h e l l o
My name is Jonathan Edward Lee, a 2nd year student majoring in visual communication design at School of Design Binus University. I prefer to call myself a dreamer rather than a graphic designer. As a designer, I fall in love with typography and identity design. And I still believe design has powers beyond our imaginations. I love to read books, do something new, and create wondrous things. I believe I’m awesome but I’m still not freakin awesome yet.
FULL NAME J o n a t h a n
E d w a r d
L e e
PLACE OF BIRTH U j u n g p a n d a n g ,
S o u t h
S u l a w e s i
DATE OF BIRTH 0 3
J u n e
1 9 9 3
GEN DER M a l e MOB I L E + 6 2
8 1 2
8 4 6 2
1 2 3 7
EM A I L b l u e d w a r d @ g m a i l . c o m PORT OFOLIO b e h a n c e . n e t / b l u e d w a r d
i d e n t i t y
d e s i g n
t y p o g r a p h y
a r t
d i r e c t i o n
p a c k a g i n g p h o t o g r a p h y i l l u s t r a t i o n
s k i l l s
e d i t o r i a l
d e s i g n
a d v e r t i s i n g
e x p e r i e n c e
Head of Design Division DKV BINUS EXPO 2012 Djoeang Karja
2 0 1 2
J A N U A R Y
S E P T E M B E R S E P T E M B E R Head of Design Division DKV BINUS MAKRAB 13 Discovering Colors
D E C E M B E R
Editorial Staff of TITIK DUA Activist in HIMDKV BINUS Magazine Division 2013
2 0 1 3
J A N U A R Y J A N U A R Y
D E C E M B E R S E P T E M B E R
Treasurer DKV BINUS Temu Keakraban Himpunan 2013 Artenia Deputy Leader DKV BINUS DKV Award 2013 Anuttama Award
P R E S E N T
w o r k s
A n t o n ’ s
&
C o .
A n t o n ’ s
&
C o .
I d e n t i t y D e s i g n S t u d e n t W o r k 3 r d S e m e s t e r Anton's & Co. is a company focused in providing high quality meals for executives & households. This company have a mission to serve delicacies for all their customer. I created a logo that can represent this company. The main logo of Anton's & Co. is the "gentleman"; the man with high top english hat, round glasses, and big moustache. I want to create a feeling that we will serve our customer like a butler serve their master. The logo itself can be modified depends on the circumstances.
Anton’s & Co.
Mariantoniette Tower, Kuningan Mobile 081284621237 Office 021-888888 www.antonsnco.com order@A&Co.com
Anton’s & Co.
Jonathan Edward Lee
Anton Dicky Kwan Head of Marketing
Head of Human Resources
Mariantoniette Tower, Kuningan Mobile 081284621237 Office 021-888888
Mariantoniette Tower, Kuningan Mobile 08989137307 Office 021-888888
Mariantoniette Tower, Kuningan Mobile 081284621237 Office 021-888888
www.antonsnco.com edward@A&Co.com
www.antonsnco.com anton@A&Co.com
www.antonsnco.com danny@A&Co.com
Director
Danny Aguswahyudi
R J U
F a r m
F a r m
I d e n t i t y D e s i g n C o m m i s i o n W o r k 2 0 1 2
R J U
RJU Farm is a local poultry farm located in Gowa, Indonesia. This company provide fresh eggs and all other poultry needs for the local’s home.
RJU farm
I created a logo that represents a new face for the company. I reuse the chicken from the old logo and give it a new look and an origami twist. I want to create a brand with a deep eastern culture but also have a fresh modern twist. The logo itself can be break apart into two parts to give it more flexibilty.
RJU farm lorem ipsum syala lalaasdasda bububu syalalasadas lnononononono kya kya kya kyak ya butssssss DHUARRRR!! 213912312
RJU farm lorem ipsum syala lalaasdasda bububu syalalasadas lnononononono kya kya kya kyak ya butssssss DHUARRRR!! 213912312
RJU farm RJU farm Rendy Thamrin
RJU farm Director
lorem ipsum syala lalaasdasda bububu syalalasadas lnononononono Desa Belabori kya kya kya kyak ya Kecamatan Parangloe butssssss DHUARRRR!! Kabupaten Gowa 213912312 Sulawesi Selatan 123123123123132 0411 - 245 2734 sfsdamcskdaca NONO NO NO NON AAAH H HAH H H H 1232131 12321321312313213 Makassar 02102301203102 01203102301230102301203
RJU farm
lorem ipsum syala lalaasdasda bububu syalalasadas lnononononono kya kya kya kyak ya butssssss DHUARRRR!! 213912312
Rendy Thamrin Director
Desa Belabori Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan
RJU farm
0411 - 245 2734RJU farm
M o j a
K o z a
M o j a
K o z a
I d e n t i t y D e s i g n S t u d e n t W o r k 4 t h S e m e s t e r Moja Koza is a new start up clothing brand in Indonesia, targeting young adult and teenager. Moja Koza means My Skin. They believe clothing should be as comfortable as wearing your own skin. Moja Koza believes in simplicity, elegant, and perfect harmony in shapes and patterns.
S u s h i
T y p e
S u s h i
T y p o
T y p o g r a p h y S t u d e n t W o r k 3 r d S e m e s t e r Sushi Typo is an assignment for Typography 2 Class to create an experimental typeface using things that you love and things that resemble yourself. I choose SUSHI because i love to eat this heavenly japanese food. I used DIN as the base typeface for my sushi typography experiment. Itadakimasu!
LEE infatuated by art, future designer & a longtime dreamer READER A young boy who is living his dreams. BELIEVER Ridiculously believe in faith rather than DISCOVERER coincidences. A very Extroverted Introvert. Perfectionist. Sometimes put a ENTREPENEUR very high expectations for himself and D E S I G N E R SUSHI
dissapointed when he can’t reach it.
Why Sushi? Because it represents the goals I wanna reach when I step in this City, one of the goals is eating sick unlimited numbers of this heavenly japanese food.
S u s h i
T y p e
PAPER : Aesthetics E d i t o r i a l D e s i g n S t u d e n t W o r k 4 t h S e m e s t e r
AESTHETICS P A P E R
Paper : Aesthetics is my assignment for Aesthetic Studies, the assignment is to create a research based-paper about imitation & expression theories. I design the layout to make it easier to read and easier to understand rather than print it in blank white paper. I use butterfly to symbolize beauty in aesthetics. because i’m a design student, that’s why our paper looks nice.
AESTHETICS P A P E R
IMITATION & EXPRESSION THEORY
Imitation imitation theory
Salah satu dari karakteristik terpenting dari seni rupa adalah kapasitasnya untuk mengimitasi atau merepresentasikan dari seubah objek. Meskipun pada pandangan pertama pernyataan ini mungkin tampak agak rancu, permasalahan ini membawa kita kembali ke perdebatan ribuan tahun lalu antara filsuf seni tentang kemampuan seni dalam mengimitasi atau merepresentasikan kenyataan. Pandangan bahwa kualitas seni diukur melalui kemampuan inilah yang disebut sebagai “Teori Imitasi”.
Terus, apakah yang disebut “realitas”? Teori ini sendiri menunjuk kepada imitasi dari kenyataan yang dapat ditangkap oleh indera. Teori imitasi ini semata-mata berpusat pada persepsi indera kita. Teori imitasi ini pun tidak terbatas hanya untuk seni rupa atau seni visual saja tetapi juga menjadi esensi dari seni-seni lain seperti seni music, film, tari dan seni lainnya. Sering kali Teori Imitasi dikatikan dengan konsep “mimesis”, sebuah kata Yunani yang berarti “imitasi”, “representasi” atau “salinan”, khususnya representasi alam. Konsep mimesis ini sering ditemukan di filsafat
seni, tetapi tidak selalu mempunyai arti yang sama. Seringkali mimesis berarti “representasi” dibanding “imitasi”. Ketika digunakan dalam pengertian ini, kualitas “mimesis” dari sebuah karya seni diukur dari “realitas” mana yang di representasikan di karya tersebut. “Realitas” juga bisa menunjuk ke dunia batin ataupun dibawah ke konteks social. Ketika kita menyebut sebuah novel “realistis" misalnya, berarti yang kita maksud adalah novel ini memberikan gambaran nyata dari dunia batin karakter atau gambaran nyata dari sebuah kejadian. Dalam kasus ini, "mimesis" berarti "representasi" daripada "imitasi".
01
MIMESIS
d a r i
καθρέπτης
Konsep "mimesis" pun memiliki definisi yang jauh lebih luas daripada “imitasi” Ini membawa kita kembali kepada zaman dimana, Plato menggunakan kata "Mimesis" untuk "representasi" atau "imitasi" seperti yang ditunjukkan sebelumnya. Sedangkan Aristoteles di sisi lain, melihat "mimesis" sebagai lebih dari sekedar imitasi “realitas”. Menurut beliau, seniman tidak membuat seni yang menjadi imitasi dari alam atau kenyataan, tetapi mewakili alam atau kenyataan sebagaimana mestinya. Menurut pandangan ini, mimesis adalah gambaran dari apa yang mungkin, sehingga penciptaan seni bisa sangat "realistis". Misalnya mimesis bisa menggambarkan mitos tertentu kepada
02
Menurut Plato, fenomena yang kita sebut "alam", "pengalaman" dan "realitas" adalah bagian dari yang selalu berubah. Menurut beliau, kita tidak akan pernah melihat objek yang sama dengan cara yang sama dua kali. Objek yang kita lihat, sudut pandang dimana kita melihat dan bahkan orang yang melihat selalu senantiasa berubah tetapi kita tetap bisa mengidentifikasi objek yang mirip dalam pikiran kita. Pemikiran ini membuat dia berpikir bahwa
peruba
han-perubahan konstan di dunia nyata akan tetap memunculkan kesamaan. Menurut Plato, kita bisa membentuk sebuah ide tentang kesempurnaan walaupun dunia nyata tidak dapat meraih sejauh itu. Beliau juga
dunia nyata, ada dunia ideal yang berisi form yang absolut, objek-objek nyata di dunia nyata hanyalah manifestasi atau imitasi yang tidak sempurna dari dunia ideal itu.
mengutarakan bahwa selain
Plato membuat perbandingan antara pengrajin dan seniman. Menurut dia, pengrajin mengimajinasikan sebuah gambaran bentuk dari dunia ideal dan menggunakan itu sebagai model dari produk nyata yang akan dibuatnya. Seperti “alam”, produk ini hanyalah gambaran, imitasi tidak sempurna dari bentuk ideal. Sedangkan menurut dia, seniman hanyalah membuat imitasi dari alam atau produk tanpa mengetahui gambaran ideal yang direpresentasikan oleh benda tersebut. Seniman tidak tahu bagaimana objek ini dihasilkan. Seniman hanya mengimitasi apa yang dia lihat, disini seniman berarti hanya menciptakan sebuah imitasi dari sebuah imitasi.
Di mata Plato, karya dari seniman tidak realistis. Ketika pelukis atau pematung meniru seseorang, mereka hanya memperlihatkan kita dengan gambaran dari orang tersebut. Plato sangat menyadari sifat ilusi dari visual yang diciptakan. Sehingga ia membedakan dua aspek penting dari "mimesis", atau imitasi: pertama, seniman menciptakan gambaran dari kenyataan dan kedua, gambaran itu tidak nyata!
03
EXPRESSION theory
ERNST GOMBRICH
ART AS the arousal of emotion
Pengamat pun hanya akan memahami karya itu dan mengatakan bahwa karya itu sukses mengimitasi jika dia sendiri mengenal dan punya visual tentang objek karya itu. Imitasi menyiratkan representasi, tetapi representasi tidak selalu berarti imitasi. Hal ini disebabkan perbedaan yang krusial antara teori imitasi dan teori representasi.
itu.
Representasi
Teori Representasi pun berkembang untuk memperbaiki apa yang kurang dari Teori Imitasi, Noel Carroll menjelaskan dalam bukunya "Philosopy of Art": “Representasi disini berarti sebuah karya dibuat agar orang yang melihat bisa mengetahui dan mengenal objek itu. Contohnya sebuah portrait dibuat agar orang mengetahui apa yang menjadi objek dari portrait itu sendiri. Hal ini juga merupakan salah satu contoh imitasi, dimana imitasi itu sendiri adalah salah bagian dari representasi. Tetapi Teori Representasi itu jauh lebih luas, karena sesuatu bisa merepresentasikan sesuatu tanpa terlihat seperti objek itu.”
Pandangan Tolstoy terhadap seni yakni menghubungkan indera, perasaan, dan inspirasi ke dalam pikiran seorang manusia. Seniman tidak membutuhkan pendidikan seni karena seni hanya tentang emosi. Tujuan seni yaitu membangkitkan emosi dan gairah di dalam hati. Seniman dapat mempengaruhi orang yang melihat dengan perasaan yang sama seperti perasaan seniman itu sendiri. Karakteristik lain dari teori Tolstoy, yaitu etika. Dengan menuangkan perasaan ke karya, seni dapat meningkatan moral masyarakat. Di sinilah Tolstoy, mempengaruhi para penonton dengan perasaan cinta persaudaraan dan solidaritas.
} }
04
Menurut teori Croce-Collingwood, karya seni berada di dalam pikiran atau jiwa sang seniman. Sehingga esensi dari seni itu sendiri adalah ekspresi dari intuisi (Croce) atau imajinasi (Collingwood). Pandangan kedua mereka adalah bahwa ekspresi ini tidak perlu dikeluarkan dalam bentuk sebuah karya seni. Dalam kata lain karya seni itu sudah ada dalam bentuk ekspresi didalam pikiran seniman dan karya seni tersebut tidak dapat dikaitkan dengan media yang digunakan untuk membuat karya seni tersebut. Pandangan ketiga teori ini yakni, bentuk nyata karya seni hanya dapat dilihat sebatas sejauh mana kemampuan orang yang melihat itu menyusun ekspresi sang seniman.
06
Teori kedua tolstoy adalah karya yang baik adalah karya yang dapat memperlihatkan perasaan seniman ke banyak orang seperti apa yang dituangkan seniman itu sendiri. Tetapi teori ini dianggap keliru karena tidak ada hubungan antara kualitas karya dan keberhasilan seniman menyampaikan dalam karyanya. Menurut teori ketiga Tolstoy, karya seni yang baik yaitu dapat meningkatkan moral masyarakat, tetapi dalam teori ini karya seni tidak lagi dinilai berdasarkan kemampuan estetika.
05
C.C. C.C. THEORY
TEORI CROCE-COLLINGWOOD
PENOLAKAN TERHADAP TEORI TOLSTOY
Teori pertama Tolstoy yaitu seni adalah tentang perasaan dan tidak membutuhkan pendidikan seni. Tetapi seni itu sendiri tetap membutuhkan pengetahuan untuk mengembangkan dan menciptakan seni itu sendiri.
SENI SEBAGAI EKSPRESI DIRI
Menurut Croce dan Collingwood ekspresi adalah intuisi atau imajinasi milik seniman. Perbedaan antara seniman dengan kita adalah imajinasi, visi, dan intuisi si seniman. Collingwood menganggap seni sebagai "ekspresi imajinatif" yaitu orang lain yang melihat karya seni dapat memahami melalui imajinasi mereka sendiri. Sama seperti Croce, Collingwood berpendapat bahwa imajinasi dan ekspresi terjadi secara bersamaan. Semua karakteristik ini mengacu pada keahlian daripada cara sebuah karya seni menjadi ada. Karya seni sudah hadir di dalam pikiran seniman sejak awal sebelum karya seni tersebut diciptakan.
SENI SEBAGAI EKSPRESI DIRI
Menurut Collingwood adalah seni adalah bagaimana orang yang menikmati seni, dan dapat menciptakan & merasakan kembali ekspresi seniman melalui imajinasi
PENOLAKAN
{
{
Ernst Gombrich berpendapat bahwa semua seniman memulai sebuah karya dari sebuah model, sebuah konsep, sebuah gambaran tentang apa yang akan dibuatnya. Tanpa gambaran itu, seniman itu tidak akan sukses merepresentasikan apa yang dilihatnya. Gombrich mengutarakan proses penggambaran atau representasi selalu tergantung pada kacamata seniman itu sendiri. Setiap representasi, bahkan yang paling realistis, dipengaruhi oleh diri seniman
terhadap TEORI CROCE COLLINGWOOD
Teori CC menyatakan bahwa Seni adalah ekspresi emosi dari seniman namun banyak seniman yang tidak bisa menjelaskan tentang karya mereka sendiri karena menurut mereka seni yang mereka buat itu berasal dari imajinasi mereka sehingga orang lain mempunyai sudut pandang yang berbeda.
Pengabaian terhadap media
Ketidakmungkinan memastikan intuisi asli Sebuah teori kritik mendasar ketiga , teori CC menyatakan bahwa karya seni yang benar itu hanya dapat di akses oleh penikmat seni sampai batas dimana mereka merasakan kembali atau membuat lagi dari “intuisi” atau “imajinasi” mereka sendiri. Masalahnya adalah kita tidak pernah memastikan apa itu intuisi asli karena intuisi asli itu hanya ada di dalam imajinasi seniman.
Pada teori CC menyatakan bahwa media seni tidak penting namun faktanya karya seni tidak bisa berdiri tanpa adanya media itu sendiri.
07
K o f u k u I d e n t i t y D e s i g n S t u d e n t W o r k 4 t h S e m e s t e r
K o f u k u
Kofuku means happiness. Kofuku is a small clothing brand created by me & my friends for our entrepeneurship project. We create a clothing brand that sells tees, sweaters, & shirts. We keep it simple and minimalist. We want offer happiness with Kofuku. Because kofuku sells happiness.
we sell happiness
t h a n k
y o u
co pyrig h t @ J on a t h a n Ed w a r d Lee