Nunggak Semi

Page 1

Nunggak Semi BATIK ADILUHUNG KARYA GO TIK SWAN PANEMBAHAN


Penanggung Jawab: ESTI UTAMI Pengarah: LILI SUHARDI Koordinator Pameran: MISARI Tim Produksi: SRI SINTASARI (NENENG ISKANDAR) BENNY GRATHA KRESNO YULIANTO Desain Katalog: DIKI SATRIA NUGRAHA Fotografer: RAHMADI WIDODO Penerbit: DIREKTORAT PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DAN PERMUSEUMAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN RI


Nunggak Semi BATIK ADILUHUNG KARYA GO TIK SWAN PANEMBAHAN

M U S E U M TEKSTIL JAKARTA 2 0 . 0 9 . 17 - 12.11.17



Daftar Isi SAMBUTAN TINIA BUDIANTI1

5

HARRY WIDANTO

7

ARIEF DJOKO BUDIONO

9

BIOGRAFI BATIK ADILUHUNG

12

LATAR BELAKANG

14

FILSAFAT PEMBATIKAN

16

BATIK INDONESIA

18

KOLEKSI GEDEBYAH

25

NAGA BUMI

27

SAWUNGGALING

29

KUKILO PEKSO WANI

31

TUMURUN SRI NARENDRA

33

KUSUMA SRI NARENDRA

33


Tinia Budianti

KEPALA DINAS PARIWISATA & KEBUDAYAAN PROVINSI DKI JAKARTA


SAMBUTAN

B

atik Indonesia telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tanggal 2 Oktober 2009. Penetapan UNESCO tersebut menuntut Indonesia untuk merawat dan melestarikan warisan budaya

tersebut dan menjadi kewajiban bagi seluruh insan Indonesia untuk sinergi dalam melestarikan dan mengembangkannya. Penerbitan katalog pameran batik “Nunggak Semi: Batik Adiluhung karya Go Tik Swan Panembahan Hardjonagoro� yang digelar di Museum Tekstil Jakarta mulai 20 September sampai dengan 12 November 2017 ini merupakan salah satu upaya edukasi guna meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap pelestarian batik sebagai warisan budaya Indonesia, serta terhadap sosok yang berperan penting dalam pelestarian dan pengembangan batik Indonesia. Go Tik Swan adalah tokoh penting dalam sejarah perbatikan Indonesia. Go Tik Swan atau Hardjono Gotikswan atau dianugerahi oleh Kraton Kasunanan Surakarta dengan gelar terakhir Panembahan Hardjonagoro, adalah tokoh batik yang pada tahun 1950-an mengemban amanah dari Presiden Soekarno untuk mengembangkan Batik Indonesia, yaitu corak batik yang lebih nasionalistik dan merupakan penggabungan rasa persatuan, rasa nasionalisme, dan rasa romantisme. Batik-batik karyanya yang bernilai tinggi memposisikannya sebagai seorang empu dalam dunia perbatikan. Semoga hadirnya katalog pameran ini dapat menjadi salah satu referensi bagi

masyarakat

khususnya

generasi

muda

Indonesia

untuk

mempelajari

perkembangan batik Indonesia, mengenal lebih dekat seniman batik dan karyanya, menggugah semangat untuk lebih mencintai produk dan karya bangsa, serta andil dalam mendukung pelestarian dan pengembangannya. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya pameran dan terbitnya katalog ini. Selamat menyambut Hari Batik Nasional 2017. Lestari Batik Indonesia.

PAGE 5


Harry Widanto

DIREKTUR PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DAN PERMUSEUMAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI DKI JAKARTA


SAMBUTAN

B

atik merupakan salah satu karya bangsa Indonesia yang sudah ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 2009 sebagai Warisan Budaya Takbenda. Untuk melalui upaya pelindungan, tetapi juga pegembangan

dan permanfaatnya sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Go tik swan atau Hardjono Gotikswan adalah salah satu maestro yang telah tercatat dalam sejarah perbatikan di Indonesia sebagai Hadiningrat pada tahun 1950. Karyanya di samping memiliki kualitas yang tinggi, juga memiliki pesan-pesan kebangsaan. Penerbitan katalog pameran batik “Nunggak Semi: Batik Adiluhung karya Go Tik Swan Panembahan Hardjonagoro� yang digelar di Musuem Tekstil Jakarta mulai 20 september sampai dengan 12 November 2017, diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih intens dari masing-masing materi pamer, sehingga akan mampu meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya batik di Indonesia dan menjadi inspirasi bagi generasi muda Semoga katalog ini dapat menjadi referensi bagi masyarakat luas untuk lebih menemukenali kembali batik sebagai karya adiluhung bangsa Indonesia, sekaligus aktif berpartisipasi dalam melestarikannya.

PAGE 7


Arief Djoko Budiono KETUA AMIDA PARAMIDA JAYA


SAMBUTAN

T

anggal 2 Oktober 2017 telah dipilih menjadi Hari Batik Nasional. Hari perayaan Nasional Indonesia untuk mengingat ditetapkannya Batik Indonesia sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan

Nonbendawi, oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober tahun 2009. Batik Indonesia melekat dan tak terpisahkan dengan motif-motif sarat dengan filosofi yang unggul serta aroma “malam” (lilin). Pembatik sebagian besar wanita, dan wajah-wajah (ekspresi) saat meniup “canthing”, berdesakan sesama pembatik lainnya pada ruangan yang cukup panas, di mana-mana asap dan bau lilin mendidih, sangat mengesankan suasana itu. Tergambarkan, Almarhum Bapak Go Tik Swan Panembahan Hardjonagoro dengan teliti, telaten, tekun, sabar dan konsisten, memberikan arahan kepada para pembatik pilihan dan menghasilkan batik karya Adiluhung. Segenap Pengurus Amida DKI Jakarta Paramita Jaya turut bangsa, dengan suasana gembira menyambut prakarsa Unit Pengelola Museum Seni menyelenggarakan Pameran dengan tema: “Nunggak Semi: Batik Adiluhung karya Go Tik Swan Panembahan Hardjonagoro” yang digelar di Museum Tekstil Jakarta tanggall 20 September sampai dengan 12 November 2017. Ini sebuah tema yang sangat relevan agar masyarakat luas bertambah kecintaannya melestarikan Batik Indonesia. Besar harapan agar pameran ini lebih terbukan meluas dan tersampaikan kepada masyarakat utamanya generasi muda dan dunia pendidikan agar seluruh anak bangsa ini semakin menghargai dan mencintai “batik tulis”, dengan cara mencermati dan menghayati nafas dan semangat yang terkandung dalam motif-motif yang ada pada setiap lembar kain yang dipamerkan. Pengurus Paramita Jaya menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas dukungan fasilitasi oleh Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta serta pendukung lainnya. Selamat pameran.

PAGE 9



i f a r g o i B


BAT I K A D I LU H U N G KARYA GO TIK SWAN PANEMBAHAN

P A G E 12


BIOGRAFI

Saya tidak menyatakan bahwa batik kita harus tetap seperti batik yang kuno dan statis. Saya tidak anti perubahan dan kemajuan. Saya hanya mengajak untuk mencari suatu keseimbangan, suatu titik temu yang harmonis dalam proporsi seni dan tekniknya.

HARDJONAGORO, 1978

N

UNGGAK SEMI merupakan sebuah konsep pengembangan kebudayaan yang menekankan

bahwa pengembangan suatu kebudayaan seharusnya tidak menghasilkan pertumbuhan secara liar, melainkan didasarkan atas tonggak kebudayaan yang lama (tradisional atau klasik). Nunggak berasal dari kata tunggak yang berarti tonggak atau tunggul kayu, dan semi berarti tumbuh, bersemi, bertunas. Konsep inilah yang digunakan oleh Go Tik Swan Panembahan Hardjonagoro dalam berkarya, yang merupakan dasar dari penciptaan batik-batiknya.

P A G E 13


L ATA R BELAKANG

H

ARDJONO GO TIK SWAN (Surakarta, 11 Mei 1921 – 5 November 2008) adalah putra

sulung dari pasangan Go Dhiam Ik dan

Tjan Ging Nio, keluarga Tionghoa yang terpandang dan kaya. Dari keluarga ibunya, turun temurun adalah produsen produsen batik yang mempunyai empat pembatikan besar dan mempekerjakan ratusan tukang batik. Eyang bu yut dari pih ak ibu nya, Tjan Sie Ing, menurut almanak pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1880-1890, adalah salah seorang kepala kamp ung (Wijk Me es ter) Tionghoa di Surakarta. Karena hasil kerjanya sangat bagus, sejak Desember 1890 sampai 1920 ia menjabat sebagai

P A G E 14


BIOGRAFI

Sedemikian merasuknya budaya Jawa dalam diri Hardjono Go Tik Swan, sehingga pada awal masuk sekolah, ia sudah menambahkan nama Jawa ‘Hardjono’ di samping nama kelahirannya Go Tik Sw an. Kem u dian n a m anya berubah-ubah mengikuti perjalanan hidup dan zaman.

Liutenan der Chinesen van Surakarta.

‘nama baru’. Hal ini menunjukkan bahwa

Pangkat yang berbau militer ini sama

ia tidak melupakan asal usulnya.

sekali tidak ada hubungannya dengan Orang tuanya menghendaki

dunia kemiliteran, namun mengacu pada tugas sebagai penghubung antara

putra sulungnya kuliah di Fakultas

komunitas Tionghoa dengan pemerintah.

Ekonomi Universitas Indonesia, namun

Begitu pula eyang buyutnya dari pihak

Hardjono Go Tik Swan memilih masuk

ayah tidak kalah hormatnya dan pernah

Fakultas Sastra di Universitas

menjabat sebagai Liutenant der Chinezen

Indonesia jurusan Sastra Jawa pada

van Boyolali.

tahun 1953. Para pengajar yang sangat berpengaruh besar dalam kehidupannya

Me mas uki ma sa In do n es ia

diantaranya adalah empu Prof. Dr. R. M.

merdeka, karena ban g g a nya se b a g a i

Ng. Poerbotjaroko, Prof. Dr. Tjan

orang Indonesia, ia menu lis k a n

Tjoe Siem, seorang muslim Tionghoa

namanya menjadi Hardjono Gotikswan

dari Surakarta pakar sastra dan

(disambung). Nama lahirnya

budaya Jawa, juga Kanjeng Gusti

diIndonesiakan, tidak diganti dengan

Panembahan Hadiwidjojo Maharsi

nama Indonesia atau Jawa, melainkan

Tama yang banyak mengajarkan

tiga suku kata digabung menjadi sebuah

kebudayaan Jawa.

P A G E 15


F IL SA FAT P E M B AT I K A N

D

alam meneliti serta menciptakan pola batik, sangat mutlak untuk mengenal

khasanah kebudayaan Jawa secara menyeluruh, karena seni batik tidak dapat dipisahkan dari berbagai aspek kebudayaan Jawa lainnya seperti seni tari, gamelan, keris bangunan dan sebagainya. Sebagai contoh, gerakan memutar telapak tangan ke dalam dengan jari-jari menekuk (ukel) dalam seni tari, dapat dilihat sebagai penggambaran motif ukel pada batik. Inspirasi dari seni gending/gamelan, dapat menjadi corak pada seni batik seperti Srikaton Pangkur. Demikian juga halnya pada relief candi yang berupa motif ceplok serta pada seni ukir keris yang disebut cawan, terlihat sawut atau sawutan. Selain kebudayaan, iklan spiritual juga merupakan hal penting yang

P A G E 16


BIOGRAFI

mempengaruhi proses penciptaan

seorang yang memiliki pengetahuan

selembar batik. Zaman dahulu sebelum

akan gamelan, pernah menjadi penari

membatik seseorang harus melakukan

yang baik, mengenal sejarah dan

latihan meditasi dan konsentrasi.

kebudayaan Jawa, dan tidak mengesampingkan adat istiadat dan

“Saya tidak hanya bekerja dengan

mengerti akan falsafah hidup yang

kuas atau palet dan kanvas untuk

mereka hayati. Yang lebih penting lagi

melahirkan sebuah lukisan, tetapi saya

adalah mereka percaya sepenuhnya

harus bisa melahirkan sesuatu yang

bahwa mereka turut serta dalam suatu

indah dan adiluhung melalui manusia

karya indah untuk menunjang keagungan

hidup dengan aneka macam

kebudayaan Indonesia. Mereka jauh dari

tempramennya, usia dan kemahiran

perasaan bahwa kerja mereka harus

yang berbeda-beda dengan masalah

mendatangkan uang yang banyak atau

yang beraneka ragam.Pengetahuan saya

laba yang besar. Ini semua menjadi

mengenai sastra, kebudayaan, kesenian,

patokan untuk membuat bati k bermutu

dan falsafah tentunya sangat membantu.

seni budaya.�

Hasil batik tidak hanya harus memuaskan selera saya sendiri, tetapi juga pembatiknya.�

Pengetahuan di atas juga menu n j u k kan p e ras a an cin ta n ya yang dalam akan kebudayaan Indonesia

“Pembatik-pembatik saya harus bisa merasa bahwa mereka dituntun oleh

serta tanggung jawabnya untuk menjagai keagungannya.

P A G E 17


BAT IK IN DO N E S I A

T

itah Presiden Soe karno untuk

So e k ar no yang b er jiwa nas ion ali s

mencipt a kan ‘Ba tik Indonesia’

dan men damba ka n pembau ran sang a t

yang menerapka penggabungan

ber sem angat untuk mengetahui lebih

dari rasa persatuan, nasionalisme dan

jauh mengenai pemuda tersebut.

romantisme merupakan tugas besar

Inilah awal kedekatan Go Tik Swan

yang harus dilaksanakan.

dengan Soekarno. Bahkan bila ada tamu Negara Go Tik Swan ikut

Berawal dari perkenalan Hardjono Go Tik Swan dengan Soekarno saat

berperan di istana. Ia sangat mengagumi Soekarno.

diadakan Dies Natalis Universitas Indonesia tahun 1955 dengan

Situasi ekonomi, sosial dan

diselenggarakannya pagelaran seni

politik Indonesia pada periode

tari di Istana Negara. Presiden

1940-an penuh dengan pergolakan,

Soekarno yang berkenan hadir melihat

menyebahkan banyaknya pembatik

tarian Gambir Anom yang dibawakan

yang pindah ke daerah lain, serta

oleh Hardjono Go Tik Swan begitu

muncuknya persaingan dari negara

indah, dan lebih kagum lagi setelah

tetangga mengakitbatkan batik yang

mengetahui bahwa yang

tadinya berjaya menjadi tenggelam

membawakannya adalah seorang keturunan Tionghoa mempelajari tarian Jawa.

Memasuki dekade 1950-an, Indonesia sebagai negara yang masih

P A G E 18


BIOGRAFI

Pemahaman akan falsafah, kehalusan teknik pembuatan komposisi warna, dan corak yang indah menjadikan karya batik Hardjono Go Tik Swan memiliki cita rasa seni yang tinggi.

muda membutuhkan simbol-simbol

apa yang akan diciptakan mengenai

kebangsaan untuk merekatkan simpul

batik Indonesia.

persaudaraan. Maka muncullah ide Soekarno untuk mengembangan suatu

Pada dasarnya Batik Indonesia

corak batik yang lebih nasionalis.

yang dibuat oleh Go Tik Swan Hardjono

Apalagi setelah mengetahui bahwa Go

adalah hasil perkawinan batik klasik

Tik Swan secara turun termurun

keratin, terutama gaya batik Surakarta

merupakan keluarga pengusaha batik,

dan Yogyakarta dengan batik gaya

sehingga Soekarno memerintahkan

pesisir utara Jawa Tengah, terutama

Hardjono Go Tik Swan untuk membuat

Pekalongan. Teknikpewarnaan soga pada

‘Batik Indonesia’

batik Surakarta dan Yogyakarta dikawinkan dengan teknik pewarnaan

Mulailah Hardjono Go Tik Swan

multiwarna pada batik pesisir.

berkelana menelusuri hampir seluruh pembatikan yang ada di Jawa,

Reformasi yang dilakukan hanya

berkunjung ke makam-makam para

dalam hal mediumnya saja, sementara

leluhur, tetapi belum juga memperoleh

filsafat yang mendasarinya sama sekali

apa yang

tidak ditinggalkan. Nilai-nilai filosofis

diinginkannya. Sewaktu ia

menginap di rumah Walter Spies, seorang

yang harusnya dikembangkan dalam

seniman serba bisa dari Jerman, di Bali,

dekade selanjutnya, yang dikenal dengan

Hardjono memperoleh inspirasi tentang

NUNGGAK SEMI.

P A G E 19



BIOGRAFI

“BATIK INDONESIA yang saya lahirkan atas prakarsa Bung Karno hanya sampai pada suatu perubahan kemajuan teknik pembuatan. Kalau dulu dunia pembatikan di Solo hanya mengenal latar hitam, latar putih dengan soga; dan pantai utara Jawa seperti Pekalongan hanya mengenal kelengan berwarna; dengan lahirnya Batik Indonesia, batas-batas tersebut menjadi terhapus. Namun nilai-nilai falsafah pola-polanya tetap yang lama.�

HARDJONAGORO

P A G E 21



i s k e l Ko


Gedebyah /GEDE/-BESAR; /BYAH/-LEBAR TANAMAN PALEM ATAU KELAPA YANG MEMILIKI BANYAK FUNGSI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

P A G E 24


KOLEKSI

Kain Panjang

Kain Panjang

Surakarta, Jawa Tengah

Surakarta, Jawa Tengah

Katun; batik tulis

Katun; batik tulis

Koleksi Museum Tekstil Jakarta

Koleksi Neneng Iskandar

P A G E 25


Naga Bumi /GONJANG-GANJING/ BUMI BERADA DI PUNGGUNG NAGA

P A G E 26


KOLEKSI

Kain Panjang

Kain Panjang

Surakarta, Jawa Tengah

Surakarta, Jawa Tengah

Katun; batik tulis

Katun; batik tulis

Koleksi Mariah Waworuntu

Koleksi Neneng Iskandar

P A G E 27


Sawunggaling /SAWUNGGALING/-PEMBELA KEBENARAN DUA EKOR AYAM JANTAN YANG SEDANG BERTARUNG

P A G E 28


KOLEKSI

Kain Panjang Surakarta, Jawa Tengah Katun; batik tulis Koleksi Neneng Iskandar

Kain Panjang Surakarta, Jawa Tengah Katun; batik tulis Koleksi Didi Budiarjo

Kain Panjang Surakarta, Jawa Tengah Katun; batik tulis Koleksi Museum Tekstil Jakarta

P A G E 29


Kukilo Pekso Wani /KUKILO/-MERAK MERAK CINA DENGAN POSISI EKOR MENJURAI PANJANG DI ANTARA BUNGA DAN DAUN

P A G E 30


KOLEKSI

Kain Panjang Latar Geringsing Gabah Surakarta, Jawa Tengah Katun; batik tulis Koleksi Neneng Iskandar

Kain Panjang Latar Parang Klitik Gendolo Giri Surakarta, Jawa Tengah Katun; batik tulis Koleksi Winda Malik Stregar

Kain Panjang Latar Parang Klitik Surakarta, Jawa Tengah Katun; batik tulis Koleksi Neneng Iskandar

P A G E 31


Tumurun Sri Narendra /PISUNGSUN/-MATAHARI HADIAH KEPADA SRI SUSUHUNAN PAKUBAWANA XII PADA JUMENENGAN/TUMBUK ALIT

&

Kusuma Sri Narendra /JUMENENGAN/ BATIK BERANEKA LATAR SEBANYAK 64 BUAH DAN TIDAK DIULANG KEMBALI

P A G E 32


KOLEKSI

Kain Panjang

Kain Panjang

Turunan Sri Narendra

Kusuma Sri Narendra

Latar Parang Rusak Gapit Bledag

Latar Kembang Jeruk

Surakarta, Jawa Tengah

Surakarta, Jawa Tengah

Katun; batik tulis

Katun; batik tulis

Koleksi Neneng Iskandar

Koleksi Didi Budiarjo

P A G E 33


Kain Panjang

Kain Panjang

Kusuma Sri Narendra

Kusuma Sri Narendra

Latar Kawung

Latar Kembang Pepe

Surakarta, Jawa Tengah

Surakarta, Jawa Tengah

Katun; batik tulis

Katun; batik tulis

Koleksi Neneng Iskandar

Koleksi Mariah Waworuntu

P A G E 34


KOLEKSI

Kain Panjang

Kain Panjang

Turunan Sri Narendra

Kusuma Sri Narendra

Latar Parang Sri Sadono

Latar Kembang Kopi

Surakarta, Jawa Tengah

Surakarta, Jawa Tengah

Katun; batik tulis

Katun; batik tulis

Koleksi Didi Budiarjo

Koleksi Museum Tekstil Jakarta

P A G E 35



T er i m a k a s i h k a m i s a m pa i k a n k epada pa r a k olek t or d a n pend uk ung pa m er a n : SRI SINTASARI (NENENG) ISKANDAR D I D I B U D I A RJ O SUWANDARI SOEKRISNO MARIAH WAWORUNTU WINDA MALIKA SIREGAR K.R.A HARDJOSOEWARNO S U P I Y A H A N G G R I Y AN I D I R E K T O R A T P E L E S T A R I A N C A GA R B U D A Y A D A N P E R M U S E U MA N KEMENTERIAN PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN RI AMIDA DKI JAKARTA PARAMITA JAYA


“ Sa ya t i d a k men y a t a k a n ba h w a b atik kita har u s te tap s e pe r ti b atik y an g kun o d a n s t a t i s . S a y a t i d a k a n ti pe r u b ahan dan ke m aj u an . Say a han y a m e n g a j a k u n t u k men c a r i s u a tu ke s e im b an g an , s u atu titik te m u y an g h a r mo n i s d a l a m p ro po r s i s e n i dan te kn ikn y a.�


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.