COMA CIMSA UKDW Chapter 1

COMA

COMDEV MAGAZINE

Sejarah Kita Berawal dari kita untuk masyarakat

CDC Dari 2014 - 2017

Comdev Team 2017 Awal yang baru bagi comdev CIMSA UKDW

Comdev Solution Bersama atasi masalah gizi bagi balita

Comdev SCO Mengabdi untuk masyarakat melalui Comdev SCO

Tulisanku Belajar dari kuba

Chapter 1 September - November

CIMSA atau Center for Indonesian Medical Student's Ac vi es adalah organisasi yang memiliki sifat independen, non- proďŹ t, non- party, inklusif, dan nasionalis yang dibentuk pada tahun 2001. CIMSA adalah organisasi yang berdedikasi untuk mengempower mahasiswa kedokteran dengan meningkatkan passion, ideologi, dan juga keberanian untuk berkontribusi dalam peningkatan kesehatan di negara kita, sebagai perwujudan rasa cinta dan hormat kita terhadap Indonesia Salah satu hal yang menjadi pokok utama pemikiran dari pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia adalah gizi, oleh karena itu CIMSA UKDW mengambil tema gizi dalam Community Development sebagai wujud nyata kami dalam mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia, seper yang kita ketahui gizi merupakan hal yang pokok di dalam kehidupan manusia.

Gizi yang kami usung adalah gizi pada balita, karena bagi kami balita merupakan penerus bangsa yang dapat membawa perubahan pada negara ini, oleh karena ini sejak usia dinipun pemberian asupan dan gizi pada balita haruslah tepat dan memiliki nutrisi gizi seimbang. Karena masih kurangnya pengetahuan orang tua mengenai apa yang harus mereka berikan, dalam bentuk apa yang harus di berikan, dan berapa banyak yang harus di berikan. Oleh karena itu kami CIMSA UKDW khususnya dalam bidang Community Development memiliki kepedulian dalam membina para orang tua agar dapat memberikan asupan yang tepat dan sesuai kepada buah ha mereka. Hasil akhir dari Community Development ini adalah kami mengharapkan para orang tua dapat menjamin kebutuhan nutrisi dari buat ha dan menurunkan angka anak gizi kurang.

Nigel Boeky Local Coordinator CIMSA UKDW COMDEV MAGAZINE CHAPTER 1 | -

KON

SEJARAH COMDEV CIMSA UKDW 1

COMDEV TEAM 2017 - 2018 4

3 COMMUNITY DEVELOPMENT COORDINATOR

NTEN

COMDEV SOLUTION 7

TULISANKU 12

9 COMDEV SCO

SEJARAH KITA Community Development adalah salah satu project yang dilaksanakan dalam upaya memandirikan suatu komunitas, begitu pula CIMSA Lokal UKDW melaksanakan project tersebut.

CIMSA UKDW sebagai salah satu lokal yang aktif dalam melaksanakan project CIMSA, ikut s e r t a m e l a k s a n a k a n p ro j e c t Community Development sejak tahun 2014. Dasar dari pembentukan Community Development yang dilakukan oleh CIMSA UKDW adalah rasa peduli terhadap tingkat kesehatan masyarakat khususnya masyarakat Yogyakarta. CIMSA UKDW ingin menginisiasi suatu project yang nantinya akan berdampak langsung kepada masyarakat.

Sebagai salah satu lokal yang masih terbilang baru pada masa itu, pembentukan project Community Development merupakan salah satu langkah besar CIMSA UKDW sebagai salah

satu organisasi mahasiswa kedokteran dalam upaya berperan secara langsung untuk masyarakat.

Pada tahun 2014, Community Development Coordinator pertama CIMSA UKDW selaku pencetus dari Project Community Development CIMSA UKDW a d a l a h Te re s a d a r i S C O P H .

Pembentukan Project Community Development CIMSA UKDW dapat bantuan dari pembimbing CIMSA UKDW yaitu drg.Suryani.

Berkat bantuan dari beliau, CIMSA UKDW mendapatkan masukan terkait pemilihan topik masalah serta pemilihan desa yang menjadi sasaran Community Development CIMSA UKDW. To p i k y a n g d i a m b i l u n t u k Community Development pertama CIMSA UKDW ini adalah masalah hipertensi yang fokus pada hipertensi yang dialami oleh para lansia.

COMDEV MAGAZINE CHAPTER 1 | 1

Community Development pertama CIMSA UKDW dilaksanakan dilaksanakan di dusun Tangkilan, Kabupaten Bantul.

Pada tahun 2015 berganti kepengurusan dan Community Development Coordinator digantikan Teresa oleh Theresia Agung sebagai Community Development Coordinator kedua.

Pada kepengurusan Theresia Agung, Community Development CIMSA UKDW masih memegang topik masalah serta desa binaan yang sama, yakni di dusun Tangkilan, Bantul.

Pada kepengurusan Theresia, Community Development CIMSA UKDW menginisiasi evaluasi kader serta pelatihan kader rutin guna sebagai pengontrol rutin angka hipertensi masyarakat juga melakukan kegiatan penyuluhan.

Pada tahun 2016, kepengurusan Community

Development CIMSA UKDW digantikan oleh Yohanes Windu sebagai Community Development Coordinator ketiga C I M S A U K D W. P a d a kepengurusan Windu topik masalah dan desa binaan masih sama dengan kepengurusan sebelumnya. Kegiatan yang diinisiasi Windu dilaksanakan bekerja sama dengan Puskesmas setempat serta memberikan penyuluhan dari pihak tenaga medis.

Pada tahun 2017, kepengerusan Community Development digantikan oleh Alferio yugo sebagai CDC keempat CIMSA UKDW. Pada kepengurusan ini hipertensi di dusun dinyatakan telah berhasil diatasi dan dari hasil follow up masyarakat telah mandiri dalam mengatasi masalah hipertensi di dusun tersebut. Lalu digantikan topik masalah baru yaitu gizi pada balita.

COMDEV MAGAZINE CHAPTER 1 | 2

COMMUNITY DEVELOPMENT COORDINATOR CIMSA UKDW

Nama : Teresa Nadia I CDC : 2014/2015 SVO : SCOPH Asal : Kudus Angkatan : 2012

Nama : Theresia Agung K CDC : 2015/2016 SVO : SCOPH Asal : Temanggung Angkatan : 2014

Nama : Yohanes Windu CDC : 2016/2017 SVO : SCOPH Asal : Jogja Angkatan : 2015

COMDEV MAGAZINE CHAPTER 1 | 3

COMMUNITY DEVELOPMENT TEAM 2017/2018 CIMSA UKDW

COMMUNITY DEV 2017 /

Alferio Yugo S CDC 2017/2018 Tasikmalaya

Daniel Ryan S CD Team 2017/2018 Tangerang

Bagus Angga W S CD Team 2017/2018 Denpasar

Drian Putra P CD Team 2017/2018 Jogja

Yatatik Kartika CD Team 2017/2018 Pontianak

COMDEV MAGAZINE CHAPTER 1 | 5

VELOPMENT TEAM / 2018

Daniel Raenata CD Team 2017/2018 Purwokerto

Kezia Adya N CD Team 2017/2018 Jogja

Brenda Miriane R CD Team 2017/2018 Wangipau

Indriani Nur Azizah CD Team 2017/2018 Jogja

Aditya Jerry D CD Team 2017/2018 Denpasar

COMDEV MAGAZINE CHAPTER 1 | 6

Latar Belakang Gizi merupakan faktor penting bagi kesehatan dan kecerdasan anak.

Jika pada usia ini status gizinya tidak dikelola dengan baik, maka dikemudian hari akan terjadi gangguan status gizi buruk dan selanjutnya akan sulit terwujudnya perbaikan kualitas sumber daya manusia dimasa yang akan datang.

Oleh karena itu, pada masa balita 2-5 tahun harus mendapat perhatian yang lebih dari orang tua terhadap kesehatannya terutama dalam pemberian makanan yang bergizi.

Keadaan gizi buruk pada balita dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pendidikan ibu, pengetahuan ibu, pekerjaan ibu, konsumsi makanan tambahan dari bahan-bahan yang bergizi. Akibat dari masalah gizi tersebut dapat menyebabkan balita mengalami kegagalan pertumbuhan ďŹ sik serta tidak optimalnya perkembangan dan kecerdasan.

Tujuan Melalui COMDEV ini diharapkan status gizi kurang dan gizi buruk didesa tersebut turun guna mencegah kematian akibat gizi buruk dengan cara meningkatnya tingkat kesadaran dan pemahaman ibu terkait gizi seimbang untuk balita.

COMDEV MAGAZINE CHAPTER 1 | 7

Sasaran Kegiatan Balita usia 0-5 tahun dengan status gizi kurang dan gizi buruk Indikator Keberhasilan -Hasil kuesioner melihat peningkatan pengetahuan ibu terkait gizi seimbang untuk balita.

-Menurunnya angka gizi kurang dan gizi buruk di dusun.

-Terbentuknya Kader gizi yang memiliki pemahaman mengenai gizi balita.

Gambaran Kegiatan -Pembentukan Kader Gizi -Melakukan kunjungan Follow Up rutin sebulan sekali guna melihat perkembangan status gizi balita.

-Melakukan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan ibu terkait gizi -Melakukan campaign terkait gizi dihari gizi nasional -Melakukan penyebaran kuesioner guna melihat perkembangan pengetahuan ibu terkait gizi.

COMDEV MAGAZINE CHAPTER 1 | 8

DeCaPL (Determinant the Cause and Prevent Leptospirosis)

Latar belakang Penderita leptospirosis di DIY hingga Maret 2016 mencapai 23 kasus.

Tertinggi terjadi di Kabupaten Bantul mencapai 15 kasus dengan jumlah pasien meninggal dunia mencapai 5 orang.

Berdasarkan data Dinkes Yogyakarta, kasus leptospirosis di Bantul pada 2010 sebanyak 116 kasus dengan korban meninggal 19 orang, kemudian pada 2011 kasus mengalami kenaikan menjadi sebanyak 154 kasus dengan korban meninggal 12 orang.Sedangkan pada 2012, mengalami penurunan kasus yang hanya mencapai 46 kasus dengan seorang meninggal.

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta merebaknya tikus sebagai penyebab penyakit itu Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat Bantul mengenai penyakit Leptospirosis 2. Melakukan promotif dan reventif penyakit Leptospirosis 3. M e l a t i h k e m a m p u a n ( b a i k komunikasi & skill) member SCOPH CIMSA UKDW dengan cara terjun

langsung dalam masyarakat Sasaran Masyarakat (khususnya petani) daerah Bantul Yogyakarta Indikator keberhasilan Tidak adanya peningkatan pada penderita leptospirosis Dan pada pasien leptospirosis akan terus dipantau supaya mereka rutin melakukan pemeriksaan ke dokter dan tetap menggunakan apd berupa sepatu boot ke sawah.

Gambaran kegiatan Acara yang bersifat comdev ini akan dilaksanakan pertama dengan melakukan senam sehat, dan dilanjutkan dengan edukasi mengenai apa itu leptospirosis, faktor risiko, bagaimana pencegahan leptospirosis.

Setelah edukasi akan dilanjutkan dengan terjun ke sawah dengan menggunakan APD berupa sepatu boot bagi para petani

COMDEV MAGAZINE CHAPTER 1 | 9

Sexpression (Sexual Expression)

Latar belakang Berdasarkan Perlindungan perempuan dan Masyarakat (BPPM) DIY, tercatat bahwa tahun 2014 terdapat 1.190 korban kekerasan perempuan, sementara pada tahun 2015 meningkat menjadi 1.328 korban.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ri a Annisa(Kompas.com): Tahun 2017 terdapat 15 anak, angka ini tergolong nggi, dan mencerminkan anak rentan jadi korban kekerasan seksual.

Untuk tahun 2016 terdapat 43 kasus melipu kekerasan terhadap istri 1 kasus (pernikahan di bawah umur), kekerasan dalam pacaran 3 kasus, perkosaan 23 kasus, pelecehan seksual 6 kasus, kekerasan dalam keluarga 3 kasus, traďŹƒcking 5 kasus, dan kekerasan terhadap anak 2 kasus. Hanya 20 persen yang mau melanjutkan. Mereka (korban) trauma dan hampir semua dak mau (melanjutkan studi) Tujuan Meningkatkan pengetahuan pelajar SMA men gen ai h ak-h ak wan ita, pencegahan kekerasan seksual, dan efek yang mbul akibat kekerasan seksual melalui materi yang diberikan oleh member SCORA yang diukur menggunakan Pre Test & Post Test dengan waktu pencapaian 25 Maret 2017 Sasaran

PKR di sebuah SMA di Kota Jogja Indikator keberhasilan 1. Menurunnya angka kekerasan disekolah tersebut 2. Jumlah trainer yang terbentuk 3. Peningkatan nilai pre-test dan posttest Gambaran kegiatan Rancangan Konsep Kegiatan 10 Februari 2017: Sosialisasi bagi member SCORA Minggu 24 Februari 2017: Assessment di beberapa sekolah + training beberapa sekolah 3 Maret 2017: Bonding dan penyampaian materi 1 kepada PKR tersebut 25 Maret 2017: Penyampaian materi 2 kepada PKR, evaluasi, dan mempersiapkan PKR tersebut di sekolah mereka.

COMDEV MAGAZINE CHAPTER 1 | 10

Green Army (Disaster Management in School)

Latar belakang Dalam menanggulangi hal hal yang dak diinginkan seper bencana alam akibat perbuatan manusia, SCORP berencana mengajak anak-anak sekolah dasar untuk bersama-sama peduli tentang keberadaan s a m p a h s e j a k d i n i . D e n ga n a d a nya kepedulian tentang sampah, diharapkan anak-anak sekolah dasar dappat menger tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar, sehingga bahaya bencana dapat dicegah sedini mungkin.

Gambaran kegiatan -Pemberian edukasi kepada anak anak Sekolah Dasar tentang sampah dan pemilahan sampah -Pemberian edukasi tentang bahaya bencana yang dapat timbul akibat sampah -Follow Up rutin untuk meninjau perkembangan anak anak sekolah dasar.

Tujuan - Memberi edukasi sampah kepada anakanak sehingga diharapkan adanya inisia f pengelolaan sampah yang baik - Memberi edukasi kepada anak-anak tentang bahaya bencana yang dapat mbul akibat sampah Sasaran Anak anak sekolah dasar Indikator keberhasilan - Anak anak paham akan penting masalah pengelolaan sampah untuk menunjang kesehatan serta mampu melakukan pengelolaan sampah.

-Anak anak paham mengenai bencana yang mampu timbul akibat pengelolaan sampah yang buruk.

COMDEV MAGAZINE CHAPTER 1 | 11

Belajar Dari Kuba Part 1 Penulis : Daniel Ryan Sinurat ” vale más la vida de un ser humano que todo el oro del hombre más rico del mundo.”

-Ernesto 'Che' Guevara Pada sebuah gedung di Kuba, terdapat tulisan berbahasa Spanyol ” vale más la vida de un ser humano que todo el oro del hombre más rico del mundo”. Jika dibahasakan kedalam bahasa Indonesia dapat diartikan “Lebih layak kehidupan manusia daripada semua emas orang terkaya di dunia”. Begitulah kata Ernesto 'Che' Guevara, seorang dokter dari Kuba yang juga merupakan Menteri Perindustrian Kuba tahun 1961. Banyak sekali warisanwarisan dari Che terhadap Kuba termasuk sistem kesehatan Kuba.

Kuba atau Republik Kuba ini terletak di Karibia utara pada pertemuan Laut Karibia, Teluk Meksiko dan Samudra Atlantik.

Ibukota Kuba yaitu Havana dengan bahasa resmi yaitu Bahasa Spanyol. Negara ini juga termasuk dalam negara berkembang dan memiliki iklim tropis seperti Indonesia.

Namun, negara ini memiliki sistem kesehatan yang paling baik di dunia. Bahkan, Amerika sebagai negara maju tidak mampu bersaing dengan Kuba yang dengan konsisten memberikan pelayanan kesehatan gratis untuk seluruh warganya tanpa pandang bulu dan dengan hasil yang maksimal.

Pada tahun 2014 Director-General WHO, Margaret Chan, berpesan kepada seluruh dunia untuk mengikuti sistem kesehatan yang dijalankan Kuba. Pernyataan Margaret Chan ini merupakan apresiasinya terhadap Kuba yang merupakan negara

berkembang, namun memiliki track record yang baik terhadap kesehatan. Yang lebih penting lagi, semua pelayanan kesehatan ini GRATIS dan tentunya tanpa adanya biaya jaminan yang harus dibayarkan tiap bulan seperti di Indonesia saat ini. Di Kuba, seluruh rakyatnya mendapatkan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma.

Data dari Universal Health Care menunjukkan bahwa dari tahun 1970-2014, angka kematian bayi di Kuba menurun secara drastis. Dari 38,7/1000 kelahiran pada tahun 1970 hingga 4,2/1000 kelahiran pada 2014. Bahkan angka ini mengalahkan Amerika Serikat yang merupakan negara lebih maju dibandingkan Kuba. Menurut Center for Disease Control and Prevention (CD), Amerika Serikat yang memiliki 5,8/1000 kelahiran pada 2014. Untuk Indonesia, berdasarkan data dari World Bank pada tahun 2014, angka kematian bayi 24/1000 kelahiran. Dilihat dari data tersebut jelas bahwa Kuba memiliki sebuah sistem yang paling baik terutama perhatiannya pada kesehatan ibu dan anak sehingga angka kematian bayi baik sejak dalam kandungan hingga setelah melahirkan dapat turun secara signifikan, bahkan menandingi Amerika Serikat yang merupakan negara maju.

Selain angka kematian bayi yang rendah di Kuba, angka harapan masyarakat Kuba juga sangat tinggi. Di Kuba, angka harapan hidup mencapai 79,55. Sedangkan jika dibandingkan dengan Indonesia, angka harapan hidup mencapai 69,07. Bagaimana sistem kesehatan sehingga bisa menjadi yang terbaik di dunia?

Bersambung............

COMDEV MAGAZINE CHAPTER 1 | 12

Next Chapter : - Community Development Team 2017/2018 - Progress Community Development “Solution�

- Tulisanku: Belajar Dari Kuba - Part 2

COMDEV TEAM CIMSA UKDW 2017 / 2018