KONSENSUS DASAR KEBANGSAAN SEBAGAI LANDASAN PERJUANGAN MASYARAKAT SIPIL DR. H. JAZILUL FAWAID, S.Q., M.A. DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SILATURAHMI KEBANGSAAN DENGAN KOALISI MASYARAKAT SIPIL PRIANGAN TIMUR, SELASA 28 APRIL 2021, JAWA BARAT
MASYARAKAT SIPIL & DEMOKRASI Sejauh mana masyarakat sipil terlibat atau dilibatkan dalam demokratisasi? (Uhlin, 2009; Floramonti and Fiori, 2010; White, 2004): Masyarakat sipil memiliki relasi formal antara negara dan masyarakat dalam bentuk kepentingan dan cara berkomunikasi politik Masyarakat sipil dapat menolak atau menjaga kekuasaan negara sebagaimana mereka juga dapat mendorong akuntabilitas negara Masyarakat sipil berasosiasi dengan pendalaman nilai demokrasi dan bermain dalam aturan yang berlaku Seandainya ada peningkatan keanggotaan dari masyarakat sipil dan juga partisipasi politik yang tinggi, maka ini adalah tanda yang baik bagi demokrasi Contoh partisipasi masyarakat sipil adalah dalam hal penegakan moral publik dan akuntabilitas pemerintahan yang ditujukan kepada para penyelenggara negara Masyarakat sipil dapat memproteksi demokrasi dari ancaman, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar
PERSPEKTIF MASYARAKAT SIPIL
PERSPEKTIF VERTIKAL PERSPEKTIF HORIZONTAL Perspektif Vertikal: Masyarakat sipil bersifat independen Perspektif Horizontal: Ada relasi dengan individu. Masyarakat sipil dapat terkoneksi dengan negara Era Post-Soeharto: Konsensus dua perspektif
SIAPA MASYARAKAT SIPIL? (1/2)
LSM (NGO)
ORMAS
KOALISI MASYARAKAT
ASOSIASI
SERIKAT
SIAPA MASYARAKAT SIPIL? (1/2) MASYARAKAT SIPIL (mempengaruhi kebijakan publik, tidak berorientasi pada kekuasaan politik dan tidak ikut Pemilu) PARTAI POLITIK (meraih kekuasaan politik melalui Pemilu)
DASAR PEMBENTUKAN MASYARAKAT SIPIL KEPENTINGAN BERSAMA
PERJUANGAN KOLEKTIF
ARTIKULASI DAN AGREGASI KEPENTINGAN
DAYA TAWAR YANG LEBIH BESAR
SARANA KOMUNIKASI DENGAN PEMERINTAH
PROBLEMATIKA MASYARAKAT SIPIL SAAT INI TREND RESESI DEMOKRASI YANG HARUS DISIKAPI
PERBEDAAN CARA PANDANG ANTAR-MASYARAKAT SIPIL
DIGITALISASI MENJADI TANTANGAN YANG HARUS DIHADAPI
SELF-EMPOWEREMENT PERLU DITINGKATKAN DUKUNGAN PEMERINTAH DAN PIHAK SWASTA YANG BELUM OPTIMAL
MASA DEPAN MASYARAKAT SIPIL KONSENSUS DASAR KEBANGSAAN SEBAGAI LANDASAN PERJUANGAN MENJUNJUNG TINGGI NILAI BUDAYA BANGSA DAN KEARIFAN LOKAL
PERSPEKTIF KOLABORASI PEMBANGUNAN (NASIONAL / DAERAH)
SINERGI ANTARA MASYARAKAT SIPIL, PEMERINTAH, DAN SWASTA
PARTISIPASI PUBLIK SEBAGAI SUATU KEHARUSAN
MEMAHAMI PANCASILA SEBAGAI LANDASAN IDEOLOGI NEGARA STAATSFUNDAMENTALNORM FALSAFAH DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA
MEMAHAMI UUD NRI 1945 SEBAGAI LANDASAN LANDASAN KONSTITUSIONAL
TUJUAN NASIONAL (DALAM PREAMBUL)
PERLINDUNGAN TERHADAP HAM
PERNYATAAN HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
MEMUAT NILAI DEMOKRASI, KESAMAAN DERAJAT, DAN KETAATAN HUKUM
AMANDEMEN SEBAGAI AMANAT REFORMASI
MEMAHAMI KONSEPSI NKRI SEBAGAI LANDASAN NEGARA KESATUAN, BUKAN FEDERAL WAWASAN NUSANTARA (WASANTARA) SEBAGAI BASIS GEOPOLITIK NEGARA KEPULAUAN (ARCHIPELAGO STATE) PATRIOTISME, NASIONALISME, BELA NEGARA
MEMAHAMI SESANTI BHINNEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI LANDASAN KONDISI MASYARAKAT YANG BERAGAM / PLURAL
SPIRIT PERSATUAN DI TENGAH KEBERAGAMAN
KEBERAGAMAN ADALAH KHAZANAH BUDAYA BANGSA
SUMPAH PEMUDA 1928 SEBAGAI TONGGAK SEJARAH
TOLERANSI DAN GOTONG ROYONG MEWUJUDKAN PERSATUAN
SARA SEBAGAI ANCAMAN PERSATUAN SAAT INI
BAGAIMANA MEMPERKOKOH PERAN MASYARAKAT SIPIL ? KONSENSUS DASAR KEBANGSAAN SEBAGAI PEDOMAN ORGANISASI TUJUAN NASIONAL DAN KEPENTINGAN RAKYAT SEBAGAI OBJEKTIF PERJUANGAN BERPIJAK PADA PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI
CHECKS AND BALANCES DENGAN PEMERINTAH
SEKIAN DAN TERIMA KASIH