SENIMAN RABIUL AWAL

Page 1


SALAM Assalaamu’alaikum wabarakaatuh

REDAKSI Project Officer : Irpan

Konten : Yusuf Rendi Viraldi Tuti Restu

Kreatif : Qishti Ratna Sarah

warahmatullah

Alhamdulillah, kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT sehingga Buletin Rosil 2012 yang berjudul Seniman “Sepucuk Nilai Keimanan” dapat diterbitkan sebagai salah satu sarana dalam berdakwah terutama di lingkungan DTS. Kami yakin bahwa tugas ini adalah tugas yang sangat mulia di sisi Allah. Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Fushshilat ayat 33, “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah...?” Sebagai langkah awal, kami mengambil sebuah tema “ Amanah ini, akhirnya telah sampai kepada kami”. Semoga buletin ini membawa manfaat bagi kita semua. Wassalaamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh


TOKOH KITA Nabi Muhammad SAW (Bag. 1) Kejadian padamalam kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada malam kelahiran Nabi Muhammad SAW, Abdul Muthalib melihat sebuah sinar terang keluar dari punggungnya. Cahaya itu menyinari seluruh dunia hingga terang benderang. Begitu pula Aminah (Ibunda Beliau SAW), pernah bermimpi melihat cahaya keluar dari tubuhnya dan menyinari istana Kerajaan Syam.Selainitu, terjadi pula fenomena luar biasa seperti, langit yang indah diatas Kota Mekah, api sesembahan orang Majusi yang mendadak padam, dan rusaknyaIstana Kisra Unusyirwan. Seorang Yahudi ahli kitab di Yatsrib melihat sebuah bintang cemerlang yang tidak pernah terlihat sebelumnya. Orang Yahudi menceritakan bahwa munculnya bintang itu pertanda seorang nabi pasti telah lahir Abdul Muthalib menuturkan bahwa berhala yang ada di Ka'bah tiba-tiba terjatuh dalam keadaan bersujud saat kelahiran Muhammad. Ia juga menuturkan bahwa ia mendengar dinding Ka'bah berbicara, "Nabi yang dipilih telah lahir, yang akan menghancurkan orangorang kafir, dan membersihkan dariku dari beberapa patung berhala ini, kemudian memerintahkan untuknya kepada Zat Yang Merajai Seluruh Alam Ini.�

Bersambung‌.


AL QURAN— AL HADITS Islam, Rahmatan Lil ‘Alamin Islam adalah agama yang rahmatan lil ‘alamin, sebagaimana disebutkan oleh Allah di dalam firman-Nya, “Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia” (QS. AlAnbiya : 107) Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam diutus dengan membawa ajaran Islam, maka Islam adalah rahmatan lil’alamin, Islam adalah rahmat bagi seluruh manusia. Secara bahasa, rahmat artinya kelembutan yang berpadu dengan rasa iba. Atau dengan kata lain rahmat dapat diartikan dengan kasih sayang. Jadi, diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam –yang membawa ajaran Islam– adalah bentuk kasih sayang Allah kepada seluruh manusia. Ibnu Qayyim Al Jauziyyah mengatakan di dalam Tafsirnya bahwa terdapat dua penafsiran dari ayat tersebut: Alam semesta secara umum mendapat manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Islam adalah rahmat bagi setiap manusia, namun orang


yang beriman menerima rahmat ini dan mendapatkan manfaat di dunia dan di akhirat. Sedangkan orang kafir menolaknya. Sehingga bagi orang kafir, Islam tetap dikatakan rahmat bagi mereka, namun mereka enggan menerima. Sebagaimana jika dikatakan ‘Ini adalah obat bagi si fulan yang sakit’. Andaikan fulan tidak meminumnya, obat tersebut tetaplah dikatakan obat. Jadi, orang yang menerima rahmat ini –Islam– dan bersyukur atas nikmat ini akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Betapa agungnya maslahat Islam bagi seluruh umat manusia, yang telah memberi cahaya kepada manusia untuk keluar dari gelapnya kejahilan dan kesesatan. Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, yang dengan sebab rahmat-Nya tersebut kita dikumpulkan di dalam Jannah-Nya. Alhamdulillahiladzi bini’matihi tatimmush shalihat..


IBADAH Niat Sebagai Ruh Merupakan Inti dan Sendi Amal Fungsi niat dalam ibadah adalah sangatlah penting, karena itu setiap muslim harus senantiasa memperbaiki niat dalam ibadahnya, yaitu ikhlas untuk Allah semata. ‘Umar ibnul Khaththab ra. berkata: Aku mendengar Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya segala amalan itu tidak lain tergantung pada niat; dan sesungguhnya tiap-tiap orang tidak lain (akan memperoleh balasan dari) apa yang diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya menuju (keridhaan) Allah dan rasulNya, maka hijrahnya itu ke arah (keridhaan) Allah dan rasulNya. Barangsiapa hijrahnya karena (harta atau kemegahan) dunia yang dia harapkan, atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu ke arah yang ditujunya.”(HR. Bukhari) Dari hadits di atas kita pahami bahwasanya setiap orang akan memperoleh balasan dari amalan yang dilakukan sesuai dengan niatnya. Dalam hal ini Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah telah berkata: “Setiap amalan yang dilakukan seseorang baik berupa kebaikan ataupun kejelekan tergantung dengan niatnya. Apabila ia tujukan dengan perbuatan tersebut niatan atau maksud yang baik maka ia mendapatkan kebaikan, sebaliknya bila maksudnya jelek maka ia mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.”


Di sini kita bisa melihat arti pentingnya niat sebagai ruh amal, inti dan sendinya. Amal menjadi benar karena niat yang benar dan sebaliknya amal menjadi rusak karena niat yang rusak. Seorang hamba harus terus berupaya memperbaiki niat dan meluruskannya agar apa yang dia lakukan berbuah kebaikan. Dan memperbaiki niat ini perlu mujahadah (kesungguh-sungguhan dengan mencurahkan segala daya upaya). Karena sulitnya meluruskan niat ini sampaisampai Sufyan Ats-Tsauri t berkata: “Bagiku, tidak ada suatu perkara yang paling berat untuk aku obati daripada meluruskan niatku, karena niat pada diriku itu bisa berubah-ubah.” (Hilyatul Auliya, 7/5 dan 62) Dan niat itu harus ditujukan semata untuk Allah Subahanu Wata’ala, ikhlas karena mengharapkan wajah-Nya yang Mulia. Ibadah tanpa keikhlasan niat maka tertolak sebagaimana bila ibadah itu tidak mencocoki tuntunan Rasulullah saw. Allah Subahanu Wata’ala berfirman tentang ikhlas dalam ibadah ini, yang artinya: “Dan tidaklah mereka diperintah kecuali untuk beribadah kepada Allah dalam keadaan mengikhlaskan agama bagiNya.” (Al-Bayyinah: 5)

*Sumber : Al-Ustadz Abu Ishaq Muslim


ROSIL 2012 Yang Baru Yang Segar Yang Islami Beberapa waktu lalu, kepengurusan ROSIL 2011 resmi ditutup dan diserahkan kepada angkatan baru 2011, untuk mengemban amanah meneruskan dakwah dan menciptakan suasana islami di kalangan DTS. Jabatan ketua ROSIL 2012 diamanahkan kepada Hanindito Andika dan sebagai wakilnya adalah Wina Asterina.

Visi Rosil 2012 yaitu terwujudnya ROSIL 2012 yang dekat, peduli dan kreatif. Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi ROSIL 2012 yaitu : 1. Bersama membangun warga muslim DTS kepada Allah

yg dekat

2. Mengadakan kegiatan yang bermanfaat sebagai wujud kepedulian kepadawarga muslim DTS 3. Meningkatkan minat warga muslim DTS dengan mengadakan kegiatan kegiatan yang kreatif.

Sebagai sarana untuk menunjang misi-misi tersebut, maka ROSIL 2012 merencanakan beberapa program kerja yang


insyaallah akan dilaksanakan dengan baik dan lancar.

PROKER ROSIL 2012 1. Tafakur Alam 2. PENSIL 2012 3. Launching Rosil 4. SMS Syiar 5. SENIMAN 6. SIPITOR 7. KAMUS 8. MaKaRoNi 9. Mediatron


Meet ROSIL 2012 Family Ada siapa aja sih di kepengurusan ROSIL 2012 kali ini? Kenalan yuk! Sebagai ketua Rosil ada Andi dan teh Wina yang mengkoordinasi para akhwat. Selain itu terdapat beberapa bidang diantaranya:

Sekum ada Mamen, Afrizal, Daus, Junaidi, Annisa, , Daus, Junet, Feby, Ani, Icha Beri, Rosi, Tasya

Bendum ada Ardan, Afdol, Dimul, Mirza, Fathima, Aulia, Tyas, Putri, Ratih, Alfi, Sundari

PSDM ada Harridi, Rifki, Marset, Lanang, Zuri, Andini, Azzah, Ola, Lady, Uci, Dewi, Nurul, Descil

Syiar ada Odi, Ucup, Viraldy, Rendy, Irpan, Restu, Yandri, Fitri, Dhia, Samantha, Tuti, Puri, Lala

Humas ada Gebe, Bani, Omi, Gilang, Ruli, Dewi Septanty, Diza, Indah, Sarah, Rima, Sepinia, isa

Kreamus ada Aziz, eky, , Fitrah, Ipang, Mamay, Rayhan, Putra, Indra, Meutiara, Ratna, Chica, Nesti, Mitria, Tary, Fuji

Penasaran dengan rupa mereka? Jangan lupa hadiri Launching Rosil 2012 pada tanggal 9 Maret 2012 di K 301 !


J-KO DAY (JILBAB KOKO DAY) Create your great sense of moeslem By wear your best moeslem outfit on Friday


AL-MASA’IL Bid’ah, Disangka Air Ternyata Api Suatu ketika, Abdullah bin Umar yang dikenal sebagai aktsaru iqtida’an lirasuulillah (sahabat yang paling banyak meneladani Rasulullah) mendengar orang yang bersin sembari membaca, “Alhamdulillah, washshalaatu wassalaamu ‘ala rasuulillah.” Seketika itu, beliau menegurnya dan berkata, “Tidak demikian yang diajarkan oleh Rasulullah! Beliau hanya bersabda, ‘Barangsiapa yang bersin di antara kalian, maka hendaknya memuji Allah (membaca hamdalah),’ Beliau tidak mengatakan, ‘Dan hendaknya bershalawat atas Rasulullah!’ ” Begitulah kepekaan beliau terhadap bid’ah yang diadaadakan, meskipun orang menganggapnya baik. Pelaku bid’ah seperti orang yang mengumpulkan barang-barang untuk perbekalan safar jarak jauh. Tapi, ternyata bekal yang ia bawa tak berguna apa-apa, disamping hanya menambah beban perjalanan. Imam Asy-Syathibi dalam kitabnya, Al-I’tisham, menjelaskan definisi bid’ah, yakni suatu istilah untuk suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat yang menyerupai syari’at, yang dimaksudkan ketika menempuhnya adalah untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.


Bid’ah adalah fatamorgana bagi para pelakunya. Disangkanya air yang bisa mengakhiri derita dahaga, ternyata panas api yang akan menambah penderitaannya. Nabi memberikan keterangan bahwa amal yang tidak mengikuti sunnahnya akan tertolak, “Barangsiapa yang beramal dengan suatu amalan yang tidak ada perintah (contoh)nya dari kami maka tertolak.” (HR Muslim) Selain itu bid’ah juga terbilang sebagai kesesatan yang berpotensi memasukkan seseorang ke neraka. “Dan sejelek-jelek urusan adalah yang muhdats (yang baru) dan setiap yang muhdats itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.” (HR Nasa’i) Pelaku bid’ah, bukan saja tidak sadar bahwa yang dia lakukan mengandung dosa, bahkan persangkaannya adalah mendatangkan pahala. Maka sulit diharapkan taubatnya. Inilah orang yang tertipu oleh fatamorgana bid’ah. Maka, waspadalah!


RUMUS Kebanyakan Penghuni Neraka adalah Wanita Diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid, dia berkata : Rasulullah SAW bersabda :“Aku berdiri di pintu surga (ternyata) kebanyakkan orang yang masuk ke dalamnya adalah orang-orang lemah, sedangkan orang-orang yang kemuliaan (yaitu : orang berharta, orang yang mempunyai kedudukan dan kebahagiaan materil) tertahan (dari masuk surga), tetapi penduduk neraka diperintahkan untuk masuk neraka. Aku berdiri di pintu neraka, ternyata kebanyakkan yang masuk ke dalamnya adalah para wanita (HR Imam Bukhari dan Muslim) Sungguh Allah telah menampakkan kepada Nabi Muhammad tentang Surga dan Neraka pada malam Isra Mi’raj, ketika itu beliau melihat-lihat kedalam surga, ternyata penghuninya adalah orang-orang yang fakir. Beliau juga melihat-lihat ke dalam neraka ternyata kebanyakkan penghuninya adalah para wanita. Sekarang yang kita tanyakan seperti apakah para wanita yang telah dijelaskan oleh beliau pada masa beliau ? Ketahuilah, Wanita muslimah, merekalah yang telah mengadakan adanya pilihan lain untuk urusannya,padahal Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, tapi bagi mereka ada pilihan lain agar sesuai dengan hatinya atau ikut-ikutan dengan orang-orang disekitarnya.


Padahal Allah Ta’ala mengatakan dalam firman-Nya : “Dan tidaklah (patut) bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sesungguhnya ia telah tersesat, sesat yang nyata.”(Surat Al-Ahzab (33) ayat 36). Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Ada dua kelompok penghuni neraka yang belum pernah aku lihat sebelumnya,yaitu kaum yang memegang cambuk seperti ekor sapi lalu mencambukkannya ke tubuh manusia. kemudian sekelompok wanita yang mengenakan pakaian namun layaknya telanjang. Condong dan berjalan melenggak-lenggok dan kepalanya bergoyang seperti punuk unta yang bergoyang. Mereka tidak akan masuk surga,bahkan tidak dapat mencium aromanya, padahal aroma surga dapat tercium dalam jarak perjalanan segini dan segitu.” Sekelompok wanita yang mengenakan pakaian namun layak telanjang maksudnya dilihat dari segi baju mereka berpakaian, sedangkan dilihat dari segi agama mereka telanjang, karena mereka terbuka dan menampakkan lekuk-lekuk bentuk tubuh mereka dan sebagian kecantikannya.


Janganlah ingin seperti orang lain, kecuali seperti dua orang ini. Pertama orang yang diberi Allah kekayaan berlimpah dan ia membelanjakannya secara benar, kedua orang yang diberi Allah al-Hikmah dan ia berprilaku sesuai dengannya dan mengajarkannya kepada orang lain (HR Bukhari)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.