foreword foreword Dear all, kini telah hadir scomedians newsletter edisi kedua, dan kali ini tema yang di angkat adalah “Resistensi terhadap Antibiotik�. Antibiotik, sebuah kata yang populer dan tidak asing lagi di telinga kita bukan? Rasa-rasanya saat pergi ke dokter, selalu ada antibiotik disana. Tapi tahukah Anda, penggunaan antibiotik yang salah dapat mengakibatkan bakteri menjadi kebal/resisten terhadap obat yang diberikan. Nah, penasaran? Simak beberapa artikel sajian dari kami tentang itu. Simak pula laporan dari salah satu scomedians yang mengikuti HPEQ di Bali, juga ada kisah dari mantan NOME kita yang kini telah bekerja di WHO, dan simak pula laporan dari project-project yang telah berhasil dilaksanakan dari tiap lokal. Selamat membaca !!! :)
Twitter @scomecimsa Facebook Scome Cimsa
Scomedians Newsletter / 2nd edition
Suci Maghfirah Unsyiah
Yoga Primadi UNS
Febriana Intan UGM
Hayatul Rahmi UR
Editor in Chief - IMD Tiwi Qira Amalia, Unsyiah
Page SCOME www.cimsa.or.id Mailing List scome-cimsa@yahoogroups.com
Page 2
projectcorner School Campaign: Berbagi ilmu dan keceriaan
5 6 7
Scome Sharing Club
Hari Dokter Nasional: 1001 Surat untuk Dokter Indonesia
TV Max (Televisian On Medical Appreciation n' Expression)
focus 8
Tahukah Anda, Bahwa Bakteripun Punya Cerita Sendiri untuk Mengalahkan Manusia?
11 Sekilas tentang Resistensi Antimikroba
report
contents
4
13
2nd HPEQ International Conference Health Professional Education Quality Bali International Convention Centre, December 3rd-5th 2011
profil 15 Fina Fidayati Tams
Scomedians Newsletter / 2nd edition
Page 3
projectcorner
School Campaign: Berbagi Ilmu dan Keceriaan
M
“
ulailah hidup sehat mulai dari hal yang paling kecil !
�
Itulah tujuan dari proyek trans-sco SCOME dan SCOPH Universitas Indonesia yang memiliki tema School Campaign: Leading Future Generation Towards a Healthy Lifestyle and Emergence Readiness Nationwide. Acara ini dilaksanakan pada hari Sabtu, pukul 09.00 s.d. 12.00 WIB, bertempat di SDN Pegangsaan I-II CikiniAmpiun. Melibatkan lebih dari 130 siswa kelas 5 dan 6, acara ini sukses membekali mereka dengan pengetahuan hidup sehat dan P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan). Acara dimulai tepat pukul 09.00 WIB dimana peserta dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu kelas 5 dan 6. Scomedians Newsletter / 2nd edition
Siswa(i) kelas 5 mendapatkan materi presentasi mengenai makanan dan hidup sehat. Materi pertama mengenai makanan sehat disampaikan oleh Anastasia Lantang (LPO UI). Materi yang diberikan seputar manfaat, komposisi, dan contoh makanan sehat. Kemudian dilanjutkan dengan materi kedua tentang kebiasaan hidup sehat. Materi yang dibawakan oleh Herliani Halim (LOME UI) ini mengajarkan kepada adik-adik tentang pentingnya mencuci tangan, menggosok gigi, dan lain-lain. Di setiap sesi, diberikan kuis berhadiah. Dari sini, panitia dapat melihat antusiasme mereka dalam mengikuti dan mencerna materi yang diberikan. Kelompok kedua yang terdiri dari kelas 6 mengikuti workshop yang dibagi menjadi empat pos. Setiap 15 menit, mereka melakukan rotasi. Apa saja yang diberikan pada workshop? Materi pertama mengenai mimisan. Panitia menjelaskan mulai dari penyebab hingga cara penanganan. Kedua, seputar pingsan mulai dari penyebab, tanda dan gejala, serta penanganannya. Selanjutnya, materi ketiga berupa penanganan luka baik luka laserasi maupun luka bakar. Di pos ini, dijelaskan kegunaan P3K, fungsi dari tiap peralatan, dan cara mengobati luka dengan benar. Terakhir, sebagai materi keempat, adalah praktik cuci tangan dan gosok gigi yang secara teori telah diberikan pada presentasi kebiasaan hidup sehat. Untuk praktik mencuci tangan, mereka menghapalkan langkahlangkahnya dengan sebuah nyanyian. Tidak lupa, pada tiap pos, dilakukan simulasi kasus sehingga adik-adik dapat bertindak layaknya seorang dokter kecil yang siap menolong. Tidak terasa, satu jam telah berlalu. Kemudian, tiap kelompok besar bertukar tempat. Sebelum pergantian sesi, mereka diberikan snack terlebih dahulu. Selain itu, untuk menjaga semangat mereka tetap berkobar, dilakukan ice-breaking di awal sesi. Salah satu ice breaking yang diberikan ada tarian anak Afrika yang diikuti oleh adikadik peserta dengan antusias dan penuh canda-tawa. Acara diakhiri dengan foto bersama antara panitia dan peserta. Dukungan dari pihak sekolah dan antusiasme dari adik-adik membuat kerja keras panitia merasa dihargai. Semoga SCOME dan SCOPH dapat melakukan kunjungan ke sekolah lainnya. Page 4
projectcorner
S COMe S Haring C Lub
S
SC (Scome Sharing Club) merupakan salah satu projek lokal SCOME CIMSA Unsyiah sebagai wadah untuk belajar bersama atau sharing segala hal yang terkait dengan akademik kampus. Kegiatan SSC ini dalam prakteknya tidak hanya dikhususkan untuk para scomedians saja, namun juga berlaku untuk seluruh member CIMSA yang ingin mengikuti kegiatan ini. SSC merupakan project yang kontinu 1-2 kali seminggu dan sampai saat ini dibagi untuk dua angkatan, yakni angkatan 2009 dan 2010. Sementara untuk anngkatan 2011 sedang proses perancangan. Nah, dalam pelaksanaanya, SSC disesuaikan dengan jadwal kampus masing-masing angkatan, dan di tiap angkatan memiliki penanggungjawabnya masingmasing. Selain bertujuan sebagai wadah kegiatan belajar/sharing bersama, SSC juga dapat menjadi wadah keakraban antar member-member CIMSA dari berbagai sco serta antar member CIMSA dengan senior CIMSA baik dari dokter muda sampai yang telah menjadi dokter yang diminta kesediaannya sebagai tutor. SSC dibuat sefleksibel mungkin dan tidak dikenai fee/biaya apapun. Kegiatan SSC ini sendiri berupa kegiatan belajar bersama yang dikemas seperti pada saat tutorial namun dalam bentuk yang lebih santai dengan dihadirkan seorang tutor yakni dari alumni CIMSA sendiri, kakak ataupun abang-abang dokter muda sampai dengan yang telah jadi dokter. Sementara skenario yang akan dibahas sebelumnya telah dikirim ke email tutor untuk dipelajari terlebih dahulu, setelah itu tutor siap untuk mengalirkan ilmunya kepada para member yang mengikuti kegiatan SSC ini. Sampai saat ini SSC telah dihadiri 8-15 orang dalam sekali pertemuan, dan telah diadakan diberbagai tempat ,yakni: diruang tutorial, kantin, ataupun di Scomedians Newsletter / 2nd edition
bawah pohon area kampus. Kendala yang agak sulit dihindari dalam pelaksanaan SSC ini adalah jadwal kampus yang suka dadakan dan sulit disesuaikan dengan abang-kakak yang akan menjadi tutornya. Namun sejauh ini, SSC telah berhasil dilaksanakan 5 kali untuk 2010 dan 3 kali untuk 2009. Dan ketika ditanya kepada salah satu member mengenai SSC ini, mereka sangat senang dan merasa beruntung bisa mengikuti kegiatan ini karena sangat membantu dalam memahami pelajaran dan kasus dalam tutorial khususnya. Semoga kegiatan SSC ini dalam pelaksanaan kedepannya selalu berjalan dengan lancar dan dapat memberikan banyak manfaat kepada seluruh member C I M S A d e m i m e m a j u ka n ku a l i ta s mahasiswa dalam pendidikan kesehatan di negara Indonesia kita tercinta, amin. Page 5
projectcorner
D
okter adalah seseorang yang karena keilmuannya berusaha menyembuhkan orang-orang yang sakit, berlatar belakang pendidikan kedokteran dan bekerja secara profesional sebagai tenaga kesehatan. Tidak semua orang yang menyembuhkan penyakit bisa disebut dokter. Untuk menjadi dokter biasanya diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus dan mempunyai gelar dalam bidang kedokteran, harus menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran selama beberapa tahun tergantung sistem yang dipakai oleh Universitas tempat Fakultas Kedokteran itu berada. 1001 Surat Di Indonesia Pendidikan Dokter mengacu pada Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia (KIPDI). Saat ini digunakan KIPDI III yang untuk dokter menggunakan sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan metode Indonesia Problem Based Learning (PBL). Pendidikan dokter di Indonesia membutuhkan 11 - 12 semester untuk menjadi dokter, 7 - 8 semester untuk mendapatkan gelar sarjana (Sarjana Kedokteran/S.Ked) ditambah 4 semester koskap (clerkship) di Rumah Sakit . Masih ada variasi jumlah semester di beberapa Fakultas. Setelah selesai pendidikan dokter umum, terbuka peluang untuk melanjutkan ke Pendidikan Dokter Spesialis, yang banyak pula jenisnya, menurut sistim organ atau golongan, seperti Spesialis Anak, Kedokteran Jiwa, Jantung, Bedah, dan lain-lain. Siapa yang belum pernah berhubungan sama seorang dokter? Yap, dan ternyata SEMUA ORANG PERNAH!!! Entah itu dokter umum, spesialis, dokter kecantikan dll. Dokter banyak membantu kita dibidang kesehatan. Perjuangan dokter tidaklah mudah, betapa banyak perjuangan dokterdokter Indonesia yang kadang tak dapat kita lihat namun sesungguhnya dapat kita rasakan. Dan betapa banyak rasa kebanggaan kita terhadap dokter Indonesia yang tak pernah kita sampaikan. dan betapa banyak pula yang tidak menyadari akan adanya hari dokter nasional. Lalu, apa yang sudah kita berikan kepada dokter-dokter Indonesia? Betapa banyak rasa terima kasih yang kadang tak sempat kita sampaikan pada dokter dokter Indonesia yang sudah bekerja tanpa lelah menyehatkan Indonesia. Sebagai Mahasiswa kedokteran, yang nantinya juga akan menjadi seorang dokter tentu kita sangat berhutang banyak terhadap dokter-dokter senior yang sekaligus menjadi guru kita di kampus. Dengan bimbingan dan doa mereka lah yang akan menuntun untuk menjadi “dokter� yang sesungguhnya. Hari Dokter Nasional diperingati setiap tanggal 24 Oktober, dan ternyata pengetahuan masyarakat tentang HDN ini terbatas. Tidak banyak yang mengetahui bahwa Hari Dokter Nasional itu ada. Untuk itu, SCOME UMY berinisiasi melalui "1001 Surat untuk dokter Indonesia", semoga suara-suara mahasiswa kedokteran UMY dapat mewakili rasa terima kasih kita terhadap dokter-dokter Indonesia. Acara "1001 surat untuk dokter Indonesia" diadakan mulai tanggal 22 Oktober 2011 dengan menyebarkan form surat yang diisi oleh mahasiswa KU UMY dari berbagai angkatan. Kemudian dilanjutkan di hari Senin, tanggal 24 Oktober 2011 mahasiswa FK UMY ikut berpartisipasi lagi dengan memakai baju putih di hari ini sebagai simbolis rasa terima kasih. Kemudian di hari ini pula, surat surat yang sudah dituliskan kemarin kami bagikan ke dokter-dokter terdekat, yaitu dokter dosen FK UMY, dokter di 3 rumah sakit terdekat dan beberapa tempat praktik dokter. Hasilnya alhamdulillah banyak mendapat dukungan positif dari yang menerima surat tersebut. Kami juga melakukan dokumentasi foto dengan membentuk huruf HDN.
Hari Dokter Nasional
“
�
Scomedians Newsletter / 2nd edition
Page 6
projectcorner
Tvmax Televisian on Medical Appreciation n' Expression Tvmax merupakan terobosan baru mahasiswa FK UGM yang mencoba mengambil konsep tv kampus. Tujuan SCOME UGM membuat TVmax tentu saja berkeinginan menjadikan TVmax sebagai media informasi dan komunikasi terutama kalangan mahasiswa FK UGM, yang nantinya semoga dapat menjadi pemicu lahirnya iklim akademik yang menarik, dan generasi yang kreatif dan inovatif. TVmax ini juga menjadi wadah tangantangan kreatif mahasiswa FK UGM di bidang IT dengan mengoptimalkan segala sarana yang telah disediakan kampus, contohnya internet. Sebenarnya TVmax ini merupakan project lama tapi karena ada masalah jadi sempat terhambat. Pada tahun 2008 juga TVmax pernah menjadi best project loh di May Meeting. Nah karena dasar itulah kini SCOME CIMSA UGM berusaha untuk membangkitkan kembali TVmax. Kegiatan untuk mendukung project ini juga sudah dilakukan, seperti pada bulan Desember kemarin kita sudah melakukan training broadcasting dengan pemateri dari TVRI Yogyakarta. Dari situ kita jadi tahu kalau untuk menghasilkan suatu program yang menarik itu perlu teknik dan cara yang benar. Untuk itu, doakan kami ya scomedians. Ada banyak program yang bisa dinikmati di TVmax. Rencananya TVmax akan membuat program Education yg berisi mengenai liputan seputar kegiatan akademik mahasiswa (crew TV max mendapatkan materi Scomedians Newsletter / 2nd edition
langsung dari dosen dan asisten dosen), Medicotainment yang menampilkan video-video kedokteran yang menarik dan tentu saja tidak ketinggalan pembahasannya mengenai kasus dalam video, FkNews yang berisi berita teraktual dan peliputan kegiatan di kalangan FK, Kata Mereka yang membahas aspirasi dan opini warga Fk dan topik – topik hangat, yang terakhir TVmax juga menampilkan Profil sosok teladan di kalangan civitas akademika FK UGM. Bagaimana cara mengaksesnya? Teman-teman bisa mengaksesnya langsung lewat website fakultas kedokteran FK UGM. Eitz tunggu dulu, untuk sementara ini TVmax belum bisa diakses. Tapi nanti kita pasti kasih tahu kok kalau sudah bisa diakses. Akhirnya kami berharap dengan adanya TVmax di media internet, seluruh mahasiswa kedokteran dapat mengakses informasi yang telah diupload dan dapat berpartisipasi dalam pengembangan teknologi informasi. Amin. Page 7
focus
Tahukah Anda, bahwa
Bakteri pun
Punya Cerita Sendiri untuk
Mengalahkan Manusia ?
A
ntibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, fungi, yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis lain. Sejak Penicillin pertama kali ditemukan pada tahun 1928 yang berasal dari jamur Penicilium notatum oleh Alexander Fleming, antibiotik telah menjadi tonggak paling berharga dalam pengobatan berbagai penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroba. 'Kelincahan'nya dalam mempengaruhi dan menghambat berbagai siklus dalam struktur sel mikroba terbukti mampu membuat bebrbagai jenis mikroba pusing tujuh keliling menghadang gempuran yang bertujuan untuk serangan yang dibuat oleh antibiotik? Ternyata TIDAK kawan-kawan. Secara diam-diam, setiap mikroba patogen juga mempelajari pola serangan yang dibuat oleh antibiotik agar bisa terhindar dari kehancuran yang berkelanjutan.
Yogi Wibowo, Local of UR 2009
“
sampai saat ini antibiotik masih mampu untuk membasmi bakteri penyebab infeksi pada tubuh manusia. Namun sayangnya, ternyata bakteri tidak kalah pintar juga untuk menyiasati agar dirinya tidak mudah dikalahkan
�
Scomedians Newsletter / 2nd edition
Mempelajari pola kerja antibiotik, bagian yang diserang, dan bagaimana cara menyerang adalah strategi bertahan yang dilakukan mikroba terhadap antibiotik. Pola pertahanan mikroba terhadap antibiotik sehingga tidak terpengaruhnya mikroba terhadap antibiotik kita kenal sebagai pola resistensi. Sampai saat ini, cara kerja dari antibiotik yang diketahui ada lima cara yaitu:
1.
Menghambat metabolisme sel mikroba
Untuk kelangsungan hidupnya, mikroba membutuhkan asam folat. Jika pada mamalia asam folat bisa didapat dari luar tubuh, lain halnya dengan mikroba. Mereka harus mensintesis sendiri dari bahan yang bernama asam amino benzoate (PABA). Peran antibiotik dalam bagian ini adalah ikut serta dalam proses pembentukan asam folat sehingga yang terbentuk adalah asam folat non fungsional. Page 8
2.
Menghambat sintesis dinding sel mikroba Antibiotik menghambat
reaksi akhir
3.
antibiotik berguna untuk merusak
dibutuhkan mikroba untuk melindungi
membrane sel sesudah berikatan
struktur bagian dalam tubuhnya,
dengan fosfolipid membran sel
sehingga terjadi perbedaan tekanan
mikroba.
osmotic di dalam dan diluar sel mikroba yang pada akhirnya akan menyebabkan
5.
sel mikroba Polimiksin B yang terkandung dalam
(transpeptidasi )dinding sel yang
lisis dari sel mikroba.
Mengganggu keutuhan membran
4.
Menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba
Menghambat sintesis protein sel mikroba Pola kerja antibiotik pada bagian ini, mengganggu sintesis protein melalui pencegahan elongasi ikatan peptide
Menginhibisi selektif enzim DNA gyrase
sehingga terbentuk protein non
yang diperlukan pada replikasi DNA.
fungsional dan abnormal.
Dari kelima cara ini, sampai saat ini antibiotik masih mampu untuk membasmi bakteri penyebab infeksi pada tubuh manusia. Namun sayangnya, ternyata bakteri tidak kalah pintar juga untuk menyiasati agar dirinya tidak mudah dikalahkan. Bakteri memiliki seperangkat cara untuk beradaptasi terhadap lingkungan yang mengandung antibiotik: 1.
Inaktivasi obat oleh mikroba (Inactivation)
2.
Penghambatan aktivitas antibiotik secara enzimatik,
3.
Perubahan protein yang merupakan target antibiotik, (by pass)
4.
Perubahan jalur metabolic (efflux)
5.
Perubahan permeabilitas membran (Impermebiality)
Secara terinci, mekanisme resistensi dari antibiotik akan dijelaskan oleh gambar ini:
Scomedians Newsletter / 2nd edition
Page 9
focus Ada sesuatu yang ditakutkan saat ini, bagaimana jika seandainya semua bakteri mampu beradaptasi dengan berbagai antibiotik yang ada saat ini? Bukankah keadaan kita akan sama dengan sebelum abad 20, dimana angka kematian akibat infeksi yang sangat tinggi? Lalu apa yang dapat kita lakukan dalam mencegah terjadinya hal itu?
sektor publik dan 30 persen di sektor swasta d i b e r i ka n p e rawata n sesuai panduan klinis. Himbauan ini harus kita perhatikan secara serius, karena bila penggunaan
Dalam peringatan Hari Kesehatan
antibiotik tidak diawasi
Sedunia yang diperingati setiap tanggal 7
d a n d i ko n t r o l , a ka n
April, Badan Kesehatan Dunia (WHO)
mendatangkan masalah
sebagai lembaga kesehatan tertinggi
dimasa mendatang. Akan
didunia, mengharapkan kita, sebagai tenga
banyak penyakit yang
kesehatan ataupun calon tenaga kesehatan
disebabkan oleh infeksi
agar memperhatikan beberapa hal ini dalam
bakteri tidak dapat
penggunaann antibiotik, untuk mencegah
disembuhakan akibat
semakin cepatnya resistensi bakteri:
resistensi. Sedangkan
Penggunaan obat yang rasional ditandai dengan penggunaan obat sesuai dosis dan lama konsumsi yang tepat Peresepan obat harus sesuai diagnosis
untuk mengembangkan satu generasi antibiotik yang baru, membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang sangat besar.
Menghindari pengobatan sendiri dengan obat yang seharusnya dengan resep dokter.
D a n , p a d a a k h i r nya ,
Menurut data WHO tahun 2010, lebih dari 50
Mahatma Gandi “ We
seperti kata bijak oleh persen obat-obatan diresepkan, diberikan atau dijual tidak
must be the change, we
semestinya. Akibatnya lebih dari 50 persen pasien gagal
wish to see in the world.�
mengkonsumsi obat secara tepat. Padahal, penggunaan
Dapat diartikan agar kita
obat berlebih, kurang atau tidak tepat akan berdampak
menjadi awal mula
buruk pada manusia dan menyia-nyiakan sumber daya.
perubahan itu, dengan
Lebih dari 50 persen negara di dunia tidak menerapkan
harapan, apa yang kita
kebijakan dasar untuk mempromosikan penggunaan obat
tanam saat ini, akan
secara rasional (POR). Di negara-negara berkembang
menuai hasil baik di hari
(termasuk Indonesia), kurang dari 40 persen pasien di
depan.
Scomedians Newsletter / 2nd edition
Page 10
focus
sekilas tentang
Resistensi Antimikroba
P
ernahkan terbayangkan bila di dunia penyakit infeksi oleh mikroba tidak dapat lagi diatasi dengan obat antimikroba atau antibiotik? Ketika antibiotik pertama yaitu penicillin ditemukan, ilmuwan masa itu menganggap saat itu adalah akhir dari semua penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroba. Namun tahun-tahun berikutnya diketahui ternyata beberapa strain mikroba mulai tidak lagi peka terhadap obat antibiotik tersebut. Hal inilah yang sering kita dengar sebagai resistensi obat antimikroba. Pengobatan yang diberikan dapat mengalami kegagalan dan dapat berujung pada kematian apabila resistensi tersebut dibiarkan meluas dan tidak mendapat perhatian yang serius.
Yoga primadi, Local of UNS
“
Bakteri yang sudah tidak lagi sensitif terhadap suatu antibiotik membutuhkan obat jenis lain yang lebih kuat potensinya agar dapat dimatikan. Dengan begitu, penyakit infeksi oleh bakteri akan lebih sulit untuk disembuhkan.
�
Melakukan penyesuaian diri dalam rangka mempertahankan kehidupan merupakan suatu fenomena biologis yang alami. Begitu pula yang terjadi pada mikroba patogen, lama kelamaan terjadi suatu penyesuaian untuk menghindari efek destruktif antibiotik sehingga mikroba tersebut menjadi resisten terhadap obat antibiotik. Walaupun fenomena tersebut adalah fenomena yang alamiah, terdapat faktor-faktor yang dapat mempercepat maupun meningkatkan terjadinya resistensi terhadap antibiotik. Faktor yang paling penting adalah penggunaan antibiotik yang tidak sesuai. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai bisa mempercepat atau bahkan meningkatkan terjadinya resistensi mikroba. Sebetulnya apa yang dimaksud dengan penggunaan obat antibiotik yang “tidak sesuai� atau
Scomedians Newsletter / 2nd edition
Page 11
inappropriate itu? Antibiotik yang digunakan dalam waktu yang terlalu singkat, atau dalam dosis yang terlalu rendah, atau dengan potensi yang kurang adekuat, atau antibiotik yang diberikan tidak sesuai dengan penyakit yang akan diobati merupakan bentuk dari penggunaan antibiotik yang inappropriate seperti disebut di atas. Sering sekali kita mendengar, atau bahkan kita sendiri mungkin masih melakukannya, seseorang menghentikan pengobatan antibiotik yang diresepkan dokter setelah Ia merasa lebih baik padahal obat tersebut belum habis. Kita juga jamak melihat pasien datang ke apotek untuk meneruskan pengobatan dengan hanya menunjukkan kemasan obat yang telah habis tanpa mengantungi resep dari dokter apalagi mengetahui jenis, dosis, khasiat, dan hal-hal lain yang perlu diperhatikan dari obat tersebut. Hal ini tentu membuat miris dokter manapun yang mendengarnya, namun itulah kenyataan yang terjadi di sekitar kita. Apabila kita terus menutup mata akan hal-hal yang terjadi sekarang, bukan tidak mungkin resistensi ini akan menyebabkan bencana secara luas. Cepat atau lambat, dampak dari resistensi terhadap antimikroba akan segera dirasakan. Dampak yang akan terjadi bukan hanya pada pasien itu sendiri, tapi juga bagi orang-orang di sekitarnya. Bahkan dampaknya bisa mengenai sektor selain sektor kesehatan, seperti ekonomi. Bakteri yang resisten, seperti bakteri normal lainnya, dapat ditransmisikan kepada orang di sekitar penderita. Apalagi ditambah kurangnya higienitas dan sanitasi lingkungan sehingga transmisi semakin mudah terjadi dan orang-orang di sekitar pasien. Penyakit yang disebabkan pun tidak dapat diobati dengan antibiotik biasa. Bakteri yang sudah tidak lagi sensitif terhadap suatu antibiotik membutuhkan obat jenis lain yang lebih kuat potensinya agar dapat dimatikan. Dengan begitu, penyakit infeksi oleh bakteri akan lebih sulit untuk disembuhkan. Semakin sulitnya penyembuhan penyakit infeksi juga dapat berdampak pada sektor ekonomi. Pasien yang terinfeksi oleh strain yang telah resisten terhadap suatu antibiotik, cenderung merasa sakit lebih lama dan membutuhkan waktu yang lebih lama di rumah sakit. Selain itu, pengobatan untuk strain bakteri yang telah resisten
Scomedians Newsletter / 2nd edition
tersebut hanya bisa dilakukan dengan obat antibiotik lini kedua atau bahkan lini ke-tiga. O b a t - o b a t a n l i n i ke - d u a maupun ke-tiga tentu saja lebih mahal daripada lini pertama. Hal ini tentu membebani pemerintah terutama dalam hal b iaya j amin an keseh atan masyarakat baik dari segi biaya untuk waktu yang dihabiskan di rumah sakit, maupun biaya untuk obat itu sendiri. Produktivitas masyarakat pun dapat menurun yang tentu saja berdampak buruk pada perekonomian suatu negara. Setelah dipaparkan sekilas mengenai resistensi obat antimikroba dan dampaknya, apa yang bisa kita lakukan untuk paling tidak membantu menghentikan atau paling tidak memperlambat hal-hal buruk tersebut untuk terjadi? Peningkatan kewaspadaan akan adanya resistensi obat antimikroba merupakan hal yang sangat penting. Kegiatan kampanye maupun promosi untuk meningkatkan kesadaran baik itu dari kalangan medis, apoteker, maupun masyarakat l u a s d i ra s a p a t u t u n t u k dilakukan. Hal lain yang tidak kalah penting kita lakukan sebagai praktisi kesehatan masa depan adalah meningkatkan ilmu pengetahuan terutama mengenai pemberian medikamentosa agar kita kelak dapat mempergunakan obat dengan bijaksana demi tercapainya Indonesia yang sehat ke depannya.
Page 12
report
HEALTH PROFESSIONAL EDUCATION QUALITY Bali International Convention Centre, December 3rd-5th 2011 HPEQ, kepanjangan dari Health Professional Education Quality kali ini diadakan di Bali, bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan profesi kesehatan. Dilatarbelakangi dengan semakin maraknya kejadian-kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi dalam hal pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Oleh karena itu, Dikti mengadakan acara HPEQ yang tidak hanya ditujukan kepada para petinggi di bidang pendidikan kesehatan, Dekan, maupun Dosen tetapi kali ini mahasiswa sebagai objek yang menjalankan system pendidikan diikutsertakan juga untuk didengarkan suaranya. 2nd HPEQ mengundang 7 Profesi kesehatan untuk mengikuti International Conference, yaitu Kedokteran, Keperawatan, Kebidananan, Gizi, Kedokteran gigi, Farmasi, Kesehatan Masyarakat, dan ada beberapa mahasiswa dari Sekolah tinggi ilmu kesehatan yang diikutsertakan juga. Acara 2nd HPEQ ini dibagi menjadi beberapa sesi, ada yang sesi khusus untuk student, ada sesi khusus untuk para dosen dan dekan, dan ada juga sesi Plenary yang dihadiri oleh semua peserta 2nd HPEQ. Yang lebih dilaporkan disini adalah khusus sesi student. Di sesi ini, para peserta yang ikut serta tidak hanya berstatus mahasiswa tetapi ada juga beberapa yang telah memiliki embel-embel “dr” didepan namanya ataupun yang telah menjadi sarjana Farmasi. .
Hari Pertama, Diisi dengan acara perkenalan tentang acara 2nd HPEQ oleh senior Cimsa yaitu Kak Samuel Josafat dan pada kesempatan ini juga para peserta diberi buku keren yang berjudul “Mahasiswa Harus Tahu” yang sangat menolong para peserta sebagai petunjuk materi dalam kegiatan 2nd HPEQ ini. Selain itu para panitia juga mengundang pembicara dari luar yaitu Robbert Duvivier yang berasal dari Netherland, pada hari pertama ini Robbert memberikan dua materi. Yang paling menarik menurut saya adalah materi tentang “Making Changes” yang sangat membukakan fikiran kita, bahwa membuat perubahan itu tidak gampang dan tidak selamanya orang lain memiliki pendapat dan pemahaman yang sama dengan kita, butuh usaha dan trick khusus untuk membuat menjadi satu paham yang sama. Selain itu hari pertama ini juga menjadi ajang perkenalan bagi para peserta baik antar sesama profesi ataupun dengan profesi yang lain. Dan pada hari pertama ini para peserta diwajibkan untuk mengenakan baju berwarna merah sebagai symbol memperingati hari AIDS sedunia yang jatuh pada tanggal 1 beberapa hari sebelum acara 2nd HPEQ, tidak hanya itu saja para peserta juga berfoto bersama membentuk lambing pita merah. Scomedians Newsletter / 2nd edition
Page 13
Hari Ke dua,
Hari ke dua adalah hari yang paling padat, karena acara dimulai pada pukul 9 pagi dan berakhir pukul 6 sore. Diisi dengan acara Pembukaan 2nd HPEQ dan Plenary session. Pembicara untuk hari ke dua tidak hanya berasal dari Indonesia, tapi juga ada yang berasal dari Canada dan USA. Berbagai macam materi yang diberikan, tetapi yang paling famous adalah issue tentang “Interprofessional Education� yang sedang dicanangkan dan akan dimasukkan kedalam kurikulum. Karena terlau banyaknya Adverse Event yang terjadi dalam pelayanan kesehatan, dan dalam hal ini tidak diketahui siapa yang harus disalahkan. Sehingga mendorong para petinggi mengenalkan “Interprofessional Education� dimana terjalinnya kerjasama team minimal antar dua profesi kesehatan sehingga diharapkan dengan adanya team yang saling berkerjasama, saling mengetahui kewajiban dan peran masing-masing dalam pelayanan bisa mengurangi Adverse Event dan meningkatkan pelayanan kesehatan. Selain itu, juga ada materi tentang Sistem Penilaian dan Sistem Akreditasi yang disuguhkan pada plenary session ini. Sedangkan untuk acara pembukaan, para peserta disuguhkan dengan penampilan Tari Bali yang sangat fenomena dan diiringi dengan alunan alat musik tradisional bali yang melengkapi dan menambah aura Bali yang sebenarnya. Acara ditutup dengan makan malam bersama para peserta.
Hari Ke tiga,
Adalah hari terakhir bersama para peserta. Khusus untuk sesi student kita melakukan diskusi terbuka antar sesama profesi dan akan dipresentasikan di depan semua profesi yang ada, sehingga para peserta bisa mengetahui masalah apa saja yang ada di masing-masing fakultas dari berbagai macam jurusan. Menurut saya inti dari HPEQ itu ada dihari ke 3 ini, karena pada hari terakhir ini suara mahasiswa dikumpulkan dan akan disosialisasikan ke DIKTI. Selain itu ada pemberian materi terakhir dari Fitri Akhram yang menyampaikan hasil analisa dari kuesioner yang dibagikan ke seluruh universitas di Indonesia. Yang menunjukkan bahwa mahasiswa bidang kesehatan masih kurang mengetahui dan kurang siap untuk diadakannya IPE, mungkin kurangnya informasi tentang IPE menjadi salah satu alasannya. Penutupan 2nd HPEQ diadakan di Bali Safari Marine Park. Acara yang menurut saya sangat meriah, dimana para peserta baik mahasiswa, dosen, maupun para petinggi lainnya datang untuk menghadiri acara ini, disuguhkan dengan operet cerita rakyat bali yang sangat menarik. Selain itu, juga ada penampilan bakat dari masing-masing profesi, yang dipertunjukkan didepan semua peserta. Untuk Pendidikan Dokter sendiri yang diwakili oleh CIMSA dan ISMKI menghadirkan sebuah video yang menarik, yaitu video CIMSA for HPEQ. Setelah itu para peserta kembali ke hotel masing-masing untuk beristirahat, dan kembali ke kota masing-masing pada esok harinya.
by : Bintang Cahayahati Sebayang Scomedians Newsletter / 2nd edition
Page 14
profil
FinaTams Fidayati Tams Fina Fidayati Fina Fidayati Tams
Fina Fidayati Tams
, lahir di Surakarta tanggal 17 Juli kini sudah bekerja di WHO. Ya, seorang wanita yang pernah menjabat sebagai NOME (National Officer on Medical Education) ini mempunyai hobi antara lain : reading, listening to music, making friend, browsing in the internet, karaoke and yoga. Jenjang pendidikan beliau, yaitu : di SD 2 Sumber Solo, SMPN 1 Solo, SMAN 1 Solo, dan UGM NOME angkatan 2004-2005 / 2005-2006. Simak tentang beliau yang akrab dipanggil kak Fina ini.
Ada cerita apa aja sih kak dibalik masa jabatan kakak dulu sebagai NOME?
1.
“Waktu itu aku NOME dan Satria jadi Vice NOMEnya. Ada beberapa Project Coordinator yang mengacu pada SCOME IFMSA saat itu, seperti : Curriculum Database, Residensi Database, Book Aid (buku bantuan untuk Aceh dari USA) sama beberapa buku dari Jepang langsung dikirim ke Aceh. Kita juga sempat dapat kerjasama dengan NM2DC yang menjual CD tentang kedokteran.”
Lalu, sebenarnya siapa aja yang awalnya jadi motivasi kakak untuk jadi NOME?
2.“Yang jadi motivasi aku adalah NOME terdahulu dan dari keluarga juga mengizinkan untuk berkegiatan asal tidak mengganggu kuliah yang aku jalani saat itu.” Terus gimana caranya ngatur waktu antara organisasi dengan akademik, kak?
3.“Jujur sih, waktu itu aku belum terlalu ok dalam time management. Di empat semester awal sih emang nggak ada kendala. Tapi di semester empat sampai delapan cukup kewalahan karena lebih aktif di CIMSA daripada belajar. Tapi Alhamdulillah end resultnya cukup memuaskan waktu lulus S-1 dulu.”
Apa yang menjadi motto kakak sehingga kakak sampai bisa kerja di WHO?
5.
“ 'some day, I'll be international staff of any UN or INGO'. Jadi waktu itu jadi terbrain washed buat kerja di WHO setelah intern di WHO Jenewa.”
Pengalaman menarik dan prestasi yang kakak dapat selama kakak jadi NOME dan kerja di WHO apa aja sih kak?
6.
“End resultnya adalah : dependent, gained knowledge, skills, networking, dan sebenarnya masih banyak deh yang gak bisa di sebutin satu persatu, emang banyak banget pengalaman yang bisa di dapat. Sedangkan kalau prestasinya : pernah jadi Project Coordinator IFMSA untuk Global Pediatric Curricula Survey. Setelah itu gampang intern di WHO Jenewa, karena data analisis dan paperwritingnya disana. Kemudian Oral Presentation di Asia Pasific Conference on Diarrheal Disease and Nutrition di Yogya.” Lalu apa ambisi kakak kedepannya setelah WHO?
7.“Insya Allah tahun ini sekolah lagi. Ambisinya 10 tahun setelah lulus bisa mulai berkarir di international and married. hehehe”
Mengenai pekerjaan di WHO, kakak sendiri menjabat sebagai apa, dan kerjanya gimana sih?
Terakhir, pesan dan motivasi dari kakak untuk scomedians se-Indonesia dan agar bisa menjadi seperti kakak?
Field Monitoring, Emergency and Humanitarian action and Injury Violence Disability Prevention and Rehabilitation Unit. Jadi ya kerjaannya lebih banyak bantu disaster data sama bantu program.”
believe you can do it'. Pokoknya jangan takut untuk gagal. Karena kegagalan itu kesuksesan yang tertunda. Allah knows what the best ”
4.“Bantu-bantu di WHO : Program Assistant and 8. “ 'dream it, try the best to reach it, and pray. Just
Scomedians Newsletter / 2nd edition
Page 15
u s l a p antibiotik
CINTA
by : Qorry Amanda
Unissula, 2009
Scomedians Newsletter / 2nd edition
Page 16
?
mereview
What can we do
Pendidikan kedokteran sudah selayaknya menjadi perhatian setiap mahasiswa kedokteran tidak hanya menentukan kualitas dokter tetapi juga kualitas pelayanan kesehatan di masa depan. Dengan latar belakang inilah, dibentuk suatu wadah bagi mahasiswa untuk memperjuangkan suatu pengembangan dan perbaikan di bidang pendidikan kedokteran yaitu Standing Committee on Medical Education (SCOME). Walaupun mahasiswa tidak punya kekuatan yang besar di fakultas, tapi mahasiswa dapat melakukan perubahan kecil bagi pendidikan kedokteran yang dapat bermanfaat di lokalnya. Menurut SCOME Manual, berikut adalah berbagai hal yang dapat kita lakukan di lokal masing masing ?
?
Membuat kursus tambahan yang bermanfaat bagi mahasiswa k e d o k t e r a n Banyak kursus tambahan yang telah dibuat oleh SCOME CIMSA di lokal masing masing. Selain bermanfaat, kursus ini juga dibutuhkan oleh mahasiswa kedokteran. Beberapa contoh kegiatan kursus tambahan ini seperti pelatihan OSCE, Breaking the Silence dan berbagai macam pelatihan lainnya.
?
d
u
c
a
t
i
o
n
Banyak cara buat mengembangkan
What wecan do
Ikut mengembangkan medical
e
medical education, bisa dimulai dari
advokasi/bekerja sama dengan
bagian medical education di institusi
masing- masing.
?
Berkontribusi pada SCOME project dan ikut serta membuat project
?
n
Mengumpulkan opini dari mahasiswa
dan
a
s
i
o
n
a
l
coba
mengimplementasikannya
Hal ini pasti udah nggak asing lagi di
Ikut berpartisipasi dalam proses
SCOME berhubungan dengan sistem
telinga anggota SCOME. Project
?
?
What
i
pendidikan kedokteran dan kegiatan
Mahasiswa juga bisa ikut
kegiatan yang menunjang hal
e
v
a
l
u
a
s
wecan do
berpartisipasi dalam evaluasi yang
tersebut. Selain itu juga anggota
diberikan fakultas, biasanya dalam
SCOME dapat memberi saran kepada
bentuk pengisian kuesioner.
nasional untuk ide project baru
Representasi mahasiswa kedokteran d i
d e w a n
f a k u l t a s
Scomedians Newsletter / 2nd edition
?
Memfasilitasi diskusi antara
mahasiswa dan fakultas Page 17
mereview
][
sistem pendidikan kedokteran
Amerika
Di Amerika Serikat, lamanya sekolah kedokteran adalah empat tahun dengan tujuan untuk mendidik dokter di bidang allopathic medicine atau osteopathic medicine. Sebelum masuk sekolah kedokteran, biasanya mereka diharuskan memperoleh gelar sarjana dengan masa pendidikan tiga - empat tahun dari universitas,tergatung institusi kesehatan. Umumnya, mereka mengambil gelar bidang ilmu biologi. Setelah itu, mereka diharuskan mengumpulkan persyaratan seperti, nilai-nilai semasa sekolah, skor pada Medical College Admission Test (MCAT), esai, surat rekomendasi, dan wawancara. Setelah masuk sekolah kedokteran, dibutuhkan empat tahun untuk menyelesaikan gelar Doctor of Osteopathic Medicine (D.O), gelar Doctor of Medicine (M.D.) atau dokter Medicine Podiatric Kedokteran (DPM.). Program studi ini dibagi menjadi dua komponen: pra-klinis dan klinis. Praklinis studi umumnya terdiri dari dua tahun pertama dan diajarkan anatomi, biokimia, fisiologi, farmakologi, histologi, embriologi, mikrobiologi, patologi dan neurosains. Setelah mereka berhasil menyelesaikan praklinis, biasanya terdapat ujian untuk mendapatkan lisensi medis. USMLE untuk gelar doctor of medicine (M.D) dan COMLEX untuk gelar Osteopathic Medicine (D.O). Nah USMLE ini sangat penting karena nantinya merupakan persyaratan lisensi praktik kedokteran di Amerika Serikat. Materi tahap 1 USMLE seperti yang diajarkan pada praklinis dengan jumlah soal 336 pilihan ganda dikerjakan alam waktu 7 jam! Pada tahun klinis, pendidikan berlangsung di rumah sakit pendidikan atau dengan dokter komunitas. Rotasi klinis ini meliputi internal medicine, bedah, pediatri, Obstreti/Ginekologi, podiatrics dan psikiatri yang merupakan dasar dari kurikulum, tetapi ada juga pilihan yang dapat diambil. Pada akhir tahun ketiga, mereka juga Scomedians Newsletter / 2nd edition
Indonesia
diharuskan menyelesaikan ujian sama halnya diakhir tahun kedua seperti USMLE dan COMLEX. Nah USMLE tahap 2 ini juga gak kalah heboh, materi yang diujikan pengetahuan kedokteran (clinical knowledge, CK) dan kemampuan kedokteran (clinical skill, CS). Materi ujian berjumlah 370 butir dalam 7-8 jam. Setelah mereka menyelesaikan masa studi di tahun keempat, mereka memperoleh gelar dokter dan gelar MD. Tetapi mereka belum bisa mendapatkan surat ijin praktek sebelum menyelesaikan magang dan juga tes tahap terakhir USMLE. USMLE Step 3 berupa 480 pertanyaan pilihan ganda dan diujikan selama 2 hari. Peserta akan diberikan simulasi-simulasi kasus yang berbasiskan komputer (computer-based). Jadi dengan program simulasi ini, peserta ditanyakan mengenai tindakantindakannya pada kasus tersebut. Ujian ini ingin menguji apakah peserta dapat berpraktik tanpa pengawasan(supervising). Hampir mirip-mirip dengan UKDI sih tapi jelas USMLE ini bikin mabok! Oiya,biasanya selama tahun-tahun terakhir sekolah kedokteran, mereka langsung mengajukan permohonan untuk mengambil spesialisasi dalam bidang yang dipilih. Oleh karena itu, kebanyakan dari mereka baru memperoleh ijin praktek setelah lulus residen karena mereka baru menyelesaikan magang dan juga USMLE. Wah,makin jarang aja dokter umum di US. Dari artikel diatas kita bisa tahu bahwa ada beberapa perbedaan sistem pendidikan kedokteran yang diterapkan di U.S dan Indonesia. Mungkin ini bisa jadi bahan referensi dan pengetahuan buat kita scomedians! Nadia , LOME UGM Page 18
SCOME -
WEEKS!!
S
come weeks adalah salah satu kegiatan akbar dari scome itu sendiri, kenapa? Karena semua member scome dari sabang sampai jember melaksanakan kegiatan ini. Project ini terinspirasi dari negeri romania, dengan nama iMED - SCOME Di Indonesia project ini melibatkan seluruh anggota scome, mulai dari LOME sampai member. Semua scomedianz di harapkan ikut berpatisipasi dalam project akbar ini. Karena project ini hanya satu tahun sekali, dan cukup besar mengingat yang dilibatkan adalah seluruh member scome di indonesia secara serentak. Scome weeks ini di rencanakan akan diadakan sekitar bulan april selama seminggu, "seminggu" disini bukan berarti di laksanakan dalam seminggu penuh dari senin sampai minggu. Maksud "seminggu" disini sebenarnya lebih di tekankan pada frekuensi kegiatan par lokal yang di tingkatkan dalam sebulan ini dalam rangka scome weeks. Puncak dari scome weeks ini sendiri adalah pada tanggal 2 Mei 2012, untuk Memperingati hari pendidikan nasional. Project scome yang satu ini memiliki keunikan di tempat pelaksanaannya. Di karenakan project ini dilaksanakan di lokal masing masing, dilokal yang ada scome. Dengan bentuk kegiatan yang bervariasi pula. Tujuan dari project ini sendiri selain untuk memperingati hari pendidikan nasional, kegiatan ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa scomedianz adalah jiwa yang peduli pada pendidikan di indonesia. Tidak hanya pendidikan, karena pastinya akan banyak kegiatan yang di persembahkan untuk indonesia dalam berbagai hal yang masih di dalam koridor scome itu sendiri, dengan tujuan satu yaitu pencapaian mutu kualitas lehidupan yang baik, dan revolusi pembelajaran. Scomedians Newsletter / 2nd edition
mereview Banyak sekali bentuk kegiatan yang akan di laksanakan di scome weeks ini. Karena tiap lokal memiliki bentuk kegiatan masing masing, dan ini berlangsung tidak dalam satu hari. Tema yang diadakan tiap lokal pun bervariasi. Di romania acara yang diadakan disana cukup seru, contoh acaranya adalah "Research Laboratories' Fair, Post Graduation Orientation Conference", di kegiatan ini mereka mengundang dokter yang sudah berpengalaman untuk menceritakan pengalaman mereka bidang yang mereka pilih. Tidak hanya itu ada lagi "Dr. House - Algorithms of clinical diagnosis" yang seneng dr house pasti baca judulnya merasa ini hal yang keren, tepat sekali, karena bentuk kegiatan yang satu ini adalah siswa bersama dengan dokter menindak lanjuti langkah-langkah logis dalam menentukan sebuah diagnosis, dan yang berhasil menentukan diagnosisnya dengan tepat akan mendapatkan hadiah, berupa buku atau alat bedah. Kegiatan lainnya adalah "medchallange" dari judulnya mungkin kita sudah bisa menebak seperti apa bentuk kegiatan yang satu ini, yap... Ini adalah kegiatan seperti cerdas cermat jaman T*RI dulu di indonesia, yang mengerti jawaban pertanyaaan yang diajukan oleh pembawa acara akan mendapatkan poin. Pertanyaan yang diajukan meliputi biokimia, histologi, anatomi dan, teman teman ilmu kedokteran yang lainnya. Seru? Sudah pasti.... Iri? Jangan.... Karena kita punya kegiatan ynag serupa di indonesia tercinta ini. Ingat kita adalah bangsa yang cerdas. Banyak bentuk kegiatan yang bisa kita lakukan di indonesia ini, para LOME saat di beri tahukan soal scome weeks ini mereka sempat bingung karena mereka punya jadwal tersendiri di lokal mereka masing-masing. Inilah tantangan dari scome weeks, jadi mereka pun mencoba memindahkan kegiatan mereka di bulan april. Acara yang bisa di lakukan untuk ikut berpartisipasi di scome weeks pun sangat luas, karena SCOME-CIMSA sendiri tidak membatasi, asal sesuai dengan koridor SCOME. Contoh kegiatan yang bisa dilakukan mungkin bisa dalam bentuk talkshow, nonton film kedokteran bersama (bahasa gaul SCOME = MeMO), perlombaan, dan masih banyak lainnya. Perlombaan ini pun banyak hal yang bisa di singgung lomba baca resep, lomba tulis resep, lomba masak masakan sehat, jadi tidak terpaku hanya pada pendidikan kedokteran. Kita bisa mentransformasikannya ke hal-hal yang menyenangkan. Dan sasarannya pun bisa di perluas, dari untuk kalangan scome sendiri, kalangan mahasiswa kedokteran umum, sampai dengan masyarakat. Aktivitas scome sendiri menyinggung lima hal, yaitu mengenai masalah penggalakan reformasi sistem dan kurikulum pendidikan kedokteran, peningkatan kesadaran akan urgensi pengembangan pendidikan kedokteran, pembentukan sumber daya manusia kedokteran yang berkualitas, perluasan kesempatan pendidikan dan pelatihan bagi mahasiswa kedokteran, serta mendermakan ilmu yang bermanfaat. Kita juga bisa menyinggung poin poin dari MDGs mengingat kita kemarin di Indonesia MDGs Award berhasil menjadi runner up. Kalau memang tidak memungkin kan untuk membuat banyak acara dalam scome weeks ini, bisa di siasati dengan 1 acara tapi dalam prosesnya membutukan waktu lebih dari satu hari. Contohnya mungkin bisa di ambil dari BTS, misal kita mengadakan lomba bahasa isyarat, hari pertama pemberian materi, hari kedua seleksi, hari ke tiga final dan, banyak lagi macam cara untu menyiasati scome weeks ini bagi para LOME. Scome weeks ini akan diadakan rutin setiap tahun, sebagai project Nasional dari SCOME, mungkin kedepannya akan di berikan tema untuk setiap tahun, agar lebih memiliki makna. Go SCOME go !!! Page 19
NOME VNI VNE Secretary Treasurer PC PC IMD LOME Unsyiah LOME Unaya LOME Unand LOME UR LOME UI LOME UIN LOME Unpad LOME UGM LOME UMY LOME UNS LOME UMS LOME Unisula LOME Unair LOME UB LOME UWKS
Candrika Dini Khairani (nome@cimsa.or.id) Bintang C Sebayan (abien_crzy@yahoo.com) Tjok Agung Purnama (wisesaputra@gmail.com) Galuh Alviana (bluedanube_classic@yahoo.com) Adinda Putri M (adinda.mulyana@yahoo.com) Herliani Dwi P.H (herlinternisti@yahoo.com) Zulkarnain S (zulkarnain_sjamsuri@rocketmail.com) Tiwi Qira A (te_awi@yahoo.com) Annisa Soraya Putri (nisasoraya93@yahoo.com) Harmawan Meryanto (harmawan_91@yahoo.co.id) Reskha Renanti M (Gir_kio7@yahoo.com) Ismayuni Sumira (ismayunisumira@yahoo.co.id) Herliani Dwi Putri halim (herlinternisti@yahoo.com) Resti Cahyani (resti_c92@ymail.com) Dwika Audiyananda (dwi_k_bajuri@yahoo.com) Nadia Ayu Safitri (nadiaayusafitri@ymail.com) Zulva Fuadah Achsrianti (zulvafa@yahoo.co.id) Putri Dini Azika (diniazika@yahoo.co.id) Ririn Nurpebrianasari (cdr.ririn@yahoo.com) Nafika Asnaita Y (nafikaasnaitayasmine@yahoo.co.id) Nurhidayat Mohammad (sandy.unair@yahoo.com) Vidi Prasetyo Utomo (the_qyutez@yahoo.com) Surya Mahayana (soerya_mahayana@yahoo.com)