96 tahun tebingtinggi

Page 1

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Pengantar :

96 Tahun Tebing Tinggi

H. Gat ot Pujo N ugr oho S T, MSi Gato Nugr ugroho ST

96 Tahun Tebing Tinggi

Editor :

HM Sy ah W Syah ahyyan R RW 96 Tahun Tebing Tinggi


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

BIOD ATA PENYUSUN BUKU 96 TTAHUN AHUN TEBING TINGGI BIODA MENJ A W AB TTANT ANT ANG AN MENUJU KEMANDIRIAN MENJA ANTANG ANGAN Nama : H M Syahyan RW Alamat : Jl Jemadi Kelapa I No. 5 Medan Pendidikan : S 1 IAIN Medan, S2 UMSU dan Mediator UGM Jogjakarta Pekerjaan : Komisioner KIP Sumut, Redaktur Kepala Harian Seputar Indonesia Sumut Medan Ekspres, Radar Medan, Pos Metro Siantar, Sumut Pos ( Jawa Pos Group ) dan Suara Rakyat Medan. Nama : Ramdhy Al Balga Lahir : Balige 02 Desember 1969 Alamat : Jl. Tanggik Bongkar 2 No 21 Mandala By Pass – Medan Pendidikan : S1 Seni Rupa PTS Surabaya Pekerjaan : Jurnalis Grafis Harian Waspada. Radar Medan, Sumut Pos, Posmetro Medan, Metro Siantar, Metro Asahan dan Rakyat Aceh ( Jawa Pos Group ), Metro 24, Sumut 24. • Tim penyusun Buku Abdilah , Medan Menuju Metropolitan( Walikota Medan ), • Ikut Membatu Penyusunan Buku Rahudman Di Mata Wartawan (Walikota Medan ). Nama : Ade Zulfi As Lahir : Medan, 11 Desember 1979 Pendidikan : STRATA 1 Alamat : Jalan Rawa Cangkuk 1 Kelurahan Tegal Sari Mandala III Medan Denai Pekerjaan : Jurnalis : M. Sopian : Paya Lombang, 15 Desember 1974 : Diploma 1 : Jalan Gunung Martibang 1 Kelurahan, Lalang Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sumut Pekerjaan : Jurnalis Istri : Sumiaty Saragih Anak : Bisrih Rohima, Miladdia Putri Nama Lahir Pendidikan Alamat

96 Tahun Tebing Tinggi

112

96 Tahun Tebing Tinggi


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian DAFT AR PUS TAKA AFTAR PUST 1. Rencana Pembanguan Menengah dan Jangka Panjang (RPMJP) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda) Kota Tebing Tinggi. 2. Kearsipan Humas PP Pemerintahan Kota Tebing Tinggi. 3. Arsip Kantor Perpustakaan Kota Tebing Tinggi. 4. Situs online milik Khalik Abdul, News Kota Tebing Tinggi. 5. Saksi sejarah 13 Desember 1945 yang masih hidup dan veteran Kota Tebing Tinggi. 6. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tebing Tinggi tahun 2012. 7. Website Kementerian Dalam Negeri Indonesia www.kemendagri.go.id 8. Blog puakmelayu.blogspot.com, Omtatok M Muhar, Tebing Tinggi Dalam Lintasan Sejarah.

96 Tahun Tebing Tinggi

96 Tahun Tebing Tinggi

111


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Ar ti dan P enger tian Lambang K o ta TTebing ebing Tinggi Penger engertian Ko

96 TTahun ahun Kota TTebing ebing Tinggi Judul Buku : antangan wab TTantangan Menjaw Menja Menuju K emandirian Kemandirian Pengantar : ot Pujo N ugr oho, S T, MSi Gato Nugr ugroho, ST H Gat

ESA HILANG DUA TERBILANG Bentuk Perisai melambangkan rakyat dan pemerintah yang mempertahankan negara dan bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.

Editor : HM Sy ah W Syah ahyyan R RW

Se tangk ai P adi (1 7 butir) melambangkan tanggal Tujuh Belas sebagai hari Setangk tangkai Padi (17 proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Setangkai Kapas (8 bunga) melambangkan bulan Delapan sebagai bulan kemerdekaan Republik Indonesia. Rigi-Rigi TTugu ugu Bagian A tas (45 buah) melambangkan tahun Seribu Sembilan Atas Ratus Empat Puluh Lima sebagai tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Tugu melambangkan kepahlawanan rakyat Tebing merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Pancasila di A tas TTugu ugu melambangkan Pancasila adalah Dasar Negara Republik Atas Indonesia dan pandangan hidup Bangsa. Bambu R uncing di Puncak TTugu Runcing ugu melambangkan kepercayaan kepada tenaga sendiri dan kepribadian Indonesia (sesuai dengan motif yang sebenarnya di pusat kota Tebing Tinggi). Roda Besi Bergerigi melambangkan cita-cita warga Kota Tebing Tinggi sebagai kota Industri Rakyat yang menuju kepada masyarakat Indonesia yang adil makmur rohaniah dan jasmaniah serta berkesinambungan dunia dan akhirat. Buku, Tinta, dan Sehelai Bulu Angsa (Kalam) melambangkan tekad warga kota Tebing Tinggi sebagai kota Pendidikan. Semboyan "ESA HILANG DUA TERBILANG" berarti bahwa banyaknya korban yang telah jatuh, dan segala pengorbanan yang telah diberikan atau Dharma Bhakti lainnya dalam perjuangan untuk mendapat cita-cita Bangsa dan Negara yang suci dan luhur akhirnya merupakan suatu manifestasi dari kebulatan tekad dan semangat juang atas kebenaran, keluhuran, dan kesucian cita-cita serta tujuan perjuangan itu yang patur diperhitungkan, dihargai, dikenang, dijunjung, dan diteruskan oleh pewaris generasi penerus sepanjang masa.

96 Tahun Tebing Tinggi

110

Penyusun : Ramdhyy Al Balga Ramdh Ade Zulf Zulfii AS M Sopian Kontributor: Juli R. Rambe Puput J Damanik Foto : Sahrudin Harahap/ Humas P emk o TT Pemk emko Sampul : Artt Nadenggan Ar Layout : Budiman, Rizky T ANAK BANGSA (isi diluar tanggung jawab pencetak) Penerbit: GELIA GELIAT Dilarang mengcopy/ memperbanyak tanpa izin (Undang Undang nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta)

96 Tahun Tebing Tinggi


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

PRAKA TA PRAKAT Pada 1 Juli 2013 lalu, Kota Tebing Tinggi genap usianya 96 tahun. Di usia yang tak lagi muda ini, pembangunan di Kota Tebing Tinggi terbilang cukup pesat. Apalagi ke depan, posisi Kota Tebing Tinggi akan menjadi lebih strategis dengan pembangunan dan penambahan infrastruktur, jalan bebas hambatan (jalan tol) Medan-Tebing Tinggi. Bahkan, pembangunan Bandara Kualanamu Internasional yang terletak di Deli Serdang dan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke yang direncanakan akan mulai beroperasi pada 2015 mendatang, membuat kota yang berjuluk Kota Lemang ini akan mendapat keuntungan, terutama dalam sektor jasa dan perdagangan. Berdasarkan kenyataan ini, kami merasa tertarik untuk membuat buku tentang pembangunan Kota Tebing Tinggi. Berdasarkan diskusi kami dengan Bapak Wali Kota Tebing Tinggi, Ir H Umar Zunaidi Hasibuan, buku ini kami beri judul; “96 Tahun Kota Tebing Tinggi; Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian”. Di dalam buku ini, kami mencoba mengurai sejarah berdirinya Kota Tebing Tinggi dari berbagai versi, termasuk visi dan misi Wali Kota Tebing Tinggi dari masa ke masa hingga zaman kepemimpinan Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM dan wakilnya H Irham Taufik SH, MAP. Selain itu juga di dalam buku ini dijabarkan potensi yang dimiliki Kota Tebing Tinggi menjadi kota insdustri, jasa dan perdagangan. Kota Tebing Tinggi diharapkan mampu menjawab tantangan yang dihadapi dan siap bersaing dengan kota lain di Indonesia, sehingga terwujudnya masyarakat Kota Tebing Tinggi yang Beriman, Bertaqwa, Maju, Sejahtera, Mandiri, Berkeadilan dalam Kebhinnekaan.

MARS K OTA TEBING TINGGI KO TEBINGTINGGI Ciptaan: ED Y TTAMBUNAN AMBUNAN EDY DENGANBERSEMBOYANKAN LAMBANG KOTA PADUKAN TEKAD PERSATUAN UNTUK MENCAPAI CITA-CITA LUHUR JAYA MAKMUR WARGA KOTANYA DENGAN SEMANGAT YANG NYALA DIDADA LANJUTKAN PEMBANGUNAN KOTA RELA BERKORBAN DEMI KEJAYAAN NUSA DAN BANGSA YANG SENTOSA TEBING TINGGI KOTA PUJAAN LESTARIKAN, KEMBANGKAN POLANYA ESA HILANG DUA TERBILANG PANCASILA ADALAH FALSAFAHNYA WAHAI PUTRA DAN PUTRI YANG SEJATI TINGKATKAN PEMBANGUNAN

TEGAK BERDIRI TUGU PERJUANGAN BAGAI SATRIA PEMBELA BANGSA MARI MENGGALANG PRIBADI YANG TEGUH SULUH DI DALAM KEGELAPAN SADARLAH HAI PEMUDA DAN PEMUDI MAJU SATUKAN DRAP LANGKAHMU TINGKATKAN ILMU DEMI KEJAYAAN NUSA DAN BANGSA YANG SENTOSA TEBING TINGGI KOTA PUJAAN LESTARIKAN, KEMBANGKAN POLANYA ESA HILANG DUA TERBILANG PANCASILA ADALAH FALSAFAHNYA WAHAI PUTRA DAN PUTRI YANG SEJATI TINGKATKAN PEMBANGUNAN

Semoga dengan terbitnya buku ini dapat menambah kecintaan dan kepedulian seluruh masyarakat Kota Tebing Tinggi terhadap pembangunan dan kemajuan Kota Lemang ini. Amin.(*)

96 Tahun Tebing Tinggi

i

96 Tahun Tebing Tinggi

109


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

KA TA SAMBUT AN KAT SAMBUTAN KETUA DPRD KOTA TEBING TINGGI

Walikota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan bersama Camat Tebingtinggi Kota Sri Imbang,Kadis PU Muhammad Nurdin saat meninjau banjir di Kelurahan Mandailing Kota Tebingtinggi

Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan menerima penghargaan dari Rekor Muri lemang dengan jumlah 96 rasa

Parlindungan Purba, Direktur BWS Bagian Barat Kemen PU Ir Junaidi, Kepala BWS Sumut II Pardomuan Gultom, Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan dan Pejabat Asisten II Pemkab Sergai Amirulah Damanik meninjau langsung proyek Multi Years pembagunan Dam Bergerak Bajayu di Kelurahan Tambangan Hilir.

Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan melepas 26 atlet try out ke Malaysia di Gedung Gor Asber Nasution,

Assalamu'alaik um W Assalamu'alaikum Wrr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua Puji Syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karuniaNya kepada kita semua. Disamping itu atas PetunjukNya jualah, sehingga buku " 96 Tahun Tebing Tinggi Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian " ini dapat diselesaikan. Buku ini menggambarkan arah pembangunan Kota Tebing Tinggi dimasa mendatang dalam menjawab tantangan menuju kemandirian. Konsep pembangunan dimaksud diukur berdasarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi dengan mempertimbangkan potensi wilayah. lsu potensi wilayah akan menjadi sangat strategis karena posisi Kota Tebing Tinggi merupakan wilayah yang dikelilingi kawasan perkebunan yang kaya akan sumber daya alam. Kemudian potensi Kota Tebing Tinggi merupakan jalan lintasan menuju kawasan sekitarnya (Hinterland). Dengan posisi wilayah strategis ini, Pemerintah Daerah berkomitmen menjawab tantangan ini untuk mewujudkan kemandirian Kota Tebing Tinggi, sebagai kota transit, kota jasa dan wisata yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kota. Terakhir saya selaku Ketua DPRD Kota Tebing Tinggi menyambut baik dengan terbitnya buku ini sebagai sarana informasi dan komunikasi tentang pentingnya kemandirian sebuah kota dalam melaksanakan pembangunan. Tebing Tinggi, Desember 2013

H, SYAHRIAL MALIK

96 Tahun Tebing Tinggi

108

96 Tahun Tebing Tinggi

ii


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Assalamu alaik um wr wb alaikum Salam sejaht era bagi kita semua sejahtera

Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan MM melakukan dialog dengan para pedagang di Pasar Bunga Kota Tebingtinggi,

Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan pada Jumat Keliling (Jumling) selalu galakan menanam pohon

Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan ketika melihat batiK tulis tangan hasil karya anak-anak remaja puteri Kota Tebingtinggi.

Wali Kota Tebingtinggi Ir Umar Zunaedi Hasibuan (tengah),Ketua DPRD Tebingtinggi Syarial Malik (tiga kanan),dan Ketua DPRD Kota magelang Muhammad Suryoyudo (dua kiri) usai diterima Pemerintah Kota Tebingtinggi.

Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan, MM meninjau lokasi banjir

Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan MM ketika meletakan pembangunan batu pertama Masjid Agung Kota Tebingtinggi di Jalan Gunung Lauser Kota Tebingtinggi.

Sebagai umat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt, Tuhan yang Maha Esa, terlebih dahulu marilah kita mengucapkan puji syukur atas rahmat dan karunia-Nya. Bahwa penerbitan buku ini merupakan sebuah biografi Kota Tebing Tinggi yang komprehensif, memuat refleksi dan retropeksi perjalanan Kota Tebing Tinggi selama 95 tahun, menjadi bahan renungan bersama untuk merumuskan sebuah grand design dan proyeksi Kota Tebing Tinggi di masa yang akan datang. Buku 96 TAHUN KOTA TEBING TINGGI pun disebut refleksi korektif tentang apa yang telah dicapai dan yang belum diraih selama ini. Refleksi kolektif atas sejumlah harapan dan impian warga kota untuk memajukan taraf kehidupan warga masyarakat secara umum. Sebuah kesadaran yang dibangun tidak saja oleh mimpi, melainkan oleh pertimbangan realitas dan kemampuan daerah. Sudah lebih 96 tahun usia Kota Tebing Tinggi banyak ragam perjalanan didalamnya berbagai sketsa sejak masa kerajaan/kesultanan Negeri Padang, masa pendudukan Belanda, pendudukan Jepang, lalu masa kemerdekaan hingga kini. Artinya, sepanjang usia Tebing Tinggi, perubahan terus tampak dan mengiringi proses perkembangan kota. Kota Tebing Tinggi adalah sebuah kota dengan posisi sangat strategis yang memiliki keunggulan positioning di masa depan. Dalam kesempatan ini, saya menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang setinggi tingginya kepada pimpinan maupun anggota dewan yang terhormat, aparatur pemerintah, tokoh masyarakat, alim ulama dan cendekiawan serta seluruh elemen masyarakat Kota Tebing Tinggi yang telah mendorong terbangunnya suasana kondusif dalam suasana yang aman, tentram, damai dan demokratis di Kota Tebing Tinggi. Dengan terciptanya suasana yang kondusif, kita dapat melaksanakan tahapan

96 Tahun Tebing Tinggi

iii

96 Tahun Tebing Tinggi

107


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian pembangunan daerah dengan sebaik-baiknya demi mewujudkan Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan dan jasa sesuai dengan visi RPJPD Kota Tebing Tinggi tahun 2006 - 2025, serta rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kota Tebing Tinggi tahun 2011 - 2016 yang mempunyai visi “Mewujudkan masyarakat Kota Tebing Tinggi yang Beriman, Bertaqwa, Maju, Sejahtera, Mandiri, Berkeadilan dalam Kebhinekaan”.

SIDAK Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan didampingi Wakil Walikota Irham Taufik melakukan sidak Pasar Sakti

SIDAK Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan didampingi Wakil Walikota Irham Taufik melakukan sidak Pasar Sakti

Buku berjudul ” 96 Tahun Kota Tebing Tinggi; Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian” ini, diharapkan dapat memberikan gambaran terhadap peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan para investor baik dalam maupun luar negeri, untuk membangun Kota Tebing Tinggi yang mandiri, demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera. Selain itu, dengan terbitnya buku ini dapat menambah kecintaan dan kepedulian seluruh masyarakat Kota Tebing Tinggi terhadap pembangunan dan kemajuan Kota Lemang ini. Mari sama-sama kita dukung program pembangunan yang sedang dan akan kita dilaksanakan demi menjawab tantangan di masa depan.

Walikota Tebing Tinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan bersama petugas Badan Wilayah Sungai Sumatera Utara meninjau lokasi dibangunnya DAM bergerak Bajayu.

Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan bersama Bapati Sergai, Ir Seokirman melakukan kerjasama SPAM REGIONAL AIR BERSIH DI WILAYAH SERGAI

Pemko Tebing memberikan beasiswa bagi siswa SD, SMP, SMA, SMK

Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan ketika melaksanakan Jumat Keliling (Jumling) di 35 kelurahan yang ada di Kota Tebingtinggi

96 Tahun Tebing Tinggi

106

Semoga buku ini dapat menjadi sumber motivasi dan inspirasi bagi kita semua dan dapat menjadi bahan bacaan bagi generasi muda terutama dalam meningkatkan daya saing Kota Tebing Tinggi menyongsong berlakunya ASEAN Community (Komunitas Asean) tahun 2015. Hal Tersebut sejalan dengan kebijakan pemerintah yang memindahkan airport dari Polonia ke Kualanamu serta membangun MP3EI di Sei Mangke dan menjadikan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai hubungan Pelabuhan Laut Samudera yang tentu saja menjadikan Tebing Tinggi Kota potensial masa depan. Sekian dan terima kasih Wassalamu ‘alaikum Wr Wb.

96 Tahun Tebing Tinggi

iv


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Pengantar era Utara Sumatera Gubernur Sumat Assalamu Alaik um wr wb laikum Salam sejaht era bagi kita semua sejahtera

Ir Leo Nababan memberikan cek senilai Rp2 miliar untuk pengendalian dan penanggulan banjir di Kota Tebingtinggi kepada Walikota Ir Umar Zunaidi Hasibuan

CINDERA MATA Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zuanidi Hasibuan memberikan Ulos dan cindera mata kepada Ketua Rombongan Lemhanas Mayor Jendral Djumadi

KUNJUNGAN JEPANG Mewakili rombongan Pemerintah Jepang diterimah Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan diruangan kerjanya sembari bertukar cindera mata

KUNJUNGAN JEPANG Mewakili rombongan Pemerintah Jepang diterimah Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan diruangan kerjanya sembari bertukar cindera mata

MoUWalikotaTebingtinggiUmarZunaediHasibuan bersama Ketua PN Tebingtinggi Elitya Ras Ginting SHmelakukanMoUdibidangpenangananperkara akte kelahiran anak disaksikan oleh Ketua Pengadilan Tinggi Sumut, Dr Hj Marni Emmy

Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan menerima penghargaan dari

Pembangunan sebagai proses perubahan sosial menuju ke tataran kehidupan masyarakat yang lebih baik, bukanlah merupakan fenomena baru. Peradaban manusia tidak akan mencapai wujudnya yang sekarang, apabila tidak terjadi proses perubahan sosial yang terus menerus, meskipun dengan intensitas yang bervariasi. Pembangunan itu tidak mati, tetapi masih terus berjalan hingga sekarang. Akhir-akhir ini upaya untuk meningkatkan kapasitas pembangunan semakin intens dilakukan oleh pemerintah daerah dalam rangka mensejahterakan kehidupan masyarakat, tentunya didasarkan potensi wilayah yang dimilikinya. Pembangunan masyarakat dirumuskan sebagai suatu proses melalui usaha dan prakarsa masyarakat sendiri maupun kegiatan pemerintahan dalam rangka memperbaiki kegiatan ekonomi, sosial dan budaya. Secara sederhana, pembangunan adalah perubahan yang berguna menuju suatu system sosial dan ekonomi yang dipusatkan sebagai kehendak suatu daerah. Sebuah daerah atau masyarakat dinilai berhasil melaksanakan pembangunan bila pertumbuhan ekonomi masyarakat tersebut cukup tinggi. Sedangkan tujuan pembangunan tidak lain adalah menciptakan pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi , perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan , mengurangi ketimpangan, dan pengangguran. Sejalan dengan hal tersebut, pembangunan ekonomi daerah menghendaki adanya kerjasama diantara pemerintah, privat sektor, dan masyarakat dalam mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki oleh suatu wilayah dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja seluasluasnya. Indikator keberhasilan pembangunan ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi dan berkurangnya ketimpangan baik dalam distribusi pendapatan penduduk maupun antar wilayah. Dengan demikian, yang diukur adalah produktivitas masyarakat atau daerah setiap tahunnya.

96 Tahun Tebing Tinggi

v

96 Tahun Tebing Tinggi

105


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Dua TTahun ahun Memim pin, P embangunan Meningk at Memimpin, Pembangunan Meningkat Selaku mahasiswa, Saya sangat berbangga punya Walikota Umar Zunaidi Hasibuan. Mengapa? Sebab selama dua tahun lebih kepemimpinannya, pembangunan di Kota Tebing Tinggi mengalami kemajuan. Harapan saya kepada Pak Umar, teruslah mendukung program pendidikan utamanya Mahasiswi STIE Bina peningkatan kualitas para mahasiswa yang Karya Tebing Tinggi ada di Kota Tebing Tinggi. Terkait bea siswa Sefty Armelia Arif. oleh Dinas Pendididikan Kota Tebing Tinggi, hendaknya diprioritaskan ke mahasiswa berprestasi yang kuliah di perguruan tinggi Kota Tebing Tinggi. Jangan dibeda-bedakan dengan mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi negeri, swasta di luar Kota Tebing Tinggi. Harapan kami sebagai mahasiswa, Pak Umar juga hendaknya melibatkan mahasiswa dalam merencanakan program pembangunan Tebing Tinggi ke depan. Karena, banyak saran, pemikiran mahasiswa asal Tebing yang bisa dijadikan masukan Walikota untuk membangun Tebing ke depan. Kami sebagai warga Tebing ingin melihat Kota Tebing Tinggi maju dan berkembang.

Dewasa ini banyak ahli ekonomi kembali melakukan kajian terhadap faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Keadaan ini dilatarbelakangi adanya fenomena dan perkembangan teori yang memasukan faktor eksternalitas berupa inovasi, teknologi, kreativitas, jejaring dan sumber daya manusia (SDM) sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi. Berdasarkan perkembangan teori , telah dilakukan penelitian di berbagai Negara menunjukkan bahwa potensi wilayah yang berbeda-beda dapat menyebabkan perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita antar daerah. Persoalan wilayah akan menjadi menarik ketika dihadapkan pada bagaimana pemanfaatan dan pengembangan potensi wilayah. Seperti Kota Tebing Tinggi, merupakan wilayah yang sangat strategis, selain dikelilingi kawasan perkebunan yang kaya akan sumber daya alamnya, juga merupakan kawasan transit karena kota ini merupakan jalur lintasan menuju Kota Wisata Parapat, Bandara Kuala Namu, dan jalur lintas sumatera menuju Pulau Jawa. Saya yakin dan percaya, Tebing Tinggi sebagai kota transit akan terus berkembang secara dinamis. Kota berjarak 86 kilometer dari Medan ini bakal maju karena dikelilingi pusat pertumbuhan dan infrastruktur baru. Seperti KEK Sei Mangkei, Pelabuhan Internasional Kualatanjung, dan jangan lupa Jalan tol Bandara Kualanamu -Tebing Tinggi yang bakal membuat arus bisnis kian cepat. Oleh karena itu kehadiran buku berjudul� 96 Tahun Tebing Tinggi Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian� diharapkan memberikan gambaran akan pentingnya membangun suatu wilayah dengan kemandirian dengan memperhatikan faktor eksternalitas seperti disebut di atas (inovasi, teknologi, kreativitas, jejaring, sumber daya wilayah dan sumber Daya Manusia). Ini penting, karena perbedaan potensi wilayah akan menyebabkan perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan suatu daerah. Setelah membaca, buku ini tidak saja menyajikan sejarah Kota Lemang tapi juga menggambarkan, arah pembangunan Kota Tebing Tinggi di masa mendatang dalam menjawab tantangan menuju kemandirian. Saya berharap program pembangunan yang dirancang Walikota Tebing Tinggi, H. Umar Zunaidi Hasibuan untuk menjadikan Tebing Tinggi sebagai Kota Transit, Jasa dan Wisata tidak saja mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Lemang, tapi juga mampu menjawab berbagai tantangan pembangunan di masa mendatang. Selamat membaca! Medan, Januari 2014

Sebenarnya banyak masukan dan pemikiran mahasiswa. Hal itu bisa disampaikan melalui dialog interaktif di acara coffe morning.(*)

96 Tahun Tebing Tinggi

104

96 Tahun Tebing Tinggi

vi


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

DAFT AR ISI AFTAR i ii iii iv

Pengusaha Harus Kompak Dukung Program Walikota

.............................................................................. Prakata Penulis ...................................... Sambutan Ketua DPRD Tebing Tinggi ............................................. Sambutan Walikota Tebing Tinggi ........................................................................ Pengantar Gubsu

BAB I Sejarah Terbentuknya Kota Tebing Tinggi ............................................................... Hal 1 Datuk Bandar Kajum ................................................................................................. Hal 2 Kerajaan Padang ..................................................................................................... Hal 4 Masa Penjajahan Belanda ...................................................................................... Hal 11 Masa Penjajahan Jepang dan Kemerdekaan .......................................................... Hal 13

BAB II

Walikota Tebing Tinggi Dari Masa ke Masa ........................................................... Hal - Kepemimpinan Amiruddin Lubis ......................................................................... Hal - Masa Kepemimpinan Hj Rohani Darus (1990-2000) ........................................ Hal - Masa Kepemimpinan Ir H Abdul Hafiz Hasibuan (2000-2010) .......................... Hal

23 26 32 34

Upaya Umar Zunaidi, selaku Walikota Tebing Tinggi mempersatukan semua pengusaha menunjukkan peningkatan. Salah satu bukti, dibangunnya lapak berjualan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kawasan Terminal Bandar Kajum, Jalan Kol Yos Sudarso. Apa yang dilakukan Umar Zunaidi, haruslah Ketua HIPMI Tebing direspon dan dimanfaatkan pelaku UMKM. Tinggi, M. Hazly Azhari Hasibuan MSc. Umar, selaku Walikota ingin pelaku UMKM maju dan Kota Tebing Tinggi menjadi kota singgah wisata kuliner dan kota jasa dengan rest area. Di lokasi itu nantinya akan di jual beragam produk makanan dan produk lainnya.

BAB III

Apa yang dilakukan Umar dengan menata pelaku UMKM itu juga menyikapi bakal dibangunya jalan bebas hambatan (Jalan Tol) Tebingtinggi-Medan, pengembangan Pelabuhan Tanjung Gading di Kabupaten Batubara, dan pengembangan kawasan industri bagian barat di Sei Mangkei. Kita harus mengambil manfaat itu. Harapannya, Tebing Tinggi ke depan akan menjadi kota metropolitan.

BAB IV

Kami juga merespon upaya keras Umar Zunaidi membangun Kota Tebing Tinggi lebih maju, seperti menjolok anggaran pusat untuk pembangunan Kota Tebing Tinggi. HIPMI Kota Tebing Tinggi sendiri akan terus mendukung program pembangunan yang dicanangkan Umar Zunaidi, selaku Wali Kota terlebih lagi upaya beliau mempersatukan para pelaku usaha muda untuk samasama membangun Tebing menjadi kota jasa. (*)

Tebing Menuju Kota Transit Jasa & Wisata ............................................................ Hal 41 Sektor Ekonomi ......................................................................................................... Hal 44 Kota Wisata ................................................................................................................ Hal 46 Rest Area ................................................................................................................... Hal 48 Kota Pendidikan ........................................................................................................ Hal 49 Kota Permukiman .................................................................................................... Hal 51 Kota Tebing Tinggi Harus Berbenah ....................................................................... Hal 53 Kota Transit ................................................................................................................ Hal 55

Mewujudkan Masyarakat Religius, Mandiri dan Sejahtera .................................. Hal 59 - Bidang Keagamaan ................................................................................................ Hal 61 - Bidang Pendidikan .................................................................................................. Hal 62 - Bidang Ekonomi ...................................................................................................... Hal 64 - Bidang Infrastruktur ................................................................................................ Hal 65 - Bidang Kesehatan .................................................................................................. Hal 67 - Bidang Olahraga, Budaya, dan Pariwisata ........................................................... Hal 68 - Jadi Kota Idustri ...................................................................................................... Hal 69 - Lemang Jadi Makanan Khas Sejak 1958 ........................................................... Hal 77 Letak dan Geografis Kota Tebing Tinggi ............................................................... Hal 80

96 Tahun Tebing Tinggi

96 Tahun Tebing Tinggi

103


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Pak Umar Zunaidi sangat mendukung dan berharap lulusan STIE Bina Karya siap terjun ke masyarakat memberi kontribusi membuka lapangan kerja baru. Kami menilai, dua tahun kepemimpinan Umar Zunaidi Hasibuan sebagai walikota, peningkatan dunia pendidikan di Tebing Tinggi dapat dirasakan dengan mencanangkan program wajib belajar 12 tahun. Dari program itu, Umar menginginkan rakyatnya tidak bodoh. Selaku pendidik, saya sangat mendukung program wajib belajar 12 tahun yang dicanangkan Umar Zunaidi. Program itu membantu warga Tebing terlebih yang kurang mampu. (*)

BAB V

Tanggapan dan Saran ............................................................................................ Hal 85 - Umar Zunaidi Sosok Pekerja Keras ..................................................................... Hal 86 ..................................................................... Hal 88 - Banyak Terobosan, Lihai Melobi Pusat .................................................................. Hal 91 - Ciptakan Tiga Potensi Menuju Kota Jasa .................................... Hal 93 - Di Tangan Umar, Pembangunan Bidang Agama Meningkat - Jalin Komunikasi, Rangkul Semua Tokoh Agama ................................................ Hal 94 - Mampu Persatukan Ormas Islam.......................................................................... Hal 95 - Mangayomi, Prioritaskan Kebersamaan Lintas Agama ....................................... Hal 97 - Dukung Upaya Raih Piala Adipura ....................................................................... Hal 98 - Cepat Merespon Perkembangan Kamtibmas...................................................... Hal100 - Berperan Besar Majukan Dunia Pendidikan ...................................................... Hal101 - Pengusaha Harus Kompak Dukung Program Walikota .................................... Hal 103 - Dua Tahun Memimpin, Pembangunan Meningkat .......................................... Hal104

Galeri ffo oto ........................................................................................................... Hal 105 Mar ota TTebing ebing Tinggi ....................................................................................... Hal 109 Marss K Ko Ar ti Logo K o ta TTebing ebing Tinggi ........................................................................ Hal 110 Ko Daftar Pustaka

............................................................................................... Hal 111

Biodata Penyusun ............................................................................................ Hal112

74

96 Tahun Tebing Tinggi

102

96 Tahun Tebing Tinggi


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Berperan Besar Majukan Dunia Pendidikan Walikota selaku kepala daerah sangat besar perannya dalam memajukan dunia pendidikan di Kota Tebing Tinggi, khususnya tingkat perguruan tinggi. Harapannya, tamatan SMA/ SMK sederajat yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata 1 (S1) tidak mesti harus jauh ke Medan atau kota lainnya. Ketua Yayasan STIE Bina Karya Tebing Tinggi Drs Lukieto Cahyadi MM.

Apa yang dilakukan Walikota Tebing Tinggi, Umar Zunaidi Hasibuan dalam meningkatkan kualitas peserta didik dan dunia pendidikan di Kota Tebing haruslah didukung semua pihak. Salah satu upaya nyata yang dilakukan Umar, yakni dengan memberi beasiswa kepada mahasiswa berprestasi. Apa yang dilakukan Umar merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia masyarakat Tebing Tinggi yang tujuan jangka panjangnya untuk kemajuan Kota Tebing Tinggi. Sebab jika SDM masyarakat Tebing tidak ditingkatkan, mereka tidak akan siap menghadapi perkembangan zaman yang begitu cepat. Kami bersyukur, di Kota Tebing Tinggi berdiri Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bina Karya terakreditasi BAN-PT dengan SK Mendiknas/ Dirjen Dik No.06/D/0/2001. Kehadirannya mambantu Pemko Tebing Tinggi dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sudah banyak tamatan SMA/SMK sederajat di Kota Tebing yang menyandang gelar Diploma 3 (D III) dan gelar Sarjana (S1). Gelar sarjana tersebut menjadi modal untuk bekerja.

96 Tahun Tebing Tinggi

96 Tahun Tebing Tinggi

101


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Cepat Merespon P er kembangan K amtibmas Per erk Kamtibmas

BAB I

Menyikapi berbagai perkembangan dan situasi yang terjadi di Kota Tebing Tinggi, kami melihat Pemerintah Kota (Pemko) Tebing Tinggi di bawah pimpinan H Umar Zunaidi Hasibuan cukup responsif. Pemko Tebing Tinggi senantiasa bekerjasama dengan jajaran Polres Tebing Tinggi Kapolres Tebing Tinggi. AKBP Andi Rian Djajadi dalam merespon setiap perkembangan situasi SIK. Kamtibmas. Apa yang dilakukan Pemko Tebing Tinggi sudah sangat tepat. Sebab, persoalan Kamtibmas tidak semata tanggung jawab Polri, tapi tanggungjawab semua elemen masyarakat yang ada di Kota Tebing Tinggi terlebih Pemko Tebing Tinggi. Kami sangat berbangga, karena Walikota Tebing Tinggi, Umar Zunaidi Hasibuan senantiasa siap jika diajak berkoordinasi mencari solusi terkait permasalahan Kamtibmas yang muncul di masyarakat. Seperti, permasalahan pedagang asongan di Stasiun Kereta Api Kota Tebing Tinggi. Menyikapi itu, Umar Zunaidi langsung respon dan mengundang pihak terkait duduk bersama mencari solusi menguntungkan semua pihak. Begitu juga menyikapi bentrokan di Lapas Tanjung Gusta dan Lapas Labuhan Ruku. Umar Zunaidi dengan sigap melakukan inspeksi ke Lapas Tebing Tinggi melihat dan mencari penyebab bentrokan antara napi di Lapas Tebing Tinggi. Sikap sigap dan responnya terhadap setiap permasalahan yang muncul di Tebing, masalah-masalah yang terjadi tidak meluas dan dapat segera diatasi. (*)

96 Tahun Tebing Tinggi

100

96 Tahun Tebing Tinggi

1


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

S

uatu kota terbentuk, tak terlepas dari sejarah. Demikian halnya dengan Kota Tebing Tinggi yang berjarak 80 kilo meter dari Kota Medan, ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Sejarah terbentuknya Kota Tebing Tinggi menurut ahli sejarah diyakini ada beberapa versi. Salah satunya dari sebuah memori Tuan JJ Mendelaar, mantan Voorzitter Don Gemeenteraad Tebing Tinggi, yang bila diterjemahkan secara bebas berbunyi: “Setelah beberapa tahun dalam keadaan vakum mengenai perluasan pelaksanaan desentralisasi, maka pada 31 Juni 1917 berdirilah Gemeente Tebing Tinggi dengan Insteling Ordonantie Van Staatsblad 1917 nomor 282, yang mulai berlaku pada 1 Juli 1917.

Datuk Bandar K ajum Kajum Berdasarkan makalah berjudul “Kertas Kerja Mengenai PokokPokok Pikiran Sekitar Hari Penetapan Berdirinya Kotamadya Daerah Tingkat II Tebing Tinggi,� yang dibuat sejumlah tokoh Kota Tebing Tinggi 1987 menyebutkan, daratan yang terhampar di sepanjang pinggiran Sungai Padang dan Sungai Bahilang mulai dihuni tahun 1864.

rayaan Hari Raya Idul Fitri di Kota Tebing Tinggi. Apa yang kami lakukan itu tidak lain untuk membangun hubungan baik antar umat agama. Harapannya, tercipta kekondusifan di Kota Tebing Tinggi. Hal serupa juga kami lakukan dengan agama lain, seperti pada Perayaan Natal dan Tahun Baru, kami juga memasang pohon Natal besar tepatnya di persimpangan inti Kota Tebing Tinggi. Begitu juga pada perayaan Imlek. Bagi kami, yang terpenting selaku warga keturunan Tionghoa, hubungan harmonis antar umat beragama terjalin dengan baik. Kami tetap cinta kebersamaan dan tidak membedakan derajat dan martabatnya meskipun berbeda agama. Pak Umar juga tidak pernah membeda-bedakan etnis dan umat beragama di Kota Tebing. Terbukti, dalam pengurusan surat menyurat di Pemko Tebing dan jajarannya, kami selaku umat Budha keturunan etnis Tionghoa tidak pernah dipersulit. Tidak ada perbedaan dengan warga keturunan dan pribumi. Harapan kami, apa yang diperbuat Wali Kota tersebut dapat dipertahankan dan ditingkatkan. Kami cinta kedamaian, karena kedamaian itu indah. (*)

Di makalah itu juga dipaparkan perkembangan daerah tersebut pasca 1864. Berdasarkan penuturan lisan sambung menyambung, seorang bangsawan asal Bandar Simalungun (sekarang masuk wilayah Pagurawan) bernama Datuk Bandar Kajum bersama pengikutnya menyusuri Sungai Padang mencari hunian baru. Akhirnya mereka sampai di aliran sungai besar dan bermukim. Pemukiman itu diberi nama Kampung Tanjung Marulak (sekarang Kelurahan Tanjung Marulak,Kecamatan Rambutan).

96 Tahun Tebing Tinggi

2

96 Tahun Tebing Tinggi

99


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Dukung Upaya Raih Piala Adipura Kami sangat mengapresiasi keseriusan Pak Umar Zunaidi Hasibuan, Wali Kota Tebing Tinggi dalam upaya merebut kembali Piala Adipura. Selaku warga, kamipun ikut mengambil peran dalam upaya itu. Salah satu upaya kami, menanam bunga sakura di jalan-jalan protokol di Kota Tebing Tinggi guna mendukung gerakan penghijauan.

Pengurus Vihara Avalokites Vara Ho San See Temple Suhu Darma Surya.

Selaku warga Kota Tebing Tinggi, Kami merindukan piala Adipura yang hampir 28 tahun tidak pernah diraih Kota Tebing Tinggi. Kami warga Tionghoa di Kota Tebing Tinggi bertekad akan bersama-sama menciptakan Kota Tebing Tinggi ini sebagai kota hijau dengan menanam pohon di setiap sudut dan inti kota. Kami juga sangat mengapresiasi kepemimpinan Umar Zunaidi Hasibuan dalam membina kerukunan dan mempersatukan semua agama, suku dan kebudayaan di Kota Tebing Tinggi. Ini terbukti, Kota Tebing Tinggi tetap kondusif. Kami juga ikut mendukung langkah yang dilakukan Walikota Tebing. Hal itu kami wujudkan dengan berperan serta mendukung kegiatan hari besar keagamaan, seperti pada Hari Raya Idul Fitri, menyumbang lampu lampion terbuat dari plastik menyerupai replika ketupat dipasang di jalan inti Kota Tebing Tinggi. Kamipun merasa senang, karena apa yang kami lakukan mendapat dukungan Wali Kota Tebing Tinggi Umar Zunaidi. Menurutnya, apa yang kami lakukan itu menambah semarak pe

96 Tahun Tebing Tinggi

98

Tinggal di daerah itu, bangsawan asal Bandar Simalungun masih merasakan ketidaktentraman. Mereka was-was karena terus diburu tentara kerajaan Raya. Akhirnya, Datuk Bandar Kajum memutuskan pindah dan mencari lokasi aman persis di bibir Sungai Padang, sebuah tebing yang tinggi. Datuk Bandar beserta pengikutnya mendirikan hunian di atas tebing yang tinggi itu sembari memagarinya dengan batang kayu yang kokoh. Pemukiman Datuk Bandar Kajum itu sekarang lokasinya di Kelurahan Tebing Tinggi Lama, Kecamatan Padang Hilir. Kini kawasan itu menjadi pemakaman keturunan Datuk Bandar Kajum dan diyakini sebagai cikal bakal nama Kota Tebing Tinggi. Meski tinggal di tebing, Datuk Bandar Kajum tak luput dari kejaran tentara Kerajaan Raya. Kampungnya diserang dan dirinya pernah akan ditangkap tentara Kerajaan Raya. Beruntung, ketika diserang tentara Kerajaan Raya, Datuk Bandar Kajum bergelar Datuk Punggawa sedang tidak berada di tempat, sehingga dirinya selamat. Sementara keluarga dan pengikutnya melarikan diri ke Perkebunan Rambutan saat itu dikuasai Kolonial Belanda. Lalu dibantu Belanda, Datuk Bandar Kajum balik menyerang tentara Kerajaan Raya dan memenangkan peperangan. Diapun membawa keluarga dan pengikutnya kembali ke dataran tinggi pertemuan sungai Padang dan Sungai Bahilang. Di tempat itu pernah dibangun pelataran tempat sampan berlabuh dan sampan ditambatkan. Guna menjaga ketentraman daerah itu, Datuk Bandar Kajum membuat perjanjian dengan Belanda. Oleh Belanda, daerah kekuasaan Datuk Bandar Kajum dilebur menjadi wilayah taklukan Kerajaan Deli. Penandatanganan

96 Tahun Tebing Tinggi

3


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

perjanjian antara Datuk Bandar Kajum dan Belanda mengambil tempat di sampan bernama “Sagur� yang lokasinya di sekitar muara sungai Bahilang. Sejalan berputarnya waktu, lokasi itu berkembang menjadi pemukiman dan pemakaman Datuk Bandar Kajum, keluarga dan para pengikutnya. Bandar Kajum sendiri dalam bahasa Melayu berarti 'tempat berlabuh nan mampu mengajak atau merangkul' (bandar: tempat berlabuh; kota pelabuhan. kajum: ayo kemari, mengajak).

Kerajaan P adang Padang

Istana Kerajaan Padang Tebing Tinggi

Jauh sebelum kedatangan Datuk Bandar Kajum, di Tebing Tinggi dan sekitarnya telah berdiri kerajaan Padang. Bahkan, Datuk Bandar Kajum di-Taklukkan oleh Kerajaan Padang di masa Raja Goraha memerintah. Kerajaan Padang adalah kerajaan Melayu yang berakar dari Klan Saragih Dasak puak Simalungun.

Kerajaan Padang saat itu meliputi sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan, sebelah Barat Bedagai, sebelah Selatan Kabupaten Simalungun dan sebelah Utara dengan Selat Malaka, juga Kabupaten Deliserdang.

96 Tahun Tebing Tinggi

4

Mangayomi, Prioritaskan Kebersamaan Lintas Agama Sosok Umar Zunaidi, yang memimpin Kota Tebing Tinggi lebih dua tahun mampu mempersatukan umat lintas agama. Terbukti, hubungan harmonis antara umat beragama tetap terjalin dengan baik. Dia tidak pernah membedakan status budaya, etnis, agama dan kelompok tertentu dalam mengambil keputusan dan kebijakan.

Pendt. Sahat MD Simamora STH, dari HKBP Distrik XIV Resort Tebing Tinggi

Karenanya saya sepakat, kepemimpinan Umar Zunaidi Hasibuan diberi apresiasi. Umar Zunaidi selalu mengutamakan kebersamaan dan tidak membedabedakan orang dari segi agama, budaya, etnis dan golongan.Kepemimpinan Umar, mampu mengayomi seluruh agama di Kota Tebing Tinggi. Dibuktikan dengan tingkat kehadiran beliau di setiap kegiatan keagamaan. Beliau selalu hadir bila diundang di kegiatan keagamaan. Tak hanya itu, Umar juga mendukung program dan kepentingan agama, selagi tak melanggar ketentuan. Tingkat kepedulian beliau kepada masyarakat sangatlah tinggi tanpa harus membedakan status derajat masyarakat itu sendiri. Saya mewakili umat Kristiani khususnya HKBP Tebing Tinggi berpesan agar terus meningkatkan kinerja, utamakan kepentingan masyarakat tanpa harus memadang agama, budaya dan etnis. Jadikan Kota Tebing menjadi kota masyarakatnya hidup rukun dan harmonis. (*)

96 Tahun Tebing Tinggi

97


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

meluncurkan program one village one product. Program ini sangatlah baik, karenanya harus didukung. Dengan adanya satu desa satu product, taraf hidup rakyat otomatis akan meningkat dan jumlah angka kemiskinan berkurang. Dia juga membangkitkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai upaya menyikapi Kota Tebing sebagai kota singgah yang sangat strategis menawarkan jasa.(*)

Kecamatan dengan Ibukota Tebing Tinggi terdiri dari dua daerah, Kecamatan Dolok Merawan dan Kecamatan Sipispis. Sedangkan hilir terdiri Kecamatan Tebing Tinggi dan Kecamatan Bandar Khalifah. Masing-masing kecamatan diperintah seorang asisten wedana --- sekarang disebut Camat---. Di masa pemerintahan Belanda, kewedanan disebut Difdeling Padang Bedagai didalam afdeling Deli Serdang, afdeling Deli Serdang berkedudukan di Medan. Istana Maimun yang Diperintah Asisten Residen dan Termasuk Kerajaan Deli. Daratan yang terhampar di sepanjang pinggiran sungai Padang dan Bahilang itu mulai dihuni untuk tempat tinggal tahun 1864. Inilah pernyataan resmi pertama dicatat sejumlah tokoh masyarakat Kota Tebing Tinggi 1987 silam. Pernyataan itu termuat dalam makalah berjudul “Kertas Kerja Mengenai Pokok-Pokok Pikiran Sekitar Hari Penetapan Berdirinya Kotamadya Daerah Tingkat II Tebing Tinggi.� Makalah itu selanjutnya dijadikan Perda penetapan awal berdirinya Kota Tebing Tinggi, 1 Juli 1917. Menurut legenda naskah tua Pustaka dari Zuriyat Kerajaan Padang Tebing Tinggi yang ditulis menggunakan aksara Arab Melayu atas asal usul berdirinya Kerajaan Padang. Ceritanya, keturunan raja di dalam Negeri Padang yakni turun dari Hulu Raya, adalah Raja Batak Raya bernama Raja Gukguk. Satu ketika, Raja Gukguk pergi berburu pelanduk ke hutan karena istrinya mengidam ingin makan pelanduk. Lantas, pergilah Raja Gukguk bersama orang kepercayaan dan masyarakat membawa anjing buruan. Singkat cerita, perburuan tersebut tidak menuai hasil. Tapi, ketika hendak pulang ke kampung, anjing pemburu tiba-tiba

96 Tahun Tebing Tinggi

96

96 Tahun Tebing Tinggi

5


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

menyalak ke arah batang bulung buluh (bambu) beruas besar dan di bawanya buluh itu pulang ke rumahnya. Ketika tiba di rumahnya, sang istri kemudian melahirkan anak laki-laki. Tetapi, alangkah terkejut dari dalam Bulung Buluh keluar seorang anak laki-laki juga dan diberi nama Tuan Umar Baginda Saleh dan anaknya sendiri yang lahir dari rahim istrinya diberi nama Raja Betuah Pinang Seri. Permaisuri sangat sibuk dengan pekerjaan mengurus kedua bayi yang masih kecil itu, walaupun dibantu dengan kalangan istana. Pertumbuhan kedua anak itu berjalan dengan baik, terlihat kemiripan mereka seolah olah kembar, karena kecerdasan dan perawakan mereka hampir sama. Karena terjadi perselisihan antara keluarga, Umar Baginda Saleh merantau ke hilir hingga menetap di wilayah Kota Tebing Tinggi, sekarang daerah Kecamatan Bajenis Tebing Tinggi. Dari situlah awal mula munculnya, Kerajaan Negeri Padang Tebing Tinggi. Bangunan istana Kerajaan Padang hingga kini masih berdiri di Jalan KF Tandean Kelurahan Bandar Utama, Kecamatan Tebing Tinggi Kota. Tapi sayang, bangunannya kini tinggal ruang makan dan dapur. Kondisinya juga sangat memprihatinkan, karena nyaris roboh, keropos dimakan usia karena kurangnya perawatan. Pada 28 Juni 2013 lalu, tim penulis berkesempatan mewawancarai Tengku Nurdinsyah Al Haj gelar Tengku Maharaja Bongsu Negeri Padang ke XIII, salah seorang keturunan dari Raja Padang X Tengku Alamsyah 1928-1931 ketika melakukan ziarah ke makam pendahulu kerajaan Tengku H Muhammad Nurdin Maharaja Muda Wazir Negeri Padang tahun 1870-1914 di lokasi bangunan bekas

96 Tahun Tebing Tinggi

6

Mampu Persatukan Ormas Islam Meski dihuni berbagai budaya, etnis, suku, agama, ras dan golongan, masyarakat Kota Tebing Tinggi bisa hidup berdampingan. Kondisi itu tentu tidak bisa dilepaskan dari pemimpinnya, yakni Umar Zunaidi Hasibuan. Kerukunan, keharmonisan dan kedamaian satu daerah dan masyarakat merupakan Ketua Tanfiziah PC Nahcerminan pemimpinnya. Umar Zunaidi dlatul Ulama Tebing Tinggi Ir H Oki Doni Siregar. Hasibuan, selaku Walikota mampu memberikan suasana damai. Saya melihat, kepemimpinan Umar Zunaidi juga mampu mempersatukan semua elemen dan organisasi keagamaan, seperti Ormas Islam. Dia selalu mengutamakan kegiatan keagamaan. Baginya, agama mengajarkan kedamaian dan membawa rahmat bagi seluruh alam atau disebut Rahmatan Lil Alamin. Karenanya, kami mendukung program pembangunan yang dicanangkannya. Umar bagi kami, sosok pekerja keras. Dia punya obsesi dan ingin Kota Tebing maju dan masyarakatnya sejahtera. Dia tak ingin melihat, rakyatnya miskin, bodoh, sakit dan lapar. Misal untuk tidak miskin, Walikota Tebing meluncurkan program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Ratusan rumah dibangun Aladin (atap, lantai dan dinding). Ini bukti, Umar ingin rakyatnya punya rumah layak huni.Untuk meningkatkan taraf hidup masyarakatnya, Umar juga

96 Tahun Tebing Tinggi

95


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Jalin K omunik asi, Rangk ul Semua TTok ok oh A gama Komunik omunikasi, Rangkul okoh Agama

kerajaan Padang

Walikota Tebing Tinggi Umar Zunaedi Hasibuan telah banyak berbuat untuk kepentingan masyarakat Kota Lemang ini. Dia sangat peka terhadap kondisi dan keluhan rakyatnya. Lihat saja, ketika terjadi banjir dan masyarakat mengeluhkannya, dia langsung turun tangan dan melakukan upaya mengatasinya. Dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama di Kota Tebing, Umar tetap merangkul tokoh-tokoh agama yang ada di Tebing Tinggi. Apa yang dilakukannya meneruskan program yang dilakukan Walikota sebelumnya, tak lain abang kandungnya. Diantaranya menjalin komunikasi dan membangun silaturrahmi kepada semua tokoh agama di Kota Tebing. Dia Ketua FKUB Tebing Tinggi, tidak pernah membeda-bedakan suku, agama Abu Hasyim Siregar, SH, dan keyakinan masyarakat yang tinggal di Tebing, sehingga kerukunan tetap terjalin baik.(*)

Menurut Tengku Nurdinsyah Al Haj, dulunya bangunan istana Kerajaan Padang tersebut berdiri megah berbahan kayu, tanpa paku. Istana yang berdiri di atas lahan seluas 11 hektare terdiri dari bangunan rumah yang dilengkapi pendopo, kamar tengah, ruang makan dan dapur berukuran 200 meter persegi. Kayu yang digunakan untuk lantai dan dinding jenis kayu damar, atapnya berbahan kayu sirap didatangkan dari Kalimatan. Nurdinsyah mengaku sedih melihat bangunan utama depan hancur karena dijadikan markas militer pemuda tahun 1945. Kini yang tersisa, bangunan ruang makan dan dapur berukuran 40 x 50 meter. Lanjut Nurdinsyah, bangunan yang tertinggal tersebut sudah empat kali diperbaiki, tetapi tidak menghilangkan ciri khas bangunan, seperti ornamen melayu. Sedangkan barang-barang peninggalan bernilai sejarah disimpan di rumah keturunan kerajaan Padang lainnya di Medan. Makam-makam raja, seperti Muhammad Nurdin, keturunan lainnya dan istri masih terletak di samping

96 Tahun Tebing Tinggi

94

Rumah Adat Melayu di Tebing Tinggi

96 Tahun Tebing Tinggi

7


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

bangunan rumah Kerajaan Padang yang sengaja digabungkan menjadi situs saksi sejarah adanya Kerajaan Padang di Tebing Tinggi. Sementara itu, menurut penuturan orang-orang tua tempatan, berbagai rujukan dan catatan Putra Praja (1-1-1964), kisah Kerajaan Padang di Tebing Tinggi dimulai dari Raja Tuan Hapultakan (dikenal juga dengan nama Tuan Oemar Baginda Saleh Komar) yang ber-’Pamatang’ di Bajenis, Tebing Tinggi. Tuan Hapultakan– Saragih Dasalak gelar Tuan Oemar Baginda Saleh Komar memiliki 4 putra, yaitu Marah Ledin, Marah Sudin, Marah Alimaludin, Marah Adam; serta seorang putri, Puang Jaenap. Setelah Tuhan Hapultakan – Saragih Makam Keturunan Raja-raja Kerajaan Padang gelar Tuan Oemar Baginda Saleh Komar mangkat abad 16, Raja beralih kepada Marah Sudin. Marah Alimaludin memperluas wilayah di sekitar Pabatu hingga Watas Dolog Marlawan.

Di TTangan angan U mar embangunan Bidang A gama Meningk at Umar mar,, P Pembangunan Agama Meningkat Wali Kota Tebing Tinggi, Umar Zunaidi tidak saja konsern membangun bidang sarana dan prasarana, bidang agama juga menjadi perhatiannya. Dialah yang menggalakkan program magrib mengaji. Karenanya, selaku Ketua MUI Tebing Tinggi sangat mendukung program yang dicanangkannya. Selain itu, Dia juga mampu mempersatukan semua etnis budaya, suku, ras dan agama. Sehingga kekondusifan di Kota Tebing terjamin.

Ketua MUI Tebing Tinggi Drs Ahmad Dalil Harahap.

Ketua MUI Tebing berharap, Walikota melalui SKPD terus meningkatkan pembangunan bidang keagamaan demi mewujudkan Tebing menjadi kota satelit. Masyarakat Tebing juga kita harapkan tetap menjaga kerukunan dengan semua lintas agama yang ada. (*)

Putra Marah Sudin, yaitu Marah Saleh Safar membentuk wilayah Mandaris hingga Watas Tanjung Kasau. Putra yang lain, Sutan Ali menguasai wilayah Bulian. Berikutnya beraja pula Tuan Marah Saladin yang terpusat di Bulian. Di zamannya terkisah banyak kejayaan, meski umur beliau tidak panjang. Setelah itu

96 Tahun Tebing Tinggi

8

96 Tahun Tebing Tinggi

93


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Tebing Tinggi ini benar-benar dihias dengan lampu-lampu led yang murah, agar kota ini benar-benar hidup pada malam hari dan 180.000 jumlah penduduk yang ada di sekitar Tebing Tinggi akan berkunjung ke Tebing Tinggi mulai sore sampai malam. Toko-toko di pusat kota juga akan semagat untuk buka usahanya sampai pukul 12 malam. Sarana transportasi di Kota Tebing Tingg juga harus berjalan mulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB dini hari, dan dibebaskan keluar masuk Tebing tanpa batasan tempat-tempat hingga memudahkan semua orang yang datang dan pulang ke Tebing Tinggi. Semua hal ini sudah dikonsep Kadin Tebing Tinggi dengan perencanaan, dua tahun kota ini akan menjadi padat dan potensi untuk PAD Tebing Tinggi lebih besar. Kita harap walikota dan perangkat daerah bisa bekerja sama untuk wujudkan semua ini. Segala konsep ada pada Kadin, dan kita siap all out untuk program ini. (*)

dirajakan Marah Adam, dan 1780 berganti ke Syahdewa, selanjutnya Raja Sidin, Raja Pangeran. Di zaman Raja Pangeran dan dibantu Raja Syahbokar ini, saudara-saudaranya dari Saragih Garingging banyak berdatangan berdagang di Tebing Tinggi, seperti berdagang Getah Balata dan lainnya. Di zaman itu juga dibangun pelabuhan armada laut di Bandar Khalifah. Karena Kerajaan Padang yang berpusat di Bulian–Tebing Tinggi menjadi makmur. Karenanya, di tahun 1823 Kerajaan Deli ekspansi. Raja Pangeran dan Syahbokar memanggil garis turunan Raja Bolon – Saragih Garingging, yang dikenal Parmata (memiliki ‘kemampuam linuwih’) yaitu Putra Tuan Malayu danTuan Jaamta agar membantu ekspansi Kerajaan Deli. Kerajaan Deli dibantu Kerajaan Bedagai dan melibatkan Panglima Daud, seorang bangsawan ksatria berdarah Bugis melakukan penyerangan. Sedangkan Raja Padang menugaskan Tuan Jaamta Malayu memimpin perlawanan. Tuan Jaamta memimpin peperangan membuat Kerajaan Deli dan Bedagai sebagai sekutunya kewalahan. Peperangan yang dipimpin Jaamta Malayu hingga ke wilayah dekat Penggalangan. Pada peperangan itu, Kerajaan Deli mengalami kekalahan telak hingga wilayah itu banjir darah. Ibarat sungai dengan darah kering yang menghitam. Tempat itupun disebut Bah Birong (kini disebut Sei Berong – pinggiran luar Tebing Tinggi). Pasca peperangan itu, Raja Raya memanggil kembali Jaamta Malayu. Kesempatan itu dimanfaatkan Deli untuk musyawarah damai kepada Raja Pangeran. Raja menyanggupi, dan perundingan disepakati di Bandar Khalifah.

96 Tahun Tebing Tinggi

92

96 Tahun Tebing Tinggi

9


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Sesampainya di Kampung Juhar – Bandar Khalifah, ternyata Panglima Daud menghadang dan menghunuskan keris ke perut Raja Pangeran. Seketika itu pula Raja Pangeran tewas. Diceritakan, keris yang dipakai membunuh Raja Pangeran merupakan keris leluhur Saragih Dasalak yang dicuri Panglima Daud saat ia masih berhubungan baik dengan Raja Syahbokar. Kerajaan Padang selanjutnya dipimpin turunan Puang Jaenap, yakni Marah Hakum dibantu para pembesar semasa Raja Pangeran. Diantaranya, orang Kaya Bakir yang sebelumnya memegang jabatan Bendahara. Raya memberi gelar Raja Goraha bagi Marah Hakum, karena ia bukan asli Partuanon Simalungun. Sebab, ayahnya berasal dari Barus. Di zaman Raja Goraha 1823 – 1870 (orang Tebing Tinggi menyebutnya Raja Geraha) ini, Raja mengangkat ‘Orang-Orang Besar’ yang dianggapnya berjasa di Kerajaan Padang – Tebing Tinggi untuk membantu kepemerintahannya. Misalnya,Tuan Rambutan, Syahimbang Saragih (Selanjutnya digelari Orang Kaya Syahimbang), Jaamta Malayu Saragih (selanjutnya digelari Tengku Jaamta Malayu – Penasihat Raja), Datuk Alang dan lainnya. Pemerintahan selanjutnya dipimpin Raja-Raja: Mahraja Muda Mohammad Nurdin (1870-1914), Raja Alamsyah (1928-1931), Raja Ismail (1931-1933), Raja Hassim (1933-1946). Meski Deli pernah berekspansi dalam pemerintahan langsung dengan mengirim wakilnya, Tengku Sulaiman (1885-1888) dan Tengku Djalaluddin (1914-1928), masa itu Raja-Raja Padang di Bulian Tebing Tinggi diturunkan kedudukannya oleh Deli dengan sebutan Wazir.

96 Tahun Tebing Tinggi

10

Ciptakan Tiga Potensi Menuju Kota Jasa Kota Tebing Tinggi merupakan kota segitiga emas. Karena semua jalur transportasi baik lintas timur maupun lintas barat harus melewati Kota Lemang ini. Maka, sudah menjadi tugas kita bersama untuk meningkatkan kota ini menjadi kota singgah. Untuk menjadi kota singgah, kita harus Ketua Kamar Dagang (Kadin) membuat tiga fasilitas dasar dan segera. Indonesia Kota Tebing Tinggi, Gerakan utama yaitu menciptakan sesuatu yang H M. Daniel Sultan SE berbeda dari kota lain. Dalam konsep Kadin, Tebing Tinggi adalah membuat satu pusat "Sentral Daerah". Di dalam lokasi tersebut, kita menjual semua oleh-oleh (buah tangan) dari semua daerah yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Jadi orang yang mau beli apapun yang ada 33 kabupaten Sumatera Utara cukup datang ke Kota Tebing Tinggi. Kita bekerja sama dengan semua biro perjalanan (travel) dan juga membuat brosur di pesawat-pesawat. Kedua, kota ini harus diubah menjadi pusat wisata kota. Pemerintah Kota Tebing Tinggi melalui walikota Ir Umar Zunaidi Hasibuan harus memberdayakan pinggiran sungai (Konsep Kadin adalah Green River Center) di beberapa pinggiran sungai. Kita buat terang dengan berbagai lampu dan juga kafe lesehan seperti di Jogja yang enak cita rasanya dan murah. Seluruh Kota

96 Tahun Tebing Tinggi

91


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Saya selaku anggota dewan mewakili rakyat Tebing Tinggi berpesan agar Umar Zunaidi selaku Walikota membangun sinergi dan kerjasama dengan berbagai lapisan di jajaran Pemko Tebing Tinggi mulai dari tingkat SKPD, camat, dan lurah. “Kerjasama yang baik mampu meningkatkan pembangunan di berbagai bidang. Masyarakat juga kita harapkan mendukung program Pemko Tebing Tinggi,�tandasnya. (*)

Masa P enjajahan Belanda Penjajahan Kira-kira 136 tahun silam, Kota Tebing Tinggi didiami suku bangsa Indonesia dibuktikan arsip lama. Di arsip itu dinyatakan, Tebing Tinggi pernah dijadikan pemukiman Datuk Bandar Kajum dan pengikutnya (1864). Namun kedamaian yang dirasakan Datuk Bandar Kajum di Desa Tanjung Marulak tidak bertahan lama. Disebabkan kelihaian kolonialis Belanda dengan politik pecah belahnya, timbul sengketa dengan Kerajaan Raya yang wilayahnya berdekatan dengan Kerajaan Padang atau di sebelah selatan. Kasus sengketa itu terus meluas hingga terjadi perang saudara. Guna menyelamatkan diri dari serangan, Datuk Bandar Kajum pun mencari tempat aman di dataran tinggi tepatnya di tepi Sungai Padang. Di tempat itu, Dia membangun kampung dan membuat benteng pertahanan. Kampung itu sekarang menjadi Kampung Tebing Tinggi Lama. Dari kampung itulah yang kemudian berkembang pemukiman sebagai asal usul Kota Tebing Tinggi. Di tahun 1887 kemudian oleh Pemerintah Hindia Belanda, Tebing Tinggi ditetapkan sebagai Kota Pemerintahan. Di tahun itu juga dibangun perkebunan besar yang lokasi di sekitar Kota Tebing Tinggi (hinterland). Jelang persiapan Tebing Tinggi menjadi Kota Otonom, pelaksanaan roda pemerintahannya pada 1904 didirikan sebuah badan pemerintahan yang bernama Plaatselijkke Fonds oleh Cultuur

96 Tahun Tebing Tinggi

90

96 Tahun Tebing Tinggi

11


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Soematra Timoer. Dalam Perundangundangan yang berlaku pada Desentralisasiewet yang ditetapkan, 23 Juli 1903 (yang untuk selanjutnya disebut Daerah Otonom Kota Kecil Kota Tebing Tinggi di Masa Penjajahan Belanda Tebing Tinggi oleh Pemerintah Hindia Belanda, Pemerintah Kota Tebing Tinggi ditetapkan sebagai daerah otonom dengan sistem disentralisasi). Pada tahun 1910 sebelum dilaksanakannya Zelf Bestuur Padang (Kerajaan Padang) dibuat titik "Pole Growth" yaitu pusat perkembangan kota sebagai jarak ukur antara Kota Tebing Tinggi dengan kota-kota di sekitarnya. Patok Pole Growth tersebut terletak di tengah-tengah Taman Bunga di lokasi Rumah Sakit Umum (RSU) Herna Tebing Tinggi. Untuk menunjang jalannya roda pemerintahan, diadakan kutipan-kutipan berupa cukai pekan, iuran penerangan dan lain-lain. Di masa itu, berjalan baik. Di masa Kota Tebing Tinggi menjadi kota otonom, pelaksanaan pemerintahan selanjutnya dibentuk Badan Gementeraad Tebing Tinggi, beranggotakan sembilan orang dengan komposisi lima orang bangsa Eropa, tiga orang bumiputra (pribumi) dan satu orang bangsa timur asing. Hal itu didasarkan kepada akte perjanjian pemerintah Belanda dengan Sultan Deli, di lingkungan Zelfbestuur didudukan orang asing Eropa yang disamakan ditambah orang-orang timur asing.

96 Tahun Tebing Tinggi

12

Terus terang sebagai wakil rakyat, kami bangga dengan kepedulian yang ditunjukkan Umar Zunaidi Hasibuan. Beliau tak pernah berhenti dan terus berusaha membuat Kota Tebing Tinggi ini maju, begitu juga masyarakatnya. Karenanya setiap prorgam yang disampaikannya di sidang-sidang di DPRD, jarang diprotes dewan. Ini bukti, program yang disampaikannya benar-benar untuk kemajuan dan peningkatan ekonomi serta kesejahteraan rakyat menuju Tebing Tinggi sebagai kota satelit dan jasa. Di bidang kesehatan, kontribusi beliau juga banyak. Seperti pelayanan kesehatan yang ditanggung dalam Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Masyarakat tidak lagi dipungut biaya saat berobat, karena seluruh jaminan kesehatan masyarakat ditanggung APBD Kota Tebing Tinggi. Di bidang pendidikan, upaya Umar Zunaidi mengentaskan masyarakat dari kebodohan juga besar. Melalui Dinas Pendidikan (Disdik), beliau mencanangkan program wajib belajar 12 tahun. Dia ingin semua masyarakat Tebing usia sekolah minimal tamat SMA sederajat. Begitu halnya di bidang UMKM, Umar membangun tempattempat untuk para pedagang kecil menengah, seperti di kawasan Terminal Bandar Kajum. Di bidang agama, Pemko Tebing Tinggi berencana mengalokasikan Rp7 miliar untuk membangun Islamic Centre dengan seluruh perlengkapan pendukung. Keberhasilan beliau bidang lainnya, program e-KTP gratis, akte kelahiran gratis, Kartu Keluarga (KK) gratis dan surat kematian gratis.

96 Tahun Tebing Tinggi

89


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Ban er obosan, Lihai Melobi Pusat Banyyak TTer erobosan, Walikota Tebing Tinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan banyak melakukan terobosan baru di bidang anggaran yang selama ini rendah. Beliau mampu melobi pusat untuk menarik anggaran APBN demi pembangunan Kota Tebing Tinggi menuju ke arah yang lebih baik. Wakil Ketua DPRD Tebing Tinggi, Chairil Mukmin Tambunan SE

Sebelumnya, bantuan APBN untuk Kota Tebing Tinggi minim.

Kini berkat kerja keras Umar Zunaidi Hasibuan, anggaran pembangunan bersumber dari APBN ke Tebing Tinggi meningkat. Contohnya saja, dari Kementrian Pekerjaan Umum (PU). Walikota Tebing Tinggi Umar Zunaidi mampu menarik anggaran Rp250 miliar untuk pembangunan Dam Bergerak dengan sebutan Jawa, Batak, Melayu (Bajayu). Pembangunan Dam itu untuk mengatasi permasalahan banjir yang sering menghantui masyarakat terutama yang tinggal di sekitar bantaran sungai. Apa yang dilakukannya itu, membuktikan Umar Zunaidi peduli kondisi masyarakatnya. Dia tidak bisa melihat rakyatnya menderita akibat banjir. Karenanya diapun melakukan berbagai cara dan upaya untuk mengatasinya. Diantara upaya yang dilakukan, membangun benteng di sepanjang Sungai Padang. Benteng yang dirancang untuk obyek wisata dilengkapi beragam fasilitas hiburan bermain di Sungai Padang.

96 Tahun Tebing Tinggi

88

Pada masa itu, terjadi perbedaan golongan penduduk dalam penguasaan tanah dan hak yang mengaturnya. Untuk petugas pengkutipan disebut setoran retribusi dan pajak daerah, diangkatlah Penghulu Pekan. Tugasnya menyampaikan perintahperintah atau kewajiban-kewajiban kepada rakyat kota. Kota Tebing Tinggi sebagai Kota Otonom dapat juga dibaca dari tulisan J.J Mendelaar dalam "Nota Bertrefende Degemente Tebing Tinggi" yang dibuat sekitar Juli 1930. Satu bab dalam tulisan itu menyebutkan, setelah beberapa tahun vakum mengenai perluasan pelaksanaan desentralisasi, barulah pada 1 Juli 1917 berdasarkan Desentralisasiewet berdirilah Gemente Tebing Tinggi dengan Sterling Ordanitie Van Statblaad berlaku sejak 1 Juli 1917.

Masa P enjajahan Jepang dan K emer dek aan Penjajahan Kemer emerdek dekaan Pada masa pendudukan Jepang, pelaksanaan pemerintahan di Tebing Tinggi tidak lagi dilaksanakan Dewan Kota bernama Gementeeraad. Pemerintah Jepang menggantinya dengan nama Dewan Gementee Kota Tebing Tinggi. Menjelang Proklamasi (masih pada masa pendudukan Jepang) pemerintahan di Kota Tebing Tinggi tidak berjalan baik. Pada 20 Nopember 1945, Dewan Kota disusun kembali dan formasi keanggotaannya mengalami kemajuan. Anggota Dewan Kota terdiri dari pemuka masyarakat dan anggota Komite Nasional Daerah (KND). Dewan Kota ini juga tak berjalan lama, karena pada 13 Desember 1945 terjadi peristiwa berdarah menewaskan ribuan masyarakat sipil di Kota Tebing Tinggi. Ketika itu, terjadi penyerangan besar-besaran tentara Jepang terhadap pemuda dan masyarakat sipil. Kini Pemerintah Kota Tebing Tinggi memperi

96 Tahun Tebing Tinggi

13


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

ngatinya sebagai pristiwa berdarah. Setiap tahunnya diperingati di Lapangan Merdeka Kota Tebing Tinggi. Semua korban tewas dimakamkan tanpa batu nisan di Titi Gantung Bulian Kota Tebing Tinggi. Mengenang jasa para pahlawan yang gugur dalam pertempuran melawan penjajah Jepang tersebut, Pemko Tebingtinggi mendirikan tugu 13 Desember persisnya di samping Lapangan Merdeka, Jalan Pahlawan Kota Tebing Tinggi.

Tetapi, diharapkan Walikota Tebing Tinggi juga harus bisa mensinergikan kerja para bawahannya melalui SKPD dan staffnya untuk mampu melaksanakan pembangunan di berbagai sektor. Para bawahannya harus orang pekerja keras dan mampu mengimbangi apa yang sudah dilakukan Walikota Tebing Tinggi agar pembangunan Kota Tebing Tinggi menuju kota transit, jasa dan perdagangan dapat terealisasi secara maksimal. Saya yakin, Walikota Tebing Tinggi mampu mengantarkan Kota Tebing Tinggi menjadi kota yang maju dari berbagai sektor untuk menuju kota Metropolitan. (*)

Menggali cerita itu, tim penulis mencoba mendatangi salah satu saksi sejarah, M Suhanak alias Mamat Es (84). Pria yang tinggal di Jalan Bukit Bundar, Lingkungan III, Kelurahan Lalang, Kecamatan Tugu Pejuang 13 Desember di Jalan Pahlawan Rambutan, Kota Tebingtinggi Tebing Tinggi. itu menceritakan, sejak Jepang kalah dari sekutu karena bom atom Nagasaki, 6 Agustus dan Hirosima, 9 Agustus 1945, kepemimpinan Jepang di Tebing Tinggi melemah. Suhanak yang saat itu berusia 17 tahun mengkisahkan, di saat kekuatan tentara Jepang melemah, di mana-mana terjadi perampasan senjata tentara Jepang oleh pemuda pejuang Tebing Tinggi. Sebelum peristiwa berdarah penyerangan besar-besaran

96 Tahun Tebing Tinggi

14

96 Tahun Tebing Tinggi

87


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Umar Zunaidi Sosok Pekerja Keras Saya sangat salut melihat sosok Walikota Tebing Tinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan yang mau terus berupaya agar masyarakat Kota Tebing Tinggi bisa merasakan pembangunan di semua sektor. Beliau juga sangat pintar melakukan pendekatan ke Pemerintah Pusat agar mau mengucurkan dana dari APBN ke Tebing Tinggi untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tebing Tinggi, H Amril Harahap

Apa yang menurut kami tidak mungkin dilakukan, tapi bagi Umar Zunaidi mampu melakukannya. Salah satunya, dia mampu mendatangkan uang miliaran rupiah dari Kementrian Pekerjaan Umum untuk pembangunan dam bergerak Bajayu (Batak, Jawa, Melayu) untuk penanggulangan banjir di Kota Tebing Tinggi yang dibangun dengan dana multi years.

Bukan itu saja, Wali Kota Tebing Tinggi juga mampu mempersatukan semua limit sektor keagamaan, kesukuan dan etnis budaya yang ada di Kota Tebing Tinggi hingga menjadi kondusif. Umar Zunaidi dengan cepat menampung respon-respon pendapat masyarakat hingga terlaksananya pembangunan. Contohnya, telah dibangunnya Masjid Agung dan Islamic centre di Kota Lemang ini. Hubungan baik juga tercipta antara eksekutif, legislatif dan yudikatif, sehingga pelaksanaan pembangunan menuju masyarakat yang religius, masyarakat yang berpendidikan dan berkebhinekaan sesuai visi dan misi Kota Tebing Tinggi dapat terlaksana dengan baik.

96 Tahun Tebing Tinggi

86

terhadap tentara Jepang di Tebing Tinggi, 10 Agustus 1945, pemuda yang tergabung di Pesindo menghentikan rombongan tentara Jepang yang melakukan perjalanan dari Medan menuju Lima Puluh Kabupaten Batubara, tepatnya di Stasiun Kereta Api di Perlanaan. Sekira puGedung Juang DAC 45 Dulunya Markas Pesindo dan kul 08.00 WIB, ratusan Pemuda di Jalan Sutomo Tebing Tinggi. pemuda dan Tentara Keselamatan Rakyat (TKR) menghentikan laju kereta api di Stasiun KA Tebingtinggi Jalan Imam Bonjol yang membawa rombongan bekas Gubernur Jepang Nakasima dikawal sekitar 80 tentara Jepang bersenjata lengkap. Pemuda kala itu meminta tentara Jepang menyerahkan seluruh pucuk senjata ke barisan pemuda Pesindo. Karena tak ingin terjadi pertumpahan darah, pimpinan tentara Jepang meminta dilakukan perundingan dengan Pesindo. Mananggapi permintaan itu, Ketua Pesindo RM Deblot Sundoro (tewas ditembak pada tragedi 13 Desember 1945) melakukan rapat di Kantor Komite Nasional tepatnya di Jalan Sutomo yang kini menjadi Gedung Juang ‘45 Kota Tebing Tinggi. Perundingan sangat alot, karena pihak Jepang tak mau memberikan senjata api, geranat, bayonet, pedang panjang (samurai) dan ribuan amunisi karabyn kepada pihak pemuda. Jelang malam, kondisi tentara Jepang yang masih ditahan di

96 Tahun Tebing Tinggi

15


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

BAB V

Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan , Kapolres AKBP Enggar Pareanom dan Dandim 0204/DS Letkol Infantri Syaeful Mukti Ginanjar bersama pahlawan veteran M Suhanak (duduk dua dari kiri) dan pelaku saksi sejarah pristiwa berdarah 13 Desember lainnya di Kota Tebingtinggi,

salah satu gerbong KA dan pemimpinnya melakukan perundingan kelaparan. Pasalnya, sejak pagi hingga malam belum makan. Karena tak kuasa menahan rasa lapar, pemimpin pasukan Jepang memutuskan memberikan seluruh senjata, amunisi plus peralatan perang ke pemuda Kota Tebing Tinggi. Hanya saja, mereka minta barter (tukaran) sebungkus nasi untuk satu orang Jepang. Menanggapi permintaan itu, pemuda mengumpulkan nasi bungkus dari beberapa warung makan. Terkumpullah seratusan bungkus nasi. Setelah Jepang menyerahkan seluruh senjatanya, dipersilahkan masuk gerbong KA untuk kembali melanjutkan perjalanan ke Perlanaan (Limapuluh). Esok harinya, 11 Desember 1945, Suhanak kembali bertugas menjaga Simpang Beo dekat Kantor Camat Tebing Tinggi

96 Tahun Tebing Tinggi

16

96 Tahun Tebing Tinggi

85


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis ebing Tinggi TTahun ahun 20 12 Kelamin di K o ta TTebing Ko 2012 Kecamatan/District (1) 1. Padang Hulu 2. Tebing Tinggi Kota 3. Rambutan 4. Bajenis 5. Padang Hilir Tebing Tinggi

Penduduk (orang) / Population Laki-laki Perempuan Jumlah (2) (3) (4) 13 423 13 779 27 202 11 786 12 419 24 205 15 782 16 321 32 103 16 749 16 943 33 692 15 296 15 273 30 569 73 036 74 735 147 771

Rasio Jns Kelamin (5) 97,42 94,90 96,70 98,85 100,15 97,73

(sekarang Jalan KL Yos Sudarso) dengan beberapa teman. Diantaranya, Idham, Ibrahim Hasibuan dan Mucthar (telah wafat). Suasana di Kota Tebing Tinggi ketika itu sepi dari lalu lalang tentara Jepang yang biasanya keluar masuk membeli berbagai keperluan sembako, seperti bahan makanan, minyak goreng dan keperluan lainnya.

Sumber : BPS (Badan Pusat Stastistik) Kota Tebing Tinggi Tahun 2012.

Saksi sejarah peristiwa berdarah 13 desember 1945 di Kota Tebingtinggi M Suhanak kiri Siti Aisyah Hasibuan tengah dan Tengku Hanif kanan

Tentara Jepang memilih bertahan di perkebunan-perkebunan seperti Kebun Bahilang, Kebun Sei Berong, Kebun Rambutan, Kebun Manaco, Kebun Pabatu dan beberapa perkebunan di Kabupaten Deli Serdang (sekarang Sergai). Mereka tak berani keluar karena pemuda memblokir jalan masuk menuju Tebing Tinggi dengan menumbangkan pohon-pohon karet dan meletakkan drum dan batu besar di tengah jalan. Hingga, 12 Desember 1945, kondisi Tebing Tinggi tetap lengang dari lalulalang tentara Jepang. Karena merasa kelaparan setelah tertahan beberapa hari di perkebunan (butaiy), akhirnya pada 13 Desember 1945 pagi hari, pimpinan Jepang Kuzui yang bermarkas di Kampung Binjai, Kebun Sei Berong, sekitar 10 Km dari Tebing Tinggi, mengundang Amir Hamzah pengurus Barisan Pemuda Indonesia (BPI) Tebing Tinggi untuk berdialog. Saat itu tercapailah kesepatakan, seluruh pemuda Tebing Tinggi tidak akan memblokir jalan, merampas senjata dan membantai

96 Tahun Tebing Tinggi

84

96 Tahun Tebing Tinggi

17


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

tentara Jepang yang tidak menyerahkan senjatanya. Pernyataan itu ini disampaikan Amir Hamzah di Kantor Komite Nasional dan Kantor Pesindo ke para pemuda Kota Tebing Tinggi. Sejak itu, pemuda yang bergerilya yang berpatroli berkurang. Sekira pukul 14.00 WIB, ketika pemuda Tebing Tinggi berpatroli di sudut-sudut titik jalan menuju Kota Tebing Tinggi melihat serdadu Jepang bersenjata lengkap berbaris memasuki Tebing Tinggi dari berbagai penjuru, seperti dari arah kebun Gunung Manako, Dolok Masihul, Kebun Rambutan, Kebun Pabatu, arah Kebun Sei Berong dan dari Kebun Paya Pinang. Merasa sudah menyepakati perdamaian, para pemuda tidak ambil peduli dengan masuknya tentara Jepang. Para pemuda yang berpatroli ketika itu mengira tentara Jepang ingin berbelanja kebutuhan pokok ke pasar di Tebing Tinggi. Sekira pukul 14.30 WIB, ada laporan dari barisan pemuda Pesindo terdengar dentuman meriam dengan suara keras di Paya Pasir. Informasinya tentara Jepang menyerang ke Kota Tebing Tinggi dengan menembaki pemuda yang terlihat. Suhanak mengaku sempat lari dari Kantor Pesindo sore itu dan RM Deblot Sundoro masih berada di kantor. Puluhan tentara Jepang menembaki pemuda di Pesindo. Suhanak mengaku sempat kabur dan selamat dari tembakan tentara Jepang tersebut. Ia berlari dan bersembunyi ke sebuah Klenteng di Jalan Simalungun dan kemudian lari menuju rawa-rawa di Jalan Kartini. Barulah keesokan harinya, ia kembali ke rumah dan mengganti namanya menjadi Mamat ES agar terhindar dari razia tentara Jepang.

Jumlah PPenduduk enduduk dan Laju PPer er tumbuhan PPenduduk enduduk di KKoota TTebing ebing Tinggi TTahun ahun 20 12 ertumbuhan 2012 Kecamatan/District Jlh Penduduk /Population(orang) 1990 2000 2010 2012 1. Padang Hulu 2. T.Tinggi Kota 3. Rambutan 4. Bajenis 5. Padang Hilir Tebing Tinggi

(1) 41 883 43 340 31 526 116 749

(2) 40 907 51 824 32 248 124 979

(3) 26 714 24 040 31 371 33 072 30 051 145 248

(4) 27 202 24 205 32 103 33 692 30 569 147 771

Laju 1990 2000 (5) - 0,23 1,95 0,23 0,71

Pbh 2000 2012 (6) - 2,79 -3,17 -0,43 1,52

Penduduk KKoota TTebing ahun KKeatas ang eatas yyang ebing Tinggi Berumur 1155 TTahun Bekerja, Mencari Pekerjaan, dan Bukan Angkatan Kerja menurut Jenis KKelamin elamin TTahun ahun 20 12 2012 Jenis Kegiatan

Type of Activity

(1) 1. Angkatan Kerja Labour force - Bekerja Working - Mencari Pekerjaan Seeking Job 2. Bukan Angkatan Kerja Not Working JumlahT JumlahTootal

Laki-laki Male (2)

Perempuan Female (3)

Jumlah Total (4)

40 331 37 095 3 236

24 865 20 174 4 151

65 196 57 809 7 387

8 117

26 244

34 361

48 4448 48 51 1109 09 99 55 5577

Mulai sore itu, hingga 15 Desember 1945, ledakan senjata

96 Tahun Tebing Tinggi

18

96 Tahun Tebing Tinggi

83


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Luas Lahan K ota TTebing ebing Tinggi menurut P enggunaan TTahun ahun 20 12 Ko Penggunaan 2012 No (1 )

Jenis Penggunaan/Kind of Use (2)

1. PemukimanResidences 2. Sarana Sosekbud Social, Economy, Culture Facilities 3. Perhubungan (Jalan Umum & Kereta Api) Transportations 4. Pertanian (sawah, tegalan/kebun) Agriculture 5. Industri Industries 6. Semak Belukar Underbrush 7. Lain-lain (termasuk rawa-rawa) Others (including swamps) J u m l a h / TToo tal

Luas Lahan/Land Area Ha % (3) (4) 1 513,72 241,78

39,38 6,29

220,63

5,74

1 750,87

45,55

37,98

0,99

0,00

0,00

78,82

2,05

3

100,00

843,80

masih terdengar dari berbagai penjuru Kota Tebing Tinggi. Suhanak yang ketakutan, selanjutnya bersembunyi di rumah. Dia baru berani keluar rumah setelah situasi benar-benar aman. Akhirnya pada, 17 Desember 1945, datang perwakilan dari Sumatera Utara (Medan) ketika itu namanya Residen Sumatra Timur melakukan perundingan damai dengan perwakilan Jepang dan terjadi kesepakatan damai. Sementara menurut keterangan saksi lainnya, Siti Aisyah Hasibuan (84), tak lain kakak kandung mantan Wali Kota Tebing Tinggi dan Walikota Tebing Tinggi sekarang Ir H Umar Zunaidi Hasibuan, peristiwa pembantaian terhadap pemuda Kota Tebing Tinggi yang dilakukan tentara Jepang terjadi, 13 Desember 1945 sore. Ketika itu, cuaca di Kota Tebing Tinggi mendung. Katanya, selain menyerang pemuda, tentara Jepang juga menyerang masyarakat sipil yang bertahan di inti Kota Tebing Tinggi. Akibat penyerangan itu, banyak warga yang meninggal. Keluarga besar Hasibuan yang dulu tinggal di Jalan Ir H Juanda sempat melarikan diri dan bersembunyi di kawasan kebun Paya Pinang. Merekapun selamat dari serangan tentara Jepang itu. Masih menurut Siti Aisyah, penyerangan tentara Jepang juga terjadi di Pasar Gambir Tebing Tinggi. Akibat penyerangan itu, pedagang dan pembeli panik dan berhamburan keluar pasar karena ditembaki tentara Jepang. Bahkan, warga banyak yang meninggal, termasuk dr Kumpulan Pane. Dia tewas tertembak di Pasar Gambir tersebut. Saksi lain, Tenku Hanif (74), warga Jalan Prof Dr Hamka Kota Tebing Tinggi yang juga keturunan Tengku Hasan yang dibunuh

96 Tahun Tebing Tinggi

82

96 Tahun Tebing Tinggi

19


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Jepang di Kebun Bahilang. Menurutnya, penyerangan tentara Jepang terjadi 13 Desember 1945. Penyerangan diawali dentuman senjata meriam diikuti rentetan senjata laras panjang. Warga baik kaum ibu, anak-anak, orang tua dan pemuda sibuk menyelamatkan diri.

L uas Wila er sentase tter er hadap LLuas uas K o ta TTebing ebing Wilayy ah dan P Per ersentase erhadap Ko 12 Tinggi menurut K elurahan TTahun ahun 20 2012 Kelurahan Kecamatan/District (1)

Luas Wilayah Area(Km2) (2)

Persentase Percentage (3)

“Saya waktu itu baru berumur 10 tahun. Saya ingat betul, ada tentara Jepang datang ke rumah langsung membawa bapak. Bapak di bawah ke mana, tak satupun diantara kami yang tahu,� bebernya.

1. Padang Hulu 2. Tebing Tinggi Kota 2. Rambutan 4. Bajenis 5. Padang Hilir J u m l a h/ To tal

8 511 3 473 5 935 9 078 11 441 38 438

22,14 9,04 15,44 23,62 29,76 100,00

Masih kata Hanif, saat tentara Jepang datang ke rumah dan membawa ayahnya, dirinya bersama ibunya hanya disuruh berdiam diri di rumah. Sedangkan ayah dan abangnya, Ibrahim dibawah Jepang. Hanif mengaku, saat ayah dan abangnya dibawah tentara Jepang tak bisa berbuat banyak. Dirinya hanya bisa berdiam dan berupaya mencari informasi keberadaan orang tua dan abangnya. Ternyata Dirinya mendapat informasi kalau ayah dan abangnya dibantai di Kebun Bahilang bersama warga lainnya. Kemudian oleh Jepang mayatnya dikubur di perbatasan Kebun Bahilang dengan kampung Persiakan Kota Tebing Tinggi.

96 Tahun Tebing Tinggi

20

96 Tahun Tebing Tinggi

81


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Vihara Mahadana TTer er tua Di TTebing ebing Tinggi ertua

Le tak dan Geograf is K o ta TTebing ebing Tinggi TTahun ahun 20 12 Letak Geografis Ko 2012

Peradaban Kota Tebing Tinggi sebelumnya juga banyak dihuni oleh penduduk etnis Tionghoa yang merantau ke Kota Tebing Tinggi dari negeri dataran Cina untuk melakukan aktivitas perdagangan melalui jalur laut yaitu masuk dari selat Malaka menuju ke Tebing Tinggi melalui Bandar Khalifah melalui Sungai Padang dan menuju Kota Tebing Tinggi.

1. Letak Tebing Tinggi Geographical of Tebing Tinggi : 3 19 00 - 3 21 00 LU/North Latitude 98 11 - 98 21 BT/East Longitude 2. Luas Wilayah/Area : 8,438 km2 (termasuk perluasan wilayah sebesar 59,9 Ha di Kecamatan Rambutan) 3. Ketinggian di atas permukaan lautHeights above Sea Level: 18 - 34 m

Persinggahan para pendatang dan pedagang melalui jalur air ini disebut dengan Bandar (pelabuhan) dan ini dibuktikan dengan ada- Klenteng (Vihara) Mahadana tertua di Kota Tebing nya klenteng (vihara) Tinggi dengan gong dan tempat peribadatan di Jalan Veteran Kota Tebing Tinggi. tertua di Kota Tebing Tinggi yaitu Vihara Mahadana di Jalan Veteran Kota Tebing Tinggi yang memiliki gong tertua dan diperkirakan umurnya mencapai ratusan tahun.

4. Batas-batas/Borders Sebelah Utara/Northern : PTPN III Kebun Rambutan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Sebelah Timur/Eastern : PT. Socfindo Kebun Tanah Besih Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Sebelah Selatan/Southern : PTPN III Kebun Pabatu Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Sebelah Barat/Western : PTPN III Kebun Bandar Bejambu Kecamatan Tebing Tinggi, Sergai

96 Tahun Tebing Tinggi

Ketua Vihara Mahadana, Udin Anwar yang akrab di sapa Alin memaparkan bahwa menurut cerita para leluhurnya klenteng ini berdiri sejak tahun 1883 atau 130 tahun silam. Pada pendiri klenteng tersebut datang dari dataran Cina melakukan aktivitas perdagangan dan untuk mempersatukan etnis Tiongha di Kota Tebing Tinggi dan sebagai tempat peribadatan klenteng tersebut dibangun.

80

96 Tahun Tebing Tinggi

21


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Bukti klenteng tertua dan sejarah peradaban Kota Tebing Tinggi ini dengan adanya gong yang digantung di depan pintu masuk yang umurnya sama dengan tahun didirikannya klenteng tersebut. Banyak lagi bukti-bukti sejarah lainnya, tetapi karena sudah berumur ratusan tahun maka banyak yang rusak. Tradisi dari Vihara Mahadana yang berlangsung ratusan tahun masih tetap dilaksanakan pada perayaan Tahun Baru Imlek, gong dipukul sebanyak 108 kali sesuai jumlah tasbih umat Budha dan gendang dipukul sebanyak 45 kali. Pemukulan gong tersebut saat akan menjelang pukul 00.00 WIB pada malam Imlek. “Lonceng dipukul dan sesudahnya gendang juga dipukul, ini sudah menjadi tradisi puluhan tahun lamanya,�kata Alin.

Menurut Ayu, cita rasa lemang batok ini dari dahulu tidak pernah berubah. Untuk menyajikan lemang batok, bisa dimakan dengan menggunakan daging rendang, selai dan tape ditemani teh manis panas. Lemang yang dijual juga masih hangat untuk menimbulkan aroma harum dari daun pisang muda. “Lemang batok bisa menjadi oleh-oleh tamu yang berkunjung ke Tebingtinggi, lemang bisa tahan hingga 3 hari tanpa ada bahan pengawetnya,� ujar Ayu. (*)

Etnis Tionghoa di Kota Tebing Tinggi sudah ada sejak satu pertengahan abad dahulu, hal ini dibuktikan dengan ditemukannya bekas pusara makam etnis Tionghoa di Jalan Rumah Sakit Umum Kelurahan Pasar Baru Kecamatan Tebing Tinggi Kota Tebing Tinggi yang sudah tidak terurus (sekarang menjadi komplek TC Sosial milik Provinsi Sumatera Utara), dalam pusara tersebut tertuliskan sudah mencapai satu setengah abad lebih. (*)

96 Tahun Tebing Tinggi

22

96 Tahun Tebing Tinggi

79


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Mengapa disebut lemang batok? Menurut Ayu, dari dahulu hingga sekarang cara membakar lemang ini menggunakan arang batok kelapa dan menggunakan bambu pilihan. Bahkan, daun pisang muda sebagai pembungkus di dalam juga daun pisang muda pilihan.

BAB II

Proses pemanggangan lemang, menurut Ayu, hingga mencapai empat jam lamanya. Setelah tampak masak dan bambu menunjukan kehitaman, lemang siap disantap. “Itulah ciri khas lemang batok. Cara memasaknya pun unik, karena saat memasak, tidak boleh berbicara kotor dan menceritakan orang lain, karena lemangnya bias tidak masak dengan sempurna,� ungkapnya. Cerita Ayu, kakeknya H Abu Bakar Sikumbang merantau dari Sumatera Barat ke Kota Tebing Tinggi dan tinggal di Kampung Semut, Kelurahan Bandar Utama, Kota Tebingtinggi. Karena masyarakat minang ahli dalam mengolah makanan seperti lemang bambu, mereka pun mulai membuka Ayu, generasi penerus Lemang Batok ke tiga di KH Ahmad Dahlan (Cong Api) Kota usaha Lemang dan dijual di Jalan Tebingtinggi. Jalan KH Ahmad Dahlan atau Tjhong A Fie. Ternyata sambutan masyarakat sangat baik dan lemang mereka laris manis. “Bahkan, almarhum Presiden Soeharto, artis Dorce Gamalama, mantan Kapoldasu Irjen Pol Oegroseno, hingga Bondan Winarno juga pernah mencicipi lemang batok kami ini,� ungkap Ayu.

96 Tahun Tebing Tinggi

78

96 Tahun Tebing Tinggi

23


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian dan Kota Tebing Tinggi bisa menjadi teladan bagi daerah lain di Indonesia. Lemang Jadi Mak anan Khas Sejak 1 958 Makanan 1958 Bicara tentang kuliner Kota Tebing Tinggi, kita pasti akan langsung teringat dengan Lemang. Makanan yang terbuat dari pulut (ketan) dicampur dengan santan kelapa dan dipanggang (dibakar) ini, memang sudah sangat popular hingga ke seluruh Indonesia karena rasanya yang selalu menggugah selera. Makanya tak heran jika Kota Tebingtinggi mendapat julukan Kota Lemang. Lemang yang paling dikenal di Kota Tebing Tinggi adalah lemang batok yang pertama sekali dibuat oleh perantau asal Sumatera Barat, H Abu Bakar Sikumbang dan istrinya Hj Siti Maimunah Sinaga (sudah meninggal), sekira tahun 1958.

Kantor Walikota Tebing Tinggi di Jalan Dr. Sutomo Tebing Tinggi.

B

erdasarkan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sumatera Timur, tanggal 19 April 1946, wilayah Kerajaan Padang menjadi salah satu dari enam kewedanaan (onderafdeling) bersama wilayah Kerajaan Bedagai dengan sebutan Kewedanaan Padang Bedagai di Keresidenan Sumatera Timur. Kemudian pada 21 Desember 1949, di masa Negara Sumatera Timur (NST) melalui Besluit Penguasa NST Tengku Mansur, wilayah Kewedanaan Padang Bedagai dimasukkan dalam wilayah Deli Serdang. Di masa Orde Lama, posisi administratif dua wilayah kerajaan yang pernah berseteru itu tetap bersatu, sebagai salah satu kewedanaan dari Kabupaten Deli Serdang dengan sebutan

96 Tahun Tebing Tinggi

24

Saat merantau ke Tebing Tinggi, mereka membuka usaha Lemang Batok, dan ternyata berhasil. Bahkan, usaha tersebut kini dijalankan secara turun-temurun dan kini telah memasuki generasi ketiga. Ayu (39), merupakan generasi ketiga penerus usaha Lemang Batok ini. Dia merupakan cucu dari H Abu Bakar Sikumbang. Kini dia masih berjualan di Jalan KH Ahmad Dahlan atau yang sering disebut Tjhong A Fie, Kota Tebingtinggi. “Saya tetap meneruskan usaha warisan orang tua menjadi penjual lemang. Keluarga kami pertama sekali membuat sekaligus menciptakan lemang (sekarang lemang Batok) di Kota Tebing Tinggi ini hingga tersohor keluar daerah dan manca negara seperti Malaysia,� ungkapnya.

96 Tahun Tebing Tinggi

77


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Umar Zunaidi Hasibuan selalu melakukan kordinasi dengan pihak Polres Tebing Tinggi khususnya dalam hal menjaga suasana kondusif di Kota Lemang ini. Begitu juga dengan Kejaksaan Negeri Tebing Tinggi, Walikota selalu menekankan perlunya kesadaran dalam penegakan hokum terhadap kasus tindak pidana korupsi sedini mungkin, agar pejabat Pemko Tebing Tinggi tidak ada yang tersangkut dengan kasus hukum. Dia juga selalu menekankan kepada para pejabat untuk bekerja dengan hati nurani dan melaksanakan tugas sebagai PNS sesuai peraturan.

Kondisi K ultur Sosial Kultur Masyarakat Kota Tebing Tinggi dengan kondisi kultur sosial yang sangat beragam harus mampu mengedepankan prinsip kebersamaan demi terjaganya suasana kondusif, baik lintas sektoral agama, budaya dan politik. Beberapa etnis agama di Kota Tebing Tinggi dari Islam, Budha, Kristen, Khatolik, Konghucu dan Hindu, mampu membangun semangat kebersamaan hingga terciptanya kerukunan umat beragama. Berbagai konflik nasional yang berpotensi berimbas ke daerah, mampu diantisipasi secara bersama dari berbagai aspek agama dan budaya.

Kewedanaan Padang Bedagai beribu kota Tebing Tinggi. Deli Serdang diputuskan sebagai kabupaten berdasarkan UU No.22/ 1948 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah dan UU Drt No.7/1956. Sedangkan hari jadi kabupaten itu, 1 Juli 1946. Akan halnya Kota Tebing Tinggi, terus berkembang di bawah sejumlah Wali Kota. Tercatat wali kota pertama bersama Kabupaten Deli Serdang, yakni Munar S Hanijoyo (1946-1947), Tengku Hasyim (1947-1950). Tengku Alamsyah (1950-1951) yang kembali dari pengasingan. Ketika beliau wafat diteruskan Wan Umaruddin Barus (1951-1956) sebagai Wali Kota keempat. Selanjutnya, OK Anwaruddin (1956-1957). Di masa pergolakan Orde Lama, Kota Tebing Tinggi dipimpin Kantor Tarigan (1958-1967). Di masa kepemimpinan Kantor Tarigan, Kota Tebing Tinggi sempat mengalami kerusuhan dalam upaya mengganyang PKI dan antek-anteknya. Bahkan, kantor DPRD kota Tebing Tinggi sempat dibakar para aktivis, sehingga Kantor Tarigan mundur. Kepemimpinan Tebing Tinggi dilanjutkan oleh Syamsul Sulaiman (1967-1970) berlanjut kepada Sanggup Ketaren (1970-1974) dan Drs H Amiruddin Lubis (1974-1980).

Hingga kini, kerukunan umat beragama di Kota Tebing Tinggi masih terbina dan tetap terjaga dengan baik. Buktinya, dari berbagai hari-hari besar keagamaan, seperti Lebaran, Natal dan Tahun Baru, Imlek dan Devawali, bisa dirayakan secara tertib dan sama-sama saling menjaga kebersamaan di antara umat beragama. Diharapkan ke depan, suasana ini dapat terus terjaga

96 Tahun Tebing Tinggi

76

96 Tahun Tebing Tinggi

25


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Masa K epemim pinan Amiruddin LLubis ubis (1 974-1 985) Kepemim epemimpinan (19 4-1985) Di masa Walikota Drs H Amiruddin Lubis, terjadi perluasan Kota Tebing Tinggi. Sebelumnya Tebing Tinggi hanyalah sebuah daerah kecil yang bergabung dengan Kabupaten Deli Serdang, area yang sempit dan hanya ada 3 desa membuat Tebing Tinggi direncanakan akan dijadikan sebagai sebuah kecamatan. Namun karena perjuangan para pemimpin dan masyarakat didalamnya, Kota Tebing Tinggi akhirnya berhasil menjadi Kota Madya Tebing Tinggi.

Tebing Tinggi juga akan menggalakan program Mangadong untuk semua jajaran Pegawai Negeri Sipil agar tidak terus mengkomsumsi beras sebagai makanan pokok, karena masih banyak lagi makanan pokok yang karbohidratnya tinggi yaitu, ketela rambat, singkong dan lain-lainya. Hubungan dengan Legislatif dan YYudik udik atif Berjalan Baik udikatif AMIR UDDIN LUBIS AMIRUDDIN

Tim Penyusun buku ini berkesempatan bertemu Amiruddin Lubis di rumahnya, Jalan Jamin Ginting, Komplek Citra Garden Blok 5B Nomor 7 Medan. Kepada Tim Penyusun, wali kota ke-9 Kota Tebing Tinggi ini menceritakan kisah suka dan duka dalam masa kepemimpinannya di Tebing Tinggi. Hasil yang patut diapresiasi, ia berhasil membuat Tebing Tinggi mengalami perluasan wilayah hingga 100 kali lipat. Daerah yang sangat sempit dan akan dijadikan kecamatan ini, akhirnya bisa menjadi kota madya di tangannya. Amiruddin merupakan Walikota Tebing Tinggi dengan masa jabatan terlama. Ia menjabat mulai 1974 hingga 1985 menggantikan Sanggup Ketaren yang saat itu menjabat dari tahun 1970 hingga 1974. Di masanya, terjadi perluasan Kota Tebing

96 Tahun Tebing Tinggi

kerjasama di bidang pertanian dan ketahanan pangan. Contohnya, program makam 'Mangadong', yaitu membudayakan seminggu sekali makan singkong, dimana Pemerintah Kota Depok sudah melakukan program tersebut.

26

Dalam menjalankan roda pembangunan di Kota Tebing Tinggi, Wali Kota Ir Umar Zunaidi Hasibuan mampu menjalin kerjasama yang baik dengan legislatif dan yudikatif. Ini dibuktikan dengan lancarnya pembahasan Ranperda APBD 2011, 2012, dan 2013, sehingga pengesahannya selalu tepat waktu. Bukan itu saja, kekompakan kerjasama yang dilakukan dengan legislatif juga berdampak terhadap keberhasilan pembangunan yang dilakukan Pemko Tebing Tinggi dalam berbagai sektor. Misalnya, keberhasilan pembangunan Masjid Agung yang masih dalam tahap pengerjaan. Pembangunan bendungan Dam Bajayu, menyusun perda tentang RT/RW tahun 2012, penggratisan Akte Kelahiran, kartu kematian gratis dan penghapusan perda tentang retribusi pengurusan Kartu Keluarga pada HUT Kota Tebing Tinggi ke-96 juga menjadi bagian keberhasilan Umar Zunaidi menjalin kerjasama dengan lembaga legislatif. Sementara dengan pihak yudikatif, Walikota Tebing Tinggi Ir

96 Tahun Tebing Tinggi

75


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

ban Water Sanitation and Hygiene) dan mampu mendapatkan bantuan dana dari APBN sebesar Rp144 miliar untuk pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional baru. Bukan cuma itu, PDAM Tirta Bulian juga mendapat dana hibah PENINGKATAN Tim dari USAID bersama Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan dalam sebesar Rp5 miliar dari peningkatan kemampuan keuangan PDAM Titra Australian Agency for In- Bulian Kota Tebingtinggi ternational Development (AusAID), lembaga Pemerintah Australia yang bertanggung jawab untuk mengelola program bantuan luar negeri Australia, untuk pemasangan 2.000 sambungan air bersih geratis di Kota Tebing Tinggi bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Pemko Tebing Tinggi juga melakukan kerja sama dengan Pemko Tangerang Selatan (Tangsel) di bidang kesehatan, UMKM, kebersihan, pendidikan, dan lingkungan hidup. Kerja sama yang terjalin ini juga dimaksudkan untuk mengenalkan Kota Tebing Tinggi ke seluruh Indonesia. Namun kerjasama yang sudah dilakukan yakni di bidang UMKM yakni dengan melakukan pertukaran hasil UMKM untuk dipasarkan di masing-masing kota. Pembuatan pupuk kompos dari limbah masyarakat juga telah dilakukan di Kota Tebing Tinggi atas hasil pra karya ilmuan dari Tanggerang Selatan.

"Wah saat itu sedihlah lihat keadaan Tebing Tinggi, hanya ada 4 desa saat itu, PAD-nya sangat rendah. Bahkan Tebing Tinggi itu sudah akan dijadikan kecamatan saja, makanya saya lanjutkan upaya perluasan lahan dari walikota-walikota sebelumnya akhirnya 13 desa bisa bergabung," ujarnya dengan suara pelan. Memang, kondisi fisik anak dari pasangan almarhum Nurhasan Lubis dan Siti Khomsanah Lubis ini terlihat sakit pasca kecelakaan motor saat tour 23 tahun lalu, namun hal tersebut tidak menjadi alasan dengan semangat ia terus menceritakan pengalamannya saat memimpin Kota Tebing Tinggi. Ia kembali bercerita, tak hanya dalam perluasan wilayah agar Tebing Tinggi tidak dijadikan kecamatan. Ia juga melakukan

Dengan Kota Depok, Kota Tebing Tinggi juga melakukan

96 Tahun Tebing Tinggi

Tinggi, dengan memasukkan 13 kampung atau desa yang berada di Serdang Bedagai ke dalam wilayah Kota Tebing Tinggi. Ke 13 kampung yang melebur ke Kota Tebing Tinggi yakni, Kampung Durian, Bandar Sono, Persiakan, Lubuk Baru, Bandar Sakti, Bulian, Brohol, Lalang, Rantau Laban, Tambangan, Ke- Walikota Tebing Tinggi Amiruddin Lubis ketika menandatangani perjanjanjian kerjasama. bun Kelapa dan Bagelen. Sehingga di masa itu, Kotamadya Tebing Tinggi memiliki 17 kelurahan. Luas kota yang semula hanya sekira 350 Ha pun akhirnya mekar hingga 100 kali lipat menjadi sekitar 3.850 Ha.

74

96 Tahun Tebing Tinggi

27


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

pembenahan pada beberapa sektor, baik itu pendidikan, kesehatan dan pembangunan daerah. "Saya juga fokus dengan perkembangan pendidikan dan kesehatan. Itu, saya bangun SD Impres dulukan susah yang mau sekolah, jauh. Puskesmas juga meningkat," ujarnya dibantu putri sulungnya, Silvia Rosita Armayanti Lubis yang akrab disapa Maya. Ditambahkan Maya, saat ayahnya menjabat Walikota, untuk peningkatan pendidikan di Tebing Tinggi, ayahnya merangkul para OSIS dari SMA Negeri 1 Tebing Tinggi untuk dilatih keterampilan. Tak hanya itu, ayahnya membangun SD Impres tanpa membeli lahan dan Puskesmas semakin meningkat dengan kehadiran dokter. "Semua dari sumbangan masyarakat. Itulah satu hal yang saya banggakan karena ayah mampu berkomunikasi dan meyakinkan masyarakatnya. Saat itu juga bangunan seperti Hotel Danau Toba, bioskop, kolam renang dan pelebaran jalan dilakukan," kata Maya saat mendamping Amiruddin Lubis. Saat kepemimpinan Amiruddin di Kota Lemang tersebut, lagu Mars Tebing Tinggi yang diciptakan oleh Edi Tambunan, seorang senimanpun akhirnya menjadi lagu wajib bagi Pemko Tebing Tinggi dalam melaksanakan berbagai kegiatan formal. Tak hanya ini, ia juga mendirikan panti asuhan, Amaliyah. "Kalau ada kegiatan selalu dinyanyikan Mars Tebing Tinggi, ini saat kepemimpinan ayah," katanya. Bahkan, kata Maya, HUT Kota Tebing Tingi juga berhasil ditentukan saat kepemimpinan ayahnya. "Saat itu yang memanggil

96 Tahun Tebing Tinggi

28

mencapai 180 ribu jiwa dan malam hari 157 jiwa. Dengan kondisi itu, Tebing sangat layak untuk di perluas. Terkait itu, Pemko Tebing telah menyahuti perkembangan pembangunan pelabuhan Kuala Tanjung dan Kawasan Industri Sei Mangkei. Bukti kesiapan itu, Pemko Tebing telah mensahkan Peraturan daerah (Perda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun 2012. Di situ diatur letak kawasan pergudangan, perindustrian, perhotelan dan kawasan pemukiman. Setelah disahkan Perda RT RW tersebut, Pemko Tebing Tinggi secara pro aktif menangkap peluang kerjasama dengan perusahaan lokal maupun asing untuk membangun sektor-sektor perekonomian di Tebing Tinggi. Langkah selanjutnya, selain membangun komunikasi, Pemko Tebing Tinggi harus mampu memberikan kemudahan perizinan bagi para investor yang berminat menanamkan modalnya ke Tebing. Pemko Tebing juga harus bisa memberi jaminan keamanan dan kepastian hukum ke para usaha.

Kerja Sama Antar Daerah Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM selalu gigihnya melakukan trobosan dalam mempromosikan Kota Tebing Tinggi ke tingkat nasional agar bisa membuka peluang bisnis. Berbagai hubungan kerja sama dengan provinsi dan kabupaten/kota lain pun terus dilakukan. Satu di antaranya, kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dalam hal penyuplaian air bersih. Dengan memanfaatkan Sungai Padang, Pemko Tebing Tinggi melalui PDAM Tirta Bulian menggandeng USAID melalui program IUWASH (Indonesia Ur

96 Tahun Tebing Tinggi

73


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Di Islamic Centre tersebut juga akan dibangun tempat tempat santai dan pusat jajan kuliner. Berikutnya, akan dibangun aula dengan fasilitas gedung yang bisa dimamfaatkan untuk kepentingan umum, sehingga mampu mendongkrak PAD. Upaya konkrit dilakukan Walikota Tebing mempersiapkan tenaga kerja handal siap pakai juga telah dilakukan. Pada 2013, Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Disnaker) membuka bursa tenaga kerja handal dan prefosional untuk ditempatkan di kawasan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Sei Mangkei.

ahli sejarah, waktu itu ada Datuk yang membantu penetapan hari jadi Kota Tebing Tinggi dan 1 Juli 1917. Setiap perayaan HUT, ayah pasti datang dan di situ pasti ada penghargaan yang diberikan kepada ayah," katanya. Kesuksesan Amiruddin memimpin Tebing Tinggi tidak sampai situ, ia akhirnya berhasil meraih penghargaan Parasamya Purnakarya Nugraha. Penghargaan itu adalah anugerah atas pekerjaan yang baik dan sempurna. Tanda penghargaan yang diberikan ini menunjukkan hasil karya tertinggi pelaksanaan Pembangunan Lima Tahun dalam rangka meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat.

Peletakan Batu Pertama Pembangunan Masjid Agung Tebing Tinggi

"Saat itu penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Dalam Negeri, saat itu dijabat oleh Jenderal Panggabean. Ayah saya kemudian melanjutkan lagi kepemimpinannya. Jadi ayah saya memimpin hingga 2 periode, setelah itu pindah ke Medan menjadi Kadispenda merangkap Asiten IV administrasi di tempat yang sama." ujarnya Maya sembari diamini ayahnya.

Pemko Tebing Tinggi melalui dinas terkait melakukan pendekatan dengan perusahaan yang menanamkan sahamnya di Sei Mangkei. Kordinasi juga terus dilakukan dengan sekolah menengah kejuruan dan universitas di Kota Tebing agar meningkatkan keahlian. Sudah ada empat perusahaan nasional yang akan menanamkan modalnya di Kota Tebingtinggi membangun perusahaan besar dan perhotelan.

Namun dalam kesuksesan tersebut, berbagai cerita duka terus diingatnya. Diantara yang mengesankan, adalah saat Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat memprihatinkan sehingga ketua DPRD, Sekda dan penjabat lainnya tidak memiliki mobil dinas. "Saya tahun 1974 itu masa percobaan, jadi dimulai sebenarnya tahun 1975, saat tahun 70-an itu PAD itu wah parah sekali, sampe ketua DPRD, Sekda saya juga tidak punya kendaraan dinas. Tapi akhirnya lama-lama bisa dibeli," katanya.

Tebing Tinggi sendiri mempunyai luas 3.600 hektar dengan lima kecamatan dan 35 kelurahan berpenduduk siang hari

Menurut Amiruddin, PAD dapat meningkat dikarenakan cara yang ia terapkan saat memimpin Tebing Tinggi. "Saya dengan

96 Tahun Tebing Tinggi

72

96 Tahun Tebing Tinggi

29


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Walikota Tebingtinggi Amiruddin Lubis ketika memimpin rapat di Kantor Walikota Tebingtinggi

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

masyarakat sama-sama membangun. Seperti pelebaran jalan, membangun SD Inpres dan Puskesmas itu adalah sumbangan dari masyarakat, tidak ada yang saya beli. Sebenarnya dahulu, ini juga yang jadi kendala, tapi akhirnya berhasil.

Intinya bagaimana kita berkomunikasi dan cara menyampaikannya kepada masyarakatnya," katanya. Selain itu, meskipun awalnya tidak mengenal Tebing Tinggi, ia telah menjadikan Tening Tinggi seperti kampung halamannya sendiri. "Sampai sekarang masih sering saya ke sana, apalagi pada peringatan HUT Tebing Tinggi, saya selalu diundang. Meskipun saya lahir di Siantar dan anak saya lahir di Jakarta, rasanya kalau ke sana seperti pulang kampung," ujarnya. Tambah Maya, yang tidak dapat ia lupakan di Tebing Tinggi adalah sikap masyarakatnya yang ramah dan saling menghormati. "Ayah saya itu akrab sama semua suku, baik itu yang Muslim, Tionghoa, Nasrani, Hindu, semuanya. Makanya saat ayah saya pindah ke Medan saya ingat sekali mobil kami itu diantarkan ramairamai sampai ke perbatasan dekat Rambutan. Ada yang menangis ayah pindah, meskipun kami tidak tinggal di sana, tapi ke Tebing Tinggi itu seperti pulang kampung. Karena sampai sekarang

96 Tahun Tebing Tinggi

30

Kebun Rambutan, Desa Paya Bagas, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), yang berbatasan langsung dengan wilayah Kota Tebing Tinggi. Menyikapi akan dibagunnya jalan tol Tebing Tinggi menuju Bandara Kualanamu International, Pemko Tebing Tinggi siap menampung dan mempersiapkan berbagai upaya menangkap peluang bisnis besar tersebut. Pemko Tebing telah mengundang beberapa investor untuk menanamkan modalnya guna membangun hotel berbintang di Kota Tebing Tinggi. Pembangunan hotel-hotel berbintang rencanannya dipusatkan di kawasan Kelurahan Tambangan. Selama ini, Kota Tebing Tinggi belum memiliki hotel berbintang. Harapanya, dibangunnya hotel berbintang mampu menambah daya tarik masyarakat singgah di Kota Lemang Apalagi, jika dibangun tol Medan-Tebing Tinggi dan tol Trans Sumatera. Jika proyek itu terwujud, jelas posisi Kota Tebing Tinggi akan sangat strategis, karena akan menjadi pintu gerbang perlintasan. Pendatang yang keluar dari pintu tol bisa singgah ke Kota Tebing Tinggi untuk beristirahat, sebelum melanjutkan perjalanan. Semua perencanaan itu telah disusun Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tebing Tinggi dengan program pembangunan jangka pendek dan jangka panjang. Bahkan, Pembangunan Masjid Agung di Jalan Gunung Lauser Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi seluas 38 m x 50 m menggunakan anggaran APBD Pemko Tebing Tinggi senilai Rp. 44. 578. 000. 000 secara bertahap (tahun jamak/multi years).

96 Tahun Tebing Tinggi

71


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Untuk menangkap peluang itu, Walikota Kota Tebingtinggi Umar Zunaidi Hasibuan mengaku telah mempersiapkan gudang-gudang penampungan untuk tempat penyimpanan barang milik perusahaan-perusahaan tersebut. Pembangunan gudang-gudang besar itu telah ditata dan disesuaikan dengan rencana tata ruang pembangunan Kota Tebing Tinggi. Untuk tata ruang itu, wilayah Kota Tebing Tinggi, bagian barat meliputi Kelurahan Tambangan dan Kelurahan Tebing Tinggi akan menjadi New Town (Kota Baru) dengan penataan sesuai RTRW Kota Tebing Tinggi sebagai tempat dibangunnya gudang-gudang penyimpanan barang milik perusahaan seperti di Jalan Baja, Kelurahan Tebing Tinggi, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi. Bahkan tidak hanya gudang yang akan dibangun, jika ada investor tertarik, bisa dibangun pabrik dan industri lainnya.

hubungan kami dengan beberapa masyarakat di sana masih bagus. Sudah seperti saudara," ujar Maya menambahkan. Melihat Kota Tebing Tinggi saat ini, Amiruddin mengaku saat puas. "Tebing Tinggi saat ini sudah besar, harapan saya bisa tambah ditingkatkan bagi generasi penerusnya. Saya harap, Mars Tebing Tinggi itu juga dapat terus dinyanyikan dan pembangunan kembali digalakkan hingga Tebing Tinggi kembali dapat meraih penghargaan," ujar pria tamatan SMA . (*)

Menunjung semua itu, dibutuhkan insfratuktur jalan yang memadai. Karenanya, akan dibangun jalan ringroad melalui Sei Segiling, Kelurahan Tambangan, Kelurahan Lubukbaru Kota Tebing Tinggi dan menuju jalan akses ke Pematangsiantar. Sedangkan untuk memecah jalan akses menuju Kisaran, Tebingtinggi akan mempersiapkan jalan baru langsung menuju pintu tol yang rencana dibangun di Ilustrasi rencana pembangunan jalan TOL Binjai - Medan Kawasan PTPN 3 Kualanamu - Tebing Tinggi/net

96 Tahun Tebing Tinggi

70

96 Tahun Tebing Tinggi

31


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Masa K epemim pinan Hj R ohani Darus (1 990-2000) Kepemim epemimpinan Rohani (1990-2000) Hj Rohani Darus Danil Danil Danil Danil Danil Danil Danil Danil Danil Danil Danil mencatatkan dirinya dalam buku sejarah sebagai perempuan pertama yang menjadi wali kota di Indonesia. Rohani Darus dipilih oleh DPRD Tebing Tinggi menggantikan Drs Rupai Perangin-angin yang habis masa jabatannya (1985-1990). Rohani tercatat sebagai Walikota kesebelas di Kotamadya Tebing Tinggi dan menjabat dua periode (19901995 dan 1995 – 2000).

memberikan apresiasi berupa satu unit sepeda motor kepada Dimas. Hadiah itu diberikan saat dilaksanakan Peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-29 di Lapangan Merdeka Sri Mersing, Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi, 28 September 2012 lalu. Melalui apresiasi yang diberikan, diharapkan mampu merangsang para atlet Kota Tebing Tinggi untuk berlomba-lomba menorehkan prestasi dari berbagai cabang olahraga seperti kareta, pencak silat, angkat besi dan dari cabang-cabang olahraga lainnya. Sementara di bidang budaya dan pariwisata, Pemko Tebing Tinggi terus berupaya memperkenalkan budaya Kota Tebing Tinggi keluar daerah dengan mengirimkan berbagai kelompok-kelompok kesenian untuk berlaga di tingkat daerah dan nasional.

HJ ROHANI DARUS DANIL

Sebelum menjadi Walikota Tebing Tinggi, Rohani Darus Danil merupakan Sekretaris Wilayah Daerah Kabupaten Langkat. Nah, di posisi ini Rohani Darus Danil juga tercatat sebagai perempuan pertama di Indonesia yang menjadi Sekwilda. Sebuah prestasi membanggakan, karena diraih pada era Orde Baru. Di tangan Rohani Darus Danil, Kota Tebing Tinggi juga mengalami pemekaran menjadi 35 kelurahan dengan memecah kelurahan-kelurahan asal. Namun, luas wilayah Kota Tebing Tinggi tidak bertambah. Meski kemudian, ada hibah perkebunan Rambutan (PTP IV) kepada Pemko Tebing Tinggi seluas 48 HA. di pinggiran Kelurahan Lalang, Kecamatan Rambutan. Hingga kini, luas total Kota Tebing Tinggi hanya 3.892 Ha. Selain itu, Rohani Darus Danil juga mengeluarkan Peraturan Daerah

96 Tahun Tebing Tinggi

32

Jadi K ota Industri Ko Dengan ditetapkannya proyek Kawasan Industri Sei Mangkei (KISM) sebagai satelit program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di wilayah barat, secara otomatis memberikan keuntungan tersendiri bagi perkembangan pembangunan di Kota Tebing Tinggi sebagai kota industri. Apalagi, sudah 21 perusahaan berskala nasional dan internasional yang berminat membangun perusahaannya di Sei Mangkei, seperti Unilever. Selain kawasan industri Sei Mangkei, pelabuhan terbesar juga akan dibangun di Kuala Tanjung Kabupaten Batubara untuk menggantikan Pelabuhan Belawan. Semua aktivitas pemberangkatan ekspor impor melalui peti kemas akan melewati pelabuhan Kuala Tanjung.

96 Tahun Tebing Tinggi

69


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

berobat ke luar kota seperti ke Medan dan kota besar lainnya. Guna peningkatan pelayanan rumah sakit itu, Pemko Tebing telah menyekolahkan tenaga ahli spesialis dokter. Semua itu untuk menjawab tantangan kemajuan zaman yang makin canggih. Hal lain yang jadi perhatian serius Walikota Tebing Tinggi di dunia Kesehatan, yakni pemberdayaan Puskesmas sebagai Puskesmas spesialis. Artinya, sembilan Puskesmas yang ada akan menjadi Puskesmas rujukan untuk jenis penyakit tertentu non operasional. Misalnya, Puskesmas untuk sakit gigi, Puskesmas ibu dan anak, bahkan Puskesmas jenis penyakit tropis. Program itu menuntut adanya tenaga medis spesialis, perawat, maupun dokternya yang profesional. Selama ini ada praktek dan klinik spesialis, ke depan di Tebing juga akan ada Puskesmas spesialis.

Bidang Olahraga, Buda ariwisata Budayya, dan P Pariwisata

Walikota Tebingtinggi Rohani Darus Danil ketika memberikan kata sambutan.JPG

Membangun bidang olahraga, Walikota Tebing Tinggi bersama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tebing Tinggi terus melatih para atlet berperstasi, melalui Pengcab yang ada. Pemko konsisten memberikan support atau dukungan ke para atlet untuk terus mengukir prestasi dengan memberikan pembinaan terhadap atlet.

terkait Lingkungan Hidup. Sejarah mencatat, Perda Nomor 9 Tahun 1992 Tentang Kebersihan ini sebagai satu-satunya perda tentang lingkungan dalam 20 tahun terakhir di Tebing Tinggi. Tak Heran jika hanya di zaman Rohani Darus Danil lah, Tebing Tinggi berhasil meraih sertifikat Adipura dan tiga kali Piala Adipura kategori kota kecil. (*)

Kota Tebing Tinggi sendiri, banyak melahirkan atlet-atlet berprestasi, baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional. Bahkan pada PON 2012 lalu, Dimas Arif Sumantri, atlet asal Kota Tebingtinggi mampu meraih medali perunggu dari cabang olahraga atletik lempar cakram. Sebagai penghargaan kepadanya, Pemko Tebing Tinggi melalui Dinas Pemuda Olahraga Budaya Pariwisata (Disporabudpar)

96 Tahun Tebing Tinggi

68

96 Tahun Tebing Tinggi

33


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Masa K epemim pinan Ir .H.A bdul Haf iz Hasibuan Kepemim epemimpinan Ir.H.A .H.Abdul Hafiz (2000-20 10) (2000-201 Di masa kepemimpinan Wali Kota Ir H Abdul Hafiz Hasibuan (19952005), pernah diupayakan perluasan kota Tebing Tinggi dengan mencoba meminta sejumlah desa di Kecamatan Tebing Tinggi kepada Bupati Deli Serdang. Namun, di tengah upaya ke arah itu, gencar dilakukan. Terjadi perubahan mendasar, karena didahului oleh pemekaran Kabupaten Deli SerIR. H. ABD. HAFIZ HASIBU AN HASIBUAN dang menjadi dua, yakin Kabupaten Deli Serdang sebagai kabupaten induk dan Kabupaten Serdang Bedagai sebagai pemekaran. Upaya perluasan itu pun akhirnya gagal. Meski gagal memperluas wilayah Kota Tebing Tinggi, Abdul Hafiz Hasibuan mampu menorehkan prestasi di bidang kesehatan. Di tengah banyaknya keluhan masyarakat, RSUD Kumpulan Pane sebagai hasil kerja besar layak diapresiasi. Di akhir masa kepemimpinannya UPTD itu berhasil naik kelas dari rumah sakit tipe C menjadi tipe B, setelah terus menerus di periode lima tahun terakhir Hafiz, mengalami perbaikan di berbagai segi. Kini RSU itu menjadi unit pelayanan kesehatan paling dibanggakan masyarakat Kota Tebing Tinggi. Sejumlah prestasi pun telah diraih RSUD beralamat di Jalan

96 Tahun Tebing Tinggi

34

RSUD dr H Kumpulan Pane di Jalan Dr Kumpulan Pane

Bidang K esehatan Kesehatan Di tahun 2013, seluruh masyarakat Kota Tebingtinggi mendapat fasilitas pelayanan kesehatan dasar gratis. Untuk bisa mendapatkan pelayanan kesehatan gratis itu, masyarakat bisa datang lansung ke RSUD dr H Kumpulan Pane dan sembilan Puskesmas beserta Pustu yang tersebar di Kota Tebing. Syaratnya tidak sulit, cukup menunjukkan identitas diri berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP). Dengana bermodal KTP, masyarakat sudah bisa mendapatkan layanan kesehatan, tanpa harus membayar. Meningkatkan pelayanan di RSUD dr Kumpulan Pane yang tipenya ditingkatkan menjadi tipe B dan tahun 2016 akan dilengkapi alat scaning bagi pasien dengan penyakit kronis. Dengan tambahan alat itu, masyarakat sekitar Kota Tebing Tinggi, seperti Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Batubara lebih dekat berobat ke RSUD dr Kumpulan Pane. Mereka tidak harus

96 Tahun Tebing Tinggi

67


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian Bajayu berlokasi di Sungai Padang, Kelurahan Tambangan Hilir Kecamatan Padang Hilir, Walikota Umar Zunaidi berhasil mendorong Kementrian Pekerjaan Umum (Kemen PU) mengucurkan anggaran sebesar Rp250 miliar dengan sistem pembangunan multi years (bertahap).

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Tempat reproduksi penyedia air bersih milik BUMD Tebingtinggi, PDAM Tirta Bulian Tebingtinggi

Pembangunan Dam Bajayu butuh kerjasama antara Pemko Tebing Tinggi dengan Pemkab Serdang Bedagai, terutama dalam hal pembebasan lahan masyarakat yang terkena proyek. Sebab untuk pembangunan Dam Bergerak Bajayu tersebut melibatkan lahan pertanahan dua pemerintahan, Pemko Tebing dan Pemkab Serdang Bedagai. Pembangunan DAM Bergerak Bajayu tersebut banyak manfaatnya. Sebab selain bisa mengendalikan banjir, juga untuk kepentingan irigasi bagi lahan pertanian di Pemkab Sergai seluas 5.500 hektare di dua kecamatan di Kota Tebing, seperti Kecamatan Tebingtinggi dan Tebing Syahbandar. Bangunan Dam itu juga dapat dijadikan lokasi pariwisata, study dan penyedia air baku untuk Pemko Tebingtinggi. Sistem mekanik pembangunan Dam Bergerak Bajayu ini menggunakan tenaga listrik, apabila air dari hulu dengan big water (air besar), maka secara otomatis dam akan bergerak membuka sendiri.

96 Tahun Tebing Tinggi

66

Kumpulan Pane itu. Sejak 2007 ada sejumlah penghargaan yang diterima, yakni penghargaan Presiden RI sebagai Rumah Sakit Sayang Ibu, penampilan terbaik RS pemerintah kelas C Provinsi Sumut (2008), Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi tingkat Walikota Tebing Tinggi Ir Abdul Hafiz Hasibuan Provinsi dari Meneg Pember- bersalaman dengan anggota DPRD Tebing Tinggi. dayaan Perempuan (2009), Rumah Sakit Sayang Ibu Sumut (2009), Satpam RS terbaik Sumut (2009) dan juara II penilaian kinerja terbaik RS Pemerintah Kelas B Sumut (2010). Periode kedua kepemimpinan Abdul Hafiz setelah memenangi Pilkada langsung pada 2005, menjadi periode penting Kota Tebing Tinggi. Tangan dingin Abdul Hafiz Hasibuan dan wakilnya Syahril Hafzein, dengan dukungan birokrasi dikendalikan Sekda Kota Tebing Tinggi H Irham Taufik Umri SH MAP telah meletakkan dasar pemerintahan dan pembangunan yang kuat bagi penerusnya. Tiga pilar pembangunan, yakni pendidikan, kesehatan dan usaha mikro, kecil dan menengah, sebagai visi dan misi mereka, mampu memberi perubahan, bagi masyarakat Kota Tebing Tinggi. Di sektor pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah, warga Tebing Tinggi pantas berterima kasih kepada mereka, karena mampu merevitalisasi sarana dan prasarana pendidikan secara menyeluruh. Ratusan fasilitas pendidikan dari tingkat Taman Kanak (TK) hingga SMA, ditambah perpustakaan serta gedung olah raga. Saat ini dalam kondisi prima. Takkan lagi dijumpai, sekolah maupun ruang belajar seperti “kandang kam

96 Tahun Tebing Tinggi

35


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

bing,� di kota Lemang ini. Kondisi demikian, jadi motor penggerak munculnya budaya sekolah di masyarakat. Kini, telah muncul perasaan malu pada keluarga, jika anak-anak mereka tidak bersekolah. Hanya saja, keasyikan dengan revitalisasi sarana dan prasarana, soal kualitas pendidikan terabaikan, meski dipenghujung jabatan mulai diperhatikan. Geliat sektor usaha mikro kecil dan menengah juga kian terasa. Pertumbuhan dunia perbankan, di samping unit pembiayaan ekonomi lainnya di Kota Tebing Tinggi jadi salah satu indikator, kota itu memiliki potensi ekonomi cukup signifikan. Terobosan lain yang pantas diapresiasi positif, adalah pemikiran Pemko Tebing Tinggi menggerakkan potensi usaha mikro melalui model ‘Gramen Bank.’ Milyaran dana tanpa bunga, dilimpahkan pada usaha mikro, guna penguatan permodalan mereka. Hasilnya cukup signifikan, ribuan usaha mikro berdenyut kembali, hingga banyak diantaranya yang eksis. Sayangnya budaya enterpreunership di kalangan usaha mikro, tak tergarap. Akibatnya, program itu punya problema cukup besar untuk diselesaikan. Tata kepemerintahan yang baik (Good Governance) di Pemko Tebing Tinggi menunjukkan arah positif. Saat itu, hampir tak lagi terdengar keluhan dan komplain masyarakat, bila berurusan dengan birokrasi. Sebagai contoh, pengurusan KTP dan Kartu Keluarga (KK) sebagai pioner terdepan pelayanan publik, relatif mudah dilakukan masyarakat dengan biaya terjangkau. Walau tak jarang pola penempatan pejabat, seringkali melanggar asas the right man on the right place. Masa kepemimpinan Abdul Hafiz Hasibuan dan Syahril Hafzein berakhir pada 2010 silam. Saat digelar pemilihan kepala daerah

96 Tahun Tebing Tinggi

36

ekonomi itu, Pemko Tebing Tinggi menganggarkan dana pembangunan pusat industri kreatif berlokasi di depan Terminal Bandar Kajum di APBD Tahun 2013. Tak semata itu, Pemko Tebing Tinggi juga melatih dan membantu peralatan kerja. Harapannya, para pelaku UMKM mampu meningkatkan kualitas produksinya. Pemko Tebing Tinggi juga memberi bantuan bibit ikan, sapi dan lele untuk dikembangkan menjadi potensi kelompok usaha bersama agar bisa lebih maju dan berkembang. Harapannya, kegiatan masyarakat menjadi produktif sehingga mengurangi angka pengangguran. Pemko juga membantu bibit pohon untuk penghijauan sekaligus perekonomian kepada masyarakat, seperti pohon senggon. Pohon ini jika berusia 7 tahun akan memberi hasil bagi masyarakat karena kayunya banyak diminati untuk bahan bangunan dan perabot rumah tangga.Tentu hal itu mampu menunjang perekonomian masyarakat Kota Tebing Tinggi. Meningkatkan ekonomi masyarakat, Pemko Tebing juga menggalakan rumah pangan lestari di setiap kelurahan. Setiap kelurahan diharuskan menanam tanaman sayuran produktif agar Tebing ber kontribusi sayur- mayur untuk Sumatera Utara. Hingga saat ini, 35 kelurahan telah menjalankan program yang dicanangkan Walikota Tebing Tinggi.

Bidang Infrastruktur Di Kota Tebing Tinggi, banjir kiriman dari Sungai Padang dan Sungai Bahilang masih menjadi persoalan masyarakat. Mengatasi masalah banjir tersebut, Walikota Tebing Tinggi terus berupaya dan mencari jalan, yakni dengan membangun bendungan dam bergerak Bajayu (Batak, Jawa, Melayu). Membangun Dam Bergerak

96 Tahun Tebing Tinggi

65


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Sedangkan anak perempuan pelatihan keterampilan tata boga, tata rias serta tata busana. Pada 2013, sebanyak 180 anak perempuan dan 30 anak laki-laki telah mengikuti pelatihan dimaksud. Pemko Tebing Tinggi juga berencana membangun perguruan tinggi. Hanya saja, rencana tersebut masih terkendala lahan.

Bidang Ek onomi Ekonomi Mewujudkan masyarakat Kota Tebing Tinggi sejahtera, dibutuhkan pondasi perekonomian yang kuat. Program andalan Pemko Tebing Tinggi meningkatkan perekonomian masyarakat, yakni membina pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Tebing Tinggi. Menurutnya sedikitnya 43 ribu kendaraan hilir mudik melintasi Kota Tebing Tinggi. Jika dihitung perkendaraan ditumpangi empat orang, jumlah warga yang masuk ke Kota Tebing Tinggi mencapai lebih dari 172 ribu orang per hari. Potensi dan peluang itu, harus dimanfaatkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah untuk mengembangkan usahanya. Jika saja, 10 persen dari 172 ribu rang yang masuk ke Kota Tebing singgah dan membeli oleh-oleh, ada sekitar 17 ribu orang dan 4 ribu kendaraan yang mengeluarkan uang di kota lemang ini. Upaya mengambil keuntungan dari dinamika transit itu dengan mempermudah pembelian souvenir ke pengendara yang melintas Kota Tebing Tinggi dengan mendirikan galeri dan pusat jajanan makanan dan minuman. Guna membantu pembangunan di sektor

96 Tahun Tebing Tinggi

64

(Pilkada) langsung yang digelar 12 Mei 2010, pasangan nomor urut 4 Syafri Chap–Hafaz Fadillah berhasil menang. Namun akhirnya Mahkamah Konstitusi (MK) membatalkan kemenangan pasangan itu. Pada 9 Juni 2010, Mahkamah Konstitusi memerintahkan KPU Tebing Tinggi melakukan pemungutan suara ulang. Pemungutan suara paling lambat harus dilaksanakan 6 bulan setelah pembacaan putusan. Dalam pemungutan suara ini juga dinyatakan, pasangan Syafri Chap-Hafas Fadillah dinyatakan tidak boleh ikut. Menunggu Pilkada ulang, ditunjuklah Drs H Eddy Syofian MAP sebagai Penjabat (Pj) Walikota Tebing Tinggi. Eddy Syofian dilantik oleh Gubernur Sumatera Utara H. Syamsul Arifin di Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro, Medan pada Senin 30 Agustus 2010. Namun pada Kamis, 12 Mei 2011 Eddy Syofian secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya dan ikut mendaftar sebagai calon wali kota ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tebing Tinggi sebagai kandidat pada Pilkada ulang, 28 Juni 2011. Di bawah bendera Golkar, Eddy maju bersama Hafaz Fadillah menggantikan posisi Syafri Chap yang sudah dianulir MK. Dalam Pilkada ulang tanggal 28 Juni 2011, akhirnya pasangan ini

96 Tahun Tebing Tinggi

DRS EDDY SYOFIAN M.AP

37


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

tumbang. Pemenang Pilkada adalah Umar Zunaidi dan Irham Taufik unggul sebagai pemenang dalam proses Pilkada Tebing Tinggi setelah meraih 27.767 suara atau 44,46 persen. Pasangan yang didukung Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrat, dan Partai Hanura itu mengungguli empat kandidat lain dengan selisih suara yang cukup signifikan.

Berikutnya, mendisiplinkan para pelajar agar tidak terpengaruh pergaulan bebas dan narkoba, Pemko Tebing juga menerapkan program wajib belajar malam hari, mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Dinas Pendidikan bekerjasama petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Majelis Ulama Indonesia (MUI) dibantu aparat dari Polres Tebing Tinggi akan menggelar razia di pusat-pusat keramaian terhadap pelajar.

Umar dan Irham dilantik sebagai Walikota Tebing Tinggi periode 2011 – 2016 pada 5 Agustus 2011. (*)

Ir Umar Zunaidi Hasibuan pada Peringatan Hari Anak Tahun 2013, menerima 2 penghargaan sekaligus yakni Penghargaan Kota Layak Anak (KLA) tingkat Pratama dan Penghargaan Pemberian Akta Kelahiran Gratis dari Kementrian Perempuan

96 Tahun Tebing Tinggi

38

96 Tahun Tebing Tinggi

Tidak hanya itu, Pemko Tebing juga memberikan beasiswa untuk mahasiswa berprestasi dengan indeks prestasi (IP) 3,0. Sedangkan bagi siswa SD, SMP, SMA, SMK sederajat akan diberikan bantuan melalui program Bantuan Siswa Miskin (BSM). Bagi pelajar putus sekolah atau tidak berminat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, Pemko Tebing melalui Dinas Sosial dan Tenaga Kerja memberi pelatihan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Seperti untuk anak laki-laki, diberikan pelatihan keterampilan perbengkelan dan sebagainya.

63


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Umar Zunaidi menyebutkan, sebanyak 75 masjid binaan di Kota Tebing telah menjalankan program gemar mengaji. Secara bertahap, program tersebut akan diterapkan di seluruh masjid di Kota Tebing Tinggi. Tak sekedar itu, Umar Zunaidi bersama jajaran Pemko, Polres dan muspida Kota Tebing Tinggi rutin Safari Subuh dari masjid ke masjid. Semua itu dilakukannya guna menjalin silaturahim antara pemerintah dengan masyarakat. Pemko Tebing Tinggi juga rutin memeriahkan hari besar keagamaan dengan menggelar perlombaan, seperti menggelar festival seni nasyid, seni marhaban, lomba membaca Surat Yassin dan Mushabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat anak-anak, remaja, dewasa dan lansia (lanjut usia).

Bidang Pendidikan

: IR. UMAR ZUNAIDI HASIBUAN, MM : SRI KURNIA NINGSIH : IBU RUMAH TANGGA : TEBING TINGGI, 01 - 08 - 1956 : ISLAM : MANDAILING

NAMA NAMA ISTRI PEKERJAAN TEMPAT/T. LAHIR AGAMA SUKU ANAK KANDUNG

: 1. ARIEF ABDILLAH HASIBUAN, ST (LAKI-LAKI) TGL LAHIR : 14 - 10 - 1984 2. DINA RIZKI UTAMI HASIBUAN (PEREMPUAN) 10 - 04 - 1988

BIOD ATA WAKIL WALIK OTA TEBING TINGGI BIODA WALIKO

Mewujudkan masyarakat maju dan mandiri, Pemko Tebing Tinggi meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan memfokuskan pembangunan dunia pendidikan. Melalui Dinas Pendidikan, Walikota Tebing Tinggi menerapkan program wajib belajar 12 tahun dengan menanggung semua biaya sekolah terutama anak-anak dari keluarga kurang mampu. Target program ini, agar semua anak usia sekolah minimal bisa menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Mensukseskan program ini, Pemko Tebing Tinggi mendirikan posko pengaduan masyarakat. Posko ini melayani pengaduan masyarakat bila ada anak yang tidak sekolah. Selanjutnya, laporan masyarakat tersebut diteruskan ke Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi.

96 Tahun Tebing Tinggi

BIOD ATA WALIK OTA TEBING TINGGI BIODA WALIKO

62

NAMA ALAMAT

NAMA ISTRI PEKERJAAN TEMPAT/T. LAHIR AGAMA SUKU ANAK KANDUNG

: : : : : :

: H.IRHAM TAUFIK, SH, MAP : JL.PERINTIS KEMERDEKAAN N0.20 KELURAHAN TEBING TINGGI LAMA KECAMATAN TEBING TINGGI KOTA KOTA TEBING TINGGI

HJ.ELYUNA ABDULLAH IBU RUMAH TANGGA PERBAUNGAN, 30 OKTOBER 1952 ISLAM MANDAILING 1. GHAZALI RAHMAN SSOS 2. LAILATUL HUSNA SE 3. DIAN ANGGRAENI 4. NAMIRA YUNIR

96 Tahun Tebing Tinggi

39


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Bidang K eagamaan Keagamaan

Walik ota TTebing ebing Tinggi Dari Masa kke e Masa aliko

MUNAR S. HANIJOYO 1946 – 1947

TENGKU HASYIM 1948 – 1950

O.K ANWARUDDIN 1956 – 1957

KANTOR TARIGAN 1958 – 1967

AMIRUDDIN LUBIS 1974 – 1980 & 1980 – 1985

DRS. R. PERANGINANGIN 1985 – 1990

DRS EDDY SYOFIAN M.AP 2010-2011

96 Tahun Tebing Tinggi

T. ALAMSYAH 1950 – 1951

WAN UMARUDDIN BAROS 1951 – 1956

SYAMSUL SULAIMAN 1967 – 1970

SANGGUP KETAREN 1970 – 1974

HJ ROHANI DARUS DANIL

IR. H. ABD. HAFIZ HASIBUAN

1990 – 1995 & 1995 – 2000

Tantangan terberat dalam mengisi pembangunan adalah bagaimana menciptakan sumber daya manusia (SDM) dan orang-orang yang memiliki keimanan dan ketaqwaan yang kuat, sehingga tidak mudah tergelincir dalam berbagai tindakan negatif yang merugikan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

Walikota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan didampingi istri, Nyonya Hj Sri Kurnia Ningsih saat peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung.

Pembangunan juga tidak akan banyak artinya, jika tidak diisi orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Penyakit masyarakat seperti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) akan merajalela, sehingga moral bangsa akan semakin rusak. Walikota Tebing Tinggi Umar Zunaidi Hasibuan dan Wakil Walikota Irham Taufik sangat menyadari benar hal tersebut. Karenanya, untuk mewujudkan masyarakat beriman dan bertaqwa, Pemko Tebing Tinggi memprioritaskan pembangunan fasilitas keagamaan, diantaranya membangun Masjid Agung, di Jalan Gunung Lauser, Kota Tebing Tinggi. Masjid yang dilengkapi fasilitas Islamic centre, pendidikan agama, dan beberapa fasilitas lainnya mampu menampung 5.000 jamaah. Pemko Tebing Tinggi juga menggalakkan gemar mengaji anak-anak dan remaja ba’da maghrib di setiap masjid yang tersebar di Kota Tebing Tinggi. Program maghrib mengaji dimaksudkan agar pemuda Islam pandai membaca Al-Quran dan menjauhkan remaja dari perbuatan keji dan munkar.

2005 – 2010

IR H UMAR ZUNAIDI HASIBUAN MM 2011–2016

40

96 Tahun Tebing Tinggi

61


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

BAB III

Walikota Tebing Tinggi Ir H U mar Zunaidi Hasibuan MM Umar

Wakil Walikota Tebing Tinggi auf ik SH MAP H Ir ham TTauf Irham aufik

P

asangan Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM dan H Irham Taufik SH MAP terpilih menjadi Walikota dan Wakil Walikota Tebing Tinggi periode 2011-2016, setelah memenangkan Pilkada ulang, 28 Juni 2011 silam. Keduanya berkomitmen membangun Kota Tebing Tinggi dengan mengusung visi dan misi; "Mewujudkan Masyarakat Kota Tebing Tinggi yang Beriman, Bertaqwa, Maju, Sejahtera, Mandiri, Berkeadilan dalam Kebhinnekaan". Dalam mewujudkan visi dan misi tersebut, Pemko Tebing Tinggi telah menerapkan berbagai program di berbagai bidang, seperti bidang keagamaan, pendidikan, ekonomi, kesehatan, infrastruktur dan sebagainya.

96 Tahun Tebing Tinggi

60

96 Tahun Tebing Tinggi

41


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

B

anyak investor yang bersedia menanamkan modalnya di negara kepulauan ini. Tak heran, bila saat ini pembangunan terus berlangsung di berbagai daerah, termasuk di Sumatera Utara yang kaya akan sumber daya alamnya.

BAB IV

Sebut saja, pembangunan Bandara Internasional Kualanamu yang terletak di Deli Serdang, pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke yang direncanakan akan mulai beroperasi 2015 mendatang. Serta pembangunan jalan bebas hambatan Medan-Tebing Tinggi yang saat ini masih dalam tahap pembebasan lahan. Dengan pembangunan dan penambahan infrastruktur ini, Kota Tebing Tinggi yang terletak di antara semua pembangunan tersebut jelas akan mendapat keuntungan, terutama dalam sektor jasa dan perdagangan. Posisi Tebing Tinggi sangat strategis, terletak di satusatunya jalur lintas Sumatera yang ada di provinsi Sumatera Utara dan Aceh. Satu sisi menuju Lintas Timur, dan sisi lainnya menuju lintas Barat. Selain itu, kota yang terbentuk sejak tahun 1912 ini diapit daerah yang memiliki sumber daya alam. Sebut saja Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Simalungun, dan lain sebagainya. Bila dicontohkan, posisi Kota Tebing Tinggi ini seperti negara bagian Ipoh, Malaysia. Kawasan ini merupakan kawasan transit di Malaysia, karena kota ini akan dilintasi saat akan melintasi Malaysia Utara, ibukota Perak ini yang juga terkenal sebagai kota wisata di Malaysia. Posisi Kota Tebing Tinggi juga hampir menyerupai negara Singapura tapi tanpa pelabuhan. Negara yang tidak memiliki sumber daya alam tapi diapit oleh negara yang kaya akan sumber

96 Tahun Tebing Tinggi

42

96 Tahun Tebing Tinggi

59


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Pemerintah Kota Tebing Tinggi dan masyarakat untuk bersiap melakukan pembangunan kota transit ini. Karena tanpa dukungan pemerintah dan masyarakat, akan sulit mewujudkan mimpi pembangunan di kota ini. “Saya sangat yakin dengan Wali Kota Tebing Tinggi Umar Zunaidi. Dia pasti mampu membangun Kota Tebing Tinggi dan dia pasti memahami, betapa strategisnya kota ini. Ini terlihat dari antusiasnya beliau mengikuti rapat-rapat terkait pembangunan jalan tol Medan-Binjai dan sebagainya,” ungkap Riadil. (*)

daya alam, dan kini terkenal sebagai kota belanja di Asia Tenggara. Dan kedua daerah ini hidup dengan mengandalkan jasa dan perdagangan. Nah, dengan posisi Tebing saat ini, tidak salah rasanya bila mencontohkan pembangunan dua kota ini untuk diwujudkan di Kota Tebing Tinggi. Seperti diketahui, selama ini kegiatan ekonomi di Kota Tebing Tinggi berlangsung karena adanya kegiatan perkebunan di sekitarnya, karena kota ini dikelilingi oleh kebun milik PTPN 3, PTPN 4 dan kebun sawit Sucofindo. Dari menjual jasa inilah, pembangunan Kota Tebing Tinggi dimulai, bahkan bila dibandingkan dengan daerah di sekitarnya, infrastruktur di Kota Tebing lebih baik dan lebih modern. Pengamat Tata Kota, Bambang Karsono menyatakan, untuk menjadikan Kota Tebing Tinggi sebagai kota transit yang tidak terlupakan, harus memiliki keistimewaan tersendiri, minimal fasilitas yang memadai untuk pengguna jalan. “Tetapi, hingga saat ini belum ada fasilitas yang baik untuk para pengguna jalan. Terutama untuk para supir yang mayoritas menggunakan jalan ini,” ujarnya. Menurutnya, pembangunan fasilitas untuk pengguna jalan ini merupakan rencana jangka pendek. Fasilitas ini paling dibutuhkan saat ini, karena pengguna jalan yang akan melewati Tebing Tinggi akan terus meningkat, apalagi bila jalan bebas hambatan MedanTebing Tinggi sudah mulai beroperasi. “Pada umumnya, tempat makan yang ada di jalur Tebing Tinggi sangat tidak memadai. Misalnya, tempat parkir tidak luas yang mampu menampung bus dan mobil. Setelah itu tidak disiapkan peristirahatan minimal tempat tidur yang nyaman,” lanjutnya.

96 Tahun Tebing Tinggi

58

96 Tahun Tebing Tinggi

43


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Selain meningkatkan pelayanan tempat makan di pinggir jalan, cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kuliner Kota Tebing Tinggi yang sudah mulai tenggelam. Seperti diketahui, Kota Tebing Tinggi terkenal dengan lemangnya. Makanan tradisional yang terbuat dari ketan dan dimasak dalam seruas bambu. Tetapi, semakin majunya ekonomi Kota Tebing Tinggi, semakin sulit menemukan makanan ini. “Misalnya, perajin lemang yang berjualan di Jalan KH Dahlan atau yang di seberang Masjid Raya Tebing Tinggi. Ramai pembelinya di sana, tetapi sangat sulit untuk memarkirkkan mobil bila mau beli di sana. Selain itu, tempat jualannya juga kurang difasilitasi. Ini akan membuat pembeli malas berhenti dan membeli panganan ini,� tambahnya. Bambang menyatakan, dengan beroperasionalnya KEK Sei Mangke, tidak mustahil bila kota yang seluas 38,438 km2 ini akan berdiri berbagai bangunan pencakar langit. Karena kota ini akan lebih mudah untuk mendapatkan Pendapat Asli Daerah (PAD) bila bergerak dalam dalam bidang jasa dan perdagangan.

Sekt or Ek onomi Sektor Ekonomi Pembangunan yang berkelanjutan jelas akan memberikan dampak dalam perekonomian. Perekonomian yang baik akan memberikan kesejahteraan pada masyarakat. Dan ini yang akan terjadi dengan Kota Tebing Tinggi bila memanfaatkan kegiatan ekonomi di sekitarnya. Perdagangan akan lebih marak di kota ini. Dengan memanfaatkan pengguna jalan, perdagangan kuliner sangat menjanjikan bila dikembangkan. Bukan hanya itu, perdagangan kuliner juga

96 Tahun Tebing Tinggi

44

Sesuai perencanaan pembangunan jangka menengah, akan dilakukan peruntukkan untuk kawasan pemukiman, revitalisasi dan peremajaan pemukiman kumuh di Kelurahan Bandarsono, Kelurahan tebing Tinggi Lama, Kelurahan satria, Kelurahan Sri Padang, Kelurahan Tambangan, Kelurahan Tambangan Hulu, dan Kelurahan Tanjung Merulak Hilir. Pengembangan perumahan juga akan dilakukan di kawasan perumahan berkepadatan sedang melalui pengembangan lingkungan siap bangun di Kelurahan Tanjung Marulak dan Kelurahan Bajenis. Adapun harapan dari Pemprovsu kepada masyarakat dan pemerintah Kota Tebing Tinggi adalah saling kerjasama dalam pembebasan lahan. Mengingat akan banyak lahan mati atau kosong yang akan digunakan untuk pembangunan kota ini. Seperti diketahui, permasalahan lahan selalu menjadi masalah dalam pembangunan diberbagai negara berkembang yang ada di dunia. “Kalau permasalahan lahan belum selesai akan sulit dilakukan pembangunan. Sebut saja, Kualanamu, hingga saat ini belum dilakukan Grand Opening karena masih terhambat dengan pembebasan lahan untuk jalan arteri, begitu juga pembangunan jalan bebas hambatan (jalan tol) Medan-Tebing Tinggi yang saat ini terhambat pembangunannya karena pembebasan lahan. Juga pembangunan jalan bebas hambatan Medan - Binjai yang terhambat karena masalah yang sama,� tambahnya. Permasalahan lahan ini tidak hanya akan menghambat pembangunan, tetapi juga akan merugikan masyarakat, karena potensi ekonomi akan hilang. Karenanya, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara mengharapkan agar

96 Tahun Tebing Tinggi

57


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

menghubungkan Jalan Baja-Jalan Imam Bonjol melalui Kelurahan Damarsari, dan pengembangan jalan yang menghubungkan Jalan AMD-Jalan Bah Bolon, Jalan Kelapa Sawit dan melalui wilayah Kelurahan Bulian dan Kelurahan Pelita. Bila rencana pembangunan Kota Tebing Tinggi jangka menengah ini akan terlaksana, maka Kota Tebing Tinggi tidak hanya akan menjadi kota jasa dan industri, tetapi juga berpotensi menjadi kota wisata. Mengingat akan dibangun jalan bebas hambatan dari Tebing Tinggi menuju Parapat. Dengan adanya jalan ini, sebelum masyarakat mencapai Parapat bisa singgah ke Tebing Tinggi untuk menikmati objek pariwisata yang tersedia. Adapun kawasan wisata yang akan dikembangkan adalah wisata alam berupa pemanfaatan kawasan hutan kota di Kecamatan Padang Hilir dan wisata sungai berupa pemanfaatan aliran Sungai Padang. Wisata alam sungai ini akan sangat potensial bila dipergunanakan, mengingat dalam pembangunan jangka menengah, Kota Tebing Tinggi juga merencanakan normalisasi sungai untuk pengendalian banjir. Bakal dilakukan penggerukan sedimentasi pada aliran sungai dan penggerukan sedimentasi drainase pada kawasan rawan banjir. Selayaknya kota industri yang akan dihuni oleh tenaga kerja, tidak mengherankan bila Kota Tebing Tinggi akan menjadi kota pemukiman, dan dipastikan pembangunan di kota yang memiliki luas 3.844 hektare ini akan berbentuk vertikal atau ke atas. Ini seperti bangunan yang ada di Penang maupun di Singapura. Bahkan, dimungkinkan tidak akan ada daerah kumuh di sekitar kawasan ini.

96 Tahun Tebing Tinggi

56

akan melahirkan berbagai pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang selama ini tidak mendapatkan perhatian pemerintah kota Tebing Tinggi. Selain lemang, kuliner yang juga terkenal di Kota Tebing Tinggi adalah roti kacang. Tetapi, pada umumnya ma- Penjualan lemang di Jalan KY H Ahmad Dahlan (Tjong A Fie) syarakat mengetahui bahwa makanan ringan yang gurih ini berasal dari Serdang Bedagai. Karena penjualanan di daerah tetangga Tebing tersebut lebih banyak. “Di Sergai disediakan pasar untuk panganan lokal yang menjadi kawasan penjualanan oleh-oleh. Jangan heran, perkembangan ekonomi Sergai lebih maju bila dibandingkan dengan Tebing Tinggi, karena mereka memelihara pelaku UMKM,� ujar pengamat ekonomi dari Universitas HKBP Nommensen, Parulian Simanjuntak. Selain kuliner, sektor lain yang sangat menjanjikan adalah jasa. Apalagi, sejak dahulu Tebing Tinggi memang sudah mengandalkan sektor ini. Tetapi, untuk ke depannya, pelayanan jasa ini harus ditingkatkan. “Mungkin selama ini, jasa yang disediakan adalah hotel dan transportasi. Tetapi, ke depannya bukan hanya itu, melainkan juga wisata, dan hiburan,� lanjut Dekan Ekonomi Universitas HKBP Nommensen ini.

96 Tahun Tebing Tinggi

45


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Dijelaskan Parulian, bila Tebing Tinggi ingin mengambil pangsa pasar para pekerja di Sei Mangke, maka minimal fasilitas yang disediakan sekelas dengan Sei Mangke, dan bila memungkinkan di atas Sei Mangke. “Ingat, Sei Mangke itu kawasan ekonomi. Semua fasilitas dan infrastruktur ada di sana, mulai dari hotel, pasar, dan lainnya. Karena KEK itu akan memiliki otoritas sendiri,” jelasnya.

Kota Wisata Seperti dijelaskan di atas, posisi Kota Tebing Tinggi selayaknya ibukota negara bagian Perak Malaysia, Ipoh. Kota tua di Malaysia ini dikeliling oleh jalan bebas hambatan. Karena itu, untuk menghidupi kota ini, kebijakan pemerintah kota Malaysia membangun berbagai objek wisata, sehingga masyarakat tidak numpang lewat saja.

Kota TTransit ransit Posisi Kota Tebing Tinggi sebagai jalur lintas Sumatera juga tidak dapat dilupakan. Dalam pembangunan jangka menengah ini, direncanakan pembangunan untuk pengembangan jalan lingkar Utara-Barat dan lingkar luar Timur-Selatan untuk memfasilitasi pergerakkan regional dan antar Sumatera. Rencananya, akan dikembangkan jalan bebas hambatan (jalan tol) ruas Kota Medan-Kota Tebing Tinggi-Kota Siantar/Parapat-Kota Sibolga dengan trase jaringan jalan diarahkan mengikuti rencana jaringan jalan lingkar luar barat. Sedangkan untuk pembangunan jalan lingkar Timur akan dilaksanakan pengembangan jalan bebas hambatan ruas Kota Medan-Kota tebing Tinggi- Kota Kisaran. Jalur lingkar timur ini yang akan membuat Kota Tebing Tinggi lebih mudah untuk dijadikan sebagai kota transit maupun pusat pergudangan.

“Pemerintah Malaysia tidak hanya menitik beratkan pembangunan di satu sektor saja, yaitu Kuala Lumpur. Salah satu objek wisata yang terkenal di Ipoh adalah Lost Word. Dengan adanya wahana bermain kelas internasional ini, Ipoh berkembang pesat, berbagai proyek megah sudah hadir di kawasan ini,” ujar Bambang.

Pengembangan jalan juga akan dilakukan untuk menghubungan Kota Tebing Tinggi dan Kabupaten Serdang Bedagai. Pengembangan jalan lingkar luar Barat akan dibangun Jalan Gatot Subroto-Jalan AMD-Jalan Yos Sudarso, dan pengembangan jalan lingkar luar Timur meliputi ruas Jalan Yos Sudarso-Jalan Soekarno Hatta. Dan pembangunan di jalan lingkar luar tenggara yang akan menghubungkan Jalan Soekarno Hatta dengan Jalan Gatot Subroto melalui ruas Jalan Baja-Jalan Abdul Hamid-Jalan Gatot Subroto simpang Jalan AMD.

Bagi Kota Tebing Tinggi, memiliki kawasan wisata kelas internasional ini bukanlah hal yang mustahil. Karena Tebing memiliki pasar sendiri, yaitu

Sedangkan untuk pengembangan jalan dalam Kota Tebing Tinggi, akan disediakan akses jalan menuju pintu tol di wilayah Kota Tebing Tinggi yang direncanakan dibangun pada tiga jalan, yaitu Jalan Ir H Juanda, Jalan Soekarno Hatta, dan Jalan Gatot Subroto. Akan diadakan pembangunan jalan yang akan

Tebing Hotel/ ilustrasi

96 Tahun Tebing Tinggi

46

96 Tahun Tebing Tinggi

55


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Sedangkan untuk industri menengah, diharapkan mampu dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Tebing Tinggi. Dan pergudangan akan dimanfaatkan untuk menyimpan barang-barang industri yang akan menuju Kuala Tanjung, karena tidak dipungkiri posisi Kota Tebing Tinggi memungkinkan untuk menjadikan kota ini sebagai pusat pergudangan. “Dengan beroperasinya industri-industri ini jelas akan meningkatkan pendapatan daerah maupun ekonomi masyarakatnya,” lanjutnya. Sesuai dengan peraturan, kota industri juga wajib dilengkapi dengan RTH (Ruang Terbuka Hijau) minimal 30 persen dari seluruh jumlah luas sebuah daerah. Pembangunan jangka menengah Kota Tebing Tinggi juga sudah menyiapkan lahan untuk RTH ini. Rencananya, RTH ini akan dibangun seluas kurang lebih 696,3 Hektare atau 18,11 persen dari luas kota seluruhnya. RTH ini akan disediakan di berbagai kecamatan yang ada di Kota Tebing Tinggi, seperti Taman Kota di Kecamatan Tebing Tinggi, Kecamatan Rambutan, Kecamatan Bajenis, dan Kecamatan Padang Hilir seluas lebih kurang 123,5 hektare. Kemudian hutan kota di Kecamatan Padang Hilir seluas kurang lebih 297 hektare, RTH jalur hijau di Kecamatan Bajenis, Kecamatan Padang Hilir, Kecamatan Padang Hulu, Kecamatan Padang Hilir, Kecamatan Tebing Tinggi Kota, Kecamatan Rambutan, seluas kurang lebih 270,8 hektare. Dan RTH penyangga TPSP di Kecamatan Padang Hilir seluas 5 hektare. Dengan adanya RTH ini diharapkan polusi udara karena adanya berbagai industri yang ada di Kota Tebing Tinggi akan berkurang. Dengan kata lain tidak akan merusak lingkungan.

96 Tahun Tebing Tinggi

54

para pekerja di Sei Mangke dan daerah sekitarnya, dan tidak mustahil pasarnya hingga ke Medan, mengingat Medan tidak memiliki wahana bermain kelas internasional yang memadai. Seperti diketahui, pekerja di Sei Mangke ke depannya bukan hanya untuk warga lokal saja, tetapi juga kaum ekspatriat. “Sepengetahuan saya, ekspatriat yang bekerja dengan tingkatan manajer ke atas. Jelas mereka akan memilih hiburan yang sesuai dengan kelas mereka. Medan tidak ada, kalaupun ada terlalu jauh, dan Tebing Tinggi alternatif yang paling sangat memungkinkan,” tambah Bambang, Bukan hanya wahana bermain, keuntungan Kota Tebing Tinggi untuk menyediakan kawasan wisata karena kota ini memiliki bangunan tua yang memiliki nilai sejarah. Bila di manfaatkan dan dilestarikan jelas akan memberikan keuntungan. Mari kita contohkan di Ipoh. Kota ini memanfaat bangunan bersejarah Concubine Lane di Lorong Panglima, dikenal sebagai daerah lampu merah pada abad ke-19. Bangunan-bangunan dari zaman sebelum perang di wilayah ini terdiri dari campuran antara rumah hunian dan tempat-tempat usaha trendi. Salah satu kavling ditempati sebuah akademi DJ (pemutar musik). Di dekatnya terdapat Plan B, sebuah toko

Ilustrasi Arena Permainan.

96 Tahun Tebing Tinggi

47


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

makanan yang mengambil inspirasi dari New York. Di sebelahnya terdapat galeri kesenian dan sederetan kafe gaya Paris menarik bernama Burps ang Giggles. Pengunjung yang baru pertama kali datang ke tempat ini mengakui kemeriahan dunia hiburan di Ipoh. Kancah hiburan malam telah berkembang dari dua diskotik pada masa 1980-an menjadi tidak kurang dari 60 tempat minum dan bar yang menyenangkan, yang kebanyakan terpusat di sekitar daerah Ipoh Garden East. Untuk Tebing Tinggi sendiri, tidak terlalu dibutuhkan pembangunan mall atau pusat pembelanjaan yang modern. Karena kota ini tidak terlalu luas. Untuk hiburan, setidaknya Tebing Tinggi memiliki fasilitas yang lengkap. Seperti bioskop, pub, diskotik, dan lainnya. Tidak perlu terlalu besar atau modern, yang penting untuk langkah awal fasilitas hiburan harus lengkap.

Rest Area Dengan beroperasinya jalan bebas hambatan Medan-Tebing Tinggi yang saat ini dalam masa pembebasan lahan, jelas akan memberikan keuntungan yang sangat menggembirakan bagi Tebing Tinggi. Dengan jarak sekitar 80 km atau sekitar 2 jam dari Kota Medan, jelas para pengguna jalan membutuhkan istirahat. Dan Tebing bisa memanfaatkan rasa lelah para pengguna jalan ini dengan menyediakan rest area (area istirahat). Kalau di Malaysia, ada 2 jenis rest area yang disediakan, yang pertama setiap jarak 30 km disediakan rest area yang tidak terlalu

96 Tahun Tebing Tinggi

48

Kota TTebing ebing Tinggi Harus Berbenah Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Kota Tebing Tinggi akan menjadi kota transit yang sangat strategis. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumatera Utara, Riadil Akhir menyatakan, ke depan kota yang memiliki lima kecamatan ini akan dikembangkan menjadi kota jasa, perdagangan dan industri. Dimana, kota ini akan mengembangkan pusat kegiatan ekonomi baru yang berada di kawasan pinggiran kota. Dijelaskannya, ada tiga jenis perindustrian yang akan dibangun untuk menunjang pembangunan di Kota Tebing Tinggi. Yaitu kawasan industri besar, menengah, dan pergudangan. Untuk kawasan industri besar, di Kelurahan Satria Kecamatan Tebing Tinggi Kota dan Kelurahan Karya Jaya, Kecamatan Bajenis. Peruntukan industri menengah akan dibangun di Kawasan Berohol Kecamatan Bajenis, Kelurahan Tambangan Kecamatan Padan Hilir, sedangkan kawasan yang diperuntukkan untuk pergudangan akan dibangun di Kelurahan Berohol Kecamatan Bajenis, Kelurahan Lubuk Baru Kecamatan Padang Hulu, dan Kelurahan Damar Sari Kecamatan Padan Hilir. “Dan semua pembangunan ini masuk dalam perencanaan pembangunan jangka menengah atau 5 tahun,� jelasnya. Dengan berdirinya kawasan industri ini, diharapkan mampu menampung semua kegiatan ekonomi di kawasan sekitar Kota Tebing Tinggi, seperti Sei Mangke maupun kegiatan industri yang disekitarnya mengingat kota ini dikelilingi kebun kelapa sawit.

96 Tahun Tebing Tinggi

53


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

“Tidak cukup hanya dalam 1 masa kepemimpinan saja. Kebijakan yang berlaku harus berkelanjutan. Karena budaya kita, begitu ganti pemimpin berganti pula kebijakan yang berlaku,” ujarnya. Dijelaskannya, prospek pembangunan di tebing sangat besar, karena akan mendapatkan sisa dari ketidak sanggupan sei mangke. Walaupun sisa, bukan berarti tidak besar, sebaliknya sisa juga akan memberikan PAD yang sangat besar. “Sei Mangke itu sangat menjanjikan dengan potensi yang luar biasa. Kalau pembangunannya sesuai dengan yang sudah ditentukan, KEK Sei Mangke akan seperti Batam. bahkan, secara ekonomi, lebih tinggi penghasilan di Batam, bila dibandingkan dengan ibukota Kepulauan Riau, Tanjung Pinang,” ungkapnya. Menurutnya, Tebing bisa menyerupai Medan yang sudah stabil dalam perekonomiannya melalui pajak dan pembangunan. Tetapi, jelas tidak akan bisa mengalahkan Medan mengingat tebing tidak memiliki pelabuhan yang menjadi pintu masuk dalam perdagangan luar negeri. “Medan sudah stabil, walau tidak memiliki bandar udara lagi. Tetapi, ada pelabuhan kelas internasional walau fasilitas lokal. Belum lagi dengan berbagai kantor cabang yang dibuka di Medan, jelas itu membuat Medan menjadi lebih stabil,” tutupnya.

besar. Dan setiap jarak 60 km juga disediakan rest area yang lebih mewah dan nyaman. Di rest area ini, selain meyediakan makanan berat, seperti nasi lengkap dengan lauk pauknya, juga dapat disediakan berbagai makanan ringan, bahkan sangat memungkinkan menjual makanan khas atau hasil UMKM Tebing Tinggi, dan berbagai jenis minuman. Di tempat istirahat ini, akan sangat cepat peredaran uangnya. Diperkirakan, perorang yang singah di kawasan istirahat ini minimal akan mengeluarkan uang sebesar Rp50 ribu. Dengan ratarata kunjungan bisa mencapai lebih dari 100 orang pada hari biasa. Dan angka tersebut akan bertambah saat memasuki musim liburan. Karena jalur ini juga akan dilewati saat menuju kelas daerah pariwisata di Sumut, seperti Danau Toba. Belum lagi, saat masyarakat memutuskan untuk mengunjungi keluarganya di kampung. “Ingat, di Medan banyak orang perantauan. Ada yang berasal dari Taput, Tapsel, dan lainnya,” tambah Bambang.

Kota P endidik an Pendidik endidikan Berdirinya Sei Mangke juga mengambil peran untuk pengembangan pendidikan di Kota Tebing Tinggi. Mengingat, Kawasan Ekonomi Khusus yang berdiri di area seluas 2000,7 Hektare tersebut dapat menampung sebanyak 83.304 tenaga kerja, dimana 80 persennya adalah adalah tenaga kerja lokal, yang direkrut dari daerah yang berdekatan dengan Sei Mangke. Prospek ekonomi Sei Mangke ini akan menggerakkan masyarakat untuk memiliki pendidikan yang dibutuhkan oleh Sei Mangke. Sehingga, permintaan untuk adanya sekolah dengan mutu pendidikan yang baik akan terus berkembang di kota ini.

96 Tahun Tebing Tinggi

52

96 Tahun Tebing Tinggi

49


Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Salah Satu Sekolah di Tebing Tinggi

Menjawab Tantangan Menuju Kemandirian

Permintaan tersebut bukan hanya dari masyarakat yang ada di Tebing, tetapi juga kabupaten lain yang bersebelahan dengan Tebing Tinggi.

Untuk mutu pendidikan dengan infrastruktur yang lengkap, Tebing Tinggi lebih baik bila dibandingkan dengan Batubara, Serdang Bedagai, Deli Serdang, bahkan Asahan. Dan ini menjadi nilai lebih untuk Tebing Tinggi. Tingginya permintaan pendidikan di Tebing ini, bukan hanya karena masyarakat bukan hanya karena alasan mutu pendidikan, tetapi jarak dan biaya juga menjadi faktor penentu. Bila dibandingkan menimba ilmu di Medan, selain lebih jauh, biaya hidup juga akan lebih mahal di ibukota Sumatera Utara ini. Karena itu, bila ingin menghidupkan kota Tebing Tinggi, setidaknya pemerintah mulai memperhatikan mutu pendidikan di kota ini. Dan bila memungkinkan menyediakan sekolah dengan jurusan khusus untuk tekhnologi sawit. Setidaknya, perekonomian kota masih bisa bergerak dengan adanya kegiatan dari para mahasiswa yang ada menimba ilmu. Menjadikan kota wisata sekaligus kota pendidikan bukan mustahil, mengingat, Yogyakarta berhasil menjaga image ini.

96 Tahun Tebing Tinggi

50

Kota P emukiman Pemukiman Bila berhasil menjadikan kota pendidikan, tidak dipungkiri Tebing Tinggi akan menjadi kota pemukiman pada masa depan. Harga tanah akan lebih mahal dan tempat tinggal sejenis apartemen akan lebih ramai di kota ini. Prediksi ini akan terjadi mengingat mahasiswa yang menimba ilmu dari luar TeIlustrasi Pemukiman di Kota Tebing Tinggi. bing Tinggi dan para pekerja Sei Mangke yang tidak mendapatkan fasilitas di kawasan tersebut membutuhkan tempat tinggal, dan pilihan untuk tinggal tersebut adalah daerah yang terdekat dengan tempat kerja. Dan pilihannya pun jatuh pada kota Tebing Tinggi. Kejadian ini seperti yang terjadi di kawasan simpang kayu besar Deli Serdang. Kawasan yang terdekat dengan Bandara Internasional Kualanamu menjadi kawasan pemukiman, karena pekerja maskapai maupun yang bekerja di Angkasa Pura II Bandara memilih untuk tinggal di kawasan ini bila dibandingkan harus ke Medan, dengan alasan jarak yang cukup jauh. Sementara itu, Pegamat Ekonomi dari Universitas Negeri Medan, M Ishak menyatakan bahwa untuk menikmati dan menjadikan Tebing Tinggi dengan predikat berbagai kota tersebut bukanlah hal yang mudah. Untuk menjadikan image kota ini menjadi kota wisata, kota pendidikan, dan lainnya, harus dibutuhkan waktu bertahun-tahun.

96 Tahun Tebing Tinggi

51


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.