Chairil Candra I's Arch Portofolio

Page 1


Saya adalah seorang Sarjana Arsitektur yang telah lulus pada tahun 2024 dan pernah bekerja sebagai asisten drafter pada proyek fakultas untuk pengembangan kampung nelayan sebagai kampung wisata di daerah Berbas Pantai, Bontang Selatan serta sedang memfokuskan diri untuk mendapatkan pengalaman pekerjaan yang terkoneksi dengan displin ilmu yang dimiliki sertadapatbekerjadaamtimyangberpikirsecaralogisdankonstruktif.

Pendidikan

Sarjana

Arsitektur | Universitas Gadjah Mada | 2018-2024

Sekolah Menengah Atas

SMA Muhammadiyah Bumiayu | 2015-2018

Pengalaman

Asisten Proyek

Proyek Pengembangan Kawasan Kampung Nelayan di Berbas Pantai, Bontang Selatan | 2022-2023

• Bekerjaselama6bulanbertugasmembuatdraftrancanganrumahmodularberdasarkaninstruksidariarsitek.

• Berkoordinasidengansebagiansub-timyangbekerjadibidanglainsepertigeologi,strukturdankeuangan

Kerja Praktek

Krea Architects | 2022

• Merupakan mata kuliah yang mewajibkan mahasiswa untuk belajar terkait dunia kerja arsitektur dalam rentang minimal 2 bulandibawaharahanarsitekprofesional.

• Mengerjakanproyekdanmembantutimarsitekdalammengerjakanbagian-bagianberskalakecil.

Co-Curricular

Koordinator Sub-Divisi Keilmuan dan Keagamaan Keluarga Mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Gadjah Mada | 2019

• Bertugas untuk mengembangkan anggota internal mahasiswa teknik arsitektur Universitas Gadjah Mada dalam segi keilmuandankeagamaanmelaluiprogramkerjayangdiinisiasikan.

Skills

• AutoCAD

• SketchUp

• CorelDRAW

candaever891@gmail.com

@candra.panggilannya linkedin.com/in/candra-ilmawan

• AdobePhotoshop

• TwinmotionRender

KATEGORI

TIPOLOGI

LOKASI

TAHUN

RUANGKOTA-PASAR

BUMIAYU,BREBES,JAWATENGAH

2023

Peranan ruang pasar pada suatu kawasan kota sangatlah vital bagi masyarakat. Oleh karena itu pasar sebagai sarana dan ruang berinteraksi antara pedagang dan penjual harus diwujudkan sebagai suatu ruang nyaman bagi semua pihak yang menggunakan pasar tersebut terlepas hanya dari pedagang dan pembeli juga, namun bagi pengelola serta pengunjung yang hanya berniat jalan-jalan, dan lain-lain. Meninjau dari peran pasar sebagai sebuah ruang publik, pasar mewadahi 2 pihak utama yaitu pedagang dan pembeli dalam kebutuhan yang bersifiat mutualisme atau saling menguntungkan. Pembeli membeli barang sebagaikebutuhansehari-haridanpedagangyangmenyediakankebutuhantersebut.

Peranan pasar pada suatu ruang kawasan biasanya terletak pada 3 aspek yang diantaranya: ekonomi, sosial-budaya dan arsitektur. Dalam aspek ekonomi, kebutuhan konsumen dipenuhi oleh adanya produsen yang menjual komoditas yang dibutuhkan dan konsumen yang memenuhi kebutuhan produsen dengan transaksi jual beli yang terjadi, yang kemudian nantinya saling memenuhi kebutuhan satu sama lain secara terus menerus. Dalam aspek sosial budaya, konsep pasar tradisional telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat untuk bertemu, mencari kebutuhan dalam 1 tempat, berbincang dengnan pedagang dan lain sebagainya. Dalam aspek arsitektur, keberadaan pasar selain menjadi wadah juga dapat menjadi gambaran atau citra masyarakat dalam presentasi citra kawasan, higienitas, tata letak,danlain-lain.

Akan tetapi apa halnya pasar jika stigma terhadap pasar tradisional yang dikenal panas dan kumuh yang menjadikan pasar kurang nyaman serta kemacetan yang disebabkan tidak kondusifnya lingkungan pasar yang disebabkan alur datang dan perginya barang dagangan danangkutanumumyangmangkaldisekitarpasarmasihsangatmelekat.

9500 m2 Area

75% KDB

KLB

Tidak diatur dalam regulasi

Pasar Induk Bumiayu terletak di kota Bumiayu, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Pasar Induk

Bumiayu merupakan pasar 2 lantai yang berada di tengah kota dengan tinggi kepadatan bangunan dan telah menjadi titik gerak ekonomi daerah untuk waktu yang lama. Minimnya maintenance dan sulitnya

mengkontrol jumlah pedagang yang besar menjadi salah satu faktor yang menjadikan pasar tersebut terkesan kumuh dan padatnya lantai dasar pasar dengan kondisi eksisting yang terdiri dari 2 bagian

bangunan (utara dan selatan) dengan total 198 kios, 694 los dan 140 pedagang pelataran. Pasar Induk

Bumiayuberadapadakontekskawasanyangdibatasioleh:

Ÿ Barat:Kawasanpermukiman

Ÿ Timur:Kawasanmix-used(rukodanataupermukiman-komersial)

Ÿ Utara:Kawasanmix-used(rukodanataupermukiman-komersial)

Ÿ Selatan:SungaiKaliKeruh

VIEW TIMUR TAPAK
VIEW UTARA TAPAK
VIEW BARAT TAPAK
POTRET KAWASAN

Identifikasi permasalahan menjadi langkah awal dalam proses perancangan yang bertujuan untuk menentukan strategi penyelesaian berdasarkan permasalahan yang ditemukan di lapangan. Pasar tradisional disandingkan dengan kesan kumuh, kotor, panas dan lembab, tidak tertata, dan lain sebagainya. Meski demikian, mayoritas masyarakat di kawasan Bumiayu dan sekitarnya tetap menjadikan pasar induk Bumiayu sebagai pemenuhan kebutuhan mereka untuk melakukan aktivitas jual-beli meski keadaannya kurang nyaman dengan alasan yang sangat mendasar seperti “pasar bumiayu telah menjadi ruang interaksi jual-beli selama bertahun-tahun”. Kebutuhan akan ruang pasar yang lebih baik darisegihigienitas,tataruang,aksesibilitasdaninklusivitasmenjadisebuahtuntutanagarbisaterciptaruangkotasepertipasarsebagairuangjual-beliyangbaik. Olehkarenaitu,timbulbeberapapertanyaanmendasaryangterbentuk,diantaranya:

Ÿ Bagaimana desain dapat membentuk potensi baru dalam bidang 'urban-economy' dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta membentuk ketertarikan masyarakat padafungsipasaryanglebihbaik?

Ÿ Bagaimanafungsiruangpasarsebagaisalahsatutipologiruangkotadapatmenjadititikaktivitasjual-beliyangkontekstual?

Ÿ BagaimanadesaindapatmenatakembaliPasarIndukBumiayuyangmampumewadahikebutuhanpenggunaterutamapadakontekssosialekonomidanbudaya?

Ÿ Bagaimanadesaindapatmeresponkecenderunganuser(penjualdanpembeli)yangengganuntukmenggunakanlevelatasbangunan?

PANAS

KUMUH

KEMACETAN

Ÿ Konteks kawasan dengan densitas bangunan yang tinggi.

Ÿ Desain bangunan yang tidak mendukung kenyamanan pengguna.

EFISIENSI

Ÿ Tipologi pengguna dalam menggunakan ruang pasar.

Ÿ Tingkat maintenance yang rendah.

Ÿ Kawasan pasar yang menjadi titik simpul transportasi.

Ÿ Dimensi ruang jalan yang kurang mendukung fungsi sirkulasi kendaraan yang baik.

Ÿ Kurangnya kerja sama antara pengelola dan pedagang dalam penertiban area kawasan pasar.

Ÿ Ruang dagang yang membengkak karena jumlah pedagang pada lantai dasar pasar.

Ÿ Kecenderungan pengguna yang mendominasi ruang lantai dasar pasar.

AKSESIBILITAS

Ÿ Pertimbangan dalam perencanaan fungsi pasar yang lebih universal. PERMASALAH

Ÿ Faktor visibilitas ruang pasar yang cenderung lebih accesible pada lantai dasar.

Ÿ Kota tidak memiliki fungsi ruang yang ditujukan sebagai ruang bernapas kota.

Ÿ Potret eksisting pasar telah menyatu dalam legibilitas ruang kawasan pasar.

Ÿ Komponen dominan pada kawasan yang telah menjadi titik sirkulasi yang buruk selama bertahun-tahun.

Ÿ Perlu adanya desain ruang kawasan yang dapat menunjang sistem sirkulasi lalu-lintas yang baik.

Ÿ TITIK SIMPUL TRANSPORTASI Ÿ INSTITUSI PENDIDIKAN Ÿ FASILITAS KESEHATAN

Titik simpul transportasi ditunjukan dalam titik-titik pada gambar di atas. Termasuk pada kawasan pasar induk Bumiayu sendiri yang menjadi titik simpul transportasi bagi angkutanumum,ojek,danmini-bus.

Jumlah institusi pendidikan di sekitar pasar Induk Bumiayu mempengaruhi angka keramaian pada kawasan pasar karena fungsinya sebagai terminal bayangan, jumlah tersebut meningkat seiring jumlah pelajar yang bergantung pada angkutan umumsebagaitransportasiutama.

Titik fasilitas kesehatan yang terletak pada kawasan sekitar tapak, memungkinkan meminimalisir waktu yang harus di tempuh menujukefasilitaskesehatan.

Terdapat beberapa pasar yang berskala lebih kecil tersebar dalam radius 1 km, tetapi pasar induk Bumiayu tetap menjadi primadona masyarakat untuk mencari komoditas yang dibutuhkan karena skala dan jumlah pedagang yang lebih banyak danvariatif.

Ÿ GERAK SEMU MATAHARI

Bentuk tapak yang menyerupai persegi dan akses dari 3 sisi mengharuskan suatu ruang pasar sebagai ruang publik mencapai tingkat pencahayaan yang baik untuk beraktivitas

Ÿ ANGIN

Dominan datang dari selatan yang dalam konteksnya site berada di utara sungai, dan aliran udara tidak terhalangi oleh adanya bangunan-bangunandisekitarnya.

Ÿ GANGGUAN PENCIUMAN (BAU)

Dominan datang dari fungsi pasar dan juga datang dari area bantaran sungai yang menjadi tempat membuang sampah bagi sebagian pedagang dan penduduk setempat.

Ÿ GANGGUAN AUDIO (BISING)

Dominan datang dari fungsi pasar dan kepadatan lalu lintas yang terdapat pada areasekitarkawasan.

Ÿ KAWASAN PASAR DI KOTA BUMIAYU

Masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah merupakan pengguna mayoritas dari Pasar Induk Bumiayu. Bentuk arsitektur yang tidak diselaraskan dengan konteks lingkungan pasar tersebut dapat mengimplikasi pada ‘intimidasi’ dan pembentukan sugesti yang bersifat negatif pada pengguna pasar, pada contohnya bangunan pasar tradisional yang didesain secara megah dan multi-level dengan mencoba memaksimalkan fungsi pasar sebagai ruang publik kota yang multi-purpose justru akan mengurangi nilai sosial dan informalitas ruang pasar tradisional yang memiliki kesan ramah rakyat kecil serta eksklusivitas ruang yang berfungsi sebagai tempat jual-beli yang kemudian memberi rasa enggan pada pengguna pasar dan masyarakat pada konteks kawasanpasartersebutdenganbentuknyayangkontras.

Pasar Induk Bumiayu terdiri dari 2 massa dengan 2 lantai bangunan, akan tetapi kondisi lantai 2 yang kosong pedagang yang disebabkan oleh keengganan user untuk naik ke lantai 2 berimbas pada tidak adanya pedagang yang menempati ruang dagang di lantaitersebut,menjadikan terbentuknyaaspeknegatifyangdimilikipasar.

Desain ruang kota yang ‘humanis’ dan ‘ramah’ terhadap penggunanya dapat menjadi kunci desain yang dapat menjaga nilai sosial dan informalitas yang dimiliki suatu pasar. Selain itu desain ruang yang dapat mewadahi terjadinya interaksi sosial, petukaran kebudayaan, kegiatan ekonomi, dan men-engage terbentuknya citra lebih baik dari sebuah pasar dalam skala mikro, dan citra kota dalam skala meso, dan diharapkan menaikantarafhidupmasyarakatdalamskalamakro.

Eksisting pasar induk Bumiayu memiliki GSJ senilai 0 meter dari jalan, berakibat pada ruang parkir yang bertempat di punggung jalan dengan trotoar sebagai segmen pemisah antara pasar dan jalan. Format kawasan seperti ini menambah keruh kemacetan kawasan karena alur keluar-masuk kendaraan dari zona parkir, drop-off dan pick-up, serta akses jalan yang dibantu padat dengan adanya angkutan umum yang mangkal di sekitar kawasan pasar, berakibat pada rasa tidak aman dan ternaungi pada pengguna jalan karena tidak adanya barrier dan elemen penaung seperti pohon. Selain itu karena adanya keramaian ini juga dapat memunculkan potensi kriminal seperti aksi copet.

Selain itu pada aspek security, pasar induk Bumiayu tidak ada aktivitas saat malam hari dan tempat dimana tidak adanya aktivitas dan sepi menjadi salah satu potensi terjadinya kriminalitas atau tindakan yang tidak seharusnya dilakukan di ruang umum seperti copet, minum miras, atau bahkan tindakan asusila. Faktor pencahayaan dan aspek eyes on-street menjadi faktor yang sangat penting untuk menghindari titik buta tindakan kriminal dan sebagainya. Membuat bukaan pada semua sisi bangunan serta open-layout tanpa sekat memberikan visibilitas tinggi pada bagian dalam bangunan ke semuaarahdenganmengakibatkanbanyakpasangmataberperandalamsecurity.

Desain yang bersifat human-centered dengan menyesuaikan sesuai apa yang dibutuhkan oleh pasar dan pengguna pasar itu sendiri, mencakup pada aspek human scale, aksesibilitas, visibilitas, dan mendorongterjadinyainteraksisosialdidalamnya.

Desain yang ikut dalam menciptakan konteks urban dan berkontribusi

dalam keterbentukan citra kota dan kawasan sebagai pasar rakyat

secaraharfiah .

KDB 66% setelah dikenai regulasi daerah setempat

Melakukan zonasi yang didasarkan pada jenis ruang dagangnya, dengan layout radial dengan kios sebagai perimeter terluar dan tlasaran sebagai titik pusat, dan area los diantara kios dan tlasaran

Massa dengan KDB 66% setelah dinaikan pada level yang humanis

Melakukan zonasi yang didasarkan pada fungsi nya sebagai: ruang dagang; dan servis

Mudah untuk dimengerti dan dipahami bagi user, tidak menjadi satu bangunan yang terlalu kontras dengan nilai lokalitas dan komunitas yangada.

Mampu menunjang apa yang dibutuhkan oleh user dalam menggunakan ruang dan fasilitas yang ada seperti dalam aspek aksesibilitasdan

Massa dipecah menjadi 2 lajur dengan gap di tengah, menciptakan ruang bernafas antar bangunan

Zonasi diterapkan sebagai massa 2 lantai dengan layout tipikal.

Massa kembali dipecah ke skala yang lebih kecil, Memberi akses bagi aspek biotik dan abiotik bersirkulasi

Finalisasi bentuk desain dengan zonasi yang diterapkan dengan adisi lantai eksklusif bagi pengurus pasar dan aplikasi atap kontemporer.

Ÿ RuangStaff

Ÿ RuangKepala

Ÿ RuangSerbaguna

Ÿ RuangUtilitas

Ÿ Pantry

Ÿ Mushola

Ÿ Gudang

Ÿ RuangShaftSampah

Ÿ Toilet

PENUNJANG

Ÿ AreaDagang

Ÿ Gudang

Ÿ ZonaDaging

Ÿ RuangPotongUnggas

Ÿ RuangDisinfektan

Ÿ RuangShaftSampah

Ÿ Toilet

Ÿ AreaDagang

Ÿ AreaTlasaran

Ÿ KlinikKesehatan

Ÿ RuangLaktasi

Ÿ LoadingArea

Ÿ RuangPompa

Ÿ IPAL

Ÿ RuangGenset

Ÿ RuangPanel

Ÿ TPS

Ÿ ParkirKendaraan

Ÿ Toilet

Keringgian Bangunan

Pedagang Pelataran

Gubahan massa passar yang terbagi menjadi beberapa massa kecil, berorientasi pada plaza tlasaran yang berada di tengah pasar. Plaza juga berperan sebagai atrium untuk menopang penghawaan udara dari fungsi ruang dan jumlah pengguna pasar yang besar. Selain itu, penempatan kioskios sebagai perimeter terluar dari ruang pasar ditujukan agar bagian dalam dari setiap massa yang digunakan sebagai area dagang berupa los-los mendapat visual yang luas ke arah plaza dan juga sebaliknya, sehingga pengguna pasar juga dapat mengolah informasi visual sekaligus saat mengitaripasar.

Sebagai attractor point (poin attraktif) untuk mengakses lantai atas, penggunaan ramp yang diintegrasikan dengan platform (panggung) untuk pedagang tlasaran berjualan di sepanjang ramp dapat menjadi solusi menarik pembeli atau pengguna pasar untuk menghidupkan lantai atas agar para pedagang tidak terfokus berdagang di lantai dasar dan mengakibatkan meluapnya jumlah pedagang pasar di lantai bawah yang berlanjut pada membatasi akses sirkulasi bagi pengguna pasar karena adanya pedagang yangberjualandikoridorataupunsepanjangaksessirkulasipenggunapasar.

Secara garis besar, organisasi ruang pasar dilakukan dengan menempatkan fungsi ruang pasar pada lantai dasar hingga lantai 2 dan area pelaksana tugas pasar di lantai 3. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengguna pasar aspek keterjangkauan terhadap tujuan utama mereka datang ke pasar dan kemudian memberikan akses privat bagi petugas pasar di lantai teratas,daniniadalahsatuhalyangmembuatpasartersebuthumanis.

Penghawaan pasif ditunjang dengan sisi bangunan yang dibuat tanpa sekat atau dinding, sehingga bagian dalam bangunan dapat mensirkulasi udara secara langsung ke luar bangunan dan sebaliknya. Void antar lantai membuka akses sirkulasi udara naik menuju ceiling yang tinggi dan keluar melalui elemen roster di sisi atap seperti yang terjadi pada diagram berikut, kemudianterjadilahprinsipcross-ventilation.

Skylight meneruskan cahaya matahari untuk masuk ke dalam bangunan dan melewati void antar lantai menuju lantai dasar. Pemilihan warna terang sebagai warna penyelubung bangunan juga dapat memaksimalisasi proyeksi cahayayangmasukkedalambangunan.

passive lighting.
passive cooling.
mass orientation.

Akses masuk utama pasar terletak pada semua sisi pasar yang semuanya akan diarahkan menuju area atau plaza tlasaran di tengah pasar yang dimaksudkan

pengguna dari plaza pasar menuju ke semua bagian pasar dan mengengage/menarik pengguna untuk menggunakan ramp plaza dan m

mewujudkan pasar yang hidup disemuatitiknya.

Di sisi lain untuk pengguna kendaraan dapat mengakses semua sisi pasar dan disediakan area parkir di setiap sisinya. Parkir r

langsung mengakses jalan raya (sisi utara dan timur tapak) karena p

kebutuhan ruang yang besar dari pasaritusendiripadatapak.

=Aksespejalankaki

=Akseskendaraan

=ParkirKendaraan

Zonasi pasar pada dasarnya dibagi menjadi 4 bagian yang menjadi setiap massa penyusun pasar. Dengan kata lain, setiap massa-massa bangunan pasar akan berperan menjadi pasar itu sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh efisiensi dan kemudahan aksesibilitas pengguna pasar dalam mencari komoditas yang dibutuhkan dan ditunjang denganaksesparkirkendaraandisekitartiapmassanya.

Kios-kios yang menjadi perimeter terluar fungsi ruang pasar diperuntukan bagi para pedagang yang menjual jasa seperti penjahit, alat haji dan komoditas yang umumnya berjumlah besar atau memiliki bobot yang berat per-komoditasnya seperti sembako, kelontong, dan tekstil. Kemudian fungsi los didistribusikan pada beragam jenis komoditas seperti sayur-mayur, empon-empon atau rempah-rempah, buah-buahan, makanan dan jajanan. Dengan pengecualian pada zona basah daging (ayam, sapi, kambing ataupun ikan) yang diisolir untuk mencegah kontaminasi bau ke seluruh pasar dan untuk mempermudahlajurpembuanganlimbahpotonghewanlangsungmenujuIPAL.

Area tlasaran akan terfokus hanya untuk pedagang tlasaran dan berperan sebagai plaza sekaligus pusat pasar, pusat sirkulasi dan aktivitas pengguna pasar dengan visualisasi seperti menggelar para pedagang tlasaran di seluruh area plaza hingga di sepanjangrampplaza.

Kawasan pasar induk Bumiayu merupakan kawasan yang padat keramaian mulai dari waktu subuh hingga menjelang malam hari. Akan tetapi, setelah terbenamnya matahari, kawasan akan menjadi lebih sepi terutama di dalam pasar itu sendiri. Hal ini menjadi perhatian dalam aspek safetydansecurity.

Menghidupkan kawasan hingga malam hari menjadi target yang harus dicapai. Mengoptimalkan penerangan jalan dan kawasan dan memaksimalkan potensi aksi dari “eyes of surveillance” atau “eyes on street” pada ruang kawasan adalah satu penyelesaian yang dapat dilakukan. Termasuk dalam bentuk ruang kota berupa pasar, dengan menghidupkan pasar hingga malam hari, seperti dengan mengizinkan

pedagang untuk berjualan di malam hari, atau dengan membuka jam khusus di area pasar seperti menjadikannya ruang kuliner malam hari, yang bertimbal balik pada ruang pasar yang ikut andil dalam menurunkan potensikejahatanyangseringterjadidimalamhari.

Menghidupkan pasar hingga malam hari juga membuka peluang bagi para pelaku usaha untuk menggerakan roda ekonomi daerah dan meningkatkan taraf hidup masyarakat dalam segi ekonomi. Menciptakan lingkungan yang hidup dengan menggaet para pelaku usaha seperti

UMKM dari bidang makanan atau membentuk pasar malam secara reguleratauperiodikal.

KATEGORI

TIPOLOGI

LOKASI

TAHUN

STUDIOTEMATIK

RUANGKAWASAN

YOGYAKARTA

2022

Yogyakarta ditata berdasarkan filosofi yang disimbolkan pada gunung Merapi hingga laut selatan yang melambangkan keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, sesama manusia dan alam. Gunung Merapi menggambarkan ketenangan; Tugu, Kraton hingga Panggung Krapyak menggambarkan tempat beraktifitas manusia; dan laut sebagai tempat pembuangan akhir dari segala sisa di bumi. Penciptaan poros imajiner yg melambangkan keseimbangan hubungan manusia dan alam dengan kelima unsurnya, yakni api (dahana - Gunung Merapi), tanah (bantalabumi Ngayogyakarta), air (tirta - Laut Selatan), angin (maruta) dan akasa (ether) disimbolkan dari Panggung KrapyakhinggaKraton.

‘Nokturnal’ merupakan kondisi kehidupan yang aktif pada malam hari. Dengan kehidupan 24 jam di era g l o b a l i s a s i , t e

menyeimbangkan aktivitas siang hari dengan kehidupan malam di perkotaan. Dengan aktivitas malam hari dan waktu produktif masyarakat yang lebih fleksibel menjadi suatu peluang dalam rancang kota untuk mendefinisikan urban experience yang berbeda pada after-dark time. Selain itu akan dapat berkontribusi pada peningkatan ekonomi, kesehatan masyarakat serta keamanan ruang publik.

Kawasan koridor Plengkung Gading – Panggung

Krapyak. Sebagai bagian dari sumbu filosofis kota

Yogyakarta, penggal jalan ini tidak sehidup penggal jalan di bagian utara sumbu filosofis, lebih didominasi oleh fungsi hunian dan komersial skala kecil, meskipun memiliki

Panggung Krapyak di sisi selatan dan Plengkung Gading di sisi Utara sebagai Historical Landmark dan vista. Aktivitas pada koridor ini cenderung sepi di malam hari, cukup kontrasdengankoridorTugu–Malioboro.

Konsep Nocturnal City dan Ruang Urban Multifungsi diterapkan dengan tujuan untuk menghidupkan kawasan inidalamkurunwaktu24/7.

Memanfaatkan potensi sebagai suatu kawasan yang menekankan kebudayaan, Binar, diartikan sebagai suatu efek dari suatu hal yang bersinar-sinar dan merepresantasikan visi revitalisasi yang mengangkat satu citra kawasan.

Ÿ Harmoni antara keberagaman fungsi bangunan seperti hunian, komersial,pendidikan,fasilitaspemerintahan,danlain-lain.

Ÿ Pengembangan ruang publik sebagai ruang bagi masyarakat melakukan aktivitas luar ruangan dan sebagai konektor keberagaman fungsi bangunan sepanjang koridor kawasan demi terwujudnyaruangkoridorkawasanyangaktifdanharmonis.

Ÿ AplikasinyataberdasarkanRDTRterkaitperencanaanbangunan.

Ÿ Menciptakan variasi bentuk dan fungsi bangunan yang berbeda sepanjang koridor kawasan, dengan uniqueness dari eksisting maupun perencanaan ulang dan nodes pada sepanjang koridor kawasan dalam pembentukan image baru kawasan.

Ÿ Sebuah ruang yang bersifat inklusif dan universal, dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat tanpa ada halangan dan hambatan .

Ÿ Aplikasi ramp dan guiding block bagi kaum difabel dalam memudahkan mobilitas

Sebuah 'tengeran' atau penanda, atau juga bisa diartikan sebagai jejak yang merepresentasikan plengkung dan panggung krapyak sebagai landmark, sekaligus representasi bagian dari perjalanan hidup manusia.

Ÿ Pengembangan ruang koridor kawasan yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan aktivitas luar ruangan.

Ÿ Mewadahi fungsi UMKM sebagai penunjang keberhasilan ruang kawasan dalam sektor ekonomi.

Ÿ Memberi ruang bagi komunitas dan masyarakat dalam bergerak pada berbagai bidang dengan membentuk ruang terbuka publik.

Ÿ Mampu memberikan kesempatan pada user dalam potensi penggunaaan ruang kawasan.

Ÿ Menciptakan ‘Sense of Places’ kawasan yang memiliki identitas dan karakterisistik yang dapat dirasakan manusia dengan integrasi komponen fisik, historis, budaya, dan alam.

Ÿ Penerapan dapat dilakukan pada perencanaan zonasi, nodes, facade bangunan sepanjang koridor kawasan yang juga membantu dalam terbentuknya image kawasan.

Ÿ Perencanaan area yang dapat mewadahi keragaman aktivitas pada ruang jalan demi terbentuknya ruang yang leluasa bagi pengguna jalan lain dalam mengakses koridor kawasan.

zoning.

Koridor kawasan dibagi menjadi 3 segmen, dengan dasaran landuse tiap bangunan sepanjang koridorkawasan,yangdiantaranya:

Ÿ Segmen 1, didominasi oleh rumah tinggal & mixed-use (komersildanrumahtinggal)

Ÿ Segmen 2, didominasi oleh fungsi komersil dan fungsi bangunanpubliksepertikantorkecamatandsb.

Ÿ Segmen 3, didominasi oleh fungsi komersil dan fungsi sekolah(pesantrensecaraspesifik)

Koridor kawasan dibagi menjadi 3 segmen yang di dalam tiap segmen tersebut terdapat 1 area yang menjadi nodes utama tiap segmen, yang diantaranya:

Ÿ Nodes1,berpusatpadakawasanPlengkungGading

Ÿ Nodes 2, berpusat pada kawasan Lapangan Minggiran &KantorKecamatanMantrirejon

Ÿ Nodes3,berpusatpadakawasanPanggungKrapyak nodes. circulation.

Alur lalu lintas beradaptasi dengan tetap memakai alur semula dan mengimplementasikan konsep jalan seperti “Shared Street” pada beberapa segmen kawasan menyesuaikan pada nodes pada segmentersebut.

Kondisi eksisting ruang koridor kawasan yang cenderung kurang ramah pedestrian dan visual ruang jalan dengan konsep boulevard yang terkesan tidak memberikan rasa ‘secure & safety’ karena blok visual dari pepohonan, dan kondisi elemen penerangan jalan yang tidak terjaga menjadi sebagian alasan penataan ulang ruang koridor kawasan serta sebagai elemen kunci dari konsep utama “Binar Tengara” yang mempunyai visi terbentuknya “night city” pada ruang kawasan.

Transformasinyaantaralain:

Ÿ Pemafaatan sidewalk secara maksimal dengan tetap menerapkan konsep boulevard dan mengedepankan ruang gerakdanaktivitasbagipedestriansebagaiusahaterciptanya“streetactivity”

Ÿ Penggunaan signage, wayfinding, ramp, dan guide block untuk menunjang universal design sebagai strategi desain yang‘inklusif’

Ÿ Penerapan konsep ‘Shared Street’ pada nodes utama segmen 2 dan sepanjang jalan segmen 3 (Jl. KH. Ali Maksum) yangmemprioritasanpejalankakiuntukbergerak

Plengkung

Gading

Lapangan Minggiran

Panggung

Krapyak

exsisting context. offset the area. turn offsetted area as a square. nodes.

Existing block pada area Plengkung Gading, Lapangan Minggiran, dan Panggung Krapyak.

Membentuk ruang terbuka yang akan diaplikasikan sebagai plaza dan merelokasi bangunan dengan fungsi vital dan mengorientasikannya ke plaza sesuai dengan penerapan zonasi pada tiap segmen koridor.

Menciptakan suatu ruang publik yang multifungsional dan memiliki aksen harmonis dengan aplikasi instalasi peneduh dan konsep paving dengan motif batik kawung dalam berperan membentuk ‘image’ baru bagi kawasan.

Nodes yang berperan sebagai multifunctional space dan bagian dari ‘image’ baru pada kawasan Plengkung Gading - Panggung Krapyak

CHILL & ENJOY

Ruang terbuka yang universal yang bisa diakses semua kalangan. Ruang yang membebaskan penggunanya.

SEATING

Ruang terbuka publik pada tiap nodes menyediakan seating area sebagai sarana beristirahat atau media ‘hangout’ pengguna.

PERFORMANCE

Ruang komunal yang bersifat terbuka dapat user manfaatkan untuk memikat minat seseorang dengan bakat atau pertunjukan.

PEOPLE DOING THEIR BUSINESS

Desain nodes yang membentuk ‘image’ baru bagi kawasan dapat menariki pengunjung untuk datang. Oleh karena itu, potensi pada sektor ekonomi juga datang beriringan.

SPORTS

Fasilitas yang dapat dimanfaatkan user pada kawasan Lapangan Minggiran, area multifungsional yang dapat digunakan untuk berolahraga.

EXHIBITION

User dapat menciptakan potensi penggunaan ruang terbuka publik untuk kepentingannya, seperti mengadakan pameran sculpture dsb.

KATEGORI

TIPOLOGI

LOKASI

TAHUN

KERJAPRAKTIK

FASILITASUMUM

SENDANGADI,MLATI,SLEMAN

2022

Kondisi eksisting. Dinding massa di perpanjang untuk memenuhi kebutuhan ruang.

Dinding massa bangunan diperpanjang tanpa diikuti struktur atap.

Aplikasi atap adisi sebagai pelingkup bagian atap yang kosong.

Aplikasi bidang void berupa jendela dan roster pada sisi bidang solid.

Aplikasi green screen sebagai pelingkup bangunan.
LEAD

KATEGORI

TIPOLOGI

LOKASI

TAHUN

ASISTENPROYEK

RUANGKAWASAN

BERBASPANTAI,BONTANGSELATAN

2023

TEAMLEADER

LEADARCHITECT

DR.ENG. IR. AHMAD SARWADI, M.ENG.

IR. DIDIK KRISTIADI, MLA., M.ARCH.UD.

Berlokasi di Berbas Pantai, Bontang Selatan, Kalimantan Timur. Sebuah proyek pemerintah yang bertujuan untuk mengkonversi kawasan kampung nelayan eksisting menjadi kampung nelayan yang terintegrasi sebagai kawasan wisata dengan aplikasi bangunan modular dengan konsep mixed-used buiilding dan sistem arcade sebagai commercial line denganmengorientasikangariskomersialinimenujusuatunodes/plazayangmengarahpadaviewlaut.

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.