Website Mati Website Stikom sudah lama mati namun kenapa belum ada perbaikan? Padahal fungsi website sangat penting, salah satunya sebagai informasi bagi calon mahasiswa baru yang akan mendaftar di kampus Stikom. Mohon pihak yang berwenang untuk memperbarui dan mengupdate konten di website. Wahyu Anggara (Mahasiswa Stikom Semarang) Masukan dari mas Anggara sangat baik. Dari pihak akademik. Ketua Stikom Semarang Drs. Gunawan Witjaksana M.Si. tengah serius mengupayakan agar wesbsite Stikom bisa di akses kembali. Lebih Solid Minimnya aktivis pers mahasiswa bukan hanya dialami di Stikom namun juga di perguruan tinggi yang lain. Tetapi dengan minimnya pengelola pers mahasiswa jangan menjadi alasan untuk tidak berkarya. Saya menyarankan agar teman-teman BK sering mengadakan diskusi sederhana di luar kampus yang tujuannya agar anggota BK lebih solid dan lebih mengenal karakter satu sama lain. Faqih (Mahasiswa Stikom Semarang) Siap mas Faqih. Mungkin karena deadline yang terus mengejar jadi terlalu punya waktu untuk diskusi. Tapi habis deadline kita upayakan.
Belajar Dari Imunisasi
S
idang pembaca BK di mana pun berada. Senang sekali redaksi bisa menyapa kalian semua dibulan ini.Meskipun edisi bulan ini BK di buat di tengah – tengah ujian Mid semester. Lega rasanya BK tetap bisa menyapa para sidang pembaca. Rasa syukur juga kita panjatkan kepada Allah Swt karena dengan karunia Nya kita di beri kesempatan untuk berpikir, berkarya dan melakukan apapun yang kita suka. Dengan maksud memanfaatkan rahmat kesehatan yang teramat berharganya ini. Redaksi BK dengan penuh semangat mengelola tabloid yang masih “kurus”. Memang benar masih kurus. Ibarat tubuh manusia BK belumlah cukup gizi. Kalau belum cukup gizi tentu di ajak berlari, di suruh melompat, push up, sit up apalagi kayang tentu masih lah sulit. Redaksi masih di gawangi oleh mahasiswa – mahasiswa semester dua dan empat yang hanya bermodalkan semangat dan kemauan belajar tinggi. Untuk benar – benar mengelola tabloid yang pembaca pegang ini. Redaksi selalu berusaha memperbaiki lubang – lubang kekurangan yang ada di tabloid ini. Redaksi percaya pengalaman adalah guru terbaik. Jika kemauan belajar tetap terpelihara. Memang ada beberapa orang yang menginginkan BK untuk melakukan revolusi. Melalukan perubahan secara cepat dan simultan. BK di suruh berlari ketika kondisi badan masih kurus tadi. Lahirlah kritik – kritik tajam yang sampai kepada redaksi. Semua itu di tampung Redaksi dalam satu wadah sebagai bentuk imunisasi. Tentu pembaca sudah tahu bahwa imunisasi sangat penting bagi sistem kekebalan tubuh. Melindungi tubuh dari berbagai penyakit. Itulah yang coba kami bangun. Kritikan itu layaknya proses imunisasi. sakit memang di awal. Tetapi akan berguna juga pada akhirnya. Dengan badan yang sudah di imunisasi maka “badan BK” pun jadi kuat. Seiring waktu tabloid yang pembaca pegang ini akan sanggup berlari. Bahkan lompat tinggi. Lalu siapa tahu dengan lompatan itu tabloid BK bisa meraih prestasi. Semoga. Saran dan kritik dari pembaca senantiasa kami tunggu. Saran dan kritik pembaca akan menjadi imunisasi kami. Selamat membaca dan berbahagia. ( Redaksi )
BK harus berani keluar. Saya menyarankan mahasiswa Benteng Kampus juga meliput kegiatan di Kelurahan, Kecamatan dan kegiatan lingkungan masyarakat lainnya. Harapannya agar BK juga sebagai media promosi kampus. Drs. Kuwatono M.Si(Dosen Stikom Semarang) Terima kasih Pak Kuwatono atas sarannya. Redaksi akan selalu berusaha memperbaiki BK. Meliput ke luar lingkungan kampus selalu kami upayakan untuk menambah skill reporter kami dalam menjalankan tugas – tugas jurnalistik. Salam kenal BK Pertama mendapatkan tabloid BK dari temen ku yang kuliah di Stikom Semarang. Kesan ku lumayan juga. Meskipun masih hitam putih tetapi isinya bisa menambah pengetahuan. Aku Tanya pada temen ku sirkulasi Bk itu apa sampai ke luar kota. Ternyata hanya di kota semarang saja. Terus bagaimana cara BK untuk di nikmati pembaca yang kebetulan ada di luar kota Semarang. Apakah ada website atau blog yang bisa di kunjungi. ( Aminudin mahasiswa smt 6 STIKAP Pekalongan- 085642737xxx) Terima kasih mas amin atas perhatiannya kepada BK. Selain versi cetak kami juga mempunyai blog yang bisa anda kunjungi di bentengkampusnews.blogspot.com. lihat juga BK d a l a m v e r s i e - p a p e r d i ISSUU.com/Bentengkampusstikom. Jadi temen – temen bisa mengupdate informasi tentang BK bisa di mana saja. Redaksi juga akan selalu memberikan inovasi dari setiap edisi yang akan diterbitkan . Kritik dan saran selalu kami nantikan dari pembaca agar kami dapat lebih inovativ dalam menyajikan segala informasi dari setiap segmentasi yang dimuat dalam Tabloid Benteng Kampus.
EDITORIAL Harga Diri dan Diplomasi
S
eluruh penguasa negara di dunia ini bersepakat narkoba dijadikan musuh bersama. Pengedar, pengguna dan produsen mesti dihukum seberat-beratnya, seluruh penguasa dunia sepekat untuk itu. Karena narkoba jelas-jelas merusak masa depan dan moral bangsa. Strategisnya posisi Indonesia baik dari geografis dan demografis menjadikan incaran para pengedar narkoba di seluruh dunia. Wilayahnya yang begitu terbuka dinilai mudah untuk disusupi, demikian juga penduduknya yang sangat besar dapat dijadikan pangsa pasar potensial. Namun sebagai Negara yang berdaulat Indonesia tidak mau takluk begitu saja atas ancaman narkoba. Upaya membebaskan warga negaranya dari narkoba digerakkan secara massif mulai dari pencegahan, pembinaan sampai penindakan berupa sanksi yang paling berat yakni hukuman mati. Kedaulatan bangsa Indonesia dalam konteks ini , sekarang tengah menghadapi ujian. Ketika akan menjalankan kesepakatan bersama untuk menindak tindak pelaku kejahatan narkoba tibatiba kedaulatan itu diusik oleh Negara Australia dan Brazil. Dua Negara ini memang memiliki kepentingan secara khusus karena warga negaranya akan menghadapi eksekusi mati karena narkoba. Dengan berbagai cara dua Negara itu melakukan manuver dan tekanan politik terhadap pemerintahan kita agar setidaknya memberikan keringanan hukuman terhadap rakyat mereka yang seorang gembong narkoba kelas kakap. Masalah ini pun merembet sampai ke hubungan diplomatik. Duta besar Indonesia yang baru akan bertugas di Brazil ditolak PM Brazil . Sedangkan Australiai “ tetangga yang sering gaduh” terus melakukan lobi – lobi politik. Mulai dari bujukan, ancaman sampai mengungkit jasa telah memberi bantuan saat ada bencana Sunami Aceh ditempuh. Meskipun mendapat berbagai tekanan Indonesia tetap bersikukuh tidak akan memberikan ampunan.Tentu sikap kukuh itu mendapat respon negatife dari pihak-pihak yang menjadi sekutu Australia dan Brazil. Gantung ya gantung. ( redaksi )
Benteng kampus, tabloid bulanan Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi ( STIKOM ) Semarang di terbitkan berdasarkan SK Ketua STIKOM Semarang nomor : 113/A.40/STIK/IV/2012. Terbit tiap tengah bulan . Pelindung : Ketua STIKOM Semarang , Drs. H. Gunawan Witjaksana, M.Si. Penanggung jawab : Ketua Program Studi Ilmu komunikasi, Drs Sonef Riyadi, M.Si, Pemimpin Redaksi, Syamsul Huda S.sos, M.Si. Dewan Redaksi : Drs. Gunawan Witjaksana, M.Si, Drs. Sonef Riyadi, M.Si, Drs. Pardomuan Siregar, Drs Mas Susiswo, MM, Drs Sri Mulyadi, MM, Syamsul Huda S.Sos, M.Si, Koordinator Liputan : Iwan Arifianto, Irfandi YA, Reporter : Apriyani Indrawati, Ria Anggraeni, M Khoir, Mustakim, Nanda , Pradevy, Erma, Siti Fatimah, Fotografer : Baihaqy Iktasoma, Desain Grafis : Pratama Aji W , Alamat Redaksi : Jl. Woltermonginsindi 119 Pedurungan – Genuk Semarang, : kampusbenteng@gmail.com. : Benteng Kampus : @bentengkampus. Redaksi menerima tulisan / naskah dari kalangan kampus dan masyarakat umum. Naskah yang di kirim ke redaksi di harapkan di ketik rapi, menggunakan bahasa Indonesia
07/ IV/ 2015
Berita Utama
HUKUMAN MATI ANTARA HARGA DIRI dan DIPLOMASI Ketukan palu hakim yang menjatuhkan sanksi pidana mati kepada sejumlah pelaku kasus peredaran narkoba di Indonesia yang populer dengan sebutan Bali Nine menggegerkan jagad negara-negara terpidana itu berasal. Tak tanggung-tanggung reaksi tidak hanya muncul dari masing-masing keluarga terpidana, tetapi para kepala negara terpidana, bahkan sekjen PBB Ben Ki Moon juga mereaksi keras penegak hukum Indonesia yang akan mengeksekusinya.
H
al ini sangat aneh, bukankah masyarakat internasional sudah sepakat untuk memerangi narkoba secara massif, karena barang haram yang satu ini dapat merusak masa depan setiap bangsa sekaligus menjadi ancaman serius tatanan masyarajkat dunia ke depan ? Putusan hukuman dan eksekusi mati untuk para pelaku tindak kejatan narkoba sebenarnya sudah menjadi kebiasaan dan keniscayaan di negara manapun juga ketika seseorang terbukti dengan sah dan meyakinkan kalau dirinya terlibat dalam tindak kejahatan peredaran narkoba. Sehingga kalau sampai harus menerima sanksi eksekusi hukuman mati disikapi dengan biasa, karena sudah ada ukurannya yang jelas . Dengan dijadikannya narkoba sebagai musuh bersama oleh seluruh warga bangsa di dunia sebenarnya tidak perlu ada yang kaget manakala ada seseorang, siapapun dia, berasal darimanapun dia, pemeluk dan keyakinan apapun dia, haruslah dilihat sebagai sebuah keniscayaan dan kewajaran. Tidak perlu dianggap aneh dan nyleneh. Namun tidaklah demikian, ketika para pelaku tindak kejahatan narkoba yang dikenal dengan Bali Nine dijatuhi hukuman mati dan selanjutnya akan dieksekusi oleh regu tembak di Nusa Kambangan Cilacap Jawa Tengah. Para elit negara Australia, Perancis , Brazil , Belanda dan Sekjen PBB menolak keras atas sanksi itu dengan berbagai alasan. PM Australia , Tony Abbott mengungkit bantuan yang pernah dikucurkan kepada rakyat Aceh saat terkenan bencana Tsunami beberapa tahun lalu. Menteri luar negeri dan pembangunan internasional Perancis Laurent Fabius memanggil Duta Besar Indonesia di Perancis Hotmangadjara Pandjaitan untuk memebri penjekasan warga negara Perancis yang akan segera dieksekusi. Presiden Brazil Dilma Rousseff menolak kehadiran duta besar I n d o n e s i a To t o R i y a n t o y a n g a k a n menyerahkan surat kepercayaan duta besar kepadanya. Padahal acaranya sudah disusun berdasarkan mekanisme protokoler sesuai dengan standard operasional. Perilaku dan perlakuan yang aneh-aneh itu hamoir dapat dipastikan terkait dengan kebijakan pemerintah Indonesia untuk menghukum mati poara genbong narkoba yang kebetulan berasal dari negara mereka. Sebagai bangsa yang berdaulat , seharusnya Indonesia tidak merasa tertekan dengan pressure-pressure itu. Pakar komunikasi politik, Prof Dr Tjipta Lesmana menyatakan Indonesia harus berdiri tegak dan bersikap tegas atas tekanan-tekanan itu, seraya memberikan penjelasan kepada
dunia bahwa hukuman mati merupakan hokum positif yang berlaku di Indonesia. “Jadi negara manapun harus menghormati hukum yang berlaku di Indonesia. Termasuk Australia, Perancis, Belanda, Brazil yang ada warga negaranya akan diseksekusi mati karena narkoba”kata Prof Tjipta. Untuk dapat meyakinkan kepada mereka dibutuhkan kemampuan diplomasi dan komunikasi politik yang prima, sebab kalau kemampuan komunikasi politiknya rendah maka Indoensia akan semakin tertekan kendati posisinya berada di pihak yang benar. Mereka jangan hanya diberi ruang untuk menuntut hak , tetapimjuga dibukakan fakta-fakta yang sudah pertnah terjadi. Misalnya saat Amerika minta keringanan warga negeranya yang terkena sanksi hukum di negara Singapura , namun permintaannya ditolak dengan tegas oleh Australia. Indonesia juga pernah mengalami hal serupa, dalam kasus dieksekusinya prajurit TNI AL Usman dan Harun, sebelum dieksekusi mati keduanya sempaty dimintakan amoun oleh negara Indonesia tetapi tidak dikabulkan, atas kondisi itu Indonesia menerima. Jaga Kedaulatan Agar tidak menjadi bola liar, seharusnya pihak otoritas yang mengemban amanat eksekusi harus segera melakukannya. Sebab kalau ditunda-tunda terus dikhawatirkan akan menjadi bola liar yang sulit dikendalikan. Dieksekusinya putusan itu,menurut staf pengajar jurnalisme radio STIKOM Semarang, Drs Pardomuan Siregar akan meningkatkan nasionalisme bangsa Indnesia sekaligus menguatkan kepercayaan publik terhadap presiden Joko Widodo. “|Sebagai negara yang berdaulat, kita bisa dan tak perlu merasa khawatir untuk menjalankan eksekusi itu. Saya melihat dengan tertunda-tundanya eksekusi sepertinya presiden Jokowi ragu-ragu dan kurang tegas. Presiden kita perlu didorong agar tegas dan tak ragu dalam menghadapi gembong-gembong narkoba, apalagi jika dikaitkan dengan kedaulatan bangsa harus kita bela, kedaulatan dan kehormatan bangsa ini harus kita jaga bersama “kata Pardomuan. Bersamaan dengan itu, seraya menunjukkan ketegasan, sebagaimana Prof Tjipta, Pardomkuan menandaskan perlu komunikator-komunitaor dan diplomatdiplomat ulung dari pihak Indonesia untuk meyakinakan dan mewacana publikkan bahwa Indonesia memiliki sistim hukum
Dok Internet
yang juga harus dihormati oleh madyarakat internasional, apalagi masalah narkoba seluruh dunia sepakat untuk dijadikan musuh bersama. “ Nah ketika Indonesia sedang bermusuhan dengan narkoba, seharusnya mereka dukung dan bantu bukan malah direcoki “ Apa yang dilakukan pihak-pihak asing termasuk melakukan tekanan kepada pemerintah Indonesia agar memperingan sanksi terhadap gembong narkoba itu sangat disayangkan pengajar Hukum Pers STIKOM Semarang, H. Soetjioto SH, MH. “seharusnya mereka menghormati hukum yang berlaku di Indonesia, di depan hukum posisinya sama, tidak peduli dari mana dia berasal dan siapa dibelakang mereka “kata Soetjipto. Menurutnya, ada atau tidaknya tekanan dari dalam maupun luar, eksekusi mati bagi gembong narkoba itu pasti akan dijalankan. Memang dengan sikap menunda-nunda eksekusi dapat mengundang berbagai pertanyaan bahkan memunculkan bola liar yang penuh dengan isu analisis spekulatif. Rakyat Indonesia harus sabar , mungkin pimpinan nasional punya kalkulasi tersendiri. Yang jelas mereka tidak akan membiarkan kalau kedaulatan ini tercabik-cabik. Masa Lalu Agresifnya pihak-pihak asing menekan Indonesia meski posisi Indonesia sedang berhadap-hadapan dengan persoalan narkoba memunculkan analisis-analisis yang menarik meski penuh misteri dan spekulatif. Bukankah mereka-mereka yang menekan Indonesia itu dulu bertepuk tangan ketika Indonesia mengeksekusi gembong teroris semacam Amrozi cs ? . Keberanian mereka bersikap kontra produktif dengan sikapnya sendiri meski dalam kasus yang berbeda mungkin karena Indonesia memiliki masa lalu yang “mudah”ditekan. Oleh Prof Tjipta yang juga guru besar ilmu komunikasi Universitas Pelita Harapan Jakarta analisis-analisis kemungkinan itu bisa jadi benar, kemungkinan benar .”Kenapa Australia keras terhadap hukuman mati, ini karena pemerintah dulu pernah berkompromi dan bisa diloby oleh Australia. Sekarang merka susah melobynya”ujar Prof Tjipta saat diskusi yang digelar oleh John Caine Center di Jakarta (23/2) sebagaimana dimuat di Gatra News. Mungkin karena sulit diloby akhirnya mereka menggunakan berbagai cara untuk ditempuh, juga melalui media. Namun karena kita sulit diloby akhirnya manuver-manuver ini menjadi wacana umum, hal ini bisa menjadi pemicu bagi bangsa Indonesia untuk menunjukkan persatuan dan kekuatannya dengan menolak loby-loby itu secara terbuka ( Tim )
07/ IV/ 2015
Berita Utama
Mereka Bicara
P
ada tahun 1979 indonesia melakukan hukuman mati pertamanya. Orang yang di hukum itu ialah Oesin Batfari. Selang setahun kemudian (1980) Kusni Kasdut dan Hengky Tupanwael menyusul berhadapan dengan regu tembak. Para eksekutor hukuman mati. Mereka semua di hukum mati karena kasus pembunuhan. Begitupun juga yang di alami oleh siti Zaenab. Dia tersandung kasus pembunuhan. Bedanya dia di hukum mati bukan di negerinya sendiri. Pahlawan devisa kita yang bekerja di negeri arab yang kaya akan minyaknya itu. Telah di hukum pancung tanpa ampun. Dia mendapat hukuman mati karena melakukan qisas khusus tanpa keluarga di tanah air yang tahu. Mungkin kita akan bertanya. Di mana Negara?. Di mana pemerintah kita. bagaimana bisa Indonesia membiarkan warga Negara nya mendapat hukuman mati tetapi tak bisa berbuat apapun.
Ternyata itulah adat pemerintah arab yang biasa tak memberikan informasi kepada Negara korban hukuman mati. Negara Indonesia pun merasa kecolongan trhadap eksekusi itu. Sebenarnya Indonesia telah berusaha membebaskan siti Zaenab agar tidak mendapat kan hukuman mati. Telah tiga presiden dari Almarhum Abdurahman Wahid (2000) Susilo Bambang Yudhoyono ( 2011 ) Joko Widodo ( 2015 ) melayangkan surat kepada raja arab Saudi dan melakukan pendekatan kepada keluarga korban, tetapi hukum di sana tetap menggiring TKI itu tetap di hukum mati. Berbeda di Negara kita yang akan melaksanakan hukuman mati. Dengan menaati prosedur yaitu terlebih dahulu memberitahukan ke Negara yang bersangkutan. Cara seperti itu tentu akan memunculkan langkah – langkah diplomasi yang akan di ambil oleh Negara yang warganya akan di hukum mati. Seperti sikap yang di ambil oleh Australia dan Brazil mengenai warga Negara nya yang akan di eksekusi mati oleh
Novita Mulida, 18 tahun Mahasisiwi UNISSULA Prodi. Psikologi Semester Dua Sikap Indonesia mengenai intervensi bentuk persahabatan atau persatuan harus berjalan namun kalau kesalahan dari warga negaranya memang harus dihukum menurut peraturan, negara yang bersangkutan berhak menghukumnya. Di sini peranan presiden sangat menentuka dan menurut saya presiden Jokowi sudah bersikap dengan baik. Selanjutnya Indonesia harus memerangi narkoba dengan cara memperketat pengamanan di berbagai tempat transit seperti bandara, pelabuhan, dan lain-lain. Jangan lupa para remaja harus diberi penyuluhan atau pembimbingan dari orangtua tentang bahaya narkoba. Dan bekerjasama dengan banyak pihak. Doni Yuswanto, 20 tahun Mahasiswa UNNES Prodi. Olah Raga Semester 4 Soal pemberian bantuan dari Australia dan lain-lain itu tidak ada hubungannya dengan kasus narkoba yang sekarang ini terjadi. Bandar narkoba tersebut harus dihukum dengan peraturan negara kita karena hukum memang harus berjalan. Bapak Jokowi sudah menjalankan apa yang harus dijalankan, menurut saya memang harus bersabar untuk mengetahi hasil terbaiknya. Dalam penegakan hukum, jangan pandang bulu, janagn memihak dan negara kita harus mempunyai pendirian yang tegas. Lalu berikan motivasi dan edukasi untuk generasi muda agar tercegah dari bahaya nya narkoba. Wisnu Ragil, 19 tahun Mahasiswa Udinus Fakultas TI Akhir – akhir ini Negara kita mendapatkan tekanan dari negara-negara yang terkait dari kasus narkoba itu hanya untuk menggoyahkan kepribadian dan pendirian negara Indonesia. hukum yang terbaik harus ditetapkan dan dilaksanakan dengan memandang dari segi sebab dan akibatnya. Jatuhnya hukuman mati untuk para tersangka menurut saya efektif untuk memberi efek jera. Saya setuju dengan pemerintah yang di pimpin oleh presiden Jokowi. Untuk mencegah narkoba masuk ke Negara kita kita harus Perketat pengamanan di Indonesia. perangi narkoba dari akarnya yaitu dari si pngedar harus diberikan hukuman sesuai hukum yang berlaku. Kemudian Untuk generasi muda berikan pendidikan moral dan agama. Penyuluhan-
07/ IV/ 2015
pemerintah Indonesia terkait kasus narkoba. Langkah – langkah diplomasi pun di tempuh oleh ke dua Negara tersebut. Bahkan ujung – ujungnya menjadi intervensi. Lalu bagaimana Indonesia harus bersikap terhadap intervensi dari Negara asing?, sikap presiden Jokowi yang kukuh pendiriannya tetap memberikan hukuman mati terhadap para tersangka apakah mencerminkan sikapnya yang tegas ?, terus bagaimana langkah – langkah yang harus di ambil Indonesia dalam memerangi narkoba di mana Negara Indonesia telah menjadi sasaran jaringan pasar internasional?. Terakhir apa yang harus di lakukan generasi muda agar tidak mudah teerseret pada barang haram itu?. Kita simak pendapat teman – teman kita dalam mereka bicara.
penyuluhan tentang bahaya narkoba pun wajib diberikan. Muhammad Gilang Prahara Rimba, 19 tahun Mahasiswa STEKOM Semester 2 Menurut saya, intervensi dari negara Australia dan Brazil sangatlah wajar. Mereka tentu ingin melindungi warga negara mereka seperti hal nya Indonesia melindungi TKI yang terancam hukuman mati beberapa tahun lalu. Tapi yang disayangkan adalah tuntutan mereka terhadap bantuan yang pernah diberikan kepada Indonesia. saya pikir itu bukan hubungan yang baik dalam hubungan diplomasi kedua belah pihak. Hukum tetaplah hukum tidak bisa ditawar-tawar atau digantikan dengan bantuanbantuan apapun. Tentu kita tidak bisa menyalahkan seluruh warga Australia maupun Brazil karena itu kebijakan dari pemerintah mereka jadi menurut saya hukum harus ditegakkan. Dalam hal inin presiden Jokowi cukup tegas, saya setuju dengan sikapnya. Kalau ingin Indonesia terbebas sepertinya terlalu jauh mungkin mereka harus menekan peredaran narkoba terlebih dahulu. Memang sulit butuh kerja sama dari berbagai pihak untuk itu. Martha Dinoera S., 20 tahun, Karyawan Swasta Eksekusi hukuman mati harus tetap dilaksanakan karena sikap pemerintah yang seperti itu menunjukkan bahwa Indonesia juga bisa bersikap tegas dan tidak lagi dianggap remeh oleh negara-negara tetangga. Saya rasa, sikap Jokowi yang seperti itu sudah mencerminkan bahwa Jokowi mempunyai sikap tegas. Banyak masyarakat menilai Jokowi tidak tegas, mungkin mereka menilai dari cara berbicara Jokowi. Jokowi baru saja menjadi presiden tetapi sudah banyak yang menilai jelek Jokowi dan kinerjanya. Langkah selanjutnya untuk memerangi narkoba tentu eksekusi hukuman mati bagi pengedar narkoba tetap ada di Indonesia sampai kapanpun karena bagi saya, untuk memerangi narkoba kita harus membasmi gembong yang membawa virus kepada masyarakat Indonesia. Untuk generasi muda itu timbul dari kesadaan diri masing-masing orang. Sejauh ini sudah dilakukan seminar tentang narkoba tetapi masih banyak generasi muda yang tidak mengerti atau bahkan masa bodoh mengenai bahaya menggunakan narkoba. Orang tua harus memperhatikan pergaulan anak-anak mereka karena dari pergaulanlah generasi muda bisa terseret kasus narkoba, sering menasehati dan memberitahu kepada anak mereka kalau narkoba itu sangat tidak baik untuk didekati, dan juga haram hukumnya memakai narkoba. Saya kira orang tua juga harus diberi seminar mengenai bahaya narkoba agar mengerti betul ketika anaknya bertanya.
Berita Utama Eka Kurnia sari Prihananda , 20 th Mahasiswa UNNES ( Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra ) Menurut saya ketegasan yang di lakukan pak Jokowi bagus memberi hukuman mati bagi pengedar dari Negara asing.Namun lebih baik pemerintah memberi hukuman seumurhidup bagipengedar warga dari Negara Australia dan Brasil.Upaya Pak Jokowi untuk menerapkan hukuman mati malah mencerminkan pemerintahannya yang buruk.Seharusnya ia bisa membatalkan tu demi alasan kemanusiaan. Dengan menghukum mati, ia sudah melanggar hak asasi manusia dan makin menegaskan ketidakberadaban kita sebagai bangsa. Saya cenderung berpikir bahwa Jokowi i n g i n men ciptakan imej dirinya sebagai seorang pemimpin dan seorang b a p a k bangsa.Dengan menghukum mati 2 pengedar narkoba dari Negara asing (Australia dan Berazil).Yang harus di lakukan pemerintah dalam kasus narkoba ini. Pemerintah harus jeli dalam membranta narkoba, dengan cara membrantas pengedar – pengedarnya terlebih dahulu lalu baru penggunanya. Langkah – langkah yang harus di lakukan pemerintah dan penegak hukum,dalam mengatasi kasus ini harus tegas dalam mengatasi kasus ini.Dikarenakan narkoba dapat membuat meninggal di usiamuda, bagi penggunanya. Pemerintah harus mengadakan sosialisasi dan seminar ke sekolah – sekolah maupun kampus –kampus tentang bahaya nya narkoba melalaui pihak – pihaksekolah/ kampus, karena lebih baik mulai dari bangku SMP kelas VII, SMA/ SMK dan Kuliah harus mendapat pedoman bahayanya narkoba walaupun 1 tahun sekali. Agid Yoga Ardita Mahasiswa UNNES (Jurusan Teknik Elektro) Usia. 20 Tahun Menurut saya pemerintah Indonesia tidak usah takut dengan ancaman dari Negara asing (Australia danBrasil) yang merembet sampai kehubungan diplomatik. Saya mengaku mendukung sikap tegas Presiden “Jokowi”untuk tidak memberi pengampunan kepada para terpidana mati kasus narkoba, dari pengedar maupun penggunanya.Dilihat dari akibat yang sudah diperbuat mereka, bagaimana nasib orang-orang, masa depannya, hidupnya yang tidak akan benar lagi, bahkan bias melakukan tindakan criminal terhadap orang-orang di sekitarnya. Langkah – langkah yang harus di lakukan pemerintah dalam kasus narkoba ini.Yang setiap tahunnya ada korban gara – gara barang haram ini yaitu kita brantas dari akarnya terlebih dahulu. Baru batang maupun daunnya. Dan di beri pengarahan bahayanya narkoba, dengan seminar ke generasi muda biar tidak mencoba – coba narkoba
Galang Kurniawan, 17 th Siswa SMA N 6 Semarang Menurut saya apa yang di lakukan pak jokowi bagus dan tegas menghukum mati pengedar dari Australia dan brasil. Pak Jokowi harus tetap dengan pendiriannya menghukum mati pengedar narkoba dari Negara asing.Walaupun dapat ancaman dari dua Negara, cuwek saja pak.sikap yang di lakukan pak Jokowi tentang kasus narkoba sangat tegas, dan cerminan kepribadian pak Jokowi mulai masyarakat tau presiden kita tegas. Biasanya di dalam politik dalam mencari citra yang baik ke masyarakat, pemerintah harus menampilkan image yang baik. Langkah yang harus di lakukan pemerintah dalam mengatasi dengan membrantas pengedar nya lalu penggunaannya. Generasi muda harus ada seminar tu. Biar tau kalau itu berbahaya
Micko 20 tahun karyawan swasta Menurut ku Indonesia harus tegas terhadap hukum yang di ambilnya. Acuhkan saja intervensi – intervensi dari Negara asing. Jika keputusan sudah bulat untuk memberi hukuman mati. Maka segera laksanakan saja. Keputusan ini pasti memiliki hubungan yang erat dengan sikap presiden kita. menurut ku langkah yang di ambil jokowi sudah cukup tegas. Untuk permasalahan tegas atau tidaknya presiden Jokowi itu tergantung dari sudut pandang kita masing – masing. Untuk memerangi narkoba pemerintah harus merangkul seluruh elemen masyarakat. Ingat narkoba musuh kita bersama. Agar pengaruh narkoba bisa di minimalisir. Terutama untuk generasi muda butuh sekali pengetahuan yang cukup mengenai bahaya narkoba.
Agus 20 tahun karyawan swasta Indonesia harus tetap melakukan eksekusi hukuman mati. Apapun yang terjadi. Jangan pedulikan intervensi dari Negara asing. Kemudian menurut ku sikap Presiden Jokowi sudah cukup tegas. Karena jumlah penduduk kita yang cukup besar. Indonesia telah menjadi pasar empuk bagi jaringan pasar narkoba internasional. Maka dari itu selain memperketat pengawasan di pintu – pintu masuk ke Negara kita yaitu pelabuhan dan bandara. Pemerintah kita harus menjalin kerja sama dengan pihak internasional. Dari Interpol mungkin. Dengan begitu semoga saja penyebaran narkoba bisa di tekan. Jangan lupa terus memberikan edukasi kepada generasi muda kita dengan hal – hal yang positif. Bentuk komunitas dan adakan acara yang merangsang kreatifitas kaum muda. Hal itu bertujuan agar pemuda kita lebih aktif dalam hal positif dari pada negative. Mulyati 21 tahun Karyawan swasta Indonesia harus bisa melihat permasalahan yang ada dan menyikapi permasalahan itu dengan bijaksana, tetapi jangan sampai moral bangsa indonesia hancur karena intervensi negara-negara asingpak jokowi Agar kita bisa menekan peredaran narkoba kita harus melakukan pemeriksaan secara menyeluruh di wilayah indonesia supaya kita lebih cepat mengetahui dan menanggulangi narkotika sebelum diedarkan. Melakukan penyuluhan menyeluruh kepada masyarakat akan dampak dan akibat penggunaan narkoba dapat di tekan.
07/ IV/ 2015
OPINI
INTEGRITAS PT ADA DI PELAPORAN PD-DIKTI Otonomi kampus yang di berikan pemerintah kepada penyelenggara perguruan tinggi ( PT ) sebagaimana di atur dalam UU No. 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, pasal 26 mengamanhkan, PT memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggara Tridharma. Oleh : Widodo Implementasi otonomi notabene adalah kebebasan berinteraksi dan berakselerasi, tentu tidak boleh di sikapi dengan pereilaku semaunya sendiri oleh penyelenggara PT, namun perlu di respon melalui pengedepanan ketaatazasan, utamanya mengenai kepatuhan terhadap regulasi yang di keluarkan pemerintah. Dari berbagai regulasi yang ada, pelaporan pada pangkalan data perguruan tinggi ( PD-DIKTI) merupakan hal wajib yang harus di penuhi penyelenggara PT. Semenjak PT memiliki kewajiban melakukan pelaporan di PD-DIKTI , dapat di fungsikan oleh masyarakat luas maupun stakeholders untuk mendapatkan akses informaasi secara riil dan detail akan keberadaan masing – masing PT di Indonesia. Konten pelaporan antara lain mengennai data mahasiswa, dosen, rasio dosen dan mahasiswa, maupun program prodi. Sesuai surat edaran (SE) Direktur Kelembagaan dan kerjasama kementrian pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No. 8319/E2.3/K1/2014 tanggal 24 Oktober 2014 , perihal pelaporan akademik dan sanksi sebagaimana terdapat pada butir 3 samapi 7 SE tersebut menyatakan, PT yang progdinya tidak melakukan pelaporan kegiatan akademik selama 4 ( empat) semester berturut – turut akan di beri sanksi berupa surat peringatan yang di keluarkan ditjen dikti; surat peringatan akan di keluarkan sebanyak 3 ( tiga ) kali dengan sela waktu 3 ( tiga ) bulan berturut – turut; selama proses penerbitan surat peringatan 1-3 , PT di perkenankan untuk memperbaiki data dan statusnya di PD – Dikti dengan menyerahkan laporan kegitan akademik sesuai aturan yang berlaku ; jika pada waktu 6 ( enam ) (4+2 ) semester berturut – turut , belum terjadi perbaikan data dan status PT pada PD-DIKTI, maka status PT tersebut secara otomatis akan menjadi “non aktif” : dalam masa perbaikan sanksi 4+2 semester berturut – turut,
pengusulan akreditasi ke BAN-PT , aplikasi program studi baru, sertifikasi dosen, serta pemberian hibah dan beasiswa oleh Dikti, tidak akan di proses atau akan di tunda sampai pada perbaikan data dan status daru PT dsi PDDikti. Sedangkan pemberlakuan aturan mengenai rasio dosen dan mahasiswa merupakan implementasi dari SE Direktur kelembagaan dan kerjasama kementerian pendidikan dan kebudayaan Ditjen Dikti, No. 1915/E.E2.3/KL/2015 tanggal 5 maret 2015 perihal pencabutan dan Ralat Nisbah Dosen Mahasiswa dan Sanksi. Sebagaimana surat tersebut pada butir satu menyebutkan, pemberian surat peringatan kepada progdi yang memilki nisbah dosen mahasiswa 1:30300 untuk bidang IPA dan 1: 45-300 untuk bidang IPS berdasarkan data pada PD-DIKTI di lakukan oleh kopertis sebanyak sebanyak tiga kali berturut- turut dengan sela waktu tiga bulan sejak tanggal 28 Februari 2015. Senada dengan SE tersebut Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemristek Dikti, Prof. Illah Sailah pada kesempatan menjadi narasumber seminar nasional yang diselenggarakan salah satu PTS Kesehatan di Surakarta menyatakan, apabila terjadi peristiwa pemblokiran di PD-Dikti, PT harus mengetahui alas an kenapa Dikti sampai melakukan pemblokiran tersebut dengan meminta informasi melalui Direktorat Kelembagaan. Prof. Illah memberikan perumpamaan yang terkait dengan rasio dosen dan mahasiswa tidak sehat, maka yang harus dan perlu segera diperbarui adalah rasionya dulu. Pemblokiran berarti pemberhentian sementara pelayanan dari Dikti, akan dibuka kembali setelah permasalahan tersebut dapat terselesaikan. Pemblokiran pada PD-Dikti tidak semata-mata hanya tertuang pada ketua SE tersebut, akan tetapi juga dikenakan bagi PT yang keluar dari ketentuan ketaatazasan,
seperti melakukan perkuliahan kelas jauh maupun praktek plagiasi. Karena pelaporan PD-Dikti sifatnya wajib dan dilakukan secara berkala, maka hal ini perlu dicermati oleh penyelenggaraan PT dengan membrikan laporan secara valid, teliti dan cermat agar tidak terjadi kesalahan maupun kelalaian, serta tepat waktu. Sebagai upaya memenuhi aspek tersebut, dibutuhkan petugas yang benar-benar memiliki kompetensi di bidangnya. Pada aspek lain, PT jangan terlalu sering melakukan pergantian operator. Mahasiswa Harus Tercatat di PD-Dikti Tercatat atau tidaknya data mahasiawa PT di PD-Dikti, akan menjadi acuan bagi pemerintah untuk menentukan sah atau tidaknya ijazah lulusan PT. Artinya, bagi penyelenggara PT yang secara rutin per semester mengirimkan data pelaporan mahasiswa di PD-Dikti, maka data nama-nama mahasiswa yang dilaporkan tersebut setelah menyelesaikan studi (lulus) ijazahnya memenuhi aspek legalitas. Namun, apabila data mahasiswa tidak tercatat di PD-Dikti akibat dari kelalaian PT, maka meskipun orang tersebut berasal dari lulusan PT yang memiliki legalitas, ijazah yang diterima masuk dalam kategori illegal. Bagi siapapun yang berstatus mahasiswa, seyogyanya tahu tentang ini. Dalam upaya menghilangkan keraguan terhadap tercatat atau tidaknya data diri masing-masing personal, sebaiknya perlu melakukan cek langsung di alamat forlap.dikti.go.id. Pada era teknologi saat ini, data diri mahasiswa yang diakses di PD-Dikti menjadi referensi bagi pengguna kerja atau orang yang berkepentingan untuk mengetahui rekam jejak seseorang ketika terdaftar sebagai mahasiswa yang berasal dari PT legal. Sistem yang dibangun Kemenristek Dikti ini pantas mendapatkan acungan jempol, karena dengan adanya PD-Dikti akan semakin mempersempit ruang gerak bagi pelaku jual beli ijazah, serta bagi elemen lembaga PT yang melakukan penyimpangan. Penulis adalah Mahasiswa Stikom Semarang
LANJUTAN HALAMAN 5 ....
Gejes 26 tahun Karyawan swasta
Ahmad Irham 20 tahun Karyawan swasta
Indonesia harus bersikap tegas dan harus menghormati pemerintah dari negara asing, tetapi kita juga harus memegang teguh pada kebenaran jangan mau kita sebagai bangsa indonesia menuruti keinginan pemerintah asing yang kita anggap salah merugikan bangsa indonesia Menurut saya sikap presiden jokowi dengan menolak adanya pertukaran tersangka narkoba memang mencerminkan sifat beliau, karena jikowi yang merupakan presidan negara indonesia dengan berani menolak berarti beliau mencerminkan pemimpin yang tegas dan bijak sana Kemudian Indonesia harus lebih tegas dalam memeriksa tempat-tempat berlabuhnya atau berkumpulnya para penyelundup narkotika dan memberikan hukuman yang berat kepada tersangka Untuk mencegah beredarnya narkoba seluruh lapisan masyarakat untuk selalu mengawasi sekitar dan apabilla ada gejala-gejala pemakai narkoba di sekitar lingkungan kita harus segera dilaporkan kepada pihak yang berwenang
Negara indonesia yang merupakan negara demokrasi harus menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran. Kita harus menunjukan kepada negara asing kalo indonesia merupakan negara yang tegas bahkan menjalankan hukuman mati kepada tersangka penyelundup narkoba yang merugikan negara Mungkin iya mungkin tidak karena jokowi sagat tidak tegas, tetapi mungkin sekarang setelah beliau menjadi presiden sifatnya bisa berubah menjadi tegas dan mungkin juga untuk menunjukan kalo jokowi bisa menjadi presiden yang pantas dan bisa di andalkan Tidak memberikan ampunan kepada para penyelundup narkotika apapun alasannya apalagi jaringan narkoba indonesia agar Indonesia bisa bebas dari narkoba. Lalu lebih memperhatikan generasi muda dan lakukan penyuluhan kepada masyarakat supaya tidak menggunakan narkoba
07/ IV/2015
Iwan , Ria, Apriyani, Pradevi, Erma, Ifat - BK
SASTRA & BUDAYA Dok.BK
Wanita Dalam Bayang Karya : Khoir Al-faroli - Mahasiswa STIKOM Semester 2 pagi
Dok. Internet
N
ampaknya senja akan segera muncul. Wanita itu datang. Mengenakan kaos warna warni bak lampu rambu lalu lintas. Dengan menenteng plastik hitam ia berjalan seperti putri raja. Langkahnya lembut. Sedikit senyum terlihat ketia ia memainkan ponselnya. Entah, mungkin seseorang yang ia suka atau teman dekatnya. Setiap sore ia selalu datang ke warung itu. Biasa orang memanggilnya dengan sebutan warung angkringan. Namun, bukan karena ia ingin membeli makanan. Tetapi dua plastik hitam yang ia tenteng berisi nasi bungkus dengan berbagai macam lauk. Nasi goreng, nasi teri, kadang juga nasi bakso. Ia menitipkannya kepada penjual dan akan datang lagi ketika tengah malam. Satu plastiknya lagi ia akan berikan kepada para pengemis dan gelandangan di sekitar pasar. “Mudah-mudahan nasi ini cukup.” Gumamnya dalam hati. Wajahnya yang cantik membuat para pemuda di sekitar rumahnya terpikat. Berambut lurus. Panjang. Hitam. Berkulit putih. Kadang para pemuda malas menggodanya dengan siulan dan candaan. Beberapa pemuda berkumpul di depan toko parfum. Letaknya tak jauh dari angkringan milik Pak Usman. Wanita itu berjalan pulang. Pemuda itu menggodanya. Salah satu dari mereka adalah Bima, ia sangat menyukainya. Bima tahu betul latar belakang wanita itu. “Kata Pak Bambang dia pandai ngaji lho Bim” Kata salah satu pemuda. “Bukan hanya itu, dia wanita paling berbeda di desa ini. Rajin jamaah. Sopan. Sederhana. Tak seperti wanita lainnya.” Jawab Bima. *** Tengah malam. Wanita itu kembali ke angkringan. Menanyakan berapa bungkus nasi yang terjual. Hari ini nampaknya bukan hari baik untuknya. “Terjual berapa Pak?” tanya wanita itu pada Pak Usman. “Tidak banyak Nak.” Terlihat masih ramai dagangannya. Walaupun hanya mengantongi uang lima ribu ia tetap bersyukur. “Syukurlah, masih ada sisa uang hasil kemaren.” Batinnya. Nasi bungkus yang ia titipkan hanya terjual lima. Dan masih beberapa bungkus ia bawa. Ia pun bergegas. Rumahnya memang tak begitu jauh dengan angkringan Pak Usman. Angkringan yang berada di pojok pasar yang cukup besar. Letaknya juga tak jauh dari masjid. Tempat yang strategis dalam dunia bisnis. Banyak lalu lalang penjual. Pembeli. Para jamaah. Pernah juga seorang berpangkat. Biasanya angkringan Pak Usman ramai pemuda-pemuda dan bapak-bapak yang jualan di pasar. Kadang juga para jamaah masjid juga mampir di angkringan. Dan hari ini tak seperti biasa angkringan Pak Usman sepi. Wanita itu pulang melewati emperan mall, walaupun itu sedikit jauh. Namun, ia hanya sekedar ingin melihat saudaranya dan membagikan nasi yang tidak terjual. Setidaknya walapun nasi itu sudah tidak hangat lagi. *** Tidur di emperan toko. Hanya selimut yang lusuh dan selembar kardus yang melindungi mereka setiap malam.“Nek, bangunlah!” Wanita itu
membangunkan seorang wanita tua. Terlihat beberapa barang bekas tergelatak di sampingnya dan terlihat anak kecil yang lucu tidur di sampingnya. “Makanlah Nek!” Terlihat beberapa orang yang terbujur rapi seperti ikan yang akan dibakar. Beberapa bungkus nasi ia berikan kepada Nenek itu. Begitu pula orang-orang yang ada disekitarnya. Dan pengemis kecil itu pun terbangun. Beberapa orang yang melihatnya mulai mendekat. Berkumpul dan makan bersama. “Kenapa Mbak baik sama kita?” tanya pengemis kecil kepada wanita itu. Ia tersenyum mendengarnya. “Kita hidup sebentar Dek, berbuat baik kepada sesama adalah perintah Tuhan. Jadi, seharusnya memang apa yang kita punya kita harus membaginya.” Wanita itu menjelaskan kepada pengemis kecil itu. “Tapi saya tidak punya apa-apa. Apa saya tidak bisa menjalankan perintah Tuhan?” Wanita itu tersnyum mendengar pertanyaan pengemis kecil. Walaupun umurnya masih anak-anak. Tetapi pertanyaannya mengalahkan orang dewasa di sekitarnya. “Tak seharusnya kita berbagi dalam bentuk barang Dek. Bisa saja kita berbagi tenaga, membantu para penjual di pasar. Ataupun do'a kepada saudara kita yang tertimpa musibah jauh di sana. Yang penting apapun yang kita lakukan niatkan karena Allah Dek.” *** Malam itu begitu menyenangkan. Anakanak, Ibu-ibu, Bapak-bapak ataupun lansia berkumpul dan makan bersama dengan wanita itu. Walaupun ia sama sekali tak mengenalnya. Rasa perhatiannya begitu besar kepada mereka. Di perempatan jalan. Para pemuda terlihat bergerombol. Bergurau sampai fajar datang dan di temani minuman hitam yang diharamkan dalam alkitab. Sudah hal biasa di daerah itu terjadi. Bahkan berulang-ulang dan turun-temurun. Kampung itu memang terkenal dengan kejahatannya. Maling, jambret, pembunuh, pemerkosa, bahkan koruptor pun ada. Masyarakat pendatang takut untuk mendirikan rumah di situ bahkan bermalam pun nampaknya tak ada yang berani. Banyak kejadian kejahatan yang di beritakan di media. Bahkan setiap hari ada pula tindak kejahatan. Hari ini, media memberitakan pembunuhan terhadap wanita yang bekerja di diskotik. Manyatnya membusuk di belantara sungai besar belakang pasar. Tak ada seorang pun yang tahu kejadiannya. Dan kini orang-orang bersenjata dan membawa alat yang lengkap menyelediki pembunuhan itu. “Nampaknya tak akan lama mereka di sana. Sudah hal biasa itu terjadi. Mereka datang hanya sebagai pelengkap kata-kata dalam berita.” “Ya, siapa tahu kali ini berhasihl.” Kelihatannya Nenek sudah tidur. Ia masuk ke rumah. Rumahnya tak terlalu besar. Delapan kali tujuh meter. Keadaannya pun tak begitu bagus. Retakan-retakan terlihat di beberapa dinding.
Hawa dingin kadang memaksanya untuk begadang. Sepertiga malam, wanita itu selalu menyempatkan waktu untuk bersujud. Kata Nenek itu adalah sunnah Rosul. Pahalanya begitu besar, dan akan rugi jika tak pernah melakukannya. Dari umur lima tahun ia sudah ditinggal orang tuanya ke pusat kota. Mengadu nasib untuk merubah kehidupan. dan kini sampai ia berumur dua puluh tahun, tak satupun kabar menghampirinya. Malam ini suasana sepertinya ada yang aneh. Ayam-ayam berkokok lebih awal dari hari biasanya. Nampaknya sebentar lagi fajar akan muncul. Wanita itu keluar dari rumah. Berjalan menuju kamar mandi yang berada di belakang rumah. Rumahnya memang tidak di fasilitasi dengan kamar mandi pribadi. Kamar mandi umum yang di pergunakan oleh empat kepala keluarga. Beberapa menit kemudian ia pun keluar. Langkah demi langkah. Nampaknya terdengar seseorang yang berjalan mengikutinya. Ia mencoba menoleh kebelakang. Namun, tak seorang pun terlihat. Beberapa langkah lagi dan suara itu semakin keras. Setelah sampai di depan pintu rumah. Tiba-tiba seorang berpakaian serba hitam menghadangnya. Ketika ia ingin lari kebelakang. Seseorang berpakaian serba hitam yang sama menyekapnya. Ia pun meronta memukul dengan segala kekeuatan yang ia punya. Tapi akhirnya ia pun pingsan. Tisu yang di semprotkan obat bius mematahkan pernafasannya. *** Pagi hari. “Cucuku hilang. Tolong...! Tolong...! Tolong...!” Nenek itu menangis menjeritjerit. Semua orang di sekeliling rumah keluar berhamburan mengelilingi Nenek itu. “Kenapa Nek? Ada apa dengan Cucumu?” salah satu warga mencoba menenangkan nenek itu. Pagi ini suasana desa menjadi tidak karuan. Kesana kemari kabar hilangnya gadis desa menjadi meluas. Seluruh pasar membicarakannya. Penjual sayur, pakaian, daging. Sampai rentenir pun ikut membicarakannya. Para pengemis dan gelandangan di sekitar pasar mencium kabar itu. Mereka berbondongbondong menanyakan perihal dimana rumahnya. Mereka akan menemui sang Nenek dan berjanji mencari wanita itu sampai ketemu. Beberapa orang berseragam mengendarai motor dan mobil milik negara pun mulai berdatangan. Mereka yang biasa menangani kejadian kejahatan di desa itu. “Saya yakin. Kasus ini tidak akan selesai sampai titik temunya.” Kata seseorang tetangga. Rumah wanita itu mulai ramai kedatangan tamu. Para waratawan, penjual, tukang ojek, pemulung, bahkan pemerintah setempat. Kebaikannya memang sudah tidak diragukan lagi. Kepeduliannya dulu telah nampak akibat kejadian ini. Orang-orang di sekitarnya tak menginginkannya ia pergi dengan cara yang tidak wajar. “Telah hilang, wanita yang saya idamkan telah hilang.” Gumam Bima kepada kawankawannya. Bertahun-tahun kasus penculikan ataupun pembunuhan di desa ini tak pernah tuntas. Malam hari. Pengemis dan gelandangan tak seperti biasanya masih sibuk bercakap-cakap. “Mbak yang biasanya memberi nasi bungkus kok tidak pernah ke sini lagi Nek?” pengemis kecil bertanya kepada Neneknya. Entah, Neneknya pun tidak tahu harus menjawab apa. Ia mencoba agar tidak berbohong kepada Cucunya. “Padahal saya ingin bertanya pada Mbak itu lagi Nek.” Imbuh pengemis kecil itu. “Kamu mau bertanya apa lagi Cu?” “Saya mau bertanya tentang kebaikan Nek. Tapi Mbk itu tidak datang lagi Nek.” Pengemis kecil itu selalu mengingat katakata wanita yang sering memberinya nasi bungkus. Setiap malam selalu menanyakan kepada Neneknya perihal kedatangannya. Berceloteh sesukanya. Dan kadang pula pengemis kecil itu berlagak sepertinya. “Nek biasanya jam segini Mbk itu kesini Nek. Apa nanti dia kesini Nek?” Tanya pengemis kecil. “Entahlah Cu, berdo'a saja. Semoga Mbaknya selalu di berikan perlindungan oleh Allah. Bukankah itu juga pertolongan Cu?” “Iya Nek, kata Mbak itu mendo'akan seseorang juga termasuk menolong.” Beberapa menit kemudian pengemis kecil itu tertidur di sebelah Neneknya. Mulut kecilnya sesekali menyebut-nyebut wanita itu.
07/ IV/ 2015
SASTRA & BUDAYA
Antologi Puisi Untuk Meningkatkan Minat Baca Terhadap Perempuan
DOK.BK
R
atusan pengunjung menghadiri Peluncuran antologi puisi. Acara yang diadakan Dewan Kesenian Jawa Tengah (DKJT) bekerja sama dengan yayasan Semarang Waras Sejahtera bertempat di gedung Wisma Perdamaian Semarang pada Sabtu, (14/3). Acara dimulai pukul 10 WIB, dihadiri dari berbagai kalangan, mulai sastrawan, mahasiswa, pelajar dan penikmat seni. Dua puluh satu penyair dari berbagai daerah siap unjuk gigi dalam membacakan satu dari beberapa karangan puisinya yang diantologikan dengan judul “Perempuan Langit 2.” Salah satu penyair mengatakan dalam sambutan mengenai tujuan pembukuan puisi. “Kami para perempuan berkumpul dan
membuat buku kumpulan puisi agar dapat memprofokasi perempuan Indonesia untuk membaca. Karena dengan membaca kita bisa menambah wawasan dan memunculkan pemikiran untuk memperbaiki diri.” Ujar Nia Samsihono ulumnus magister Fakultas Ilmu Budaya UI. Para pengunjung disuguhi pembacaaan puisi dari para penyair. Dari berbagai gaya bahasa dan cerita puisi, salah satu penyair yang membacakan puisinya dengan gaya bahasa yang memukau, membuat para pengunjung ikut hanyut dalam kata-katanya. Berikut beberapa bait yang merubah suasana,
mata Meliuk di antara gesekan tarawangsa Hingga tubuh bermandi peluh dengan alasan…. “ Menurut Nasrullah, “Saya sangat terkesan dengan puisi yang dibacakan ini. Gaya bahasanya membuat merinding.” Ungkap penikmat seni mahasiswa UIN Walisongo. Buku setebal 352 dengan warna sampul biru memuat puisi dari dua puluh satu penyair perempuan terdapat 194 puisi. Para perempuan dari berbagai profesi bergabung untuk menginformasikan, mengambarkan dengan rasa dan hati yang dituangkan dalam bait-bait puisi. Peluncuran buku puisi ini sebagai aktifitas budaya sekitar agar kelak dijadikan sebagai acuan tentang kata dan budaya yang pernah ada di Indonesia (Perempuan langit:V) Beberapa puisi yang dibuat berdasarkan pengalaman pribadi dan keadaan lingkungan tempat tinggal para penyair. Seperti puisi yang berjudul “Perempuan-perempuan Di Lorong Benua” karaya Endang Werdiningsih. Puisi ini terinspirasi dengan apa yang dilihat, “Pada waktu itu September 2014, di kantor Pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa New York, kulihat para perempuan berbagai bangsa mengenakan pakaian tradisional mereka. Dalam damai mereka menyuarakan aspirasi di dekat pree room. Mengingat dan melihat mereka maka kutulis puisi ini.” Tutur Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang DKI Jakarta sebelum membacakan puisinya. Lain halnya dengan puisi Anisa Afzal yang berjudul “Sangkuriang Dan Dayang Sumbi” Puisi ini menceritakan tentang cerita legenda yang berasal dari Jawa Barat yang juga tempat lahir pengarang puisi. Miftahul Khoir -BK
“Lelaki tua, wanita tiga seperempat abad Berpasangan di depan berpuluh pasang
TBRS, Simalakama Yang Terabaikan
P
ro kontra mengenai rencana pembangunan Trans Studio di Taman Budaya Raden Saleh memulai babak baru. Selasa malam (10/3) bertempat di kompleks TBRS Pemkot Semarang bersama para seniman dan masyarakat melakukan dialog khusus. Masyarakat diharapkan mendukung pembangunan Trans Studio demi kemajuan kota Semarang, termasuk para seniman. Karena pemerintah tetap akan memberi ruang dan wadah bagi para seniman untuk terus berkarya. “Kalau tidak setuju ya selesai, kalau setuju mau di taruh mana TBRS nanti.” Tutur Hendi, sapaan akrab walikota. Ia menegaskan, bahwa permasalahan yang muncul di masyarakat lebih disebabkan karena komunikasi kurang, “kita akan perjuangkan, saya rasa polemik yang muncul karena kurang komunikasi, sosialisasi oleh masyarakat. Ini bukti partisipasi masyarakat karena cinta kota ini.” Ia sepakat dengan pernyataan Almarhum Prof. Eko Budi Rahardjo mantan Rektor Universitas Diponegoro yang juga budayawan, bahwa lebih baik ramai di depan dari pada ramai di belakang. Sebelumnya, di Balai Kota (6/3) Pemerintah kota Semarang, Hendrar Prihadi dan Direktur PT. Trans Studio Ritail Property, Widodo Imam menandatangani MoU kerja sama rencana p e m b a n g u n a n Tr a n s S t u d i o S e m a r a n g . Penandatanganan disaksikan oleh Ketua DPRD kota dan jajaran SKPD. Lokasi yang dipilih yaitu Wonderia dan TBRS yang mencangkup luas sembilan hektar. Lokasi dipilih karena investor
07/ IV/ 2015
meyakini lokasi tersebut stategis. Tahun 2016 ditargetkan rencana pembangunan sudah bisa dimulai. Awalnya, rencana pembangunan Trans Studio Semarang di sambut positif. Namun, rumor berkembang karena pemilihan lokasi Wonderia dan TBRS banyak dari warga, seniman dan komunitas akhirnya menolak. Mereka khawatir, ruang seni dan budaya Taman Budaya Raden Saleh akan tergusur. Persoalan lain muncul, Wonderia masih berstatus kerja sama BOT (Build, Operate, Transfer) dengan pihak ketiga yang masa durasinya 15 tahun. Hendrar meyakini bahwa pihaknya telah sesuai Perda 14/2011 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW). Meneurutnya, kalaupun ada pihak yang menyatakan melanggar dinilai salah tafsir. MoU yang terjalin merupakan langkah awal dari komunikasi panjang antara Pemerintah kota Semarang dengan PT. Trans Studio Ritail. “Pemkot hanya menyediakan lahan. Pilihan mereka atau mereka hanya menghendaki Wonderia. Saya sudah muter-muter, saya ajak mereka muter-muter(mencari tempat lain) tapi nggak mau, mereka maunya disitu.” Sebenarnya pemkot sudah menyediakan opsi tempat lain, namun pihak Trans tidak mau dan menghendaki TBRS. Sementara itu, ketua DPRD Semarang Supriadi mengatakan, pihaknya mendukung
terkait rencana pembangunan Trans Studio Semarang. Ditinjau pada Perda 14/2011 disebutkan pengembangan dan peningkatan kawasan TBRS untuk wisata. Namun, ia menegaskan pemkot harus melakukan kajian yang mendalam dan menyeluruh terhadap dampak yang ditimbulkan. Tidak hanya dampak ekonomi, tapi juga dampak lingkungan, sosial, transportasi dan lainnya. Dalam kajian tersebut, para seniman dan semua pihak harus dilibatkan. “Perda itu memuat pengembangan dan peningkatan wisata alam dan cagar budaya. Jadi jelas, kawasan itu bisa dikembangkan jadi destinasi wisata baru yaitu Trans Studio.” Pembangunan Trans Studio Semarang diharapkan mampu menyerap banyak lapangan kerja, meningkatan segi ekonomi, serta menjadikan Semarang kota Pro-inventasi. Terang politisi PDI-P itu. Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) merupakan ruang lingkup publik yang di peruntukan untuk masyarakat Semarang. Aset pemerintah kota Semarang. Semula, tempat ini merupakan Taman Hiburan Rakyat (kebun binatang), kemudia beralih menjadi pusat kesenian dan kebudayaan Taman Budaya Raden Saleh dan sebagian berubah menjadi taman rekreasi keluarga Wonderia. Pada hari-hari tertentu sering di pentaskan wayang, pentas teater oleh teater lingkar, seni drama dan pembacaan puisi. Mustakim - BK
Wajah Baru STIKOM
DOK.BK
M
eski sempat menuai rasa pesimis namun sedikit demi sedikit STIKOM Semarang mulai menegakkan eksistensinya. Beberapa pembenahan mulai diwujudkan, salah satunya dari sisi pembangunan. Dimulai dari tahun 2013 pembangunan gedung laboratorium cetak dan fotografi yang berasal dari bantuan sosial Program Hibah Pembinaan (PHP) Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi. Pembangunan ini dinilai meningkatkan kualitas akademis di bidang penalaran Mahasiswa STIKOM Semarang. Namun tuntutan mahasiswa untuk terus mengembangkan sarana dan
prasarana terus mengalir. Di awal tahun 2015 Yayasan Panca Bhakti yang menaungi lembaga STIKOM Semarang kembali menata kampus untuk lebih berbenah. Seperti halnya pembangunan gapura kampus, ruang Senat Mahasiswa dan ruang UKM Mahasiswa Komunikasi Pecinta Alam (Makupala). Khusus untuk gapura kampus bertujuan sebagai tanda untuk memudahkan orang untuk mencari lokasi kampus STIKOM Semarang. Karena sebelumnya tak jarang orang yang mencari lokasi kampus sering kebablasan dari alamat tujuan. Sekretaris Yayasan Panca Bhakti Drs. Kuwatono M.Si mengatakan pembangunan Gapura sudah sesuai dengan teori semiotik
yaitu pemberian tanda. “Semakin gerbang tampak gagah semakin orang tertarik untuk belajar di STIKOM� ujar Kuwatono yang ditemui di sela-sela kesibukannya di kantornya. Pembangunan gapura memang belum 100 persen selesai masih ada kekurangan dan perlu ada tambahan untuk menambah performance tampilan depan kampus. Gapura kampus baru dibangun dibelakang gapura yang lama maka dari itu gapura lama akan dibongkar agar tidak menutupi gapura yang baru. Di depan gapura nantinya akan dibangun taman untuk mempercantik arah masuk kampus, sedangkan untuk baliho akan dipindah ke bagian utara. Untuk pembenahan gerbang masuk kampus, yayasan telah menghabiskan sekitar 50 juta rupiah. Untuk rencana jangka panjang yayasan berjanji akan menambah ruangan baru agar nantinya mahasiswa tidak kesulitan pada saat seminar proposal dan ujian skripsi. Saat ini beberapa mahasiswa hingga memakai ruang laboratorium untuk seminar dan ujian skripsi. Selain dari sisi pembangunan hal lain yang perlu dibenahi adalah kesejahteraan pegawai. Saat ini kesejahteraan pegawai masih jauh seperti yang diharapkan. Padahal pegawai berperan penting sebagai penggerak penunjang akademis yang tak bisa dikesampingkan. Maka dari itu yayasan juga berjanji akan membahas masalah ini pada saat rapat yang melibatkan yayasan, lembaga STIKOM dan pegawai. Sudah saatnya antara yayasan, lembaga STIKOM dan mahasiswa saling membangun. Dan nantinya sinergi ini dapat dipertahankan untuk kemajuan kampus STIKOM itu sendiri. Mahasiswa harus optimis dan mendukung langkah-langkah serta kebijakan dari yayasan maupun lembaga selama itu untuk kebaikan bersama. Iktasoma-Irfan. BK
07/ IV/ 2015
Harapan Baru Makupala Stikom Semarang
H
ari mulai sore, matahari sudah lelah dan segera tenggelam dalam peraduaannya. Tetapi tidak bagi para anggota makupala. Kami baru saja tiba di Desa Gogik, Ungaran. Sesampainya disana kami di sambut dengan hijaunya pemandangan, segarnya udara serta merdunya suara gemercik air yang mengalir deras dari air terjun semirang. Semangat para anggota makupala tergambar jelas di sore itu (Sabtu 28/3). Makupala mengadakan agenda rutin 2 Tahun-an yang biasa disebut KKM atau Kemah Kerja Makupala . Salah satu acara utama dari KKM tersebut adalah reorganisasi. Peralihan pengurus lama ke penggurus baru. KKM kali ini diadakan di air terjun Semirang, Ungaran. Alasan kenapa dipilihnya tempat ini karena air terjun Semirang memiliki sejarah tersendiri dari awal mula didirikannya Makupala Stikom Semarang . Sedangkan acara berlangsung selama dua hari satu malam. Anggota Makupala yang mengikuti acara kali ini berjumlah 17 orang, sudah termasuk empat senior makupala yang datang. Dengan suasana ceria para anggota bergotong royong mendirikan tenda. Tempat yang akan jadi kamar kami selama dua hari ini. Setelah itu acara dimulai pada pukul 19.00 WIB, dibuka dengan ramah tamah dengan penerangan api lilin. Meskipun hawa dingin menerpa tubuh kami tetapi suasana keakraban telah menhangatkan suasana. Acara kemudian dilanjutkan dengan Pemilihan Ketua Makupala periode 2015-2017. Semua anggota yang hadir menyampaikan visi dan misi untuk mengajukan diri sebagai ketua Makupala yang baru dan di moderatori oleh keempat senior makupala yang hadir. Sesi tanya jawab berlangsung 'alot' , semua anggota menyampaikan visi dan misi dengan penuh antusias. Setelah sesi kampanye selesai semua anggota Makupala Stikom dipersilahkan untuk memilih secara tertutup, kami di berikan
kebebasan untuk memilih siapa saja yang akan menjadi ketua kami. Bahkan kami bisa mencalonkan diri kami sendiri. setelah semua memilih penghitungan suara dilakukan secara terbuka. Rasa tegang menghinggapi seluruh anggota makupala. Sebab semua memiliki peluang yang sama untuk menjadi ketua. Ketika penghitungan suara selesai . Terpilih lah Seto Aji Nugroho sebagai ketua Makupala yang baru dengan perolehan suara unggul tipis dengan M.Wahyu Hadirianto yang secara otomatis dipilih sebagai Wakil Ketua Makupala. Kemudian Ketua dan Wakil ketua Makupala berhak untuk menentukan nama untuk Struktur organisasi yang akan mereka pimpin. Malam yang melelahkan tetapi kami semua merasa puas. Kami segera lekas berstirahat untuk mempersiapkan acara selanjutnya besok. Keesokan harinya, setelah mentari pagi agak meninggi. Upacara pelantikan & pemindahan jabatan antara pengurus yang lama ke pengurus yang baru periode 2015-2017 dilaksanakan, tepat didepan Air terjun Semirang sebagai saksinya. Upacara pun berlangsung. Derasnya suara Air terjun turut menambah kehikmatan. Upacara pelantikan ketua baru Makupala Stikom ini sebagai tonggak sejarah di tubuh Makupala kami. Setelah upacara selesai para anggota Makupala wajib menceburkan diri di bawah Air terjun Semirang. Sebagai tanda resminya kami untuk menjalankan organisasi Makupala Stikom Semarang. Setelah resmi dilantik Seto Aji Nugroho menyampaikan statment pertamanya sebagai ketua Makupala yang baru kepada tim BK. Menurutnya,bahwa saat ini tantangan berat akan dihadapinya karena harus melanjutkan tongkat estafet program yang sebelumnya sudah ada dan
tertata. Sekaligus harus memiliki program – program kerja baru yang cukup baik. Langkah awalnya Ia akan terus memperkenalkan Makupala Stikom Semarang dan termasuk membawa nama STIKOM Semarang pada saat berkegiatan di luar kampus dengan masyarakat ataupun Organisasi Pencinta Alam yang lain di t i n g k a t J a w a Te n g a h b a h k a n Nasional.menurutnya itu merupakan salah satu promosi yang luar biasa. Lanjutnya kemudian “Saya juga punya tujuan agar setiap anggota Makupala Stikom Semarang bisa ikut berkonstribusi dan aktif dalam menulis di tabloid kampus Stikom Semarang yaitu Benteng Kampus” agar para anggota makupala juga bisa menulis sekaligus menjadikan BK, begitu tabloid Benteng Kampus biasa di sebut. Bisa sebagai media promosi di kalangan mahasiswa & mahasiswi STIKOM yang senang dengan kegiatan alam. Dengan santai sambil meneguk segelas kopi. Seto menagatakan “ Untuk internal Makupala sendiri Ia ingin memaksimalkan strukutur organisasi yang telah dibentuk, dan Ia berharap agar para anggota Makupala dapat memperbaiki diri sendiri dari hal terkecil. Selebihnya bisa memperbaiki Makupala agar lebih baik lagi. Mengenai program jangka panjang Seto berkeyakinan bahwa makupala dapat melaksanakan ekspedisi 7 puncak gunung tertinggi di Jawa & Lombok. Dengan tidak mengindahkan program-program yang lain. Tentu dengan program – program kerja ini. Beban berat telah di pikulnya. Maka dari itu Seto sangat berharap mendapat dukungan dari seluruh pihak baik dari Akademik, Senat Mahasiswa, UKM – UKM dan para alumni agar saling bersinergi. Tak lain dan tak bukan semua itu demi kemajuan Stikom tercinta. Iktasoma - BK
Dok.BK
10 07/ IV/ 2015
ra p i K
h Alumni
Mimpi – Mimpi Lucky
L
ucky yang memiliki nama asli Lukman Hakim (28), bertempat tinggal di Tegalsari, Sriwijaya Semarang. Dia adalah salah satu lulusan terbaik STIKOM (Semarang) pada tahun 2014. Lucky juga aktif sebagai penyiar radio di Upradio yang bertempat di Upgris Semarang dan MC diberbagai event yang ada di sekitar Jawa Tengah. Pria kelahiran Jakarta, 16 Juni 1987 yang mempunyai hobby nge-gym dan berenang ini ternyata cukup berprestasi. Berbagai prestasi yang pernah di capai Lucky diantaranya juara pertama modeling di Jakarta, juara kedua modeling di Semarang dan beberapa piala lainnya yang pernah ia dapatkan. Selain hobby nge-gym dan berenang. Lucky juga aktif ikut touring dari Honda, Primera Communication, Djarum dan Bigland. Lucky juga saat ini masih jalan untuk New EXI Djarum. Pria yang humoris dan ceriwis ini ternyara berprestasi sejak SMA. Lucky mendapatkan nilai yang sangat memuaskan dan ikut serta dalam kegiatan siswa. Pada tahun 2005 Lucky dipercaya menjadi ketua pariwisata Jepara. Kini Lucky ikut di berbagai ormas diantaranya IPNU dan Insan Sawidji. “tanpa organisasi saya tidak akan bisa seperti sekarang” katanya. Anak dari pasangan (alm) madisan dan umiati ini pernah Sambungan halaman 1 ......
Dok.BK
Acara yang di pandu dengan energik oleh Sambari ini kemudian masuk ke sesi materi. Dengan pemateri pertama dari Pak Gun. Begitu Sapaan keren dari para mahasiswa untuk ketua Stikom ini. menyampaikan komunikasi keorganisasian ideal SMPT Stikom Semarang. Dalam penyampaian materinya, Pak Gun menekankan “ bahwa koordinasi dalam keorganisasian itu penting. Semisalnya saja akan melakukan kegiatan maka setiap UKM harus memperhatikan prosedur yang sudah di tetapkan dalam pengajuan kegiatan tersebut. Lalu di lanjutkan lagi koordinasi lebih ke atas yaitu Ka Prog dan seketaris Stikom agar setiap kegiatan tidak bertubrukan
mengenyam pahitnya hidup di Jakarta. Jatuh bangun meniti karir benar – benar di rasakannya. Dulu Lucky sempat masuk 5 besar dalam management dan dijanjikan untuk main film, akan tetapi semua itu berbanding terbalik dengan apa yang diimpikannya. L u c k y t e r t i p u managementnya dan dari situ Lucky memutuskan untuk kembali ke Semarang. Penipuan terjadi pada saat Lucky melamar di sebuah agensi model di Jakarta. Motif penipuan b e r m o d u s bermodalkan janji-janji. “saya dijanjikan main f i l m . Ta p i t e r n y a t a bohong,” kata L u c k y bercerita. Disini ia menemukan jati diri sebagai penyiar dan MC. “dulu w a k t u pertama-tama nge-mc saya juga pernah tidak di bayar tapi saya cuek Dok.BK aja, karena saya dengan kegiatan akademis.” Dalam kesempatan itu pula ketua Stikom yang telah menjabat sejak 2013 ini menyayangkan UKM PIK Omahati yang mengendor aktifitasnya. Pak Gun mendorong agar PIK Omahati agar bisa segera aktif kembali. Sebab konseling juga di butuhkan bagi para mahasiswa. Pak Gun juga menyambut gembira dengan terbentuknya English Club sebagai wadah baru bagi mahasiswa Stikom dalam mengaktualisasikan diri. Konsistensi dalam menjalankan aktifitas organisasi di sela – sela kuliah memang bukan hal yang mudah. Tetapi jika ada rasa cinta kepada almamater yang tinggi dan berjiwa aktivis kendala apapun akan terasa mudah dalam menjalankan organisasi di kampus. Persoalan tersebut coba di kemukakan oleh Drs Sonef Riyadi M.Si. dalam penyampaian materinya. Kandidat doktor ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran ( Unpad ) Bandung ini menyampaikan pola pengembangan kemahasiswaan yang menyangkut beberapa isu aktual di bidang kemahasiswaan. Dosen stikom yang satu almamater dengan Ahmad Fuadi penulis novel negeri 5 menara ini mengatakan Stikom harus optimis bahwa ke depannya akan berkembang lebih baik dan maju. Rasa optimis itu pula yang di tunjukan seketaris Stikom Drs. Syamsul Huda M.Si. dalam memberikan materinya
Dok.BK
pikir akan dibalas sama Allah dan saya tidak boleh patah semangat” kata Lucky yang di temui di studio upradio uprgris Semarang. Lucky juga merupakan lulusan dari D1 Komputer Polibisnis Kudus dan melanjutkan pendidikan S1 di STIKOM Semarang. Selama kuliah, Lucky tidak hanya diam di kos, melainkan bekerja untuk menambah uang sakunya. Lucky pernah menjadi M Cocacola, Admin pabrik meubel, MC, dan penyiar radio. Setelah lepas dari S1 dia melanjutkan jenjang karir ke Bali sebagai CS di Jando konsultan asing, selama di Bali, Lucky menambah pengalamannya sebagai MC. Disana dia dipercaya membawakan beberapa acara yang menyangkut tentang pekerjaannya. “Jangan menunda-nunda yang ada di depan kita, karena kita tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya” ujar anak ke 3 dari 4 saudara ini. Ia juga mempunyai pengalaman karena menunda untuk belajar bahasa Inggris, alhasil job pun melayang dan juga Lucky sempat menunda untuk keluar dari zona nyaman, alhasil dia merasakan kebosanan. “Masih banyak yang ingin saya capai diantaranya, enterpeuner atau buka usaha di bagian broadcasting, dan saya masih ingin belajar untuk lebih baik dari sekarang, kalau bisa melanjutkan S2” tuturnya. Pria yang memiliki kata – kata mutiara Man Jadda Wajada ini berharap bisa mewujudkan impian – impiannya. Salah satunya menjadi pesenter profesional. Dengan begitu dia berharap bisa membanggakan keluarga dan almamaternya : Stikom Semarang. Nando Semester 2 pagi STIKOM Semarang
Dok.BK
yang bertopik Kepemimpinan. Materi yang sebenarnya di bahas seharian pun tidak akan cukup. Tetapi oleh Syamsul di kemas dalam acara diskusi yang menarik. Di sini Syamsul Huda lebih banyak mendengarkan dan memberi ruang kepada peserta untuk lebih banyak ngomong. Peserta LKMM dipersilahkan menyampaikan uneg – uneg dan segala permasalahan mereka selama ini dalam berorganisasi. Meskipun dalam kondisi tubuh yang kurang fit, diskusi yang berlangsung selama sekitar dua jam tersebut seluruh pertanyaan dijawab dengan baik. Seto ketua Makupala yang baru saja di lantik mengatakan “saya mendapat solusi dari permasalahan yang saya hadapi di UKM Makupala. Semoga nantinya bisa saya terapkan dalam organisasi”. Kegiatan yang berlangsung sehari itu memberi titik terang yang di hadapi oleh para peserta. Peserta mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru mengenai pengelolaan organisasi yang sehat. Sebelum menutup acara tersebut Syamsul Huda memberikan pesan bagaimana mengatasi kendala dalam organisasi dan “ menjadi pemimpin itu tidak mudah, tapi jangan takut menjadi pemimpin, karena kalian di lahirkan untuk jadi pemimpin.” ( Iwan – BK)
07/ IV/ 2015
10
KOLOM STIKOM
Semangat Korek Kayu Baru saja berakhir, hujan di sore ini, menyisakan keajaiban, kilauan indahnya pelangi, tak pernah terlewatkan, dan tetap mengaguminya, kesempatan seperti ini tak akan bisa di beli… Kalimat di atas adalah lirik dari lagu “ sahabat kecil” karya Ipang. Mantan vokalis pelastik band dan sekarang aktif di BIP band. Lagu yang sempat di jadikan soundtrack film fenomenal laskar pelangi. Dari lirik tersebut menggambarkan bagaimana indah nya sore setelah hujan. Waktu sore hujan ataupun tidak tetap saja menghadirkan sebuah ketenangan. Kenyamanan untuk berkumpul bersama dengan orang yang tersayang. Dan memang terkadang tidak bisa di beli. Waktu sore untuk orang pada umumnya adalah waktu untuk melepas penat. Setelah seharian berjibaku dengan pekerjaan atau aktivitas. pulang ke rumah atau kongkow di tempat favorit bersama teman bisa menjadi pilihan. Tetapi tidak bagi anak – anak kuliah yang mengambil kelas sore atau yang di kampus STIKOM biasa di sapa “anak sore”. Para “anak sore” ini setelah pulang kerja harus segera meluncur ke kampus untuk kuliah. Mengisi ruang – ruang kelas yang kosong. Mulai mencerna materi – materi kuliah di tengah himpitan lelah. Jika tidak memiliki semangat dobel maka dialekta, hipotesa, teori ataupun dogma dari para cendekia yang di sampaikan dosen akan percuma.
Mengingat semangat dobel tadi coba kita menilik keadaan yang terjadi di kampus STIKOM Semarang akhir – akhir ini. pada sore hari kampus masih terasa lengang. Hanya ada beberapa mahasiswa yang muncul dengan wajah itu – itu saja. Bahkan ada “anak sore” yang kuliah pada waktu ujian saja. bukan kah pantas semangat sebagian “anak sore” Stikom
kita sebut sebagai semangat korek kayu. Kenapa semangat korek kayu? Karena korek kayu hanya membara api sesaat lalu padam. Semangat kuliah yang hanya setengah – setengah. Tidak heran melihat fenomena ini pak suryanto dosen pengampu mata kuliah sistem politik Indonesia. Menekankan pada para
mahasiswa agar benar – benar memperhatikan kontrak kuliah yang telah di sepakati. Percuma saja ada kontrak kuliah yang mengharuskan absensi mahasiswa hadir setidaknya 75 % di kelas. Tetapi kenyataannya kelas – kelas masih ada yang kosong. Memang masalah pekerjaan masih menjadi faktor utama. Terutama faktor lelah. Tapi bukankah imam syafii berpesan “ berlelah – lelah lah manis nya hidup terasa setelah lelah berjuang”. Teori tabur tuai berlaku di dunia ini. apa yang kita tanam itu yang akan kita petik. Mungkin tidak berlebihan jika kita mengamati sedikit para tokoh yang sukses karena kuliah nyambi kerja. Kita ambil contoh seperti Karni Ilyas atau andrea Hirata. Mereka adalah para anak sore di almamater mereka. Karni Ilyas tiap sore tergopoh – gopoh masuk kelas setelah seharian meliput berita kesana kemari. Sekarang dia telah bergelar sarjana hukum dari Universitas Indonesia dan menjadi wartawan Indonesia yang amat di segani. Kemudian andrea Hirata yang dulunya bekerja di kantor pos. Telah merengkuh gelar sarjana ekonomi dan lulusan universitas Sorbonne ini sekarang menjadi penulis novel yang di perhitungkan. Pada akhirnya “anak sore “ harus semangat . Dalam keadaan apapun. Kelas – kelas harus mulai di isi dengan riuhnya diskusi. Bermodal semangat korek kayu tadi. Kita mulai mengusir rasa malas lalu bergegas berangkat ke kampus. Bukan kah korek kayu juga bisa membakar dan berkobar. Mengobarkan Semangat kuliah dan belajar demi masa depan yang lebih baik.
DRE M YOUR HOME
07/ IV/ 2015
(Iwan Arifianto – smt 4 sore)
Informasi lebih lanjut
HERMAN 087832534820