Eceran Rp 3.500
selasa, 20 oktober Tahun 2009
MA Vonis As’ad 4 Tahun
Buka Sampai Jam 20.00 Dalam rangka mengurangi beban saudarasaudara kita yang saat ini terkena bencana di Kerinci dan Sumatera Barat Harian Pagi Jambi Ekspres turut peduli dan membuka dompet amal. Untuk itu masyarakat yang berminat bisa langsung menyerahkan bantuannya pada Harian Pagi Jambi Ekspres Jl. Pattimura KM.8 No. 35 Kenali Besar Jambi. Atau melalui Rekening Jambi Ekspres Peduli Rek. ���� BNI ������������������������ 178498047 dan Rek. Bank Mandiri : 1100000099199 Kami melayani sumbangan dari pukul 08.00-20.00 WIB.(*) Jumlah (18/10) Rp. 135. Hamba Allah
51.399.500
Rp. 100.000
Jumlah (19/10) Rp.
51.499.500
Kasus PLTD Sungai Bahar, Sudiro Juga Divonis Bersalah
yang Disorot
RAKA DENNY/JAWAPOS
Kangen Buah Hati Awan kesedihan masih bergelayut di hati diva pop Indonesia, Krisdayanti. Pasalnya, sudah tiga bulan ini wanita yang akrab disapa KD ini masih belum bisa menemui kedua buah hatinya, Auriel dan Azriel. KD yang ditemui usai mengisi acara musik Dahsyat di studio 6 RCTI, Kebon Jeruk Jakarta Barat, S e n i n (19/10) lalu mengungkapkan keresahan hatinya. “Sebagai seorang ibu saya sedih sekali 4 Baca Kangen.. hal 11
KOORDINASI : SBY- Boediono rapat koordinasi jelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih 2009-2014.
Uji Menteri Tuntas, PDIP Diluar Kabinet
Lengser, KIB I Laporkan Kekayaan
BOGOR - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wapres terpilih Boediono telah menuntaskan uji kepatutan dan kelayakan para calon menteri.
Selama tiga hari hingga kemarin, presiden telah memanggil 36 calon menteri dan pejabat setingkat menteri. Dari 36 calon, partai-partai politik mendapatkan jatah 20 menteri. Berikutnya, 4 orang dari tim kampanye, serta 12 dari profesional dan karier. Partai Demokrat mendapat jatah menteri paling banyak dengan 6 menteri. Selanjutnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kebagian 4 orang menteri. Lalu, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar masing-masing mendapatkan jatah 3 menteri. 4 Baca Uji .. hal 2
Pengamanan Presiden Berskala Internasional Polri Kerahkan 17.510 Personel JAKARTA - Pengamanan untuk pelantikan Presiden dan wakil presiden
terpilih periode 2009 - 2014, SBY – Budiono berskala internasional. Pelantikan yang akan dilaksanakan di gedung Nusantara, Komplek MPR - DPR Senayan, Jakarta Selatan hari ini, rencananya akan dihadiri sejumlah
kepala negara sahabat seperti, Australia, Singapura, Malaysia, Timor Leste, Brunei Darusalam, serta dua utusan khusus dari Korea Selatan, dan New Zealand. 4 Baca Pengamanan.. hal 11
SENGETIAs'ad Syam, anggota DPR RI yang juga mantan Bupati Muarojambi periode 1999-2004, divonis oleh Mahkamah Agung (MA) 4 tahun penjara. Vonis ini dijatuhkan terkait dengan keterlibatan dirinya dalam kasus dugaan korupsi proyek pembangunan jaringan listrik PLTD Sungai Bahar, Muarojambi, tahun 2004 silam putusan kasasi tersebut sekaligus mementahkan putusan Pengadilan Negeri (PN)
4 Baca MA.. hal 11
DPD Demokrat : DPP yang Akan Mengambil Sikap Vonis empat tahun penjara yang dihadapi As'ad Syam, bakal berimbas pada posisinya sebagai anggota DPR RI. Hal ini tidak dipungkiri anggota KPU Provinsi Jambi, Kasrianto, saat dihubungi koran ini, kemarin. ‘’Jika kasasi As’ad Syam sudah turun dan memang dinyatakan bersalah, maka yang berhak memprosesnya adalah partai dan DPR RI,’’ jelas Kasrianto. 4 Baca DPD.. hal 11
Ken Ward, Indonesianis yang Merasa Tertantang oleh Kemunculan JI
Sempat Tak Percaya Orang Desa Bisa Bikin Bom FRED TANNEAU/AFP PHOTO
Desa Asterix Serial Petualangan Asterix menjadi salah satu komik terlaris di dunia. Komik yang bercerita tentang petualangan Asterix, tokoh jenaka dengan kekuatan super, itu telah dibuat dalam 33 serial buku dan terjual lebih dari 325 juta kopi di seluruh dunia. Buku seri ke-34 komik karya Rene Goscinny itu pun siap terbit tahun ini. Sukses komik berlatar sejarah pada tahun 50 SM (sebelum Masehi) itu menginspirasi sebuah desa di barat Prancis untuk meniru. Di desa Erquy itu, dibangun dermaga, kapal, dan bangunan mirip dengan gambar dalam komik berjudul Rumah Dewa. Tampak penulis Jean-Pierre Allain memamerkan gambar komik Asterix di dermaga Erquy. (AFP)
http://www.jambiekspres.co.id
Kehadiran Jamaah Islamiyah (JI) benar-benar luput dari pantauan Ken Ward. Padahal, sejak 1967 dia mendalami berbagai aliran dan gerakan Islam di Indonesia. Ketika serangkaian aksi bom mengguncang, dia pun bertekad menelusuri jaringan ini. Seperti apa? KARDONO SETYORAKHMADI Serangkaian aksi serangan bom di Indonesia membuat Ken Ward terbelalak. Dia merasa "dipecundangi" oleh JI. Sebab, sejak 1967 dia mendalami berbagai aliran Islam di Indonesia. Namun, dia tak pernah menemukan JI ataupun tanda-tanda akan kehadirannya.
"Saya tahu pada 1985 banyak ulama dan ustad yang menolak asas tunggal Pancasila. Tapi, saya luput dengan nama-nama ustad Abu Bakar Ba'asyir, Zulkarnaen, ataupun Abdullah Sungkar (ketiganya pioner JI yang lari ke Malaysia, Red)," tutur pria 61 tahun itu. Bukan hanya itu. Fakta-fakta terkait orangorang JI pun sulit dipahami pada awalnya. "Kami, orang Barat, tak pernah bisa membayangkan ada sejumlah orang desa sipil dari Indonesia mempunyai kemampuan militer seperti itu yang diperolehnya dari pelatihan di Afghanistan," papar bapak dua anak itu. Untuk itulah, ketika akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari Office of National Assesment (bagian analisis tentang Indonesia), tempatnya bekerja, pada 2005, pria yang sebelumnya sangat intens meneliti
Adri for Jawa Pos
INDONESIANIS : Ken Ward yang tak percaya orang desa bisa merakit bom.
soal politik di Indonesia tersebut banting setir mendalami masalah teroris. Dia menyebut dirinya sebagai konsultan di bidang terorisme. Sejumlah tulisan dan jurnal yang ditulisnya tentang terorisme dimuat oleh sejumlah media Australia. Kemudian, pada 2008, dia mendapat dana dari Australia National University untuk meneliti bidang terorisme, khususnya JI. Ini tentu sangat menggirangkannya. "Saya begitu tertantang, apalagi JI ini base-nya di Indonesia, sebuah negara yang sangat saya akrabi," jelas pria yang pernah bekerja di Deplu Australia itu. Indonesia memang bukan negara asing bagi Ken Ward. Sejak SMA dia begitu mengenal Indonesia. "Saat itu 1960-an, Indonesia terus menjadi headline media massa Australia. 4 Baca Sempat.. hal 2
email: jambiekspres@yahoo.com