Green Building
Catherine Ivana 202000256 Giska Raissa, S. T., M. U. P.
https://wallpapercrafter.com/227970-green-plants-covering-the-walls-of-a-multi-story-b.html
Kata pengantar Pada zaman sekarang, perubahan iklim, kelangkaan sumber daya, dan urbanisasi telah menjadi isu hangat yang dibicarakan di bidang industri bangunan dan konstruksi. Masalah utama pada isu ini adalah emisi CO2 yang bersumber pada bangunan hampir mencapai 40% serta penggunaan energi global untuk bangunan dan konstruksi sebesar 36% yang dapat dikatakan sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan solusi bangunan berkelanjutan di bidang ini sangat dibutuhkan.
Core Founding Member Green Building Council Indonesia (GBCI), Naning S. Adiningsih Adiwoso, mengatakan bahwa ada enam kriteria agar sebuah bangunan bisa disebut sebagai green building, yaitu: - Tata guna lahan - Efisiensi energi - Konservasi air - Bahan ramah lingkungan - Kualitas udara – indoor quality - Manajemen sampah
Jenis-jenis standar bangunan hijau di berbagai negara: 1. LEED (Leadership in Energy and Environmental Design) dari Amerika Serikat
2. CASBEE (Comprehensive Assesment System for Built Environment Efficiency) dari Jepang
3. BREEAM (Building Research Establishment Environmental Assessment Method) dari Inggris Green Star dari Australia
Submissions, R. (2022, March 28). How to create a sustainable future: Green levers for the building and construction industry. ArchDaily. Retrieved April 8, 2022, from https://www.archdaily.com/978694/how-tocreate-a-sustainable-future-green-levers-for-the-building-andconstruction-industry?ad_source=search&ad_medium=search_result_all
4. Di Indonesia, sistem penilaian bangunan hijau pertama kali diinisiasi oleh GBCI (Green Building Council Indonesia) dengan sistem penilaian yang diberi nama Greenship.
01, K. (2020, June 9). Bangunan Hijau Tak Sekadar Gunakan label "Hijau", Ini Patokan Yang Benar Menurut GBCI - Semua Halaman. iDEA. Retrieved April 8, 2022, from https://idea.grid.id/read/092188252/bangunan-hijau-tak-sekadargunakan-label-hijau-ini-patokan-yang-benar-menurut-gbci?page=all
Bahraini, A. (2020, June 24). [web log]. Retrieved April 8, 2022, from https://waste4change.com/blog/konsep-green-building/.
Daftar Isi
1.
Tepat Guna Lahan Appropriate Site Development / ASD
Table of content
Efisiensi dan Konservasi Energi Energy Efficiency and Conservation / EEC
3.
Konservasi Air Water Conservation / WAC
Sumber dan Siklus Material Material Resources and Cycle / MRC
5.
4.
Kesehatan dan Kenyamanan Ruang Indoor Health and Comfort / IHC
Manajemen Lingkungan Bangunan Building and Environment Management / BEM
https://wallpapercrafter.com/216106-the-side-of-a-green-apartmentbuilding-with-lots-o.html
2.
Indonesia, G. B. C. (2013, March). GREENSHIP untuk BANGUNAN BARU Versi 1.2. Indonesia; Divisi Rating dan Teknologi.
6.
Tepat Guna Lahan Appropriate Site Development Dalam desain berkelanjutan, lahan / site adalah suatu tempat yang mencakup semua aspek wilayah dan iklim mikro
Analisis lahan secara mendalam dan komprehensif akan membantu menentukan hal-hal berikut: •
Bentuk dan ukuran tapak bangunan yang optimal
•
Orientasi bangunan
•
Lokasi kaca, orientasi, dan ukuran yang diperlukan untuk pencahayaan alami dan pasif
•
Lokasi kaca untuk mendapatkan panas atau untuk mengurangi perolehan panas
•
Lokasi bukaan untuk ventilasi alami
•
Bahan bangunan dan penyelesaian akhir yang sesuai dengan dampak iklim dan cuaca
•
Jenis, ukuran, lokasi, dan variasi lanskap
•
Strategi pemeliharaan rendah untuk biaya pemeliharaan dan operasional struktur
Williams, 2007
https://onlist.id/blog/pengertian-fungsi-cara-membuat-hingga-contohsite-plan
Tantangan dan Peluang Tapak Lahan ke Wilayah / Site-to-Region:
Lahan ke Lahan / Site-to-Site:
-
-
menghubungkan lahan dengan lingkungan regional dan iklim di wilayah tersebut.
-
-
-
Mengidentifiasi karakteristik perkotaan, pertanian, dan alam wilayah tersebut. Mengobservasi aset budaya dan ekonomi yang ada secara regional, serta menghubungkannya dengan lahan yang ingin dibangun. Menentukan peran bencana alam sebagai bagian dari bentuk dan pola penggunaan lahan, iklim, dan wilayah geologi.
Williams, 2007
-
Mengobservasi hubungan lahan dengan lahan di sekitarnya.
Mengidentifikasi hubungan yang kompatibel yang berada di lahan dan menganalisis lingkungan sekitar yang dapat menjadi potensi desain lahan tersebut. Mengidentifikasi iklim mikro lahan dan menganalisa dampak hal tersebut kepada pengguna lahan yang berdekatan.
Bangunan ke Lahan / Building-to-Site: -
Menghubungkan sinergis antara iklim mikro lahan dan kebutuhan manusia, kenyamanan, dan tata letak bangunan.
-
Menentukan iklim mikro lahan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
-
Melakukan penyesuaian iklim mikro agar pengguna lahan merasa nyaman.
-
Menentukan lokasi iklim mikro dan penyesuaiannya untuk menjadi solusi desain yang baik.
Kriteria Tepat Guna Lahan Kriteria GBC Indonesia Kriteria ini memiliki beberapa sub-kriteria, yaitu: 1. Area dasar hujau (basic green area) 1
2. Pemilihan tapak (site selection) 3. Aksesbilititas komunitas (community accessibility) 4. Transportasi umum (public transportation)
4
5. Fasilitas pengguna sepeda (bicycle facility) 6. Lansekap pada lahan (site landscaping)
3 5 1
7. Iklim mikro (micro climate)
6
7
1
2 8
8. Manajemen air limpasan hujan (stormwater management) Indonesia, G. B. C. (2013, March). GREENSHIP untuk BANGUNAN BARU Versi 1.2. Indonesia; Divisi Rating dan Teknologi. U. S., G. B. C. (2021, October). LEED v4.1 BUILDING DESIGN AND CONSTRUCTION . United States; U. S. Green Building Council.
Kriteria LEED Sustainable Sites (SS): - P : Construction Activity Pollution Prevention - P : Environmental Site Assessment - Site Assessment - Protect or Restore Habitat - Open Space - Rainwater Management - Heat Island Reduction
Light Pollution Reduction Site Master Plan Tenant Design and Construction Guidelines Places of Respite Direct Exterior Access Joint Use of Facilities
Location and Transportation (LT): - LEED for Neighborhood Development Location - Sensitive Land Protection - High-Priority Site and Equitable Development - Surrounding Density and Diverse Uses - Access to Quality Transit - Bicycle Facilities
Reduced Parking Footprint Electric Vehicles
Katz, A. (2018, June 25). Use our free credit category icons for your LEED storytelling. USGBC. Retrieved April 8, 2022, from https://usgbc-li.org/content/use-our-free-creditcategory-icons-your-leed-storytelling
Kriteria Tepat Guna Lahan Area Dasar Hijau
Fasilitas Pengguna Sepeda
Area dasar hijau pada bangunan untuk meningkatkan kualitas iklim mikro dan menjaga keseimbangan air bersih dan tanah
👍 👍
👍
🏡
Area sekitar lahan disediakan area khusus pengendara sepeda
🚴
Pemilihan Tapak
Lansekap pada Lahan
Pemilihan tapak di tengah kota untuk menghindari pembukaan lahan baru pada greenfield
Lansekap lahan dibuat menjadi area penghijauan dan resapan air tanah
🏡
👍
Aksesbilitas Komunitas
Iklim Mikro
Lahan dapat diakses oleh masyarakat untuk memudahkan masyarakat melakukan kegiatan sehari-hari
✅ ✅
Meningkatkan kualitas iklim mikro lahan untuk menjaga kenyaman pengguna dan area sekitarnya
✅
Transportasi Umum
🚌 🚃
Lahan dekat dengan transportasi umum untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi
Indonesia, G. B. C. (2013, March). GREENSHIP untuk BANGUNAN BARU Versi 1.2. Indonesia; Divisi Rating dan Teknologi.
Manajemen Air Limpasan Hujan 💧
Selain menggunakan area resapan air, bangunan lahan juga menyediakan fasilitas pengolahan air hujan
Efisiensi dan Konservasi Energi Energy Efficiency and Conservation
Kebutuhan energi dunia selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh leju pertumbuhan penduduk yang semakin lama semakin banyak. Menurut Badan Energi Dunia (International Energy Agency – IEA), permintaan energi dunia akan meningkat sebesar 45% atau ratarata peningkatan 1,6% per tahun hingga tahun 2030. Di Indonesia, penggunaan energi terbesar berada di sektor transportasi diikuti oleh sektor industri dan rumah tangga (Reforminer Institute, 2016). Sedangkan sumber energi yang digunakan masih sangat bergantung pada sumber daya tidak terbarukan, yaitu minyak bumi, batu bara, dan gas alam. (BP Statistical Review of World Energy, 2017) Penggunaan sumber daya tidak terbarukan menyebabkan tingginya emisi gas rumah kaca global (GHG). Kontributor emisi GHG terbanyak adalah penggunaan energi pada sektor industri, transportasi, dan perubahan lahan (IEA/JREC, 2012) Persentase GHG menurut IEA/JREC, 2012 3% 15% 29%
13%
11%
7% 15%
https://www.intradoceurope.com/index.php/en/blog/37-green-energy
7%
Industry
Residence Building
Commercial/Public Building
Transportation
Agriculture
Energy Supply
Land Use, Land Use Change, Forest
Waste
Energi dan Sumber Daya Mineral, K. (2008, November 26). Hingga 2030, Permintaan Energi Dunia Meningkat 45 %. Retrieved April 11, 2022, from https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/hingga2030-permintaan-energi-dunia-meningkat-45-.
Kriteria Efisiensi dan Konservasi Energi 7
EEC memiliki beberapa subkriteria, yaitu: 1. Pemasangan sub-meter (electrical sub-metering)
6
Pemasangan ini digunakan untuk memantau penggunaan energi
1 3
Kriteria GBC Indonesia
2. Perhitungan OTTV (OTTV calculation)
4
Perhitungan suhu bangunan untuk membuat selubung bangunan yang baik
3
1
5
Berfokus pada menghemat konsumsi energi sebagai langkah efisiensi energi
2 4
3. Langkah penghematan energi (energy efficiency measures)
1
4. Pencahayaan alami (natural lighting) Memaksimalkan pencahayaan alami sebanyak mungkin untuk mengurangi konsumsi energi
5
5. Ventilasi (ventilation) Penggunaan ventilasi pada area publik dapat meningkatkan penghematan energi bangunan
3 3
6. Pengaruh perubahan iklim (climate change impact) Pemborosan energi yang berlebihan dapat menyebabkan pemanasan global
7. Energi terbarukan dalam tapak (on site renewable energy)
https://www.aceee.org/blog/2019/11/grid-interactive-efficient-buildings
Kriteria LEED Energy and Atmosphere (EA): -
P : Fundamental Commissioning and Verification P : Minimum Energy Performance P: Building-Level Energy Mattering -
U. S., G. B. C. (2021, October). LEED v4.1 BUILDING DESIGN AND CONSTRUCTION . United States; U. S. Green Building Council.
P : Fundamental Refrigerant Management Enhanced Commissioning Optimize Energy Performance
-
Advanced Energy Mattering Grid Harmonization Renewable Energy Enhanced Refrigerant Management https://paper.dropbox.com/doc/LEED-Credit-Category-Icons3ZQFRzvi7FtkXWoUECAOR
Mendorong masyarakat agar lebih menggunakan sumber energi terbarukan, khususnya energi yang dihasilkan dalam lahan https://www.gbcindonesia.org/files/resource/9b552832b500-4b73-8c0eacfaa1434731/Summary%20GREENSHIP%20New%20B uilding%20V1.2.pdf
https://wallpapercrafter.com/124968-nature-landscape-trees-clouds-rocks-lake-watersun-rays-mountains-water-ripples-clear-water-colorado.html
Bumi terdiri atas lebih dari 70% air. Namun, air yang siap untuk digunakan manusia hanya kurang dari 1% dari seluruh total air tersebut. Hal ini dikarenakan hampir seluruh air di bumi merupakan air laut, air tawar yang beku (glacier), dan air tanah yang tidak dapat dikonsumsi manusia. Selain itu, hampir semua kegiatan manusia sehari-hari menggunakan air yang membuat air bersih menjadi semakin langka.
Penggunaan Air untuk Kebutuhan Manusia (EPA) 8% 1%
Komposisi Air di Dunia 3%
Komposisi Air Tawar di Dunia
1%
20%
19% 80%
97%
17% Salt Water 23% 15%
11%
Air Tawar Siap digunakan di Dunia
6%
Shower
Toilet
Other
Leaks
Washing Clothes
Faucet
Outdoor Watering
Drinking
Fresh Water
Icecaps and Glaciers
99%
Liquid Freshwater Poluted and Inaccessible
Konservasi Air Water Conservation
Potable
Kriteria Konservasi Air Kriteria GBC Indonesia
Kriteria LEED
WAC memiliki beberapa sub-kriteria, yaitu:
Water Efficiency (WE): - P : Outdoor Water Use Reduction - P : Indoor Water Use Reduction - P : Building-Level Water Metering
1. Meteran air (water metering) Pemasangan meteran air untuk memantau penggunaan air lebih baik
-
Outdoor Water Use Reduction Indoor Water Use Reduction Optimize Process Water Use Water Metering U. S., G. B. C. (2021, October). LEED v4.1 BUILDING DESIGN AND CONSTRUCTION . United States; U. S. Green Building Council.
2. Perhitungan penggunaan air (water calculation) Perhitungan air sebagai simulasi penggunaan air pada suatu bangunan
3. Pengurangan penggunaan air (water use reduction) Pengurangan ini digunakan untuk menghemat penggunaan air bersih dan mengurangi pengeluaran air limbah
4. Fitur air (water fixtures) Penghematan penggunaan air dengan cara pemasangan dan penggunaan fasilitas/fitur air dengan efisiensi yang tinggi
5. Daur ulang air (water recycling) Menggunakan air daur ulang yang berasal dari air limbah bangunan untuk mengurangi penggunaan air bersih
6. Sumber air alternatif (alternative water resources) Menggunakan sumber air lain untuk mengurangi penggunaan sumber air utama
7. Penampungan air hujan (rainwater harvesting) Air hujan dapat menjadi salah satu alternatif sumber air
8. Efisiensi penggunaan air lansekap (water efficiency landscaping) Penggunaan air irigasi dan lansekap dengan sumber air alterntatif lain Indonesia, G. B. C. (2013, March). GREENSHIP untuk BANGUNAN BARU Versi 1.2. Indonesia; Divisi Rating dan Teknologi.
https://paper.dropbox.com/doc/LEED-Credit-Category-Icons3ZQFRzvi7FtkXWoUECAOR
https://westerndisposalservices.com/defining-leed-categories-waterconservation/
Siklus dan Sumber Material Material Resource and Cycle Green material adalah material berkelanjutan yang bukan hanya dilihat dari segi penggunaannya saja, tetapi juga dari sumber materialnya; proses produksi, distribusi, dan pemasangannya; bersifat mendukung penghematan energi; memberikan kenyamanan penggunanya; dan efisiensi dalam perawatan material tersebut. Kriteria dari green material, yaitu: 1. Proses manufaktur (manufacturing process) yang menyangkut tahap extraction, processing, packaging, dan shipping
2. Proses penggunaan bangunan (building operation) yang menyangkut taham construction, installation, operation, dan maintenance 3. Proses post-building (disposal/waste management) yang menyangkut 6R (recycle, reuse, reduce, repair, refuse, rethink)
Kim, 1998 dalam Syahriyah, 2017
https://www.pngwing.com/id/free-png-dmvah
https://www.forfreechoice.org/featured/which-vegetable-oil-is-the-most-sustainable/
Kriteria GBC Indonesia
Kriteria Siklus dan Sumber Material
MRC memiliki beberapa sub-kriteria, yaitu: 1. Refrigeran fundamental (fundamental refrigerant) Mencegah penggunaan material yang berpotensi merusak lapisan ozon
2. Penggunaan gedung dan material bekas (building and material reuse) Menggunakan barang-barang bekas dapat mengurangi penggunaan material baru dan menambah bahan limbah
3. Material ramah lingkungan (environmentally friendly material) Penggunaan material yang ramah lingkungan dapat mengurangi penggunaan material yang sulit di daur ulang
4. Penggunaan refrigerant tanpa ODP (non-ODS usage) Material refrigerant tanpa ODP dapat mencegah potensi kerusakan ozon
5. Kayu bersertifikat (certified wood) Kayu yang bersertifikat adalah kayu khusus produksi dan sudah terjamin oleh pemerintah untuk mencegah penebangan liar
6. Material prafabrikasi (prefabrication material) Material prafabrikasi dapat mengefisiensi penggunaan material dan mengurangi sampah konstruksi
7. Material regional/lokal (regional material) Penggunaan material lokal dapat mengurangi emisi gas untuk biaya transportasi material impor, serta meningkatkan perekonomian dalam negeri
Kriteria LEED Material and Resources (MR): https://paper.dropbox.com/doc/LEED-Credit-Category-Icons3ZQFRzvi7FtkXWoUECAOR https://lokalist.co.id/gaya-hidup-tips/plus-minus-prefab-housing-yangramah-lingkungan iStock https://www.intres.com/environmentally-certified-wood-products/
P : Storage and Collection of Recyclables P : Construction and Demolition Waste Management Planning P : PBT Source Reduction – Mercury Building Life – Cycle Impact Reduction Building Product Disclosure and Optimization – EPD; Sourcing of Raw Materials; Material Ingredients
-
PBT Source Reduction – Mercury PBT Source Reduction – Lead, Cadmium, and Copper Furniture and Medical Furnishings Design for Flexibility Construction and Demolition Waste Management
Pinterest https://kumparan.com/kabar-harian/bagaimana-cara-bambuberkembang-biak-ini-penjelasannya-1wMTQGI2KH6 https://www.99.co/blog/indonesia/material-ramah-lingkungan-rumah/
Indonesia, G. B. C. (2013, March). GREENSHIP untuk BANGUNAN BARU Versi 1.2. Indonesia; Divisi Rating dan Teknologi.
U. S., G. B. C. (2021, October). LEED v4.1 BUILDING DESIGN AND CONSTRUCTION . United States; U. S. Green Building Council.
Kesehatan dan Kenyamanan Ruang Indoor Health and Comfort Di masa pandemic ini, manusia menghabiskan lebih dari 90% waktunya Oleh karena itu, lingkungan di dalam ruangan seharusnya dapat berada di dalam ruangan. Namun tanpa manusia sadari, bangunan dan membantu aktivitas manusia. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ruangan yang mereka tinggali seringkali yang menjadi sumber penyakit. kualitas lingkungan di dalam ruangan, yaitu: Material bangunan sedikit demi sedikit melepaskan zat-zat yang berbahaya untuk kesehatan manusia, serta polusi udara di dalam ruangan - Air & odour quality: kualitas udara dan ancaman polusi dalam ruangan dapat 2-5x lebih tinggi daripada polusi udara di luar ruangan, bahkan dalam beberapa kasus dapat 100x lipat (GBCI, Greenship Associate - Thermal comfort quality: kualitas suhu dan kelembaban dalam ruangan Training, 2021). Selain itu, kualitas dalam ruangan yang buruk dapat menyebabkan SBS (sick building syndrome) dan BRI (building related - Lighting quality: kualitas pencahayaan dalam ruangan illness) - Sound quality: kualitas suara dalam ruangan GBCI, Greenship Associate Training, 2021
https://www.blibli.com/friends/blog/jenis-tanaman-dalam-ruangan-05/
Kriteria Kesehatan dan Kenyamanan Ruang Kriteria GBC Indonesia
Kriteria LEED
IHC memiliki beberapa sub-kriteria, yaitu:
Indoor Environmental Quality (EQ):
1. Introduksi udara luar (outdoor air introduction)
- P
5. Pemandangan ke luar gedung (outside view)
2. Pemantauan kadar CO2 (CO2 introduction)
6. Kenyamanan visual (visual comfort)
3. Kendali asap rokok di lingkungan (environmental tobacco smoke control)
7. Kenyamanan termal (thermal comfort) 8. Tingkat kebisingan (acoustic level)
4. Polutan kimia (chemical pollutant) Indonesia, G. B. C. (2013, March). GREENSHIP untuk BANGUNAN BARU Versi 1.2. Indonesia; Divisi Rating dan Teknologi.
https://taf.ca/retrofits-improve-the-indoor-environment/
U. S., G. B. C. (2021, October). LEED v4.1 BUILDING DESIGN AND CONSTRUCTION . United States; U. S. Green Building Council.
-
: Minimum Indoor Air Quality Performance
P : Environmental Tobacco Smoke Control P : Minimum Acoustic Performance Enhanced Indoor Air Quality Strategies Low-Emitting Materials Construction Indoor Air Quality Management Plan Indoor Air Quality Assessment Thermal Comfort Interior Lighting Daylight Quality Views Acoustic Performance
https://paper.dropbox.com/doc/LEED-Credit-Category-Icons3ZQFRzvi7FtkXWoUECAOR
https://sftool.gov/learn/about/1/indoor-environmental-quality-ieq
https://www.pngwing.com/en/search?q=recycle+bin
Manajemen Lingkungan Bangunan Building and Environment Management Manajemen lingkungan bangunan terdapat ruang lingkupnya tersendiri, yaitu mencakup pengelolaan sumber daya melalui rencana operasional konsep yang berkelanjutan, kejelasan data dan penanganan masalah sejak dini untuk membantu pemecahan masalah, termasuk manajemen SDM dalam penerapan konsep bangunan hijau. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen lingkungan bangunan, yaitu aktivitas ramah lingkungan, panduan bangunan rumah, desain dan konstruksi berkelanjutan, memaksimalkan pencahayaan alami, dan desain rumah tumbuh
https://slideplayer.info/amp/12313638/
GB, K. (2n.d.). 7 Kriteria BEM (Manajemen Lingkungan Bangunan) untuk new building. Green Building Consultant. Retrieved April 11, 2022, from https://bangunanhijau.com/gb/new-building2-0-green-building/bemnb/#:~:text=Ruang%20lingkup%20manajemen%20lingkungan%20bangunan,dalam%20 penerapan%20konsep%20bangunan%20hijau. https://paper.dropbox.com/doc/LEED-Credit-Category-Icons3ZQFRzvi7FtkXWoUECAOR
Kriteria GBC Indonesia BEM memiliki beberapa sub-kriteria, yaitu: 1. Dasar pengelolaan sampah (basic waste management)
6. Penyerahan data green building (green building submission data)
2. GP sebagai anggota tim proyek (GP as a member of project team)
7. Kesepakatan dalam melakukan aktivitas fit out (fit out agreement)
3. Polusi dari aktivitas konstruksi (pollution of construction activity)
8. Survei pengguna gedung (occupant survey)
4. Pengelolaan sampah tingkat lanjut (advanced waste management) 5. Sistem komisioning yang baik dan benar (proper commissioning) Indonesia, G. B. C. (2013, March). GREENSHIP untuk BANGUNAN BARU Versi 1.2. Indonesia; Divisi Rating dan Teknologi.
Daftar Pustaka Submissions, R. (2022, March 28). How to create a sustainable future: Green levers for the building and construction industry. ArchDaily. Retrieved April 8, 2022, from https://www.archdaily.com/978694/how-to-create-a-sustainable-future-greenlevers-for-the-building-and-constructionindustry?ad_source=search&ad_medium=search_result_all 01, K. (2020, June 9). Bangunan Hijau Tak Sekadar Gunakan label "Hijau", Ini Patokan Yang Benar Menurut GBCI - Semua Halaman. iDEA. Retrieved April 8, 2022, from https://idea.grid.id/read/092188252/bangunan-hijau-tak-sekadargunakan-label-hijau-ini-patokan-yang-benar-menurut-gbci?page=all Bahraini, A. (2020, June 24). [web log]. Retrieved April 8, 2022, from https://waste4change.com/blog/konsep-green-building/. Indonesia, G. B. C. (2013, March). GREENSHIP untuk BANGUNAN BARU Versi 1.2. Indonesia; Divisi Rating dan Teknologi.
U. S., G. B. C. (2021, October). LEED v4.1 BUILDING DESIGN AND CONSTRUCTION . United States; U. S. Green Building Council. GB, K. (2n.d.). 7 Kriteria BEM (Manajemen Lingkungan Bangunan) untuk new building. Green Building Consultant. Retrieved April 11, 2022, from https://bangunanhijau.com/gb/new-building2-0-green-building/bemnb/#:~:text=Ruang%20lingkup%20manajemen%20lingkungan%20bangunan,dala m%20penerapan%20konsep%20bangunan%20hijau.
https://blog.spacestock.com/12-gedung-di-indonesia-peraih-sertifikatgreen-building-gbci/