................................... 40
5.
Pendinginan kertas saring menggunakan desikator .................................. 41
6.
Proses penuangan CPO kedalam kertas saring ......................................... 42
7.
Pengeringan sampel pada kertas saring menggunakan oven .................... 43
14
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linoleat. Lemak atau minyak memiliki struktur trigliserida yang sama dan hanya berbeda dalam bentuk (wujud). Lemak bersifat padat dan minyak bersifat cair pada suhu ruang . (Aziz, 2009 : 5) Minyak yang berasal dari kelapa sawit terdiri atas dua macam. Pertama, minyak yang berasal dari daging buah (mesocarp). Minyak jenis ini dikenal sebagai minyak kasar atau crude palm oil (CPO). Kedua, minyak yang berasal dari inti sawit, dikenal sebagai minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO). (Pardamean, 2008 : 12). PT. Poliplant Sejahtera merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit. PT. Poliplant Sejahtera juga memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit yaitu Pengolahan Kelapa Sawit Siriham (PKS Siriham). PKS Siriham memiliki tempat penampungan CPO yang disebut tangki timbun (Storage Tank) dengan jumlah 3 buah. Oleh karena itu harus dilakukan kontrol yang cermat agar kualitas minyak didalam storage tank tetap terjaga maka dilakukanlah analisa kadar asam lemak bebas, kadar kotoran dan kadar air. Minyak kelapa sawit dihasilkan dari proses pengolahan tandan buah segar (TBS) di pabrik. Proses pengolahan bertujuan untuk mendapatkan minyak kelapa
15
sawit yang berkualita, Mutu dari minyak sawit dipengaruhi oleh kadar asam lemak bebas, kadar air dan kadar kotoran. Proses pengolahan tersebut berlangsung cukup panjang dan memerlukan kontrol yang cermat, dimulai dari pengangkutan tandan buah kelapa sawit ke pabrik sampai dihasilkan minyak sawit dan hasil sampingnya. Kadar kotoran crude palm oil pada PKS Siriham dapt dipengaruhi dari proses pemanenan dan pengangkutan buah, proses produksi dan penyimpanan minyak pada tangki timbun (Storage Tank). Kondisi kadar kotoran pada PKS Sirham sudah sesuai standar pabrik yang diberlakukan. Dilihat dari penyimpanan minyak pada tangki timbun harus selalu dilakukan pengontrolan terhadap kadar asam lemak bebas, kadar kotoran, dan kadar air, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul tugas akhir tentang “ Penentuan Kadar Kotoran dari Crude Palm Oil (CPO) Pada Storage Tank di PKS. Siriham “.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah diantaranya sebagai berikut : 1. Berapa nilai kadar Crude Palm Oil kotoran pada tangki timbun di PKS. Siriham ? 2. Apakah kadar kotoran pada Crude Palm Oil di PKS Siriham sudah memenuhi standar mutu Crude Palm Oil yang telah ditetapkan di pabrik tersebut, serta memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) ? 3. Bagaimana pengaruh penyimpanan pada nilai kadar kotoran Crude Palm Oil di tangki timbun ?
16
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. mengetahui nilai kadar kotoran Crude Palm Oil pada tangki timbun di PKS. Siriham dengan standar pabrik dan SNI yang berlaku. 2.
mengetahui kadar kotoran pada Crude Palm Oil yang terdapat pada tangki timbun PKS. Sirham.
3. mengetahui pengaruh penyimpanan Crude Palm Oil pada tangki timbun. 1.3.2 Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dapat mengetahui nilai kadar kotoran Crude Palm Oil pada tangki timbun di PKS. Siriham dengan standar pabrik dan SNI yang berlaku. 2.
Dapat mengetahui kadar kotoran pada Crude Palm Oil yang terdapat pada tangki timbun PKS. Sirham.
3. Dapat mengetahui pengaruh penyimpanan Crude Palm Oil pada tangki timbun.
17
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tanaman Kelapa Sawit Tanaman Kelapa sawit (Elais guineensis Jack) merupakan salah satu
tanaman perkebunan di Indonesia yang memiliki masa depan cukup cerah. Perkebunan kelapa sawit mulai berkembang didaerah Sumatra Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam. Namun, sekarang telah berkembang ke berbagai daerah, seperti Riau, Jambi, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, dan Papua. ( Sunarko, 2007 : 1) Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang telah dikenal. Varietas itu dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah atau berdasarkan warna kulit buahnya. Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, dikenal beberapa varietas antara lain : 1.
Dura Tempurung dura cukup tebal antara 2 – 8 mm dan tidak terdapat lingkaran
sabut pada bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis dengan persentase daging buah terhadap buah variasi antara 35 – 50%. Kernel (daging biji) biasanya besar dengan kandungan minyak yang rendah. Dalam persilangan varietas dura dipakai sebagai pohon induk betina. 2.
Pesifera Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, tetapi daging
buahnya tebal. Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan daging biji sangat tipis. Jenis pesifera tidak dapat diperbanyak tanpa 18
menyilangkan dengan jenis yang lain. Varietas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga betina gugur pada fase dini. Oleh sebab itu dalam persilangan dipakai sebagai pohon induk jantan. Penyerbukan silang antara pesifera dengan dura akan menghasilkan varietas tenera.
3.
Tenera Varietas ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya, yaitu
dura dan pesifera. Varietas inilah yang banyak ditanam diperkebunan pada saat ini. Tempurung sudah menipis, ketebalannya berkisar antara 0,5 – 4mm, dan terdapat lingkaran sabut disekelilingnya. Persentase daging buah terhadap buah tinggi, antara 60 – 96%. Tandan buah yang dihasilkan oleh tenera lebih banyak dari pada dura, tetapi ukuran tandannya relatif lebih kecil. (Marunduri, 2009)
2.1. Tabel Ciri-Ciri Buah Dura, Pesifera, dan Tenera Komponen Dura Pesifea Tenera Ketebalan cangkang (mm) 2-5 mm Tidak ada 1-2,5 mm 20-50 % Tidak ada 3-20 % % cangkang/buah 20-65 % 92-97 % 60-90 % % mesocarp/buah 4-20 % 3-8 % 3-15 % % inti/buah Rendah Tinggi Sedang Kadar minyak Sumber : Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit, 2008
Tanaman kelapa sawit baru dapat berproduksi setelah berumur sekitar 30 bulan setelah di tanam dilapangan. Buah yang dihasilkan disebut tandan buah segar (TBS) atau Fresh fruit bunch (FFB). Produktivitas tanaman kelapa sawit meningkat mulai umur 3- 14 tahun dan akan menurun kembali setelah umur 1525 tahun. Setiap pohon sawit dapat menghasilkan 10-15 TBS per tahun dengan berat 3- 40 kg per tandan, tergantung umur tanaman. Dalam satu tandan, terdapat
19
1000-3000 berondolan dengan berat berondolan 10-20 gr. TBS diolah di pabrik kelapa sawit untuk diambil minyak dan intinya. Minyak mentah atau crude palm oil (CPO) dan inti (Kernel) harus diolah lebih lanjut untuk dijadikan produk jadi lainnya. (Marunduri, 2009 : 6)
2.2
Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Pengolahan TBS di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit
yang berkualitas baik. Proses tersebut
berlangsung cukup panjang
dan
memerlukan kontrol yang cermat, dimulai dari tandan buah yang telah dipotong, pengangkutan ke pabrik hinggga sampai di hasilkan minyak sawit (CPO) dan hasil samping lainnya yaitu inti sawit (kernel), cangkang (shell), serabut (fiber) dan tandan kosong (empty bunch). Berikut ini adalah tahapan – tahapan proses pengolahan TBS sampai dihasilkan minyak sawit ( CPO), dapat diuraikan sebagai berikut: 2.2.1
Stasiun peneriman buah Tandan buah segar (TBS) yang telah tiba di PKS Siriham sebelum
pengolahan terlebih dahulu ditimbang dan di sortasi di Loading Ramp. 1.
Jembatan timbang (Weight brigde) Jembatan timbang merupakan alat ukur digital dengan satuan kilogram
yang digunakan untuk mengetahui jumlah tandan segar (TBS) yang diterima tiap harinya, untuk mengetahui produksi CPO yang dikeluarkan untuk dipasarkan, jumlah inti sawit (kernel) yang dikeluarkan untuk dipasarkan, dan untuk mengetahui jumlah janjangan kosong yang akan dikeluarkan untuk digunakan sebagai pupuk tanaman kelapa sawit.
20
Penimbangan dilakukan dua kali untuk setiap angkutan yang masuk ke pabrik, yaitu pada saat truk masuk (bruto) serta penimbangan saat truk keluar. Dari selisih timbangan saat truk masuk dan keluar diperoleh berat bersih (netto) yang masuk ke pabrik. 2.
Loading Ramp (tempat penerimaan TBS) Setelah melewati
`
proses penimbangan, kemudian TBS ditimbun
di loading ramp dan di sortasi. loading ramp merupakan tempat penerimaan TBS yang akan diolah dan proses sortasi bertujuan untuk mengetahui mutu dari TBS atau derajat kematangan buahnya, dan penentuan fraksi dari TBS. Adapun hal yang dilakukan oleh seorang gradingman adalah melakukan identifikasi TBS masuk kemudian pengambilan sampel TBS di setiap truk yang telah tiba di Loading Ramp sebanyak 50 janjang, dan menentukan kriteria serta potongan yang harus diterima suplayer TBS.
Adapun
kriteria potongan di
grading adalah sebagai berikut : a. Unripe
: Buah mentah yang tidak mempunyai berondolan
b. Under Ripe
: Buah mengkal yang mempunyai berondolan ( buah divisi 1-9 berondolan sedangkan buah SP 1-5 berondolan )
c. Ripe
: Buah masak yang mempunyai berondolan mak 50 %
d. Over Ripe
: Buah lewat matang yang mempunyai berondolan 50-75%
e. Rotten
: Buah busuk yang mempunyai berondolan 75-100 %.
f. Long Talk
: Buah yang tangkai panjangnya ≤ 2 cm
g. Abnormal
: Buah yang beratnya < 3 kg.
21
2.2.2
Sterilizer (Stasiun Perebusan) Proses perebusan buah dilakukan dalam suatu alat yang digunakan dalam
ketel perebusan (Sterilizer), dimana proses perebusannya dengan menggunakan panas dari uap untuk merebus TBS dengan cara memasukkan buah ke dalam dan direbus dengan cara memasukkan steam ke dalam Sterilizer. Fungsi dari Sterilizer adalah untuk merebus sawit sebelum diproses lebih lanjut ke stasiun berikutmya yaitu stasiun pemipilan (Tresher). Kapasitas I vesssel sterilizer yaitu 10 lori TBS dengan system perebusan Triple peak lamanya waktu perbusan 90 - 110 menit, dimana kapasitas dari 1 buah lori adalah 3,5 â&#x20AC;&#x201C; 3,8 ton TBS dengan temperatur 130- 140 0C. Adapun tujuan proses perbuasan adalah sebagai berikut: 1. Untuk menonaktifkan enzim-enzim lipase. 2. Memudahkan dalam proses pelepasan buah dari janjang pada proses pemipilan (Tresher). 3. Untuk melunakkan daging buah untuk mempermudah dalam pengadukan (Digester). 4. Untuk mengurangi kadar air dalam buah karena proses penguapan. 5.
Untuk mempermudah pelepasan inti dari cangkang. (Anonim, 2011)
22
2.2.3
Tresher (Stasiun Pemipilan) Pemipilan buah dilakukan dalam treshing drum dengan cara membanting
buah yang masuk ke dalam treshing drum tersebut dengan menggunakan motor, sesuai dengan fungsi treshing drum yaitu untuk memisahkan berondolan dengan tandan
kosong, dengan cara kerja tandan yang masuk Treshing Drum yang
berputar sehingga tandan tersebut akan terbanting didalam Treshing Drum sehingga brondolan dapat terlepas. Pada proses pemipilan terjadi pemisahan material yaitu brondolan dan tanda kosong (tankos). Untuk tandan kosong di bawa ke Empty Bunch Conveyor kemudian menuju ke tempat pembuangan tankos dan biasanya tankos ini dijadikan sebagai pupuk bagi tanaman kelapa sawit di kebun dan bisa juga digunakan untuk menutup jalan-jalan yang berlubang. Sedangkan berondolan yang telah terlepas dari tandan / janjang akan di bawa oleh Conveyor Under Tresher yang kemudian dilanjutkan oleh Bottom Cross Conveyor, lalu di bantu dengan Fruit Elevator dan dilanjutkan ke Fruit Distribution Conveyor untuk selanjutnya dimasukan kedalam mesin Digester.
2.2.4
Stasiun Pressing Pada stasiun pressing ada dua tahap perlakuan:
1. Digester (Pelumatan) Berondolan kelapa sawit yang telah dibawa dari Fruit Distribution Conveyor setelah itu dimasukkan ke dalam Digester untuk dicacah atau dilumatkan agar mempermudah proses pengekstraksian minyak.
23
Cara kerja mesin Digester yaitu buah yang masuk kedalam Digester akan dicacah oleh pisau yang berbentuk baling-baling dengan jumlah mata pisau sebanyak 6 buah, didalam Digester juga terdapat steam yang berfungsi untuk mendorong brondolan dalam Digester dan memanaskan buah dalam Digester sehingga buah menjadi lebih lunak dan mudah untuk dilakukan pencacahan, dan sekaligus untuk menekakan buah untuk masuk kedalam Screw Press. Kapasitas Digester adalah adalah 6 ton/jam, jumlah pisau pada Digester yaitu berjumlah 6 tingkatan dan dalam 30 menit terjadi 50 kali putaran pada pisau digester. Temperatur yang digunakan pada Digester adalah 90-950C. Untuk mengeluarkan minyak dari dalam Digester, maka minyak tersebut dialirkan dengan pipa menuju ke tempat pemurnian minyak. Disamping itu buah yang telah dicacah di Digester, hasil rajangan atau lumatan diolah kembali ke alat pengempaan/ Screw Press . 2. Screw press (Pengempaan) Hasil rajangan dari Digester kemudian masuk ke Screw Press untuk dikempa atau dilakukan pengepresan. Dari hasil presan inilah akan keluar minyak secara keseluruhan, Hasil proses pengempaan pada Screw Press terdiri dari 3 komponen yaitu minyak, serabut (Fiber ) dan biji ( Nut). Minyak akan keluar melalui pipa minyak yaitu Oil Gutter kemudian menuju ke stasiun klarifikasi. Sedangkan fiber dan nut akan masuk ke Cake Breaker Conveyor untuk proses pengolahan kernel.
24
2.2.5
Stasiun Klarifikasi (pemurnian minyak) Stasiun klarifikasi merupakan stasiun pemurnian minyak untuk diproses
lebih lanjut yang pada akhirnya diperoleh CPO. Pemurnian minyak dilakukan dengan system penyaringan, pemisahan dan pemurnian.
Proses pemurnian minyak dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1.
Oil Gutter Minyak yang keluar dari mesin Press akan mengalir melalui pipa yaitu
Oil Gutter. Oil Gutter ini akan membawa minyak yang keluar dari mesin Press menuju ke Sand Trap Tank. 2.
Sand Trap tank Minyak yang keluar dari pressan dan digester di alirkan melalui Oil Gutter
dan di lanjutkan ke dalam Sand Trap Tank. Alat ini berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir dalam minyak yang akan dialirkan ke ayakan yaitu Vibrating Screen, dengan maksud agar ayakan terhindar dari gesekkan pasir kasar yang dapat menyebabkan kehausan pada ayakan. Alat ini bekerja berdasarkan gravitasi yaitu mengendapkan padatan. Di PKS Siriham Sand Trap Tank yang digunakan berbentuk silinder, bila ditinjau dari segi mekanismenya Sand Trap Tank bentuk silinder memberikan aliran sirkular yang dapat mempercepat proses pengendapan pasir atau padatan yang berat jenisnya lebih besar dari minyak, sehingga pasir berada dibagian bawah dan memudahkan dalam proses pemisahan.
25
3.
Vibrating Screen Adalah
berupa
ayakan bergetar
yang berfungsi
untuk menyaring
unsur-unsur yang tidak larut dalam minyak kasar tersebut, seperti sisa serabut, kayu dan zat lainnya. Minyak kasar yang berada di Sand Trap Tank dialirkan menuju Vibrating Screen untuk di saring sebelum masuk ke Crude Oil Tank. Saringan ini memiliki ukuran ayakan antara 20-30 mesh, pada ayakan bagian atas ukurannya adalah 20 mesh, dan pada bagian bawah 30 mesh, mesh
ini
menunjukkan banyaknya jumlah lubang saringan pada setiap inchi2 di Vibrating Screen. Vibrating screen bekerja dengan cara getaran melingkar atas dan bawah yang terdiri dari 2 (dua) tingkat ayakan (Double Deck ). Setelah proses penyaringan selesai maka terpisahlah minyak kasar tersebut dari kotorankotorannya. Kotoran tersebut akan jatuh ke Conveyor yang kemudian akan dibawa ke Digester untuk diekstraksi lagi. Sedangkan minyak kasar yang terlepas dari kotoran-kotoran tersebut akan masuk ke crude oil tank (COT). Minyak bagian atas dari sand trap tank yang masih mengandung serat dan sedikit kotoran dialirkan ke ayakan getar (vibrating screen). Proses penyaringan memakai vibrating screen bertujuan untuk memisahkan padatan, seperti : serabut, pasir, tanah dan kotoran-kotoran lain yang masih terbawa dari sand trap tank. Vibrating yang digunakan adalah double deck vibrating screen, dimana screen pertama berukuran 30 mesh dan screen kedua 40 mesh. Padatan yang tertahan pada ayakan akan dikembalikan ke digester melalui conveyor, sedangkan minyak dipompakan ke crude oil tank. (Anonim, 2011)
26
4.
Crude Oil Tank (COT) Minyak dari Vibrating Screen akan ditampung di Crude Oil Tank. Fungsi
tangki ini adalah untuk mengendapkan zat-zat yang tidak larut dalam minyak yang lolos dari Vibrating Screen. Agar minyak tidak membeku dan tidak terikat dengan padatan yang masih ada maka di alirkan suhu panas melalui pipa Steam dengan suhu antara 90-950C.
5.
Clarifier Tank Minyak yang berada didalam COT dipompakan masuk ke Clarifier Tank.
Di dalam tangki ini terjadi pengendapan kotoran padat berupa lumpur (Sludge). Minyak yang berada di dalam tangki ini akan berada dilapisan atas sedangkan sludge akan mengendap. Pada Clarifier dialiri steam panas untuk membantu memecah sludge yang masih
mengandung minyak. Dari Clarifier Tank, Sludge akan
keluar
melalui pipa yang ada di dasarnya. Sedangkan minyak yang bercampur lumpur yang berada di dalam Clarifier
akan berada dilapisan atas, Ketika proses
pengendapan akan terjadi Over Flow yaitu dimana cairan minyak akan naik ke permukaan
sehinnga akan
masuk kedalam
Skimer (saluran) yang secara
otomatis dapat bergerak turun naik untuk mengambil minyak. Melalui Skimer inilah minyak akan masuk ke dalam tangki Oil Tank.
6.
Oil Tank Pengutipan minyak dari Clarifier Tank kemudian masuk kedalam
Oil tank. Oil tank ini merupakan tangki untuk peyimpanan minyak setelah
27
pengendapan di Clarifier. Di dalam Oil Tank minyak
disini
bukan
berarti
sudah
hanya berisi minyak, namun
bersih
atau
telah
terbebas
dari
kotoran-kotoran. Minyak yang berada di dalam Oil Tank masih mengandung sedikit kotoran-kotoran yang perlu untuk dihilangkan. Minyak yang sudah berada di dalam Oil Tank masih mengandung sejumlah air. Oleh karena itu minyak di dalam Oil Tank dipanaskan dengan suhu 80-900C. Dari Oil Tank minyak akan masuk ke Oil Furifier untuk pemurnian minyak. 7.
Oil Furifier Alat ini berfungsi untuk memurnikan minyak dari kotoran-kotoran. Alat
ini mampu menurunkan kadar air sampai 0,24 â&#x20AC;&#x201C; 0,30 % dan kadar kotoran Âą 0,006-0,012 % Furifier dilengkapi dengan programmer control yang dapat dioperasikan secara otomatis atau manual. Pada alat ini minyak akan dipisahkan dengan kotoran berupa sludge dan air, kotoran akan keluar bersama air selama 15 menit sekali dan minyak akan dikirim ke Oil Vacum Dryer. 8.
Oil Vacum Dryer Minyak yang keluar dari Furifier masih mengandung air walaupun dalam
jumlah yang kecil. Akan tetapi jika air ini tidak dikurangi
maka akan
mempercepat proses kenaikkan free fatty acid (FFA) atau asam lemak bebas. Oleh karena itu
minyak harus dikeringkan lebih lanjut
0,8-0,10 %. Oil Vacum Dryer merupakan
sehingga mencapai
tangki yang digunakan untuk
memvacumkan minyak agar kadar airnya berkurang. Vacum memiliki suhu minyak 800C.
28
Pada tangki ini dialirkanlah steam (uap) sebagai pemanas. minyak yang ada di Furifier akan masuk ke Vacum Dryer dan minyak yang disemprotkan dari vacum akan turun ke dasar tangki melalui plat penghalang, karena takanan vacum maka kandungan air yang melarut dalam minyak menjadi menguap dan akan dikeluarkan melalui bagian atas tabung dan masuk ke dalam kondensor. Kemudian kondensor menyemprotkan air dingin sehingga menyentuh uap air tadi dan kemudian menjadi kondensat. Air kondensat tersebut akan keluar dari bagian bawah kondensor melalui pipa yang sudah dirancang sedemikian rupa. Minyak akan keluar melalui dasar tangki yang kemudian dipompakan menuju Storage Tank (Tangki timbun).
2.2.6
Storage tank Storage tank merupakan
sebagai
tangki penimbunan minyak
penampungan atau penimbunan minyak
produksi
yang dipakai dan pengukuran
minyak produksi harian. Alat ini terdiri dari tangki berbentuk
silinder yang
didalamnya dilengkapi dengan pipa pemanas berbentuk spiral dan bagian atas terdapat lubang untuk pengukuran
dan lubang penguapan air. Selama
penimbunan ini dapat terjadi kerusakan mutu baik peningkatan ALB maupun peningkatan oksidasi. Persyaratan penimbunan yang baik : 1. Kebersihan tangki dijaga, khususnya terhadap kotoran dan air. 2. Membersihkan tangki dan memeriksa pipa-pipa uap pemanas, tutup tangki dan alat pengukur.
29
3. Pipa pemasukan minyak
harus terbenam ujungnya dibawah
permukaan
minyak. 4. Melapisi dinding tangki dengan epoksi ( hanya untuk minyak sawit bermutu tinggi). (Mangoensoekarjo, 2003). 2.3
Sifat dan Karakteristik Minyak Minyak sawit adalah suatu trigliserida yaitu senyawa gliserol dan asam
lemak. Sesuai dengan rantai asam lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat dan linoleat. Minyak sawit bewarna merah jingga karena kandungan karotenoida ( terutama β-karotena ), beronsistensi setengah pada suhu kamar (konsistensi dan titik lebur banyak ditentukan oleh kadar ALB-nya), dan dalam keadaan segar dan kadar asam lemak bebas yang rendah, bau dan rasanya cukup enak. Minyak sawit terdiri atas berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak yang berbeda-beda. Panjang rantai antara 14-20 atom karbon. Dengan demikian sifat minyak sawit ditentukan oleh perbandingan dan komposisi trigliserida tersebut. Sesuai dengan panjang rantai dan sifat-sifat asam lemak yang ada dalam minyak sawit, kandungan asam lemak yang terbanyak adalah asam lemak tak jenuh oleat dan linoleat,dan minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleatlinoleat (Mangoensoekarjo,2004).
30
2.3.1 Sifat Fisik Minyak Dan Lemak Sifat fisika-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan flavor, kelarutan, titik cair dan polymorphism, titik didih (boiling point), titik pelunakan, slipping poin, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan (turbidity point). Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses pemucatan, karena asam-asam lemak dan gliserin tidak berwarna. Warna orange atau kuning disebabkan oleh adanya pigmen karoten yang larut dalam minyak. Bau dan flavour dalam minyak terdapat secara alami juga terjadi akibat kerusakan minyak. Sedangkan bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan betaionine. Titik cair bergantung pada asam lemak yang terkandung dalam minyak tersebut (Aziz, 2009 : 6). 2.3.2 Sifat Kimia Minyak Dan Lemak Pada umumnya
asam lemak jenuh dari minyak mempunyai rantai lurus
monokarboksilat dengan jumlah atom karbon yang genap. Reaksi penting pada minyak dan lemak adalah reaksi hidrolisis, oksidasi dan hidrogenasi. a. Hidrolisis Dalam reaksi hidrolisis, minyak atau lemak akan diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisis yang dapat megakibatkan kerusakan minyak atau lemak karena tercapainya sejumlah air dalam minyak atau lemak tersebut. Minyak atau lemak dapat dihidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak karena adanya air. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam dan enzim-enzim. Hidrolisis oleh enzim lipase akan menyebabkan kadar asam lemak bebas menjadi tinggi (Ketaren,1986).
31
b. Oksidasi Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan minyak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada minyak, Oksidasi biasanya dimulai dengan pembentukan peroksida dan tingkat selanjutnya adalah terurainya
asam-asam lemak disertai dengan
konversi hidroperoksida menjadi aldehid dan keton
serta asam-asam lemak
bebas (Ketaren,1986). c. Hidrogenasi Hidrogenasi disebut pengerasan, menyebutkan penjenuhan/ikatan rangkap dalam rangkaian asam lemak dari trigliserida. Dua akibat yang ditimbulkan yaitu titik cair lemak atau minyak akan naik,da lemak atau minyak menjadi lebih stabil (Adiono, 1987). 2.3.3 Komposisi Minyak Kelapa Sawit Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 % perikarp dan 20 persen buah yang kulit tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40%. Minyak kelapa sawit adalah lamak semi padat yang mempunyai kompossisi yang tetap. Rata - rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada tabel 2.1 dan bahan yang tidakdapat tersabunkan jumlahnya sekitar 0,3 %.
32
Tabel 2.2.Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Inti Kelapa Sawit Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Minyak Inti Sawit Asam kaprilat Asam kaproat Asam laurat Asam miristat Asam palmitat Asam stearat Asam oleat Asam linoleat
1,1 - 2,5 40 - 46 3,6 - 4,7 39 - 45 7 - 11
3-4 3-7 46 - 52 14 - 17 6,5 - 9 1 - 2,5 13 - 19 0,5 - 2
Sumber : Jacobsberg, 1969
2.4
Kadar Kotoran Kadar pengotor dan zat terlarut adalah keseluruhan bahan-bahan asing yang
tidak larut dalam minyak, pengotor yang tidak terlarut dinyatakan sebagai persen zat pengotor terhadap minyak atau lemak. Pada umumnya, penyaringan hasil minyak sawit dilakukan dalam rangkaian proses pengendapan yaitu minyak sawit jernih dimurnikan dengan sentrifugasi. Dengan proses tersebut kotoran-kotoran yang berukuran besar memang dapat disaring. Akan tetapi, kotoran-kotoran atau serabut yang berukuran kecil tidak bisa disaring, hanya melayang-layang didalam minyak sawit sebab berat jenisnya sama dengan minyak sawit. Padahal alat sentrifugasi tersebut dapat berfungsi dengan prinsip kerja yang berdasarkan pada perbedaaan berat jenis. (marunduri, 2009 : 25) Kotoran yang terdapat pada minyak terdiri dari tiga golongan, yaitu :
1.
Kotoran yang tidak terlarut dalam minyak (fat insolube) dan terdispersi dalam minyak. Kotoran yang terdiri dari biji atau partikel jaringan, lendir dan getah serat-
serat yang berasal dari kulit abu atau material yang terdiri dari Fe, Cu, Mg, dan Ca, serta air dalam jumlah kecil. Kotoran seperti ini dapat diatasi dengan cara
33
mekanis yaitu dengan cara pengendapan dan sentrifugasi. Kadar pengotor dalam minyak sawit berupa logam seperti besi, tembaga, dan kuningan biasanya berasal dari alat-alat pengolahan yang digunakan. Tindakan preventif pertama yang harus dilakukan untuk menghindari terikutnya kotoran yang berasal dari pengelupasan alat-alat dan pipa adalah mengusahakan alat-alat dari stainless steel. Mutu dan kualitas minyak sawit yang mengandung logam-logam tersebut akan turun. Sebab dengan kondisi tertentu, logam-logam itu dapat menjadi katalisator yang menstimulir reaksi oksidasi minyak sawit. Reaksi ini dapat dimonitor dengan melihat perubahan warna minyak sawit yang semakin gelap dan akhirnya menyebabkan ketengikan.
2.
Kotoran yang berbentuk suspensi koloid dalam minyak Kotoran ini terdiri dari pospolipid, senyawa yang mengandung nitrogen dan
senyawa kompleks lainnya. Kotoran dapat dihilangkan dengan menggunakan uap panas, sentrifugasi, atau penyaringan dengan menggunakan adsorben.
3.
Kotoran yang terlarut dalam minyak (fat soluble compound) Kotoran yang termasuk dalam golongan ini terdiri dari asam lemak bebas,
sterol, hidrokabon, monogliserida dn digliserida yang dihasilkan dari hidrolisis trigliserida, zat warna yang terdiri dari karatenoid, klorofil. Zat warna lainnya yang dihasilkan dari proses oksidasi dan dekomposisi minyak yang terdiri dari keton, aldehida dan resin serta zat lannya yang belum teridentifikasi. (Ketaren, 1986).
34
2.5
Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit
Standar mutu merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standar mutu, yaitu kandungan air dan kadar kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna dan bilangan peroksida. Faktor lain yang mempengaruhi standar mutu adalah titik cair, dan kandungan gliserida, refining loss, plastisitas dan spreadability, kejernihan kandungan logam berat, dan bilangan penyabunan. Ada beberapa standar mutu untuk menentukan kuailitas minyak sawit, dapat di lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.3 Standar Mutu SPB dan Ordinary Minyak Kelapa Sawit Kandungan SPB Ordinary Asam lemak bebas (%) Kadar air (%) Kotoran (%) Besi p.p.m Tembaga p.p.m Bilangan Iod Karorene p.p.m Tokoferol p.p.m
1-2 0,1 0,002 10 0,5 53 Âą 1,5 500 800
3-5 0,1 0,01 10 0,5 45 - 56 500 â&#x20AC;&#x201C; 700 400 - 600
Sumber: Ketaren, 1986.
Tabel 2.4 Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit No Karakteristik Kadar asam lemak bebas (%) 1 Kadar air (%) 2 Kadar Kotoran (%) 3 Sumber : SNI, 2006.
Batasan < 5,00 < 0,50 < 0,50
35
Berikut ini standar mutu minyak kelapa sawit di PT. Poliplant Sejahtera Siriham, dapat dilihat berikut ini:
Tabel 2.6. Standar Kualitas Minyak No Parameter Kadar asam lemak bebas (%) 1 Kadar air (%) 2 Kadar kotoran (%) 3
Batasan 5,00 0.200 0,020
Sumber : PT. Poliplant Sejahreta Siriham (PSA), 2011
36
III. METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat Adapun waktu dan tempat pelaksanaan metode penelitian adalah sebagai
berikut: Waktu
: Bulan Maret s/d April 2011
Tempat : PT. Poliplant Sejahtera PKS. Siriham Desa Sengkuang Kecamatan Air upas Kabupaten Ketapang. 3.2
Alat dan Bahan
1). Alat -
Oven
-
Kertas saring (Filter paper)
-
Funnel glass
-
Beaker gelas
-
Neraca Analitik 4 Desimal
2). Bahan -
Minyak Sawit (Crude Palm Oil)
-
Hexane
37
3.3
Metode Pelaksanaan Penentuan kadar kotoran a.
Berikan hexane pada kertas saring secukupnya sampai bersih.
b.
Keringkan 20 menit dalam oven.
c.
Keluarkan kertas saring dan dinginkan.
d.
Timbang kertas saring dan catat beratnya.
e.
Tempatkan kertas saring pada funnel glass.
f.
Tuangkan minyak CPO kedalam kertas saring.
g.
Sirami dengan hexena sampai minyak di kertas saring benar-benar bersih.
h.
Masukkan kertas saring kedalam oven Âą 5 menit.
i.
Keluarkan dan dinginkan.
j.
Timbang kertas saring dan catat hasilnya.
k.
Lakukan perhitungan Kadar kotoran =
Keterangan : A : berat akhir B : berat awal 3.4
Parameter Pengamatan Adapun parameter pengamatan yang digunakan dalam penelitian adalah
pengujian sifat kimia yaitu penentuan kadar kotoran yang ada pada CPO.
38
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
4.1.1 Data Tabel 4.1. Pengamatan kadar kotoran dalam crude palm oil (CPO) di PKS. Siriham Bulan Maret. Tanki 1 Kotoran (%) 0,021 01-03-2011 0,022 02-03-2011 0,021 03-03-2011 0,020 04-03-2011 0,021 05-03-2011 0,020 06-03-2011 0,020 07-03-2011 0,021 08-03-2011 0,021 09-03-2011 0,020 10-03-2011 0,020 11-03-2011 0,021 12-03-2011 0,021 13-03-2011 0,020 14-03-2011 0,021 15-03-2011 0,021 16-03-2011 0,021 17-03-2011 0,021 18-03-2011 0,021 19-03-2011 0,021 20-03-2011 0,021 21-03-2011 0,021 22-03-2011 0,021 23-03-2011 0,022 24-03-2011 0,022 25-03-2011 0,022 26-03-2011 0,020 27-03-2011 0,020 28-03-2011 0,020857 Rata-rata Sumber : Lab. PKS. Siriham, 2011 Tanggal
Tangki 2 Kotoran (%) 0,020 0,021 0,019 0,021 0,020 0,020 0,020 0,020 0,019 0,020 0,019 0,019 0,021 0,021 0,021 0,021 0,020 0,020 0,020 0,021 0,021 0,026 0,021 0,021 0,021 0,021 0,020 0,020 0,0205
39
Tangki 3 Kotoran (%) 0,022 0,023 0,022 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,020 0,021 0,021 0,021 0,022 0,022 0,022 0,021 0,022 0,022 0,022 0,022 0,021 0,022 0,020 0,021 0,020 0,020 0,020 0,020 0,021214
Tabel 4.2. Pengamatan kadar kotoran dalam crude palm oil (CPO) di PKS. Siriham Bulan April. Tanki 1 Kotoran (%) 0,021 01 - 04 - 2011 0,022 02 - 04 - 2011 0,021 03 - 04 - 2011 0,022 04 - 04 - 2011 0,022 05 - 04 - 2011 0,022 06 - 04 - 2011 0,023 07 - 04 - 2011 0,022 08 - 04 - 2011 0,022 09 - 04 - 2011 0,022 10 - 04 - 2011 0,023 11 - 04 - 2011 0,022 12 - 04 - 2011 0,023 13 - 04 - 2011 0,023 14 - 04 - 2011 0,022 15 - 04 - 2011 0,022 16 - 04 - 2011 0,023 17 - 04 - 2011 0,023 18 - 04 - 2011 0,022 19 - 04 - 2011 0,023 20 - 04 - 2011 0,024 21 - 04 - 2011 0,024 22 - 04 - 2011 0,024 23 - 04 - 2011 0,024 24 - 04 - 2011 0,024 25 - 04 - 2011 0,023 26 - 04 - 2011 0,267 27 - 04 - 2011 0,022 28 - 04 - 2011 0,031286 Rata-rata Sumber : Lab. PKS. Siriham, 2011 Tanggal
Tangki 2 Kotoran (%) 0,020 0,020 0,019 0,021 0,021 0,021 0,021 0,022 0,020 0,021 0,020 0,022 0,022 0,023 0,022 0,022 0,021 0,023 0,021 0,022 0,022 0,022 0,022 0,022 0,021 0,021 0,023 0,022 0,021393
40
Tangki 3 Kotoran (%) 0,022 0,020 0,020 0,021 0,037 0,020 0,020 0,020 0,021 0,022 0,020 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,021 0,022 0,022 0,023 0,021 0,021571
4.1.2
Perhitungan
Berukut ini adalah perhitungan kadar kotoran pada tangki 2 pada tanggal 01 maret 2011.
Keterangan : A : berat akhir B : berat awal 4.2
Pembahasan Kadar kotoran adalah bahan-bahan tak larut dalam minyak, dimana dengan
ukuran kecil zat pengotor ini sulit untuk disaring, oleh karena itu perlu dimurnikan terlebih dahulu dengan menggunakan alat purifier sebelum disimpan pada tangki timbun. Kadar pengotor dan zat terlarut adalah keseluruhan bahan-bahan asing yang tidak larut dalam minyak, pengotor yang tidak terlarut dinyatakan sebagai persen zat pengotor terhadap minyak atau lemak. Pada umumnya, penyaringan hasil minyak sawit dilakukan dalam rangkaian proses pengendapan yaitu minyak sawit jernih dimurnikan dengan sentrifugasi. (Marunduri, 2009 : 24) Kadar kotoran merupakan salah satu faktor yang berkaitan langsung dengan penurunan mutu minyak sawit atau yang biasa disebut dengan crude palm
41
oil (CPO). Untuk mengetahui tinggi rendahnya asam lemak bebas maka perlu dlakukan analisa asam lemak bebas. Dalam penentuan kandungan asam lemak bebas (ALB), PKS Siriham menggunakan metode gravimetri. Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Metode gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan (Anonim, 2011).
4.2.1
Nilai Kadar Kotoran Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 4.1 dan 4.2 di atas telah dapat
diketahui hasil analisa asam lemak bebas pada tangki timbun di PKS Siriham. Hasil rata-rata kadar kotoran pada tiap tangki timbun pada bulan Maret dan April yaitu, bulan Maret nilai kadar kotoran pada tangki timbun yang diperoleh, tangki I 0,020857 %, tangki II 0,0205 % dan tangki III 0,021214 %, sedangkan nilai kadar kotoran pada bulan April yaitu pada tangki timbun I 0,031286 %, tangki II 0,021393 %, dan tangki III 0,021571 %. Kandungan kadar kotoran dalam minyak dapat dipengaruhi pada saat proses pengolahan dan pada saat pemanenan, untuk itulah pada saat pengolahan minyak terdapat stasiun klarifikasi yang merupakan stasiun pemurnian minyak dengan metode penyaringan, pengendapan, dan sentrifugasi. Jenis-jenis kadar kotoran yang terdapat pada minyak sawit dan kemudian akan disaring oleh vibrating screen yaitu berupa pasir, serabut, lumpur, dan lainlain. Menurut Maruli Pardamean (2009) crude oil yang telah diencerkan di alirkan
42
ke vibrating screen yang berukuran 20-40 mesh untuk memisahkan bahan asing seperti pasir, serabut, dan bahan-bahan lainnya. Kadar kotoran adalah keseluruhan bahan-bahan asing yang tidak larut dalam minyak, kotoran yang tidak larut dinyatakan sebagai persen zat pengotor terhadap minyak atau lemak. 1.2.2. Standar Kadar Kotoran Berdasarkan SNI Standar kualitas minyak sawit pada PKS Siriham Berdasarkan SNI 012901-2006 dan SNI 01-2901-1992 sudah memenuhi standar dengan rata-rata kadar kotoran ialah pada tangki I 0,020 %, tangki II 0,020 %, dan tangki III 0,021 %. Adapun stadar SNI 01-2901-2006 dapat diliahat pada table 4.3 dan SNI 012901-1992 pada tabel 4.4. Table 4.3 Syarat mutu minyak kelapa sawit mentah SNI 01-2901-2006 No Karakteristik Batasan Kadar asam lemak bebas (%) 1 Kadar air (%) 2 Kadar Kotoran (%) 3 Sumber : Standar Nasional Indonesia, 2006
< 5,00 < 0,50 < 0,50
Tabel 4.4 Syarat mutu minyak kelapa sawit mentah SNI 01-2901-1992 No Karakteristik Syarat Cara Pengujian Warna kuning jingga sampai Visual 1 kemerah-merahan Asam lemak bebas (%) 5,00 BS 684 â&#x20AC;&#x201C; 1958 2 Kadar kotoran (%) 0,50 SNI â&#x20AC;&#x201C; 3184 1992 3 Kadar air (%) 0,45 BS 684 - 1958 4 Sumber : Standar Nasional Indonesia, 1992.
43
4.2.3
Pengaruh Penyimpanan CPO Terhadap Kadar Kotoran Dari tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa waktu penyimpanan
CPO pada tangki timbun tidak berpengaruh terhadap tingginya kadar kotoran, ini dilihat dari turun naiknya nilai kadar kotoran pada garifik berikut ini : a. Bulan Maret
Gambar 4.1. Grafik kadar kotoran pada tangki 1 Pada tangki 1 lama penyimpanan tidak berpengaruh terhadap tingginya kadar kotoran pada PKS Siriham, ini dapat dilihat dari garifik diatas. Tingkat kadar kotoran tertinggi pada tangki 1 adalah 0,0225 % pada tanggal 2, 24, 25, dan 26 maret 2011.
Gambar 4.2. Garafik kadar kotoran pada tangki 2
44
Sama halnya pada tanki 1, kadar kotoran CPO pada tangki 2 relatif stabil hanya pada tanggal 22 terjadi kenaikan kadar kotoran CPO pada tangki 2 ini yaitu dengan tingkat kadar kotoran 0,026 %.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Gambar 4.3. Grafik kadar kotoran pada tangki 3 Pada tangki tiga tingkat kadar kotoran dari tanggal 1 sampai tanggal 28 lebih tidak stabil, karena pada grafik diatas terdapat turun naiknya kadar kotoran CPO pada tangki 3. Tingkat kadar kotoran tertinggi terjadi pada tanggal 2 yaitu dengan jumlah 0,023 % dan tingkat kadar kotoran paling rendah trjadi pada tanggal 9, 23, 25, 26, 27, dan 28 dengan tingkat kadar kotoran yaitu 0,020 %.
45
b.
Bulan April
Gambar 4.4. Grafik kadar kotoran pada tangki 1 Dari grifik diatas dapat dilihat bahwa kadar kotoran tertinggi terjadi pada tanggal 2, 24, 25, dan 26 dengan tingkat kadar kotoran yaitu 0,022 %, namun tingginya kadar kotoran ini masih didalam ambang batas standar kadar kotoran yang ditetapkan oleh pabrik.
Gambar 4.5. Grafik kadar kotoran pada tangki 2 Pada tangki 2 nilai kadar kotoran relatif strabil yang berkisar diantara 0,020 %, ini merupakan salah satu parameter mutu CPO yang baik.
46
Gambar 4.5. Grafik kadar kotoran pada tangki 3
Pada tangki 3 nilai kadar kotoran relatif stabil, hanya pada tanggal 5 terjadi kenaikan kadar kotoran hingga mencapai 0,037 % hal ini dikarenakan terjadi penumpukan buah yang berlebihan pada loading ramp dan pendorongan buah yang dilakukan dengan alat berat yaitu loder sehingga banyak zat-zat pengotor seperti pasir, batu-batu kecil, lumpur dan kayu ikut terangkut dalam proses pengolahan.
47
V. PENUTUP 5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1.
Berdasarkan tabel pengamatan kadar kotoran, diperolehlah rata-rata maksimal kadar kotoran dalam Crude Palm Oil pada saat disimpan di tangki timbun yaitu pada bulan maret tangki 1 0,020857 % , tangki 2 0,0205 %, tangki 3 0,021214 %. Pada bulan April tangki 1 0,031286 %, tangki 2 0,021393 %, tangki 3 0,021571 %.
2.
Hasil analisa tersebut masih memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh pabrik dan sesuai dengan SNI yang berlaku, sehingga Crude Palm Oil ini data dikatakan Crude Palm Oil yang berkualitas baik dan dapat dipasarkan.
3.
Dilihat dari rata-rata nilai kadar kotoran pada ketiga tangki timbun diketahui bahwa nilai kadar kotoran tidak berpengaruh.
48
5.2.
Saran Adapun saran yang dapt diberikan adalah :
1.
Dalam melakukan analisa terhadap Crude Palm Oil menggunakan parameter lain yang juga menggunakan metode lain untuk membandingkan metode mana yang lebih baik.
2.
Pada pelaksanaan analisa Crude Palm Oil pada tangki timbun sebaiknya dilakukan setiap 1 jam sekali, nilai kadar kotoran akan berubah setiap saat tergantung kondisi tempat penyimpanan.
49
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2011. Metode Gravimetri, diakses http://id.wikipedia.org/wiki/Garavimetri_%28kimia%29, tanggal 24 juni 2011 jam 23.45 wib.
dari diambil
Aziz, A. A., 2009. Penentuan Kadar Air dan Kotoran Minyak Sawit Mentah (CPO) Pada Tangki Penyimpanan di Pabriki Kelapa Sawit PTPN. IV Kebun Adolina, Universitas Sumatera Utara, Medan. Ketaren, S., 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan Pertama. Universitas Indonesia, Jakarta. Mangoensoekarjo, S., 2003. Manajemen agrobisnis Kelapa Sawit cetakan Pertaman, Gajah Mada University Press, Jakarta. Marunduri, F. J., 2009. Pengaruh Waktu Inap CPO pada Storage Tank Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas, Kadar Air, dan Kadar Kotoran di PTPN III Tebing Tinggi PKS Kebun Rambutan, Universitas Sumatera Utara, Medan. Pardamean, M., 2008. Panduan Lengkap Pengolahan Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit, Agro Media Pustaka, Jakarta. Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit, Agro Media Pustaka, Jakarta.
50