K O R A N U M U M
Redaksi 07115739330 E-mail beritapagimedia@gmail.com Layanan Iklan 081367230027
Cegah Penularan Covid-19
DENGAN PENERAPAN 3M
Akurat - Terpercaya - Bermanfaat www.beritapagi.co.id
SENIN, 16 AGUSTUS 2021
Harga Eceran Rp. 1.500
Puluhan Atlet PON Sumsel Minta Sumbangan di Lampu Merah PALEMBANG, BP Puluhan orang Atlet Pelatda PON Sumatera Selatan (Sumsel) melakukan aksi penggalangan dana bantuan dengan meminta sumbangan kepada masyarakat di lampu merah Simpang Lima DPRD Sumatera Selatan, Jumat sore (13/8/21). Aksi tersebut dipicu karena belum te-realisasinya
Foto : Ist
Nandriani Octarina
Semoga Pandemi Segera Berakhir BUKAN hanya Indonesia, hampir di seluruh dunia saat ini tengah menghadapi wabah covid-19. Maka itu perayaan HUT Kemerdekaan RI ke 76 tahun 2021 saat ini terbilang istimewa karena harus dirayakan sederhana namun tetap dengan khidmad. Bahkan pemerintah sendiri telah melarang semua kegiatan lomba yang dapat menimbulkan kerumunan. Dianjurkan lomba yang biasanya marak diselenggarakan berbagai komunitas dilaksanakan meman-
faatkan teknologi virtual. Acara seremonial dapat dilaksanakan dengan maksimal yang hadir 30 orang saja. “Semangat kita tak boleh kendor, jiwa patriotisme harus kian kokoh. Pandemi sekarang membutuhkan kebersamaan untuk menghadapinya,” ujar Nandriani Octarina, Ketua DPD Perwira Sumsel kepada Berita Pagi, Minggu (15/8) siang. Menurut dara cantik kelahiran Palembang 20
bantuan alat pertandingan PON yang dijanjikan oleh KONI Provinsi Sumsel. Para atlet khawatir, mereka tidak bisa bertanding di PON nanti mengingat waktu pelaksanaan PON di Papua yang tersisa kurang dari dua bulan lagi. "Waktu sudah sangat mepet, sementara alat pertandingan itu harus segera
dipenuhi. Ini modal kami untuk bertanding. Kalau bertanding tidak ada peralatan yang malu itu nama Sumsel," ujar atlet gulat, Ronald Lumban Toruan. Ronald bersama atlet Pelatda dari berbagai cabang olahraga lainnya saat ini resah karena belum jelasnya
Foto : Ist SEJUMLAH atlet PON Sumsel saat melakukan aksi penggalangan dana bantuan untuk PON XX Papua, di kawasan Simpang Lima DPRD Sumsel, Jumat (13/8/21)
Bersambung ke Hal. 7
TELOK ABANG
RIWAYATMU KINI
Bersambung ke Hal. 7
Sosok Joni yang Pernah Viral Karena Memanjat Tiang Bendera
Hadiri Indonesia Bersholawat Airlangga Harapkan Dukungan Habaib dan Ulama Atasi Covid-19
Foto : Nov
Tradisi Setiap Manyambut 17-an, Jalanan di 26 Ilir Palembang Dipadati Pedagang Telok Abang PALEMBANG –BP, Telok Abang, tentu sudah tak asing lagi bagi masyarakat Palembang dan sekitarnya. Biasanya sejak awal Agustus para pedagang akan ramai menawarkan terutama di beberapa ruas jalan, seperti Jalan Merdeka. Menurut budayawan Kemas Anwar Beck, telok abang sudah ada sejak zaman sebelum Indonesia Merdeka. Awalnya ini dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap penjajahan Belanda saat itu. Ka-
rena tidak berani secara terang-terangan maka ungkapan perlawanan dilakukan melalui tradisi telok abang. “Sebenarnya ada dua jenis, yaitu telok abang dan telok ukan. Jika telok abang berwarna merah maka telok ukan berwarna putih. Hal ini dijadikan simbol perjuangan para pendahulu kita dulu. Kan tidak mungkin dilakukan secara terang-terangan, sehingga telok abang dan telok ukan ini dijadikan simbol,” ujar Yai Beck, panggilan akrab
Kemas Anwar Beck kepada Berita Pagi, Minggu (15/8) sore. Ditambahkan, memang sejak awal telok abang divariasikan dengan mainan anak bermotifkan kapal laut serta pesawat terbang. Baru di atasnya ditancapkan bendera merah putih yang ada telor yang sudah berwarna merah. “Bendera kertas merah putih itu baru berani ditampilkan setelah proklamasi kemerdekaan. Bersambung ke Hal. 7
Foto : Nov
Foto : Ist JAKARTA – BP, Masih ingat video yang viral tahun 2018? Saat itu seorang bocah bernama Joni dengan aksi heroiknya memanjat tiang bendera lantaran tali pengikat bendera terlepas. Ketika itu Joni mengikuti upacara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 73 di Atembua Nusa Tenggara Timur. Kejadian berawal saat Paskibraka menaikan
bendera Merah Putih yang talinya terlepas dan tersangkut di ujung tiang. Spontan bocah pemberani ini memanjat tiang dan memperbaiki talinya. Belakangan baru diketahui jika waktu memanjat tiang, Joni tengah sakit perut. Karena viral, Joni pun sempat dipanggil bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Atas aksi luar biasanya tadi, tak perlu waktu lama rumah yang ditempati Joni di Atembua pada akhir Agustus 2018 itu juga langsung direnovasi Pemerintah. Sekarang rumah tersebut berdiri kokoh, walau berukuran tipe 45 tetapi terbilang jauh lebih baik dari sebelumnya. Tiga tahun berlalu, Joni yang bernama lengkap Yohanes Ande Kala Marcal ini sudah tumbuh ibarat Bersambung ke Hal. 7
Para penjual telok abang hias yang masih bertahan di kawasan jalan merdeka Palembang
Devi Akan Copot Pejabat yang Tidak Menetap di Muratara Foto : Ist
Menko Perekonomian Airlangga Hartanto saat menghadiri Indonesia Bersholawat
J A K A R TA – B P, Menko Perekonomian Airlangga Hartanto harapkan habaib, ulama dan kiyai untuk turut mendoakan serta mendukung langka pemerintah dalam penanganan covid-19 sehingga dapat berjalan dengan baik. Menurutnya pemerintah selalu berusaha untuk mengendalikan pandemi se-
cara terintegrasi. Hal ini diyakini mampu mengurangi kasus aktif ke tingkat yang bisa ditolerir dan memberikan ruang pelonggaran tekanan pada fasilitas kesehatan, oksigen dan obat-obatan. “Pemerintah juga terus menggenjot program Bersambung ke Hal. 7
Bupati Musi Rawas Utara Devi Suhartoni
MUARA RUPIT –BP, Bupati Musi Rawas Utara Devi Suhartoni menegaskan akan mencopot pejabat ASN dalam wilayahnya yang tidak menetap dan bertempat tinggal di Muratara. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan perekonomian Muratara itu sendiri. “Sekarang memang saya longgarkan karena kemanusiaan. Sebab banyak yang beralasan keluarga mereka tengah isolasi mandiri atau terkena covid19. Namun ke depan semua
harus berkomitmen untuk menetap di sini (Muratara, red). Jika tidak mau, maka mereka harus rela kehilangan jabatan,” ujar Devi Suhartoni kepada Berita Pagi, Minggu (15/8). Diakui, saat ini banyak aparatur sipil negera dan pejabat dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Muratara yang setiap hari plang ke Lubuklinggau atau wilayah lainnya. Nantinya, diharapkan para ASN dan pejabat dapat hanya diizinkan ke luar Muratara saat akhir pekan dan kembali di
hari Senin untuk melaksanakan tugas di instansi masing-masing. “Kalau mereka menetap di sini, pasti kondisi Muratara akan lebih ramai dari sekarang. Ini kan bisa menumbuhkan ekonomi dan masyarakat akan lebih sejahtera,” tambah suami dari Hj Rita Suryani yang merupakan anggota DPRD Sumsel ini. Di samping itu, menurut Devi terkadang pihaknya membutuhkan koordinasi terhadap hal yang harus Bersambung ke Hal. 7