Edisi Bima Sakti 2018
i
Edisi Bima Sakti 2018
Salam Redaksi
Assalamualikum Wr. Wb SALAM PERS MAHASISWA!!! Sengaja jargon ini kami serukan di awal perjumpaan agar semangat kita tetap membara. Segala puji bagi Allah swt. Yang telah memberikan kekuatan pada kami untuk memulai berkarya dan berkreasi. Semoga perjuangan kecil ini selalu mendapat keridhoan-Mu Aamiin. Tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada kakak-kakak senior yang telah membimbing kami dalam pembuatan buletin ini. Buletin ini merupakan kaya pertama kami sebagai anggota muda LPM Industria, Politeknik STMI Jakarta. Buletin ini, merupakan wadah kami untuk berkarya. Ini merupakan awal kami untuk menyalurkan ide dan gagasan melalui sebuah tulisan. Buletin ini menjadi sebuah bentuk apresiasi kami dalam meningkatkan wawasan dan pengetahuan pembaca. Melalui pembuatan buletin ini, kami berharap dapat mengambil peranan dalam upaya peningkatan minat baca yang dimiliki oleh mahasiswa. Amin. Era digitalisasi ini memiliki banyak sekali pengaruhnya di berbagai aspek kehidupan. Baik teknologi, ekonomi, sosial, kebudayaan, sampai gaya hidup sekalipun. Di buletin ini kami mengangkat tema yang membahas pengaruh digitalisasi terhadap gaya hidup manusia. Terima kasih kami ucapkan untuk semua pihak terkait. Kekurangan dan kesalahan dari penulisan buletin ini mungkin masih membutuhkan banyak koreksi. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk membenahi kekurangan dan kesalahan kami dan menjadikannya lebih baik. Bima Sakti!! Jaya!!! Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Edisi Bima Sakti 2018
ii
Daftar Isi
iii
Buletin LDPM 1 Edisi Bima Sakti 2018
Ubahlah kebiasaanmu, maka hidupmu akan berubah menjadi lebih baik
Edisi Bima Sakti 2018
iv
Laporan Utama Perubahan Gaya Hidup di Era Digitalisasi Digitalisasi adalah sebuah proses peralihan media dari bentuk analog menjadi digital. Hadirnya digitalisasi membuat gaya hidup masyarakat baik dari kalangan anak-anak hingga dewasa berubah. Tujuan sebenarnya dari digitalisasi yaitu untuk mempermudah pekerjaan, kegiatan sehari-hari, dan masih banyak lagi. Peralihan dari bentuk analog ke bentuk digital menimbulkan perbandingan dengan sebelum dan sesudah adanya digitalisasi. Sebelum adanya digitalisasi, masyarakat sulit untuk mendapatkan informasi dan sulit berkomunikasi. Setelah adanya digitalisasi, masyarakat sangat mudah untuk mendapatkan informasi dan mudah berkomunikasi baik dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam kehidupan nyata, banyak masyarakat yang menggunakan teknologi digitalisasi, contohnya menggunakan sosial media dan aplikasi untuk perkerjaan kantor. Selain itu juga sebagai alat untuk mendapatkan informasi pembelajaran, dan lainnya. “Menurut saya banyak perubahan yang dirasakan, contohnya dulu untuk mengirim surat harus pergi ke kantor pos sekarang bisa menggunakan gmail, dan whatsapp,” kata Ali, salah satu pengguna sosial media dan juga seorang Ayah. Namun, peralihan tersebut tidak bisa diterima dengan mudah oleh masyarakat terutama dari kalangan yang lahir ditahun 1950 hingga 1980-an. “Kesulitan yang saya rasakan yaitu saat beradaptasi untuk menggunakan teknologi digital. Harus dipelajari dahulu, baru bisa menggunakannya. Saya banyak mempelajarinya dari internet, dan juga temen,” ungkap Ali. Perkembangan teknologi yang sangat pesat mendorong banyak perusahaan berlomba menciptakan alat dan aplikasi untuk memudahkan pekerjaan manusia. “Kemudahan yang saya rasakan, semuanya menjadi serba cepat misalkan sebuah pekerjaan yang dikerjakan yang harusnya dikerjakan dalam waktu beberapa hari, menjadi beberapa jam. Mengirim uang menjadi lebih cepat. Lebih efisien,” ucap Ali. Selain memudahkan pekerjaan manusia, teknologi juga telah merubah gaya hidup semua orang yang terkena pengaruhnya. Banyak aplikasi yang telah dipergunakan dalam kehidupan, sebagai contohnya yaitu Whatsapp. Aplikasi ini biasanya digunakan untuk berkomunikasi
1
Edisi Bima Sakti 2018
Laporan Utama dengan orang-orang baik itu jarak jauh maupun dekat. Sebelum adanya WhatsApp, banyak orang yang kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang jaraknya jauh. “Menurut saya banyak perubahan yang dirasakan, contohnya dulu untuk mengirim surat harus pergi ke kantor pos sekarang bisa menggunakan Gmail dan Whatsapp,” terang Ali. Munculnya perubahan dunia secara digital, tidak terlepas dari dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan. ”Digitalisasi memang sudah harus terjadi. Banyak dampak positif dan negatif yang ditimbulkan,” terang Nuel seorang mahasiswa dan juga pengguna sosial media. Digitalisasi menimbulkan banyak dampak positif, mulai dari berkomunikasi hingga mendapatkan informasi dengan mudah. “Dari yang saya lihat adanya digitalisasi lebih banyak ke dampak positif, karena sekarang sudah ke zaman modern susah juga bila kita tidak memakai kemudahan dari adanya digitalisasi,” tutur Ramzi. Tak hanya dampak positif, digitalisasi juga memiliki dampak negatif. Banyak dampak negatif yang bisa dirasakan, misalnya ialah penyalahgunaan fungsi teknologi digital. “Menurut saya dalam dampak sosialnya, dampak yang dapat ditimbukan yaitu adanya penyalahgunaan dari digitalisasi,” ungkap Ramzi. Selain penyalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab, digitalisasi juga dapat menjadi bahaya untuk masyarakat terutama dikalangan anak-anak. Banyak orangtua khawatir bila anak-anak mereka menggunakan alat teknologi digital. “Khususnya kepada anak-anak. Anak-anak harus diawasi dalam menggunakan teknologi, agar tidak membuka situs-situs terlarang. Kalau saya sendiri, saya belum memberikan hp kepada anak saya kerena anak saya masih usia balita. Mungkin saya akan memberikan hp untuk anak saya saat ia berumur antara 11 sampai 13 tahun,” ungkap pak Ali. Dari beberapa dampak negatif diatas, alangkah baiknya pemerintah mengadakan sosialisasi mengenai digitalisasi. “Cara yang tepat untuk menanggulanginya ialah dengan adanya peran pemerintah yang ikut turun tangan dalam melawan dampak negatif, misalnya mungkin presentasi atau penyuluhan kepada warga tentang bagaimana menggunakan barang-barang digital dengan baik,” saran Ramzi.
Humairah Milleony Tiana
Edisi Bima Sakti 2018
2
Laporan Khusus PENERAPAN POLA HIDUP SEHAT MELALUI APLIKASI GOWES
Dok. Google
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno meluncurkan layanan sepeda gratis berbasis aplikasi di Monas pada tanggal 27 Juli 2018. Uji coba layanan ini diluncurkan Pemprov DKI Jakarta melalui Unit Pengelola Kawasan Monumen Nasional dan Unit Pengelola Jakarta Smart City berkolaborasi dengan GOWES selaku operator bike sharing. Layanan sepeda gratis ini menggunakan sistem berbasis IoT (Internet of Things) yang dilengkapi dengan GPS untuk melacak keberadaannya demi keamanan.
Untuk menikmati tempat bersejarah seperti Monumen Nasional (Monas) Jakarta, kini wisatawan bisa memanfaatkan penyewaan sepeda gratis berbasis aplikasi yang disediakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI. Sebanyak 100 sepeda disediakan di tujuh titik areal Monas. Pihak Gowes menyediakan 100 sepeda yang bisa digunakan secara gratis oleh pengunjung Monas untuk berkeliling kawasan Monas. Adapun GOWES ditunjuk sebagai operator bike sharing yang memberikan pelayanan serta edukasi kepada para pengguna. Tidak perlu repot untuk menggunakan aplikasi GOWES ini, karena hanya mendownload aplikasi lalu scan dibagian belakang sepeda yang akan dipinjam. “Yang terpenting punya kuota saja, kita sudah bisa membuka aplikasi Gowes dan menggunakan sepeda dengan puas,� kata
3
Edisi Bima Sakti 2018
Laporan Khusus Ayu, salah satu pengguna GOWES. Dengan diadakannya aplikasi ini sangat membantu karena pengunjung tidak perlu repot membawa sepeda dan mampu mengurangi polusi di Jakarta sehingga masyarakat yang ingin berolahraga dapat menghirup udara yang sehat bebas polusi. “Yang saya rasakan sehat dan sangat membantu sekali dan bikin happy gitu kan. Karena jika kita bisa bersepeda tanpa susah-susah bawanya dari rumah ya bikin happy karena memudahkan semua orang yang ingin sehat,” ujar Yetty Sulastri pengguna GOWES. Menurut para pengguna GOWES, aplikasi ini sangat membantu dan sudah membuat mereka merasa puas. Dengan adanya aplikasi ini, pengunjung dapat menggunakan sepeda secara gratis dan tanpa dibatasi waktu untuk mengitari area Monumen Nasional. Namun, beberapa sepeda terkadang memiliki kendala, seperti rem yang rusak, stang yang tidak stabil, dan sebagainya. “Mungkin teknisinya lebih memperhatikan sepeda yang ada disekitar area, karena mungkin
ada salah satu orang yang tidak bertanggung jawab dan menyebabkan kerusakan pada sepeda,” kata Ayu. Yetty berharap sistem dan aplikasi diperbaiki dan disempurnakan lagi serta armada atau jumlah sepeda yang disediakan ditambah lagi agar semua pengunjung dapat merasakan sepeda gratis yang disediakan di kawasan Monas tersebut. “Diperbaiki dan disempurnakan lagi sistem dan aplikasinya kaarena menuhmenuhin memori serta semakin hari semakin banyak orang yang mengetahui aplikasi ini dari mulut ke mulut sehingga bisa mudah digunakan oleh orang. Armada nya sedikit ya kalau bisa sih armadanya diperbanyak atau ditambah gitu karena kan orang semakin hari semakin banyak yang tahu aplikasi ini dari mulut ke mulut,”. Dan ayu juga menambahkan “Kalau bisa pula ditambahkan bangku belakang, biar bisa boncengan agar satu sepeda dapat digunakan untuk dua orang,” Hal tersebut dapat mempengaruhi agar tidak terjadinya rebutan sepeda dan juga antrian yang panjang. R.R Sheila Khuddary S.A
Edisi Bima Sakti 2018
4
Laporan khusus TRANSAKSI PERBANKAN DENGAN M-BANKING Di era modern seperti sekarang ini perkembangan aplikasi pada smartphone semakin meningkat. Setiap sektor saling berlomba-lomba untuk mengembangkan produk atau usahanya untuk memuaskan konsumen. Salah satunya pada sektor ekonomi seperti perbankan, mereka mulai mengembangkan produk aplikasi yang diberi nama m-banking dan bertujuan untuk memudahkan nasabah dalam mengakses atau bertransaksi melalui bank. M-banking atau mobile banking adalah sebuah layanan yang disediakan oleh bank untuk melakukan berbagai kegiatan transaksi perbankan melalui smartphone. M-banking memiliki beberapa fitur seperti cek saldo, transfer, pembayaran tagihan, pembelian pulsa dan transaksi non tunai lainnya. Fitur ini dapat digunakan dengan cara mengunduh dan menginstall aplikasi pada smartphone yang kita miliki. Sebelum kita menggunakan m-banking, alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu segala manfaat dan kukarangannya. “Melakukan kegiatan transasi non tunai, aktivitas perbankan, pengecekan dan pengontrolan akun rekening secara mudah dan cepat dan tidak perlu antre. Mempersingkat waktu
dalam bertransaksi dan lebih ekonomis,” ujar Ferry seorang mahasiswa yang telah menggunakan m-banking selama kurang lebih enam bulan. Manfaat m-banking juga dirasakan oleh nasabah lain, seperti belanja online sampai membayar tagihan. “Manfaatnya banyak sekali. Kalau kita sedang sakit kita masih tetap bisa bertransaksi untuk keperluan sehari-hari, seperti belanja online, membayar tagihan yang telah jatuh tempo. Sehingga kita cukup menggunakan m-banking saja urusannya sudah selesai,” ujar Tia salah seorang nasabah. Dari sekian banyaknya manfaat yang dirasakan oleh nasabah, namun masih ada kekurangan didalamnya. “Pengguna jadi jarang memegang uang tunai dan akses
5 Edisi Bima Sakti 2018
Laporan Khusus Dok. Pribadi
tinggal menggunakan smartphone saja. Apalagi di negara maju seperti Jerman, berbelanja juga sudah banyak pembayaran yang \menggunakan barcode. Terkadang saya menjadi lebih boros karena sangat mudahnya dalam menggunakan hanya tinggal scan barcode dan juga smartphone yang dimiliki harus sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan aplikasinya,” ujar Sadri seorang nasabah yang sudah empat tahun menggunakan m-banking di Negeri Hitler itu. Berbeda dengan nasabah sebelumnya. Prambudi, pegawai negeri yang telah menjadi nasabah selama sepuluh tahun, namun dirinya memilih untuk belum menggunakan m-banking. “Saya belum merasa butuh untuk menggunakannya dan untuk saat ini ATM juga sudah cukup memadai dan sudah banyak tersedia dimanapun dan juga m-banking itu membutuhkan sinyal yang bagus. Bagi saya yang tinggal di Bogor tidak jarang dengan adanya masalah sinyal,” ujar Prambudi. Menurutnya, m-banking hanya berguna untuk penduduk kota saja. Bagi penduduk yang tinggal di daerah terpencil akan mengalami kesulitan karena masalah sinyal. “Selain itu, kalau pemilik m-banking kehilangan smartphone, bisa sangat bahaya. Bisa langsung diakses oleh orang lain,” tambah Prambudi. Untuk masalah pengecekan saldo dan mengetahui penerimaan gaji bagi
para pegawai negeri tidak terlalu bermasalah, karena pegawai negeri telah memiliki jadwal tetap dalam pengiriman gaji. Berbeda dengan pegawai swasta yang mungkin masih ada keterlambatan atau waktu penggajianyang tidak tetap sehingga lebih membutuhkan pengecekan saldo tersebut tambahnya. Dengan diadakannya m-banking juga memudahkan Bank, karena mengurangi jumlah antrean nasabah yang akan melakukan transaksi non-tunai. “Dengan diadakannya m-banking mungkin memudahkan Bank karena mengurangi nasabah yang datang untuk melakukan tansaksi non-tunai. Namun, nasabah tetap harus datang ke ATM bila ingin melakukan transaksi tunai, karena m-banking hanya mampu membantu untuk transaksi non tunai,” ujar Aldi seorang pegawai bank. Semua kondisi di atas, baik fitur, kelebihan dan kekurangan mobile banking. Jika kita mampu memahami dengan baik, tentu akan membuat layanan ini semakin mudah, aman, dan nyaman saat digunakan. Akbar Kasyfulloh
Edisi Bima Sakti 2018
6
Komunitas Menebar Kebahagiaan Bersama Komunitas Dandelion Kebahagian adalah dambaan atau impian setiap orang, khususnya bagi anak-anak. Namun, ada beberapa anak yang belum mendapatkan kebahagiaan secara penuh. Padahal menebar kebahagiaan adalah kewajiban setiap orang, hal inilah yang dilakukan oleh komunitas Dandelion. Dandelion merupakan komunitas yang berdiri pada Februari 2017 yang memiliki tujuan untuk menebar kebahagian kepada anak-anak di daerah Bantar Gebang.) “Awalnya komunitas ini didirikan oleh kak Mia dengan tujuan petik cinta tebar kebahagiaan,” jelas Ammar, salah satu volunteer di komunitas Dandelion. “Menyebar kebahagiaan seperti filosofi dandelion yang saat ditiup, dandelion tersebut bisa hidup di mana saja. Kita berharap anak-anak nanti bisa menebarkan kebahagiaan juga,” tambah Riska, volunteer lain di komunitas Dandelion. Komunitas yang bergerak dibidang pengajaran ini memberi banyak ilmu kepada anak-anak sekitar Bantar Gebang. “Kita tidak hanya mengajarkan pelajaran informal, tapi juga pelajaran-pelajaran formal,” kata Ammar. “Pelajaran yang biasa dikasih itu seni, cooking class dan sejarah,” tambah Ammar. Anak-anak di komunitas ini terlihat bahagia dan antusias saat
7
mengikuti kegiatan dan pelajaran yang di bawakan oleh para volunteer dari komunitas Dandelion. Seiring berjalannya waktu, anak-anak Dandelion juga mengalami perubahan pada psikologi. “Kalau secara psikologi anak-anak yang awalnya masih malu, sekarang sudah bisa speak up didepan, presentasi, bahkan pernah melakukan wawancara untuk dipresentasikan lagi,” jelas Riska. Bahkan diantara mereka pernah memenangkan lomba mengarang cerita. “Salah satu anak Dandelion pernah memenangkan lomba dan mendapatkan juara satu saat lomba membuat cerita di Perpustakaan Nasional,”tutur Riska. Riska menjelaskan bahwa kendala terbesar dari komunitas Dandelion ini adalah kurangnya jumlah volunteer. “Sejauh ini kita tidak ada kendala, tapi mungkin kendala kita ada dikurangnya tenaga volunteer. Namun, walaupun seandainya volunteer hanya ada dua orang, kita akan tetap jalan,” tutur Riska. Kendala tersebut pun masih bisa sdiatasi oleh sejumlah pengus komunitas Dandelion. “Satu bulan belakangan ini kita sudah menjalani system syllabus. Setiap penanggung jawab dari materi akan menyetor syllabus tersebut. Lalu esoknya sebelum melakukan pengajaran kita kasih tau dulu materinya, jadi siapapun bisa handle,” jelas Ammar.
Edisi Bima Sakti 2018
Komunitas Bahkan masyarakat sekitar pun turut andil dalam kegiatan yang sedang berjalan di Dandelion. “Alhamdulillah orang-orang di sini menerima dan suport, kita juga pernah mengadakan pertemuan dengan ibu-ibu di sini dan responnya baik. Kita mengadakan pertemuan tersebut agar mereka tau, di sini kita ada kegiatan untuk anak-anak dan bukan kegiatan macam-macam, ”jelas Ammar. “Kita juga pernah mengadakan acara buka bersama dan dibantu oleh ibu-ibu di sini. Mulai dari makanan dan segala macamnya,” jelas Riska. Dari kegiatan-kegiatan yang diberikan oleh para volunteer
Dok. Kevin Kahlil
kepada anak-anak, para volunteer juga menaruh banyak harapan pada anak-anak Dandelion. “Kedepannya untuk adik-adik di sini sesuai dengan filosofi Dandelion sendiri. Bisa berguna bagi masyarakat atau di daerah mereka sendiri atau mungkin anak yang sudah dewasa bisa menanamkan ilmu yang kita tanamkan di sini,” jelas Ammar. Ammar juga berharap Komunitas Dandelion tidak hanya di Bantar Gebang, namun juga bisa menyebar ke daerah lainnya. “Kembali lagi seperti filosofi Dandelion sendiri. Dandelionbukan hanya di sini, tapi juga bisa bertebaran di daerah lain,” harap Riska.
Kevin Kahlil Akbar
Edisi Bima Sakti 2018
8
Info Teknologi Kapasitas Besar Atau Kecepatan Tinggi? Perkembangan media penyimpanan semakin berkembang setiap waktunya baik melalui perkembangan pada sisi kapasitas ataupun kecepatan, yang membuat timbulnya rasa puas pada diri konsumen
Dua buah pertanyaan yang terdapat pada judul mungkin sudah menjadi hal yang tidak asing lagi diperbincangkan bagi sebagian orang gadget freak atau dikalangan orang-orang yang ingin memperbarui dan meningkatkan hardware storage atau penyimpanan mereka dengan dalih kapasitas dan kecepatan. Di era modernisasi ini, produsen elektronik dan perangkat komputer berlomba-lomba dalam memberikan lini produk perangkat keras penyimpanan yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang menginginkan sebuah perangkat penyimpanan dengan mudah, murah dan fleksibel. Sebut saja Samsung, produsen yang berasal dari Korea Selatan ini semenjak 2017 lalu mengeluarkan produk SSD (Solid State Drive), dimana poin penjualannya mengutamakan kepada kecepatan tulis dan
pemindahan data yang instan dan cepat. Tidak tinggal diam, produsen elektronik terkenal asal Amerika Serikat Western Digital sudah memulai “serangan balik� dengan mengeluarkan produk HDD (Harddisk Drive) dengan kecepatan piringan 10000 RPM (Rotation per Minutes) yang menawarkan harga lebih murah namun dengan kecepatan “lumayan�. Di sisi lain, ada juga produsen yang mengeluarkan inovasi yang jarang terdengar di kalangan IT professional yaitu SSHD (Solid State Hardisk Drive). SSHD merupakan terobosan baru dari merk Seagate dimana media penyimpanan tersebut berisikan kolaborasi sistem antara piringan magnetik dan micro chip yang biasa ditemukan pada SSD. Meski demikian, tetap saja setiap metode penyimpanan memiliki nilai keunggulan dan
9 Edisi Bima Sakti 2018
Info Teknologi
kelemahan di kalangan para konsumen. Terlebih daya tahan ketiga media penyimpanan tersebut sangat diperhitungkan oleh para konsumen dalam memilih media penyimpanan, memiliki efek terhadap potensi penjualan produk di pasaran dan nama besar produsen media penyimpanan itu. Sebut saja HDD, media penyimpanan yang sudah sangat lawas hingga saat ini masih digemari banyak kalangan dimana memiliki keunggulan kapasitas yang besar dengan harga produk yang terjangkau dan memiliki beragam macam varian interface yang dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan konsumen. SSD juga tidak tinggal diam dalam mengambil bagian dari pasaran produk media penyimpanan, bisa terbilang SSD merupakan teknologi “kekinian� ini telah laku jutaan unitnya setiap bulan, namun sangat disayangkan harganya yang mahal dan cycle life time-nya yang tidak begitu lama membuat para konsumen media penyimpanan masih tetap jatuh hati kepada
HDD. Tapi untuk kedua pilihan itu tergantung pada konsumen masing-masing karena kebutuhan dan keinginan tiap konsumen berbeda. Sehingga keduanya masih memiliki keunggulan masingmasing di mata para konsumen. Akbar Kasyfulloh
Edisi Bima Sakti 2018
10
Info Bisnis
Mengurangi Limbah Plastik dengan Kerajinan Tangan
Dok. Alya Lailani
Pembuangan di Tempat Pembungan Akhir (TPA) bukan lah solusi dari banyaknya limbah plastik. Meskipun peranan para pemulung dalam mengurangi timbunan sampah plastik patut mendapat apresiasi, namun hal tersebut tidak bisa menghilangkan timbunan sampah sepenuhnya. “Maka dari itu, saya bekerja sama dengan para pemulung yang lewat untuk mengumpulkan limbah plastik dari tempat pembuangan akhir lalu saya beli dan saya proses menjadi kerajinan tangan seperti tas dan dompet. Lumayan isengiseng berhadiah,� kata Ratna sebagai pengrajin kerajinan tangan. Tujuan pengrajin dalam membuat tas dan dompet, yaitu untuk mengurangi limbah plastik yang ada di Indonesia. Bukan hanya untuk mengurangi limbah plastik,
11
Seperti yang kita ketahui, bahwa plastik sangat sulit terurai dalam tanah dan membutuhkan waktu bertahun-tahun, hal ini akan menimbulkan permasalahan tersendiri dalam penanganannya. Indonesia termasuk penghasil sampah plastik yang setiap tahunnya meningkat.
tetapi juga dapat menjadi sebuah penghasilan. Penghasilan didapat dari penjualan kerajian dan juga pengadaan pelatihan yang dibuat oleh pengrajin. Untuk pelatihan, pengrajin melakukannya setiap Sabtu dan Minggu. “Saya sengaja mengajak ibu-ibu komplek sekitar untuk ikut pelatihan. Bukan karena saya menginginkan keuntungan lebih, tetapi saya ingin berbagi ilmu dengan mereka. Mungkin saja mereka bisa mengembangkan usaha seperti saya dan mengurangi limbah plastik disekitar kita,� kata Ratna Pengrajin pun meluncurkan produk ini ke sosial media pada awal tahun 2018. Hal ini terjadi karena salah satu sahabatnya menyarankan agar hasil kerajinan nya dikenal banyak orang bahkan sekaligus menjualnya. Sosial media yang
Edisi Bima Sakti 2018
Info Bisnis digunakan yaitu Instagram. Saat awal peluncuran produk, yang mengetahui hanyalah pengikut di Instagram yang berisi kawan-kawan nya saja. Tetapi, dengan hasil kerajinan tangan yang dinilai bagus, masyarakat diluar pun tertarik. “Ini sih bukan ide saya, ini ide sahabat saya dan bahkan menguntungkan saya,” sambung Ratna. Walaupun sekarang sudah banyak pesaing yang menjual produk serupa, namun Ratna tidak masalah dengan hal tersebut. Menurutnya, persaingan bisnis adalah hal biasa. “Saya tidak masalah dengan adanya pesaing. Hal ini biasa dalam pasar, lagipula rezeki sudah ada yang mengatur. Kita sebagai produsen harus bisa menjaga konsumen agar selalu merasa puas dan tidak melirik produk pesaing,” ucap Ratna. Ratna pun selalu memberikan saran untuk konsumen yang membeli bagaimana cara menjaga tas agar tidak mudah rusak. Seperti ketika terkena hujan, segerelah dibasuh dengan kain kering dan juga jangan membawa barang-barang yang terlalu berat dan terlalu penuh. Harga pun tidak perlu dihiraukan, karena harga sudah termasuk murah. Sekitar Rp75.000 sampai Rp500.000 untuk dompet dan
tas. Harga tersebut termasuk terjangkau karena dapat dinilai dari ukuran, estetika dan kesulitan. Pangsa pasar atau sasaran dalam penjualan Ratna yaitu para ibu rumah tangga dan memang terbukti biasanya konsumen nya yaitu para ibu rumah tangga. Untuk yang mengikuti pelatihan pun semuanya ibu-ibu disekitar komplek. “Pangsa pasar sih sebenernya semua kalanganya. Dari yang berusia muda hingga tua, wanita hingga tua. Tetapi kebanyakan yang memesan adalah ibu-ibu,” ungkap Ratna. Para konsumen pun merasa puas dengan harga yang ditawarkan dan barang nya. Semua nya menilai positif begitu pula tas ini ramah lingkungan. Mengurangi limbah plastik yang ada. Hal ini pun menjadi alasan mereka memilih produk ini. Harga nya pun terjangkau dan model nya pun tidak kalah dengan tas branded. Tetapi, lebih baik lagi untuk menambahkan kreatifitas dengan mengeluarkan model yang dapat menarik hati remaja. “Puas sih dengan harga segini bisa dapet tas dan model nya juga gak jadul banget. Tapi emang cocok nya buat ibuibu, bisa kali ya ditambahkan buat mode anak muda jaman now,” kata Cicih, salah satu konsumen Ratna. Alya Lailani
Edisi Bima Sakti 2018
12
Kampusiana Pentingnya Projektor untuk Mahasiswa
Fasilitas kampus dapat menjadi titik fokus dalam pemilihan universitas. Selain mempermudah dosen dan mahasiswa, fasilitas kampus juga dapat berperan lebih efisien dan efektif di waktu kuliah. Setiap kampus memiliki fasilitasnya masing-masing. Fasilitas yang dimilikinya pun beragam, misalnya ruang kelas, ruang dosen, laboratorium, lapangan, atau fasilitas penunjang perkuliahan lainnya, salah satunya adalah LCD Projektor. Pada zaman ini, LCD Projektor menjadi salah satu hal yang sangat dibutuhkan dalam suatu perkuliahan. Sama halnya dengan Politeknik STMI Jakarta ada fasilitas yang kurang, yaitu kurangnya LCD Projektor di gedung B dan gedung C. Berkaitan dengan kurangnya LCD Projektor di gedung B dan gedung C, Dedy selaku Pembantu Direktur (Pudir) II menyampaikan bahwa alasan pertamanya adalah ketersediaan anggaran dari kampus. Kemudian alasan kedua adalah prioritas. “Dikarenakan utilitas
13
penggunaan gedung A lebih banyak daripada gedung B dan gedung C, maka kampus memprioritaskan untuk memberikan LCD Projektor di gedung A terlebih dahulu,� jelas Dedy. Namun, pihak kampus tetap akan mengusahakan untuk melengkapi kekurangan fasilitas di gedung B dan gedung C jika ketersediaan anggaran masih ada. Politeknik STMI Jakarta memiliki dua Kepala Sub Bagian (Kasubag) yaitu Kepala Sub Bagian Akademik dan Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan. Pengelola LCD Projektor dan Barang Milik Negara (BMN) lainnya adalah Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan. “Kalo untuk kekurangan projektor sih sebenarnya dari dulu, tapi kalau dulu itu memang projektor masih belum favorit dikarenakan banyak
Edisi Bima Sakti 2018
Kampusiana
Dok. Aditya Dwi Prayoga dosen itu mengajarkan masih menggunakan OHP (Overhead Projector),” ujar Dedy. Seiring perkembangan zaman, ada tuntutan dari tiap program studi untuk mengajar menggunakan media power point dan metode demonstrasi, sehingga banyak dosen yang beralih menggunakan LCD Projektor. “Pihak kampus juga sedang mengarahkan metode perkuliahan ke blended learning, yaitu mengkolaborasikan antara pemaparan dosen dengan keaktifan mahasiswa di kelas,” ungkap Dedy. Selain itu pihak kampus juga menerapkan perkuliahan dual sistem, yaitu bukan hanya belajar di kelas melainkan terjun ke industri secara langsung karena Politeknik STMI Jakarta adalah kampus vokasional. Jadi sistem ini lebih menitikberatkan kepada praktik di lapangan.
Menurut Dedy, selagi masih ada fasilitas lain yang bisa dimanfaatkan, ada atau tidak adanya LCD Projektor dalam kelas tidak akan menghambat proses perkuliahan. “Bila perlu LCD Projektor tidak ditanam di seluruh ruangan, tapi hanya digunakan untuk dosen yang memang membutuhkan,” tambah Dedy. Menurut Ahmad Muthi, metode pemaparan poin-poin menggunakan power point adalah metodi paling mudah untuk menjelaskan kepada mahasiswa. Hal ini dikarenakan pada dasarnya banyak dosen yang jarang menulis di papan tulis. “Maka dari itu dikasih poinpoin, lalu dosen menerangkan, mahasiswa yang aktif menulis di bukunya. Jadi, sebenarnya memang LCD Projektor itu sangat penting untuk menunjang perkuliahan, karena zaman sudah modern,” jelas Muthi selaku dosen yang mengajar di gedung B dan gedung C. Bagi mahasiswa, kurangnya fasilitas LCD Proyektor di gedung B dan gedung C sangat menghambat perkuliahan karena ada beberapa dosen yang tidak mau memulai perkuliahan jika belum ada LCD Projektor. Belum lagi waktu perkuliahan akan terpotong untuk mengurus LCD Projektor yang harus diambil dan dioperasikan. Beberapa mahasiswa juga ada yang merasa terbebani karena harus bolak-balik ke ruang pengajaran di gedung A lantai 1 karena tidak semua mahasiswa mau untuk melakukannya. “Kalau bisa diperbanyak LCD Projektornya, bukan hanya berfokus pada gedung A,” pesan Rizky Setyantoro, mahasiswa Administrasi Bisnis Otomotif angkatan 2018. Pak.Muthi juga berpesan agar LCD Proyektor di gedung B dan gedung C diperbanyak. “Selama belum ada LCD Projektor, optimalkanlah fasilitas yang ada. Bagaimanapun perkuliahan harus tetap berjalan, karena itu adalah hak mahasiswa dan kewajiban dosen,” imbuhnya.
Aditya Dwi Prayoga
Edisi Bima Sakti 2018
14
Cerpen
A lena
Ku beranjak dari tempat tidurku dan pergi membuka jendela kamarku. Udara pagi yang sejuk masuk kedalam kamarku, dan matahari telah memberikan sinarnya kepada dunia. Namun sinarnya tidak dapat ku lihat dan rasakan. Aku tak merasakan adanya cahaya yang masuk kedalam hidupku. Namaku Alena, gadis yang tak banyak bicara dan hanya seorang murid yang biasabiasa saja. Menurut pendapat orang, aku berparas cantik ala campuran Eropa dan Jepang, tapi aku merasa aku biasa saja. Awal masuk SMA, aku disambut hangat oleh teman-teman dikelasku. Aku mempunyai seorang teman yang dekat denganku. Namun karena hal sepele, ia jadi berpaling dan memusuhiku. Dia menghasut semua teman sekelasku. Belum lagi hasutan Galih pada teman-teman lelaki di kelas ku, karena aku menolak ketika dia menembakku di hadapan temanteman nya. Hari ini di kelasku, masing-masing sudah memiliki teman dalam kubu yang berbeda. Hanya aku yang tak punya kubu dan teman. Setiap kali ingin ku bermain dengan yang lain, teman-temanku menatapku dengan sorot mata yang tajam. Aku takut dengan tatapan mata mereka. Seperti ada dinding antara diriku dan teman kelasku. Hingga kelas tiga SMA, aku masih sekelas dengan orang-orang yang sama. Setiap mata pelajaran, guru-guruku meminta untuk dibuatkan kelompok. Guruku selalu meminta, agar memilih sendiri teman kelompok. Aku tak pernah dapat teman kelompok. Aku selalu mengerjakan
15
tugas kelompok sendirian. Salah seorang guruku menegurku. “Kenapa kamu mengerjakannya sendirian? Ini kan tugas kelompok!”. Hatiku langsung terasa sedikit terluka akibat ucapannya. “Saya tidak dapat kelompok, Bu,” ucapku. “Kamu, ibu masukan ke kelompok Mayang saja,” ucap guru ku. Hatiku sedikit lega, aku pikir mungkin aku dan Mayang dapat berteman baik lagi. Ternyata yang kupikirkan tak pernah terjadi. Mayang tetap tidak suka melihatku, kemudian ia dan temannya saling berbisik dengan temannya yang masih bisa terdengar olehku. ”Ngapain sih Alena dimasukin ke kelompok kita, diakan ga asik, ga pinter, dan sok cantik. Dia kan yang ngambil gebetan kamu Mayang? Gua sih ogah deket-deket sama dia,” bisik Tari ke Mayang dan teman-temannya. Semakin hari, aku semakin dilihat aneh oleh teman kelasku, bahkan guruku dan teman kelasku, mulai membicarakanku didepanku maupun dibelakangku. Mereka mulai membuat cerita yang tidak benar. “Alena orangnya suka sok kecantikan sendiri, sok pintar. Suka cari perhatian ke cowo.” “Lu mau dekat-dekat sama dia? Gua mah ga mau.” Aku merasa, aku semakin jatuh, aku merasa dikucilkan. Seperti telah diseret kedalam penjara nan gelap diikat oleh rantai besi. Tak ada yang bisa kulakukan. Perkataan yang tidak benar, telah membuatku semakin sakit. Hari demi hari kulewati, aku selalu mengurung diri di kamarku. Ibuku selalu menanyakan mengapa aku terus mengurung diri di kamarku. Aku takut ibuku kecewa, aku takut ibuku menangis. Lebih baik aku menyembunyikannya.
Edisi Bima Sakti 2018
Cerpen Aku selalu tersenyum kepada ibuku dan mengatakan “Tak apa ibu, aku tidak apa,” sambil mengeluarkan nafas yang berat. Aku tak ingin masalahku membuat ibuku turut turun tangan. Aku menjalani hidupku dengan dada yang penuh sesak karena selalu menahan tangisan ku. Semakin lama rumor yang tak benar itupun tersebar luas. Banyak sindiran dan tatapan mata sinis yang ditujukan kepadaku. Aku berusaha untuk tidak mempedulikannya. Di siang hari yang panas saat pulang sekolah, ada seorang teman lelaki yang sekelas denganku secara langsung mempermalukanku di depan kelasku. “Hei temen-temen, jangan deketdeket sama dia! Dia suka mainin cowo! Dia juga khianati Mayang! Dasar , sok cantik, sok pintar, sok kaya padahal ngga punya apa-apa.” Aku tak kuat menerima tuduhantuduhannya dan tak ada yang menginginkanku. Teman-teman dikelasku membelanya, beberapa hanya melihatku kasian. Tak ada yang membelaku. Aku tak sanggup berkata-kata, hingga aku langsung berlari pulang ke rumahku. “Ya Allah, apa yang harus aku lakukan. Aku ingin cepat cepat keluar dari neraka ini. “ Sabar, tidak sampai 3 bulan lagi kamu tamat sayang” bisik mama ku dengan lembut. Mama yang selalu mendampingiku saat aku ada masalah disekolah, mama selalu menyemangatiku saat aku putus asa. “ setiap ada kesulitan pasti ada kemudahan itu yang sering diucapkan mama ku setiap aku sedih. Aku berusaha kuat agar aku tidak kelihatan sedih di depan mama yang punya banyak urusan setiap harinya.
Saat UN tiba, aku melompat kegirangan. Tidak seperti yang lainnya kasak kusuk seperti tak siap tempur. Aku sudah siap, Inshaa Allah. Karena aku sudah belajar sepenuh hati. Try out– try out pun sudah kuselesaikan dengan sangat baik. “ Ya Allah mudahkanlah aku dalam menjawab soal-soal ujian ini, Aamiin,” doa ku mantap saat kertas ujian dibagikan. “Alhamdulilah, selamat ya Alena kamu lulus dengan nilai NEM yang memuaskan dan masuk 5 besar di kelas,” ucap Bu Yuli sembari menyalami ku. Teman-teman ku yang lain kelihatan sedikit terkejut mendengar kata-kata Bu Yuli. Mama ku langsung memelukku. Kami pun plg dengan hati yang lepas bebas. Papaku sudah menunggu aku dan mama di parkiran sekolah dari tadi. Di parkiran aku berpapasan dengan group Galih yang melongo melihatku naik mobil menkilap papa ku yang berwarna putih. Aku tersenyum manis pada mereka yang sering merendahkan ku. Ternyata aku tidak seperti yang mereka gunjingkan. Pengumuman hasil ujian masuk Peguruan tinggi Kedinasan pun keluar. Aku diterima. Aku WA Bu Yuli, memberi tahu kalau aku sudah di terima di Perguruan Tinggi Negeri. Bu Yuli langsung menshare nama dan perguruan Tinggi tempat ku diterima. “Selamat ananda Alena telah diterima di PT.... semoga yang lain menyusul,” sharing bu Yuli. Akhirnya ucapan selamat pun bertubi-tubi datang dari kurcaci-kurcaci yang selam ini membenciku.
Humairah Milleony Tiana
Edisi Bima Sakti 2018
16
Hiburan
Top 5 Recommended film Horror/thriller upcoming in 2019 The New Mutants
Happy Death Day 2U
Action | Horror | Sci-Fi
Horror | Mystery | Thriller
Pet Sematary
The Curse of La Llorona
Horror
Horror | Mystery | Thriller
Agustus 2019
Februari 2019
April 2019
April 2019
IT chapter 2 Horror | Thriller
September 2019
17
Source : IMDB
Edisi Bima Sakti 2018
Judul : Chairul Tanjung si Anak Singkong Pengarang : Tjahja Gunawan Diredja Penerbit : PT Kompas Media Nusantara, Jakarta Terbit : Juni 2012 Halaman : 384 halaman
Buku “Chairul Tanjung si Anak Singkong” ditulis oleh Tjahja Gunawan Direja merupakan seorang wartawan harian kompas. Buku ini diawali dengan kisah di tengah keterbatasan kondisi ekonomi keluarga. kala itu Chairul Tanjung (CT) tinggal di gang Abu, Batutulis, keluruhan Kebon Kelapa, kecamatan Gambir, Jakarta Pusat yang pada tahun 1970-an adalah salah satu di antara lokasi terkumuh di Jakarta. Kedua orang tuanya sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya. Orang tuanya memiliki prinsip “agar bisa keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh dengan segala daya dan upaya”. Sang bunda yang bernama Halimah sampai harus menggadaikan kain halus kepunyaannya untuk biaya kuliah pertama CT di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Universitas Indonesia (UI). Saat kuliah di FKG UI, CT harus mencari uang sendiri agar dapat membiayai keperluan kuliahnya. Dimulai membuka usaha photocopy yang bermodalkan kepercayaan, lantas masuk ke bisnis alatalat kedokteran gigi untuk memenuhi keperluan rekan-rekannya. Sambil menggerakkan bisnis, CT juga aktif dalam gerakan kemahasiswaan, terbukti bahwa ia pernah menjadi ketua Ex-officio dewan mahasiswa UI. Tahun 1984, ia terpilih menjadi koordinator mahasiswa seJakarta. Pada tahun yang sama, ia juga terpilih sebagai mahasiswa teladan tingkat nasional. Setelah lulus dari FKG UI, buku ini menceritakan bagaimana CT sempat ragu antara menjadi dokter gigi atau meneruskan jiwa bisnisnya. Akhirnya
Resensi Novel CT mantap menapaki dunia bisnis. Di bidang bisnis penyiaran dan multimedia, CT berhasil membesarkan nama Trans TV dan membeli TV 7 kemudian mengubah namanya menjadi Trans 7. Kemudian membuat Trans Studio yang berada di Bandung dan Makassar. CT juga menunjukkan kepeduliannya di bidang sosial dengan mendirikan Chairul Tanjung Fundation (CTF) yang menaungi lembagalembaga semisal Rumah Anak Mandiri (RAM) untuk siapapun yang berprestasi yang tidak mampu melanjutkan sekolah. CT juga menyampaikan pandangannya tentang persoalan ekonomi, menggagas visi Indonesia 2030 dan menceritakan aktivitasnya sebagai pengusaha serta lika-liku kehidupannya. Dalam buku ini, CT mengungkapkan bahwa kunci kesuksesan salah satunya adalah Ibu “bagi saya ibu adalah segalanya”. CT percaya bahwa surga ada di telapak kaki Ibu. “Bila kita benar-benar berbakti kepada Ibu sepenuh hati dan ikhlas, maka surga akan kita gapai di dunia.” demikian CT berpendapat. Kelebihan buku ini adalah disusun dengan bahasa yang sederhana, bertutur, disertai sikap rendah hati sehingga dapat dengan mudah dipahami banyak kalangan. Selain itu kisah yang disajikan merupakan faktual, penuh motivasi, religius, dan jiwa enterpreuner yang ada pada sosok Chairul Tanjung membuat buku ini lebih menarik untuk dibaca. Buku ini juga memiliki kekurangan diantaranya, kualitas kertas yang rendah sehingga mudah rusak, alur yang maju mundur ditambah dengan tahun yang ditulis tidak berurutan sehingga membuat pembaca bingung akan jalan cerita dari buku ini. R.R. Sheila Khuddary S.A
Edisi Bima Sakti 2018
18
Edisi Bima Sakti 2018